Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
Analisis Kelayakan Usahatani Cabe Merah Keriting (Capsicum annum L) dan Kacang Panjang (Vigna sinensis L) Secara Rotasi Menggunakan Teknologi Olah Limbah pada Lahan Sub Optimal Feasibility Analysis Farming Curly Red Chilli (Capsicum annum L) and Long Bean (Vigna sinensis L)on Rotation Using Imaging Technology Waste on Land Sub-Optimal Railia Karneta Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Sriwigama Palembang *) Corresponding author:
[email protected] ABSTRACT Technology management land sub-optimal among others with soil enrichment techniques by utilizing residual waste crop and manure be a green manure or compost, and conservation aimed at efforts to reduce erosion and nutrient losses by contour tillage, making of mounds, terras and embankments as well as vegetable crop rotation. The purpose of this study is to analyze the feasibility of curly red chili ((Capsicum annum L) farming and long beans (Vigna sinensis L) in rotation using technology if waste on land sub-optimal based on the value of money is NPV(Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost Ratio), and based on the value of time is (Break Even Point) , PBP (Pay Back of Period), sensitivity analysis. The research method used survey method a method that directly look into the field, and direct interview with farmer and related institutions. simple random with 20 respondents from 60 farmers. The results of the study that farming curly red chili and long beans in rotation using technology if waste on land sub-optimal feasible. The situation is shown by the NPV which is positive, IRR greater than the prevailing interest rate, and Net B/C greater than one. The results of the sensitivity analysis to the increase in production costs and decrease in revenue of up to 30%, farming curly red chili and beans on land sub-optimal still feasible. Key words: Feasibility study, environmentally friendly farming, land sub-optimal ABSTRAK Teknologi pengelolaan lahan sub optimal antara lain dengan teknik penyuburan tanah dengan memanfaatkan limbah sisa panen dan pupuk kandang menjadi pupuk hijau atau kompos, dan konservasi yang ditujukan pada upaya mengurangi erosi dan kehilangan unsur hara, dengan pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan guludan, terras dan tanggul serta pergiliran tanaman sayuran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usahatani cabe merah keriting (Capsicum annum L) dan kacang panjang (Vigna sinensis L) secara rotasi menggunakan teknologi olah limbah pada lahan sub optimal berdasarkan nilai uang yaitu NPV(Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost Ratio), dan berdasarkan nilai waktu yaitu BEP (Break Even Point) , PBP (Pay Back of Period), analisis sensitivitas. Metode penelitian menggunakan metode survey, yaitu metode yang langsung melihat ke lapangan dan wawancara langsung dengan petani dan Instansi terkait. Metode penarikan contoh secara acak sederhana (simple random) dengan 20 orang responden dari 60 orang petani. Hasil penelitian bahwa usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang secara rotasi menggunakan teknologi olah limbah pada lahan sub optimal layak untuk dilaksanakan. Keadaan tersebut ditunjukkan oleh NPV yang bernilai positif, IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku dan Net B/C lebih besar dari satu. Hasil analisis sensitivitas terhadap peningkatan biaya
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 produksi dan penurunan penerimaan hingga 30%, usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang pada lahan sub optimal masih layak untuk dilaksanakan. Kata kunci : Studi kelayakan, pertanian ramah lingkungan, lahan sub optimal PENDAHULUAN Kotamadya Palembang merupakan salah satu kota yang memproduksi tanaman sayuran terutama cabe merah keriting dan kacang panjang. Salah satu daerah yang memproduksi sayuran adalah Kelurahan Talang Jambe Kecamatan Sukarami dengan luas lahan kering 1071 Ha, dan berada pada 10-22 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan 15 % , pH tanah 4,5 – 5,5 (Monografi Kelurahan Talang Jambe, 2013). Karakteristik tanah kering didominasi oleh alfisol, ultisol dan oksisol, menyebabkan produktivitas atau kesuburan tanahnya rendah (Hakim, 2002) dan sumber pengairan terbatas keculi dari curah hujan yang distribusinya tidak bisa dikendalikan sesuai dengan kebutuhan. Topografi tidak datar atau lereng dengan tingkat erosi relatif tinggi, sehingga menjadi kendala dalam pengembangannya, terutama tingkat kesuburan yang rendah. Kondisi ini makin diperburuk dengan terbatasnya penggunaan pupuk organik. Bahan organik memiliki peranan penting dalam memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah, juga merupakan sumber unsur esessial lain seperti C, Zn, Cu, Mo, Ca, Mg dan Si (Abdurachman et al., 2008). Salah satu usaha mengembangkan lahan sub optimal adalah dengan melibatkan peran serta petani sebagai pelaku aktif dan masyarakat pedesaan dalam meningkatkan dan mengembangkan lahan kering yang ada secara optimal dan lestari dengan memanfaatkan pilihan teknologi penyuburan tanah secara alamiah. Teknik penyuburan tanah secara alamiah dengan memanfaatkan limbah sisa panen terutama kacang- kacangan dan pupuk kandang, menjadi kompos atau pupuk hijau yang dapat bersimbiose dengan bakteri Rhizobium, sehingga diharapkan dapat mengikat N bebas dari udara yang dapat ditambahkan kedalam tanah. Kompos berfungsi memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air, memperbaiki dan meningkatkan kehidupan di dalam tanah, dan banyak mengandung unsur hara untuk tanaman (Bachrum, 2013). Terkait dengan aspek penerapan teknologi di tingkat petani menunjukkan bahwa sistem usahatani terpadu dan integratif antar komoditas dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan pendapatan petani (Bachrum, 2013), dan bahkan sudah ada kecenderungan pengembangan pertanian yang ramah lingkungan (Soemarno, 2007). Di kelurahan Talang Jambe pengelolaan komoditi sudah mulai diarahkan pada komoditi yang ramah lingkungan sehingga pengelolaan komoditi dapat dilakukan secara terpadu dengan konsep sistem holistik, sehingga setiap komponen mampu memberikan nilai manfaat terhadap komponen lainnya. Dengan menerapkan konsep ini diharapkan dapat mengarah pada penanganan secara zero waste dan mengarahkan pembangunan pertanian lebih efisien dan berwawasan ramah lingkungan (Kariada, 2012). Konsep ini mendukung konsep sistem agribisnis, dimana setiap subsistem akan mampu bersinergi secara tuntas. Permasalahan utama yang dapat menyebabkan usahatani cabai merah keriting dan kacang panjang sering menghadapi resiko gagal, disamping kondisi tanah yang kurang subur, juga tidak adanya kepastian jual, harga yang berfluktuasi, kemungkinan rendahnya margin usaha, lemahnya akses pasar, dan ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan teknis (Bank Indonesia, 2011). Penyelesaian masalah tersebut diperlukan analisis kelayakan usahatani, baik secara teknologi maupun ekonomi. Teknologi pengelolaan lahan kering yang dilakukan adalah tindakan konservasi yang ditujukan pada upaya mengurangi erosi dan kehilangan unsur hara, dengan pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan guludan, terras dan tanggul, pergiliran tanaman sayuran, dan penggunaan pupuk organik. Teknik penyuburan tanah dengan memanfaatkan limbah sisa panen , dan
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 pupuk kandang menjadi pupuk hijau atau kompos. Secara ekonomi hal tersebut masih menguntungkan petani. Analisis kelayakan usahatani dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan bagi pengembangan usahatani cabai merah keriting dan kacang panjang pada lahan sub optimal di Kelurahan Talang Jambe pada khususnya dan Kota Palembang pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usahatani cabe merah keriting (Capsicum annum L) dan kacang panjang (Vigna sinensis L) secara rotasi menggunakan teknologi olah limbah pada lahan sub optimal berdasarkan nilai uang yaitu NPV(Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost Ratio), dan berdasarkan nilai waktu yaitu BEP (Break Even Point) , PBP (Pay Back of Period), analisis sensitivitas. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Talang Jambe Kecamatan Sukarami Kotamadya Palembang. Penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan lahan kering sampai lahan kering masam dan cukup banyak petani yang mengusahakan usahatani cabai merah keriting dan kacang panjang secara rotasi tanaman dengan sistem pertanian organik. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2014 sampai dengan bulan April 2015. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan petani melalui kuisioner yang sudah disiapkan sebelumnya, sedangkan data sekunder di dapat dari Instansi terkait, lembaga yang ada di desa dan literatur. Metode penarikan contoh secara acak sederhana (simple random) yaitu setiap petani mempunyai peluang untuk dijadikan contoh. Jumlah petani contoh atau responden yang menanam cabai merah keriting dan kacang panjang secara rotasi dengan sistem pertanian organik dalam penarikan contoh ini sebanyak 20 orang petani yang diambil sebagai contoh dari 60 orang populasi petani cabai merah keriting dan kacang panjang. Metode pengolahan data yang digunakan dalam analisis kelayakan meliputi berdasarkan nilai uang yaitu NPV (Net Present Value), IRR(Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost Ratio), dan berdasarkan nilai waktu yaitu BEP (Break Even Point), PBP (Payback of Period) dan analisis sensitivitas (Turner and Martin, 1989) HASIL Tabel 1. Biaya Tetap dan Tidak Tetap Produksi Usahatani Cabe Merah Keriting dan Kacang Panjang/Ha No Uraian Biaya Jumlah(Rp) A Biaya tetap Gaji 6.000.000,00 Penyusutan 12.551.000,00 Bunga pinjaman 2.600.000,00 Cicilan bank 4.000.000,00 Jumlah 25.151.000,00 B Biaya tidak tetap Benih 2.200.000,00 Pupuk Kandang (400 karung/Ha) 6.400.000,00 4 EM ( Efective Micro Organisme) 2.500.000,00 Upah tenaga kerja 4.100.000,00 Upah pemeliharaan 1.580.000,00
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Jumlah Total (A+B)
16.780.000,00 41.931.000,00
Tabel 2. Biaya Investasi, Biaya Produksi dan Harga Cabe Merah Keriting dan Kacang Panjang / Ha No Uraian Biaya Jumlah (Rp) A Biaya investasi 1. Lahan 40.000.000,00 2. Bangunan 1.000.000,00 3. Peralatan Produksi 12.940.000,00 4. Biaya Pra Operasi 2.697.000,00 Jumlah 56.637.000,00 B Biaya sarana produksi 1. Biaya tetap 25.151.000,00 2. Biaya tidak tetap 16.780.000,00 Jumlah 41.931.000,00 C Produksi/tahun (kg) Cabe Merah Keriting Kacang Panjang 9.780 10.000 D Harga pokok = (B:C) 4.287,42 3.449,55 E. Harga jual = D + (D x 14%) 4.887,65 3.932,49
Tabel 3. Rekapitulasi Kriteria Investasi Produksi Cabe Merah Keriting dan Kacang Panjang NPV 14% (Rp) IRR(%) Net B/C PBP(tahun) BEP (%) Cabe merah Kacang panjang
318.418.551,10 70.469.588,16
16,96 18,02
9,20 7,69
1,69 3,48
23,09 30,45
Tabel 4. Analisis Sensitivitas Usahatani Cabe Merah Keriting Terhadap Penurunan Harga Jual NPV 13% IRR(%) Net B/C Harga normal 318.418.551,10 16,96 9,20 Harga jual turun 10% 233.589.216,07 16,87 7,15 Harga jual turun 20% 160.014.655,43 16,73 5,69 Harga jual turun 30% 92.988.362,03 16,47 3,61 Tabel 5. Analisis Sensitivitas Usahatani Cabe Merah Keriting Terhadap Penurunan Produksi NPV 13% IRR(%) Net B/C Produksi normal 318.418,551,10 16,96 9,20 Produksi turun 10% 274.216.973,81 16,92 8,16 Produksi turun 20% 230,014.873,37 16,86 7,05 Produksi turun 30% 185.812.768,03 16,79 5,94
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Tabel 6. Analisis Sensitivitas Usahatani Kacang Panjang Terhadap Penurunan Harga Jual NPV 14% IRR(%) Net B/C Harga normal 70.469.588,16 18,02 7,69 Harga jual turun 10% 55.433.969,20 17,63 6,02 Harga jual turun 20% 38.460.626,12 16,26 4,15 Harga jual turun 30% 20.066.518,17 15,42 3,04 Tabel 7. Analisis Sensitivitas Usahatani Cabe Merah Keriting Terhadap Penurunan Produksi NPV 13% IRR(%) Net B/C Produksi normal 70.469.588,16 18,02 7,69 Produksi turun 10% 52.123.928,42 17,87 6,05 Produksi turun 20% 34.620.728,42 16,54 4,25 Produksi turun 30% 19.176.728,42 15,51 3,07
PEMBAHASAN Tujuan didirikannya suatu usaha yaitu untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat. Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh tergantung dari produksi yang dihasilkan. Analisis kelayakan usaha adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya usaha. Kelayakan usahatani dapat diukur dengan melihat produkivitasnya, terutama produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja dan produktivitas modal (Gray et al., 1997 ; Satyarini, 2009). Studi kelayakan merupakan penelitian terhadap rencana usaha yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak usaha dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2003). Analisis kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya para invenstor, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk mencari jalan keluar agar dapat meminimalkan hambatan dan resiko yang mungkin timbul dimasa yang akan datang karena keadaan yang akan datang penuh dengan ketidakpastian (Gittinger, 1986). Rincian biaya yang dikeluarkan untuk usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang per hektar adalah sebagai berikut : 1. Modal usahatani merupakan modal sendiri dan modal pinjaman 2. Perhitungan biaya yang digunakan adalah di dasarkan pada tahun 2015, dan diasumsikan konstan selama periode pengkajian dengan suku bunga 14 % 3. Gaji untuk manager adalah Rp 6.000.000/musim tanam 4. Biaya pra oprasi 5 % dari biaya investasi 5. Gaji dan upah naik 5 % setahun 6. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat penurunan produksi dan penurunan harga jual cabe merah keriting dan kacang panjang 10%, 20%, dan 30%. Analisis kelayakan usahatani dilakukan untuk umur proyek 5 tahun ke depan dan ditetapkan berdasarkan umur ekonomis peralatan. Dengan asumsi tersebut maka biaya investasi, biaya produksi, harga pokok dan harga jual produk bisa ditentukan. Total biaya produksi (tetap dan tidak tetap) disajikan pada Tabel 1. Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan kegiatan produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya produksi akan selalu muncul dalam setiap kegiatan ekonomi dimana usahanya selalu berkaitan dengan produksi (Hernanto, 1996 ; Kartasapoetra, 1998). Biaya tetap adalah
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan. Biaya tidak tetap tergantung pada volume produksi yang dihasilkan. Besarnya biaya produksi yang harus dikeluarkan merupakan faktor penentu terhadap harga jual terendah dari produk yang dihasilkan (Taufik, 2010). Petani dihadapkan pada biaya yang perlu dipertimbangkan untuk memperoleh pendapatan yang optimal. Perkiraan laba rugi produksi usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang, dimana pengeluaran setiap tahun digunakan untuk keperluan biaya produksi (biaya tetap dan tidak tetap). Gaji dan upah naik 5% setiap tahun. Pendapatan tiap tahun diperoleh dari nilai penjualan produk yang besarnya tergantung dari harga jual produk yang dihasilkan. Arus kas penerimaan merupakan sumber dana bagi usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang, yang terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, penerimaan dan penyusutan untuk tahun ke-1. Sumber dana untuk tahun ke-2 sampai tahun ke-5 berupa penerimaan dan penyusutan. Pengeluaran dana terdiri dari modal investasi, gaji dan upah tenaga kerja, upah pemeliharaan, pembayaran bunga dan cicilan bank. Usahatani cabe merah keriting dengan kapasitas produksi 9.780 kg/Ha (20 kali hasil panen), dan kapasitas produksi kacang panjang 10.000 kg/Ha untuk satu musim tanam dalam satu tahun. Petani memasarkan cabe merah keriting dengan rata-rata harga jual Rp 12.850/kg, harga kacang panjang Rp 6.000/kg. Kegairahan petani untuk meningkatkan kualitas produksinya akan terjadi selama harga produk diatas biaya produksi (Agung et al., 2002). Berdasarkan hasil produksi sistem budidaya pertanian ramah lingkungan memberikan hasil yang lebih rendah, dibandingkan budidaya pertanian konvensional dengan menggunakan input kimia, tetapi sistem pertanian ramah lingkungan meningkatkan kualitas sayuran, dari segi rasa, penampilan fisik, dan keamanan untuk dikonsumsi Tujuan usahatani pada akhirnya untuk memperoleh pendapatan dan tingkat keuntungan yang layak dari usahataninya. Penerimaan diperoleh dari hasil kali produksi dengan harga jual. Untuk cabe merah keriting sebesar Rp 125.673.000,00/Ha, dan untuk kacang panjang Rp 60.000.000. Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Rerata pendapatan yang diterima petani responden dari cabe merah keriting adalah Rp 83.742.000,00/Ha, dan dari kacang panjang Rp 18.069.000/Ha/tahun. Total pendapatan petani didapatkan dari hasil rotasi tanaman. Rotasi tanaman adalah menanam dua atau lebih tanaman di suatu lahan dalam satu tahun pada kurun waktu yang berbeda, dan tidak ada kompetisi inter spesies, karena hanya ada satu jenis tanaman pada satu waktu di suatu lahan. Sekarang dan masa yang akan datang, kita membutuhkan suatu sistem usahatani yang ramah lingkungan dan layak secara ekonomi (Mansyur., et al. Tanpa tahun) Hasil perhitungan kriteria investasi menunjukkan bahwa usahatani produksi cabe merah keriting pada kapasitas produksi 9.780kg/Ha dan produksi kacang panjang pada kapasitas produksi 10.000 kg/Ha untuk satu musim tanam layak untuk dilaksanakan. Keadaan tersebut dapat dilihat pada NPV yang bernilai positif, IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan Net B/C yang lebih besar dari satu. NPV yang bernilai positif sebesar Rp 318.418.551,10 untuk cabe merah keriting, dan Rp 70.467.588,16 untuk kacang panjang merupakan keuntungan bersih yang akan diterima dalam pelaksanaan usahatani pada tahun yang akan datang jika diukur dengan nilai uang sekarang. NPV bernilai positif menunjukkan kemampuan usaha untuk menghasilkan laba, sehingga layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh 16,96% untuk cabe merah keriting ,dan 18,02% untuk kacang panjang, lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan 14%. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani yang akan dilakukan mempunyai kemampuan untuk mengembalikan modal yang digunakan dan dapat menghasilkan
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 keuntungan, sehingga usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang layak untuk dilaksanakan Net B/C pada tingkat suku bunga 14% per tahun menunjukkan nilai 9,20 untuk cabe merah keriting dan 7,69 untuk kacang panjang. Hal ini berarti setiap satu rupiah yang ditanam akan menghasilkan keuntungan sebesar 9,20 rupiah untuk cabe merah keriting, dan 7,69 rupiah untuk kacang panjang. Nilai Net B/C yang dihasilkan dalam perhitungan lebih besar dari pada satu, sehingga usahatani cabe merah keriting layak untuk dilaksanakan. PBP adalah waktu yang diperlukan untuk menutup atau mengembalikan modal investasi yang ditanam. Modal investasi yang digunakan pada usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang sebesar Rp 56.637.000,00 akan kembali setelah usaha berjalan 1,69 tahun untuk cabe merah keriting, dan 3,48 tahun untuk kacang panjang. Hasil perhitungan BEP menunjukkan bahwa usaha memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Semakin kecil nilai BEP maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh. Sebagai ilustrasi, nilai BEP pada cabe merah keriting dicapai pada saat 23,0969%. Hal ini berarti 76,9031% dari penjualan merupakan keuntungan usaha. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi terhadap hasil analisis yang dilakukan, maka dilakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan biaya produksi serta perubahan penerimaan karena penurunan harga jual atau penurunan jumlah produksi yang di jual. Analisis sensitivitas diperlukan apabila terjadi suatu kesalahan dalam menilai biaya atau manfaat serta untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga (penurunan atau kenaikan) pada saat usaha tersebut dilaksanakan (Zubir, 2006). Analisis sensitivitas berpengaruh terhadap nilai NPV, IRR, Net B/C yang disajikan pada Tabel 3. Pada Tabel 4,5, 6, dan 7 terlihat bahwa penurunan harga jual dan penurunan produksi 10%, 20% dan 30% usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang masih layak untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukan oleh NPV yang bernilai positif dan IRR yang lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan dan Net B/C lebih besar dari satu. Penurunan produksi dan penurunan harga jual menyebabkan penurunan nilai NPV , IRR dan Net B/C, akan tetapi nilai-nilai tersebut masih tergolong layak. Penurunan produksi sampai 30 % dan penurunan harga jual sampai 30 % berpengaruh terhadap nilai Net B/C, tetapi masih tergolong layak. karena masih lebih besar dari satu.
1. 2. 3.
4.
KESIMPULAN Biaya produksi yang dikeluarkan pada usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang dalam satu musim tanam masing masing sebesar Rp 41.931.000,00/Ha Pendapatan yang diperoleh pada usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang dalam satu musim tanam sebesar Rp 83.742.000,00/Ha dan Rp Rp 18.069.000 Hasil analisis kelayakan finansial usahatani cabe marah keriting dan kacang panjang di lahan sub optimal selama 5 kali musim tanam masih layak untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan oleh NPV (14 %) sebesar Rp 318.418.551,10 , IRR sebesar 16,96%, Net B/C sebesar 9,20 dan PBP 1,69 tahun untuk usahatani cabe merah keriting, dan NPV sebesar Rp 70.469.588,16 , IRR 18,02 % , Net B/C sebesar 7,69, dan PBP 3,48 tahun untuk usahatani kacang panjang. Hasil analisis sensitivitas terhadap penurunan produksi dan penurunan harga jual sampai 30%, usahatani cabe merah keriting dan kacang panjang masih layak untuk diusahakan.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 DAFTAR PUSTAKA Abdurachman, A., Dariah, dan Mulyani. 2008. Strategi dan teknologi Pengelolaan Lahan kering Mendukung Pengadaan Pangan Nasional. J. Litbang pertanian 27(2) : 43-49. Agung,IGD, Niwayan P dan Nyoman R.D. 2002. Analisis Usahatani Cabe Merah Di Desa Perean Tengah Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Bali. Bachrum. 2013. Pertanian Terpadu dan Agribisnis. Pusdiklat Pertanian Terpadu. Karya Nyata. Bogor. Bank Indonesia. 2011. Budidaya Cabai Merah (Pola Pembiayaan Konvensional). Direktorat Kredit, BPR. UMKM. Jakarta Biro Pusat Statistik. 2011. Laporan Tahunan Luas Panen Produksi Sayuran di Kota Palembang Dalam Angka. Palembang. Gittinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Diterjemahkan Oleh Sutomo,S dan Mangiri, K. The Johns Hopkins University Press Untuk The Economic Development Institute Bank Dunia. Jakarta. Gray, C.P., Simanjuntak dan L.K. Sabur. 1997. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hakim,L. 2002. Strategi Perencanaan dan Pengelolaan Lahan kering Secara Berkelanjutan Di Kalimantan. Makalah Falsafah Saints. Program Pascasarjana. Institut Pertanian. Bogor. Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Kariada,I.K. 2012. Teknologi Olah Limbah Pertanian dan Aplikasinya pada Tanaman Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan. Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi. Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo. Madura. Kartasapoetra,G. 1998. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Rineka Cipta. Jakarta Mansyur., Dhalika, T., Susilawati, I, Nyimas. Tanpa tahun. Sistem Pertanian Terintegrasi pada Lahan Sempit. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung Satyarini. 2009. Analisis Kelayakan Usahatani Cabai di Lahan Pantai Pandan Simo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Soemarno. 2007. Optimalisasi Pengelolaan Lahan Kering Dalam Rangka Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Taufik. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani dan Penanganan Pasca Panen . Balai Pengkajian Pertanian. Sulawesi Selatan. Turner,J and T. Martin. 1989. Applied Farm Management. Blackwell Scientific Publication Ltd. Melbourne. Umar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komperatif . Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Zubir. 2006. Studi Kelayakan Usaha. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.