Prosiding SeminarNasionalTernak Babi dan KongresI AITBI SumbanganPeternakanBabi dalam PemenuhanKebutuhan PanganNasionaldan MendorongPeluangEkspor Denpasar, 4-5Agustus2015
Penyunting: Komang Budaarsa I Gede Mahardika I Wayan Suarna N. Sadra Dharmawan I. B. Komang Ardana I N. Tirta Ariana N. N. Suryani N. L. P. Sriyani N. L.G Sumardani
Diterbitkan Oleh: FakultasPeternakanUniversitasUdavana Denpasar- Bali 80232 T elp./Fax.(0361)222096-235231 email:
[email protected]
FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITASUDAYANA
20r6
Prosiding SeminarNasionalTernakBabi dan KongresI AITBI
Sumbangan Peternakan Babi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Nasional dan Mendorong PeluangEkspor
FakultasPeternakanUniversitasUdayana Denpasar- Bali 80232 Telp./Fax.(0361) 222096-235231 email: semnasbabi.unud@,vahoo.co.id
Isi prosidingdapatdisitasidenganmenyebutkansumbernya
Penyunting: Komang Budaarsa,I GedeMahardika,I Wayan Suarna,N. SadraDharmawan,I. B. KomangArdana,I N. Tirta Ariana,N. N. Suryani,N. L. P. Sriyani,N. L.G Sumardani ProsidingSeminarNasionalTernakBabi dan KongresI AITBI, di Denpasar,4-5Agustus2015 diselenggrakan vii + 353 halaman I SBN: 978- 602-294-106-4
Dicetakdi Denpasar,, Bali, Indonesra
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTARISI
IV
RUMUSAN SEMINAR NASIONAL
I
RUMUSANKONGRESI AITBI
J
MAKALAH KEI\ OTE SPEAKER Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA (Dirjen Peternakan dan Kesehatan HewanDitjennakKeswanDepartemenPertanianRI) ...........
3i
Dr. Ir. Saulan Sinaga, MS (Presiden Asosiasi Monogastrik Indonesia/Pakardan Peneliti Senior Fakultas PeternakanUniversitas Padjajaran) ..
37
Dr. Ir. RachmawatiWahyuningsih,M.Sc.Agr (Pakar dan Peneliti SeniorFakultasPeternakanUniversitasJendralSoedirman)
42
KUMPULAN MAKALAH MAKALAH KELOMPOK I : PRODUKSI TERNAK BABI Kinerja UsahaPembibitanBabi SkalaRumahTanggadi Kabupaten TabananBali I Made Rai I-asa,N L G Budiari, dan I l'{Adiiava ......... Babi Bali Mutiara yang Terpendam I W. Suarna,l{.N. Survani,dan A.A.A.S.Trisnadev.,i ............... TransferEmbrio padaBabi sebagaiSaranaPenelitian(Experimental Too[) D.K. Harya Putra
17
48
62 73
Korelasi Ukuran TestisTerhadapKualitas SemenBabi NLG Sumartlani,IG Suraniava.IGA.Al[anik. dun III'Suberata
81
Perilaku Peternak Babi dalam Menangani Limbah di Desa Tua KecamatanMarga KabupatenTabananBali l,l.W. Tatik Inggriati, I.W. Alit Artha Wiguna,I.N. Suparta, dun I.G. Suarta
89
Analisis Finansial Usaha Penggemukan Babi Bah yang MenggunakanRansumNon Konvensional I W. Sukanata,I P. Ari Astawa., I K., Sumadi.,K.ill. Bucluursa,lV. Budiasa,dan A.A.P.Putra Wibawa
i09
MAKALAH KELOMPOK II : NUTRISI TERNAK BABI Perbandingan Performans Ternak Babi yang Mengkonsumsi KonsentratPabrikanKomersial dan Lokal
iv
119
J. F. Umboh, C. A. Rahasia,dan Ch. J. Pontoh
t20
Simulasi Biplot untuk Menentukan Laju Pertumbuhan Dimensi TubuhBabi Bali I Putu Sampurna,fiok SctriNindhia dan I Ketut Suatha
131
Dampak PenggunaanAsap Cair terhadapKualitasFisik dan Sensori DendengDagingBabi Miwada, /l/S., M. Harta,,*an,S.A.Lindawato,I.A. Okarini dan IK. Sukada
i48
Dasar-DasarPelestariandan PeningkatanMutu GenetikBabi Bali Warmadev.,i, D.A.,LG.L. Oka,dan I. N. Budiana.............
156
RecahanKarkasBabi LandraceUmur 5 Bulan yang Diberikan Pakan Komplit denganTingkat SeratKasarBerbeda Luh Suariani, ){i Made Yudiqstari, I Nyoman Kaca, Yan Tonga, dan Ni MadeAv-uGemuhR.A.........
t68
Kualitas Fisik dan Profil Mikroba Daging Babi yang Ditambahkan Starbiopada Ransumnya Ariana INT., I Gd. Suarta, I Gd. Suranjaya,Md. Dev'antari, IlV. Ardikq, dan l{.L.P. Sriyani
t82
PengaruhPenggunaanMinyak Kelapa dalamRansumBabi Grower terhadapKecernaanEnergi dan ProteinRansum M. Najoan, F. V Sompie,Y.H.S.Kowel, dan J. F. Umboh
190
PemanfaatanKhamir PendegradasiSerat(Aktivitas Cmc-Ase) sebagaiInokulan Fermentasiuntuk MengatasiAntinutrisi Dedak Padi sebagaiPakanTernakMonogastrik Bidura, I.G.l{.G. dan I. A. Putri Utami
202
PengaruhLama PemberianBungkil Inti Sawit (Bis) dalam Ransum TeriradapKualrtasKarkasBabi Landrace 1 " , , r : , , i ' , i , i| : t i ' i | ) t t l t ' i
2r8
Pemanfaatan Ampas Tahu untuk Mengganti SebagianRansum Komersial Temak Babi K. Budaarsa,G. E. Stradivari,I.P.G., .S KencanaJaya, LG. Mahardika A.W.Puger,I M. Suasta,dctnI P. Ari Astaw,a
226
Pengaruh Penggantian Sebagian Ransum dengan Umbi dan Brangkasan Ketela Rambat terhadap Pertumbuhan Babi Umur
2-6 Bulan Ni KetutEttl;Suwitari,Ni Ketut SriRukmini,I{i KetutMardewi, I G A D. SeriRejekidan D. N. Sudita
240
Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Ampas Tahu terhadapKecernaanNutrien pada Babi Ras Puger,A.W.,I M. Suasta,P.A.Astawadan K. Budaarsa.....................
254
PemanfaatanEceng Gondok (Eichornia Crassipes) dari Perairan Tercemardalam Ransumdan PengaruhnyaterhadapPenampilanBabi Landrace I W. Sudiastra,I G. Mahardika, 1N.S. Dharma,,*a dan K. Btttlaarsa
262
Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Ampas Tahu terhadapKomponenOrganBabi Ras P.A.Astawadan K. Budaarsa..................... Puger,A,W.,I M. Suasta,
271
MAKALAH KELOMPOK III : KESEHATAN TERNAK BABI Pengaruh PemanfaatanAmpas Sagu dan Limbah Udang sebagai Sumber Serat dalam Ransum terhadap Performa dan Kadar KolesterolDagingBabi Tabita 1/ Ralahalu, Kartiarso' A. Parakka.si,K. G.Wiryawan, dan R.Pri1'ctnto
278
279
Pengaruh Pemacu Tumbuh terhadap Pertumbuhan Babi Peranakan Landraceyang diberikanPakanLimbah Hotel di KabupatenBadung Ni Luh GedeBudiari dan I Made Rai Yasa
292
Karakterisasi secara Histopatologi Babi Penderita Kolibasilosis (Kajian Retrospektif) I Ketut Berata, dan I Made Kardena
300
Peran Kolostrum Formula Sapi Komersial (Pigstrum8) sebagai Immun Factor dan Growth Factor dalam MengatasiKejadian Diare dan PertumbuhanAnak Babi Pra Sapih LB.K. Ardana, D.K. Harya Putra'W.5. Yupardi,l{.L.G. Sumardani, .. I.G.A.Arta Putra dan I.G. Suraniava.............
308
Molecular Genetic Characterization:As The Basis of Desicion of IndigenousPig in Bali Making on Conservation I KettrtPuju .........
319
Penambahan Tepung Kunyit (Curcuminoifl dalam Ransum Tradisionaluntuk MeningkatkanProduktivitas Babi Bali I Putu Ari Astawa, I Gede Mahardika, Komang Budaarsa, I Ketut Sumadi,I Ketut Mangku Budiasadan G.A.M Kristina Deu'i
324
PengaruhTingkat PenggunaanLimbah Hotel dalam Ransumterhadap Bobot Potongdan Komposisi Karkas Babi Bali Tjok. Gde Oka Susilo,Tjok Gde Belawa Yadnyadan fiok Istri Putri
335
VI
LAMPIRAN JADWAL ACARA DAFTAR JADWAL PRESENTASI
i-)
-1
-B
-g
))
,)0
)8
19
11 -T
t5
vtl
348 349
DASAR.DASARPELESTARIANDAN PENINGKATAN MUTU GENETIK BABI BALI Warmadewi,D.Ar.,I.G.L. Okar,I. N. Budiana2 ' Fakultos Peternakan, (Jniversitas(Jdayana,Bali t Baloi PengkajianTel<nologiPertanian,Bali dewi
[email protected] d
ABSTRAK Pulau Bali merupakansalahsatupulau di lndonesiayan1memiliki banyak plasma nutfah yang unik. Salah satunya adalah babi bali. Babi bali banyak dimanfaatkanuntuk menunjangsaranaritual keagamaanHindu di Bali dan juga sebagaibabi guling dengancita rasa yang khas. Namun populasinyaakhir-akhir ini terusmengalamipenurunanakibatkalah bersaingdenganbabi ras. Oleh karena itu sebagai plasma nutfah babi lokal Indonesia, babi bali perlu dilestarikan, disamping upaya peningkatan manajemenpemeliharaandan mutu genetiknya perlu dilaksanakan.Tindakan seleksidan perkawinandenganmetode Inseminasi Buatan (lB) merupakanupayauntuk mempercepatpeningkatanmutu genetikbabi bali, disamping ditunjang denganpemberianlingkungan khususnyapakan yang kualitasnyalebih baik akan meningkatkanproduksi dan reproduksinya.Usahaini harus dilakukan secaraterus menerusdan berkelanjutanoleh peternakbabi bali dengandibantuoleh instansiterkait terutamaoleh pemerintahsetempat. Kata kunci . babi bali, plasma nutfah,pelestariandan mutu genetik
ABSTRACT Bali is an island of Indonesiawith many unique animal geneticresources. One of them is Bali pigs. Bali pigs were traditionally used for supportingmany Hindu's ritual and culture in Bali besidestheir specific flavor when they are offered as roasted pigs (babi guling). However, their population tended to be decreasingbecausethe.vwere competedby imported breed. Consequently,as a local Indonesiapig genetic resources,Bali pigs are neededto be conserved besidesdoing someefforts in improving their managementand geneticpotentials. Selectionand breeding using artificial method (AI) are two efforts to accelerate the genetic potential of Bali pigs, and then supportedby a better environment particularly feed with a better quality might improve their production and reproduction.These efforts must be carried out continuouslyby the pig farmers and supportedby relatedinstitutionsparticularlythe local governmentl Keyword: bali pigs, geneticresources,conservationand geneticpotential
156
PENDAHULUAN Babi bali merupakansalah satu plasmanutfah Indonesiayang terdapatdi Pulau Bali. Dimasa lampau babi bali dipeliharaoleh hampir seluruhmasyarakat dekat Bali di pedesaan.Pemeliharaandilakukansecafasederhanadan biasanyadi di Bali dapurkarenamakanannyajuga dicampurdengansisa dapur,sehinggababi sering diistilahkan sebagai Tatakan Banyu. Tetapi sekarangbabi bali terdesak oleh datangnyababi ras sepertipersilanganLandrace,SaddleBack, dan lain-lain' pakan sehinggapemeliharaannyaberada di daerahkering dengan persediaan terbatas, seperti di Pulau Nusa Penida (kabupatenKlungkung), di kecamatan Kubu (kabupatenKarangasem)dan di KecamatanGrokgak (kabupatenBuleleng)' yang Namun, pemeliharaanbabi ini relatif mudah mengingat daya adaptasinya cukup bagus di lingkungan kritis. Babi bali memiliki toleransi yang tinggi dan terhadaplingkunganyang ekstrim, tahanmenderita,lebih hemat terhadapair masih mampu bertahanhidup walaupundiberi pakan seadanya(Budaarsa.2012). Disamping itu, jumlah anak babi bali cukup banyak dalam setahun dengan interval generasi yang singkat (Ardana dan Putra, 2008). Babi bali mudah inr menimbun lemak dalam tubuhnya, khususnya di bawah kulitnya' Hal guling. menjadikanbabi bali memiliki kelebihanuntuk dimanfaatkansebagaibabi karena rasanya yang le\h gurih dibandingkandengan menggunakanbabi ras' adat Babi guling merupakansalah satubentuk sajian dalam pelaksanaanupacara dan masyarakatHindu di Bali. Berdasarkanhal tersebut, sebenarnyababi bali berpotensi cukup besr dan sebagaiternak komersial, sehinggasangatlayak untuk dikembangkan,baik iku: segi populasi maupun mutunya. Dengan demikian maka babi bali akan juga aka: berkontribusi sebagaipenyedia daging khususnya di Bali' Hal ini menunjang sasaranyang ingin dicapai pemerintah pasca tahun 2015 dimana menjadi pemenuhanbah"a terjadi perubahanstrategidari pendekatanswasembada panganasalternak dan agribisnispeternakanrakyat' j Namun, dewasaini terjadi penurunanpopulasi babi bali. Selama waktu 5 (lima) tahun terakhir (2009-2013)terjadi penurunanpopulasi sebe-11.71%(Tabel l), sedangkanpopulasibabi bali padatahun 2013 adalahsebe'
t57
i
30ohdarijumlah seluruhbabi yang ada di Bali (Tabel 2). Salahsatupenyebabnya adalahpeternaklebih menyukaimemeliharababi ras (Landrace,SaddleBack, dll) karenabadan yang lebih besar,pertumbuhannyayang lebih cepat denganjumlah daging yang lebih bany'akdibandingkandenganbabi bali, walaupunmakanannya tidak bisa sesederhana babi bali.
Hal ini sangatwajar karena babi bali tidak
l l
pernahtersentuholeh tindakan pemuliaanyang terarahdi sampingpemeliharaan yang sangatsederhanaoleh masyarakatdi pedesaan. Apabila hal ini terjadi terus menerusdan dalamjangka waktu lama, maka dikhawatirkan babi bali sebagai salah satu plasma nutfah Indonesia terancam eksistensinya. Untuk mengatasihal ini, maka babi bali perlu dikonservasidan dilestarikan di samping mutu genetiknya ditingkatkan, melalui manajemen perbibitan dan perbaikanpada manajemenpemeliharaannya,sehinggadihasilkan performansyang diharapkan.
Tabel 1. PopulasiBabi Bali di ProvinsiBali selama5 (lima) TahunTerakhir (2009_2013) BABI Kabupaten/ Kota
Pejantan
Jantan Muda
Kebiri
lnouK
BALI Betina lvluoa
Kucit J L ' \ I L\ H JntrKbr
Betina
Denpasar Badung
1
Gianyar
l8
Klungkung Karangasem Bangli Buleleng
319 1.350 1a
2 093
Jembrana
50
Tabanan
5
4 2.066
253
58
165
295
312
1.087
992
128
332
673
459
2.606
2.395
4.218
3.817
1 8 .r63
14.841
'73.6 t-7
3.635
2.163
5 . 2 81
t6.27s
7.806
1
4.864
935
6.616 \57
25.989 19.103
1 3 . 0 4 1 r 5 .1 4 6 |.291
3.247
23.577 27.002
2.213 30.41.1
12.601 t34.794
1.697
502
1.411
894
1.068
5.785
2.854
65
226
946
.155
4.,"96
53.579
253.9s9
Jumlah:2013
3 . 88 6
14.30"/
56.559 30.760
J u m l a :h2 0 1 2
5.631
t4.924
62.220 37.0"13 46.839 59.465 5 8 . 3 7 9
2 8 4 . 5r3
J u m l a :h2 0 1 1
6 586
r7.983
59.806 34.730
44.710 54.093
54.620
272.528
J u m l a:h2 0 1 0
3.2"11 14.055
65.756 31.546
4 1 . 1 9 8 5 7 . 1 2 6 53.8.+7
218.769
158
42.447 52.121
I
Jumlah: 2009
2.980
15.075
66.789 36.535
44.804 62.718
s8.769
287.670
Sumber:Dinas Peternakandan KesehatanHewan Propinsi Bali, 2014 Usahapelestarianbabi bali dapatdilakukan denganjalan memberikanpemahaman secaraterusmeneruskepadaparapeternakbabi di Bali untuk ikut memperhatikan babi bali karenamerupakanplasmanutfah Indonesia,sehinggababi ini tetap eksis dan segi positifnya dapatdimanfaatkan. Usahaperbaikanmutu genetik babi bali dapatdilakukan denganmelaksanakanprogram seleksidan selanjutnyadilakukan program perkawinan dengan Inseminasi Buatan menggunakansemen pejantan babi bali yang diseleksi agar tetap terjaga kemurniannya. Program ini harus dilaksanakansecaraterusmenerusdan berkelanjutansehinggapotensigenetiknya terus meningkatdan menghasilkanternak unggul baik dari segi produksi maupun reproduksinya.
Tabel2. PopulasiBabi (Babi Bali, Babi SaddleBack Peranakan dan Babi LandracePersilangan) di ProvinsiBali Tahun2013 Kabunaten/Kota
Denpasar
Peiantan
16
Jantan ivtuoa
Kebrn
lnduk
Betina Muda
Kucit JntrKbr
Betina
32
4.218
1.855
3.112
3.61
3.461
Badung
ll8
1.213
21.596
7.769
11. 10 3
2 t. 7 1 0
2 t. t 6 2
Gianyar
214
3.222
33.965
I l.3l I
27.384
28.963
29.279
Klungkung
125
2.281
8.983
3.513
4.644
14.498
26.773
Karangasem
2 463
10.167 35.829
'7.455
'7.313
7.389
28.400
27.595
16.941
t2.877
)41
18
25.378
5.331
Buleleng
i 285
9.904
4l.455
28.406
35.779
42.t12
46.688
Jembrana
r35
1.635
19.839
5.801
1 0 . 2 0 5 r 5 .1 2 3
r5 . 9 5 6
Tabanan
186
825
35.892
7.812
17 . 0 6 0
13 . 918
Jumlah
1486
Bangli
29.297 221.t5s
1 5. 9 1 9
8 6 . 2 9 6 1 , 1 3 . , 5 4 51 8 0 . 2 1 5 1 7 8 . 3 2 5
Sumber:Dinas Peternakandan KesehatanHewan Propinsi Bali, 2014 Berdasarkanlatar belakangdi atas,maka perlu diuraikan dasar-dasarpelestaian dan peningkatanmutu genetikbabi bali sebagaiplasmanutfah Indonesiasehingga
t59
tetjaga kelestariannva dan terjadi peningkatan produksi serta reproduksinya melalui peningkatanmutu genetiknya.
DASAR PEMIKIRAN Babi bali memiliki potensi sebagaisumberprotein hewani bagi sebagian penduduk Pulau Bali. Salah satu menu yang berasal dari babi bali yang paling diminati baik oleh masyarakatsetempatmaupun wisatawanyang berkunjung di Bali adalah babi guling babi bali, karena rasanya khas dan lebih gurih dibandingkandengan babi guling yang berasal dari babi ras. Di samping itu masihbanyakupacarakeagamaanyang mengharuskanpenggunaanbabi bali. Namun seperti telah dikemukakandi depan, akhir-akhir ini populasi babi bali mengalami penurunan. Hal ini disebabkanoleh kurangnya minat masyarakat untuk memelihara babi bali karena pertumbuhannya yang relatif lambat dibandingkan dengan babi ras akibat mutu genetik babi bali yang juga tidak mengalami peningkatan. Salah satu penyebabnyaadalah kurangnya perhatian pemerintahterhadapsumbergenetikbabi lokal, khususnyababi bali. Apabila hal ini dibiarkan terjadi secaraterus menerus,dikhawatirkanbabi bali sebagaisalah satuternak plasmanutfah ternak lokal akan punah. Kemusnahanbabi babi lokal dapat saja terjadi apabila peternak hanya memilih memelihara babi ras untuk ditemakkan dan mengabaikanbabi lokal, di sampingperhatianpemerintahyang kurangmendukungpengembangan babi lokal. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka diperlukan pelestarian peternakandenganberbasispada babi bali sebagaisumber ternaknya,sehingga babi bali sebagaisalahsatuplasmanutfah Indonesiadapatterjagakelestariagya. Di sampingitu usahapeningkatanmutu genetikbabi bali juga harus diupayakan. sehinggatidak kalah saing denganbabi ras. Usaha yang dapatdilakukan adalah dengan melaksanakanprogram pemuliaan secara terus menerus dan terarah. Program ini tidak akan dapat dilakukan oleh peternakrakyat yang memelihara ternak dalam jumlah sedikit. Oleh karena itu dukunganpenuh dari pemerintah sangatdiharapkan.
160
PEMBAHASAN Karakteristik dan PemanfaatanBabi Bali Babi Bali .vangterdapatdi Pulau Bali dapat dibedakanmenjadi dua tipe yaitu: tipe pertama yang merupakanbabi bali yang berasal dari babi liar (.Sas vitatus) dan banyak dijumpai di Bali bagian timur, dengan ciri-ciri:
kepala
panjang,moncong panjang,telinga panjang dan tegak, tulang kaki sangatkuat, punggung melengkung ke bawah, tetapi bagian perut tidak sampai menyentuh tanah,bulu lebih kasardan seluruhnyaberwamahitam (Gambar l).
Gambar l. Babi Bali di Bali Bagian Timur Tipe kedua adalahbabi yang dapat ditemui di Bali bagian utara, tengah. barat, dan selatan. dengan ciri-ciri : kepala pendek, moncong pendek, telinga pendek, kecil, dan tegak, punggung melengkung kebawah (dropping backlordosis),bagian perut membesardenganbelang putih pada empatkakinya, bulu jarang dan kasar, warna bulu bagian atas kepala adalahhitam, dan bagian dahi kadang-kadangada putih, bulu hitam dengan kulit hitam, dan apabila terdapat bulu putih maka kulitnya pasti putih (Gambar2.2). Budaarsa (2012) menyatakanbahwa babi bali memiliki daya adaptasr terhadaplingkungan yang ekstrim, tahan menderita,lebih hemat terhadapair dan masih mampu berlahanhidup walau diberi makan seadanya. Namun, apabila dibandingkan dengan babi ras (Landrace, Saddle Back dan lain-laint
161
pertumbuhannyarelatif
lambat, dengan produksi karkas yang relatrf sedikit.
Produktivitasyang rendahini merupakanmasalahyang umum dijumpai padababi bali. Bobot badanbabi bali yang dipeliharasampaiumur 8-10 bulan adalah90100 kg, sedangkanbabi ras memerlukanwaktu hanya 5-6 bulan untuk mencapai (2013) menyatakanbahwa pertambahanbobot badan bobot yang sama.Soer,vandi harian (PBBH) babi bali adalah 0,14 +0,05kg, sedangkanPBBH babi impor (Landrace)dapatmencapai0,24 +0,09k9.
Gambar2. Babi Bali di Bali Bagian Utara,Tengah,Barat, dan Selatan Rata-ratatinggi badan babi bali dewasa adalah 45 cm, panjang badan sekitar 90 cm, tinggi pundak 48-54 cm, lingkar dada 81-94 cm, panjangekor 2025 cm, kepalapendek(24-28cm) dan telingapendek(10-11cm). Babi bali betina memiliki puting susu berjumlah 12-14 buah dan jumlah anak per kelahiran mencapai 12 ekor. Umur pubertasbabi betina adalah5-8 bulan, dengansiklus estrusrata-rata2l hari. lama estrus2-3 hai dan lama kebuntinganrata-rata714 hari dan induk mengalami estrus kembali setelah4-7 hari sesudahpenyapihan (Anonimous.20l3). Babi bali banyak digunakansebagaibabi guling oleh masyarakatdi Pulau Bali, yang dikonsumsi oleh masyarakatsetempatmaupun wisatawan dornestic serta mancanegara.Selain itu, babi bali juga digunakan dalam upacara ritual keagamaanmasyarakatHindu di Bali. Di beberapadaerahdi Bali ada yang masih fanatik untuk menggunakanbabi bali dalam kegiatan upacara agama dan adat, bahkanharus menggunakanbabi bali jantan yang tidak dikastrasi (kucit butuan).
1,62
Hal ini merupakanpeluang besar untuk pengembanganbabi bali secaraintensif sekaligusmengembangkansalahsatusumberdaya genetikternak Bali.
Dasar-dasarPelestarianBabi Bali Pelestarian adalah suatu usaha untuk mencegah kemusnahan agar keragamanplasma nutfah yang ada tetap terjagadidasarkanatasjumlah populasi yang efektif (Soewandi dan Talib, 2015). Pelestarianplasma nutfah merupakan investasiuntuk masa depan. Dalam jangka pendek, kegiatan tersebutmungkin belum memperlihatkan keuntungan,namun manfaatnya akan terasadalam jangka panjang, terlebih lagi apabila produktivitasnya dapat ditingkatkan yang akan berdampak pada peningkatankesejahteraanmasyarakat. Labalut et al. (2013) menyatakanbahwa pelestarianternak lokal perlu dilakukankarenabangsa-bangsa ternak lokal kalah bersaingdenganbangsaternak impor yang lebih produktif serta sudah tersebarluas. Program pemuliaan ternak lokal perlu dalam skala besar sehinggaberdampakpadanilai ekonomisyang diperolehjuga lebih besar. Beberapahal yang menjadi dasardalampelestarianbabi bali adalah: l.
Babi bali merupakansalahsatuplasmanutfah ternak lokal Indonesia
2.
Babi bali memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang dengan mengkonsumsilimbah rumah tangga
3.
Babi bali kalah bersaing dengan babi ras karena produktivitasnya terlihat lebih rendahdibandingkandenganbabi ras
4.
Populasibabi ras sudahmelebihi populasibabi bali dan sudahtersebarluas di masyarakat Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 35 tahun 2006 tentang
pedomanpelestariandan pemanfaatansumberdayagenetikternak dapatdikatakan bahwa babi bali termasuk dalam kriteria populasi masih aman karena jumlah betina dewasa dalam populasi tersebut lebih dari 10.000 ekor dengan jumlah jantan dewasayang seimbang(lihat Tabel l). Untuk itu, beberapahal yang perlu diperhatikan dalam upaya pelestarian dan pemanfaatansumber daya genetik dengankriteria ini adalah: 1. Dilakukan pendekatan melalui sistem produksi yang terarah, bertanggung jawab, dan berkelanjutantanpamenurunkankualitas:
163
2. Pemantauandan evaluasitentangstatuspopulasisecaraperiodik; 3. Berpedoman pada ketentuan yang berlaku yang mengatur tentang sistem perbibitanternak nasional Terkait denganPP No. 35 tahun 2006, maka upaya pelestarianbabi bali dapat dilakukandengancara: l.
Membatasijumlah impor babi dan dagingbabi ras,khususnyadi Bali
2.
Mengembangkanbabi bali sebagaiternak lokal
3. Membentuksuatupusatpembibitanbabi bali murni 4.
Membentukdan mengembangkan wilayah-wilayahkhususpemeliharaanbabi bali di Bali
5. Melakukan konservasiuntuk mencesahkemusnahanbabi bali sebaeaiternak lokal 6. Pemerintahmembuatperaturanyang mendukungpengembangan babi bali 7.
Meningkatkan produktivitas babi bali, melalui perbaikan mutu genetik dan manajemenpemeliharaannya, sehinggatidak kalah bersaingdenganbabi ras
8. Meningkatkanjumlah penelitianyang berkaitandenganbabi bali
Peningkatan Mutu Genetik Babi Bali Dewasaini pemeliharaanbabi bali dapatdikatakansudahjarangdilakukan oleh para peternak, walaupun babi bali banyak memiliki
keunggulan
dibandingkandenganbabi ras. Hal ini disebabkanoleh produktivitasnyayang rendah(Soewandi,2013). Salahsatu faktor yang dapatmenyebabkanrendahnya produktivitas adalah karena rendahnyamutu genetik ternak yang bersangkutan, disampingfaktor lingkungannya. Ada dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam usaha meningkatkanproduktivitas babi bali, yaitu memperbaiki mutu genetiknya dan memberikanlingkunganterutamapakanyang sesuaidengankebutuhannya.Mutu genetik yang baik tidak akan terekspresi apabila tidak didukung oleh lingkungan/pakanyang optimal, sebaliknyaapabila mutu genetiknyajelekltidak baik, lingkungarupakanyang optimal tidak akan memberikan performans yang maksimal. Tindakanyang diperlukanuntuk meningkatkanmutu genetikbabi bali adalahseleksidan perkawinandalam breed itu sendiri agar kemumian bibit babi
1,64
bali bisa dipertahankan.Keragamanpopulasimenentukanteknik pemuliaanyang digunakan.
Program seleksi akan efektif apabila populasinya beragam
(bervariasi)dengankoefisienkeragaman(KK) >l5o/o(Hanaftah,1991). Semakin tinggi variasi, respon seleksi akan lebih cepat. Respon yang diperoleh setelah pelaksanaanseleksitergantungpada nilai heritabilitas(hr), intensitasseleksi (i), simpanganbaku (sb) sifat yang diseleksidenganrumus Rg: hr x i x sb (Lasley, 1978). Denganmengetahuirespon seleksimaka peningkatanmutu genetik dapat diprediksi dari tahun ke tahun. Peningkatanmutu genetik yang diperoleh akan diikuti denganpeningkatanperformansapabiladidukung oleh ketersediaanpakan sebagaifaktor yang tertinggi perannyadalam lingkungan.Pemanfaatanteknologi IB dengan sumber semenyang berasal dari pejantanunggul dalam perkawinan diharapkanakan menghasilkananak babi yang memiliki mutu genetik lebih baik daripadakawin alam denganpejantanyang belum diketahuikualitasnya. Program ini harusdilakukan secaraterarahdan berkelanjutansehinggadihasilkanbabi bali unggul baik dari segiproduksi maupunreproduksinya. Usaha perbaikan mutu genetik babi bali tidak dapat dilakukan oleh peternak karena rendahnyakepemilikan ternak yang bersangkutan. Usaha ini dapatdilakukan oleh dinas terkait atau pihak swastayang melaksanakanprogram pemuliabiakan babi bali dengan cara melakukan penjaringan babi bali jantan maupun betina milik masyarakatdengankualitas terbaik dari beberapadaerahdi Bali, untuk selanjutnyadilaksanakanperformance test danprogeny test. Ternak dengan performansterbaik dalam populasinyaakan terpilih dalam program ini. baik untuk ternak jantan maupun betina. Temak ini selanjutnya dinamakan sebagaibibit dasar,dengankualifikasi unggul dalam hal produksi dan reproduksi. tidak mempunyai cacatfisik atau turunan dan bebasdari segalamacam penyakit berbahaya. Selanjutnya bibit dasar ini digunakan menghasilkan bibit pada kawasansumberbibit. Diwyanto dan Handiwirawan (2006) menyatakanbahwa pada kawasan sumber bibit dapat diterapkan program pemuliaan inti terbuka (open nucleus breedingsystem). Pola ini sangattepat dilakukanuntuk kawasanvillage breeding centre (VBC), selanjutnyaternak hasll VBC dengan mutu genetik yang tinggi disebar ke masyarakat. Mutu genetik yang sudah meningkat ini harus disertar
165
dengan lingkungan (pakan) yang berkualitas,sehingga produktivitas babi bali akanmeningkatsecarakeseluruhan. KESIMPULAN Babi bali perlu dilestarikankarena merupakan salah satu plasma nutfah Indonesiadan populasinyaterusmenurundari tahunke tahun. Babi bali memiliki banyak keunggulan,antaralain dapatmengkonsumsipakan dengankualitasyang rendah dan memiliki
kemampuan mengkonsumsi limbah rumah tangga
(masyarakat lokal menamakan sebagai tatakan banyu).
Babi bali banyak
dimanfaatkansebagaibabi guling karenarasanyayang lebih gurih danpadababi ras, selainitu babi bali banyakdigunakandalamupacaraagamadan adatdi Bali. Usaha meningkatkan produktivitas babi bali dapat dilakukan dengan jalan meningkatkanmutu genetiknyadan memberikanlingkungan (pakan) yang sesuai dengankebutuhannya. Peningkatanmutu genetik dilakukan denganjalan seleksi dan perkawinan menggunakanmetode IB. Program ini harus dilakukan secara terarah dan berkelanjutansehinggadihasilkan babi bali unggul baik dari segi produksimaupunreproduksinya.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2013. Sumberdaya genetik Bali. Laporan Penelitian. FakultasPertanian UniversitasUdayana,Denpasar Ardana,IB dan D.K.H. Putra.2008. TernakBabi, ManajemenReproduksi,Produksidan Penyakit. Udal'anaUniversity Press,Denpasar Budaarsa,K. 2012. Bahi Guling Bqli, dqri Beternak,Kuliner, Hingga Sesaji. Cetakan Pertama.PenerbitBuku Arti. Denpasar Dinas Peternakandan KesehatanHewan Propinsi Bali. 2014. Laporan Cacah Jiwa Ternsk 2013. Dinas Peternakandan KesehatanHewan PropinsiBali, Denpasar Diwyanto,K dan E. Handiwirawan.2006. Strategipengembangan ternakkerbau:Aspek penjaringan dan distribusi. Pros. Lokakarya Alasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Puslitbang Peternakan bekerjasama dengan Direktorat Perbibitan Direktorat Jenderal Peternakan, Dinas PeternakanPropinsi Nusa TenggaraBarat dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa,Sumbawa Hanafiah,K.A. 1991. RancanganPercobaan;Teori dan Aplikasi. Cetakanke-5. PT. Raja Grafindo Persada.JakartaUtara.
166
Labalut, J., Girard, N., Jean-MicheA., Bibe, B. 2013. Disseminationof genetic progress:A key aspectof geneticimprovementof local breeds.Anim Genet Resottr.53.117-127 Lasley, L.J. 1978. Geneticsof Livestock Improt,ement,3'd Ed. prcntice EnglewoodCliffs. New Jersey
Inc.
PeraturanMenteri PertanianNomor 35 Tahun 2006. Tentang Pedomanpelestariandan PemanfaatanSumberdayaGenetikTernak. DepartemenPertanian.Jakarta Soewandi,B'D.P.. 2013. Estimasioutpltt dan identifikasigen hormon pertumbuhandi KabupatenTabanan.PropinsiBali. Tesis. UniversitasGadjahMada. yogya Soewandi,B'D.P.. 2015. Pengembangan temak babi lokal di Indonesia. I4/ctrtazoa Vol. 25 ltio. I Th 2015. http://dx.dot.org.DiaksesTanggall0 Juli 2015
rsBN 978-602-294-106-{
,ill|l|Jltllilt]f llruill