PSl '11, Jakarta
LAPORAN AKHIR
Identifikasl dan Uji Resistensi Mikroorganisme Penyebab Diare Pada Anak Balita di Indonesia
Nama Penyusufl Laporan : __
Masdarlna D. Adan Tim
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badin Penelitian dan Pengembangan Kesebatan, Kemeoterian Kesebatan Jalan. Percetakan Negara no. 29. Jakarta.
2011
10560
LAPORAN AKHIR
ldentifikasi dan Uji Resistensi Mikroorganisme Penyebab Diare Pada Anak Balita di Indonesia
Nama Penyusun Laporan: Magdarina D. A dan Tim
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehata. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, ·Kementerian kesehatan Jalan. Percetakan Negara no. 29. Jakarta. 10560
2011 !
·--·-�·-·-�-·---·-.....�....--··---,·� . .....�... ...... _..___... .. .. ' � t :. � . . � ' ' . . 'l �r . p,�,!�-��) ,1 \j��;--�:; t"':..i;.��.� ... �4..i L
�
�
I I I
I I I
aJHlJ.r.•
,._(H
p
. .
� ' '•' r
"
"
�o .
.
No
t.' .
J
:
'' ,,-.
� ' "" 4 "
cl
� ...
.{
S
:
:
•
,
J ".�
)
; . : '· � -' ; .;'"'""\ l �. 1 \ j "'\ ,I �
,
T" b
?r-z> - ,j. - ?-o I 2-
I .
-
i
---��0_!_=--tj_/_ �J..7-- '. f5
1
·-· -i� -
'
I
I
Kata Pengantar .
Puji Syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan YME, atas Rahmat dan karunia-Nya, penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik, serta dukungan clan bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Balitbangkes, Ka. Badan Litbangkes Kemenkes RI, Ka.Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, yang telah memberikan dukungan dana dan ekspertis untuk penelitian ini. Terima kasih kami sampaikan pada Ka. Bid. Diare - Ditjen PZPL dan seluruh jajarannya, Ketua IDAI, yang telah memberikan dukungan ekspertis dari aspek program pengendalian penyakit menular I Diare, dan aspek lain yang terkait; serta
seluruh jajaran Litbangkes yang telah mendukung dengan baik dalam
pelaksanaan penelitian ini. .
Kepada Departemen dalam negeri, semua Kepala Dinas Kesehatan tingkat Provinsi dan ,
Kabupaten/Kota, Direktur rumah Sakit, Kepala Puskesmas beserta seluruh jajarannya, semua Tim peneliti dalam penelitian ini, yang telah memberikan bantuan sepenuhnya kami ucapkan terima kasih. Juga ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pasien beserta keluarganya yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini. Masih banyak pihak lain yang sangat membantu dalam pelaksanaan penelitian ini , namun tidak mungkin semuanya dapat disebutkan satu per satu. Untuk itu setulusnya kami mohon maaf, dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Juga pada kesempatan ini kami
mohon kesediaan
Bapak dan Ibu memberikan masukan yang sangat berharga dalam rangka penyempurnaan laporan hasil penelitian ini.
Jakarta,
Desember 2011
Ketua Pelaksana
Daftar Isi Hal Kata Pengantar 11
Abstrak I.
Latar Belakang
1
II.
Tujuan Penelitian
3
III.
Manfaat Penelitian ..
3
IV.
Metode penelitian
3-7
IV.1. Disain penelitian IV.2. Tempat dan wak:tu IV.3. Populasi clan Sampel
Besar sampel IV.4. Definisi kasus IV.5. Kriteria inklusi & eksklusi IV.6. Pelaksanaan penelitian IV.6. 1. Pencatatan dan pengiriman data pasien dan spesimen IV.6.2. Proses Pemeriksaan Laboratorium V.
Pertimbangan izin penelitian dan Pertimbangan Etik ..........: . . . . ..
8
VI.
Jadwal Penelitian
9
VII.
Susunan Tim peneliti
10-12
VIII .
Biodata Ketua pelaksana
13-15
IX.
Persetujuan Atasan
X. XI.
.
.
.
Hasil Penelitian Daftar Kepustakaan Lampiran
16 17-23 24-25
1. Informed consent 2. Formulir Kunjungan Klinis
3. Formulir Follow-up 30 hari 4. Prosedur identifikasi dan uji resistensi mikroorganisme penyebab diare 5. Prosedur Multiplex PCR
ll
Identifikasi dan Uji Resistensi Mikroorganisme Penyebab Diare Pada Anak Balita di Indonesia Abstrak Diare merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Lebih dari 10 juta anakmanak umur kurang dari 5 tahun meninggal tiap tahunnya, sekitar 20% meninggal karena infeksi diare Saat ini angka kematian yang disebabkan diare adalah 3.8 per 1000 per tahun Median incidence secara keseluruhan pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun adalah 3.2 episode per anak per tahun, ada perbedaan yang bermakna diantara kelompok umur tersebut Angka kesakitan disebabkan infeksi diare tetap berlanjut, bertambahnya daftar patogen saluran pencemaan yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan penyakit, dan resistensi antibiotika yang juga semakin meningkat, maka identifikasi penyebab, pola penyebarannya dan uji kepekaan antibiotika terhadap penyebab diare sangat diperlukan. Data ini bermanfaat dalam perencanaan pengendalian penyakit diare, sebagai dasar penentuan diagnosis dan pengobatan untuk pendetita diare pada anak-anak. . Tujuan pemetaan adalah: Mengidentifikasi mikrobiologi penyebab diare ; Menentukan pola resistensi antibiotik dari bakteri patogen enterik ; ldentifikasi parasit pada kasus diare: (yang disebabkan parasit Cyclospora, Cryptosporodium, Giardia lamblia dan Blastocystis hominis; Identifikasi virus influenza (pada tenggorokan dan tinja) yang bersamaan dengan timbulnya diare ; Diperolehnya pola patogen enterik pengunjung rumah sakit dan puskesmas. Surveilan dilakukan di rumah sakit dan . puskesmas terpilih di Prov.Kalimantan Selatan (Banjarmasin), Banten (Sera.ng), DK.I Jakarta, Sulawesi Selatan (Makassar), Bali (Denpasar), NTB (Lombok). Responden adalah anak usia balita yang menderita diare dibawa berobat ke rumah sakit atau puskesmas, sesuai kriteria inklusi yaitu : Buang air besar lembek atau cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam atau dua kali buang air besar yang Jembek atau cair dalam waktu 24 jam disertai satu atau lebih gejala yang berkaitan (deman, sakit perut atau kejang perut, nausea, muntah, tenesmus dan adanya darah pada tinja yang kadang berhubungan dengan kasus diare), dan demam - suhu oral > 38.0°C (100.4° F), baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Spesimen yang diambil pada penderita yang bersedia untuk berpartisipasi adalah tinja dan usap dubur, disimpan dalam media transport Cary Blair, simpan dalam Iemari es, suhu 2°C -8°C dan dikirim ke laboratoriwn terpadu Balitbangkes dalam 24-48 jan1 setelah pengambilan. Bila pasien diare menderita influensa juga diambil usap tenggorokan dan usap hidung. Spesimen tinja, usap dubur, usap tenggorokan dan usap hidung akan segera diproses setelal1 sampai di laboratorium. Metode baku untuk kultur bakteri akan dipakai dala..m mengisolasi dan mengidentifikasi etiologi bakteri. Semua bakteri patogen yang terisolasi akan dilakukan uji kepekaannya terhadap antibiotika sesuai dengan prosedur baku. Analisa parasit dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis cahaya yang baku. Analisa virus saluran pencernaan dilakukan dengan kit monoclonal enzyme immunoassay yang telah dipasarkan (rotavirus dan influenza) dan RT-PCR yang sudah dibakukan (norovirus, genotyping influenza). Dari basil penelitianterlihat balita penderita diare pengunjung RS dan Puskesmas terbanyak pada umur 6 bulan-2 tahun, kemudia.n kelompok umur 0 - < 6bulan. Penyebab diare pada balita pengunjung RS dan Puskesmas yang terbanyak adalah Rotavirus.Bakteri penyebab diare yang terbanyak adalah Campylobacter jejuni, kemudian S. flexneri dan S.sonnei.Ditemukan anak balita yang terinfeksi parasit, juga ditemukan balita yang mengalami infeksi kombinasi "S.sonnei+C.jejuni", "S.flexneri+Kista Entamoba hystolytica", dan Ascaris+ tricuris Trichiura. Beberapa antibiotik ditemukan sudah resisten terhadap Shigella jlexneri yaitu Ampicillin, Trimethoprim, Chloramphenicol, Tetracycclin, Amoxicillin, Cephalothin dan Penicillin, juga terhadap Shigella Sonnei, seperti Trimethoprim, Tetracycline, Cephalotin, Ampicillin dan Penicillin -
Identifikasi dan uji resistensi mikroorganisme penyebab diare pada anak balita di Indonesia I. Latar Belakang
Penyakit diare masih merupakan masalah global penting dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahunnya, sekitar 20 % meninggal karena infeksi 12 3 diare. ' ' Kematian yang disebabkan diare di antara anak - anak terlihat menurun dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun. Meskipun mortalitas dari diare dapat diturunkan dengan program rehidrasi/terapi cairan namun angka kesakitannya masih tetap tinggi.
Pada saat ini angka
kematian yang disebabkan diare adalah 3,8 per 1000 per tahun, median incidence secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2 episode anak per tahun.
3
Di Indonesia berdasarkan data laporan Surveilan Terpadu Penyakit (STP) puskesmas dan rumah sakit (RS) secara keseluruhan angka insiden Diare selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2002 sampai tahun 2006 cenderung berfluktuasi dari 6,7 per 1000 pada tahun 2002 menjadi 9,6 per 1000 pada tahun 2006 ( angka insiden bervariasi antara 4,5- 25,7 per 1000).
4
Menurut Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 penyakit diare menduduki urutan ke dua dari penyakit infeksi dengan angka morbiditas sebesar 4,0% dan mortalitas 3,8%. 5 Dilaporkan pula bahwa penyakit diare menempati urutan tertinggi penyebab kernatian (9,4%) dari seluruh kematian bayi.6 Dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, secara keseluruhan diternukan prevalensi Diare 4,9% dan bervariasi antara 4,2% - 18,9%.
7
Pada New England Journal of Medicina (de Jong), dilaporkan bahwa seorang anak yang datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan diare berat dan akhirnya meninggal, temyata disebabkan karena Avian influenza (H5Nl).8 Laporan ini menunjukkan bahwa gambaran k1inis dari penyakit H5Nl bisa lebih beraneka ragam dibanding penyakit influenza lainnya, sehingga kasusnya akan terabaikan bila hanya menggunakan surveilan penyakit pemafasan rutin saja.
1
I
-�-
-
-
Masalah penting lainnya adalah semakin bertambahnya daftar patogen saluran pencemaan yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan penyakit, dan resistensi antibiotika yang juga semakin meningkat, maka identifikasi penyebab, pola penyebarannya dan uji kepekaan antibiotika terhadap penyebab diare sangat penting untuk diketahui. Hasil studi ini merupakan salah satu informasi dalam upaya perencanaan pengendalian penyakit diare pada anak balita, bermanfaat terhadap diagnosis dan pengobatan pasien dengan diketahui secara jelas adanya bermacam - macam kuman patogen saluran cema serta pola kepekaannya terhadap antibiotik. Ditambah lagi, sejumlah patogen enterik barn telah muncul dan memerlukan cara pendeteksian yang sensitif. Dari hasil penelitian pemetaan penyebab Diare pada anak balita yang dilakukan pada tahun 20052007
yaitu masing-masing satu rumah sakit (RS) dan satu puskesmas di 6 kota
(Jakarta,
Jogyakarta, Makassar, Mataram, Denpasar, dan Medan) secara keseluruhan ditemukan bahwa penyebab diare yang tertinggi adalah Camphylobacter (23%), kemudian Salmonella
sp 17%,
Aeromonas hidrophila 16%, Shigellaflexneri 13%, Shigella Sonnei 12%, Vibrio cholera Ol 10%, Vibrio cholera
non 01 3%, Plesiomonas shigelloides 1%, Aeromonas sobria 1%. Di rumah sakit
penyebab diare tertinggi adalah Rotavirus, tertinggi 56,2%, dan
di Mataram 66,2%, kemudian Makassar
Denpasar 54,5%.
Pada tahun 2005-2007 di Mataram ditemukan Rotavirus penyebab diare pada pengunjung RS (66,2%)
lebih tinggi dibanding puskesmas (26,4%). Namun pada studi tahun 2009 di Mataram
ditemukan adanya perubahan persentase penyebab diare pasien pengunjung rumah sakit yaitu Rotavirus di RS 84,2% dan di puskesmas 29,7%. 1,1%.
Secara keseluruhan Campylobacter hanya
Terlihat pula ada perubahan pola penyebab diare pengunjung rumah sakit dan puskesmas
yang sangat bervariasi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan pola penyebab diare
di beberapa daerah
yaitu pada daerah dengan angka insiden diare yang tinggi. Dari
R.iskesdas 2007 ditemukan prevalensi diare tinggi di beberapa daerah, di Sumatera berkjsar 2,9%11,3%; 4,5%;
Jawa-Bali berkisar 2,6-5,8%;
NTB-NTT
berkisar 5, 7-8,1%.
Kalimantan berkisar 2, 8-
Sulawesi berkisar 2,7-8,4%; Maluku dan Papua berkisar 2,6-7, 8%.7
Angka kesakitan
disebabkan infeksi diare tetap berlanjut, bertambahnya daftar patogen saluran pencernaan yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan penyakit, dan resistensi antibiotika yang juga semakin meningkat, serta adanya perubahan pola penyebab diare terutama pada 2
balita, maka identifikasi penyebab, pola peuyebarannya dau uj i kepekaan antibiotika terhadap
penyebab
diare
sangat
diperlukan
dalam
upaya
pengendalian
diare.
Diperolehnya pemetaan karakter molekuler I �pidemiologi penyakit yang berkaitan dengan penyebab diare pada balita ini selanj utnya akan dikembangkan terutama untuk
vaccine seed bacteria and virus untuk produksi
selection
I pengembangan vaksin. Selain itu
kepekaan bakteri terhadap antibiotik , sebagai sumber informasi untuk
pola
pedoman
penggunaan antibiotik tepat guna pada penderita diare pada pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di puskesmas. Pada tahap awal studi ini akan dilakukan surveilan penyebab cliare di 5 Provinsi masing-masing satu RS dan satu puskesmas yaitu
Sulawesi Selatan (Makasar), Banten (Serang), DKI.Jakarta,
B?-li (Denpasar), NIB (Lombok) dengan tujuan sebagai berikut: II. Tujuan 1.
Identifikasi patogen enterik penyebab diare pada anak usia balita
'2.
Identifikasi virus penyebab diare pada anak usia balita
3.
Identifikasi po la resistensi antibiotik terhadap bakteri patogen enterik
4. Identifikasi parasit pada kasus diare: (yang disebabkan parasit Cyclospora, Cryptosporodium, Giardia lamblia dan Blastocystis hominis
5. Identifikasi virus influenza (pad a tenggorokan dan hi dung) yang bersamaan dengan timbulnya diare
6.
Identifikasi pola patogen enterik pengunjung rumah sakit dan puskesmas
ID. Manfaat Sebagai sumber informasi karakter molekuler I epidemiologi penyakit yang berkaitan dengan diare pada balita, pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik , dalam perencanaan dan pengembangan program diare di' Indonesia (upaya pelayanan, diagnosis dan pengobatan ) Bio .
banking termasuk pengembangan vaksin.
IV. Metode IV.1. Disain
: cross sectional
Jenis studi
:
surveilan
IV.2. Tempat & Waktu penelitian: Tahap awal/ tahun pertama (2011): 3
Tempat :
masing-masing satu rumah sakit dan satu puskesmas di Prov. Banten (Serang),
DKI.Jakarta, Prov. Sulawesi Selatan (Makassar), Prov. Bali (Denpasar), NTB (Lombok). Pemilihan wilayah penelitian berdasarkan daerah dengan prevalensi diare tinggi. Pemilihan rumah sakit dan puskesmas berdasarkan data pengunjung diare balita tertinggi yang diperoleh dari dinas kesehatan setempat. Waktu:
I
Tahun 2011
Prov. Kota
Rumah sakit
Puskesmas
- Banten (Serang) - DK.I.Jakarta - Sulawesi Selatan (Makassar)
RSU Serang RSU. Koja RSU.Labuang Baji RS. Wangaya RSU. Mataram
Kramat Watu Tanjung priok
- Bali (Denpasar) - NTB (Lombok)
Kassi-Kassi Denpasar Barat 2 Tanjung Karang
Tahap ke dual tahun kedua (2012) :
Akan dikembangkan di 5 prov dengan angka prevalensi diare tinggi lainnya yaitu di Prov. "NAD
(Aceh), Riau (Pakan Barn), NTT (Kupang), Gorontalo, Papua (Jayapura) untuk
mengidentifikasi penyebab diare dan uji resistensi mikroorganisme penyebab diare pada anak balita. �.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah Sampel:
anak usia balita ( 1bulan- 5 tahun) pengunjung RS dan Puskesmas
adalah penderita diare usia 1 bulan - 5 tahun yang datang berobat di RS dan Puskesmas.
Besa r s am pe l:
Dari beberapa studi, prevalensi mikrobiologi penyebab Diare berkisar 17,6 %. Dengan derajat kepercayaan 95%, presisi absolute 5%, maka diperlukan sampel : (1,96)2 x (O, 176x 0,824) =
(0,05) 2
2227 anak balita penderita diare
Dengan perkiraan adanya sampel yang mengalami kegagalan pada saat pengambilan sampel dan kerusakan pada saat pengiriman sampel 10%. Sampel yang diperlukan (2227
+
(10% x
2227))
=
2 449
responden. (dengan
pembulatan, masing-masing 246 responden /site/RS/puskesmas) . Total Sampel 2460 4
IV.4. Definisi kasus
Diare : buang air besar lembek atau cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam waktu
24
jam atau dua kali buang air besar yang lembek atau cair dalam waktu 24 jam disertai satu atau lebih gejala yang berkaitan (demam, sakit perut atau kejang perut, nausea, muntah, tenesmus, dan adanya darah pada tinja yang kadang berhubungan dengan kasus diare).
Demam: suhu oral> 38.0°C (100.4°F)
IV.5. Kriteria inklusi dan eksklusi a. Kriteria inklusi 1.
Umur, dari umur 1 bulan - 5 tahun.
2. Memenuhi definisi kasus diare (lihat di atas), ( penderita didiagnosis
diare oleh
dokter spesialis anak I dokter yang bertugas di pelayanan kesehatan tersebut dan memehuhi definisi kasus diatas) 3.
Persetujuan dari orang tua atau wali untuk berpartisipasi dalam studi ini.
b. Kriteria eksklusi 1.
Tidak adanya informasi : klinis maupun informasi pada sampel.
2.
Sampel tanpa label.
IV.6. Pelaksanaan penelitian
Responden adalah anak balita yang dibawa berobat ke rurnah sakit di bagian anak dan unit gawat darurat (UGD) atau puskesmas (bagian poli ibu dan anak), rawat jalan maupun rawat inap dan memenuhi kriteria inklusi (diagnosis oleh dokter Sp.A/dokter yang bertugas), bila bersedia untuk ikut dalam studi dan Informed consent telah ditanda tangani oleh orang tua atau wali sesuai hukum yang berlaku. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan formulir kunjungan klinis, forrnulir follow up 30 hari sesudah pasien pulang dan pengambilan spesimen. a. Formulir kunjungan klinis Pengumpulan Informasi karakteristik responden, status kunjungan praklinis, gejala klinis, skala keparahan diare dilaksanakan oleh dokter dibantu oleh para medis. Orang tua I wali peserta studi diperlukan untuk memberikan informasi pada kuesioner kunjungan klinis. b. Pengambilan Sampel Klinis Tinja dan usap dubur akan diarnbil dari semua pasien peserta studi diare;
5
- Usap dubur (cotton swap)akan disimpan dalam media transport dalam lemari es, suhu 2°C Litbangkes dalam waktu
Cary Blair, disimpan
- 8°C , selanjutnya dikirim ke laboratorim terpadu Badan
24-48 jam.
- Sampel tinja dimasukkan ke dalam dua tempat sampel untuk transport yang berlainan. Kedua tempat sampel tersebut akan diberi label dengan nomor studi, tanggal, dan nama penderita. Pertama-tama sampel tinja akan dimasukkan sampai tercelup pada tabung spesimen yang telah diisi dengan formalin 10% (untuk pemeriksaan parasit)
dan disimpan pada suhu kamar. Sampel tinja yang kedua akan disimpan pada tempat spesimen yang steril yang telah diberi label dan disimpan pada suhu
2°C - 8° C (untuk
memeriksa virus saluran pencernaan). - Sebagai tambahan usap dubur dan tinja, peserta studi yang menderita diare disertai demam dengan gejala sakit flu yang konsisten akan diambil usap tenggorok dan usap hidung ( dacron swab) (untuk pemeriksaan virus saluran pernafasan). Usap tenggorok yang telah diambil akan disimpan dalam cryovial yang berisi media transport khusus untuk virus dan disimpan pada suhu
2°C - 8°C.
Semua sampel akan dikirim melalui kurir udara atau darat dalam waktu
24 - 48 jam
sesudah penga�bilan sampel. c.
Follow up 30 hari setelah pasien pulang dari RS atau puskesmas. Petugas medis akan rnengunjungi responden setelah 30 hari pulang dari RS atau puskesmas untuk mendapatkan informasi kejadiarr kematian karena diare, termasuk informasi terkait lainnya
IV.6.1. Pencatatan dan pengiriman data pasien dan spesimen. a
Setiap Iokasi studi akan mempunyai buku pencatatan dari pasien yang ikut serta. Dapat membuat foto kopi dari semua kuisioner yang telah diisi dan menyimpannya untuk ars1p.
b. Semua sampel (usap dubur, tinja dan sampel saluran pemafasan) dan kuisioner yang sama akan dikirim ke laboratorium bakteriologi Badan Litbangkes, melalui kurir darat atau udara, dalam waktu
24 - 48 jam sesudah pengambilan. Pada bagian penerimaan di Balitbangkes, semua
sampel akan dicatat ke dalam sistem pencatatan sampel yang tersedia, selanjutnya sampel segera dikirim ke laboratorium yang ditentukan untuk analisa biologi.
6
IV.6.2.Proses Pemeriksaan Laboratorium. (pedoman dan prosedur secara lengkap : pada lampiran 5 dan lampiran 6 Spesimen tinja dan usap dubur setelah diterima di Balitbangkes
segera diptoses di
laboratorium terpadu Balitbangkes. a. Bakteri Metode baku untuk kultur bakteri akan dipakai dalam mengisolasi
dan mengidentifikasi
etiologi bakteri. Usap dubur akan diinokulasikan pada beberapa media selektif dan media pengaya. Terdiri dari ; Xylose lysine deoxycholate agar
(XLD), Thiosulfate citrate bile
sucrose agar (TCBS), MacConkey agar (MAC), Salmonella - Shigella (SS), Campylobacter blood agar (CBA). Sebagai tambahan sampel tinja akan diinokulasikan ke dalam media ·
pengaya selenite dan alkaline - pepton water (APW). Hasil subkultur akan dilihat setelah diinokulasi selama 18 - 20 jam dan diink:ubasi pada suhu 37°C. Plate Campylobacter blood agar akan diink:ubasi pada 42°C selama 48 jam dilingkungan mikroaerofilik. Prosedur standard akan dilak:ukan tennasuk metode biokimia konvensional sebagai skrining yaitu dengan menggunakan Kliger' s iron agar, lysine iron agar,
dan motility - indole -
ornithine media. Semua bakteri pathogen yang terisolasi akan dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotik dengan metode Kirby - Bauer (Bauer et al., 1996) dan nilai kepekaan antibiotik menurut National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS). Untuk mendeteksi E. coli Enterotoxigenic dipergunakan PCR. Tes kepekaan antibiotik.
Semua bakteri pathogen yang ditemukan akan
7
modifikasi pewarnaan Kinyoun. Tinj a yang telah diformalin akan diwarnai dengan larutan lugol' s iodine
dan dilihat dengan mikroskop cahaya untuk melihat ada tidaknya parasit,
biasanya Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Cyclospora dan Cryptosporodium (Fryauff et al., 1999) c.
Rotavirus Spesimen tinja yang dibekukan akan dipergunakan untuk menemukan rotavirus dengan metode PCR.
d
Influenza Sebanyak
10 % hapus hidung dan/tenggorok diperiksa dengan rapid test. Jika basil
pemeriksaan positif
strain
A selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan RT-PCR untuk
memastikan adanya virus influenza H5Nl
V. PERTIMBANGAN IZIN PENELITIAN DAN PERTIMBANGAN ETIK Persetujuan Etik dimintakan dari Komis · i Etik Balitbang Depkes. Penjelasan mengenai maksud dan tujuan, manfaat,kerugian, hak keikutsertaan secara suk:arela dan hak untuk mengundurkan diri
sewaktu-waktu tanpa sanksi, jaminan kerahasiaan informasi, personel yang dapat dihubungi tertulis dalam naskah informed consent. persetujuan dari
Semua informasi dijelaskan untuk mendapatkan
orang tua/wali subyek. Orang tua/ wali yang bersedia untuk berpartisipasi
dimintakan untuk menanda tangani lembaran persetujuan.
8
VI. Jl\IJWl\I l'INIlll 11\N
��------�--,---.-
Kegiatan I. Persiapan
Jan
1. Literatur review, pengumpulan informasi, 2. Rapat/pertemuan dengan stake
3. Proposal/Protokol
holder
Tahun 2011
I Feb I Mar I Apr I Mei I Juni I Juli I Agust I Sept I Okt I Nov I Des
dll
4. Pengajuan persetujuan Etik 5. Pengajuan izin pelaksanaan penelitian 6. Koordinasi dgn Dinkes Prov/Kab/Kota & Tim Peneliti Dae rah
7.
Training pelaksana pengumpul data di sites
8. Tersedianya bahan dan alat pengumpul data diJapangan
Pelaksanaan
II.
1. Pelaksanaan pengumpulan data dan spesimen di sites
2. Pengiriman spesimen ke Lab terpadu Balitbang 3. Proses lab pada spesimen yang diterima
4. Monitoring-evaluasi Ill.
Data analisis (coding, editing, entry, cleaning, data analysis).
IV.
Draft laporan /hasil
V.
Seminar h asil
VI.
Diseminasi hasil
9
V�I. TIM PENELITI ldentifikasi dan Uji Resistensi Mikroorganisme Penyebab Diare Pada Anak Balita di Indonesia. 2011
Ka. Puslitbang Biomedis & TDK 3.
Drg.Rini Novlani
Ka. Subdit.Diare &ISP,Ditjen P2PL
Dr. Badriul Hegar, Sp A (K)
Ketua IDAI & Bagian anak FKUI
:ila���lt.t te�::·:'. 5
dr. Nelly Puspandari
Puslitbang Biomedis & TDK
6
dr. Rini Rohaeni
Puslitbang Blomedis & TDK
7
8
dr. Sukmawati Dunuyaali
Sub.Dit. Diare & !SPA, Ditjen P2PL
dr. Yulita Evarini Yuzwar, MARS
Sub.Dit. Diare & ISPA, Ditjen P2PL
9
Drs. Sunarno, S.Kep.M.Biomed
Puslitbang Biomedis & TDK
dr. Krisna Nur AP
Puslitbang Biomedis & TDK
10
IV1Ia�ij11�;i �ur,�iji::: @:�m� �f(f.... . Prov.Banten (Serang)
11
dr. H.Agus Gusmara, Mkes
Ka.Dinkes.Kab Serang
12
dr.H.Efrizal
Ka.Bid.P2&KL Dinkes.Kab.Serang
14
Dr.H.Encep Mukardi, MARS
Direktur di RSUD Serang
Dr.Shelvi Herawati Tamzil, Sp.A
dr. Sp.Anak/DSPK di RSUD Serang
dr. lstianah Hariyanti
Ka.Puskesmas Ka. PKM Kramat Watu
13
15 16
Prov.OKI Jakarta ( Sudinkes Jakarta Utara) dr. Kurnianto Amien
Ka.Sudinkes.Kodya Jakarta Utara
18
drg. Ati Sukmaningsih
Ka.P2ML Sudinkes.Kodya Jakarta Utara
dr. Caroline K, MARS
Wadir Pelayanan RSUD Koja
19
dr. Dewi lriani, Sp.A
dr. Sp.Anak/DSPK di RSUD Koja
20
dr. Clara Franciska
Ka.PKM Tanjung Priok
17
Prov.Sulawesi Selatan(Makassar) 21
dr. Hj.Andi Naisyah Tun N. Azikin
Ka ••.DinKes Kota Makassar
22
dr.Hj.Sukmawati
Ka.subdit PM KotaMakassar
drg.Hj.Sri Fausyia, Mkes
dr. Sp.Anak /DSPK di RS.Labuan Baji
Magdalena.R, SKM, Mkes
Ka. Lab. Bakteri RS.Labuan Baji
dr.Hj.Mariathy Jassin, Mkes
Ka.PKM Kassi-kassi
23
24
25
10
Prov.Bali (Denpasar) 26
dr.Lu Putu Sri Armini, Mkes
Ka. DinKes Kota Denpasar
27
dr. Ida Bagus Ekaputra
Ka.subdit P2ML Dinkes Kota Denpasar
28
dr. I Wayan Bikin Suryawan. Sp.A (K)
dr. Sp.Anak/DSPK di RS. Wangaya
29
dr. Pramitha Rahayu, Sp.A
Ka.Lab Bakteri, RS. Wangaya
dr. Lanawati
Ka.PKM Denpasar Barat
30
II
Prov.Nusa Tenggara Barat
31
dr.IGK.Lania
Ka. DinKes, Kota Mataram
32
drg. Dewi Lestari, MPPM
Ka.subdit P2ML Dinkes Kota Mataram
33
34
dr.H.Abdul Razak Dalimunthe,SpA
dr. Sp Anak/DSPK di RSU Mataram
dr. Sukardl, Sp.A
Ka. Lab .Biomedls RSU Mataram
35
dr.Hj.Wiwin Nurhasida
Ka.PKM Tanjung Karang
36
Melati Wati, AMAK
Puslitbang Biomedis & TDK
37
Syamsidar
Puslitbang Biomedis & TDK
38
Dorkas Maria Lbn Gaol
Puslitbang Biomedis & TDK
39
Triani, AMAK
Puslitbang Biomedis & TDK
Sinta Purnamawati, SKM
Puslitbang Biomedis & TDK
41
Sumarno
Puslitbang Biomedis & TDK
42
Kasdi
Puslitbang Biomedis & TDK
43
44
Kambang Sariaji
Puslitbang Biomedis & TDK
YudiHartoyo
Puslitbang Biomedis & TDK
45
drh.Hariri
Puslitbang Biomedis & TDK
46
Max Bobby H
Puslitbang Blomedis & TDK
47
Samini
Puslitbang Biomedis & TDK
48
Dian Anandari, SKM
FKM UI
40
�m
Prov.Banten {Serang)
49
Dr. tis lstifalyatuddianah
Poli Anak, RSU Serang
50
Ns.M.Farhan Effendi, S.Kep
IGD RSU Serang
51
Heri Rahmawati, SKM
Administrasi, RSU Serang
52
dr.lis Purwantl
Poli KIA, PKM. Kramat Watu
53
Sumartljah
Administrasi PKM. Kramat Watu
54
Dimas Panduasa
Perawat poli KIA PKM. Kramat Watu
55
Ely Dwi Kurniawati, SKM
Logistik dari RSU Serang
56
Sunandi
Logistik dari PKM.Kramat Watu
Prov.OKI Jakarta 57
Ns.Nuraini, AMK
Poli Anak RSUD Koja
58
Ns.lrmawati, S.Kep
IGD -RSUD Koja
59
Ella Ulisia, S. Kep
Administrasi RSUD Koja 11
60
dr. Eka Dewi Wulandari
61
Engki Sukiah
Administrasi PKM Tanjung Priok
dr. Patricia
Perawat poli KIA Pusk.Tanjung Priok
Ida Farida,AMK
Logistik dari RSUD Kaja
Aris Tri Widianto
Logistik dari PKM Tanjung Priok
62
63
64
I
I I I I
dr.Hj.Siti Asma
Poli Anak RS Labuan Baji
66
Sufiani, S.Kep
IGD RS Labuan Baji
Herus Takariyono, SKM
Administrasi RS Labuan Baji
69
Hj.Rosdiana, Ssit
Poli KIA PKM . Kassi kassi
H.Dedi Nasmuryanto,SKM, MKes
Administrasi PKM. Kassi kassi
Hj.Tati Suhartati, Skep
Perawat poli KIA PKM. Kassi kassi
71
Asmawati S, S.Kep,,NS
Logostik dari RS
Hj.Halimah, SST
Logistik dari PKM.
67
68
70
72
Prov.Bali (Denpasar) 73
Ni Luh Komang Suratni
Poli Anak RS Wangaya
74
Ni Ketut Sujiati
GD RS Wangaya
76
Ni Luh Ayu Suhartini
Administrasi RS Wangaya
dr. Luh Sriwati
Poli KIA Pusk. Denpasar Barat II
77
Wayan Suratni
Administrasi PKM. Denpasar Barat II
75
79
80 81
:
i
Prov.Sulawesi Sel. {Makassar)
65
78
1;
Poli KIA PKM.Tanjung Priok
82
83
84
85
86 87
88
lka Yanti Kristiani, Am.Keb
Perawat poli KIA PKM. Denpasar Barat II
cir.Ni Komang Suarjati
Logistik dari RS
Ketut Suwastika
Logistik dari Pusk. Denpasar Barat II
Prov.Nusa Tenggara Barat Gusti Nyoman Putra
Poli Anak RSU Mataram
H.Awaludin Al-Qatiri
IGD RSU Mataram
Mira Kurnlati
Administrasi RSU Mataram
dr.Larangga Gempa
Pusk. Tanjung Karang
Hasmidar, S.Kep
Pusk. Tanjung Karang
Made Kartika
Pusk. Tanjung Karang
Zainuddin
Logistik RSU Mataram
Nani Mariani
Logistik dari Pusk.Tjg.Karang
·. a1:�: m: : : : :��111��is1mrn :=:::,:. , . ,. :. ,:,: :1 :=··:,�.' o · m �i 89
90
Riyatiningsih
Puslitbang Biomedis & TDK
Hasmerinengsih
Puslitbang Biomedis & TDK
12
VIll.BIODATA Jama
: Dr. drg. Magdarina Destri Agtini, MSc
_.:Jamat kantor
: Puslit Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Depkes.RI JI. Percetakan Negara no.29. Jakarta Pusat. 10560 Telp: (021) 4244693 ; (021) 42443993 e-mail:
[email protected] magdarina@ya hoo. com
: JI. Kayu Putih Utara A/2, Pulo Mas. Jakarta 13260
:.Jamat rumah
Telp. (021) 4891002. Fax. 4898565 ext.2
Riwayat Pendidikan - 1976
: Lulus FKG Universitas Trisakti, Jakarta
- 1994
: Lui us Pasca Sarjana FKM Universitas Indonesia (peminatan: Epidemiologi), Jakarta
-2002
: Lulus Program S-3 Epidemiologi Komunitas Pasca Sarjana FKM- UI, Jakarta
Riwayat Pekerjaan - 1977 -1978
: Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Yayasan Prof. Dr. Moestopo, Bandung.
- 1979-1983
: FKG. Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta
- 1984-2000
: Peneliti
di Pusat
Penelitian Penyakit Tidak Menular.
Sadan Litbangkes Depkes RI, Jakarta - 2001 - 2005
: Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta
- 2005 - 2010
: Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi
- 2011- skr
: Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis Teknologi Dasar Kes
Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta
Course/training 25-28 April 2010
: FERCAP (Forum for Ethical Review Committees in Asia & the Western Pacific) SIDCER TDR WHO, An International course on surveying and evaluating ethical review practices. Shanghai
22-24 Nov 2009
: FERCAP Pre-Conference Training. Chiangmai, Thailand
11-13 Feb 2009
: Journalistic Media Institution/ lntermedia Network Company Course. Bandung, Indonesia
5-6
Des 2008
6-9
Maret 2008
29-30
Jan 2008
: Good Clinical Practice (GCP) Course. By: National Health Ethics Commission, MoH Republic oflndonesia. Jakarta, Indonesia : Training and Workshop on Strengthening AEFI and CausalityAssesment By: WHO and MoH. RI. Banten, Indonesia, : Good Clinical Practice Workshop By: Quintiles. Jakarta, Indonesia 13
J4-15 Maret 2004: Good Clinical Practice Training Course By: WHO & International Vaccine Institute. 8-13 Maret 2004
:
Seoul, Korea. The 4th International Advanced Course on Vaccinology in Asia Pacificregions. By: WHO & International Vaccine Institute.
Seoul, Korea. :9-26 Nov 2002 : Data Management Course By: WHO & International Vaccine Institute. Vietnam. 24-28 Agus 2002: Good Clinical Practice Course
By: WHO & International Vaccine Institute. Seoul, Korea.
Penelitian 5 tahun terakhir - 2009, Principal Investigator/Pl Mapping microbiology and antibiotic resistance causing acute diarrhea among children in Indonesia
- 2008, Principal Investigator/Pl Surveillance enteric pathogens causing acute diarrhea among children in Indonesia
- 2006-2007, co Principal Investigator/co Pl Enteric pathogens causing acute diarrhoea among children in Indonesia - 200 5 , Principal Investigator/Pl
Joint Ministry of Health WHO Evaluation of The First Phase of Cholera Vaccination Campaign Conducted in West Aceh Following the Recent Tsunami Disaster in Indonesia
- 2004, Principal Investigator/Pl
Feasibility and Logistic of Vaccinating School Age Children with Typhoid Vi Vaccine in North
Jakarta
Publikasi ( 5 tahun terakhir yang terkait) ,
- Jacqueline L Deen l Lorenz von Seidlein, Dipika Sur, Magdarina Agtini, Marcelino E. S. Lucas, Anna Lena Lopez, Deak Ryun Kim, Mohammad Ali, John D. Clemens.
Comparison of Incidence from Endemic Areas in Asia and Africa.
Plos Negleted Tropical Disease. The High Burden of Cholera in Children: 2008 /vol
2/issue 2/e173
- Ochiai R, Acosta C, Danovaro Holliday MC, Dong B, Bhattacharya SK, Agtini M et at.
A multicenter population-base, prospective surveillance study of typhoid fever in 5 Asian countries disease burden and implications for control Bulletin of World Health Organization. April 2008;86:260-268 - Ochiai RL, Acosta CJ, Agtini M, Bhattacharya SK, Bhutta ZA, Do CG, et al
The Use of Typhoid Vaccines in Asia: The OOMI experience Clinical Infectious Diseases. July 2007
1 5;45 Suppl
l:S34-8
- Kyung Ho Han, Seon Young Choi, Je Hee Lee, Hyejon Lee, Eun Hee Shin, Magdarina D. Agtini, Lorenz von Seidlein et al.
14
kolation of Salmonella enterica subspecies enterc i a serovar Paratyphy B dT +, or Salmonella Java, !rom Indonesia and alteration of the d-tartrate fermentation phenotype by disrupting the ORF STM 3356 . ..oornal of Medical Microbiology 200 6; 55: 1661-1665
-
fagdarina D Agtini, Ochiai RL, SoeharnoR, Lee HJ, Sundoro J, Hadinegoro SR, Han OP, Tana L, Halim FX, Ghani L, Delima, Lestari W et al Introducing Vi polysaccharide typhoid fever vaccine to primary school children in North _
Jakarta, Indonesia, via an existent school-based vaccination platform. JPublic Health, 2006 Nov , 120 (11): 1081-7 - •agdarina
D Agtini. Rooswanti Soeharno, Murad lesmana, Narain H Punjabi, Cyrus Simanjuntak, Ferry
·.vangsasaputra et al.
The Burden of Diarrhoea, Shigellosis, and Cholera in
North Jakarta, Indonesia: Findings from 24 Month Surveillance. J. BMC Infectious Diseases. October 20, 2005;5{89)
-R. Leon Ochiai, XuanYi Wang, Lorenz von Seidlein, Jin Yang, Zulfiqar A. Bhutta, Sujit K.
Bhattacharya, Magdarina Agtini, Jac qu eline L.et
al.
Salmonella Paratyphi A Rates, Asia J. Emerging Infectious Diseases. November 11, .•
2005; 11(11):1764-1766
15
XI. Persetujuan Atasan yang Berwenang Jakarta,
2011
DISETUJUI Kabid Biomedis
Ketua Pelaksana
dr. Roselinda, M. Epid
Dr. drg. Magdarina Destri Agtini, MSc
NIP. 195807011987012001
NIP. 19501206 198402 2 001
Mengetahui,
Panitia Pembina Ilmiah
.....
KETUA,
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan KEPALA,
Dr. drg. Magdarina Destri Agtini, MSc NIP. 19501206 198402 2 001
Drs. Ondri Dwi Sampurno.,Apt, MSi NIP. 19621119 198803 1 001
X.
Hasil
Berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen Rectal swap, stool, swap hidung dari balita penderita -'r'iare
yang berobat ke RS dan PKM, rawat jalan maupun rawat inap, yang didiagnosis diare oleh
�kter di bagian rawat inap maupun rawat jalan, dan memenuhi kriteria inklusi penelitian serta .:ersedia ikut dalam penelitian, ditemukan hasil sbb: Karakteristik balita penderita diare pengunjung Puskesmas dan rumah sakit
40.0'!G {
r
/
.
,,,........................................................................................................................................................................
- -
::::: r:,�·
2S.0%
.
/''''''''
!
,. / 20.0% . . _.,.
·
50%
�-
--
,.........................
············· ······································ ···· · ·············
··························
io.o��.o
=
�:.:,: ::
. . .. .. .. .. .... .. .. .... ............ . � .. . .... . ..... ........ .... _ ... ,... .... ...,._ ...., __�....... .. . . . . . . . .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . . ... . . . . . . . .... .... .... .. .. .. _ .. . .. . .. .. .. .. . .. .. . .. .. _ ........ ... . ..... .. ........ .. .. .. . _ . _ � .. .... ..
···········································
···························-·····
································
/ ·_,.
·
/ . . ...-·
0·5 b l11
f:.·l2 t;ln
Jam.bar 1 . Distribusi(%) balita penderita diare pengunjung Puskesmas dan rmnah sakit berdasarkan kelompok umur
.Balita penderita diare pengunjung Puskesmas dan RS terbanyak adalah kelompok umur 6 bulan -1 tahun. Selanjutnya terlihat menurun sejalan dengan bertambahnya usia. Keadaan ini mungkin Gisebabkan karena anak-anak yang sangat rentan pada usia awal kehidupannya. :Jistribusi yang sama terlihat pula pada berbagai wilayah penelitian yaitu di Jakarta, Banten, _,fakasar, Denpasar dan Mataram.
Distribusi persentase balita penderita diare datang brobat ke RS dan Puskesmas berdasarkan �enis kelamin dapat dikatakan hampir sama.
17
Im laki-laki 1111 perempuan
Gambar.2. Distribusi(%) balita penderita diare pengunjung Puskesmas dan rumah sakit berdasarkanjenis kelamin 2. Mikrobiologi
penyebab diare pada anak balita
.
··················· ··················•··················································· ····· ······ · ············································ ···················································· ······•···· ····· ············
60
T
50 :
'' •••·•••• o o o • o o •• • • • o o •••••••••••••••• ••·•••••••• • ••• • • ·· · " ' ' ' ' '
• • • • • • • ••" ' ' ' ' ' ' ' ' " • " " " " •••••·•••••"••• • ••••••••••••••••• • •••••·••••• • • • • • • • •· ·· • • • • ""'
. . l !
! j
59.0%
'··········"00"""'''''···········'········ .. •••••.. ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••00•••••••••......................................................... . . . . . . . . ................ ;
40
l
·
····················..··········································••"'"••··············································..···"······ ·············· ·············· ·······-·· ··········..······················
I .t. . . . . . . . . .. . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . .... . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . ... ........... . .......... ... . .. . .. . ........ . . .. . ! .: . . . . . ..... .. 1 10 il: 3 � � i 6 � ��:� �;:i� I
3:0
I! l!
!
I!
I
:
.
: :
! I
l
1
··········
. . . . . • . ,,.,., .....
20
o
.
..
........
..
.
..
.
............
;
.
····
6. %
-
..
;
%
"" ' ' '
'
i
-c;..e�
�qt-
'·························
�
.....
· · · ·· .. • • • • " ' ' ' •
. .
..
.
,�� ............................ . . . . . . . . . .
.
..
. .. .
....
... .
.........
....................
-·- · · · · ·· · · · · · ·· · .. · · · · · · · · · · · · ··"·�············· . . . ..... ... . . . . .
.....
... ·····
3 ·6.%
.6% - 1.2% ,.....0-..... ,.....rum.t .....,......m ;
s;-. '> � � ��� � :f ' �'ti� 0-'
�� , � � c,._v� e;'$::.'/). �f
..... ................... ....... ......
· · · · · · · · .. · · · · · · ·...... .... . . . .
t' ,. . % 3.s% .-;;...........,...........,.....m ,
. .....
'>·
·
.... ..... .. ...
....
0.6%
cj> �
····································--·····
.
��o
�
· · · · ·· ·· " '
:i"'-'l� f�
- ···· ·,· · · ···
··· · · · �
- �i$:<-� � -q Yi" <:> �c;. ,.,1.� . °" ?Je.. �rt; �, o� � �'ti ?f?4 �
�'<>
�
""'''�""
� � �
......... ..
:
· ···· · ····
�"
�-f�
·��
..,. 0-��
�
t.. �
. ... ....... .. . . ... .. . ...... ....... ................ . ......... . . . . . .. ............ ......................
. ...
..
....... .....
:
Gambar.3. Distribusi(%) Mikrobiologi penyebab diare pada anak balita pengunjung Puskesmas' dan rumah sakit
18
Secara keseluruhan terlihat bahwa penyebab diare pada balita pengunjung RS dan Puskesmas yang
terbanyak
adalah
Rot�virus.
Campylobacter jejuni, kemudian
Bakteri
penyebab
diare
yang
terbanyak
adalah
S. flexneri dan S. sonnei. Pola persentasi bak:teri penyebab
diare yang terbanyak terlihat sama dengan penelitian periode 2005-2007 yaitu Campylobacter jejuni, kemudian disusul oleh S. flexneri dan S.sonnei. Namun yang cuk:up mencolok pada penelitian periode 20 1 1 dibanding tahun 2005-2007 adalah ditemukannya persentase parasit yang cuk:up tinggi (8.5%) . Dari stools ditemukan Telur Ascaris lumbricoides, Telur Trichiuris trichiura, Kista Entamoeba histolytica, Telur Asc+Trichiuris. Tinggi persentase Rotavirus penyebab diare pada balita, hal yang sama juga terlihat dari studi t ahun 2005-2007.
Pada hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan pula infeksi kombinasi "S. sonnei+C.jejuni" , "S.flexneri+Kista Entamoba hystolytica'', dan Ascaris+ tricuris Trichiura.
4. Distribusi mikrobiologi penyebab diare pada balita berdasarkan rumah sakit dan
": !
Puskesmas
...... . .. . .. .. ........
50 ti() 30 20 l () .O
''
:
....u. .. ........ ."'"" . .. .. .......
.......... _.._ HOOO.._ O ..
..
... o . ...
...
..., . . � , -....'9,-••o...o• .•.....-.. _ ._ ._ ._ .... .
""''
,
.. .. ............ ......... ,".. .... .. .. ..........
"''''"' .... ...
...... .. ..,.,...................._ . __ , . . .. . ... ............................ ...... .......... ......
.
, , ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' " ' '•······················· . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........................................................ ..................
.....,.. .,.,.,.,.. ..._ ._.•
·'.)...,.,.,..,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,...,...,...............·.·.·.·.·.-.·.·.·.·.·.-...-.v.-...v.......
'l'"' """ "' "'"""'"' .... .l .m 'h, :
;.
...>..�
..
�
��+-""� ,.
..
�
,
..
.
.......................
"'" " " '"" "'".,.........,..,.,.,.,.,.... .;,
.,.,•.,•..,..............� .,.,.,.,., .,.,., • ••• .,.,.,.,.,.,.,.,.,.,• • ., ., ..,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,•.
1
f
:
'
r WI-
....·.·.·.·.·.·.·.·.·.·.·.·.·.·.-.·...-.-...·.·-·-·.-.-.--,,,,-- .. -�--
..
�
..
,...-....... ., .iL...;
,�...
..�·
,. � <w.
........-..__
,....
.
...
!.
..
...
, ..d..., ;
�
lilil Puskesrnas
a Rum.ih Scikit
v � # � � � � .Ao�# � -«..., �-a. ..� .. v e-"' � 1} '& " ., ,, ,,,, � � � .q .,.._""' o <'' 15e�� ::.o � .., � � "' c; .... 3 .. �� � o ..:,,. ':>· � ... . o � �· � � 'ri' & o � o . �� �o:> � 4' � � o � ...... ' � � � (.,� � � �# �
a<:--l:"
�
..
........................ ..........
..........
.....
·····
..
···----·······---
-------- -·················
l
I
j. l !: :
,.,,
······ ·----···-----········ ·····················
i
1
?
.
'
),
�
. ......................,.,. .......... .,..,,....."'""_.
i
............
.. . . .... .... ........ .. ........... .. . . ... ... ............ ........ .. .. .... .... ................. .. ....... .. ...... .. ..... ..... .. . . . . . ...... ........·
............................. ...........,,,_ _ _ ., ._w._ ,
.. ...
. . . . . ............
..... ........
i:
'�'·--nmu.•,•, ·.o,·.·.o,•.·.w.·.w ,·.w,o�"" -�''·' ·'·w,wuuo',' o'o'.'. 'o'.' ,'o'.'o'. '•'•"" '""•' •'" ·" '·'"""•'"""""•"'"""""""""""""�"�"�'-�owo·o
j ! !
-----------------------------�
Gambar.4. Distribusi(%) Mikrobiologi penyebab diare pada anak balita Berdasarkan pelayanan kesehatan (Puskesmas' dan rumah sakit)
Persentase Campylobacter jejuni tinggi pada balita diare yang datang berobat di Puskesrnas. Sedangkan persentase Rotavirus tertinggi pada balita diare yang datang berobat ke rumah sakit.
,
(4 7 0%)
.
19
5. Persentase derajat dehidrasi balita penderita diare
3%
PKM
Il
�.:.�.°.�.�.���....�.�l.���.�.�5.�?.���···�·�·E·���·······•
........
.... .. . ........... .. ...
RumahSakit
....... ............ .. ................... ..... .... ............
Gambar 5. Derajat dehidrasi balita diare pengunjung rum.ah sakit dan Puskesmas Berdasarkan hasil diagnosis dokter yang bertugas di Puskesmas, persentase balita penderita diare mengalami dehidrasi berat 1 %, baik pada rawat inap maupun rawat jalan, Se<,iangkan balita penderita diare baik pada rawat jalan maupun rawat inap.di rumah sakit yang mengalami dehidrasi berat berdasarkan diagnosis dokter yang bertugas di rumah sakit terlihat lebih besar yaitu 3%.
5. Virus influenza (pada tenggorokan dan hidung) yang bersamaan dengan timbulnya diare : dari 97 sampel:
1+ influenza A
20
6. Pola resistensi antibiotik terhadap bakteri patogen enterik
%
100 90
----����-=--:z-�-:a---�'7Pl'E""��_...,.��--,
80 --»------1 70 60 50 40 30
.
' � ..
.
:
�� --!W L,,�:-j;- -� � -t .::' '�'r'*:-'�-· J,_..;� 11I.��! � ¥1 ': �� � l� ;� �·1 ]� m�y�= 1�! i� ; ��:· _
0
I
I
I
I
I
... I
-"�., �:·' �·· I
,
I
I
I
I
I
I
I
I
I
....�· I
Gambar 6. Tes Resistensi anti biotik terhadap Shigella Flexneri
Pada tes resistensi anti biotik terhadap Shigella Flexneri ditemukan beberapa anti biotik sudah resisten terhadap bakteri penyebab diare, seperti Ampicillin, Trimethoprim, Chloramphenicol, Tetracycclin, Amoxicillin, Cephalothin dan Penicillin.
21
I
I
4
�·�
I
'§; ' ·
�� I]
l
I
Gambar 7. Tes Resistensi anti biotik terhadap Shigella Sonnei Pada tes resistensi anti biotik terhadap bakteri penyebab diare ditemukan beberapa anti biotik sudah resisten terhadap Shigella Sonnei, seperti Trimethoprim, Tetracycline, Cephalotin, Ampicillin dan Penicillin
Kesimpulan: - Balita penderita diare pengunjung RS dan Puskesmas terbanyak pada kelompok umur 6 bulan-2 tahun, kemudian kelompok umur 0 -- < 6bulan. - Penderita diare balita laki-laki dan perempuan yang dibawa berobat ke RS dan Puskesmas dapat dikatakan sama - Penyebab diare pada balita pengunjung RS dan Puskesmas yang terbanyak adalah Rotavirus, namun persentase di RS lebih besar dibanding di Puskesmas - Bakteri penyebab diare yang terbanyak adalah Campylobacter jejuni, kemudian S. flexneri dan S.sonnei. - Ditemukan anak balita yang terinfeksi Telur Ascaris lumbricoides, Telur Trichiuris trichiura, Kista Entamoeba histolytica, Telur Asc+Trichiuris. Juga ditemukan pula balita yang mengalami infeksi kombinasi "S. sonnei+C.jejuni" , "S.flexneri+Kista Entarnoba hystolytica", dan Ascaris+ tricuris Trichiura.
22
- Virus influenza (pada swab tenggorokan dan hidung) yang bersamaan dengan timbulnya diare : dari 97 sampel: 1 + influenza A - Beberapa anti biotik ditemukan sudah resisten terhadap Shigella flexneri yaitu Ampicillin, Trimethoprim, Chloramphenicol, Tetracycclin,
Amoxicillin, Cephalothin dan Penicillin.
Juga resisten terhadap Shigella Sonnei, yaitu Trimethoprim, Tetracycline, Cephalotin, Ampicillin dan Penicillin
Saran - Terlihat adanya pola mikrobiologi penyebab diare yang bervariasi dari tahun ketahun dan meskipurt diwilayah yang sama, diperlukan pemetaan mikrobiologi penyebab diare untuk diperluas diwilayah lain. - Juga untuk pemenuhan jumlah sampel minimal yang masih belum tercapai dalam rangka uji resestensi mikrobiologi/bakteri terhadap antibiotik yang ak.an digunakan sebagai pedoman standar pelayanan pada balita penderita diare di rumah sakit maupun Puskesmas. - Sekaligus akan perlunya karakterisasi dari Rotavirus dalam rangka "selection of candidate vaccine"
23
XI. Daftar Kepustakaan 1. Black, R.E., Morris, S.S., and Bryce, J. (2003) Where and why are 10 million children dying every year? Lancet 361: 2226-2234. 2. Kosek, M., Bern, C., and Guerrant, R.L. (2003) The global burden of diarrhoeal disease, as estimated from studies published between 1 992 and 2000. Bull World Health Organ 81: . 197-204. 3. Parashar, U.D., Hummelman, E.G., Bresee, JS., Miller, M.A., and Glass, R.I. (2003) Global illness and deaths caused by rotavirus disease in children. Emerg Infect Dis 9: 565572. 4. Ditjen.PP & PL. Departeman Kesehatan RI. Dit.Sepim Kesma. Buku data 2006 5. Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. SurveiKesehatan Rumah tangga 200 1 . Laporan Studi mortalitas 2001: Pola Penyebab Kematian di Indonesia. 2002. 6. Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Survei Kesehatan Rumah tangga 2001 . Laporan SKRT 200 1 : Studi Morbiditas dan Disabilitas 2002 2002. 7. Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI.Riset Kesehatan Dasar. 2007. 8. de Jong, M.D., Bach, V.C., Phan, T.Q., Vo, M.H., Tran, T.T., Nguyen, B.H., Beld, M., Le, T.P., Truong, H.K., Nguyen, V.V., Tran, T.H., Do, Q.H., and Farrar, J. (2005) Fatal avian influenza A (H5N1) in a child presenting with diarrhea followed by coma. N Engl JMed 352: 686-691.
9. Gupta V, Ray P, Sharma M. Antimicrobial resistance pattern of Shigella and non-typhi Salmonella isolated from patients with diarrhoea. Indian J Med Res 1999;1 0:43-5 10. Petra Luber, dkk. Antimicrobial Resistance in Campylobacterjejuni and Campylobacter coli Strains Isolated in 1991 and 2001-2002 from Poultry and Humans in Berlin, Germany.
Diunduh 17 Okt 2010. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC296193/
1 1 . Subekti, D., Lesmana, M., Komalarini, S., Tjaniadi, P., Burr, D., and Pazzaglia, G. (1993) Enterotoxigenic Escherichia coli and other causes of infectious pediatric diarrheas in Jakarta, Indonesia. Southeast Asian J TropMedPublic Health 24: 420-424. 12. Subekti, D., Lesmana, M., Komalarini, S., Tjaniadi, P., Burr, D., and Pazzaglia, G. ( 1 993) Enterotoxigenic Escherichia coli and other causes of infectious pediatric diarrheas in Jakarta, Indonesia. Southeast Asian J Tr op Med Public Health 24: 420-424. 1 3 . Subekti, D.S., Lesmana, M., Tjaniadi, P., Machpud, N., Sriwati, Sukarma, Daniel, J.C., Alexander, W.K, Campbell, J.R., Corwin, A.L., Beecham, H.J., 3rd, Simanjuntak, C., and Oyofo, B.A. (2003) Prevalence of enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC) in hospitalized acute diarrhea patients in Denpasar, Bali, Indonesia. Diagn Microbial Infect Dis 47: 399-405.
24
14. Lebenthal, Emanuel, Texbook of Gastroenterology and Nutrition in Infancy Second Edition,
Raven Press, 1 1 85 Avenue of the Americas, New York 10036, 1989, chapter 27, 76, 77 1 5 . Daldiyono, Diare, Dalam : Sulaiman � Daldiyono, Akbar N, Rani Gastroenterologi-hepatolog� CV Infomedika, 1990, 21-33
AA, editors.
16. Bauer, AW., Kirby, W.M., Sherris, J.C., and Turck, M. (1996) Antibiotic susceptibility testing by a standardized single disk method. Am J Clin Pathol 45: 493-496. 17. Manual for the Laboratory Identification and Antimicrobial Susceptibility Testing of Bacterial Pathogens of Public Health Importance in the Developing World . USAID, WHO, CDC. WHO/CDS/CSR/RMD/2003.6 18. Fryauff, D.J., Krippner, R., Prodjodipuro, P., Ewald, C., K.awengian, S., Pegelow, K., Yun, T., von Heydwolff-Wehnert, C., Oyofo, B., and Gross, R. (1999) Cyclospora cayetanensis among expatriate and indigenous populations of West Java, Indonesia. Emerg Infect Dis 5: 585-588.
25
Lampiral').1
INFOR1v1ED CONSENT Identifikasi dan uji resistensi mikroorganisme penyebab diare pada anak balita di Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia, melakukan penelitian mengenai "Identifikasi dan uji resistensi mikroorganisme balita
di Indonesia
"
yang berobat di rumah sakit dan puskesmas.
penyebab diare pada
anak Sebagai orangtua/wali dari
putra/putri, Bapak/ibu diminta kesediaannya untuk berpartisipasi dalam surveilan ini. Tujuan Identifikasi dan Uji Resistensi ini adalah untuk mencari dan mengenali kuman-kuman yang menjadi penyebab diare pada anak balita di
rumah sakit maupun puskesmas., baik pasien rawat
jalan maupun rawat inap. Informasi yang diperoleh bermanfaat dalam perencanaan pengendalian penyakit diare pada umumnya dan sebagai dasar penentuan pengobatan yang tepatguna di rumah sakit maupun puskesmas. Penyakit diare dapat disebabkan oleh berbagai macam kuman , ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar. Tanda-tanda penyakit ini adalah: Buang air besar lembek atau cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam wak:tu 24 jam atau dua kali buang air besar yang lembek atau cair dalam waktu 24 jam disertai satu atau lebih gejala yang berkaitan (deman, sakit perut atau kejang perut, mual, muntah, rasa tidak nyaman pada anus/tenesmus dan adanya darah pada tinja yang kadang berhubungan dengan kasus diare). Bila tidak mendapatkan pengobatan yang optimal akan menimbulkan keadaan serius, bahkan bila terlambat dapat menyebabkan kematian. Selama anak bapak/ibu ikut dalam pemetaan ini, kami akan melakukan beberapa prosedur yaitu: wawancara mengenai riwayat penyakit diare yang diderita anak, pengambilan sampel tinja, empat usap dubur, dan usap hidung dan tenggorok jika anak disertai gejala influensa. Wawancara dan pengambilan bahan
dilakukan oleh dok:ter dan perawat yeng berkompeten di
rumah
sakit
/puskesmas yang dikunjungi. Pengamb ilan 4 usap dubur akan dilakukan dengan menggunakan kapas lidi. Kapas lidi akan dimasukkan pada dubur anak Bapak/ibu untuk mendapatkan usap dubur yang mengandung tinj a. Tinja akan diambil menggunakan penampung tinja waktu anak buang air besar. Usap hidung dan tenggorok juga dilakukan dengan menggunakan kapas Jidi dengan cara memasukk:an kapas lidi _
tersebut pada hidung kanan-kiri dan tenggorok . Pada waktu pengambilan bahan ada sedikit rasa tidak nyaman.Waktu yang diperlukan untuk berpartisipasi adalah, jika putra/I Bapak/ibu dirawat inap, mlingkin 2 hari atau sampai anak sembuh dari sakit diare.Jika rawat jalan,maka partisipasinya sudah cukup saat ariak meninggalkan rumah sakit/puskesmas. Selanjutnya 30 hari kemudian petugas kesehatan yang ditunjuk akan mengunjungi dan menanyakan kondisi anak Bapak/ibu pada saat itu. Bahan usap dubur, usap hidung maupun usap tenggorok akan dikirim dan diperiksa di laboratorium terpadu
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republi k
Indonesia, di Jakarta. Temuan hasil pemeriksaan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
akan disimpan d i laboratorium terpadu Badan
1
Dengan berpartisipasi pada survei ini akan dapat diketahui kuman penyebab diare, dan
anak
Bapak/ibu akan mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan penyebab penyakit tersebut. Partisipasi anak Bapak/ibu sepenuhnya bersifat sukarela,
tidak ada sangsi bila tidak mau
berpartisipasi, dapat mengundurkan diri kapan saja, dan tidak akan kehilangan manfaat apapun yang sudah merupakan hak anak Bapak/ibu. Semua informasi akan dijaga kerahasiaanny
Dr.Magdarina, telp: (021) 42883993
081 344461978.
I 0 8 129001002;
atau dr.Nelly, telp.
Bila Bapak/ibu setuju ikut berpartisipasi, mohon dapat diisi dan ditanda tangani formulir surat persetujuan yang ada di bagian bawah penj elasan ini, aslinya dapat Bapak/ibu ambil dan lembaran berikutnya dikembalik.an pada yang bertugas.
PERSETUJUAN UNTUK BERP ARTISIP ASI pADA PENELITIAN IDENTIFIKASI DAN un RESISTENSI MlKROORGANISME PENYEBAB DIARE P ADA ANAK BALITA DI INDONESIA Saya telah mendapat waktu yang cukup untuk membaca, bertanya dan mendapat penjelasan yang cukup jelas.
Saya juga mengerti bahwa partisipasi ini adalah secara sukarela dan dapat
mengundurkan diri tanpa suatu beban ataupun sangsi, tanpa kehilangan manfaat apapun yang sudah merupakan hak anak saya. Nama anak Tanggal lahir : tgl . . . . . . . . . /bln . . . . . . . . . ./ thn . . . . . . . Nama dan Tanda tangan Orang tua/wali:
Nama jelas:
Tanggal
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
.
.
Tanggal
Nama dan Tanda tangan saksi:
Namajelas: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :
. . . . . . . ./ . . . . . . . . ./ . . . . . .
..
Nama dan tanda tangan dokter
Nama jelas: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . ./ . . . . . . . . . / . . . . . . . Tanggal
. . . . . . . ./ . . . . . . . . ./ . . . . . . . 2
Lampira n . 2
BM -TDK_Balitbangkes
Identifikasi dan Uji Resistensi Mi kroorganisme Penyebab Diare Pada Anak Balita di Indonesia
FORMULIR KUNJUNGAN KLINIS
1 . 1 No. Studi 1.2 Tanggal dan waktu kunjungan
_Tgl
I
__
Bin/
Thn
I . 3 Nama RS/Puskesmas/klinik I.4 Nama Dokter
II. 1 Nama Pasien
II.2 No. Rekam Medis II. 3 Usia
II.4 Tanggal Lahir
II.5 Jenis Kelamin
II.9
Bulan
Tahun _Tg l/
Bin /
__
Thn
I I . 6 Tinggi Badan
: .........cm
D Laki - laki
II. 7 Berat Bad an
: . . . . , .... kg
D Perempuan
II.8 LILA
: . . . . . . . . cm
Alamat Rumah Nama Jalan RT/RW
I
Keca matan/kelurahan/Desa : No Rumah No Telepon/HP
I I . 1 0 Denah Rumah.( Gambarkan)
1
BM-TDK_Balitbangkes
II. 1 1 Pendidikan Orang Tua (lama sekolah) II.12 Apakah ini kunjungan kedua? (dalam kurun waktu 14 hari)
111.1 Apakah pasien mendapat pengobatan untuk sakit diarenya?
____
(Ta h u n )
D Ya
D Tidak
D Tidak Tahu
D Ya
D Tidak
D Tidak Tahu
D Ya
0 Tidak
D Tidak Tahu
III.2 Apakah ada obat lainnya? (selain dari antibiotik)
III.3 Jika ya, nama obat:
III.4 Apakah antibiotik ?
D Ya
_ _ _ _ _
D Tidak
D Tidak Tahu
III.5 Jika Ya, nama antibiotika:
III.6 Apakah pasien PERNAH d i rawat karena DIARE sebelum kunjungan ini ?
D Ya
III.7 Apakah saat ini pasien mendapat ASI?
D Ya
III.8 Bila tidak, apakah sebel umnya pasien mendapat ASI?
D Ya
III. 9 JIKA YA, Ka pan
0 Tidak D Tidak
D Tidak
D Tidak ada
D Tidak Tahu
D Tidak ada
D Tidak Tahu
D Tidak ada
D Tidak Tahu
______
(Bulan yang lalu)
waktunya
IV. RIWAYAT IMUNISASI IV.1 BCG (0 -2 bulan)
o Ya
o Tidak
IV.2 Hepatitis B ke-1 (saat lahir)
o
o
Ya
Tidak
o o
Tidak tahu Tidak tahu
2
BM-TDK_Balitbangkes
IV.4 Hepatitis B ke-2 ( 1 bulan)
o
Ya
o
Tidak
IV.5 Hepatitis B ke-3 (3-6 bulan)
D
Ya
D
Tidak
IV.6 Polio ke-0 (saat lahir)
o
Ya
o
Tidak
IV. 7 Polio ke-1 (2 bu Ian)
D
Ya
o
Tidak
IV.8 Polio ke-2 (4 bulan)
o
Ya
o
Tidak
IV. 9 Polio ke-3 (6 bu Ian)
D
Ya
o
Tidak
IV.10 DPT ke- 1 (2 bulan)
o
Ya
o
Tidak
IV. 1 1 DPT ke-2 (4 bulan)
o
Ya
D
Tidak
IV.12 DPT ke-3 (6 bulan)
o
Ya
D
Tidak
IV. 1 3 Campak
(9 bulan)
D Tidak
D Ya
o
Tidak tahu
o
Tidak tahu
o
Tidak tahu
o
Tidak tahu
o
Tidak tahu
o
Tidak tahu
o
Tidak tahu
o
Tidak ta h u
o
Tidak tahu
o
Tidak tahu
_:::::::;:;:;:;:;: :-.:: : : ;;: ; : : ; : · :
0 Tidak
0 1
02
D 3
D 4
V . 1 . 1 Berapa kali pasien BAB yang encer/cair dalam 24 jam terakhir? V. 1 . 2 Berapa kali pasien BAB yang encer/cai r sejak gejala dimulai? 0 Ya
D Tidak
0 1
0 2
0 3
04
O Ya
D Tidak
D 1
D 2
D 3
0 4
3
BM-TDK_Balitbangkes
V.3.1 Berapa kali pasien muntah dalam 24 jam terakhir? V.3.2 Berapa kali pasien muntah sejak gejala dimulai?
,,,: ·:::
...
.. . . _ ,' .; ..
0 Ya
0 Tidak
0 1
0 2
0 3
0 4
0 Ya
0 Tidak
0 1
0 2
0 3
0 4
O Ya
0 Tidak
0 1
0 2
03
04
O Ya
0 Tidak
0 1
0 2
0 3
04
O Ya
0 Tidak
0 1
0 2
0 3
04
O Ya
0 Tidak
0 1
0 2
0 3
04
O Ya
0 Tidak
0 1
0 2
0 3
04
O Ya
0 Tidak
0 1
0 2
0 3
04
D Ya
0 Tidak
0 1
0 2
0 3
04
�-
·.-.-:-:-�-:-:-:-:-:-:-:-:-·.·.·.·. . '. -.·.·,·.·.·.·. :it'� 1::: ,1���;1;1:lr,i�,�,�w·1:1::: :: J
O
1 + (normal, berbentuk)
O 2+ (normal, lembek) o 3+ (pekat, cair) D 4+ (encer, cairan keruh) 5+ (encer, bening)
0 Tidak O Ringan-sedang O Berat 0 Tidak
0 Tidak
4
D Tidak
o Tidak ada
D Tidak
D Tidak D 2 Usap dubur dalam Cary-Blair
O 1
Usap dubur dalam PBS
D Tinja dalam 10% formalin D Tinja dalam kontainer steril D Usap tenggorokan D 2 Usap hidung
a. b. Dicuci dan dibilas dengan air panas c.
Dicuci dan direbus
d . Lainnya, sebutkan ...
a. Dibuang
*
b. Disimpan d i suhu ruang, berapa lama diberikan kembali? . . . . (jam) c.
Disimpan dikulkas berapa lama diberikan kembali?. . . . (jam)
d. Lainnya, sebutkan ...
a. Ya
*
b. Tidak Jela ska n ..... .
*
Kapan saja dibersihkan? . . . .
a . Ya
Jika Ya, sebutkan Jenisnya .... 5
BM-TDK_Balitbangkes
b. Tidak
a) Sebelum makan b) Sebelum menyiapkan makanan c) Setelah buang air besar (bab)/menceboki bayi d) Setelah memegang binatang (unggas, kucing, anjing) a . Jam ban
oYa
oTidak
oYa
oTidak
oYa
oTidak
oYa
oTidak
*
b. Kolam/sawah/selokan c.
Sungai/danau/laut
d . Lubang tanah e . Lapangan/kebun
f.
Lainnya, sebutkan ...
a . Bila memakai popok seka li pakai (diaper). Jelaskan .....
*
b. Bila memakai popok kain. Je laska n . . . . .
*
Dapat diisi bi/a memerlukan keterangan tambahan
6
Lampiran.3
BM-TDK_Balitbangkes
Identifikasi dan Uji Resistensi M ikroorganisme Penyebab Diare Pada Anak Balita di Indonesia FORM
:
FOLLOW-UP
(30 hari)
I . 1 RS/Puskesmas/klinik I.2 No. Studi I. 3 Tang gal dan waktu kunjungan
_/ t I bin
_
/ thn
__
--
·am
---
24 ·am
_/_/ dd mm yyyy
__
I.4 Tgl pulang
II.1 Nama Pasien 11.2 Nomor Medical Record 11.3 Tanggal tahir _Tgl/ II.4 Umur
__
-----------Tahun
Bin /
__
-------------
Thn
bulan
II.5 Jenis kelamin
D Laki-laki D Perempuan
11.6 Alamat rumah Nama Jalan :
I RT/RW Kelurahan/Kecamatan/Desa : No Rumah Telp/HP
II. 7 Denah Ru mah (gambarka n)
1
BM-TDK_Balitbangkes
D Ya
o Tidak
o Tidak tahu
III.6 Apakah kematian berhubungan dengan diare?
0 Ya
o Tidak
o Tidak tahu
IV.1
Apakah keluarga pasien ditemukan
D Ya
0 Tidak
IV.2
Keluarga menjawab perta nyaan
D Ya
0 Tidak
IV.3
Apakah anak yang bersangkutan ada
O Ya
D Tidak
IV.4
Apakah anak yang bersangkutan dalam keadaan sehat
D Ya
0 Tidak
o Tidak tahu
IV.S
Apakah anak yang bersangkutan sedang diare saat kunjungan
0 Ya
0 Tidak
o Tidak tahu
0 Ya
0 Tidak
o Tidak tahu
D Ya
0 Tidak
O Tidak tahu
III.1
Apakah pasien pernah d i rawat
III.2
Lama perawatan (hari)
_ _ _
III.4 Disposition
O
Pengobatan & pulang
(Cured & Discharged)
D Tidak melanjutkan perawatan
(Discontinued Hospitalization) O Meninggal (Died)
Tanggal
_
I
__
Tgl
III.5
I
__
bin
thn
Penyebab kematian (Cause of Death) :
Apakah anak yang bersangkutan menderita sakit lain saat kun ·un an IV.7 Apakah anak yang bersangkutan menin al
IV.6
2
BM-TDK_Balitbangkes
IV.8 Penyebab kematian (Cause of Death)
V.1 Apakah disekitar sumber air dalam radius < 1 0 meter terdapat sumber pencemaran (air limbah /cubluk /tangki septik/sampah)
! . Ya 2. Tidak 3. Tidak ada sumber air 1 . Langsung diminum 2. Dimasak
V.2 Bagaimana pengolahan air minum sebelum dimin um/digunakan
3. Disaring 4. Diberi bahan kimia 5. lain nya .................... .
1. Penampungan tertutup di pakarangan /SPAL 2. Penampungan terbuka di V.3 Dimana tempat penampungan air limbah dari kamar mandi/tempat cuci/da pur
pakarangan 3. Penampungan diluar Pakarangan 4. Tanpa penampungan 5. Langsung ke got/sungai 1 . Saluran terbuka
V.4 Bagaimana saluran pembuangan air limbah dari kamar mandi V.5Apakah tersedia tempat pembuangan sampah di luar rumah V.6 Bila ya, apa jenis tempat pengumpulan/ penampungan sampah rumah tangga di luar
2. Saluran tertutup 3. Tanpa saluran 1 . Ya 2 . Tidak 1 . Tempat sampah tertutup 2. tempat sampah terbuka
rumah tersebut
3
BM-TDK_Balitbangkes
LEM BAR PEN UGASAN FOLLOW UP 30 HARi
Kunjungan
• •
Asal Institusi
• .
Petuqas Survey: Nam a:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. • . . . . ....... . . .. ......... . . .. . . . . . . . . . ... ........ ... . ... ... ... .. . . . . ......... . . . . . . . . . .. . . . . .. . ... ... .. . .
NIP
Pejabat yang menugaskan
Orang tua/wali responden
Nama:
Nama:
NIP
**
*•
*
Jika tempat tinggal responden tidak dapat ditemukan, mohon ditandatangani & di
Stempel/Cap oleh pengurus RT/RW atau warga setempat.
** .
Hubunqa n denoan oasien
5
I
BM-TDK_Balitbangkes
1
Lamplran.4
LEM BAR PENUGASAN FOLLOW UP 30 HARI
Kunjungan
• •
Asal Institusi
• .
Petugas Survey: Nama: NIP
......................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. • • • • • • •• • . . . . .. . . . . • • • • • • •• • • • • • • • • • • • • • • • • •• • • • . .. . •
•
• • •• • • • • •• • • • • •• • • • • • • • • • • •• • • •
• • • •• •
Pejabat yang menugaskan
• •• • • • • • • • • • t .
Orang tua/wali responden
Na m a :
Nama:
NIP
**
*
•
Jika tempat tinggal responden tidak dapat ditemukan, mohon ditandatangani & d i
Stempel/Cap oleh pengurus RT/RW **
*
atau warga setempat.
. Hubunoa n denoan pasien
4
Lampiran.5
P'rosedur identifikasi dan uj i resistensi mikroorganisme penyebab diare l Prosedur Pemeriksaan
Salmonella spp dan Shigella �pp
A.lat dan Bahan
Alat 1. Ose 2.
3.
4. 5.
Bunsen
Inkubator Plate
Tabung
6. Pinset
Bahan
1.
Media Mac Conkey
2.
Media salmonella shigella
3.
Xylose Lysine deoxycholate
4.
Selenite agar
5.
Kligler iron agar
6. 7. 8. 9.
(KIA)
Motility test medium/ Sucrose semi solid (SSS)
Motility indole Omithine (MIO)
Lysine
Arginin
10. Omithine
Prosedur kultur
1.
Gunakan pinset untuk memegang Usap dubur pada medium Cary blair di tanamkan langsung ke
media lempeng agar diferensial dan sclcktif dengan bantuan ose yaitu pada agar mac Conkey,
Sahnonela-shigella, Xylose Lysine Deoxycholate. 2.
Usap dubur kemudian dimasukkan ke dalam medium persemaian sclenit.
3.
Inkubasi semua agar dan medium persemaian dalam incubator pada suhu 35°C selama 20-24 jam.
4.
Setelah inkubasi biakan pada kaldu perscmaian diambil dengan menggunakan sengkelit dan dipindahtanamkan ke media lempeng agar selektif dan lempeng agar, kcmudian diinkubasi pada suhu 35°C selama 20-24 jam.
5.
Koloni yang tumbuh pada lempeng agar diseleksi sesuai dengen kriteria morfologis untuk masing-masing kuman.
6. Koloni yang tersangka Salmonella dan shigella , yaitu koloni yang bulat, mempunyai diameter ± 2mm, pinggimya rata, translusen dengan permukaan yang licin, diambil, dengan menggunakan
sengkelit j arum untuk selanjutnya dipindah-tanamkan ke media biokimia KIA, MIO , SSS, Lysine, arginine dan Omithine untuk diidentifikasinya.
7.
Reaksi biokimia minimal untuk ideotifikasi Enterobacteriaceae dapat di lihat pada tabel Biokimia.
Tabet identifikasi Enterobacteriaceae berdasarkan reaksi biokimia minimal
No
Isolat
KWH2S
SSS
MIO
Lysine
Arginine
Ornithine
S. paratyphi
K/AG(-)
Kl+
+/-/+
-
-
+
2
S. enteridis
K/AG(±)
Kl+
+/-/+
+
-
3
S. typhi
KIA(±)
Kl+
+/-/-
+
-
-
4
Sh. Dysentriae
K/A
Kl-
-/-/-
-
-
-
5
Sh. Flexneri
K/A(G)
Kl-
-/-/-
-
-
-
6
Sh. Sonnei
KIA
Kl-
-/±/+
-
-
+
7
Sh. Boyd.ii
KJA
Kl-
-/-/-
-
-
8
Kl. Pneumoneaie
K/AG(-)
A(K)/-
-/±/±
+
-
9
E. cloaceae
K/AG(-)
A(K)/+
+/-/+
-
10
E. aerogenes
K/AG(-)
A(K)/+
+/-/+
11
P.vulgaris
KJAG(+)
Kl+
12
P.mirabilis
K/AG(+)
13
E.coli
14
Citrobacter
I1 I
KIA
+
-
+
+
+
-
+
+/+/-
-
-
-
Kl+
+/-/+
-
-
+
K/AG(-)
K(A)/+
+/+Id
d
d
d
KJAG(+)
Kl+
+/+Id
-
d
d
: K= basa=merah : A=asam=kuning G=gas
MIO
: motility, indole, ornithine
SSS
: Sucrose semisolid (medium gerak)
ll. Prosedur pemeriksaan
Vibrio cholerae
-.lat 1. Ose 2.
Bw1sen
3.
Inkubator
4.
Mikroskop
Bahan
1. Media TCBS 2.
Alkaline Peptone Water
3.
Media KIA
4.
Media SSS
5.
Media MIO
6.
Media Sinunon Citrate
7.
Pewamaan Gram
Cara Kerja I.
Hapuskan usap dubur paoa pada medium selektif seperti TCBS, cara ini disebut dengan cara langsung
2.
Kemudian usap dubur tersebut dimasukkan ke dalam media perbenihan pengayaan terlebih dahulu
(direct) inkubasi pada suhu 37 ° C selama 24 jam
seperti medium Alkalis peptone Water, inkubasi pada suhu 37 ° C selama 24 jam (cara tidak
langsung/indirect)
3. 4.
5.
6. 7. 8. 9.
Setelah 24 jam, usap dubur pada APW dioles dan dikultur juga pada medium TCBS
Inkubasikan kembali pada suhu 37 ° C selama 24 jam
Koloni tersangka Vibrio cholerae pada TCBS adalah koloni bulat,sedang, berwama kuning seperti dilingkari zone yang berwarna kuning, sedangkan Vibrio parahaemolyticus
dengan bentuk koloni
bulat, sedang, dan berwarna hijau.
Koloni tersangka dilakukan test biokimia seperti KIA, SSS, MIO dan Simon citrate
Inkubasikan 37 ° C selama 24 jam
Amati pertumbuhan karakteristik pada test biokimia clan cocokkan pada tabel biokimia. Kemudian lakukan test serologi aglutinasi untuk pcnentuan spesies dengan menggunakan medium
dari KIA
Catatan :Setiap koloni tersangka dilakukan pemeriksaan preparat gram Tabel Uji Biokimia untuk Vibrio cholerae
REAKSI BIOKIMIA
HASIL REAKSI
Oksidase
+
Pertumbuhan tanpa penambahan NaCl
+
KIA ( Kligler Iron Agar )
Alkali I Asam
MIO ( Motility Indole Omithine )
+++
SSS ( Sucrose Semi Solid )
+
Lysine
+
Arginine
-
Ornithine
+
Maltose
+
Arabinose
-
m. Prosedur Pemeriksaan
Campylobacter spp
A lat
I.
Inkubator
2.
Sungkup kaca
3.
Ose
4.
5.
Bunsen Mikroskop
Bahan
1.
Media CCDA
2.
Gas pack C02
3.
4.
5.
6.
H202
NNNN
Asam Hipurate Asam Nalidiksat
7.
Sefalotin
8.
Pewarnaan gram
Cara Kerja
1.
Hapuskan usap dubur pada medja CCDA kemudian lakukan streak dengan menggunakan osc.
2.
Media tersebut diinkubasi dalam sungkup yang sudah diberi gas pack C02, ink:ubasi pada suhu
3.
Setelah dilakukan inkubasi, identifikasi koloni yang disangkan Campylobacter yaitu apabila
42°C selama 48-72 jam.
4.
ditemukan koloni dengan karakteristik berwama keabuan , datar, mengkilat dan mcnyebar.
Jika dilakukan pewarnaan gram pada koloni tersangka akan ditemui sebagai kuman gram negatif, berbcntuk bengkok, menyerupai huruf "S" atau sebagai gambaran burung camar
5.
Untuk memastikan basil identifikasi dilakukan uji biokimia seperti oksidase, katalase, hipurate
dan kepekaan terhadap asam nalidiksat clan sefalotin.
Tabet Biokimia untuk Campylobacter spp Uji Biokimia
C. jejuni
C.coli
Oksidase
+
+
Katalase
+
+
Hipurate
+
-
Kepekaan terhadap
- Asam Nalidiksat -
Sefalotin
Sensitifatau Resisten
Sensitif
Resisten
Resisten
IV. Prosedur Resistensi Antibiotik dengan Metode cakram
(Disc Diffusion)
Alat 1.
Disk dispenser
2.
Kapas Lidi
3.
Bunsen
4.
Petri disk
5.
Ose
6.
Standard Mc Farland
7.
Densicheck
8.
Inkubator
Bahan 1.
Isolat kumai1
2.
am
3. Mueller hinton Agar Cara Kerja 1.
Buatlah biakan kuman (berumur 24 jam) yang telah mumi dan telah diketahui identitasnya dalam 0,5 ml kaldu brain heart infusion (BID). Biakan kaldu dibuat tipis saja. Inkubasi pada suhu 35°C sampai mencapai kekeruhan sesuai dengan standard Mac Farland 0,5 (biasanya setelah 2-6 jam). Penyesuaian kekeruhan dilakukan dengan menambahkan larutan NaCl pada biakan kaldu.
2.
Secara optimaJ, 15 menit setelah dilakukan penyesuaian kekeruhan, suspense kuman diambil dengan menggunakan kapas lidi steril. Kapas lidi diputar-putar beberapa kaJi dan kemudian ditekankan ke dinding bagian dalam tabung untuk menghilangkan kelebiahn inokulum dari biakan kaldu
3.
Kapas lidi kemudian ditanamkan
ke lempeng agar Mueller-Hinton (ukuran lempeng petri=l00xl5 mm) dengan cara mengusapkannya (streak) pada seluruh permukaan lempcng agar.
Prosedur ini diulang sebanyak 2x lagi dengan setiap k.ali memutar posisi lempeng agar 60° agar
supaya seluruh permukaan terinokulasi dengan rata. Sebagai tahap akhir,seluruh tepi agar juga diusap. Lempeng agar yang telah ditanami dibiarkan selama 5-10 meit, untuk mengeringkan
kelebihan cairan inokulum pada pennukaan agar. 4.
Sejumlah cakram antibiotic disiapkan untuk penguj ian ini. Cakram-cakram antibiotic dapat
diletakkan satu demi satu di atas agar biakan secara manual atau dapat juga dengan menggunakan apparatus pembagi (disc dispenser). Setelah diletakkan di atas agar biakan, cakram-cakrarn antibiotika dapat diletakkan satu demi satu di atas agar biakan secara manual atau dapat juga dengan menggunakan apparatus pembagi. Kemudian cakram ditekan secara perlahan dengan pinset untuk mematikan seluruh permukaan bersentuhan sempurna dengan permukaan agar yang mengandung biakan kuman.
5.
Batik lempeng setclah 30 menit dan inkubasi dalam incubator pada suhu 37°C selama 18-24 jam.
6.
Hasil pengujian dibaca dengan mengukur zona hambatan yang diperlihatkan oleh biakan tersebut. Ukuran sensitif, rcsisten dan intermediate disesuaikan dengan standar CLSI (Clinical Laboratory
standard institute).
V. Prosedur pemeriksaan parasit usus Prosedur Pemeriksaan protozoa usus dengan cara langsung Bahan dan alat-alat:
Cairan pemeriksaan/pe\.vama: o
Air garam faal
o
Eosin 2%
o
Lugol (3% yod Kristal dalam 10% KJ)
Lidi/Aplikator Kaca Objek Kaea pcnutup Cara Kerja 1.
Teteskan satu tetes salah satu cairan (garam faal, eosin, atau lugol) di atas sebuah kaca benda
2.
Ambil tinja yru1g berformalin ±5 mg sebesar kepala korck api dengan sepotong lidi.
3. Tinja diaduk rat.a dengan cairan di atas, singkirkan scrat dan benda-benda kasr 4.
Adukan tinja tersebut ditutup dengan dengan kaca penutup berhati-hati sampai rata, jangan ada di bawah udara.
5.
Sediaan siap diperiksa di bawah mikroskop, dimulai dengan pembesaran 10
x
10 untuk mencari
parasit, kemudian dibesarkan dengan 40 x 10 atau 100 x 10 (pakai minyak imersi) untuk mendiagnosis spesies parasit.
6. Jenis protozoa yang kemungkinan ditemukan adalah Entamoeba histolytica, Entamocba coli Giardia lamblia dan Balantidium coli.
VI. Prosedur Pemeriksaan Cacing Usus dengan Cara Langsung Sediaan Basah dengan
Gelas Penutup Bahan yang diperlukan
1.
Lidi (ukuran 5 cm)
2. GeJas Objek 3.
Gelas Penutup
4.
Air atau garam faal
5. Tinja yang akan diperiksa Cara Kerja
1.
Lctakkan setetes air di atas gelas objek
2.
Dengan lidi diambil sedikit tinja (1-2 objek.
mm3),
kemudian dihancurkan di dalam air di atas gelas
3.
Hancurkan tinja hingga homogen dengan menggunakan lidi.
4.
Tutup dengan gelas penutup.
5.
Pcriksa dengan pembesaran lemah (objektif lOx)
6.
Diafr
7.
Bebcrapa j enis cacing, larva maupun telur yang mungkin ditemukan Trichuris trichura, Ascaris lumbricoides, dan Ancylostoma duodenale.
VII. Prosedur Pemeriksaan Rotavirus deogan Rapid Test Bahan dan Alat
1.
Rapid test
2.
Vortex
Cara kerja 1. 2.
Keluarkan tabung ekstraksi dari kemasan Masukkan 50 mg sampel tinja atau lOOul cairan tinja denga.i.1 menggunakan pipet ke dalam tabung ekstraksi
3.
Putar-putar tabung sepuluh kali, atau menggunakan vortex
4.
Keluarkan rapid test dari kemasannya.
5 . Teteskan 5-6 tetes ke disumur sampel 6.
Tunggu hingga muncul garis merah atau ungu pada jendela hasil.
7.
lnterpretasi hasil setelah I 0-20 menit. Hindarkan membaca basil setelah lewat dari 2Q menit.
8.
Pita di daerah control (C) menunjukkan tes yang di lakukan sudah sesuai prosedur dan alat tes dalam keadaan baik
9.
Pita di zona reaksi (T) menunjukkan hasil, munculnya dua garis di zona C dan T menunjukkan hasil positif rotavirus sedangkan jika hanya muncul garis di daerah C maka hasilnya negative
Jika garis muncul di daerah T dan tidak muncul di daerah C menunjukkan hasil invalid dan sebaiknya diulang.
VIIl. Prosedur Pemeriksaan Influeozae deogan Rapid Tes 1. 2.
Keluarkan botol buffer dari kemasan Masukkan usap tenggorok atau hidung ke dalam buffer dan putar berulang kali minimal sebanyak 5 kali, kemudian singkirkan usap tersebut.
3.
Masukkan strip uji influenza ke dalam cairan buffer tersebut sampai tada tertentu.
4.
Tunggu basil selama 10-15 menit.
5.
Hasil interpretasi adalah sebagai berikut
Jika muncul garis di C saja maka basil negative Jika muncul garis di C dan T l maka hasil positiflnfluenzae A Jika muncul garis di C dan T2 maka hasil positif Influenzae B Jika muncul garis di C, T l dan T2 malca hasil positif influenza A dan B Jika muncul garis di Tl dan atau T2 namun tidak muncul di C maka hasil invalid. 6.
Hindarkau interpretasi hasil setelah 20 menit.
lampiran.E
Prosedur Multiplex PCR Pengumpulan Sampel
Sampel berupa usap dubur dalam media transport Cary Blair dan apabila akan diproses lebih dari 3 hari sebaiknya disimpan pada suhu -70° Pengiriman specimen
Pengiriman specimen hams dalam suhu dingin dan dikirim secepatnya ke laboratorium agar segera dapat diproses Prosedur isolasi Asam Nuleat dari Usap Dubur
1 . Vortex tabung yang berisi media transport Cary Blair beserta kapas lidi di dalamnya. 2. Keluarkan kapas lidi dari tabung secara perlahan. 3.
Sentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 1 5 .000xg ( 1 3 .000rpm)
4. Buang supernatant 5 . Tambahkan I OOOul I xPBS kemudian vortex kembali 6. Pindahkan 200 ul sampel ke dalam 1 , 5 ml tabung microcentrifuge.
7. Tutup tabung erat-erat dan didihkan dengan menggunakan heat Block atau waterbath pada suhu 100°C selama 10 menit 8. Dinginkan pada suhu kamar 9.
Sentrifuge kembali dengan kecepatan 15.000 g (13.000 rpm) selama 1 0 menit
10. Ambil 200 ul supernatant sebagai ekstrak DNA. Hindari mengambil debris. 1 1 . Selanjutnya ikuti langkah sesuai petunjuk pada kit ekstraksi. 12. Disarankan menggunakan 40 ul elution buffer Prosedur Reverse Transkripsi
1 . Prosedur ini dilakukan jika menggunakan Diarrhea-V ACE detection, tambahkan reagen berikut ke dalam RT tube saat berada di atas Es Total RNA
8ul
Random Hexamer (0,2ug/ul) 1 ul 3ul ° Inkubasi tube pada suhu 80 C selama 3 menit
DEPC Treated water 2.
3 . Dinginkan tube di atas es selama 2 menit dan lakukan spin pada tube. 4. Tambahkan reagen berikut pada tube Sx RT buffer
4ul
l OmM dNTP
2ul
RNase inhibitor(20u/ul)
1 ul
Reverse Transcriptase(200u/ul)
1 ul
Total volume
20ul
5. Inkubasi tube pada suhu 37°C selama 90 menit 6. Panaskan tube pada suhu 94°C selama 2 menit 7. Dinginkan tube di atas es selama 2 menit dan lakukan spin pada tube :Prosedur Amplifikasi
1. Thawing reagen yang akan digunakan 2. Siapkan reagen Mix sebagai berikut Untuk Seeplex Diarrhea-V Detection 4ul 5x DV PM 3 ul 8-Mop Solution l Oul 2x Multiplex master mix 17ul Total volume PCR Mastermix Untuk Seeplex Diarrhea-B 1/B2 ACE detection 5x DB 1 PM atau 5x DB2 PM 4ul 8-Mop solution 3ul 2X multiplex Master Mix 1 Oul Total volume PCR Mastermix 17ul 3. Campur tube berisi mastermix 5 kali dengan vortex atau centrifuge 4. Masukkan setiap 17 ul mastermix ke dalam 0,2 ml tube PCR dan tutup tube 5. Tambahkan 3ul sampel asam nukleat ke dalam tube tersebut sehingga didapatkan total volume reaksi sebanyak 20ul. Sampel dengan jumlah 1-6ul masih dapat digunakan. Sebagai control negative gunakan 3 ul Diarrhea ACE NC. Sebagai control positif digunakan 3 ul Diarrhea ACE PC . Hati-hati terhadap kontarninasi silang dari kontrol positif 6. Letakkan tube di thermal cycler dengan suhu 94°C (preheated) 7. Segera mulai PCR dengan menggunakan program sebagai berikut. Segment
Jumlah Siklus
Temperatur
Waktu
1 2
1 40
3
1
94°C 94°C 60°C 72°C 72°C
15 rnenit 0,5 menit 1,5 menit 1,5 menit 10 menit
Deteksi dengan Multina/Caliper Sistem
Alat dan Bahan 1. Multina instrument MCE-202 MultiNA (caliper) 2. Microchip : Microchip tipe DR-C
3.
Reagen Kit
: DNA- 1000 kit
4. Penanda
: SYBR Gold, sebelumnya di encerken 100-fold dengn TE Buffer
5 . Ladder
: phiX 174 DNA/Haelll ladder solution yang diencerkan 100-fold dengan
TE buffer 6.
TE buffer (pH 8.0)
7. Plate sampel atau tube Persiapan analisis
1 . Pilih jenis project pemeriksaan yang akan dilakukan dengan menyesuaikan chip 2. Buatlah template sampel berdasarkan proyek pemeriksaan yang dipilih. 3 . Masukkan ID sumur (well), ID sampel, dan tipe ladder dan sampel. 4.
Siapkan cairan buffer pemisah pada botol buffer Jurnlah pemeriksaan (total ladder dan sampel) � 8 sampel 9-29 sarnpel 30-79 sampel
Buffer pernisah
Diluted Solution
.
5ul 495ul l Oul 990ul 20ul 1980ul 30ul 80-120 sampel 2970ul 5. Tutup botol dan vortex beserta usap dubur minimal 10 detik 6.
Dye
Mixed solution
500ul lOOOul 2000ul 3000ul
Singkirkan usap dubur dan letakkan botol buffer pada tempat reagen yang berwarna hijau (kode wama untuk DNA-1000 kit)
7.
Siapkan produk PCR pada plate sampel atau tube PCR product
3ul
TE buffer
9ul
Total sampel
1 2ul
8. Letakkan sampel tube pada ternpat sampel 9. Masukkan masing-masing 12ul larutan ladd�r ke dalam sampel tube dan letakkan pada tempat sampel 10. Masukkan larutan marker sesuai jumlah yang dibutuhk:an (tertera dalam informasi reagen) ke dalam vial dan letakkan botol di pada posisi hijau 1 1 . Tutup sampel plate atau tube dengan pegangan sampel 12. Tekan tombol start pada MultiNA control software 13. Pilih "Data File" pada tombol"Menu" Multina Control software atau tekan "Display data File" 14. Tekan Seegene Viewer dua kali pada desktop 1 5 . Hasil dapat di lihat di layar komputer