31 Maret 2015
Company Update RECOMMENDATION : Current Price Target Price (12 months), set on 31 Maret 2015 Up/down side (+/-)
PT HANSON INTERNATIONAL TBK (MYRX.JK) Rp 770 Rp 885 + 14.9 %
Stock Information Reuters Code No. of shares (mn) Market Cap. (Rp)
MYRX.JK 15,331.67 10,803,04 T
52wk High 52wk Low Beta (Reuters) Shareholders Benny Tjokrosaputro Hendry Mirzal Paula Rosa PT A.J Adi Sarana Wanaartha Rika Utari Zefanya Sita Masyarakat / Publik Key Financial (2015 E) ROA (%) ROE (%) Book Value/ share (IDR) PE (x) PBV (x)
780 575 2.03
7.94 % 10.51 % 8.18 % 5.05 % 5.05 % 9.25 % 48.26 %
0.55 0.7 % 719 179.29 1.23
Historical Chart
PT Hanson International Tbk didirikan 7 Juli 1971 dengan nama PT Mayer Tex dengan bidang usaha adalah tekstil. Pada tahun 1991, berubah nama menjadi PT Hanson Industri Utama Tbk yang kemudian menjadi PT Hanson International Tbk pada tahun 2004. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama meliputi bidang industri kimia dan serat sintetis, pemintalan dan pertenunan. Industri tekstil lainnya, seperti perdagangan ekspor impor, lokal, leveransir, grosir dan distributor, serta agen turut digeluti. Pada saat ini perusahaan melakukan kegiatan industri garmen serta perdagangan garmen dan tekstil. Perusahaan mulai melakukan kegiatan komersial pada 1973 dan hasil produksinya dipasarkan terutama ke Eropa, Amerika Serikiat, Asia dan Timur Tengah. Sejak 27 Agustus 2008, perusahaan resmi menggeluti bisnis energi melalui perusahaan afiliasinya PT Hanson Energy.
Laba Hanson International 3Q14 naik % ...
Sepanjang 3Q14, PT Hanson International Tbk (MYRX) mengalami rugi bersih Rp 3,1 miliar, naik 88,3% dari 3Q13 sebesar Rp 26,5 miliar. Pendapatan MYRX pada 3Q14 turun tajam 19.1% year on year menjadi Rp 135.4 miliar dari 3Q13 Rp 167.41 miliar. Beban pokok penjualan turun 46,3% menjadi Rp 73,6 miliar, beban penjualan turun 26,4% menjadi Rp 753 juta dan beban operasi naik 190,8% menjadi Rp 37 miliar. Namun, beban umum dan administrasi mengalami peningkatan sebesar 73.7% menjadi Rp 25.2 miliar. Alhasil, laba usaha hanya naik tipis 108% menjadi Rp 1.7 miliar. Kemudian, MYRX tertekan dengan beban keuangan sebesar Rp 36.1 miliar atau naik 3.8% year on year. Perolehan pendapatan tahun 2014 masih berasal dari bisnis lama di sektor pertambangan. Sementara bisnis baru di sektor properti belum bisa masuk ke pendapatan dan laba bersih. Valuasi Kami yakin sektor jasa properti mempunyai peluang pasar yang masih terbuka untuk tumbuh, salah satunya prospek bisnis properti tahun depan diprediksi tetap tumbuh positif, terutama produk-produk untuk segmen kelas menengah. Segmen kelas menengah Indonesia pada 2015 nanti bakal tumbuh menjadi sekitar 90 juta orang dengan daya beli tinggi. Tak hanya itu. Kebutuhan hunian juga bertambah banyak terkait pertumbuhan populasi 1.49 persen per tahun. Di sisi lain, backlog (ketimpangan pasokan dan kebutuhan) hunian mencapai sekitar 15 juta unit per 2013. Peluang ini berdampak sangat positif bagi segmen usaha MYRX, sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha MYRX. MYRX diperdagangkan pada PE’15 = 179.29 x dan PBV’15 = 1.23 x. Harga objektif yang kami tetapkan : Rp 885 dengan metode DCF, dengan WACC = 9.99%, dan long term growth : 3%.
Source : Yahoo Finance, Riset Anugerah Sentra
Yusuf Nugraha Analyst Research Investment Telp (021) 426 0375 ext 117 Fax (021) 428 89088 Source : Annual Report MYRX 2013, Estimasi Riset Anugerah Sentra
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
2
HANSON INTERNATIONAL
31 Maret 2015
Industri dan Prospek Usaha Prospek bisnis properti tahun depan diprediksi tetap tumbuh positif, terutama produk-produk untuk segmen kelas menengah. Segmen kelas menengah Indonesia pada 2015 nanti bakal tumbuh menjadi sekitar 90 juta orang dengan daya beli tinggi. Tak hanya itu. Kebutuhan hunian juga bertambah banyak terkait pertumbuhan populasi 1.49 persen per tahun. Di sisi lain, backlog (ketimpangan pasokan dan kebutuhan) hunian mencapai sekitar 15 juta unit per 2013. Pertumbuhan bisnis dan industri properti berpeluang besar dan menjanjikan karena pemerintah punya cadangan dana Rp 291 triliun dari pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang akan dialihkan untuk menggenjot pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur ini sangat terkait erat dengan pembangunan properti. Selain itu, pertumbuhan akan semakin melesat, bila Bank Indonesia selaku regulator melonggarkan pengetatan kredit properti. Terlebih kredit pemilikan rumah (KPR) melalui penurunan ketentuan loan to value (LTV) dari sebelumnya 30 persen hingga 50 persen menjadi 10 persen hingga 20 persen untuk segmen menengah bawah. Demikian juga dengan suku bunga, kami belum terlihat urgensinya sama sekali jika Bank Indonesia menaikkan BI Rate menjadi 7.75 persen. Penurunan harga BBM dunia akan mengamankan fiskal negara. Kenaikan BI Rate itu terlalu reaktif, terbukti respon pasar negatif. Jadi, kalau suku bunga KPR sekitar 12-14 persen untuk KPR akan semakin memacu pertumbuhan properti. Pertumbuhan properti tahun 2014 yang hanya mencapai 10 persen hingga 12 persen, memang sudah diprediksi. Terlebih gejala awalnya terjadi sejak kuartal kedua 2013. Tahun 2015, sektor properti akan kembali bergerak naik dengan pertumbuhan sekitar 20 persen. Tahun 2014 seluruh sub sektor properti mulai dari perumahan tapak, apartemen strata (kondominium), perkantoran, pusat belanja, hotel, hingga kawasan industri akan mengalami pertumbuhan lebih tinggi ketimbang tahun 2013. Selain itu, tahun 2014 juga akan diwarnai dengan hadirnya pengembang baru yang sebelumnya tidak memiliki core properti, dan juga pengembang asing jelang integrasi padar dan Masyarakat Ekonomi ASEAN berlaku. Indonesia masih sangat menarik untuk investasi properti. Negara ini masih dalam tahap pertumbuhan. Dengan pasar luar biasa besar, sekitar 235 juta penduduk, Indonesia masih lebih menarik dibanding negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Pasar Tahun 2015 banyak sebagian kalangan meramalkan bahwa bisnis properti di tahun 2015 semakin membaik. Kini terlihat ekonomi semakin menuju kearah yang lebih baik maka permintaan akan properti akan terus meningkat tajam seiring dengan pertumbuhan penduduk suatu negara, khususnya di Indonesia. Indikator ini cukup jelas, dengan banyaknya kebijakan pemerintah yang pro rakyat untuk mendukung sejuta perumahan murah dengan target segmen menegah ke bawah. Saat ini, pemerintah cukup intens didalam menggerakkan perekonomian khususnya di kelas menengah yang mereka mempunyai daya beli yang rendah, jika tidak di bantu pemerintah tentu sulit bagi mereka untuk mempunyai rumah yang layak. Disinilah peluangnya, segmen ini memang harus ada campur tangan pemerintah untuk mendapatkan rumah yang layak. Tentunya dengan secara tak langsung akan menjadikan dampak positif terhadap pelaku sektor properti dari hulu hingga hilir. Dengan adanya kebutuhan akan material bangunan berarti produsen-produsen bahan bangunan merasa diuntungkan, kebutuhan akan material semakin meningkat. Disinilah menggeliatnya sektor properti yang berkaitan dengan perumahan. Bisnis properti tentu juga akan mengalami kenaikan dengan segmen kelas atas. Segmen ini juga mempunyai pangsa pasar yang semakin bagus di tahun 2015. Prospek kebutuhan akan tanah, bangunan, perkantoran, ruko, dan kondomonium dipastikan juga diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang semakin bagus. Segmen Perumahan dan Apartemen Permintaan hunian seperti perumahan dan apartemen diyakini tidak akan berkurang. Terlebih harga bahan bakar minyak (BBM) sudah turun, daya beli masyarakat akan kembali membaik. Konsumen yang sebelumnya memutuskan menunda pembelian rumah tahun sebelumnya, akan mengeksekusi pembelian tahun depan. Selain itu, pengembang tidak akan menaikkan harga terlalu tinggi. Pengembang akan menyesuaikan dengan tingkat inflasi. Pasalnya, dengan pertumbuhan harga yang terjadi terlalu tinggi pada 2012 lalu yang hampir mencapai 50 persen, kemampuan pasar untuk menyerap perlahan-lahan berkurang.
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
3
HANSON INTERNATIONAL
31 Maret 2015
Akan tetapi, dengan kenaikan harga yang rasional, paling banter 20 persen, pasar masih bisa membelinya. Ini disadari pengembang dengan tidak langsung menaikkan harga terlalu tinggi. Pengembang pun mulai memberikan marketing gimmick berupa uang kas kembali, atau potongan harga dan kemudahan pembiayaan. Segmen Perkantoran Subsektor perkantoran juga akan kembali menguat seiring dengan iklim investasi yang kondusif. Permintaan berasal dari perusahaan perbankan, asuransi, teknologi informasi, telekomunikasi dan juga consummer goods. Pasokan perkantoran terdistribusi di kawasan pusat bisnis atau central business district (CBD) Jakarta dan sekitarnya serta di kawasan TB Simatupang, Gatot Subroto, Kuningan, dan Thamrin. Di antaranya Sahid Sudirman Center, Cemindo Tower, Telkom Landmark Tower, dan lain-lain. Sementara di kawasan timur Jakarta, pasokan perkantoran cukup untuk mengakomodasi permintaan yang berasal dari perusahaan manufaktur, trading, dan shipping. Pasar perkantoran di koridor timur Jakarta, berbeda dengan di koridor Simatupang, Puri Indah, ataupun Gatot Subroto yang berasal dari perusahaan-perusahaan berprofil tinggi (high profile) seperti perbankan, dan lain-lain. Segmen Pusat Perbelanjaan Keterbatasan lahan di pusat kota Jakarta, mendorong pengembangan pusat belanja semakin aktif dan masif di kawasan pinggiran dan beberapa kota lain di luar Jadebotabek, Bandung, dan Surabaya. Fenomena baru yang terjadi pada 2015 adalah semakin melonjaknya tingkat okupansi pusat belanja. Seiring ekspansi peritel lokal dan asing. Meskipun demikian, harga sewa tidak akan melambung tinggi, karena kenaikan besar-besaran sudah terjadi pada pertengahan tahun 2014. Dengan demikian, peritel-peritel besar lebih konservatif dengan melakukan ekspansi secara terbatas. Sebaliknya, Peritel akan menggenjot pertumbuhan volume penjualan. Permintaan pasar memang menguat, namun peritel-peritel ini akan bermain aman (play save). Tahun 2015 juga akan hadir peritel-peritel asing baru baik lokal maupun internasional asal Asia, dan Eropa. Hal ini menjadikan persaingan antar peritel semakin ketat. Segmen Kawasan Industri Masuknya beberapa perusahaan investasi asing ke Indonesia diprediksi akan ikut mewarnai riuhnya pasar kawasan industri. Sehingga akan mendorong tingkat hunian kawasan industri semakin meningkat. Dengan keterbatasan lahan yang ada di kawasan-kawasan industri utama Cilegon, Bekasi, Cikarang, menstimulasi munculnya kawasan-kawasan industri baru di kota-kota lain di Pulau Jawa seperti Semarang, dan Surabaya, serta di Makassar, Medan, dan Balikpapan. Di sisi permintaan, diprediksi, akan ada pertumbuhan, karena investasi lebih baik. Perusahaan yang melakukan ekspansi juga akan jauh lebih banyak. Sebagai informasi, realisasi investasi penanam modal asing (PMA) di sektor properti kuartal III tahun 2014 mencapai Rp 4.6 triliun. Target dan Hasil Setelah peralihan bisnis dari pertambangan ke sektor properti, tahun 2014 PT Hanson International Tbk. (MYRX) telah berhasil mengakusisi saham PT Mandiri Mega Jaya (MMJ) milik Benny Tjokrosaputro sebesar 99,99%. Dana untuk akuisisi tersebut diperoleh dari right issue sebesar Rp4 triliun dari total dana hasil right issue MYRX sebesar Rp 4.6 triliun. MMJ merencanakan pembangunan proyek bekerja sama dengan pihak Grup Ciputra. MMJ tengah membangun perumahan kelas menengah dikawasan Maja, Tangerang Banten. Sebelumnya, MMJ menyatakan akan mengembangkan perumahan pada lahan seluas 450 ha senilai Rp8 triliun hingga Rp9 triliun, serta proyek Bank Tabungan Negara (BTN) sebanyak 20.000 unit bernilai Rp2 triliun. Proyek perumahan ini untuk kelas menengah ke bawah, harganya kira-kira Rp100 juta per unit. Tahun 2014 Hanson International akan lebih fokus pada bisnis properti dengan merencanakan penambahan cadangan lahan atau land bank yang saat ini sebesar 3.000 hektar yang tersebar diwilayah Jabodetabek. Dalam rangka memperkuat bisnis properti di tahun 2014 PT Hanson International Tbk. telah membentuk anak usaha melalui anak usaha PT Mandiri Mega Jaya dengan PT Pelican Group Pte. Ltd. Anak usaha yang
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
4
HANSON INTERNATIONAL
31 Maret 2015
bernama PT Pacific Millenium Land tersebut didirikan dengan modal dasar sebanyak Rp56,75 miliar yang terdiri atas 5 juta saham masing-masing bernilai nominal Rp11.351 atau US$1. Adapun, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar 42% atau sejumlah 2,1 juta saham dengan nilai nominal total Rp23,83 miliar. Mandiri Mega Jaya memiliki sebanyak 66,67% atau 1,4 juta saham dengan nilai nominal Rp15,89 miliar, sementara Pelican Group memegang 700.000 saham atau 33,33% dengan nilai nominal Rp7,94 miliar. Pacific Millenium akan fokus pada bisnis properti yang dalam waktu dekat akan membangun kawasan residensial berkonsep township dengan unit premium. Pada tahap awal, Hanson International telah menanamkan investasi sebesar Rp1 triliun dari total yang mencapai Rp3 triliun. PT Hanson International Tbk. menargetkan penjualan marketing dari unit perumahan dan komersial mencapai Rp800 miliar hingga Rp900 miliar pada 2014. Target tersebut dapat tercapai jika Hanson International dapat menjual lebih banyak unit di Serpong Kencana dan dapat meluncurkan proyek di Maja pada akhir 2014. Hanson International berencana mengembangkan properti kelas menengah dan menengah ke bawah dan telah membukukan penjualan marketing sebanyak 500 unit. Potensi penerimaan dari bisnis tersebut senilai Rp196 miliar. Hanson International telah menerima surat ketertarikan dari sebuah perusahaan besar untuk membeli 1.000 unit rumah. Potensi penerimaan tambahan dari bisnis tersebut sebesar Rp400 miliar. Saat ini Hanson International telah mempunyai cadangan lahan atau landbank di kawasan Tangerang dan Serpong dengan total lahan sebesar 3.200 hektare (ha). Hanson International merencanakan akan membangun rumah sederhana dengan rata-rata luas tanah 60 meter persegi (m²), meski demikian realisasi penggunaan lahan masih sedikit. Jumlah lahan yang sudah terpakai sekitar 450 ha. Hanson International telah membangun 500 unit rumah di Serpong Kencana. Bahkan, sudah ada satu perusahaan yang berminat membeli 1.000 unit rumah di proyek ini. Sementara untuk di Maja, Hanson International memperoleh pesanan membangun 4.278 unit rumah dan 1.230 unit ruko. Nilai penjualan dari pesanan tersebut Rp 935 miliar. Tingginya permintaan properti Hanson International membuat manajemen berani pasang target tinggi. Manajemen menargetkan pendapatan penjualan untuk tahun 2015 mencapai Rp 2 triliun. Meski fokus di properti menengah bawah, Hanson International juga tengah mempersiapkan proyek properti menengah atas. Perusahaan ini menggandeng Tan Kian, pemilik jaringan hotel JW Marriot dan Ritz Carlton untuk membentuk perusahaan patungan menggarap proyek Millennium City. Lokasi proyek berdekatan dengan proyek Hanson. Namun, pembangunan proyek ini baru terealisasi jika target akuisisi lahan seluas 1.000 hektare terpenuhi. Harapannya, target tersebut dapat terwujud pertengahan tahun depan dan proyek bisa dimulai akhir tahun 2015. Technical Side Memasuki awal tahun 2015, saham MYRX bergerak cukup moderat sejalan dengan pergerakan IHSG. Periode Januari s/d Februari 2015, harga saham mengalami konsolidasi dengan range 655 - 775. Hal ini mungkin disebabkan animo pasar menanggapi optimisme terhadap kinerja keuangan MYRX sampai akhir tahun 2014. Pergerakan harga saham MYRX selama bulan Januari - Februari relatif meningkat dengan harga tertinggi 775, dan mengalami konsolidasi, dengan range harga 655 - 775.
Source : Chartnexus
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
5
HANSON INTERNATIONAL
31 Maret 2015
Valuasi Periode bulan Januari - Februari 2015, harga saham MYRX mengalami peningkatan dari level Rp 655 ke level Rp 775 (MoM) atau naik + Rp 120. Kenaikan ini (versus IHSG) mempengaruhi risk & return MYRX dalam hal Beta (β). Sejalan dengan kenaikan harga saham MYRX di bursa sebesar + 18.3%, dan dengan Beta (β) MYRX = 2.03, harga objektif MYRX kami “upgrade” dari Rp 885 menjadi Rp 1,005 (konservatif). MYRX diperdagangkan pada PE’15 = 179.29 x dan PBV’15 = 1.23 x. Harga objektif yang kami tetapkan: Rp 885 dengan metode DCF, dengan WACC = 9.99%, dan long term growth: 3%.
Source : Annual Report MYRX 2013, Estimasi Anugerah Sentra
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
6
HANSON INTERNATIONAL
31 Maret 2015
Source : Annual Report MYRX 2013, Estimasi Anugerah Sentra
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
7
HANSON INTERNATIONAL
31 Maret 2015
Source : Annual Report MYRX 2013, Estimasi Anugerah Sentra
Disclaimers: THIS REPORT IS FOR INTERNAL/OUR CLIENT USE ONLY, NOT COMMERCIAL RESEARCH REPORT. This report is not a solicitation or an offer to buy or sell any securities/ stocks. The information and commentaries are also not meant to be endorsements or offerings of any securities, stocks or other investment product. This report has been prepared without regard to the individual financial circumstances, needs or objective of persons who receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstances and objectives and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation. PT Anugerah Sentra Investama does not otherwise guarantee or provide assurance in respect of the obligations of any investment entities. This research has been prepared for the general use of the wholesale clients of PT Anugerah Sentra Investama and must not be copied, either in whole or in part, or distributed to any other person. Before making an investment decision on the basis of this research, the reader needs to consider, with or without the assistance of an adviser, whether the advice is appropriate in light of their particular investment needs, objectives and financial circumstances. There are risks involved in securities trading. The price of securities can and does fluctuate, and an individual security may even become valueless. Our investors are reminded of the additional risks inherent in local and international investments, such as currency fluctuations and international stock market or economic conditions, which may adversely affect the value of the investment. This research is based on information obtained from sources believed to be reliable but we do not make any representation or warranty that it is accurate, complete or up to date. We accept no obligation to correct or update the information or opinions in it. Opinions expressed are subject to change without notice. __________________________________________________________________________________________________________________ Research Team of PT Anugerah Sentra Investama Ruko Cempaka Mas Blok M1, No 48 Lantai 2, Jl. Letjend Suprapto Cempaka Putih Telp: 021-426 0375 Fax. 021-428 89088, Jakarta, 10640
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA