PT TUNAS FINANCINDO SARANA LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS
31 MARET/MARCH 2009 DAN/AND 2008
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 1/1 Schedule
NERACA 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
BALANCE SHEETS AS AT 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, except for par value per share) Catatan/ Notes
2009 AKTIVA Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 27.908 dan Rp 13.622 pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008)
113,618
1,659,532 2D,2P,4,28a
Piutang sewa operasi - Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp nihil pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008) Piutang lain-lain - Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 2.281 dan Rp 1.325 pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008) - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp nihil pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008)
3, 28a
-
1,636
ASSETS 182,686 Cash and cash equivalents Consumer financing receivables (net of provision for doubtful accounts of Rp 27,908 and Rp 13,622 as at 31 March 2,111,389 2009 and 2008)
5
Operating lease receivables Third parties (net of provision for doubtful accounts of Rp nil as at 31 March 1,422 2009 and 2008)
6
1,915
Other receivables Third parties (net of provision for doubtful accounts of Rp 2,281 and Rp 1,325 as at 31 March 2009 and 2008)
5,354
Related parties (net of provision for doubtful accounts of Rp nil as at 31 March 2009 and 2008)
2,111 2P,6,28a
Kendaraan jaminan (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai kendaraan jaminan sebesar Rp nihil dan Rp 4.078 pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008)
2008
Collateral vehicles (net of provision for decline in value of collateral vehicles of Rp nil and Rp 4,078 as at 31 March 2009 8,175 and 2008)
-
7
Tagihan kelebihan pajak
20,272
8a
10,962
Claim for tax refund
Tagihan derivatif
25,193
16
-
Derivative receivable
4,153
8d
9,860
Deferred tax assets
Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 9.990 dan Rp 5.573 pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008)
6,328
9
5,476
Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp 9,990 and Rp 5,573 as at 31 March 2009 and 2008)
Aktiva lain-lain
4,719
2P,10,28a
10,256
Other assets
2,347,495
TOTAL ASSETS
JUMLAH AKTIVA
1,837,562
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 1/2 Schedule NERACA 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
BALANCE SHEETS AS AT 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, except for par value per share Catatan/ Notes
2009
2008
KEWAJIBAN Hutang usaha - Pihak ketiga Hutang lain-lain - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
LIABILITIES 15,030
11
5,726 1,564
Pendapatan sewa operasi tangguhan
2P,12,28b
-
39,810
Trade payables Third parties -
6,613
Other payables Third parties -
402
Related parties -
58
Deferred operating lease income
Hutang pajak
17,638
8b
11,496
Taxes payable
Beban yang masih harus dibayar
20,729
2P,13,28b
27,683
Accrued expenses
Pinjaman bank
898,434
14,29
747,486
Bank loans
Hutang obligasi
598,069
15
1,144,200
Bonds payable
Kewajiban derivatif
-
16
6,712
Derivative payables
Kewajiban imbalan kerja
2,813
17
1,790
Employee benefits obligation
1,986,250
TOTAL LIABILITIES EQUITY Authorised capital 2,500,000,000 ordinary ordinary shares) Difference in value from restructuring transactions of entities under common control
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal dasar penuh – 2.500.000.000 lembar saham biasa)
1,560,003
250,000
18
250,000
-
19
9,621
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba - yang telah ditentukan penggunaannya - yang belum ditentukan penggunaannya JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Retained earnings 3,639
2,791
appropriated -
23,920
98,833
unappropriated -
277,559
361,245
TOTAL EQUITY
1,837,562
2,347,495
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
20
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 2 Schedule LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)
STATEMENTS OF INCOME FOR THE PERIODS ENDED 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share) Catatan/ Notes
2009 PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa operasi Potongan premi asuransi Bunga Keuntungan atas derivatif dan selisih kurs - bersih Administrasi dan lain-lain - bersih
2008
21a 21b
94,770 253
21c 21d, 28c
9,047 1,824
732
16
2,739
11,796
21e
13,164
REVENUE Consumer financing Operating leases Discount on insurance premiums Interest Gains on derivative and foreign exchange - net Administration and others - net
121,797
Total revenue
80,050 6,853 8,896
Jumlah pendapatan
108,327
BEBAN Beban keuangan
(56,119)
22
(57,792)
Beban umum dan administrasi Kerugian penjualan kendaraan jaminan
(18,668)
23,28d
(14,774)
24
(5,604)
Penyisihan piutang ragu-ragu Beban sewa operasi Penyusutan - Aktiva tetap - Aktiva tetap sewa operasi
(21,310) -
4,6 25
(4,009) (189)
(608) -
9a 9b
(499) -
EXPENSES Cost of funds General and administration expenses Loss on sale of collateral vehicles Provision for doubtful accounts Operating lease expenses Depreciation Fixed assets Leased fixed assets -
Jumlah beban
(96,705)
(82,867)
Total expenses
11,622
38,930
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Rupiah penuh)
-
(797)
8c
10,825
4
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
27
(11,312)
INCOME BEFORE TAX INCOME TAX EXPENSE
27,618
NET INCOME
11
BASIC EARNINGS PER SHARE (full amount)
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 3 Schedule LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes
Saldo 1 Januari 2008 Laba bersih Reklasifikasi ke modal saham Realisasi keuntungan penjualan aktiva tetap kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa - bersih
18
19
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali/ Saldo laba Difference in value from yang telah ditentukan restructuring penggunatransactions annya/ of entities under Appropriated common retained control earnings
Modal saham diterima dimuka/ Capital subscribed in advance
Modal saham/ Share capital
11,885
2,791
71,215
335,891
-
-
-
-
27,618
27,618
-
-
-
-
185,000
(185,000)
(2,264)
-
-
250,000
-
9,621
2,791
98,833
20
-
-
-
-
89,296 (71,215)
20
-
-
-
848
(848)
Balance as at 1 January 2008 Net income Reclasification to share capital
Realisation of gain on sale of fixed assets (2,264) to related party - net
361,245
Balance as at 31 March 2008
Net income as at 1 April 89,296 to 31 December 2008 (71,215) Dividend - 2007 Appropriation for general reserve
-
-
Realisation of gain on sale of fixed assets (9,621) to related party - net
-
3,639
116,066
Balance as at 369,705 31 December 2008
-
-
-
-
-
3,639
-
-
250,000
-
Laba bersih Dividen – 2008
-
Saldo 31 Maret 2009
250,000
Saldo 31 Desember 2008
Jumlah/ Total
185,000
-
19
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated retained earnings
65,000
-
Saldo 31 Maret 2008 Laba bersih 1 April sampai 31 Desember 2008 Dividen - 2007 Penyisihan untuk cadangan wajib Realisasi keuntungan penjualan aktiva tetap kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa - bersih
STATEMENTS OF CHANGE IN EQUITY FOR THE PERIODS ENDED 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah )
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
(9,621)
10,825 10,825 (102,971) (102,971)
23,920
277,559
Net income
Balance as at 31 March 2009
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 4/1 Schedule LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
STATEMENTS OF CASH FLOW FOR THE PERIODS ENDED 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah) Catatan/ Notes
2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari konsumen: - Pembiayaan konsumen - Sewa operasi Penerimaan dari deposito yang Dijaminkan Penerimaan bunga Hasil penjualan kendaraan jaminan Premi asuransi Pengeluaran kas untuk: - Pembayaran kepada penyalur kendaraan - Pembayaran bunga - Pembayaran pajak penghasilan
828,893 100,000 8,896 31,650
2008
501,165 2,517
21d 24
1,824 15,364 52,406
(697,547) (62,618) (5,498)
(417,578) (50,207) (21,186)
- Pembayaran gaji dan tunjangan - Pembayaran kepada perusahaan asuransi
(14,744)
(13,070)
(22,221)
(48,975)
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
166,811
22,260
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aktiva tetap Pembelian aktiva tetap Arus kas bersih yang (digunakan untuk) aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank Penerimaan piutang hubungan istimewa Penerimaan hutang hubungan istimewa Penerimaan hutang obligasi Pembayaran pinjaman bank Pembayaran hutang obligasi
2 (145)
9 9
(143)
27 (424) (397)
234,291
141,832
494
384,925
9,277 (196,190) (449,651) (349) -
148,304 600,000 (410,669) (150,000) 15
Net cash flows provided from operating activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sales of fixed assets Purchases of fixed assets Net cash flows (used in) investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from bank loans Proceeds of related party receivables Proceeds of related party payables Proceeds from bonds issued Repayment of bank loans Repayment of bonds issued Payments of bond issuance costs Payment of swap contracts Payment of related party receivables Payment of related party payables Payment of cash dividends
Pembayaran beban emisi obligasi Pembayaran kontrak swap Pembayaran piutang hubungan istimewa Pembayaran hutang hubungan istimewa Pembayaran dividen kas
(9,058) (102,971)
Arus kas bersih yang (digunakan untuk)/ diperoleh dari aktivitas pendanaan
(516,531)
Net cash flows (used in)/provided from 113,518 financing activities
Kenaikan bersih kas dan setara kas
(349,863)
Net increase in 135,381 cash and cash equivalents
(2,374)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
(4,238) (60,300)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash received from customers: Consumer financing Operating lease Cash received from from restricted time deposits Interest received Proceeds from sale of collateral vehicles Insurance premium Cash disbursements for: Payments to car dealers Interest payments Payment of income tax Payment of salaries and allowances Payment to insurance companies
(390,228)
20
(146,108) -
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 4/2 Schedule LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)
STATEMENTS OF INCOME FOR THE PERIODS ENDED 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share) 2009
Catatan/ Notes
2008
Kas dan setara kas pada awal tahun
463,481
47,305
Cash and cash equivalents at the beginning of the year
Kas dan setara kas pada akhir tahun
113,618
182,686
Cash and cash equivalents at the end of the year
Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas pada akhir tahun terdiri dari:
2009 Kas dan setara kas
113,618
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
For the purpose of the statement of cash flows, cash and cash equivalents at the year’s end comprise the following: Catatan/ Notes 3
2008 182,686
Cash and cash equivalents
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/1 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL INFORMATION
PT Tunas Financindo Sarana (“Perseroan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262 tanggal 17 Mei 1989. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C24868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dengan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H.,LL.MM. no. 8 tanggal 6 Pebruari 2009 mengenai perubahan pemegang saham dan pengurus perseroan. Akta ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-01575 tanggal 11 Maret 2009.
PT Tunas Financindo Sarana (the “Company”) was established based on Notarial Deed No. 262 of Misahardi Wilamarta, S.H., dated 17 May 1989. The Deed of establishment was approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. C24868.HT.01.01.TH.89 dated 1 June 1989 and was published in State Gazette No. 57, Supplement No. 1369 dated 18 July 1989. The Company’s Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was in accordance with Notarial Deed No. 8 of Mr Dr. A. Partomuan Pohan, S.H.,LL.MM. no. 8 dated 6 February 2009. regarding change in the Company’s shareholder and management structure. The Deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-.AH.01.10-01575. Tahun 2008 dated March 11, 2009.
Kegiatan komersial Perseroan dimulai tahun 1989. Perseroan memperoleh ijin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dalam bidang sewa menyewa biasa, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 1021/KMK.13/1989 tanggal 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001. Saat ini, Perseroan bergerak dalam kegiatan sewa menyewa biasa dan pembiayaan konsumen.
The Company commenced commercial activities in 1989. The Company obtained a business license to operate in leasing, factoring and consumer financing from the Ministry of Finance in its Decision Letter No. 1021/KMK.13/1989 dated 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 dated 15 January 1992 and No 19/KMK.017/2001 dated 19 January 2001. Currently, the Company is engaged in leasing and consumer financing activities.
Perseroan berdomisili di Jakarta dan mempunyai 32 kantor cabang yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.
The Company is domiciled in Jakarta and has 32 branches throughout Indonesia.
Pada tanggal 28 Maret 2005, Perseroan menandatangani perjanjian dengan PT Surya Sudeco (“SS”) untuk mengalihkan hak dan kewajiban divisi sewa operasi kepada SS, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perjanjian ini efektif sejak 1 April 2005. Total aktiva sebesar Rp 226.985 dan kewajiban sebesar Rp 196.181 dari divisi sewa operasi dialihkan dalam beberapa tahap di tahun 2005, 2006, dan 2007. Pada tanggal 31 Maret 2009, seluruh aktiva dan kewajiban telah dialihkan kepada SS.
On 28 March 2005, the Company signed an agreement with PT Surya Sudeco (“SS”) to transfer the rights and obligations of the Company’s operating lease division to SS, a related party. This agreement became effective on 1 April 2005. Total assets amounted to Rp 226,985 and liabilities amounted to Rp 196,181 of the operating lease division were transferred in several stages in 2005, 2006 and 2007. As at 31 March 2009, all of the assets and liabilities have been transferred to SS.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/2 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) sebagai berikut:
GENERAL INFORMATION (continued) The Company issued and listed Tunas Financindo Sarana Bonds on the Indonesian Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) as follows:
Obligasi/Bonds
Tanggal terbit/Issue date
Nilai nominal/Nominal value
I II III IV V
29 Mei/May 2003 14 Juni/June 2004 28 Juni/June 2005 13 Pebruari/February 2007 8 Pebruari/February 2008
500,000 350,000 350,000 600,000 600,000
Lihat Catatan 15 untuk rincian hutang obligasi. Susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut: 2009 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Operasional Direktur Keuangan Komite Audit Ketua Anggota Anggota Anggota
Sarastri Baskoro Anton Setiawan Hanifah Purnama Halim Gunadi Haryanto Soekandar -
Refer to Note 15 for details of bonds payable. The members composition of the Company`s Board of Commissioners, Board of Directors and Audit Committee are as follows: 2008 Board of Commissioners Anton Setiawan President Commissioner Rico Adisurja Setiawan Commissioner Hanifah Purnama Independent Commissioner Halim Gunadi Tenny Febyana Halim Tan Fony Salim
Hanifah Purnama Hanifah Purnama Chiew Sin Cheok Chiew Sin Cheok Trisno Limanto Trisno Limanto Rodion Wikanto Njotowidjojo Rodion Wikanto Njotowidjojo
Board of Directors President Director Director Operational Director Finance Director Audit Committee Chairman Member Member Member
Direktur Keuangan membawahi divisi keuangan, sedangkan Direktur Operasional membawahi divisi pemasaran dan divisi operasional.
The Finance Director supervises the finance division, while the Operational Director supervises marketing and operational divisions.
Pembentukan Komite Audit Perseroan sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5.
Establishment of the Company’s Audit Committee in compliance with Bapepam Regulation Number IX.I.5.
Pada tanggal 31 Maret 2009, Perseroan memiliki karyawan 1.026 orang (2008: 979).
As at 31 March 2009, the employees 1.026 (2008: 979).
Jumlah kompensasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2009 untuk Direksi lama Rp 525 dan Direksi baru adalah sebesar Rp 138 (2008: Rp 565).
The total compensation paid to the Board of Commissioners and Directors for the year ended 31 March 2009 for old Director Rp 525 amounting and for new Director amounting Rp 138 (2008: Rp 565).
Company
has
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/3 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan Perseroan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 29 April 2009.
The Company’s financial statements were prepared by the Directors and completed on 29 April 2009.
Berikut adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the financial statements of the Company, in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia and the Capital Market Supervisory Board (Bapepam) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the Bapepam No. KEP06/PM/2000 dated 13 March 2000.
A. Dasar penyusunan laporan keuangan
A. Basis of statements
preparation
of
financial
Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan dan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
The financial statements have been prepared on the basis of historical costs and the accrual concept, except for the statements of cash flows.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan.
The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purposes of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, net of bank overdrafts.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aktiva dan kewajiban dilaporkan dan pengungkapan atas aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
The preparation of financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, - the reported amounts of revenues and expenses during the reported period. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah yang terdekat.
Amounts in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/4 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) B. Penjabaran mata uang asing
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
ACCOUNTING POLICIES (continued) B. Foreign currency translation
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Perseroan.
The financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting currency of the Company.
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the statements of income.
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, kurs nilai tukar yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia dan masing-masing adalah Rp 11,575 (2008 : Rp 9.217) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).
As at 31 March 2009 and 2008, the exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate of Rp 11.575 (2008 :Rp 9.217 )respectively for 1 United States Dollar (“USD”).
C. Kas dan setara kas Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan. Cerukan disajikan sebagai bagian dari pinjaman pada kewajiban lancar dalam neraca. D. Pembiayaan konsumen
C. Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, net of bank overdrafts. Bank overdrafts are shown within borrowings in current liabilities on the balance sheet. D. Consumer financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang raguragu.
Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and provision for doubtful accounts.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana Perseroan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di neraca secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi
Joint financing receivables where the Company bears credit risks (with recourse) are presented on a gross basis in the balance sheet. Consumer financing income and interest expense related to joint financing with recourse are also presented on a gross basis in the statements of income.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/5 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) D. Pembiayaan konsumen (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
ACCOUNTING POLICIES (continued) D. Consumer financing (continued)
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masingmasing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di neraca secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi.
Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the balance sheet. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are presented on a net basis in the statements of income.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognised as the Company’s revenue and disclosed as “Consumer Financing Revenue”.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan, dan akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tarif pengembalian konstan yang dihitung secara berkala atas nilai piutang pembiayaan bersih terhitung sejak pembiayaan konsumen dilakukan.
Unearned consumer financing revenue is the difference between total installments to be received from consumers and total financing, and is recognised as earned income over the term of the contract based on a constant rate of return on the net consumer financing receivable commencing at the time the consumer financing is executed.
Pendapatan administrasi merupakan pendapatan yang diperoleh dari konsumen dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat perjanjian pembiayaan ditandatangani.
Administration income represents income received from consumers and is recognised in the statements of income upon signing the financing contracts
Potongan premi asuransi merupakan selisih premi asuransi yang ditagihkan kepada konsumen dan dibayarkan Perseroan kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Hutang kepada perusahaan asuransi dicatat sebagai hutang usaha di neraca.
Discount on insurance premiums represents the difference between insurance premiums charged to customers and the amounts paid to insurance companies in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the balance sheet.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statements of income at the transaction date.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/6 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) E. Sewa operasi
F.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued) E. Operating leases
Transaksi sewa menyewa biasa yang secara substansial tidak mengalihkan risiko dan manfaat yang terkait kepemilikan atas aktiva, diperlakukan sebagai transaksi sewa operasi. Pendapatan sewa operasi diakui berdasarkan metode garis lurus (straightline method) sesuai dengan jangka waktu kontrak sewa operasi.
Leases under which all the risks and benefits of ownership are effectively retained by the lessor are classified as operating leases. Operating lease income is recognised on a straight-line method over the lease term.
Perubahan kebijakan akuntansi
Change in accounting policy
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK 30 (revisi 2007), ”sewa”, menggantikan PSAK 30 (1990) ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No.30 (revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu transfer kepemilikan asset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan asset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan asset diklasifikasi sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan asset. . Perseroan telah menerapkan standar baru ini pada laporan keuangan per dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2009. Direksi berkeyakinan bahwa dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tidak signifikan terhadap laporan keuangan, dan karenanya tidak diperlukan penyesuaian secara retrospektif.
Effective January 1, 2008, the Statement of Financial Accounting Standard (PSAK) No. 30 (1990) “Accounting for Leases” replaces the PSAK No. 30 (1990) “Accounting for Leases” Based on PSAK 30 (revised 2007) the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of the arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangements dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this revised PSAK, leased item are classified as finance leases. Moreover, leases which do not transfer substantially the risk and reward incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases . The Company has implemented the new standard for the financial statements as at and for year ending 31 March 2009. Directors believe that the impact of the changes of accounting policy is not significant to the financial statements, and as a result no retrospective adjustment is necessary.
Penyisihan piutang ragu-ragu Perseroan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan secara keseluruhan terhadap akun piutang pada akhir tahun. Penyisihan piutang ragu-ragu dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI2005 tentang penilaian Kualitas Aktiva Produktif. Sesuai dengan peraturan tersebut Perseroan telah mengklasifikasikan Piutang ke dalam satu dari lima kategori.
F. Provision for doubtful accounts The Company makes a provision for doubtful accounts based on an overall review of receivables at the end of year. The calculation of provision for doubtful accounts is based on Bank Indonesia regulation No. 7/2/PBI2005 regarding “Asset Quality Rating”. In accordance with Bank Indonesia regulation, the Company classifies Consumer Financing Receivables into one of five categories.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/7 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) F.
Penyisihan piutang ragu-ragu (lanjutan) Piutang tidak bermasalah (performing) diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan “Dalam Perhatian Khusus”, sedangkan Piutang bermasalah diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Pembentukan penyisihan minimum sesuai dengan peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut : 1) Penyisihan umum, sekurang-kurangnya sebesar 1% dari piutang yang digolongkan ”Lancar” 2) Penyisihan khusus, sekurangkurangnya: a. 5% dari piutang yang digolongkan ”Dalam Perhatian Khusus” b. 15% dari piutang yang digolongkan ”Kurang Lancar” c. 50% dari piutang yang digolongkan ”Diragukan” d. 100% dari piutang yang digolongkan ”Macet” Piutang ragu-ragu dihapusbukukan pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penerimaan dari piutang yang telah dihapus-bukukan diakui sebagai koreksi atas penyisihan piutang ragu-ragu pada saat terjadinya.
G. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. H. Kendaraan jaminan Harga perolehan kendaraan jaminan dinyatakan berdasarkan harga terendah antara nilai realisasi bersih dengan sisa pokok pinjaman bersih pada masa penarikan. Perbedaan antara nilai realisasi bersih dengan sisa pokok pinjaman bersih pada saat penarikan, dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Kendaraan jaminan yang dijual, dikeluarkan sebesar nilai tercatat dan keuntungan atau kerugian bersangkutan dicerminkan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued) F. Provision for doubtful accounts (continued) Performing Consumer Financing Receivables are categorized as “Current” and “Special Mention”, while non-performing Consumer Financing Receivables are categorized into three categories: “Sub-Standard, “Doubtful” and “Loss”. The amounts of minimum provision in accordance with the Bank Indonesia Regulation are as follows: 1) General provision at minimum amounting to 1% from the receivables classified as “Current” 2)
Special provision at minimum amounting to: a. 5% from the receivables classified as “Special mention” b. 15% from the receivables classified as “Sub standard” c. 50% from the receivables classified as “Doubtful” d. 100% from the receivables classified as “Loss” Doubtful accounts are written-off when they are determined to be not collectible. Recoveries from written-off receivables are credited to provision for doubtful accounts upon receipt.
G. Prepaid expenses Prepaid expenses are amortised over the periods benefited using the straight-line method. H. Collateral vehicles The cost of collateral vehicles is stated at the lower of the net realisable amount or the net receivable amount during the period of repossession. The difference between the net realisable amount and the net receivable amount is charged to the statements of income of the current year. When collateral vehicles are disposed of, their carrying values are removed from the accounts and the resulting gains or losses are reflected in statements of income for the year.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/8 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
H. Kendaraan jaminan
H. Collateral vehicles
Penyisihan penurunan nilai kendaraan jaminan ditentukan berdasarkan perbedaan antara estimasi harga pasar dan nilai tercatat masing-masing kendaraan jaminan.
I.
Aktiva tetap dan penyusutan
Provision for decline in the value of collateral vehicles is determined based on the differences between the estimated market price and the carrying value of each individual vehicle. I.
Fixed assets and depreciation
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Fixed assets are stated accumulated depreciation.
Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aktiva tetap.
Acquisition cost covers all expenditure that is directly attributable to the acquisition of the items.
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Penyusutan aktiva tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
Depreciation on fixed assets other than land is calculated using the straight-line method over their estimated useful life as follows:
Golongan
Masa manfaat (tahun)/ Useful life (years)
Bangunan Perabotan dan peralatan kantor Kendaraan Kendaraan sewa operasi
20 5 5 5
at
cost
less
Classification Buildings Furniture and office equipment Motor vehicles Leased motor vehicles
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis dikapitalisasi pada aktiva yang bersangkutan dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang berlaku.
The cost of maintenance and repairs is charged as an expense as incurred. Expenditure which extends the future life of assets or provides further economic benefits is capitalised to the related assets and depreciated based on applicable depreciation rates.
Apabila nilai tercatat aktiva tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aktiva diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount.
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
When fixed assets are retired or otherwise disposed of, their acquisition costs and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements, and the resulting gains and losses on the disposal of fixed assets are recognised in the statement of income.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/9 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) I.
J.
Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) I.
Fixed assets and depreciation (continued)
Perubahan kebijakan akuntansi
Change in accounting policy
PSAK 16 (revisi 2007) “Aktiva Tetap” disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia pada bulan Mei 2007, dan berlaku untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008. Sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007), Perseroan diharuskan memilih antara metode biaya atau metode revaluasi sebagai kebijakan akuntansi. Untuk mengukur biaya perolehan perseroan memilih untuk menggunakan metode biaya. Perseroan telah menerapkan standar baru ini pada laporan keuangan per dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2009. Manajemen berkeyakinan bahwa dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tidak signifikan terhadap laporan keuangan, dan karenanya tidak diperlukan penyesuaian secara retrospektif.
PSAK 16 (revised 2007) “Fixed Assets” was approved by the Indonesian Financial Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants in May 2007 and is applicable for financial statements with period beginning on or after 1 January 2008. Under SFAS 16 (revised 2007), the Company has to to choose the cost model or revaluation model as its accounting policy in measuring costs of acquisition. The Company has chosen the cost model. The Company has implemented the new standard for the financial statements as at and for year ending 31 March 2009. The management believes that the impact of the changes of accounting policy is not significant to the financial statements, and as a result no retrospective adjustment is necessary.
Perpajakan
J. Taxation
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aktiva dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aktiva dan kewajiban dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided using the liability method, on temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Aktiva pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aktiva pajak tangguhan tersebut.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilised.
Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding ketika hasil banding sudah diputuskan.
Amendments to taxation obligations are recognised when an assessment is received or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/10 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) K. Imbalan kerja
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued) K. Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.
Imbalan pasca-kerja
Post-employment benefits
Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).
Post-employment employee benefits, such as pension, severance pay, service pay, and other benefits are provided in accordance with the Company’s Regulations and Labour Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).
Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti.
Since Law 13/2003 sets the formula for determining the minimum amount of benefits, substance pension plans under this Law 13/2003 represent defined benefit plans.
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.
A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di neraca adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aktiva program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.
The liability recognised in the balance sheet in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service cost. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by independent actuary using the projected unit credit method.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi perusahaan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in currency in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/11 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
K. Imbalan kerja (lanjutan)
L.
K. Employee benefits (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan)
Post-employment benefits (continued)
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.
Actuarial gains and losses arise from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans.
Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aktiva program, maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan yang bersangkutan.
When the actuarial gains or losses exceed 10% of the defined benefit or 10% of the fair value of the plan’s assets they are charged or credited to the statement of income over the average remaining service lives of the related employees.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognised immediately in the statements of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line method over the vesting period.
Saham Saham ekuitas.
L. biasa
diklasifikasikan
sebagai
M. Dividen Pembagian dividen final diakui sebagai kewajiban ketika dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Pembagian dividen interim diakui sebagai kewajiban ketika dividen disetujui berdasarkan keputusan rapat Dewan Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan.
N. Laba bersih per saham dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Share capital Ordinary shares are classified as equity.
M. Dividends Final dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of the Shareholders. Interim dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved based on a Board of Directors’ resolution in accordance with the Company’s Articles of Association. N. Basic earnings per share Basic earnings per share are computed by dividing net income by the weighted-average number of ordinary shares outstanding during the period.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/12 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
O. Biaya emisi obligasi
O. Bonds issuance cost
Biaya emisi obligasi dicatat sebagai pengurang terhadap hasil emisi dan diamortisasi sesuai jangka waktu obligasi dengan menggunakan metode garis lurus. Pembelian kembali obligasi diperlakukan sebagai pelunasan obligasi. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. P. Transaksi dengan pihak-pihak mempunyai hubungan istimewa
yang
Expenses related to the issuance of bonds are presented as a deduction from the proceeds and are amortised over the term of the bonds using straight line method. Bonds buy back is treated as a redemption. Gains or losses incurred are recognised in current year’s statements of income.
P. Transactions with related parties
Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No.7 “Pengungkapan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company has transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No.7 “Related Party Disclosures”.
Seluruh transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.
All major transactions with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.
Q. Instrumen keuangan derivatif
Q. Derivative financial instruments
Dalam rangka penerapan kebijakan manajemen risiko, Perseroan melakukan transaksi lindung nilai secara berkala dengan pihak lain.
In implementing their risk management policies, the Company periodically enters into hedging agreements with external counterparties.
Instrumen derivatif diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aktiva apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai kewajiban apabila memiliki nilai wajar negatif.
Derivative instruments are subsequently remeasured at their fair values. Derivatives are stated as an asset when the fair value is positive and stated as a liability when the fair value is negative.
Metode pengakuan keuntungan atau kerugian atas instrumen derivatif tergantung kepada apakah derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan sifat dari risiko yang dilindung nilai.
The method of recognising the resulting gains or losses is dependent on whether the derivative is designated as a hedging instrument at the outset and the nature of the risk being hedged.
Untuk dapat menerapkan akuntansi lindung nilai, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” (Revisi 1999) mengharuskan agar beberapa persyaratan tertentu dipenuhi, antara lain mengenai harus tersedianya dokumentasi tertentu sejak dimulainya lindung nilai.
To qualify for hedge accounting, the Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) 55 “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities” (Revised 1999) requires certain criteria to be met, including certain documentation required to be in place at the inception of the hedge.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/13 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Q. Instrumen keuangan derivatif (lanjutan)
Q. Derivative financial instruments (continued)
Perubahan nilai wajar derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan perubahan nilai wajar derivatif yang memenuhi kriteria lindung nilai pada umumnya diperlakukan sesuai dengan perlakuan terhadap unsur yang dilindungnilaikan.
Changes in the fair values of derivatives that do not meet the criteria of a hedge are recorded in the statements of income. Changes in the fair values of derivatives that do meet the criteria of a hedge are generally treated in accordance with the treatment of the hedged item.
R. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan dan beban menggunakan basis akrual.
R. Income and expense recognition diakui
Income and expense are recognised on an accrual basis.
S. Informasi segmen
3.
S. Segment information
Bentuk primer pelaporan informasi segmen Perseroan adalah segmen usaha dan bentuk sekunder pelaporan informasi Perseroan adalah segmen geografis.
Primary reporting segment format of the Company is business segment and secondary reporting segment format of the Company is geographical segment.
Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aktiva dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing services within a particular economic environment that is subject to risks and returns that are different from those of segments operating in other economic environments.
KAS DAN SETARA KAS
3. 2009
Kas
3,036
CASH AND CASH EQUIVALENTS 2008 3,128
Kas pada bank - Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk
Cash on hand Cash in banks Third parties -
4,474
9,353
1,673 908
1,233 71
Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/14 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Standard Chartered Bank The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk Lain-lain - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
3.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
376 244 195
410 309 310
174 83 78 4 11
242 6 56 2 26
Related party 8,232
4,662
Dolar AS
Deposito berjangka - Pihak ketiga PT Bank Mega Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk US Dollars
2009 Standard Chartered Bank
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Standard Chartered Bank The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk Others
2008
1,576
2,267
18,028
18,947
54 92,500
62,111 98,500
92,554
160,611
113,618
182,686
Standard Chartered Bank
Time deposit Third parties PT Bank Mega Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Tingkat suku bunga deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan dalam mata uang Rupiah berkisar antara 6,50% - 14,00% per tahun (2008: 7,00% - 7,85% per tahun).
The interest rates for time deposits of less than 3 (three) months denominated in Rupiah ranged from 6.50% - 14.00% per annum (2008: 7.00% 7.85% per annum).
Termasuk di dalam saldo kas di bank di atas adalah rekening bank dalam mata uang asing sejumlah 136.156 Dolar AS (2008: 245.959 Dolar AS).
Included in the cash in banks balance is bank account in foreign currencies amounting 136,156 to USD (2008: USD 245,959).
Suku bunga rekening giro bank per tahun berkisar antara 1,00% - 3,00% untuk mata uang Rupiah pada tahun 2009 dan 2008. Suku bunga untuk mata uang Dolar AS sebesar 0% pada tahun 2009 dan 2008.
The bank current account earned annual interest at rates ranging between 1.00% - 3.00% for Rupiah balance in 2009 and 2008. The interest rate for USD balance is 0% in 2009 and 2008.
Lihat catatan 28a untuk rincian saldo dan transaksi yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to note 28a for details of balances and transaction with related parties.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/15 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
4. 2009
Piutang pembiayaan konsumen bruto: Pembiayaan sendiri: Rupiah - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (with and without recourse): Rupiah - Pihak ketiga
Dikurangi: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain without recourse – bruto: Rupiah - Pihak ketiga
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui: Pembiayaan sendiri: Rupiah Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain with recourse: Rupiah - Pihak ketiga
2008
2,061,869
Bersih
Consumer financing receivables gross: Direct financing: Rupiah 2,578,564 Third parties -
-
157
2,061,869
2,578,721
461,139
-
2,523,008
2,578,721
Related parties -
Joint financing with and without recourse: Rupiah Third parties -
Less:
(461,139)
-
2,061,869
2,578,721
(374,429)
(374,429) 1,687,440
Penyisihan piutang ragu-ragu
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
(27,908) 1,659,532
Lihat Catatan 28a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
(453,710)
-
Joint financing without recourse - gross: Rupiah Third parties -
Unearned income on consumer financing: Direct financing: Rupiah
Joint financing with recourse: Rupiah Third parties -
(453,710) 2,125,011 (13,622) 2,111,389
Provision for doubtful accounts Net
Refer to Note 28a for details of balances and transactions with related parties.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/16 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
4. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan.
The period of consumer financing contracts for motor vehicles range from 12 - 60 months.
Angsuran dari piutang pembiayaan konsumen bruto yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya per 31 Maret 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Instalments of consumer financing receivables gross which will be received from customers as at 31 March 2009 and 2008 based on the maturity date are as follows:
2009 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 sesudahnya
1,107,969 958,120 389,003 67,916
1,086,878 977,771 436,385 69,891 7,796
2,523,008
2,578,721
Analisa umur piutang pembiayaan konsumen bruto adalah sebagai berikut: 2009 Lancar (termasuk yang belum jatuh tempo) Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
piutang
2,523,008
2,578,721
ragu-ragu
Current (including not yet due) Special mention Sub-standard Doubtful Loss
The aging analysis of consumer financing receivables-net (before provision for doubtful accounts) are as follows:
2009
2008
1,583,421 86,752 5,540 9,651 2,076
2,021,428 92,445 3,066 7,732 340
1,687,440
2,125,011
adalah
financing
2008 2,453,486 110,834 5,165 8,858 378
Lancar (termasuk yang belum jatuh tempo) Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
Year 2008 2009 2010 2011 2012 and later
The aging analysis of consumer receivables - gross are as follows:
2,383,027 119,254 6,874 11,394 2,459
Analisa umur piutang pembiayaan konsumennetto (sebelum penyisihan piutang ragu-ragu) adalah sebagai berikut :
Mutasi penyisihan sebagai berikut :
2008
Current (including not yet due) Special mention Sub-standard Doubtful Loss
The movements in the provision for doubtful accounts are as follows :
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/17 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
4.
2009 Saldo awal Penyisihan tahun berjalan Penghapusan piutang ragu-ragu Pemulihan kembali piutang yang
telah dihapusbukukan Saldo akhir
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued) 2008
13,802 21,428 (7,455)
13,622 4,062 (8,374)
Beginning balance Provision made during the year Doubtful accounts written-off Recovery from receivables
133
4,312
written-off
27,908
13,622
Ending balance
Pada tahun 2009 terdapat penyesuaian penyisihan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
In 2009, there is an adjustment on provision for doubtful accounts based on Bank Indonesia regulations.
Pada tahun 2009, suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen berkisar antara 18,62 % - 32,00 % per tahun (2008: 13,70% - 31,90% per tahun).
In 2008, the effective interest rates charged to customers ranged from 18.62 % - 32.00 % per annum (2008: 13.70% - 31.90% per annum).
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor dari kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan (BPKB).
The consumer financing receivables are secured by fiduciary transfers on vehicles subject to finance whereby the Company receives Motor Vehicle Ownership Certificates (BPKB).
Piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada tahun 2009 adalah sebesar 0,0182% dari saldo piutang pembiayaan konsumen bruto (2008: 0,008%).
The balance of restructured consumer financing receivables in 2008 was 0.0182 % of the consumer financing receivables balance - gross (2008: 0.008%).
Pada tanggal 31 Maret 2009, piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan hutang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp 1.668.760 (2008: Rp 1.760.278).
As at 31 March 2009, total consumer financing receivables are pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounting to Rp 1,668,760 (2008: Rp 1,760,278).
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang konsumen pada akhir tahun, Direksi berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
Based on a review of the status of consumer financing receivables at the end of the year, the Directors are of the opinion that the provision for doubtful accounts is sufficient to cover any possible losses from uncollectible consumer financing receivables.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/18 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG SEWA OPERASI
5. OPERATING LEASE RECEIVABLES 2009
Pihak ketiga
2008 -
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang sewa operasi pada akhir tahun, Direksi berkeyakinan bahwa tidak diperlukan penyisihan piutang raguragu karena dianggap masih dapat tertagih.
6. PIUTANG LAIN-LAIN
6. 2009
Pihak ketiga Piutang asuransi Piutang koperasi Lain-lain Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Pemulihan tahun berjalan Penghapusan piutang ragu-ragu Saldo akhir
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
7.
1,422
Third parties
Based on a review of the status of operating lease receivables at the end of the year, the Directors are of the opinion that it is not necessary to make provision for doubtful accounts as all balances are collectible. OTHER RECEIVABLES 2008
967 260 2,690
1,471 761 1,008
3,917
3,240
2,399 (118) -
1,378 (53) -
2,281
1,325
1,636
1,915
2,111
5,354
3,747
7,269
Third parties Insurance receivables Receivables from “koperasi” Others Less: Provision for doubtful accounts Beginning balance Reversal made during the year Doubtful accounts written-off Ending balance
Related parties
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang lain-lain pada akhir tahun, Direksi berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang.
Based on a review of the status of other receivables at the end of the year, the Directors are of the opinion that the provision for doubtful accounts is sufficient to cover any possible losses from uncollectible accounts.
Lihat Catatan 28a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 28a for details of balances and transactions with related parties.
KENDARAAN JAMINAN
7. 2009
Saldo awal, 1 Januari Penambahan Pengurangan
COLLATERAL VEHICLES 2008
-
11,741 21,480 (20,968)
-
12,253
Beginning balance, 1 January Additions Disposals
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/19 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KENDARAAN JAMINAN (lanjutan)
7.
COLLATERAL VEHICLES (continued)
2009
8.
2008
Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai kendaraan jaminan
-
(4,078)
Saldo akhir, 31 Maret
-
8,175
Less: Provision for decline in value of collateral vehicles Ending balance, 31 March
Direksi berkeyakinan bahwa penyisihan untuk penurunan nilai kendaraan jaminan adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari penurunan nilai.
The Directors are of the opinion that the provision for decline in the value of collateral vehicles is sufficient to cover any possible losses from decline in value.
Lihat Catatan 24 untuk rincian kerugian penjualan kendaraan jaminan.
Refer to Note 24 for details of loss on sale of collateral vehicles.
PERPAJAKAN a.
8.
Tagihan kelebihan pajak
TAXATION a.
2009 Pajak pertambahan nilai - bersih Pajak penghasilan badan - 2006 - 2005
b.
2008
17,156
-
3.116
7,846 3,116
20,272
10,962
Hutang pajak
b. 2009
Pajak pertambahan nilai - bersih Pajak penghasilan badan (lihat Catatan 8c) Hutang pajak lain - Pasal 21 - Pasal 23 - Pasal 25 - Pasal 26 - Pasal 29
c.
Value added tax - net Corporate income tax 2006 2005 -
Taxes payable 2008
-
1
377
9,335
277 58 73 16,853
119 126 1,705 210 -
17,638
11,496
Beban pajak penghasilan
Value added tax - net Corporate income tax (refer to Note 8c) Other taxes payable Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Article 29 -
c. Income tax expense 2009
Kini Tangguhan (lihat Catatan 8d)
Claim for tax refund
2008
5,498 (4,701) 797
11,173 139 11,312
Current Deferred (refer to Note 8d)
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/20 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
8.
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
c. Income tax expense (continued)
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan Pajak dihitung pada tarif pajak progresif Pengaruh perubahan tarif pajak dalam perhitungan pajak tangguhan Beban yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan bunga dikenakan pajak final
The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s profit before income tax is as follows:
2009 11,622
2008 38,930
3,254
11,662
-
-
35
28
(2,492)
Beban pajak penghasilan
797
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: 2009 Laba sebelum pajak penghasilan Koreksi fiskal: Beda waktu Kerugian (keuntungan) atas derivatif Penyisihan piutang ragu-ragu Penghapusan penyisihan piutang ragu-ragu Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan (Permulihan kembali)/ penyisihan penurunan nilai kendaraan jaminan Selisih antara nilai buku aktiva tetap komersial dan fiskal Laba/(rugi) penjualan aktiva tetap Amortisasi beban emisi obligasi Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus Penyisihan bunga Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
TAXATION (continued)
(378) 11,312
Profit before income tax Tax calculated at progressive rates Effect of tariff changes on calculation of deferred tax Non-deductible expenses Interest income subject to final tax Income tax expense
Reconciliation between income before tax, as shown in the statements of income, and estimated taxable income are as follows:
2008
11,622
38,930
5,718 21,428
(7,161) 4,061
(7,576)
(8,368)
133
4,307
-
929
79 203 1,902 (4,074) (1,023)
3,170 15 247 18 1,718 2,846
-
(2,264)
16,790
(482)
Profit before income tax Fiscal corrections: Timing differences Loss (gain) on derivatives Provision for doubtful accounts Doubtful accounts written-off Recovery from receivables written-off (Reversal for)/ provision for decline in value of collateral vehicles Difference in net book value between commercial and fiscal Gain/(loss) on sale of fixed assets Amortisation of bond issuance cost Provision for employee benefits Provison for bonus Provision for interest Difference in value from restructuring transaction of entities under common control
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/21 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
8.
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
TAXATION (continued) c. Income tax expense (continued)
Beda tetap Beban yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan bunga dikenakan pajak final
Permanent differences
Penghasilan kena pajak
121
113
(8,898)
(1,260)
(8,777)
(1,147)
19,634
37,301
Taxable income
5,498
11,173
Income tax expense
(5,121)
(1,838)
Beban pajak penghasilan Dikurangi: Pajak dibayar dimuka Hutang pajak penghasilan badan
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2009 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk maksud akuntansi dan kemungkinan dapat berubah pada saat Perseroan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak.
Keuntungan atas derivatif Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan penurunan nilai kendaraan jaminan Selisih antara nilai buku aktiva tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban emisi obligasi Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus Penyisihan bunga Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
(8,655) 4,537 -
(61) 1,121 255 2,255 -
(548)
Corporate income tax payable
The corporate income tax calculation for the year ended 31 March 2009 is a preliminary estimate made for accounting purposes and is subject to revision when the Company lodges its Annual Corporate Tax Return.
d. Deffered tax (liabilities)/assets – net Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited/ (charged) to statement of income
1 Januari/ January 2009
Less: Prepaid taxes
9,335
377
d. (Kewajiban)/aktiva pajak tangguhan – bersih
Non-deductible expenses Interest income subject to final tax
31 Maret/ March 2009
1,601 3,916 -
22 57 532 (1,141) (286)
(4,701)
(7,054) 8,453 -
(39) 1,178 787 1,114 (286)
4,153
Provision for doubtful accounts Provision for doubtful accounts Provision for decline in value of collateral vehicles Difference in net book value of fixed assets between commercial and fiscal Amortisation of bond issuance costs Provision for employee benefits Provision for bonus Provision for interest Difference in value from restructuring transaction of entities under common control
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/22 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan)
8.
d. (Kewajiban)/aktiva pajak tangguhan – bersih
1 Januari/ January 2008 Keuntungan atas derivatif Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan penurunan nilai kendaraan jaminan Selisih antara nilai buku aktiva tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban emisi obligasi Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus Penyisihan bunga Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
TAXATION (continued) d. Deffered tax (liabilities)/assets – net
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited/ (charged) to statement of income
(134) 4,501
(2,148) -
31 Maret/ March 2008 (2,282) 4,501
944
279
1,223
(427)
960
533
894 532 124 -
74 6 515 854
968 538 639 854
3,565
(679)
2,886
9,999
(139)
9,860
*) Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah mengumumkan adanya perubahan terhadap pajak penghasilan yang akan berlaku sejak 1 Januari 2009, yang menyatakan bahwa pajak penghasilan untuk Perusahaan akan dikenakan satu tarif sebesar 28% tetap 2008 dan akan berkurang menjadi 25% sejak 2010. Perubahan dalam tarif pajak ini menyebabkan penyesuaian dalam perhitungan pajak tangguhan.
Provision for doubtful accounts Provision for doubtful accounts Provision for decline in value of collateral vehicles Difference in net book value of fixed assets between commercial and fiscal Amortisation of bond issuance costs Provision for employee benefits Provision for bonus Provision for interest Difference in value from restructuring transaction of entities under common control
*) On 2 September 2008, the Government has enacted amendment to the income tax law with effect from 1 January 2009, stipulating that the income tax for Corporation will be set to a flat rate of 28% starting in 2008 and further reduced to 25% starting 2010. The change in tax rate has resulted to the adjustment in the calculation of deferred tax.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/23 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PERPAJAKAN (lanjutan) e. Surat ketetapan pajak
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 8.
TAXATION (continued) e. Tax assessments letter
Tahun pajak 2006
Fiscal year 2006
Pada bulan September 2008, Perseroan menerima surat ketetapan pajak yang menyatakan lebih bayar pajak penghasilan (PPh) badan untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp 6.588 dari sejumlah Rp 19.553 yang dicatat oleh Perseroan dan kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh 23 dan PPh 21 sebesar Rp 16.026. Perseroan membayarkan sejumlah Rp. 9.438 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan pada bulan Oktober 2008. Perseroan tidak menyetujui SKPKB PPN tahun pajak 2006 dan mengajukan keberatan atas sebagian ketetapan ini pada tanggal 10 Desember 2008. Belum ada hasil yang diterima sampai tanggal laporan ini.
In September 2008, the Company received a tax assessment letter for fiscal year 2006 confirming overpayment of corporate income tax amounting to Rp 6,588 out of Rp 19,553 recorded by the Company and underpayment of VAT, income tax article 23 and 21 amounting to Rp. 16,026. The Company paid the amount of Rp. 9,438 after offsetting with overpayment of corporate income tax in October 2008. The Company did not agree with tax underpayment of VAT for fiscal year 2006 and submitted an objection against some of these assessments on 10 December 2008. No results received up to the date of this report.
Tahun pajak 2005
Fiscal year 2005
Pada tahun 2007, Kantor Pajak menetapkan pajak kurang bayar sebesar Rp 4.037 untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak penghasilan pasal 21 atas tahun pajak 2005. Pada tanggal 3 April 2007, Perseroan membayar sejumlah Rp 3.144 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp 893. Jumlah sebesar Rp 4.437 telah dibebankan pada laporan laba rugi 2007.
In 2007, the Tax Authorities assessed the Company for additional tax of Rp 4,037 for underpayment of Value Added Tax (VAT) and income tax article 21 for fiscal year 2005. On 3 April 2007, the Company paid a net amount of Rp 3,144 after offsetting with overpayment of corporate income tax of Rp 893. Total tax expenses of Rp 4,437 have been charged to the 2007 statement of income.
Perseroan tidak menyetujui hasil ketetapanketetapan pajak diatas, dan oleh karena itu Perseroan mengajukan surat keberatan pada bulan Juni 2007. Pada bulan Juni 2008, Kantor Pajak hanya menerima keberatan Perseroan sebesar Rp 101 atas PPh badan dan PPh pasal 21 untuk tahun fiskal 2005. Pada tanggal 3 September 2008 Perseroan tidak setuju atas hasil tersebut dan telah mengajukan banding ke pengadilan pajak untuk SKPLB PPN dan SKPLB PPh badan tahun 2005. Belum ada hasil yang diterima sampai tanggal laporan ini.
The Company did not agree with these additional assessments, and therefore filed an objection letter in June 2007 to the tax authorities. In June 2008, the Tax Authority only accepted Rp 101 for the Company’s objection on the net overpayment of corporate income tax and income tax article 21 for fiscal year 2005. On 3 September 2008 the Company disagreed with this result and has submitted an appeal to the Tax Court. No results received up to the date of this report.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/24 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan)
8.
f. Administrasi
f.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak. 9.
AKTIVA TETAP
Akumulasi penyusutan Bangunan Perabot dan peralatan kantor
Nilai buku bersih
Akumulasi penyusutan Bangunan Perabot dan peralatan kantor
Nilai buku bersih
FIXED ASSETS
2009 (Pengurangan)/ Pemindahan/ Transfer (Deductions)
Penambahan/ Additions
31 Maret/ 31 March
92 1,980
-
14,141
145
(40)
-
Fixed assets Direct ownership Cost 92 Land 1,980 Buildings Furniture and 14,246 office equipment
16,213
145
(40)
-
16,318
-
-
(1,118)
(25)
-
-
(8,302)
(583)
38
-
Accumulated depreciation (1,143) Buildings Furniture and (8,847) office equipment
(9,420)
(608)
38
-
(9,990)
6,793 1 Januari/ 1 January
a. Aktiva tetap Pemilikan langsung Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan bermotor Perabotan dan peralatan kantor
Administration Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax ("DGT") may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
9. 1 Januari/ 1 January
Aktiva tetap Pemilikan langsung Harga perolehan Tanah Bangunan Perabotan dan peralatan kantor
TAXATION (continued)
6,328 2008 (Pengurangan)/ Pemindahan/ Transfer (Deductions)
Penambahan/ Additions
Net book value
31 Maret/ 31 March
92 1,927 274
7 -
11,705
417
(92)
(7)
a. Fixed assets Direct ownership Cost 92 Land 1,934 Buildings Motor vehicles Furniture and office 12,023 equipment
13,724
424
(92)
(7)
14,049
-
-
(1,019)
(25)
-
-
(7,120)
(474)
65
-
Accumulated depreciation (1,044) Buildings Furniture and office (7,529) equipment
(8,139)
(499)
65
-
(8,573)
5,585
5,476
Net book value
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/25 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKTIVA TETAP (lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (continued)
Seluruh aktiva tetap pemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan pihak ketiga, PT Asuransi Tugu Kresna Pratama sebagai Coinsurance Leader dan PT Asuransi Umum Mega dan PT Asuransi Rama Satria Wibawa sebagai Coinsurance Member, dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp 19.470 untuk tahun 2009 (2008: Rp 19.903), yang menurut Direksi cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran dan huru-hara.
Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with a third party, PT Asuransi Tugu Kresna Pratama as Coinsurance Leader and PT Asuransi Umum Mega and PT Asuransi Rama Satria Wibawa as Coinsurance Member, for a sum insured of Rp 19,470 for the year 2009 (2008: Rp 19,903) which according to the Directors is sufficient to cover possible losses due to fire, flood and public disorder/riots.
Direksi berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aktiva tetap pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008.
Directors believe that there is no diminution in value on fixed assets as of 31 March 2009 and 2008.
Tanah Perseroan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang mempunyai masa manfaat selama 20 sampai dengan 30 tahun, akan jatuh tempo antara 8 Januari 2012 sampai dengan 24 September 2027.
Land is held in the form of certificates of Hak Guna Bangunan (“HGB”) which have useful lives of 20 to 30 years, they will mature between January 8, 2012 and September 24, 2027.
Perhitungan keuntungan dari penjualan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
The calculation of the gain on sale of fixed assets are as follows:
2009 Harga perolehan Kendaraan bermotor Perabotan dan peralatan kantor Kendaraan untuk sewa operasi
2008 Cost Motor vehicles Furniture and office equipment Leased motor vehicles
40
92 92
(38) (38)
(65) (65)
Nilai tercatat aktiva tetap yang terjual
2
27
Carrying value of fixed assets sold
Penerimaan dari aktiva tetap yang dijual
2
27
Proceeds from sale of fixed assets
(Kerugian)/keuntungan dari penjualan aktiva tetap
-
-
(Loss)/gain on sale of fixed assets
Akumulasi penyusutan Kendaraan bermotor Perabotan dan peralatan kantor Kendaraan untuk sewa operasi
40
Accumulated depreciation Motor vehicles Furniture and office equipment Leased motor vehicles
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/26 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. AKTIVA LAIN-LAIN
10. OTHER ASSETS 2009
Pihak ketiga Sewa dibayar dimuka Piutang bunga Setoran dalam perjalanan Uang muka Piutang karyawan Perbaikan dan pemeliharaan dibayar dimuka Asuransi dibayar di muka Lain-lain
2008
2,947 84 689 135 382
3,262 1,474 3,884 416
Third parties Prepaid rent Interest receivables Deposit in transit Advance payments Employee receivables
195 66 221
286 54 630
Prepaid service and maintenance Prepaid insurance Others
4,719
10,006
-
250
4,719
10,256
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Akun lain-lain merupakan persediaan materai Perseroan dan uang jaminan untuk penggunaan listrik, air dan telepon yang berkaitan dengan sewa gedung.
11. HUTANG USAHA
Others account mainly represents the Company’s stamp duty and security deposits for electricity, water and telephone usage regarding building rent.
11. TRADE PAYABLES 2009
Pihak ketiga Hutang kendaraan Hutang asuransi
2008
9,797 5,233
25,216 14,594
15,030
39,810
Hutang usaha merupakan hutang kepada pemasok atas pembiayaan kendaraan bermotor dan pembelian kendaraan untuk sewa operasi serta hutang kepada perusahaan asuransi yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bermotor. 12. HUTANG LAIN-LAIN
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Third parties Vehicle payables Insurance payables
Trade payables represent payables to suppliers for motor vehicle financing and the purchase of motor vehicles for operating leases, and payables to insurance companies in relation to motor vehicle financing.
12. OTHER PAYABLES 2009
Pihak ketiga Titipan konsumen Lain-lain
Related parties
2008
1,056 4,670
5,428 1,185
5,726
6,613
1,564
402
7,290
7,015
Third parties Customer deposits Others
Related parties
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/27 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. HUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)
12. OTHER PAYABLES (continued)
Titipan konsumen terutama berhubungan dengan penerimaan klaim dari perusahaan asuransi yang terhutang kepada konsumen.
Customer deposits are in respect of claims received from insurance companies which are payable to customers.
Lain-lain utamanya merupakan uang muka yang diterima dari pihak ketiga dan hutang pengembalian asuransi.
Others mainly represent advances received from third parties and insurance refund payable.
Lihat Catatan 28b untuk rincian saldo dan transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 28b for details of balances and transactions with related parties.
13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES 2009
Pihak ketiga Bunga pinjaman Gaji dan tunjangan Lain-lain
2008
15,399 4,075 1,255
24,560 2,194 908
20,729
27,662
-
21
20,729
27,683
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Gaji dan tunjangan
Third parties Loan interest Salaries and allowances Others
Related parties Salaries and allowances
Lain-lain merupakan beban tenaga ahli, listrik, air dan telepon yang masih harus dibayar.
Others represent accrued expenses for professional fees, electricity, water and telephone.
Lihat Catatan 28b untuk rincian saldo dan transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 28b for details of balances and transactions with related parties.
14. PINJAMAN BANK
14. BANK LOANS 2009
Revolving - Pembiayaan bersama - Penyaluran pemberian kredit - Lainnya Non revolving - Penyaluran pemberian kredit - Lainnya
2008
505,777
132,927 95,200
392,657
53,146 466,213
898,434
747,486
Revolving Joint financing Credit channeling Others Non revolving Credit channeling Others -
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/28 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas/ Facility amount 2009 2008
Jumlah pinjaman/ Loan amount 2009 2008
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility 2009 2008
Revolving Rupiah Lainnya/Others PT Bank Mandiri (persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
-
500,000
-
132,927
400,000
-
275,859
-
Juli/July 2012
-
PT Bank Central Asia Tbk
200,000
200,000
199,918
95,200
Maret/ March 2012
April/April 2011
Mei/May 2009
Juli/July 2008*)
September/ September 2008
The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC)
Februari/ February 2011
60,000
60,000
30,000
-
660,000
760,000
505,777
228,127
-
250,000
-
41,667
-
200,000
-
181,942
-
-
100,000
-
30,556
Pebruari/ February 2012 -
-
100,000
-
28,125
-
100,000
100,000
87,500
-
Desember/ December 2010
5,743
18,446
5,743
18,446
Desember/ December 2010 -
Desember/ December 2010 September/ September 2010 Related Party-
Non revolving Rupiah Pihak ke tiga Lainnya/Others PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk Pihak yang mempunyai Hubungan istimewa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dolar AS/US Dollars Lainnya/Others Pinjaman sindikasi/ Syndicated loan: Standard Chartered Bank Jakarta United Overseas Bank Limited Singapore Standard Chartered Bank Singapore Summitomo Mitsui Banking Corporation Singapore
50,000
34,700
Februari/ February 2009 Desember/ December 2008 Desember/ December 2010
2,424
27,909
2,424
27,909
Nopember/ November 2009
Oktober/ October 2009
347,250
276,510
28,703
116,771
April/April 2009
April/April 2009
347,250
276,510
28,703
116,771
April/April 2009
April/April 2009
115,750
92,170
28,821
52,207
Nopember/ November 2009
Nopember/ November 2009
115,750
92,170
28,821
52,207
Nopember/ November 2009
Nopember/ November 2009
1,234,167
1,383,715
392,657
519,359
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/29 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued)
Cerukan/Overdrafts PT Bank Central Asia Tbk
5,000
5,000
-
-
PT Bank CIMB Niaga Tbk
1,000
1,000
-
-
6,000
6,000
-
-
1,900,167
2,149,715
898,434
747,486
Cicilan pinjaman bank sesuai dengan tanggal jatuh temponya: 2009 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 dan sesudahnya
Juni/ June 2009 Desember/ December 2009
Juni/ June 2008 Desember/ December 2008
Bank loans have the following settlement aging profile:
2008
408,381 308,057 168,100 13,896
397,906 280,568 67,673 1,339 -
898,434
747,486
Year 2008 2009 2010 2011 2012 and later
Pinjaman dalam Rupiah di atas dikenakan bunga antara 11,00 % - 16,50% per tahun (2008: 10,25% 11,50% per tahun).
The bank loans denominated in Rupiah bear interest at rates ranging from 11.00% - 16.50% per annum (2008: 10.25% - 11.50 % per annum).
Pinjaman dalam Dolar AS dikenakan bunga antara 14,75% - 16,10% (2008: 14,75% - 16,10%) per tahun.
The bank loans denominated in USD bear interest at rates ranging from 14.75% - 16.10% (2008: 14.75% 16.10%) per annum.
Pinjaman-pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp 1.072.313 (2008: Rp 946.010) dan jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari PT Tunas Ridean Tbk (lihat Catatan 4).
These loans are secured by consumer financing receivables amounting to Rp 1,072,313 (2008: Rp 946,010) and a corporate guarantee from PT Tunas Ridean Tbk (refer to Note 4).
Fasilitas pinjaman dari beberapa bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis ataupun memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan tertentu dan kewajiban penyampaian laporan lainnya.
The loan facilities from those banks require the Company to obtain written approval or provide written notice in respect of dividend payments, changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, changes of main business, investment and obtaining new loan facilities from other banks. Under the loan agreements, the Company is obliged to comply with certain financial covenants and other reporting obligations.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian pinjaman.
The Company has complied with covenants on loan agreements.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perseroan.
The loan facilities are used for the Company’s working capital.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/30 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued)
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman telah dibayarkan oleh Perseroan sesuai dengan jadwal.
Interest and principal loan payments have been paid by the Company based on schedules.
Lihat Catatan 29 untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit.
Refer to Note 29 for joint financing and credit channeling cooperation agreements.
15. HUTANG OBLIGASI
15. BONDS PAYABLE 2009
Obligasi III Obligasi IV Obligasi V
350,000 250,000
100,000 450,000 600,000
600,000
1,150,000
Dikurangi: Beban emisi belum diamortisasi: Saldo awal, 1 Januari Penambahan Amortisasi (lihat Catatan 22)
Jumlah
Bonds III Bonds IV Bonds V
2,388 349 (806)
Less: Unamortised bonds issuance costs: 2,154 Beginning balance, 1 January 4,238 Additions (592) Amortisation (refer to Note 22)
1,931
5,800
598,069
1,144,200
Hutang obligasi sesuai dengan jatuh temponya: 2009 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 dan sesudahnya
2008
Bonds payable have the following maturity profile: 2008
375,000 50,000 175,000
100,000 450,000 375,000 50,000 175,000
600,000
1,150,000
Pada tanggal 8 Pebruari 2008, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 (“Obligasi V“) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp 600.000 yang terdiri atas empat seri:
Total
Year 2008 2009 2010 2011 2012 and later
On 8 February 2008, the Company issued and registered Tunas Financindo Sarana Bonds V 2008 (“Bonds V”) on the Indonesian Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) with a nominal value of Rp 600,000 that consisted of four series:
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/31 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
Nilai nominal/ Nominal value
Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum
Seri/Series A
350,000
Seri/Series B
Obligasi/ Bonds
Jatuh tempo/ Due date
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment
10.000%
27 Pebruari/ February 2008
25,000
10.500%
20 Pebruari/ February 2010
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on
Seri/Series C
50,000
11.000%
20 Pebruari/ February 2011
Seri/Series D
175,000
11.250%
20 Pebruari/ February 2012
Pada tanggal 13 Pebruari 2007, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana IV Tahun 2007 (“Obligasi IV”) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp 600.000 yang terdiri atas tiga seri:
Nilai nominal/ Nominal value
Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum
Seri/Series A
150,000
10.000%
Seri/Series B
100,000
10.400%
Seri/Series C
350,000
11.000%
Obligasi/ Bonds
due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
On 13 February 2007, the Company issued and registered Tunas Financindo Sarana Bonds IV 2007 (“Bonds IV”) on the Indonesian Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) with a nominal value of Rp 600,000 that consisted of three series:
Jatuh tempo/ Due date 27 Pebruari/ February 2008 22 Pebruari/ February 2008 22 Pebruari/ February 2010
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seluruh Obligasi IV Seri A sudah dilunasi pada saat jatuh temponya.
The total amount of Bonds IV Series A was repaid on maturity.
Pada tanggal 28 Juni 2005, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana III Tahun 2005 (“Obligasi III”) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp 350.000 yang terdiri atas tiga seri:
On 28 June 2005, the Company issued and registered Tunas Financindo Sarana Bonds III 2005 (“Bonds III”) on the Indonesian Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) with a nominal value of Rp 350,000 that consisted of three series:
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/32 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
Obligasi/ Bonds Seri/Series A
Nilai nominal/ Nominal value 150,000
Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum 10.625%
Seri/Series B
100,000
12.825%
8 Juli/ July 2007
Seri/Series C
100,000
13.250%
8 Juli/ July 2008
Jatuh tempo/ Due date 18 Juli/ July 2006
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seluruh Obligasi III Seri A, Seri B dan Seri C sudah dilunasi pada saat jatuh temponya.
The total amount of Bonds III Series A, Series B and Series C was repaid on maturity.
Perjanjian Obligasi III mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari wali amanat independen, PT Bank CIMB Niaga Tbk, sebelum melakukan transaksi-transaksi tertentu, antara lain pemberian pinjaman uang melebihi Rp 50.000 atau 25% dari ekuitas (selain untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, investasi, dan penerbitan obligasi baru dengan kedudukan yang lebih tinggi dari obligasi ini.
For Bonds III, the related agreements include covenants that require the Company to obtain the written consent of the independent trustee, PT Bank CIMB Niaga Tbk, prior to entering into certain transactions such as making loans with an amount of more than Rp 50,000 or 25% of equity (except for normal business transactions), changes in core business, investments and issuing of new preferred bonds with preemptive rights.
Perjanjian Obligasi IV mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari wali amanat independen, PT Bank Mega Tbk, sebelum melakukan transaksi-transaksi tertentu, antara lain pemberian pinjaman uang melebihi Rp 100.000 atau 40% dari ekuitas (selain untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, investasi, atau penerbitan obligasi baru dengan kedudukan yang lebih tinggi dari obligasi ini.
For Bonds IV, the related agreements include covenants that require the Company to obtain the written consent of the independent trustee, PT Bank Mega Tbk, prior to entering into certain transactions such as making loans with an amount greater than Rp 100,000 or 40% of equity (except for normal business transactions), changes in core business, investments or issuing new preferred bonds with preemptive rights.
Perjanjian Obligasi V mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari wali amanat independen, PT Bank Mega Tbk, sebelum melakukan transaksi-transaksi tertentu, antara lain pemberian pinjaman uang melebihi Rp 120.000 atau 40% dari ekuitas (selain untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, investasi, atau penerbitan obligasi baru dengan kedudukan yang lebih tinggi dari obligasi ini.
For Bonds V, the related agreements include covenants that require the Company to obtain the written consent of the independent trustee, PT Bank Mega Tbk, prior to entering into certain transactions such as making loans with an amount greater than Rp 120,000 or 40% of equity (except for normal business transactions), changes in core business, investments or issuing new preferred bonds with preemptive rights.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/33 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
Obligasi dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 100% untuk Obligasi III, Obligasi IV dan Obligasi V dari pokok obligasi terhutang. Pada tanggal 31 Maret 2009, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp 600.169 (2008: Rp 900.155) (lihat Catatan 4). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk selaku wali amanat untuk Obligasi III dan PT Bank Mega Tbk selaku wali amanat untuk Obligasi IV dan Obligasi V.
These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 100% of the nominal value of Bonds III, Bonds IV and Bonds V. As at 31 March 2009, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp 600,169 (2008: Rp 900,155) (refer to Note 4). If the amount of consumer financing receivables is less, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank CIMB Niaga Tbk as trustee for Bonds III and PT Bank Mega Tbk as trustee for Bonds IV and Bonds V.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.
Berdasarkan laporan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) No. 783/PEF-Dir/XII/2008 tanggal 23 Maret 2008, peringkat obligasi TFS IV dan V adalah idA stable outlook.
Based on report No. 783/PEF-Dir/XII/2008 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) dated 23 March 2008, TFS’s bonds IV and V have been rated idA stable outlook.
16. TAGIHAN/(KEWAJIBAN) DERIVATIF
16. DERIVATIVE RECEIVABLES/(PAYABLES) 2009
Jumlah nosional/ Notional amount (“000,000”) Instrumen derivatif valuta asing - Cross currency swaps - Cross currency swaps - Cross currency swaps - Cross currency swaps - Cross currency swaps
Nilai wajar/Fair values Hutang Tagihan derivatif/ derivatif/ Derivative Derivative payables receivables
USD USD USD USD USD
10.00 10.00 20.00 20.00 20.00
2,184 2,177 4,368 4,354 12,110
-
USD
80.00
25,193
-
Foreign exchange derivatives Cross currency swaps Cross currency swaps Cross currency swaps Cross currency swaps Cross currency swaps -
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/34 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. TAGIHAN/(KEWAJIBAN) DERIVATIF (lanjutan)
16. DERIVATIVE (continued)
RECEIVABLES/(PAYABLES)
2008
Jumlah nosional/ Notional amount (“000,000”) Instrumen derivatif valuta asing - Cross currency swaps - Cross currency swaps - Cross currency swaps - Cross currency swaps - Cross currency swaps
USD USD USD USD USD
10.00 10.00 20.00 20.00 20.00
-
(279) (466) (233) (140) (5,594)
USD
80.00
-
(6,712)
Perseroan mempunyai beberapa kontrak cross currency swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta (“SCB”). Perincian dari kontrakkontrak tersebut adalah sebagai berikut:
Jumlah nosional (Dolar AS) Tanggal perjanjian Tanggal jatuh tempo Bunga
Nilai wajar/Fair values Tagihan Hutang derivatif/ derivatif/ Derivative Derivative receivables payables Foreign exchange derivatives Cross currency swaps Cross currency swaps Cross currency swaps Cross currency swaps Cross currency swaps -
The Company has several outstanding crosscurrency swap contracts with Standard Chartered Bank, Jakarta (“SCB”). The details of these contracts are as follows:
Kontrak/ Contract 1
Kontrak/ Contract 2
Kontrak/ Contract 3
10,000,000 19 April/April 2006 27 April/April 2009 LIBORx1.11+ 3%x1.11
10,000,000 19 April/April 2006 27 April/April 2009 LIBOR + 3%
20,000,000 19 April/April 2006 22 Mei/May 2009 LIBOR + 3%
Kontrak/ Contract 4
20,000,000 19 April/April 2006 22 Mei/May 2009 LIBORx1.11+ 3%x1.11
Kontrak/ Contract 5
20,000,000 17 Juli/July 2006 15 Nopember/ November 2009 LIBORx1.11+ 3%x1.11
Notional amount (US Dollars) Agreement date Maturity date Interest
Perseroan melakukan kontrak cross currency swap dalam rangka mengantisipasi risiko fluktuasi tingkat bunga dan nilai tukar atas pinjaman bank dalam mata uang asing.
The Company entered into cross currency swaps contracts in order to mitigate the risk of fluctuations in interest rates and exchange rates from bank loans in foreign currency.
Instrumen derivatif ini tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 55 (Revisi 1999).
These derivative instruments do not meet the criteria of hedge accounting based on Statement of Financial Accounting Standard No. 55 (Revised 1999).
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/35 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. TAGIHAN/(KEWAJIBAN) DERIVATIF (lanjutan)
16. DERIVATIVE (continued)
Keuntungan atas derivatif dan selisih kurs - bersih setelah pajak terdiri dari:
Gain on derivatives and foreign exchange - net after tax consists of:
2009 - Keuntungan (kerugian) selisih kurs - Nilai wajar cross currency swap
2008
6,450 (5,718) 732
- (Beban)/manfaat pajak penghasilan Kini Tangguhan
(1,806) 1,601 (205) 527
17. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA Jumlah yang diakui pada ditentukan sebagai berikut:
tanggal
Kewajiban pada neraca
neraca
2,739
1,326 (2,148) (822)
Income tax (expense)/benefit Current Deferred
1,917
The amounts recognised in the balance sheets are determined as follows: 2008
4,773 (1,297) (663)
3,037 (825) (422)
2,813
1,790
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut: 2009 Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Jumlah
(4,422) Foreign exchange gain (loss) 7,161 Fair value of cross currency swaps -
17. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION
2009 Nilai kini kewajiban Kerugian aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui
RECEIVABLES/(PAYABLES)
2009
Liability in the balance sheet
The amounts recognised in the statements of income are as follows: 2008
997 698 100 1,795
Mutasi kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut:
Present value of obligations Unrecognised actuarial losses Unrecognised past service costs
10 7 1 18
Current service costs Interest costs Past service costs Total
The movement in employee benefits obligation in the balance sheets are as follows: 2008
Saldo awal, 1 Januari Penyisihan tahun berjalan
1,018 1,795
1,772 18
Beginning balance, 1 January Provisions made during the year
Saldo akhir, 31 Maret
2,813
1,790
Ending balance, 31 March
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/36 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
17. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)
Penilaian aktuaris terakhir atas kewajiban imbalan kerja tertanggal 14 Januari 2009 dilakukan oleh PT Rileos Pratama, aktuaris independen dengan menggunakan metode ”projected unit credit” dengan menggunakan asumsi – asumsi sebagai berikut:
The latest actuaries valuation of the provision for employee benefit dated 14 January 2009 was prepared by PT Rileos Pratama, independent actuary using the ”projected unit credit” method with the following assumptions:
2009 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri
Tingkat pensiun
2008
11.5% per tahun 10% per tahun TMI2 10% dari TMI2 10% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0% pada usia 55 tahun 100% pada usia pensiun normal
18. MODAL SAHAM
10.5% per annum 9% per annum TMI2 10% from TMI2 11% per annum up to age 40 years old and reducing linearly up to 0% at age 55 years old and thereafter 100% at normal retirement age
Discount rate Salary increment rate Rate of mortality Rate of disability Rate of resignations
Rate of retirements
18. SHARE CAPITAL
Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s shareholders as at 31 March 2009 and 2008 are as follows: 2009
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of shares
Nilai/ Value
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership (%)
Shareholders PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Tunas Ridean Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,275,000,000 PT Tunas Ridean Tbk 1,225,000,000
127,500 122,500
51.00 49.00
2,500,000,000
250,000
100.00
2008
Pemegang saham PT Tunas Ridean Tbk PT Tunas Mobilindo Parama
Jumlah saham/ Number of shares
Nilai/ Value
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership (%)
Shareholders PT Tunas Ridean Tbk PT Tunas Mobilindo Parama
1,875,000,000 625,000,000
187,500 62,500
75.00 25.00
2,500,000,000
250,000
100.00
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/37 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. MODAL SAHAM (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 18. SHARE CAPITAL (continued)
Berdasarkan Akta Notaris Ny. Herawati, S.H., No. 94 tanggal 30 Nopember 2007, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Nopember 2007 telah menyetujui untuk meningkatkan modal dasar Perseroan menjadi Rp 1.000.000, modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp 250.000, penurunan nilai nominal saham (stock split) menjadi Rp 100 Rupiah penuh dan perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang telah disesuaikan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40/2007.
Based on Notarial Deed of Ny. Herawati, S.H., No. 94 dated 30 November 2007, the Extraordinary General Shareholders’ Meeting held on 23 November 2007 has approved to increase the Company’s authorised capital to Rp 1,000,000, issued and fully paid capital to Rp 250,000, stock split to Rp 100 - full amount and amendment of Articles of Association to comply with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007.
Peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 185.000, dari Rp 65.000 menjadi Rp 250.000, dilakukan melalui pengkapitalisasian laba bersih periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2007 yang telah diaudit.
The increase in issued and fully paid capital amounting to Rp 185,000, from Rp 65,000 to Rp 250,000, has been conducted through capitalisation of audited net income for the 9 (nine) month period ended 30 September 2007.
Peningkatan modal dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-06708.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 12 Pebruari 2008.
The increase in authorised share approved by the Ministry of Justice Rights in its Decision Letter 06708.AH.01.02. Tahun 2008 dated 2008.
Pada tanggal 27 Juni 2008, PT Tunas Ridean Tbk dan PT Tunas Mobilindo Parama menandatangan Perjanjian Pengikatan Jual-Beli saham dengan untuk menjual 51% saham perseroan kepada PT Bank Mandiri (persero) Tbk. Pada tanggal 23 September 2008 kedua belah pihak mangadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan mendapatkan persetujuan dari pemegang saham masingmasing untuk transaksi ini, yang masih harus mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia. Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia pada bulan Januari 2009. Pada tanggal 6 Pebruari 2009, PT Tunas Ridean dan PT Tunas Mobilindo Parama menandatangani perjanjian jual beli dengan PT Bank Mandiri (persero) Tbk sehubungan dengan transaksi ini.
On June 27, 2008, PT Tunas Ridean Tbk and PT Tunas Mobilindo Parama signed a Conditional Sales and Purchase Agreement to sell 51% of their shares to PT Bank Mandiri (persero) Tbk. On September 23, 2008, both parties held their Extraordinary General Meetings and secured their shareholders approval for this deal, which subject to approval from Bank Indonesia. The agreement was approved by Bank Indonesia in January 2009. On February 6, 2009, PT Tunas Ridean Tbk and PT Tunas Mobilindo Parama signed the final Sales & Purchase Agreement with PT Bank Mandiri (persero) Tbk. For this deal.
Berdasarkan akta notaries Dr. A. Partomuan Pohan, S.H.,LL.MM. Tanggal 6 Pebruari 2009, PT Tunas Ridean Tbk dan PT Tunas Mobilindo Parama menjual kepemilikan masing-masing 650.000.000 saham dan 625.000.000 saham atau sejumlah 51% dari kepemilikan kepada PT Bank Mandiri (persero) Tbk.
Based on the notarial deed of Dr. A. Partomuan Pohan, S.H.,LL.MM. date February. 6, 2009, PT Tunas Ridean Tbk and PT Tunas Mobilindo Parama sold 650.000.000 and 625.000.000 shares or 51% of their ownership to PT Bank Mandiri (persero) Tbk.
capital was and Human No. AHU12 February
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/38 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
19. DIFFERENCE IN VALUE FROM RESTRUCTURING TRANSACTIONS OF ENTITIES UNDER COMMON CONTROL
Akibat adanya pengalihan hak dan kewajiban divisi sewa operasi kepada PT Surya Sudeco (SS), pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 1), perbedaan antara nilai transfer dengan nilai buku aktiva untuk sewa operasi dicatat sebagai “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada ekuitas.
As a result of the transfer of the rights and obligations of the Company’s operating lease division to PT Surya Sudeco (SS), a related party (refer to Note 1), the difference between the transfer price and the net book value of operating leased assets is recorded under the account “difference in value from restructuring transactions of entities under common control” under equity.
2009 Keuntungan penjualan aktiva tetap kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penjualan sesudahnya ke pihak lain
2008
-
20. PENGGUNAAN LABA
Gain on sale of fixed assets 11,885 to related parties (2,264) Subsequent disposal to third parties 9,621
20. PROFIT DISTRIBUTIONS
Cadangan wajib telah dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perusahaan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan wajib untuk ditentukan penggunaannya sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut. Saldo cadangan wajib pada tanggal 31 Maret 2009 adalah Rp 3.639 (2008: Rp 2.791).
A general reserve has been established in accordance with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007 which requires Indonesian companies to set up a general reserve amounting to at least 20% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated. The balance of the general reserve as at 31 March 2009 is Rp 3,639 (2008: Rp 2,791).
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 28 Mei 2008 (2007: 20 Juni 2007) memutuskan hal-hal sebagai berikut:
The Annual General Shareholders Meeting on 28 May 2008 (2007: 20 June 2007) resolved the following:
- Menyetujui pembagian dividen final sejumlah Rp 45.000 dari laba bersih tahun 2007 (2007: Rp 6.431 dari laba bersih tahun 2006). - Menyisihkan untuk cadangan wajib sejumlah Rp 848 dari laba bersih tahun 2007 (2007: Rp 129 dari laba bersih tahun 2006).
- Approval of the declaration of final dividend amounting to Rp 45,000 from the 2007 net income (2007: Rp 6,431 from 2006 net income). - Allocation of Rp 848 from the 2007 net income to the general reserve (2007: Rp 129 from the 2006 net income).
Rapat Umum Pemegang Saham Luar tanggal 26 Juni 2008 memutuskan membagikan dividen yang berasal dari laba yang ditahan sebesar Rp 26.215 tanggal 9 Juli 2008.
The Extraordinary Shareholders Meeting held on 26 June 2008 has approved the dividend distribution from retained earning balance amounting to Rp 26,215 on 9 July 2008.
Biasa untuk saldo pada
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/39 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20. PENGGUNAAN LABA (lanjutan)
20. PROFIT DISTRIBUTIONS (continued)
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Nopember 2007 memutuskan untuk menyetujui pengkapitalisasian laba bersih periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2007 yang telah diaudit sebagai penyetoran peningkatan modal disetor (lihat Catatan 18). 21. PENDAPATAN
The Extraordinary Shareholders Meeting held on 23 November 2007 has approved the capitalisation of audited net income for the 9 (nine) month period ended 30 September 2007 to increase issued and fully paid capital (refer to Note 18).
21. REVENUE
a. Pembiayaan konsumen
a. Consumer financing 2009
- Realisasi pendapatan pembiayaan konsumen - Pihak ketiga
Dikurangi: Bagian pendapatan yang dibiayai pemberi pembiayaan bersama sehubungan dengan pembiayaan bersama without recourse - Pihak ketiga
2008
94,045
94,770
94,045
94,770 Less :
-
Portion of income financed by joint financing providers in relation to without recourse joint financing Third parties -
206
-
Add : Income from without recourse joint financing
80,050
94,770
(14,201)
Ditambah Pendapatan dari pembiayaan bersama without recourse
b. Sewa operasi
b. Operating leases 2009
- Pihak ketiga
2008 -
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, berdasarkan tanggal jatuh tempo cicilan, pendapatan sewa operasi yang akan diterima dari penyewa adalah sebagai berikut:
253
Third parties -
As at 31 March 2008 and 2007, based on the installment date, operating lease income will be received from customers as follows:
2009 Tahun 2008
Realised consumer financing income : Third parties -
2008 -
485
-
485
Year 2008
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/40 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. PENDAPATAN (lanjutan)
21. REVENUE (continued)
c. Potongan premi asuransi
c. Discount on insurance premiums
Potongan premi asuransi merupakan selisih premi asuransi yang ditagihkan kepada konsumen dan dibayarkan Perseroan kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Hutang kepada perusahaan asuransi dicatat sebagai hutang usaha di neraca (lihat Catatan 11).
Discount on insurance premiums represents the difference between insurance premiums charged to customers and the amounts paid to insurance companies in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the balance sheet (refer to Note 11).
d. Bunga
d. Interest 2009
- Pihak ketiga Deposito berjangka dan rekening koran - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
2008
8,046
1,260
Third parties Time deposits and current accounts
850
564
Related parties -
8,896
1,824
Lihat Catatan 28c untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 28c for details of balances and transactions with related parties.
e. Administrasi dan lain-lain - bersih
e. Administration and others – net 2009
Pendapatan penalti Administrasi Realisasi selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Pendapatan subsidi Lain-lain
22. BEBAN KEUANGAN Bunga obligasi Bunga pinjaman bank Administrasi dan provisi bank Amortisasi biaya emisi obligasi Pihak yang mempunyai Hubungan istimewa
2008
3,040 6,283
5,737 4,541
157 2,316
2,264 622
11,796
13,164
Penalty income Administration Realised difference in value from restructuring transactions of entities under common control Subsidy income Others
22. COST OF FUNDS 2009 23,606 27,942
2008 24,980 27,926
3,765
4,280
806 56,119
592 57,778
56,119
14 57,792
Interest on bonds Interest on bank loans Administration and bank provisions Amortisation of bonds issuance cost
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/41 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
23. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES 2009
- Pihak ketiga Gaji dan tunjangan Jasa profesional Imbalan kerja (Catatan 17) Sewa Komunikasi Keamanan Listrik dan air Perjalanan dinas Alat tulis kantor dan cetakan Perbaikan dan pemeliharaan Iklan dan promosi Pajak dan perijinan Pesangon pemutusan hubungan kerja Asuransi (Pembalikan)/penyisihan penurunan nilai kendaraan jaminan Lain-lain
-
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Gaji dan tunjangan Direksi lama Gaji dan tunjangan Direksi baru
Lain-lain merupakan beban pelatihan seminar, dan beban representasi.
2008
10,035 2,550 1,795 919 794 371 289 238 188 142 118 68
8,972 262 18 769 933 458 229 311 262 310 153 67
24 22
389 18
452
929 129
18,005
14,209
525
565
138 18,668
14,774
Third parties Salaries and allowances Professional fees Employee benefits (Note 17) Rent Communications Security Utilities Travelling Stationery and printing Repairs and maintenance Advertising and promotion Taxes and licenses Termination Insurance (Reversal)/provision for decline in value of collateral vehicles Others
Related parties Salaries and allowances old directors Salaries and allowances new directors
dan
Others represent training and seminars expenses, and entertainment expenses.
Lihat Catatan 28d untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 28d for details of balances and transactions with related parties.
24. KERUGIAN PENJUALAN KENDARAAN JAMINAN
24. LOSS ON SALE OF COLLATERAL VEHICLES
2009 Hasil penjualan kendaraan jaminan Dikurangi: Nilai buku
2008 -
15,364
-
(20,968)
-
(5,604)
Proceeds from sale of collateral vehicles Less: Book value
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/42 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. BEBAN SEWA OPERASI
25. OPERATING LEASE EXPENSES 2009
Sewa
26. BEBAN GAJI PEGAWAI
2008 -
189
-
189
26. EMPLOYEE BENEFITS EXPENSE 2009
Gaji dan tunjangan (lihat Catatan 23) Pesangon pemutusan hubungan kerja (lihat Catatan 23) Imbalan kerja (lihat Catatan 17)
2008
10,698
27. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
389 Termination (refer to Note 23) 18 Employee benefits (refer to Note 17) 9,944
27. BASIC EARNINGS PER SHARE 2009
Jumlah saham biasa yang beredar (dalam ribuan) (lihat Catatan 18)
Salaries and allowances (refer to Note 23)
9,537
24 1,795 12,517
Laba bersih kepada pemegang saham
Rentals
2008
27,618
Net income attributable to shareholders
2,500,000
2,500,000
Number of ordinary shares outstanding (in thousands) (refer to Note 18)
4
11
Basic earnings per share (full amount)
10,825
Laba bersih per saham dasar (Rupiah penuh)
28. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
28. BALANCES AND RELATED PARTIES
TRANSACTIONS
WITH
Saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Balances and transactions with related parties are as follows:
a. Aktiva
a. Assets 2009
Kas pada bank (lihat catatan 3) Kas pada Bank Mandiri Piutang pembiayaan konsumen (lihat Catatan 4) PT Surya Sudeco
2008
8,232
4,662
-
157 157
Cash in bank (refer to Note 3), PT Bank mandiri (Persero) Tbk Consumer financing receivables (refer to Note 4) PT Surya Sudeco
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/43 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
28. BALANCES AND TRANSACTIONS RELATED PARTIES (continued)
a. Aktiva (lanjutan) Piutang lain-lain (lihat Catatan 6) PT Tunas Dwipa Matra PT Surya Mobil Megahtama PT Tunas Ridean Tbk PT Tunas Mobilindo Perkasa PT Tunas Mobilindo Parama
WITH
a. Assets (continued) Other receivables (refer to Note 6) PT Tunas Dwipa Matra PT Surya Mobil Megahtama PT Tunas Ridean Tbk PT Tunas Mobilindo Perkasa PT Tunas Mobilindo Parama
49 253 1,799 7 3
2,005 348 2,979 11 11
2,111
5,354
-
75 175 250
Jumlah aktiva kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
10,343
10,423
Total assets associated with related parties
Persentase terhadap total aktiva
0.56%
0.44%
Percentage of total assets
Aktiva lain-lain (lihat Catatan 10) PT Tunas Ridean Tbk Pinjaman untuk Direksi
Other assets (refer to Note 10) PT Tunas Ridean Tbk Loans to Directors
Piutang lain-lain kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama berhubungan dengan transaksi usaha (2008: terutama berhubungan dengan pinjaman dana dengan tingkat bunga deposito yang berlaku).
Other receivables from related parties are in respect of trade activities (2008: mainly related to loans given with interest at current deposit rates).
Pinjaman kepada Direksi Perseroan dikenakan bunga sebesar 7,20% per tahun yang pembayarannya dilakukan setiap tahun dari hasil bonus tahunan.
Loans given to the Directors of the Company bear interest at 7.20% per annum, which is repaid annually from the Director’s annual bonus.
b. Kewajiban
b. Liabilities 2009
Hutang lain-lain (lihat Catatan 12) PT Tunas Ridean Tbk PT Bank Mandiri (persero) Tbk PT Surya Sudeco
487 1,077 -
402
1,564
402
Gaji dan tunjangan yang masih harus dibayar (lihat Catatan 13) Direksi Jumlah kewajiban kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Persentase terhadap total kewajiban
2008 Other payables (refer to Note 12) PT Tunas Ridean Tbk PT Bank Mandiri (persero) Tbk PT Surya Sudeco
-
21
Accrued salaries and allowances (refer to Note 13) Directors
1,564
423
Total liabilities associated with related parties
0.10%
0.02%
Percentage of total liabilities
Hutang lain-lain kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama berhubungan dengan pinjaman dana dengan tingkat bunga deposito yang berlaku.
Other payables to related parties are in respect of loans with interest at current deposit rates.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/44 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
28. BALANCES AND TRANSACTIONS RELATED PARTIES (continued)
c. Pendapatan
c. Revenue 2009
Bunga (lihat Catatan 21d) PT Bank Mandiri (persero) Tbk PT Tunas Mobilindo Parama PT Surya Sudeco PT Tunas Ridean Tbk PT Tunas Dwipa Matra PT Tunas Mobilindo Perkasa PT Surya Mobil Megahtama
2008
848 2 -
231 162 145 26 -
850
564
850
564
0.78%
0.47%
Jumlah pendapatan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Persentase terhadap total pendapatan
Pendapatan bunga sehubungan dengan pinjaman dana kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan tingkat bunga deposito yang berlaku.
Persentase terhadap total beban
Total revenue associated with related parties Percentage of total revenue
d. Expenses 2009
Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 23) Gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi lama Gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi baru Jumlah beban kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Interest (refer to Note 21d) PT Bank Mandiri (persero) Tbk PT Tunas Mobilindo Parama PT Surya Sudeco PT Tunas Ridean Tbk PT Tunas Dwipa Matra PT Tunas Mobilindo Perkasa PT Surya Mobil Megahtama
Interest income relates to loans given to related parties with interest at current deposit rates.
d. Beban
Beban keuangan (lihat catatan 21) PT Tunas Ridean Tbk
WITH
2008
-
14
-
14
General and administration expenses (refer to note 21) PT Tunas Ridean Tbk
525
565
138
-
663
579
General and administration expenses (refer to Note 23) Salaries and allowances of Old Commissioners and Directors Salaries and allowances of New Commissioners and Directors Total expenses associated with related parties
0.69%
0.72%
Percentage of total expenses
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/45 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) e. Sifat hubungan dengan pihak mempunyai hubungan istimewa
28. BALANCES AND TRANSACTIONS RELATED PARTIES (continued)
WITH
yang
e. The nature of relationships with related parties
Sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
The nature of relationships with related parties are as follows:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related parties
Sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa/ Nature of relationship with the related parties
PT Bank Mandiri (persero) Tbk
Pemegang saham mayoritas/ Mayority shareholder
PT Tunas Ridean Tbk
Pemegang saham minoritas/ Minority shareholder
PT Tunas Mobilindo Parama
Memiliki pemegang saham minoritas yang sama/ The same minority shareholder
PT Tunas Dwipa Matra
Memiliki pemegang saham minoritas yang sama/ The same minority shareholder
PT Surya Sudeco
Memiliki pemegang saham minoritas yang sama/ The same minority shareholder
PT Surya Mobil Megahtama
Memiliki pemegang saham minoritas yang sama/ The same minority shareholder
PT Tunas Mobilindo Perkasa
Memiliki pemegang saham minoritas yang sama/ The same minority shareholder
Persyaratan transaksi tersebut di atas dapat berbeda dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
It is possible that the terms of these transactions are not the same as those that would result from transactions between wholly unrelated parties.
29. PERJANJIAN KERJASAMA PEMBIAYAAN
29. FINANCING COOPERATION AGREEMENTS
Pembiayaan bersama
Joint financing
Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama pemberian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi dan mendapatkan pendapatan atas selisih marjin yang diterima dari konsumen dan yang dibayarkan ke pemberi pembiayaan bersama.
The Company entered into joint financing agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,. The Company acts as an agent to underwrite, collect and administrator consumer financing and earns the spread between the margin received from customer and interest paid to the joint financing provider.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/46 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PERJANJIAN (lanjutan)
KERJASAMA
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PEMBIAYAAN
29. FINANCING (continued)
COOPERATION
AGREEMENTS
Pembiayaan bersama (lanjutan)
Joint financing (continued)
Dalam perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masingmasing pihak adalah minimal 5% dari Perseroan dan maksimal 95% dari pemberi pembiayaan bersama.
Based on the agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 5% from the Company and a maximum of 95% from joint financing providers.
Pada tanggal 27 Nopember 2008, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan perubahan skema perjanjian kerjasama dari with recourse menjadi without recourse sehingga masing-masing pihak menanggung risiko sesuai porsinya.
On 27 November 2008, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk amended the joint financing agreement scheme from with recourse to without recourse. As a result, each party bear the credit risk in accordance with their portion.
Pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan dari fasilitas ini adalah sebagai berikut:
Consumer financing of the Company from these facilities is as follows:
2009 Jumlah pembiayaan Rata - rata jangka waktu pembiayaan (tahun)
2008
385,530
132,927
3
3
Amount financed Average of financing period (years)
Penyaluran pemberian kredit
Credit channeling
Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama dalam penyaluran pemberian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Bukopin Tbk (2008: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Bukopin Tbk) dimana 100% pinjaman kepada konsumen dibiayai oleh bank.
The Company has entered into credit channeling agreements with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Bukopin Tbk (2008: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Bukopin Tbk) where 100% of the consumer loan is provided by the banks.
Pada tanggal 3 Februari 2009 TFS dan PT Bank Bukopin Tbk melakukan perubahan skema perjanjian kerjasama dari with recourse menjadi without recourse sehinga pihak bank menanggung resiko.
On 3 February 2009 TFS and PT Bank Bukopin Tbk amended the joint financing agreement scheme from with recourse to without recourse. As a result, the Bank bears the credit risk
Pada tanggal 21 Mei 2008, perjanjian kerjasama penyaluran pemberian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah diubah menjadi perjanjian kredit modal kerja.
On 21 May 2008, the credit channeling agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk was amended to be working capital loans.
Pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan dari fasilitas ini adalah sebagai berikut:
Consumer financing of the Company from these facilities is as follows:
2009 Jumlah pembiayaan Rata - rata jangka waktu pembiayaan (tahun)
2008
75,609
53,146
3
3
Amount financed Average of financing period (years)
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/47 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. INFORMASI SEGMEN USAHA
30. SEGMENT INFORMATION
Kegiatan usaha Perseroan dikelompokkan dalam segmen berdasarkan segmen usaha dan geografis.
The Company’s business activities are classified into business and geographical segments.
Bentuk primer segmen usaha
Primary reporting format – business segments
pelaporan
Informasi segmen usaha/Information by business segments Pendapatan/Revenue Beban/Expenses Laba sebelum pajak penghasilan/ Profit before income tax Aktiva/Assets Kewajiban/Liabilities Arus kas bersih yang Diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi/ Net cash flows Provided from (used in) operating activities
Pembiayaan konsumen/ Informasi segmen usaha/Information by business segments Arus kas bersih yang (digunakan untuk) aktivitas investasi/ Net cash flows (used in)/ investing activities Arus kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas pendanaan/Net cash flows provided from/(used in) financing activities
–
berdasarkan
Pembiayaan konsumen/ Consumer financing 31 Maret/ 31 Maret/ March March 2009 2008 108,327 (96,705)
Sewa operasi/ Operating leases 31 Maret/ 31 Maret/ March March 2009 2008
119,280 (82,678)
Jumlah/ Total 31 Maret/ 31 Maret/ March March 2009 2008
-
2,517 (189)
11,622 1,837,562 1,560,003
36,602 2,345,865 1,984,781
-
2,328 1,630 1,469
165,150
33,352
-
(11,092)
Sewa operasi/ Consumer financing 31 Maret/ 31 Maret/ March March 2009 2008
(143)
(514,870)
Jumlah/ Operating leases 31 Maret/ 31 Maret/ March March 2009 2008
(397)
102,426
108,327 (96,705)
121,797 (82,867)
11,622 1,837,562 1,560,003
38,930 2,347,495 1,986,250
165,150
22,260
Total 31 Maret/ March 2009
-
-
(143)
-
11,092
(514,870)
31 Maret/ March 2008
(397)
113,518
Perseroan memiliki dua segmen usaha yaitu pembiayaan konsumen dan sewa operasi.
The Company has two business segments which are consumer financing and operating lease.
Bentuk sekunder pelaporan – berdasarkan geografis
Secondary reporting format – geographical segments
Segmen berdasarkan geografis terdiri dari 32 cabang yang terbagi menjadi 3 (tiga) area yaitu Jabodetabek, Sumatera dan Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.
Geographical segments consist of 32 branches that are located in 3 (three) areas, namely Jabodetabek, Sumatera and Jawa, Sulawesi and Kalimantan.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/48 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)
30. SEGMENT INFORMATION (continued)
Bentuk sekunder pelaporan – berdasarkan geografis (lanjutan)
2009 Pendapatan - Area 1 (Jabodetabek) - Area 2 (Sumatera) - Area 3 (Jawa, Sulawesi dan Kalimantan) Jumlah pendapatan Aktiva - Area 1 (Jabodetabek) - Area 2 (Sumatera) - Area 3 (Jawa, Sulawesi dan Kalimantan) Jumlah aktiva
Secondary reporting format – geographical segments (continued)
2008
43,832 31,286
79,123 25,310
33,209
17,364
Revenue Area 1 (Jabodetabek) Area 2 (Sumatera) Area 3 (Jawa, Sulawesi and Kalimantan)
108,327
121,797
Total revenue
868,252 454,224
1,729,631 127,877
515,086
489,987
Assets Area 1 (Jabodetabek) Area 2 (Sumatera) Area 3 (Jawa, Sulawesi and Kalimantan)
1,837,562
2,347,495
Total assets
31. IKATAN, KEWAJIBAN KONTINJENSI DAN PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING
31. SIGNIFICANT COMMITMENTS, LIABILITIES AND AGREEMENTS
CONTINGENT
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan berkerja sama dengan PT Asuransi Adhisata Utama, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Raksa Pratikara, dan PT Asuransi Tri Dharma Proteksi.
In the course of business, the Company entered into insurance agreements with PT Asuransi Adhisata Utama, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Raksa Pratikara, and PT Asuransi Tri Dharma Proteksi.
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, Perseroan tidak memiliki ikatan dan kewajiban kontinjensi yang signifikan.
As at 31 March 2009 and 2008, the Company has no other significant commitments and contingent liabilities.
32. EFEK KEUNTUNGAN ATAS DERIVATIF DAN SELISIH KURS
32. IMPACT OF GAINS ON DERIVATIVES AND FOREIGN EXCHANGE
Perseroan memiliki pinjaman bank dalam mata uang asing (lihat Catatan 14) dan memiliki perjanjian derivatif (lihat Catatan 16) untuk melakukan lindung nilai atas risiko kerugian dari fluktuasi kurs mata uang asing dan suku bunga dari pinjaman bank tersebut. Perseroan tidak mempunyai transaksi derivatif yang spekulatif.
The Company entered into foreign exchange bank loans (refer to Note 14) and entered into certain derivative agreements (refer to Note 16) solely to hedge its exposures to foreign currency and interest rate fluctuations arising from these bank loans. The Company does not engage in any speculative derivative transactions.
Rekonsiliasi laba bersih tanpa pengaruh selisih kurs dan keuntungan atas derivatif adalah sebagai berikut:
A reconciliation of net income excluding the impact of foreign exchange and gains on derivatives are as follows:
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/49 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. EFEK KEUNTUNGAN ATAS DERIVATIF DAN SELISIH KURS (lanjutan)
32. IMPACT OF GAINS ON DERIVATIVES AND FOREIGN EXCHANGE (continued)
2009 Laba bersih Keuntungan atas derivatif dan selisih kurs - bersih setelah pajak (lihat Catatan 16)
2008
10,825
27,618
(1,917)
(527) 10,298
33. STANDAR AKUNTANSI BARU
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan revisi atas beberapa standar akuntansi berikut ini: -
-
PSAK 50 (Revisi 2006) – Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan (berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010) PSAK 55 (Revisi 2006) – Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010)
Perseroan belum dapat menentukan dampak dari penerapan revisi standar ini terhadap laporan keuangan. 34. MEMBURUKNYA KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA SEBAGAI AKIBAT DARI KRISIS EKONOMI GLOBAL Dampak krisis keuangan global telah berimbas ke perekonomian Indonesia termasuk pasar modal dan keuangan, yang tercermin dengan jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat serta ketatnya likuiditas di industri perbankan. Hal ini diperkirakan akan mulai mempengaruhi berbagai industri dan sektor riil industri di Indonesia pada semester pertama tahun 2009.
Net income Gain on derivatives and foreign exchange - net after tax (refer to Note 16)
25,701 33. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENT The Indonesian Institute of Accountants has issued revision of the followings accounting standards:
-
SFAS 50 (Revised 2006) – Financial Instruments: Presentation and Disclosures (applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2010)
-
SFAS 55 (Revised 2006) – Financial Instruments: Recognition and Measurement (applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2010)
The Company has not been able to determine the impact of these revised standards on the financial statements. 34. WORSENING INDONESIAN ECONOMIC CONDITION AS RESULT OF GLOBAL ECONOMIC CRISIS The global economic crisis has affected the Indonesian economy including the capital and financial market as reflected in the decrease of the Composite Index, depreciation of the Rupiah against the US Dollar, and tight liquidity in the banking industry. This is estimated to have further impact on various industries and real industry sectors in the first semester of 2009.
PT TUNAS FINANCINDO SARANA Lampiran 5/50 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 TIDAK DIAUDIT (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. MEMBURUKNYA KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA SEBAGAI AKIBAT DARI KRISIS EKONOMI GLOBAL (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2009 AND 2008 UNAUDITED (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 34. WORSENING INDONESIAN ECONOMIC CONDITION AS RESULT OF GLOBAL ECONOMIC CRISIS (continued)
Untuk industri jasa keuangan, termasuk sektor pembiayaan konsumen, kemungkinan dampak yang akan terjadi dari kondisi-kondisi tersebut adalah meningkatnya jumlah pelanggan yang gagal bayar dan sulitnya mendapatkan dana dari industri perbankan baik untuk pembiayaan baru maupun pembiayaan kembali, yang selanjutnya akan mengakibatkan turunnya laju pertumbuhan kredit atau pembiayaan baru dan naiknya biaya pendanaan.
The potential impact of these conditions for the financial service industry including the consumer financing sector are an increasing number of defaulted customers and difficulty obtaining funding from the banking industry for new financing or refinancing which will lead to a decrease in credit or new financing growth and an increase in cost of funds.
Untuk mengantisipasi dampak dari krisis keuangan ini, Perseroan telah menyusun beberapa strategi seperti berikut: meningkatkan kualitas piutang pembiayaan dengan mengaplikasikan kebijakan kredit yang berhati-hati dan meningkatkan pengawasan penagihan serta pengelolaan piutang; mendapatkan dan mencari alternatif pendanaan, baik dalam Rupiah maupun mata uang asing, dari berbagai sumber seperti mendapatkan fasilitas-fasilitas pinjaman dari sindikasi bank-bank nasional dan internasional maupun pinjaman bilateral dari bank-bank nasional; melakukan perluasan pasar konsumen melalui aliansi strategis dengan Bank Mandiri, dengan manfaat antara lain berupa dukungan pendanaan yang berkelanjutan dan kompetitif, dan perluasan jaringan distribusi penjualan melalui kantor cabang Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia.
To anticipate the impact of this financial crisis, the Company has prepared the following strategies:
Direksi percaya bahwa strategi tersebut diatas dapat dilaksanakan secara efektif, dan tidak ada kejadian setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan ini yang mengindikasikan timbulnya ketidakpastian terhadap kemampuan kelangsungan hidup Perseroan sebagai akibat dari memburuknya kondisi perekonomian Indonesia ini.
-
improving the quality of receivables by applying a prudent credit policy and enhancing the monitoring of receivable collection and management;
-
obtaining and exploring funding alternatives both in Rupiah and in foreign currencies such as: obtaining new loan facilities from syndications of national and international banks, bilateral loans from national banks, and other funding sources;
-
expanding consumer market through strategic alliance with Bank Mandiri, with benefits of continuous and competitive funding support and distribution channel through Bank Mandiri’s branches that widely spread in Indonesia.
Directors believe the above strategies can be implemented effectively, provided that no events subsequent to balance sheet date until the date of this report occur that give rise to the uncertainties of the Company's going concern as an impact of the worsening current economy of Indonesia.