PROSIDING
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
ii | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
SEMINAR NASIONAL DAN TEKNOLOGI
Kuta, 29 - 30 Oktober 2015
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA
UDAYANA UNIVERSITY PRESS 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | iii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29 - 30 Oktober 2015
Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, S.T., MSc. PhD Prof. Dr. Drs. IB Putra Yadnya, M.A. Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, M.S. Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., MHum., LLM. Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P. Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Ir. Nyoman Gde Antara, M.Eng Dra. Ni Luh Watiniasih, MSc, Ph.D Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes. Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA. Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP, Ph.D dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, SpMK, Ph.D Dr. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T. Putu Alit Suthanaya, S.T., M.Eng.Sc, Ph.D. I Putu Sudiarta, SP., M.Si., Ph.D. Dr. Ir. Yohanes Setiyo, M.P. Dr. P. Andreas Noak, SH, M.Si I Wayan Gede Astawa Karang, SSi, MSi, PhD. Dr. Drh. I Nyoman Suarta, M.Si l Udayana University Press, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana 2015, xli + 2191 hal, 21 x 29,7
iv | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | v
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
vi | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
KATA PENGANTAR
S
eminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK), merupakan agenda tahunan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, dan tahun 2015 merupakan penyelenggaraan SENASTEK yang ke II dalam upaya menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Seminar ini merupakan sarana komunikasi bagi para peneliti dan pengabdi dari perguruan tinggi, institusi pendidikan, lembaga penelitian maupun industri guna mempercepat pengembangan sains dan teknologi. Berbeda dengan Senastek sebelumnya, Senastek II tahun ini selain mendesiminasikan hasil penelitian, juga mendesiminasikan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan sivitas akademika dalam mengamalkan dan membudayakan sains dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana hasil-hasilnya nyata dapat dirasakan oleh masyarakat dan menjadi tolok ukur sejauh mana hasil-hasil penelitian dapat diabdikan untuk memaslahatan masyarakat banyak. Senastek II, tahun 2015 diselenggarakan dalam kaitan dengan ulang tahun ke 53 Universitas Udayana dan dalam rangka desiminasi hasil-hasil penelitian peneliti dari berbagai Perguruan Tinggi termasuk Unud, Lembaga Penelitian, dll. Tema Senastek II adalah “Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan” dengan tujuan penyebarluasan informasi hasil penelitian dan pengabdian, Ajang pertemuan ilmiah para peneliti dan pengabdi yang bergerak di bidang sains dan teknologi, dan Sarana tukar informasi bagi para peneliti dan pengabdi dalam rangka pengembangan sains dan teknologi ke depan. Topik Makalah meliputi: Bidang Humaniora, Ketahanan PanganKesehatan dan Obat-obatan, Energi baru dan terbarukan Transportasi dan manufaktur, Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan keamanan, ketertiban dan kebencanaan, Biodiversitas, lingkungan dan , sumberdaya alam Kegiatan Seminar ini diharapkan dapat mendorong terjadinya pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman dalam penerapan sains dan teknologi untuk pemecahan permasalahan di masyarakat, serta kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan publikasi hasil penelitian dan pengabdian; dan kerjasama antar peneliti; antar Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga penelitian di Indonesia.
Denpasar, Desember 2015 Panitia
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | vii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
viii | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
SAMBUTAN KETUA PANITIA SENASTEK 2015
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwasannya Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK) 2015 dapat terlaksana. SENASTEK yang merupakan agenda tahunan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana adalah sarana komunikasi bagi para peneliti dan pengabdi dari perguruan tinggi, institusi pendidikan, lembaga penelitian maupun industri guna mempercepat pengembangan sains dan teknologi. SENASTEK tahun 2015 dengan tema “Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan” dilaksanakan tanggal 29 - 30 Oktober 2015, di Patra Jasa Bali Resort & Villas, Kuta, Bali, diikuti lebih dari 670 orang peserta dari 26 instansi seluruh Indonesia. Seminar ini akan mendiskusikan topiktopik makalah: Humaniora; Ketahanan Pangan; Kesehatan dan Obat-obatan; Energi Baru dan Terbarukan; Transportasi dan Manufaktur; Informasi dan Komunikasi; Pertahanan dan Keamanan, Ketertiban dan Kebencanaan; dan Biodiversitas, Lingkungan, Sumber Daya Alam. Kami sungguh bersyukur atas perkenan para narasumber, Prof. Drs. H. M. Nasir, M.Si, Akt, Ph.D. (Menteri Ristekdikti), Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa (Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti), Prof. Djarot S. Wisnudubroto (Kepala BATAN), Dirjen Cipta Karya, Ir. I Made Dana Tangkas (Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia), dan Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M.Sc. (Guru Besar Universitas Udayana) akan menyampaikan materi pada seminar ini. Kami berharap semua peserta akan berpartisipasi dalam diskusi bersama ketika semua naskah yang masuk dipresentasikan. Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana atas ijin dan dukungan penuh terselenggaranya seminar ini, para narasumber, peserta dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya seminar, dan mohon maaf atas kekurangannya.
Panitia Ketua Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP.
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | ix
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
x | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
SAMBUTAN KETUA LPPM
Om Suasti Astu,
K
epada seluruh peserta, atas nama Civitas Akademika Universitas Udayana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) mengucapkan Selamat Datang di Bali dan Selamat datang di Universitas Udayana Denpasar Bali. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga kami sampaikan atas kerjasama dan partisipasinya pada pelaksanaan Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK) yang ke 2 yang diselenggarakan pada Hari Kamis dan Jumat, 29 dan 30 Oktober 2015, di Hotel Patra Jasa Bali Resorts and Villas Kuta Bali. Seperti pelaksanaan Seminar Bakti Desa (SBD) sebagai program pada bidang pengabdian kepada masyarakat LPPM Universitas Udayana, SENASTEK juga dilaksanakan sebagai agenda akademik pada bidang-bidang Penelitian dan Pengabdian yang diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2014. Seminar ini diselenggarakan untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi seluruh dosen atau peneliti dari berbagai institusi di seluruh Indonesia untuk mempresentasikan, mendeseminasikan atau mensosialisasikan hasilhasil penelitian dan pengabdian yang telah dilakukan, sehingga pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat lebih implementatif dan terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia. Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada Rektor Universitas Udayana atas semua arahan dan dukungannya, kepada Panitia Pelaksana atas semua kerja keras yang dilakukan, kepada Pimpinan dan Staf LPPM atas dedikasi nyata yang diberikan dan kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya SENASTEK II Tahun 2015 ini. Selamat melakukan Seminar dan berdiskusi, sehingga pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh Dosen atau Peneliti yang berpartisipasi pada kegiatan ini dapat ditingkatkan kualitasnya pada waktu-\waktu yang akan datang dan kebersamaan yang terjalin selama pelaksanaan seminar ini dapat meningkatkan komunikasi, kerjasama dan jejaring dikalangan peneliti dan pengabdi si seluruh Indonesia. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Waca, Tuhan Yang Maha Esa, Asung Wara Kertha NugrahaNya dan selalu memberikan limpahan RahmatNya sehingga kita selalu dalam keadaan sehat sehingga kita dapat menunaikan tugas-tugas yang dibebankan. Semoga kita dapat bertemu kembali pada pelaksanaan SENASTEK III tahun 2016. Demikian Sambutan ini kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga kebaikan datang dari segala penjuru. Om Santih, Santih, Santih Om.
Ketua LPPM Unud Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | xi
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
xii | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. vii SAMBUTAN KETUA PANITIA............................................................................................................ ix SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA ................................................................ xi
HUMANIORA NILAI LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM Fenty U. Puluhulawa, Nirwan Yunus ..........................................................................................................3 KEBIJAKAN LOKAL DAN ETNISITAS MENUJU INTEGRASI KELOMPOK ETNIS DI KABUPATEN POHUWATO Wantu Sastro ...............................................................................................................................................8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI EKONOMI HIJAU DALAM RESTORASI DAN KONSERVASI TERUMBU KARANG DI PEMUTERAN BALI SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA I Ketut Surya Diarta, I Gede Setiawan Adi Putra ....................................................................................13 KEMAMPUAN BAHASA BALI GENERASI MUDA BALI DI UBUD GIANYAR BALI Ni Luh Nyoman Seri Malini, Luh Putu Laksminy, I Ketut Ngurah Sulibra .............................................21 INTENSITAS KAPITAL INDUSTRI DAN DINAMISME KEUNGGULAN KOMPARATIF PRODUK EKSPOR INDONESIA Ni Putu Wiwin Setyari ..............................................................................................................................29 MODEL ESTIMASI KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL UKM DI KABUPATEN BANDUNG Rivan Sutrisno, Mardha Tri Meilani ..........................................................................................................38 KAMUS PRIMITIVA SEMANTIK BALI-INDONESIA-INGGRIS BIDANG ADAT DAN AGAMA Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum, Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt., Ph.D, Dr. Drs. I wayan Suardiana, M.Hum, Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M.Hum., Dr. Drs. Frans I Made Brata, M.Hum .......................................................................................................46 MODEL KONFIGURASI MAKNA TEKS CERITA RAKYAT TENTANG PRAKTIK-PRAKTIK BUDAYA RANAH AGAMA DAN ADAT UNTUK MEMPERKOKOH JATI DIRI MASYARAKAT BALI Dr. Dra. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum, Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum, Dr. Frans I Made Brata, M.Hum, Prof. Dr. I Made Suastika, S.U ............................................................ 54
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | xiii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
PENGEMBANGAN COE BERBASIS ANDROID DENGAN METODOLOGI QCC UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI ALUR INFORMASI (STUDI KASUS PADA POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA, JAKARTA) Anggun Fadhlin Librianti, Radix Rascalia, Rizqi Reza Valhevi ...........................................................1612 IMAGE PROCESSING USING DELPHI LITE 7 FOR ALTITUDE MEASUREMENT IN ALTITUDE LOCK SYSTEM Hamdi Fawazal Qodar, Hendi Wicaksono Yohanes Gunawan Yusuf ...................................................1618 APLIKASI PENCARI DAN PEMANDU LOKASI TEMPAT SUCI PURA BERBASIS ANDROID Piarsa I Nyoman, Adi Purnawan I Ketut ...............................................................................................1625 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TUTORIAL ADAPTIVE PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRET I Gede Santi Astawa, Luh Putu Ida Harini ...........................................................................................1631 E-ADONANBALI, SISTEM INFORMASI MOBILE PEMBELAJARAN ADONAN BEBANTENAN DAN MASAKAN TRADISIONAL BALI A.A.K. Oka Sudana, Putu Agung Bayupati, Ni Kadek Ayu Wirdiani .................................................1636 ANALISIS SPEKTRA FTIR BAHAN SUPERKONDUKTOR FASE (GD,LA) BA2CU3O7-D M. Sumadiyasa, I G. A. P. Adnyana, I G. A. Widagda, W. G. Suharta .................................................1644 “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS UDAYANA DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM” I Made Dwi Budiana Penindra, Dewa Made Priyantha Wedagama ....................................................1651 PERBANDINGAN PENDEKATAN GLOBAL DAN LOKAL PADA DETEKSI DAN PENGENALAN CITRA WAJAH Widyadi Setiawan, Nyoman Budiastra, Sri Andriati Asri .....................................................................1666 PELATIHAN IMPLEMENTASI E-COMMERCE UNTUK MENANGKAP PELUANG USAHA BAGI GENERASI MUDA DI KELURAHAN KUTA I.K.A.Purnawan ....................................................................................................................................1673 PEMODELAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN CHINA KE BALI MENGUNAKAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Ni Luh Putu Suciptawati, Komang Dharmawan, I Nyoman Sudiarta ..................................................1677 ANALISIS PENGARUH PHASE NOISE PADA UNJUK KERJA SISTEM VFFT-OFDM NMAED Wirastuti, IMA Suyadnya ......................................................................................................1684 REMOTE CONTROL QUADCOPTER BASED ON ANDROID WITH HOVER FEATURE Michael Agun Triyanto, Yohanes Gunawan Yusuf, Hendi Wicaksono .................................................1691
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | xxxv
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PRODUK PERTANIAN DI KABUPATEN BADUNG BERBASIS WEB MOBILE Adi Purnawan ........................................................................................................................................1697 EFEKTIFITAS METODE KALKULATOR JARI (KEJAR) DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN PERKALIAN SISWA SD Ni Luh Putu Suciptawati, I Nyoman Widana, Ni Made Puspawati, Ni Made Asih ..............................1701 PEMANFAATAN INSTANT MESSAGING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF AKSES INFORMASI KAMPUS (STUDI KASUS PADA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA) I Made Arsa Suyadnya, Widyadi Setiawan ..........................................................................................1707 REKONSTRUKSI ARSITEKTUR BALI AGA - UMAH DI DESA BUNGAYA, KECAMATAN BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM - BALI A. Ayu Oka Saraswati, Nyoman Surata ................................................................................................1715 IDENTIFIKASI ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL MASYARAKAT BALI AGA DI DESA PAKRAMAN ASAK, KARANGASEM I Nyoman Susanta .................................................................................................................................1722 STUDI DENDRITE ARM SPACING (DAS) DAN AKUSTIK PADA PENGECORAN PERUNGGU 20% SN SEBAGAI BAHAN GAMELAN I Ketut Gede Sugita, Ketut Astawa .......................................................................................................1731 RANCANG BANGUN PENGOLAH AKSARA LATIN MENJADI AKSARA BALI DALAM WEBSITE BERITA Putu Wira Buana ...................................................................................................................................1737 PERKEMBANGAN BENTUK DAN TATA RUANG RUMAH TINGGAL TRADISIONAL DI DESA ADAT PENGOTAN KECAMATAN BANGLI, BANGLI (STUDI DOKUMENTASI DAN INVENTARISASI ARSITEKTUR BALI AGA) A A Gde Djaja Bharuna S, I Made Widja I B Joni Mantara I Pt Adi Sumar Bawa ................................. 1744 PENGARUH PEMASANGAN RING PADA PERMUKAAN SILINDER TERHADAP DRAG DENGAN VARIASI JARAK ANTAR RING Si Putu Gede Gunawan Tista, I Made Astika, Ainul Ghurri ................................................................. 1752 APLIKASI DAN PELATIHAN SATU ALAT TIGA FUNGSI SEBAGAI BLENDER, PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH DAN MIXER DENGAN KAPASITAS 1 KG DI DESA BUNGBUNGAN, BANJARANGKAN, KELUNGKUNG Ketut Astawa, I Ketut Sudarsana, Hendra Wijaksana, I Putu Lokantara ..............................................1758 STUDI SIFAT CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN BAHAN UTAMA BONGKARAN ASPAL BETON LAMA DAN AUTOCLAVED AERATED CONCRETE (AAC) SEBAGAI FILLER I Nyoman Arya Thanaya, I Gusti Raka Purbanto, Pande Gde Pradnya P.M ........................................1763
xxxvi | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 “Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan”
2 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
PERKEMBANGAN BENTUK DAN TATA RUANG RUMAH TINGGAL TRADISIONAL DI DESA ADAT PENGOTAN KECAMATAN BANGLI, BANGLI (STUDI DOKUMENTASI DAN INVENTARISASI ARSITEKTUR BALI AGA) A A Gde Djaja Bharuna S1), I Made Widja2) I B Joni Mantara3) I Pt Adi Sumar Bawa4) 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung 80361 ,5<@ 1H
1H
=19<1BC9D5;DEB6D?6O357=19<3?= 2,3,4 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung 80361 ABSTRAK ,E:E1>@5>5<9D91>9>925B=1;CE4E>DE;=5>7EB19C5BD1=5>771=21B;1>;?>49C9OC9;1BC9D5;DEB45C1 @5B=E;9=1>41> hunian/bangunan rumah tinggal Desa Adat Pengotan, Bangli. Khususnya yang terkait dengan bentuk serta tatanan keruangan secara menyeluruh. Lebih mengkhusus berkenaan dengan lay out (tata letak) rumah tradisional dan elemen5<5=5>OC9;BE=18D9>771<1<1= @5>5<9D91> 9>9 49;1:9 1C@5;21>7E>1>OC9;C529C1>I14921D1C9@141@5>7E>7;1@1> dalam aspek-aspek, antara lain: 1). Bentuk, 2).Tata ukuran, 3). Bahan , warna dan tekstur, 4). Struktur/konstruksi, 5). Ragam hias. Fungsi-fungsi yang ada dalam rumah tinggal di Desa Adat Pengotan, Bangli. Pengungkapannya sedapat mungkin diurai dari sudut pandang/ aspek hubungan sosial, kekerabatan, tatanan keluarga, tata nilai ritual, kepercayaan, kosmologi, dll. Serta berpijak pada latar belakang aspek kesejarahan/historis budaya bermukim masyarakat Bali Aga, khususnya di Desa Adat Pengotan, Bangli.Penelitian dilakukann dengan observasi langsung ;5<1@1>71>O5<4B5C51B3849<1;C1>1;1>45>71>D9@5@1BD9C9@1>I19DE@5>5<9D9=5BE@1;1>21791>41B9;51411> alamiah tempat dilakukannya observasi. Sehingga peneliti mengumpulkan data dengan cara melihat, mengamati, serta mengambil dokumentasi langsung ke lapangan. Kemudian kegiatan pengukuran dilakukan untuk memperoleh data yang akurat mengenai dimensi/ukuran-ukuran rumah tinggal di Desa Adat Pengotan serta luas pekarangan, C589>77129C1491=1D9;?>49C9OC9; F9CE1<25>DE;41>D1D1BE1>7BE=18D9>771<D1B49C9?>1<5C141D(5>7?D1>C11D ini. Pengukuran juga dilakukan untuk melihat perubahan spasial dari fasilitas-fasilitas yang merupakan atribut1DB92ED C9=2?<9; @5=25>DE; OC9; D1D1 21>7E>1> 8E>91> ,5B1;89B 45>71> D5;>9; 9>F5>D1B9C1C9 41> 4?;E=5>D1C9 yaitu mencari data tambahan dari dokumen tertulis yang dapat mendukung penelitian, misalnya dari buku-buku literatur mengenai keberadaan DesaAdat Pengotan, Bangli masa lalu, sejarah budaya, sosial dan ekonomi yang berkaitan dengan pembentukan struktur spasial. Termasuk di dalamnya peraturan-peraturan baik formal maupun non formal. Setelah pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer maupun sekunder sebagai bahan analisis, selanjutnya dilaksanakan kegiatan penguraian keseluruhan data-data hasil observasi lapangan =5<1<E9 C9CD9=1D9;1I1>7 D5BCDBE;DEBC531B1 C9CD5=1D9C219; ;E1<9D1D96 I1>7 =5>4E;E>7 @5>:5<1C1> 41D1OC9;D1D1 ruang dan bangun-bangunannya.Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah sebagai dasar penyusunan strategi pemecahan masalah. Temuan utama penelitian menunjukkan bahwa pola Desa Adat Pengotan masih bertahan pada bentuk asli baik secara makro (desa) maupun secara mikro (rumah). Tidak ada perubahan yang berarti pada morfologinya kecuali @5>71<981>@1C1B41>@5>1=2181>C5;?<18(141D9>7;1DBE=18D5<18D5B:149@5BE2181>I1>7C97>9O;1>D5B8141@ bangunan terutama penggunaan amterial. Bangunan yang masih bertahan menggunakan bambu sebagai materialnya sangatlah kecil, sekitar 10% saja. Penggantian ini selain berkat peningkatan ekonomi, juga karena bahan bambu 491>771@C5217192181>=EB1841>D941;1G5D5=9;91>:E7149D5=E;1>61;D1218G1@5B71>D91>OC9;D5BC52EDD941; =5BE2181;D9OD1CC?C91<2E41I141>B9DE1<=1CI1B1;1D>I1-@131B1E@131B1B9DE1<C?C91<41>2E41I125B<1>7CE>7 C5@5BD9C525<E=>I1&1=E>DE>DED1>5;?>?=9=5=2E1D@?<125B=E;9=@5>4E4E;45C19>925BE218C1>71DC97>9O;1> Sebagian besar (sekitar 70%) penduduk tidak lagi menetap di desa. Mereka banyak yang hidup di pondok dan hanya kembali pada saat ada upacara ritual, sosial, budaya. Kondisi ini mengakibatkan banyak rumah yang tidak terurus dan mulai hancur, menjadikan sebagian unit rumah menjadi kumuh. Bila keadaan ini dibiarkan Desa Adat Pengotan 81>I11;1>=5>:149=EC9E=I1>781>I129C149D?>D?>OC9;>I1C1:1>1=E>;589<1>71>C@9B9D>I1;1B5>149D9>771<;1> pendukung budayanya. Kata kunci: arsitektur desa/permukiman, lay out (tata letak) rumah tradisional, bentuk, dan tata ukuran, bahan, warna dan tekstur, struktur/konstruksi dan ragam hias.
1744 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
ABSTRACT The purpose of this research is intended to parse and describe the physical condition of the architecture of the village/ settlement and residential/residential in Pengotan Indigenous Village, Bangli. Particularly with regard to the shape 1>4C@1D91<1BB1>75=5>D1C1G8?<5%?B5C@539O3
7D85<1I?EDDB149D9?>1<8?EC5C1>45<5=5>DC?6@8IC931< residence. In this study examined the physical aspects of the building, as far as possible be limited to disclosure of the aspects, among others: 1) Form, 2) Layout size, 3) Materials, colors and textures, 4) Structure/construction, 5) Decorative. The functions available in the residence at Pengotan Indigenous Village, Bangli. Disclosure wherever possible parsed from the standpoint/aspects of social relations, kinship, family structure, values rituals, beliefs, cosmology, etc. And based on the background of the historical aspect/historical of Bali Aga soceity living cultures, @1BD93E<1B!>4975>?EC.9<<175(5>7?D1>1>7<9+DE4I9C3?>4E3D54G9D849B53D?2C5BF1D9?>O5<49=@<5=5>D542I the type of participants that the researcher is part of the state of nature where he did observation. So the researchers 3?<<53D5441D12IC559>7?2C5BF9>71>4D1;5D854?3E=5>D1D9?>49B53DD8513D9F9DI?6=51CEB5=5>DC were performed to obtain accurate data about the dimensions/sizes of residential houses in the village of Indigenous Pengotan and spacious yard, so that observable physical condition/visual and spatial forms of residential tardisional Indigenous Village Pengotan currently. Measurements were also made to see the spatial changes of the facilities are attributes forming symbolic physical layout of residential buildings. Finally the inventory and documentation techniques, which is seeking additional data from written documents that can support research, for example from the literature books about the existence DesaAdat Pengotan, Bangli in the past, the history of cultural, social and economic relating to the formation of the spatial structure. Including rules of both formal and non-formal. After collecting quantitative and qualitative data from primary and secondary data sources for analysis, conducted CE2C5AE5>D453?=@?C9D9?>13D9F9DI?F5B1<<41D11CD85B5CECD8B?E78CDBE3DEB54CICD5=1D931<7CDB1D57I?6D85=19>@B?2<5=C*5C51B38O>49>7C8?GCD81DD85@1DD5B>?6D85(5>7?D1>.9<<175CEBF9F5C 9>D85?B979>1<6?B=?62?D8=13B?F9<<1751>4=93B?8?=5,85B59C>?C97>9O31>D381>759>=?B@8?<5CC D85=1B;5D381>751>4D851449D9?>?6C38??<DD85<5F5<?6D858?=581C255>1C97>9O31>D381>75D?D852E9<49>7 especially the use of material. Buildings that still survives using bamboo, as a material is very small, only about 10%. This replacement due to economic improvement, as well as bamboo material is considered as cheap and durable material. Likewise, it was found that the change would not affect the physical social and cultural activities, and community rituals. Rituals, social, and cultural took place as before. However, the economic demands of the villagers =1;51<9F9>7@1DD5B>C81F5381>754F5BIC97>9O31>D>?75B<9F549>D85 village. They are many who live in the cottage, and only returned when there is a ritual, social, cultural. These conditions resulted in many homes were neglected and began to disintegrate, so some houses became derelict. If the condition is left Pengotan Village People will just be a museum that can be watched only his physical, but lost its spirit due supporters abandoned their culture. Keywords: architecture villages/settlements, layout traditional house, shape, and layout sizes, materials, colors and textures, structure/construction and decoration.
1.
PENDAHULUAN Keunikan morfologi Desa Adat Pengotan telah berubah seiring dengan lajunya pembangunan. Pembukaan jalan Denpasar-Kintamani telah merubah morfologi desa. Perubahan mata pencaharian penduduk dari petani menjadi pedagang, wiraswasta, dan tukang telah merubah pola hidup masyarakat yang membutuhkan sarana dan prasarana baru. Demikian juga dengan pembangunan fungsi-fungsi baru berupa sarana dan prasarana pendidikan, ekonomi, dan pemerintahan telah membaur dengan fungsi-fungsi tradisional lainnya dan menciptakan morfologi baru yang mengancam identitas budaya bermukim di Desa Adat Pengotan. Desa Pengotan, merupakan salah satu desa pegunungan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli, dan Desa Adat Pengotan adalah salah satu bagian dari desa adat di Desa Pengotan. Dalam bidang ilmu kearsitekturan, sekalipun dibangun dengan konsep kosmologi Hindu, morfologi desa serta tipologi rumah tinggal di Desa Adat Pengotan berbeda dengan desa secara umum yang ada di Bali. Penduduk Desa Pengotan termasuk dalam kelompok masyarakat Bali Aga (Bali Awal) yang telah mendiami desa tersebut sebelum Hindu dari Majapahit datang ke Bali. Beberapa perbedaan budaya desa tersebut dengan desa adat lain adalah berkaitan dengan ritual perkawinan dan kematian, struktur sosial masyarakat Desa Adat Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1745
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Pengotan yang tidak mengenal kasta. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan morfologi serta tipologi hunian/rumah tinggal Desa Adat Pengotan menjadi unik, sehingga menarik untuk diteliti. Permasalahan yang akan dimunculkan dalam penelitian ini adalah, fakta bahwa dalam perkembangan waktu ciri khas bentuk dan tata ruang rumah tinggal di Desa Adat Pengotan telah berubah seiring dengan lajunya pembangunan. Secara morfologis keadaan Desa Adat Pengotan tidak mengalami perubahan yang berarti. Namun dari hasil pengamatan awal, khususnya terhadap arsitektur rumah tinggalnya menunjukkan bahwa sebagian material bangunan telah berubah. Bangunan yang pada awalnya dibangun dari bahan bambu lebih dari 50% telah berubah dengan material buatan seperti batako atau dinding permanen lainnya. Demikian juga material penutup atap, hampir sebagian besar telah diganti dengan material seperti seng, genteng. Di sisi lain, situasi desa sehari-hari cenderung kosong karena ditinggalkan penghuninya(menetap di tegalan-pondok), sehingga secara fisik rumah-rumah menjadi kurang terpelihara. Dari keseluruhan uraian diatas beberapa hal yang dapat dirumuskan sebagai latar belakang permasalahan dalam penelitian ini antara lain ; • Penelitian tentang pola bermukim/desa dengan kehidupan sosial budayanya, mungkin sudah ada inventarisasi serta dokumentasinya, namun belum ada yang memfokus pada pola perkembangan bentukan arsitektur hunian / rumah tinggal dari beragam permukiman Bali Aga di Bali, khususnya di Desa Adat Pengotan. Belum ada inventarisasi serta dokumentasi menyeluruh berkenaan dengan perkembangan bentuk dan tata ruang rumah tinggal di Desa Adat Pengotan. Faktanya bahwa, telah terjadi banyak perubahan terhadap arsitektur rumah tradisional yang disebabkan oleh paradigma kecenderungan sebagai ‘yang terpandang baru’ • Dari sudut keilmuan, khususnya bidang ilmu arsitektur, ada kekhawatiran terhadap generasi mendatang yang tidak akan memiliki kesempatan untuk mengetahui arsitektur hunian /rumah tinggal tradisional permukiman Bali Aga, sekaligus akan menyusun sebuah database secara inklusif menjelaskan arsitektur rumah tinggal tradisional di permukiman Bali Aga. Diperlukan suatu strategi untuk mengendalikan pembangunan sehingga identitas dan keunikan desa tersebut akan tetap terjaga tanpa menghilangkan peluang masyarakatnya untuk memperoleh kemajuan. Namun untuk menentukan strategi ini diperlukan dokumen lengkap yang menggambarkan kondisi fisik desa ini. Untuk itu pendokumentasian secara lengkap sangat dibutuhkan untuk menentukan strategi tersebut. Secara umum di tingkat kelembagaan, penelitian ini dimaksudkan untuk tujuan implementatif dari Tri Dharma Perguruan Tinggi pada aspek pengayaan ilmu kearsitekturan di lingkungan Universitas Udayana, sekaligu berobsesi sebagai pusat pengkajian serta pengembangan yang dapat bermanfaat bagi berbagai aspek pembangunan Bali ke depan.. Kegiatan penelitian ini adalah salah satu titik awal
pendukung kebijakan ini 2. 2.1
METODE Metode Penelitian Kegiatan penelitian akan dilakukan dengan cara: Observasi langsung ke lapangan dilaksanakan dengan tipe partisipan. Pengukuran dimensi untuk memperoleh data yang akurat mengenai dimensi/ ukuran-ukuran rumah tinggal di Desa Adat Pengotan serta luas pekarangan , sehingga bisa diamati kondisi fisik/visual bentuk dan tata ruang rumah tinggal tardisional Desa Adat Pengotan saat ini. Kemudian juga dilaksanakan inventarisasi dan dokumentasi sebagai data tambahan dari dokumen tertulis yang dapat mendukung penelitian. 2.2
Teknik Kegiatan Penelitian Dilaksanakan dengan teknik penelitian lapangan (field research). Kunjungan lapangan secara langsung dan akan dilakukan dalam lima kali. Dalam kunjungan ini akan dilakukan pengukuran dan pemotretan. Selanjutnya sosialisasi hasil pendokumentasian berupa buku akan disebarkan kepada pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal.
1746 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
2.3
Tahapan Kegiatan Penelitian Dilaksanakan dalam tahapan; persiapan, pengumpulan data; kompilasi dan pemrosesan data; menyusun hasil dan pembahasan; terakhir mengurai kesimpulan, berupa perkembangan bentuk dan tata ruang rumah tinggal tradisional di Desa Adat Pengotan, sebagai sebuah studi dokumentasi dan inventarisasi Arsitektur Bali Aga 3. 3.1
HASIL DAN PEMBAHASAN H a s i l;
+CAG;@D;3>;
&34FB3E7@3@9>;
7D363E+7@9AE3@
Gambar 1. Lokasi Desa Adat Pengotan
Desa Adat Pengotan terletak di Kabupaten Bangli 17 Km dari kota kecamatan dan 17 km dari pusat kota kabupaten Bangli, 57 km dari ibukota provinsi Bali. Luas total desa adat Pengotan adalah 818,74 Ha dimana digunakan untuk permukiman dan fasilitas desa adat seluas 89,91 Ha. Sisanya berupa tegalan dan tanah tidak produktif. Penduduk Desa Adat Pengotan terdiri dari 917 KK atau sekitar 3531 jiwa. Jumlah tersebut merupakan perkembangan dari 180 KK pada saat berdirinya. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah petani pada pertanian lahan kering (2825 jiwa). Sebagian merupakan pengrajin (353 jiwa) terutama kerajinan bambu yang merupakan sumber alam terbesar di desa ini dan sisanya (353 jiwa) adalah buruh, pegawai, dan wiraswasta. Terdapat 22 kelompok rumah dimana tiap kelompok terdiri dari beberapa KK. Tiap KK memiliki pada dasarnya dua bangunan utama yaitu Paon dan Bale Daja. Selain itu terdapat merajan di bagian utara rumah di tiap KK. Antara KK satu dengan lainnya tidak dipisahkan secara fisik dengan pagar atau pembatas lainnya. Bahan bangunan asal adalah bambu namun sebagian besar bangunan sudah diubah bahan bangunannya seperti penutup atap dari seng, genteng, dan sirap. Sedang dinding sebagian besar sudah menjadi dinding batu. Lantai sudah banyak yang dikeramik. Secara keseluruhan pola rumah pada Desa Adat Pengotan adalah sebagai berikut.
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1747
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Gambar 2. Pola rumah pada tiap rurung 3.2
Pembahasan Rumah di desa Pengotan terletak berjejer searah dengan rurung dan membentuk kavling pekarangan/ persil yang terdiri dari 7-9 rumah, dimana antara rumah satu dan lainnya tidak terdapat panyengker sebagai tembok pembatas. Setiap rumah di desa ini memiliki pola masa bangunan yang sama dan teratur dan berpola linier memanjang pada arah utara-selatan; mulai dari pemesuan, menuju ke bale adat, kemudian bale meten, dan terakhir sanggah di arah utara. Hal ini merupakan salah satu wujud keakraban warganya. Dengan topografi yang berada di daerah perbukitan menyebabkan permukiman berpola linier. Uraian diatas menunjukkan bahwa dari beberapa desa di Bali dengan pola permukiman linier (di daerah pegunungan), juga tercipta berbagai variasi pola rumah. Bangunan hunian/rumah tinggal tradisional ‘umah’ di desa Pengotan untuk 1 KK pada dasarnya hanya memiliki/terdiri dari 2 (dua) buah bangunan (tidak termasuk merajan), yaitu ; 1. Bale Meten sekaligus Paon ; posisi di bagian utara lahan. Berderet 7-9 KK (Gambar 5.12. & Gambar 5.31.) Hal ini lebih menunjukkan kekrabatan serta keakraban diantara persil/kavling). Bentuk serta wujud menyerupai Bale Daja/Saka Ulu (tiang 8). Fungsi utama selaku tempat tidur, dengan 2 buah bale-bale diantara saka-saka pada pinggir. Diantara saka tengah/sela tiang tengah terdapat tungku dapur (paon).
Gambar 3. Bale Meten
1748 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Secara umum bentuk serta tata ruang bangunan ini tidak berbeda dengan bangunan Bale Daja pada arsitektur tradisional Bali daratan (pengaruh Majapahit), namun tambahan fungsi dapur merupakan kekhususan bangunan hunian yang berlokasi di pegunungan, karena pertimbangan klimatologis (beriklim relativ dingin). Merujuk Ching, 1979; ciri-ciri visual bentuk bale meten ini adalah sebagai berikut ; • >B:CH>7:CIJ@96H6G76A:B:I:C>C>E:GH:<>9:C<6C9>B:CH>TH>@7:GJE6E6C?6C<A:76G96CI:76A Fakta di lapangan ditemukan ukuran-ukuran yang hampir sama dengan penggunaan tata atur ukuran tradisional di Bali daratan (pengaruh Majapahit), yaitu sikut dengan rai (dimensi saka, kurang lebih 9 cm) sebagai pokok. Proporsi secara horisontal 1 : 3. Dengan ketinggian serta ketebalan dinding (anyaman bambu), maka bangunan ini memiliki kriteria proporsi yang relatif sederhana serta seimbang. Secara skalatis bangunan ini relatif ’intim’/kecil serta berjajar sama 7-9 buah. • Warna ; natural, karena semua material baik bagian bataran(kaki) memakai bahan dengan warna tanah/alam, bagaian badan dengan anyaman bambu dibiarkan terekspos, serta bahan atap dengan genteng bambu. Merupakan sebuah fenomena pencahayaan yang menyatu dengan alam (konsep manik ring cecupu) dan persepsi visual yang menjelaskan persepsi kejujuran sebagaimana konsep tradisional Bali lainnya. Karena warna yang tidak menyolok maka tidak membedakan bentuk tersebut dari lingkungannya. • Tekstur ;. Banguan bale meten ini secara umum memiliki mutu tekstur sudah pasti tidak penuh dapat memantulkan atau menyerap cahaya datang. Namun permukaan anyaman pada dinding serta tata atur genteng dari bambu, setidaknya memberikan kesan nilai performasi wujud/bentuk bangunan yang cukup estetis/ornamentatif. 2. Bale Adat atau Bale Sakenem ; posisi di bagian selatan lahan. Bentuk serta wujud menyerupai Bale Sakenem(tiang 6) pada arsitektur tradisional lainnya di Bali Daratan. Fungsi utama adalah sebagai tempat manampung kegiatan adat/upacara keagaaman, dengan 1 buah bale-bale diantara saka pada bagian utama/ulu. Dalam situasi tidak ada upacara, tidak jarang bale-bale pada bangunan ini dipakai juga sebagai tempat tidur (anggota keluarga yang sudah tua) atau tempat penyimpanan barang-barang yang dipergunakan sehari-hari.
Gambar 4. Bale Adat/Bale Sakenem
Secara umum bentuk serta tata ruang bangunan ini tidak berbeda dengan bangunan Bale Adat Sakenem pada arsitektur tradisional Bali daratan (pengaruh Majapahit), bangunann terbuka di dua sisi. Namun tambahan dinding bambu kadang ditambahkan di sisi-sisinya tergantung fungsi tambahan sesuai dengan keperluan masing-masing KK (untuk tempat tidur tamabahan atau tempat penyimpanan barang). Ciri-ciri visual bentuk bale adat ini adalah sebagai berikut ; Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1749
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
>B:CH>7:CIJ@96H6G76A:696IH6@:C:B>C>?J<6E:GH:<>9:C<6C9>B:CH>TH>@7:GJE6E6C?6C< lebar dan tebal. Fakta di lapangan ditemukan ukuran-ukuran yang hampir sama dengan penggunaan tata atur ukuran tradisional di Bali daratan (pengaruh Majapahit), yaitu sikut dengan rai (dimensi saka, kurang lebih 9 cm) sebagai pokok.Proporsi secara horisontal 1 : 2. Dengan ketinggian yang ada maka bangunan ini memiliki kriteria proporsi yang sangat proporsional. Kemudian karena pokok sikut rai/dimensi saka relatif kecil, dan keseluruhannya dibuat sama, maka secara skalatis bangunan ini kecil dan intim. • Warna ; seperti pada banguan bale meten, warna bangunan bale adat sakenem sama yaitu berkesan natural, karena semua material baik bagian bataran(kaki) memakai bahan dengan warna tanah/alam, bagaian badan saka.tiang kayu diekspose warna kayu (termasuk dengan dinding -jika ada- dengan anyaman bambu dibiarkan terekspos), serta bahan atap dengan genteng bambu. Merupakan sebuah persepsi visual yang jujur, menyatu dengan alam (konsep manik ring cecupu) sebagaimana konsep tradisional Bali daratan lainnya • Tekstur ; pada bangunan bale adat sakenem ini cukup kontras dan dinamis, meskipun bangunan tanpa dinding, namun justru keterbukaan yang terjadi memberikan kualitas yang dapat dilihat dari permukaan solid-void oleh ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi bagian benda. Terbuka (ruang diluar/eksterior – natah) dan banguan semi tertutup - interior, menciptakan fenomena pencahayaan dengan tampilan kesan tekstur yang sangat dinamis. Namun memang tidak sepenuhnya dapat diraba, sehingga kesan tekstur dimaksud lebih beorientasi pada rasa estetika Secara umum bentuk (form) bangunan hunian/rumah tinggal tradisional di desa Pengotan tidak banyak mengalami perubahan, namun dari sudut wujud (shape) kaitannya dengan performansi hampir sekitar 85 persen telah berubah karena perubahan pemakaian material semata. Seperti dinding sudah memakai batako, serta hampir sebagaian besar (99 persen) bahan atap genteng bambu diganti genteng tanah liat pabrikan atau material seng/asbes. Alasan pemeliharaan serta kecenderungan sebagai ‘terpandang baru’ meruapakan stigma yang berkembang saat ini di masyarakat Desa Pengotan. Tidak jarang bantuan pihak ketiga juga kurang mengindahkan nilai-nilai konservasi yang dipandang perlu dalam rangka pelestarian local genius arsitektur Bali Aga. •
4.
K E S I M P U LA N Desa Adat Pengotan masih bertahan pada bentuk asli baik secara makro (desa) maupun secara mikro (rumah). Tidak ada perubahan yang berarti pada morfologinya kecuali pada keadaan rumah tinggal tradisionalnya telah terjadi perubahan yang signifikan terhadap bangunan terutama penggunaan material. Bangunan yang masih bertahan menggunakan bambu sebagai sangatlah kecil, sekitar 10% saja. Penggantian ini selain berkat peningkatan ekonomi, juga karena bahan bambu dianggap sebagai bahan murah dan tidak awet. Namun pergantian fisik tersebut tidak merubah aktifitas sosial budaya, dan ritual masyarakatnya. Upacara-upacara ritual, sosial, dan budaya berlangsung seperti sebelumnya. Namun tuntutan ekonomi membuat pola bermukim penduduk desa ini berubah sangat signifikan. Sebagian besar (sekitar 70%) penduduk tidak lagi menetap di desa. Mereka banyak yang hidup di pondok/lading dan hanya kembali pada saat ada upacara ritual, sosial, budaya. Kondisi ini mengakibatkan banyak rumah yang tidak terurus dan mulai hancur, menjadikan sebagian unit rumah menjadi kumuh. Bila keadaan ini dibiarkan Desa Adat Pengotan hanya akan menjadi musium yang hanya bisa ditonton fisiknya saja namun kehilangan spiritnya karena ditinggalkan pendukung budayanya. 4.
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyusunan laporan penelitian ini saya banyak menerima bantuan baik berupa data-data, saran, dukungan semangat dan pertimbangan-pertimbangan. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : • Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT; Ph.D, Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana atas kepercayaan penugasan dan dukungan yang diberikan 1750 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Bapak Prof. Dr. I Nyoman Gde Antara, M.Eng , Ketua LP2M – Unud , atas dorongan semangatnya. Bapak-bapak para reviewer saat pemaparan Usulan Penelitian ini, atas tanggapan, masukan, saran serta pertimbangan-pertimbangannya, sehingga atas rekomendasi beliaulah penelitian ini berlanjut. • Bapak I Wayan Suardana dan Bapak Wayan Kopok selaku Kepala Desa dan Bendesa Adat Desa Pengotan, atas kesempatan serta data-data yang telah diberikan, • Kepada para anggota peneliti, Ir, Made Widja, MT dan adik-adik mahasiswa angkatan 2012 I.B. Joni Mantara, Putu Adi Sumarbawa, atas partisipasinya, serta semua pihak lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memenuhi harapan dan sasarannya untuk ditindaklanjuti pada penyusunan penelitian/studi berikutnya • •
5.
DAFTAR PUSTAKA Gelebet, I Nyoman 2002, dkk, Arsitektur Tradisional Daerah Bali, Depdikbud-Bali, Denpasar.. Jensen, Gordon D & Suryani, Luh Ketut. 1996. Orang Bali. Bandung: ITB. Kaler, I Gusti Ketut. 1982. Butir-Butir Tercecer Tentang Adat Bali 2. Denpasar: Bali Agung Siregar, Laksmi Gondokusumo. 2006. Makna Arsitektur: Suatu Refleksi Filosofis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Snyder J. C, 1989, Introduction to Architecture, Mc. Grawhill, NY. S. Nasution, 2004, Metode Research (Penelitian Ilmiah) Pangarsa, Galih Widjil. 2006. Merah Putih Arsitektur Nusantara. Yogyakarta: Andi Offset. Parimin, A.P. 1986. Fundamental Study on Spatial Formation of Island Village: Environmental Hierarcy of Sacred-profane Consept in Bali (disertasi). Japan: Osaka University. Putra, I Gusti Made. 2003. Perubahan Ekspresi Konsep Natah Dalam Tata Ruang di Bali, Jurnal Permukiman Natah Vol. 1 No. 2, Hlm.52-108. Denpasar: Lab. Perumahan dan Permukiman Jur. Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1751