PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAFTAR ISI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Disajikan dalam Rupiah
Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI ………………………….
1
Neraca
………………………….
2-3
Laporan Laba Rugi
………………………….
4
Laporan Perubahan Ekuitas
………………………….
5
Laporan Arus Kas
………………………….
6
Catatan atas Laporan Keuangan
………………………….
7-36
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk NERACA 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Disajikan dalam Rupiah
Catatan
2010
2009
ASET ASET LANCAR Kas dan bank Piutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.340.751.380 tahun 2010 dan Rp 1.396.538.594 tahun 2009 Piutang lain-lain pihak ketiga Persediaan Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka dan uang muka
3 4,9,18
9.528.027.561
3.146.042.672
14.378.013.821
93.770.136.809
48.729.535.772 3.087.565.136 171.591.336.555 1.905.357.484 5.421.941.546
44.351.056.877 2.349.884.160 156.202.219.304 2.883.588.105 6.234.601.814
254.641.777.875
308.937.529.741
18 11 6
17.113.224.292 438.944.968 7.008.343.792
15.285.997.557 601.063.395 6.938.578.542
7,9 7
309.301.557.065 424.706.445.953 1.093.080.322
664.376.016.620 93.574.060.022 -
759.661.596.392
780.775.716.136
1.014.303.374.267
1.089.713.245.877
5,9 11
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa Taksiran tagihan pajak penghasilan Investasi saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 642.550.036.297 tahun 2010 dan Rp 700.797.636.847 tahun 2009 Aset yang tidak digunakan dalam operasi Aset lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
2 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk NERACA - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Disajikan dalam Rupiah
Catatan
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha pihak ketiga Hutang lain-lain pihak ketiga Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Uang muka pelanggan Hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
8 11
256.719.470.415 2.768.555.087 44.609.647 7.849.284.604 887.243.076
305.722.655.949 6.402.679.650 118.262.065 10.664.790.003 2.008.160.985
9
32.687.068.212
106.314.702.274
300.956.231.041
431.231.250.926
140.259.597.393 4.144.836.001 20.341.438.402
87.243.750.000 7.356.860.047 16.470.721.052
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
164.745.871.796
111.071.331.099
JUMLAH KEWAJIBAN
465.702.102.837
542.302.582.025
766.285.500.000 22.575.500.000
766.285.500.000 22.575.500.000
10.640.000.000 (250.899.728.570)
10.640.000.000 (252.090.336.148)
548.601.271.430
547.410.663.852
1.014.303.374.267
1.089.713.245.877
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban penyisihan atas imbalan kerja Kewajiban pajak tangguhan
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 1.532.571.000 saham Agio saham Saldo laba (defisit) Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya
9 10 11
12 13
JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Disajikan dalam Rupiah
Catatan
2010
2009
PENJUALAN BERSIH
14,18
661.992.384.716
937.440.532.898
BEBAN POKOK PENJUALAN
15,18
612.825.297.439
896.880.075.513
49.167.087.277
40.560.457.385
14.695.857.088 13.440.998.297
24.859.798.754 14.197.243.581
Jumlah Beban Usaha
28.136.855.385
39.057.042.335
LABA USAHA
21.030.231.892
1.503.415.050
6.446.110.399 1.134.899.177 40.500.000 23.134.180 (16.036.886.502) (7.576.664.218)
22.593.270.378 178.521.364 30.600.000 49.367.568 (20.960.121.633) (2.384.878.337)
Beban Lain-lain - Bersih
(15.968.906.964)
(493.240.660)
LABA SEBELUM PAJAK
5.061.324.928
LABA KOTOR 16
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Keuntungan penjualan aset tetap Pendapatan sewa - bersih Penghasilan bunga Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih
MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan
17
1.010.174.390
11
Jumlah Beban Pajak LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
(3.870.717.350)
(449.184.807)
(3.870.717.350)
(449.184.807)
1.190.607.578
560.989.583
0,78
0,37
4 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Disajikan dalam Rupiah Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Modal disetor
Agio saham
766.285.500.000
22.575.500.000
Reklasifikasi selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
-
-
Laba bersih tahun berjalan
-
-
766.285.500.000
Saldo per 1 Januari 2009
Saldo per 31 Desember 2009 Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2010
Saldo laba (defisit) Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya penggunaannya
456.250.679
10.640.000.000
(456.250.679)
(253.107.576.410)
Jumlah ekuitas 546.849.674.269
-
456.250.679
-
-
-
560.989.583
560.989.583
22.575.500.000
-
10.640.000.000
-
-
-
-
766.285.500.000
22.575.500.000
-
10.640.000.000
5 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
(252.090.336.148) 1.190.607.578 (250.899.728.570)
547.410.663.852 1.190.607.578 548.601.271.430
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Disajikan dalam Rupiah
2010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
2009
733.360.703.189 (696.332.939.791)
983.487.789.486 (969.431.146.527)
37.027.763.398 (17.941.521.124) (438.944.968) 6.065.760.938
14.056.642.959 (14.238.766.201) (601.063.395) 20.203.427.212
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasional
24.713.058.244
19.420.240.575
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Penambahan investasi saham Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap
23.134.180 (69.765.250) (7.897.032.122) 2.282.576.000
49.367.568 (5.122.101.350) 271.636.000
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(5.661.087.192)
(4.801.097.782)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang bank jangka panjang
(12.669.986.163)
(17.855.863.640)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan
(12.669.986.163)
(17.855.863.640)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK
6.381.984.889
(3.236.720.847)
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
3.146.042.672
6.382.763.519
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
9.528.027.561
3.146.042.672
811.605.139
-
1.400.848.032
-
-
17.879.112.729
-
424.795.369
Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan hasil restitusi pajak
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Reklasifikasi aset dalam penyelesaian ke aset tetap mesin dan peralatan Reklasifikasi aset dalam penyelesaian ke aset tetap perlengkapan kantor dan pabrik Reklasifikasi aset dalam penyelesaian ke aset tetap dan persediaan suku cadang Reklasifikasi aset dalam penyelesaian ke persediaan suku cadang
6 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 1.
UMUM a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Panasia Indosyntec Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 13 tanggal 6 April 1973 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Bandung. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/174/23 tanggal 11 Maret 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 16 tanggal 24 Pebruari 1987, Tambahan No. 171. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 119 tanggal 27 Juni 2008 dari R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung mengenai perubahan pemegang saham dan susunan pengurus Perusahaan serta penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-65119.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 7 Nopember 2008, Tambahan No. 23035. Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi usaha dalam bidang proses bahan baku serat (polimerisasi), twisting, pemintalan, pertenunan, industri tekstil, pertambangan, energi dan perdagangan umum. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial dalam industri tekstil pada tahun 1974 dan kegiatan pemrosesan bahan baku serat (polimerisasi) dimulai pada tahun 1990. Sedangkan produksi industri tekstil untuk kain khusus polyester dimulai September 2007. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri termasuk ke benua Eropa, Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Komisaris utama Komisaris independen
: :
Komisaris
:
Direktur utama Direktur
: :
2009
Awong Hidjaja Koeswardojo Dian Nathalia Henry Hidjaja -
Awong Hidjaja Koeswardojo Henry Hidjaja Dian Nathalia
Lim Seng Bouw Joshua Suwandi Bing Andi Janto Hidjaja Aang Hidjaja
Lim Seng Bouw Joshua Suwandi Bing Andi Janto Hidjaja Aang Hidjaja
Jumlah gaji dan remunerasi dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp 1.121.000.000 tahun 2010 dan Rp 1.155.000.000 tahun 2009.
7
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 1.
UMUM - Lanjutan a.
Pendirian dan Informasi Umum - Lanjutan Perusahaan memiliki karyawan sebanyak 1.727 orang tahun 2010 dan 2.294 orang tahun 2009 (tidak diaudit).
b.
Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 22 Maret 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan suratnya No. SI-091/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 7.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Juni 1990, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 22 Maret 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1949/PM/1992 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas sebesar 95.000.000 saham kepada para pemegang saham. Pada tanggal 6 April 1993, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Sebanyak 1.000.571.000 saham merupakan saham hasil konversi hutang yang dilakukan antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 1.532.571.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bagi Perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya kepada masyarakat. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.
8
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan b.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan sebagai berikut: 2010 Mata uang asing Euro Eropa Franc Swiss Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Yen Jepang
c.
11.955,79 9.600,14 8.991,00 6.980,61 110,29
2009
13.509,69 9.087,41 9.400,00 6.698,52 101,70
Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.
d.
Kas dan bank Kas dan bank terdiri dari kas dan bank yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
e.
Piutang dan Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
9
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan f.
Investasi Saham Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar nilai perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
g.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
h.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
i.
Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Perusahaan diberikan pilihan antara model biaya atau model penilaian kembali (revaluasi) sebagai kebijakan akuntansinya serta wajib menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset yang dimilikinya. Jika Perusahaan memiliki aset tetap yang telah direvaluasi sebelum penerapan PSAK baru ini dan memilih model biaya, maka nilai yang telah direvaluasi atas aset tersebut diperlakukan sebagai biaya perolehan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan memilih kebijakan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan akan disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomik aset tetap sebagai berikut: Tahun 20 10-20 4-8 4-8
Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih dahulu. 10
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan i.
Aset Tetap - Lanjutan Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang, seperti dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja, dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
j.
Penurunan Nilai Aset Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.
k.
Hutang Usaha Hutang usaha dinyatakan sebesar nilai nominal.
l.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
m.
Penyisihan Beban Imbalan Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Project Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja selama program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
11
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan m.
Penyisihan Beban Imbalan Kerja - Lanjutan Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasca kerja di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
n.
Pajak Penghasilan Pajak kini Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pada tahun 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan penerbitan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat sampai tarif maksimum 30% menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Pemerintah juga memberikan insentif pajak 5% dari tarif normal yang berlaku untuk perusahaan yang terdaftar di Bursa. Pajak tangguhan Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
o.
Laba (Rugi) per Saham Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar adalah sebesar 1.532.571.000 saham masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
12
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan p.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
q.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
3.
KAS DAN BANK 2010
2009
Kas Bank Bank Central Asia Hongkong Shanghai Banking Corporation Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Standard Chartered Bank Bank Mayapada Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100.000.000)
144.844.711
354.093.000
4.917.859.470 1.672.371.598 915.939.079 686.489.175 587.610.426 543.329.695 59.583.407
552.540.587 902.898.804 200.425.539 217.599.264 108.921.670 326.474.078 483.089.730
Jumlah
9.528.027.561
3.146.042.672
13
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 3.
KAS DAN BANK - Lanjutan Berdasarkan mata uang:
2010
2009
Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro Eropa
5.449.493.237 4.073.409.953 5.124.371
780.332.839 2.359.892.560 5.817.273
Jumlah
9.528.027.561
3.146.042.672
Tidak ada penempatan dana Perusahaan pada bank milik hubungan istimewa. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tidak ada penempatan dana milik Perusahaan yang digunakan sebagai jaminan. 4.
PIUTANG USAHA 2010
2009
Pihak hubungan istimewa - Catatan 18 PT Sinar Pantja Djaja PT Novawool PT Fiberindo Inti Prima PT Panasia Intertraco PT Panasia Filament Inti PT Panasia Synthetic Abadi
13.907.122.741 421.986.432 35.987.000 12.917.648 -
54.585.062.973 4.350.702.831 117.701.378 27.312.830.399 7.403.839.228
Jumlah
14.378.013.821
93.770.136.809
Pihak ketiga Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
44.825.114.169 5.245.172.983
28.677.939.603 17.069.655.868
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
50.070.287.152 (1.340.751.380)
45.747.595.471 (1.396.538.594)
Bersih
48.729.535.772
44.351.056.877
Jumlah Piutang Usaha
63.107.549.593
138.121.193.686
Persentase piutang usaha kepada pihak hubungan istimewa terhadap jumlah aset
14
1,42%
8,61%
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 4.
PIUTANG USAHA - Lanjutan Berdasarkan mata uang: 2010
2009
Dolar Amerika Serikat Rupiah
54.336.354.771 10.111.946.202
39.134.612.074 100.383.120.206
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
64.448.300.973 (1.340.751.380)
139.517.732.280 (1.396.538.594)
Bersih
63.107.549.593
138.121.193.686
Berdasarkan umur piutang (hari): 2010
2009
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 sd 30 hari 31 sd 60 hari > 60 hari
56.437.152.838
118.106.323.201
5.524.081.258 468.836.414 2.018.230.463
17.387.976.668 1.198.017.528 2.825.414.883
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
64.448.300.973 (1.340.751.380)
139.517.732.280 (1.396.538.594)
Bersih
63.107.549.593
138.121.193.686
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2010
2009
Saldo awal Penambahan Penghapusan
1.396.538.594 77.140.199 (132.927.413)
1.396.538.594 -
Saldo Akhir
1.340.751.380
1.396.538.594
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, piutang usaha digunakan sebagai jaminan hutang bank jangka panjang berupa fidusia sebesar Rp 75 miliar - Catatan 9. 15
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 5.
PERSEDIAAN 2010 Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu Suku cadang Batubara Jumlah
2009
98.850.927.344 28.190.248.418 14.020.223.479 12.311.962.871 15.473.508.506 2.744.465.937
78.973.258.209 31.633.938.761 9.898.309.346 11.294.306.092 15.812.518.555 8.589.888.341
171.591.336.555
156.202.219.304
Persediaan digunakan sebagai jaminan hutang bank jangka panjang berupa fidusia sebesar Rp 75 miliar - Catatan 9. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Central Asia dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 48.800.000.000 dan Rp 118.450.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan. 6.
INVESTASI SAHAM Perusahaan memiliki investasi saham jangka panjang yang dicatat dengan metode biaya sebagai berikut:
PT Panasia Filament Inti Tbk PT Sarana Jabar Ventura
Tempat kedudukan
Persentase kepemilikan
2010
Bandung Bandung
2,41% 4,20%
6.758.259.792 250.084.000
6.688.494.542 250.084.000
7.008.343.792
6.938.578.542
Jumlah
16
2009
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 7.
ASET TETAP 1 Januari 2010 Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik Aset dalam penyelesaian Mesin dan peralatan
56.095.710.422 105.653.619.985 1.163.466.848.328 11.329.188.132 26.415.833.429
Penambahan
Pengurangan
7.210.939.403 565.750.000 120.342.719
31 Desember 2010
Reklasifikasi
35.100.000 4.441.626.352 573.912.023 10.716.181
(67.562.852.644) (343.405.110.128) (1.207.421.040) (1.769.900.688)
56.095.710.422 38.055.667.341 822.831.051.251 10.113.605.069 24.755.559.279
2.212.453.171
-
-
(2.212.453.171)
-
1.365.173.653.467
7.897.032.122
5.061.354.556
(416.157.737.671)
951.851.593.362
Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
33.682.462.178 634.432.475.660 7.524.418.720 25.158.280.289
645.242.271 29.447.380.232 436.857.107 357.012.949
35.100.000 3.515.528.317 547.396.871 10.716.181
(9.287.158.633) (74.691.922.215) (437.032.890) (609.238.002)
25.005.445.816 585.672.405.360 6.976.846.066 24.895.339.055
Jumlah
700.797.636.847
30.886.492.559
4.108.741.369
(85.025.351.740)
642.550.036.297
Jumlah Tercatat
664.376.016.620
Jumlah
1 Januari 2009 Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik Aset dalam penyelesaian Mesin dan peralatan
56.095.710.422 105.653.619.985 1.142.130.825.380 11.580.963.572 26.308.722.310
309.301.557.065
Penambahan
3.456.910.219 157.155.000 107.111.119
Pengurangan
31 Desember 2009
Reklasifikasi
408.930.440 -
17.879.112.729 -
56.095.710.422 105.653.619.985 1.163.466.848.328 11.329.188.132 26.415.833.429
19.115.436.257
1.400.925.012
-
(18.303.908.098)
2.212.453.171
1.360.885.277.926
5.122.101.350
408.930.440
(424.795.369)
1.365.173.653.467
Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
29.970.974.317 587.992.746.687 7.196.681.284 24.610.347.752
3.711.487.861 46.439.728.973 667.292.876 547.932.537
339.555.440 -
-
33.682.462.178 634.432.475.660 7.524.418.720 25.158.280.289
Jumlah
649.770.750.040
51.366.442.247
339.555.440
-
700.797.636.847
Jumlah Tercatat
711.114.527.886
Jumlah
664.376.016.620
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 2010
2009
Biaya pabrikasi - Catatan 15 Beban usaha - Catatan 16
30.183.778.581 702.713.978
50.496.602.483 869.839.764
Jumlah
30.886.492.559
51.366.442.247
17
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 7.
ASET TETAP - Lanjutan Pada tahun 2006, aset tetap berupa mesin dan peralatan Polimer I tidak digunakan dalam usaha Perusahaan, karena tidak stabilnya bahan baku dan harga jual dari produksi mesin polimer tersebut sehingga harga jual tidak memadai untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Manajemen berpendapat bahwa mesin dan peralatan tersebut tetap dapat berproduksi secara komersial, jika ada stabilitas bahan baku dan harga jual hasil produksi. Nilai buku mesin dan peralatan yang dihentikan penggunaannya tersebut sebesar Rp 105.878.317.525 telah direklasifikasi ke akun “aset yang tidak digunakan dalam operasi”. Pada tahun 2009 dan 2008, Perusahaan telah mengevaluasi nilai wajar mesin dan peralatan tersebut dan melakukan penyesuaian atas penurunan nilai mesin dan peralatan tersebut dengan jumlah sebesar Rp 12.304.257.503 yang disajikan sebagai “Beban Lain-lain” dalam laporan laba rugi tahun-tahun yang bersangkutan. Selanjutnya pada tahun 2010, aset tetap berupa mesin dan peralatan power plant unit kain dan unit benang tidak digunakan dalam usaha Perusahaan, karena tidak stabilnya bahan baku dan harga jual dari produksi mesin unit kain dan unit benang serta nilai jual listrik dari mesin power plant tersebut sehingga harga jual tidak memadai untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Manajemen berpendapat bahwa mesin dan peralatan tersebut tetap dapat berproduksi secara komersial, jika ada stabilitas bahan baku dan harga jual hasil produksi. Nilai buku mesin dan peralatan yang dihentikan penggunaannya tersebut sebesar Rp 331.132.385.931 telah direklasifikasi ke akun “aset yang tidak digunakan dalam operasi”. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai wajar mesin dan peralatan yang tidak digunakan dalam operasi masing-masing sebesar Rp 424.706.445.953 dan Rp 93.574.060.022. Perusahan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Bandung dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu antara 20 sampai 30 tahun dan akan jatuh tempo antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2036. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung oleh bukti pemilikan yang memadai. Tanah dan bangunan sesuai sertifikat HGB No. 35, 274, 275 dan 296 telah dipasang hak tanggungan sebesar Rp 112.549.290.000 serta mesin dan peralatan power plant (PLTU) sebesar Rp 115.000.000.000 digunakan sebagai jaminan hutang bank jangka panjang - Catatan 9. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi Astra Buana dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 730.550.000.000 dan Rp 1.110.425.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
18
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 8.
HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2010
2009
Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri
247.948.762.309 8.770.708.106
294.189.020.230 11.533.635.719
Jumlah
256.719.470.415
305.722.655.949
Berdasarkan mata uang: 2010
2009
Dolar Amerika Serikat Rupiah Euro Eropa Yen Jepang Dolar Singapura Franc Swiss
175.296.299.729 80.894.001.355 521.449.031 7.720.300 -
189.470.392.650 114.991.814.675 692.607.897 95.973.263 465.451.753 6.415.711
Jumlah
256.719.470.415
305.722.655.949
Berdasarkan umur hutang (hari): 2010
2009
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 sd 30 hari 31 sd 60 hari > 60 hari
74.641.942.904
46.347.370.246
11.479.037.607 4.205.310.473 166.393.179.431
25.189.654.022 6.124.564.080 228.061.067.601
Jumlah
256.719.470.415
305.722.655.949
9.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG 2010
2009
Bank Rakyat Indonesia Kredit Investasi, US$ 13.600.000 tahun 2010 dan US$ 14.231.250 tahun 2009 Kredit Modal Kerja, US$ 5.635.532 tahun 2010 dan US$ 6.360.075 tahun 2009
122.277.600.000
133.773.750.000
50.669.065.605
59.784.702.274
Jumlah Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
172.946.665.605 (32.687.068.212)
193.558.452.274 (106.314.702.274)
Hutang Bank Jangka Panjang - Bersih
140.259.597.393
87.243.750.000
19
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 9.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG - Lanjutan Kredit Investasi Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Investasi refinancing sebesar US$ 16.500.000. Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut: − Juni 2008 sampai dengan Maret 2009 masing-masing sebesar US$ 412.500. − Juni 2009 sampai dengan Maret 2010 masing-masing sebesar US$ 618.750. − Juni 2010 sampai dengan Maret 2013 masing-masing sebesar US$ 1.031.250. Fasilitas ini digunakan untuk refinancing pembangunan PLTU batubara milik Perusahaan dan untuk melunasi hutang kepada Credit Suisse Indonesia sebesar US$ 8.740.000 serta sisanya sebesar US$ 7.760.000 untuk keperluan restrukturisasi usaha. Sampai dengan Mei 2010, pinjaman yang telah dibayar oleh Perusahaan sebesar US$ 13.855.793.
Berdasarkan akta No. 20 tanggal 27 Mei 2010 dari Dewi Tenty Septi Artiany, SH, M.Kn, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh persetujuan untuk merestrukturisasi fasilitas yang ada dan diiringi dengan penurunan pagu Kredit Investasi sebesar US$ 2.644.207 (dari semula maksimum sebesar US$ 16.500.000 menjadi US$ 13.855.793). Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut: − Triwulan IV tahun 2010 sebesar US$ 255.793. − Tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 masing-masing sebesar US$ 650.500. − Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 masing-masing sebesar US$ 700.000. − Triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2015 masing-masing sebesar US$ 700.000. − Triwulan IV tahun 2015 sebesar US$ 696.000. Kredit Modal Kerja Pada tanggal 22 September 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar US$ 5.000.000 yang digunakan untuk pelunasan pinjaman modal kerja dari Bank Mayapada dan tambahan modal kerja untuk operasional Perusahaan. Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh perpanjangan dan suplesi Kredit Modal Kerja sebesar US$ 3.000.000 (dari semula maksimum sebesar US$ 5.000.000 menjadi US$ 8.000.000). Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut: − Tahun 2008 masing-masing sebesar US$ 262.500. − Tahun 2009 masing-masing sebesar US$ 362.500. − Triwulan I dan II tahun 2010 masing-masing sebesar US$ 437.500. − Triwulan III tahun 2010 sebesar US$ 4.625.000. Sampai dengan Mei 2010, pinjaman yang telah dibayar oleh Perusahaan sebesar US$ 2.363.718. Berdasarkan akta No. 19 tanggal 27 Mei 2010 dari Dewi Tenty Septi Artiany, SH, M.Kn, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh perpanjangan periode kredit yang diiringi dengan penurunan pagu Kredit Modal Kerja sebesar US$ 2.364.468 (dari semula maksimum sebesar US$ 8.000.000 menjadi US$ 5.635.532).
20
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 9.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG - Lanjutan Kredit Modal Kerja - Lanjutan Fasiitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut: − Triwulan I tahun 2011 sebesar US$ 235.532. − Triwulan II sampai dengan IV tahun 2011 masing-masing sebesar US$ 266.000. − Tahun 2012 masing-masing sebesar US$ 279.250. − Tahun 2013 masing-masing sebesar US$ 292.550. − Tahun 2014 masing-masing sebesar US$ 319.150. − Triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2015 masing-masing sebesar US$ 251.975. − Triwulan IV tahun 2015 sebesar US$ 282.275. Semua fasilitas pinjaman di atas dikenakan bunga per tahun sebesar 7% dan 8% masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 yang dibayarkan secara bulanan dan dapat ditelaah setiap saat oleh BRI. Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan: a.
b. c. d. e. f.
Tanah dan bangunan dengan sertifikat HGB No. 35, 274, 275 dan 296 seluas 122.818 m2 atas nama Perusahaan, sertifikat HGB No. 4,6,16, 34 seluas 73.865 m2 atas nama PT Panasia Filament Inti Tbk, pihak hubungan istimewa. Fidusia sebagian mesin dan peralatan pabrik atas nama PT Panasia Filament Inti Tbk, pihak hubungan istimewa. Fidusia mesin dan peralatan power plant atas nama Perusahaan serta mesin-mesin yang direstrukturisasi sebesar Rp 115.000.000.000. Fidusia persediaan dan piutang Perusahaan. Jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari PT Panasia Synthetic Abadi, pihak hubungan istimewa. Jaminan pribadi (personal guarantee) dari salah satu pemegang saham Perusahaan.
Sehubungan dengan fasilitas di atas, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi batasan-batasan tertentu (negative covenants) yang tercantum dalam perjanjian. 10.
KEWAJIBAN PENYISIHAN ATAS IMBALAN KERJA Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 1.259 karyawan dan 1.656 karyawan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. Asumsi yang digunakan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, dalam menentukan beban manfaat karyawan adalah sebagai berikut: Tingkat kemungkinan meninggal Umur pensiun Tingkat bunga teknis Tingkat kenaikan gaji Perhitungan manfaat karyawan
: : : : :
Commissioners Standard Ordinary Mortality Table (CSO) 1980 55 tahun 7% (2009: 10%) 6% Projected Unit Credit
21
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 10.
KEWAJIBAN PENYISIHAN ATAS IMBALAN KERJA - Lanjutan Rincian beban penyisihan atas imbalan kerja adalah sebagai berikut:
Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial Biaya jasa lalu Jumlah
2010
2009
759.846.102 695.562.603 111.705.891 68.826.733
615.825.450 858.390.597 158.179.060 68.826.733
1.635.941.329
1.701.221.840
Rekonsiliasi perubahan kewajiban penyisihan atas imbalan kerja yang diakui tahun berjalan adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal Beban tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan Saldo akhir
11.
2009
7.356.860.047 1.635.941.329 (4.847.965.375)
5.771.637.588 1.701.221.840 (115.999.381)
4.144.836.001
7.356.860.047
PERPAJAKAN Pajak Dibayar Dimuka Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai masing-masing sebesar Rp 1.905.357.484 dan Rp 2.883.588.105 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan Akun ini merupakan piutang atas kelebihan pembayaran pajak Perusahaan masing-masing sebesar Rp 438.944.968 dan Rp 601.063.395 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Hutang Pajak 2010
2009
Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23
25.901.024 18.708.623
85.050.795 33.211.270
Jumlah
44.609.647
118.262.065
22
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 11.
PERPAJAKAN - Lanjutan Manfaat (Beban) Pajak Manfaat (beban) pajak terdiri dari: 2010
2009
Pajak kini Pajak tangguhan
(3.870.717.350)
(449.184.807)
Jumlah
(3.870.717.350)
(449.184.807)
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut: 2010 Laba sebelum pajak
2009
5.061.324.928
1.010.174.390
Perbedaan temporer: Keuntungan penjualan aset tetap Beban penyisihan atas imbalan kerja Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal
154.953.491 (3.212.024.046) (29.252.025.267)
(30.681.543) 1.585.222.459 (7.332.290.518)
Jumlah
(32.309.095.822)
(5.777.749.602)
288.097.801 258.104.700 109.456.383 96.623.869 (23.134.180) (40.500.000) (210.793.324) 183.263.725
430.613.034 264.082.450 15.067.220 (49.367.568) (30.600.000) 21.477.500 135.292.201
661.118.974
786.564.837
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut pajak: Kenikmatan karyawan Sumbangan Beban pajak Penyisihan piutang Penghasilan bunga Penghasilan sewa yang telah dikenai pajak final Beban penyusutan tidak diakui fiskal Lain-lain Jumlah Rugi Fiskal Tahun Berjalan
(26.586.651.920)
23
(3.981.010.375)
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah
11.
PERPAJAKAN - Lanjutan Pajak Kini - Lanjutan 2010
2009
Kerugian Fiskal Tahun: - 2005 - 2006 - 2007 (setelah pembetulan) - 2008 (setelah pembetulan) - 2009 (pembetulan tanggal 28 September 2010)
(7.327.524.664) (6.277.980.152) (124.645.487.030) (10.650.278.632)
(109.382.722.967) (7.327.524.664) (117.023.466.164) -
Akumulasi Rugi Fiskal
(175.487.922.398)
(237.714.724.170)
Perhitungan beban pajak kini dan taksiran tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 2010
2009
Beban pajak kini Dikurangi pembayaran pajak dimuka: Pasal 22 Pasal 23
-
-
438.944.968 -
600.631.324 432.071
Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan
438.944.968
601.063.395
Pajak Tangguhan Rincian dari kewajiban pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2009
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi
31 Desember 2009
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi
31 Desember 2010
Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Rugi fiskal Kewajiban penyisihan atas imbalan kerja Aset tetap
31.088.611.409 1.442.909.397 (48.553.057.051)
994.388.892 396.305.615 (1.839.879.314)
32.083.000.301 1.839.215.012 (50.392.936.365)
9.957.099.133 (803.006.012) (13.024.810.471)
42.040.099.434 1.036.209.000 (63.417.746.836)
Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih
(16.021.536.245)
(449.184.807)
(16.470.721.052)
(3.870.717.350)
(20.341.438.402)
Sampai dengan 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mengalami akumulasi kerugian fiskal masing-masing sebesar Rp 175.487.922.398 dan Rp 237.714.724.170. Sesuai dengan peraturan pajak, kerugian fiskal tersebut dapat dikompensasikan dengan laba kena pajak pada masa lima tahun mendatang sejak kerugian fiskal terjadi. Perusahaan beranggapan bahwa kerugian fiskal sebesar Rp 109.382.722.967 tahun 2005 dan Rp 7.327.524.664 tahun 2006 tidak dapat dikompensasi selama lima tahun mendatang, sehingga aset pajak tangguhan yang diakui dari sisa rugi fiskal yang ada masing-masing sebesar Rp 42.040.099.434 dan Rp 32.083.000.301 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 24
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 12.
MODAL SAHAM Jumlah saham
Nama pemegang saham
Novatex International Limited Mercury Capital International Inc Prime Invesco Limited PT Panasia Synthetic Abadi Awong Hidjaja Henry Hidjaja Janto Hidjaja Rianto Hidjaja Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Jumlah
2010 Persentase pemilikan %
Jumlah modal disetor
373.800.000 350.200.000 341.788.300 292.600.000 30.800.000 14.000.000 5.600.000 5.600.000 118.182.700
24,39% 22,85% 22,30% 19,09% 2,01% 0,91% 0,37% 0,37% 7,71%
186.900.000.000 175.100.000.000 170.894.150.000 146.300.000.000 15.400.000.000 7.000.000.000 2.800.000.000 2.800.000.000 59.091.350.000
1.532.571.000
100,00%
766.285.500.000
Jumlah saham
Nama pemegang saham
Abernova Overseas Limited Mercury Capital International Inc Novatex International Limited PT Panasia Synthetic Abadi Awong Hidjaja Henry Hidjaja Janto Hidjaja Rianto Hidjaja Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Jumlah
2009 Persentase pemilikan %
Jumlah modal disetor
356.571.000 350.200.000 293.800.000 292.600.000 30.800.000 14.000.000 5.600.000 5.600.000 183.400.000
23,27% 22,85% 19,17% 19,09% 2,01% 0,91% 0,37% 0,37% 11,97%
178.285.500.000 175.100.000.000 146.900.000.000 146.300.000.000 15.400.000.000 7.000.000.000 2.800.000.000 2.800.000.000 91.700.000.000
1.532.571.000
100,00%
766.285.500.000
Berdasarkan akta jual beli saham No. 2 tanggal 29 Juni 2010 dari H Eko Sugiarto, SH, M.Kn., notaris di Bekasi, para pemegang saham menyetujui pengalihan 276.571.000 saham Abernova Overseas Limited kepada Prime Invesco Limited. Berdasarkan akta jual beli saham No. 3 tanggal 29 Juni 2010 dari H Eko Sugiarto, SH, M.Kn., notaris di Bekasi, para pemegang saham menyetujui pengalihan 80.000.000 saham Abernova Overseas Limited kepada Novatex International Limited.
25
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 13.
AGIO SAHAM Akun ini merupakan jumlah selisih lebih penerbitan saham di atas nilai nominal dengan mutasi sebagai berikut: Jumlah Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum perdana masyarakat tahun 1990 Pembagian saham bonus tahun 1991 Penawaran umum terbatas kepada pemegang saham tahun 1993 Pembagian saham bonus tahun 1996 Penerbitan saham baru sehubungan dengan konversi hutang tahun 2004 Saldo Agio Saham Pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
14.
75.250.000.000 (57.000.000.000) 76.000.000.000 (76.000.000.000) 4.325.500.000 22.575.500.000
PENJUALAN BERSIH 2010
2009
Lokal Ekspor Retur dan potongan penjualan
522.412.375.064 142.372.632.827 (2.792.623.175)
624.465.799.028 316.095.439.830 (3.120.705.960)
Jumlah Penjualan Bersih
661.992.384.716
937.440.532.898
42,93% dan 46,11% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 dilakukan dengan pihak hubungan istimewa - Catatan 18. Rincian penjualan kepada pihak hubungan istimewa dan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih adalah sebagai berikut: 2010
2009
Pihak hubungan istimewa PT Sinar Pantja Djaja PT Panasia Synthetic Abadi PT Novawool PT Panasia Filament Inti Tbk PT Panasia Intertraco PT Fiberindo Inti Prima
235.097.905.898 46.627.363.451 1.865.420.844 304.061.619 247.802.605 40.970.000
259.553.711.717 66.042.793.222 69.848.550.711 36.132.328.000 616.232.520 40.728.524
Jumlah
284.183.524.417
432.234.344.694
26
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 14.
PENJUALAN BERSIH - Lanjutan 2010 Pihak ketiga - masing-masing dengan jumlah penjualan dalam setahun yang melebihi 10% dari penjualan bersih Jumlah Penjualan
-
-
284.183.524.417
432.234.344.694
Persentase penjualan kepada pihak hubungan istimewa terhadap penjualan bersih
15.
2009
46,11%
42,93%
BEBAN POKOK PENJUALAN 2010
2009
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
423.305.464.113 22.734.682.445 175.871.258.642
533.854.812.719 27.927.008.009 269.771.596.232
Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses: Awal tahun Akhir tahun
621.911.405.200
831.553.416.960
31.633.938.761 (28.190.248.418)
22.622.323.773 (31.633.938.761)
Beban Pokok Produksi Persediaan barang jadi: Awal tahun Pembelian Akhir tahun
625.355.095.543
822.541.801.972
78.973.258.209 7.347.871.031 (98.850.927.344)
118.226.325.960 35.085.205.790 (78.973.258.209)
Beban Pokok Penjualan
612.825.297.439
896.880.075.513
1,94% dan 9,45% dari jumlah pembelian masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 dilakukan dengan pihak hubungan istimewa - Catatan 18. Rincian pembelian dari pihak hubungan istimewa dan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebagai berikut: 2010
2009
Pihak hubungan istimewa PT Panasia Filament Inti Tbk PT Sinar Pantja Djaja PT Panasia Intertraco PT Novawool PT Fiberindo Inti Prima
10.338.038.124 487.615.272 63.292.984 5.267.966 992.455
78.458.872.649 80.812.020 71.335.716 -
Jumlah
10.895.206.801
78.611.020.385
27
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 15.
BEBAN POKOK PENJUALAN - Lanjutan 2010 Pihak ketiga - masing-masing dengan jumlah pembelian dalam setahun yang melebihi 10% dari pembelian bersih PT Amoco Mitsui PTA Indonesia PT MC Indonesia
322.034.083.768 116.469.932.351
370.828.364.180 100.477.583.656
Jumlah
438.504.016.119
471.305.947.836
Jumlah Pembelian
449.399.222.920
549.916.968.221
Persentase pembelian dari pihak hubungan istimewa terhadap pembelian bersih
16.
2009
9,45%
1,94%
BEBAN USAHA Beban Penjualan 2010
2009
Pengiriman Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Lain-lain
12.770.966.287 1.551.180.143 228.851.482 144.859.176
23.280.257.060 1.140.477.628 318.820.848 120.243.218
Jumlah
14.695.857.088
24.859.798.754
Beban Umum dan Administrasi 2010 Gaji dan tunjangan Makanan dan minuman Beban penyisihan atas imbalan kerja - Catatan 10 Pajak dan perijinan Asuransi Penyusutan - Catatan 7 Telepon, listrik dan air Iuran, sumbangan dan perjamuan Keperluan kantor Perjalanan dinas Alat tulis, cetakan dan benda pos Jasa profesional Lain-lain Jumlah
28
2009
3.428.994.154 2.316.256.562 1.635.941.329 1.551.086.437 797.638.865 702.713.978 687.526.247 658.214.431 415.778.454 341.121.037 338.430.877 289.778.189 277.517.737
3.089.467.759 3.067.717.420 1.701.221.840 615.633.384 1.228.510.689 869.839.764 732.471.473 653.968.158 791.143.495 446.193.273 460.126.449 273.398.636 267.551.241
13.440.998.297
14.197.243.581
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 17.
BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN 2010
18.
2009
Beban bunga: Hutang bank Lainnya Administrasi dan provisi bank
13.957.829.635 687.227.957 1.391.828.910
18.389.566.605 786.694.372 1.783.860.656
Jumlah
16.036.886.502
20.960.121.633
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa a.
Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya serta pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan adalah PT Panasia Intertraco, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Sinar Pantja Djaja, PT Fiberindo Inti Prima dan PT Novawool.
b.
PT Panasia Synthetic Abadi merupakan pemegang saham Perusahaan dengan kepemilikan saham lebih dari 5%.
Transaksi-transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain: a.
42,93% dan 46,11% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada tahun 2010 dan 2009, merupakan penjualan kepada pihak hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 1,42% dan 8,61% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
b.
1,94% dan 9,45% dari jumlah pembelian masing-masing pada tahun 2010 dan 2009, merupakan pembelian dari pihak hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, hutang atas pembelian tersebut telah dilunasi pada tahun-tahun yang bersangkutan.
c.
Perusahaan juga melakukan pembiayaan terlebih dahulu terhadap PT Panasia Filament Inti Tbk sebesar Rp 17.113.224.292 dan Rp 15.285.997.557 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Pada tanggal neraca, piutang tersebut dicatat sebagai piutang hubungan istimewa yang meliputi 1,69% dan 1,40% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
29
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 18.
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA - Lanjutan Transaksi-transaksi Hubungan Istimewa - Lanjutan
19.
d.
Perusahaan menyewa gedung pabrik seluas 21.328 m2 milik PT Panasia Filament Inti Tbk yang berlokasi di Jl. Mochammad Toha, Bandung dengan nilai sewa sebesar Rp 360.000.000 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. Beban atas sewa ini dicatat sebagai biaya pabrikasi.
e.
Aset tetap tertentu milik PT Panasia Filament Inti Tbk berupa tanah, bangunan, mesin dan peralatan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka panjang - Catatan 9.
f.
PT Panasia Synthetic Abadi merupakan penjamin atas pinjaman hutang bank jangka panjang Perusahaan kepada BRI - Catatan 9.
INFORMASI SEGMEN Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, Perusahaan dibagi dalam dua kelompok segmen sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: polimerisasi, twisting, spinning dan industri tekstil. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha: 2010 Pendapatan Penjualan bersih Hasil Hasil segmen Beban usaha
Polimerisasi, twisting dan spinning
Industri tekstil
Gabungan
625.942.497.430
36.049.887.286
661.992.384.716
65.365.934.411
(16.198.847.134)
49.167.087.277 28.136.855.385
Laba usaha
21.030.231.892
Beban bunga dan keuangan Penghasilan lain-lain - bersih
(16.036.886.502) 67.979.538
Laba sebelum pajak Beban pajak
5.061.324.928 (3.870.717.350)
Laba dari aktivitas normal INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
1.190.607.578
309.301.557.065
Jumlah Aset
-
309.301.557.065 705.001.817.202 1.014.303.374.267
30
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 19.
INFORMASI SEGMEN - Lanjutan Segmen Usaha - Lanjutan 2010
Polimerisasi, twisting dan spinning
Industri tekstil
KEWAJIBAN Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan Pengeluaran modal Penyusutan
465.702.102.837
30.806.854.080
2009 Pendapatan Penjualan bersih Hasil Hasil segmen Beban usaha
Polimerisasi, twisting dan spinning
79.638.479
Industri tekstil
Gabungan
204.094.508.399
937.440.532.898
21.958.574.554
18.601.882.831
40.560.457.385 39.057.042.335 1.503.415.050
Beban bunga dan keuangan Penghasilan lain-lain - bersih
(20.960.121.633) 20.466.880.973
Laba sebelum pajak Beban pajak
1.010.174.390 (449.184.807)
Laba dari aktivitas normal
560.989.583
598.381.673.402
65.994.343.218
Jumlah Aset
664.376.016.620 425.337.229.257 1.089.713.245.877
KEWAJIBAN Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan Pengeluaran modal Penyusutan
7.897.032.122 30.886.492.559
733.346.024.499
Laba usaha
INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
Gabungan
542.302.582.025
44.666.380.557
31
6.700.061.690
5.122.101.350 51.366.442.247
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 19.
INFORMASI SEGMEN - Lanjutan Segmen Geografis Berikut ini adalah jumlah penjualan Perusahaan berdasarkan pasar geografis tanpa memperhatikan tempat diproduksinya barang: 2010
20.
2009
Pasar Geografis Indonesia Asia Amerika Eropa Timur Tengah Australia Afrika
520.038.414.413 49.502.260.416 35.229.688.898 26.050.387.526 22.269.188.915 4.529.300.564 4.373.143.984
623.090.498.713 33.785.834.453 67.888.525.617 20.395.290.070 180.865.447.538 4.605.054.811 6.809.881.696
Jumlah
661.992.384.716
937.440.532.898
ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut: 2010 S$
US$
EUR
JPY
Ekuivalen dalam Rp
CHF
Aset Kas dan bank Piutang usaha
-
453.054,16 6.043.416,17
428,61 -
-
-
4.078.534.324 54.336.354.771
Jumlah
-
6.496.470,33
428,61
-
-
58.414.889.095
Kewajiban Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang bank jangka panjang
-
19.496.863,50 62.927,46 19.235.531,71
43.614,77 -
70.000,00 -
-
175.825.469.060 565.780.793 172.946.665.605
Jumlah
-
38.795.322,67
43.614,77
70.000,00
-
349.337.915.457
Bersih
-
(32.298.852,34)
(43.186,16)
(70.000,00)
-
(290.923.026.362)
32
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 20.
ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING - Lanjutan 2009 S$
21.
US$
EUR
JPY
Ekuivalen dalam Rp
CHF
Aset Kas dan bank Piutang usaha
-
251.052,40 4.163.256,60
430,60 -
-
-
2.365.709.833 39.134.612.074
Jumlah
-
4.414.309,00
430,60
-
-
41.500.321.907
Kewajiban Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang bank jangka panjang
69.485,76 -
20.156.424,75 571.733,84 20.591.324,71
51.267,49 -
943.650,00 -
706,00 -
190.730.841.274 5.374.298.096 193.558.452.274
Jumlah
69.485,76
41.319.483,30
51.267,49
943.650,00
706,00
389.663.591.644
Bersih
(69.485,76)
(36.905.174,30)
(50.836,89)
(943.650,00)
(706,00)
(348.163.269.737)
KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Kewajiban keuangan utama Perusahaan terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan hutang bank. Tujuan utama dari instrumen keuangan ini adalah untuk membiayai kegiatan operasional Perusahaan. Perusahaan juga mempunyai aset keuangan seperti kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, penyertaan saham dan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko fluktuasi mata uang asing, risiko tingkat bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Berikut adalah penjelasan masing-masing risiko dan kebijakan yang disetujui Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut: a.
Risiko mata uang asing Mata uang pelaporan adalah Rupiah. Kinerja keuangan Perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi dalam nilai tukar mata uang Rupiah dan Dolar AS. Perusahaan akan menghadapi risiko mata uang asing jika pendapatan dan pembelian Perusahaan dalam mata uang asing tidak seimbang dalam hal jumlah atau pemilihan waktu. Saat ini, Perusahaan tidak mengimplementasikan kebijakan formal lindung nilai untuk laju pertukaran mata uang asing.
b.
Risiko tingkat bunga Perusahaan terekspos terhadap risiko tingkat suku bunga karena pendanaan Perusahaan memiliki tingkat suku bunga mengambang. Untuk mengelola risiko tingkat bunga, Perusahaan memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan campuran yang sesuai tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap.
33
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 21.
KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN - Lanjutan c.
Risiko kredit Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan. Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada rekening bank, piutang usaha dan lain-lain. Perusahaan menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Perusahaan memiliki kebijakan untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dengan meminimalkan kerugian yang terjadi karena eksposur risiko kredit. Karena itu, Perusahaan memiliki kebijakan untuk memastikan bertransaksi dengan pelanggan yang memiliki sejarah dan reputasi kredit yang baik. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit.
d.
Risiko likuiditas Perusahaan mengelola likuiditasnya dalam membiayai modal kerja dan melunasi hutang yang jatuh tempo dengan menyediakan kas dan bank yang cukup. Untuk itu, Perusahaan secara berkala menyusun dan mengevaluasi anggaran atau proyek arus kas dan realisasinya.
Nilai tercatat bruto untuk aset keuangan termasuk kas dan bank, piutang usaha serta piutang lainnya dan nilai tercatat kewajiban keuangan yang meliputi hutang usaha, hutang lainnya dan pinjaman, mendekati nilai wajarnya karena dampak dari diskonto yang tidak signifikan. 22.
RENCANA MANAJEMEN Pemulihan perekonomian ke kondisi yang sehat dan stabil sangat tergantung pada kebijakan fiskal dan moneter yang terus menerus diupayakan oleh Pemerintah untuk menyehatkan ekonomi - suatu tindakan yang berada diluar kendali Perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak dari masa depan kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan, termasuk dampak mengalirnya dana investor, pelanggan dan pemasok ke dan dari Perusahaan. Namun demikian, manajemen memiliki ekspektasi yang wajar bahwa Perusahaan akan dapat mengelola risiko usaha dengan baik walau dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti saat ini, dengan merencanakan: a. Konsentrasi pada produk yang banyak diminati pasar (benang fiber). b. Efisiensi di bidang produksi maupun pengelolaan keuangan. c. Diversifikasi usaha dibidang lain. Manajemen berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usahanya dalam waktu mendatang yang dapat diduga secara pantas. Oleh karena itu, dasar kelangsungan usaha tetap digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
34
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 23.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah menerbitkan beberapa standar akuntansi revisi. Diantaranya, terdapat beberapa standar akuntansi yang mungkin berdampak terhadap laporan keuangan Perusahaan, sebagai berikut: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 PSAK PSAK 26 (Revisi 2008) PSAK 50 (Revisi 2006) PSAK 55 (Revisi 2006)
Referensi Biaya Pinjaman Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
IAPI telah mencabut beberapa PSAK sebagai berikut: ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
PPSAK 1 - Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol PPSAK 2 - Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang PPSAK 3 - Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah PPSAK 4 - Pencabutan PSAK 31: Akuntansi Perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana PPSAK 5 - Pencabutan ISAK 6: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 PSAK PSAK 1 (Revisi 2009) PSAK 2 (Revisi 2009) PSAK 4 (Revisi 2009) PSAK 5 (Revisi 2009) PSAK 12 (Revisi 2009) PSAK 15 (Revisi 2009) PSAK 25 (Revisi 2009) PSAK 48 (Revisi 2009) PSAK 57 (Revisi 2009) PSAK 58 (Revisi 2009) SAK ETAP
Referensi Penyajian Laporan Keuangan Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri Segmen Operasi Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama Investasi Pada Entitas Asosiasi Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan Penurunan Nilai Aset Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
IAPI telah mengeluarkan beberapa Interpretasi PSAK (ISAK) sebagai berikut: ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
ISAK 7 (Revisi 2009) - Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (EBK) ISAK 9 - Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restrorasi dan Liabilitas Serupa ISAK 10 - Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11 - Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12 - Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer 35
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Disajikan dalam Rupiah 24.
PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 21 Maret 2011.
***** 21032011pi10 *****
36