PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) Untuk Periode-periode yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 2011
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) – Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 serta untuk periode-periode yang berakhir pada tanggal tersebut
Neraca Konsolidasi
1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
4
Laporan Arus Kas Konsolidasi
5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
6-57
PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
Catatan
31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp. 315.295.477 dan Rp. 299.200.205 masingmasing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka Beban Dibayar Dimuka
5
5.070.333.958
2.822.739.892
6 6
4.750.998.221 18.957.788.530
5.382.773.127 13.455.404.478
7 8 9 10 11
2.015.830.702 1.361.519.711 6.346.518.792 4.442.486.299 2.057.629.795
2.026.485.192 943.497.848 10.627.854.608 3.260.384.565 3.135.379.767
45.003.106.010
41.654.519.477
13
3.603.265.128 2.188.899.981 1.343.876.654 196.444.853.585
10.049.755.727 1.258.102.559 1.343.876.654 172.660.813.385
14
4.268.813.696
4.400.233.470
15 16
50.516.536 42.820.600.808
75.774.711 31.311.258.748
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
250.720.826.389
221.099.815.254
JUMLAH ASET
295.723.932.400
262.754.334.732
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Piutang dari pihak berelasi Biaya dibayar dimuka jangka panjang Aset pajak tangguhan Aset Tetap - setelah dikurangi dengan akumulai penyusutan sebesar Rp. 120.058.139.320 pada tanggal 31 Maret 2012, Rp. 111.544.492.425 pada tanggal 31 Desember 2011 Aset Tetap dalam rangka bangun, kelola, dan alih - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1.487.889.081 pada tanggal 31 Maret 2012 dan Rp. 1.356.469.307 pada 31 Desember 2011 Goodwill Aset Lain-Lain
12 11
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang m erupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 1
PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
Catatan
31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang Lain-Lain Utang Pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman Bank Pinjaman pembelian aset tetap
17 18
29.017.125.664
28.420.750.524
19 20 21 22
100.738.161 6.783.762.014 1.297.409.161 811.851.113 929.118.077 3.710.975.739
768.046.559 15.120.348.489 2.326.254.664 888.070.109 3.342.397.652 3.131.152.926
23 24
39.315.164.590 3.675.170.782
45.360.835.525 3.736.846.606
85.641.315.301
103.094.703.054
12
6.209.679.373
6.832.062.811
23 24
100.376.566.437 7.910.706.022 12.194.916.174 3.297.247.884
52.754.919.860 6.036.698.263 11.790.540.696 3.310.108.559
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
129.989.115.891
80.724.330.189
JUMLAH LIABILITAS
215.630.431.192
183.819.033.243
27
42.827.000.000
42.827.000.000
29 28
16.543.147.614 3.799.546.676
16.543.147.614 3.799.546.798
(1.025.414.105)
(1.025.414.105)
(1.846.153.568)
(1.846.153.568)
17.529.952.271
16.391.548.700
77.828.078.888 2.265.422.321
76.689.675.439 2.245.626.049
80.093.501.208
78.935.301.488
295.723.932.400
262.754.334.731
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang kepada pihak berelasi Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Pinjaman bank Pinjaman pembelian aset tetap Liabilitas pajak tangguhan Cadangan imbalan pasti pasca kerja
35
EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan Modal saham Modal dasar - 800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor - 428.270.000 saham dengan nominal Rp. 100 per saham Tambahan modal disetor - neto Uang muka setoran modal Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
30
Saldo Laba Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan Kepentingan non pengendali
25
JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 2
PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
Catatan
2012 (Tiga Bulan) Rp
2011 (Tiga Bulan) Rp
PENJUALAN NETO
31
48.957.974.464
38.722.971.920
BEBAN POKOK PENJUALAN
32
(33.120.662.125)
(25.951.042.748)
15.837.312.339
12.771.929.172
(1.710.102.870) (8.739.252.817)
(1.475.193.859) (6.669.787.004)
LABA BRUTO
Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi
33 33
Keuntungan atas penjualan aset tetap Pendapatan Bunga Keuntungan Selisih Kurs Mata Uang Asing - Neto Beban Amortisasi: Goodwill Aset Tak Berwujud Beban Bunga Lainnya - Neto
54.813.542 3.189.472 15 34
LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK
(5.051.648) (14.475.000) (3.549.306.313) (279.151.438)
(5.051.648) (14.475.000) (3.572.857.991) 4.055.156
1.597.975.266
1.050.967.599
(459.571.695)
LABA NETO
12.348.773
(262.741.905)
1.138.403.571
788.225.694
-
-
LABA KOMPREHENSIF
1.138.403.571
788.225.694
Laba (Rugi)/Laba (Rugi) Komprehensif Neto Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik Perusahaan Kepentingan Nonpengendali
1.073.183.705 65.219.865
848.518.869 (60.293.175)
1.138.403.571
788.225.694
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
LABA NETO PER SAHAM DASAR
37
2,51
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 3
1,98
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Tambahan Modal Disetor - Bersih
Modal saham Rp
Saldo pada tanggal 1 Januari 2011
Rp
Uang Muka Setoran Modal
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Saldo Laba
Rp
Rp
Rp
Proforma Ekuitas Selisih dari Transaksi Nilai Transaksi Restrukturisas atas Penambahan Entitas Sepengendali Modal Anak Perusahaan Total Rp
Total Ekuitas
Rp
Rp
42.827.000.000
16.543.147.614
-
12.794.728.155
-
69.957.556.628
1.937.279.346
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total laba komprehensif
-
-
-
788.225.694
-
-
-
788.225.694
60.293.175
848.518.869
Saldo pada tanggal 31 Maret 2011
42.827.000.000
16.543.147.614
-
13.582.953.849
(451.866.859)
-
70.745.782.322
-
72.743.354.843
Saldo pada tanggal 1 Januari 2012
42.827.000.000
16.543.147.614
3.799.546.798
16.391.548.700
(1.846.153.568)
76.689.675.439
2.245.626.049
-
-
-
-
-
-
Total laba komprehensif Saldo pada tanggal 31 Maret 2012
-
-
-
1.138.403.571
42.827.000.000
16.543.147.614
3.799.546.798
17.529.952.271
(1.053.271.369)
Kepentingan Nonpengendali Rp
Uang muka setoran modal
Uang muka setoran modal
(451.866.859)
Rp
(1.053.271.369)
-
-
-
-
-
(1.846.153.568)
-
(1.025.414.105) (1.025.414.105)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian -4-
71.894.835.974
1.138.403.571
19.796.272
78.935.301.488 1.158.199.842
76.822.916.324
2.265.422.321
80.093.501.330
PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Arus Kas Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
2012 (Tiga Bulan) (Rp)
2011 (Tiga Bulan) (Rp)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan tunai dari pelanggan Pembayaran tunai kepada pemasok dan lainnya Pembayaran kepada karyawan
79.896.446.833 (60.783.239.299) (8.122.635.991)
69.764.847.985 (52.532.543.227) (7.537.543.174)
10.990.571.542 (3.836.795.840)
9.694.761.584 (3.572.857.991)
7.153.775.702
6.121.903.593
Penerimaan bunga Kenaikan piutang dari pihak berelasi Pembayaran uang muka pembelian aset tetap Perolehan aset tetap
3.189.472 6.446.490.598 (6.905.859.418) (607.662.136)
12.348.773 121.616.773 (1.555.808.338) (337.447.489)
Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(1.063.841.483)
(1.759.290.281)
Kenaikan utang kepada pihak berelasi Penerimaan pinjaman bank jangka pendek - neto Pembayaran pinjaman bank jangka panjang Penerimaan pinjaman bank Pembayaran pinjaman pembelian aset tetap
(622.383.438) 596.375.140 (9.539.617.734) 10.000.000.000 (4.276.714.119)
(3.535.199.621) (2.704.276.032) 4.155.600.000 (2.484.990.311)
Kas Neto Diperoleh Dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(3.842.340.152)
(4.568.865.964)
Kas neto dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran bunga Kas Neto Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS
2.247.594.066
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
2.822.739.892
3.419.462.616
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
5.070.333.958
3.213.209.964
18.810.000.000 4.500.000.000
6.774.193.000 541.781.497
(206.252.652)
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas: Perolehan aset tetap melalui: Pinjaman Bank Jangka Panjang Reklasifikasi Uang Muka Pembelian Aset Tetap
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 5
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 1.
Umum a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Panorama Transportasi Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 76 tanggal 11 September 2001 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-14822 HT.01.01.TH.2001 tanggal 3 Desember 2001 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 2002, Tambahan No. 10454. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 150 tanggal 24 Juli 2009 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal yang sama mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan ketentuan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, termasuk mengubah susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-45792.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 16 September 2009, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68 tanggal 24 Agustus 2010, Tambahan 14294. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan darat, yang meliputi transportasi penumpang dan transportasi pengangkutan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 2001. Perusahaan berkantor pusat di Jl. Tanjung Selor No. 17, Jakarta dan berdomisili usaha di Jl. Husein Sastranegara No. 15, Rawa Bokor Tangerang. Saat ini Grup bergerak dalam usaha jasa angkutan penumpang, angkutan kota, sewa kendaraan, dan perjalanan wisata (termasuk pernjualan tiket dan voucher hotel). Pemegang saham akhir Grup adalah PT Panorama Tirta Anugerah yang berkedudukan di Indonesia Perusahaan memperoleh izin usaha angkutan wisata dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdasarkan Surat Persetujuan Prinsip Angkutan Kendaraan Pariwisata No. 3415/-1.811.32 tanggal 14 November 2001 dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 128/BUA/I/2004 tanggal 21 Agustus 2004. Perusahaan juga memperoleh izin usaha angkutan sewa dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdasarkan Surat Persetujuan Prinsip Pengusahaan Angkutan Sewa No. 3453/-1.811.32 tanggal 19 November 2001 dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3453/IU/WST/Dishub/I/2003 tanggal 2 Januari 2003. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Panorama Leisure.
b.
Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 22 Mei 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dengan surat No. S.2406/BL/2007 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 128.000.000 saham Perusahaan seharga Rp 245 per saham dengan 25.600.000 waran pada harga pelaksanaan sebesar Rp 300 per saham. Pemegang waran dapat menggunakan hak untuk membeli satu saham dalam periode lima tahun sampai dengan 30 Mei 2012. Jika konversi waran tidak dilaksanakan oleh pemegang waran, maka waran menjadi kadaluwarsa dan tidak mempunyai nilai. Pada tanggal 31 Mei 2007, seluruh saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 428.270.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
-6-
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan pada anak perusahaan berikut ini:
Penyertaan KT Pada tahun 2002, berdasarkan Akta Pendirian PT Kencana Transport (KT) No. 110 tanggal 22 Agustus 2002 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 51,00% kepemilikan atau sebanyak 1.020 lembar saham KT. Penyertaan KT dan SAOKS. Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Sejahtera AO Kencana Sakti (SAOKS) (dahulu PT AO Kencana Sakti) No. 10 tanggal 3 Desember 2004 dari Maria Francisca Jenny Setiawati Yosgiarso, S.H., notaris di Yogyakarta, KT melakukan penyertaan sebesar 50,00% kepemilikan atau sebanyak 50 lembar saham SAOKS Berdasarkan Akta No. 73 tanggal 12 Februari 2008 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, modal dasar SAOKS ditingkatkan dari Rp 400.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor ditingkatkan dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 500.000.000 melalui setoran tunai oleh para pemegang saham, yaitu KT dan PT Alfaomega Sehati Mitra (ASM), kepentingan nonpengendali, masing-masing sebesar Rp 200.000.000. Persentase kepemilikan saham oleh KT dan ASM setelah penambahan modal ditempatkan dan disetor tersebut tidak berubah. Laporan keuangan SAOKS dikonsolidasikan karena KT memiliki kendali dalam kepengurusan SAOKS
- 7 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 1.
Umum (Lanjutan) c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Akuisisi PPT Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Jual Beli Saham tanggal 6 Desember 2004, Perusahaan membeli 99% kepemilikan atau sebanyak 396 lembar saham PT Panorama Primakencana Transindo (PPT) dari PT Panorama Sentrawisata Tbk, pemegang saham Perusahaan Penyertaan PPT pada RPT Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Rhadana Primakencana Transindo (RPT) No. 150 tanggal 22 Oktober 2004 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, PPT melakukan penyertaan sebesar 50,00% kepemilikan atau sebanyak 130 lembar saham RPT. Laporan keuangan RPT dikonsolidasikan karena PPT memiliki kendali dalam kepengurusan RPT. Penyertaan PMS Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Panorama Mitra Sarana (PMS) No. 137 tanggal 27 September 2004 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 70,00% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham PMS. Penyertaan AST Pada tahun 2005, berdasarkan Akta Pendirian PT Andalan Sekawan Transcab (AST) No. 7 tanggal 18 Januari 2005 dari Guntur Sri Mahanani, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 70,00% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham AST. Akuisisi DTS Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (APPLE) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar Rp 599.400.000. KJPP Nanang Rahayu melakukan penilaian atas usaha APPLE. Nilai wajar aset neto APPLE yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar Rp 498.367.051 dengan rincian sebagai berikut:
- 8 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 1.
Umum (Lanjutan) c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan)
Nilai tercatat
Penyesuaian Nilai Tercatat
Nilai Wajar
Aset Aset Lancar Bank
285.091
-
285.091
Biaya dibayar dimuka
215.406.690
(179.324.730)
36.081.960
Jumlah aset lancar
215.691.781
(179.324.730)
36.367.051
Aset tetap
1.455.884.346
179.115.654
1.635.000.000
Aset tidak berwujud
-
289.500.000
289.500.000
Jumlah
1.671.576.127
289.290.924
1.960.867.051
Utang kepada pemegang saham
648.478.539
-
648.478.539
Utang sewa pembiayaan
796.621.461
-
796.621.461
Utang pajak
17.400.000
-
17.400.000
1.462.500.000
-
1.462.500.000
Modal disetor
600.000.000
289.500.000
889.500.000
Saldo laba
(390.923.873)
(209.076)
(391.132.949)
Jumlah ekuitas
209.076.127
289.290.924
498.367.051
Jumlah
1.671.576.127
289.290.924
1.960.867.051
Liabilitas
Jumlah utang Ekuitas
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui asset takberwujud sebesar Rp289.500.000, yang merupakan estimasi nilai wajar aset neto atas ijin usaha, dan goodwill sebesar Rp101.032.949 . APPLE didirikan berdasarkan Akta No. 32 tanggal 23 Maret 2006 dari Jajjah Nurmiati, S.H., notaris di Jakarta. Berdasarkan Akta No. 5 tanggal 2 November 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, modal dasar APPLE ditingkatkan dari Rp 600.000.000 menjadi Rp 10.000.000.000 dengan nilai nominal Rp100.000 per lembar saham serta modal ditempatkan dan disetor ditingkatkan dari Rp 600.000.000 menjadi Rp2.500.000.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut diambil bagian oleh para pemegang saham sehingga tidak mengubah persentase kepemilikan Perusahaan atas APPLE. Selain itu, pemegang saham juga menyetujui perubahan nama APPLE menjadi PT Day Trans (DTS). Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham pada tanggal 28 Oktober 2010, sebagaimana tercantum dalam Akta No. 239 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H. notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan modal dasar DTS dari semula Rp 10.000.000.000 menjadi Rp 60.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor dari semula Rp 2.500.000.000 menjadi Rp 15.000.000.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 12.500.000.000 tersebut diambil seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga persentase kepemilikan Perusahaan atas DTS meningkat dari 99,90% menjadi 99,98%. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar Rp 4.842.172.
- 9 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
1.
Umum (Lanjutan) c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Akuisisi DRP Pada tahun 2010, berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 232 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, DTS membeli 60% kepemilikan atau sebanyak 7.200 lembar saham DRP, entitas sepengendali, dengan harga perolehan sebesar Rp 100.000.000 dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham Perusahaan Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 233 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, DTS menambah investasi pada DRP dengan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 3.800.000.000 atau sebanyak 38.000 lembar saham DRP dengan nilai wajar aset neto DRP yang dapat diidentifikasi sebesar Rp 2.779.428.067, yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh DTS. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar Rp 1.020.571.933 Penyertaan CT Pada tahun 2011, berdasarkan Akta Pendirian PT Canary Transport No. 67 tanggal 4 Agustus 2011 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 99,80% kepemilikan atau sebanyak 2.495 lembar saham PT Canary Transport.
d.
Karyawan, Komisaris dan Direktur Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan tanggal 15 Juni 2011 sebagaimana didokumentasikan dalam Akta No. 114 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris
: Budijanto Tirtawisata :
: Agus Ariandy Sijoatmodjo
:
: Jojo Surianto
: Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: : : : :
: Satrijanto Tirtawisata : Sudjasmin Djambiar : Angreta Chandra : Tiurlan Uli Rotua
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari 3 orang anggota, dimana Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan2010, susunan komite audit adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
: Agus Ariandy Sijoatmodjo : Darmawan Nataatmadja Tommy Tan
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Corporate Secretary Perusahaan adalah Sudjasmin Djambiar. Perusahaan telah membentuk unit internal audit pada tanggal 29 Desember 2009. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah 455 karyawan pada Maret 2012 dan 448 karyawan pada 31 Desember 2011.
- 10 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 1. Umum (Lanjutan) d.
Karyawan, Komisaris dan Direktur (lanjutan) Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru Perusahaan kepada komisaris dan direksi masingmasing sebesar Rp 598.095.696 per 31 Maret 2012 dan Rp 488.123.595 per 31 Maret 2011. Jumlah ratarata karyawan grup (tidak diaudit) adalah 1.120 karyawan per 31 maret 2012 dan 1.096 per 31 Desember 2011. Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Panorama Transportasi Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 26 April 2012 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Transportasi”, yang dipertegas dengan Surat Edaran No. SE-03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Grup telah mematuhi seluruh ketentuan dan persyaratan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan sejak 1 Januari 2011. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut menimbulkan dampak signifikan terhadap penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, kecuali penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif 1 Januari 2011 seperti yang diungkapkan pada Catatan ini. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Grup.
b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut:
- 11 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) (1) PSAK No.1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”, mengatur penyajian laporan keuangan,antara lain tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang wajar, materialitas dan agregat, saling hapus, pemisahan antara asset lancer dan tidak lancer serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain estimasi dan pertimbangan utama, manajemen permodalan, pendapatan komprehensif lain, dan pelaporan kepatuhan. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan “pendapatan komprehensif lain.” Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif atau dua laporan yang berkaitan, yakni laporan laba rugi terpisah dan laporan laba rugi komprehensif. Grup memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan menyajikan laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2011. (2)
PSAK No. 4 (Revisi 2009). ”Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. Mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada anak anak perusahaan, pengendalian bersama entitas, dan perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK ini, perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan pada biaya perolehan dalam laporan keuangan induk perusahaan.
(3)
PSAK No.5 (revisi 2009), “Segmen Operasi”, mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini menyempurnakan definisi segmen operasi dan mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Grup menyajikan informasi segmen periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.
(4) PSAK No.7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, mensyaratkan pengungkapan pihakpihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. (5) PSAK No.22 (Revisi 2010). “Kombinasi Bisnis”, menjelaskan transaksi atau pristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya bading informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Grup menerapkan secara prospektif PSAK No.22 (Revisi 2010),”Kombinasi Bisnis”,yang diterapkan untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal periode/tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Sesuai dengan ketentuan transaksi PSAK No.22 (revisi 2010), sejak 1 Januari 2011, maka grup: Menghentikan amortisasi goodwill; Mengeliminasi nilai tercatat akumulasi amortisasi goodwill; dan Melakukan uji penurunan nilai goodwill sesuai dengan ketentuan PSAK No.48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. (6) PSAK 23 (revisi 2010), “Pendapatan”,mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas, mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.Grup menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini agar komparatif dengan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Penerapan standar ini tidak memiliki dampak/ tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi dan telah diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup:
- 12 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) PSAK (1)
PSAK No. 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas
(2)
PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim
(3)
PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
(4)
PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Takberwujud
(5)
PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
(6)
PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset
(7)
PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
ISAK (1)
ISAK No. 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif 1 Januari 2011 namun tidak relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: PSAK (1)
PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
(2)
PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
(3)
PSAK No. 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
ISAK
c.
(1)
ISAK No. 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
(2)
ISAK No. 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa
(3)
ISAK No. 10, Program Loyalitas Pelanggan
(4)
ISAK No. 11, Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik
(5)
ISAK No. 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
(6)
ISAK No. 14, Biaya Situs Web
Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis Prinsip Konsolidasi Efektif 1 Januari 2011, Grup secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali untuk beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif, yaitu: (i) kerugian anak perusahaan yang mengakibatkan akun kepentingan nonpengendali (“KNP”) bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; dan (v) konsolidasi anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang.
- 13 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c.
Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1c. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Anak perusahaan dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas kecuali, dalam keadaan yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika Grup memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas. Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan kepada KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu anak perusahaan, maka Perusahaan dan/atau anak perusahaan: • menghentikan pengakuan asset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas anak perusahaan • menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; • menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada • mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima • mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; • mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam komponen laba rugi; dan • mereklasifikasi bagian induk perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke komponen laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Sebelum tanggal 1 Januari 2011, kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada anakanak perusahaan tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor anak-anak perusahaan tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba anak-anak perusahaan tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup. Kombinasi Bisnis Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi pada nilai wajar atau sebesar proporsi kepemilikan KNP atas asset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disajikan sebagai beban administrasi
- 14 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 Kombinasi Bisnis (lanjutan) Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pada tanggal akuisisi pihak pengakuisisi mengukur kembali nilai wajar kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam komponen laba rugi. Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam komponen laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk KNP atas aset neto teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto anak perusahaan yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan dan/atau anak perusahaan yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Sebagai perbandingan, kebijakan akuntansi kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut: • kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP diukur berdasarkan proporsi kepemilikan atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi; • kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwill yang telah diakui sebelumnya; • imbalan kontinjensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan/atau anak perusahaan mempunyai kewajiban kini, kemungkinan besar arus ekonomis keluar akan terjadi, dan dapat diestimasi secara andal. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontinjensi diakui sebagai bagian dari goodwill. d. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Akuisisi anak perusahaan dari entitas yang merupakan entitas sepengendali yang merupakan reorganisasi perusahaanperusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest), dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) “Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK No. 38 tersebut, transfer aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi Grup atau bagi perusahaan individu berada di bawah Grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan liabilitas yang ditransfer dicatat pada nilai tercatatnya seperti kombinasi bisnis yang menggunakan metode penyatuan kepemilikan.
- 15 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 d.
Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali (lanjutan) Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dibukukan pada akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo baru atas akun ini. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan konsolidasian pada periode terjadinya restrukturisasi dan periode perbandingan yang disajikan, untuk tujuan komparatif, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode paling awal yang disajikan. Karena akuisisi DTS dilakukan pada tahun 2009 dan transaksi modal disetor DTS terjadi pada tahun 2010, sedangkan akuisisi DRP dilakukan pada tahun 2010 (Catatan 1.c), maka metode penyatuan kepemilikan diterapkan hanya pada laporan keuangan tahun 2009. Ekuitas bersih pada tanggal 31 Desember 2009 dari anak perusahaan yang diperoleh pada bulan Desember 2010, dicatat dan disajikan pada "Proforma ekuitas dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali". Selanjutnya, akun proforma disesuaikan untuk perubahan dalam ekuitas bersih anak perusahaan yang diakuisisi yang mencerminkan pendapatan dari operasi dan perubahan lain, jika ada, dan disajikan sebagai "Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali", sebagai bagian dari komponen ekuitas lainnya pada bagian ekuitas, pada tanggal efektif restrukturisasi tahun 2010
e.
Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, asset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun.
- 16 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
f.
Transaksi Pihak Berelasi Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Grup: 1. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak: a. mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup b. memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau c. memiliki pengendalian bersama atas Grup; 2. perusahaan asosiasi; 3. perusahaan ventura bersama dimana Grup sebagai venturer; 4. pihak tersebut adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk perusahaan
; 5. anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4); 6. entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, dipengaruhi secara signifikan oleh, atau dimana hak suara signifikan atas entitas tersebut, langsung maupun tidak langsung, dimiliki oleh individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5);atau 7. suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari Grup, atau entitas lain yang terkait dengan Grup. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Pihak-pihak berelasi adalah: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries); 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Grup secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Grup); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Grup yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Grup serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Grup dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Grup. Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian g.
Penggunaan Entitas Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang mempengaruhi jumlahjumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan, dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.
.
- 17 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
h.
Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya
i.
Instrumen Keuangan Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrument keuangan diakui pada tanggal penyelesaian Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur nstrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari 18nstrument keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa empertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan 18nstrument tersebut dan mempertimbangkan apakah 18nstrument tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan 18nstrument keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Grup hanya memiliki aset keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi tidak diungkapkan.
- 18 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca konsolidasi adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrument ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar 19nstrument sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat nstrument tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2012, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Liabilitas Keuangan Kewajiban Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan.
- 19 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 Liabilitas Keuangan (lanjutan) Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 31 Maret 2012, kategori ini meliputi hutang bank jangka pendek dan panjang, hutang pembelian aset tetap, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, dan hutang kepada pihak berelasi yang dimiliki oleh Grup. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neracajika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hokum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (1)
Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b.
Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c.
Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
- 20 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) (2)
Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
j.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan persediaan using dan penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto persediaan terdiri dari suku cadang kendaraan,adalah biaya penggantian kini.
k.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
l.
Aset Tetap Pemilikan Langsung Aset tetap pemilikan langsung, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan bermotor operasional (armada) Kendaraan bermotor non-operasional (dinas)
- 21 -
15 - 20 2-8 2-8 4–8
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 l.
Aset Tetap (lanjutan) Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat selesai dan siap digunakan.
m.
Aset Tetap dalam Rangka Bangun, Kelola, dan Alih (Build, Operate, and Transfer atau BOT) Aset tetap dalam rangka bangun, kelola, dan alih dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset, jika ada. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama periode perjanjian BOT, yaitu 20 tahun.
n.
Aset Takberwujud 1. Goodwill Goodwill diuji penurunan nilainya setiap tahun dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penurunan nilai. Penurunan nilai goodwill tidak dapat dipulihkan. Laba atau rugi yang diakui pada saat pelepasan anak perusahaan harus memperhitungkan nilai tercatat goodwill dari anak perusahaan yang dijual tersebut. Goodwill dialokasikan ke UPK untuk tujuan uji penurunan nilai. Alokasi dilakukan ke UPK atau kelompok UPK yang diharapkan akan mendapat manfaat dari kombinasi bisnis yang menimbulkan goodwill tersebut. 2. Ijin Usaha Ijin usaha yang diperoleh dalam kombinasi bisnis diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Ijin usaha memiliki umur manfaat terbatas dan disajikan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung menggunakan metode garis lurus yang mengalokasikan biaya perolehan ijin usaha tersebut sepanjang lima (5) tahun.
o.
Transaksi Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi:
- 22 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 a.
Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
b.
Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;
c.
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau
d.
Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b. Grup sebagai Lessor Grup sebagai lessor. Sewa dimana Perusahaan/anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. Grup sebagai Lessee Grup sebagai lessee. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. p.
Distribusi Dividen Distribusi dividen kepada pemegang saham Grup diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian dalam periode saat dividen tersebut disetujui oleh pemegang saham Grup.
q.
Biaya Ditangguhkan Biaya yang dibayarkan atas perolehan lisensi untuk mengoperasikan jaringan waralaba sewa kendaraan ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode perjanjian.
r.
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
s.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset non-keuangan pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset non-keuangan. Nilai aset non-keuangan yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual neto, mana yang lebih tinggi. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset non-keuangan melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Jumlah aset non-keuangan yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset non-keuangan diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan.
- 23 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 t.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomis akan mengalir ke Grup dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tersebut harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui Pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa kepada pelanggan. Uang muka yang diterima dari pelanggan diklasifikasikan ke dalam akun pendapatan diterima dimuka dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan.
u.
Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Pendapatan dari komisi penjualan tiket pesawat dan voucher hotel dibukukan sebesar jumlah penjualan tiket pesawat dan voucher hotel kepada pelanggan (peredaran bruto) dikurangi jumlah yang ditagih dari prinsipal (maskapai penerbangan dan hotel). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif Jika aset keuangan atau kelompok asset keuangan mengalami penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah pengakuan penurunan nilai tersebut diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan pada saat perhitungan penurunan nilai. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan.
v.
Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek). Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar pada neraca konsolidasi dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
w.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi,
- 24 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan, ketika hasil banding telah ditentukan.
x.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
y.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Grup. Sebaliknya, standar terdahulu mengharuskan Grup untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode terdahulu.
z.
Peristiwa setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa nonpenyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan. Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
- 25 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
4.
Akuisisi Anak Perusahaan Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (sekarang PT Daytrans/DTS) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar Rp 599.400.000. Nilai wajar aset bersih DTS yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar Rp 498.367.051, yang terutama merupakan ijin usaha. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui aset tidak berwujud sebesar Rp 289.500.000 (Catatan 16) yang merupakan estimasi nilai wajar aset bersih atas ijin usaha dan goodwill sebesar Rp 101.032.949 (Catatan 15). Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 232 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengakuisisi 7.400 saham DRP atau sebesar 60% kepemilikan dari PT Panorama Sentrawisata Tbk, pemegang saham, dengan harga perolehan sebesar Rp 100.000.000. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 233 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, DTS menambah modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 3.800.000.000 atau sebanyak 3.800 lembar saham DRP dengan nilai wajar aset bersih DRP yang dapat diidentifikasi sebesar Rp 2.779.428.067 yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh DTS. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar Rp 1.020.571.933.
5.
Kas dan Setara Kas Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank Multicor PT Bank Mitraniaga PT Bank Akita PT Bank Mutiara Tbk (dahulu PT Bank Century Tbk) Citibank N.A. (Indonesia) Jumlah Bank - Rupiah Dolar Amerika Serikat Citibank N.A. (Indonesia) PT Bank DBS Indonesia PT Bank Central Asia Tbk Jumlah Bank Deposito berjangka - Rupiah PT Bank Pembangunan Daerah DIY Jumlah Suku bunga deposito berjangka per tahunRupiah
1.169.067.831 59.744.463 2.885.092.403 14.546.787 11.764.709 19.830.524 53.380.266 38.019.867 10.995.827 270.096 3.948.642 1.500.000 1.188.537 -
1.309.825 -
4.269.349.951
1.796.511.058
133.546.325 17.260.787 38.268.396
120.327.463 17.068.424 12.871.663
4.458.425.459
1.946.778.608
5.000.000
5.000.000
5.070.333.958
2.822.739.892
6,00%
- 26 -
1.383.780.398 17.658.813 144.790.320 30.201.076 91.397.004 2.673.638 27.797.876 69.152.469 12.770.283 11.013.827 3.965.529 -
6,00%
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
6.
Piutang Usaha 31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak yang berelasi PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PT Tirta Putra Wisata PT Panorama Sentrawisata PT Asian Trails Indonesia Grayline Indonesia PT Panorama Convex Indah PT Destinasi Garuda Wisata PT Graha Tirta Lestari PT Oasis Rhadana Hotel PT Seminyak Paradise PT Emerald Paradise PT Citra Wahana Tirta Indonesia PT Panorama Tirta Investama Lain-lain
2.909.496.855 474.321.505 709.000 30.186.900 7.125.000 389.000.000 616.500.000 8.800.000 600.000 1.276.000 6.035.000 306.947.961
1.169.846.112 176.437.505 3.245.000 46.207.450 1.416.000 2.786.013.968 153.209.700 389.000.000 630.000.000 8.800.000 600.000 1.276.000 16.721.392
4.750.998.221
5.382.773.127
Pihak ketiga - Pelanggan dalam negeri Penyisihan piutang ragu-ragu
19.273.084.007 (315.295.477)
13.754.604.683 (299.200.205)
Jumlah - Bersih
18.957.788.530
13.455.404.478
Jumlah
23.708.786.751
18.838.177.605
Jumlah
b. Berdasarkan Umur
- 27 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
6.
Piutang Usaha (Lanjutan) Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Saldo awal tahun Penambahan Penghapusan
299.200.205 39.598.979 (23.503.707)
132.343.931 331.343.504 (164.487.230)
Saldo per 31 Maret 2012
315.295.477
299.200.205
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang dari pihak ketiga memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga. Piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberikan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga. 7.
Piutang Lain-lain 31 Maret 2012 Rp Pihak ketiga Piutang dari karyawan Lain-lain Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai Jumlah
723.545.427 1.328.977.443 2.052.522.870 (36.692.168) 2.015.830.702
31 Desember 2011 Rp 722.336.375 1.340.840.985 2.063.177.360 (36.692.168) 2.026.485.192
Piutang dari karyawan merupakan piutang tanpa bunga dan dibayar melalui pengurangan gaji bulanan. 8.
Persediaan Persediaan terutama merupakan persediaan suku cadang kendaraan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 tidak melampaui nilai realisasi bersihnya.
9.
Pajak Dibayar Dimuka Pajak dibayar dimuka pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 merupakan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah dan Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan, PT Panorama Mitra Sarana (PMS), anak perusahaan, dan PT Rhadana Primakencana Transindo (RPT), anak perusahaan.
- 28 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 10.
Uang Muka Akun ini merupakan pembayaran uang muka yang terdiri dari :
Saldo uang muka maskapai penerbangan merupakan uang muka kepada maskapai penerbangan dan biro perjalanan wisata untuk mendapatkan kepastian pemesanan dan harga tiket pesawat yang lebih kompetitif. Saldo uang muka perizinan merupakan uang muka yang dibayarkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk proses pengurusan izin-izin usaha transportasi. Saldo uang muka promosi merupakan uang muka yang dibayarkan oleh Perusahaan dalam rangka mempromosikan usaha transportasi Perusahaan. 11.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka - perizinan merupakan biaya perolehan izin-izin yang terkait dengan operasi armada di Jakarta, Yogyakarta dan Bali yang dibayarkan dimuka untuk periode manfaat ke depan. Biaya dibayar dimuka jangka panjang memiliki jangka waktu sampai dengan tahun 2026.
- 29 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 12. Piutang dari dan Utang kepada Pihak yang Berelasi Merupakan piutang dari pihak yang berelasi atas biaya operasional yang dibayarkan Perusahaan dan anak-anak perusahaan untuk perusahaan-perusahaan berikut:
Piutang dari dan hutang kepada pihak yang berelasi terutama timbul dari beban-beban Perusahaan dan anak perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan/atau sebaliknya. Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang tersebut karena manajemen berpendapat bahwa semua piutang tersebut dapat ditagih.
- 30 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
13.
Aset Tetap
Perubahan selama 2012
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Kendaraan bermotor operasional (armada) Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas)
1 Januari 2012 Rp
Penambahan Rp
262.923.793.608 1.145.846.800 4.766.755.017 8.828.038.757
Pengurangan Rp
31 Maret 2012 Rp
6.275.114.488
30.741.247.453 1.135.942.000 21.039.100 168.753.583 -
-
293.665.041.061 2.281.788.800 4.787.794.117 8.996.792.340
Jumlah
283.939.548.670
32.066.982.136
-
316.006.530.806
Aktiva dalam penyelesaian Jumlah
265.757.140 284.205.305.810
230.704.959 32.297.687.095
-
496.462.099 316.502.992.905
103.767.034.493 1.411.643.736 4.487.732.707
7.920.919.267 207.850.876 286.306.422
-
111.687.953.760 1.619.494.612 4.774.039.129
1.878.081.489 111.544.492.425
98.570.330 8.513.646.895
-
1.976.651.819 120.058.139.320
-
6.275.114.488
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas) Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas) Jumlah Nilai Buku
172.660.813.385
196.444.853.585
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp
31 Maret 2011 Rp
Beban langsung Beban usaha
7.920.919.267 592.727.627
7.699.875.176 469.886.972
Jumlah
8.513.646.894
8.169.762.148
- 31 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
13.
Aset Tetap (Lanjutan) Tanah terdiri dari 3 bidang tanah (SHGB No. 1222, 1223 dan 1231). Seluruh bidang tanah dikenal sebagai daerah Rawa Bokor, Tangerang yang dipergunakan sebagai tempat usaha Perusahaan. Tanah tersebut digunakan sebagai jaminan atas hutang bank Perusahaan (Catatan 15 dan 20). Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kendaraan bermotor milik Perusahaan dan anak perusahaan dengan nilai perolehan sebesar Rp 640.200.084 masih atas nama pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga. Kendaraan bermotor ini sedang dalam proses balik nama menjadi atas nama Perusahaan dan anak perusahaan. Aset tetap milik Perusahaan dan anak perusahaan dengan nilai tercatat sebesar Rp 135.810.374.302 dan Rp 142.589.690.420 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan hutang pembelian aset tetap (Catatan 15, 20 dan 21). Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh kendaraan bermotor telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kecelakaan, huru-hara dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 201.439.793.770 dan Rp 199.000.143.770. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tersebut pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011.
14. Aset Tetap dalam Rangka Bangun, Kelola, dan Alih (Build, Operate, and Transfer atau BOT) Perubahan selama tahun 2012 1 Januari 2012 Rp Biaya perolehan
5.756.702.777
Akumulasi penyusutan
1.356.469.307
Nilai Buku
4.400.233.470
Penambahan Rp 131.419.774
Pengurangan Rp
31 Maret 2012 Rp
-
5.756.702.777
-
1.487.889.081 4.268.813.696
Bangunan dan prasarana dalam rangka BOT merupakan bangunan dan prasarana pool kendaraan operasional dan kantor Perusahaan yang didirikan di atas tanah yang disewa di daerah Tangerang, Jati Padang dan Jalan Peta, dan Yogyakarta. Dengan jangka waktu antara 3 sampai dengan 20 tahun, dimulai sejak tahun 2002. Bangunan dan prasarana tersebut akan diserahkan pada pemilik tanah pada saat berakhirnya masa sewa. Perjanjian sewa menyewa ini dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali atas persetujuan kedua belah pihak. Beban penyusutan aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih dicatat sebagai bagian dari “Beban Usaha” masing-masing sebesar Rp 131.419.774 dan Rp 53.133.796 pada 31 Maret 2012 and 2011 (Catatan 33). Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tersebut pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011.
- 32 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
15. Goodwill Merupakan goodwill yang diperoleh Perusahaan atas penyertaan sahamnya pada anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (APPLE) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar Rp 599.400.000. Nilai wajar aset bersih APPLE yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar Rp 498.367.051, yang terutama merupakan ijin usaha. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui aset tidak berwujud sebesar Rp 289.500.000 yang merupakan estimasi nilai wajar aset bersih atas ijin usaha dan goodwill sebesar Rp 101.032.949. Berdasarkan Akta Perubahan No. 197 tanggal 23 Desember 2005 dari Tse Min Suhardi, S.H., notaris pengganti Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., Perusahaan membeli 70% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham AST dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar Rp 1.098.000.000. Dengan nilai wajar aset bersih AST sebesar Rp 700.000.000, transaksi perolehan saham tersebut menimbulkan goodwill sebesar Rp 398.000.000.
- 33 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
16.
Aset Lain-lain 31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Biaya lisensi yg ditangguhkan Uang muka pembelian aset tetap Aset tidak berwujud-bersih Uang muka renovasi Lainnya
1.323.529.400 39.862.691.556 280.411.585 464.992.427 888.975.840
1.323.529.400 28.468.550.974 1.618.415.985 487.885.040 736.406.749
Jumlah
42.820.600.808
31.311.258.748
Uang muka pembelian aset tetap merupakan uang muka yang dibayarkan kepada pemasok, pihak ketiga, dalam rangka pembelian aset tetap sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Kendaraan Bangunan
32.658.591.556 7.204.100.000
21.264.450.974 7.204.100.000
Jumlah
39.862.691.556
28.468.550.974
Biaya lisensi yang ditangguhkan merupakan nonrefundable territory fee sebesar USD 150.000 (setara Rp 1.323.529.400) sehubungan dengan perolehan hak dalam mengoperasikan jaringan waralaba sewa kendaraan tradisional “Europcar” di Indonesia, yang akan diamortisasi selama periode perjanjian yaitu sampai dengan 30 Juni 2016. Setoran jaminan yang dapat dikembalikan sehubungan dengan hak ini sebesar USD 20.000 dicatat sebagai setoran jaminan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, uang muka pembelian asset tetap bangunan dan tanah masing-masing sebesar Rp.2.789.600.000 dan Rp 2.789.600.000 merupakan uang muka pembelian bangunan rumah-toko yang terletak di jalan Balikpapan No.22B, Jakarta Pusat, yang dibayarkan oleh DRP, anak perusahaan, kepada PT Panorama Sentrawisata Tbk, Pemegang saham Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2011, uang muka pembelian asset tetap bangunan dan tanah sebesar Rp.4.414.500.000 merupakan uang muka pembelian tanah untuk digunakan sebagai pool kendaraan. Saldo uang muka renovasi merupakan uang muka yang dibayarkan kepada perusahaan karoseri kendaraan bermotor operasional. Saldo uang muka renovasi merupakan uang muka yang dibayarkan kepada perusahaan karoseri kendaraan bermotor operasional.
17. Pinjaman Bank Jangka Pendek
- 34 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
17. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk Perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, pada bulan November 2006, yang merupakan fasilitas pinjaman rekening koran (PRK), PTX-OD dan PTX masing-masing sebesar Rp 2.500.000.000, Rp 5.000.000.000 dan Rp 3.550.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 49 tanggal 20 November 2006 dari Edison Jingga, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas PRK dan PTX-OD digunakan untuk mengambil-alih pinjaman Perusahaan dari PT Bank Permata Tbk dan untuk keperluan modal kerja usaha. Fasilitas PTX digunakan untuk mengambil-alih fasilitas pembiayaan kendaraan dari beberapa bank dan perusahaan pembiayaan yang diberikan kepada Perusahaan dan anak perusahaan, yaitu PT Panorama Primakencana Transindo (PPT) dan PT Kencana Transport (KT). Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 22 November 2007 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 14,5%, dan telah diperpanjang sampai dengan 22 November 2008 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 12,5%. Berdasarkan surat No. 3995/CSO.J-1/CIO/PK/IV/ 2008 tanggal 29 April 2008, PT Bank CIMB Niaga Tbk memberi persetujuan untuk fasilitas tambahan baru berupa PTX-OD 1 sebesar Rp 3.000.000.000 dengan tingkat bunga 11,5% per tahun. Fasilitas tambahan ini berjangka waktu sampai dengan 22 November 2009 dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 22 November 2012 suku bunga tahun 2011 dengan tingkat bunga 11% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan: 1 bidang tanah dan bangunan (SHM No. 2175) di Jakarta Barat atas nama Mirawati Iskandar, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 1 bidang tanah dan bangunan (SHM No. 1372) di Jakarta Barat atas nama Satrijanto Tirtawisata, pemegang saham dan direktur Perusahaan. 2 bidang tanah kosong (SHGB No. 1222 dan 1223) di Tangerang. 2 bidang tanah dan bangunan (SHGB No. 2059 dan 2069) di Cianjur atas nama Adhi Tirtawisata, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 99 unit kendaraan operasional yang dimiliki oleh anak Perusahaan, PPT dan KT. Jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham mayoritas Perusahaan. Perjanjian fasilitas pinjaman di atas mencakup persyaratan tertentu antara lain Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank CIMB Niaga Tbk: mengadakan merger, akuisisi, konsolidasi, menjual, mengalihkan, menghibahkan, menyewakan atau melepaskan hak atas harta kekayaan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang umum dalam Perusahaan; mengikat diri sebagai penanggung/penjamin hutang dan/atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan kepada pihak lain; mengadakan rapat umum pemegang saham untuk mengubah Anggaran Dasar Perusahaan, permodalan, susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham; mendapat pinjaman uang/kredit dari pihak lain; melakukan transaksi dengan seseorang atau sesuatu pihak, termasuk tetapi tidak terbatas pada perusahaan afiliasinya dengan cara yang berbeda atau di luar praktek-praktek dan kebiasaan-kebiasaan dagang yang ada dan melakukan pembelian lebih mahal dan/atau melakukan penjualan lebih murah dari harga pasar; meminjamkan uang kepada pihak lain, termasuk tetapi tidak terbatas pada Direksi, Komisaris, pemegang saham, anak perusahaannya dan/atau perusahaan afiliasinya; melakukan tindakan yang melanggar suatu ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku; membubarkan Perusahaan atau mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada instansi yang berwenang; mengubah kegiatan usaha dan/atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada, mengubah bentuk/status hukum Perusahaan; melakukan pembayaran hutang sebelum jatuh tempo, kecuali dalam menjalankan kegiatan usaha sehari-hari; mengadakan penyertaan/investasi pada perusahaan lain; mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruh hak atau kewajiban Perusahaan yang timbul dari Perjanjian atau Dokumen Agunan. Berdasarkan Surat No. 250/TH/PCE/J1-HEB/VII/10 tanggal 26 Juli 2010, PT Bank CIMB Niaga Tbk. memberikan persetujuan atas pencabutan/penghapusan jaminan berupa 1 bidang tanah dan bangunana (SHM No. 2175) di
- 35 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
17. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) Jakarta Barat ata nama Mirawati Iskandar, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, 1 bidang tanah dan bangunana (SHM No. 1372) di Jakarta Barat atas nama Satrijanto Tirtawisata, pemegang saham dan direktur Perusahaan, dan 2 bidang tanah dan bangunan (SHGB No. 2059 dan 2069) di Cianjur atas nama Adhi Tirtawisata , pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Berdasarkan surat No. 155/TH/JKTIHEC/107/III/02 tanggal 16 maret 2012, CIMB Niaga menyetujui permohonan perusahaan untuk dapat melakukan pembagian deviden tunai, deviden saham, dan/atau bonus. Beban bunga atas pinjaman adalah sebesar Rp 381.233.381 pada 31 Maret 2012 dan Rp 372.180.494 pada 31 Maret 2011. PT Bank Windu Kentjana International Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tanggal 23 Juni 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masingmasing sebesar Rp 2.000.000.000 dan Rp 1.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta No. 121 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 23 Juni 2009 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 13% - 16%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pada tanggal 24 September 2008 berdasarkan Akta No. 123 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mendapat tambahan fasilitas demand loan sebesar Rp 1.000.000.000. Fasilitas tambahan ini berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 24 September 2009 dengan tingkat bunga per tahun 15,50%. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 15 oktober 2012. Suku bunga tahun 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar 13,25% - 14,5% dan 13,5% - 14,5% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar pada 31 Maret 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Nihil dan Rp 122.334.552 Pinjaman diterima oleh PMS PMS, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masing-masing sebesar Rp 1.000.000.000 dan Rp 3.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan Memakai Jaminan No. 81 tanggal 21 Maret 2007 dari Sugito Tedjamulya, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 21 Maret 2008 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 15%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 21 Maret 2012. Tingkat bunga pada 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar 13,25% - 13,5% dan 14% - 15% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 31 Maret 2012 dan Rp 127.660.676 pada 31 Maret 2011. Pinjaman diterima oleh PPT PPT, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masing-masing sebesar Rp 2.000.000.000 dan Rp 1.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan Memakai Jaminan No. 123 tanggal 23 June 2008 dari Sugito Tedjamulya, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 23 Juni 2009 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 14% - 16%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan operasional baru yang dibiayai. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 25 Juni 2012. Suku bunga pada 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar 13,25% - 14,25% dan 13,5% - 14% per tahun.Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 31 Maret 2012 dan Rp 104.279.443 pada 31 Maret 2011.
- 36 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 17. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan) PT Bank Sinarmas Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tanggal 22 Februari 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas demand loan sebesar Rp 4.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Surat Penegasan Penawaran Kembali Fasilitas Kredit No. OL.013/2010/CM/AO-BGR tanggal 15 Desember 2010. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 22 Februari 2012 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 14%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 20 Desember 2011. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar Rp 37.080.556 pada tanggal 31 Maret 2011. PT Bank Mitraniaga Pinjaman diterima oleh DTS Pada tanggal 27 Juni 2011, DTS, anak perusahaan memperoleh fasilitas demand loan sebesar Rp 2.200.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Surat Keputusan Kredit No. 105/KRD/II/11 tanggal 27 Juni 2011. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 27 Juni 2012 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 13%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 28 Desember 2011. PT Bank Victoria International Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran (PRK) dan demand loan (DL) masing-masing sebesar Rp.5.000.000.000 dan Rp.10.000.000.000 berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.05 dan 06 tanggal 9 Desember 2011 dari Hartanti Kuntoro,S.H, notaries di Jakarta, selain fasilitas jangka panjang. Fasilitas pinjaman PRK dan DL berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 9 Desember 2012, dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan 233 unit kendaraan yang dimiliki oleh Grup. Perjanjian fasilitas pinjaman ini mencakup persyaratan tertentu antara lain perusahaan mengikatkan diri untuk mengsubordinasikan utang pemegang saham, baik yang ada sekarang ataupun yang akan ada di kemudian hari, terhadap utang perusahaan kepada Bank Victoria, serta perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Victoria, yang antara lain adalah: Melakukan pelunasan utang kepada pemegang saham/afiliasi; Membayar atau membagikan deviden selama jangka waktu fasilitas kredit kecuali sesuai dengan ketentuan Bapepam dan LK dan tidak melebihi 30% dari laba neto setelah pajak; Memberikan pinjaman kepada pihak lain diluar anak perusahaan kecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim atau kegiatan operasional sehari-hari. Beban bunga atas pinjaman adalah sebesar Rp.423.696.026 pada 31 Maret 2012 dan nihil pada 31 Maret 2011.
- 37 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
18. Utang Usaha Merupakan hutang Perusahaan dan anak perusahaan terutama untuk biaya kendaraan dan pembelian suku cadang dan pemeliharaan. Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012 Rp Pihak yang berelasi PT Destinasi Garuda Wisata PT Raja Kamar Indonesia PT Panorama Sentra Wisata PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PT AO Transport Lain-lain (kurang dari Rp 10 juta) Jumlah Pihak ketiga - pemasok dalam negeri Jumlah
31 Desember 2011 Rp
37.500.000 60.000.000 3.238.161
131.232.000 51.281.272 37.500.000 541.256.770 6.776.517
100.738.161 6.783.762.014 6.884.500.175
768.046.559 15.120.348.489 15.888.395.048
Analisa umur utang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut :
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
19.
Utang Lain-lain
- 38 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
20.
Utang Pajak
31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 23 SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
-
2.582.156
35.010.280 82.906.426 168.222.099 348.803.558 176.908.750
20.481.389 178.276.234 178.176.941 339.835.470 168.717.919
Jumlah
811.851.113
888.070.109
Pada tahun 2010, PPT, anak perusahaan, telah menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak atas Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun fiskal 2005 sampai dengan 2008. Pada tahun yang sama, PPT telah mengajukan surat permohonan pengurangan dan/atau pembatalan surat ketetapan pajak ke kantor pajak. Dan permohonan tersebut ditolak berdasarkan surat keputusan Direktur Jendral Pajak tertanggal 15 Agustus 2011. Pada bulan November dan Desember 2011, PPT telah mengajukan banding kepada pengadilan pajak dan telah membayar sebagian dari utang untuk memenuhi syarat pengajuan untuk melakukan banding. Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 21. Biaya yang Masih Harus Dibayar
- 39 -
.
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
22. Pendapatan Diterima Dimuka Merupakan uang muka atas jasa transportasi yang diterima dari pelanggan berikut:
Pelanggan ketiga - pelanggan dalam negeri Yayasan Tunas Manunggal Lainnya (masing-masing dibawah Rp 5.000.000) Jumlah Jumlah
31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
1.190.954.501
989.468.168
2.520.021.238
2.141.684.758
3.710.975.739
3.131.152.926
3.710.975.739
3.131.152.926
23. Pinjaman Bank Jangka Panjang
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk pembiayaan kendaraan baru dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai tersebut Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 11 tanggal 6 Oktober 2009 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar Rp 20.250.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 12% tahun 2009. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Akta No. 146, tanggal 22 Desember 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H, S.E, M.H, notaris di jakarta, dengan fasilitas non-cash loan(bank garansi) sebesar Rp.5.000.000.000, berjangka waktu satu tahun dengan setoran jaminan sebesar 10 % dari bilyet giro yang dibuka dan fasilitas kredit investasi sebesar Rp.3.420.000.000, berjangka waktu lima (5) tahun, suku bunga sebesar 11% per tahun, dan angsuran dibayar bulanan dengan grace period dalam tiga bulan pertama.
- 40 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 23. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lanjutan) Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 11 Mei 2010 dari Adrian Djuaini, S.H, notaris di jakarta dengan fasilitas KI Premium Cab sebesar Rp.60.750.000.000, yang berlaku paling lambat dua belas (12) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit atau sampai dengan tanggal 10 Mei 2011, berjangka waktu lima (5) tahun, suku bunga sebesar 12% per tahun, dan angsuran bulanan dengan grace period dalam enam (6) bulan pertama. Sesuai dengan Addendum I Perjanjian Kredit tanggal 27 Juni 2011, yang dibuat dibawah tangan oleh dan antara Perusahaan dengan Bank Mandiri,masa berlaku fasilitas kredit ini diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2012. Perjanjian fasilitas pinjaman ini mencakup persyaratan tertentu antara lain Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Mandiri: -
Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak lain berupa kredit investasi, modal kerja, atau pinjaman lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada transaksi derivatif. Mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan yang dijaminkan kepada bank kepada pihak lain. Melakukan Merger dan /atau akuisisi, kecuali yang menyebabkan kondisi debitur lebih baik. Mengajukan permohonan dan/atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menyatakan pailit atau penundaan pembayaran utang.
Perusahaan juga diharuskan menjaga debt to equity ratio maksimal sebesar-besarnya 233% Berdasarkan surat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. CBCC.JKO/T.2/1023/2010 tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas penurunan bunga menjadi 11% pertahun , efektif belaku pada tanggal 18 Juni 2010. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 21 tanggal 27 Juni 2011 dari Adrian Djunaini, S.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar Rp 36.000.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 11% tahun 2011. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 23 tanggal 27 Juni 2011 dari Adrian Djunaini, S.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar Rp 24.300.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 11% tahun 2011. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Fasilitas Kredit No. CBC.JKO/SPPK/T.2/0394/2011 tanggal 21 Desember 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi bersifat revolving sebesar Rp 5.000.000.000 berjangka waktu lima (5) tahun dengan setoran jaminan sebesar 10% dari bilyet giro yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri dan Fasilitas Kredit Investasi sebesar Rp 8.100.000.000, dengan jangka waktu dua belas bulan, suku bunga sebesar 10.75% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan belum menggunakan fasilitas ini. Pembayaran pokok pinjaman adalah sebesar Rp. 3.877.500.000 pada 31 Maret 2012 dan Rp.1.965.000.000 pada 31 Maret 2011. Pembayaran beban bunga adalah sebesar Rp 1.771.197.407 pada 31 Maret 2012 dan Rp 1.505.564.653 pada 31 Maret 2011. PT Bank Victoria Internasional Tbk. Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman tetap dengan angsuran (PTA) sebesar Rp 35.000.000.000 berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.05 dan 06 tanggal 9 Desember 2011 dari Hartanti Kuntoro, S.H.,notaris di Jakarta, selain fasilitas jangka pendek, fasilitas pinjaman ini berjangka waktu dua (2) tahun sejak penandatangan perjanjian kredit, dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan 233 unit kendaraan yang dimiliki oleh Grup. Pinjaman ini akan dibayar secara angsuran sebesar Rp 2.500.000.000 pada bulan ke 6, 12 dan 18 serta Rp 27.500.000.000 pada bulan ke-24. Manajemen akan melunasi seluruh pinjaman ini pada bulan Mei 2012. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek dan mencakup persyaratan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek. Pembayaran beban bunga adalah sebesar Rp.625.225.022 pada 31 Maret 2012.
- 41 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
23. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan)
PT Bank Windu Kentjana International Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk untuk pembiayaan kendaraan baru dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai tersebut (Catatan 13): Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 121 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, dengan jumlah fasilitas sebesar Rp 2.500.000.000, berjangka waktu lima (5) tahun dengan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 13% - 15% tahun 2008. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 123 tanggal 24 September 2008 dengan fasilitas sebesar Rp 4.500.000.000 dan syarat-syarat yang sama dengan fasilitas yang sebelumnya telah diterima oleh Perusahaan. Berdasarkan Akta No. 109 tanggal 23 Juni 2009 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta dengan fasilitas sebesar Rp 2.700.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman sebesar 14% per tahun. Pinjaman dibayarkan dengan cara angsuran bulanan. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Pembayaran pinjaman pokok pada 31 Maret 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Nihil dan Rp 460.406.412. Beban bunga yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 31 Maret 2012 dan Rp 216.177.264 pada 31 Maret 2011. Pinjaman diterima oleh PPT Pada 23 Juni 2008, PPT, anak perusahaan, memperoleh satu (1) fasilitas pinjaman angsuran jangka panjang dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 123 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, dengan jumlah fasilitas sebesar Rp 2.500.000.000. Fasilitas tersebut digunakan untuk fasilitas pembiayaan kendaraan baru. Fasilitas pinjaman berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 14% - 16% pada 31 Maret 2011 dan 2010. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan operasional baru yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Pembayaran pinjaman pokok pada 31 Maret 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Nihil dan Rp 125.731.569.Beban bunga yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 31 Maret 2012 dan Rp 48.178.097 pada 31 Maret 2011. PT Bank CIMB Niaga Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tahun 2007, Perusahaan memperoleh tambahan satu (1) fasilitas pinjaman angsuran sebesar Rp 400.000.000, berdasarkan Perjanjian Kredit No. 2089/CSC.J-I/CIB/PK/XI/2007 tanggal 29 November 2007. Syarat-syarat pinjaman tersebut sama dengan fasilitas yang sebelumnya telah diterima oleh Perusahaan. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek dan mencakup persyaratan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek (Catatan 15). Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh tambahan 1 (satu) fasilitas pinjaman Transaksi Khusus (on liq basis) sebesar Rp. 6.500.000.000 berdasarkan surat persetujuan kredit No. 250/TH/PCE/J1-HEB/VII/10 tanggal 26 Juli 2010. Syarat pinjaman tersebut sama sengan fasilitas sebelumnya yang telah diterima oleh Perusahaan. Sampai dengan Desember 2010, Perusahaan telah menggunakan fasilitas pinjaman sebesar Rp. 2.488.560.000 yang diturunkan secara berkala. Fasilitas pinjaman berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 11% per tahun. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Pembayaran pinjaman pokok adalah sebesar Rp.133.569.007 pada 31 maret 2012 dan Rp 80.591.384 pada 31 maret 2011. Beban bunga yang dibayar adalah Rp 88.487.385 pada 31 maret 2012 dan Rp 74.119.166 pada 31 maret 2011.
- 42 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 23. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) Pinjaman diterima oleh KT KT, anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dalam bentuk fasilitas kredit pemilikan mobil dengan fasilitas maksimum sebesar Rp 1.120.000.000 dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 11). Selama tahun 2008, Perusahaan menggunakan Rp 800.000.000 dari fasilitas yang diberikan. Fasilitas ini memiliki jangka waktu 36 bulan terhitung sejak Mei 2008 dan jatuh tempo pada bulan April 2011. Pinjaman ini dibayar dengan cara angsuran bulanan. Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 10,50% 14,25% per tahun. 24. Pinjaman Pembelian Aset Tetap
Hutang pembelian aset tetap berjangka waktu 1 - 4 tahun dan dijamin dengan aset tetap yang dibeli melalui hutang tersebut. Pembayaran bunga masing-masing adalah sebesar Rp 259.466.992 dan Rp 964.583.089 pada 31 Maret 2012 dan 2011.
- 43 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
25.
Non Pengendali pada Anak Perusahaan 31 Maret 2012
Modal saham Rp PT Kencana Transport PT Sejahtera AO Kencana Sakti PT Panorama Prima Kencana Transindo PT Rhadana Prima Kencana Transindo PT Panorama Mitra Sarana PT Andalan Sekawan Transcab PT Day Tans (DTS) PT Dwi Ratna Pertiwi (DRP) PT. Canary Transport Jumlah
Saldo Laba Rp
Selisih nilai transaksi atas penambahan modal anak perusahaan Rp
Laba (rugi) Rp
Jumlah Rp
980.000.000 250.000.000 4.000.000 130.000.000 300.000.000 300.000.000 2.500.000 480.000.000 5.000.000
361.550.902 (145.926.997) 16.856.026 (46.252.604) (79.803.481) (1.008.000) (1.398.479) (314.733.031) (460)
4.842.172 -
22.340 36.295.597 (10.906.569) (9.926.536) 20.136.128 71.824 (15.896.511) -
1.341.573.242 140.368.600 9.949.457 73.820.860 240.332.647 298.992.000 6.015.517 149.370.458 4.999.540
2.451.500.000
(210.716.124)
4.842.172
19.796.273
2.265.422.321
26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrument keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto. Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012:
- 44 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Nilai Tercatat Rp
Estimasi Nilai Wajar Rp
Aset Keuangan Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang kepada pihak berelasi
5.070.333.958 23.708.786.751 2.015.830.702 3.603.265.128
5.070.333.958 23.708.786.751 2.015.830.702 3.603.265.128
Jumlah Aset Keuangan Lancar
34.398.216.539
34.398.216.539
Liabilitas Keuangan Lancar Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang lain-lain Utang kepada pihak berelasi
29.017.125.664 6.884.500.175 929.118.077 1.297.409.161 6.209.679.373
29.017.125.664 6.884.500.175 929.118.077 1.297.409.161 6.209.679.373
Jumlah Liabilitas Keuangan Lancar
44.337.832.450
44.337.832.450
Liabilitas Keuangan Tidak Lancar Pinjaman bank (termasuk lancar dan tidak lancar) Pinjaman pembelian aset tetap
139.691.731.027 11.585.876.804
139.691.731.027 11.585.876.804
Jumlah Liabilitas Keuangan Tidak Lancar
151.277.607.831
151.277.607.831
Jumlah Liabilitas Keuangan
195.615.440.281
195.615.440.281
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrument keuangan: Aset dan kewajiban keuangan lancar Karena instrument keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variable Terdiri dari hutang bank jangka panjang dan hutang pembelian aset tetap. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrument dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama. 27. Modal Saham Susunan kepemilikan saham Perusahaan berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Blue Chip Mulia, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
- 45 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
27. Modal Saham (lanjutan)
Waran Seri I Perusahaan menerbitkan 25.600.000 Waran Seri I yang menyertai setiap 5 (lima) saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 300 per saham pada tahun 2007. Jangka waktu konversi adalah lima tahun sejak diterbitkan sampai dengan tanggal 30 Mei 2012. Setiap 1 (satu) Waran Seri I dapat dikonversikan menjadi 1 (satu) saham. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, jumlah Waran Seri I yang belum dikonversikan menjadi saham adalah 25.330.000 waran. Manajemen Permodalan Tujuan utama dari pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan bahwa Grup mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Grup tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu. Grup mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian terhadap struktur modal sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi. Grup memantau modalnya dengan menggunakan analisa gearing ratio (rasio utang terhadap modal), yakni membagi utang neto terhadap jumlah modal. Kebijakan Grup adalah menjaga gearing ratio Grup pada kisaran gearing ratio perusahaan lain dalam industri sejenis di Indonesia. Utang bersih adalah jumlah utang (termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian) dikurangi kas dan setara kas. Modal adalah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham induk perusahaan, yang disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, ditambah dengan utang neto. Ratio Utang Neto terhadap modal pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012 Rp Jumlah pinjaman dan utang Dikurangi : kas dan setara kas Utang neto
31 Desember 2011 Rp
186.504.412.868
143.142.113.589
5.070.333.958
2.769.032.267
181.434.078.910
140.373.081.322
77.762.859.022
76.689.675.439
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan Rasio utang neto terhadap modal
233,32%
183,04%
28. Muka Setoran Modal Akun ini merupakan uang muka setoran modal dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi belum diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengesahkan penerbitan saham baru.
- 46 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
29. Tambahan Modal Disetor - Bersih Akun ini merupakan tambahan modal disetor sehubungan dengan penjualan saham Perusahaan melalui penawaran umum perdana kepada masyarakat dan penerbitan saham sehubungan dengan konversi Waran Seri I sebagai berikut:
Perusahaan membeli saham DRP dan PPT dalam rangka restrukturisasi entitas sepengendali dengan rincian sebagai berikut:
31. Penjualan Neto Rincian dari pendapatan Perusahaan dan anak perusahaan, seluruhnya dalam mata uang Rupiah, adalah sebagai berikut: a.
Berdasarkan jenis produk
a 31 Maret 2012 Rp
31 Maret 2011 Rp
Jasa angkutan penumpang
Jumlah jasa angkutan penumpang Jasa angkutan antar kota Jasa perjalanan wisata Jasa sewa kendaraan Tiket pesawat Lain lain
21.170.687.327 7.939.559.714 29.110.247.041 9.466.152.246 5.982.127.327 1.404.863.294 268.084.556 2.726.500.000
25.635.586.763 3.566.100.547 29.201.687.310 7.741.559.300 243.445.479 802.061.952 243.445.479 490.772.400
Jumlah
48.957.974.464
38.722.971.920
Bis Taxi
-
- 47 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
31. Penjualan Neto (Lanjutan) b.
Berdasarkan sumber pendapatan
31 Maret 2012 Rp Pihak Berelasi PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (DTN) PT Panorama Tour Indonesia (dahulu PT Tirta Putra Wisata) PT Panorama Convex Indah PT Destinasi Garuda Wisata PT Oasis Rhadana Hotel PT Asian Trails Indonesia PT Emerald Paradise Lain-lain (dibawah 10 juta) Jumlah Pihak ketiga Jumlah
31 Maret 2011 Rp
2.137.112.500
5.831.391.666
321.224.000 510.310.000 4.660.000 -
543.313.750 20.560.000 336.337.000 41.075.000 258.720.000 38.775.000 51.744.000
2.973.306.500 45.984.667.964 48.957.974.464
7.121.916.416 31.601.055.504 38.722.971.920
Pada 31 Maret 2012 dan 2011, penjualan kepada DTN masing-masing sebesar 8,6% dan 8,3% dari jumlah pendapatan usaha konsolidasi. Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga.
32. Beban Pokok Penjualan
31 Maret 2012 Rp Bahan bakar Penyusutan Beban kendaraan Gaji dan tunjangan karyawan Perbaikan dan pemeliharaan Perjalanan dinas Beban jasa perjalanan wisata Asuransi Lain-lain Jumlah
31 Maret 2011 Rp
7.473.324.081 7.920.919.267 5.454.699.881 2.058.530.183 2.952.450.174 1.290.311.808 371.929.567 5.598.497.163
8.393.140.900 7.699.875.176 5.037.921.894 2.370.183.973 1.742.766.535 113.977.417 383.668.011 707.154.270
33.120.662.124
26.448.688.176
Selama triwulan pertama tahun 2012 dan 2011, beban langsung yang merupakan pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu dari PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (DTN), masing-masing sebesar Rp. 60.000.000,- dan Nihil. Pada triwulan pertama tahun 2012 dan 2011, tidak terdapat pembelian dari pemasok tunggal yang jumlahnya melebihi 10% dari jumlah pembelian pada tahun-tahun tersebut. Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga.
- 48 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
33.
Beban Penjualan 31 Maret 2012 Rp
31 Maret 2011 Rp
Penjualan Gaji dan tunjangan karyawan Pemasaran dan promosi
1.256.969.280 453.133.590
1.011.890.653 463.303.206
Jumlah
1.710.102.870
1.475.193.859
Gaji dan tunjangan karyawan Administrasi kantor Sewa Penyusutan Perbaikan dan pemeliharaan Pos dan telekomunikasi Jasa profesional Imbalan pasti pasca-kerja - neto Pajak Penyisihan kerugian penurunan nilai Perizinan Asuransi Lain-lain
5.027.877.119 710.721.017 638.620.906 724.147.401 278.751.314 473.066.115 307.895.000
4.155.468.548 841.261.922 496.173.629 523.020.768 77.089.122 431.157.571 67.506.232
4.199.500 240.152.982 0 333.821.464
13.037.486 52.141.444 5.555.066 7.375.217
Jumlah
8.739.252.818
6.669.787.005
Umum dan Administrasi
Sampai triwulan pertama tahun 2012 dan 2011, beban umum dan administrasi yang merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
34. Beban Bunga Terdiri dari beban bunga atas:
31 Maret 2012 Rp
31 Maret 2011 Rp
Pinjaman bank jangka pendek Liabilitas jangka panjang: Pinjaman bank Pinjaman pembelian aset tetap
804.929.407
763.535.721
2.484.909.914 259.466.992
1.844.739.180 964.583.090
Jumlah
3.549.306.313
3.572.857.991
- 49 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 35. Imbalan Pasca Kerja Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja tersebut. Perhitungan aktuaria terakhir atas cadangan imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen tertanggal 22 Maret 2012 Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut masing-masing sebanyak 1120 karyawan pada 31 Maret 2012 dan 1096 karyawan pada 31 Desember 2011. Rekonsiliasi jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja pada neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai 3.947.271.014 Kerugian aktuarial yang tidak diakui (637.162.455) Pembayaran selama tahun berjalan (12.860.675)
3.947.271.014 (637.162.455) -
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
3.310.108.559
3.297.247.884
Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja:
36. Pajak Penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan untuk periode berjalan tidak melakukan rekonsiliasi antara laba fiskal dengan laba akuntansi. Perhitungan taksiran pajak penghasilan didasarkan atas laba akuntansi yang dikenakan tarif pajak penghasilan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 37. Laba Neto per saham Perhitungan laba per saham berdasarkan informasi berikut:
Efek berpotensi saham biasa yang dilutif tidak memiliki dampak terhadap perhitungan laba per saham pada 31 Maret 2012 dan 2011 karena harga konversi waran lebih tinggi dibandingkan harga pasar saham. Oleh karena itu, tidak terdapat potensi untuk pelaksanaan konversi waran.
- 50 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 38. Dividen Tidak terdapat pembagian deviden kepada pemegang saham untuk periode Januari – Maret 2012. Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta No. 36 tanggal 12 April 2010 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaries di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun 2009 sebesar Rp. 1.005.162.686 atau Rp. 2,35 (dibulatkan per saham), dibagikan pada tanggal 20 Juli 2010.
39. Sifat dan Transaksi Hubungan Berelasi Sifat Pihak Berelasi a.
PT Panorama Sentrawisata Tbk merupakan pemegang saham mayoritas Perusahaan.
b.
Perusahaan yang pemegang sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan: PT Chan Brothers Travel Indonesia PT Citra Wahana Tirta Indonesia PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PT Dwi Ratna Pertiwi PT Panorama Convex Indah PT Tirta Putra Wisata
c.
Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan pengurus atau manajemen Perusahaan dan Grup : PT Asian Trails Indonesia PT Bali Dance Festival PT Buayatama Arung Jeram PT Caldera Indonesia PT Destinasi Garuda Wisata PT Duta Chandra Kencana PT Emerald Paradise PT Graha Tirta Lestari PT Oasis Rhadana Hotel PT Panorama Hotel Development PT Panorama Ministry PT Raja Kamar Indonesia
d.
Satrijanto Tirtawisata merupakan pemegang saham dan direktur Perusahaan.
e.
Adhi Tirtawisata dan Mirawati Iskandar merupakan anggota keluarga dekat dari direktur Perusahaan.
f.
Tri Agung Pramono Adhi merupakan pemegang saham dan direktur anak perusahaan
Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Grup, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM – LK No. IX.E.1 “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu”.
- 51 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 Transaksi dengan Pihak Berelasi a.
Rincian saldo dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :
31 Maret 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Persentase terhadap jumlah Aset/Liabilitas 31 Maret 31 Desember 2012 2011 % %
Aset Piutang usaha PT Panorama Convex Indah PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk2.909.496.855 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1,000,000,000) 1.841.501.366 Jumlah 4.750.998.221
2.786.013.968 1.169.846.112
0,98
1,06 0,89
1.426.913.047 5.382.773.127
0,62 1,61
0,33 2,28
Piutang dari pihak berelasi PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PT Panorama Investama 356.011.111 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1,000,000,000) 3.247.254.017 Jumlah 3.603.265.128
5.092.036.659 3.763.666.269
0,12
2,13 1,41
1.194.052.799 10.049.755.727
1,10 1,22
0,52 4,06
Uang muka pembelian aset tetap PT Panorama Sentrawisata Tbk 2.789.600.000
2.789.600.000
0,94
1,06
768.046.559
0,03
0,25
5.112.897.057
1,91
0,93
1.719.165.754 6.832.062.811
0,19 2,10
0,49 1,42
Liabilitas Utang Usaha Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1,000,000,000)
100.738.161
Utang kepada pihak berelasi PT Panorama Tours Indonesia dahulu PT Tirta Putra Wisata)5.184.118.538 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1,000,000,000) 1.025.560.835 Jumlah 6.209.679.373
40. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan.
- 52 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank dan kewajiban sewa pembiayaan. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak Perusahaan mendapatkan suku bunga yang cukup kompetitif.
Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang. Selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Eksposur dalam mata uang asing Perusahaan dan anak perusahaan tersebut jumlahnya tidak material. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat resiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Grup mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang mempunyai kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setarakas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal 41. Ikatan dan Perjanjian a.
Penyewaan tanah (1)
Pada tanggal 21 September 2001, Perusahaan menyewa dua bidang tanah Hak Milik 2 dengan luas 4.215 m yang terletak di Jalan Husein Sastranegara No. 15, Kelurahan Benda, Kecamatan Batu Ceper, Kabupaten Tangerang, milik Maman Sudirman. Jangka waktu sewa adalah 9 tahun dimulai sejak 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2010 dengan uang sewa sebesar Rp 125.000.000. Perusahaan akan mendirikan bangunan di atas tanah tersebut dan setelah masa sewa berakhir bangunan tersebut dialihkan kepada pemilik tanah (Catatan 14). Masa sewa diperpanjang sampai dengan 4 Desember 2012 dengan uang sewa sebesar Rp 233.333.333.
(2)
Pada tanggal 1 Februari 2006, KT, anak perusahaan, menyewa sebagian dari sebidang tanah lungguh/ tanah garapan dengan luas 2.000 m2 yang terletak di Dusun Cupuwatu I, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dari Bugiman, SPd. Jangka waktu sewa adalah 20 tahun dimulai sejak 1 Februari 2006 sampai dengan 1 Februari 2026 dengan uang sewa sebesar Rp 28.000.000. KT mendirikan bangunan di atas tanah tersebut sebagai garasi, bengkel serta kantor dan rumah tinggal. Setelah masa sewa berakhir bangunan tersebut dialihkan kepada pemilik tanah (Catatan 14). Sewamenyewa tersebut dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak.
- 53 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 41. Ikatan dan Perjanjian (lanjutan) (3)
Pada bulan November 2008, Perusahaan menyewa 2 bidang tanah Hak Milik yang terletak di Jalan Peta, Kalideres Jakarta Barat dengan luas 3.431 m2 dari pihak ketiga. Jangka waktu sewa adalah 5 tahun dimulai sejak 30 November 2008 sampai dengan 30 November 2013 dengan uang sewa sebesar Rp 150.000.000 (Catatan 11). Perusahaan mendirikan bangunan di atas tanah tersebut yang dibukukan dalam akun aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih (Catatan 14). Sewa-menyewa tersebut dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak.
(4)
Pada tanggal 4 September 2009, Perusahaan menyewa tanah yang terletak di Jati Padang, kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan luas 400 m2 dari pihak ketiga. Jangka waktu sewa adalah 3 tahun dimulai sejak 1 Oktober 2009 sampai dengan 30 September 2012 dengan uang sewa sebesar Rp 133.333.333 (Catatan 11). Perusahaan mendirikan bangunan di atas tanah tersebut yang dibukukan dalam akun aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih (Catatan 14). Sewa-menyewa tersebut dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak.
(5)
b.
c.
Pada tanggal 15 April 2011, perusahaan menyewa 6 bidang tanah Hak milik yang terletak di kota Jakarta Barat, kelurahan Kedoya, Kecamatan Kebon Jeruk dengan luas 2.643 m2 dari pihak ketiga. Jangka waktu sewa adalah 3 tahun dimulai sejak 1 Mei 2011 sampai dengan 31 April 2014 dengan uang sewa sebesar Rp 100.000.000. Sewa-menyewa tersebut dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak.
Penyewaan kendaraan 1.
Pada tahun 2006, SAOKS, anak perusahaan, mengadakan perjanjian jasa transportasi dengan PT Alfaomega Sehati Mitra, yaitu penyewaan 4 unit kendaraan untuk digunakan dalam kegiatan operasional SAOKS. Atas jasa penyewaan tersebut, SAOKS wajib membayar uang sewa sebesar Rp 50.000.000 per bulan. Perjanjian tersebut berlaku dari tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006, dan telah diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2011. Mulai Januari 2009 uang sewa dinaikkan menjadi Rp 80.000.000 per bulan untuk 8 unit kendaraan, dan selanjutnya mulai Januari 2010 uang sewa dinaikkan menjadi Rp 86.000.000 per bulan untuk 8 unit, dan pada tahun 2011, biaya sewa adalah sebesar Rp 125.000.000 untuk 13 unit.
2.
Pada tanggal 22 Januari 2009, PPKT, anak perusahaan mengadakan perjanjuan sewa kendaraan dengan DTN, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Atas jasa tersebut, PPKT memberikan imbalan jasa sebesar Rp 97.843.230 per bulan . Perjanjuan tersebut berlaku untuk masa 18 bulan terhitung mulai 22 Januari 2009 sampai dengan 22 Juni 2010. Perjanjian ini diperpanjang pada tanggal 1 Juli 2010, dengan perubahan imbalan jasa menjadi sebesar Rp.20.000.000 per bulan dan perjanjian berlaku selama 40 bulan sejak ditandatanganinya.
Penyewaan bangunan 1.
Perusahaan menyewa bangunan ruko milik PSW, pemegang saham, yang berlokasi di Tanjung Selor dengan masa sewa sejak 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Januari 2030 untuk digunakan sebagai kantor pusat. Biaya sewa adalah sebesar Rp 12.500.000 per bulan.
2.
DRP, anak perusahaan, menyewa bangunan ruko milik PSW, pemegang saham, yang berlokasi di Jalan Balikpapan No. 22A dengan masa sewa sejak 1 Desember 2007 sampai dengan 1 Januari 2013 untuk digunakan sebagai kantor. Biaya sewa adalah sebesar Rp 475.000.000
3.
DRP, anak perusahaan, menyewa bangunan ruko milik pihak ketiga yang berlokasi di Jalan Balikpapan No. 22B dengan masa sewa sejak 26 Desember 2006 sampai dengan 31 Desember 2011 untuk digunakan sebagai kantor. Biaya sewa adalah sebesar Rp 475.000.000
- 54 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 41. Ikatan dan Perjanjian (lanjutan) 4.
Pada tanggal 10 Juni 2011, KT, anak perusahaan, menyewa bangunan yang terletak di Krobokan Semarang, Jangka waktu sewa selama 10 tahun terdiri atas dua tahap. Tahap pertama selama 5 tahun sampai dengan 10 Juni 2016, dengan biaya sewa sebesar Rp 60.000.000 per tahun, dan tahap kedua selama lima (5) tahun sampai dengan 10 Juni 2021. Sewa menyewa tersebut dapat diperpanjang kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak
5.
Perusahaan serta DTS, DRP, dan SAOKS, anak-anak perusahaan, menyewa beberapa bangunan dengan para pihak ketiga untuk kegiatan operasional dengan masa sewa antara 1-6 tahun.
d.
PMS, anak perusahaan, memperoleh hak dalam mengoperasikan jaringan waralaba sewa kendaraan tradisional “Europcar” di Indonesia, sesuai dengan panduan dan standar yang ditetapkan oleh Europcar International sebagai franchisor. Dalam perjanjian waralaba yang ditandatangani pada tanggal 10 Mei 2011, PMS diberikan hak waralaba selama 5 tahun 2 bulan yang akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2016. PMS diwajibkan untuk membayar non refundable territory fee sebesar USD 150.000 dan refundable security deposit sebesar USD 20.000. PMS juga diwajibkan untuk membayar royalty fee secara bulanan kepada franchisor sebesar 1% - 3,5% atas pendapatan sewa kendaraan yang merupakan bisnis Europcar, dengan minimum fee sebesar USD 1.000 per bulan untuk 1 tahun pertama hingga USD 3.000 per bulan pada tahun ke 5. PMS diwajibkan untuk membuka sebanyak minimum 3 lokasi operasional “Europcar” sampai dengan 31 Desember 2011 dan akan terus bertambah hingga sebanyak minimum 12 lokasi operasional pada tanggal 30 Desember 2015. Selanjutnya, PMS juga diberikan hak untuk memberikan sub-lisensi kepada pihak lain, Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk periode 5 tahun ke depan yang berlaku efektif 1 Juli 2016 sampai dengan 30 Juni 2021. Perjanjian ini juga dijamin oleh Perusahaan sebesar maksimum USD 50.000.
e.
Penjaminan pembelian tiket kepada International Air Transport Association (IATA) (1) Berdasarkan Perjanjian Pemberian Bank Garansi No. 0064/BG/SYP/2010 tanggal 20 Desember 2010, PT Bank Central Asia Tbk menerbitkan Bank Garansi sebesar USD 671.110, berlaku dari 1 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2011 kepada DRP, anak perusahaan. (2) Berdasarkan Perjanjian Pemberian Bank Garansi No. 0065/BG/SYP/2010 tanggal 20 Desember 2010, PT Bank Central Asia Tbk menerbitkan Bank Garansi sebesar Rp 963.045.600, berlaku dari 1 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2011 kepada DRP, anak perusahaan. (3) Berdasarkan Akta Perjanjian Fasilitas Perbankan No. 109 tanggal 19 November 2007 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaries di Jakarta, DRP, anak perusahaan, dana PT Panorama Tours Indonesia (PTI) (dahulu PT Tirta Putra Wisata), pihak berelasi, memperoleh fasilitas bank garansi yang tidak terikat (uncommitted bank guarantee facility) dari PT Bank DBS Indonesia sebesar USD 2.850.000, dimana DRP memperoleh fasilitas maksimum sebesar USD 800.000. Fasilitas ini berakhir pada tanggal 19 November 2008 dan dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang milik DRP dan PTI. Berdasarkan Akta Perubahan No. 54 tanggal 5 Desember 2008 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, fasilitas yang diperoleh DRP ditingkatkan menjadi sebesar USD 800.0000 dan Rp 1.000.000.000 dan berakhir pada tanggal 19 November 2009, serta kemudian diperpanjang sampai dengan 19 November 2010. Pada tahun 2010, DRP, tidak memperpanjang fasilitas ini.
- 55 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
42. Informasi Segmen Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan pelaporan internal kepada pembuat keputusan operasional, yang bertanggung jawab atas lokasi sumber daya ke masing-masing segmen yang dilaporkan serta menilai kinerja masing-masing segmen tersebut. Grup memiliki empat (4) segmen yang dilaporkan meliputi jasa angkutan penumpang, perjalanan wisata, jasa angkutan antar kota, dan jasa sewa kendaraan.
Jasa Angkutan Penumpang Rp
31 Maret 2012 Jasa Angkutan Jasa Sewa Antar Kota Kendaraan Rp Rp
Perjalanan Wisata Rp
Eliminasi Rp
Konsolidasian Rp
Pendapatan Usaha
31.994.657.041
6.250.211.883
9.466.152.246
1.404.863.294
(157.910.000)
48.957.974.464
Beban pokok penjualan
20.290.164.944
5.142.956.796
7.036.165.439
809.284.945
(157.910.000)
33.120.662.125
Hasil segmen - laba Kotor Segmen
11.704.492.097
1.107.255.086
2.429.986.807
595.578.349
157.910.000
15.837.312.339
Laba Usaha Beban bunga dan keuangan lain Pendapatan Bunga Pendapatan (beban) lain-lain - neto Laba Sebelum Pajak Beban Pajak
4.383.073.224 (3.395.338.437) 2.757.067 (302.528.042) 687.963.811 (176.872.615)
(170.000.012) (59.541.744) 8.756.885 (220.784.871) -
1.057.069.839 (39.659.260) 137.435 50.225.175 1.067.773.189 (266.943.297)
117.813.601 (54.766.872) 904.048 (927.643) 63.023.135 (15.755.784)
-
5.387.956.652 (3.549.306.313) 3.798.551 (244.473.625) 1.597.975.265 (459.571.696)
(220.784.871)
800.829.892
47.267.351
-
1.138.403.570
Laba (Rugi) Neto
511.091.196
Aset Segmen *)
213.513.917.709
13.325.602.450
47.597.638.811
13.596.377.986
-
288.033.536.956
Kewajiban Segmen *)
170.856.646.672
11.818.611.177
6.832.077.250
13.116.328.806
-
202.623.663.904
Perolehan barang modal
28.626.575.585
-
380.547.510
3.290.564.001
-
32.297.687.095
Penyusutan & amortisasi
7.337.265.323
14.650.032
872.869.447
288.862.093
-
8.513.646.894
30.236.109.741 1.758.547.300
6.250.211.883 -
9.466.152.246 -
1.374.113.288 30.750.006
(157.760.000) (150.000)
47.168.827.158 1.789.147.306
31.994.657.041
6.250.211.883
9.466.152.246
1.404.863.294
(157.910.000)
48.957.974.464
Pengungkapan Tambahan
Pendapatan berdasarkan lokasi geografis Jawa Luar Jawa Jumlah
*)
Aset segmen tidak termasuk pajak dibayar dimuka dan aset pajak tangguhan, sedangkan kewajiban segmen tidak termasuk hutang pajak dan kewajiban pajak tangguhan.
- 56 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011
42. Informasi Segmen (Lanjutan) Jasa Angkutan Penumpang Rp
31 Maret 2011 Jasa Angkutan Jasa Sewa Antar Kota Kendaraan Rp Rp
Perjalanan Wisata Rp
Eliminasi Rp
Konsolidasian Rp
Pendapatan Usaha
29.833.491.678
741.166.790
7.741.559.300
802.061.952
(395.307.800)
38.722.971.920
Beban pokok penjualan
18.389.899.319
464.339.746
7.037.208.051
454.903.432
(395.307.800)
25.951.042.748
Hasil segmen - laba Kotor Segmen
11.443.592.359
276.827.044
704.351.249
347.158.520
395.307.800
12.771.929.172
Laba Usaha Beban bunga dan keuangan lain Pendapatan Bunga Pendapatan (beban) lain-lain - neto Laba Sebelum Pajak Beban Pajak
6.072.187.727 (2.827.477.084) 8.712.318 (19.439.540) 3.233.983.421 (808.495.861)
(181.138.324) (1.297.814) 1.550.033 44.216.656 (136.669.449) 34.167.362
(1.377.742.442) (536.133.442) 1.673.453 (13.751.536) (1.925.953.967) 481.488.492
113.641.348 (207.949.651) 412.969 (26.497.072) (120.392.406) 30.098.101
-
2.425.487.560
(102.502.087)
(1.444.465.475)
(90.294.305)
-
788.225.694
Laba (Rugi) Neto
4.626.948.309 (3.572.857.991) 12.348.773 (15.471.492) 1.050.967.599 (262.741.906)
Aset Segmen *)
260.456.318.741
12.364.131.436
43.541.182.782
9.827.322.361
(75.406.351.851)
250.782.603.469
Kewajiban Segmen *)
171.130.531.381
10.624.091.128
4.463.892.475
9.065.287.739
(24.143.380.285)
171.140.422.437
Perolehan barang modal
34.777.828.387
112.515.490
7.388.028.415
2.984.676.418
-
45.263.048.709
Penyusutan & amortisasi
27.286.231.743
67.941.594
4.184.356.256
981.546.086
-
32.520.075.678
Pendapatan berdasarkan lokasi geografis Jawa Luar Jawa
27.383.849.446 2.449.642.232
741.166.790 -
7.741.559.300 -
762.025.588 40.036.364
(317.175.000) (78.132.800)
36.311.426.124 2.411.545.796
29.833.491.678
741.166.790
7.741.559.300
802.061.952
(395.307.800)
38.722.971.920
Pengungkapan Tambahan
Jumlah
*)
Aset segmen tidak termasuk pajak dibayar dimuka dan aset pajak tangguhan, sedangkan kewajiban segmen tidak termasuk hutang pajak
- 57 -