ISSN : 0854 – 4778
PROSIDING Seminar Nasional Ke 53 TEMU-ILMIAH JARINGAN KERJASAMA KIMIA INDONESIA
Seminar Nasional XXIII KIMIA DALAM INDUSTRI DAN LINGKUNGAN “Perkembangan Mutakhir dalam Teori, Instrumentasi dan Penerapan” ( Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014)
KIMIA
J A R IN G
A
A
N
J KER ASAM
I
N
DO
NE
A I S
REDAKSI: Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota Anggota
: : :
Prof. Dr. Sigit, DEA Sihono Ir. Prayitno., MT, Pen. Utama Drs. Sutjipto., MS Dra. Susana Tuning., MT Imam Prayogo., ST
Diterbitkan 15 Januari 2015 Oleh
JARINGAN KERJASAMA KIMIA INDONESIA YAYASAN MEDIA KIMIA UTAMA Akta No : 24/15/IV/1993
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
ISSN :0854-4778
REFEREE / DEWAN PENELAAH : Prof. Drs. I Nyoman Kabinawa, MM, MBA
Mikrobiologi (Microbiology)
Prof. Dr., Ir., Drs., Kris Tri Basuki., M.Sc.
Ilmu Separasi (Separation Sciences), Teknologi Sopgrasi dan Membran (Membrane and Separation Technology)
Prof. Drs.Sukandi Nasir, MM
Acrodinamika, Teknik Ruang Angkasa Lainnya/ Bahan Bakar Roket (Aerospace Engineering not elsewhere classified)
Wisnu Susetyo, Ph.D
Jaminan Kualitas, Ilmu-ilmu Kimia Lainnya/ Managernen Mutu laboratorium Kimia (Chemical Sciences not elsewhere Classified)
Dr. Bambang Setiaji
Kimia Bahan Solid (Solid State Chemistry), Katalis Kimia (Chemistry of Catalyses) dan ilmu-ilmu Anorganik lainnya (Non-Organic Chemistry not elsewhere classified)
Dr. Eko Sugiharto
Kimia Lingkungan, Jaminan Kualitas (Quality Assurance)
Prof. Dr.1r. Sigit, DEA
Simulasi dan Kontrol Proses, Design Teknik Kimia (Chemical Engineering Design) dan teknik Kimia Lainnya (Other Chemical Engineering not elsewhere Classified)
Drs. Sutjipto, MS, Pen.Utama
Kimia Lingkungan, Energy dan Termodinamika Kimia. Kimia Organik Fisik, Ilmu-ilmu kimia Lainnya (Chemical Sciences not elsewhere classified)
Ir. Ary Achyar Alfa, M.Si, Pen.Utama
Polimer, karakterisasi makromolekul, Mekanisme Polimerisasi (Polymerization Machanism) dan Teknik Bahan Lainnya (Other Material Engineering not elsewhere classified)
Ir. Erfin Yundra Febrianto, MT, Pen.Utama
Ilmu Bahan dan Proses/ Teknik Bahan Lainnya (Other Moterial Engineering not elsewhere classified)
Dr. Ir. Mahyudin Abdul Rakhman M.Eng, Pen.Utama
Teknik Biokimia (Other Chemical Engineering not elsewhere classified)
Dr. Djoko Santoso, Pen. Utama
Bioteknologi (Biotechnology)
iii
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
ISSN :0854-4778
SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA Ketua I
:
Wisnu Susetyo, Ph.D
Ketua II
:
Dr. Eko Sugiharto
Ka. Dept. Diklat.
:
Ir. Prayitno, MT., Pen.Utama
Sekretaris
:
Sihono
Bendahara
:
Imam Prayogo, ST
Anggota
:
Prof. Dr. Ir. Sigit, DEA Drs. Sutjipto, MS Dra. Sumining Dra. Susanna TS., MT Ashar Andrianto., ST
iv
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
ISSN :0854-4778
PENGANTAR
P
uji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan karuniaNya sehingga Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia Dalam Industri dan Lingkungan dengan tema “Perkembangan Mutakhir dalam Teori, Instrumentasi dan Penerapan” dapat diterbitkan. Prosiding ini merupakan dokumentasi karya ilmiah para peneliti dari berbagai disiplin ilmu terkait sains dan teknologi yang mendukung industri dan lingkungan, dan telah dipresentasikan pada Temu Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia ( JASAKIAI ) pada tanggal 13 November 2014, bertempat di Hotel Phoenix, Jalan Jendral Sudirman No. 9 Yogyakarta. Kegiatan Temu-Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia ini merupakan penyelenggaraan yang ke XXIII dan dihadiri 66 peserta. Adapun tujuan Seminar adalah untuk menjadi forum pertukaran informasi antara peneliti di Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian di satu pihak dengan para praktisi di lingkungan industri di lain pihak. Sebanyak 68 ( Enam puluh delapan ) makalah telah dipresentasikan pada Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” yang telah diselenggarakan pada tanggal 13 November 2014 oleh Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia, dan setelah melalui penilaian oleh Referee/ Dewan Penelaah, dapat diterbitkan dalam 1 (satu) buku proseding ini. Adapun rincian Intitusi yang hadir dan karya ilmiah yang telah dipresentasikan adalah sebagai berikut: No.
Institusi
Makalah
01
Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI Jl. Raya Bogor KM 46 Cibinong 16911
6
02
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jl. Jenderal Sudirman 623 Bandung 40211
4
03
Pusat Penelitian Kimia- LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang 15314
7
04
Pusat Sains dan teknologi akselerator – Batan, Yogyakarta
1
05
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – LIPi, Bandung
5
06
Unit Pelaksana Teknis Penambangan Jampang Kulon, LIPI Jl. Cigaru, Kertajaya, Simpanan, Sukabumi, Jawa Barat
5
07
Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju – BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang Selatan-BANTEN
4
08
Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN) – Batan Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710
5
09
Peneliti Bidang Propelan LAPAN, Rumpin, Bogor
4
10
Puslit Biomedis dan Teknologi dasar Kesehatan Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan, Dept. Kes RI.
6
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
v
Pengantar
vi ISSN :0854-4778
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Indusri dsn Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
11
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi – BATAN, Jakarta
4
12
Pusat Survei Geologi, Bandung
2
13
Program Teknik Elektro Universitas ITI, Tangerang
1
14
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Litbangkes, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
8
15
Microbiology Division, Research Center for Biology Indonesian Institute of Sciences Jl. Raya Bogor KM 46 , Cibinong
2
16
Pusat Penelitian Fisika – LIPI Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15314
3
17
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik. Badan Litbang Kesehatan. Jakarta 10560
1
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia (JASAKIAI) sebagai pihak penyelenggara seminar, dengan ini menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasi dalam Seminar dan aktif memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi semua pihak. Seluruh Dewan Penelaah yang telah membantu dalam seleksi, penilaian dan peningkatan mutu makalah untuk bisa dipublikasikan, seluruh anggota dewan redaksi yang telah bekerja keras untuk menyusun dan menerbitkan prosiding ini, serta semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelenggaraan seminar sampai dapat diterbitkannya prosiding ini. Besar harapan kami bahwa Prosiding ini akan banyak berguna bagi para Pembaca serta semua rekan seprofesi, serta akan dapat menjadi acuan dan titik tolak untuk mencapai kemajuan yang lebih besar untuk perkembangan Ilmu Kimia dan terapannya di Indonesia. Kami sadari bahwa Seminar dan Prosiding ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Untuk itu, kami mohon maaf dan kritik serta saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa datang selalu kami harapkan dari Rekan Sejawat dan Pembaca yang budiman.
Yogyakarta, 15 Januari 2015
Redaksi
Pengantar
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan “ Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
vii ISSN :0854-4778
DAFTAR ISI NO.
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL
i
REFREE/DEWAN PENELAAH
iii
SUSUNAN PANITIA
iv
PENGANTAR
v–vi
DAFTAR ISI
vii–xii 1-4
1.
PEMANFAATAN OKSIDA BESI ALAM SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN MAGNET PERMANEN Ardita Septiani, Novrita Idayanti, Tony Kristiantoro
2.
PEMBUATAN COAL TAR SLURRY DARI BATUBARA BITUMINUS DAN BATUBARA HASIL PROSES UPGRADING Datin Fatia Umar, Dedy Yaskuri dan Fahmi Sulistyohadi
5 - 10
3.
PREPARASI DAN KARAKTERISASI LEMBARAN GRAFIT DENGAN PENAMBAHAN PVDF SEBAGAI KOMPONEN ANODA BATERAI Deswita, Indra Gunawan dan Wagiyo H
11 - 16
4.
UPGRADING BATUBARA PERINGKAT RENDAH TEKNOLOGI CUPO (COAL UPGRADING PALM OIL) Datin Fatia Umar, Dedy Yaskuri dan Gandhi Kurnia Hudaya
DENGAN
17 - 24
5.
KAJIAN TEKNIS PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK REDUKSI LIMBAH CAIR Endro Kismolo, Prayitno, Gede Sutresna Wijaya
25 - 32
6.
UPAYA PERBAIKAN STRUKTUR IGNITER ROKET DIAMETER 100 mm KE ATAS MELALUI PENGGUNAAN BEARING Evie Lestariana
33 - 38
7.
PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA MELALUI PENURUNAN KADAR AIR Dedy Yaskuri dan Datin Fatia Umar
RENDAH
39 - 44
8.
ANALISIS UKURAN DAN KERAPATAN STOMATA PADA ARTEMISIA ANNUA L.HASIL PERLAKUAN KOLKISIN Deritha Ellfy Rantau1*, Erwin Al Hafiizh1, Wiguna Rahman2 dan Tri Muji Ermayanti1
45 - 52
9.
KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG DAN HYPERTENSI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN Bambang Sukana, Sugiharti
53 - 56
10.
PENGARUH PERSENTASE BERAT BAHAN PEWARNA (DYE) MALACHITE GREEN BAHAN SMOKE GENERATORS HIJAU TERHADAP INTENSITAS ASAP WARNA HIJAU YANG DIHASILKAN Evie Lestariana
57- 62
11.
MORFOLOGI, PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL UBI KAYU VARIAN IN VITRO DAN IRADIASI SINAR GAMMA PADA LOKASI PENANAMAN BERBEDA Hani Fitriani., N.Sri Hartati dan Enny Sudarmonowati
63 - 70
Daftar Isi
PERINGKAT
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
viii ISSN :0854-4778
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan“ Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2013
NO.
HALAMAN
12
PENGARUH RADIASI GAMMA PADA SIFAT SWELLINGHIDROGEL POLIAKRILAMIDA-ko-KALIUM AKRILAT Darsono
71 - 78
13
UJICOBA PENANGKAP EMISI PARTIKULAT PADA PEMBAKAR BATUBARA MODEL SIKLON Ikin Sodikin
79 - 86
14
STUDI KARAKTERISTIK KONDOM DAN SARUNG TANGAN DARI LATEKS ALAM IRADIASI YANG MENGGUNAKAN TIGA MACAM BAHAN PEMEKA Made Sumarti K, Darsono
87 - 92
15
PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK DAN ASAM AMINO DAGING SAPI DAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) SEGAR Idrus Kadir
93 - 100
16
PEMANFAATAN ARANG KAYU, ARANG BATOK KELAPA DAN KARBON AKTIF UNTUK PROSES PENJERNIHAN ZAT WARNA LIMBAH TEKSTIL Darwin A. Siregar
101 - 110
17
PENENTUAN KLASTER BERDASARKAN PERTUMBUHAN TUNAS IN VITRO TALAS SATOIMO (COLOCASIA ESCULENTA L.) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA Andri Fadillah Martin, Betalini Widhi Hapsari, Tri Muji Ermayanti
111 - 116
18
PENGARUH IRADIASI BERKAS ELEKTRON TERHADAP ASAM-ASAM ORGANIK , ASAM AMINO DAN ANALISIS PROKSIMAT JAMUR KUPING (Auricularia auricula) KERING Idrus Kadir dan Darmawan Darwis
117 - 122
19
STUDI PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNETITE/HEMATITE NANOPARTIKEL DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK LAPISAN AKTIF SENSOR GAS Slamet Widodo
123- 128
20
GAMBARAN PERUBAHAN KARATERISTIK MALARIA Dian Perwitasari
PERKEMBANGAN
129- 138
21
PEMBUATAN MATERIAL ACUAN STANDAR GULA DARI JAWA UNTUK STANDAR MODERN KARBON PADA PENTARIKHAN RADIOKARBON Darwin Alijasa Siregar
139- 150
22
SINTESA MATERIALZNO SEBAGAI LAPISAN NANOELEKTRODA PADA PEMBUATAN DYE-SENSITIF SOLAR CELL Lilis Retnaningsih dan Lia Muliani
151- 156
23
TEKNIK PEMBUATAN APLIKASINYA Slamet Widodo
DAN
157 - 166
24
KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI DAUN PTEROCARPUS INDICUS WILLD Lia Meilawati, Sri Hartati, Indah Dwiatmi Dewiyanti, Marissa Angelina
167 - 170
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
IKLIM
HEMATITE
DAN
NANO
PARTIKEL
Daftar Isi
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan “ Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
NO.
ix ISSN :0854-4778
HALAMAN
25
HUBUNGAN ANTARA DATA TITER ANTIBODI HEPATITIS B SURFACE DENGAN UMUR, JENIS KELAMIN , RIWAYAT IMUNISASI PADA ANAK USIA 1-14 TAHUN HASIL RISKESDAS 2007 Noer Endah Pracoyo
171 - 178
26
CEMARAN BAHAN BERBAHAYA PENYEBAB TIMBULNYA PENYAKIT PERNAFASAN PADA MANUSIA Merryani Girsang*, Suharjo**
179 - 184
27
HABITAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES AEGYPTI DAN AEDES ALBOPICTUS (SKUSE) DI DAERAH SUB URBAN : KASUS PASIR JENGKOL M. Hasyimi
185 - 190
28
KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI BATU TEMPEL TUFA ANDESIT SEBAGAI BAHAN BAKU GLASIR UNTUK GENTENG KERAMIK Suryo Sembodo, Danang Nor Arifin
191 - 198
29
KEJADIAN MALARIA DAN LINGKUNGAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT Suharjo
199 - 208
30
TEKNIK CENTRIFUGASI SEBAGAI ALAT UKUR DIAGNOSIS UNTUK PENINGKATAN PENEMUAN BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) PENYEBAB PENYAKIT TUBERCULOSIS Merryani Girsang*, Hendrik Edison *, Suharjo**
209 - 214
31
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN M. Hasyimi, Yusniar Ariyati dan Anwar Musadad
215 - 222
32
KONSENTRASI LOGAM BERAT PADA SUNGAI DAN LAHAN PERKEBUNAN AKIBAT PENGOLAHAN BIJIH EMAS AMALGAMASI DI CINEAM TASIKMALAYA Suryo Sembodo, dan Danang Nor Arifin
223 - 230
33
SUPERABSORBAN POLIMER MONTMORILLONIT K10 DAN KSF Jadigia Ginting
BERBASIS
231 - 238
34
ARANG BIOCHAR SEBAGAI PENYIMPAN KARBON UNTUK PERBAIKAN SIFAT TANAH DAN MENCEGAH TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM: Sebuah tinjauan R. Sarwono
239 - 250
35
FUNGSI FILLER PADA KUALITAS DAN KAPASITAS SAPC (1) Sri Yatmani dan (2)Jadigia Ginting
251 - 256
36
THE ROLE OF OPERATION CONDITIONS ON THE LIGNOCELLULOSIC CONVERSION INTO LEVULINIC ACID (La) IN HYDROTHERMAL LIQUEFACTION (HTL): A Review R. Sarwono
257 - 268
37
SINTESA ELEKTROLIT CAIR LITHIUM BIS (OXALATO) BORATE DENGAN PELARUT BERBASIS PROPYLENE CARBONATE UNTUK APLIKASI BATERAI LITHIUM-ION Christin Rina Ratri1), Lindha Jayanti2), Achmad Subhan1), Titik Lestariningsih1)
269 – 272
Daftar Isi
KOMPOSIT
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
x ISSN :0854-4778
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan“ Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2013
NO. 38
HALAMAN PERHITUNGAN BIAYA KERUSAKAN DAN KARBON DALAM BIAYA EKSTERNALITAS PEMBANGKIT LISTRIK
273 - 280
Mochamad Nasrullah*) 39
SINTESIS 1,2-DIFENILHIDRAZIN MENGGUNAKAN BIOKATALIS ENZIM PEROKSIDASE DARI SAWI HIJAU (Brassica juncea)
281 - 288
Minarti*, Yulia Anita*, dan Gian Primahana* 40
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG TANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR
289 - 296
Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti 41
THE QUALITY OF YOGHURT WITH ADDITION OF CITRONELLA IN VARIOUS CONCENTRATIONS
297 - 302
Tatik Khusniati, Abdul Choliq and Sulistiani 42
BATA BETON (PAVING BLOCK) BERSTANDAR BERBAHAN BAKU LIMBAH PADAT PENGOLAHAN BIJIH EMAS
303 - 310
Firman Arifianto dan Suryo Sembodo 43
THE QUALITY OF YOGHURT AT VARIOUS TIMES OF STORAGE
311 - 314
Tatik Khusniati, Abdul Choliq and Rini Handayani 44
MODEL INTERVENSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN CAKUPAN IMUNISASI DPT-3 DENGAN REVITALISASI POSYANDU DI KABUPATEN JAWA BARAT
315 - 324
Sehatman, Prima Syam, Dasuki 45
STUDI SIFAT ELEKTROKIMIA SEL BATERAI SEKUNDER LITHIUM ION DENGAN SEL BENTUK POUCHCELL UNTUK APLIKASI MOLINA
325 - 330
Achmad Subhan, Endang Suwandi, Erfin Y Febrianto 46
PEMERIKSAAN HbA1c PADA DIABETES MELLITUS
331 - 342
Wibowo 47
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN BERAT RINGANNYA INFEKSI MALARIA falciparumPADA BALITA
343 - 354
Dasuki ˡ, Elsa Elsiˡ, Jane N2 48
LAPISAN LiMn2O4 SEBAGAI KATODA BATERAI ION LITHIUM ISI ULANG
355 -360
Wagiyo Honggowiranto 49
SITUASI YERSINIA PESTIS DI JAWA TIMUR (2004-2012)
361 - 368
*Wibowo, Hendrik Edison 50
PENINGKATAN KEKERASAN BAJA SS 410 DENGAN METODE NITRIDASI
369- 372
Yustinus Purwamargapratala, Rohmat Salam, Agus Sujadna, dan Jadigia Ginting 51
PERLAKUAN MEDIA UNTUK PERTUMBUHAN PLANLET DAN AKLIMATISASI TANAMAN JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS LINN.) HASIL EMBRIOGENESIS
373 - 380
Rudiyanto1*, Darda Efendi2 dan Tri Muji Ermayanti1
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Daftar Isi
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan “ Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
xi ISSN :0854-4778
NO. 52
HALAMAN TINGKAT RADIOAKTIVITAS THORIUM (Th) DI UDARA SEKITAR CALON TAPAK BANTEN
381 - 388
June Mellawati, Heni Susiati 53
PENGARUH PENINGKATAN VITAMIN DAN PENAMBAHAN BENZIL ADENIN TERHADAP PERTUMBUHAN KULTUR TUNAS COPROSMA BRASSII MERILL & PERRY
389 - 396
Tri Muji Ermayanti1,*, Erwin Al Hafiizh1, Ary Mandessy2, Gesang Setyadi2 and Andi Mukhsia2 54
KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR CALON TAPAK PLTN BANGKA SELATAN
397 - 404
June Mellawati dan Heni Susiati 55
ISOLASI DAN PEMURNIAN PARSIAL ENZIM PEROKSIDASE DARI KAILAN (Brassica Oleraceae var Alboglabra) DENGAN SISTEM ULTRAFILTRASI
405 - 410
Hakiki Melanie, Yulia Anita dan Aspiyanto 56
PEMANFAATAN TRAS SEBAGAI BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN : SEBUAH PROTOTIPE PRODUK BERBENTUK PAVING BLOCK Danang Nor Arifin dan Rhazista Noviardi
411 - 416
57
POLA CURAH HUJAN TERHADAP KEJADIAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG
DI
417 - 424
58
KARAKTER MORFOLOGI DAN DAYA HASIL BEBERAPA GENOTIP UBI KAYU LOKAL INDONESIA Nurhamidar Rahman, Hani Fitriani, dan N. Sri Hartati
425 - 428
59
RANCANGAN (LiMn2O4)
OKSIDA
429 - 434
TEKNIK ESTIMASI BIAYA INVESTASI PLTN BERBASIS PADA PENDEKATAN PERHITUNGAN DAN SIMULASI
435 - 440
MALARIA
Jusniar Ariati dan Athena Anwar
PABRIK
KERAMIK
LITHIUM
MANGAN
Erfin Y Febrianto, Titik Lestariningsih, Christin Rina Ratri 60
Nuryanti, Suparman, Mochamad Nasrullah 61
EKSTRAKSI UNSUR KALIUM DAN NITROGEN DARI LIMBAH ALAM SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU PUPUK MINERAL ALAM (PUMINAL) Lyza Primadona dan Rhazista Noviardi
441 - 446
62
STUDI: PENAMBAHAN TITANIUM ISOPROPOKSIDA DALAM PASTA TIO2 UNTUK APLIKASI SEL SURYA FLEKSIBEL BERBASIS PEWARNA Putri Nur Anggraini, Lia Muliani, Jojo Hidayat
447 - 450
63
PENENTUAN KANDUNGAN SENYAWA AKTIF ASIATIKOSIDA PADA PEGAGAN TAWANGMANGU
451 - 456
Yulianti Sampora1, Witta Kartika Restu1, Hakiki Melanie1, dan Yenny Meliana1
Daftar Isi
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
xii ISSN :0854-4778
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan“ Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2013
NO.
HALAMAN
64
PENGARUH JUMLAH STRUKTURMIKRO HIDROXY TERMINATED POLYBUTADIENE DAN TOLUENDIISOSIANATTERHADAP HASIL REAKSI POLIMERISASI Geni Rosita
457- 464
65
TITER ANTIBODI RUBELLA DAN DETERMINANNYA PADA WANITA USIA SUBUR DI YOGYAKARTA DAN JAKARTA Maria Holly Herawati*, Raflizar**
465 - 474
66
PENGOLAHAN CPO (CRUDE PALM OIL ) SEBAGAIPOLIOL UNTUK PEMBUATAN FUEL BINDER DAN LINER PROPLAN Geni Rosita
475 - 480
67
AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA FENOLIK DENGAN BIOKATALISIS ENZIM PEROKSIDASE DARI BRASSICA JUNCEA Hani Mulyani, Euis Filailladan Andini Sundowo
481 - 486
68
GAMBARAN DATA TITER ANTIBODI HEPATITIS Bcore HASIL ANALISA LANJUT RISKESDAS 2007 Noer Endah Pracoyo.
487 - 496
DAFTAR HADIR
497 - 502
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Daftar Isi
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
ISSN :0854-4778
PERLAKUAN MEDIA UNTUK PERTUMBUHAN PLANLET DAN AKLIMATISASI TANAMAN JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS LINN.) HASIL EMBRIOGENESIS Rudiyanto1*, Darda Efendi2 dan Tri Muji Ermayanti1 1
Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Cibinong Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor , Bogor
2
ABSTRACT Jatropha curcas Linn. is one of the plant species potential as a biofuel. J. curcas plant propagation can be scaled up through somatic embryos. After germination, seedlings will develop into into plantlets then they will be acclimatized and grown in the field. Plantlets of several plant species need to be optimized to grow better in the field. The aim of this study was to investigate the effect of 2-iP on J. curcas plantlets growth, to investigate the effect of ½ MS medium in combination with IAA and IBA on rooting of J. curcas plantlets and acclimatization of J. curcas plantlets in greenhouse. Somatic embryos of J. curcas was cultured on MS medium with addition of 0.25 mg/l of 2,4-D for 4 weeks then the embryos were subcultured on MS medium without 2,4-D for 8 weeks. Embryos that have been developed and formed cotyledons were germinated in MS medium for 2 weeks until they formed plantlets with 2-3 leaves and 1-1.5 cm of high. Plantlets were then cultured in the treatment media. The results showed that MS medium containing 2 mg/l 2-iP produced the highest plantlets and highest fresh weight, significantly different from other concentrations of 2-iP. On ½ MS medium without addition of IAA and IBA plantlets produced highest number of roots. The addition of IAA and IBA had no effect on root formation of plantlets. Planlets at 10 week after cultured with well roots could be acclimatized in a greenhouse with survival rate of 30%. Keywords: Jatropha curcas, somatic embryos, plantlets, 2-iP, ½ MS, IAA, IBA, acclimatization ABSTRAK Jatropha curcas Linn. merupakan salah satu tanaman yang berpotensi dikembangkan sebagai biofuel. Perbanyakan tanaman J. curcas dalam skala luas dapat dilakukan melalui pembentukan embrio somatik. Setelah embrio somatik mengalami perkecambahan, pada umumnya akan diikuti dengan pertumbuhan kecambah menjadi planlet kemudian planlet dapat diaklimatisasi dan ditanam di lapang. Pada beberapa jenis tanaman, planlet perlu dioptimasi pertumbuhannya agar di lapang mempunyai daya tumbuh yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh 2-iP terhadap pertumbuhan planlet J. curcas, mengetahui pengaruh media ½ MS yang dikombinasikan dengan IAA dan IBA terhadap perakaran planlet J. curcas dan melakukan aklimatisasi planlet J. curcas di rumah kaca. Stok embrio somatik J. curcas diperbanyak pada media MS dengan penambahan 0.25 mg/l 2,4-D selama 4 minggu kemudian embrio disubkultur pada media MS tanpa 2,4-D selama 8 minggu. Embrio yang telah berkembang dan membentuk kotiledon dikecambahkan pada media MS sampai umur 2 minggu hingga terbentuk planlet dengan 2-3 daun dan tinggi 1-1.5 cm. Planlet kemudian dikulturkan pada media perlakuan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa media MS yang mengandung 2 mg/l 2-iP menghasilkan planlet dengan tinggi dan bobot basah tanaman tertinggi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada media ½ MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh IAA dan IBA menghasilkan jumlah akar terbanyak. Penambahan IAA dan IBA tidak berpengaruh terhadap pembentukan akar planlet J. curcas. Planlet yang berumur 10 minggu dengan perakaran baik dapat diaklimatisasi di rumah kaca dengan daya hidup 30 %. Kata-kata kunci: Jatropha curcas, embrio somatik, planlet, 2-iP, ½ MS, IAA, IBA, aklimatisasi
yang luas dan bijinya mengandung minyak 3050% (Hambali et al., 2007). Selain bersifat berkelanjutan (sustainable), tanaman ini mampu beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan dengan produktivitas cukup tinggi dan ekonomis (Daryanto, 2005).
PENDAHULUAN
J
arak pagar (J. curcas Linn.) merupakan salah satu jenis tanaman yang berpotensi sebagai penghasil biofuel. Tanaman J. curcas memiliki daya adaptasi lingkungan tumbuh
Rudyanto, Darda Efendi, Tri Muji Ermayanti
373
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
374 ISSN :0854-4778
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
Jatropha curcas merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Tanaman ini berbentuk perdu dengan tinggi 17 m, bercabang tidak teratur, dan batangnya berkayu berbentuk silindris. Batang tanaman yang masih muda bergetah jernih. Warna batang muda hijau, sedangkan batang tua berwarna cokelat (Mahmud et al., 2006). Tanaman jarak pagar biasa diperbanyak dengan biji. Perbanyakan melalui pembentukan embrio somatik memiliki keunggulan diantaranya dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, tidak memiliki fase dorman, bersifat bipolar dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan eksplan untuk transformasi genetik (Jha et al., 2007). Embrio somatik yang telah berkecambah dan menjadi planlet perlu mendapatkan sitokinin dan auksin yang memadai di dalam media untuk memacu pertumbuhan tunas dan akar. Salah satu jenis sitokinin yang digunakan pada kultur in vitro untuk meningkatkan pertumbuhan tunas adalah isopentenylaminopurine (2-iP) (Zulkarnain, 2009). Pemberian sitokinin sering menyebabkan bagian pangkal batang planlet membesar dan mengkalus. Planlet yang bagian pangkalnya mengkalus dan tidak terbentuk akar sangat sulit beradaptasi dengan baik dalam tahap aklimatisasi. Untuk mengatasi permasalahan ini maka diperlukan optimasi pembentukan akar agar meningkatkan persentase keberhasilan dalam aklimatisasi (Rostiana dan Seswita, 2007). Auksin sintetik yang sering digunakan untuk menginduksi perakaran in vitro adalah Indole 3-Acetic Acid (IAA), 1Naphthalen-eacetic-acid (NAA) dan Indole-3butyric acid IBA dalam konsentrasi rendah. Konsentrasi yang diperlukan untuk menginduksi akar bervariasi, tergantung dari jenis tanaman, jenis eksplan dan jenis auksin yang digunakan (Rostiana dan Seswita, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh 2-iP pada beberapa konsentrasi terhadap pertumbuhan planlet J. curcas, mengetahui pengaruh media dasar ½ MS yang dikombinasikan dengan IAA dan IBA terhadap perakaran planlet J. curcas serta mengetahui daya hidup aklimatisasi planlet J. curcas hasil regenerasi embrio somatik. METODA PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain embrio somatik J. curcas kultivar Dompu yang telah diinisiasi dari eksplan hipokotil embrio buah dewasa yang diambil dari kebun percobaan PT Indocement Tunggal Tbk, Cibinong (Al-Hafiizh, 2012).
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Media kultur yang digunakan adalah media MS dan ½ MS (Murashige dan Skoog, 1962). Planlet berasal dari embrio yang dikulturkan pada media MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh selama 8 minggu hingga membentuk kecambah. Kecambah kemudian dikulturkan pada media MS hingga umur 4 minggu hingga terbentuk planlet. Bagian pangkal batang planlet yang membesar dan membentuk kalus dipotong, kemudian planlet yang telah membentuk tunas dengan 2-3 daun dan tinggi 2-3 cm tersebut dikulturkan pada media sesuai perlakuan. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Untuk tahap optimasi planlet faktor yang diujikan adalah 2-iP dengan konsentrasi 0.0, 1.5, 1.0 dan 2.0 mg/l dengan media dasar MS. Untuk tahap induksi perakaran faktor yang diujikan adalah zat pengatur tumbuh IAA dan IBA dengan konsentrasi 0.0, 1.0 dan 2.0 mg/l ditambahkan pada media dasar ½ MS. Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Perlakuan yang berbeda nyata kemudian diuji lanjut dengan menggunakan Duncan’s multiple range test (DMRT) dengan tingat kepercayaan 1 dan 5% dengan software DSAASTAT V.1.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan pemberian 2-iP jumlah daun mulai menunjukkan peningkatan mulai umur 1 minggu setelah kultur. Pada perlakuan 1.0 dan 2.0 mg/l 2-iP pertumbuhan jumlah daun terus meningkat pada umur 3-8 minggu. Pada perlakuan 0.0 dan 0.5 mg/l 2-iP jumlah daun meningkat pada umur 2-6 minggu. Pada umur 8 minggu, jumlah daun terbanyak dihasilkan oleh perlakuan 2.0 mg/l 2-iP diikuti perlakuan 1.0, 0.5 mg/l 2-iP dan tanpa 2-iP (Gambar 1A). Pemberian 0.5, 1.0 dan 2.0 mg/l 2-iP juga meningkatkan tinggi planlet J. curcas. Tinggi tanaman mulai menunjukkan peningkatan pada umur 1 minggu. Pada perlakuan tanpa 2-iP tinggi tanaman hanya meningkat pada umur 14 minggu, pada umur 5-8 minggu tinggi tanaman terhenti pertumbuhannya. Pada perlakuan 0.5 mg/l 2-iP tinggi tanaman terus meningkat pada umur 4-8 minggu. Pada perlakuan 1.0 mg/l 2-iP pertumbuhan tinggi tanaman relatif sama pada umur 1-7 minggu. Sementara pada perlakuan 2.0 mg/l 2-iP tinggi tanaman terus memperlihatkan peningkatan mulai umur 1-8 minggu dengan pertumbuhan optimal terjadi pada umur 2-6 minggu. Pada umur 8 minggu, tanaman tertinggi dihasilkan oleh perlakuan 2.0 mg/l 2-iP diikuti perlakuan 0.5, 1.0 dan 0.0 mg/l 2-iP (Gambar 1B).
Rudyanto, Darda Efendi, Tri Muji Ermayanti
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
375 ISSN :0854-4778
B
A
Gambar 1. Planlet J. curcas umur 0-8 minggu pada media MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh 2-iP dengan konsentrasi 0.0, 0.5, 1.0 dan 2.0 mg/l (A). Jumlah Daun (B). Tinggi Tanaman Jumlah daun, jumlah buku dan jumlah akar pada perlakuan 0.0, 0.5, 1.0 dan 2.0 mg/l 2-iP tidak berbeda nyata (Tabel 1). Perubahan konsentrasi zat pengatur tumbuh tidak selalu berpengaruh pada variabel pertumbuhan. Zat pengatur tumbuh tidak bekerja sendiri dalam menimbulkan suatu respon, melainkan karena adanya interaksi dengan beberapa senyawa lain. Zat pengatur tumbuh ini merupakan bahan kimia dengan sinyal on atau off yang dapat memacu pembelahan sel hingga menghasilkan respon fisiologis (Harjadi, 2009).
perlakuan 2.0 mg/l 2-iP berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Planlet terendah terdapat pada perlakuan kontrol (tanpa zat pengatur tumbuh) (Tabel 1). Apabila ketersediaan sitokinin di dalam media kultur sangat terbatas maka pembelahan sel pada jaringan yang dikulturkan menjadi terhambat. Akan tetapi apabila jaringan tersebut disubkulturkan pada media dengan kandungan sitokinin yang memadai maka pembelahan sel berlangsung secara lebih cepat dan pertumbuhan planlet dapat berlangsung optimal (Bhojwani dan Razdan, 1996).
Tinggi tanaman dan bobot basah planlet J. curcas tertinggi terdapat pada media dengan Tabel 1. Jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah buku, jumlah akar dan bobot basah planlet J. curcas umur 8 minggu pada perlakuan 2-iP dengan konsentrasi 0.0, 0.5, 1.0 dan 2.0 mg/l 2-iP (mg/l) 0.0 0.5 1.0 2.0
Jumlah Daun (helai) 2.83 ± 0.58a 3.50 ± 0.43a 3.83 ± 1.23a 5.08± 1.34a
Tinggi Tanaman (cm) 1.63 ± 0.46c 2.48 ± 0.60b 2.60 ± 0.25b 4.08 ± 0.49a
Jumlah Buku
Jumlah Akar
1.08 ± 0.17b 1.33 ± 0.27b 1.17 ± 0.33b 1.67 ± 0.61ab
1.50 ± 0.64 1.50 ± 0.43 1.25 ± 0.32 1.50 ± 0.43
Bobot Basah (g) 0.19 ± 0.05c 0.58 ± 0.25c 0.73 ± 0.87bc 1.67 ± 0.78a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama untuk masing-masing peubah tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada α = 5%
Planlet J. curcas yang diregenerasikan dari embrio somatik pada media MS dengan penambahan 0.0, 0.5, 1.0 dan 2.0 mg/l 2-iP dapat dilihat pada Gambar 2. Pada kontrol (tanpa penambahan sitokinin) planlet tidak berkembang dengan baik. Sebagian daun terlihat mencoklat dan rontok (Gambar 2). Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan media bagi
Rudyanto, Darda Efendi, Tri Muji Ermayanti
pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan zat pengatur tumbuh dalam media, pertumbuhan sangat terhambat bahkan mungkin tidak tumbuh sama sekali. Pembentukan organ-organ ditentukan oleh penggunaan yang tepat dari zat pengatur tumbuh tersebut (Daisy et al., 2007). Pembelahan mitosis tidak terjadi tanpa
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
376 ISSN :0854-4778
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
sitokinin. Sitokinin terutama berperan dalam pembentukan benang gelendong (Wiendi et al., 1991). Jika pembelahan sel terhambat maka pertumbuhan planlet J. curcas terhambat pula. Pada perlakuan tanpa penambahan sitokinin bagian pangkal batang terbentuk kalus embrio somatik baru (Gambar 2). Hal ini dapat disebabkan karena adanya auksin endogen yang disintesa oleh planlet di bagian daun kemudian ditranslokasikan ke bagian pangkal batang, karena planlet masih memiliki embrio potensial maka auksin endogen yang terakumulasi di bagian pangkal batang menstimulasi terbentuknya kalus embriogenik kembali. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang ditambahkan ke dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur. Penambahan auksin pada media pada mengubah nisbah zat pengatur tumbuh endogen yang kemudian menjadi faktor penentu untuk proses pertumbuhan dan morfogenesis dari eksplan (Gunawan, 1992). Proses pembentukan organ seperti tunas atau akar merupakan interaksi antara zat pengatur tumbuh eksogen yang ditambahkan ke dalam media dengan zat pengatur tumbuh endogen yang diproduksi oleh jaringan tanaman (Lestari, 2011).
Pertumbuhan planlet pada umur 0-8 minggu disajikan pada Gambar 3. Pada media ½ MS, perlakuan tanpa auksin/ kontrol dan 2 mg/l IAA tinggi tanaman meningkat pada umur 2 minggu setelah kultur. Pertumbuhan tinggi pada umur 3-8 minggu lebih lambat dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan 1 dan 2 mg/l IBA tinggi tanaman meningkat pada umur 2 minggu, pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 3-4 minggu lambat, kemudian meningkat lagi pada umur 4-8 minggu setelah kultur. Pada 1 mg/l IAA, tinggi tanaman meningkat pada umur 1-8 minggu meskipun pertumbuhannya lambat. Pada umur 8 minggu, planlet tertinggi terdapat pada perlakuan 1 mg/l IBA kemudian diikuti 1 mg/l IAA, 2 mg/l IBA, kontrol dan 2 mg/l IAA (Gambar 3A). Jumlah daun planlet J. curcas umur 0-8 minggu tertera pada Gambar 3. Pada media ½ MS, jumlah daun mulai meningkat pada umur 1 minggu setelah kultur pada perlakuan kontrol dan 2 mg/l IAA. Pada umur 1-2 minggu jumlah daun tidak bertambah. Pada perlakuan 2 mg/l IAA jumlah daun meningkat lagi pada umur 3-8 minggu, sementara pada kontrol jumlah daun meningkat lagi pada umur 3 minggu, akan tetapi pada umur 4-5 minggu jumlah daun tidak bertambah. Jumlah daun meningkat kembali pada umur 6-8 minggu. Pada perlakuan 1 dan 2 mg/l IBA jumlah daun mulai meningkat pada umur 2 minggu, dan terus meningkat hingga umur 8 minggu. Pada perlakuan 1 mg/l IAA jumlah daun meningkat pada umur 1-8 minggu setelah kultur (Gambar 3B).
Gambar 2. Planlet J. curcas umur 8 minggu yang ditumbuhkan pada media MS dengan penambahan 0.0, 0.5, 1.0 dan 2.0 mg/l 2-iP
Gambar 3. Planlet J. curcas umur 0-8 minggu yang ditumbuhkan pada media induksi perakaran ½ MS yang dikombinasikan dengan: 0, 1 dan 2 mg/l IAA, 1 dan 2 mg/l IBA. A. Tinggi Tanaman B. Jumlah Daun
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Rudyanto, Darda Efendi, Tri Muji Ermayanti
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 Rerata jumlah akar yang terbentuk pada planlet J. curcas umur 0-8 minggu setelah kultur dapat dilihat pada Tabel 2. Pada umur 2 minggu, planlet J. curcas mulai tumbuh akar pada perlakuan ½ MS tanpa auksin dan ½ MS + 2 mg/l IAA. Pada media ½ MS tanpa auksin pertumbuhan jumlah akar meningkat pada umur 2 dan 4 minggu, sementara pada perlakuan ½ MS + 2 mg/l IAA jumlah akar
377 ISSN :0854-4778
tidak bertambah hingga umur 8 minggu. Pada umur 8 minggu jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan ½ MS tanpa penambahan IAA maupun IBA (Tabel 2 dan 4). Penambahan auksin tidak selamanya meningkatkan jumlah akar sebab penambahan auksin jenis tertentu dengan konsentrasi tertentu dapat pula menurunkan jumlah akar (Rostiana dan Seswita, 2007).
Tabel 2. Rerata jumlah akar planlet J. curcas kultivar Dompu umur 0-8 minggu pada media ½ MS yang diberi penambahan IAA dan IBA Auksin (mg/l) 0 1 IAA 2 IAA 1 IBA 2 IBA
0 0 0 0 0 0
1 0.5 0 0.3 0 0
2 1.0 0 0.3 0 0
Rerata panjang akar planlet J. curcas umur 0-8 minggu setelah kultur disajikan pada Tabel 3. Rerata panjang akar pada perlakuan ½ MS tanpa penambahan auksin meningkat pada umur planlet 1-8 minggu. Pada perlakuan ½ MS + 2 mg/l IAA panjang akar mulai meningkat umur 1 minggu, akan tetapi pada umur 2-3 minggu panjang akar tidak mengalami pertumbuhan. Panjang akar meningkat kembali pada umur 5-7 minggu setelah kultur dan setelah itu pertumbuhan
Umur (Minggu) 3 4 5 1.0 1.3 1.3 0 0 0 0.3 0.3 0.3 0 0 0 0 0 0
6 1.3 0 0.3 0 0
7 1.3 0 0.3 0 0
8 1.3 0 0.3 0 0
panjang akar terhenti. Pada umur 8 minggu panjang akar tertinggi terdapat pada perlakuan ½ MS tanpa penambahan auksin (Tabel 3 dan 4). Pada beberapa tanaman, penambahan auksin eksogen dapat menghambat proses elongasi akar, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah etilen pada ujung akar. Dalam hal ini etilen menimbulkan efek penghambatan pada perpanjangan akar (Salguero, 2000).
Tabel 3. Rerata panjang akar planlet J. curcas kultivar Dompu umur 0-8 minggu pada media ½ MS yang diberi penambahan IAA dan IBA Auksin (mg/l) 0 1 IAA 2 IAA 1 IBA 2 IBA
0 0 0 0 0 0
1 0.30 0 0.10 0 0
2 0.93 0 0.10 0 0
Tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar planlet J. curcas umur 8 minggu dapat dilihat pada Tabel 4. Tinggi tanaman relatif tidak berbeda nyata untuk beberapa perlakuan. Perlakuan ½ MS + 1 mg/l IBA memiliki nilai tinggi tanaman yang tinggi
Rudyanto, Darda Efendi, Tri Muji Ermayanti
Umur (Minggu) 3 4 5 1.55 2.63 3.13 0 0 0 0.10 0.47 0.70 0 0 0 0 0 0
6 3.77 0 0.73 0 0
7 4.37 0 0.77 0 0
8 4.42 0 0.77 0 0
akan tetapi tidak signifikan terhadap perlakuan ½ MS + 1 mg/l IAA dan ½ MS + 2 mg/l IBA (Tabel 4). Hal serupa juga terjadi pada jumlah daun. Jumlah daun J. curcas umur 8 minggu tidak berbeda nyata antar perlakuan (Tabel 4).
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
378 ISSN :0854-4778
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
Tabel 4. Tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar serta panjang akar planlet J. curcas yang ditumbuhkan pada media induksi pengakaran dengan media dasar ½ MS yang dikombinasikan dengan zat pengatur tumbuh: 0.0, 1.0 dan 2.0 mg/l IAA, 1.0 dan 2.0 mg/l IBA umur 8 minggu. Auksin (mg/l) 0 1 IAA 2 IAA 1 IBA 2 IBA
Tinggi Tanaman (cm) 3.00 ± 0.36bc 3.57 ± 1.03abc 2.67 ± 0.06bc 4.37 ± 1.26a 3.43 ± 0.71abc
Jumlah Daun (helai) 4.00 ± 2.65a 5.33 ± 1.15a 5.67 ± 3.21a 5.67 ± 0.58a 4.67 ± 2.52a
Jumlah Akar
Panjang Akar (cm)
a
1.33 ± 0.58 0.00 ± 0.00b 0.33 ± 0.58b 0.00 ± 0.00b 0.00 ± 0.00b
4.42 ± 3.43a 0.00 ± 0.00b 0.77 ± 1.33ab 0.00 ± 0.00b 0.00 ± 0.00b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada α = 5% Jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan ½ MS tanpa penambahan auksin dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Akar terpanjang juga terdapat pada perlakuan ½ MS tanpa penambahan auksin, berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan ½ MS + 2 IAA. Pada perlakuan lainnya tidak terdapat akar yang tumbuh (Tabel 4). Penambahan IAA dan IBA pada media tidak berpengaruh terhadap pembentukan akar planlet J. curcas hasil regenerasi embrio somatik. Pada tanaman Cichorium intibus L. auksin endogen lebih cepat menginisiasi akar dibandingkan dengan auksin eksogen (Vuylseteker et al., 1998). Penambahan IAA dalam konsentrasi tinggi meningkatkan proses pembentukan akar, namun akumulasi IAA endogen dihambat oleh 0
1 mg/l IAA
auksin eksogen yang ditambahkan ke dalam media (Liu et al., 1998). Morfologi planlet J. curcas pada umur 8 minggu setelah kultur disajikan pada Gambar 4. Akar J. curcas hanya terbentuk pada perlakuan ½ MS dan½ MS + 2 IAA (Tabel 4 dan Gambar 4). Pada perlakuan 1 mg/l IAA, 1 dan 2 mg/l IBA tidak terbentuk akar bagian pangkal batang membesar dan membentuk kalus (Gambar 4). Hal ini disebabkan karena adanya akumulasi auksin endogen yang ada di dalam planlet yang kemudian berinteraksi dengan auksin sintetis eksogen yang diberikan pada media sehingga menyebabkan kesetimbangan hormon di dalam planlet berubah sehingga berubah menjadi kalus.
2 mg/l IAA
1 mg/l IBA
2 mg/l IBA
Gambar 4. Morfologi planlet, akar dan pangkal batang J. curcas umur 8 minggu yang ditumbuhkan pada media induksi perakaran dengan media dasar ½ MS yang dikombinasikan dengan zat pengatur tumbuh: 0, 1 dan 2 mg/l IAA, 1 dan 2 mg/l IBA. Terbentuknya kalus pada bagian pangkal batang planlet J. curcas menjadi kendala untuk tahap aklimatisasi. Hal ini dialami pada 40 planlet yang diaklimatisasi, yakni tidak ada planlet yang mampu bertahan hidup hingga umur 3 minggu, meskipun bagian pangkal telah dipotong dan diberi root-up untuk menstimulasi perakaran secara in vivo. Sistem perakaran pada planlet yang berasal dari kultur
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
jaringan cenderung mudah rusak dan tidak berfungsi dengan sempurna pada keadaan in vivo, misalnya akar yang terbentuk sedikit atau tidak terbentuk sama sekali. Akar yang tidak berkembang dengan sempurna menjadikan pertumbuhan tanaman pada kondisi in vivo sangat tertekan, terutama pada keadaan evaporasi tinggi (Zulkarnain, 2009).
Rudyanto, Darda Efendi, Tri Muji Ermayanti
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 Media ½ MS tanpa auksin dapat menstimulasi pembentukan akar (Tabel 2 dan 3). Telah dilakukan 3 kali penanaman planlet di media ½ MS yang masing-masing berjumlah 30 planlet. Dari 30 planlet tersebut 9 planlet mampu membentuk akar (30%). Planlet yang telah berumur 10 minggu dan telah terbentuk akar kemudian diaklimatisasi di rumah kaca (Gambar 5A).
379 ISSN :0854-4778
Dari 9 planlet yang telah membentuk akar tersebut yang berhasil diaklimatisasi dan bertahan hidup hingga umur 3 minggu (Gambar 5B) hanya 3 planlet (30%). Setelah ditanam selama 3 minggu, tanaman J. curcas dipindah tanam ke polybag dengan diameter lebih besar untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tanaman J. curcas yang telah berumur 8 minggu setelah tanam siap untuk di tanam di lapang (Gambar 5C).
A
B
C
Gambar 5. Jatropha curcas hasil regenerasi embrio somatik. A. Planlet J. curcas yang telah berakar, B. Tanaman J. curcas umur 3 minggu setelah aklimatisasi, C. Tanaman J. curcas umur 8 minggu setelah pindah tanam. KESIMPULAN Pertumbuhan planlet J. curcas hasil regenerasi embrio somatik dapat dioptimalkan dengan mengkulturkan planlet pada media MS dengan penambahan 1 mg/l BAP atau 2 mg/l 2-iP. Induksi perakaran planlet J. curcas hasil regenerasi embrio somatik dapat dilakukan dengan mengkulturkan planlet pada media dasar ½ MS tanpa penambahan auksin. Penambahan IAA dan IBA tidak berpengaruh terhadap pembentukan akar planlet J. curcas hasil regenerasi embrio somatik. Aklimatisasi dapat dilakukan pada planlet yang telah berumur 10 minggu dan terbentuk akar dengan daya hidup yang perlu ditingkatkan.
Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) Kultivar Dompu” DAFTAR PUSTAKA -
Al-Hafiizh, E., D. Efendi, T.M. Ermayanti. 2012. Induction and Maturation of Somatic Embryos of Jatropha curcas L. Initiated from Different Types of Explants and Plant Growth Regulators. Proceedings The 5th Indonesia Biotechnology Conference, Mataram Lombok Indonesia. 308-318
-
Bhojwani, S.S., M.K. Razdan, 1996. Plant Tissue Culture: Theory and Practice, a Revised Edition. Elsevier. 768p
-
Daisy, P., S. Hendaryono, A. Wijayani. 2007. Teknik Kultur Jaringan; Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara
Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada Erwin Al-Hafiizh yang telah menyediakan bahan eksplan embrio somatik J. curcas. Makalah ini merupakan pengembangan dari Tesis Pasca sarjana di IPB yang berjudul “Optimasi Proliferasi dan Perkecambahan Embrio Somatik serta Pertumbuhan Planlet
Rudyanto, Darda Efendi, Tri Muji Ermayanti
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
380 ISSN :0854-4778
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014
Vegetatif-Modern. 140p
Kanisius.
-
Daryanto, A. 2005. Analisis Kebijakan Pemerintah di Bidang Energi: Penanaman Jarak Pagar Sebagai Solusi Alternatif Pengadaan Sumber Energi Terbarukan. Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) Untuk Biodiesel dan minyak Bakar. Bogor. 56-62
-
Gunawan, L. W. 1992. Teknik Kultur Jaringan. Laboratorium Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas. IPB. Bogor. 252p
-
Jha, T.B., P. Mukhetjee, M. M. Datta. 2007. Somatic Embryogenesis in Jatropha curcas Linn., an Important Biofuel Plant. Plant Biotech. Rep, (1) :135- 140
-
Hambali. 2007. Prospek Pengembangan Tanaman Jarak Pagar untuk Biodiesel dan Produk Turunan Lainnya. Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Dernplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.). Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi, LPPM-IPB. 47p
-
Harjadi,
S.S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh: Pengenalan dan Petunjuk Penggunaan pada Tanaman. Penebar Swadaya. 76p
-
Lestari, E. G. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman melalui Kultur Jaringan. Jurn. AgroBiogen, 7(1):63-68
-
Liu, Z.H., W.C. Wang, Y.S. Yen, 1998. Effect of Hormone Treatment on Root Formation and Endogenous Indole-3-Acetic Acid and Polyamines Levels of Glycine max Cultivated in vitro. Bot. Bull.of Academia Sinica, 39: 113 – 117
-
Mahmud, Z., A.A. Rivaiedan, D. Allorerung. 2006. Petunjuk Teknis Budidaya Jarak Pagar. Puslitbangbun. Bogor. 36p
-
Murashige, T., F. Skoog. 1962. A Revised Medium for Rapid Growth and Bio Assays with
Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Tobacco Cultures. Phys.Plant., 15(3): 473-497 -
Rostiana, O., D. Seswita. 2007. Pengaruh Indole Butyric Acid dan Naphtaleine Acetic Acid terhadap Induksi Perakaran Tunas Piretrum [Chrysanthemum cinerariifolium (Trevir.)Vis.] Klon Prau 6 Secara in vitro. Bul. Littro, 1 (18): 39 – 48
-
Salguero, J. 2000. Exogenous Effects on Root Growth and Ethylene Production in Maize Primary Roots. http:// abstracts.aspb.org/aspp2000/pub lic/P28/ 0129. html. Diakses 4 Agustus 2014
-
Vuylseteker, C., E. Dewaele, S. Rambour. 1998. Auxin Induced Lateral Root Formation in Chicory. Annals of Bot., 81: 449 – 454
-
Wiendi, N. M. A., G. A. Wattimena, L. W. Gunawan. 1991. Zat Pengatur Tumbuh. Dalam: Bioteknologi Tanaman. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. 200p
-
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman, Solusi Perbanyakan Tanaman Budidaya. Bumi Aksara. 250p
Rudyanto, Darda Efendi, Tri Muji Ermayanti