PT YULIE SEKURINDO, Tbk.
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Daftar Isi
Visi dan Misi
2
Ikhtisar Data Keuangan Penting
3
Laporan Dewan Komisaris
4
Laporan Dewan Direksi
5
Profil Perseroan
6
Informasi Perseroan
7
Dewan Komisaris dan Direksi
8
Sumber Daya Manusia
9
Struktur Organisasi
9
Analisis Dan Pembahasan Manajemen
10
Informasi Khusus
13
Tata Kelola Perusahaan
15
Laporan Komite Audit
19
Laporan Keuangan
21 Laporan Tahunan Annual Report 2011
1
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Visi dan Misi
Visi Menjadi Perusahaan Efek yang terpercaya dan
terintegrasi penuh dalam Bidang “Brokerage, Underwriter & Financial Advisory Services”
Misi
Meningkatkan kepercayaan nasabah dengan memberikan kualitas pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah Meningkatkan eksistensi dan nilai Perseroan secara berkesinambungan agar dapat memberi nilai tambah kepada nasabah, karyawan, pemegang saham dan stakeholders (pemangku kepentingan) Membantu perusahaan menengah dan besar khususnya dalam lingkup restrukturisasi dan ekspansi bisnis agar dapat berkembang dan berkompetisi dalam dunia bisnis
2
Laporan Tahunan Annual Report 2011
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Ikhtisar Data Keuangan Penting A. Data Keuangan (dalam jutaan rupiah, kecuali laba bersih per saham) Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
Pendapatan usaha
4.681
876
3.382
2.307
2.328
Laba (rugi) usaha
1.044
(3.257)
(1.778)
(632)
(431)
Laba (rugi) bersih
2.548
954
(2.882)
(2.812)
915
Jumlah aset lancar
67.557
55.654
58.041
52.626
50.013
Jumlah aset
68.419
56.357
59.500
53.043
50.358
Jumlah liabilitas
12.742
7.305
9.709
6.065
2.466
Jumlah ekuitas
55.677
49.053
49.791
46.978
47.893
10
4
(11)
(11)
3
Laba (rugi) bersih per saham B. Rasio-Rasio Penting
(dalam persentase) Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
Rasio Pertumbuhan * Pendapatan usaha
(4,94)
(81,29)
286,07
(31,78)
0,91
* Laba (rugi) usaha
(44,02)
*
(45,41)
(64,45)
(31,80)
* Laba (rugi) bersih
42,75
(62,56)
**
(2,42)
***
* Jumlah aset
12,15
(17,63)
5,58
(10,85)
(5,06)
* Jumlah liabilitas
29,32
(42,67)
32,91
(37,54)
(59,34)
* Jumlah ekuitas
8,85
(11,90)
1,50
(5,65)
1,95
* Laba (rugi) usaha terhadap pendapatan usaha
22,30
(371,64)
(52,58)
(27,40)
(18,52)
* Laba (rugi) bersih terhadap pendapatan usaha
54,43
108,90
(85,21)
(121,89)
39,28
* Laba (rugi) bersih terhadap jumlah aset
3,72
1,69
(4,84)
(2,88)
1,82
* Laba (rugi) bersih terhadap jumlah ekuitas
4,58
1,94
(5,79)
(3,25)
1,91
530,19
761,86
597,81
867,75
2.028,42
* Liabilitas terhadap ekuitas
22,89
14,89
19,50
12,91
5,15
* Liabilitas terhadap aset
18,62
12,96
16,32
11,43
4,90
Rasio Usaha
Rasio Keuangan * Aset lancar terhadap liabilitas lancar
Catatan * Rasio pertumbuhan laba (rugi) usaha tidak bisa dihitung karena pada tahun 2008 Perseroan mengalami rugi, sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan tahun 2007 yang masih membukukan laba. ** Rasio pertumbuhan laba (rugi) bersih tidak bisa dihitung karena pada tahun 2009 Perseroan mengalami rugi, sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan tahun 2008 yang memperoleh laba. *** Rasio pertumbuhan laba (rugi) bersih tidak bisa dihitung karena pada tahun 2011 Perseroan memperoleh laba, sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan tahun 2010 yang mengalami rugi.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
3
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Laporan
Dewan Komisaris CHU JANG LIE Komisaris Utama
Para Pemegang Saham yang terhormat, Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak kenaikan 3,2 % sepanjang tahun ini, pada perdagangan terakhir 2011 IHSG ditutup pada posisi 3.821,99 dari posisi akhir tahun lalu 3.703,51. Kinerja IHSG berada di urutan ketiga terbaik di kawasan Asia, di bawah bursa Mongolia dan Philipina, dan IHSG pernah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal yaitu 4.193,44 pada tanggal 1 Agustus 2011. Adapun nilai kapitalisasi pasar saham meningkat sekitar 9 % pada tahun ini menjadi Rp 3.537 triliun, dibandingkan Rp 3.247 triliun pada akhir tahun lalu. Skala makro ekonomi Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif stabil, dimana tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 % sementara tingkat inflasi sebesar 3,79 % (menurut Badan Pusat Statistik), sedangkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai 6,0 %, demikian pula dengan nilai tukar rupiah yang berada pada kisaran Rp 9.000,- per dollar Amerika Serikat. Indonesia akhirnya memperoleh kembali peringkat investment grade setelah status itu lepas ketika terjadi krisis moneter 1997. Fitch Ratings pertengahan Desember 2011 memutuskan untuk menaikkan peringkat surat berharga pemerintah RI ke level layak investasi, dan paling lambat awal tahun depan lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service dan Standard & Poor’s (S&P) diperkirakan mengikuti jejak Fitch Ratings. Apa yang telah dicapai pada tahun 2011 tersebut diharapkan dapat memberikan landasan yang baik untuk menghadapi tahun 2012. Dan itu semua sesungguhnya merupakan hasil sinergi antara kerja keras, komitmen dan jerih payah serta dedikasi yang telah dicurahkan oleh seluruh jajaran manajemen dalam mewujudkan pertumbuhan Perseroan, dengan dukungan dan kerjasama yang diperoleh dari seluruh nasabah, mitra usaha dan pemegang saham yang telah terjalin dengan baik selama ini.
Chu Jang Lie Komisaris Utama
4
Laporan Tahunan Annual Report 2011
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Laporan
Dewan Direksi LUCIANA
Direktur Utama
Para Pemegang Saham yang terhormat, Perlahan tapi pasti perekonomian Indonesia terus merangkak naik setelah mengalami kontraksi pada tahun 1998, dengan mengantongi pertumbuhan ekonomi 6,5 % tahun ini. Sebuah perjuangan panjang di tengah bayangbayang risiko eksternal dan tantangan ekonomi global yang semakin kompleks, seperti berlanjutnya krisis utang kawasan dan permasalahan defisit besar Amerika Serikat yang kembali menghantui sektor keuangan, akibatnya perekonomian global melambat menyisakan ketidakpastian, namun perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh dengan baik dan stabil. Menjelang tutup tahun 2011 Indonesia seperti mendapatkan banyak berkah, secara keseluruhan Indonesia mendapatkan berkah stabilitas politik yang mantap, stabil tapi dinamis didukung fundamental ekonomi yang solid dengan risiko inflasi yang rendah. Apalagi menjelang tutup tahun Indonesia mendapatkan hadiah yang paling di tunggu yaitu predikat investment grade. Setelah menanti 14 tahun pasca krisis 1997/1998, Indonesia mendapatkan predikat layak untuk investasi, yang akan semakin memperbaiki profil investor yang lebih berkualitas, lebih jangka panjang dan menurunkan biaya dana bagi negara dan perusahaan Indonesia. Disisi lain belajar dari pengalaman munculnya sejumlah pelanggaran di lantai bursa, Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) telah melaksanakan program fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) untuk rekening efek nasabah, penerapan identitas tunggal bagi setiap nasabah (Single Investor Identification) dan penerapan Fund Separation untuk rekening dana nasabah untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan sebagai perwujudan pasar modal yang transparan dan terpercaya serta penerapan perhitungan MKBD yang baru. Pada tahun ini pendapatan usaha Perseroan mencapai Rp 2.328 juta, mengalami kenaikan sebesar 0,91 % dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.307 juta. Rugi usaha Perseroan dapat diturunkan menjadi Rp 431 juta ditahun 2011, merupakan penurunan sebesar Rp 201 juta atau 31,80 % dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 632 juta. Perseroan memperoleh laba bersih sebesar Rp 915 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami rugi bersih sebesar Rp 2.812 juta. Sedangkan penghasilan lain-lain menjadi Rp 1.162 juta ditahun 2011 yang merupakan kenaikan sebesar Rp 1.089 juta atau 1.482,68 %, dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 73 juta. Disamping itu beban usaha dapat ditekan menjadi Rp 2.759 juta ditahun 2011 turun sebesar Rp 180 juta atau 6,13 %, dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.940 juta. Dalam divisi Penjamin Emisi Efek, Perseroan telah berperan dalam bentuk keikutsertaan sindikasi penjamin emisi efek dari penawaran umum saham perdana PT Garuda Indonesia Tbk, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, PT HD Finance Tbk, PT Buana Listya Tama Tbk, PT Jaya Agra Wattie Tbk, PT Metropolitan Land Tbk, PT Sidomulyo Selaras Tbk, PT Alkindo Naratama Tbk, PT Solusi Tunas Pratama Tbk, PT Atlas Resources Tbk, PT Visi Media Asia Tbk, PT Golden Energy Mines Tbk, PT Cardig Aero Services Tbk, PT ABM Investama Tbk, PT Greenwood Sejahtera Tbk, PT Saranacentral Bajatama Tbk dan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk sebagai penjamin emisi (underwriter). Akhir kata, terima kasih kepada seluruh karyawan atas upaya-upaya yang dilakukan sepanjang tahun yang penuh tantangan ini, kepada nasabah atas keyakinannya akan kemajuan yang kami capai dalam meningkatkan standar pelayanan, kepada mitra usaha atas dukungan mereka dan terakhir kepada pemegang saham atas kepercayaan yang diberikan kepada kami.
Luciana Direktur Utama Laporan Tahunan Annual Report 2011
5
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Profil Perseroan Perseroan didirikan dengan nama PT Ravindo Securitama di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1989 berdasarkan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 49. Pada tahun 1996 nama Perseroan diubah menjadi PT Yulie Sekurindo. Saat ini Perseroan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia. Kegiatan usaha yang Perseroan jalankan adalah dalam bidang perantara pedagang efek, penjamin emisi efek dan kegiatan lain dengan memperhatikan ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal. Perseroan memperoleh ijin usaha di bidang Penjamin Emisi Efek dan bidang Perantara Pedagang Efek berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-64/PM/1992 dan No. KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992. Tanggal 10 Desember 2004 Perseroan mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta setelah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam untuk melakukan penawaran umum atas 120.000.000 saham Perseroan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200,- per saham, dengan harga penawaran Rp 215,- per saham pada tanggal 26 November 2004. Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja yang terbaik, antara lain melalui peningkatan kegiatan usaha dan pelayanan yang terfokus pada nasabah, serta senantiasa melakukan peningkatan efisiensi dan produktivitas di seluruh kegiatan utama Perseroan. a.
Perantara Pedagang Efek
Pemasaran sepanjang tahun ini dilakukan dengan fokus pada peningkatan jumlah nasabah, disamping meningkatkan nilai investasi tiap nasabah. Aktivitas pemasaran juga dikembangkan dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah yang sudah ada, khususnya dalam menghadapi gejolak yang terjadi di pasar modal. Tenaga pemasaran, tim riset dan manajemen Perseroan secara intensif melakukan komunikasi dengan nasabah guna memberikan gambaran dan analisa terbaru mengenai perkembangan yang terjadi di pasar, sehingga nasabah memperoleh gambaran lebih luas mengenai kondisi pasar modal sebelum mereka mengambil keputusan investasi terhadap portofolio efek yang dimilikinya.
Efek Indonesia (KPEI) tengah melaksanakan program fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) untuk rekening efek nasabah dan penerapan identitas tunggal bagi setiap investor (Single Investor Identification), penerapan Fund Separation untuk rekening dana nasabah, penerapan Straight Through Processing (STP) yaitu otomisasi perdagangan efek.
Semua upaya perbaikan peraturan dan perangkat pasar modal ini diharapkan dapat meningkatkan perlindungan terhadap investor, peningkatan kredibilitas sistem perdagangan, serta penegakan hukum terhadap pelanggaran di pasar modal. Jika terwujud kondisi seperti ini, tentu akan meningkatkan minat investasi di pasar modal Indonesia.
Saat ini persaingan industri sekuritas semakin ketat dengan total sekitar 120 perusahaan efek terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana hampir setengah diantaranya telah menawarkan layanan jasa perdagangan saham secara langsung (online trading). Perseroan merespon kondisi tersebut dengan memperbaharui sistem informasi dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian sehingga dapat memberikan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dan berkesinambungan.
Tujuan utama Perseroan adalah untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi para nasabah dan pemilik kepentingan (stakeholder), dengan penekanan pada sektor usaha keuangan yang produktif dan tata kelola manajemen yang kuat dan sehat, sehingga dapat berkontribusi dalam memajukan perekonomian Indonesia melalui jalur pasar modal. Pertumbuhan Nilai Transaksi ( Milyar Rupiah ) 2,500 2,000 1,500
2,142
1,400
1,413
1,000
990
903
2010
2011
500 0 2007
2008
2009
Pertumbuhan Volume Transaksi ( Juta Rupiah )
6
Perseroan senantiasa mengoptimalkan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah dalam melakukan transaksi perdagangan efeknya, seperti dalam bidang teknologi informasi berupa fasilitas Remote Trading yang memberikan ketepatan dan kecepatan dalam melakukan transaksi pesanan nasabah. Dan di masa mendatang perluasan jaringan pemasaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan meluncurkan fasilitas transaksi saham melalui internet (Online Trading). Disisi lain belajar dari pengalaman munculnya sejumlah pelanggaran di lantai bursa, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan
Laporan Tahunan Annual Report 2011
5,000 4,000
3,993 2,880
3,000
2,442 3,375
2,000
1,625
1,000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Pertumbuhan Frekuensi Transaksi (x) 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0
57,856
54,883 71,101
2007
2008
2009
52,023
38,456
2010
2011
b.
Pendapatan Tetap
Kegiatan utama di segmen ini sebagai perantara dan pedagang efek bersifat utang, dengan instrumen yang diperdagangkan antara lain adalah efek Reverse Repo yaitu Perseroan membeli dengan harga tertentu dan berjanji untuk menjual kembali dengan harga yang sama ditambah tingkat bunga tertentu atau dengan harga tertentu yang lebih tinggi, selisih antara harga beli dan harga jual kembali merupakan penghasilan bunga. Aktivitas ini bertujuan untuk menempatkan sebagian dana Perseroan ke dalam aset produktif yang dapat meningkatkan pendapatan usaha, jumlah reverse repo pertanggal 30 Desember 2011 adalah sebesar Rp 7.020 juta.
c.
Penjamin Emisi Efek dan Penasehat Keuangan (Investment Banking & Corporate Finance)
Perseroan berupaya untuk meningkatkan aktivitas divisi corporate finance baik sebagai penjamin pelaksana emisi efek, penjamin emisi efek maupun sebagai agen penjual untuk saham. Dalam bidang investment banking, Perseroan mempunyai target untuk menangani perusahaan - perusahaan yang bergerak dalam industri yang memiliki prospek usaha dan kinerja yang baik, disamping upaya untuk meningkatkan aktivitas di bidang penasehat keuangan (financial advisory) bagi institusi yang akan melakukan emisi saham.
Dalam tahun ini, Perseroan berperan dalam kegiatan Penjamin Emisi Efek sebagai peserta penjamin emisi (underwriter) dari beberapa penawaran umum saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perusahaan itu antara lain adalah sebagai berikut: No
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Porsi Penjaminan
Nama Perusahaan
Lembar
PT Garuda Indonesia Tbk
916.000
687.000.000
2
PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk
200.000
24.000.000
3
PT HD Finance Tbk
150.000
30.000.000
4
PT Buana Listya Tama Tbk
570.000
88.350.000
5
PT Jaya Agra Wattie Tbk
300.000
150.000.000
6
PT Metropolitan Land Tbk
235.000
56.400.000
7
PT Sidomulyo Selaras Tbk
150.000
33.750.000
8
PT Alkindo Naratama Tbk
250.000
56.250.000
9
PT Solusi Tunas Pratama Tbk
150.000
510.000.000
10
PT Atlas Resources Tbk
380.000
570.000.000
11
PT Visi Media Asia Tbk
75.000
22.500.000
12
PT Golden Energy Mines Tbk
1.605.000
4.012.500.000
13
PT Cardig Aero Services Tbk
14
PT ABM Investama Tbk
15
PT Greenwood Sejahtera Tbk
16
PT Saranacentral Bajatama Tbk
17
PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk
300.000 Total
Rp
1
90.000
36.000.000
140.000
525.000.000
1.160.000
290.000.000
200.000
50.000.000 93.000.000 7.234.750.000
Di tahun mendatang walaupun beberapa tantangan mungkin akan muncul sehubungan dengan krisis perekonomian global, divisi investment banking & corporate finance tetap yakin bahwa kondisi pasar modal akan tetap kondusif dan peluang pertumbuhan tetap terbuka. Divisi ini akan terus memperkuat tim dan semakin fokus dalam jasa penasehat keuangan, sambil tetap mempertahankan posisi dalam kompetisi penjaminan emisi saham. Selain itu divisi ini akan meningkatkan jalinan komunikasi dan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan sekuritas lain dalam menangani berbagai proyek sindikasi penjaminan emisi saham.
Informasi Perseroan Nama Perusahaan PT Yulie Sekurindo Tbk
Alamat Plaza Asia (d/h Plaza ABDA) Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190, Indonesia Tel. : 51402181, Fax. : 51402182 Email :
[email protected] [email protected] [email protected] Website : www.yuliesekurindo.com
Bidang Usaha Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek
Kode Saham YULE
Sekretaris Rohati
Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik Budiman, Wawan Pamudji & Rekan Konica Building Floor V Jl. Gunung Sahari Raya No. 78, Jakarta 10610
Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo Plaza Property Lantai 2 Jl. Perintis Kemerdekaan Komplek Pertokoan Pulo Mas Blok VIII No. 1 Jakarta Timur 13210
Kustodian PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Gedung Bursa Efek Jakarta Tower I, Lantai 5 Jl Jend. Sudirman Kav. 52 – 53 Jakarta 12910 Laporan Tahunan Annual Report 2011
7
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
CHU JANG LIE Komisaris Utama
JOHNLIN YUWONO Komisaris
OEY RIVERA WIJAYA Komisaris Independen
LUCIANA
Direktur Utama
RUSMANDY HANSA Direktur
Dewan Komisaris dan Direksi CHU JANG LIE, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta tahun 1951. Pada tahun 1970 menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Budi Mulia. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (2001). Memulai karirnya di PT ABC Intercallin sebagai Manager Pemasaran (1975 – 1980), PT Petindo Jaya Sakti bekerja sebagai Manager Pemasaran (1980 – 1990). Menjabat sebagai Komisaris Utama PT Aneka Kemasindo Utama Tbk (2004 – sekarang). Menjabat sebagai Komisaris PT Jeje Yutrindo Utama (2004 – sekarang), dan bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Utama sejak tahun 1998 sampai sekarang. JOHNLIN YUWONO, Komisaris Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Surabaya tahun 1947. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Jurusan Aerospace di California State University, Amerika Serikat pada tahun 1973. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek (1995) dan Wakil Manajer Investasi (2004). Memulai karirnya di PT. Malak International Textile sebagai Direktur Operasional (1977 – 1983). Menjabat sebagai Komisaris PT Bank Alfa (1993 - 1997), sebagai Direktur Utama PT Siwani Makmur Tbk (1995 - 1997), sebagai Direktur Keuangan PT JAIC Indonesia (1998 – 2005). Bergabung dengan Perseroan dengan jabatan terakhir sebagai Komisaris sejak tahun 2005 sampai sekarang. OEY RIVERA WIJAYA, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta tahun 1958. Menyelesaikan pendidikan Diploma Akademi Akuntansi pada tahun 1981 dan Sarjana Ekonomi di Universitas Terbuka (UT) pada tahun 1997. Memulai karirnya di PT Multi Pastika Abadi dengan jabatan Staff Accounting (1978 – 1980). Menjabat sebagai Konsultan Jasa Akuntansi Dan Pajak di Jakarta (1980 - 1985). Bekerja di PT Kawan Niaga Sahabat Textile Industri sebagai Accounting & Finance Manager (1988 - 1994). Menjabat sebagai Member of Ex Co di PT Petindo Jaya Sakti (1995 – 2006). Sebagai Finance Manager di PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1996 – 1998). Bekerja sebagai Direktur di PT Bumi Mas Kencana (2006 – sekarang). Menjabat sebagai Member of Ex Co di PT Asia Prima Packaging (2007 – sekarang). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2010 sampai sekarang. LUCIANA, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta tahun 1966. Pada tahun 1989, menyelesaikan pendidikannya di Universitas Atmajaya, Fakultas Ilmu Administrasi. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (1994). Berpengalaman lebih dari 18 tahun dalam industri pasar modal. Memulai karirnya di PT Ramayana Artha Perkasa dengan jabatan terakhir sebagai Compliance (1990 – 2009). Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2009 sampai sekarang dengan jabatan sebagai Direktur Utama. RUSMADY HANSA, Direktur Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta tahun 1960. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Buddhi, pada tahun 2006 dan pernah duduk di tingkat II Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Tarumanagara, tahun 1984. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (2000), Wakil Penjamin Emisi Efek (2002) dan Wakil Manajer Investasi (2006). Memulai karirnya di PT Makmur Swasembada bekerja sebagai Staff Accounting (1981 – 1983), PT Haniwell Murni Co. sebagai Senior Accounting (1985 – 1999). Menjabat sebagai Kepala Akuntansi PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1999 – 2000), Direktur Keuangan PT Kestrel Sekuritas Surabaya (2000 – 2002). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2003 sampai sekarang.
8
Laporan Tahunan Annual Report 2011
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Sumber Daya Manusia Pengembangan kompetensi karyawan dilakukan melalui program pelatihan yang dilaksanakan baik di luar maupun di dalam perusahaan. Pelatihan yang telah diberikan bagi karyawan front office antara lain mengenai pemahaman produk - produk pasar modal, teknik presentasi dan strategi pemasaran, serta upaya mempertahankan loyalitas nasabah. Bagi karyawan back office, pelatihan yang telah dilakukan antara lain mengenai perpajakan, standar akuntansi dan pasar modal Syariah. Selanjutnya Perseroan bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengadakan pelatihan bagi karyawan mengenai pelaksanaan program fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) dan penerapan identitas tunggal bagi setiap investor (Single Investor Identification), pelaksanaan Fund Separation yaitu pemisahan rekening dana nasabah, serta penerapan Straight Through Processing (STP) yaitu otomatisasi pelaksanaan perdagangan efek. Dalam hal peningkatan produktivitas kerja serta mengikuti perkembangan pasar modal, Perseroan secara berkesinambungan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan, baik sebagai sarana penyegaran maupun tambahan ketrampilan. Dalam pelaksanaannya, Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam seminar, lokakarya atau kursus - kursus tertentu sesuai dengan bidang tugasnya masing - masing, serta mendorong karyawan untuk mengikuti ujian profesi yang diselenggarakan oleh Panitia Standar Profesi Pasar Modal. Untuk meningkatkan kesejahteraan, Perseroan memberikan berbagai fasilitas – fasilitas seperti pemberian gaji yang telah sesuai dengan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) tingkat propinsi, Tunjangan Hari Raya (THR), Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), asuransi kesehatan, memfasilitasi acara rekreasi karyawan bersama, santunan bagi keluarga yang meninggal, pemberian cuti tahunan dan cuti melahirkan, pemberian insentif, kompensasi dan bonus bagi karyawan. Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-547/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 Tentang Perizinan Wakil Perusahaan Efek, antara lain diatur keharusan adanya izin perorangan bagi para pelaku perorangan yang menjalankan profesi di bidang pasar modal. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 Perseroan memiliki karyawan sebanyak 21 orang yang keseluruhannya merupakan karyawan tetap, adapun jumlah karyawan Perseroan yang memiliki izin perorangan di pasar modal adalah sebagai berikut : Wakil Perantara Pedagang Efek
Wakil Penjamin Emisi Efek
Wakil Manajer Investasi
Total
12
4
2
18
Struktur Organisasi Berikut ini adalah struktur organisasi Perseroan pertanggal 31 Desember 2011. Dewan Komisaris
Komite Audit Direksi Internal Audit & Compliance
Umum & Personalia Pelengkap
Teknologi Informasi
Sekretaris
Marketing
Corporate Finance & Investment Banking
Keuangan Akuntansi Kustodian
Laporan Tahunan Annual Report 2011
9
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Analisis Pembahasan Manajemen A. PERTUMBUHAN PENDAPATAN USAHA Pendapatan usaha pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 2.328 juta, yang berasal dari komisi perantara perdagangan efek, pendapatan bunga serta jasa penjaminan emisi dan penjualan efek. Pendapatan usaha pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp 21 juta atau 0,91 % dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.307 juta. Peningkatan pendapatan usaha ini terutama disebabkan karena adanya kenaikan dari jasa penjaminan emisi dan penjualan efek serta surplus atas perdagangan efek – bersih dibandingkan defisit yang dialami tahun lalu, walaupun diikuti dengan penurunan dari komisi perantara perdagangan efek dan pendapatan bunga.
KOMISI PERANTARA PERDAGANGAN EFEK Pendapatan komisi dari transaksi perantara perdagangan efek Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.434 juta mengalami penurunan sebesar Rp 223 juta atau 13,45 % dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 1.657 juta. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya penurunan atas aktivitas perdagangan saham sebagai akibat ketatnya persaingan diantara perusahaan sekuritas yang ada, terutama dengan adanya perusahaan sekuritas yang telah menerapkan sistem online trading. Pertumbuhan Komisi Transaksi (Juta Rupiah) 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
3,266
2,318
2,405 1,657 1,434
2007
2008
2009
2010
2011
BUNGA Pendapatan bunga yang diperoleh Perseroan merupakan pendapatan bunga atas transaksi pembelian efek saham dengan janji dijual kembali (reverse repo). Pendapatan bunga Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 710 juta mengalami penurunan sebesar Rp 125 juta atau 14,95 %, dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 835 juta, hal ini disebabkan penurunan jumlah reverse repo yang diberikan akibat adanya reverse repo yang telah jatuh tempo dan tidak diperpanjang kembali.
JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek merupakan hasil dari keikutsertaan Perseroan sebagai peserta penjamin emisi efek untuk penawaran umum saham. Pendapatan jasa penjaminan emisi Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 183 juta mengalami kenaikan sebesar Rp 147 juta atau 403,69 %, dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 36 juta, hal ini disebabkan semakin banyaknya porsi penjaminan yang ditanggung Perseroan dalam rangka keikutsertaan dalam sindikasi penjaminan emisi efek.
B. PERTUMBUHAN BEBAN USAHA Beban usaha Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 2.759 juta dimana terjadi penurunan sebesar Rp 180 juta atau 6,13 % dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.940 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan antara lain oleh adanya penurunan atas beban kantor dan beban lain-lain sebagai akibat efisiensi yang dijalankan Perseroan. C PERTUMBUHAN LABA (RUGI) LABA (RUGI) USAHA Pada tahun 2011 Perseroan mengalami rugi usaha sebesar Rp 431 juta, turun sebesar Rp 201 juta atau 31,80 % dibandingkan tahun 2010 yang mengalami rugi usaha sebesar Rp 632 juta. Penurunan ini terutama disebabkan antara lain oleh adanya penurunan beban usaha disamping diikuti dengan kenaikan pendapatan usaha.
10
LABA (RUGI) BERSIH Perseroan pada tahun 2011 memperoleh laba bersih sebesar Rp 915 juta, dibanding tahun 2010 yang mengalami rugi bersih sebesar Rp 2.812 juta. Laba bersih ini terutama disebabkan oleh adanya pendapatan lain-lain, yaitu surplus atas selisih kurs dibanding tahun 2010 yang mengalami defisit atas selisih kurs, ditambah kenaikan nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual. Laporan Tahunan Annual Report 2011
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Pertumbuhan Pendapatan Usaha, Laba (Rugi) Usaha Dan Laba (Rugi) Bersih (Jutaan Rupiah) Pendapatan Usaha 6,000 2,548
-2,000
2,307
876 1,044
0
2007
Laba (Rugi) Bersih
3,382
4,681
4,000 2,000
Laba (Rugi) Usaha
-632
954 -1,778 2009
2008
-4,000
-2,882
2010
2,328 915 -431 2011
-2,812
-3,257
D. PERTUMBUHAN ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS ASET Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 50.358 juta dimana terjadi penurunan sebesar Rp 2.684 juta atau 5,06 % dibanding aset Perseroan pada tahun 2010 yang berjumlah Rp 53.043 juta. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh penurunan atas piutang lembaga kliring dan penjaminan serta piutang nasabah pihak ketiga akibat penurunan volume transaksi saham. Penurunan piutang efek beli dengan janji jual kembali sebagai akibat reverse repo yang telah jatuh tempo yang tidak diperpanjang kembali, walaupun diikuti dengan peningkatan portofolio efek – bersih setelah adanya pembelian sejumlah saham.
LIABILITAS Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 2.466 juta dimana terjadi penurunan sebesar Rp 3.599 juta atau 59,34 % dibanding liabilitas Perseroan pada tahun 2010 yang berjumlah Rp 6.065 juta. Penurunan jumlah liabilitas tersebut disebabkan terutama oleh adanya penurunan utang lembaga kliring dan penjaminan serta utang nasabah – pihak ketiga sebagai akibat penurunan aktifitas transaksi saham.
EKUITAS Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 47.893 juta dimana terjadi peningkatan sebesar Rp 915 juta atau 1,95 % dibanding ekuitas Perseroan pada tahun 2010 yang berjumlah Rp 46.978 juta. Kenaikan jumlah ekuitas tersebut disebabkan oleh adanya penurunan defisit saldo laba belum ditentukan penggunaannya sebagai akibat Perseroan memperoleh laba bersih usaha, dan kenaikan bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual akibat peningkatan harga saham di pasar. Pertumbuhan Aset, Liabilitas Dan Ekuitas Aset
Liabilitas
Ekuitas
80,000 68,419
56,357
59,500
53,043
50,358
49,053
49,791
46,978
47,893
6,065
2,466
60,000 40,000
55,677
20,000 0
12,742 2007
7,305 2008
9,709 2009
2010
2011
E. LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS LIKUIDITAS Rasio likuiditas Perseroan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar 2.028,42 % dan 867,75 %. Peningkatan rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar tersebut disebabkan karena penurunan liabilitas lancar pada tahun 2011 sebesar Rp 3.599 juta atau 59,34 % jika dibandingkan dengan tahun 2010, yang disebabkan antara lain oleh adanya penurunan atas utang lembaga kliring dan penjaminan serta utang nasabah – pihak ketiga.
SOLVABILITAS Perseroan memiliki Solvabilitas Ekuitas pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 5,15 % dan 12,91 %. Penurunan rasio liabilitas terhadap ekuitas tersebut terutama disebabkan oleh penurunan total liabilitas yang disebabkan terutama oleh terjadinya penurunan utang lembaga kliring dan penjaminan sebesar Rp 2.855 juta. Laporan Tahunan Annual Report 2011
11
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Sedangkan untuk Solvabilitas Aset pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar 4,90 % dan 11,43 %. Penurunan rasio liabilitas terhadap aset disebabkan adanya penurunan jumlah liabilitas sebesar Rp 3.599 juta, yang diakibatkan antara lain oleh penurunan utang lembaga kliring dan penjaminan serta utang nasabah – pihak ketiga.
RENTABILITAS Rentabilitas antara lain diukur dengan rasio-rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin), Imbal Hasil Investasi (Return on Assets) dan Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity). URAIAN Rasio Keuangan
31 Desember 2007
2008
2009
2010
2011
Net Profit Margin
54,43%
108,90%
(85,21) %
(121,89) %
39,28 %
Return On Assets
3,72 %
1,69 %
(4,84) %
(5,30) %
1,82 %
Return On Equity
4,58 %
1,94 %
(5,79) %
(5,99) %
1,91 %
F. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN Perseroan berkewajiban untuk memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan peraturan Bapepam & LK No. V.D.5 yang terlampir dalam Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-566/ BL/2011 tertanggal 31 Oktober 2011. Berdasarkan peraturan tersebut perusahaan efek wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 25.000 juta atau 6,25 % dari jumlah liabilitas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi. Pada tanggal 30 Desember 2011, Perseroan memiliki saldo MKBD di atas ketentuan yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 46.614 juta. G. PROSPEK USAHA DAN ASPEK PEMASARAN Dalam bidang Perantara Pedagang Efek, Perseroan akan menambah jumlah nasabah perorangan maupun nasabah institusi seperti Dana Pensiun, Asuransi, Fund Manager dan lainnya. Pelayanan yang optimal akan terus ditingkatkan, dengan adanya fasilitas Remote Trading, kecepatan dan ketetapan dalam melakukan transaksi pesanan nasabah dapat terjamin. Perseroan juga akan meningkatkan dalam memberikan informasi investasi yang dapat dipercaya. Perseroan akan meningkatkan aktivitas dalam bidang Penjamin Emisi Efek, baik dalam penawaran umum saham maupun dalam bidang Investment Banking. Perseroan menargetkan perusahaan menengah yang bergerak dalam industri yang memiliki prospek usaha yang baik. Perseroan akan memberikan nilai tambah sebagai Penasehat Keuangan (Financial Advisory) bagi perusahaan menengah agar dapat terus berkembang. Selain itu divisi ini akan meningkatkan jalinan komunikasi dan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan sekuritas lain dalam menangani berbagai proyek sindikasi penjaminan emisi saham. Dimasa mendatang dalam usaha Perseroan memperluas jaringan pemasaran, dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan meluncurkan fasilitas transaksi saham melalui internet (Online Trading). Keunggulan online trading antara lain kemampuannya menjangkau kota – kota besar di Indonesia, fasilitas ini sangat memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi di berbagai lokasi, sepanjang nasabah tersebut memiliki koneksi dengan jaringan internet. Fasilitas online trading memungkinkan nasabah memasukkan sendiri order beli atau order jual melalui komputer tanpa melalui perantara (dealer), yang secara otomatis dan real time akan diteruskan ke sistem remote trading yang terkoneksi langsung ke bursa. H. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Sampai dengan dibuatnya Laporan Keuangan Tahunan 2011, Perseroan tidak mempunyai informasi dan fakta material setelah tanggal laporan akuntan.
12
Laporan Tahunan Annual Report 2011
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Informasi Khusus A. Pencatatan dan Harga Saham
Tahun
Kwartal
Harga Saham
Jumlah Saham (Lembar)
Terendah
Tertinggi
2004
215
315
349,558,000
2005
50
275
376.319,500
2006
35
60
937.000
I
30
75
2.948.000
II
60
190
2.489.500
III
88
200
4.544.000
IV
90
105
1.211.500
I
89
120
3.299.000
II
94
104
88.000
III
80
106
51.500
IV
66
87
3.254.000
I
50
63
90.500
II
50
62
841.500
III
52
79
71.500
IV
50
92
761.500
I
50
70
1.963.000
II
59
75
1.673.000
III
50
69
140.000
IV
60
77
110.000
I
50
76
112.000
II
58
78
5.362.500
III
50
78
189.000
IV
50
85
336.500
2007
2008
2009
2010
2011
B. Dividen Tahun
Dividen per Saham (Rp)
Jumlah Saham (Lembar)
Jumlah Dividen (Rp)
Tanggal Pembayaran
2004
6
255.000.000
1.530.000.000
15 Desember 2005
2005
8
255.000.000
2.040.000.000
15 Agustus 2006
2006
6,50
255.000.000
1.657.500.000
21 Agustus 2007
2007
9,50
255.000.000
2.422.500.000
24 Desember 2008
Laporan Tahunan Annual Report 2011
13
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
C. Pemegang Saham Yang Memiliki 5 % Atau Lebih Saham Perseroan No 1
Nama Pemegang Saham PT Jeje Yutrindo Utama
Alamat Pemegang Saham
Status A/I
Jumlah Saham
I
133.725.000
52,44
133.725.000
52,44
Plaza Asia (ABDA) Lt. 5 Jl. Jend. Sudirman, Kav. 59 Jakarta Selatan Jumlah
Pemilikan %
D. Kepemilikan Saham Perseroan Oleh Direksi Dan Dewan Komisaris No
Nama
Jabatan
1
Chu Jang Lie
Komisaris Utama
2
Johnlin Yuwono
3
Jumlah Saham (Lembar)
Pemilikan %
1.275.000
0,50
Komisaris
0
0
Oey Rivera Wijaya
Komisaris Independen
0
0
4
Luciana
Direktur Utama
0
0
5
Rusmady Hansa
Direktur
0
0
E. Kelompok Pemegang Saham Masyarakat, Yaitu Kelompok Pemegang Memiliki 5 % Saham Perseroan No
Keterangan
Jumlah Saham
1
Pemodal Nasional
107.133.000
2
Pemodal Asing
12.867.000
Total
120.000.000
Saham Yang Masing-Masing
F. Jumlah Saham Yang Beredar Di Masyarakat No
Keterangan Modal Dasar
Jumlah Saham (Lembar)
Jumlah Nominal (Rp)
%
540.000.000
108.000.000.000
133.725.000
26.745.000.000
52,44
1.275.000
255.000.000
0,50
Modal Disetor Penuh :
14
1
PT Jeje Yutrindo Utama
2
Chu Jang Lie
3
Masyarakat
120.000.000
24.000.000.000
47,06
Jumlah Modal Disetor Penuh
255.000.000
51.000.000.000
100,00
Saham Dalam Portepel
285.000.000
57.000.000.000
Laporan Tahunan Annual Report 2011
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Tata Kelola Perusahaan Perseroan menyadari sepenuhnya mengenai pentingnya Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/GCG), Perseroan percaya bahwa dengan semakin baiknya penerapan tata kelola perusahaan maka akan memberikan hasil yang lebih baik pula kepada kinerja Perseroan. Dalam rangka menjaga dan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan antara lain dengan pemegang saham, manajemen, pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan seluruh stakeholder lainnya, diperlukan penerapan prinsip-prinsip dari GCG. Adapun prinsip-prinsip GCG yang senantiasa dan akan diterapkan oleh Perseroan adalah: a. Prinsip Fairness • Perlindungan terhadap seluruh kepentingan pemegang saham, yaitu dengan dibentuknya Komisaris Independen yang dimaksudkan untuk melindungi pemegang saham minoritas. • Pengelolaan Perseroan selalu memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder berdasarkan prinsip keadilan dan kesetaraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Prinsip Transparency • Laporan keuangan Perseroan diaudit oleh kantor akuntan public yang terdaftar di Bapepam & LK dan dilaporkan ke Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia serta diumumkan dalam surat kabar yang mempunyai peredaran nasional secara berkala. • Setiap akan melakukan corporate action yang material, Perseroan selalu menyampaikan kepada public melalui Bursa Efek Indonesia dan Bapepam & LK. • Pengelolaan asset atau investasi dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab.
c. Prinsip Accountability • Mengatur kejelasan fungsi, hak dan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab masing-masing antara pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi • Membentuk Komite Audit independent yang diketuai oleh Komisaris Independen. d. Prinsip Responsibility • Perseroan telah mengikutsertakan karyawan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), pelatihan dan pendidikan karyawan dalam bidang pasar modal. • Perseroan secara konsisten melakukan pembayaran dan pelaporan pajak tepat pada waktunya. • Ikut serta dalam program aksi - aksi sosial kemasyarakatan, kemanusiaan dan pendidikan. Perseroan telah melakukan langkah - langkah dalam mencapai tata kelola perusahaan yang baik, sesuai dengan ketentuan dari Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia. Perseroan telah memiliki Komisaris Independen yang bekerja sama dengan Komisaris Utama dalam melaksanakan pengawasan. Perseroan telah memiliki Direktur Tidak Terafiliasi, guna menjamin adanya proses pengambilan keputusan pelaksanaan kegiatan operasional yang lebih obyektif. Perseroan telah membentuk Komite Audit yang terdiri dari Komisaris Independen yang bertindak sebagai Ketua dan 2 orang anggota guna membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan. Dan Perseroan juga telah memiliki Sekretaris Perusahaan sebagai media komunikasi antara Perseroan dengan para stakeholders. A. Rapat Umum Pemegang Saham Pada tanggal 27 Juni 2011 di Hotel Mega Anggrek – Jakarta Barat, Perseroan telah melaksanakan
Laporan Tahunan Annual Report 2011
15
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam RUPST telah diputuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena Perseroan mengalami kerugian dalam tahun buku 2010.
operasional Perseroan, disamping melakukan perencanaan dan review terhadap suksesi, promosi/nominasi dan remunerasi manajemen. Terakhir melakukan evaluasi terhadap kinerja dan efektivitas manajemen.
B. Dewan Komisaris Saat ini Perseroan memiliki 3 orang anggota Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama, Komisaris dan Komisaris Independen. Dewan Komisaris telah bertugas untuk mengawasi pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi.
D. Rapat Dewan Komisaris Dan Direksi Rapat Dewan Komisaris dan Direksi selalu dilaksanakan baik secara rutin, guna mengantisipasi secara cepat dan akurat atas setiap perkembangan yang terjadi berkaitan dengan Perseroan. Rapat dilaksanakan baik untuk seluruh Komisaris dan Direksi, maupun secara khusus antar anggota Komisaris dan atau Direksi. Dalam Rapat tersebut dibahas mengenai kebijakan dan strategi yang telah dan akan dijalankan Perseroan, juga memastikan bahwa kinerja Perseroan telah sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun pada awal tahun. Serta mengevaluasi apakah kegiatan operasional Perseroan telah sesuai dengan aktivitas usaha secara umum dan prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Dewan Komisaris telah melakukan dalam hal mewakili seluruh kepentingan para pemegang saham Perseroan, serta melakukan penelaahan dan ikut mengawasi strategi, rencana, sasaran bisnis yang telah dipaparkan oleh Direksi. Kemudian menjamin proses, kontrol dan prosedur operasi standar telah dibuat dan dilaksanakan, juga melakukan review menyeluruh dan obyektif atas kinerja Direktur Utama, dan dengan bantuan Direktur Utama mereview kinerja Direktur. Disamping itu menyempatkan waktu yang cukup untuk kepentingan Dewan Komisaris, dan masalah-masalah yang timbul dalam Komite Audit.
C. Dewan Direksi Direksi saat ini memiliki 2 orang anggota, yang terdiri dari Direktur Utama dan Direktur, dimana kedua Direktur Perseroan tersebut merupakan Direktur Yang Tidak Terafiliasi dengan pemegang saham pengendali Perseroan. Direksi Perseroan dibentuk dari individu - individu yang memiliki berbagai keahlian, khususnya di bidang pasar modal dan keuangan. Direksi berperan signifikan dalam menjalankan dan mengatur tata kelola Perseroan, untuk meningkatkan pengetahuan maka Direksi telah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan dalam bidang pasar modal, seperti penerapan Straight Through Processing dan penerapan Identitas Investor Tunggal (Single Investor Identification) berupa penerapan fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang diselenggarakan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Juga penerapan Integrated Data Warehouse antara Bapepam & LK dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), KPEI dan KSEI.
16
Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Direksi telah melakukan dalam hal wajib memperlihatkan obyektivitas dan integritas tinggi, baik secara individu maupun secara kolektif. Serta memperlihatkan kemampuan kepemimpinan dan tanggung-jawab, untuk membawa Perseroan maju dan berkembang, juga ikut mempromosikan visi dan misi serta mempromosikan peraturan-peraturan Perseroan mengenai kepatuhan dan kode etik. Kemudian melakukan review terperinci mengenai kinerja
Laporan Tahunan Annual Report 2011
E. Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi Jumlah remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, untuk tahun 2011 adalah sekitar Rp 214 juta. F. Komite Audit Saat ini Komite Audit memiliki 3 orang anggota, dimana 1 orang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit. Komite Audit telah bertanggungjawab untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan yang dibuat oleh Direksi, khususnya terhadap hal-hal yang dipandang memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris. Serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan tanggung-jawab Dewan Komisaris, seperti pemeriksaan laporan keuangan yang akan dipublikasi, juga pemenuhan semua ketentuan yang terkait terhadap Perseroan dan memeriksa laporan dari internal audit. Susunan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : : Oey Rivera Wijaya : Victor Sianipar : Deddy Gunawan
Ketua Anggota Anggota
Komite Audit juga berkewajiban untuk memperhatikan risiko-risiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan Manajemen Risiko oleh Direksi, kemudian melakukan investigasi dan melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai keluhan-keluhan yang muncul terhadap Perseroan dan menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi.
Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana,
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
aset serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit bekerja sama dengan Divisi Pengawasan Internal. Selanjutnya setiap hasil Rapat Komite Audit segera disampaikan kepada Dewan Komisaris agar dapat dibahas dalam Rapat Dewan Komisaris dan Direksi.
VICTOR SIANIPAR, Anggota Komite Audit
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan tahun 1952. Menyelesaikan pendidikan terakhir di bidang Bisnis Manajemen di Sekolah Tinggi Prasetya Mulya, Jakarta pada tahun 1997. Memulai karirnya di PT Upjohn Indonesia, Jakarta sebagai Manager Divisi Pemasaran (1976 – 1996). Menjabat sebagai General Manager PT Haniwell Murni Co, Tangerang (1996 – 2004). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2004 sampai 2006. Menjabat sebagai Direktur di PT Sumber Cakrawala Intinusa sejak tahun 2007 sampai sekarang.
DEDDY GUNAWAN, Anggota Komite Audit
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Tangerang tahun 1963. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBEK, Jakarta pada tahun 1994. Memulai karirnya di PT Petindo Jaya Sakti dengan jabatan terakhir sebagai Manager Keuangan (1987 – 2007). Menjabat sebagai Manager Accounting di PT Asia Prima Packaging (2007 - sekarang).
G. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan tugasnya antara lain mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal, memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang berkaitan dengan kondisi Perseroan, memberi masukan kepada Direksi dalam mematuhi ketentuan pasar modal, serta sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI dan masyarakat.
Perseroan menyadari sepenuhnya akan pentingnya membuka semua jalur komunikasi dengan para stakeholder, yaitu pemegang saham, nasabah, Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI, analis maupun pihak lainnya yang terkait dengan Perseroan. Komunikasi yang baik akan memberikan kepastian bagi para stakeholder mengenai perkembangan terbaru Perseroan, sementara Perseroan juga mengharapkan adanya umpan balik (feedback) dari para stakeholders untuk peningkatan kinerja Perseroan. Distribusi informasi tersebut telah dilakukan melalui berbagai cara.
Sesuai dengan ketentuan di pasar modal mengenai kewajiban penyampaian informasi, Perseroan melalui Sekretaris Perusahaan telah menyampaikan Laporan Keuangan Triwulanan, Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan Tahunan kepada Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI secara tepat waktu serta dikomunikasikan kepada publik melalui surat kabar. Perseroan juga selalu menyampaikan informasi penting yang bersifat insidentil untuk menghindari adanya ketidak jelasan informasi, baik melalui Bursa Efek Indonesia, Bapepam & LK maupun media massa. Pada tanggal 27 Juni 2011 bertempat di Hotel Mega Anggrek – Jakarta Barat, Perseroan telah melaksanakan Paparan Publik (Public Expose) yang menjelaskan perkembangan kinerja Perseroan, kebijakan yang telah dan akan diambil serta prospek usaha. Acara ini dihadiri oleh para pemegang saham dan investor, sejumlah investor juga telah menanyakan langsung mengenai perkembangan dan rencana usaha Perseroan.
ROHATI, Sekretaris Perusahaan
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Cirebon tahun 1972. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Persada, pada tahun 2008. Memulai karirnya di PT Adhi Sentosa Abadi dengan jabatan sebagai Staff Administrasi (1993 – 1995). Menjabat sebagai Staff Finance di PT Bamaputra Sarana Plastindo (1996 1999), Staff Finance, Accounting & Tax PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1999 - 2004). Bergabung dengan Perseroan sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 2004 sampai sekarang.
H. Risiko Usaha Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan lain, Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja Perseroan : 1. Risiko Pencabutan Izin Usaha Sebagai perusahaan efek, Perseroan memiliki beberapa izin usaha yang dikeluarkan oleh Bapepam & LK dan Bursa Efek Jakarta. Apabila Perseroan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku, maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh izinnya dibekukan sementara ataupun dicabut, sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan usaha Perseroan. Untuk mencegah hal ini, Perseroan berusaha sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usaha, agar tidak mengalami kegagalan atau kelalaian dalam memenuhi ketentuan-ketentuan pasar modal.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
17
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
2. Risiko Perdagangan Efek Aktivitas perdagangan efek erat hubungannya dengan kondisi bursa efek secara keseluruhan. Kapitalisasi pasar, jumlah saham, pertumbuhan keuangan Perseroan, sistem perdagangan dan sarana merupakan faktor utama bagi pemodal dalam melaksanakan investasi. Dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan indeks (Indeks Harga Saham Gabungan) yang dinamis, indeks yang melemah membuat pemodal menunggu untuk melakukan transaksi, sebaliknya kenaikan indeks mendorong pemodal untuk melakukan transaksi. Faktor suku bunga pasar dan kestabilan nilai tukar mata uang valuta asing, merupakan acuan yang dapat menentukan harga efek, akibatnya komisi yang diperoleh Perseroan dapat berubahubah dengan fluktuasi yang signifikan. Dalam mengatasi fenomena tersebut, Perseroan menganjurkan kepada nasabah untuk menerapkan strategi yang tepat, agar baik pada saat indeks menurun maupun indeks menguat nasabah tetap memperoleh return. 3. Risiko Penyelesaian Transaksi Efek Bursa Efek Indonesia dapat melakukan ketentuan denda dan penghentian sementara (suspensi) perdagangan atas keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek. Keterlambatan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan sistem teknologi informasi, keterlambatan dalam kliring bank, cidera janji dari pembeli atau penjual efek, hal ini mengakibatkan kerugian pada Perseroan. Untuk mencegah hal tersebut, Perseroan dituntut lebih waspada dalam melakukan transaksi efek agar tidak terjadi kegagalan. 4. Risiko Tidak Terpenuhinya Modal Kerja Bersih Disesuaikan Permodalan perusahaan efek diatur secara ketat oleh Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, dalam bentuk ketentuan jumlah minimal Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Apabila MKBD Perseroan jumlahnya dibawah ketentuan minimal, maka Perseroan tidak diperbolehkan untuk bertransaksi di bursa, sehingga berisiko menurunnya tingkat penghasilan usaha Perseroan. Dalam mengatasi hal tersebut, Perseroan selalu menjaga jarak yang cukup besar antara MKBD dengan modal kerja bersih Perseroan, yang terdiri dari aktiva-aktiva lancar, sehingga bila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek, disebabkan cidera janji dari pembeli efek dan keterlambatan dalam kliring bank, tidak menyebabkan jumlah MKBD dibawah ketentuan minimal. I. Perkara Yang Sedang Dihadapi Perseroan, Direksi Dan Dewan Komisaris Hingga laporan ini dibuat, Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris tidak pernah terlibat suatu
18
Laporan Tahunan Annual Report 2011
sengketa atau perselisihan pada instansi peradilan di tempat kedudukan Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris, serta di tempat mana Perseroan melakukan kegiatan usahanya, baik dalam perkara pidana, perdata maupun perburuhan, di hadapan badan peradilan umum dan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) dan Panitia Penyelesaian Perburuhan Daerah (P4D). Disamping itu Perseroan juga tidak terlibat dalam suatu pendaftaran atau perkara yang menyangkut kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran hutang, atau pembubaran atau pemeriksaan oleh pengadilan atau instansi lainnya yang berwenang, termasuk yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. J. Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) Jumlah investor yang masih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia, hingga saat ini tetap merupakan potensi yang belum tergarap dan menjadi tantangan tersendiri bagi industri pasar modal. Dalam menyikapi kondisi ini, Perseroan melihat bahwa sudah tiba saatnya untuk memulai dilakukannya pergeseran dari masyarakat penabung (saving society) ke masyarakat yang berinvestasi (investment society), dan Perseroan merasa turut memiliki tanggung jawab untuk melakukan sosialisasi dan edukasi pasar modal kepada masyarakat.
Juga sebagai bagian dari komunitas masyarakat pada umumnya, Perseroan juga memiliki tanggung jawab kepada masyarakat yang juga telah berperan bagi pertumbuhan Perseroan. Tanggung jawab sosial Perseroan diwujudkan dalam berbagai kegiatan sosial, khususnya dalam rangka peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai berbagai aktivitas dan peluang investasi di pasar modal. Perseroan telah menyumbangkan ratusan buku mengenai pasar modal dan puluhan majalah mengenai ekonomi kepada salah satu sekolah tinggi ilmu ekonomi di Tangerang, serta puluhan majalah mengenai komputer kepada salah satu Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer di Tangerang, sebagai tanggung jawab sosial Perseroan di bidang pendidikan khususnya di bidang pasar modal dan teknologi informasi.
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Laporan Komite Audit Komite Audit adalah sebuah komite yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris, beranggotakan pihakpihak yang independent terhadap Perseroan dan dipimpin oleh seorang Komisaris Independen. Tugas-tugas Komite Audit diatur dalam Piagam Komite Audit, yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris. Komite Audit berfungsi membantu Dewan Komisaris melaksanakan tanggung jawab pengawasan dalam hal-hal yang terkait dengan laporan keuangan dan efektifitas proses audit internal dan eksternal, dengan tujuan untuk memastikan kelayakan pengendalian internal serta kualitas dan integritas laporan keuangan Perseroan. A. Kegiatan Komite Audit Tujuan utama yang hendak dicapai dari kegiatan Komite Audit adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris adalah layak dan dapat dipercaya, juga kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh Direksi adalah tepat dan dilaksanakan oleh para karyawan dengan tepat pula, serta Perseroan dalam kegiatan usahanya telah mematuhi seluruh peraturan perundangundangan yang berlaku, baik di bidang pasar modal maupun peraturan perundang-undangan lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Komite Audit telah melakukan evaluasi kegiatan Perseroan yang meliputi menelaah laporan kegiatan internal Perseroan baik bulanan maupun triwulanan dan laporan keuangan Perseroan akhir tahun. Kemudian mengevaluasi sistem akuntansi Perseroan dan struktur pengendalian internal, juga menilai efektivitas kerja satuan internal audit, serta menelaah risalah Rapat Direksi Perseroan. Terakhir menelaah kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.
Disamping itu melakukan evaluasi kegiatan auditor eksternal yang meliputi menelaah independensi auditor eksternal dalam kaitannya dengan penugasan audit oleh Perseroan, juga berdiskusi dengan auditor eksternal yang akan melakukan audit atas laporan keuangan tahun 2011 untuk membahas ruang lingkup, rencana audit dan pelaksanaannya guna memastikan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Kemudian membahas koreksi dan perbaikan serta saran-saran dari auditor eksternal sebagai hasil audit atas laporan keuangan tahun 2011.
B. Pendapat Komite Audit Berdasarkan hasil penelaahan seperti tersebut diatas, Komite Audit berpendapat sebagai berikut :
1. Tidak terdapat temuan ataupun hal-hal yang menyebabkan Komite Audit berkesimpulan bahwa laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2011 disajikan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Tidak terdapat temuan ataupun hal-hal yang menyebabkan Komite Audit berkesimpulan bahwa Perseroan telah melakukan kegiatan yang dapat dipandang sebagai unsur tindakan pelanggaran hukum ataupun penyimpangan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan lainnya sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.
3. Auditor Eksternal cukup independent, telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat diusulkan untuk melaksanakan tugas audit untuk tahun berikutnya. Jakarta, 31 Maret 2012
Oey Rivera Wijaya Ketua
Laporan Tahunan Annual Report 2011
19
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Laporan Tahunan berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT Yulie Sekurindo Tbk. dan dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda tangannya masing - masing di bawah ini.
Direksi
Luciana Direktur Utama
20
Rusmady Hansa Direktur
Chu Jang Lie Komisaris Utama
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Dewan Komisaris
Johnlin Yuwono Komisaris
Oey Rivera Wijaya Komisaris Independen
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
Laporan Kuangan
PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)
Laporan Tahunan Annual Report 2011
21
PT Yulie Sekurindo, Tbk.
22
Laporan Tahunan Annual Report 2011
PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Daftar Isi
Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan ....................................................................................................................
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif .......................................................................................................
3
Laporan Perubahan Ekuitas ................................................................................................................
4
Laporan Arus Kas ................................................................................................................................
5
Catatan atas Laporan Keuangan .........................................................................................................
6 - 36
***************************
PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Catatan ASET Kas dan setara kas Deposito berjangka Portofolio efek - bersih Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan Piutang lembaga kliring dan penjaminan Piutang nasabah - pihak ketiga Efek beli dengan janji jual kembali Piutang lain-lain Biaya dibayar di muka Penyertaan pada bursa efek Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.500.953.942 pada tahun 2011 dan Rp 3.378.712.535 pada tahun 2010 Aset lain-lain
2011
2010
2c, 4 2c, 5 2b, 6
25.535.552.239 9.068.000.000 6.212.421.202
25.491.548.052 8.991.000.000 1.493.688.392
2c, 7
611.085.571
578.187.110
2g, 8 2d, 2g, 9 2h, 10
1.476.194.500 34.151.481 7.020.439.795 38.344.337 16.998.241 135.000.000 93.693.609
3.962.840.500 1.148.478.066 10.892.542.475 43.772.877 24.104.075 135.000.000 70.182.945
109.220.052 7.290.000
204.179.339 7.290.000
50.358.391.027
53.042.813.831
2e 2f, 12 2m, 16
2k, 2l, 13
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Catatan
2011
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Hutang lembaga kliring dan penjaminan Hutang nasabah - pihak ketiga Hutang pajak Biaya harus dibayar Hutang lain-lain Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan
2g, 14 2g, 15 2m, 16 17 18 2q, 28
JUMLAH LIABILITAS
737.188.000 976.991.620 27.807.507 36.384.205 11.379.421 675.878.030
3.591.951.000 1.773.468.269 44.894.894 54.524.638 7.571.885 592.238.968
2.465.628.783
6.064.649.654
51.000.000.000 353.366.883
51.000.000.000 353.366.883
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 200 per saham Modal dasar - 540.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 255.000.000 saham Tambahan modal disetor - bersih Kenaikan (penurunan) bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual Defisit Telah ditentukan penggunaannya untuk dana cadangan umum Belum ditentukan penggunaannya
19 2o, 20 2b, 6
(550.325.497)
(710.183.307)
300.000.000 (3.210.279.142)
300.000.000 (3.965.019.399)
JUMLAH EKUITAS
47.892.762.244
46.978.164.177
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
50.358.391.027
53.042.813.831
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Catatan PENDAPATAN USAHA Komisi perantara perdagangan efek Bunga Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek Keuntungan (kerugian) atas perdagangan efek - bersih
1.434.378.795 710.395.115 183.350.208
2n, 25
192.000
2n 2n 2i, 11, 30 2n 2n 13 2n 2q, 28 2n
Jumlah Beban Usaha RUGI USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga Selisih kurs - bersih Beban keuangan Lain-lain - bersih
2n, 26 2j 2n, 27
Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak tangguhan
2010
2n, 22 2h, 2n, 23 2n, 24
Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN USAHA Gaji dan kesejahteraan karyawan Beban kantor Sewa Perjalanan dinas dan transportasi Telekomunikasi dan informasi Penyusutan Perbaikan dan pemeliharaan Beban imbalan kerja karyawan Lain-lain
2011
1.657.369.585 835.223.852 36.401.426 (221.618.500)
2.328.316.118
2.307.376.363
981.388.895 472.713.880 306.000.000 305.661.644 177.276.379 122.241.408 95.048.846 83.639.062 215.527.935
942.570.113 614.237.669 276.000.000 273.198.018 196.473.190 103.504.067 112.448.949 66.248.390 354.902.820
2.759.498.049
2.939.583.216
(431.181.931)
(632.206.853)
1.014.885.413 156.027.973 (14.800.779) 6.298.917
949.406.958 (851.864.999) (24.304.326) 208.021
1.162.411.524
73.445.654
731.229.593
(558.761.199)
23.510.664
(968.112.703)
754.740.257
(1.526.873.902)
159.857.810
(1.285.543.626)
914.598.067
(2.812.417.528)
3
(11)
2m, 16
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN Pendapatan komprehensif lain Kenaikan (penurunan) bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual
2b, 6
LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
2p
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Tambahan Modal Disetor Bersih
Modal Saham Saldo 31 Desember 2009 Rugi komprehensif Saldo 31 Desember 2010 Laba komprehensif Saldo 31 Desember 2011
Kenaikan (Penurunan) Bersih Nilai Portofolio Efek yang Tersedia untuk Dijual 575.360.319
Saldo Laba (Defisit)
Belum Ditentukan Penggunaannya
Telah Ditentukan Penggunaannya Untuk Dana Cadangan Umum
Jumlah Ekuitas
51.000.000.000
353.366.883
(2.438.145.497 )
300.000.000
-
-
(1.285.543.626)
(1.526.873.902 )
-
51.000.000.000
353.366.883
(710.183.307)
(3.965.019.399 )
300.000.000
46.978.164.177
-
-
-
914.598.067
51.000.000.000
353.366.883
300.000.000
47.892.762.244
159.857.810 (550.325.497)
754.740.257 (3.210.279.142 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
49.790.581.705 (2.812.417.528 )
PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN ARUS KAS TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan komisi perantara perdagangan efek Penerimaan perdagangan portofolio efek Penerimaan jasa penjamin emisi dan penjualan efek Penerimaan (pembayaran) lembaga kliring dan penjaminan Penerimaan (pembayaran) dari (kepada) nasabah Penjualan (pembelian) portofolio efek Penerimaan (pembayaran) efek beli dengan janji jual kembali Penerimaan bunga Penerimaan (pembayaran) pajak - bersih Pembayaran beban usaha Penerimaan (pembayaran) dari operasi lainnya - bersih
2011
2010
1.434.378.795 -
1.657.369.585 3.292.650.000
183.350.208
36.401.426
(368.117.000) 317.849.936 (4.558.875.000)
3.334.300.500 (4.432.333.089) (851.527.997)
3.872.102.680 1.600.773.288 (17.087.387) (2.686.893.586)
119.999.200 1.507.595.315 (17.514.083) (2.776.495.842)
293.804.373
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi
71.286.307
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap
13
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(231.983.143) 1.638.461.872
(27.282.120)
(31.128.200)
(27.282.120)
(31.128.200)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
44.004.187
1.607.333.672
DAMPAK BERSIH PERUBAHAN NILAI TUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS
-
-
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
25.491.548.052
23.884.214.380
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
25.535.552.239
25.491.548.052
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
5
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
1. U M U M a. Pendirian dan Kegiatan Usaha Perusahaan Perusahaan didirikan dengan nama PT Ravindo Securitama berdasarkan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H., No. 49 tanggal 8 Agustus 1989. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7627.HT.01.01.TH.89 tanggal 19 Agustus 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 tanggal 27 Oktober 1989, Tambahan No. 2768. Pada tahun 1996, nama Perusahaan diubah menjadi PT Yulie Sekurindo. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 259 dari Notaris Irawan Soerodjo, S.H., tanggal 25 Juli 2008, dalam rangka penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas“. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-75638.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 20 Oktober 2008. Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama menjalani usaha sebagai perusahaan efek, antara lain seperti perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek dan manajer investasi. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. KEP-64/PM/1992 dan No. KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992, Perusahaan memperoleh ijin usaha di bidang penjamin emisi efek dan bidang perantara pedagang efek. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 29 Mei 2009, sebagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 84, pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan menyetujui pengembalian izin usaha Perusahaan sebagai penjamin emisi efek selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2010. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 30 Juni 2010, sebagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., No. 47, pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan menyetujui pembatalan pengembalian izin usaha Perusahaan sebagai penjamin emisi efek dan perubahan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum Perusahaan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Plaza ASIA Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 59, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 26 November 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-3536/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum atas 120.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200 per saham dan harga penawaran Rp 215 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI)) pada tanggal 10 Desember 2004. c. Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
6
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
1. U M U M (lanjutan) c. Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
: : :
Chu Jang Lie Johnlin Yuwono Oey Rivera Wijaya
Direksi Direktur Utama Direktur
: :
Luciana Rusmady Hansa
Jumlah remunerasi yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah sekitar Rp 214 juta dan Rp 178 juta, masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah karyawan Perusahaan, masing-masing sejumlah 19 orang (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk portofolio efek yang dinyatakan sebesar nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
7
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan) Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), sesuai peraturan BAPEPAM-LK, dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah. b. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” secara prospektif. 1. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek bersih, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah - pihak ketiga, efek beli dengan janji jual kembali, piutang lainlain, penyertaan pada bursa efek dan aset lain-lain. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
8
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) 1. Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan) •
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. Piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah - pihak ketiga, piutang lain-lain dan aset lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
•
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
•
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealiasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas ke laporan laba rugi komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi. Efek beli dengan janji jual kembali dan portofolio efek - bersih Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
9
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) 2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, hutang lain-lain, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan termasuk hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah - pihak ketiga, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain. Pengakuan setelah pengakuan awal Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi: Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
•
Hutang lain-lain Setelah pengakuan awal, hutang lain-lain selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. Hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah - pihak ketiga, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
10
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) 3. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk meyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan. 4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksitransaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang setara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto, atau modal penilaian lain. Penyesuaian risiko kredit Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen harus diperhitungkan. 5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan. •
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan menentukan penurunan nilai berdasarkan bukti obyektif secara individual atas penurunan nilai. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset tersebut.
11
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) 5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) •
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
•
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.
6. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Perusahaan telah secara substantial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
12
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan serta tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan dan digunakan sebagai jaminan serta dibatasi penggunaannya disajikan terpisah pada laporan posisi keuangan. d. Piutang Usaha Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Kebijakan akuntansi untuk penyisihan atas penurunan nilai dijabarkan dalam Catatan 2b. e. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat. f.
Penyertaan Pada Bursa Efek Penyertaan pada bursa efek dinyatakan sebesar biaya perolehan (cost method).
g. Transaksi Efek Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah maupun untuk sendiri diakui pada saat timbulnya perikatan atas transaksi efek. Pembelian untuk nasabah dicatat sebagai piutang nasabah dan hutang Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), sedangkan penjualan efek dicatat sebagai hutang nasabah dan piutang LKP. Pembelian efek untuk sendiri dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan hutang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta mencatat keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut. Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di laporan posisi keuangan sebagai liabilitas, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai aset. Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di laporan posisi keuangan sebagai liabilitas, sedangkan kekurangan dana (piutang) pada rekening nasabah disajikan sebagai aset. h. Transaksi Repo/Reverse Repo Penjualan efek dengan perjanjian dibeli kembali (repo) diakui sebagai liabilitas dan dinyatakan dalam laporan keuangan sebesar nilai pembelian kembali setelah memperhitungkan bunga yang belum diamortisasi dan liabilitas lain yang timbul atas perjanjian repo tersebut. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diakui sebagai beban bunga.
13
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Transaksi Repo/Reverse Repo (lanjutan) Pembelian efek dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai piutang yang disajikan sebagai akun “Efek Beli dengan Janji Jual Kembali” dan dinyatakan dalam laporan keuangan sebesar nilai penjualan kembali setelah memperhitungkan bunga yang belum diamortisasi dan piutang lain yang timbul atas perjanjian tersebut. Selisih antara harga beli dengan harga jual kembali merupakan pendapatan bunga. i.
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika: a) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan; b) suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan; c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture; d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan; e) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f) suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan Perusahaan. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
j.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kurs rata-rata mata uang asing yang digunakan, masing-masing adalah Rp 9.068 dan Rp 8.991 per US$ 1.
k. Aset Tetap Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap” dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif sebagai berikut:
14
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Aset Tetap (lanjutan) Tarif Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor
25% - 50% 50% 25% - 50% 25% - 50%
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun yang bersangkutan. Nilai aset ditelaah kembali pada tanggal laporan posisi keuangan atas kemungkinan terjadinya penurunan pada nilai aset yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. l.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan Perusahaan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan Perusahaan membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pelaporan keuangan. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan atas aset tersebut.
m. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan dan yang akan diterapkan pada saat aset pajak tangguhan yang bersangkutan direalisasi atau pada saat liabilitas pajak tangguhan diselesaikan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
15
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan. Pendapatan komisi yang berkaitan dengan transaksi perantara perdagangan efek dan jasa lainnya diakui berdasarkan tanggal transaksi. Laba (rugi) dari perdagangan efek, yang meliputi laba (rugi) yang timbul dari penjualan efek, diakui pada saat tanggal transaksi. Jasa penjaminan emisi efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan. Beban Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual). o. Biaya Emisi Efek Ekuitas Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat dan disajikan sebagai pengurang terhadap tambahan modal disetor - agio saham yang berasal dari penawaran perdana saham tersebut. p. Rugi per Saham Dasar Rugi per saham dasar dihitung dengan membagi rugi tahun berjalan masing-masing tahun dengan jumlah rata-rata tertimbang saham Perusahaan yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang dijadikan sebagai dasar perhitungan rugi per saham adalah sebesar 255.000.000 saham, masing-masing pada tahun 2011 dan 2010. q. Estimasi Liabilitas atas Imbalan Kerja Karyawan Perusahaan mencatat akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undangundang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Hak karyawan atas uang pensiun, pesangon, uang jasa dan imbalan lainnya diakui dengan metode akrual. Pada bulan Juni 2004, Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai Imbalan Kerja yang mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon, pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi liabilitas untuk imbalan kerja karyawan ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tersebut, dimana perhitungan akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan dilakukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit” yang dihitung oleh aktuaris independen.
16
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r.
Provisi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan. Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dibuat. Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dibatalkan.
s. Penerapan Standar Akuntansi Revisi Lain dan Interpretasi Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, berikut adalah standar akuntansi revisi lain, perubahan atas standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai tanggal 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan, antara lain adalah sebagai berikut: • • • • • • • • • • • • • • • • •
PSAK No. 2 (Revisi 2009), ”Laporan Arus Kas”. PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim”. PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK No. 8 (Revisi 2009), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”. PSAK No. 12 (Revisi 2010), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”. PSAK No. 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak berwujud”. PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. ISAK No. 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus”. ISAK No. 9 (Revisi 2009), “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”. ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan”. ISAK No. 11, “Distribusi Aset Non-Kas kepada Pemilik”. ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama Entitas Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”. ISAK No. 14, “Aset Tak berwujud - Biaya Situs Web”. ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”.
17
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t.
Standar Akuntansi Revisi Yang Telah Diterbitkan Namun Belum Efektif Berlaku Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 Berikut ini adalah standar akuntansi yang direvisi dan diterbitkan yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2011: •
PSAK No. 10 (Revisi 2010) “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” PSAK revisi ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
•
PSAK No. 13 (Revisi 2011) “Properti Investasi” PSAK revisi ini diterapkan dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi termasuk untuk pengukuran hak atas properti investasi dalam sewa yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessee dan untuk pengukuran properti investasi yang diserahkan kepada lessee yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan lessor.
•
PSAK No. 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap” PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilai atas aset tetap.
•
PSAK No. 18 (Revisi 2010) “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” PSAK revisi ini mengatur tentang penentuan biaya manfaat purnakarya dalam laporan keuangan Pemberi Kerja yang memiliki program manfaat purnakarya. Pernyataan ini melengkapi PSAK 24 (Revisi 2010).
•
PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja” PSAK revisi ini Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja dan mensyaratkan pengakuan liabilitas dan beban jika pekerja telah memberikan jasanya dan entitas menikmati manfaat ekonomi yang dihasilkan dari jasa tersebut.
•
PSAK No. 26 (Revisi 2011) “Biaya Pinjaman” PSAK revisi ini menentukan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.
•
PSAK No. 30 (Revisi 2011) “Sewa” PSAK revisi ini mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor dalam hubungannya dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.
18
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t.
Standar Akuntansi Revisi Yang Telah Diterbitkan Namun Belum Efektif Berlaku (lanjutan) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 (lanjutan) •
PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Akuntansi Pajak Penghasilan” PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan/(penyelesaian) jumlah tercatat aset/ (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
•
PSAK No. 50 (Revisi 2010) “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK revisi ini menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
•
PSAK No. 53 (Revisi 2010) “Pembayaran Berbasis Saham” PSAK revisi ini mengatur pelaporan keuangan perusahaan yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.
•
PSAK No. 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” PSAK revisi ini mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
•
PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba per Saham” PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas sama.
•
PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” PSAK ini mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.
•
ISAK No. 15 “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya” ISAK ini memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
19
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t.
Standar Akuntansi Revisi Yang Telah Diterbitkan Namun Belum Efektif Berlaku (lanjutan) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 (lanjutan) •
ISAK No. 16, ”Perjanjian Konsensi Jasa” ISAK ini memberikan panduan akuntansi untuk entitas (operator) atas perjanjian konsensi jasa publik ke swasta.
•
ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham” ISAK ini membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.
•
ISAK No. 22, ”Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan” ISAK ini menentukan pengungkapan yang tepat dalam catatan atas laporan keuangan operator dan pemberi konsesi atas perjanjian konsensi jasa.
•
ISAK No. 25, ”Hak atas Tanah” ISAK ini membahas apakah biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai diakui sebagai aset tetap dan disusutkan sesuai dengan sisa umur haknya, dan juga bagaimana perlakuan atas biaya yang dikeluarkan dalam pengurusan legal hak atas tanah awal dan perpanjangan atau pembaruannya.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang direvisi dan baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Pertimbangan Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2b.
20
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki resiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan kerja Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebesar Rp 675.878.030 dan Rp 592.238.968. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 28. Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 2 sampai dengan 4 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebesar Rp 109.220.052 dan Rp 204.179.339. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Instrumen Keuangan Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Nilai tercatat dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebesar Rp 50.138.479.127 dan Rp 52.744.347.472 (Catatan 32), sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebesar Rp 1.761.943.246 dan Rp 5.427.515.792 (Catatan 32).
21
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2011 Kas Bank Rupiah PT Bank Mayapada Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk Dolar Amerika Serikat PT Bank Capital Tbk (US$ 1.169 pada tahun 2011 dan US$ 143 pada tahun 2010) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 905 pada tahun 2011 dan US$ 1.018 pada tahun 2010) PT Bank Mayapada Tbk (US$ 627 pada tahun 2011 dan US$ 527 pada tahun 2010)
2010
545.546
976.256
3.003.465.393 78.342.516 52.177.425
3.004.225.548 133.964.789 220.920.336
10.599.494
1.290.029
8.205.633
9.153.916
5.687.450
4.737.178
Jumlah Kas dan Bank
3.159.023.457
3.375.268.052
Setara Kas Deposito berjangka: PT Bank Mayapada Tbk Dolar Amerika Serikat (US$ 1.080.000 pada tahun 2011 dan 2010) Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk
9.793.440.000 9.306.000.000 3.277.088.782
9.710.280.000 9.306.000.000 3.100.000.000
Jumlah Setara Kas
22.376.528.782
22.116.280.000
Jumlah Kas dan Setara Kas
25.535.552.239
25.491.548.052
6,5%
6,5%
1,25%
1,25%
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Mata uang Rupiah Mata uang Dolar Amerika Serikat
5. DEPOSITO BERJANGKA Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun ini merupakan deposito berjangka dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan jangka waktu 12 bulan yang ditempatkan pada PT Bank Capital Tbk sebesar US$ 1.000.000. Tingkat bunga per tahun deposito berjangka tersebut adalah sebesar 2%, masing-masing pada tahun 2011 dan 2010. 6. PORTOFOLIO EFEK - BERSIH Akun ini terdiri dari efek saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan rincian sebagai berikut:
22
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
6. PORTOFOLIO EFEK - BERSIH (lanjutan) 2011
2010
Efek Tersedia untuk Dijual Efek saham - setelah ditambah (dikurangi) keuntungan (kerugian) yang belum terealisasi sebesar Rp 550.325.497 pada tahun 2011 dan (Rp 710.183.307) pada tahun 2010 PT Inovisi Infracom Tbk PT Siwani Makmur Tbk Lain-lain
4.675.750.000 1.008.382.208 528.288.994
1.008.382.208 485.306.184
Jumlah
6.212.421.202
1.493.688.392
Perusahaan menetapkan nilai wajar portofolio efek saham berdasarkan nilai pasar yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Penetapan harga wajar berdasarkan nilai pasar merupakan pertimbangan terbaik manajemen.
7. DEPOSITO PADA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN Akun ini merupakan dana jaminan kliring yang diagunkan pada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk menjamin kelancaran penanggulangan kegagalan transaksi efek anggota bursa pemakai jasa KPEI, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dana jaminan kliring tersebut ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 604.748.214 dan Rp 571.887.654, dengan tingkat bunga per tahun berkisar antara 6,5%-7%, masing-masing pada tahun 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun ini juga termasuk deposito kontrak opsi saham sebesar Rp 6.337.357 dan Rp 6.299.456 yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebagai agunan untuk pelaksanaan transaksi kontrak opsi saham, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI.
8. PIUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN Akun ini merupakan tagihan kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sehubungan dengan transaksi jual efek di bursa saham yang dilakukan oleh Perusahaan.
9. PIUTANG NASABAH - PIHAK KETIGA Akun ini merupakan piutang yang timbul dari perdagangan efek, dengan rincian sebagai berikut: 2011 Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5% dari jumlah piutang nasabah Saldo masing-masing kurang dari 5% dari jumlah piutang nasabah Jumlah
2010
32.290.000
999.446.795
1.861.481
149.031.271
34.151.481
1.148.478.066
Umur dari piutang nasabah - pihak ketiga rata-rata adalah antara 2 hari sampai dengan 7 hari. Perusahaan tidak membentuk penyisihan penurunan nilai piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang nasabah tersebut dapat tertagih.
23
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
10. EFEK BELI DENGAN JANJI JUAL KEMBALI Perusahaan melakukan transaksi pembelian dengan janji jual kembali dengan pihak ketiga atas efek saham yang diperdagangkan di bursa efek. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2011
No.
Tanggal Perjanjian
Tanggal Jatuh Tempo
1. 2. 3. 4. 5.
24 Februari 2011 2 Maret 2011 11 Maret 2011 11 Maret 2011 16 Mei 2011
23 Februari 2012 29 Februari 2012 9 Maret 2012 9 Maret 2012 15 Mei 2012
Harga Perolehan 122.000.000 412.000.000 3.162.230.000 2.527.715.000 424.213.200
Harga Jual Kembali 131.150.000 440.840.000 3.383.586.100 2.704.655.050 453.908.124
Bunga yang Masih Harus Diterima 7.792.582 24.086.154 179.395.740 143.399.216 17.607.903
Nilai Tercatat 129.792.582 436.086.154 3.341.625.740 2.671.114.216 441.821.103 7.020.439.795
2010
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Tanggal Perjanjian 28 Januari 2010 26 Juli 2010 3 Februari 2010 24 Februari 2010 1 Maret 2010 1 Maret 2010 5 Maret 2010 11 Maret 2010 11 Maret 2010 24 Maret 2010 12 Mei 2010 14 Mei 2010 14 Mei 2010 17 Mei 2010 17 Mei 2010 18 Oktober 2010 22 Oktober 2010 6 Desember 2010 1 Desember 2010 15 Desember 2010
Tanggal Jatuh Tempo 28 Januari 2011 25 Juli 2011 2 Februari 2011 23 Februari 2011 1 Maret 2011 1 Maret 2011 4 Maret 2011 10 Maret 2011 10 Maret 2011 23 Maret 2011 11 Mei 2011 13 Mei 2011 13 Mei 2011 16 Mei 2011 16 Mei 2011 17 Oktober 2011 21 Oktober 2011 5 Desember 2011 30 November 2011 14 Desember 2011
Harga Perolehan 274.000.000 230.000.000 214.900.000 112.465.000 228.950.000 383.050.000 245.240.000 2.927.980.000 2.340.480.000 355.870.000 334.490.000 317.680.000 392.790.000 379.545.800 255.100.000 373.570.000 110.090.000 439.375.000 241.000.000 166.330.000
Harga Jual Kembali 298.660.000 248.400.000 232.500.000 122.000.000 246.250.000 412.000.000 263.600.000 3.162.230.000 2.527.715.000 382.560.250 361.240.000 343.090.000 424.213.200 409.910.000 275.500.000 405.325.000 119.450.000 474.525.000 260.280.000 179.636.000
Bunga yang Masih Harus Diterima 22.898.571 8.015.342 16.008.767 8.124.342 14.463.934 24.204.098 15.191.014 189.967.123 151.839.890 20.694.084 17.149.315 16.151.014 19.973.102 19.050.416 12.798.904 6.525.000 1.820.712 2.503.836 1.637.479 619.732
Nilai Tercatat 296.898.571 238.015.342 230.908.767 120.589.342 243.413.934 407.254.098 260.431.014 3.117.947.123 2.492.319.890 376.564.084 351.639.315 333.831.014 412.763.102 398.596.216 267.898.904 380.095.000 111.910.712 441.878.836 242.637.479 166.949.732 10.892.542.475
Efek saham yang dibeli dengan janji jual kembali pada tanggal laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Yulie Sekurindo Tbk, PT Bank International Indonesia Tbk, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Matahari Putra Prima Tbk, PT Panorama Transport Tbk dan PT Hero Supermarket Tbk.
11. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan memiliki saldo dan transaksi dengan pihak berelasi. Transaksi tersebut meliputi transaksi sewa.
24
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
11. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: Persentase Terhadap Jumlah Akun yang Bersangkutan
Jumlah 2011 Beban sewa PT Jeje Yutrindo Utama (Catatan 30)
2010
306.000.000
2011
276.000.000
2010
100,00%
100,00%
Sifat hubungan dengan pihak berelasi tersebut, yaitu PT Jeje Yutrindo Utama merupakan pemegang saham utama Perusahaan. Total kompensasi personil manajemen kunci (dewan komisaris dan direksi) dalam Perusahaan: 2011 Imbalan kerja jangka pendek (dalam jutaan Rupiah)
2010 214
178
Jumlah dalam tabel di atas merupakan jumlah yang diakui sebagai biaya selama periode pelaporan sehubungan dengan kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci tersebut.
12. PENYERTAAN PADA BURSA EFEK Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun ini merupakan penyertaan saham pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), yang merupakan salah satu persyaratan Perusahaan sebagai anggota bursa, dengan jumlah sebesar Rp 135.000.000.
13. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari: 2011
Saldo Awal
Penambahan/ Reklasifikasi
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor
1.406.619.182 799.865.073 892.511.054 483.896.565
27.282.120 -
-
1.406.619.182 827.147.193 892.511.054 483.896.565
Jumlah Biaya Perolehan
3.582.891.874
27.282.120
-
3.610.173.994
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor
1.235.488.990 766.815.929 892.511.055 483.896.561
91.949.686 30.291.722 -
-
1.327.438.676 797.107.651 892.511.055 483.896.560
Jumlah Akumulasi Penyusutan
3.378.712.535
122.241.408
-
3.500.953.942
Nilai Buku
204.179.339
25
109.220.052
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
13. ASET TETAP (lanjutan) 2010
Saldo Awal
Penambahan/ Reklasifikasi
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor
1.406.619.182 768.736.872 892.511.055 483.896.565
31.128.200 -
-
1.406.619.182 799.865.072 892.511.055 483.896.565
Jumlah Biaya Perolehan
3.551.763.674
31.128.200
-
3.582.891.874
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor
1.178.445.598 743.745.404 892.511.055 460.506.411
57.043.392 23.070.521 23.390.154
-
1.235.488.990 766.815.925 892.511.055 483.896.565
Jumlah Akumulasi Penyusutan
3.275.208.468
103.504.067
-
3.378.712.535
Nilai Buku
276.555.206
Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha adalah Rp 103.504.067, masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010.
204.179.339
sebesar
Rp
122.241.408
dan
Pada tanggal 31 Desember 2011, aset tetap - kendaraan tidak diasuransikan dari berbagai risiko kerugian yang ada. Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap - kendaraan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat pencurian, kerusakan dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sekitar Rp 515 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan atas asuransi aset tetap - kendaraan pada tanggal 31 Desember 2010 tersebut, cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset Perusahaan tersebut dapat dipulihkan sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai atas aset tersebut.
14. HUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN Akun ini merupakan liabilitas kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang timbul dari penyelesaian transaksi perdagangan efek di bursa saham.
15. HUTANG NASABAH - PIHAK KETIGA Akun ini merupakan liabilitas yang timbul dalam rangka transaksi perdagangan efek yang dilakukan oleh Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: 2011 Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5% dari jumlah hutang nasabah Saldo masing-masing kurang dari 5% dari jumlah hutang nasabah Jumlah
26
2010
720.698.869
1.290.298.768
256.292.751
483.169.501
976.991.620
1.773.468.269
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
16. PERPAJAKAN a. Hutang pajak Hutang pajak terdiri dari: 2011
2010
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran - bersih Pajak transaksi penjualan efek
1.516.789 250.000 5.333.081 20.707.637
2.419.078 80.000 8.687.892 33.707.924
Jumlah
27.807.507
44.894.894
b. Manfaat (Beban) pajak penghasilan Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran laba (rugi) fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010
731.229.593
(558.761.199)
Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Beda temporer: Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Beda tetap: Sumbangan dan representasi Perjalanan dinas Penyusutan aset tetap Penghasilan yang pajaknya bersifat final Lain-lain
304.782.400 58.351.500 32.778.095 (1.014.885.413) 39.996.865
321.810.750 122.206.000 10.926.032 (949.406.958) 268.097.614
Taksiran rugi fiskal tahun berjalan Akumulasi taksiran rugi fiskal awal tahun
246.295.689 (4.657.578.565)
(709.246.706) (3.948.331.859)
Akumulasi taksiran rugi fiskal akhir tahun
(4.411.282.876)
(4.657.578.565)
83.639.062 10.403.587
66.248.390 9.632.665
Perusahaan akan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) tahun 2011 kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berdasarkan perhitungan pajak di atas. Taksiran rugi fiskal pada tahun 2010 tersebut adalah sesuai dengan jumlah dalam SPT tahun 2010 yang telah dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Rekonsiliasi antara manfaat (beban) pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan dengan manfaat (beban) pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
27
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Manfaat (Beban) pajak penghasilan (lanjutan)
Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Beban pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas beda tetap: Sumbangan dan representasi Perjalanan dinas Penyusutan aset tetap Penghasilan yang pajaknya bersifat final Lain-lain Rugi fiskal yang tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan Manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif
2011
2010
731.229.593
(558.761.199)
(182.807.398)
139.690.300
(76.195.600) (14.587.875) (8.194.524) 253.721.353 (9.999.216)
(80.452.688) (30.551.500) (2.731.508) 237.351.740 (67.024.404)
61.573.924
(1.164.394.643)
23.510.664
(968.112.703)
c. Aset pajak tangguhan - bersih Pajak tangguhan yang berasal dari pengaruh beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut: 2011
2010
Aset pajak tangguhan Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap
168.969.508 84.600.499
148.059.742 81.999.601
Jumlah
253.570.007
230.059.343
62.500.000 97.376.398
62.500.000 97.376.398
159.876.398
159.876.398
93.693.609
70.182.945
Liabilitas pajak tangguhan Laba perdagangan efek - bersih Sewa guna usaha Jumlah Aset pajak tangguhan - bersih d. Administrasi
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar secara sendiri pajak penghasilannya (self-assessment). Untuk tahun pajak sebelum tahun 2008, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menetapkan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak.
28
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Perubahan undang-undang pajak penghasilan Di bulan September 2008, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menyetujui perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Salah satu dari perubahan tersebut sehubungan dengan tarif pajak penghasilan badan. Sebelumnya, tarif pajak penghasilan badan bersifat progresif sebesar 10% dan 15% atas Rp 50 juta penghasilan kena pajak pertama dan kedua, dan berikutnya 30% atas penghasilan kena pajak lebih dari Rp 100 juta. Sesuai dengan perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan, tarif pajak penghasilan badan ditetapkan pada tarif tetap sebesar 28% dimulai sejak 1 Januari 2009 dan kemudian dikurangi menjadi 25% sejak 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan telah dihitung dengan menggunakan tarif-tarif tersebut.
17. BIAYA HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2011
2010
Beban kantor Beban transaksi
22.584.129 13.800.076
25.488.772 29.035.866
Jumlah
36.384.205
54.524.638
18. HUTANG LAIN-LAIN Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun ini merupakan hutang dividen milik nasabah sebesar Rp 11.379.421 dan Rp 7.571.885.
19. MODAL SAHAM Komposisi pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
PT Jeje Yutrindo Utama Chu Jang Lie (Komisaris Utama) Masyarakat (masing-masing dengan pemilikan di bawah 5%)
133.725.000 1.275.000
52,44% 0,50%
26.745.000.000 255.000.000
120.000.000
47,06%
24.000.000.000
Jumlah
255.000.000
100,00%
51.000.000.000
Pengelolaan Modal Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
29
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
19. MODAL SAHAM (lanjutan) Pengelolaan Modal (lanjutan) Perusahaan dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 untuk menyisihkan dan mempertahankan suatu dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan sampai dana cadangan tersebut mencapai 20% dari modal saham diterbitkan dan dibayar penuh. Persyaratan permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan oleh Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) berikutnya. Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan usulan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan tambahan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses dalam manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 20. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH Akun ini merupakan agio saham, yang merupakan selisih antara jumlah harga jual dengan jumlah nilai nominal saham yang diterbitkan sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat (Catatan 1b), setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang berhubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan tersebut. Rincian tambahan modal disetor - bersih adalah sebagai berikut: Jumlah Agio saham sehubungan penawaran umum saham (Catatan 1b) Biaya emisi efek ekuitas (Catatan 2o) Bersih
1.800.000.000 (1.446.633.117) 353.366.883
21. DIVIDEN TUNAI Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 27 Juni 2011, sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara RUPST No. 79, pada tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. Dalam RUPST yang diadakan pada tanggal 30 Juni 2010, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 46, pada tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. 22. KOMISI PERANTARA PERDAGANGAN EFEK Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas Perusahaan sebagai perantara perdagangan efek.
23. BUNGA Akun ini merupakan pendapatan bunga atas transaksi pembelian efek dengan janji jual kembali.
30
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
24. JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK Akun ini merupakan imbalan jasa untuk Perusahaan sebagai penjamin emisi dan agen penjualan untuk penawaran umum efek.
25. KERUGIAN ATAS PERDAGANGAN EFEK - BERSIH Akun ini merupakan kerugian bersih dari transaksi perdagangan efek saham.
26. PENDAPATAN BUNGA Akun ini merupakan pendapatan bunga yang berasal dari:
Deposito Jasa giro Jumlah
2011
2010
892.192.499 122.692.914
833.956.785 115.450.173
1.014.885.413
949.406.958
27. BEBAN KEUANGAN Akun ini merupakan biaya administrasi bank sebesar Rp 14.800.779 dan Rp 24.304.326, masingmasing pada tahun 2011 dan 2010.
28. ESTIMASI LIABILITAS ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN Perusahaan mencatat estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, masing-masing berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Jasa Aktuaria Pensiun dan Asuransi, aktuaris independen, berdasarkan laporannya, masing-masing No. LA126/AKT/JAPA-02/2012 tanggal 29 Februari 2012 dan No. LA-087/AKT/JAPA-02/2011 tanggal 28 Februari 2011,dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Asumsi-asumsi pokok yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto Tabel mortalitas Umur pensiun
: 7% per tahun (2010: 9,5%) : TMI-II : 55 tahun
Analisis liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang disajikan sebagai “Estimasi Liabilitas Atas Imbalan Kerja Karyawan” di laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, adalah sebagai berikut:
31
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
28. ESTIMASI LIABILITAS ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) a. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan 2011
2010
Nilai kini liabilitas imbalan kerja Keuntungan aktuarial yang belum diakui
498.394.850 177.483.180
300.857.473 291.381.495
Nilai bersih liabilitas yang diakui dalam laporan posisi keuangan
675.878.030
592.238.968
2011
2010
b. Beban imbalan kerja karyawan
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi atas keuntungan aktuarial Beban yang diakui pada tahun berjalan
c.
71.595.308 28.581.460 (16.537.706 )
49.607.196 30.008.430 (13.367.236)
83.639.062
66.248.390
Mutasi nilai bersih atas liabilitas imbalan kerja karyawan 2011
2010
Saldo awal liabilitas bersih Beban tahun berjalan yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
592.238.968
525.990.578
83.639.062
66.248.390
Saldo akhir liabilitas bersih
675.878.030
592.238.968
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa estimasi liabilitas tersebut di atas cukup untuk memenuhi ketentuan yang berlaku.
29. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan memiliki aset moneter dalam mata uang asing, terutama sebagai berikut:
Mata Uang Asing
Ekuivalen Dalam Rupiah
Aset Kas dan setara kas Deposito berjangka
US$ US$
1.082.701 1.000.000
9.817.932.577 9.068.000.000
Jumlah
US$
2.082.701
18.885.932.577
Pada tanggal 7 Maret 2012, kurs rata-rata mata uang asing yang dikeluarkan Bank Indonesia adalah US$ 1 = Rp 9.190.
32
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
30. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING Pada tanggal 17 Mei 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan kantor yang terletak di Plaza ASIA (dahulu Plaza ABDA) untuk kegiatan usaha Perusahaan dengan PT Jeje Yutrindo Utama (pihak berelasi) (lihat Catatan 11) dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal 1 Juli 2005 sampai dengan tanggal 20 Juni 2006 dan terakhir telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2013. Jumlah beban sewa pada tahun 2011 dan 2010, masing-masing adalah sebesar Rp 306.000.000 dan Rp 276.000.000, yang dicatat sebagai bagian dari “Beban Usaha” pada laporan laba rugi komprehensif.
31. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN Perusahaan berkewajiban untuk memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan peraturan BAPEPAM No. V.D.5 yang terlampir dalam Keputusan dari Ketua BAPEPAM No. KEP-27/PM/1999 tanggal 31 Desember 1999 yang telah diperbaharui dengan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-20/PM/2003 tertanggal 8 Mei 2003 dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK“) No. X.E.1 yang tertuang dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM & LK No. Kep-460/BL/2008 tanggal 10 November 2008 (Peraturan BAPEPAM-LK). Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan efek menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek dan peratara perdagangan efek yang mengadminitrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki MKBD sama dengan atau di atas saldo minimum Rp 25.000.000.000. Pada tahun 2010, keputusan No. KEP-20/PM/2003 tanggal 8 Mei 2003 diperbaharui dengan keputusan No. Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010. Berdasarkan keputusan tersebut, perusahaan efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 25.000.000.000 atau 6,25% dari jumlah liabilitas tanpa utang sub-ordinasi dan utang dalam rangka penawaran umum/penawaran terbatas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi. Keputusan ini harus diterapkan oleh Perusahaan paling lambat tanggal 31 Januari 2012. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari keputusan tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap MKBD Perusahaan. Pada tahun 2011 dan 2010, Perusahaan memiliki saldo MKBD di atas ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan BAPEPAM-LK tersebut.
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan lain, Perusahaan tidak terlepas dari beberapa risiko, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja Perusahaan: Faktor-faktor Risiko Keuangan a. Risiko Pencabutan Izin Usaha Sebagai perusahaan efek, Perusahaan memiliki beberapa izin usaha yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia, yaitu izin sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek. Apabila Perusahaan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku, maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh izinnya dibekukan sementara ataupun dicabut, sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan usaha Perusahaan.
33
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan) Faktor-faktor Risiko Keuangan (lanjutan) a. Risiko Pencabutan Izin Usaha (lanjutan) Untuk mencegah hal ini, Perusahaan berusaha sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usaha, agar tidak mengalami kegagalan atau kelalaian dalam memenuhi ketentuan undangundang dan peraturan pasar modal, yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan BapepamLK, maupun peraturan dan undang-undang yang dikeluarkan oleh intansi lain dan negara yang berlaku umum, yang menpunyai akibat terhadap risiko pencabutan izin usaha sebagai perusahaan. b. Risiko Perdagangan Efek Aktivitas perdagangan efek erat hubungannya dengan kondisi bursa efek secara keseluruhan. Kapitalisasi pasar, jumlah saham, pertumbuhan keuangan Perusahaan, sistem perdagangan dan sarana merupakan faktor utama bagi pemodal dalam melaksanakan investasi. Dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan indeks (Indeks Harga Saham Gabungan) yang dinamis, indeks yang melemah membuat pemodal menunggu untuk melakukan transaksi, sebaliknya kenaikan indeks mendorong pemodal untuk melakukan transaksi. Faktor suku bunga pasar dan kestabilan nilai tukar mata uang valuta asing, merupakan acuan yang dapat menentukan harga efek, akibatnya pendapatan Perusahaan yang berasal dari komisi perdagangan efek dan jasa penjaminan emisi efek dapat berubah-ubah dengan fluktuasi yang signifikan. Dalam mengatasi fenomena tersebut, Perusahaan berusaha memberikan informasi dan riset kepada nasabah untuk menerapkan strategi yang tepat, agar baik pada saat indeks menurun maupun indeks menguat nasabah tetap memperoleh return, menjaga dan memelihara sistem perdagangan (remote trading), jaringan dan sarana dan prasarana perdagangan lainnnya agar berjalan lancar. c. Risiko Penyelesaian Transaksi Efek Bursa Efek Indonesia dapat melakukan ketentuan denda dan penghentian sementara (suspensi) perdagangan atas keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek. Keterlambatan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan sistem teknologi informasi, keterlambatan dalam kliring bank, cidera janji dari pembeli atau penjual efek, hal ini mengakibatkan kerugian pada Perusahaan. Untuk mencegah hal tersebut, Perusahaan setiap hari melakukan pembaharuan terhadap hutang piutang transaksi perdagangan, dan Perusahaan membatasi transaksi nasabah sesuai dengan trading limit nasabah, dengan demikian nasabah hanya dapat melakukan transaksi sesuai dengan jaminannya. Perusahaan juga menerapkan Pengenaan denda bunga dan force sell terhadap nasabah sebagai akibat dari keterlambatan pembayaran dan cidera janji dari nasabah. d. Risiko Modal Perusahaan mengelola modal ditujukan untuk memastikan kemampuan Perusahaan melanjutkan usaha secara berkelanjutan dan memaksimumkan imbal hasil kepada pemegang saham melalui optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. Untuk memelihara atau mencapai struktur modal yang optimal, Perusahaan dapat menyesuaikan usulan jumlah pembayaran dividen, pengurangan modal, penerbitan saham baru atau membeli kembali saham beredar, mendapatkan pinjaman baru atau menjual aset untuk mengurangi pinjaman.
34
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan) Faktor-faktor Risiko Keuangan (lanjutan) d. Risiko Modal (lanjutan) Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara persyaratan minimum modal kerja bersih seperti yang disebutkan dalam peraturan BAPEPAM-LK No. V.D.5 dan peraturan BAPEPAM-LK No. X.E.1, yang antara lain, menentukan Modal Kerja Bersih Disesuaikan untuk perusahaan efek yang beroperasi sebagai perantara perdagangan efek dan penjamin emisi sebesar Rp 25 milyar. Jika hal ini tidak dipantau dan disesuaikan, tingkat modal kerja sesuai peraturan dapat berada di bawah jumlah minimum yang ditetapkan oleh regulator, yang dapat mengakibatkan berbagai sanksi mulai dari denda sampai dengan penghentian sebagian atau seluruh dengan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha. Untuk mengatasi risiko ini, Perusahaan terus mengevaluasi tingkat kebutuhan modal kerja bersih yang disyaratkan dan mempersiapkan peningkatan batas minimum yang diperlukan sesuai peraturan yang mungkin terjadi dari waktu ke waktu di masa datang. Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal 31 Desember 2011. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang dicatat di laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Nilai tercatat
Nilai wajar
Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Portofolio efek - bersih Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan Piutang lembaga kliring dan penjaminan Piutang nasabah - pihak ketiga Efek beli dengan janji jual kembali Piutang lain-lain Penyertaan pada bursa efek Aset lain-lain
25.535.552.239 9.068.000.000 6.212.421.202 611.085.571 1.476.194.500 34.151.481 7.020.439.795 38.344.339 135.000.000 7.290.000
25.535.552.239 9.068.000.000 6.212.421.202 611.085.571 1.476.194.500 34.151.481 7.020.439.795 38.344.339 135.000.000 7.290.000
Jumlah Aset Keuangan
50.138.479.127
50.138.479.127
737.188.000 976.991.620 36.384.205 11.379.421
737.188.000 976.991.620 36.384.205 11.379.421
1.761.943.246
1.761.943.246
Liabilitas Keuangan Hutang lembaga kliring dan penjaminan Hutang nasabah - pihak ketiga Biaya harus dibayar Hutang lain-lain Jumlah Liabilitas Keuangan
35
PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan) Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan) 2010 Nilai tercatat
Nilai wajar
Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Portofolio efek - bersih Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan Piutang lembaga kliring dan penjaminan Piutang nasabah - pihak ketiga Efek beli dengan janji jual kembali Piutang lain-lain Penyertaan pada bursa efek Aset lain-lain
25.491.548.052 8.991.000.000 1.493.688.392 578.187.110 3.962.840.500 1.148.478.066 10.892.542.475 43.772.877 135.000.000 7.290.000
25.491.548.052 8.991.000.000 1.493.688.392 578.187.110 3.962.840.500 1.148.478.066 10.892.542.475 43.772.877 135.000.000 7.290.000
Jumlah Aset Keuangan
52.744.347.472
52.744.347.472
Kewajiban Keuangan Hutang lembaga kliring dan penjaminan Hutang nasabah - pihak ketiga Biaya harus dibayar Hutang lain-lain
3.591.951.000 1.773.468.269 54.524.638 7.571.885
3.591.951.000 1.773.468.269 54.524.638 7.571.885
Jumlah Kewajiban Keuangan
5.427.515.792
5.427.515.792
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan ditentukan berdasarkan jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan bukan merupakan penjualan yang dipaksakan atau likuidasi. Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompok instrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai tersebut: Aset dan liabilitas keuangan Instrumen keuangan terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek - bersih, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah - pihak ketiga, efek beli dengan janji jual kembali, piutang lain-lain, penyertaan pada bursa efek, aset lain-lain, hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah - pihak ketiga, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain, diasumsikan sama dengan nilai tercatatnya karena akan jatuh tempo dalam waktu singkat. 33. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan Perusahaan ini, yang telah diselesaikan pada tanggal 7 Maret 2012.
36