Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS 2015
” PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SAINS SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013”
Diselenggarakan di Surabaya, 24 Januari 2015 oleh Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya 2015
i
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains 2015 ISBN: 978-602-72071-0-3
Diterbitkan: Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Gedung K9 Jalan Ketintang, Surabaya 60231 Telepon/Faksimil.: +6231-8293484
[email protected] pascaunesa.ac.id Hak Cipta ©2015 ada pada penulis Artikel pada prosiding ini dapat digunakan, dimodifikasi, dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersil (non profit), dengan syarat tidak menghapus atau mengubah atribut penulis. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang kecuali mendapatkan izin terlebih dahulu dari penulis.
ii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua. Seminar Nasional Pendidikan Sains tahun 2015 ini mengambil tema “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” dan diselenggarakan pada tanggal 24 Januari 2015 di Surabaya, merupakan suatu kegiatan ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Seminar ini merupakan tempat bertukar pikiran para pelaku, pemerhati, dan stakeholder pada bidang sains, terapan, dan pembelajaran sains yang meliputi guru, mahasiswa, dosen, widyaiswara, dan peneliti. Seminar ini diikuti oleh sejumlah peserta yang terdiri atas dua orang pembicara kunci yakni Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Periode 20092014) dan Dr. Wasis, M.Si. (Dosen PPs Universitas Negeri Surabaya, UNESA), dengan keynote speaker yaitu Prof Dr. Muchlas Samani (Guru Besar Universitas Negeri Surabaya, UNESA), serta dari berbagai kalangan yang mengikuti presentasi paralel yang mencakup penerapan pendidikan sains dalam mendukung keberhasilan kurikulum 2013, peran strategis pendidik dan peserta didik dalam mendukung keberhasilan kurikulum 2013, dan peran strategi pembelajaran dan strategi penilaian dalam mendukung keberhasiln kurikulum 2013 dalam bidang Umum, bidang MIPA, Terapan, Pendidikan IPA, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, serta Pendidikan Biologi, dengan berbagai topik yang beragam dan berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Segenap upaya penyuntingan Prosiding ini telah diupayakan sebaik-baiknya, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam proses penyuntingan, sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan pada penerbitan yang akan datang. Kami selaku panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu terselenggaranya Seminar ini serta terselesaikannya proses penyuntingan dan penerbitan Prosiding ini. Tidak lupa juga kami memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan baik selama kegiatan Seminar berlangsung maupun masih adanya kesalahan dalam isi Prosiding ini. Semoga acara Seminar Pendidikan Sains tahun 2015 dan penerbitan Prosiding ini bermanfaat bagi kita semua. Sampai jumpa pada Seminar Nasional Pendidikan Sains tahun 2016 yang akan datang. Surabaya, Januari 2015 Ketua Pelaksana
Budiman, S.Pd.
iii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Copyright Notice © Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Seluruh isi dalam Prosiding ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab masing-masing penulis. Jika dikemudian hari ditemukan indikasi plagiasi dan berbagai macam kecurangan akademik yang dilakukan oleh para penulis maka pihak penyelenggara dan tim penyunting (editor) tidak bertanggungjawab atas segala bentuk plagiasi dan berbagai macam kecurangan akademik yang terdapat pada isi masing-masing naskah yang diterbitkan dalam Prosiding ini. Para penulis tetap mempunyai hak penuh atas isi tulisannya tetapi mengijinkan bagi setiap orang yang ingin mengutip isi tulisan dalam Prosiding ini sesuai dengan aturan akademik yang berlaku.
Terbitan Kelima: Januari 2015 ISBN: 978-602-72071-0-3 Penyunting Ahli: Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, M.Pd. Prof. Dr. Suyono, M.Pd. Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd. Dr. Wahono Widodo, M.Pd. Z.A. Imam Supardi, Ph.D. Penyunting Pelaksana: Muhammad Asy’ari Mochammad Yasir Armansyah Ainul Khafid Widia Adhiesta Kurnia Devi Rachmadani Rafika Yunita
Diterbitkan oleh:
Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
iv
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS TAHUN 2014
Advisory Commiittee Prof. I. Ketut Budayasa, Ph.D. Prof. Dr. Ismet Basuki, M.Pd. Prof. Dr. Siti Masithoh, M.Pd. Prof. Dr. Rudiana Agustini, M.Pd.
Organizing Committee Budiman, S.Pd. Adesan Putra, S.Pd. Selly Candra Citra Mukti, S.Si. Anik Sulistyorini, S.Pd. Hairunisa, S.Pd.
Technical Committee Jono Iskandar, S.Pd.
Sylvia Ayu K., S.Pd.
Ainul Khafid, S.Pd.
Lili Suharli, S.Si.
M. Syaiful H., S.Pd.
Yunita, S.Si.
Hanif Rafika Putri, S.Pd.
Fery Hermanto., S.Pd.
Devi Rachmadani, S.Pd.
Zuraida, S.Pd.
Ummu Khairiyah, S.Pd.
Rafika, S.Pd.
Alifah Rossy A., S.Pd.
Fitriya S., S.Pd.
Mochammad Yasir, S.Pd.
Arie Kusumawati, S.Pd.
Ahmad Fauzi, S.Pd.
Devi Rachmadani,S.Pd.
Fitria Rahmawati, S.Pd.
Dyah Puspita Sari, S.Pd.
Armansyah, S.Pd.
Ainun Jariyah, S.Pd.
Septy Sulistyaningrum, S.Pd.
Aprillia Dwi A., S.Si.
Affin Nurul H., S.Pd.
Syarifudin, S.Pd.
Agustanto, S.T.
Mochammad Maulana T., S.Pd
Latifatul Jannah, S.Si.
Yustiani, S.Pd.
Erlin Permana W., S.Pd.
Carolus P. F. Aliandu, S.Pd.
Kiki Septaria, S.Pd.
Widia, S.Pd.
Muhammad Asy’ari, S.Pd.
Rohmawati, S.Pd.
Binar Kurnia Prahani, M.Pd.
Abdul Gani, S.Pd.
Adhiesta Kurnia, S.Pd.
v
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015
MAKALAH UTAMA HASIL PEMBELAJARAN SAINS DI INDONESIA: PROBLEM & UPAYA MENGATASINYA Wasis Dosen Program Studi Pendidikan Sains PPs Unesa e-mail:
[email protected] PENDAHULUAN Abad ke-21 menuntut berbagai perubahan, dipicu oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat, serta perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilainilai budaya. Perubahan tersebut juga berdampak pada transformasi paradigma pendidikan sebagaimana ditunjukkan Gambar 1.
Gambar 1. Pergeseran paradigma pendidikan abad XXI Gambar 1 menunjukkan bahwa pendidikan abad ke-21 tidak hanya memperhatikan materi bidang kajian (core subjects) sebagaimana terjadi pada abad sebelumnya, tetapi juga memberikan penekanan pada kecakapan hidup (life skills), keterampilan belajar dan berpikir (learning & thinking skills), literasi dalam teknologi informasi dan komunikasi (ICT literacy), dan tuntutan abad XXI (21st century content). Pergeseran paradigma di atas berimplikasi pada pergeseran pembelajaran dari pembelajaran yang hanya berfokus pada penguasaan pengetahuan ke pembelajaran holistik yang berbasis pada keterampilan, keseimbangan nilai, dan literasi untuk memecahkan permasalahan kehidupan. Pada konteks pembelajaran sains (IPA), harus disadari bahwa mata pelajaran sains tidak dimaksudkan untuk mengubah setiap siswa menjadi saintis (ilmuwan), karena belum tentu semua siswa memiliki bekal yang memadai dan memiliki orientasi yang kuat untuk menjadi ilmuwan. Pembelajaran sains seharusnya lebih diarahkan untuk menumbuhkan literasi sains (science literacy). Literasi sains berbeda dengan pengetahuan sains. Secara harfiah, literasi (literacy) berarti “melek (tidak buta)”. OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development, 2012) menyatakan scientific literacy refers to an individual’s: a) scientific knowledge and use of that knowledge to identify questions, acquire new knowledge, explain scientific phenomena and draw evidence-based conclusions about science-related issues; b) understanding of the characteristic features of science as a form of human knowledge and enquiry; c) awareness of how science and technology shape our material, intellectual and cultural environments; dan d) willingness to engage in science-related issues, and with the ideas of science, as a reflective citizen. Berdasarkan pengertian di atas, penekanan literasi sains bukan hanya pada penguasaan pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains, tetapi lebih diarahkan bagaimana memungkinkan seseorang
vi
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 menggunakan pengetahuan dan pemahamannya tersebut untuk mengidentifikasi permasalahan, menjelaskan fenomena, merumuskan kesimpulan berbasis fakta, membangun pengetahuan baru, menyadari bagaimana pengetahuan dan teknologi dapat meningkatkan kualitas kehidupan, serta menumbuhkan kemauan dan gagasan sehingga menjadi masyarakat yang reflektif. Siswa yang pintar fisika, biologi, atau kimia belum tentu peka terhadap lingkungan sekitarnya, tetapi siswa yang literasi sainsnya bagus akan mengurangi kecepatan ketika berkendaraan di jalan menikung, apalagi musim hujan; tidak akan membiarkan tanaman di sekitarnya mati kekeringan; tidak akan membuang sampah plastik sembarangan, dan selalu menggunakan bekal pengetahuan dan keterampilannya untuk memecahkan permasalahan dan meningkatkan kualitas kehidupan. Literasi sains memberikan kontribusi yang konkrit pada pembentukan life skills. Potret hasil belajar sains siswa Indonesia Untuk melihat hasil belajar sains siswa Indonesia, hasil studi internasional TIMSS dan PISA layak digunakan sebagai barometer. TIMSS memiliki assessment framework pada tiga proses berpikir, yaitu knowing, applying, dan reasoning. Rata-rata kemampuan sains siswa Indonesia pada studi TIMSS tahun 1999, 2003, 2007, dan 2011 secara berurutan adalah 435, 420, 433, dan 406. Capaian siswa Indonesia dibandingkan siswa Negara lain pada studi TIMSS tahun 2011 ditunjukkan Gambar 2.
Gambar 2. Capaian sains siswa Indonesia pada studi TIMSS tahun 2011 (Mullis dkk, 2012) Berdasarkan Gambar 2, hanya 3% siswa Indonesia yang menjadi responden studi TIMSS mencapai high level, 0% mencapai advanced level (bandingkan: siswa Singapura 69% mencapai high level, 40% mencapai advanced level); 54% siswa Indonesia mencapai kemampuan sains rendah (low
vii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 level). Dengan capaian tersebut, rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. Pada studi TIMSS tahun 2011 Indonesia mencapai ranking ke-3 dari bawah, hanya lebih tinggi dari Maroko dan Ghana. Di bawah ini disajikan beberapa contoh capaian siswa Indonesia pada level low, intermediate, high, dan advanced berdasarkan data TIMSS 2011. Low level
Intermediate level
High level
Advanced level
Gambar 3. Beberapa contoh soal dan capaian siswa Indonesia pada studi TIMSS 2011 (Mullis dkk, 2012)
viii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Berdasarkan Gambar 3 terlihat persentase siswa Indonesia yang menjawab benar semakin turun ketika menghadapi soal dengan level semakin tinggi. Hal menarik kedua yang patut dicermati, kemampuan siswa Indonesia merespons soal uraian lebih rendah dibandingkan kemampuannya merespons soal pilihan ganda. Hal yang sama juga diperoleh dari studi TIMSS tahun 2007, yang menunjukkan kemampuan rata-rata siswa Indonesia dalam merespons soal format uraian lebih rendah (kurang dari 35%) dibandingkan kemampuan rata-ratanya dalam merespons soal format pilihan (sekitar 45%) (Wasis, 2009). Hasil studi PISA menunjukkan hal yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi TIMSS. Studi PISA lebih menekankan pada literasi sains. Rerata skor siswa Indonesia pada studi PISA tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan 2012 secara berurutan adalah 393, 395, 395, 383, dan 382. Hasil ini di bawah rerata skor internasional dan mencerminkan bahwa literasi sains siswa Indonesia masih sangat rendah. Capaian siswa Indonesia pada PISA 2012 ditunjukkan Gambar 4.
Gambar 4. Capaian siswa Indonesia pada studi PISA 2012 (Mullis dkk, 2012) Berdasarkan data di atas, lebih dari 60% siswa Indonesia literasi sainsnya berada di bawah level 2. Berarti secara umum siswa Indonesia baru dapat menjawab pertanyaan atau permasalahanpermasalahan yang sudah familier, dengan informasi pendukung sudah tersedia; mampu mengidentifikasi informasi tetapi untuk menggunakannya secara prosedural memerlukan arahan yang eksplisit; serta baru mampu melakukan suatu tindakan jika diberikan stimulus yang jelas.
ix
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Di bawah ini disajikan contoh soal yang digunakan dalam studi PISA.
x
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015
xi
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015
xii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015
Mencermati soal di atas terlihat jelas karakteristik soal PISA yang menggunakan konteks kehidupan nyata. Soal PISA tidak hanya mengukur bagaimana pemahaman siswa terhadap konsep sains, tetapi lebih banyak menekankan pada kemampuan siswa menggunakan pengetahuannya untuk menjelaskan suatu fenomena, menggunakan data untuk merumuskan kesimpulan, membuat prediksiprediksi yang rasional, mengembangkan argumentasi terhadap sesuatu berkaitan dengan sains, termasuk bersikap menyetujui atau menolak terhadap gagasan-gagasan yang berkaitan dengan sains. Hasil penelitian yang dilakukan Wasis, dkk. (2011) menggunakan data PISA tahun 2000-2009 menunjukkan: a) proporsi jawaban benar siswa Indonesia ketika menjawab soal-soal yang mengukur kompetensi mengidentifikasi isu-isu sains bersifat fluktuatif berada pada rentangan 27% hingga 35%; b) rata-rata proporsi benar jawaban siswa Indonesia pada soal-soal yang mengukur kompetensi menjelaskan fenomena ilmiah menunjukkan trend semakin rendah dari 40% menjadi 37%, dan c) rerata proporsi benar jawaban siswa Indonesia pada soal-soal yang mengukur kompetensi menggunakan bukti ilmiah, relatif tetap sekitar 34%. Secara keseluruhan literasi sains siswa Indonesia berdasarkan data studi PISA tahun 2000-2009 adalah relatif rendah berada pada kisaran 30% hingga 40%. Berdasarkan hasil studi TIMSS dan PISA di atas terlihat bahwa kemampuan sains siswa Indonesia rendah, apalagi implementasinya dalam bentuk literasi sains, lebih rendah lagi dan belum menunjukkan trend adanya peningkatan. Hal penting yang perlu segera dilakukan adalah bagaimana merancang pembelajaran dan melakukan penilaian yang mampu menstimuli meningkatnya literasi sains. Pendekatan saintifik dan penilaian otentik, tepatkah bagi pembelajaran sains? Sebagaimana tergambar pada paradigma pendidikan abad XXI di awal tulisan ini, bahwa proses pendidikan bukan sekedar kegiatan yang diorganisir untuk menguasai atau memahami sejumlah pengetahuan (subject matter), tetapi harus menumbuhkan keterampilan berpikir, mengembangkan literasi, dan memberikan penekanan pada pembentukan kecakapan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru sebagai pengelola pembelajaran, juga harus mengubah mindset mereka dari paradigma guru dan apa yang akan diajarkan menjadi siswa dan apa yang akan dilakukan. Guru tidak akan mampu lagi sebagai sumber informasi utama bagi siswanya. Guru lebih berperanan sebagai fasilitator dan inspirator yang bertugas mengarahkan dan menstimuli siswa. Siswa akan menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri dari berbagai sumber belajar yang tidak lagi dibatasi oleh dinding kelas kemudian menggunakan bangunan pengetahuannya untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata. Dalam pembelajaran sains, goal-nya adalah tumbuhkembangnya literasi sains pada diri siswa. Untuk menumbuhkembangkan literasi sains, guru sains harus memfasilitasi siswa bersikap ilmiah; memberi ruang yang luas untuk mengembangkan rasa ingin tahu; melakukan aktivitas untuk menjawab rasa ingin tahunya; boleh berbeda pendapat dan berargumentasi; serta dilatih jujur dan bertanggungjawab, sehingga siswa secara konstruktif mampu membangun pengetahuannya sendiri.
xiii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Selanjutnya siswa difasilitasi untuk menggunakan pengetahuan yang telah dibangun untuk mengenali berbagai isu sains, menjelaskan fenomena, membuat keputusan, serta dirangsang untuk berani menyampaikan ide atau gagasan-gagasan yang kreatif dan konstruktif, sehingga mampu meningkatkan kemaslahatan dalam kehidupan bermasyarakat. Tentu saja tujuan mulia di atas tidak dapat dicapai melalui metode pengajaran transfer knowledge atau teacher centered melalui ceramah. Meskipun ceramah sudah dilakukan melalui penjelasan yang sangat runtut dan sistematis, tetap tak akan mampu membangun pemahaman sains yang utuh, apalagi untuk melatihkan keterampilan dan menumbuhkan sikap. Bahkan untuk mengatasi miskonsepsi saja, Berg (1991) menyatakan tidak bisa dilakukan melalui penjelasan. Pembelajaran sains yang efektif harus mencakup dimensi sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah, serta aplikasinya dalam kehidupan nyata. Karena itu pembelajaran sains harus berbasis aktivitas. Aktivitas akan melatih dan mengasah berbagai keterampilan, baik keterampilan berpikir, bertindak, maupun bersikap. Pembelajaran berbasis aktivitas akan lebih efektif jika didasari rasa ingin tahu, karena rasa ingin tahu merupakan roh-nya pengetahuan, termasuk sains. Tugas guru adalah menstimulasi agar rasa ingin tahu siswa selalu muncul dan memfasilitasinya sehingga mampu menemukan jawaban dari keingintahuan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang mampu menstimulasi rasa ingin tahu siswa dan memfasilitasinya sehingga mampu menemukan jawaban sendiri disebut pendekatan inkuiri. Inkuiri disebut ilmiah (scientific inquiry) jika keberagaman cara dalam menemukan jawaban dilakukan melalui proses ilmiah dan berdasarkan bukti-bukti ilmiah, sebagaimana yang dilakukan oleh para ilmuwan (Olson & Loucks-Horsley, 2000). Karena tahapan ilmuwan dalam membangun konsep ilmiah sudah sangat mapan, yang disebut metode ilmiah (scientific method), maka tahapan pendekatan inkuiri juga serupa dengan metode ilmiah, meliputi: a) orientasi dan identifikasi masalah, b) merumuskan hipotesis, c) merancang eksperimen, d) melakukan eksperimen, e) menganalisis data, dan f) merumuskan kesimpilan. Kurikulum 2013 memberikan ruang yang luas bagi guru untuk melakukan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, yang dikenal dengan pendekatan saintifik, meliputi 5M, yakni: mengamati, menanya, mencoba/melakukan percobaan, menalar, dan mengkomunikasikan. Bagi pembelajaran sains, pendekatan saintifik bukanlah hal baru. Pembelajaran sains justru seharusnya melatihkan tidak cukup kalau hanya 5M, melainkan mencakup berbagai keterampilan yang disebut keterampilan proses sains, mulai keterampilan proses sains dasar (misalnya mengamati, mengukur, menginferensi, mengklasifikasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan) hingga keterampilan proses sains lanjut/terpadu (misalnya merumuskan hipotesis, menentukan variabel, merancang dan melakukan eksperimen, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan). Apabila pembelajaran sains sudah dirancang dengan pendekatan saintifik yang melatihkan berbagai keterampilan proses sains, maka penilaiannya juga harus mengukur kinerja tersebut. Penilaian kinerja jika dilakukan pada konteks dunia nyata disebut penilaian otentik (Gronlund, 2003). Penilaian otentik mencakup dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mampu memberikan gambaran bagaimana kemampuan siswa yang sesungguhnya. Penilaian pengetahuan akan menjadi otentik jika konteks soalnya berupa kondisi kehidupan nyata, sehingga siswa tidak mungkin menjawab soal dengan hafalan, dengan prosedur yang rutin. Siswa harus menggunakan sejumlah keterampilan berpikir dalam menghadapi soal-soal yang menggunakan konteks kehidupan nyata. Soal-soal sains PISA lebih kontekstual dibandingkan soal TIMSS dan soal Ujian Nasional (UN) (Wasis, dkk., 2014). Penilaian keterampilan menjadi otentik jika tugas kinerjanya berkaitan dengan kehidupan nyata, apalagi bermuara pada pemecahan masalah. Proyek dan portofolio menjadi pilihan yang tepat untuk melakukan penilaian otentik, karena siswa akan mendemonstrasikan kemampuan yang sesungguhnya dengan melibatkan berbagai keterampilan yang dimiliki secara riil. Penilaian sikap juga akan menjadi otentik jika sikap yang dinilai bukan dibuat-buat, bukan rekayasa, melainkan sudah alamiah dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian kejujuran akan menjadi otentik jika penilaiannya sebagaimana siswa berperilaku jujur secara nyata, bukan jujur karena mengetahui sedang dinilai sehingga berperilaku seolah-olah jujur. Penilaian otentik terhadap sikap akan melatihkan, menumbuhkan, dan membudayakan sikap tersebut hingga membentuk karakter. Siswa yang memiliki karakter jujur tidak akan menyontek ketika ujian, walaupun ada kesempatan.
xiv
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Berdasarkan uraian di atas, penguatan proses pembelajaran sains melalui pendekatan saintifik dan proses penilaiannya melalui penilaian otentik pada Kurikulum 2013, sudah on the track sesuai dengan hakikat sains dan sudah mengarah pada terbentuknya literasi sains yang tidak hanya membangun pengetahuan tentang sains, tetapi juga melatihkan apa yang dapat dilakukan dengan pengetahuan sains yang telah dimilki, sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Hal lain yang patut mendapatkan dukungan dan perhatian adalah bagaimana guru professional dalam mengaransemen potensi diri dan ingkungannya agar mampu memfasilitasi, menstimuli, dan menginspirasi siswanya sehingga mencapai kompetensi sains (literasi sains) yang diharapkan. Data monitoring dan evaluasi yang dilakukan Direktorat Pembinaan SMP tahun 2014 terhadap implementasi Kurikulum 2013 di 29 provinsi dan melibatkan 76 kabupaten/kota menunjukkan bahwa guru SMP/MTs 9 mata pelajaran yang memiliki kemampuan memahami dan menggunakan buku panduan guru dan buku siswa antara 33%-45%, menyususn RPP antara 50%-59%, melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik anatar 42%-66%, dan mengembangkan serta melaksanakan penilaian otentik merentang 25%-37%. Terlihat dari data tersebut secara keseluruhan guru yang kompetensi mengimplementasikan Kurikulum 2013 masih di bawah 60%. Kompetensi terendah adalah mengembangkan instrumen dan melaksanakan penilaian otentik, sehingga membutuhkan banyak perhatian dan dukungan. Hasil belajar sains dalam kerangka Kurikulum 2013 Secara konseptual Kurikulum 2013 adalah juga kurikulum berbasis kompetensi (KBK), karena dasar dan orientasi pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah mewujudkan suatu kompetensi, mulai kompetensi dasar, kompetensi inti, hingga kompetensi lulusan. Kurikulum 2013 juga merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), karena secara operasional implementasinya juga bergantung pada kondisi dan kepiawaian sekolah. Hal yang berbeda pada Kurikulum 2013 dibandingkan kurikulum sebelumnya bila dikaitkan dengan hasil belajar adalah bagaimana Kurikulum 2013 mengorganisir mata pelajaran dan proses pembelajarannya sehingga efektif mampu membentuk kompetensi yang utuh. Domain kompetensi dalam Kurikulum 2013 meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga domain kompetensi tersebut diorganisir ke dalam 4 Kompetensi Inti (KI), yaitu KI-1: kompetensi sikap spiritual, KI-2: kompetensisikap sosial, KI-3: kompetensipengetahuan, dan KI-4: kompetensiketerampilan. KI diibaratkan anak tangga yang harus dipanjat oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan. KI bukan untuk diajarkan melainkan dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar (KD) dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. KI akan menagih pada setiap pelajaran, apakah yang dikontribusikannya terhadap pembentukan kompetensi peserta didik yang diharapkan. Sehingga KI untuk semua mata pelajaran sama (Kemendikbud, 2013). Dalam konteks pembelajaran sains, guru harus memastikan bahwa setiap materi sains yang dibelajarkan pada setiap jenjang dan kelas, harus dipastikan memberikan kontribusi pada pembentukan KI-1 sampai KI-4, bukan hanya pada KI-3 (kompetensi pengetahuan). Sebagai pendukung tercapainya KI, KD juga dikelompokkan menjadi empat kelompok. KD dalam kelompok KI-1 dan KI-2 pada prinsipnya bukan untuk diajarkan, tetapi akan terbentuk dengan sendirinya jika pembelajaran pengetahuan (KI-3) dilakukan melalui keterampilan (KI-4). Bila dikaitkan dengan pencapaian literasi sains, organisasi kompetensi pada Kurikulum 2013 sudah memberikan konstruksi yang benar. Pencapaian kompetensi dalam Kurikulum 2013 bermuara pada pembentukan sikap, meskipun prosesnya dimulai dari belajar tentang pengetahuan melalui keterampilan. Demikian pula literasi sains yang pada hakikatnya berdimensi sikap, walaupun untuk memilikinya harus didasari penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Satu hal yang perlu kita sadari bersama dalam konteks pembelajaran sains, bahwa rekonstruksi organisasi kompetensi ini hanya akan mampu membentuk literasi sains, jika proses pembelajaran sains dilakukan melalui keterampilan proses sains.
xv
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 DAFTAR PUSTAKA Berg, E. V. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: UKSW. Direktorat PSMP. (2014). Laporan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Semester 2 Tahun 2013/2014, tidak diterbitkan. Gronlund, N. (2003). Assessment of Student Achievement. Boston: Pearson Education, Inc. Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Martin, M.O., Mullis, I.V.S., Foy, P., dan Stanco, G.M. (2012). TIMSS 2011 International Results in Science. Boston College, Chestnut Hill: TIMSS & PIRLS International Study Center. Nebraska Department of Education. (2007). 21st Century Education Frame Work, www.21stcenturyskills.org. OECD. (2014). PISA 2012 Results in Focus. What 15-years-old know and what they can do with what they know? Paris: OECD. Olson, S. and Loucks-Horsley, S. (Eds). (2000). Inquiry and the National Science Education Standards: A Guide for Teaching and Learning. Washington, D.C: National Academy Press. Partnership for 21st Century Skills. (2011). Framework for 21st Century Learning, www.p21.org. Wasis. (2009). Analisis Kemampuan Sains Siswa Indonesia Kelas VIII SMP/MTs Berdasarkan Data TIMSS 2007. Laporan penelitian didanai oleh Balitbang, Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas. Wasis, Yuni, S.R, dan Sukarmin. (2011). Trend Literasi Sains Siswa Indonesia dalam studi PISA Tahun 2000-2009. Makalah hasil penelitian yang didanai oleh Pusat Penilaian PendidikanLitbang Dikbud, disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan tanggal 3-5 Desember 2011 di Hotel Pasundan Bandung. Wasis, Yuni, S.R, dan Sukarmin. (2014). Karakterisasi Instrumen Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi dan Literasi Sains: Studi komparatif soal TIMSS, PISA, dan UN. Laporan penelitian fundamental yang didanai oleh DP2M Dikti.
xvi
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................... KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA .............................................................................................. MAKALAH UTAMA ......................................................................................................................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................................................
i iii v vi xvii
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA SMK MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING Nur Hidayatur Rochmah1) Ayik Agil2) Dewi Suryani3) ...................................................... 1-6 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS SEBAGAI PENUNJANG KURIKULUM 2013 Nurhayati1) I Made Astra2) Hadi Nasbey3) ....................................................................... 7-11 MODEL BELAJAR PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KOMPETENSI GENERIK SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM FISIKA 2013 Putu Yasa ........................................................................................................................... 12-19 PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BILINGIUAL BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 SINGARAJA Rai Sujanem ...................................................................................................................... 20-27 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP ANTARA YANG DIAJAR DENGAN METODE EKSPERIMEN NYATA DAN METODE EKSPERIMEN VIRTUAL Rana Marzuqah ................................................................................................................ 28-32 PENGEMBANGAN MODUL FISIKA ALAT OPTIK BERBASIS PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK KELAS X SMA Ratna Eka Sayekti1) I Made Astra2) Iwan Sugihartono3) ................................................ 33-36 PENILAIAN AUTENTIK: PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Reny Efendy ...................................................................................................................... 37-43 ASESMEN FORMATIF PADA PEMBELAJARAN OPTIKA TERINTEGRASI DENGAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF Riskan Qadar1) Nuryani Y. Rustaman2 Andi Suhandi3 .................................................. 44-50 PENERAPAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 LABUAPI Rosmiati1) Juanda mansyur2)............................................................................................ 51-58 ANALISIS DAN SOLUSI PENYEMPURNAAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA
xvii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 IPA KELAS VII SMP/MTs KURIKULUM 2013 Saiyidah Mahtari1) Mohammad Nur2) ............................................................................. 59-65 ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP GAYA DAN GERAK SISWA MELALUI PEMECAHAN MASALAH DENGAN SCAFFOLDING DIAGRAM BENDA TERISOLASI Sri Nuryani 1)Lia Yuliati, M.Pd 2) Sutopo, M.Si3) ............................................................ 66-71 VALIDITAS MODEL PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI ILMIAH Supeno1) Mohamad Nur2) Endang Susantini3)................................................................. 72- 77 PENGARUH SCAFFOLDING KONSEPTUAL BERBASIS GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA Suratman ........................................................................................................................... 78-82 PENGEMBANGAN E-MODULE BERBASIS LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI MOMENTUM & IMPULS Tiara Sukma Mardawati1) Fauzi Bakri2) Siswoyo3) ........................................................ 83-87 PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SUHU DAN KALOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK KELAS X SMA Tria Rahmadani ................................................................................................................ 88-93 PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN FORMATIF BERBANTUAN CLICKERS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON Triyono ............................................................................................................................... 94-100 PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA FISIKA GERAK MELINGKAR DENGAN PENDEKATAN INKUIRI Umi Nurhasanah1) Desnita2) Raihanati3) .......................................................................... 101-105 PENGUATAN PENGETAHUAN MATERI FISIKA DENGAN CONTENT REPRESENTATION (CORE) PADA CALON GURU FISIKA Endang Purwaningsih ...................................................................................................... 106-110 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS Iwan Wicaksono ................................................................................................................ 111-117 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN SIMULASI FISIKA INTERAKTIF BERBASIS OPEN SOURCE EASY JAVA SIMULATION PADA SISWA SMA Fitriya S ............................................................................................................................. 118-123 KAJIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, KULTUR SEKOLAH, PERSEPSI,
xviii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 DAN SIKAP SERTA DAMPAKNYA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMK DI KOTA MALANG Abdul Ghoni, S.Pd ............................................................................................................ 124-127 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KONTEKSTUAL TERINTEGRASI MATERI OPTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TP3Tv Abdur Rasid ...................................................................................................................... 128-135 EFEKTIFITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SECARA KREATIF DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS X SMAN 1 KERTOSONO Agus Hariyanto1) Wartono2) Nandang Mufti3) ................................................................ 136-150 ANALISIS KESULITAN PERMASALAHAN ISOMORFIK MATERI GERAK HARMONIS SEDERHANA SISWA Ahfidatul Husniyah1) Lia Yuliati2) Nandang Mufti3) ...................................................... 151-156 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBANTU OBSERVASI FENOMENA KINEMATIKA TRANSLASI DAN ROTASI DALAM DISCOVERY LEARNING Akbar Kurniawan1) Arif Hidayat2) Sentot Kusairi3) ....................................................... 157-162 PENGEMBANGAN ANIMATED VIDEO PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMK KELAS X Akhmad jailani 1) Sentot Kusairi 2) Siti Zulaikha3) .......................................................... 163-167 PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Alberto Yonathan Tangke Allo1) Budi Jatmiko2) Rudiana Agustini3) ............................ 168-175 EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN @UNESA-GAIN PADA PEMBELAJARAN MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR DI SEKOLAH DASAR Arif Sholahuddin1) Leny Yuanita2) Suparman Kardi3) ................................................... 176-183 PENGGUNAAN LABORATORIUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KONSEP SISWA PADA PELAJARAN FISIKA Aziza Anggi Maiyanti, S.Si ............................................................................................... 184-187 PENILAIAN: PENGHARGAAN PRESTASI KELOMPOK PENYELESAIAN MASALAH KOLABORASI Binar Kurnia Prahani1) Paken Pandiangan2) Muhammad Nasir3) ................................ 188-193 PENGEMBANGAN ENSIKLOPEDIA FISIKA BERGAMBAR UNTUK MATERI LISTRIK MAGNET DHIYA KHOTIMAH
xix
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Dhiya Khotimah1) Desnita2) Fauzi Bakri3) ....................................................................... 194-196 PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA FISIKA MOMENTUM LINIER DAN IMPULS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Dian Fajar Rohidayat 1) Desnita 2) Raihanati3)................................................................. 197-201 STUDI PENDAHULUAN TENTANG KONSEPSI TENTANG GERAK DAN GAYA SISWA AL-FALAH SURABAYA (PRELIMINARY STUDY OF SMA AL-FALAH STUDENT'S ABOUT MOTION AND FORCE CONCEPTION) Dyah Permatasari 1) Madlazim 2)...................................................................................... 202-206 EFEKTIVITAS PROTOTIPE MEDIA TEPAT GUNA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Edi Supriana1)Mohamad Nur2) Imam Supardi3) ............................................................ 207-214 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN C.I.R.C.U.I.T DENGAN FORMATIVE FEEDBACK TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS VIII SMP Emi Fardatin ..................................................................................................................... 215-222 MELATIHKAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS DENGAN PEMBELAJARANCONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA SMA Endah Mardewanti ........................................................................................................... 223-227 MODEL ARECOSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA: PERAN CONTOH SOLUSI DAN REFLEKSI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH I Wayan Distrik 1) Budi Jatmiko 2) Z. A Imam Supardi 3)............................................... 228-233 PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI STRATEGI RECIPROCAL TEACHING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK Muhammad Satriawan ..................................................................................................... 234-238 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PETA KONSEP UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA Mochammad Maulana Trianggono1) Budiman2) ............................................................ 239-244 PENGARUH MISKONSEPSI IPA MATERI LISTRIK DINAMIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Mohammad Walid Syaifullah .......................................................................................... 245-250 DESKRIPSI PRESTASI BELAJAR PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA MAHASISWA MELALUI METODE TUGAS DAN PRESENTASI MAKALAH KELOMPOK Parno .................................................................................................................................. 251-258 RIVIU LITERATUR TENTANG BERPIKIR KRITIS Muhammad Asy’ari1) Armansyah2) Saiful Prayogi3) ........................................ 259-266
xx
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DILENGKAPI PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA Roniati Sukaisih1) Ni Nyoman Sri Putu Verawati2) ........................................................ 267-271 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARIAS PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 Truni Dini Pratami1) Indah Sri Maharani2) Arni Nurmariza3) ...................................... 272-277 PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Ambrosius Advent Wiyono............................................................................................... 278-281 PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM KESETIMBANGAN STATIS BENDA TEGAR UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA SMA Ari Wijaya1) Raihanati2) Hadi Nasbey3) ........................................................................... 282-290 PEMETAAN KONSEP SEBAGAI METODE PEMBERDAYAAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BERPIKIR KREATIF Syarifuddin1) Asnita2) Z.A. Imam Supardi3) .................................................................... 291-297 KETERAMPILAN BERTANYA DAN BERKOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Evendi1) Mohamad Nur2) .................................................................................................. 298-302 MODEL PEMBELAJARAN APPOSITE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA Sri Handono Budi Prastowo1) Budi Jatmiko2) Imam Supardi3) ..................................... 303-309 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MELALUI PEMBELAJARAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER MATERI ALAT OPTIK Endria Retna Cahyani ...................................................................................................... 310-318 MODEL MHOTT (MAKING HIGH ORDER THINKING TEACHERS) PADA PEMBELAJARAN METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA Fenno Farcis ...................................................................................................................... 319-325 PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF TIPE STRUCTURED PROBLEM SOLVING Ida Mulyanti ...................................................................................................................... 326-330 PENERAPAN STRATEGI GUIDING QUESTION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DASAR SISWA PADA MATERI POKOK ALAT OPTIK DI SMP Muhammad Iqbal Faizin1) Ridho Yanuar Dwi P2) Indro Wicaksono3).......................... 331-336 PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (MPBM) UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PPL II MAHASISWA
xxi
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 FKIP UNKHAIR TERNATE. Iqbal Limatahu.................................................................................................................. 337-347 PEMECAHAN MASALAH DINAMIKA PARTIKEL MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING – CONFLICT MAP UNTUK MENGANALISIS PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA Issi Anissa........................................................................................................................... 348-354 PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING-PROSEDURAL BERBASIS GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KREATIVITAS DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL Lukman Hakim ................................................................................................................. 355-360 PEMAHAMAN KREATIVITAS, KETERAMPILAN PROSES, DAN SIKAP KREATIF MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN KREATIF PADA MATAKULIAH FISIKA DASAR Arifuddin Jamal1) Suyidno2) ............................................................................................. 361-369 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA Marsuki .............................................................................................................................. 370-377 ANALISIS POTENSI MISKONSEPSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS Muhammad Habibbulloh1) Muh. Hakim Alhamidy2)..................................................... 378-383 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN LATIHAN SOAL ESAI ANTARA SISWA BERKELOMPOK DENGAN INDIVIDU PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 6 BANJARMASIN Mustika Wati1) Mila Sejahtera2) Sri Hartini3) Saiyidah Mahtari4.................................. 384-387 BELAJAR MEMECAHKAN MASALAH KONTEKSTUAL PADA DINAMIKA ROTASI DI SMK MELALUI FREE-BODY DIAGRAMS Nanda Wiratama Miftakhul Fauzi ................................................................................. 388-394 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU SOPANG Ngadiman1) Binar Kurnia Prahani2) ................................................................................ 395-404 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DENGAN STRATEGI METAKOGNITIF UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA Meta Widyas Kartika1) Sylvia Ayu Krisnawati2)............................................................. 405-415 MODEL GI-GI: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL DAN SCIENTIFIC APPROACH UNTUK PEMBELAJARAN PERKULIAHAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR FISIKA
xxii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Indrawati ........................................................................................................................... 416-421 MEDIA SIMULASI KOMPUTER MENGGUNAKAN EASY JAVA SIMULATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA Jony Taihuttu1) Nianti2) ..................................................................................................... 422-427 MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) SEBAGAI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PERKULIAHAN MKPBM Sutarto................................................................................................................................ 428-433 KAJIAN PERAN ANALISIS TUGAS DALAM GROUP INVESTIGATION DENGAN PENGARUH PENGGUNAAN TIK TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA Puspita Widyagarini ......................................................................................................... 434-438 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA Rohmah Primadani........................................................................................................... 439-442 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI INTELIGENSI MAJEMUK DALAM SETTING INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KALOR SISWA SMA Sally Edoxiana Untajana1) Budi Jatmiko2) Suyono3)....................................................... 443-447 MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SEKOLAH Sufiyah ............................................................................................................................... 448-451 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP DALAM MODEL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 KOTA MOJOKERTO Tri Wahyu Liswati ............................................................................................................ 452-459 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) BERBASIS PhET DAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP MATERI TATA SURYA Vantri Pieter Kelelufna ..................................................................................................... 460-466 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA FLIPBOOK Yoyok Prasetya .................................................................................................................. 467-474 KAJIAN KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA UNEJ Rayendra Wahyu Bachtiar ............................................................................................... 475-479 PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMAN 2 SAMPIT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FISIKA
xxiii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Muhamad Toyep................................................................................................................ 480-483 PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA TOPIK PERUBAHAN MATERI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP Khusnaitus Shobikhah 1) Hanif Rafika Putri 2) .............................................................. 484-490 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL SIKLUS BELAJAR 5E UNTUK MENINGKAT HASIL BELAJAR SISWA SMA Zuraida .............................................................................................................................. 491-499 PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP KELAS VII MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (KAJIAN LITERATUR) Ummu Khairiyah1) Affin Nurul Hidayah2)...................................................................... 500-506 PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X A SMA MUHAMMADIYAH 2 BANJARMASIN PADA PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI MELALUI STRATEGI MATRIKS Lisa Ignatia ........................................................................................................................ 507-519 PEMBENTUKAN KADER KONSERVASI HUTAN MANGROVE MELALUI MODUL BERBASIS KEMANFAATAN SEBAGAI B AHAN MAKANAN DAN MINUMAN Muhammad Zaini 1) Ahmad Ripani2)............................................................................... 520-527 KEPRAKTISAN MEDIA PERMAINAN SEA ADVENTURE DITINJAU BERDASARKAN AKTIVITAS SISWA Aida Fikriyah1) Novita Kartika Indah2) Reni Ambarwati3)............................................ 528-531 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA (BIOLOGI) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Sumarni 1) Resty Rahmatika 2) Aisya Intan Paramartha 3) ............................................. 532-537 RELEVANSI MODEL PEMBELAJARAN PEMEROLEHAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA SISWA SMP Alimmatus Firmansyah .................................................................................................... 538-545 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI LAB MINI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA N 16 SURABAYA. Ani Anjarwati .................................................................................................................... 546-554 PENGEMBANGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PROSES SISWA KELAS VII SMP DALAM MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI POKOK BAHASAN PENCEMARAN DAN DAMPAKNYA BAGI MAKHLUK HIDUP Agustanto ........................................................................................................................... 555-560
xxiv
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 IMPLEMENTASI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA POKOK BAHASAN SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN TERHADAP HASIL BELAJAR, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR Yuliati Astina ..................................................................................................................... 561-566 HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI TABUK PADA KONSEP JENIS DAN DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI Tri Khairunnisa ................................................................................................................. 467-573 HASIL BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MANUSIA MENGGUNAKAN MODEL INQUIRI TERBIMBING DI SMPN 10 BANJARBARU Sri Hendra Suryani ........................................................................................................... 574-580 HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KARAKTER RELIGIUS SISWA PADA PEMBELAJARAN TOPIK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI Rosy Elfiana....................................................................................................................... 581-586 HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN TOPIK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING KELAS VII F SMP NEGERI 23 BANJARMASIN Ros Fitriani Normala ........................................................................................................ 587-592 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN ASPEK KOGNITIF DAN ASPEK AFEKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Rikha Mas’ulah ................................................................................................................. 593-597 RELEVANSI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Puguh Dwi Yuniawan........................................................................................................ 598-606 PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PEWARISAN SIFAT DITINJAU DARI PERSEPSI GURU DAN SISWA Nailil Inayah1) M. Thamrin Hidayat2).............................................................................. 607-611 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN RESPIRASI SELULER DI S1 JURUSAN PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Mohammad Taufiq............................................................................................................ 612-616 KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA MATAKULIAH MIKROBIOLOGI Kukuh Munandar ............................................................................................................. 617-620 TES DIAGNOSTIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI
xxv
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 SISWA MATERI SEL Kholishotul Fuadah1) Gatot Suparno2) Muji Sri Prastiwi3) .......................................... 621-623 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGINTEGRASIKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SISWA SMP KELAS VIII Idzi Layyinnati1) Raharjo2) Sifak Indana3) ...................................................................... 624-629 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA SMP DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF Gigih Yonandherika Asriningtyas ................................................................................... 630-635 HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR PADA PEMBELAJARAN TOPIK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 29 BANJARMASIN Fatmi nastiti....................................................................................................................... 636-645 PENGGUNAAN MEDIA TORSO DENGAN METODE THINK PAIR SHARE BAGI SISWA TUNA RUNGU Endang Prihandini ............................................................................................................ 646-652 PENERAPAN MODEL KETERPADUAN CONNECTED PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP Anwar Astuti Sari Dewi 1) Alifah Rossy Af’idah 2) Chusnul Hotimah 3) ....................... 653-658 KEEFEKTIFAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN TIPE STAD Elly Yustina ........................................................................................................................ 659-664 INDIKATOR PENJENJANGAN MORAL MENGGUNAKAN TIGA TEORI PERKEMBANGAN MORAL DALAM PENYELESAIAN MASALAH BIOLOGI Aminuddin Prahatamaputra ........................................................................................... 665-671 RELEVANSI PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS METAKOGNITIF DALAM MELATIHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA Mochammad Yasir1) Muslimin Ibrahim2) Wahono Widodo3) ........................................ 672-676 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI KOLABORATIF BERORIENTASI NATURE OF SCIENCE INTEGRASI KETERAMPILAN GENERIK SAINS (MODEL KNOS-KGS) Hj. Rezky Nefianthi .......................................................................................................... 677-681 MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN TUGAS PROYEK
xxvi
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Ainun Jariyah .................................................................................................................... 682-686 MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN MULTIREPRESENTASIUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA Aprillia Dwi Ardianti ........................................................................................................ 687-691 PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KAITANNYA DENGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS Anik Sulistyorini1) Rizka Permatasari2) .......................................................................... 692-699 ANALISIS KESULITAN BELAJAR EPISTEMOLOGI PADA KONSEP USAHA KELAS XI SMA Fauzan Ahdan Nusantara(1) Ridwan Efendi(2) Heny Rusnayati(3) Agus Fany(4) Harun Imansyah(5) Arif Hidayat(6) ................................................................................... 700-706 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MODEL LEARNING CYCLE 7E DENGAN MATERI PENCERNAAN UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA Devi Rachmadani .............................................................................................................. 707-713 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ahmad Fauzi Hendratmoko1) M. Syaiful Hidayat2) Nur Cholis3) .................................. 714-718 PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII SMPN 6 SURABAYA Fedela Leta Maliki1) Wahono Widodo2) ........................................................................... 719-722 MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA SMA Fitria Rahmawati .............................................................................................................. 723-730 KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA Giyono ................................................................................................................................ 731-739 PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELEGENCES Hairunisa ........................................................................................................................... 740-744 PENGARUH MODEL ADVANCE ORGANIZER BERUPA CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL Hamidah Dian Oktaviani ................................................................................................. 745-749 PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MELATIHKAN KOMUNIKASI DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA Istiqomah Amalia .............................................................................................................. 750-756
xxvii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA KURIKULUM 2013 MENGGUNAKAN STANDAR NRSC Jono Iskandar1) Moh. Nur2) ....................................................................................................... 757-766 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA POKOK BAHASAN GLOBAL WARMING PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 BABAT Kiki Septaria 1) Septy Sulistyaningrum 2) Dyah Puspita Sari 3) ..................................... 767-772 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA SMK Gunawan ............................................................................................................................ 773-782 IMPLEMENTASI STRATEGI REESIPROCAL TEACHING DAN ADVANCE ORGANIZER DALAM PEMBELAJARAN KIMIA. Muhaimin Nurrahman1) Yuniar Firdaus2) ...................................................................... 783-787 MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS PROSES KREATIF-INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN BERPIKIR KREATIF DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA SMP Muktar B. Panjaitan1) Mohamad Nur2) Budi Jatmiko3) ................................................. 788-808 KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN FISIKA MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA Selly Candra Citra Murti ................................................................................................. 809-814 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E YANG DIPADU DENGAN SELF ASSESSMENT MODEL TMT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA Abdul Wachid1) Arif Hidayat2) Lia Yuliati3) .................................................................... 815-827 PROFIL KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN TERPADU YANG MENGAKOMODASI KECERDASAN MAJEMUK Farviz Nicola1) Winny Liliawati2) Heni Rusnayati3) ..................................................... 828-836 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS DISCOVERY-INQUIRY UNTUK FISIKA SMA KELAS XII SEMESTER 2 Upik Rahma Fitri1) Desnita2) Erfan Handoko3) .............................................................. 837-843 KEGIATAN KELOMPOK ILMIAH REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA Widi Purbo Handayani1) Binar Kurnia Prahani2) ......................................................... 844-852 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF EKPLORASI DIVERGEN VERBAL DALAM EKPRESI MEMBUAT DESKRIPSI KREATIF
xxviii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Zulkarnaen1) Laili Komariyah2) ....................................................................................... 853-859 GAYA BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SMA DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 HASIL REVISI Abdul Hamid ..................................................................................................................... 860-863 ANALISIS KECENDERUNGAN SELF REGULATED LEARNING SISWA PADA PEMECAHAN MASALAH KONSEP-KONSEP IPA Abdul Haris Odja.............................................................................................................. 864-868 ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMK MADINA SAMARINDA KELAS XI TKJ PADA SUB POKOK BAHASAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI PADA SAAT PRAKTIKUM Abdul Majid1) Farrah Erika2) M Faisal Saputra3) ....................................................... 869-873 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM Ade San Putra 1) Muhali 2) Bahtiar Ardiansyah 3) ........................................................... 874-879 DESAIN DIDAKTIS MATERI PROGRAM LINEAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS XII IPA Benny Anggara1) Cita Dwi Rosita2) Tonah3)..................................................................... 880-884 PRESTASI BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN KLASIFIKASI BENDA MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY TERBIMBING Ade Budhi Rahayu ................................................................................................................. 885-891 HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR COGNITIVE, AFFECTIVE, PHYSICAL DAN EXTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN INDIVIDU MENERIMA TEKNOLOGI INFORMASI Anfazul F. Azizah1) Tony Dwi Susanto2) .......................................................................... 892-898 GAMBARAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA SMP DAN SMA DI KOTA BANJARMASIN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN USIA DAN JENIS KELAMIN Atiek Winarti ..................................................................................................................... 899-904 PERAN GURU: MEMAHAMI MODEL INTERAKSI ANTARA GURU, SISWA, DAN KONTEN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Kadek Adi Wibawa ........................................................................................................... 905-909 PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN KARTU PINTAR MATERI KELOMPOK TUMBUH-TUMBUHAN DI SMP NEGERI 3 SIDOARJO Erlin Permana Windiastuti1) Mega Christantia Sukma2) Atiqoh Mahfud3) ................. 910-923 KAJIAN KONSEPTUAL MODEL PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Frida Maryati Yusuf 1) Soeparman Kardi 2) Yuni Sri Rahayu 3) ................................... 924-930
xxix
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 DIAGNOSIS KESULITAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 Al Badrotus Tsaniyah........................................................................................................ 931-936 KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA KIMIA PADA PEMBELAJARAN MATERI TERMODINAMIKA (HASIL UJICOBA) Harun Nasrudin 1) Suyono 2) Muslimin Ibrahim 3) ......................................................... 937-942 PELAJARAN PENGEMBANGAN KAPASITAS GURU PEMULA MELALUI DESAIN PERENCANAAN Maya Istyadji..................................................................................................................... 943-947 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT MENGGUNAKAN GAMEPUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII MTS SA ROUDHOTUS SYIFA’ MALANG Qurrota A’yun ................................................................................................................... 948-954 MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE Alfiana Rahmayani ........................................................................................................... 955-959 PENERAPAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MEMAHAMKAN HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII MTs. SA ROUDHOTUS SYIFA KABUPATEN MALANG Dimas Anditha Cahyo Sujiwo .......................................................................................... 960-964 PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 OLEH GURU-GURU SMP DI KABUPATEN BANGKALAN Rudy Kustijono ................................................................................................................. 965-974 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENDETEKSI PERSEPSI SISWA TENTANG ATOM Helda Verawahyuni1) Suyono2) Erman3) ......................................................................... 975-984 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI KALOR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP Anes Putri Alika1) Fery Hermanto2) Ummi Salmah3)...................................................... 985-991 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN MOTIVASI SISWA Hj. St. H. Nurdiniah .......................................................................................................... 992-1000 IMPLEMENTASI PENILAIAN BERORIENTASI OUTCOME DALAM KURIKULUM Eko Sulistyawan 1) Eddy Mufiannoor2) Elga Hary Saputro3)......................................... 1001-1005 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN SIKAP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD DALAM
xxx
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Satrianawati1) Sumarno2) .................................................................................................. 1006-1015 HASIL BELAJAR,KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR PADA TOPIK ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF MENGGUNAKAN MODEL INQUIRI TERBIMBING DI SMP NEGERI 23 BANJARMASIN Siti Salmiati........................................................................................................................ 1016-1022 PROBLEM SOLVING SEBAGAI ALTERNATIF METODE PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF Anik Indrayani 1) Susilo Mei Diawati 2) Triyuni Fitria 3) ................................................ 1023-1027 PROFIL SELF REGULATED THINKING DALAM PEMBENTUKAN HABITS OF MIND MAHASISWA Eko Susilowati1) Dadi Rusdiana2) Aloysius Rusli3) Ida Kaniawati4) ............................ 1028-1032 IMPLEMENTASI PROGRAM SERTIFIKASI JALUR PLPG DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMP DI KABUPATEN BANGKALAN (PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013) Hadiono .............................................................................................................................. 1033-1040 DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH DAN VOLUME BENDA PUTAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA Ikin Sodikin1) Tonah2) Anggita Maharani3) ..................................................................... 1041-1047 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI KIMIA BAHAN MAKANAN, ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Isnawati .............................................................................................................................. 1048-1054 HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI TABUK PADA KONSEP JENIS DAN DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI Tri Khairunnisa ................................................................................................................. 1055-1061 MODEL KURIKULUM MATA KULIAH BERORIENTASI ABAD 21 Herliani .............................................................................................................................. 1062-1067 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN STRATEGI MOTIVASI ARCS DALAM MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK ASAM BASA DI SMA Maria Benedikta Tukan 1) Suyatno2) Wasis 3) ................................................................... 1068-1073 PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA Sardin ................................................................................................................................. 1074-1079 UJI COBA PERANGKAT MODEL HIPOTETIK THINK SCAFFOLDING SHARE PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM IPA SMP Avia Riza Dwi Kurnia ....................................................................................................... 1080-1084
xxxi
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015
HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIAVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP NEGERI 1 BUER. Ika Nurani Dewi1) Sumarjan2) .......................................................................................... 1085-1090 MODEL KONSEPTUAL SCAFFOLDING BERBANTUAN ANALOGI UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR Masra Latjompoh 1) Muslimin Ibrahim 2) Tjandrakirana 3) ......................................... 1091-1099 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA TEMA PEMANASAN GLOBAL DI SMK NEGERI 10 SURABAYA Budi Hariyanto .................................................................................................................. 1100-1105 PENILAIAN OTENTIK SEBAGAI AMANAT DALAM KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN M. Saukani ......................................................................................................................... 1106-1113 IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRI-DISKOVERI UNTUK OPTIMALISASI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SESUAI KURIKULUM 2013 Muntari .............................................................................................................................. 1114-1121 PEMBELAJARAN IPA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Desiana1) Sri Rahayu2)Nancy Adriana Lalawi3) .............................................................. 1122-1131 TERHADAP PENURUNAN MISKONSEPSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Muhammad Effendi .......................................................................................................... 1132-1138 EFEKTIVITAS PROSES BELAJAR KIMIA KELAS XI MIA SMAK SANTO HENDRIKUS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) MELALUI PROGRAM FIELD TRIP PERUSAHAAN Ninik Admawigati ............................................................................................................. 1139-1146 PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DENGAN TEKNIK TES SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PENILAIAN SAINS Suciati1) Pinkan2) Iva3) Valent4) Nita5) Wahyono6) Yusroh7) .............................................. 1147-1150 KAJIAN MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KURIKULUM 2013 Intannani Mustikasari1) Didik Purwanto2) Febryan Andinata3) .................................... 1151-1156 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEBSITE SEBAGAI MEDIA UNTUKMENINGKATKAN SELF-REGULATION BELAJAR SISWA
xxxii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 Norhalisah.......................................................................................................................... 1157-1163 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SUSAN LOUCKS-HORSLEY PADA PELAJARAN KIMIA Ratna Nurdiana1) Devi Anjani2) Desiana3) ...................................................................... 1164-1168 IDENTIFIKASI KESULITAN YANG DIHADAPI MAHASISWA BIOLOGI DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Reni Ambarwati 1) Ulfi Faizah 2) ....................................................................................... 1169-1172 PENERAPAN STRATEGI SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM Rusmansyah....................................................................................................................... 1173-1180 PEMBELAJARAN IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA MUSIM UNTUK MENGAKOMODASI KECERDASAN MAJEMUK DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP Winny Liliawati1) Nuryani Y. Rustaman2) Andrian Rustaman3) ................................... 1181-1185 MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF IPA SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK Karlin ................................................................................................................................. 1186-1190 PERAN MULTI-FRAME ILLUSTRATION SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN KONSEP-KONSEP KIMIA DAN ASESSMENT Sussi Widiastuti ................................................................................................................. 1191-1196 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 NGORO MOJOKERTO Khusnul Mudawamah ...................................................................................................... 1197-1205 PROFIL KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA CALON GURU SAINS PADA PEMBELAJARAN MATERI LARUTAN (HASIL UJICOBA) Utiya Azizah1) Suyono2) Suyatno3) .................................................................................... 1206-1211 RESPON SISWA SMP NEGERI 21 SURABAYA TERHADAP PELATIHAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI DAMPAK PENCEMARAN BAGI KEHIDUPAN 1) Lilis Subiyanti 2)Endang Susantini 3)Laily Rosdiana ................................................... 1212-1216 PENILAIAN PORTOFOLIO SEBAGAI IMPLEMENTASI AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN SAINS Lisa Aulia Ikhsani ............................................................................................................. 1217-1222 PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN TALKING CHIPS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA Lukluk Rahmawati ........................................................................................................... 1223-1227
xxxiii
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN ASSESMENT PORTOFOLIO PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF Arisa Desfiyani .................................................................................................................. 1228-1231 PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL SERWAY JEWETT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI Galuh Retno Widyayanti .................................................................................................. 1232-1236 PERSEPSI SISWA TERHADAP IPA DALAM KURIKULUM 2013 Masruroh 1) Wahono Widodo 2) ........................................................................................ 1237-1241 HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN PERUBAHAN BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA MENGGUNAAN MODEL INKUIRI SISWA KELAS VII DI MTs MUHAMMADIYAH 3 AL FURQAN BANJARMASIN Maulida Rakhmi ............................................................................................................... 1242-1245 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI POKOK REAKSI REDOKS Baiq Puspa Erlian ............................................................................................................. 1246-1252 PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN INSTRUMEN TES FISIKA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BLITAR Hafid Suyuti....................................................................................................................... 1253-1259 ANALISIS PROGRAM PENGASUHAN DI AAL DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER TARUNA Khairun Khalid ................................................................................................................. 1260-1264 HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN TOPIK PERUBAHAN BENDA-BENDA DISEKITAR KITA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING KELAS VII SMPN 11 BANJARBARU Nadziroh Af’idayani ......................................................................................................... 1265-1269 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN PERUBAHAN BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA TERHADAP HASIL BELAJAR, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR Noorlatifah ......................................................................................................................... 1270-1275 KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS i-SMART UNTUK MELATIH KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA DAN PEMECAHAN MASALAH KIMIA SMA Syahmani ........................................................................................................................... 1276-1286
xxxiv
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TOPIK PEMBELAJARAN ZAT ADITIF DAN ADIKTIF MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BASED LEARNING DI KELAS VIIIA SMP NEGERI I KERTAK HANYAR Hendra ............................................................................................................................... 1287-1290 PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DO TALK RECORD UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SAINS SISWA SMA I Made Mariawan ............................................................................................................. 1291-1296 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SMP Nurhaningtyas Agustin1) Adhiesta Kurnia Fikri Rosandi. 2) Yustiani3) ......................... 1297-1301 KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TOPIK ZAT ADITIF & ZAT ADIKTIF MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING DI KELAS VIII PONDOK PESANTREN MODERN BANJARMASIN Ikhwan Khairu Sadiqin .................................................................................................... 1302-1305 KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN IPA BERORIENTASI PADA KETERAMPILAN BERPIKIR KRITISR. R. Wakhid Akhdinirwanto ............................................................................................... 1306-1311 STRATEGI SELF REGULATED LEARNING DAN METAKOGNITIF: (PERSPEKTIF TEORITIK) Rindah Permatasari1) Syamsudin2) .................................................................................. 1312-1319 VARIASI GAYA BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI MISKONSEPSI RESISTEN PADA KONSEP KIMIA Septyadi David Eka Aryungga1) Muchlis2) ...................................................................... 1320-1326 EFEKTIVITAS MODEL FREE INQUIRY DAN GUIDED INQUIRY PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT KELAS X SMA NEGERI 10 AMBON Napsin Palisoa ................................................................................................................... 1327-1332 KETERAMPILAN BERPIKIR ANALITIK SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH IPA BERBASIS KURIKULUM 2013 Septi Budi Sartika ............................................................................................................. 1333-1341 PELAKSANAAN PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN KIMIA DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013: STUDI PADA GURU KIMIA SMA/SMK DI INDONESIA Ifah Silfianah1) Resti Tri Astuti2) ...................................................................................... 1342-1348 KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA BERORIENTASI COLLABORATIVE CREATIVITY (CC) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP Sri Astutik1) Mohammad Nur2) ........................................................................................ 1349-1354 KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF MENGGUNAKAN
xxxv
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 MODEL INKUIRI TERBIMBING DI KELAS VIIIB SMPN 2 DAHA UTARA Samsuni .............................................................................................................................. 1355-1360 PEMAHAMAN KREATIVITAS ILMIAH MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN KREATIF PADA MATAKULIAH FISIKA DASAR 1 Suyidno 2Mohamad Nur.................................................................................................. 1361-1366 KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TOPIK PERUBAHAN MATERI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DI SMPN 24 BANJARMASIN Syamsul Alam Suriazdin .................................................................................................. 1367-1371 PROFIL KARAKTER DIRI SISWA PADA MODEL PEMBELAJARA TERPADU YANG MENGAKOMODASI KECERDASAN MAJEMUK Tri Ayu Luthfiani 1) Winny Liliawati2) Nuryani Y. Rustaman3) Heni Rusnayati4) ...... 1372-1377 PENGGUNAAN METODE “ANBAR” UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 8 PADA POKOK BAHASAN GERAK Abdul Wahab1) Eddy Mufiannoor2) Yanti Yunita3) ......................................................... 1378-1382 REVIU KELAYAKAN BUKU AJAR IPA SMP KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI AAAS Latifatul Jannah1) Mohamad Nur2).................................................................................. 1383-1392 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHINGUNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI KELAS XI SMA/MA Lili Suharli11) Yunita2)....................................................................................................... 1393-1398 PENILAIAN AUTENTIK DAN NONAUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN POLARITAS SENYAWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 KANDANGAN KEDIRI Lilik Muallifah .................................................................................................................. 1399-1406 PENGGUNAAN GRID MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI SEGIEMPAT PADA SISWA KELAS VII MTS. MA’ARIF SIDOMUKTI GRESIK Nadya Husenti ................................................................................................................... 1407-1414 HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN TOPIK HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI ALALAK Sri Rahayu ......................................................................................................................... 1415-1420 PEGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI RQA (READING, QUESTIONING, ANSWERING) PADA MATAKULIAH PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Mochammad Iqbal1) Slamet Hariyadi2) ........................................................................... 1421-1423
xxxvi
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015 PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELAKSANAKAN AMANAH KURIKULUM 2013 Abdul Gani ........................................................................................................................ 1424-1429 MENINGKATKAN KESADARAN METAKOGNISI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNISI PADA PEMBELAJARAN KIMIA DI SEKOLAH MENENGAH Muhali ................................................................................................................................ 1430-1435 MODEL PEMBELAJARAN OPEMES DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PGSD I Gusti Ayu Tri Agustiana ................................................................................................. 1436-1445 EVALUASI IMPLEMENTASI HASIL PELATIHAN KURIKULUM 2013 DAN PENDALAMAN MATERI PADA GURU SMA/MA SE-KABUPATEN ACEH BESAR PROPINSI ACEH Zainuddin1, Nyak Amir2, Saifuddin3 , Supriatno4 , Cut Razali5, M. Selah Yunus6 .......... 1446-1450
xxxvii
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2015 “Pembelajaran dan Penilaian Sains sesuai Tuntutan Kurikulum 2013” Surabaya, 24 Januari 2015
EVALUASI IMPLEMENTASI HASIL PELATIHAN KURIKULUM 2013 DAN PENDALAMAN MATERI PADA GURU SMA/MA SE-KABUPATEN ACEH BESAR PROPINSI ACEH Zainuddin1, Nyak Amir2, Saifuddin3 , Supriatno4 , Cut Razali5, M. Selah Yunus6 1,2,3, dan 4: Dosen FKIP UNSYIAH Darussalam Banda Aceh 5 dan 6: Dinas Pendidikan Prov. Aceh.
Abstrack Pelatihan guru untuk menunjang keterlaksanaan kurikulum 2013 dan pelatihan pendalaman materi tiga tahun terakhir memotivasi peneliti untuk mengevaluasi implementasi hasil dari Pelatihan Kurikulum 2013 dan Pendalaman Materi pada Guru SMA/SMK Se-Kabupaten Aceh Besar Propinsi Aceh. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas 268 guru, yang tersebar pada 36 sekolah, melalui 3 tahapan. Penelitian dilakukan mulai pada bulan September – November 2014. Data yang diperoleh pada setiap tahapan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, berdasarkan kriteria penilaian kurikulum 2013, yang terdiri dari 4 indikator utama, yaitu pemahaman pembelajaran saintifik, penyusunan RPP, Proses Belajar Mengajar, dan penyusunan pelaksanaan penilaian. Hasil analisis untuk indikator; pemahaman pembelajaran saintifik 40%, indikator penyusunan RPP 35 %, indikator Proses Belajar Mengajar 40% dan indicator penyusunan pelaksanaan penilaian 15%. Berdasarkan hasil analisis tersebut perlu dilakukan kegiatan pelatihan lanjutan dengan menggunakan media ICT untuk menunjang kemampuan guru dalam mengimplementasi perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Untuk pendalaman materi perlu dilakukan pengelompokkan bidang studi agar lebih fokus pada matetri pelatihan. Kata Kunci: Evaluasi, hasil pelatihan K.13, dan pendalaman materi. PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat dalam berbagai bidang telah menyebabkan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan tuntutan tersebut menimbulkan konsekuensi logis bagi dunia pendidikan, yakni perlunya melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan, sehingga dapat menampilkan tenaga kependidikan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) Nomor 18 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan; langkah awal yang telah dilakukan dalam rangka persiapan implementasi Kurikulum 2013 adalah melakukan Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013 kepada seluruh unsur pendidikan, salah satu strategi untuk memahami dan memantapkan implementasi Kurikulum 2013, yaitu melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Implementasi Kurikulum 2013. Peningkatan mutu pendidikan merupakan bagian dari tugas yang mendasar dalam pembangunan nasional, terutama dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai penggerak pembangunan. Hal ini sesuai dengan kandungan makna Undang-undang Dasar (UUD 1945), yaitu “kesejahteraaan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa” dan amanat GBHN 1999 , yaitu “ salah satu
titik berat pembangunan pendidikan adalah mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyuluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar seluruh potensi generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) Nomor 18 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan; hendaknya pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada pengembangan wawasan keunggulan menuju kemampuan kompetitif sangat diperlukan, yang akhirnya harus dilakukan peningkatan mutu dengan cara meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mereka melalui berbagai program, yang diantaranya termasuk program pelatihan. Menurut Mulyasa,(2013; 137) bahwa standar penilaian/evaluasi salah satu dari 7 standar adalah evaluasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh satuan pendidikan yang berkoordinasi dengan dinas pendidika setempat. Salah satu masalah utama dalam proses pendidikan di Indonesia hingga dewasa ini, yaitu belum efektifnya pembelajaran pembelajaran di sekolah. Rendahnya mutu pembelajaran mulai sekolah dasar sampai sekolah lanjutan telah dikemukakan dan telaah dalam berbagai forum oleh pengamat, kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor di-antaranya, yaitu terbatasnya kemampuan guru, terbatasnya jumlah guru
1446
yang ada di sekolah dasar hingga sekolah lanjutan merupakan kendala dalam proses pembelajaran. Rendahnya mutu pada gilirannya melahirkan ketidak mampuan mereka dalam melaksanakan profesinya secara profesional. Mereka belum berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mendidik siswa secara sistematik melalui program yang semestinya dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak secara menyuluh baik fisik, mental, emosional maupun intelektual. Kenyataan ini sering dijumpai dalam praktik bahwa seluruh kurikulum tidak dapat diimplementasi terutama karena terbatasnya mutu guru. Dalam praktik kurikulum yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan cenderung tidak bervariatif dan menunjukan peningkatan yang berkelanjutan. Isi kurikulum terlalu menekankan pada penguasaan keterampilan kecabangan olahraga ketimbang penenaman nilai afektif. Guru sering masih mendominasi dengan model intruksi langsung dalam sistem pembelajaran, para guru pembelajaran sering kurang terperhatikan dalam segi penambahan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi melalui penataran, dan begitu juga dengan supervisi terhadap pelaksanaan pembelajaran hampir belum tertangani secara sistematis karena belum adanya tenaga supervisor yang ahli dalam pembelajaran. Tiga tahun ini berbagai usaha telah dilakukan oleh Pemerintah Aceh, khusus Dinas Pendidikan Aceh telah dilakukan program pelatihan bagi guru bidang mata pelajaran dengan penekanan pada pelatihan potensi akademik dengan harapan dapat meningkatkan kualitas guru agar guru memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Agar hasil penyelenggaraan program pelatihan dapat meningkatkan kualitas, kinerja, dan kompetensi guru sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah seperti yang digambarkan di atas, maka diperlukan program pendampingan pemantauan dan supervisi pelatihan bagi guru yang telah mendapatkan pelatihan yang telah dilaksanakan. Mengingat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan; Latihan yang berulang-ulang membuat perilaku itu dapat ditirukan secara lebih lancar dan lebih mahir (Nur, 2008a: 6) Universitas Raja Saudi menganggap pengembangan profesional guru sains elemen kunci untuk program transformatif dalam negeri (Mansour et al., 2011, hlm. 2-3). Penelitian telah menunjukkan bahwa, sebagian besar guru Saudi yang membutuhkan pre-service dan in-service pedagogis, pelatihan dan keterampilan akademik (Mansour et al., 2011, hal. 2). Makalah ini membahas kerangka pengembangan Saudi untuk melatih treachers pada keterampilan dan pengetahuan dalam hal ICT dan jauh meningkat untuk terus melatih staf pengajar Saudi dalam menggunakan komputer untuk proses belajar mengajar (Ageel 2011, hal. 6) Pemantauan dan supervisi pelatihan bagi guru yang telah mendapatkan pelatihan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan dan
untuk memberikan perbaikan masalah-masalah yang masih dialami guru, sehingga dapat segera diperoleh perbaikan. Tujuan penelitan adalah untuk memperoleh data tentang kemampuan guru mengimplementasikan kurikulum 2013 dari hasil pelatihan dan memperoleh umpan balik tentang kompetensi dan indicator kinerja guru melalui data memonitoring hasil pelatihan kurikum 2013 dan pelatihan pendalaman materi, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah SMA dan SMK Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. METODE Penelitian dilakukan di Kabupaten Aceh Besar Propinsi Aceh pada SAM/SMK pada bulan Oktober November Tahun 2014. Sampel penelitian terdiri dari 36 sekolah dengan jumlah sebanyak 268 guru yang telah mengkuti pelatihan kurikulum 2013 dan pelatihan pendalaman materi. Teknik pengumpulan data observasi dan survey, data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif berdasarkan indicator kemaapuan merancang dan melaksanakan perangkat pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data; (1) pemahaman guru dalam proses dan penilaian pembelajaran, (2) penyusunan RPP, (3) pelaksanaan pembelajaran, (4) pelaksanaan penilian pembelajaran. Indikator pencapaian yang digunakan dalam pemahaman guru dalam proses penilaian pembelajaran; Dari 4 indikator utama itu dijabarkan menjadi 25 indikator observasi pendampingan sesuai kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Atas (SMA dan SMK Se- Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Adapun indicator pemahaman guru dalam proses dan peilaian pembelajaran adalah (a) mehami konsep pembelajaran saintifik, (b) menerapkan pembelajaran dengan metode saintifik, (c) memahami konsep penilian, (d) menerapkan konsep penilaian. Indicator penyusunan RPP; (a) menuliskan identitas dengan lengkap, (b)yang layak, (c) menyusun indicator menyusun tujuan pembelajaran yang layak, (d) memilih materi ajar yang sesuai, (e) memilih sumber belajar yang tepat, (f) memilih dan memanfaatkan media pembelajaran secara optimal, (g) merancang kegiatan pembelajaran dengan kegiatan saintifik, (h) merancang kagiatan penialain sikap pengetahuan dan keterampilan. Indicator instrumen pelaksanaan pembelajaran; (a) melakukan apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan (b) menguasai materi pembelajaran, (c) menerapkan strategi pembelajarn yang mendidik, (d) menerapkan pembelajaran saintifik (pendekatan berbasis proses keilmuan), (e) menerpakan pembelajaran terpadu intra mata pelajaran, (f) memanfaatkan media dalam pembelajaran, (g) pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, (h) menggunakan bahasa yang benar dalam pembelajaran, (i) menerapkan langkah penutup pembelajaran. Indikator Pelaksanaan penilaian pembelajaran; (a) melakukan penilaian kompetensi sikap, (b) melakukan penilaian kompetensi pengetahuan, (c) melakukan penilaian kompetensi pengetahuan, (d) menfasilitasi penilaian oleh siswa. Kriteria yang digunakan adalah;(a) 0 % (kurang sekali) jika tidak ada indicator yang terpenuhi, (b) 25% (Kurang) jika 1 indikator yang terpenuhi, (c) 50%
1447
(cukup) jika 2 indikator yang terpenuhi, (d) 75% (baik) jika 3 indikator uyang terpenuhi, (e) 100% (baik sekali) jika semua indicator terpenuhi. Kemendikbud Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah 2014 Dalam Format Pendam pingan 2014. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Hasil yang dilaporkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, masing-masing tahap terdiri dari 12 sekolah SMA/dan SMK Aceh Besar Provinsi Aceh. Namun yang dilaporkan disini masing-masing tahap 1 sekolah dipilih secara acak dan representatif. Artinya tidak semua sekolah dan guru sebagai sampel penelitian ditampilkan dalam makalah ini. Tahap Pertama Dari hasil pendampingan pelatihan pemantauan dan supervisi pada tahap Ini penulis melaporkan hasil salah satu sekolah dari 12 sekolah yang di observasi yaitu sekolah SMA Negeri 1 Baitulsalam dapat digambarkan dari 7 guru yang menjadi sasaran pemantauan dan supervisi tentang pemahaman guru mengenai pendekatan proses penguatan pembelajaran yang bersifat active laerning seperti pembelajaran saintifik, pemecahan masalah, projek, dan pembelajaran kooperatif; penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat K13; pelaksanaan proses pembelajaran terpusat pada siswa; dan pemahaman, penyusunan dan pelaksanaan penilaian bersifat autentik dapat digambarkan dan tampilan dalam grafik diagram batang di bawah ini.
sudah sesuai dengan Kurikulum 2013, 6 guru lainnya memiliki nilai penyusunan masih di bawah 615 serta yang terendah Lili Sumartini dengan nilai 403, dan nilai pelaksanaan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan pembelajaran aktif semua guru belum sepenuhnya pembelajaran berpusat pada siswa, nilai tertinggi Dra. Hj. Azmiati 445 dari nilai maksimal 900 dengan demikian berarti tidak sampai 45 % serta pemahaman, penyusunan dan pelaksanaan penilaian bersifat autentik juga belum dipahami dan disiapkan sepuluh instrumen penilaian autentik, Lena Farsiah, S.Pd yang hanya memiliki nilai 233 dari nilai maksimal 400 pelaksanaan penilian autentik. Tahap Kedua Dari hasil pendampingan pelatihan pemantauan dan supervisi pada tahap kedua penulis melaporkan hasil analisis satu sekolah dari 12 sekolah yang diobservasi yaitu sekolah SMA Negeri 1 Suka Makmur dapat digambarkan dari 12 guru yang menjadi sasaran pemantauan dan supervisi tentang pemahaman guru mengenai pendekatan proses penguatan pembelajaran yang bersifat active laerning seperti pembelajaran saintifik, pemecahan masalah, projek, dan pembelajaran kooperatif; penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat K13; pelaksanaan proses pembelajaran terpusat pada siswa; dan pemahaman, penyusunan dan pelaksanaan penilaian bersifat autentik dapat digambarkan dan tampilan dalam grafik diagram batang di bawah ini. 1600
1600
1400
1000
RPP (0-800)
1000 Pemahaman (0400)
800 600
RPP (0-800)
800
PBM (0-900)
600
Penilaian (0-400)
400
Jumlah (0-2500)
200
Rata-Rata (0-100)
PBM (0-900) Penilaian (0-400)
400
Jumlah (0-2500)
200 0
0
Pemahaman guru mengenai proses penguatan Pembelajaran saintifik, pemecahan masalah, projek, dan pembelajaran kooperatif hanya Muktar, S.Pd yang memiliki nilai pemahaman 215 dari nilai maksimal pemahaman 400, 6 guru lainnya memiliki nilai pemahaman masih di bawah 200, serta yang terendah Dra. Sukamawati dengan nilai 135, dengan demikian berarti tidak sampai 40 % sudah memperoleh pemahamannya. Sedangkan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat Kurikulum 2013 hampir semua cukup baik dengan nilai tertinggi juga diperoleh Muktar, S.Pd 615 dari nilai maksimal 800 berarti hampir mencapai 62% penyusunan RPP
Rata-Rata (0-100) Marlinda, S.Si, M.Pd Yunizar, S.Pd Ratna Juita, S.Pd Asnawi Rdn, S.Pd,M.Pd Dra. Salamah Nasriah, S.Pd Erlina BA Tuty Hartati, S.Pd Afnita, S.Si Maini Sufriati, S.Pd Santi Sofyani Almaidah
1200
Pemahaman (0-400)
1200
1400
Pemahaman guru mengenai proses penguatan pembelajaran aktif seperti pembelajaran saintifik, pemecahan masalah, projek, dan pembelajaran kooperatif hanya Marlinda, S.Si yang memiliki nilai pemahaman 230 dari nilai maksimal pemahaman 400, 11 guru lainnya memiliki nilai pemahaman masih di bawah 230, serta yang terendah Tuti Hartaty, S.Pd 185, dengan demikian berarti tidak sampai 60 % sudah memperoleh pemahamannya. Sedangkan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat Kurikulum 2013 hampir semua sudah baik dengan nilai tertinggi juga diperoleh Santi Sofyani, S.Pd 482 dari nilai maksimal 800 berarti hampir mencapai 55 % penyusunan RPP belum semuanya sesuai dengan Kurikulum 2013, 11 guru lainnya memiliki nilai penyusunan masih di bawah 482 serta yang terendah
1448
Erlina BA dengan nilai 412, dan nilai pelaksanaan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan pembelajaran aktif belum semua guru sepenuhnya pembelajaran berpusat pada siswa, nilai tertinggi Santi Sofyani, S.Pd 447 dari nilai maksimal 900 dengan demikian berarti tidak sampai 45 % serta pemahaman, penyusunan dan pelaksanaan penilaian bersifat autentik belum semua dipahami dan disiapkan sepuluh instrumen penilaian autentik, Santi Sofyani, S.Pd yang memiliki nilai 205 dari nilai maksimal 400 pelaksanaan penilian autentik. Tahap Ketiga Dari hasil pendampingan pelatihan pemantauan dan supervisi pada sekolah SMAS Bina Bangsa dapat digambarkan dari 2 guru yang menjadi sasaran pemantauan dan supervisi tentang pemahaman guru mengenai pendekatan proses penguatan pembelajaranactive laerning seperti pembelajaran saintifik, pemecahan masalah, projek, dan pembelajaran kooperatif; penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat K13; pelaksanaan proses pembelajaran terpusat pada siswa; dan pemahaman, penyusunan dan pelaksanaan penilaian bersifat autentik dapat digambarkan dan tampilan dalam grafik batang di bawah ini. 1600 1400 1200
Pemahaman (0-400)
1000
RPP (0-800) PBM (0-900)
800
Penilaian (0-400)
600
Jumlah (0-2500)
400
Rata-Rata (0-100)
200 0
Nurzahri Abd, S.Pd Nurul Husna, S.Pd
Pemahaman guru mengenai proses penguatan pembelajaran aktif seperti pembelajaran saintifik, pemecahan masalah, projek, dan pembelajaran kooperatif Nurul Husna, S.Pd yang memiliki nilai pemahaman 158 dari nilai maksimal pemahaman 400, sedangkan Nurzahri Abd, S.Pd memiliki nilai pemahaman masih di bawah 158, dengan demikian berarti tidak sampai 30% sudah memperoleh pemahamannya. Sedangkan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat Kurikulum 2013 hampir cukup baik dengan nilai tertinggi diperoleh Nurzahri Abd, S.Pd 560 dari nilai maksimal 800 berarti hampir mencapai 65% penyusunan RPP sesuai dengan Kurikulum 2013, sedangkan Nurul Husna, S.Pd memiliki nilai penyusunan masih di bawah 560. dan nilai pelaksanaan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan pembelajaran aktif sebagian guru sudah pada pembelajaran berpusat pada siswa, nilai tertinggi Nurul Husna, S.Pd 492 dari nilai maksimal 900 dengan demikian berarti sudah sampai 45% serta pemahaman, penyusunan dan pelaksanaan penilaian bersifat autentik sudah dipahami, tetapi belum semua
disiapkan sepuluh instrumen penilaian autentik, Nurul Husna, S.Pd dan Nurzahri Abd, S.Pd memperoleh nilai masing-masing 210 dan 207 dari nilai maksimal 400 pada pelaksanaan penilian autentik. PENUTUP Simpulan 1. Pemahaman guru mengenai proses penguatan pembelajaran yang bersifat active laerning seperti pembelajaran saintifik, pemecahan masalah, projek, dan pembelajaran kooperatif secara keseluruhan baru sekitar 35 % memahaminya. 2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat Kurikulum 2013 guru belum dapat merancangnya secara keseluruhan baru sekitar 40 %. 3. Pelaksanaan proses pembelajaran yang terpusat pada siswa belum semua guru memahami dan menerapkan dalam proses pembelajaran, secara keseluruhan 40 % mampu menerapkannya. 4. Pemahaman, penyusunan dan pelaksanaan penilaian bersifat autentik juga belum semua guru memahami dan menyiapkan sepuluh instrumen penilaian autentik, secara keselurahan hanya baru 15 % dan pun tidak semua instrumen disiapkan. 5. Pemantauan terhadap 295 guru yang telah mendapat pelatihan penguatan materi pelajaran memberikan umpan balik yang baik terhadap pelatihan serta sudah ada penambahan kompetensi dalam penguasaan materi pelajaran. 6. Tim pemantauan dan supervisi telah memberikan informasi dan bahan (sof cofy) untuk guru dan kepala sekolah mengenai materi penguatan pembelajaran, RPP dan penilaian autentik sebagai referensi dalam upaya perbaikan. 7. Dari keseluruhan guru SMA/SMK baru sekitar 20 % yang telah di panggil untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 danpun baru mendapat gambar tentang kurikulum 2013 secara umum belum secara lebih mendalam. Saran 1. Diperlukan pelatihan seacra khusus tentang mengenai proses penguatan pembelajaran yang bersifat active laerning. Pembelajaran berpusat pada siswa 2. Diperlukan pelatihan seacra khusus tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat Kurikulum 2013. 3. Diperlukan pelatihan seacra khusus tentang pemahaman, penyusunan dan pelaksanaan penilaian bersifat autentik untuk sepuluh instrumen penilaian autentik. 4. Diperlukan peningkatan pelatihan untuk kurikulum 2013 secara lebih mendalam. 5. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengontrol bidang studi, jumlah pelatihan yang telah diikuti. DAFTAR PUSTAKA Ageel, M. (2011). The ICT proficiencies of university teachers in Saudi Arabia: A case study to identify challenges and encouragements. Doctoral Research Journal, Hummingbird University of Southampton.
1449
Ageel, M., & John, W. (2012). Enhancing university teachers’ information and communication technology usage by using a virtual learning environment training course. Proceedings of INTED2012 Conference, Valencia, Spain. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Format Pendampingan Implementasi Kurukulum 2014 untuk SMP Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Petunjuk Teknis Pendampingan Implementasi Kurukulum 2014 untuk SMP Mansour, N., Alshamrani, S., Aldahmash, A., Alqudah, B. (2011). Perceived professional development needs for Saudi Arabian science teachers. Retrieved January 12, 2014 from www.esera.orh/media/. Mulyasa. H.E, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Remajaya Rosda Karya Bandung. Nur, Muhammad. 2008a. Teori Pembelajran Sosial: PSMS UNESA Surabaya
1450