Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENGEMBANGAN METODE PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN “GET, DO AND SHARE” PADA MATA KULIAH SATUAN OPERASI PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN Development Method Of Teaching And Learning Approach To "Get, Do And Share" Of Unit Operations Course In Environmental Engineering Department Hijrah Purnama Putra Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Jln. Kaliurang km. 14,5 Sleman Yogyakarta Telp. (0274) 896440 ext. 3210; email:
[email protected] Abstrak Mata kuliah Satuan Operasi di Jurusan Teknik Lingkungan (TL) UII merupakan matakuliah yang mendukung kompetensi utama di bidang TL, prasyarat matakuliah perencanaan, seperti Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah, Sistem Penyediaan Air Minum dan Teknologi Daur Ulang. Oleh karena itu penting adanya suatu inovasi metode pembelajaran, pendekatan active learning melalui konsep get, do and share menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri, dan berbagi dengan yang lain serta menambah tingkat kepercayaan diri. Belajar aktif adalah dengan mendengar dan melihat (get), mengerjakan, melatih, memecahkan masalah (do), dan mendiskusikan serta memberikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan teman kelasnya (share). Poin penting dalam metode ini sebenarnya terletak pada kegiatan share, sebelum berbagi kepada yang lain, tentunya harus memahami apa yang akan dibagi, karena nantinya akan terbentuk komunikasi dua arah antar peserta didik. Harapannya wawasan mereka terhadap suatu topik akan bertambah. Penilaian keberhasilan penerapan metode ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu penilaian persepsi mahasiswa terhadap penerapan metode pembelajaran dan penilaian terhadap kinerja dosen dan mahasiswa, melalui kuisioner dan perolehan nilai akhir. Metode ini diterapkan dengan pembagian konsep get selama 50 menit di awal pembelajaran, do selama 50 menit selanjutnya baik di kelas maupun lapangan dan dilanjutkan share pada pertemuan selanjutnya selama 100 menit. Salah satu penghambat keberhasilan adalah pola pikir mahasiswa yang menganggap matakuliah ini sulit disamping waktu dan keterbatasan sarana kelas menyebabkan keberhasilan metode ini menjadi rendah. Sebaliknya, dilihat dari segi perolehan nilai meningkat signifikan, persentase mahasiswa yang mendapatkan nilai ≥ C (91,88%), tingkat kehadiran juga meningkat menjadi 83,09% (12 kali) diatas tingkat kehadiran minimun universitas (75%). Kata kunci: Inovasi Pembelajaran, Metode Get Do and Share, Matakuliah Satuan Operasi Abstract Unit Operations course in Environmental Engineering (EE) UII is a subject that supports the core competencies in the fields of EE, a prerequisite course planning, such Wastewater Treatment Plant Planning, Water Supply System and Recycling Technology. It is therefore important to have an innovative method of learning, active learning approach through the concept of ―get, do and share‖ requires students to learn independently, and share with others as well as increase the level of self-confidence. Active learning is to hear and see (get), work, doing exercise, solve the problem (do), and discuss and provide knowledge which has been owned by a classmate (share). Share activies is an important point in this method, before sharing with others, student must to understand what is going to be divided, because it will form two-way communication between learners. The hope their 251
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
knowledge on a topic will increase. The measurement of this method is divided into two parts application, the assessment students' perceptions of learning and application for evaluating the performance of faculty and students, through questionnaires and acquisition of the final grade. This method is devided into three section, ―get‖ application for 50 minutes at the beginning of class, ―do‖ application for the next 50 minutes both in class and field and continued ―share‖ application at the next meeting for 100 minutes. One obstacle to success is the mindset of students who consider this course is difficult, limiting time and fasility of classroom led to the success of this method is low. Conversely, in terms of the acquisition student grade increased significantly, the percentage of students that scored ≥ C (91.88%), attendance rates also increased to 83.09% (12 times) above the minimum attendance rate of university (75%). Key words: Teaching inovation, Get Do and Share Method, Unit Operation Course PENDAHULUAN Lahirnya bidang Teknik Lingkungan ini berawal dari adanya kebutuhan akan tersedianya air untuk suatu komunitas/kelompok masyarakat pada suatu wilayah. Akibat makin berkembangnya jumlah dan kegiatan manusia, masyarakat semakin menyadari bahwa ketersediaan air saja tidak cukup. Air yang disediakan harus juga memenuhi persyaratan kualitas sehingga tidak menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kelangsung hidup manusia. Oleh karena itu kesehatan lingkungan menjadi bagian integral dari suatu sistem penyediaan air minum. Hal ini menjadi latar belakang lahirnya public health engineering dan sanitary engineering atau di Indonesia disebut sebagai Teknik Penyehatan. Semakin berjalannya waktu, masalah lingkungan dan pencemaran semakin kompleks sehingga membutuhkan integrasi berbagai ilmu yang lain seperti biologi, kimia serta teknik kimia, sehingga berkembanglah bidang ilmu Teknik Lingkungan. Prodi Teknik Lingkungan UII dalam kurikulum tahun 2013 mengarahkan konsep resource recovery sebagai kompetensi utama dalam usaha-usaha pengelolaan kualitas lingkungan, baik yang sifatnya adalah pencegahan maupun penanggulangan. Diharapkan konsep ini tidak hanya mencakup pengelolaan sanitasi secara konvensional saja, namun dapat dikelola menjadi sumber daya baru. Misalnya, pengelolaan sampah tidak hanya sebatas memindahkan sampah ke TPA, tetapi juga bagaimana sampah dapat dimanfaatkan kembali. Ini juga berlaku untuk bidang lain misalnya pengelolaan limbah cair dan limbah B3, konversi limbah menjadi energi dan daur ulang air. Agar tujuan kurikulum tersebut dapat berhasil, maka harus didukung dengan desain pembelajaran yang memadai. Matakuliah Satuan Operasi adalah salah satu matakuliah kompetensi di bidang teknik lingkungan yang terdapat pada semester IV, sifatnya wajib mempunyai bobot 2 sks. Pada kurikulum sebelumnya matakuliah ini terletak pada semester V. Melihat kepentingan matakuliah ini, maka dipindahkan satu semester lebih awal menjadi semester IV. Mahasiswa akan mempelajari berbagai macam teknik yang sering dipergunakan di dalam mengolah air minum dan air limbah. Mahasiswa akan dikembangkan untuk memahami prinsip rekayasa dan perhitungan yang berhubungan dengan topik, termasuk mengaplikasikan kemampuan science dasar seperti kimia, fisika dan juga transfer massa. Matakuliah ini menjadi penting untuk didesain terstruktur dan dapat dikendalikan dengan baik, disamping itu harapannya adalah mahasiswa akan lebih menyenangi 252
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
walaupun matakuliah ini memiliki beban yang cukup berarti. Prasyarat untuk mengikuti matakuliah ini adalah matakuliah Mekanika Fluida II, dan matakuliah ini adalah syarat dalam pengambilan makuliah di semester selanjutnya, seperti Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Semester VI), Sistem Penyediaan Air Minum (Semester VI), Teknologi Daur Ulang (Semester VII). Ketiga matakuliah tersebut adalah core kompetensi dari Teknik Lingkungan (syarat tutup teori minimal C), oleh karena itu matakuliah Satuan Operasi ini akan memiliki andil besar dalam menentukan keberhasilan penerapan tema recource recovery yang diusung pada kurikulum baru (2013). Metode pengajaran dan pembelajaran yang diterapkan dalam matakuliah ini pada tahun ajaran sebelumnya, yaitu pada semester ganjil dan genap TA. 2013/2014 (karena perubahan kurikulum, matakuliah berlangsung dalam dua semester berturut-turut) adalah dengan metode ceramah, diskusi dan pengerjaan contoh soal. Pendekatan yang digunakan tidak mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara aktif, baik di dalam maupun di luar kelas. Konsep one way dalam proses pengajaran dan pembelajaran ini tidak membentuk prilaku aktif dan inovatif dalam diri siswa. Hal ini terbukti dalam penyelesaian soal, siswa cenderung menghafal pola pertanyaan dan jawaban yang telah dibahas di kelas, jika pertanyaan tersebut dimodifikasi maka siswa akan merasa kesulitan dalam menyelesaikannya. Tidak hanya itu, dosen sebagai pengajar juga tidak tertantang untuk menghidupkan kelas, akibatnya adalah kinerja pengelolaan kelas yang rendah. Berikut adalah rekapitulasi kinerja matakuliah ini dalam 2 semester terakhir. Tabel 1. Rekapitulasi Kehadiran dan Penilaian Mahasiswa pada Matakuliah Satuan Operasi 2 semester terakhir Tahun Ajaran
Jumlah Mhswa
Tingkat Kehadiran (%)
Sem. Ganjil 106 80,92 2013/2014 Sem. Genap 157 81,43 2013/2014 Sumber : Olah Data Primer (2015)
Rata- Nilai di bawah C rata Nilai Jmlh % Akhir mhsw
Nilai F (mhsw)
Jumlah Mhsw Remidi Jmlh % mhsw
50,61
43
40,57
5
40
37,74
54,35
62
39,49
9
44
28,03
Tabel 1 di atas menunjukkan, tingkat kehadiran yang tinggi mencapai 81,43% tidak menjamin mahasiswa dapat lulus matakuliah ini dengan memuaskan. Perolehan nilai di bawah C masih sangat tinggi yaitu 39,49 hingga 40,57%, sehingga mahasiswa perlu mengulang kembali pada program remidi untuk memperbaiki nilai yang telah diperoleh, banyaknya mencapai 28,03 hingga 37,74%. Menurut diskusi informal dengan mahasiswa yang telah menempuh matakuliah ini, kesulitan terbesar adalah merubah pola pikir (persepsi) mahasiswa yang terlanjur terbentuk. Mahasiswa mendapatkan informasi tersebut dari diskusi dengan kakak kelas, anggapan bahwa matakuliah ini banyak menggunakan referensi bahasa inggris, sulit untuk lulus, banyak yang mengulang dan banyak perhitungan. Sehingga akan menurunkan 253
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
performa mahasiswa, bahkan sebelum mengikuti proses belajar mengajar dalam matakuliah ini. Disamping itu, di dalam kurikulum baru (2013) matakuliah Satuan Operasi dituntut dapat memberikan dua tujuan pembelajaran sekaligus, yaitu (a) mampu merancang dan melakukan eksperimen, menganalisis dan menginterpretasikan data, serta (b) mampu mengidentifikasi, memformulasikan dan memecahkan masalah rekayasa lingkungan. Agar mahasiswa tidak terbebani dalam mengikuti perkuliahan ini, maka dibutuhkan suatu pembaruan metode untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar pada matakuliah Satuan Operasi menjadi lebih menarik. Dengan harapan tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat tercapai. Keberhasilannya tidak hanya untuk matakuliah ini, namun pada semester berikutnya matakuliah kompetensi lainnya dapat didukung dengan pemahaman dasar keteknikan yang lebih baik. Harapannya mutu lulusan prodi Teknik Lingkungan pun dapat berkualitas dan berdaya saing. Salah satu metode yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah active learning, dengan mengajak mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam perkuliahan. Metode get, do and share menjadi menarik untuk diterapkan, disamping harus belajar mandiri, mahasiswa juga dituntut dapat berbagi dengan yang lain. Dengan berbagi diharapkan akan memperkaya wawasan dan menambah rasa percaya diri bagi mahasiswa. Namun metode ini harus pula dilakukan monitoring dan evaluasi agar tingkat keberhasilannya dapat diukur dengan baik. Berbagai motivasi di atas menunjukkan bahwa pengembangan sistem pengajaran dan pembelajaran pada matakuliah Satuan Operasi menjadi penting untuk dilakukan agar learning outcome yang telah direncanakan dapat dicapai dan terukur dengan baik. Berikut adalah beberapa permasalahan yang ingin diselesaikan, diantaranya adalah : a) Bagaimana menciptakan dan mengukur keefektifan suatu bahan ajar interaktif yang berisi informasi yang terstruktur dengan menerapkan pendekatan ―get, do and share‖ sehingga menarik minat mahasiswa untuk belajar; b) Bagaimana mendesain pengembangan metode pengajaran dan pembelajaran dengan pendekatan ―get, do and share‖ pada matakuliah Satuan Operasi; c) Bagaimana menilai tingkat keberhasilan penerapan pengembangan metode pengajaran dan pembelajaran dengan pendekatan ―get, do and share‖ pada matakuliah Satuan Operasi; dan d) Bagaimana memadukan proses belajar di lapangan dengan active learning di dalam kelas dalam rangka melihat berbagai permasalahan lingkungan secara langsung. Kajian literatur dan/atau landasan teori Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru/dosen dan siswa/mahasiswa. Perilaku guru/dosen adalah mengajar dan perilaku siswa/mahasiswa adalah belajar. Hubungan antara guru, siswa dan ditambah satu hal lagi yang perannya cukup penting dalam pembelajaran, yaitu bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, materi, strategi belajar mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain (Rusman, 2010). 254
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989). Dalam melaksanakan kegiatan berlajar mengajar, seorang pendidik dituntut untuk mempersiapkan diri dengan membuat suatu perencanaan pembelajaran yang dimulai dari perumusan tujuan pembelajaran (Haningsih, 2011). Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh ada tidaknya persiapan yang dilakukan oleh pendidik. Kegiatan pembelajaran di kelas adalah intinya penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggungjawab pendidik yang secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru. Berikut adalah bagan alir yang dapat memberikan gambaran bagaimana hubungan antara kegiatan kelas, penggunaan media belajar dan upaya dosen dan mahasiswa dalam melakukan pencapaian terhadap tujuan pembelajaran. Penjelasan lebih detail terkait ketiga aspek (Gambar 1) adalah sebagai berikut: a) Pengelolaan kelas Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas. b) Penggunaan media dan sumber belajar Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga mendorong proses pembelajaran (Ibrahim dkk, 1993 dalam Rusman, 2010). Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan menguasai sumber belajar disamping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan membaca buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan kemampuan terutama untuk keperluan perluasan dan pendalaman materi, dan pengayaan dalam proses pembelajaran. Sumber belajar lain yang tidak kalah penting adalah mencari objek nyata untuk menerangkan proses secara langsung, di dalam mata kuliah ini akan diakomodir dengan adanya kegiatan di laboratorium dan kuliah lapangan. c) Penggunaan metode pembelajaran Pendidik diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan. Tentunya setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan yang dilihat dari berbagai sudut pandang, namun yang penting bagi pendidik adalah metode apapun yang digunakan harus jelas terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai (Ibrahim dkk, 1993 dalam Rusman, 2010). Kelas akan diisi oleh berbagai tipe mahasiswa, ada yang mempunyai tipe visual, audiotori, ataupun kinestetik dalam menyerap materi pembelajaran. Maka pengajar harus menggunakan multimetode, yaitu memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan atau metode 255
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya. Pada saat kelas telah diisi dengan metode yang tepat, maka peserta didik akan melalukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otak mereka, mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Tentunya hal ini akan membawa kelas menjadi menyenangkan, mendukung dan secara pribadi menarik hati (Haningsih, 2011).
Mengembangkan Strategi Mengajar Menggunakan Metode Mengajar Merancang Sumber Belajar
Cara dan gaya belajar Memanfaatkan sumber belajar Melakukan berbagai aktivitas
Gambar 1. Bagan Alir Hubungan Pengelolaan Kelas, Media dan Sumber Belajar serta Metode Pembelajaran METODE PENELITIAN Pengembangan metode pembelajaran pada matakuliah Satuan Operasi ini menggunakan kegiatan belajar aktif (active learning). Prosesnya utamanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu get, do and share. Belajar aktif adalah dengan mendengar dan melihat (get), mengerjakan, melatih, memecahkan masalah (do), dan mendiskusikan serta memberikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan peserta didik lainnya (share). Poin penting dalam metode ini sebenarnya terletak pada kegiatan share, sebelum berbagi kepada yang lain tentunya peserta didik harus memahami apa yang akan dia bagi, karena nantinya akan terbentuk komunikasi dua arah antar peserta didik. Harapannya wawasan mereka terhadap suatu topik akan bertambah. Mengutip penelitian yang dilakukan oleh Siberman (2009) dalam Haningsih (2011) beberapa contoh strategi mengembangkan belajar aktif adalah sebagai berikut: a) Everyone is a Teacher Here, merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang ―pengajar‖ terhadap peserta didik yang lain. b) Peer Lesson (pelajaran teman sebaya), strategi yang mengembangkan peer teaching dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar pada peserta didik sebagai anggota kelas. 256
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
c) Metode ceramah aktif, (1) bangun minat peserta didik dengan memaksimalkan pemahaman dan ingatan terhadap materi, atau dilibatkan dalam perkuliahan, (2) perkuat perkuliahan, awali dengan cerita/gambar (visual), ajukan kasus/problem dan ajukan pertanyaan, terapkan materi perkuliahan pada masalah kontekstual, dilanjutkan dengan review materi perkuliahan, (3) Melibatkan peserta didik dalam perkuliahan dengan memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dan memberi contoh, selingi presentasi dengan aktivitas singkat. d) Student-created studies (studi kasus kreasi siswa), suatu metode belajar yang memfokuskan isu menyangkut suatu situasi nyata atau contoh yang menuntut suatu tindakan dan pelajaran yang dapat dipelajari. Dengan kasus tersebut, kelas akan hidup dan menyenangkan. e) Poster Session (pembahasan poster), metode presentasi alternatif ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik, menangkap imajinasi dan mengundang pertukaran ide.
Gambar 2. Pendekatan ―get, do and share‖ dalam matakuliah Satuan Operasi Kelima metode yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran aktif sangat mendukung konsep get, do and share yang diusung di dalam pelaksanaan pengembangan metode pembelajaran pada matakuliah Satuan Operasi ini. Secara rinci pelaksanaan metode pembelajaran dengan pendekatan get, do and share ini adalah sebagai berikut : Tabel 2. Rincian Kegiatan dalam Metode Get, Do and Share No
Tahapan
Kegiatan
1
Memperhatikan tujuan pembelajaran
Melakukan pengecekan dokumen kurikulum terkait learning outcome yang ingin dicapai
257
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
No
Tahapan
2
Persiapan
3
Pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan Menyiapkan materi ajar yang interaktif Membuat perkiraan pembagian kelompok setiap kelas, dengan menempatkan peserta didik yang mempunyai tingkat pemahaman tinggi dengan pemahaman menengah dan rendah Menyiapkan alat evaluasi metode berupa kuisioner dan teknik pengolahan datanya Kegiatan Pendahuluan: Evaluasi persepsi peserta didik terhadap matakuliah ini Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan yang akan dilakukan Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan Inti: Kegiatan ini dilakukan untuk mencapai kompetensi dasar dengan cara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpastisipasi aktif. Kegiatan ini menggunakan metode get, do and share sebagai berikut: Get Dosen memberikan materi pembelajaran yang telah dirangkum secara sistematis dan produktif di dalam kelas Dosen menyiapkan contoh kasus agar dapat dibahas di dalam kelas Dosen mencari lokasi kuliah lapangan yang representatif agar materi dapat tersampaikan dengan baik Dosen, asisten dan laboran mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan di laboratorium Do Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Memfasilitas pemakaian laboratorium untuk melihat langsung berbagai unit pengolahan air bersih dan air limbah Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dalam tentang topik yang sedang berlangsung Share Peserta didik dituntut agar dapat berbagi melalui presentasi tugas sehingga terjadi interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan dosen, lingkungan 258
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
No
Tahapan
4
Penilaian hasil pembelajaran
5
Evaluasi kegiatan pembelajaran
6
Pelaporan
7
Tindak lanjut
Kegiatan dan sumber belajar lainnya Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan Dosen akan bertindak sebagai fasilitator dan narasumber dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan Kegiatan Penutup : Pada bagian ini, dosen harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : Bersama-sama peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran tambahan/program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas tambahan, baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Ini akan sangat berguna, agar peserta didik dapat mempersiapkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan mendatang. Penilaian dilakukan oleh dosen terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan melakukan perbaikan proses pembelajaran Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap persiapan/perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. Hasil kegiatan pelaksanaan metode pembelajaran, hasil penilaian dan evaluasi akan dilaporkan kepada pemangku kepentingan (BPA dan Prodi) Berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi terhadap metode pembelajaran, jika terdapat kekurangan dapat diperbaiki dan diimplementasikan pada matakuliah lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pembelajaran menggunakan metode get, do and share dapat meningkatkan kinerja mahasiswa, salah satu indikatornya adalah meningkatnya penilaian 259
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
akhir. Peningkatan ini diakibatkan oleh berubahnya sistem penilaian, pada proses pembelajaran tahun sebelumnya porsi penilaian terbesar terletak di ujian baik UTS maupun UAS, namun pada penerapan metode ini proses penilaian sudah berlangsung sejak di dalam kelas yaitu sebesar ±70%, keaktifan mengerjakan tugas (do), keaktifan berbagi/menjelaskan ke teman yang lain (share). Sehingga porsi penilaian ujian pun menurun hingga 30% dari total penilaian. Berikut adalah rekapitulasi kinerja kelas matakuliah Satuan Operasi pada penerapan metode pembelajaran get, do and share. Tabel 3. Indikator Kinerja Pelaksanaan Pembelajaran Kelas D Rata % Nilai 82,14 12
Indikator Kinerja
Kelas C Rata % Nilai 89,18 12,49
Kelas A Kelas B Total Rata Rata Rata % % % Nilai Nilai Nilai 76 11 85,0 13,0 83,09 12
% kehadiran % rata-rata keaktifan share di kelas 81,43 80,51 71,4 78,7 % keikutsertaan kegiatan lapangan 100,00 78,43 100,00 78,51 88 68,96 96,2 % keaktifan proses do (setelah get) 100,00 83,43 100,00 82,51 88 72,48 96,2 % pengerjaan tugas di kelas 90,48 63,81 91,18 66,53 81,33 60,6 95,0
78,01
76,8 96,06
76
80,6 96,06
80
63,9 89,49
64
Tabel di atas menunjukkan tingkat kehadiran sebesar 83,09% (± 12 kali) lebih tinggi dibandingkan kinerja 2 tahun sebelumnya, yaitu hanya 80,92% dan 81,43%. Poin penilaian juga dilakukan terhadap kinerja proses do and share, yaitu rata-rata keaktifan share di kelas sebesar 78,01%, kegiatan pembelajaran di lapangan dengan tingkat kehadiran mahasiswa mencapai 96,06% dan penilaian rata-rata mencapai 76. Tabel 4. Rekapitulasi Penilaian Matakuliah Satuan Operasi Nilai A AA/B B+ B BB/C C+
Kelas Kelas Kelas Kelas Total D C A B 0 2 0 1 3 1 2 2 2 7 1 5 2 8 16 3 14 5 5 27 3 13 4 10 30 2 9 4 11 26 1 10 2 4 17 0 7 1 1 9 260
% 1,88 4,38 10,00 16,88 18,75 16,25 10,63 5,63
Pengelom pokan
51,88
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Nilai C CC/D D+ D E F Total
Kelas Kelas Kelas Kelas Total D C A B 1 3 1 7 12 1 3 0 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 8 14 68 25 53 160
Pengelom pokan 7,50 40,00 2,50 0,00 0,63 0,00 0,00 5,00 8,13 100 100
%
Penilaian akhir yang ditunjukkan pada tabel 4 di atas memperlihatkan hasil yang memuaskan, mahasiswa yang memperoleh nilai ≥ B sebesar 51,88%, sedangkan persentasi nilai B- s/d C sebesar 40%. Jika dianggap C sebagai standar kelulusan, maka jumlah mahasiswa yang lulus dalam matakuliah ini mencapai 91,88%. Sedangkan mahasiswa dengan nilai < C sebesar 8,13%. Nilai ini meningkat dibandingkan kinerja mahasiswa pada 2 periode sebelumnya, yaitu mahasiwa yang memiliki nilai < C sebesar 40,57% dan 39,49%. Dalam rangka mengetahui persepsi awal mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada matakuliah ini, maka disebarkanlah kuisioner awal. Berikut adalah rekapitulasi dari kuisioner tersebut. Tabel 5. Persepsi Mahasiswa terhadap Matakuliah Satuan Operasi No Pertanyaan % 1 Persepsi terhadap matakuliah a. matakuliah banyak perhitungan dan rumus 51,5 b. matakuliah sulit lulus 25,6 c. matakuliah membosankan 2,56 d. metode pengajaran yang kurang menarik 12,4 e. alasan mengambil karena matakuliah wajib 7,94 2 Motivasi mengambil matakuliah a. Tinggi 38,48 b. Sedang 35,68 c. Biasa saja 25,84 3 Kenyamanan mengikuti perkuliahan a. Sangat Nyaman 1,25 b. Nyaman 10,25 c. Sedang 35,68 d. Biasa saja 40,54 e. Tidak nyaman 12,28 4 Ketersediaan sarana prasarana a. Memadai 25,68 261
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
No 5
Pertanyaan b. Tidak memadai Persepsi bekerja dalam tim a. Memungkinkan untuk matakuliah ini b. Sulit untuk diterapkan c. Tidak mungkin untuk diterapkan
% 74,32 25,78 50,65 23,57
Berdasarkan hasil kuisioner tersebut, persepsi mahasiswa mayoritas menganggap matakuliah ini sulit, salah satu pengaruhnya adalah pengalaman dari kakak tingkat yang telah mengambil matakuliah ini pada periode sebelumnya. Namun motivasi mengambil matakuliah ini cukup tinggi karena nilai kebermanfaatan untuk matakuliah selanjutnya cukup tinggi. Tingkat ketersediaan sarana prasarana kelas juga dinilai oleh mahasiswa cukup rendah, hal ini diakibatkan oleh ruang kelas yang terbatas sehingga mahasiswa dalam jumlah yang besar berada di dalam satu kelas. Sehingga mempengaruhi persepsi pada pertanyaan terakhir, yaitu persepsi keberhasilan penerapan sistem kerja dalam tim yang sulit untuk diterapkan. Sebenarnya pada pelaksanaan matakuliah ini, porsi terberat adalah mengubah pola pikir mahasiswa yang terlanjur menganggap matakuliah ini sulit. Salah satunya adalah mengadakan diskusi pada saat awal pertemuan, menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan. Mengubah kebiasaan bahwa matakuliah yang menggunakan banyak perhitungan matematis dapat dirubah polanya dengan diskusi dan kerjasama dalam kelompok. Selain menggunakan kuisioner di awal perkuliahan juga dilakukan di akhir perkuliahan untuk melihat keefektifan penerapan metode pembelajaran. Kuisioner yang disediakan pada saat akhir kuliah berbeda dengan pertanyaan pada kuisioner awal. Kuisioner akhir ini mempunyai tingkat pertanyaan yang lebih tajam agar kinerja dapat terukur dengan baik. Menggunakan skala 1 (rendah) s/d 4 (tinggi) berikut adalah rekapitulasi dari penyebaran kuisioner tersebut. Tabel 6. Kriteria Partisipasi Mahasiswa dalam Perkuliahan No
1 2 3
Kriteria Partisipasi Mahasiswa dalam Perkuliahan berapa prosentase kehadiran anda dalam kuliah (diluar sakit, izin dan tidak ada keterangan/alpa)1) Berapa prosentase anda mengerjakan tugas dalam mata kuliah ini ? 2) berapa banyak waktu yang anda gunakan (jam/minggu) untuk mempelajari materi kuliah ini di luar jam kuliah dan di luar tugas 3)
262
Skor
3,23 3,25 2,25
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Keterangan : Perta nyaan 1. 2. 3.
Satua n % % jam
Skala 1 0-<50 0-<51 0
2 50-<75 50-<76 0-<2
3 75-<100 75-<101 2-< 3
4 100 100 ≥3
Berdasarkan kuisioner tersebut dapat diketahui tingkat kehadiran mahasiswa yang tinggi, mencapai 100%. Kesadaran mengerjakan tugas juga menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu 3,25 (skala 4). Sedangkan jumlah jam yang digunakaan untuk latihan di luar jam materi berkisar antara 2 hingga 3 jam/minggu. Bagian kusioner selanjutnya akan menyasar keberhasilan pengorganisasian kelas dan kinerja dosen pengampu. Pertanyaan meliputi kemampuan dosen, displin, penilaian, kesesuaian materi yang diberikan dengan SAP, materi yang didapatkan mahasiswa, kecepatan penyampaian, keefektifan kuliah lapangan dan penggunaan klasiber. Berikut adalah hasil kuisioner bagian kedua tentang organisasi kelas dan kinerja dosen pengampu dengan skala 1 (rendah) s/d 4 (tinggi). Tabel 7. Organisasi Kelas dan Kinerja Dosen Pengampu Kriteria Kinerja Dosen 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Penguasaan Dosen terhadap materi Kemampuan dosen untuk menyampaikan materi Disiplin Dosen terhadap alokasi waktu kuliah Penilaian yang diberikan dosen Kesesuaian Materi dengan SAP Materi yang saya dapatkan Kecepatan dalam menyampaikan materi Isi Materi perkuliahan Apakah referensi pustaka (Modul) membantu pemahaman anda terhadap materi kuliah ini? keberhasilan penerapan pengembangan metode get, do and share keterseddian sarrana dan prasarana dalam mendukung perkuliahan dalam kelas kenyamanan mengikuti perkuliahan dengan penerapan metode get, do and share keefektifan kuliah lapangan keefektifan penggunaan klasiber
263
Skor 3,56 3,40 3,02 2,95 3,37 2,94 2,98 3,11 3,07 2,46 2,82 2,42 3,30 2,88
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Secara umum pengorganisasian kelas cukup baik, dengan nilai terendah 2,42 didapatkan pada pertanyaan kenyamanan mengikuti perkuliahan dengan penerapan metode get, do and share. Pada kuisioner ini juga disertai dengan pertanyaan terbuka, beberapa mahasiswa menyampaikan ketertarikannya terhadap metode ini, namun pelaksanaan di kelas terdapat beberapa kendala, diantaranya adalah waktu yang kurang memadai, suasana kelas dengan ruang tidak maksimal mengerjakan tugas dengan sistem kelompok.
Gambar 3. Suasana kelas saat penerapan metode get, do and share Secara umum penilaian mahasiwa terhadap learning outcome yang dicapai pada matakuliah ini berikan dalam bentuk 6 pertanyaan terkait materi yang disampaikan selama 14 kali pertemuan tersebut. Menggunakan skala 1 (tidak setuju) s/d 4 (setuju), menunjukkan hasil antara 2,84 hingga 3,02. berikut adalah hasil rekapitulasi persepsi mahasiswa terkait subtansi materi yang diberikan. Tabel 8. Persepsi Mahasiswa terhadap Subtansi Materi No 1 2
3
4
5
6
Learning Outcome Mampu menyelesaikan definisi preliminary treatment (PRE), mengidentifikasi unit pengolahannya PRE dan mendesain unit PRE Mampu menjelaskan konsep yang digunakan pada flokulasi dan koagulasi (FK), Jenis-jenis FK, dan menghitung dimensi serta kebutuhan data desain lain pada unit FK Mampu menjelaskan konsep yang digunakan pada sedimentasi (SED), jenis-jenis SED, dan menghitung dimensi serta kebutuhan data desain lain pada unit SED Mampu menjelaskan konsep yang digunakan pada filtrasi (FIL), jenis-jenis FIL, merencanakan media FIL yang akan digunakan, menghitung hidrolika FIL, dan merencanakan Backwash pad FIL Mampu menjelaskan konsep yang digunakan padda flotasi (FLO), jenis-jenis FLO, dan menghitung desain DAF (recycle dan tanpa recycle) Mampu menjelaskan konsep yang digunakan pada membran, jenisjenis membran, aplikasi membran pada berbagai pengolahan dan menghitung dimensi serta kebutuhan data desain lain pada unit membran. 264
Skor 2,93 3,02
2,96
2,86
2,84
2,98
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut : 1. Metode pembelajaran dengan konsep get, do and share dapat diterapkan pada matakuliah Satuan Operasi yang berbasis perhitungan matematis; 2. Desain pembelajaran secara berurutan menggunakan konsep get selama 50 menit di awal pembelajaran, do selama 50 menit selanjutnya baik di kelas maupun lapangan dan dilanjutkan share pada pertemuan selanjutnya selama 100 menit; 3. Metode get, do and share kurang menarik minat mahasiswa, salah satu penyebabnya adalah pola pikir mahasiswa yang menganggap matakuliah Satuan Operasi merupakan matakuliah yang sulit disamping waktu dan keterbatasan sarana kelas menyebabkan keberhasilan metode ini menjadi rendah; 4. Metode get, do and share dapat meningkatkan nilai mahasiswa secara signifikan dengan persentase mahasiswa yang mendapatkan nilai ≥ C sebesar 91,88%, tidak hanya penilaian namun tingkat kehadiran juga meningkat menjadi 83,09% (12 kali kehadiran) di atas tingkat kehadiran minimun universitas (75%) 5. Respon mahasiswa terhadap kegiatan active learning berupa kegiatan lapangan cukup tinggi, dengan tingkat partisipasi mahasiswa sebesar 96,06% dan penilaian rata mencapai angka 76.Harap singkat pada dan jelas; terutama saran untuk penelitian selanjutnya DAFTAR PUSTAKA Haningsih. S. 2011. Strategi Pembelajaran Efektif : Implementasi Active Learning, UII Press, Yogyakarta Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi kedua, RajaGrafindo Persada, Jakarta Sudjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, CV Sinar Baru, Bandung
265