UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta55281
Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 10>
MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
Oleh Dr Tri Anggraeni Kusumastuti,S.P.,M.P. Prof Dr Ir Sudi Nurtini,SU Dr. Ir. Rini Widiati,MS Dr Ir Suci Paramitasari Syahlani,MM Mujtahiddah Anggriani U.M., SPt,MP,PhD
Pertemuan ke 10 MANAJEMEN KEUANGAN : PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN
1
Waktu: 1x pertemuan @100 menit
Soal-tugas
Web4
(1) Pengertian laba dan biaya opportunitas, (2) Catatan transaksi, kriteria, dan langkah pencatatan (3) macam laporan keuangan
Audio/Video
10 dapat membuat dapat neraca dan perhitungan Rugi Laba (R/L) serta menginterpretasika n laporan keuangan tersebut.
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Gambar
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Presentasi
Media Ajar1
Teks
Pertemuan ke
A. RPKM Minggu Kesepuluh
v
v
v
-
v
-
Metode Evaluasi dan Penilaian2
Latihan PAP (soal hitungan)
Metode Ajar (STAR)3
Mahasiswa berkelompo k dan berdiskusi
Aktivitas Mahasiswa
(1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Unduh bahan ajar setelah kuliah, (3) Mengisi kuisoner
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Sumber Ajar
Memandu Pustaka diskusi dan buku: menjelaskan 6,12,26 di depan kelas.
Pengajar : Mujtahidda h Anggriani
B. Bahan Ajar Minggu Kesepuluh PENDAHULUAN 1.1.
Deskripsi Singkat Minggu kesepuluh perkuliahan menjelaskan tentang pengertian laba dan biaya opportunitas, pemahaman mengenai catatan transaksi keuangan dan macam laporan keuangan yaitu neraca dan laporan Rugi Laba (R/L) .
1.2.
Manfaat Pembelajaran Konsep laba dan biaya opportunitas,
dan sistem informasi keuangan yang baik pada
setiap agrobisnis sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menjelaskan pentingnya prinsip ekonomi untuk mengambil keputusan bisnis dalam rangka memaksimisasi keuntungan. Selain itu dapat menyusun laporan keuangan untuk membantu proses pengambilan keputusan oleh manajer agrobisnis
1.3.
Learning Outcome Mahasiswa dapat
membuat
neraca dan perhitungan Rugi Laba (R/L) serta
menginterpretasikan laporan keuangan tersebut.
PENYAJIAN
1.1. Materi Pembelajaran Beberapa konsep-konsep dasar ilmu ekonomi (Downey dan Erickson, 1987) yaitu : 1. Laba dan Biaya Oportunitas Beberapa definisi tentang laba yaitu imbalan atas keberanian resiko dalam bisnis , dihasilkan oleh pengendalian atas sumberdaya yang langka, dan diperoleh karena orang-orang tertentu bisa mendapat informasi yang tidak tersebar luas dan karena bisnisnya dikelola lebih efektif/efisien daripada bisnis yang lain
Menurut pandangan akuntan laba adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya aktual yang dapat diukur, sedangkan menurut pandangan ekonom (ekonomi / sosial) Laba menguji penggunaan alternatif untuk sumber daya yang ada dalam badan usaha dengan memperhitungkan biaya oportunitas. Biaya oportunitas adalah penghasilan yang tidak diterima karena alternatif terbaik berikutnya (terbaik kedua) tidak diterapkan dalam penggunaan sumberdaya.Biaya tersebut merupakan jumlah penerimaan yang dikorbankan karena tidak memiliki serangkaian alternatif. Jika dirumuskan maka laba ekonomi adalah selisih laba akuntansi (finansial) dan biaya oportunitas. Prinsip ekonomi untuk memaksimumkan laba (optimasi) dapat dibedakan menjadi : 1. Biaya marginal sama dengan pendapatan marginal adalah biaya untuk memproduksi 1 unit tambahan dan nilainya menurun seiring meningkatnya produk yang dihasilkan. Pendapatan marginal adalah tambahan penghasilan yang diperoleh dari penjualan 1 unit tambahan produksi dan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak yang akan diproduksi. Contoh : Pohon apel lebat tetapi output apel semakin turun sehingga perlu pembuahan dengan bantuan lebah. Langkah : bagaimana memutuskan sarang lebah yang optimum untuk proses pembuahan apel.
Hubungan antara lebah sebagai input vs produksi apel
Lebah (masukan) /sarang 0 1 2 3 4 5
Apel (keluaran) / kg 200 220 228 234 237 236
Sumber : Downey dkk, 2007
Diketahui
: harga lebah
: $30/sarang
biaya tetap
: $1000/acre tanah
harga apel
: $6/bushel
Lebah (sarang)
apel (bushel)
BV ($)
BT ($)
TB ($)
0
200
0
1000
1000
1 2 3 4 5
220 228 234 237 236
30 60 90 120 150
1000 1000 1000 1000 1000
1030 1060 1090 1120 1150
BM ($) 1,50 3,75 5,00 10,00 x
Y ($)
MY ($)
1200
-
1320 1368 1404 1422 1416
6 6 6 6 6
Kesimpulan : cari biaya marjinal yang mendekati pendapatan marjinal, tetapi tidak boleh melebihi pendapatan marjinal.Laba mencapai maksimum dengan masukan 3 sarang dan produksi 234 kg (BM = 5 mendekati MY =6).
2. Tingkat substitusi marjinal = rasio kebalikan harga input Pada bidang usaha tertentu seringkali ada kemungkinan untuk memproduksi jumlah keluaran yang sama dengan berbagai kombinasi masukan, sehingga produsen akan mengusahakan kombinasi masukan dengan biaya terendah untuk menghasilkan jumlah keluaran yang sama. Contoh penggunaan prinsip TSM = RKH, pada musim pancaroba dilakukan substitusi rumput dengan jagung, sehingga : TSM = perubahan jumlah jagung/perubahan jumlah rumput RKH = harga rumput/harga jagung
3.
Pengembalian marjinal yang sama, merupakan prinsip produksi akhir yang menyatakan bahwa produksi berbagai perusahaan harus dilaksanakan sampai pengembalian marjinal dari produk-produk tersebut sama, atau masukan variabel harus digunakanpada pemanfaatan marjinal tertinggi sampai tercapai pengembalian yang sama
Pengelolaan Sistem Akuntansi Informasi berkenaan dengan keuangan bisnis harus ditata dengan baik. Dalam aktivitas agribisnis, membuat catatan harian sebagai informasi terkait dengan alokasi sumberdaya dan dana akan selalu dilakukan untuk digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan dalam periode waktu tertentu. Informasi dari catatan harian dalam sistem akutansi diperlukan untuk mengetahui penerimaan dan pengeluaran/pembayaran tunai harian. Selanjutnya dari catatan transaksi penerimaan dan pembayaran harian digunakan untuk menghitung secara tepat (exact) suatu jumlah yang menunjukkan kinerja (performance) bisnis dalam periode waktu tertentu. Penerimaan dan pembayaran tunai harian dapat dalam bentuk sebagai berikut: Penerimaan terdiri dari dua bentuk, yaitu: 1) Penerimaan hasil: penerimaan tunai dari penjualan produk-produk. 2) Penerimaan dari pertukaran: penerimaan tunai dari aset – aset tetap fixed assets (seperti lahan, ternak produktif dll.), penerimaan bunga deposito, peningkatan suatu jumlah yang dapat dibayarkan.
Pengeluaran/ pembayaran terdiri dari 3 bentuk, yaitu: 1) Pengeluaran bisnis: pembayaran tunai untuk membeli barang-barang/bahan baku dan jasa yang diperlukan untuk produksi. 2) Pembayaran untuk pertukaran: pembayaran tunai untuk fixed assets, untuk uang deposit, pembayaran hutang/angsuran kredit dan lainnya. 3) Pengeluaran lain untuk keberadaan/ kehidupan organisasi sehari-hari: pengeluaran tunai untuk barang-barang konsumsi dan jasa.
Catatan – catatan harian harus disertai dokuman atau bukti – bukti untuk memastikan kebenarannya, seperti slip atau nota penjualan dan pembelian, kuitansi dan lain-lain. Catatan lain yang penting untuk melengkapi analisis ekonomi dalam aktivitas bisnis adalah penerimaan dan pengeluaran dalam bentuk fisik, sebagai contoh penerimaan dan pemberian bagi hasil dalam bentuk barang dan jasa yang bukan kas atau tidak tunai. Pencatatan – pencatatan dan laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting untuk memberikan informasi bagi para manajer dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Mengingat pentingnya catatan dan laporan keuangan maka sistem pencatatan harus menyajikan informasi yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Harus sederhana dan mudah dimengerti, 2) Harus konsisten, dapat dipercaya, cermat dan tepat waktu, 3) Harus didasarkan pada keunikan bisnis tertentu. Sebagai gambaran pada agribisnis peternakan bahwa setiap usaha komoditi tertentu mempunyai parameter teknis tertentu demikian juga setiap penggunaan teknologi. Misalnya pada subsistem agribisnis budidaya ternak unggas, ternak kambing, sapi dan lainnya mempunyai parameter teknis sesuai dengan sifat ternaknya, misalnya lama bunting, lama pembesaran ternak dan jumlah pakan yang dibutuhkan sesuai dengan fase hidup ternak dan lainnya akan menentukan besarnya pengeluaran dan penerimaannya.
Dengan demikian, untuk merancang sistem pencatatan agribisnis sebaiknya perlu meminta pendapat dari penasehat atau konsultan yang professional dan kompeten yang bukan anggota perusahaan. Para professional ini akan membantu menentukan secara obyektif sistem yang paling sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan perusahaan. Dari hasil pencatatan harian tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu inventory (daftar persediaan) dan laporan keuangan (financial statement) yang menunjukkan kondisi keuangan dan struktur dari agribisnis pada periode waktu tertentu ( umumnya satu tahun yaitu laporan awal dan akhir tahun). Kondisi laporan keuangan ini juga menunjukkan performance atau kinerja suatu bisnis. Inventory. Sebuah inventory yang lengkap adalah daftar fisik dan nilai dari semua yang dimiliki perusahaan. Unit secara fisik adalah ton, kubik, hektar, ekor dan unit lain yang digunakan dari masing-masing properti yang digunakan pada pelaksanaan bisnisnya. Daftar
persediaan secara fisik tidak cukup untuk mengetahui jumlah properti secara total yang dimilki perusahaan, sehingga harus dinilai rupiahkan agar supaya dapat dijumlahkan secara konsisten untuk pembuatan laporan keuangan dan perhitungan R-L. Proses penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau beberapa metode tergantung pada tipe properti dan penggunaannya. Penggunaan konsep atau metode penilaian secara konsisten akan dapat digunakan untuk membandingkan secara langsung posisi keuangan dari periode ke periode. Menurut Kay (1981), ada beberapa konsep dasar penilaian, yaitu: 1) Harga pasar bersih (net market price): metode penilaian ini menetapkan suatu nilai inventory sama dengan harga pasar pada saat jumlah fisik barang diinventorikan. Banyak harga pasar yang dimasukkan di dalamnya biaya transportasi, fee dan lain-lain, maka untuk mendapatkan net market price biaya – biaya tersebut harus dikurangkan dari harganya. 2) Harga berdasarkan biaya produksi: Biaya produksi disini adalah biaya aktual yang benar – benar digunakan untuk memproduksi suatu barang yang diinventorikan. Keuntungan dan opportunity cost seharusnya tidak dimasukkan kedalam harga ini.
Harga dikurangi dengan biaya penyusutan: Properti yang dimiliki perusahaan akan memberikan jasa dalam bentuk penggunaannya untuk bisnis dari periode ke periode. Dalam periode waktu penggunaan tersebut nilai properti akan berkurang atau menyusut karena umur, penggunaan dan lain-lain. Oleh karena itu, perhitungan nilai properti harus dikurangi dengan nilai penyusutan. Sebagai contoh, nilai properti mesin-mesin, bangunan, kandang, bibit ternak dll yang setiap tahun nilainya akan berkurang sejumlah nilai penyusutan pada tahun tersebut. Penyusutan atau depresiasi merupakan bagian yang penting dalam sistem perhitungan keuangan. Penyusutan tahunan dari semua asset harus dihitung dan dicatat sebagai suatu pengeluaran sebelum suatu pendapatan atau keuntungan dihasilkan.
Macam Laporan Keuangan
1. Neraca Neraca menunjukkan apa yang dimiliki bisnis, apa yang terhutang, dan penanaman modal apa yang dilakukan pemilik dalam bisnis. Selain itu neraca menunjukkan secara pasti posisi keuangan suatu usaha.
dan perhitungan laba rugi menunjukkan bagaimana posisi tersebut dicapai sejak neraca terakhir dipersiapkan. Neraca dapat dirumuskan : Aktiva = Kewajiban + ekuitas pemilik
Aktiva bisnis dikelompokkan dalam : 1. Aktiva lancar, menunjukkan uang tunai atau kas yang benar-benar ada, atau aktiva yang dapat dikonversi menjadi uang tunai selama satu siklus operasi bisnis yang biasa. Contoh : Kas, piutang usaha, persediaan, beban yang dibayar di muka, dan aktiva lancar lainnya (penanaman modal di perusahaan lain dalam bentuk saham dan obligasi yang dapat diuangkan dalam tahun akuntansi tersebut) 2. Aktiva tetap, merupakan barang=barang yang dimiliki perusahaan yang berumur panjang. 3. Aktiva lain-lain, mencakup penanaman modal perusahaan dalam bentuk surat-surat berharga seperti saham perusahaan pribadi, obligasi, aktiva tidak berwujud seperti hak paten, biaya hak paten, dan goodwill
Kewajiban : hutang bisnis kepada pihak lain. Kewajiban lancar melukiskan klaim-klaim pihak luar terhadap bisnis yang akan jatuh tempo dalam satu siklus operasi normal/ satu tahun. Kewajiban lancar antara lain : hutang usaha, wesel bayar, dan akrual (hutang pajak atau hutang gaji). Kewajiban jangka panjang klaim-klaim pihak luar terhadap bisnis yang tidak akan jatuh tempo dalam satu siklus operasi setahun. Kekayaan bersih atau ekuitas pemilik merinci klain pemilik terhadap aktiva usaha. Ekuitas pemilik = aktiva – kewajiban Laba ditahan adalah mencakup pertambahan bersih terhadap penanaman modal pemilik yang semula.
Contoh Neraca pada Koperasi “UPP Kaliurang” tahun XXXX Komponen aktiva I. Harta lancar Kas Tabungan Bank Piutang anggota non paket Piutang pokok PKS-BRI Piutang dagang Piutang pokok PKS-Bukopin Piutang makanan ternak Piutang susu GKSI-angsuran BRI PKS Titipan angsuran BUKOPIN Titipan pembelian Cooling Persediaan barang
Jumlah harta lancar
pasiva Jumlah (Rp) 4.865.914,20 8.685,00 6.029.454,00 184.497.589,00 107.007.283,00 1.867.597,00 4.055.450,00 25.240.379,57 2.597.234,37 5.595.000,00 2.000.000,00 499.500,00
IV Hutang lancar simpanan sukarela tabungan anggota hutang BRI pokok PKS hutang BRI bunga PKS hutang BUKOPIN pokok PKS hutang susu hutang pada peternak hutang makanan ternak Hutang GKSI paket PMP Hutang INDO MOTOR Hutang Yanto MOTOR Hutang lain-lain Jasa anggota Dana pengurus Dana karyawan Dana pendidikan Dana pemb.daerah kerja Dana sosial Penyisihn biaya RAT
608.220.361,89 Jumlah harta lancar (a)
II Penyertaan simpanan pd BUKOPIN simpanan pada GKSI
jumlah penyertaan
V. Modal Sendiri 19.705.729,58 simpanan pokok 5.198.499,75 simpanan wajib simpanan khusus cadangan khusus cadangan modal SHU tahun lalu SHU tahun XXXX 24.904.229,33 (b) Jumlah modal sendiri
Jumlah (Rp) 1.412.253,00 2.326.547,00 170.425.539,00 117.191.355,00 271.431.400,00 27.698.980,00 4.512.826,50 1.411.202,50 17.383.763,38 996.250,00 1.700.000,00 22.506.105,00 4.418.612,96 775.546,75 615.606,34 526.013,15 387.771,50 387.771,50 1.625.000,00 647.736.544,48 (a) 56.359,50 1.415.589,50 12.975,00 25.367.069,07 2.050.154,77 0 1.535.936,77 27.366.211,07 (b)
III. Harta tetap Inventaris Akumulasi penyusutan Nilai buku harta tetap
Total aktiva (a + b+ c)
51.343.308,48 9.365.144,15 41.978.164,33 (c)
675.102.755,55 Total passive (a + b)
675.102.755,55
2. Laporan laba-rugi (R/L) atau income statement yaitu ikhtisar pendapatan dan beban/ongkos untuk satu periode tertentu dan menunjukkan laba atau rugi yang dihasilkan setelah beban dikurangi pendapatan. Tujuan utamanya untuk membandingkan secara tepat beban dan pendapatan usaha yang terjadi dalam periode tersebut. Format penghitungan laba-rugi dimulai dengan penjualan dan dikurangi beban yang benar-benar terjadi pada periode yang bersangkutandan sisanya merupakan laba. Penjualan menunjukkan nilai semua produk dan jasa yang dinyatakan dengan nilai uang yang terjual dalam periode perhitungan laba-rugi tertentu. Harga pokok penjualan merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan agrobisnis untuk barangbarang yang benar-benar terjual selama periode tertentu, dihitung dengan mengurangkan persediaan bahan baku dan produk jadi yang ada sekarang dari persediaan yang ada pada awal periode Marjin kotor menggambarkan perbedaan antara jumlah penjualan dan harga pokok penjualan. Juga merupakan uang yang tersedia untuk menutup biaya operasi dan sisanya merupakan laba. Beban operasi menggambarkan biaya yang ada kaitannya dengan transaksi penjualan tertentu dalam periode yang bersangkutan dengan perhitungan laba-rugi. Laba operasi bersih merupakan jumlah tersisa bila beban operasi dikurangkan dari marjin kotor Laba bersih sebelum pajak merupakan jumlah yang tersisa setelah semua pendapatan atau beban non-operasi diperhitungkan. Laba bersih setelah pajak diketahui dengan memperhitungkan pajak penghasilan, pajak ditentukan oleh banyak faktor termasuk besarnya laba, tingkat laba tahun sebelumnya, jenis organisasi bisnis, dan beberapa peraturan pajak yang rumit.
Contoh perhitungan R/L pada Koperasi “UPP Kaliurang” tahun XXXX I. Pendapatan a. penjualan air susu potongan di GKSI Nilai penjualan susu b. penjualan makanan ternak c. pendapatan lain-lain
Jumlah (Rp)
Biaya operasional
432.000.000,00 HR pengurus dan karyawan 44.010.000,00 Transport susu ke IPS dan 387.990.000,00 pengambilan dari kelompok 30.000.000,00 Administrasi dan keuangan 350.000,00
Air / listrik Perawatan kendaraan Dana kelompok Laboratorium Dana pembinaan/RAT Penyusutan inventaris Lain-lain Pelayanan anggota/Kes. Wan Biaya pemasaran Penyisihan angsuran kendaraan Simpanan wajib khusus Cadangan SHU
jumlah penjualan dan pendapatan II Harga pokok penjualan a. pembelian susu b. pembelian makanan ternak jumlah Laba kotor (a-b)
Jumlah (Rp) 1.589.000,00 9.720.000,00 1.080.000,00 1.080.000,00 4..800.000,00 1.350.000, 00 1.890.000,00 1.890.000,00 5.400.000,00 3.600.000,00 540.000,00 5.400.000,00 4.718.000,00 4.050.000,00 5.400.000,00 2.160.000,0
418.340.000,00 (a)
326.700.000,00 29.142.000,00
355.842.000,00 (b) 62.498.000,00 jumlah
62.498.000,00
1.2. Rangkuman 1. Laba adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya aktual yang dapat diukur, atau menguji penggunaan alternatif untuk sumber daya yang ada dalam badan usaha dengan memperhitungkan biaya oportunitas. 2. Biaya oportunitas adalah penghasilan yang tidak diterima karena alternatif terbaik berikutnya (terbaik kedua) tidak diterapkan dalam penggunaan sumberdaya
3. Prinsip ekonomi untuk memaksimumkan laba (optimasi) dapat dibedakan menjadi 1) biaya marginal sama dengan pendapatan marginal ( biaya untuk memproduksi 1 unit tambahan dan nilainya menurun seiring meningkatnya produk yang dihasilkan) 2) tingkat substitusi marjinal = rasio kebalikan harga input ( kombinasi masukan dengan biaya terendah untuk menghasilkan jumlah keluaran yang sama), dan 3) pengembalian marjinal yang sama, merupakan prinsip produksi akhir yang menyatakan bahwa produksi berbagai perusahaan harus dilaksanakan sampai pengembalian marjinal dari produk-produk tersebut sama. 4. Informasi catatan harian dalam sistem akutansi diperlukan untuk mengetahui penerimaan dan pengeluaran/pembayaran tunai harian. Penerimaan terdiri dari dua bentuk, yaitu : Penerimaan tuania dari hasil dan penerimaan tunai dari pertukaran (fixed assets, penerimaan bunga deposito, peningkatan suatu jumlah yang dapat dibayarkan). Pengeluaran/ pembayaran terdiri dari 3 bentuk, yaitu pengeluaran tunai untuk membeli barang-barang/bahan baku dan jasa yang diperlukan untuk produksi, pembayaran tunai untuk fixed assets, untuk uang deposit, pembayaran hutang/angsuran kredit dan lainnya, dan pengeluaran lain untuk keberadaan/ kehidupan organisasi sehari-hari: pengeluaran tunai untuk barang-barang konsumsi dan jasa. 5. Hasil pencatatan harian tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu inventory (daftar persediaan fisik atau asset suatu perusahaan ) dan laporan keuangan (financial statement) yang menunjukkan kondisi keuangan.
6. Macam laporan keuangan dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) neraca yang menunjukkan apa yang dimiliki bisnis, apa yang terhutang, dan penanaman modal apa yang dilakukan pemilik dalam bisnis dan 2) perhitungan laba rugi menunjukkan bagaimana posisi tersebut dicapai sejak neraca terakhir dipersiapkan.
7. Neraca adalah keseimbangan antara aktiva dan kewajiban. Aktiva dikelompokkan dalam aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain. Kewajiban adalah hutang bisnis kepada pihak lain meliputi kewajiban lancar , kewajiban jangka panjang . Sebagai penyeimbang adalah kekayaan bersih atau ekuitas pemilik .
8. Laporan laba-rugi (R/L) atau income statement yaitu ikhtisar pendapatan dan beban/ongkos untuk satu periode tertentu dan menunjukkan laba atau rugi yang dihasilkan setelah beban dikurangi pendapatan. Format penghitungan laba-rugi dimulai dengan penjualan dan dikurangi beban yang benar-benar terjadi pada periode yang bersangkutandan sisanya merupakan laba yaitu penjualan dikurangi marjin kotor. Selisih margin kotor dan beban operasi (transaksi penjualan) menghasilkan laba operasi bersih . Laba operasi bersih dikurangi beban non operasi menghasilkan Laba bersih sebelum pajak . Dengan memperhitungkan pajak maka didapat Laba bersih setelah pajak .
1.3. Bahan, Sumber Informasi dan Referensi Referensi wajib : Downey, D and S. P. Erickson. 1987. Agribusiness Management. 2nd Edition, McGraw-Hill 297 Book Co. Inc. New York. Kay, R. D., W. M. Edwards and P.A. Duffy. 2008. Farm Management. Sixth Edition. McGraw-Hill International Edition Widiati R dan TA Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri Peternakan. Cetakan I. Penerbit Citra Gama Sakti. Yogyakarta
PENUTUP Test Formatif berbentuk latihan