PT SMI Insight 2016 – Q1 Smart City
Kota Sebagai Pendorong Utama Ekonomi Saat ini daerah perkotaan menjadi tempat dari lebih separuh populasi dunia dan proporsi tersebut akan tetap meningkat hingga 2025, sesuai Laporan Urbanisasi Dunia dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 2014 berikut: Persentase Populasi Dunia
19%
18%
17%
14%
34%
37%
40%
46%
Kota-kota di negara maju
Kota-kota di negara berkembang
47%
45%
43%
40%
2005
2010
2015
2025
Pedesaan di negara berkembang
Sumber: BCG-Winning in Emerging Markets, World Population Forecast Reports – United Nations
Negara – negara berkembang memiliki kontribusi urbanisasi tertinggi dengan bertambahnya 20% penduduk perkotaan dalam waktu 20 tahun dari 34% di tahun 2005 ke 46% di tahun 2025. McKinsey Research tahun 2013 menyatakan 80% dari PDB dunia berasal dari kota dengan lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB) dihasilkan kota-kota besar negara maju dan 10 persen kotakota besar di negara- negara berkembang. Pada tahun 2025, kota masih akan menghasilkan 60% dari pertumbuhan PDB namun keanggotaannya akan bergeser ke Timur dengan sekitar munculnya100 kota baru dari Cina saja, di mana penduduk perkotaan diperkirakan akan meningkat dari 200 juta menjadi 800 juta.
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
1
Sebagai pendorong ekonomi, kota-kota besar menghadapi tantangan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam pelayanan masyarakat dan menjawab tantangan global. Kota – kota besar dunia saat ini bertransformasi menjadi smart city berdasarkan visi dari masing-masing kota. Sebuah survei yang dilakukan PwC tahun 2014 memberikan peringkat kepada 30 kota besar dunia berdasarkan beberapa kategori yang menentukan tingkat kelayakan hidup suatu kota. Berikut adalah hasil survei pada beberapa kota, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kelayakan hidup yang lebih baik: Intellectual Capital and Innovation
Technology Readiness
London
200
Singapore
148
Shanghai
Jakarta
Jakarta
61
Sao Paulo
30
Transportation and Infrastructure
Singapore
112
Kuala Lumpur
103
Shanghai
94
Sao Paulo
91
87 79
London
62 40 32
137
Kuala Lumpur
131
Jakarta
112
London
London
112
Singapore
Shanghai Sao Paulo Jakarta
59 37 25
76 59
Sustainability and Natural Environment
Singapore
63
153
Shanghai
Sao Paulo
23
Kuala Lumpur
172
Singapore
Health, Safety and Security
139
London
Jakarta
Singapore
Shanghai
75
Sao Paulo
107
Kuala Lumpur
117
Kuala Lumpur
London
City Gateway
79 71 64
Sao Paulo Kuala Lumpur Shanghai Jakarta
55 46 42
Sumber: Cities of Opportunity 2014, PwC
London menduduki puncak survei sebagai kota paling layak huni di dunia. Ibukota Inggris tersebut memiliki skor tertinggi secara keseluruhan dalam Intellectual Capital and Innovation, Technology Readiness, City Gateway, and Sustainability dan Natural Environment. Singapura adalah satu-satunya negara Asia yang berada di posisi 5 kota tertinggi dengan memperoleh skor tertinggi untuk kategori Transportation and Infrastructure dan Health, Safety, and Security. Grafik juga menunjukkan bahwa beberapa kota besar dunia masih kurang dibandingkan dengan kota – kota besar di belahan barat. Kota-kota seperti Shanghai, Sao Paulo, dan Jakarta masih tertinggal dalam semua kategori di atas, dan mengingat populasi yang besar, risiko akan masalah yang dapat terjadi akibat urbanisasi seperti banjir, kemacetan lalu lintas, dan perubahan iklim meningkat setiap tahun. Meningkatnya urbanisasi ke kota-kota yang menghasilkan sebagian besar PDB dari masing-masing negara meningkatkan kebutuhan untuk mengembangkan solusi yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar kota di negara maju telah mulai memperkenalkan konsep smart city, di mana sistem dibangun untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat.
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
2
Case Study: Interkoneksi Transit dan Land Use: Transportasi Hong Kong Sebagai salah satu kota terpadat dengan 7,2 juta penduduk dan kepadatan penduduk sebanyak 6.544 / km2, Hong Kong telah berhasil menghubungkan real estate dan transit, menghubungkan sektor bisnis, komersial, dan perumahan masyarakat. Sistem transit Hong Kong, dikelola oleh Mass Transit Railway Corporation (MTR), memiliki layanan transit yang baik, penggunaan land use yang efektif, dan keuntungan usaha. MTR berhasil meraih 99,9% dari kehandalan layanan dan ketepatan waktu. Sistem transit membawa lebih dari 5,5 juta penumpang setiap hari dan kedatangan kereta setiap dua menit atau kurang pada jam sibuk. Jaringan transit meliputi 220,9 km dengan 4 proyek kereta api baru sedang dibangun yang akan menambah 53 km ke jaringan yang ada saat ini. Di bawah ini adalah beberapa hasil capaian kinerja utama MTR: Tingkat Kehandalan Layanan (perjalanan tepat waktu- %)
Ketepatan Waktu (kedatangan kereta tepat waktu–%)
2014
99,9
2014
99,9
2013
99,9
2013
99,9
Utilisasi Sistem (km penumpang per km kapasitas- %) 2014 2013
72,7 74,6
Sumber: MTR Annual Report 2015.
MTR tidak sepenuhnya penyedia transit. MTR juga mengambil keuntungan dari pengelolaan stasiun dengan mengembangkan lahan di atas dan di sekitar stasiun. Selama tahun 2015, MTR menghasilkan total pendapatan sebesar USD 5,3 miliar dengan 18,5% diantaranyaberasal dari bisnis komersial. Keuntungan dari bisnis properti pada tahun 2015 sebesar USD 372 juta. Pendapatan ini memungkinkan MTR untuk mendanai ekspansi jaringan dan meningkatkan sistem untuk memastikan pelayanan berjalan lancar dan efisien, serta mendorong peningkatan jumlah penumpang. Selama satu dekade terakhir, lebih dari setengah dari pendapatan usaha MTR datang dari pengembangan properti dibandingkan dengan penyediaan layanan transportasi. Model yang menggunakan MTR adalah properti rel (R + P) model. MTR membeli hak pembangunan dari pemerintah (pemegang saham utama) dengan harga sebelum pembangunan rel. MTR kemudian menggunakan properti tersebut melalui pengembangan lahan itu atau menjual atau menyewakan properti kepada pengembang lain untuk investasi sistem transit. Banyak stasiun yang tersambung dengan pusat komersil Hong Kong dan fungsi lain yang dimiliki MTR. * Model transit seperti ini bergantung pada pemahaman bahwa sistem transit publik tidak hanya moda transportasi. Dalam praktiknya, sistem transit dapat menyediakan struktur penggunaan lahan untuk kota yang efisien, dan menghubungkan aspek kehidupan kota. Dengan menghubungkan transit sistem berkualitas tinggi dan pengembangan lahan, Hong Kong dapat mengakomodir populasi penduduk yang tinggi, kualitas hidup yang baik, dan perlindungan lingkungan bagi masyarakat*. * Disadur dari Infrastructure 2014, EY and Urban Land Institute
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
3
Definisi Smart City Gartner pada 2015 mendefinisikan smart city sebagai wilayah perkotaan di mana beberapa aspek di dalam satu sistem bekerja sama untuk mencapai hasil yang berkelanjutan melalui analisis kontekstual, informasi real-time yang terkoneksi antar sektor dengan sistem teknologi operasional. Sistem perkotaaan menjadi penting: kolaborasi antar instansi yang terkait adalah syarat untuk memastikan visi yang konsisten dan selaras dari berbagai instansi tersebut, tetapi juga untuk mengoptimalkan data sharing yang berasal dari sumber data masing-masing. •
Penafsiran hubungan strategi dari berbagai lapisan dan aspek di dalam ekosistem perkotaan harus dipahami dan dilaksanakan. Pemerintah kota tidak lagi pendorong utama tetapi sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam ekosistem kota yang lebih besar.
•
Pemangku kepentingan utama di kota adalah masyarakat kota. Perlu adanya kesempatan yang sama pada seluruh masyarakat untuk berinovasi di lingkungan yang sehat dan penuh motivasi. Risiko terhadap kesenjangan antara warga perlu dipantau dan dijaga dengan baik.
•
Tujuan, aspirasi dan kualitas hidup adalah kunci utama dari seluruh konsep smart city. Apakah titik aspek yang ada berdasarkan keselamatan dan keamanan, keberlanjutan, penciptaan kesejahteraan atau kebebasan memilih. Visi ini perlu diterjemahkan ke dalam strategi yang jelas dan nyata *
Berdasarkan United Nations Commission on Science and Technology for Development, terdapat 6 tema utama mengenai smart city dimana masing-masing kota dapat mengembangkan infrastruktur dan sistem dengan mengacu kepada arah visi pembanguan untuk mengembangkan potensi kota lebih jauh lagi.
Enam Tema Utama Terkait Smart City
Smart Mobility
• Peningkatan akses kota • Sistem transportasi yang efisien, cerdas, dan aman • Pergerakan kendaraan, penumpang, dan barang yang efisien
Smart Economy
• Dukungan terhadap kewirausahaan dan inovasi
• Penggunaan teknologi berkelanjutan
• Tingkat produktivitas yang tinggi
• Konsumsi energi yang berkelanjutan
• Proses bisnis berbasis sistem • Akses internet cepat untuk pelaku bisnis dan konsumen
• Berbagi mobilitas
Smart Living
• Kualitas hidup lebih baik
Smart Environment
Smart Governance
• Partisipasi dalam pengambilan kebijakan
• Energi efisiensi dan pengurangan konsumsi energi melalui teknologi
Smart People
• Transparansi
• Masyarakat yang berkualitas, kreatif, dan berpendidikan
• Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
• Proses administrasi antar dinas pemerintah yang terintegrasi
• Masyarakat yang terkoneksi dengan layanan IT berkualitas
• Smart building
• Peningkatan akses masyarakat ke layanan publik
• Solusi e-edukasi (pembelajaran jarak jauh)
• Aspek sosial – pendidikan, kesehatan, dan perumahan
*Smart Cities Technology, Deloitte, 2014
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
4
Infrastruktur Smart City Pembangunan infrastruktur memainkan peran kunci dalam mengembangkan smart city. Sistem ini menghubungkan berbagai sektor infrastruktur pelayanan yang lebih efektif dan efisien kepada masyarakat. Berikut adalah hasil survei yang dilakukan oleh EY dan Urban Land Institute melakukan survei terhadap warga beberapa kota dari negara maju mengenai prioritas pembangunan infrastruktur, dengan persentase lebih tinggi merupakan prioritas lebih tinggi:
Prioritas Perbaikan Infrastruktur Persentase “salah satu prioritas utama” atau “proritas tinggi” Perbaikan transportasi publik (bus dan kereta)
78%
Perbaikan jalan dan jembatan
71%
Jalur pejalan kaki
63%
Peningkatan infrastruktur telekomunikasi
58%
Pengelolaan air dan sampah yang baik
58%
Infrastruktur energi yang baik
52%
Peningkatan kualitas udara
51%
Lebih banyak taman kota dan ruang hijau
48%
Perbaikan sarana d sepeda
47%
Peningkatan fasilitas kesehatan
46%
Infrastruktur kargo yang baik
41%
Peningkatan pengelolaan parkir
37%
Layanan mobilitas berbagi
32%
Sumber: Infrastructure 2014, EY and Urban Land Institute
Hasil survei menunjukkan peningkatan di sektor transportasi adalah prioritas tinggi bagi warga. Perbaikan dalam sistem angkutan umum, jalan dan jembatan memiliki persentase tertinggi masing-masing sebesar 78% dan 71%. Selain telekomunikasi, warga yang memprioritaskan infrastruktur yang terkait lingkungan seperti pengelolaan air dan limbah, energi, peningkatan kualitas udara, dan pengembangan daerah hijau.
Untuk menghindari gridlock dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, stuktur sistem transit publik harus memiliki hubungan antar moda transportasi, serta beralih dari ketergantungan terhadap kendaraan dengan bahan bakar minyak menjadi kendaraan ramah lingkungan. Beberapa kota besar dunia telah membangun stasiun pengisian bahan bakar listrik di berbagai lokasi untuk mendorong warga menggunakan mobil listrik.
SMI Insights 2016
Emisi Gas CO2 per Tahun Menurut Jenis Kendaraan 11.435
12.000
Pounds of CO2 Equivalent
Perbaikan sistem angkutan umum sangat penting dalam mengembangkan pasar seperti kota-kota di Asia, karena urbanisasi merupakan isu tama bagi kota-kota yang berpenduduk padat dan kemacetan lalu lintas tinggi. Urbanisasi juga menimbulkan ancaman polusi serius terhadap lingkungan. Kota besar yang sangat bergantung pada transportasi jalan menghadapi tantangan untuk mengurangi emisi gas CO2 (lihat grafik).
8.000 6.336
6.258
Plug-in Hybrid cars
Hybrid
4.815
2.000 Electric cars
Gasoline
Sumber: US Department of Energy
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
5
Disamping infrastruktur transportasi kota, sektor lainnya juga penting dalam membangun smart city. Manfaat infrastruktur dalam mencapai tujuan smart city antara lain: •
Memperlancar arus pergerakan barang dan jasa
•
Mendorong penggunaan energi ramah lingkungan dan pengelolaan air
•
Integrasi teknologi sebagai enabler dari kegiatan masyarakat
•
Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, terutama pada administrasi pemerintahan dan layanan kesehatan
Bagan dibawah menggambarkan contoh dari solusi pembangunan infrastruktur bagi smart cities yang menjawab tantangan Sustainable Development Challenges:* Sustainable Development Need/ Challenge
Contoh Infrastruktur Pendukung
Deskripsi Re-engineering sistem ketenagalistrikan melalui smart meters, smart appliances, dan sumber energi terbarukan untuk efisiensi energi.
Meningkatkan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Smart Grids
Menyediakan Konektivitas Berkualitas Tinggi dan Terjangkau
Broadband Network
Koneksi serat optik dan konektivitas lain, termasuk internet publik dan jaringan selular berkualitas tinggi
Electric Vehicles
Mobil berbahan bakar listrik/ beterai dengan stasiun pengisian di penjuru kota
Membangun Infrastruktur Transportasi Perkotaan
Meningkatkan Kualitas Perumahan dan Area Komersil Melestarikan Lingkungan Memastikan Keamanan dan Keselamatan Publik
Smart Parking
Lokasi gedung dan lahan parkir yang memberikan informasi real-time ke pengguna
Smart Buildings
Berbagai sensor dan teknologi yang meningkatkan keamanan, efisiensi energi dan fungsi lain bangunan
Environmental Sensor Network
Video Security
Pengambilan data berkelanjutan mengenai kondisi udara, air, dan tanah
Keselamatan publik, pengelolaan massa dan statistik publik menggunakan jaringan sensor dan kamera
Meningkatkan Efisiensi Pengelolaan Kota
City Command Centre
Pemantauan dan pengelolaan administrasi pemerintahan, transportasi, lingkungan, dan bencana
Meningkatkan Layanan Pendidikan dan Kesehatan
Remote Healthcare and Online Education
Produk dan layanan jarak jauh untuk akses kesehatan dan pendidikan
Sumber: United Nations Issues Paper on Smart Cities and Infrastructure, 2014
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
6
Teknologi Informasi (TI )Sebagai Inti Smart City Menghubungkan berbagai sektor infrastruktur adalah sistem TI yang dapat diandalkan, di mana arus informasi dan jaringan analisis dapat dibangun. Sistem TI tidak hanya untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk informasi kota, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi mengenai bagaimana kota berfungsi. Pemerintah Kota dapat menggunakan informasi ini untuk merumuskan kebijakan dan peraturan publik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi warga. Gambar di bawah ini menggambarkan berbagai peran TI untuk pengembangan smart city: Jaringan --------------------------------------------Transmisi biaya rendah dan Realtime untuk mengelola data dalam jumlah besar
Sensor & Teknologi Aktuasi -----------------------------------------Perangkat sensor dan aktuasi yang berbiaya rendah dan terstandarisasi
Aplikasi dan Analisa Canggih ---------------------------------------------Analisa data yang besar dan cepat untuk model prediksi yang kompleks
TI sebagai inti dari smart cities
Data Warehouse yang Aman ---------------------------------------------Sistem untuk mengakses dan sharing data tentang informasi perkotaan
Dukungan Pemerintah untuk mendorong integrasi dan sinkronisasi teknologi
Perencanaan, Koordinasi, dan Monitoring Aplikasi prioritas dan pengukuran keberhasilan dll.
Peran Masyarakat
Meningkatkan peran masyarakat dalam penyampaian aspirasi
Enable Data Standarisasi Kerangka regulasi untuk Standarisasi jalur komunikasi penggunaan data yang perkotaan antar instansi memastikan kemanan pribadi
Sumber: Boston Consulting Group Analysis, 2015
Berdasarkan figur diatas, terdapat 4 peran utama bentuk dukungan digital pada sistem TI smart city:* • Sensor dan Pengguna. Perangkat pintar mengukur dan memantau beberapa parameter yang telah ditentukan dari infrastruktur fisik dan digital yang telah terkoneksi. Contoh penerapannya adalah pada sistem pemantauan lalu lintas dimana perangkat pintar dapat mendeteksi kepadatan jalan dan jumlah penumpang transportasi umum. • Data Warehouse. Sistem smart city harus dapat menyimpan dan memproses data dalam jumlah besar dari berbagai sensor, proses otomatisasi proses, dan parameter analisa data. • Data Analisis. Terdapat tiga jenis solusi data analisis: (1) Deskriptif, menggunakan informasi analisis dan data mining (2) Prediksi, menggunakan model statistik dan proyeksi, (3) Preskriptif (termasuk kognitif), menggunakan simulasi dan otomisasi • Jaringan. Implementasi tekonologi smart city membutuhkan jaringan yang baik, dapat diandalkan dan terjangkau. Untuk itu dibutuhkan fokus pada menghubungkan perangkat digital untuk mengoptimalkan aplikasi pendukung smart city. Sumber: United Nations Issues Paper on Smart Cities and Infrastructure, 2015
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
7
Berbagai kota di dunia telah menggunakan Internet of Things (IoT) untuk mendorong penciptaan inovasi. Melalui visi smart city yang disertai strategi inisiatif, pemerintah kota mengeksplor penggunaan aplikasi IoT untuk meningkatkan pelayanan publik, konservasi energi dan air, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan proyeksi urbanisasi akan tumbuh pesat selama dekade berikutnya, kota – kota dengan populasi yang besar dan infrastruktur kompleks adalah target utama untuk aplikasi IoT. Sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah kota dapat membuat sebagian besar keuntungan dengan IoT dengan menyediakan kemudahan akses ke warganya. Untuk memaksimalkan potensi ekonomi dari penggunaan aplikasi, ada beberapa fokus area berdampak besar seperti kesehatan dan keselamatan publik, transportasi, dan manajemen sumber daya. Terdapat potensi dampak langsung yang besar dari IoT untuk kota, mencapai US $ 1,7 triliun per tahun pada tahun 2025 menurut Mckinsey tahun 2015. Grafik dibawah menggambarkan potensi dampak ekonomi dari penggunaan IoT pada sistem pengelolaan kota: IoT Perkotaan : Potensi dampak langsung terhadap perekonomian sebesar USD 930 miliar sampai USD 1,7 triliun pada tahun 2025 Penerapan IoT
Potensi dampak ekonomi USD miliar per tahun (Total = USD 930 miliar – 1.7 trilliun) 403 – 693
Pemantauan kondisi udara dan air Pengelolaan lalu lintas
223 – 504
Kendaraan otomatisasi Pengelolaan kondisi sumber daya
Pengelolaan bencana/ keadaan darurat Pengelolaan transportasi publik Identifikasi dan pemantauan kriminalitas
Pengelolaan sampah
204 – 235 33 – 64 24 – 41 13 – 63 14 – 31 5– 9
Potensi manfaat nilai* Penghematan sebesar 15%
10-15% penghematan waktu, 10% pengurangan kemacetan dengan smart parking ~40% pengurangan kecelakaan 10% - 15% penghematan bahannbakar/ CO2 35% mengurangi pemadaman listrik; 50% pengeolaan air lebih efisien Penyampaian informasi publik lebih efisien pada saat bencana/ keadaan darurat Pertukaran data antar moda transportasi lebih efisien; deteksi perbaikan sistem transportasi 20 – 22% penghematan di pelaporan dan pemantauan 23% peningkatan produktivitas
Sumber: McKinsey Global Institute analysis, 2015
Dampak potensial terbesar adalah pada pemantauan udara dan air karena berimbas pada sebagian besar warga. Aplikasi IoT akan membantu untuk menempatkan kesadaran yang lebih besar dan akuntabilitas yang dapat meningkatkan kualitas udara dan air. Proses pemantauan ini bermanfaat pada penyusunan strategi pengurangan polusi yang baik, dan mengurangi angka kematian akibat polusi. Pengelolaan lalu lintas yang adaptif dan terintegrasi menggunakan data real-time untuk menyesuaikan waktu lampu lalu lintas untuk mengoptimalkan arus lalu lintas. Abu Dhabi baru-baru ini menerapkan sistem tersebut yang mencakup 125 persimpangan utama di kota. Sistem ini juga dapat memberikan prioritas jalur kepada bus, ambulans, atau kendaraan darurat. Penggunaan kontrol lalu lintas adaptif dapat mempercepat arus lalu lintas dari uumnya antara 5 dan 25 persen.
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
8
Studi Kasus: Bandung Smart City Statistik Utama* Populasi
2.5 juta
PDRB (2014)
Rp. 172 triliuin
Jumlah Perguruan Tinggi
80
Jumlah Siswa Pendidikan Tinggi
227.000
Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan salah satu sentra ekonomi terbesar. Total populasi mencapai 2,5 juta dengan 60% dari total populasi berusia dibawah 40 tahun. Terdapat 80 universitas/ perguruan tinggi dengan total jumlah mahasiswa mencapai 227.000 orang. Bandung juga menjadi tempat dari lebih dari 84 unit bisnis yang fokus pada industri strategis dengan lebih dari 500 pelaku UKM. Industri strategis meliputi pembuatan pesawat terbang, alutsista, farmasi, telekomunikasi dan teknologi, serta kereta api. Selain itu, Bandung juga terkenal sebagai sentral dari industri kreatif di Indonesia. Kota Bandung menjadi salah satu pelopor utama pengembangan smart city di Indonesia, bertujuan untuk menjadi sentra industri kreatif dan teknologi, dengan beberapa kebijakan telah dilakukan dan pengembangan lebih jauh akan segera diwujudkan di masa depan.
Pemerintah Kota telah megimplementasikan beberapa kebijakan untuk menjadi smart city seperti berikut: • Membangun Command Centre. Diresmikan pada tahun 2015, command centre dibangun dengan tujuan untuk memberi pelayanan lebih baik ke warga masyarakat dengan menggunakan CCTV di berbagai penjuru kota. Pemerintah Kota mengharapkan dengan adanya command centre, pengambilan keputusan terkait masalah perkotaan menjadi lebih tepat dan efektif. • Membangun Akses Internet Gratis. Saat ini terdapat lebih dari 10.000 titik internet gratis yang dapat diakses warga di seluruh kota. Pemerintah Kota akan terus menambah titik internet gratis untuk terus mengembangkan konsep smart city. Bandung Command Centre
10.000 Titik Akses Internet Gratis
Sumber: Statistik Perekonomian BPS 2015 dan Smart bdg city by Ridwan Kamil, 2015
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
9
• Smart Healthcare and Education. Solusi pengembangan pendidikan melalui TI membuat para siswa dapat mendaftar sekolah dan memantau proses seleksi siswa baru secara online. Layanan kesehatan juga dikembangkan dengan menyediakan interkoneksi antara data pasien antara Puskesmas dan Rumah Sakit Publik.
• City Apps. Dalam rangka menguikutsertakan warga dalam gaya hidup perkotaan, saat ini terdapat berbagai aplikasi mobile yang memberikan berbagain informasi tentang kota, seperti transportasi, turisme, dan acara publik. Pemerintah Kota menargetkan jumlah aplikasi di tahun 2016 mencapai 300 aplikasi. • Creative and Smart Hub. Untuk lebih membangun Bandung sebagai sentra industri kreatif, Bandung menyediakan fasilitas yang mengakomodasi bisnis startup dan pelaku industri kreatif untuk mengembangkan usaha mereka. • Area Hijau Untuk Publik. Pemerintah Kota adalah terus mengembangkan ruang publik untuk mengadakan berbagai kegiatan masyarakat, serta mempromosikan gaya hidup digital dan hijau untuk warganya. Bandung City Apps
Taman Film
Disclaimer All information presented were taken from multiple sources and considered as true by the time they were written to the knowledge of PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) can not be held responsible from any inacuracy contained in the material. PT SMI follows all internal and external guidelines and regulations that govern the evaluation process on determining the financing feasibility of an infrastructure project. Every decision to finance or not to finance a project is therefore based on a responsible and thorough due diligence process. Any complaint in the process of financing irregularities can be submitted to: Ms. Astried Swastika Corporate Secretary PT SMI Tel : +62 21 5785 1313 Fax : +62 21 570 9460 Email :
[email protected] Public complaints on PT SMI service will be kept strictly confidential and handled by a special committee to ensure that complaints are addressed appropriately.
SMI Insights 2016
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id
10