Halaman 2
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 MARET 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 ( DIAUDIT)
ASET
Catatan
31 Maret 2012 Rp
2011 Rp
ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga (Setelah dikurangi cadangan penurunan nilai per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar Rp 5,112,488,092 ) Pihak berelasi Piutang lain-lain - Pihak berelasi Persediaan Pajak Dibayar di Muka Uang muka dan biaya dibayar di muka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 31 Maret 2012 dan Desember 2011 masing-masing sebesar Rp. 106,515,082,074 dan Rp 105,945,746,127 ) Dana yang dibatasi penggunaannya Aset Lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
2.b, 2.m, 3, 23, 24,31
56,878,314,088
58,314,507,899
16,724,706,695 11,093,585,830 16,546,000 4,693,702,696 695,504,000 5,764,041,233 95,866,400,542
16,745,298,265 9,730,491,004 22,764,000 9,631,327,880 1,395,451,585 3,892,019,094 99,731,859,727
4,615,382,573
4,444,198,323
7,160,401,029 14,436,733,208 132,700,000 26,345,216,810 122,211,617,352
6,734,505,904 14,141,413,623 132,700,000 25,452,817,850 125,184,677,577
4, 23, 24
2.m, 4, 24 2.m, 2.n, 24, 2.d, 5 2.i, 7.a 2.e, 6, 23
2.i, 7.c 2.f, 8
10, 23 2.g, 9
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 3
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 MARET 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 ( DIAUDIT)
LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan
LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang usaha - pihak ketiga Hutang pajak Bagian jangka pendek dari sewa pembiayaan Liabilitas jangka pendek lainnya Jumlah Liabilitas Lancar LIABILITAS JANGKA PANJANG Hutang bank Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Jumlah Liabilitas Tidak Lancar JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan Modal saham Modal Dasar 220,000,000 lembar dengan nilai nominal Rp 500 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 181,035,556 lembar saham Agio saham Saldo laba Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
31 Maret 2012 Rp
2011 Rp
11, 23, 24 7.i, 7.d
3,756,083,340 45,174,418
8,432,564,507 68,331,228
2.m, 12, 24 13, 24, 26
-498,225,440 4,299,483,198
52,208,331 351,104,373 8,904,208,439
2.m, 12, 24 2.k, 22
649,445,335 4,964,431,862 5,613,877,197 9,913,360,395
-4,964,431,862 4,964,431,862 13,868,640,301
90,517,778,000 803,458,000 20,977,020,957 112,298,256,957 122,211,617,352
90,517,778,000 803,458,000 19,994,801,276 111,316,037,276 125,184,677,577
14
15
--
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 4 PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
Catatan/ Note
31 Maret 2012 Rp
31 Maret 2011 Rp
PENDAPATAN USAHA - BERSIH
2.h, 16
15,408,981,322
11,373,122,673
HARGA POKOK PENJUALAN
2.h, 17
(13,781,620,645)
(9,344,414,097)
1,627,360,677
2,028,708,576
(562,327,130) (1,507,669,334) 845,575,527 243,999,232 (35,296,144) (607,397) 200,000,000
(671,709,210) (1,470,808,879) 261,485,118 (3,697,617,700) (32,348,104) 2,880,056
811,035,431
(3,579,410,143)
-(171,184,250) (171,184,250) 982,219,681
-(171,184,250) (171,184,250) (3,408,225,893)
LABA BRUTO Beban Penjualan Beban umum dan administrasi Pendapatan bunga Laba (Rugi) selisih kurs Beban bunga dan keuangan Denda pajak Lain-lain - bersih LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Beban Pajak Penghasilan LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
2.h, 19.a 2.h, 19.b 20 21 8
2.1, 7.b
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
--
--
982,219,681
(3,408,225,893)
LABA (RUGI) YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik Perusahaan
982,219,681
(3,408,225,893)
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik Perusahaan
982,219,681
(3,408,225,893)
5
(19)
Laba Rugi Per Saham Dasar Dasar
2.l, 30 Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 5
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 ( TIDAK DIAUDIT)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Rp SALDO PER 31 Desember 2010 Jumlah rugi komprehensif di tahun berjalan
90,517,778,000
Agio Saham
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
Rp
Rp
Rp
803,458,000
37,164,562,703
128,485,798,703
--
--
(3,408,225,893)
(3,408,225,893)
SALDO PER 31 Maret 2011
90,517,778,000
803,458,000
33,756,336,810
125,077,572,810
SALDO PER 31 DESEMBER 2011
90,517,778,000
803,458,000
19,994,801,276
111,316,037,276
Jumlah rugi komprehensif di tahun berjalan SALDO PER 31 Maret 2012
-90,517,778,000
-803,458,000
982,219,681 20,977,020,957
982,219,681 112,298,256,957
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 6
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 ( TIDAK DIAUDIT) 31 Maret 2012 Rp Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan dan direksi Pembayaran kas untuk beban pabrik dan beban usaha Pembayaran uang muka Pembayaran pajak Pembayaran beban bunga Pembayaran beban bank/ (impor) Penerimaan pendapatan lain-lain Penerimaan/ (pembayaran) pinjaman karyawan Arus kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Penambahan aset tetap Penerimaan/ (pembayaran) deposito jangka pendek Penerimaan bunga deposito dan jasa giro Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan/ (pembayaran) hubungan istimewa Penerimaan/ (pembayaran) hutang bank Pembayaran hutang sewa pembiayaan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (Penurunan)/ kenaikan bersih kas dan setara kas Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
31 Maret 2011 Rp
15,641,946,579 (11,005,730,493) (1,188,126,603)
7,607,590,435 (5,072,161,701) (1,163,830,893)
(3,413,657,559) (1,872,752,145) -(17,244,104) (18,052,040) 200,000,000 6,218,000
(1,969,185,147) (287,550,982) (14,487,669) (17,860,435) 2,880,056 3,875,000
(1,667,398,365)
(910,731,336)
(1,064,438,280)
(5,670,000)
(167,559,716) 845,575,527
(1,989,780,965) 261,485,118
(386,422,469)
(1,733,965,847)
-649,445,335 (52,208,331)
(139,650,478) -(52,208,331)
597,237,004
(191,858,809)
(1,456,583,830)
(2,836,555,992)
20,390,019 58,314,507,899
-10,064,246,347
56,878,314,088
7,227,690,355
Halaman 7
PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 (Tidak Diaudit) DAN 31 Desember 2011 ( Diaudit) 31 MARET 2012 DAN 2011 (Tidak Diaudit)
1.
UMUM
1.a Latar Belakang Perusahaan PT Intanwijaya Internsional Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”), sebelumnya bernama PT Intan Wijaya Chemical Industry Tbk, didirikan di Banjarmasin berdasarkan Akta Notaris Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H., No. 64 tanggal 14 Nopember 1981. Akta ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-3185-HT.01.01.Th 82 tanggal 24 Desember 1982. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 69 tanggal 17 Juni 2011 yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Linda Kenari, S.H.M.H., tentang perubahan susunan pengurus. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, pengurusan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia masih dalam proses. Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama dalam bidang manufaktur formaldehyde. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kegiatan utama industri formaldehyde resin (perekat kayu). Lokasi pabrik berada di kota Banjarmasin. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987. 1.b Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan pengurus Perusahaan pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : a. Komisaris Utama b. Komisaris c. Komisaris Independen
: Tn. Tamzil Tanmizi : Tn. Marzuki Tanmizi : Tn. I. Nyoman Sudjana
d. e. f. g.
: Tn. Ong Triyono : Tn. Tazran Tanmizi : Tn. Trenggono Nugroho : Tn. David Bingei
Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
Jumlah kompensasi yang diterima oleh Direksi dan Komisaris pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 1,210,508,000 dan Rp 1,197,508,000. Jumlah karyawan Perusahaan pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 rata-rata 68 dan 72 orang (dalam jumlah penuh)
1.c Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 1 Juni 1990, berdasarkan Surat Izin Emisi Saham No. SI-115/SHM/MK.10/1990 Perusahaan telah memperoleh izin untuk menawarkan saham kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 4,000,000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,-
Halaman 8
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”). 2.a Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan dan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokan arus kas ke dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Untuk keperluan penyajian atas laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari saat perolehan, selama tidak dijaminkan dan dibatasi penggunaannya. Pada 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas dan bank. Untuk penyajian komparatif, laporan arus kas telah disajikan kembali (lihat Catatan 31). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Standar Akuntansi Baru Berikut ini adalah perubahan standar akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2011: 1.
PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. Standar yang direvisi melarang penyajian penghasilan dan beban (yakni “perubahan ekuitas nonpemilik”) dalam laporan perubahan ekuitas, mengharuskan “perubahan ekuitas nonpemilik” disajikan terpisah dari perubahan ekuitas pemilik. Seluruh “perubahan ekuitas nonpemilik” disajikan dalam suatu laporan kinerja. Perusahaan dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.
2.
PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan pengungkapan segmen operasi entitas dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang disampaikan kepada pengambil keputusan operasional.
3.
PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan Laporan keuangan telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi (lihat Catatan 2.n). Berikut ini adalah standar akuntansi keuangan, dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:
Halaman 9 - PSAK/SFAS No. 2 (Revisi/Revised 2009) - PSAK/SFAS No. 4 (Revisi/Revised 2009) -
PSAK/SFAS No. 8 (Revisi/Revised 2010) PSAK/SFAS No. 12 (Revisi/Revised 2009) PSAK/SFAS No. 15 (Revisi/Revised 2009) PSAK/SFAS No. 19 (Revisi/Revised 2010) PSAK/SFAS No. 22 (Revisi/ Revised PSAK/SFAS No. 23 (Revisi/Revised 2010) PSAK/SFAS No. 25 (Revisi/Revised 2009)
- PSAK/SFAS No. 48 (Revisi/Revised 2009), - PSAK/SFAS No. 57 (Revisi/Revised 2009) - PSAK/SFAS No. 58 (Revisi/Revised 2009) - ISAK/ISFAS No. 7 (Revisi/Revised 2009) - ISAK/ISFAS No. 9 - ISAK/ISFAS No. 10 - ISAK/ISFAS No. 11 - ISAK/ISFAS No. 17
: Laporan Arus Kas : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama : Investasi pada Entitas Asosiasi : Aset tak Berwujud : Kombinasi Bisnis : Pendapatan : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan : Penurunan Nilai Aset : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus : Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi,Restorasi dan Liabilitas Serupa : Program Loyalitas Pelanggan : Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar akuntansi keuangan, dan interpretasi standar yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012: -
:
PSAK/SFAS No. 10 (Revisi/Revised 2010)
: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
- PSAK/SFAS No. 18 (Revisi/Revised 2010)
: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
-
PSAK/SFAS No. 24 (Revisi/Revised 2010)
: Imbalan Kerja
-
PSAK/SFAS No. 34 (Revisi/Revised 2010) PSAK/SFAS No. 46 (Revisi/Revised 2010)
: Kontrak Konstruksi : Pajak Penghasilan
- PSAK/SFAS No. 50 (Revisi/Revised 2010) - PSAK/SFAS No. 53 (Revisi/Revised 2010)
: Instrumen Keuangan: Penyajian : Pembayaran Berbasis Saham
-
PSAK/SFAS No. 60 PSAK/SFAS No. 61
-
PSAK/SFAS No. 63 ISAK/IFAS No. 13 ISAK/IFAS No. 15
-
ISAK/IFAS No. 16 ISAK/IFAS No. 18
-
ISAK/IFAS No. 20
-
ISAK/IFAS No. 23 ISAK/IFAS No. 24
: Instrumen Keuangan: Pengungkapan : Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah : Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri : PSAK/SFAS No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya : Perjanjian Konsesi Jasa : Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik spesific dengan Aktivitas Operasi : Pajak Penghasilan - Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang Saham Entitas : Sewa Operasi – Insentif : Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa.
2.b. Kas dan Setara Kas Perusahaan mengelompokkan sebagai kas dan setara kas untuk semua kas dan bank serta deposito berjangka dengan masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dan tidak dijaminkan.
Halaman 10 2.c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dikonversi ke dalam Rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
1 Dollar Amerika Serikat ( USD ) 1 Dollar Australia ( AUD )
31 Maret 2012 Rp. 9,150.00 9,500.00
2011 Rp. 9,068.00 9,202.68
Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan liabilitas dalam mata uang asing dicatat sebagai laba atau rugi komprehensif tahun berjalan. 2.d. Persediaan Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode rata-rata. 2.e. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. 2.f. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Aset tetap disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). Taksiran masa manfaat ekonomis untuk masing-masing aset tetap adalah sebagai berikut: Tahun Bangunan dan parasarana Mesin dan peralatan Peralatan pengangkutan Peralatan kantor
20 10 5 – 10 5
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut. Biaya-biaya yang sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, harga perolehan berikut akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk periode/ tahun bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap, akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. 2.g. Aset Lain-lain Jaminan disajikan dalam kelompok aset lain-lain. 2.h. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui sesuai dengan persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination ). Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).
Halaman 11
2.i. Pajak Penghasilan Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal dimasa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Manajemen memperkirakan pajak tangguhan yang berasal dari rugi fiskal tersebut memiliki masa manfaat selama 5 (lima) tahun. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun/periode yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 2.j. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham yang mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal dan biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan saham di bursa efek serta biaya promosi dikurangkan dari hasil penerimaan emisi saham dan disajikan di sisi ekuitas. 2.k. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit . Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan berkomitmen untuk: (i) memberhentikan seorang atau sekelompok karyawan sebelum tanggal pensiun normal; atau (ii) menyediakan pesangon bagi karyawan yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. 2.l. Laba Per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian mempertimbangkan pula instrumen keuangan lain yang diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan. 2.m. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Halaman 12 Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain pihak berelasi dan pihak ketiga, dan uang jaminan yang dicatat sebagai bagian dari aset tidak lancar lainnya. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian laporan perubahan ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham. Perusahaan tidak memiliki instrumen ekuitas.
Halaman 13 Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang, hutang usaha - pihak ketiga, dan biaya yang masih harus dibayar. Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai. Beberapa bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.
Halaman 14 Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas. Reklasifikasi Aset Keuangan Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrument keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL. Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya. 2.n Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya (“Perusahaan pelapor”):
Halaman 15
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut: a) b) c)
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor, memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor, atau personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor.
Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: a) Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya perusahaan induk,
entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain). Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana perusahaan lain tersebut adalah anggotanya). c) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. d) Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah perusahaan asosiasi dari perusahaan ketiga. e) Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu Perusahaan b)
pelapor atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang menyelenggarakan program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan Perusahaan pelapor. Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a). g) Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau personil manajemen f)
kunci perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan). 2.o Informasi Segmen Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan operasional. Pengambil keputusan oeprasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.
3.
KAS DAN SETARA KAS 31 Maret 2012 Rp
Kas Jumlah kas Bank Rupiah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank ICBC Jumlah
2011 Rp
472,766,805 472,766,805
175,373,289 175,373,289
616,872,376 477,210,542 177,143,278 119,032,132 2,500,000 1,392,758,328
2,798,156,122 186,827,779 116,962,303 314,699,452 3,416,645,656
Halaman 16
Dollar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Maret 2012: USD 66,642.15; Desember 2011: USD 33,190.03) PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (Maret 2012: USD 399,884.07; Desember 2011: USD 302,426.95) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Maret 2012: USD 33,703.66; Desember 2011: USD 56,541.99) PT ANZ Panin Bank (Desember 2011: USD 15.71) Jumlah Jumlah bank
609,775,673
301,000,382
3,658,939,241
2,742,710,010
308,388,489
512,779,307
-4,577,103,403 5,969,861,731
142,474 3,556,632,173 6,973,277,829
Deposito Berjangka Rupiah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank ICBC PT Bank Danamon Indonesia Tbk Jumlah
31,223,361,157 18,291,088,444 49,514,449,601
32,160,352,676 18,028,386,231 50,188,738,907
Dollar Amerika Serikat PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (Desember 2011: USD 10,989.42 ) Jumlah
-
99,663,105 99,663,105
921,235,951 921,235,951
877,454,769 877,454,769
Jumlah deposito
50,435,685,552
51,066,193,676
Jumlah Kas dan Setara Kas
56,878,314,088
58,314,507,899
Tingkat suku bunga Rupiah Dollar Amerika Serikat Dollar Australia
7% - 7.25% 2.25% - 2.50% 4.85% - 5.00%
7.25% 2.25% - 2.50% 4.85% - 5.00%
Dollar Australia PT ANZ Panin Bank (Maret 2012: AUD 96,972.21;Desember 2011: AUD 96,059.63) Jumlah
Perusahaan tidak memiliki relasi dengan bank dimana kas dan deposito berjangka tersebut ditempatkan.
4.
Piutang Usaha – Pihak Ketiga Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut:
Halaman 17
31 Maret 2012 Rp Pihak Ketiga PT Unggul Summit Particle Board Industry PT Gunung Meranti Raya Plywood PT Tunggal Yudhi Samwill Plywood PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk Young Way Trading Company Limited PT Superchemie PT Iodine Sepakat Orbit PT Falcata Gemilang PT Darma Putra PT Goutama Sinar Batuah Lain-lain (Masing-masing di bawah Rp 100 juta) Jumlah Pihak Berelasi Cadangan penurunan nilai Piutang usaha - bersih
2011 Rp
11,990,400,106 4,529,021,235 4,480,244,745 523,049,960 181,993,500 75,747,195 24,623,219 11,556,227 -
11,990,400,106 4,529,021,235 4,480,244,745 523,049,960 -75,102,183 --212,098,850 26,343,240
20,558,600 21,837,194,787
21,526,038 21,857,786,357
11,093,585,830 (5,112,488,092) 27,818,292,525
9,730,491,004 (5,112,488,092) 26,475,789,269
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp Lancar > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan - 12 bulan > 12 bulan
5,062,121,687 6,248,700,522 --16,507,470,316 27,818,292,525
2011 Rp 10,057,311,314 ---16,418,477,955 26,475,789,269
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp Lokal - Rupiah Ekspor Dollar Amerika Serikat (Maret 2012: USD 3,040,250.55; Desember 2011: USD 2,817,333.20)
2011 Rp
8,250,000
8,250,000
27,810,042,525 27,818,292,525
26,467,539,269 26,475,789,269
Pada 31 Desember 2011, Perusahaan telah menghapusbukukan piutang usaha kepada PT Hendratna Plywood sebesar Rp. 7.034.303.435 karena Perusahaan tersebut telah dinyatakan pailit beedasarkan Putusan Pengadilan No.16/Pailit/2010/PN/.Niaga.Jkt,Pst tanggal 7 April 2010. Pada 31 Desember 2010, Perusahaan telah menghapusbukukan piutang usaha kepada PT Daya Sakti Unggul sebesar Rp 14,140,717,613 karena Perusahaan tersebut telah dinyatakan pailit berdasarkan Putusan Pengadilan No.48/Pailit/2009/PN Niaga.Jkt.Pst tanggal 14 September 2009.
Halaman 18 Perusahaan telah mengakui rugi penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp 5.112.488.092,- berdasarkan estimasi manajemen terhadap bukti objektif adanya penurunan nilai.
5.
Persediaan 31 Maret 2012 Rp Barang jadi dan barang setengah jadi Bahan baku dan bahan pembantu Lain-lain Jumlah
2,282,333,690 1,912,954,687 498,414,319 4,693,702,696
2011 Rp 3,083,365,535 6,206,339,063 341,623,282 9,631,327,880
Perusahaan telah mengasuransikan persediaan dan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya sesuai dengan banker clause berdasrkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar USD 10,250,000. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran dan risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan.
6.
Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka
31 Maret 2012 Rp a. Uang muka Pembelian aset tetap Subjumlah uang muka b. Biaya dibayar di muka Asuransi Lain-lain Subjumlah biaya dibayar di muka
2011 Rp
5,579,624,533 5,579,624,533
3,800,122,478 3,800,122,478
122,074,201 62,342,499 184,416,700 5,764,041,233
80,451,616 11,445,000 91,896,616 3,892,019,094
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pembelian 1 unit Coal Fired Fluidized Bed Thermal Oil Heater sebesar US$ 678,523.35 kepada PT Basuki Pratama Engireeng dan telah membayarkan uang muka sebesar USD 644,597.18 atau 95 % Lain-lain diatas adalah uang muka pada EDI, KSEI, BEI, Depnaker dan Samafitro untuk per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 7. PERPAJAKAN a.
Pajak Dibayar Dimuka Pajak dibayar dimuka terdiri dari : 31 Maret 2012 Rp Pajak pertambahan nilai Pajak Penghasilan : PPh Pasal 22- tahun 2011 PPh Pasal 22-tahun 2010 Jumlah
334,922,000 360,582,000 695,504,000
2011 Rp 699,947,585 334,922,000 360,582,000 1,395,451,585
Halaman 19
b. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Manfaat (beban) pajak penghasilan Perusahaan terdiri dari: 31 Maret 2012 Rp Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah
31 Maret 2011 Rp
-171,184,250 171,184,250
-171,184,250 171,184,250
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak adalah sebagai beikut
31 Maret 2012 Rp
31 Maret 2011 Rp
Laba Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif
811,035,431
Beda Waktu Penyusutan Pembayaran sewa guna usaha Jumlah
736,945,691 (52,208,331) 684,737,360
736,945,691 (52,208,331) 684,737,360
Beda Tetap Pajak lain-lain dan denda pajak Pendapatan Bunga Jumlah Laba Rugi fiskal sebelum kompensasi laba rugi fiskal
607,397 (845,575,528) (844,968,131) 650,804,660
-(665,420,775) (665,420,775) (3,560,093,557)
5,422,149,720 18,324,753,586 17,752,557,036
5,422,149,720 18,324,753,586 3,560,093,557
(650,947,134) 40,848,513,208
27,306,996,863
--
--
695,504,000 695,504,000 (695,504,000)
215,120,320 719,930,673 935,050,993 (935,020,993)
Rugi Fiskal Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Laba Fiskal Tahun 2012 Akumulasi rugi fiskal Taksiran Pajak Penghasilan Badan Pajak Dibayar Dimuka Pajak Penghasilan pasal 25 Pajak Penghasilan pasal 22 Jumlah Pajak Lebih Bayar
(3,579,410,142)
Rekonsiliasi antara manfaat (beban) pajak dan hasil perkalian laba (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Halaman 20
31 Maret 2012 Rp Laba Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif Rugi Perusahaan sebelum Pajak Penghasilan (pembulatan) Pajak Dihitung pada Tarif yang Berlaku Koreksi Fiskal Laba rugi fiskal Pajak Kini Pajak Tangguhan dari Perbedaan Temporer
c.
31 Maret 2011 Rp
811,035,431
(3,579,410,142)
811,035,431
(3,579,410,000)
202,758,858 (40,057,693) (162,701,165) --
894,852,500 (4,829,111) (890,023,389) --
171,184,250
171,184,250
Aset Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan laba rugi komersial dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Berdasarkan Undang-Undang Pajak No. 36/2008 pengganti dari Undang-Undang Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang telah ditetapkan. Rincian dari aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut : 31 Desember 2010
Dibebankan ke
31 Desember 2011
Laporan Laba Rugi Rp
Dibebankan ke
31 Maret 2012
Laporan Laba Rugi
Rp
Rp
Rp
Laba penjualan aset tetap
(29,400,000)
--
(29,400,000)
Beban manfaat karyawan
1,079,145,546
278,887,750
1,358,033,296
Depresiasi
3,441,347,683
(736,945,691)
2,704,401,992
Rp
--
(29,400,000) 1,358,033,296
184,236,250
2,888,638,242
Penyisihan penurunan nilai piutang usaha
127,705,178
953,122,023
1,080,827,201
Sewa guna usaha
(617,455,835)
(52,208,331)
(669,664,166)
(13,052,000)
1,080,827,201 (682,716,166)
Jumlah
4,001,342,572
966,449,464
4,444,198,323
171,184,250
4,615,382,573
Penggunaan aset pajak tangguhan yang diakui perusahaaan bergantung pada apakah laba fiskal yang dapat dihasilkan pada periode mendatang melebihi laba dari realisasi perbedaan temporer kena pajak yang telah ada. Penyisihan penilaian aset pajak tangguhan yang berasal dari rugi fiskal dibentuk karena karena tidak terdapat keyakinan yang cukup atas realisasi dari aset pajak tangguhan tersebut di masa yang akan datang. d. HUTANG PAJAK
Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Jumlah
31 Maret 2012 Rp. 1,020,627 37,762,236 6,391,555 45,174,418
2011 Rp. 62,629,452 5,701,776 68,331,228
Halaman 21
Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2009 yang terdiri dari: a.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00080/406/09/054/11 sebesar Rp 574,468,993;
b.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 26 No. 00012/204/09/054/11 sebesar Rp 512,864;
c.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00022/201/09/054/11 sebesar Rp 17,314,825;
d.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00058/203/09/054/11 sebesar Rp 20,024,115;
e.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 00142/207/09/054/11 sebesar Rp 9,844,003;
f.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 00143/207/09/054/11 sebesar Rp 2,952,000.
Seluruh tagihan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh dan PPN diatas telah dilunasi Perusahaan dengan kompensasi dari Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. 8. ASET TETAP 2011 Rp Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris Bangunan Dalam Proses Fondasi Thermal Heater Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Nilai Buku
Kurang/Reklas Rp
69,207,208 69,207,208
31 Maret 2012 Rp
1,057,939,486 7,585,540,520 90,445,469,030 9,977,500,811 2,240,832,538 111,307,282,385
835,000,000 6,541,200 841,541,200
477,969,646
222,897,080
895,000,000 112,680,252,031
1,064,438,280
69,207,208
895,000,000 113,675,483,103
6,610,504,106 86,772,873,946 9,877,508,209 2,192,609,866 105,453,496,127
40,502,945 519,201,015 30,292,362 3,796,833 593,793,155
69,207,208 69,207,208
6,581,799,843 87,292,074,961 9,907,800,571 2,196,406,699 105,978,082,074
492,250,000 105,945,746,127
44,750,000 638,543,155
69,207,208
537,000,000 106,515,082,074
-
6,734,505,904 2010 Rp
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris
Tambah/Reklas Rp
1,057,939,486 7,585,540,520 90,445,469,030 9,977,500,811 2,226,962,538 111,293,412,385
1,057,939,486 7,516,333,312 90,445,469,030 10,812,500,811 2,247,373,738 112,079,616,377 700,866,726
7,160,401,029 Tambah/Reklas Rp
5,670,000 5,670,000
Kurang/Reklas Rp
-
31 Maret 2011 Rp
1,057,939,486 7,585,540,520 90,445,469,030 9,977,500,811 2,232,632,538 111,299,082,385
Halaman 22 Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Nilai Buku
895,000,000 112,188,412,385
5,670,000
-
6,405,353,614 81,084,786,893 9,812,005,428 2,182,624,163 99,484,770,098
50,476,935 1,422,021,765 16,375,695 3,245,553 1,492,119,948
-
6,455,830,549 82,506,808,658 9,828,381,123 2,185,869,716 100,976,890,046
313,250,000 99,798,020,098
44,750,001 1,536,869,949
-
358,000,001 101,334,890,047
12,390,392,287
895,000,000 112,194,082,385
10,859,192,338
Pembebanan penyusutan pada per 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012 Rp Harga pokok penjualan (lihat catatan 19) Umum dan administrasi (lihat catatan 20) Jumlah
558,544,540 79,998,615 638,543,155
Pengurangan selama tahun 2012 merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut : Penjualan aset tetap 31 Maret 2012 Rp Nilai perolehan aset tetap Akumulasi penyusutan Nilai tercatat aset tetap Hasil penjualan bersih Keuntungan penjualan aset tetap
31 Maret 2011 Rp 1,469,289,333 67,580,616 1,536,869,949
31 Maret 2011 Rp
69,207,208 (69,207,208) 200,000,000 200,000,000
-
Keuntungan penjualan aset tetap disajikan sebagai bagian "Lain-lain-bersih" pada bagian Penghasilan (beban) lain-lain pada Laporan Laba rugi Komprehensif Pada tanggal 19 Maret 2012 , Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman berjangka atas pembelian aset tetap berupa kendaraan bermotor dari PT CIMB Niaga Auto Finance untuk masa 36 bulan dengan angsuran per bulan termasuk bunga sebesar Rp. 21.312.000,-, dengan tingkat bunga sebesar 4.31 % perbulan. Pinjamanan ini akan jatuh tempo pada 19 Februari 2015 dengan jaminan aset tersebut. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Kurnia Insurance Indonesia, Asuransi Sinar Mas, Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Adira Dinamika dengan nilai pertanggungan sebesar USD 10,250,000 untuk bangunan pabrik berikut mesin, persediaan dan peralatan dan Rp. 2.161.725.000,- untuk kendaraan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, persentase penyelesaian dari bangunan dalam penyelesaian sekitar 50 % dan 20%. 9. ASET LAIN-LAIN 31 Maret 2012 Rp Uang jaminan Jumlah
132,700,000 132,700,000
2011 Rp 132,700,000 132,700,000
Halaman 23
10. Dana yang Dibatasi Penggunaannya
31 Maret 2012 Rp Dollar Amerika Serikat PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (Maret 2012: USD 1,577,785.05; Desember 2011: USD 1,560,345.76)
14,436,733,208 14,436,733,208
2011 Rp
14,141,413,623 14,141,413,623
Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka terkait dengan jaminan terhadap fasilitas kredit L/C dari PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (lihat Catatan 26)
11. Hutang Usaha - Pihak Ketiga Rincian hutang usaha berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp PT Agro Afiat Superin Chemical Pte., Ltd CV Jaya Indah PT Goatama Sinar batuah PT Atlantic Intraco PT Gaya Bhakti Adi susanto CV. Sumber Bangunan CV. Indra Purna
3,535,847,150 123,242,350 78,802,340 4,034,500 13,200,000 957,000 3,756,083,340
2011 Rp 4,245,250,000 3,881,532,000 244,102,007 35,014,000 19,910,000 3,514,500 3,242,000 --8,432,564,507
Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp
2011 Rp
Rupiah Subjumlah hutang dalam Rupiah
3,626,610,840 3,626,610,840
4,328,842,007 4,328,842,007
Mata uang asing Dollar Amerika Serikat (31 Maret 2012: USD 14,150: 31 Desember 2011: USD 452,500) Subjumlah hutang dalam mata uang asing Jumlah hutang usaha
129,472,500 129,472,500 3,756,083,340
4,103,722,500 4,103,722,500 8,432,564,507
12. Hutang Bank dan Hutang Sewa Pembiayaan a.
Hutang Bank 31 Maret 2012 Rp PT CIMB Niaga Auto Finance Bagian jangka panjang
649,445,335 649,445,335
2011 Rp ---
Halaman 24
Pada tanggal 19 Maret 2012 , Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman berjangka atas pembelian aset tetap berupa kendaraan bermotor dari PT CIMB Niaga Auto Finance untuk masa 36 bulan dengan angsuran per bulan termasuk bunga sebesar Rp. 21.312.000,-, dengan tingkat bunga sebesar 4.31 % perbulan. Pinjamanan ini akan jatuh tempo pada 19 Februari 2015 dengan jaminan aset tersebut. b. Hutang Sewa Pembiayaan Hutang sewa pembiayaan terdiri dari: 31 Maret 2012 Rp PT First Indo American Leasing Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang Jaminan sewa pembiayaan Bagian jangka panjang dan jaminan
2011 Rp -
52,208,331
-
(52,208,331) ----
Pada tahun 2009, perusahaan membeli kendaraan dari PT. Toyota Astra Financial dengan sewa guna usaha untuk masa 3 tahun diangsur bulanan termasuk bunga sebesar Rp. 22.232.000,-/bulan, mulai bulan April 2009 sampai Maret 2012. Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian membatasi Perusahaan untuk menjual dan memindahkan hak aset sewa pembiayaan. Jaminan sewa guna usaha merupakan hak opsi untuk membeli aset sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Pembayaran minimum masa datang (future minimum lease payment) dalam perjanjian sewa guna usaha per 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2012 Rp
2011 Rp -----
2011 2012 Jumlah Dikurangi bunga Bersih Less current maturities Long term portion
---
-66,716,000 66,716,000 (14,507,669) 52,208,331 (52,208,331) --
13. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya 31 Maret 2012 Rp. UD. Gaya Bhakti Via. Adi Susanto CV. Sinar Kencana PT. Karya Diesel UD. Sinar Teknik CV. Mitra Sejati CV. Tirta Dewi UD. Baja Karya PT Goutama Batuah UD. Jaya Diesel PT. Caraka Jumlah Hutang dividen Jumlah
17,558,000 152,125,505 4,514,568 4,621,300 1,666,500 4,710,744 2,060,000 7,999,000 781,000 13,494,788 1,034,748 210,566,153 287,659,287 498,225,440
2011 Rp. 17,558,000 13,815,507 5,247,140 4,388,000 311,000 5,416,404 7,646,000 781,000 7,247,288 1,034,748 63,445,087 287,659,287 351,104,374
Halaman 25 14. Modal Saham Rincian pemegang saham Berdasarkan laporan PT Electronic Data Interchange Indonesia, Biro Administrasi Efek, susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Lembar saham Pemegang Saham Syamsinar Ngaisah Robert Tanmizi Tazran Tanmizi Marzuki Tanmizi Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) Jumlah
34,839,551 16,175,506 17,419,776 14,931,237 97,669,486 181,035,556
Lembar saham Syamsinar Ngaisah Robert Tanmizi Tazran Tanmizi Marzuki Tanmizi Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) Jumlah
34,839,551 16,175,506 17,419,776 14,931,237 97,669,486 181,035,556
31 Maret 2012 Kepemilikan % 19,24 8,93 9,62 8,25 53,95 100.00
Jumlah Rp 17,419,775,500 8,087,753,000 8,709,888,000 7,465,618,500 48,834,743,000 90,517,778,000
31 Desember 2011 Kepemilikan % 19,24 8,93 9,62 8,25 53,95 100.00
Jumlah Rp 17,419,775,500 8,087,753,000 8,709,888,000 7,465,618,500 48,834,743,000 90,517,778,000
15. AGIO SAHAM Agio saham sejumlah Rp 803,458,000 berasal dari saldo agio saham saat penawaran umum perdana dikurangi dengan pembagian saham bonus ditahun 2004 dengan perbandingan setiap 25 (dua puluh lima) saham lama mendapatkan 1 (satu) saham baru. Jumlah saham baru tersebut adalah 6,746,667 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham sebagai berikut: Rp 4,176,791,500
Penawaran umum perdana Dikurangi penggunaan tahun 2004 Pembagian saham bonus dari agio saham dengan perbandingan setiap 25 saham lama akan mendapat satu (1) saham baru sejumlah 6.746.667 lembar saham senilai
3,373,333,500
Jumlah Agio Saham
803,458,000
16. PENJUALAN BERSIH
Urea Formaldehyde Resin Urea Formaldehyde Hardener One Step Melamine Formaldehyde Resin Hexamine Formaline Glue Powder Resin CMC Methanol Jumlah
31 Maret 2012 Rp. 12,759,608,230 319,956,440 200,069,886 686,100,580 21,873,600 967,930,394 438,919,642 10,922,550 3,600,000 15,408,981,322
31 Maret 2011 Rp. 9,106,064,080 224,117,500 101,336,182 377,447,060 129,539,975 1,124,850,221 309,767,655 11,373,122,673
Halaman 26
Penjualan kepada pihak berelasi pada 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp. 13.328.817.050,- dan Rp. 9.705.135.980,mewakili 86,50 % dan 85,33 % dari penjualan bersih secara keseluruhan. Rincian pembeli dengan nilai bersih melebihi 10% dari penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut : Persentase dari Total Penjualan
Jumlah Pembeli PT. Wijaya Triutama Plywood Jumlah
2012 Rp
2011 Rp
13,328,817,050 13,328,817,050
2012 %
9,705,135,980 9,705,135,980
2011 % 86.50 86.50
85.33 85.33
17. BEBAN POKOK PENJUALAN 31 Maret 2012 Rp. Biaya Langsung Bahan baku Tenaga Kerja Biaya tidak langsung Biaya manufaktur Barang jadi Saldo awal Saldo akhir Beban Pokok Penjualan Jadi Beban Pokok Penjualan barang jadi Beban Pokok Penjualan
31 Maret 2011 Rp.
10,636,074,626 258,230,926 2,073,435,848 12,967,741,400
7,204,019,304 256,113,968 2,186,229,911 9,646,363,183
3,083,365,535 (2,282,333,690) 13,768,773,245 12,847,400 13,781,620,645
2,267,848,951 (2,569,798,037) 9,344,414,097 9,344,414,097
Rincian Pemasok yang melebihi 10% dari pembelian Perusahaan adalah sebagai berikut : Persentase dari Total Pembelian
Jumlah Pemasok
PT Argo Afiat PT. Humpuss Superin Chemical (S), Pte, Ltd, Singapore PT. Parna Raya Jumlah
2012 Rp 3,649,406,455 1,770,785,000 5,420,191,455
2011 Rp
2012 % -
2,616,033,562 3,002,727,273 5,618,760,835
2011 % 60.40 29.31
-
89.71
36.31 41.68 77.99
Halaman 27 18. Beban Tidak Langsung 31 Maret 2012 Rp. Penyusutan Listrik dan air Bahan bakar dan pelumas Pengangkutan dan transportasi Bahan pembantu Gaji, upah dan tunjangan lainnya Perbaikan dan pemeliharaan Assuransi Perlengkapan Telekomunikasi Obat-obatan
558,544,540 500,869,120 362,539,767 230,072,994 221,649,100 91,831,523 56,347,500 29,873,958 18,181,296 2,878,050 648,000 2,073,435,848
31 Maret 2011 Rp. 1,469,289,333 303,183,520 142,292,014 104,360,000 83,795,972 35,358,522 28,474,769 15,030,728 3,385,053 1,060,000 2,186,229,911
19. Beban Penjualan dan Pemasaran, Umum dan administrasi
a.
Beban Penjualan dan Pemasaran
31 Maret 2012 Rp.
31 Maret 2011 Rp.
Perbaikan dan pemeliharaan Pengangkutan Gaji, upah dan tunjangan lainnya Iklan dan promosi Telekomunikasi Perjalanan dan transportasi Export Listrik dan air Pajak dan perijinan Alat-alat tulis Lain-lain Jumlah
324,054,162 148,044,032 22,659,298 3,837,600 12,315,705 8,835,000 22,925,100 5,524,766 2,875,000 3,327,747 7,928,720 562,327,130
471,950,519 120,286,032 26,658,912 5,085,000 14,538,737 8,701,000 5,755,000 4,755,346 3,665,500 2,301,364 8,011,800 671,709,210
b. Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan tunjangan lainnya Penyusutan aktiva tetap Sewa kantor Perjalanan dan transportasi Listrik dan Air Pajak dan perijinan Alat-alat tulis Asuransi Representasi Perbaikan dan pemeliharaan Administrasi saham Telekomunikasi Tenaga ahli Lain-lain Jumlah
815,404,856 79,998,615 122,070,000 106,028,593 74,621,924 10,572,500 61,553,246 37,106,468 38,201,337 32,183,145 17,875,001 19,188,649 26,000,000 66,865,000 1,507,669,334
797,262,041 67,580,616 122,070,000 145,107,732 63,774,137 13,280,500 63,844,132 34,292,635 49,570,800 28,481,700 19,208,334 10,356,252 55,980,000 1,470,808,879
Halaman 28
20
Pendapatan Bunga 31 Maret 2012 Rp. Pendapatan bunga Jumlah
31 Maret 2011 Rp.
845,575,527 845,575,527
261,485,118 261,485,118
21. Beban Bunga dan Beban Keuangan 31 Maret 2012 Rp. Biaya bunga Provisi dan administrasi bank Jumlah
31 Maret 2011 Rp.
17,244,104 18,052,040 35,296,144
14,487,669 17,860,435 32,348,104
Pendapatan dan beban lain-lain 31 Maret 2012 Rp. Denda pajak Pendapatan lain-lain Jumlah
(607,397) 200,000,000 199,392,603
31 Maret 2011 Rp. 2,880,056 2,880,056
Pendapatan lain-lain merupakan keuntungan penjualan aset tetap dan bahan baku untuk 31 Maret 2012 dan 2011 22. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Perusahaan dan entitas anak menghitung dan membukukan beban imbalan tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja Perusahaan pada 31 Desember 2011 dan 2010 dihitung oleh aktuaris independen PT Quattro Asia Consulting dan PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan laporan masing-masing tanggal 17 Maret 2012 dan 7 maret 2011. Liabilitas imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp. Saldo awal tahun Beban yang diakui pada tahun berjalan Realisasi pembayaran manfaat Saldo akhir tahun
3,848,880,862 1,124,326,000 (8,775,000) 4,964,431,862
2011 Rp. 3,848,880,862 1,124,326,000 (8,775,000) 4,964,431,862
Perubahan pada liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan: 31 Maret 2012 Rp. Nilai kini kewajiban Biaya jasa lalu belum diakui Keuntungan aktuaria belum diakui Saldo akhir tahun
5,023,625,000 (2,914,819,000) 2,855,625,862 4,964,431,862
2011 Rp. 5,023,625,000 (2,914,819,000) 2,855,625,862 4,964,431,862
Halaman 29
Rincian beban imbalan kerja tahun berjalan adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012
Beban jasa kini Beban bunga Biaya jasa lalu-non vested benefit Amortisasi kerugian aktuaria Pengurangan pada nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja Jumlah
2011 Rp.
239,106,000 351,962,000 263,023,000 270,235,000 1,124,326,000
239,106,000 351,962,000 263,023,000 270,235,000 1,124,326,000
Asumsi utama yang digunakan oleh PT Quattro Asia Consulting (2010: PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera), aktuaris independen adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012
31 Maret 2011
Rp. 55
Rp. 55
Tingka diskonto (per tahun)
8.00%
6.00%
Tabel mortalita Tingkat proyeksi kenaikan gaji (per tahun)
Tabel Mortalita Indonesia (TMI) 8.00% 8.00%
Tingkat cacat
5% dari tingkat asumsi mortalita
Usia pensiun normal
Tingkat pengunduran diri
1% dari tingkat asumsi mortalita hingga usia 40 tahun dengan degradasi linier menurun hingga 0.05% pada usia 50 tahun/ 1%
Metode
Projected Unit Credit
23. Aset dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing Pada tanggal 31 Marert 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas dalam mata uang asing sebagai berikut: 31 Maret 2012 Equivalent USD AUD Rp Aset 500,229.88 96,972.21 5,498,339,353 Kas dan setara kas Piutang usaha 1,827,836.80 -16,724,706,695 Pihak ketiga 1,212,413.75 -11,093,585,830 Pihak berelasi 644,597.18 -5,579,624,532 Uang muka 1,577,785.05 -14,436,733,208 Dana yang dibatasi penggunaannya 5,762,862.66 96,972.21 53,332,989,618 Jumlah aset Liabilitas Hutang usaha - pihak ketiga Jumlah liabilitas Jumlah aset bersih
14,150.00 14,150.00 5,748,712.66
--96,059.63
129,472,500 129,472,500 53,203,517,118
Halaman 30
2011 USD
AUD
Equivalent Rp
Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Uang muka Dana yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset
403,164.10
96,059.63
4,533,750,047
1,798,786.18 1,018,547.02 427,469.51 156,345.76 3,804,312.57
----96,059.63
16,737,048,265 9,730,491,004 3,800,122,478 14,141,413,623 48,942,825,417
Liabilitas Hutang usaha - pihak ketiga Jumlah liabilitas Jumlah aset bersih
452,500.00 452,500.00 3,351,812.57
--96,059.63
4,103,722,500 4,103,722,500 44,839,102,917
Kebijakan manajemen Perusahaan atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah menyimpan uang dalam bentuk mata uang asing untuk mengelola eksposur risiko pasar. Aset dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban dalam mata uang asing, sehingga tidak ada risiko kewajiban financial yang mengancam. Piutang Perusahaan dalam mata uang asing per 31 Desember 2011 dan 2010 dibukukan dengan Kurs Tengah Bank Indonesia (lihat Catatan 2.c)
24. Instrumen Keuangan: Informasi Risiko Keuangan a.
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi. Bisnis Perusahaan mencakup aktivitas pengambilan risiko dengan sasaran tertentu dengan pengelolaan yang profesional. Fungsi utama dari manajemen risiko Perusahaan adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi risiko. Perusahaan secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di pasar dan praktek pasar terbaik. Tujuan Perusahaan dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat pengembalian dan meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan Perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut: Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa risiko kredit yang dihadapinya adalah piutang yang tak tertagih dari tahun-tahun sebelumnya dikarenakan pelanggan sudah menghentikan produksinya, pergantian kepemilikan, atau pailit. Pada saat ini Manajemen berharap dapat mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak hubungan istimewa dan pihak yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijaksanaan verifikasi dan otorisasi kredit serta memantau kolektibitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
Halaman 31 Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiaya operasional perusahaan dan untuk mengatsi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas actual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang dan terus menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Pada saat ini perusahaan tidak mempunyai risiko likuiditas dikarenakan tidak mempunyai hutang jangka panjang. Perusahaan hanya mempunyai hutang jangka pendek atas kepemilikan kendaraan bermotor yaitu hutang guna sewa usaha dan hutang usaha pembelian bahan baku, sedang hutang dividen yang telah melebihi 5 tahun dikarenakan pemegang saham tidak mengambilnya pada Bank Mandiri. Risiko Pasar Perusahaan tidak memiliki eksposur terhadap risiko pasar, yaitu risiko suku bunga dan risiko mata uang asing. Risiko Tingkat Bunga Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pada saat ini Perusahaan tidak memiliki risiko tingkat bunga dikarenakan tidak ada jumlah pinjaman yang signifikan. Risiko Mata Uang Asing Pada saat ini Perusahaan tidak memiliki risiko mata uang asing karena memiliki jumlah kas dan setara kas dalam mata uang asing yang cukup untuk kegiatan operasionalnya. b.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo untuk yang jangka pendek maupun yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar. Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan: 31 Maret 2012 Nilai tercatat Nilai wajar Rp Rp Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain - Pihak berelasi Dana dibatasi penggunaannya Uang jaminan Jumlah Aset Liabilitas Hutang usaha - Pihak ketiga Hutang sewa guna usaha Jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah liabilitas
2011 Nilai tercatat Rp
Nilai wajar Rp
56,878,314,087
56,878,314,087
58,314,507,899
58,314,507,899
314,478,741 11,093,585,830 16,546,000 14,436,733,208 132,700,000 82,872,357,866
16,724,676,695 11,093,585,830 16,546,000 14,436,733,208 132,700,000 99,282,555,820
21,526,038 9,730,491,004 22,764,000 14,141,413,623 132,700,000 82,363,402,564
16,745,298,265 9,730,491,004 22,764,000 14,141,413,623 132,700,000 99,087,174,791
3,756,083,340
3,756,083,340
8,432,564,507
8,432,564,507
-3,756,083,340
-3,756,083,340
52,208,331 8,484,772,838
52,208,331 8,484,772,838
Halaman 32
25. Perjanjian Penting Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan memiliki fasilitas kredit L/C dari PT Bank Artha Graha Internasional Tbk sejumlah USD 1,400,000, dan USD 2,000,000 Perjanjian ini terakhir kali diperpanjang dengan surat perjanjian No. JKT/HRM/OL/007/IX/11 tanggal 15 September 2011.
26. Informasi mengenai Pihak Berelasi a.
Sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi
Pihak-pihak berelasi
Sifat relasi dengan Perusahaan/
Transaksi/Transactions
Karyawan
Manajemen
Pemakaian Untuk Kegiatan Operasional
Kesamaan Manajemen
Pemakaian Untuk Kegiatan Operasional
PT Wijaya Triutama Plywood Pemegang saham
b.
Memliki pengendalian bersama
Pembagian dividen
Ikhtisar saldo hasil transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 2011 Rp. Rp. Aset Piutang usaha 9,730,491,004 PT Wijaya Triutama Plywood 9,425,652,188 Piutang lain-lain 22,764,000 Karyawan 16,546,000 9,753,255,004 Jumlah aset 9,442,198,188 Liabilitas Kewajiban lancar lainnya Hutang dividen - pemegang saham Jumlah liabilitas
287,659,287 287,659,287
287,659,287 287,659,287
27. Pengelolaan Permodalan Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan Perusahaan mampu melanjutkan kelangsungan usaha sehingga memaksimalkan imbal hasil pada pemegang saham dan memelihara optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan merupakan pinjaman bersih (hutang bank di offset dengan kas dan setara kas) dibandingkan dengan ekuitas Perusahaan. Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan review struktur modal Perusahaan. Sebagai bagian review, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya modal dan risiko terkait. 31 Maret 2012 Rp. Pinjaman Kas dan bank Pinjaman - bersih Ekuitas Rasio pinjaman bersih terhadap ekuitas
3,756,083,340 56,878,314,087 (53,122,230,747) 112,298,256,957 -47.30%
2011 Rp 8,835,877,211 58,314,507,899 (49,478,630,688) 111,316,037,276 -44.45%
Halaman 33
28. Informasi Segmen Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis. a. Aktivitas Pada dasarnya Perusahaan hanya memiliki 1 (satu) segmen usaha yaitu bidang usaha manufaktur formaldehyde sebagai segmen yang dilaporkan yang disediakan kepada pengambil keputusan operasional pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut: Informasi Segmen
Penjualan bersih Laba bruto Laba Rugi Komprehensif
Jumlah asset
Formaldehyde Resin 31 Maret 2012 31 Maret 2011 Rp. Rp 15,408,981,322 1,627,360,677 982,219,681
11,373,122,673 2,028,708,576 (3,408,225,803)
31 Maret 2012 Rp. 122,211,617,352
2011 Rp 125,184,677,577
Seluruh pendapatan bersih merupakan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga dan pihak berelasi dan dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional yang diukur dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional sehubungan dengan jumlah aset dan liabilitas diukur dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. b. Daerah geografis Berikut ini adalah informasi kegiatan Perusahaan berdasarkan wilayah geografis pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 2011, sebagai berikut: 31 Maret 2012 Rp. Penjualan Lokal Penjualan Export Tidak teralokasi : Laba Bruto Pengeluaran barang modal
Jumlah Aset
31 Maret 2011 Rp
10,882,555,291 490,567,382
11,260,435,045 112,687,628
1,627,360,677 1,064,438,280
2,028,708,576 5,670,000
31 Maret 2012 Rp. 122,211,617,352
2011 Rp 125,184,677,577
29. Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi Yang Penting Masa manfaat dan beban penyusutan atas aset tetap ditentukan berdasarkan estimasi, dimana beban penyusutan akan disesuaikan jika masa manfaatnya berbeda dari estimasi sebelumnya atau jika aset akan dihapusbukukan atau dilakukan penurunan nilai karena using atau dihentikan penggunaannya. Perhitungan kewajiban imbalan kerja tergantung pada sejumlah asumsi aktuaria, seperti: tingkat pengembalian atas aset program, tingkat diskonto dan asumsi penting lainnya yang sebagian berdasarkan kondisi pasar saat ini.
Halaman 34
Penentuan provisi perpajakan memerlukan pertimbangan signifikan, yang mana keputusan final atas provisi perpajakan tersebut bias berbeda dari jumlah yang tercatat. Adapun pengakuan aset pajak tangguhan tergantung pada harapan dan estimasi terhadap tersedianya laba kena pajak masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi, estimasi dan pertimbangan tersebut diatas, bias memiliki risiko signifikan yang berdampak pada penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. 30. Laba per Saham Rincian perhitungan laba per saham adalah sebagai berikut:
Laba bersih
Laba per saham dasar
982,219,681 982,219,681
Rugi bersih
Rugi per saham dasar
(3,408,225,803) (3,408,225,803)
31 Maret 2012 Jumlah rata-rata tertimbang saham
Laba per saham
181,035,556 181,035,556 31 Maret 2011 Jumlah rata-rata tertimbang saham 181,035,556 181,035,556
5 5
Rugi per saham (19) (19)
31. Reklasifikasi Akun Akun tertentu dalam laporan keuangan per 31 Maret 2011 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akun pada laporan keuangan per 31 Maret 2012 yang menurut pendapat manajemen mencerminkan penyajian yang lebih tepat sehingga laporan keuangan juga menccerminkan dampak reklasifikasi sebagai berikut: 31 Maret 2011 Sebelum Sesudah Reklasifikasi Reklasifikasi Arus Kas Arus kas dari aktivitas operasi Pembayaran PPh badan dan PPh 22 (66,102,000) -Pembayaran PPN masukan (221,448,982) -Pembayaran pajak -(287,550,982) Pembayaran kepada direksi dan karyawan -(1,163,830,893) Pembayaran kas untuk beban pabrik dan beban usaha (3,133,016,040) (1,969,185,147) (3,420,567,022) (3,420,567,022)
*************