PUTUSAN Nomor 444/ PDT/ 2013 /PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: Richeewati, Umur 38 tahun, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, agama Kristen, dahulu bertempat tinggal di Baranangsiang Indah C.8 No. 28 RT. 009 RW. 005 Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, sekarang bertempat tinggal di Bogor Lake Side Blok I-5 No. 37 Kota Bogor, selanjutnya disebut sebagai Pembanding semula Tergugat; L aw a n Laurenzius Setiano Opi, Umur 41 tahun, pekerjaan Karyawan Swasta, agama Kristen, bertempat tinggal di Baranangsiang Indah C.8 No. 28 RT. 009 RW. 005 Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, selanjutnya disebut sebagai Terbanding semula Penggugat; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini : Tentang Duduk Perkaranya Mengutip
serta
memperhatikan
uraian-uraian
tentang
hal
yang
tercantum dalam salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Bogor tanggal 17 April 2013, Nomor: 111/PDT.G/2012/PN.BOGOR, yang amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan
Perkawinan
dilangsungkan di Kota
antara
Cianjur,
Penggugat
pada tanggal
dan
Tergugat
yang
10 Nopember 1997 dan
Perkawinan tersebut telah dicatatkan di Kantor Catatan Sipil Kota Cianjur pada tanggal 10 Nopember 1997, sesuai dengan kutipan Akta Perkawinan
Halaman 1 dari 8 halaman putusan perkara No. 444/PDT/2013/PT.Bdg.
Nomor 87/Stbld.1933/1997 yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Kota Cianjur, Putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya; 3. Menyatakan, hak asuh dan pemeliharaan anak-anak diasuh bersama antara Penggugat dan Tergugat; 4. Menyatakan, Penggugat bersedia menanggung biaya kehidupan dan pendidikan anak-anak Penggugat dan Tergugat sesuai keperluannya dan kemampuan Penggugat; 5. Mewajibkan kepada yang bersangkutan (Penggugat) untuk melaporkan putusan perceraian ini paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan Pengadilan
ini
berkekuatan
hukum
tetap
kepada
kantor
Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cianjur dan kantor Dinas Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil
Kota Bogor,
guna
mencatat
perceraian ini didalam Register yang disediakan untuk itu dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian; 6. Menghukum Tergugat untuk
membayar biaya perkara ini sebesar
Rp. 611.000,- (enam ratus sebelas ribu rupiah); Membaca Akta pernyataan Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Bogor yang menyatakan bahwa pada tanggal 29 April 2013 Pembanding semula Tergugat telah mengajukan permohonan agar perkaranya yang diputus oleh Pengadilan Negeri Bogor, tanggal 17 April 2013 Nomor: 111/Pdt.G/2012/PN.Bgr, untuk diperiksa dan diputus dalam Peradilan Tingkat Banding; Membaca Risalah Pemberitahuan Pernyataan Banding yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bogor yang menyatakan bahwa pada tanggal 22 Juli Tergugat
2013 Permohonan Banding dari Pembanding semula
telah diberitahukan/disampaikan secara sah dan seksama melalui
Kelurahan Katulampa Kota Bogor kepada pihak Terbanding semula Penggugat; Membaca Memori banding yang diajukan oleh Pembanding/Tergugat dan telah diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor pada tanggal 24 Mei 2013, memori banding tersebut telah diberitahukan/diserahkan kepada pihak lawan melalui Kelurahan Katulampa Kota Bogor pada tanggal 22 Juli 2013;
Halaman 2 dari 8 halaman putusan perkara No. 444/PDT/2013/PT.Bdg.
Membaca
Risalah
Pemberitahuan
Pemeriksaan
Berkas
Perkara
(Inzage) masing-masing Nomor: 111/Pdt.G/2012/PN.Bgr, yang dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri
Bogor telah memberi kesempatan
kepada Pembanding semula Tergugat dan kepada Terbanding semula Penggugat pada tanggal 22 Juli 2013 melalui kelurahan Katulampa Kota Bogor; Tentang Pertimbangan Hukumnya Menimbang, bahwa Permohonan Banding dari Pembanding semula Tergugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang, oleh karena itu Permohonan Banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi membaca, mempelajari dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan yang termuat dalam berita acara
yang bersangkutan
sebagaimana
terdiri dari salinan
putusan Pengadilan Negeri Bogor tanggal 17 April 2013, Nomor: 111/ PDT.G/ 2012/PN.BOGOR, keterangan saksi-saksi dan surat-surat bukti kedua belah pihak yang berperkara, serta memperhatikan pula dengan seksama memori banding dari Pembanding semula Tergugat tanggal 20 Mei 2013, tanpa kontra memori banding dari Terbanding semula Penggugat; Menimbang, bahwa Pembanding semula Tergugat dalam memori bandingnya mengajukan keberatan atas putusan Pengadilan Negeri Bogor yang telah mengabulkan gugatan cerai dari Terbanding semula Penggugat, dengan alasan-alasan sebagai berikut: - Bahwa karena apa yang telah dituduhkan kepada Pembanding semula Terbanding tersebut adalah tidak sepenuhnya benar; - Bahwa sejak tahun 2010 sering terjadi pertengkaran yaitu Pembanding semula Tergugat cepat marah, egois, tidak menghargai suami/ayah dari anak-anaknya, bersikap kasar ataupun melempar barang-barang dan semua itu terjadi dikarenakan Terbanding semula Penggugat selaku
suami dari
Pembanding memiliki wanita lain dan wanita mana yang tidak marah kalau suaminya pergi dengan wanita lain dan Terbanding semula Penggugat menjadikan kemarahan Pembanding semula Tergugat sebagai alasan untuk berpisah; - Bahwa Pembanding semula Tergugat memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi untuk membatalkan putusan Majelis Hakim Pengadilan Halaman 3 dari 8 halaman putusan perkara No. 444/PDT/2013/PT.Bdg.
Negeri Bogor tanggal 17 April 2013, Nomor 111/PDT.G/2012/PN.BOGOR, dikarenakan: 1. Pembanding semula Tergugat tidak menginginkan perceraian tersebut karena masih mencintai Terbanding semula Penggugat selaku suaminya; 2. didalam agama yang dianutnya (Kristen Protestan) tidak diperkenankan untuk bercerai; 3. Mengingat Pembanding semula Tergugat masih memiliki 4 (empat) orang anak yang masih kecil-kecil yang salah satunya masih bayi, mereka masih memerlukan kasih sayang dan figure seorang ayah; 4. Keputusan pengadilan terjadi karena Pembanding semula Tergugat tidak bisa
hadir
dalam
persidangan
dan
ketidak
hadirannya
tersebut
dikarenakan harus mengurus ke 4 anak-anaknya terutama yang bayi dan pada waktu persidangan terjadi belum berusia satu tahun serta Pembanding semula Tergugat memberikan kuasa kepada Kuasa Hukumnya yang ternyata selama 3 kali panggilan juga tidak bisa hadir dalam persidangan; Menimbang, bahwa Pengadilan Tingkat Pertama dalam putusannya telah
mengabulkan
gugatan
Pembanding
semula
Tergugat
dengan
pertimbangan pada pokoknya sebagai berikut bahwa : - Majelis Hakim tingkat pertama menilai berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan
dipersidangan,
rumah
tangga
Penggugat/Terbanding
dan
Tergugat/Pembanding sudah tidak ada keserasian/keharmonisan lagi, karena dengan kepergian Tergugat/Pembanding dari rumah mereka tentulah disebabkan ada masalah dan tidak ada komunikasi yang baik
diantara
mereka dan keterangan para saksi yang menerangkan memang sejak lama ada
permasalahan
dalam
rumah
tangganya
dan
dengan
sikap
Tergugat/Pembanding tersebut, Tergugat/Pembanding juga tidak ingin rumah tangganya dilanjutkan, sehingga menurut Majelis Hakim Tingkat Pertama rumah tangga mereka sudah tidak mungkin untuk rukun kembali; - Dengan ketidak hadiran Tergugat/Pembanding dipersidangan, maka Majelis Hakim Tingkat Pertama menilai Tergugat/Pembanding telah mengakui bahwa rumah tangganya dengan
Penggugat memang sering diwarnai dengan
pertengkaran yang terus menerus dan sudah tidak mungkin untuk dirukunkan lagi;
Halaman 4 dari 8 halaman putusan perkara No. 444/PDT/2013/PT.Bdg.
Menimbang,
bahwa
berbeda
dengan
Hakim
Tingkat
Pertama,
Pengadilan Tinggi setelah mencermati pertimbangan dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut diatas alasan-alasan keberatan yang diajukan oleh Pembanding semula Tergugat dalam memori bandingnya, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi memberi pertimbangan sebagai berikut: - Bahwa berdasarkan surat-surat bukti yang diajukan oleh Penggugat, terbukti Penggugat dan Tergugat menikah pada tanggal 10 Nopember 1997, selanjutnya usia perkawinan Penggugat dan Tergugat baru berusia satu bulan duapuluh hari (tanggal 2 Januari 1998) lahir anak pertama bernama Nathanael Calvin Setiano, selanjutnya setelah + tiga tahun (tanggal 06 Juni 2001), lahir anak kedua bernama Nathasya Chyeren Setiano, selanjutnya + tujuh tahun kemudian (tanggal 05 Maret 2008) lahir anak ketiga bernama Nathanael Chyelojoy Setiano, selanjutnya + empat tahun kemudian (tanggal 05 Mei 2012) lahir anak keempat bernama Nathanael chadrik Setiano, selanjutnya pada saat Tergugat digugat cerai oleh Penggugat (tanggal 20 September 2012), Tergugat mengurus anak keempat yang masih bayi, berusia empat bulan, enam belas hari, termasuk dengan tiga anak yang lainnya (berusia 15 tahun, 12 tahun, 4 tahun) berada dalam asuhan Tergugat, sehingga merepotkan Tergugat sehingga tak dapat hadir dipersidangan (sesuai dengan alasan dalam memori bandingnya Tergugat) dan Tergugat tidak dapat mengontrol kehadiran Kuasa Tergugat mewakili Tergugat dipersidangan, ternyata Kuasa Tergugat hanya hadir saat permulaan sidang dan selanjutnya tidak pernah hadir sampai putusan diucapkan; - Bahwa dari fakta, dimana dari perkawinan Pengugat dan Tergugat yang telah berusia + 15 tahun, telah dikaruniai anak, empat orang dan pada saat gugatan ini diajukan oleh Pengggugat ke Pengadilan Negeri Bogor, Penggugat dan Tergugat baru saja dikaruniai anak keempat, bayi berusia empat bulan enam hari, dari fakta ini memberikan gambaran bahwa hubungan kasih mesra antara Penggugat dan Tergugat masih terjalin dengan baik, dan berdasarkan keterangan tiga orang saksi (bukan dua orang saksi seperti yang disebutkan dalam naskah putusan Pengadilan Negeri Bogor Nomor: 111/PDT.G/2012/PN.BOGOR, tanggal 17 April 2013, halaman 9 (sembilan) baris ketiga dari bawah) adanya perilaku Tergugat yang gampang marah kepada Penggugat, sehingga perilaku Penggugat ini dinilai sebagai terjadinya cekcok dan pertengkaran, antara Penggugat dan Tergugat dimana
Halaman 5 dari 8 halaman putusan perkara No. 444/PDT/2013/PT.Bdg.
atas perilaku Tergugat ini, tidak terbukti ada reaksi balasan dari Penggugat, dan fakta ini hanya pembuktian sepihak dari Penggugat, oleh karena Tergugat dan Kuasanya tidak hadir waktu mulai pemeriksaan sampai dengan putusan diucapkan, akan tetapi dalam memori banding Tergugat, Tergugat mengemukakan bahwa, timbulnya marah-marah Tergugat, dipicu oleh perilaku Penggugat yang mempunyai Wanita Idaman Lain (WIL), meskipun dalil memori banding Tergugat ini tidak disertakan alat bukti pendukung, akan tetapi tidak dibantah oleh Penggugat, karena tidak ada kontra memori banding dari Penggugat, dari keadaan ini sehingga memberi petunjuk dan keyakinan bagi Pengadilan Tinggi bahwa alasan-alasan yang dikemukakan oleh Tergugat adalah mengandung nilai kebenarannya; Menimbang, bahwa melihat pada fakta dan alasan Penggugat dan dari bukti-bukti yang diajukan Penggugat menurut Pengadilan Tinggi, Penggugat sebagai suami, sebagai ayah dari 4 (empat) orang anak dan sebagai kepala keluarga, tidak bertanggung-jawab atas rumah tangganya, oleh karena Penggugat memilih bercerai dengan Tergugat, yang akan berakibat fatal bagi kepentingan masa depan dari 4 (empat) orang anak yang masih kecil-kecil, yang akan berakibat
masalah sosial (masyarakat) bila anak-anak ini
tidak
terurus/terbina dengan baik akibat pecahnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat, padahal sesungguhnya menurut Pengadilan Tinggi, bila Penggugat benar – benar bertanggung – jawab atas keutuhan, kelanggengan, dan kelangsungan hidup berumah tangga demi masa depan anak-anak, Penggugat harus ada upaya mau belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam membina dan mengarahkan isteri dan anak-anak, agar menjadi orang yang sabar, tabah, rendah hati, patuh dan taat dalam kebenaran, melalui kounseling rohani pada Rohaniawan-rohaniawan yang professional, agar rumah tangga yang sudah susah payah dibentuk dan dibangun, tidak mudah dihancurkan oleh persoalan kecil yang tidak menguntungkan Penggugat dan Tergugat, oleh karena kekurangan mampuan pengetahuan dan pengalaman Penggugat untuk membina dan mempertahankan rumah tangga, demi masa depan Penggugat dan Tergugat dan anak-anak Penggugat dan Tergugat untuk mencapai rumah tangga yang bahagia, kekal, sesuai dengan apa yang diharapkan Penggugat dan Tergugat, sejak Penggugat dan Tergugat memilih untuk menikah dan membentuk rumah tangga;
Halaman 6 dari 8 halaman putusan perkara No. 444/PDT/2013/PT.Bdg.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas Pengadilan Tinggi menilai bahwa fakta-fakta yang dipertimbangkan Majelis Hakim Tingkat Pertama, belum cukup alasan untuk dapat mengabulkan gugatan Penggugat, oleh karena itu cukup alasan untuk membatalkan putusan Hakim Tingkat Pertama tersebut, selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri sebagaimana tersebut dalam amar putusan dibawah ini; Menimbang, bahwa mengenai biaya perkara ini akan dibebankan kepada pihak yang kalah, dalam peradilan tingkat pertama dan dalam peradilan tingkat banding; Memperhatikan Undang-undang Nomor: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor: 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor: 3 Tahun 1981 perihal Perkara Perceraian dan ketentuan lainnya yang bersangkutan: MENGADILI - Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat; - Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bogor tanggal 17 April 2013,
Nomor
111/PDT.G/2012/PN.BOGOR
yang
dimohonkan
banding tersebut; MENGADILI SENDIRI - Menolak gugatan Penggugat/Terbanding untuk seluruhnya; - Menghukum
Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya
perkara dalam dua tingkat peradilan, yang untuk tingkat banding ditetapkan sejumlah Rp.150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Demikianlah diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung pada hari ini: Kamis, tanggal 09 Januari 2014, oleh kami: Willem Djari, S.H., Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Bandung sebagai Ketua Majelis, dengan Hi. Sanwari H.A., S.H.,M.H. dan Sukarman Sitepu, S.H.,M.Hum., masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan surat penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 6 Nopember 2013 Nomor: 444/PEN/PDT/2013/PT.BDG., putusan tersebut diucapkan pada hari:
Halaman 7 dari 8 halaman putusan perkara No. 444/PDT/2013/PT.Bdg.
Kamis, tanggal 16 JANUARI 2014, dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri para Hakim Anggota dan dibantu oleh Hj. Nenden Khaerani,
S.H.
sebagai Panitera
Pengganti, tanpa hadirnya pihak-pihak yang berperkara.
Hakim Anggota,
Hakim Ketua,
Hi. Sanwari H.A., S.H.,M.H.
Willem Djari, S.H.
Sukarman Sitepu, SH.,M.Hum. Paniter Pengganti,
Hj. Nenden Khaerani, S.H. Perincian Biaya: - Meterai ……………………….. Rp.
6.000,00
- Redaksi ………………………. Rp.
5.000,00
- Pemberkasan ………………… Rp. 139.000,00 - Jumlah………………………… Rp. 150.000,00(seratus lima puluh ribu rupiah) ============
Halaman 8 dari 8 halaman putusan perkara No. 444/PDT/2013/PT.Bdg.