PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL II KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015
DEWAN REDAKSI
Pengarah: Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Penanggung jawab: Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
Penyunting (Editor): Dr. Ir. Nadiarti, M.Sc. Moh. Tauhid Umar, S.Pi., MP. Yayu Anugrah La Nafie, ST., M.Sc Dwi Fajriani Inaku, S.Kel., M.Si.
Nadiarti et al. (editor). 2015. Prosiding Simposium Nasional II Kelautan dan Perikanan 2015. Makassar, 5 Oktober 2015.
Simposium Nasional II Kelautan dan Perikanan 2015 (9 Mei 2015: Makassar) Prosiding Simposium Nasional II Kelautan dan Perikanan, 5 Oktober 2015
Penyunting: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, 2015 ISBN: 978-602-71759-1-4
Penyunting @ Hak Cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved Penyunting: Nadiarti, Moh. Tauhid Umar, Yayu Anugrah La Nafie dan Dwi Fajriani Inaku
Diterbitkan oleh: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Oktober 2015
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin dari penyunting.
KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat rakhmat dan hidayahNya sehingga Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II (SimNas-KP II) UNHAS 2015, yang bertema “Keberlanjutan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional” dapat terlaksana. Adapun tujuan dari SimNasKP II UNHAS 2015 ini adalah untuk bertukar informasi, pengetahuan, pengalaman, diskusi, dan koordinasi dalam kegiatan penelitian bidang perikanan dan kelautan antara para pakar/peneliti dari perguruan tinggi, lembaga penelitian, praktisi, pemerhati, dan pengambil kebijakan demi meningkatkan potensi, pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan. Dalam kesempatan ini, tak luput kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Rektor UNHAS, atas kesediaan memberikan sambutan dan membuka simposium serta kepada para narasumber, dan para pendukung kegiatan ini, yaitu: Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Ambon; Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Maros; Indonesian Coral Reef Society (INCRES); Balai Penelitian dan Pengembagan Budidaya Air Payau (BPPBAP) – KKP; Konsorsium Mitra Bahari Sulawesi Selatan; Shrimp Club Indonesia (SCI); Asosiasi Rumput Laut Indonesia Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia; Universitas Muslim Indonesia; Pusat Penelitian Oseanografi - (P2O LIPI); Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia; dan Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia. Kami juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas partisipasi rekan-rekan akademisi dan peneliti Kelautan dan Perikanan dari seluruh Nusantara yang telah bersedia melalui proses seleksi oleh Tim Seleksi kami untuk dapat mempresentasikan hasil penelitiannya dalam SimNas-KP II Unhas 2015 ini. Penghargaan serupa terhadap antusiasme para peserta yang telah menyemarakkan dan mensukseskan kegiatan ini dengan jumlah peserta yang meningkat dari tahun sebelumnya. Sebagai output dari acara Simnas KP II UNHAS 2015, prosiding ini telah melalui proses penyuntingan oleh tim penyunting tanpa mengubah substansi tulisan. Akhirul kata, semoga Simnas KP ini dapat menjadi kegiatan tahunan, sejak pertama kali diadakan pada tahun 2014, serta menjadi media komunikasi dan saling tukar informasi terkini antara peneliti, pengajar dan pengguna riset dalam bidang terkait di seluruh wilayah Nusantara. Atas nama panitia, kami memohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan baik sebelum, selama maupun setelah pelaksanaan SimNas-KP II UNHAS 2015. Wassalamu Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh. Makassar, 5 Oktober 2015.
Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc. Ketua Panitia SimNas-KP II, UNHAS, 2015
KATA SAMBUTAN Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izinNYA, Prosiding Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan-II, 2015, UNHAS (SimNas-KP II, 2015) dengan tema “Keberlanjutan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional” ini dapat kami terbitkan. Tema tersebut dipilih, mengingat di berbagai tempat terjadi peningkatan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan umum dan laut, baik untuk kepentingan bahan pangan,maupun industri, tanpa memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Agar terwujud keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan pengembangan ekonomi secara berkelanjutan, maka selain optimasi kultivasi organisme budidaya perairan ramah lingkungan yang harus semakin digalakkan, prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan juga harus diterapkan. Berbagai informasi terkait aspek budidaya, penangkapan, bioteknologi, ekosistem, sosial ekonomi dan kebijakan tersebar luas di berbagai institusi di Tanah Air. Melalui ajang pertukaran informasi tentang praktik-praktik cerdas (Good practices) diyakini dapat memperbaiki pemanfaatan sumberdaya perairan sekaligus meningkatkan hasil budidaya organisme-organisme perairan bernilai ekonomi yang ramah lingkungan dan aman untuk dikonsumsi. Hal ini secara nyata mendukung maksud dan tujuan pelaksanaan Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II yang hasil akhirnya dapat melahirkan konsepsi sebagai masukan bagi pengambil kebijakan untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya kelautan dan perikanan yang dapat memperkuat ketahanan pangan nasional. Simposium ini diikuti oleh para peneliti dari bidang Ilmu-ilmu Kelautan dan Perikanan dari berbagai penjuru Nusantara. Prosiding SimNas-II KP 2015 ini, terbagi atas 2 bagian, yaitu 1) Bidang kajian Ekosistem Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; Bioteknologi Kelautan dan Perikanan; Pengelolaan Sumberdaya Perikanan; serta Hasil Presentasi Poter, dan 2) Prosiding 2, Bidang kajian Budidaya Perairan; Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan; Sosial Ekonomi Perikanan serta Teknologi Hasil Perikanan. Kami ucapkan terima kasih atas kesediaan Ibu Rektor UNHAS (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA) memberikan sambutan serta membuka Simposium ini. Terima kasih juga kami haturkan kepada tiga narasumber (Dr. M. Iqbal Djawad, M.Sc. atase Pendidikan dan Kebudayaan Jepang; Prof. Dr. Amran Razak, SE., MSc yang mewakili Menko Maritim, Prof. Dr. Ir. Nani Hendiarti, M.Sc yang mewakili Kementrian Kelautan dan Perikanan), para tamu undangan, dan para peserta SimNas-KP II 2015, yang telah berpartisipasi pada simposium nasional ini. Tak luput ucapan terima kasih tercurah kepada seluruh panitia pengarah dan panitia pelaksana, yang telah bekerja keras serta kepada para sponsor dengan fasilitas yang telah disediakan, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan tetapi yang telah banyak membantu terselenggaranya simposium ini serta terwujudnya prosiding ini. Semoga semua kerja keras kita mendapat Ridho dan berkah Allah SWT dan senantiasa memotivasi kita untuk terus berkarya dalam upaya pengembangan sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia. Makassar, 6 October 2015 Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc.
ISBN: 978-602-71759-1-4
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN MAKALAH BIDANG BUDIDAYA PERAIRAN Isolasi Bakteri Asam Laktat dari Usus Ikan Lele (Clarias batrachus) untuk Pengendalian Bakteri Streptococcus pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Rika Wulandari, Alexander Rantetondok, dan Hilal Anshary
1
Analisis Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) di Kabupaten Bantaeng Andi Asni
11
Kualitas Juvenil Hasil Breeding Induk Kima Sisik (Tridacna squamosa) dari Kepulauan Spermonde, Makassar Andi Niartiningsih, M. Natsir Nessa, Syafyudin Yusuf
21
Dinamika Kualitas Air dan Komposisi Pakan Alami di Tambak Idle Andi Sahrijanna dan Brata Pantjara
28
Efek Penggunaan Serbuk Biji Asam Jawa Terhadap Kualitas Media Pemeliharaan Udang Vanamei Buana Basir dan Hasriyani Hafid
36
Pengaruh penggunaan beberapa probiotik RICA powder pada pemeliharaan larva udang windu Penaeus monodon B.R. Tampangallo, Ike Trismawanti dan Markus Mangampa
42
Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria Verrucosa Menggunakan Bibit Berbeda di Tambak Burhanuddin dan Markus Mangampa
48
Kajian Infeksi Bakteri pada Ikan Banggai Cardinal (Pterapogon kauderni) di Perairan Kepulauan Banggai Devita Tetra Adriany, M. Hanafi dan Achmad Afif Bakri
54
Optimasi Pemberian Probiotik Dengan Dosis yang Berbeda dalam Media Udang Vannamei (Littopenaus Vannamaei) Early Septiningsih dan A. Sahrijannah
61
Studi Pemanfaatan Pakan Gel pada Usaha Pembenihan Udang Windu, Penaneus monodon Fab. Edison Saade dan Agus Nawang
69
Penentuan Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Produksi Tambak di Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur Erna Ratnawati, Ruzkiah Asaf dan Hasnawi
80
Padat Tebar, Jenis Pakan dan Waktu Pemberian Pakan terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Udang Kaki Putih (Penaeus vannamei) Farida, A. Masyahoro, dan Rusaini
90
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar, 9 Mei 2015
1
ISBN: 978-602-71759-1-4
Uji Fitokimia dan Analisis Kadar Flavonoid Total Batang dan Daun Tanaman Kopasanda (Cromolaena odorata L.) Harlina Pengaruh Pergantian Pakan Alami dengan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Glikogen Larva Ikan Bawal Bintang (Trachionus blochii, Lacepede) Haryati, Dwi Septiani Putri, Siti Aslamyah Diagnosis Penyakit Bakterial pada Ikan Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus) pada Keramba Jaring Apung Boneatiro di Kabupaten Buton Herfiani
106
113
Penerapan Teknologi Penggelondongan Tanah untuk Meningkatkan Kualitas Benur Udang Windu (Penaeus Monodon) Hilal Anshary, Yushinta Fujaya, Budaya dan Rustam
124
Prevalensi Vibriosis pada Budidaya Udang Vaname Sistem Intensif dan Superintensif Ince Ayu Khairana Kadriah dan Muharijadi Atmomarsono
133
Pembesaran Calon Induk Ikan Bandeng Chanos chanos Terseleksi di Tambak Irwan Setyadi, Tony Setiadharma dan Gigih Setia Wibawa
140
Pengaruh Perbedaan Lokasi Tanam Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut (Caulerpa lentillifera) Juliana
147
Potensi Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Pulau Lingayan Kasim Mansyur Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Satelit untuk Evaluasi Pemanfaatan Ruang Budidaya Rumput Laut di Pantai Amal, Kota Tarakan, Kalimantan Utara Muhammad Banda Selamat, Muhammad Farid Samawi, Zainuddin, Arniati Massinai Pembesaran Udang Windu (Penaeus Monodon) Sebagai Persiapan Calon Induk pada Kegiatan Domestikasi di Instalasi Tambak Percobaan Punaga - Takalar M.N. Syafaat dan Syarifuddin Tonnek
153
164
174
Pertumbuhan Plankton pada Tambak Polikultur Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) dan Rumput Laut (Gracilaria Verrucosa) Machluddin Amin dan Erfan A. Hendrajat
181
Potensi Tunikata Polycarpa aurata Sebagai Sumber Inokulum Bakteri Endosimbion; Karakterisasi Isolat Grace Christine, Magdalena Litaay, Risco G. Budji, Zaraswati Dwyana
188
Distribusi Fosfat dan Amonia Perairan Sekitar Tambak Udang Intensif pada Musim Hujan di Perairan Teluk Punduh Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Mudian Paena, Muhammad Chaidir Undu,Rezki Antoni Suhaimi Penapisan Herbal Mangrove Sebagai Sumber Antioksidan pada Budidaya Perikanan Muliani dan Nurbaya 2
97
198
205
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar, 9 Mei 2015
ISBN: 978-602-71759-1-4
Laju Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii yang Dibudidayakan pada Lokasi Berbeda di Perairan Kabupaten Boalemo, Gorontalo Muslimin dan Petrus Rani Pong-Masak
215
Kesesuaian Perairan Pulau di Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara Kabupaten Pangkep untuk Budidaya Rumput Laut Gracilaria Gigas Nursidi, Heriansah, Fathuddin
223
Studi Performansi Pertumbuhan, Kandungan Agar dan Kekuatan Gel Rumput Laut Gracilaria Verrucosa yang Dibudidayakan dengan Panjang Stek Berbeda di Tambak Petrus Rani Pong-Masak, Andi Parenrengi, Elmiwia R. Baturante, dan Radjuddin Syamsuddin
229
Penggunaan Ekstrak Tanaman Tembelekan dan Ekstrak Akar Alangalang Untuk Meningkatkan Laju Pertumbuhan Kappaphicus alvarezii yang dibudidayakan pada Berbagai Lokasi dan Metode Penanaman yang Berbeda di Perairan Sulawesi Tenggara Rahmad Sofyan Patadjai dan Syamsul Kamri Strategi Peningkatan Produksi Benih Ikan Nila Melalui Hibridisasi di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan Rasidi, Estu Nugroho, Deni Radona dan Joni Haryadi Pengaruh Penambahan Sumber Lemak Berbeda dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Beronang, Siganus guttatus Generasi Kedua Samuel Lante dan Muslimin Kandungan Hormon Pertumbuhan pada Dua Fenotipe Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Siti Fadilah dan Petrus Rani Pong-Masak Pengaruh Penambahan Tepung Wortel Daucus carota dalam Pakan Terhadap Komposisi Nutrisi dan Pertumbuhan Ikan Mas Koi Cyprinus carpio pada Dosis yang Berbeda Sutia Budi, Mardiana, M. Nurike, M. N. Hotman dan A. G. Tantu Pemanfaatan Ampas Tahu dalam Pakan Pembesaran Ikan Beronang, Siganus guttatus Usman, Kamaruddin, Asda Laining, dan Muslimin Perbandingan Pakan Berkarbohidrat Tinggi dengan Pakan Udang Komersil Terhadap Kadar Glikogen dan Komposisi Kimia Tubuh Udang Vannamei Litopeneus vannamei yang Dipelihara di Tambak Zainuddin, Haryati, Riswan
238
248
257
266
271
278
285
MAKALAH BIDANG PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Destructive Fishing Daerah Ekosistem Terumbu Karang pada Perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan Abdullah B, Sahabuddin Kajian Kondisi Stok Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Laut Flores, Sulawesi Selatan Achmar Mallawa, Faisal Amir, Musbir dan Warda Susianti
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar, 9 Mei 2015
292
299
3
ISBN: 978-602-71759-1-4
Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Umpan Terhadap Hasil Tangkapan Kepiting Bakau (Scylla sp.) Menggunakan “Bubu Rakkang” di Perairan Estuaria Pulau Selayar Andi Assir dan Mahfud Palo Status Keberlanjutan Perikanan Tangkap Melalui Penilaian Multi Dimension Scalling di Sulawesi Selatan Andi Zainal
312
Studi Kesesuaian Pukat Hela Dasar Berpapan (Bottom Otter Trawls) Menurut Permen-KP Nomor 18 Tahun 2013 di Kabupaten Barru Harlisa, Achmar Mallawa, Assir Marimba
320
Pengaruh Tipe Bahan dan Selektifitas Bottom Gillnet pada Hasil Tangkapan Ikan Kuwe (Caranx sexfasciatus) di Perairan Teluk Ambon Baguala Indra Cahya dan Haruna
333
Beberapa Jenis Moluska yang Tertangkap Jaring Pukat Dasar (Trawl) di Perairan Natuna Mudjiono
343
Tipologi Hubungan SPL dan Klorofil-a dengan Produksi dan Produktivitas Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Teluk Bone Muhammad Jamal
350
Pendekatan Hidroakustik untuk Mengkaji Pola Kedatangan Ikan pada Bagan Tancap di Perairan Teluk Parepare Muhammad. Kurnia, Mahfud. Palo, and Sudirman
360
Karakterisasi Habitat Ikan Cakalang di Teluk Bone dan Laut Flores Pada Musim Barat Menggunakan Data Satelit dan Teknik Sistem Informasi Geografis: Sebuah Pengantar Menuju Pengembangan Sistem Informasi Perikanan Mukti Zainuddin, Safruddin, M. Banda Selamat, Achmar Mallawa
367
Analisis Alat dan Kapal Penangkap Ikan dalam Menunjang Keberlanjutan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di Kab. Barru, Sulawesi Selatan Najamuddin, Mahfud Palo, Mukti Zainuddin dan M. Abduh Ibnu Hajar
372
Migrasi Ikan Tuna (Thunnus sp) secara Spasial dan Temporal di Laut Flores, Berbasis Citra Satelit Oseanografi Safruddin, Mukti Zainuddin, Achmar Mallawa
382
Pertumbuhan, Mortalitas, dan Kebiasaan Makan Ikan Betutu (Oxyeleotris Marmorata) di Waduk Kedung Ombo Siti Nurul Aida, Emy Dharyati dan Agus Djoko Utomo
391
Rekayasa Teknologi Penangkapan dalam Meningkatkan Produksi Tuna pada Perikanan Handline di Selat Makassar Wayan Kantun dan Fadli Anggriawan
399
Analisis Model Suhu, Klorofil-A dan Net Primary Productivity (NPP) Kaitannya terhadap Jumlah Tangkapan Lemuru (Sardinella Lemuru) di Perairan Selat Bali Wingking E. Rintaka, dan Eko Susilo Hubungan Dimensi Utama Small Purse Seiner (Pajeko) di Sulawesi Utara ZC. Fachrussyah dan Alfi Sahri Remi Baruadi
4
308
407 417
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar, 9 Mei 2015
ISBN: 978-602-71759-1-4
MAKALAH BIDANG SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN Model Pembinaan Tenaga Kerja Wanita Produktif pada Rumah Tangga Nelayan sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Asti Sugiarti , Erna, Andi Baso Adil Natsir
422
Model Ganti Rugi Nelayan Terumbu dengan Pendekatan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Perairan Karang Hamzah, Sutinah Made, Fahrul
429
Penguatan Ketahanan Pangan Melalui Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan Khas Lokal Siput Gonggong (Strombus canarium) Khodijah Ismail, Suryani Fitri Anggraini dan Hendrik
438
Kajian Proses dan Analisis Finansial Produksi Alkali Treated Cottonii pada Industri Skala Rumah Tangga Sitti Nurmiah, Irfani Baga, La Paturusi La Sennung, Rahmawati Saleh
450
Prioritas Kebijakan dalam Pengembangan Budidaya Tambak di Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur Ruzkiah Asaf, Erna Ratnawati dan Rezki Antoni Suhaimi
459
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Terumbu Karang di Perairan Pulau Saugi, Kabupaten Pangkep Wahyudin, ArisBaso, Sri SuroAdhawati
467
Aktivitas Antibakteri Kitosan Kulit Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) terhadap Bakteri Kontaminan Bakso Ikan Tuna (Thunnus Sp.) Rieny Sulistijowati, Lukman Mile, Kartika Wulandari
476
POSTER Pengaruh Beberapa Isolat Probiotik terhadap Sintasan Larva Udang Windu Penaeus monodon di Hatchery B.R. Tampangallo dan Muharijadi Atmomarsono Distribusi Klorofil a Perairan sekitar Tambak Udang Intensif pada Musim Kemarau di Perairan Teluk Punduh Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Mudian Paena, Mat Fahrur, Andi Indra Jaya Asaad Strategi Pengelolaan Lingkungan Estuaria Berdasarkan Permodelan Kualitas Air di Estuaria Tallo, Sulawesi Selatan Rastina, I Wayan Nurjaya, Tri Prartono, Harpasis Sanusi
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar, 9 Mei 2015
482
490
496
5
ISBN: 978-602-71759-1-4
Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Satelit untuk Evaluasi Pemanfaatan Ruang Budidaya Rumput Laut di Pantai Amal, Kota Tarakan, Kalimantan Utara Muhammad Banda Selamat*, Muhammad Farid Samawi, Zainuddin, Arniati Massinai Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10 Tamalanrea, Makassar 90241 *E-mail:
[email protected] ABSTRAK Budidaya rumput laut di sepanjang pantai timur Kota Tarakan berkembang pesat dalam empat tahun terakhir. Kawasan budidaya ini awalnya berada di sekitar pantai, namun sekarang meluas ke arah laut hingga berjarak 5-7 km. Masalah yang telah teridentifikasi oleh pemerintah daerah adalah potensi konflik dalam perebutan lahan budidaya, dan terhalangnya akses transportasi laut untuk keluar masuk pantai. Tujuan studi ini adalah untuk mengevaluasi status kesesuaian, luas perairan yang telah dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut di Tarakan dan kemungkinan mengatur pemanfaatan ruang untuk budidaya tersebut. Sistem informasi geografis telah digunakan untuk mengintegrasi data lapangan, analisis spasial, dan meng-evaluasi status kesesuaian lokasi. Penginderaan jauh satelit telah digunakan untuk pemetaan lokasi eksisting kawasan budidaya. Pengukuran lapangan dilakukan di 25 lokasi, mencakup parameter: kedalaman, padatan tersuspensi, oksigen terlarut, nitrat, phosphat, salinitas, pH dan arus. Data pengukuran tersebut digeorefensi dan diinterpolasi agar dapat dilakukan analisis spasial. Analisis spasial untuk kesesuaian lokasi dilakukan dengan metode matching. Hasilnya berupa luasan potensial perairan untuk budidaya rumput laut yang di validasi dengan luasan budidaya eksisting dari citra satelit Landsat 8 OLI. Hasil analisis citra satelit Landsat 8, memperlihatkan bahwa usaha budidaya rumput laut dilokasi studi saat ini menempati wilayah perairan sekitar 6.203,5 hektar, namun sekitar 16,5% tidak berada di lokasi yang sesuai. Hasil operasi matching pada sistem informasi geografis menunjukkan bahwa budidaya rumput laut di lokasi studi saat ini hanya memanfaatkan 58,9% dari luas potensial dalam wilayah kewenangan daerah 4 mil. Fakta ini menunjukkan masih terbukanya peluang bagi pihakpihak terkait untuk mengoptimasi usaha budidaya rumput laut di Tarakan. Kata kunci: analisis spasial, rumput laut, sistem informasi geografis, penginderaan jauh
Pendahuluan Budidaya rumput laut di sepanjang pantai timur Kota Tarakan berkembang pesat dalam empat tahun terakhir. Kawasan budidaya ini awalnya hanya menempati wilayah di sekitarpantai, namun sekarang mulai meluas ke arah laut hingga jarak 5-7 km. Kedalaman perairan diwilayah ini relatif dangkal yaitu antara 2 hingga 5 meter. Masalah yang telah teridentifikasi oleh pemerintah daerah adalah adanya potensi konflik dalam perebutan lahan budidaya, dan terhalangnya akses transportasi laut untuk keluar masuk pantai (Bappeda, 2013). Indonesia memiliki perairan laut seluas 1,1 juta hektar yang potensial untuk budidaya rumput laut. Bila produksi rata-rata 10 ton/hektar/tahun, maka total produksi dapat mencapai 11 juta ton per tahun (Sumantadinata, 2011) Pemilihan lokasi merupakan faktor penting dalam keberhasilan budidaya rumput laut. Hal ini dapat dimaklumi oleh karena budidaya rumput laut merupakan sistem budidaya terbuka, dimana selalu terjadi interaksi dinamis dengan perairan laut sehingga hampir sulit melakukan kontrol terhadap berbagai parameter lingkungannya. Kajian ini menggunakan teknologi penginderaan jauh satelit, sistem informasi geografi (SIG) dan survei lapangan untuk memetakan dan mengevaluasi 164
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
ISBN: 978-602-71759-1-4
lokasi eksisting budidaya rumput laut di Kota Tarakan. Citra landsat 8 OLI, digunakan untuk mendapatkan gambaran sinoptik kawasan budidaya eksisting. Citra satelit ini dan data kualitas air yang diperoleh dari survei lapangan, kemudian di integrasikan ke dalam basisdata spasial pada sistem informasi geografis. Tujuan studi ini adalah mengevaluasi status kesesuaian, luas potensialdan pola penggunaan ruang budidaya rumput laut di perairan Pantai Amal, Kota Tarakan. Bahan dan Metode Alat dan Bahan. Parameter kualitas air yang dikumpulkan selama survei dan alat yang digunakan disajikan pada Tabel 1. Lokasi titik sampling disajikan pada Gambar 1. Selain menggunakan citra satelit landsat 8, kajian ini juga menggunakan data sekunder yaitu peta laut dishidros no lembar 259 dan data pasang surut rill time dari BIG (Badan Informasi Geospasial). Pengambilan sampel air laut (permukaan) dilakukan dengan menggunakan botolsampel plastik volume 250 mL. Sampel ini kemudian dimasukkan kedalam coolbox dan diawetkan dengan suhu rendah <4 oC, untuk kemudian di analisa di laboratorium oseanografi kimia Universitas Hasanuddin. Tabel 1. Parameter hidro oseanografi yang dikumpulkan selama survei No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Parameter Posisi stasiun sampling Kedalaman Arah dan kecepatan arus Salinitas DO pH suhu kekeruhan NO3 PO4 TSS Logam
Peralatan GPS e 10 Mapsonder 420 Geo drifter L 2.0 handrefractometer DO meter pH meter Thermometer Turbiditymeter Botol sampel / analisis lab Botol sampel / analisis lab Botol sampel / analisis lab Botol sampel / analisis lab
Lokasi Penelitian. Lokasi studi di identifikasi berdasarkan karakter geometrik bentangan rumput laut pada citra satelit landsat 8. Tanggal akuisisi citra adalah 11 maret 2014 pada posisi path/row 116/58 (Gambar 1). Kawasan pantai Amal terletak di sebelah Timur Kota Tarakan berjarak sekitar 8 km bila ditempuh dengan jalan darat dan sekitar 17 km bila diakses dari laut. Survei kualitas air dilakukan dengan bantuan speed boat bermesin 40 pk, dan dilakukan selama dua hari yaitu dari tanggal 22 hingga 23 Oktober 2014. Sejumlah 25 posisi titik sampling telah di survei pada daerah seluas 110 km 2, membentang dari Selatan ke Utara sejauh 17 km dan dari pantai ke arah Timur hingga jarak 6.5 km dimana masih ditemukan bentangan rumput laut. Analisis Data Interpolasi spasial.Interpolasi spasial dilakukan untuk memperoleh nilai estimasi kualitas air pada lokasi yang tidak disampling. Studi ini menggunakan interpolator Kriging pada ukuran grid 100 m.
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
165
ISBN: 978-602-71759-1-4
Gambar 1. lokasi studi dan distribusi titik sampling di pantai timur, Tarakan
Zonasi kesesuaian dan analisis spasial. Zonasi kesesuaian lahan budidaya rumput laut ditentukan oleh berbagai faktor lingkungan, biologi maupun fisik. Beberapa parameter penting dalam pemetaan zona kesesuaian ini menurut Corneliaet al. (2005) adalah: kedalaman perairan, bebas dari bahan pencemar (seperti limbah industri dan rumah tangga), tipe substrat, kecerahan air laut, suhu, arus, salinitas, derajat keasaman, kandungan Fe, Na, Pb dan Cd. Parameter kesesuaian yang diacu dalam studi ini disajikan pada Tabel 2. Nilai setiap parameter diukur di lapangan, kemudian disusunkedalam matriks untuk mendapatkan kisaran nilai kesesuaian: Sesuai (S) dan tidak sesuai (N). Cara sederhana untuk mendapatkan zona-zona kesesuaian adalah dengan metode matching. Dalam metode matching, kesesuaian merupakan fungsi interaksi semua parameter penting dan terukur, tanpa ada pembobotan. Hasil tingkat kesesuaian (Km) mengacu pada nilai kesesuaian terendah dari suatu kumpulan parameter (Kpar). Bila salah satu parameter diketahui memiliki nilai kesesuaian N, maka kesesuaian matching akan menghasilkan N. Kesesuaian S hanya bisa diperoleh bila semua parameter bernilai S. Metode matching ini lebih aman dalam menentukan kesesuaian karena dikontrol oleh parameter yang bernilai minimum. Kelemahannya adalah tidak semua parameter memiliki kontribusi yang sama dalam penentuan kesesuaian. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa beberapa parameter dapat saja ditolerir dan tidak menghambat pertumbuhan komoditi yang dibudidaya (Wiradisastra, 2004). Gambar 2 menunjukkan aliran data sebelum dilakukan analisis spasial.
Gambar 2. Data flow kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut
Analisis spasial dilakukan dengan cara menumpukkan dua atau lebih layer secara sekuensial sehingga dihasilkan layer-layer baru yang merupakan gabungan 166
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
ISBN: 978-602-71759-1-4
data spasial dan atribut dari layer-layer input. Zonasi kesesuaian merupakan fungsi minimum dari parameter kesesuaian yang menyusunnya: Km = f min (Kpar-1, Kpar-2,… Kpar-n) Km = matching kesesuaian Kpar = parameter kesesuaian
Dengan demikian dalam studi ini, fungsi matching kesesuaian pada studi ini adalah Km = f min (kekeruhan, Salinitas, Suhu, NO3, PO4, DO, pH) Tabel 2. Parameter Kesesuaian Budidaya Rumput Laut dan Acuan Nilai Kesesuaian yang digunakan dalam studi ini Parameter Kedalaman Perairan (meter) MPT (Mg/l) Suhu Perairan (° C) Kecepatan Arus (cm/detik) Salinitas Perairan (ppt) pH Fosfat (mg/l) Nitrat (mg/l) Oksigen Terlarut (mg/l)
Kisaran Angka 15 – 25 5 -15 dan 26 – 35 < 5 dan > 35 < 25 26 - 50 >50 28 – 30 25 – 27 dan 31 – 32 <25 dan >32 20-50 10 – 19 dan 51- 75 < 10 dan >75 30 - 35 20 – 29 < 20 dan > 35 6.5 – 8,5 4 – 6.4 dan 8.5 – 9 <4 dan >9.5 0, 2 – 0,5 0, 6 – 0,7 < 0,2 dan > 0,8 0.9 - 3.2 0,7 - 0,8 & 3.3 -3,4 <0,7 ; > 3,4 >6 4–6 <4
Sumber
Studi ini
Radiarta et al (2003)
1-10
SK. Meneg. LH, No. 51 Tahun 2004
0-50
DKP (2002) ; 25-32 Romimohtarto (2003) DKP (2002)
10-75
Radiarta et al (2003) ; SNI : 01 – 6487.3-2000
20-35
Bakosurtanal (1996) ; Romimohtarto (2003)
4-9
Romimohtarto (2003)
0.2-0.7
DKP (2002) ; SK Meneg LH No 51 Tahun 2004
0.7-3.4
Bakosurtanal (1996)
>4
Pengolahan Citra Landsat 8 OLI. Studi ini menggunakan citra landsat 8 OLI untuk memetakan sebaran eksisting budidaya rumput laut di pantai timur Kota Tarakan. Pengenalan objek pada citra dilakukan dengan membandingkan sidik spektral (Lillesand dan Kiefer, 1990) dan tekstur permukaan yang terlihat pada citra. Tekstur objek adalah penampakan kasar atau halusnya suatu objek yang terlihat pada citra (Campbell dan Wynne, 2011). Tekstur merupakan pola cahaya atau bayangan yang terbentuk pada suatu daerah manakala permukaan yang tidak teratur terkena cahaya dari sudut tertentu. Tekstur pada citra tidak saja bergantung pada kondisi permukaan tetapi juga pada sudut pencahayaan, sehingga akan berbeda pada setiap kondisi pencahayaan. Menurut Mather dan Koch (2011), tekstur dapat dikatakan sebagai variabilitas tone dalam suatu lingkungan bertetangga, atau pola dari hubungan spasial diantara tingkat keabuan piksel yang bertetangga, biasa dikatakan sebagai ‘kasar’ atau ‘halus’ dan merupakan dasar
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
167
ISBN: 978-602-71759-1-4
untuk pengelompokan piksel. Operasi pengelompokan tekstur dilakukan dalam tiga tahap: 1. Penggunaan variabilitas dalam jendela bergerak untuk mengukur sejumlah parameter, diantaranya entropi 2. Estimasi dimensi fraktal dari permukaan citra tersebut. 3. Penggunaan filter penajaman tepi pada arah tertentu Hasil dan Pembahasan Pengamatan Lapangan. Hasil sampling sejumlah parameter kualitas air yang dijadikan penyusun data set untuk kesesuaian lokasi budidaya rumput laut disajikan pada Tabel 3. Kedalaman perairan tergolong sesuai karena masih berada dalam kisaran 1 hingga 10 meter. Demikian pula dengan parameter lain seperti suhu, arus, salinitas, pH, PO4, NO3 dan DO. Nilai padatan tersuspensi di kawasan ini cukup tinggi yaitu antara 28.9 hingga 243.7 mg/L dan berada diatas ambang batas KLH (1988) yaitu antara 5 hingga 25 mg/L. Pasokan padatan tersuspensi ini berasal dari muara-muara sungai yang tersebar di sebelah Barat hingga Utara pulau Tarakan dan sangat mempengaruhi warna air di bagian Utara kawasan budidaya. Nilai nitrat perairan ini masih sesuai untuk kehidupan rumput laut yang membutuhkan nilai 0,1-3,5 mg/L. Demikian juga dengan kisaran fosfat masih berada dalam syarat kisaran yang optimal untuk pertumbuhan rumput laut berdasarkan Indriani dan Sumiarsih (1991) yaitu antara 0.051 ppm – 1.00 ppm. Tabel 3. Hasil pengukuran lapangan parameter kualitas air, Pantai Amal, Tarakan Parameter Kedalaman (m) TSS (mg/L) Suhu (oC) Arus (m/det) Salinitas (ppt) pH PO4 (mg/l) NO3 (mg/l) DO (ppm)
Rata-rata 4.3 77.9 29.5 0.0 26 7.8 0.07 0.12 7.2
Tertinggi 10.5 243.7 31.5 0.2 30 7.9 0.12 0.22 7.8
Terendah 1.6 28.9 27.6 0.1 19 7.7 0.02 0.07 6.3
Kisaran Sesuai 1-10 0-50 25-32 0.1-0.75 20-35 4-9 0.2-0.7 0.7-3.4 >4
Prediksi Spasial Kualitas Air. Berdasarkan prediksi spasial sebaran kualitas air (Gambar 3) terlihat bahwa profil batimetri kawasan ini memang
168
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
Gambar 4. Status kesesuaian berdasarkan parameter kualitas air
Gambar 3. Prediksi spasialsebaran kualitas air di lokasi budidaya rumput laut eksisting
ISBN: 978-602-71759-1-4
169
ISBN: 978-602-71759-1-4
dangkal dan landai dengan perkecualian di sebelah Tenggara dimana ditemukan daerah yang kedalamannya lebih dari 10 meter. Arus permukaan bergerak menyusur pantai dari arah Selatan ke Utara padasaat pasang dan sebaliknya pada saat surut. Pengaruh muara sungai dari arah Barat Laut terlihat pada tingginya konsentrasi padatan tersuspensi di sebelah utara kawasan. Suhu permukaan laut cenderung lebih tinggi di bagian tengah kawasan yang dangkal dibandingkan dengan bagian Tenggara yang lebih dalam. Status kesesuaian untuk setiap parameter kualitas air diperlihatkan pada Gambar 4. Berdasarkan gambaran itu terlihat bahwa sedimen tersuspensi, sangat mempengaruhi status kesesuaian di bagian Utara kawasan. Selain itu nilai salinitas yang rendah di sekitar pesisir pantai juga ikut mempengaruhi tingkat kesesuaian di bagian tengah kawasan budidaya. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pengukuran kualitas air yang dilakukan hanya sesaat sehingga sebaran eksisting lokasi budidaya lebih bisa mewakili aktifitas budidaya. Sebaran Budidaya Rumput Laut Eksisting. Analisis spektral pikselpiksel yang mewakili lokasi budidaya rumput laut pada citra Landsat 8 OLI, memperlihatkan bahwa nilai pantulan spektralnya lebih tinggi daripada air laut yang relatif jernih namun lebih rendah daripada air laut yang memiliki padatan tersuspensi yang tinggi (Gambar 5). Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan pendekatan kasus air 1 dan 2 menurut penjelasan Robinson (1985). Pada kasus perairan pantai Amal ini, kondisi air nya dapat dikategorikan sebagai air kasus 2, dimana konsentrasi padatan tersuspensi cukup tinggi dan mendominasi pantulan spektral badan air. Untuk setiap lokasi dimana terdapat bentangan rumput laut, kondisi air menjadi lebih tenang karena arus terhalang oleh keberadaan rumput laut dan material lain seperti pelampung dan tali. Hal ini membuat keadaan air menjadi sedikit lebih jernih, sehingga pantulan spektralnya juga menjadi lebih rendah dibanding sekitarnya. Karakter spektral inilah yang kemudian dijadikan dasar guna melakukan analisa tekstur sehingga dihasilkan data vektor sebaran lokasi budidaya rumput laut eksisting.
(a)
(b)
Gambar 5. Pengenalan lokasi budidaya rumput laut berdasarkan sidik spektral. (a) sampling piksel untuk analisa spektral (b) sidik spektral rumput laut, air keruh dan air laut yang relatif jernih (laut lebih dalam)
170
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
Gambar 6. Status Pemanfaatan Ruang Budidaya Rumput Laut di Pantai AMal, dam (kiri) Usulan Blok Pengelolaan Kawasan Budidaya dan Alur Transportasi untuk akses ke pantai dan lokasi budidaya (kanan)
ISBN: 978-602-71759-1-4
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
171
ISBN: 978-602-71759-1-4
Status Pemanfaatan Ruang untuk Budidaya Rumput Laut. Spot-spot budidaya rumput laut eksisting berdasarkan analisa tekstur citra landsat berjumlah kurang lebih 1.982 petak, memanfaatkan ruang seluas 6.203 hektar atau 58,9% dari total potensi. Analisis spasial dengan metode matching memperlihatkan bahwa eari ruang perairan yang termanfaatkan itu, terdapat sekitar 5.177 hektar (atau 59%) lokasi budidaya yang masuk ke dalam kawasan dengan kategori sesuai dan 1.026 hektar berada di kawasan yang tidak sesuai (Gambar 6). Kabupaten atau kota memiliki kewenangan dalam mengelola kawasan perairan pesisir hingga batas 4 mil laut dari garis pantai (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004). Mengacu pada batasan ini, mata total luasan potensial perairan yang sesuai untuk budidaya rumput laut di pantai Timur Kota Tarakan ini dapatmencapai luas sekitar 8.796 hektar. Dengan kata lain, luas perairan potensial yang masih bisa di manfaatkan adalah sekitar 41% atau sekitar 3.615 hektar. Produksi rumput laut kering Kota Tarakan diketahui meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Peningkatan 50% terjadi di tahun 2013 yaitu dari total produksi sekitar 3.719 ton di tahun 2012 menjadi 5.567 ton. Dalam tahun 2014, hingga agustus terjadi peningkatan produksi sekitar 44% dari tahun sebelumnya atau sekitar 8.003 ton dengan nilai produksi sekitar 96 Milyar Rupiah (Dinas Perikanan Kelautan, 2014). Mengacu dengan angka-angka produksi dan angka-angka luasan sebelumnya, dan bila diasumsikan 100% produksi rumput laut kering Kota Tarakan berasal dari pantai Amal, maka pemanfaatan 100% luas perairan yang tersedia akan dapat meningkatkan lebih dari 50% nilai produksi rumput laut kering di tahun-tahun mendatang. Besarnya volume produksi ini dapat menjadi nilai tambah daerah untuk membangun kawasan industri berbasis rumput laut. Bila industri olahan ini dapat diwujudkan, maka peningkatan nilai tambah bagi produksi rumput laut dengan sendirinya akan mendongkrak pendapatan daerah Kota Tarakan. Dalam upaya mengoptimalkan potensi luas perairan laut untuk budidaya rumput laut ini, Pemerintah Kota Tarakan sebaiknya mempertimbangkan aspek aksesibilitas dan transportasi laut di sekitar kawasan. Pemerintah Kota dapat menetapkan zona-zona alur diantara zona budidaya ini, untuk memudahkan akses ke pantai dan ke lokasi budidaya (Gambar 6). Selain itu, guna memudahkan pembinaan pembudidaya, pengelolaan data produksi dan lainnya, Pemerintah Kota sebaiknya mempertimbangkan penerapan sistem blok yang diintegrasikan dengan pengadaan sistem informasi spasial spesifik. Adanya sistem informasi ini bisa dimanfaatkan untuk memonitor antara lain, produksi, kualitas air, masalahmasalah teknis budidaya, sarana dan prasarana terkait dengan produksi dan juga bila memungkinkan dapat dikembangkan untuk mekanisme informasi harga serta pendapatan daerah dari produksi rumput laut. Kesimpulan Total luasan potensial perairan yang sesuai untuk budidaya rumput laut di pantai Timur Kota Tarakan diestimasi mencapai 8.796 hektar. Luas perairan yang masih bisa di manfaatkan adalah sekitar 41%. Piksel-piksel budidaya rumput laut pada citra Landsat 8, memiliki nilai pantulan spektral yang lebih tinggi daripada air laut jernih namun lebih rendah daripada air laut keruh. Berdasarkan analisa citra ruang budidaya saat ini adalah 6.203 hektar atau 58,9% dari total potensi. Pemerintah Kota sebaiknya menetapkan zona-zona alur di dalam zona budidaya ini, untuk memudahkan aksesibilitas sebagai upaya optimalisasi luas perairan laut yang tersedia. 172
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
ISBN: 978-602-71759-1-4
Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada BAPPEDA Kota Tarakan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan dan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin atas terlaksananya studi ini. Daftar Referensi Bakosurtanal. 1996. Pengembangan Prototipe Wilayah Pesisir dan Marine Kupang Nusa Tenggara Timur. Pusat Bina Aplikasi Inderaja dan SIG, Jakarta Cornelia, M.I, Suryanto, H., Dartoyo, AA. 2005. Prosedur dan Spesifikasi Teknis Analisis Kesesuaian Budidaya Rumput Laut. Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut-Bakosurtanal Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Modul Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Jakarta. Indriani, H. dan E. Sumiarsih. 1991. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta. 99 hal. James B. Campbell, Randolph H. Wynne. 2011. Introduction to remote sensing. The Guilford Press, New York. 130-150 KEPMEN LH. Nomor : KEP- 51/MENLH/10/1995. Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri KEPMEN LH. Nomor: KEP-02/MENKLH/I/1988Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan Paul M. Mather and Magaly Koch. 2011. Computer processing of remotely-sensed images : an introduction. John Wiley & Sons, Ltd. Radiarta, I. Ny., S. E. Wardoyo., B. Priyono dan O. Praseno. 2003. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Penentuan Lokasi Pengembangan Budidaya Laut di Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Pusat Riset Perikanan Budidaya Jakarta. Vol 9 No 1, hal 67 – 71. Robinson, I. S. 1985. Satellite oceanography: An introductionfor oceanographers and remotesensingscientists. John Wiley and Sons, Inc., Somerset,N.J. 455 p. Romimohtarto, K., 2003. Kualitas Air dalam Budidaya Laut. Jakarta. 62hal. SNI : 01 – 6487.3-2000. Produksi benih ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis,Valenciences) kelas benih sebar. Wiradisastra, U.S. 2004. Laporan Akhir – Analisis Tingkat Kesesuaian MarineCulture Wilayah ALKI II, Buku I (Teknis – analisis). Bogor: Lembaga Penelitian danPemberdayaan Masyarakat, IPB.
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
173