PT BANK ICB BUMIPUTERA TBK. LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2011 (Unaudited), 31 Desember 2011 (Audited) dan 31 Maret 2011 (Unaudited) DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Informasi Umum 2 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi 3 Kas 4 Giro pada Bank Indonesia 5 Giro pada Bank Lain 6 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 7 Efek-efek 8 Tagihan dan Kewajiban Derivatif 9 Kredit yang diberikan 10 Tagihan dan Kewajiban Akseptasi 11 Pendapatan yang masih akan diterima 12 Asset tetap 13 Aset Tidak Berwujud 14 Agunan yang akan diambil alih 15 Aktiva lain-lain 16 Kewajiban Segera 17 Simpanan 18 Simpanan dari Bank Lain 19 Pinjaman yang diterima 20 Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 21 Hutang Pajak 22 Bunga Yang Masih Harus Dibayar 23 Kewajiban Lain-lain 24 Modal Saham 25 Tambahan Modal Disetor 26 Modal Lainnya 27 Pendapatan Bunga 28 Beban Bunga 29 Beban Umum dan Administrasi 30 Beban tenaga kerja 31 Laba (rugi) per saham 32 Sifat, transaksi dan saldo dangan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa 33 Komitmen dan Kontijensi 34 Jatuh Tempo Aktiva dan Kewajiban 35 Aset dan Liabilitas dalam mata uang asing 36 Informasi Segmen 37 Jaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum 38 Perhitungan posisi devisa netto 39 Manajemen risiko
1-2 3 4 5
6-8 9 - 24 25 26 26 27 28 29 30 32 33 34 35 35 35 36 36 38 39 39 40 40 40 42 42 42 43 43 43 44 44 44 46 46 49 51 - 52 53 54 56 - 60
PT BANK ICB BUMIPUTERA TBK. LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 (Unaudited), 31 Desember 2011 (Audited) dan 31 Maret 2011 (Unaudited)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PERNYATAAN DIREKSI
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
ASET Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain - setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Nihil pada tahun 2012 dan Nihil Pada tahun 2011 Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Sebesar Nihil pada tahun 2012 dan Nihil tahun 2011 Efek-Efek Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Diperdagangkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Efek - efek Bersih Tagihan Derivatif - setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Nihil pada tahun 2012 dan Nihil pada 2011 Kredit Yang Diberikan - sebelum dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pihak Berelasi Pihak Ketiga
3. 4. 2 f
31-Dec-11
79,896 455,164
64,722 477,737
71,887
121,454
464,737
682,442
16,507 433,392 61,525 (1,673) 509,751
13,803 537,751 28,367 (1,644) 578,277
751
736
299 4,846,400
250 5,105,148
4,846,699
5,105,398
(115,150) 4,731,549
(161,284) 4,944,114
200,453 39,034
92,420 35,142
55,910
56,106
25,226
27,593
44,359
40,161
75,993
69,914
114,201
109,008
6,868,911
7,299,826
5. 2 f
6. 2.g 2.l 2.m 7. 2.h, 2i 2.l 2.m
8. 2 j 2.m 9. 2.k 2.l 2.m 32. 2.c
Jumlah Kredit Yang Diberikan
`
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit yang diberikan - bersih 10. Tagihan Akseptasi - setelah dikurangi Cadangan 2.l 2.m Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 31 pada tahun 2012 dan Nihil pada tahun 2011 11. 2d Pendapatan bunga yang masih akan diterima Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 12. 2.n sebesar Rp 127.067 pada tahun 2012 dan Rp 122.381 pada tahun 2011 Aset Tidak Berwujud - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 44.177 untuk tahun 2012 dan 13. 2o Rp. 41.270 untuk tahun 2011 Aset Pajak Tangguhan - bersih 2d Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi Cadangan 14. Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 27.119 pada 2.q tahun 2012 dan Rp 33.436 pada tahun 2011 Aset Lain-lain - bersih
31-Mar-12
15. 2p
JUMLAH ASET
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
5
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
31-Mar-12
31-Dec-11
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera
16.
35,372
27,330
114,970 5,536,030 5,651,000
106,991 5,904,373 6,011,364
243,752
400,607
803
588
200,484
92,420
10
10
-
-
5,975
6,999
17,283
18,530
97,687
118,884
JUMLAH LIABILITAS
6,252,365
6,676,732
EKUITAS 24. Modal saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham (nilai penuh) Modal dasar - 20.000.000.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor - penuh
548,608
548,608
Tambahan modal disetor - bersih
25.
12,048
12,048
Modal Lainnya
26.
115,221
113,255
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari Perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual - bersih
2.i (9,565)
4,928
Saldo Laba (Rugi) Dicadangkan Tidak dicadangkan
17,940 (67,706)
17,940 (73,685)
JUMLAH EKUITAS
616,546
623,094
6,868,911
7,299,826
Simpanan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak Ketiga
Simpanan dari Bank lain Liabilitas Derivatif
17. 2.s 2.c 32.
18. 8. 2.j
Liabilitas Akseptasi
10 2l, 2m
Pinjaman yang Diterima
19.
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
20. 2.m
Hutang Pajak
21. 2.t
Bunga masih harus dibayar
22. t 23.
Liabilitas lain-lain
JUMLAH LIABILTAS DAN EKUITAS
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
6
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Pendapatan provisi dan komisi Jumlah Pendapatan Bunga Beban Bunga Bunga Premi Penjaminan Jumlah Beban Bunga Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya Provisi dan Komisi selain dari pemberian Kredit Pendapatan denda Keuntungan bersih dari realisasi penjualan efek - efek Keuntungan bersih dari Transaksi mata uang asing Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan nilai efek yang diperdagangkan - bersih Lain - lain Jumlah Pendapatan Operasi Lainnya Jumlah Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya
27.
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Keuntungan Penjualan Aset Tetap Bersih Keuntungan / (Kerugian) Penjualan AYDA Lainnya Bersih Pendapatan (Beban) Non Operasional LABA SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN TAKSIRAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA (RUGI) BERSIH
31-Mar-11
177,307 177,307
220,546 220,546
(89,150) (2,953) (92,103) 85,204
(125,584) (3,947) (129,531) 91,015
5,549 214 17,650 2,124 (1,932) 23,605 108,809
6,504 193 895 1,071 8,663 99,678
(3,252) -
(1,749) (62)
(50,047) (48,085) (98,132) 7,425
(50,226) (43,278) (93,504) 4,363
27 50 537 614
(422) (818) (1,240)
8,039 (2,060) 5,979
3,123 (781) 2,342
28.
2.v 2.h
2.h
Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan 5,6,7 dan Non Keuangan 19 Beban Estimasi Kerugian komitmen dan kontijensi Beban Operasional lainnya Umum dan administrasi Tenaga Kerja Jumlah Beban Operasional lainnya Laba Operasional - Bersih
31-Mar-12
29. 30.
2r, 13
2.v.
PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN : Laba (Rugi) yang belum direalisasikan atas surat surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual setelah pajak tagIhan Laba (Rugi) komprehensif Lainnya - setelah pajak TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 31. Laba per Saham
(14,493) (14,493) (8,514) 1.09
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
7
(7,169) (7,169) (4,827) 0.43
8
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. LAPORAN ARUS KAS Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31-Mar-12 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi, dan komisi Pembayaran bunga dan premi penjaminan Penerimaan Pendapatan operasional lainnya Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan Pembayaran beban operasional lainnya Penerimaan non operasional Pembayaran pajak penghasilan Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan Liabilitas
31-Mar-11
173,414 (92,757) 27,620 (46,090) (47,123) 2,890 17,953
222,291 (133,656) 8,664 (40,390) (47,611) (1,276) (906) 7,117
(Kenaikan) Penurunan Dalam Aset Operasi Penempatan pada bank lain Efek-efek yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual Kredit Agunan yang diambil alih Aset lain-lain Kenaikan ( Penurunan ) Dalam Liabilitas Operasi Giro Tabungan Deposito berjangka Sertifikat deposito Simpanan dari bank lain Kewajiban / tagihan derivatif
110,727 (33,158) 258,698 238 (71,483)
(3,363) (109,861) 107,914 3,633 (23,020)
(111,780) (210,467) (38,116) (156,855) 200
(66,195) 30,752 (847,583) 51,164 (852)
Liabilitas lain-lain Kas Bersih yang diperoleh dari Aktivitas Operasional
(26,211) (260,254)
11,479 (838,814)
27 (5,374)
36 (2,733)
101,655 96,309
(26,858) (29,556)
-
2,725
-
2,725
(163,946) 1,128,855 964,910
(865,645) 1,864,809 999,164
79,896 455,164 71,887 357,963 964,910
71,696 512,411 60,137 354,920 999,164
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Perolehan Aset Tetap dan perangkat lunak Penjualan (pembelian) dari investasi keuangan Kas Bersih diperoleh dari Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran Pinjaman yang Diterima
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan ( Penurunan ) Bersih Kas dan Setara Kas Saldo Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun Saldo Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun Kas dan Setara Kas Terdiri Dari : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada BI dan Bank lain jatuh tempo kurang dari 3 Bulan Jumlah Kas dan Setara Kas
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum Bank PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank) didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank Bumiputera Indonesia berdasarkan Akta Notaris No. 49 tanggal 31 Juli 1989 dibuat dihadapan Ny. Sri Rahayu, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C-2.7223.HT.01.01.TH.89 tertanggal 9 Agustus 1989 serta diumumkan dalam Tambahan No. 1917 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 75 tanggal 19 September 1989. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir kali diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 7 tanggal 17 April 2009 yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya tertanggal 26 Mei 2009 No. AHU22959.AH.01.02.Tahun 2009 dan telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.1015599 tanggal 11 September 2009 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56 Tambahan No.18380/2009 tanggal 14 Juli 2009, akta mana merubah tempat kedudukan Bank, merubah susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menyesuaikan anggaran dasar Bank dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No.IX.J.1 serta merubah nama Bank menjadi PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/45/KEP.GBI/2009 tanggal 11 September 2009, izin usaha atas nama PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk diubah menjadi atas nama PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Pada September 2009, Bank telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dalam Surat No.11/504/DPIP/Prz untuk pemindahan lokasi kantor pusat Bank, yang semula beralamat di Wisma Bumiputera Lantai 14, Jl. Jend. Sudirman Kav. 75 Jakarta 12910, menjadi di Menara ICB Bumiputera, Jl. Probolinggo No.18 Menteng, Jakarta Pusat 10350. Pada tanggal 31 Maret 2012, Bank memiliki 16 kantor cabang, 32 kantor cabang pembantu, 74 kantor kas, dan 5 payment point yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. b. Penawaran Umum Efek Bank Penawaran Umum Perdana Saham Pada tanggal 27 Juni 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S1402/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum atas 500.000.000 (lima ratus juta) saham Bank kepada masyarakat. Nilai nominal per saham adalah sebesar Rp100,- (seratus Rupiah) dan harga penawaran adalah sebesar Rp120,- (seratus dua puluh Rupiah) per saham. Pada tanggal 15 Juli 2002, saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Penawaran Umum Terbatas I Pada tanggal 23 November 2005, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-3278/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I ("PUT I") atas 3.000.000.000 (tiga milyar) saham Bank dengan harga penawaran saham sama dengan nilai nominal sebesar Rp100,- (seratus Rupiah) per saham, disertai dengan penerbitan 666.666.654 (enam ratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus lima puluh empat) Waran Seri I yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp120,- (seratus dua puluh Rupiah) per saham. Pernyataan efektif tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank yang dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2005 yang telah menyetujui PUT I tersebut. Pada bulan Januari 2006, Bank telah menerima seluruh setoran dari pemegang saham sehubungan dengan PUT I tersebut. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Januari 2006.
10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Bank (Lanjutan) Penawaran Umum Terbatas II Pada Mei 2010, Bank telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dengan surat No. 178/BABP/DIR/V/2010 kepada BAPEPAM-LK sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) kepada para pemegang saham perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) dengan penerbitan obligasi wajib konversi yang diberi nama "Obligasi Wajib Konversi Bank ICB Bumiputera Tahun 2010" (“OWK”) dengan jumlah pokok sebesar Rp150.000.000,- (seratus lima puluh milyar Rupiah). Bank memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk PUT II melalui Surat Keputusannya No.S-5539/BL/2010 tanggal 22 Juni 2010. PUT II telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 22 Juni 2010. Setiap pemegang 10 (sepuluh) saham Bank yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank pada tanggal 2 Juli 2010 pukul 16.00 WIB berhak atas 3 (tiga) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) satuan OWK, dengan harga penawaran sebesar Rp100 (seratus Rupiah) setiap 1 (satu) satuan OWK yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan OWK. OWK ini diterbitkan tanpa warkat, ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari nilai nominal, berjangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal emisi. OWK menawarkan tingkat bunga tetap sebesar 8% (delapan persen) per tahun untuk semester pertama dan bunga mengambang untuk semester ke-2 (dua) sampai semester ke-10 (sepuluh) yang besarnya ditentukan berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia ("SBI") 3 (tiga) bulan + 1 % (plus satu persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih tinggi diantara keduanya). Dikarenakan Bank Indonesia tidak lagi mengumumkan instrumen SBI 3 (tiga) bulan, maka sesuai hasil keputusan RUPO tanggal 15 Desember 2011 merubah dasar penentuan tingkat bunga OWK mengambang untuk pembayaran bunga keempat dan seterusnya yang dihitung berdasarkan tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara ("SPN") yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia 3 (tiga) bulan + 1% (plus satu persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih tinggi diantara keduanya). Apabila Kementerian Keuangan Republik Indonesia kemudian tidak lagi mengumumkan SPN 3 (tiga) bulan sebagaimana tersebut di atas, maka dasar penentuan tingkat bunga OWK mengambang dihitung berdasarkan tingkat bunga SPN 12 (duabelas) bulan + 1% (plus satu persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih tinggi diantara keduanya). Bunga OWK dibayarkan setiap semesteran, sesuai dengan tanggal pembayaran bunga OWK. Pembayaran bunga OWK pertama dilakukan pada tanggal 19 Januari 2011, sedangkan pembayaran bunga OWK terakhir sekaligus tanggal jatuh tempo OWK adalah tanggal 19 Juli 2015. OWK ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus oleh Bank dan dari pihak ketiga lainnya, termasuk tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukkan dalam program Penjaminan Simpanan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia atau lembaga penjamin lainnya sesuai dengan peraturan perundangundangan, akan tetapi dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan secara umum dijamin dengan seluruh harta kekayaan Perseroan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi Pemegang OWK ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia. Jumlah dana yang diperoleh dari PUT II adalah sebesar Rp150.000.000.000 ,- (seratus lima puluh milyar rupiah) dan telah diterima oleh Bank pada bulan Juli 2010. Sebagian dari dana diperoleh sebesar Rp3.471.007 digunakan sebagai biaya emisi.
11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Dewan Komisaris Presiden Komisaris (Independen) Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen
2012 Dato’ Mat Amir bin Jaffar Tai Terk Lin Herald Tonny Hasiholan Bako Ria Budiweni Sumiati Pardede Bambang Setijoprodjo
2011 Dato’ Mat Amir bin Jaffar Tai Terk Lin Naimah binti Abdul Khalid Herald Tonny Hasiholan Bako Ria Budiweni Sumiati Pardede Bambang Setijoprodjo
Direksi Presiden Direktur Direktur Sumber Daya Manusia dan Kepatuhan Direktur Operasional Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Direktur Bisnis Perbankan
2012 Lee Meng Lai (*) Bambang Setiawan
2011 Lee Meng Lai (*) Bambang Setiawan
Rajuendran Marrapan Tay Un Soo **)
Rajuendran Marrapan Tay Un Soo **)
Jap Hartono
Jap Hartono
*) Pengangkatan akan berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia *) Selama pengangkatan Lee Meng Lai sebagai Presiden Direktur Perseroan yang baru belum memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, maka sebagai Pelaksana Tugas Presiden Direktur adalah Tay Un Soo.
Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi masing-masing sebesar Rp1.922.102.172 dan Rp8.504.146.211 pada tahun 2011 serta Rp 406.166.187 dan Rp 1.613.901.613 untuk Maret 2012. Susunan Komite Audit Bank pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Ketua Anggota Anggota
2012 Herald Tonny Hasiholan Bako Soenarso Soemodiwirjo Arini Imamawati
2011 Herald Tonny Hasiholan Bako Soenarso Soemodiwirjo Arini Imamawati
Jumlah gaji dan tunjangan dari anggota Komite Audit masing-masing sebesar Rp519.635.142 dan Rp 120.347.052 untuk tahun 2011 dan Maret 2012 Pada tanggal 31 Maret 2012 dan Desember 2011 Bank memperkerjakan masing-masing sebanyak 1.595 dan 1.611 karyawan.
12
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Bank disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan. Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 yang merupakan lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan perubahannya, Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, serta Surat Edaran BAPEPAM-LK No. SE02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi dan Perbankan. Dasar Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan kecuali untuk beberapa akun yang dinilai menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana dijelaskan pada kebijakan akuntansi dari akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, Sertifikat Bank Indonesia, penempatan pada Bank Indonesia dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan dari tanggal Kas adalah mata uang kertas dan logam baik Rupiah dan mata uang asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Kas yang telah ditentukan penggunaannya atau kas yang tidak dapat digunakan secara bebas tidak diklasifikasi dalam kas. Pengertian kas termasuk kas besar, kas kecil, kas ATM, kas dalam perjalanan dan mata uang Rupiah dan mata uang asing yang ditarik dari peredaran dan yang masih dalam tenggang untuk penukaran ke Bank Indonesia atau bank sentral negara yang bersangkutan. Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah. b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah kurs spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut: Maret Desember 2011 Maret 2011 9,144.00 9,067.50 8,707.50 1 Dolar Amerika Serikat (USD) 7,268.11 6,983.54 6,908.85 1 Dolar Singapura (SGD) 111.33 116.82 105.21 1 Yen Jepang (JPY) 1,177.81 1,167.22 1,118.92 1 Dolar Hong Kong (HKD) 9,512.05 9,205.78 9,003.56 1 Dolar Australia (AUD) 12,198.76 11,714.76 12,374.67 1 Euro (EUR)
13
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan perubahan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”. Pihak-pihak yang berelasi adalah: 1. perusahaan yang secara langsung maupun yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Bank (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries ); 2. perusahaan asosiasi; 3. perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Bank yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Bank); 4. karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Bank yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Bank serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Bank dan perusahaanperusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Bank. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak pihak yang berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan d. Aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek diperdagangkan, investasi keuangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, pendapatan bunga yang masih akan diterima dan aset lain-lain (uang jaminan Liabilitas keuangan Bank terdiri dari kewajiban segera, simpanan, simpanan dari bank lain, kewajiban derivatif, kewajiban akseptasi, pinjaman diterima, bunga yang masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain (obligasi wajib konversi, biaya yang masih harus dibayar, dan setoran jaminan). Bank menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, efektif sejak 1 Januari 2010, yang masing-masing menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan PSAK No. 50 (Revisi 1999), “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. (i). Klasifikasi Sejak 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: ● Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) subklasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan; ● Kredit yang diberikan dan piutang; ● Investasi dimiliki hingga jatuh tempo; ● Investasi tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: ● Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu kewajiban keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan kewajiban keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ● Liabilitas keuangan lain.
14
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) Kelompok aset dan Liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking . Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok ini, kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset dan liabilitas dalam kelompok ini dicatat pada nilai wajar dalam Laporan Posisi Keuangan dengan keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: ● yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; ● yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau ● dalam hal dimana Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi yang diakui sebagai bagian dari ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi. Liabilitas keuangan lainnya merupakan Liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi saat pengakuan kewajiban. (ii). Pengakuan awal a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Bank berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. Bank pada pengakuan awal, dapat menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut: ● penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch ) yang dapat timbul, atau
15
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) ● aset keuangan dan liabilitas keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar, atau ● aset keuangan dan liabilitas keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Opsi nilai wajar digunakan untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, pinjaman yang diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laporan laba rugi. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif melekat. (iii). Pengukuran setelah pengakuan awal Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajarnya. Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. (iv). Penghentian pengakuan a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: - Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau - Bank telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan, dan antara (a) Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, tetapi telah Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass-through arrangement dan tidak mentransfer serta tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut. b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu kewajiban yang ada yang secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan kewajiban awal dan pengakuan kewajiban baru, dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Pinjaman yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai.
16
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) (v). Pengakuan pendapatan dan beban a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. (vi). Reklasifikasi aset keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dimana: a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank. (vii). Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. (viii). Pengukuran biaya diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.
17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) (ix). Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban dapat diselesaikan, diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran. Nilai pasar dapat diperoleh dari Interdealer Market Association (IDMA) atau harga pasar atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek (dealer ), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Bank menggunakan credit risk spread sendiri untuk menentukan nilai wajar dari kewajiban derivatif dan kewajiban lainnya yang telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread , Bank mengakui keuntungan atas kewajiban tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat kewajiban. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread , entitas mengakui kerugian atas kewajiban tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat kewajiban. Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi. Untuk instrumen yang lebih kompleks, Bank menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan teknik dan metode penilaian yang umumnya diakui sebagai standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak derivatif yang ditransaksikan melalui pasar over-the-counter , unlisted debt securities (termasuk surat hutang dengan derivatif melekat) dan instrumen hutang lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang dapat diobservasi di pasar dan dengan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu. Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan sebuah estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan dengan pasti, dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas posisi yang dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk , risiko likuiditas dan risiko kredit counterparty . Berdasarkan kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan, manajemen berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap tepat untuk menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam Laporan Posisi Keuangan. Data harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah di-review dan disesuaikan jika diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini.
18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas pinjaman yang diberikan dan piutang, serta kewajiban kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya. Nilai wajar dari kewajiban kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai tercatatnya. Sejak 1 Januari 2010, aset keuangan dan long position diukur dengan menggunakan harga penawaran; kewajiban keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Transaksi dalam mata uang asing Bank menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang selain Rupiah yang terjadi di sepanjang tahun dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. e. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah melakukan pertimbangan profesional dan estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Beberapa pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Nilai wajar atas instrumen keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang Bank menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, pertimbangan manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan kerugian penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas kondisi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari sejumlah faktor dan hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan perubahan di masa mendatang atas cadangan penurunan nilai. Bank juga membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur kredit yang dimiliki, dimana evaluasi dilakukan terhadap kelompok kredit berdasarkan data kerugian historis.
19
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual Bank mereview efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan. Aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan. Pensiun Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain. f.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Sejak 1 Januari 2010, giro pada bank lain dan Bank Indonesia setelah perolehan awal diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai.
g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk call money, penempatan dalam fixed term, deposito berjangka dan lain-lain. Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan pendapatan bunga yang ditangguhkan. Pada awal transaksi penempatan pada bank lain dinilai berdasarkan nilai wajar ditambah biaya transaksi tambahan langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai. h. Efek-efek yang Diperdagangkan Efek-efek yang diperdagangkan diakui dan diukur sebesar nilai wajar di Laporan Posisi Keuangan pada saat pengakuan awal. Setelah pengakuan awal, keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar efek-efek dan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang direalisasikan pada saat efek-efek yang diperdagangkan dijual, diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan. Efek-efek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal.
20
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) i.
Investasi Keuangan Investasi keuangan merupakan investasi pada efek-efek yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual, dan tagihan atas wesel ekspor. Setelah pengakuan awal, investasi keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ("held-to-maturity") dan tagihan atas wesel ekspor diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Investasi keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan dari kenaikan atau penurunan nilai wajar, setelah pajak, diakui dan disajikan sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya. Ketika investasi tersebut dihapus, keuntungan dan kerugian kumulatif setelah pajak, yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif lainnya, diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai pada investasi tersebut diakui dalam laporan laba rugi dan dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lainnya. Premi dan/atau diskonto diamortisasi sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Jika Bank akan menjual atau mengklasifikasikan kembali investasi-investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi-kondisi spesifik tertentu sebagaimana diungkapkan pada Catatan 2d) melebihi jumlah yang tidak signifikan, seluruh kategori tersebut akan terpengaruh dan harus diklasifikasikan kembali sebagai investasi tersedia untuk dijual. Selanjutnya Bank tidak diperbolehkan untuk mengklasifikasikan aset keuangan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya. Penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m. Efek-efek yang Tersedia untuk Dijual Efek-efek tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan sebagai komponen ekuitas setelah diperhitungkan dengan amortisasi premi dan diskonto. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan pada saat realisasi. Efek-efek yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo yang dinyatakan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto.
j.
Instrumen keuangan Derivatif Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada laporan posisi keuangan. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga kuotasi instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk lindung nilai (atau tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non-derivatif dan diperlakukan sebagai instrumen derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi: 1. Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat berhubungan dengan karakteristik dan risiko kontrak utama. 2. Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat memenuhi definisi dari derivatif, dan 3. Instrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur secara harga wajar dengan perubahan nilai wajar diakui di dalam laporan laba rugi (yaitu derivatif melekat di dalam aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melakui laba rugi tidak dipisahkan).
21
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j.
Instrumen keuangan Derivatif (Lanjutan) Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam Laporan Posisi Keuangan berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal pelaporan Laporan Posisi Keuangan, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa atau model penentuan harga.
k. Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya/fee transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut diakui pada laporan laba rugi. Penyisihan kerugian atas penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m. Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama dan penerusan kredit (channelling ) dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. l.
Tagihan dan Liabilitas Akseptasi Dalam kegiatan bisnis normal, Bank memberikan jaminan keuangan, seperti letters of credit , bank garansi, dan akseptasi. Tagihan akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi oleh penyisihan penurunan nilai. Kewajiban akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m.
m. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non-Keuangan Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara Bukti penurunan nilai meliputi indikasi kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi).
22
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non-Keuangan (Lanjutan) Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan. Nilai tercatat dari aset non-keuangan, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap periode, untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank akan melakukan estimasi jumlah nilai yang dapat dipulihkan. Aset non-keuangan adalah aset bank selain aset keuangan yang memiliki potensi kerugian, dan antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts . Penggolongan kualitas untuk aset non-keuangan yang berupa rekening antar kantor dan suspense accounts adalah sebagai berikut: Klasifikasi Persentase Penyisihan Kerugian 1% Lancar* 5% Dalam Perhatian Khusus 15% Kurang Lancar 50% Diragukan 100% Macet *) di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, obligasi Pemerintah Republik Indonesia, dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai, di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, obligasi Pemerintah Republik Indonesia, dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai.
Penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut: Klasifikasi Persentase Penyisihan Kerugian 0% Lancar 15% Kurang Lancar 50% Diragukan 100% Macet Penyisihan kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai liabilitas pada Laporan Posisi Keuangan dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”. Berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset non-produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Namun, Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Bank telah melakukan beberapa penyesuaian dengan menjurnal balik penyisihan n. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Tahun Bangunan dan perbaikan bangunan 5 - 20 Kendaraan bermotor 5 Perabotan kantor 5 Peralatan kantor 5 Piranti keras komputer 5
23
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) n. Aset Tetap (Lanjutan) Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif pada setiap akhir periode. o. Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud terdiri dari perangkat lunak. Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan kemungkinan besar Bank akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Perangkat lunak yang bukan merupakan bagian integral dari perangkat keras yang terkait dicatat sebagai aset tidak berwujud dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi. Biaya perolehan perangkat lunak terdiri dari seluruh pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung dalam persiapan perangkat lunak tersebut sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Pengeluaran setelah perolehan perangkat lunak dapat ditambahkan pada biaya perolehan perangkat lunak atau dikapitalisasi sebagai perangkat lunak hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak yang bersangkutan sehingga menjadi lebih besar dari standar kinerja yang diperkirakan semula. Pengeluaran yang tidak menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Perangkat lunak diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi umur manfaatnya, yaitu 5 (lima) tahun. Amortisasi perangkat lunak diakui dalam laporan laba rugi, sejak tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai sampai berakhirnya masa manfaat dari perangkat lunak tersebut. p. Sewa Bank telah menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007). “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK yang telah direvisi, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Jika tidak demikian, maka sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai sewa operasi, pembayaran dari sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi selama masa sewa dengan menggunakan metode garis q. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit yang diberikan dicatat berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan kerugian kredit. Biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada usaha pada saat terjadinya. Laba atau rugi yang diperoleh atau berasal dari penjualan agunan yang diambil alih disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan (Beban) Non-Operasional - Lain-lain - Bersih” dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
24
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) r.
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
s. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah (di luar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka. Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau sama dengan 90 hari, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. t.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Secara prospektif, untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai tercatat bersih dari aset atau kewajiban keuangan tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual instrumen keuangan termasuk fee /biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan instrumen tersebut yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Nilai tercatat aset atau kewajiban keuangan disesuaikan jika Bank merevisi estimasi pembayaran maupun penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan perubahan nilai tercatat dicatat di laporan laba rugi. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana pada tahun berikutnya Bank meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian suku bunga efektif sejak tanggal perubahan estimasi. Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga tetap diakui dengan menggunakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.
u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya material yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian aset keuangan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan aset keuangan yang bersangkutan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif sepanjang perkiraan umur aset atau liabilitas keuangan.
25
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi (Lanjutan) Saldo beban yang ditangguhkan dan pendapatan komisi atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaiannya. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau jangka waktu kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau tidak material, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. v. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan atas kewajiban perpajakan dicatat ketika ketetapan pajak diterima atau jika keberatan diajukan oleh Bank, ketika hasil dari keberatan tersebut telah ditentukan. w. Imbalan Pasca Kerja Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji kotor karyawan, sebesar 2% yang ditanggung oleh karyawan dan berkisar antara 5% sampai 10% ditanggung oleh Bank. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife Indonesia. Bagian iuran yang ditanggung oleh Bank dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya. Bank memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti di atas. Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revised 2004), “Imbalan Kerja”, Bank melakukan penyisihan untuk taksiran kewajiban manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja tersebut. Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan dengan Metode Projected Unit Credit . Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja partisipan program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested , dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested . x. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
26
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) y. Instrumen keuangan majemuk Instrumen keuangan majemuk yang diterbitkan oleh Bank, terdiri dari obligasi yang wajib dikonversi ke modal saham, dan besarnya jumlah saham yang akan diterbitkan tidak akan berubah sesuai dengan perubahan nilai wajarnya. Pengakuan awal komponen kewajiban dari instrumen kewajiban majemuk menggunakan nilai wajar dari kewajiban sejenis yang tidak mempunyai opsi konversi ke ekuitas. Pengakuan awal komponen ekuitas diakui dari selisih antara nilai wajar keseluruhan dari instrumen keuangan majemuk dengan nilai wajar komponen kewajiban. Biaya transaksi yang terkait dialokasikan secara proporsional ke masing-masing komponen kewajiban dan komponen ekuitas. Setelah pengakuan awal, komponen kewajiban dari instrumen keuangan majemuk diukur berdasarkan biaya amortisasi dengan metode suku bunga efektif. Komponen ekuitas dari instrumen keuangan majemuk tidak diukur kembali setelah pengakuan awal. z. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bank melaporkan informasi segmen berdasarkan segmen operasi dan area geografis sesuai pelaporan internal bank. Segmen operasi adalah komponen Bank yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban, yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya serta tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Segmen operasi terbagi dalam kelompok bisnis perbankan, konsumen, treasury, dan lain-lain. aa. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapannya Bank telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan dengan Bank: i. PSAK No. 1 (Revisi 2009),” Penyajian Laporan Keuangan”. ii. PSAK No. 2 (Revisi 2009), ” Penyajian Laporan Keuangan”. iii. PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. iv. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. v. PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”. vi. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”. vii. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. viii. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. ix. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. x PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Penerapan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan, kecuali untuk: 1. Penyajian Laporan Keuangan PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
27
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) aa. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapannya (Lanjutan) Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut terhadap Bank adalah sebagai berikut: Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar tersebut. Perubahan ini tidak berdampak pada laba per saham Bank karena hanya merupakan perubahan pada penyajian laporan keuangan saja. 2. Penyajian Segmen Operasi PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian khusus dari perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009). Tidak ada dampak terhadap posisi ekuitas dan laba per saham Bank.
28
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
KAS Saldo Kas terdiri atas : 31-Mar-12 Jenis Mata Uang Rupiah Mata Uang Asing - USD Mata Uang Asing - SGD Jumlah
4.
31-Dec-11
76,465 1,507 1,924 79,896
63,349 1,129 244 64,722
GIRO PADA BANK INDONESIA
Jumlah Jenis Mata Uang Rupiah Mata Uang Asing
31-Mar-12 Persentase
392,985 62,179 455,164
86% 14% 100%
Jumlah
31-Dec-11 Persentase
408,824 68,913 477,737
86% 14% 100%
Pada tanggal 4 Oktober 2010, BI mengeluarkan Peraturan No. 12/19/PBI/2010, yang menggantikan Peraturan No. 10/25/PBI/2008 yang dikeluarkan pada tanggal 23 Oktober 2008 dan peraturan-peraturan lainnya yang tersebut di atas. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM LDR. GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. Pada tahun 2011, BI menerbitkan PBI No.13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM primer, GWM sekunder, dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan GWM sekunder dalam rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing. Pemenuhan GWM dalam mata uang asing ini diterapkan secara bertahap, yaitu sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing dan sejak 1 Juni 2011, GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Bank telah memenuhi GWM sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
29
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
GIRO PADA BANK LAIN Akun ini terdiri dari : 31-Mar-12
Berdasarkan Mata Uang Rupiah Bank Negara Indonesia Bank CIMB Niaga Bank Tabungan Negara Bank Permata Standard Chartered Bank USD: Citibank, N.A Standard Chartered Bank, New York Wachovia Bank.N.A Bank Central Asia Standard Chartered Bank Deutsche Bank Morgan Chase Bank N.A JPY: Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Tokyo Wachovia Bank.N.A SGD: United Overseas Bank HKD: Standard Chartered Bank,Hongkong BCA Finance Ltd. Hongkong EUR: Deutsche Bank Frankfrurt Amex Bank Frankfrut Standard Chartered Bank, Frankfrut Wachovia Bank.N.A AUD : Commonwealth Bank Sydney
Jumlah Giro Pada Bank Lain Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
31-Dec-11
348 2,054 39 27 2,468
347 1,982 39 27 2,395
1,789 10,167 6,442 1,408 1,106 10,321
2,107 13,168 31,966 29,562 2,162
910 15,836
219 383
3,042
25,071
9,710 154
4,551 152
673 2,583 436
1,031 3,554 418
4,844 69,419
1,815 116,157
71,887 71,887
118,552 118,552
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun
Rupiah Valuta Asing
31-Mar-12
31-Dec-11
4.48% 0.06%
3.46% 0.05%
Seluruh giro pada bank lain pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar.
30
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 31-Dec-11 Rupiah Bank Indonesia 358,000 465,000 Nilai Nominal (37) (58) Dikurangi bunga yang belum diamortisasi 27,237 22,163 Bank Perkreditan Rakyat Interbank Call Money 30,000 Bank Panin 10,000 Bank DBS Indonesia 15,000 Bank ANZ Panin 10,000 Bank Index Selindo 100,000 BNI 20,000 Bank Ekonomi Raharja 30,000 BPD Jawa Barat & Banten Lainnya 450,200 637,105 Jumlah Valuta Asing 9,067 Bank DBS Indonesia 36,270 Bank Panin 14,537 45,338 Bank Permata 14,537 45,338 464,737
Jumlah Bersih
682,442
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan pada ”kurang dari atau sampai dengan 1 bulan”. Penempatan pada bank lain pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 ditempatkan pada pihak ketiga dan dikelompokkan sebagai lancar.
31
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK a. Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 31-Dec-11 Rupiah Diperdagangkan 61,525 9,924 Obligasi Pemerintah Indonesia Tersedia Untuk Dijual 325,390 388,950 Obligasi Pemerintah Indonesia 95,721 75,000 Obligasi Lainnya Kenaikan (penurunan) nilai yang belum (10,247) 5,754 direalisasi 410,864 469,704 Jumlah Tersedia Untuk Dijual Jumlah efek-efek dalam Rupiah Valuta Asing Diperdagangkan Dimiliki hingga jatuh tempo Wesel ekspor Jumlah Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk Dijual Obligasi Pemerintah Indonesia Kenaikan (Penurunan ) nilai Jumlah Tersedia untuk Dijual Jumlah efek-efek dalam Valuta Asing Jumlah Efek-efek Penyisihan Kerugian Efek-efek - Bersih
472,388
479,628
-
18,443
16,507 16,507
13,803 13,803
22,393 136 22,529
67,231 816 68,047
39,036
100,293
511,424 (1,673) 509,751
579,921 (1,644) 578,277
b. Tingkat bunga dan jangka waktu : 31-Mar-12
31-Dec-11
Rupiah Obligasi
7.31%
9.10%
Mata uang asing Obligasi Wesel
6.69% 3.45%
7.41% 4.42%
15 - 248 bulan 14 - 20 Hari
15 - 332 bulan 20 - 158 Hari
Jangka Waktu Obligasi Wesel
c. Nilai wajar efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 Mata uang asing Wesel Ekspor Jumlah
16,507 16,507
32
31-Dec-11 13,803 13,803
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK (Lanjutan) d. Biaya perolehan setelah amortisasi dari efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur jatuh tempo perjanjian adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 Mata uang asing Kurang dari 1 bulan 1 sampai 12 bulan Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
16,507 16,507 (1,673) 14,834
31-Dec-11 13,803 13,803 (4,751) 9,052
Efek-efek pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar kecuali untuk sebagian wesel ekspor yang diperoleh pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 yang dikelompokan sebagai macet dan seluruhnya diterbitkan oleh pihak ketiga. 8.
TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF Bank merupakan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan swap untuk tujuan trading. Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul dari potensi perubahan nilai akibat fluktuasi kurs mata uang asing, sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Bank. Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 Tagihan dan Liabilitas Derivatif Tagihan Kewajiban Forward Spot Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
31-Dec-11 Tagihan dan Liabilitas Derivatif Tagihan Kewajiban
160 591
124 679
254 482
268 320
751
803
736
588
Tagihan derivatif pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 merupakan transaksi pada pihak ketiga dan dikelompokkan sebagai lancar.
33
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
KREDIT YANG DIBERIKAN a. Kredit yang diberikan menurut jenisnya adalah sebagai berikut : 31-Mar-12 Hubungan Berelasi Pihak ketiga Rupiah Konsumsi Modal Kerja Investasi Pinjaman Sindikasi Pinjaman Karyawan Jumlah Valuta Asing Konsumsi Modal Kerja Investasi Jumlah Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Bersih
Jumlah
31-Dec-11 Hubungan Berelasi Pihak ketiga
Jumlah
186 113 299
2,123,852 1,289,021 852,658 36,270 22,285 4,324,086
2,124,038 1,289,021 852,658 36,270 22,398 4,324,385
203 47 250
2,331,658 1,506,372 630,298 69,215 21,341 4,558,884
2,331,861 1,506,372 630,298 69,215 21,388 4,559,134
-
377,693 144,621 522,314
377,693 144,621 522,314
-
454,688 91,576 546,264
454,688 91,576 546,264
299
4,846,400
4,846,699
250
5,105,148
5,105,398
(115,150) 4,731,549
(161,284) 4,944,114
b. Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut : 31-Mar-12
31-Dec-11
1,211,083 759,544 630,061 2,246,012 4,846,699 (115,150) 4,731,549
Jasa Perindustrian Perdagangan Lain-lain Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Kredit - Bersih
1,200,036 792,032 654,297 2,459,033 5,105,398 (161,284) 4,944,114
c. Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan periode perjanjian kredit:
Rupiah Kurang dari 1 bulan Lebih dari 1 - 3 bulan Lebih dari 3 - 12 bulan Lebih dari 1 - 5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Bersih
1,782 28,046 102,963 2,242,934 1,948,661 4,324,385
31-Mar-12 Valas 21,883 459,184 41,247 522,314
Jumlah
Rupiah
1,782 28,046 124,846 2,702,118 1,989,908 4,846,699
3,884 2,987 150,910 2,345,172 2,056,181 4,559,134
(115,150) 4,731,549
34
31-Dec-11 Valas 82,773 427,448 36,043 546,264
Jumlah 3,884 2,987 233,683 2,772,620 2,092,224 5,105,398 (161,284) 4,944,114
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 2. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo:
Rupiah Kurang dari 1 bulan Lebih dari 1 - 3 bulan Lebih dari 3 - 12 bulan Lebih dari 1 - 5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Bersih
153,135 99,380 806,092 2,070,601 1,195,178 4,324,385
31-Mar-12 Valas 129 44,962 327,427 129,078 20,719 522,314
Jumlah
Rupiah
153,263 144,341 1,133,519 2,199,679 1,215,897 4,846,699
244,518 114,567 692,260 2,267,927 1,239,862 4,559,134
31-Dec-11 Valas 146,724 22,371 215,949 140,676 20,544 546,264
(115,150) 4,731,549
Jumlah 391,242 136,938 908,209 2,408,603 1,260,406 5,105,398 (161,284) 4,944,114
d. Tingkat bunga rata-rata per tahun 31-Mar-12 31-Dec-11 Rupiah 18.84% 16.38% Investasi 17.10% 18.71% Modal Kerja 13.96% 14.67% Konsumsi 12.25% 12.25% Pembiayaan Bersama Dolar Amerika 5.90% 7.50% Investasi 6.61% 5.93% Modal Kerja Dolar Singapore 5.50% 5.50% Investasi 5.75% 5.54% Modal Kerja e. Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah berdasarkan perjanjian kredit sindikasi dengan bank-bank lain. Pada tahun 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Bank tidak berpartisipasi dalam kredit sindikasi dimana Bank bertindak sebagai lead manager . f. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak yang mempunyai hubungan istimewa) merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 10 (sepuluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. g. Kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan diberikan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. h. Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan klasifikasi kolektibilitas: 31-Mar-12 31-Dec-11 Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah 3,733,329 Lancar Dalam Perhatian Khusus 327,788 17,214 Kurang Lancar 21,776 Diragukan 224,278 Macet 4,324,385 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit - Bersih
490,846 24,232 7,236 522,314
4,224,175 352,019 17,214 21,776 231,515 4,846,699 (115,150) 4,731,549
35
4,003,261 244,023 16,999 19,879 274,973 4,559,135
538,948 7,315 546,263
4,542,209 244,023 16,999 19,879 282,288 5,105,398 (161,284) 4,944,114
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) i. j.
Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK. Rincian kredit bermasalah dengan kualitas "kurang lancar", "diragukan" dan "macet" menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut : 31-Mar-12 31-Dec-11 1,631 93,896 47,299 127,677 270,503 (101,089) 169,414
Jasa Perdagangan Perindustrian Lain-lain Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Kredit - Bersih
2,286 125,058 52,089 139,738 319,171 (147,610) 171,561
k. Fasilitas kredit sindikasi kepada PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) sebesar Rp 42.680.000 ribu pada tanggal 31 Desember 2005 telah direstrukturisasi berdasarkan perjanjian restrukturisasi No. 46/Dir.01/IX/2005 tanggal 23 September 2005 antara PTPN I dengan agen pemimpin sindikasi (Bank Agen). Berdasarkan PBI No. 7/45/PBI/2005 tanggal 11 November 2005 tentang “Perlakuan Khusus Terhadap Kredit Bank Umum Pasca bencana Nasional di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan, Propinsi Sumatera Utara”, fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur pada lokasi tersebut setelah dilakukan restrukturisasi diklasifikasikan dalam kategori “Lancar” hingga bulan Januari 2008. Berdasarkan PBI ini fasilitas kredit kepada PTPN I yang usahanya berlokasi di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam setelah dilakukan restrukturisasi diklasifikasikan dalam kategori lancar oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Pada tahun 2007, dilakukan restrukturisasi untuk kedua kalinya bagi PTPN I yang dilakukan dengan pemimpin sindikasi (Bank Agen) berdasarkan memo No.663/MO/IAM-G/XI/07 tanggal 23 November 2007, yang berlaku sampai dengan Desember 2018. 10. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI a. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan mata uang Tagihan Akseptasi 31-Mar-12 31-Dec-11 Bukan bank - Pihak ketiga 12,450 12,637 Rupiah 188,034 79,783 Mata uang asing 200,485 92,420 Jumlah Cadangan kerugian (31) Penurunan nilai 200,453 92,420 b. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan jatuh tempo Tagihan Akseptasi 31-Mar-12 31-Dec-11 Lebih dari 1 s/d 3 bulan Lebih dari 3 s/d 6 bulan
99,152 101,332 200,485
71,101 21,319 92,420
Liabilitas Akseptasi 31-Mar-12 31-Dec-11 12,450 188,033 200,484
12,637 79,783 92,420
200,484
92,420
Liabilitas Akseptasi 31-Mar-12 31-Dec-11 99,152 101,332 200,485
71,101 21,319 92,420
Cadangan Kerugian (31) Penurunan nilai 200,453 92,420 200,485 92,420 Jumlah Tagihan akseptasi pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar.
36
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN AKSEPTASI (Lanjutan) c. Tagihan dan kewajiban akseptasi berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: Tagihan Akseptasi Kewajiban Akseptasi 31-Mar-12 31-Dec-11 31-Mar-12 31-Dec-11 Kurang dari 1 bulan Lebih dari 1 s/d 3 bulan Lebih dari 3 s/d 6 bulan Cadangan Kerugian Penurunan nilai Jumlah
68,815 43,720 87,950 200,485
36,858 45,686 9,876 92,420
68,815 43,720 87,950 200,485
36,858 45,686 9,876 92,420
(31) 200,453
92,420
(31) 200,453
92,420
11. PENDAPATAN BUNGA YANG MASIH AKAN DITERIMA a. Berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 36,095 2,940 39,034
Rupiah Valuta Asing Jumlah
31-Dec-11 30,854 4,288 35,142
b. Berdasarkan jenis adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 Kredit yang diberikan Efek-efek (termasuk Obligasi pemerintah) Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain Jumlah
30,594 8,406 35 39,034
31-Dec-11 30,509 4,549 84 35,142
12. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari :
Aset tetap 1 Jan 2012 Biaya Perolehan 2,403 Tanah 77,761 Instalasi / Renovasi 20,797 Peralatan Kantor 18,652 Perabotan Gedung 11,215 Kendaraan Bermotor 45,912 Piranti Keras Komputer Aset tetap dlm penyelesaian 1,747 Jumlah
178,487
31 Maret 2012 Penambahan 668 3 32 401 3,288 4,392
37
Pengurangan 47 52 99
Reklasifikasi 735 355 (1,090) 0
2,403 79,211 20,849 18,655 11,246 46,668 3,945 182,978
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. ASET TETAP (Lanjutan) 1 Jan 2012 Akumulasi penyusutan : 53,006 Renovasi/Instalasi 16,378 Peralatan Kantor 14,992 Perabotan Gedung 6,798 Kendaraan Bermotor 31,207 Perangkat Keras Komputer Jumlah Nilai aset tetap
122,381
31 Maret 2012 Penambahan 1,821 654 454 247 1,260 4,437
Nilai aset tetap
54,874 17,236 15,446 7,045 32,467
-
127,068
250
55,910
170,180
12,717
1 Januari 2011 Akumulasi penyusutan : Penambahan 47,301 6,192 Renovasi/Instalasi 14,836 1,596 Peralatan Kantor 13,598 1,495 Perabotan Kantor 8,268 1,475 Kendaraan Bermotor 24,820 6,500 Perangkat Keras Komputer Jumlah
Reklasifikasi -
56,105
Aset tetap 1 Januari 2011 Biaya Perolehan Penambahan 2,403 Tanah 71,605 6,870 Instalasi / Renovasi 19,173 2,002 Peralatan Kantor 18,423 330 Perabotan Kantor 13,535 14 Kendaraan Bermotor 44,508 1,580 Piranti Keras Komputer 533 1,921 Aset tetap dlm penyelesaian Jumlah
Pengurangan 47 203 -
108,823
17,258
61,357
31 Des 2011 Pengurangan (714) (429) (101) (2,990) (176) (4,410)
Reklasifikasi 51 656 (707) -
2,403 77,761 20,797 18,652 11,215 45,912 1,747 178,487 31 Des 2011
Pengurangan (487) (54) (101) (2,945) (113)
Reklasifikasi -
53,006 16,378 14,992 6,798 31,207
(3,700)
-
122,381 56,106
38
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TIDAK BERWUJUD Aset tidak Berwujud Biaya Perolehan
1 Januari 2012 Penambahan
Piranti Lunak Komputer Piranti Lunak Komputer dalam penyelesaian Akumulasi Penyusutan Perangkat Lunak Komputer
68,422
Nilai Buku Bersih
27,593
Aset tetap tdk Berwujud Biaya Perolehan
31 Maret 2012
773
441 41,270
Pengurangan
Reklasifikasi
-
-
69,196
(234) 2,907
207
-
-
44,177
-
25,226
1 Januari 2011
31 Des 2011 Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer Piranti Lunak Komputer dalam penyelesaian Akumulasi Penyusutan Perangkat Lunak Komputer
65,647
1,993
-
782
909
314
-
(782)
29,824
11,446
Nilai Buku Bersih
36,732
-
-
68,422 441 41,270 27,593
14. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH Agunan yang diambil alih terdiri dari : 31-Mar-12 103,112 (27,119) 75,993
Nilai Agunan yang diambil alih Penyisihan penurunan nilai Jumlah
31-Dec-11 103,350 (33,436) 69,914
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 telah memadai. 15. ASET LAIN-LAIN Aset lain-lain terdiri dari : 31-Mar-12
31-Dec-11
23,958 23,042 Sewa dibayar dimuka 22,900 17,233 Uang muka 16,497 10,025 Asuransi Dibayar Dimuka 3,666 Uang Jaminan Sewa Gedung 9,217 Tagihan Restitusi Pajak 5,653 7,059 Biaya Promosi Dibayar Dimuka 45,193 38,766 Tagihan Lainnya - bersih 114,201 109,008 Jumlah Lain-lain juga meliputi biaya dibayar dimuka yang berhubungan dengan pemeliharaan, persediaan barang cetakan buku cek dan giro, personalia dan lainnya.
39
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LIABILITAS SEGERA Liabilitas segera terdiri dari : 31-Mar-12
31-Dec-11
965 69 4,487 10,076 19,775 35,372
Titipan dana kliring Transfer dana dalam proses Titipan nasabah Titipan Pajak Bumi dan bangunan Lain-lain Jumlah
31 5,198 10,053 12,048 27,330
17. SIMPANAN Simpanan terdiri dari : 31-Mar-12 Hubungan Berelasi Ketiga Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah
11,550 3,227 100,193 114,970
31-Dec-11 Hubungan Berelasi Ketiga
Jumlah
487,634 1,300,018 3,748,378 5,536,030
499,184 1,303,245 3,848,571 5,651,000
4,989 2,486 99,516 106,991
605,976 1,501,001 3,797,396 5,904,373
a. Giro Giro terdiri dari : 31-Mar-12 Pihak hubungan Berelasi Rupiah Valuta Asing Sub jumlah
31-Dec-11
10,862 688 11,550
4,324 665 4,989
Pihak ketiga Rupiah Valuta Asing Sub jumlah
364,671 122,963 487,634
457,870 148,106 605,976
Jumlah giro
499,184
610,965
Tingkat Bunga rata-rata per tahun adalah: Rupiah Dolar Amerika Mata Uang asing Lainnya b. Tabungan Tabungan terdiri dari : Rupiah Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah tabungan Tingkat Bunga rata-rata per tahun adalah: Rupiah
40
31-Mar-12 2.54% 0.26% 1.21%
31-Dec-11 2.50% 0.77% 1.17%
31-Mar-12
31-Dec-11
3,227 1,300,018 1,303,245
2,486 1,501,001 1,503,487
4.44%
4.77%
Jumlah 610,965 1,503,487 3,896,912 6,011,364
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. SIMPANAN (Lanjutan) c. Deposito Deposito terdiri dari : 31-Mar-12 Pihak hubungan istimewa Rupiah Valuta Asing Sub jumlah Pihak ketiga Rupiah Valuta Asing Sub jumlah Jumlah deposito
31-Dec-11
68,189 32,004 100,193
67,780 31,736 99,516
3,194,094 554,285 3,748,378
3,116,599 680,797 3,797,396
3,848,571
3,896,912
Tingkat Bunga rata-rata per tahun adalah: 6.65% Rupiah 1.67% Dolar Amerika Serikat 2.30% Mata Uang Asing Lainnya 1. Klasifikasi deposito berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 Hubungan Berelasi Ketiga 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan > 12 bulan Jumlah
41,219 58,973 100,193
Jumlah
1,384,341 1,406,178 267,096 690,589 174 3,748,378
1,425,560 1,465,151 267,096 690,589 174 3,848,571
8.32% 1.96% 1.61%
31-Dec-11 Hubungan Berelasi Ketiga 58,860 40,656 99,516
1,727,495 994,458 456,191 619,123 129 3,797,396
Jumlah 1,786,355 1,035,114 456,191 619,123 129 3,896,912
2. Klasifikasi deposito Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 Pihak hubungan Berelasi Ketiga Kurang dari 1 bulan > 1 s/d 3 bulan > 3 s/d 6 bulan > 6 s/d 12 bulan > 12 bulan Jumlah
59,355 40,838 100,193
Jumlah
1,939,763 1,011,664 347,560 444,870 4,521 3,748,378
1,999,118 1,052,501 347,560 444,870 4,521 3,848,571
31-Dec-11 Pihak hubungan Berelasi Ketiga 67,168 32,348 99,516
2,406,841 736,521 180,483 473,551 3,797,396
Jumlah 2,474,009 768,869 180,483 473,551 3,896,912
Dalam mempersiapkan laporan maturity profil yang telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia, Bank menggunakan perhitungan statistik dalam mendapatkan"behavioral" nasabah Dana Pihak Ketiga. Berdasarkan laporan tersebut, sebagian besar nasabah Dana Pihak Ketiga yang penempatannya akan jatuh tempo kurang dari 1 bulan selalu memperpanjang penempatan dananya.
41
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. SIMPANAN DARI BANK LAIN Simpanan dari bank lain seluruhnya merupakan transaksi dengan pihak ketiga, terdiri dari: 31-Mar-12 21,454 173,207 49,091 243,752
Giro Deposito Berjangka Tabungan lain-lain Jumlah
31-Dec-11 21,065 337,011 42,531 400,607
a. Giro Tingkat bunga giro rata-rata per tahun sebesar 2,11% dan 2,77% masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. b. Deposito Berjangka 1. Berdasarkan periode deposito berjangka Kurang dari 1 bulan 1 bulan 3 bulan Lebih dari 3 bulan Jumlah
31-Mar-12 2,000 13,612 54,190 103,405 173,207
31-Dec-11 3,350 68,878 12,720 252,063 337,011
31-Mar-12
31-Dec-11
2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo
24,892 109,795 38,520 173,207
Kurang dari atau sama dengan 1 bulan lebih dari 1 - 3 bulan lebih dari 3 - 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah
181,503 56,370 99,138 337,011
Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito sebesar 7,18% dan 7,97% masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. c. Tabungan 1. Berdasarkan periode tabungan 31-Mar-12 37,561 5,185 6,346 49,091
1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah
42
31-Dec-11 40,740 556 1,235 42,531
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. SIMPANAN DARI BANK LAIN (Lanjutan) 2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo 31-Mar-12 37,561 3,646 851 7,034 49,091
Kurang dari atau sama dengan 1 bulan lebih dari 1 - 3 bulan lebih dari 3 - 12 bulan Lebih dari 12 Bulan Jumlah
31-Dec-11 41,336 587 608 42,531
Tingkat bunga rata-rata per tahun tabungan sebesar 5,93% dan 5,86% masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. 19. PINJAMAN YANG DITERIMA Pinjaman yang diterima dengan rincian sebagai berikut: 31-Mar-12 Rupiah Pinjaman Pihak ke Tiga Mata Uang asing Lainnya Jumlah
31-Dec-11
10
10
10
10
Tingkat bunga rata-rata Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 8,93% per tahun dan jangka waktu pinjaman 15 tahun. 20. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank yang memiliki risiko kredit adalah sebagai berikut: 31-Mar-12 31-Dec-11 Estimasi Estimasi kerugian kerugian Saldo Saldo komitmen/ komitmen/ kontijensi kontijensi Rupiah 38,575 45,876 Bank Garansi 48,810 28,264 Irrevocable L/C Fasilitas kredit yang 282,383 343,133 belum digunakan 369,768 417,273 Jumlah Valuta asing 7,034 8,485 Bank Garansi 97,479 299,847 Irrevocable L/C Standby L/C Fasilitas kredit yang 184,443 104,483 belum digunakan 288,956 412,815 Jumlah 658,723 830,088 Jumlah Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2011 dan Maret 2012 seluruhnya dikelompokkan sebagai lancar.
43
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. HUTANG PAJAK Hutang pajak, terdiri dari: 31-Mar-12 Pajak penghasilan Pajak pasal 21 Pajak pasal 23 dan 26 Pajak pasal 4 ayat 2 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
1,273 202 4,333 166 5,975
31-Dec-11 1,706 4,958 172 163 6,999
22. BUNGA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Bunga yang masih harus dibayar, terdiri dari: 31-Mar-12 Rupiah Deposito berjangka Tabungan Obligasi Wajib Konversi Giro Simpanan dari Bank lain Jumlah Valuta Asing Deposito berjangka Giro Jumlah Jumlah
31-Dec-11
12,882 3,007 561 16,450
13,459 2,131 1,090 16,680
833 833
1,850 1,850
17,283
18,530
23. LIABILITAS LAIN-LAIN Liabilitas lain-lain, terdiri dari: 31-Mar-12 2,588 37,861 1,873 31,308 23,084 973 97,687
Pendapatan Diterima di muka Biaya Yang Masih Harus Dibayar Setoran Jaminan Tunai Obligasi wajib konversi Imbalan pasca kerja Lain-lain Jumlah
44
31-Dec-11 4,691 47,810 1,550 33,274 30,644 915 118,884
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. MODAL SAHAM Modal saham terdiri dari: Jumlah Saham (Juta Lembar) ICB Financial Group Holdings AG AJB Bumiputera 1912 SGBT Masyarakat (di bawah 5%)
3,835 299 626 726 5,486
Jumlah Saham (Juta Lembar) ICB Financial Group Holdings AG AJB Bumiputera 1912 SGBT Masyarakat (di bawah 5%)
3,835 299 626 726 5,486
31-Mar-12 Persentase Kepemilikan % 69.90% 5.46% 11.41% 13.23% 100.00% 31-Dec-11 Persentase Kepemilikan % 69.90% 5.46% 11.41% 13.23% 100.00%
Jumlah modal disetor 383,471 29,934 62,604 72,599 548,608
Jumlah modal disetor 383,471 29,934 62,604 72,599 548,608
Berdasarkan hasil keputusan RUPSLB tanggal 15 Desember 2005 yang diituangkan dalam akta notaris DR. A. Partomuan Pohan, S.H., L.LM No.18 tanggal 15 Desember 2005 dan pernyataan efektif dari BAPEPAM tanggal 23 November 2005 dengan Surat No.S-3278/PM/2005 serta persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.C-34313 HT.01.04.TH.2005 tanggal 23 Desember 2005, Perseroan melakukan PUT I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sejumlah 3 milyar Saham Baru dengan nilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) per saham yang ditawarkan dengan harga penawaran Rp 100,00 (seratus Rupiah) per saham dan penerbitan 666.666.654 Waran Seri I yang menyertai Saham Baru tersebut yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perseroan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan HMETD-nya dengan nilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) per saham dan harga pelaksanaan Rp 120,00 (seratus dua puluh Rupiah) per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan Waran Seri I yaitu mulai tanggal 3 Juli 2007 sampai dengan 30 Desember 2010. Sehubungan dengan PUT I tersebut di atas, dana yang diterima oleh Bank dari Che Abdul Daim bin Haji Zainuddin (”Tun Daim Zainuddin”), sebesar US$10.499.962 (setara dengan Rp 100 Milyar) pada Juli 2005, telah ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka yang diblokir sebagai escrow account hingga PUT I selesai dilaksanakan oleh Bank.
Pada bulan Januari 2006 Bank telah menerima setoran dari pemegang saham dalam rangka PUT I, termasuk deposito berjangka dari Tun Daim Zainuddin tersebut di atas, yang mengakibatkan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 200.000 juta menjadi Rp 500.000 juta. Berdasarkan surat BAPEPAM-LK No.S-12/BL/2006 tanggal 10 Mei 2006 dan surat persetujuan Bank Indonesia No.9/34/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 1 Mei 2007, maka pada tanggal 8 Mei 2007 telah dilakukan penjualan seluruh saham dan Waran Seri I milik Tun Daim Zainuddin di Bank masing-masing sejumlah 3.353.540.000 saham dan 486.032.555 Waran Seri I berdasarkan Transfer of Shares Agreement tertanggal 25 September 2006, ditandatangani oleh dan antara Tun Daim Zainuddin selaku penjual dengan ICB Financial Group Holdings AG selaku pembeli.
45
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. MODAL SAHAM (Lanjutan) Sesuai surat BAPEPAM-LK No.S-12/BL/2006 tanggal 10 Mei 2006 untuk pengalihan saham atas nama Tun Daim Zainuddin kepada ICB Financial Group Holdings AG dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bahwa transaksi pengalihan saham dan waran dari Tun Daim Zainuddin sebagai pengendali Perseroan kepada ICB Financial Group Holdings AG tidak mengakibatkan perubahan pengendali di Perseroan, mengingat pada saat transaksi 99,99% kepemilikan saham ICB Financial Group Holdings AG dimiliki Tun Daim Zainuddin, sehingga transaksi tersebut tidak wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. 2. Tun Daim Zainuddin dan ICB Financial Group Holdings AG agar menyampaikan laporan perubahan kepemilikan saham di Bank Perseroan kepada BAPEPAM- LK selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya transaksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.X.M.1 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu. Pada bulan Agustus 2010, Bank telah menerbitkan 40.999 saham baru dari portepel Perseroan hasil penukaran (exercise) 40.999 Waran Seri I tahun 2005 dan bulan Desember 2010 telah menerbitkan 486.037.542 saham baru dari portepel Perseroan hasil penukaran (exercise) 486.037.542 Waran Seri I tahun 2005. 25. TAMBAHAN MODAL DISETOR a. Tambahan modal disetor terdiri dari : 31-Mar-12 19,722 (7,673) 12,048
Agio Saham Biaya Emisi Efek Ekuitas Jumlah
31-Dec-11 19,722 (7,673) 12,048
b. Mutasi atas tambahan modal disetor adalah sebagai berikut : 31-Mar-12 12,048 12,048
Saldo awal periode Penerbitan saham melalui eksekusi waran Saldo akhir periode
31-Dec-11 12,048 12,048
asa 26. MODAL LAINNYA Modal lainnya merupakan komponen ekuitas dari OWK, setelah dikurangi dengan komponen liabilitas (catatan 21). 31-Mar-12 Komponen Liabilitas pada tanggal 19 Januari 2012 Komponen liabilitas pada awal periode Amortisasi komponen liabilitas Jumlah
46
113,255 1,966 115,221
31-Dec-11 106,254 7,001 113,255
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PENDAPATAN BUNGA 31-Mar-12 Rupiah Kredit Efek-efek Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Giro pada bank lain Sub jumlah Mata uang asing Kredit Efek-efek Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Giro pada bank lain Sub jumlah Jumlah
31-Mar-11
156,194 8,962 4,352 8 169,517
196,984 5,711 9,950 30 212,675
7,785
5 7,791
7,865 6 7,871
177,307
220,546
28. BEBAN BUNGA 31-Mar-12 Rupiah Simpanan Surat berharga yang diterbitkan Simpanan dari bank lain Lainnya Sub jumlah Mata uang asing Simpanan Sub jumlah Jumlah
31-Mar-11
75,055 3,007 43 7,267 85,372
99,596 3,095 9,573 10,958 123,222
3,778 3,778
2,362 2,362
89,150
125,584
29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 31-Mar-12 7,881 7,394 2,989 2,116 110 2,472 1,289 14,292 7,258 2,694 1,551 50,047
Penyusutan dan amortisasi Sewa Promosi dan iklan Asuransi Beban Pajak Pemeliharaan dan perbaikan Listrik dan air Perlengkapan kantor Komunikasi Transportasi Teknologi informasi Lainnya Jumlah
47
31-Mar-11 7,512 7,777 2,998 1,313 56 3,382 1,407 1,705 2,090 2,676 5,505 13,805 50,226
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. BEBAN TENAGA KERJA 31-Mar-12 26,812 5,529 852 3,120 3,305 1,719 992 4,318 355 79 1,002 3 48,085
Gaji Bonus Lembur Tunjangan kesehatan Tunjangan hari raya Tunjangan transportasi Tunjangan makan siang Tunjangan hari tua Tunjangan kemahalan Tunjangan Lainnya Astek Lainnya Jumlah
31-Mar-11 25,419 1,031 2,039 3,119 1,972 2,284 1,656 3,250 101 900 892 615 43,278
31. LABA PER SAHAM Laba per saham terdiri dari : 31-Mar-12
31-Mar-11
Laba bersih selama tahun berjalan
5,979
2,342
Rata-rata tertimbang saham biasa
5,486
5,456
1.09
0.43
Laba bersih per saham biasa
32. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA 1. Sifat Relasi Berdasarkan PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, pihak-pihak yang mempunyai hubungan pihak berelasi istimewa adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan, kepengurusan dan keuangan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan berelasi karena keterkaitan kepemilikan dan pengurus pada tanggal 31 Maret 2012 adakah sebagai berikut: Pihak berelasi
Sifat dari hubungan
Sifat dari transaksi
ICB Financial Group Holdings AG
Pemegang saham
PT The Nomad Offices Indonesia
Direktur yang sama di Nomad Group Bhd dan ICB Financial
Tabungan, deposito berjangka dan giro Sewa gedung
2. Transaksi Hubungan Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang berelasi dengan kondisi yang sama seperti kepada pihak ketiga.
48
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) 2. Transaksi Hubungan Berelasi (Lanjutan) Persentase simpanan dari pihak hubungan istimewa terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:
Simpanan Giro Tabungan Deposito
31-Mar-12
Persentase
11,550 3,227 100,193
0.20% 0.06% 1.77%
4,988 2,486 99,516
0.08% 0.04% 1.66%
114,970
2.03%
106,990
1.78%
31-Mar-12 Kredit yang diberikan 186 Konsumsi 113 Pinjaman Karyawan 299
31-Dec-11
Persentase
31-Dec-11
Persentase
Persentase
0.38% 0.23%
203 47
0.40% 0.09%
0.62%
250
0.49%
49
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 31-Mar-12 Tagihan Komitmen Pembelian valuta asing tunai yang belum selesai Pembelian berjangka valuta asing Tagihan Komitmen Lainnya Jumlah Tagihan Komitmen
31-Mar-11
252,319 48,810 301,129
369,792 369,792
282,383 184,443 97,347 49,308 161,522 775,003 (473,874)
343,133 104,483 294,041 34,069 50,773 826,499 (456,707)
-
236,538
101,013 101,013
115,948 325 352,811
Liabilitas kontinjensi Garansi yang diberikan Rupiah Mata uang asing Standby LC Lainnya Jumlah Liabilitas Kontinjensi
38,575 7,034 19,202 64,811
45,876 8,485 19,042 73,403
Tagihan Kontinjensi - Bersih
36,203
279,408
Liabilitas Komitmen Fasilitas kredit nasabah yang belum digunakan Rupiah Dollar Amerika Serikat Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum digunakan L/C irrevocable dan masih berjalan luar negeri L/C irrevocable dan masih berjalan dalam negeri Penjualan berjangka valuta asing Penjualan valuta asing tunai yang belum diselesaikan Lainnya Jumlah Liabilitas Komitmen Liabilitas Komitmen - Bersih Tagihan kontinjensi Garansi yang diterima Rupiah Mata uang asing Bunga dalam penyelesaian Rupiah Mata uang asing Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi
50
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS 31 MARET 2012 Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan s/d 3 bulan
> 3 bulan s/d 12 bulan
> 1 tahun s/d 5 tahun
> 5 tahun
79,896 455,164
-
-
-
-
-
79,896 455,164
71,887
-
-
-
-
-
71,887
464,737
-
-
-
-
-
464,737
21,557
24,931
-
187,272
277,664
(1,673)
509,751
153,263
144,341
1,133,519
2,199,679
(115,150)
4,731,549
Tagihan akseptasi Dikurangi penyisihan kerugian tagihan akseptasi
68,815
43,719
87,950
-
-
(31)
200,453
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
39,034
-
-
-
-
751 1,355,105
212,991
1,221,469
2,386,951
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan s/d 3 bulan
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Dikurangi penyisihan kerugian giro pada Bank lain
Penempatan pada BI & bank lain Dikurangi penyisihan pada bank lain Efek-efek Dikurangi penyisihan kerugian efekefek Kredit Dikurangi penyisihan kerugian kredit
Tagihan derivatif Dikurangi penyisihan kerugian kredit Aset tetap - bersih Aset Tidak Berwujud Aset pajak tangguhan Agunan diambil alih Aset Lain-lain Jumlah Aset
31 MARET 2011 > 3 bulan > 1 tahun s/d s/d 12 bulan 5 tahun
1,215,897
1,493,561
Lain-lain
Jumlah
-
39,034
55,910 25,226 44,359 75,993 114,201 198,835
751 55,910 25,226 44,359 75,993 114,201 6,868,911
> 5 tahun
Lain-lain
Jumlah
LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Hutang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Pinjaman diterima Bunga yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain Jumlah Liabilitas Bersih
35,372 654,744 70,892 803 68,815 -
298,487 58,831 43,719 -
126,348 109,594 87,950 -
4,571,420 2,822 -
1,612 -
5,975
35,372 5,651,000 243,752 803 200,484 5,975
-
-
-
-
-
10
10
17,283 847,909 507,195
401,038 (188,046)
323,892 897,576
97,687 103,672 95,163
17,283 97,687 6,252,365 616,547
51
4,574,242 (2,187,291)
1,612 1,491,949
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS (Lanjutan) 31 MARET 2011 Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan s/d 3 bulan
> 3 bulan s/d 12 bulan
> 1 tahun s/d 5 tahun
> 5 tahun
Lain-lain
Jumlah
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia
64,722 477,737
-
-
-
-
-
64,722 477,737
Giro pada Bank Lain Dikurangi penyisihan kerugian giro pada Bank lain
121,454
-
-
-
-
-
121,454
660,279
5,420
11,657
5,086
-
-
682,442
10,066
339,004
217,048
(1,644)
578,277
(161,284)
4,944,113
Penempatan pada BI & bank lain Dikurangi penyisihan pada bank lain Efek-efek Dikurangi penyisihan kerugian efekefek Kredit Dikurangi penyisihan kerugian kredit
13,803
391,242
136,938
908,209
2,408,603
Tagihan akseptasi Dikurangi penyisihan kerugian tagihan akseptasi
36,857
45,685
9,878
-
-
-
92,420
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
35,142
-
-
-
-
-
35,142
723 Aset tetap - bersih Aset Tidak Berwujud Aset pajak tangguhan Agunan diambil alih Aset Lain-lain 1,801,959 Jumlah Aset LIABILITAS 27,330 Liabilitas segera 4,588,460 Simpanan 245,099 Simpanan dari bank lain 575 Liabilitas derivatif 36,858 Liabilitas akseptasi Hutang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Pinjaman diterima Bunga yang masih harus 18,530 dibayar Liabilitas lain-lain 4,916,852 Jumlah Liabilitas
13 188,056
939,810
2,752,693
56,106 27,593 40,161 69,914 109,008 139,854
736 56,106 27,593 40,161 69,914 109,008 7,299,825
768,868 56,370 13 45,686 -
180,484 99,138 9,876 -
473,551 -
-
6,999
27,330 6,011,363 400,607 588 92,420 6,999
-
-
-
-
10
10
870,937
289,498
473,551
-
118,884 125,893
18,530 118,884 6,676,731
(682,881)
650,312
2,279,142
13,961
623,094
Tagihan derivatif Dikurangi penyisihan kerugian kredit
Bersih
(3,114,893)
52
1,260,405
1,477,453
1,477,453
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
USD Aset Kas Giro pada BI Penempatan Bank Lian Giro pada Bank Lain Efek-efek Bersih Kredit bersih Tagihan Akseptasi Bersih Pendapatan bunga yang masih akan diterima Aset lain-lain Jumlah Aset
165 6,800 1,589 3,416 3,284 57,057 20,330 321 (663) 92,298
Liabilitas 6 Liabilitas Segera 73,685 Simpanan 20,330 Liabilias Akseptasi Hutang Pajak Estimasi kerugian komitment & kontijensi Bunga yang Masih 89 Harus Dibayar 214 Liabilitas Lain - lain 94,324 Jumlah Liabilitas Bersih
(2,025)
JPY
31 Mar 2012 SGD HKD
EUR
AUD
IDR
265
150,428 69,406
303
419 20 124
8,374 962
509
19,178
3,431 62,179 14,537 69,419 39,036 522,314 188,033
9,336
509
2,940 8,464 910,354
239,012
303
1,999 2,826
15 33,024 19,178 -
512 -
2,870 -
-
521 -
57 709,515 188,033 -
-
-
-
-
-
-
1,918 54,135
512
2,870
-
521
833 2,168 900,606
184,878
(210)
(44)
9,336
(12)
9,747
b. Posisi Devisa Neto masing-masing jenis valuta adalah sebagai berikut: Berdasarkan pedoman Bank Indonesia, posisi devisa neto (PDN) merupakan nilai absolut dari penjumlahan atas (i) selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan (ii) selisih bersih tagihan dan kewajiban, berupa komitmen dan kontijensi di rekening administrative (transaksi rekening administratif), untuk setiap mata uang yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. Bank diwajibkan untuk mempertahankan posisi devisa neto (termasuk semua kantor cabangnya) setinggitingginya 20% dari modal pada tanggal neraca.
Aset Neraca Dollar USA Yen Jepang Euro Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hongkong Jumlah Neraca
Liabilitas
829,447 26,608 3,691 4,844 20,545 10,996 896,131
31-Mar-12 Nilai Bersih
862,489 6,027 6,248 4,956 20,881 900,601
53
(33,042) 20,581 (2,557) (112) (337) 10,996 (4,470)
Nilai Bersih Absolut 33,042 20,581 2,557 112 337 10,996 67,625
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan)
Aset Rekening Administrasi Dollar USA Yen Jepang Euro Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hongkong Jumlah Neraca
Liabilitas
206,474 6,830 26,253 31,963 271,521
31-Mar-12 Nilai Bersih
197,761 20,546 4,086 21,126 31,253 10,830 285,603
8,713 (20,546) 2,745 5,127 710 (10,830) (14,081)
525,668
Jumlah Modal
0.85% 3.53%
Rasio posisi devisa netto (Neraca) Rasio posisi devisa netto (Neraca dan Rekening. Administrasi)
Aset
Liabilitas
919,604 7,157 5,004 1,815 27,024 5,638 966,242
Aset Rekening Administrasi Dollar USA Yen Jepang Euro Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hongkong Jumlah Neraca
8,713 20,546 2,745 5,127 710 10,830 14,081 18,551
Posisi Devisa absolut
Neraca Dollar USA Yen Jepang Euro Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hongkong Jumlah Neraca
Nilai Bersih Absolut
31-Dec-11 Nilai Bersih
912,263 31 5,190 512 27,062 21 945,079
Liabilitas
340,091 604 19,876 360,571
7,341 7,125 (186) 1,303 (37) 5,617 21,163
31-Dec-11 Nilai Bersih
344,337 7,647 19,290 1,289 5,584 378,147
(4,247) (7,043) 586 (1,289) (5,584) (17,577)
Nilai Bersih Absolut 7,341 7,125 186 1,303 37 5,617 21,609
Nilai Bersih Absolut 4,247 7,043 586 1,289 5,584 18,748 23,157
Posisi Devisa absolut
733,157
Jumlah Modal Rasio posisi devisa netto (Neraca) Rasio posisi devisa netto (Neraca dan Rekening. Administrasi)
54
10.83% 3.16%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. INFORMASI SEGMEN a.Segmen Geografis Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan di luar DKI Jakarta. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen geografis: 31 Maret 2012 Luar DKI Jakarta
DKI Jakarta Pendapatan Pendapatan Bunga Hasil Hasil Segmen Laba sebelum pajak Laba bersih Informasi Lainnya Aset Penempatan pada BI dan bank lain Efek-efek - bersih Kredit - bersih Aset tetap - bersih Aset tidak berwujud Aset lainnya Liabilitas Simpanan Simpanan dari bank lain Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman diterima Liabilitas lainnya
85,168
92,139
87,588 71,837 69,777
(80,163) (63,798) (63,798)
7,425 8,039 5,979
990,477 498,171 2,231,909 39,137 17,660 373,244 4,150,598
31 Maret 2012 1,311 11,581 2,499,640 16,773 7,566 181,443 2,718,315
991,788 509,751 4,731,549 55,910 25,226 554,688 6,868,913
3,182,938 9,867 10 87,144 3,279,959
2,468,062 233,885 270,459 2,972,406
5,651,000 243,752 10 357,603 6,252,365
31-Mar-11 Luar DKI Jakarta
DKI Jakarta Pendapatan Pendapatan Bunga Hasil Hasil Segmen Laba sebelum pajak Laba bersih Informasi Lainnya Aset Penempatan pada BI dan bank lain Efek-efek - bersih Kredit - bersih Aset tetap - bersih Aset tidak berwujud Aset lainnya
Jumlah 177,307
Jumlah
126,605
93,941
220,546
(36,244) (63,097) (63,097)
40,607 66,220 65,439
4,363 3,123 2,342
31-Mar-11 36,704 48,597 2,948,057 16,830 8,277 198,553 3,257,018
976,951 415,086 5,922,535 56,106 27,593 422,946 7,821,217
940,247 366,489 2,974,478 39,276 19,316 224,393 4,564,199
55
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) a.Segmen Geografis (Lanjutan) Liabilitas Simpanan Simpanan dari bank lain Surat Berharga yang diterbitkan Pinjaman diterima Liabilitas lainnya
3,463,247 59,843 2,735 106,117 3,631,942
2,867,400 454,852 176,428 3,498,680
6,330,647 514,695 2,735 282,545 7,130,622
b. Segmen Operasi Business Banking 66,680 (31,282)
Pendapatan Bunga Beban Bunga Pedapatan Bunga Bersih
Consumer Banking 89,431 (34,235)
31-Mar-12 Treasury
Lain Lain
Jumlah
13,323 (10,864)
7,874 (15,723)
177,307 (92,103)
35,398
55,196
2,459
(7,849)
85,204
Pendapatan Opr lainnya Beban Opr Lainnya
4,019 (20,808)
9,034 (41,192)
4,508 (10,404)
6,046 (28,980)
23,607 (101,384)
Laba Rugi Opr sebelum Pajak
18,609
23,037
(3,437)
(30,784) 671 (57)
Pendapatan Non Opr Beban Non Opr Laba (Rugi) Sebelum Pajak
18,609
23,037
Pendapatan Bunga Beban Bunga Pedapatan Bunga Bersih
Business Banking 44,109 (25,117) 18,992
Konsumer Banking 88,218 (50,234) 37,985
Pendapatan Opr lainnya Beban Opr Lainnya
1,733 (19,852)
3,465 (39,705)
Laba Rugi Opr sebelum Pajak
873
1,745
(3,437) 31-Mar-11 Treasury
873
1,745
56
671 (57)
(30,170)
Lain Lain
8,039
Jumlah
22,055 (16,505) 5,549
66,164 (37,675) 28,489
220,546 (129,531) 91,015
866 (5,979)
2,599 (29,779)
8,663 (95,315)
1,309
4,363
(1,240)
(1,240)
436
Pendapatan Non Opr Beban Non Opr Laba (Rugi) Sebelum Pajak
7,425
436
69
3,123
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000 dan Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional No. 32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tertanggal 14 Mei 1999 tentang “Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Pembayaran Bank Umum”, dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi L/C, swap mata uang dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit, performance bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Jaminan tersebut di atas berlaku untuk jangka waktu 2 tahun sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan tanggal 31 Januari 2000. Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 pada tanggal 26 Mei 2000 yang menyatakanProgram Penjaminan Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Program Penjaminan Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Pebruari 2004, Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) menggantikan tugas BPPN sebagai pelaksana pemberian jaminan Pemerintah. Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Keputusan Presiden Nomor 95 Tahun 2004. Berdasarkan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) No.1/PLPS/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan LPS No.1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret 2006 juncto Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), LPS menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank adalah : a. b. c. d. e.
100%, sejak tanggal 22 September 2005 sampai dengan 21 Maret 2006. Maksimal sebesar Rp 5.000 juta sejak tanggal 22 Maret 2006 sampai dengan 21 September 2006. Maksimal sebesar Rp 1.000 juta sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007. Maksimal sebesar Rp 100 juta sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008. Maksimal sebesar Rp 2.000 juta sejak tanggal 13 Oktober 2008.
57
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. PERHITUNGAN MODAL POSISI 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 31-Mar-12 I KOMPONEN MODAL 340,660 A Modal Inti 1 Modal disetor 548,608 2 Cadangan Tambahan Modal (207,948) 32,978 2.1 Faktor penambah *) 12,048 a Agio b Modal sumbangan 17,940 c Cadangan umum d Cadangan tujuan e Laba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) 2,990 f Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) g Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan h Dana setoran modal i Waran yang diterbitkan (50%) j Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis saham (50%) 240,925 2.2 Faktor pengurang *) a Disagio 118,044 b Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) c Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%) d Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan e Pendapatan komprehensif lain : Kerugian dari penurunan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori Tersedia untuk Dijual f Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif 64,519 g Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book 58,363 h Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung 3 Modal Inovatif *) 3.1 Surat berharga subordinasi (perpetual non kumulatif) 3.2 Pinjaman Subordinasi (perpetual non kumulatif) 3.3 Instrumen Modal Inovatif lainnya 4 Faktor Pengurang Modal Inti *) 4.1 Goodwill 4.2 Aset tidak berwujud lainnya 4.3 Penyertaan (50%) 4.4 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%) 5 Kepentingan Minoritas -
58
31-Mar-11 528,713 548,608 (19,895) 52,809 12,048 15,506 24,084 1,171 72,704 72,704 -
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. PERHITUNGAN MODAL POSISI 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 (Lanjutan) 185,008 B Modal Pelengkap 1 Level Atas (Upper Tier 2) *) 185,008 1.1 Saham preferen (perpetual kumulatif) 1.2 Surat berharga subordinasi (perpetual kumulatif) 1.3 Pinjaman Subordinasi (perpetual kumulatif) 146,529 1.4 Mandatory convertible bond 1.5 Modal Inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai Modal inti 1.6 Instrumen modal pelengkap level atas (upper tier 2) lainnya 1.7 Revaluasi aset tetap 38,479 1.8 Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR) Pendapatan komprehensif lain : Keuntungan dari peningkatan nilai wajar atas 1.9 penyertaan dlm kategori Tersedia untuk Dijual (45%) 2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti *) 2.1 Redeemable preference shares 2.2 Pinjaman atau obligasi subordinasi yang dapat diperhitungkan 2.3 Instrumen modal pelengkap level bawah (lower tier 2) lainnya 3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap *) 3.1 Penyertaan (50%) 3.2 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%) C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR 525,668 II TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C) TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG 525,668 III DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)
208,751 208,751 146,992 61,759
4,181,977 678,921 30,061 10.81%
5,387,063 671,592 27,008 12.17%
10.75%
12.12%
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT **) ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR RASIO KPMM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL [II:(IV+V)] RASIO KPMMUNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VIII VI)] IV V VI VII
59
737,464 737,464
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. MANAJEMEN RISIKO Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II. Terkait dengan penerapan kerangka Basel II Pilar 1 (minimum capital requirement) yang dituangkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/6/DPNP, Bank telah mengimplementasikan perhitungan ATMR (aktiva tertimbang menurut risiko) risiko kredit menggunakan pendekatan standar pada laporan ATMR mulai bulan Desember 2011. Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan manajemen risiko yang berjalan efektif, manajemen risiko menjadi partner stratejik dari unit bisnis yang dapat mengoptimalkan pendapatan dari operasional Bank. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan usaha sesuai dengan perubahan parameter risikonya, Bank secara terus menerus melakukan evaluasi secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu tersebut dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional. Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik. Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan. Selain komite tersebut, terdapat Komite Pemantau Risiko dan beberapa komite lain yang bertugas untuk menangani risiko-risiko secara lebih spesifik, yaitu antara lain: Komite Pemutus Kredit dan Manajemen Aset dan Kewajiban (Asset and Liability Management - ALMA). Berbagai inisiatif serta langkah-langkah telah ditempuh untuk meletakkan landasan yang kuat dalam manajemen risiko di Bank yang mencakup aspek-aspek organisasi, strategi, sistem informasi dan operasi, serta aspek budaya sadar risiko. Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko telah diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi secara tepat. Pengelolaan risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar (risiko nilai tukar dan risiko tingkat suku bunga) dan risiko operasional Bank diterapkan sesuai dengan definisi dari Bank Indonesia. Bank juga mengelola (i) risiko hukum dalam rangka mengurangi risiko kerugian dari tuntutan hukum atau kelemahan perikatan karena adanya klausal hukum yang tidak jelas; (ii) risiko reputasi sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerugian yang timbul dari publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank; (iii) risiko stratejik sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerugian dari pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau strategi yang kurang responsif terhadap perubahan eksternal; dan (iv) risiko kepatuhan sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerugian Bank karena tidak mematuhi atau melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
60
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengelola risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan seperti di atas diantaranya adalah: ● Melakukan pengkajian terhadap rancangan perjanjian atau kontrak yang akan dibuat dan dilaksanakan oleh unitunit bisnis; ● Melakukan analisis aspek hukum atas produk atau aktivitas baru; ● Mengelola sistem untuk mencatat dan memantau keluhan nasabah untuk selanjutnya menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku; ● Melakukan uji kepatuhan terhadap rancangan kebijakan dan produk atau aktivitas baru; ● Menerapkan budaya kepatuhan pada tingkat organisasi dengan memberikan informasi peraturan-peraturan perbankan bagi setiap unit kerja/cabang. ● Memantau efektifitas penerapan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer ), ketentuan Penerapan Anti Pencucian Uang (Anti Money Laundering ), dan juga Pencegahan Pendanaan Terorisme. Secara berkala, Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 6 (enam) jenis risiko yang ditetapkan Bank Indonesia. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty ) dalam memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio. Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta diversifikasi risiko kredit. 1. Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati-hatian, yang meliputi: a. Menghindari pemberian kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif atau usaha dimana Bank tidak memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai dan menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada debitur yang namanya tercantum dalam daftar Bank Indonesia. b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi. c. Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan. 2. Untuk melaksanakan kebijakan di atas, manajemen membentuk organisasi perkreditan yang meliputi: a. Divisi Risiko Kredit yang bertugas: merumuskan kebijakan perkreditan, mengawasi pelaksanaan dan kondisi portofolio kredit yang diberikan dan memberikan saran-saran perbaikan dan pemecahan masalah dalam penerapan kebijakan. b. Komite kredit kantor pusat dan cabang-cabang yang anggotanya terdiri dari Direksi dan manajemen senior yang memiliki matriks wewenang persetujuan kredit (credit limit ) berjenjang ke atas. c. Direktur Kepatuhan melakukan pengkajian terhadap usulan kredit dalam jumlah-jumlah tertentu. 3. Metode pemberian kredit Bank meliputi: a. Menerapkan batas kredit secara keseluruhan pada tingkat debitur/ counterparty dan kelompok debitur/ counterparties terkait untuk eksposur on-balance sheet dan off-balance sheet ; b. Kapasitas pembayaran kembali dan integritas debitur/counterparty ; c. Persyaratan keuangan yang mengikat; d. Penggunaan agunan; dan e. Penilaian kondisi makro ekonomi dan industri. Bank juga mengembangkan serta menerapkan kebijakan dan prosedur persetujuan kredit yang antara lain mencakup: 1. Merumuskan wewenang yang jelas untuk pemberian persetujuan kredit; 2. Atas dasar wewenang yang didelegasikan, Risk-Taking-Unit bersifat independen dan bertanggungjawab untuk mengelola seluruh kegiatan bisinis;dan 3 Fungsi pengawasan risiko kredit yang independen berada dibawah Direktorat Kredit Kontrol.
61
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Risiko Kredit (Lanjutan) Bank telah mengimplementasikan manajemen risiko kredit yang mencakup penetapan prosedur dan kebijakan kredit, pengaturan limit dan mengevaluasinya secara berkala untuk memastikan bahwa seluruh risiko yang mungkin timbul dari kegiatan pemberian kredit telah tercakup, serta menerapkan prinsip “Four Eyes Principle ” secara konsisten. Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala. Bank melakukan pemantauan terhadap seluruh aspek dari debitur dan sektor industrinya. Unit Manajemen Risiko melakukan pemantauan portofolio yang dimiliki Bank secara berkesinambungan. Informasi yang relevan Penilaian penyisihan penurunan nilai kolektif Penilaian penyisihan kerugian secara kolektif dilakukan atas aset keuangan yang tidak signifikan secara individu. RISIKO PASAR Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa mendatang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena adanya perubahan pada variabel pasar, seperti tingkat bunga, tingkat nilai tukar dan harga ekuitas. Risiko pasar melekat pada hampir seluruh kegiatan dan aktivitas Bank. Bank menggunakan standar model untuk menghitung dan memantau risiko pasar yang meliputi risiko suku bunga, risiko valuta asing dan risiko surat berharga (bonds ) yang konsisten sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 01 November 2007. Hasil perhitungan risiko pasar yang berdampak terhadap rasio CAR dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan manajemen senior secara berkala dalam rapat ALMA. Pengelolaan risiko pasar dilakukan dengan berbagai analisa risiko dan limit. Risiko suku bunga Risiko suku bunga timbul dari kemungkinan perubahan suku bunga yang akan mempengaruhi arus kas di masa yang akan datang atau nilai wajar dari instrumen keuangan. Bank telah menetapkan limit untuk repricing gap pada setiap periode waktu yang telah ditentukan. Posisi-posisi yang diambil diawasi secara teratur untuk meyakinkan bahwa posisi tetap dijaga dalam limit-limit yang telah ditetapkan. Risiko mata uang Risiko mata uang adalah risiko-risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam nilai tukar mata uang asing. Bank telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut dimonitor harian dan strategi lindung nilai (hedging ) akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang telah ditetapkan. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 6/20/PBI/2004 tanggal 5 Juli 2004 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005, Bank diwajibkan memelihara PDN setinggi-tingginya 20%, dalam hal ini Perseroan memiliki kebijakan internal untuk posisi devisa netto (PDN) maksimum sebesar 17%. Dan membatasi trading valuta asing berdasarkan risk appetite bank yang ditinjau secara berkala. Sementara itu pengelolaan risiko pasar pada banking book , difokuskan pada pengelolaan risiko suku bunga, melalui analisa imbal hasil suku bunga bulanan untuk penelaahan dampak dari perubahan suku bunga aktual terhadap aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan pengukuran dengan menggunakan analisa Repricing Gap . Dengan metode ini dapat diukur pengaruh dari perubahan suku bunga terhadap Net Interest Income.
62
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) RISIKO PASAR (Lanjutan) Sehingga jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat segera merestruktur aset dan kewajiban yang dimiliki, baik tanggal repricing date-nya ataupun jenis suku bunganya (tetap atau variable). Limit risiko repricing gap by tenor telah ditetapkan untuk mengelola risiko suku bunga di posisi banking book dengan hati-hati. RISIKO LIKUIDITAS Risiko likuiditas adalah potensi timbulnya kerugian akibat dari ketidakmampuan Bank dalam membayar penarikan oleh nasabah, mendanai pertumbuhan aset dan memenuhi kewajiban sesuai kontrak melalui akses tak terbatas untuk pendanaan pada tingkat suku bunga pasar yang wajar. Risiko likuiditas juga timbul dalam situasi dimana Bank tidak dapat mencairkan atau menjual asetnya karena pasar tidak bisa memperdagangkan aset tersebut. Kunci pengukuran yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah dengan menggunakan rasiorasio seperti secondary reserve ratio, rasio aset dan kewajiban likuid, rasio limit 25 nasabah terbesar, serta dengan memantau limit dari posisi bersih arus kas harian dan arus kas keluar kumulatif bersih dalam jangka waktu 1 hari dan 1 bulan ke depan dan aktivitas pendanaan antar bank. Di sisi aset, kebijakan untuk pembelian instrumen-instrumen keuangan untuk posisi banking book telah ditetapkan, yang juga meliputi kriteria-kriteria atau jenis-jenis aset yang bisa dibeli. Sementara itu di sisi kewajiban analisa jenisjenis kewajiban dan jangka waktunya selalu dilakukan secara konsisten agar likuiditas bisa terjaga sepanjang waktu. Bank juga mempunyai kemungkinan untuk mengalami kesulitan likuiditas yang dipicu oleh menurunnya credit rating Bank sehingga mengakibatkan terjadi penarikan-penarikan dana yang mendadak, atau terjadinya suatu kondisi dimana counterparty tidak mau melakukan transaksi atau meminjamkan dana ke Bank. Atas kemungkinankemungkinan tersebut maka pengelolaan risiko harus disentralisasi, dimana yang terlibat bukan hanya dari perspektif risiko pasar tetapi juga komponen-komponen lainnya, seperti dari risiko kredit dan operasional. Selanjutnya produk-produk/transaksi-transaksi/ aktifitas-aktifitas baru yang mengakibatkan adanya penambahan aset dan kewajiban, selalu melalui proses review dan persetujuan yang seksama sebelum produk/transaksi/aktifitas baru tersebut dijalankan. Disamping itu pengukuran rasio-rasio likuiditas dan analisa gap, telah dilaksanakan secara konsisten, kebijakan liquidity contingency plan telah ditetapkan serta limit-limit telah ditentukan yang semuanya bertujuan untuk mengontrol risiko likuiditas. Limit risiko likuiditas seperti, Interbank taking limit, FX swap liquidity limit, secondary reserve limit, limit aset dan kewajiban likuid, limit 25 deposan terbesar, dan dealers transaction limit telah ditetapkan untuk mengelola risiko likuiditas dengan hati-hati. Disamping itu sebagai tambahan, beberapa limit yang ditetapkan BI yang berkaitan dengan pengelolaan risiko likuiditas seperti: rasio limit 25 deposan terbesar, rasio limit aset likuid/kewajiban likuid, rasio limit 1-month maturity mismatch , juga terus dipantau agar pengelolaan risiko likuiditas dilaksanakan secara hati hati. RISIKO OPERASIONAL Risiko operasional adalah potensi timbulnya kerugian sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang melibatkan manusia, proses, sistem dan kejadian-kejadian diluar Bank. Dalam rangka menjaga pengelolaan risiko Bank, risk-taking-unit bertanggungjawab atas seluruh risiko yang terjadi di unitnya masing-masing termasuk risiko operasional. Cara pengendalian risiko-risiko tersebut telah diatur melalui kebijakan bank secara menyeluruh, kebijakan dan prosedur pada masing-masing unit, serta metode-metode pengendalian dan pemantauan yang ada.
63
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) RISIKO OPERASIONAL (Lanjutan) Manajemen risiko operasional, bekerjasama dengan risk-taking-unit, telah mengembangkan tiga metode utama untuk membantu mengelola, memantau dan mengikhtisarkan risiko operasional, yaitu: 1. Daftar Penilaian Kontrol Risiko Operasional, yaitu metode yang digunakan oleh unit-unit kerja untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengalihkan sumber-sumber risiko operasional secara mandiri. Metode ini juga digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki pemahaman kepada personil kantor cabang akan pentingnya manajemen risiko serta menegaskan bahwa aktivitas mereka akan selalu dipantau oleh Divisi Operational Risk Management . 2. Loss Event Database, merupakan metode yang digunakan untuk mencatat setiap peristiwa risiko operasional yang menimbulkan dampak finansial secara langsung maupun tidak langsung. Setiap kali unit pemilik risiko mengalami kejadian risiko operasional, maka unit tersebut harus melaporkan dengan menggunakan formulir Laporan Kejadian Risiko Sekitar Kita (LKS). Dari formulir LKS ini akan diketahui tipe risiko yang terjadi, penyebab kejadian tersebut, lokasi (lini bisnis) tempat terjadinya risiko serta besarnya kerugian yang terjadi atau kewajiban hukum yang terjadi serta recoverynya (bila ada). Sarana ini sangat penting untuk memonitor profil risiko operasional secara teratur, serta data yang diperoleh merupakan input data utama bila bank akan mengaplikasikan pendekatan maju (advance) dalam pengukuran kecukupan modal minimumnya. 3. Key Risk Indicators , yang merupakan serangkaian parameter pengukuran kuantitatif risiko operasional yang mengindikasikan tingkat risiko pada suatu fungsi/proses/bisnis dengan tujuan agar potensi risiko manajemen dapat teridentifikasi melalui analisa dari trend statistic individual , juga melalui pengendalian lingkungan yang tercermin dari data-data. Diharapkan penyimpangan-penyimpangan dapat teridentifikasi secara dini, serta dapat diperbaiki sebelum permasalahan tersebut berkembang menjadi lebih serius. Hasil dari penggunaan metode tersebut diatas telah disampaikan kepada departemen dan divisi terkait, senior manajemen, manajemen eksekutif dan Direksi melalui “Operational Risk Management Highlight Report”, me lalui “Risk Management Committee (RMC) Meeting dan “Risk Oversight Committee” (ROC) untuk memantau dan mengantisipasi risiko operasional yang mungkin timbul.
64
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
65
PT. BANK ICB BUMIPUTERA, Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Laporan Perubahan Ekuitas
Saldo pada 31 Desember 2010 Agio Saham Modal Disetor DIviden tunai Pembentukan cadangan umum Laba Bersih periode berjalan Pembalikan keuntungan (kerugian) belum di realisasi kenaikan nilai wajar efek tersedia untuk di jual Keuntungan (kerugian) belum di realisasi atas perubahan nilai wajar efek tersedia untuk di jual-bersih Saldo pada 31 Maret 2011
Saldo pada 31 Desember 2011 Agio Saham Modal Disetor Dividen tunai Pembentukan cadangan umum Modal lainnya Laba Bersih periode berjalan Pembalikan keuntungan (kerugian) belum di realisasi kenaikan nilai wajar efek tersedia untuk di jual Keuntungan (kerugian) belum di realisasi atas perubahan nilai wajar efek tersedia untuk di jual-bersih Saldo pada 31 Maret 2012
Catatan
23 24 23, 31 23 30 2h 2h
23 24 23, 31 23 25 30 2h 2h
Modal di Setor
548,608 -
Modal Lainnya
106,253
548,608
548,608 -
106,253
113,255
1,966
548,608
Tambahan Modal
Keuntungan ( kerugian ) belum di realisasi efek tersedia untuk di jual
12,048 -
(9,343) -
15,506 -
27,696 2,342
-
9,343
-
-
12,048
(20,100) (20,100)
15,506
30,038
12,048 -
4,928 (4,928) (9,565) (9,565)
17,940 -
(73,685) -
-
5,979
-
-
17,940
(67,706)
-
115,221
12,048
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
4
Saldo Laba Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya penggunaanya
Jumlah ekuitas
700,768 2,342 9,343 (20,100) 692,353
623,094 1,966 5,979 (4,928) (9,565) 616,546