Universitas Udayana
ISBN 978-602-7776-09-8
PROSIDING SEMINAR NASIONAI PERTETA 2012 PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKA
Denpasar, 13-14 Juli 2012
Diselenggarakan oleh PERTETA Cabang Bali dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-50, HUT ke 28 & BK ke 18 FTP UNUD Didukung oleh :
ALMEGA seja.brera
Q}WISUKA '{
u
2
aAnalilika
PT. C krawala Angkasa
PT. Almega Sejahtera
10
PT. Ditek Jaya
[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012J
h:AJIAN IDENTIFIKASI CHILLllVG I1V./URYPADA BUAH \LPUKAT SECARA NON DESTRUCTIVE MENGGUNAK.AN
GELOlVIBANG ULTRASOl TIK
.
Emmy Darmawati, Achmad Fauzan Alfansuri Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fak\dt3s Tekl1ologi
Pertanj~n,
IPB
c-mail:
[email protected]
ABSTRAK !3U~lh
alpukat (Persea americana i\Till) tennasuk buah klimakterik yang sering sebelum dimatangkan atau dipasarkan. I'vfetode penyimpanan suhu rendah ,::':lllukan untuk. mempeiiahankan mUlL!, namun perm.asalahannya adalah sering terjadi ~l"llI~;lkall dingin atau chilling injury (0). Identifikasi adanya gejala CI secara 11011 ,...'iniii/I·e periL! diJakukan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan yang ditimbulkan. j'l'!ll!~':lIi1
c CJ C IV
0..
[5 V>
IV
0..
Kala kunci : Alpukat, Chilling injury, Non destructive, Gelombang ultrasonik.
-~
C -OL
CJ
f-
c
m -0 V>
CJ v;
o
I-
0..
59
~ I I I "l'::'
[PROSiDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
~::
--------------------------"
PENDAHULUAN ~.
Buah alpukat memiliki pasar dan nilai ekonomi yang sangat baik di dalam maupun Iu negeri. Produksi buah alpukat Indonesia terus meningkat, berdasarkan data Badan Statistik tahun 2010 tercatat bahwa produksi buah alpukat tahun 2004 sebesar 221,774 to;;: dan pada tahun 2009 sebesar 257,642 ton. Buah a1pukat memiliki umur simpan yang pendei1!it. bila disimpan pada ruang, dan akan melambat hingga 30-40 hari bila disimpan pada suhu SoC (Indriani 1997). Namun permasalahan yang sering terj adi pada penyimpanan suhu dingir. adalah adanya kerusakan dinginatau Chilling lnjwy (Cl) yang akan menurunkan mutu buah. ~'t. Pendugaan adanya gejala CI menjadi penting untuk melakukan tindakan agar kerusakat~. dapat dicegah atau diperkecil. Kerusakan CI pada buah alpukat ,menyebabkan buah gag~ matang, daging buah berwama coklat, buah cepat busuk pada saat dibiarkan pada suhu ruan~ Pemeriksaan mutu buah secara non destruktif (Non Destructive Testing, NDT) untux mengidentifikasi adanya CI perlu dikaji sehingga CI dapat terdeteksi dengan cepat danakurat. Penggunaan gelombang ultrasonik yang dapat mengidentifikasi mutu buah sepeni total padatan terlarut dan kekerasan dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi adany~ gejala Cl, khususnya untuk buah alpukat. Penelitian ini bertujuan mengkaji gelombang ultrasonik untuk mengidentifikasi gejala Cl secara non destructive.
Pus::
l\1ETODOLOGI Bahan dan Peralatan
Bahan yang digunakan adalah buah alpukat varietas mentega mutu I dari daerah Ciawi. Jawa Barat dengan ukuran diameter rata-rata 7 em dan berat berkisar 250 - 350 gram/buah yang dipetik pada bulan Juli 20 11. Alat untuk pengukuran sifat gelombang ultrasonik digunakan tmnsducer pemancar dan penerima gelombang ultrasonik dengan frekuensi 50 kHz. Refraktometer digital ATAGO PR-20 I untuk mengukur TPT, Rheometer modelCR 300 DX-L untuk mengukur kekerasan, Chromameter model CR 310 untuk menguku ,varna kulil dan daging buah. IVletodologi Penelitian dilakukan ctalam tahapan seperti tersaji pacta Lampiran 1. Pengukuran sifat gelombang ultrasonik, Buah alpukat yang telah dibersihkan diletakkan pada dudukan buah antara keclua transducer, kemudian gelombang ultrasonik ditembakkan dengan cara mcngontrol penembakan melalui softv.·are M621 di komputer. Data hasil penembakan berupa clat8 teg8ngan (amplitudo) d8n waktu, selanjutnya c1iolah menjacli data kecep8tan ge10mbang dan atenuasi. Perhitungan kecepatan gelombang ultrasonik dilakukan clengan menggunakan PerS81na8n 1, sedang perhitungan atenllasi clengan menggllnakan Persamaan 2. "" .. ""
,
"
" .. " .. ""
"".V
= -5t
(1)
Dimana V: kecepatan gelombang(m/s); S : j8rak antara transmitter dengan receiver (m) dan t : waktu tem puh (detik).
"""
"
"
(( = -x1
A
[In-.Jl.] .. (2) Ax
.fit;
[PROSIDING SEMINAR NASIONAl PERTETA 2012J
()lil 1:111 :1 : (i.
.
,
.
~C'cfisien atenuasl (aB/m);
\ j;lr:lk:
nplilUdo mula-mula (volt); . \,. ,::npliwdo setelah menempuh ]arak x (volt)
.\:: ;I
Pcngukuran perubahan mutu alpulclt selama daIum penyimpanan. Paramcter '''IJ1() diduaa berkaitan dengan gejala CI adalah \Varna, kekerasan, TPT. Pengukuran 111l1l1 \ ' ' ' ' '" • 1 "'1;3n c;criap 3 har1 sekali, dengan lama Slmpan berdasarkan suhu penyimpanan. Pada III .Jr~ \. t\ ( .... 0 0 ,uhu rlIang dilakukan lama simpan 14 hari, suhu IS C 28 hari dan suhu 5 C 35 hari. h':b('(iJan lama simpan diretapkan berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada. Titik ;':l1i~llkuran diiakukan di daerah yang samJ dengan titik penembakan gelombang ultrasonik ~ :111\1 ;11ah radial pada 4 titik. . I'cngukuran \Varna. Chroma meter model CR 310 dikalibrasi dan selanjutnya sampel dlld-:lII dcngan meletakkan ujung head pada permukaan buah alpukat. Sistem notasi \.vama ,:IIl\;Jl:lbn dengan menggunakan sistem Humer yang dicirikan dengan 3 parameter, yaitu L, • J
j
.~. d~Ul
b. Fcngnkuran kekerasall. Pcngukuran kckc1'tlsan dilakukan dengan menggunabn H L:;;ll1crcr model CR 300 yang diset dengan /Ilode 20, beban maksimum 10 kg, kcdalaman l'll1lLlJ1Jn 10 mm, kecepatan pCl1unman bcban 60 mm/menit, dan diameter jarum 5 mm. \i1ai hasil pengukuran dalam kg-force (kg£). Pengukuran Total Padatan Terlarut (TPT). TPT diukur nlenggunakan alat Rl·j!'ah:tometer digital ATAGO PR-20 1. Daging buah diambil fitratnya, kemudian diletakkan p:\(!;l prisma refraktometer. 1\ilai yang tertera pada alar menunjukkan nilai total padatan tnl
HASIL DAN PEMBAHASAN l'nubahan Mutu Buah Alpukat Selama Penyimpanan Parameter mutu buah yang diduga dapar mengindikasikan adanya gejala Cf adalah warna, kckerasan, total padatan terlarut, dan pH. Warna. Hasil penelitian memperlihatkan perubahan nilai L selama penyimpanan di suhu ruang, ~llhll ISoC, dan suhu 5°C (GambaI' 1, Lampiran 2). Pada penyimpanan suhu ruang, terjadi pl:llingkatan nilai L pada hari ke-3 penyimpanan , kemudian menurun pada ke-7 sampai dcngan hari ke 14 (busuk). Proses ini sesuai dengan ciri buah a!pukat yang akan mengalami proses pcmatangan beberapa saat setelah panen dan kemudian akan menuju proses pcrnbusukkan. Pematangan buah alpukat pada umumnya ditunjukkan oleh peningkatan ktccrahan wama kulit buah. Pada penyimpanan suhu 15°C, mempunyai pola yang sarna hanya proses pematangan yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai L terjadi pada hari ke .10 dan selanjutnya akan menurun sampai akhir penyimpanan (hari ke 28 sudah busuk). Hal I~I mCllunjukkan bahwa suhu penyimpanan mampu memperlambat proses pematangan. !'cnOllicna tersebut tidak terlihat pada penyimpanan suhu 5°C, dimana nilai L meningkat di han ke 10 dan menurun sangat lambat dengan nilai L yang masih tetap tinggi di akhir PCIlYlmpanan (35 hari penyimpanan). Hasil ini mengindikasikan adanya proses gaga! matang karcna kerusakan dingin (Cf). Perubahan nilai a dan b (Gambar 1, Lampiran 2) menunjukkan pola yang sarna dengan L pacta suhu ruang dan 15°C yaitu terjadi perubahan wama hijau (-a) menuju wama merah (-i'a), komponen wama kuningnya berkurang, hal ini menandakan ada proses pematangan.
-
c Q)
c
ro
CL
ro
u
Vl
ro
CL
C .::L
f-
c
m "0 Vl
Q) Vl
C
'CL
ro
en r.J
>-
(1)
.::L Q)
0:::
61
[PROSIDING SEMINAR NASIONAl PERTETA 2012]
Pada penyimpanan suhu SoC, komponen warna hijaunya masih tetap tinggi (-a) demikiilI juga dengan komponen warna kuning yang mengindikasikan tidak terjadi proses pematanga~ ,
Kekerasan. '1: Ada kesamaan pola penunman kekerasan buah alpukat yang disimpan pada suhu ruan!,;' dan 1SoC (Gambar 2, Lampiran 2) hanya berbeda saat terjadinya penurunan tertinggi yaniff mengindikasikan proses pematangan. Pada suhu mang terjadi penunll1an yang tajam pad, hari ke 3 penyirnpanan dan pada suhu lSoC terjadi pada hari ke 10 setelah penyimpanan. H~ ini menunjukkan bahwa suhu lSoC bersifat mernperlarnbat proses pernatangan. Pad, . penyirnpanan SoC, penumnan nilai kekerasan kecil bahkan pada hari ke 10 terjadi kenaikarJ nilai kekerasan yang tertinggi dan menunll1 secara fluktuatif sampai hari ke 3S dengan nil~ .~. kekerasan masih lebih tinggi dari buah alpukat yang disirnpan di suhu mang rnaupun 15°C. ... Seperti yang ditunjukkan oleh perubahan warna, perubahan kekerasan juga dapat dijadikan indikator adanya proses pernatangan buah. Peleg et al. (1990) menyatakan bahwa kekerasan rnerupakan prediktor yang baik untuk rnenentukan tingkat kematangan buah. Kekerasan buah alpukat yang disirnpan pada suhu SoC yang tetap tinggi rnenunjukkan tidak terjadi proses pelunakan atau pernatangan selarna dalarn penyimpanan. Penurunan kekerasan atau pelunakan teljadi karen a ada proses perornbakan protopektin menjadi pektin dimana pecahnya protopektin rnenjadi zat dengan bobot molekul rendah yang lamt dalarn air mengakibatkan lemahnya dinding sel dan tunllmya kohesi yang rnengikat se! satu dengan yang lain. Co,
Total Padatan Terlarut. Buah alpukat adalah buah klimaterik yang unik karena tidak dapat rna tang di pohon. Kematangan akan terjadi setclah beberapa saat dipanen. Walaupun buah alpukat tidak berasa rnanis pada saat matang, tetapi TPT dapat dijadikan indikator kematangan buah karena kandungan karbohidratnya cukup tinggi yaitu 7,7 gram dalam 100 gram daging bllah. semen tara kandungan Iemak sebesar 6,5 gram. Pola perubahan TPT (GambaI' 3, Lam;)iran 2) selama dalam penyimpanan seiring dengan pola perubahan kekerasan. Pada awal penyimpanan, niJai TPT rendah dan rneningkat beberapa hari setelah penyimpanan kemudian rnenurun diakhir penyimpanan. Pada saat nilal TPT tinggL menanclakan adanya proses pematangan buah, seJanjutnya niJai TPT menllrun mengindikasikan aelanya proses pembusukan. Pola tersebut tidak terJihat paela buah alpukat yang disimpan di suhu Soc. diawal penyimpanan kanelungan TPTnya tents menunm dan meningkat tinggi setelah hari ke 35. Peningkatan niJai TPT pada buah alpukat tielak hanya karena perombakan karbihidrat tetapi juga hidrolisa lemak, sehingga fenomcna paela alpukat yang elisimpan pada suhu SoC kcmungkinan besar adalah basil dari bidrolisa lemak yang mengindikasikan kcbusukan. Sifat Gelombang Ultrasonik Selama Penyimpanan Pengukuran sifat gelombang ultrasonik paela buah alpukat elilakukan elari saat buah bnI'll eliangkut dari kebl1l1 ke laboratorium sampai buah mengalami pembusukan di setiap perlakuan suhu penyimpanan.
Kecepatan gelornbang. Pada penyimpanan suhu ruang clan subu lSoC memperlihatkan bahwa kecepatan geJombang cenderung meningkat eli awal kernuclian menurun sampai akhir penyimpanan (Gambar 4, Lampiran 3). Faela penyimpanan subu SoC, kecepatan gelombang menurun lambat sampai dengan hari ke 23, kemuclian terus meningkat sampai akhir penyimpanan Hasil ini mananelakan bahwa aela pengerasan kembali eliakhir penyimpanan yang elisebabkan
-
[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012J
(ll!:ll, lCljadinya proses pematangan. Mizrach et al. (1994), menyimpulkan dari hasil "'Ilcliliannya bahwa ada hubungan antara kecepatan gelombang dan kekerasan. Semakin lUll:d, buah, nilai kecepatan gelombang ultrasoniknya akan semakin rendah karena sifat I'r!\)lnlJ:ll1g llltrasonik Y2.ng sempurna merambat pada media padat. Pada penelitian ini, seeara ~ i~lI:d Ilubllngan keeepatan gelombang dengan nilai kekerasan tidak terlihat tetapi bila ,::hllbllIlgkan dengan TPT lebih terlihat. Selanjutnya akan dibahas pada sub bab hubunga:1 'll"lIkuran distruktif dan non distruktif. !'L ::\ 1L'llllasi.
. Atcllllasi menyatakan banyakl1ya energi yang bilang pada sa at pcrambatan gelombang ult;;:sonik mclcwati medium. Koefisien atenuasi dipengaruhi oleh jenis medium perantara d:lIJ b~Ii1Y3knya zat yang terkandung di dalam medium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa \l'l11:iKin' lama waktu simpannya semakin meningkat koefisien atenuasinya. Semakin lama llll1lir panen maka pembentukan komponen buah abn scmakin kompleks sehingga lebih l':II1\'JK lcrjadi peristiwa geJombang seperti pembiasan dan pemantu]an pada batas anrara !llL'lliuill berbeda. Dengan demikian semakin banyak energi yang tidak dapat diteruskan \,'ili;ll..'.!!3 koefisien atenuasi semakin meningkat. Pada pengimpanan suhu ruang pcningkatan k(,,·ri;l;n atenuasi sangat nyata, sedang pada SUhll ISoC dan SoC berOukt"uasi dengan ~"'c\'I1lit'rLingan meningkat pada akhir penyimpanan (Gambar ), Lampiran 3). IIlIlJungan Parameter Akustik Gelombang liltrasonik dcngan Sifat Fisiko Kimia Buah
A!r ukat
Pcnggambaran hubungan an tara hasil pengukuran mutu yang diwakili dcngan ;1!ilmClCr kckerasan dan TPT dcngan nilai akustik dari geJombang ultrasonik buah selama d:d:ml pcnyimpanan untuk ke tiga perlakuan suhu sepel1i pada Gambar 1 untuk kecepatan gdombang dan Gambar 2 unt1.lk atenuasi. Persamaan yang terbcntuk pada masing-masing gambar merllpakan trend garis yang d!bcnruk oleh software Excel dengan pilihan R yang paling besar. Hubungan kekerasan buah ~lpllkat yang disimpan pada suhu ruang dan suhu lSoC dengan nilai keccpatan gelombang ll1cmpunyai trel.d yang sama untuk nilai R yang paling baik, sedang untuk penyimpanan suhu :"C lC'rbentuk trend garisnya berbeda walaupun berbentuk persamaan polinomial. Hasil ini mcnginfonn3sikan bahwa teljadi proses pembahan dalam daging buah alpukat yang tidak S
C QJ
C
ro
0...
ro
u
ro
0... C .::L QJ
f-
c
ro 'D
QJ
o
I....
0...
ro
m
>-
m .::L Q)
a::
63
[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
___~_~~_R_~:~ __.__
6
5
r-:
I
~
..:.:
11l
II
2
~ 1
lOO
-2DD
~: L-=-~ 0
300 1
'---
K_e_c_e_p_at_a_n_l_m_/_s_l_-'
L
16
I~
II
I
I
L 1
l
..
l"
I'
I
0
_
62,035
200
400
Kecepatan lm/s)
Gambar 1,
II ~:
'
0
i
II
i
- -- --- ---.--- - -..-
~ i,.OOOO,~;;~""" 0
~---"-fl2~~~47------;~0
i I
I
Kecepatan (m/sl
•
;;
Suhu 5
I
I
8
~
II
-- - ----- ---- -------- - ---
~
6
-i.,.-----
[-:.-o~:;;,ooo", I ~: ,
:
•
I
Y -- -O,OOT12XZ+LJ:T039X:-
I
8,4836
l O R ' =0,512
I
i
!!
-------
v
lsi
i I :R'' = 0 211 I :
R' =0,6039
2
400
,----------------..-
II ~ i
•
~ ~
Ii II
II K_e_c_ep_a_t,-an,--(m_/s_l-----,II 200
Suhu 8
16!
l~
~: "- "Y-; -:-0'- '0-'0'-13X':Z-+' '0'~ '~5Q'6- 6- X
I o
i
I
--=
A. --
~
l
-_.
(a)
I---------..S-~h~-R~-;~~--------l r . . 8
I:~ 4 IL -
35,8'-
~' ~ r~'~~~:~~:~~=
";;3
I
I 6I :u~~~_
Suhu ' :
~ 4 ~ = -0,0008x' + t,3601X -
~4
...~
I
~:=~~~an (b) (~(;L~J
o L
_
200
400
Kecepatan (m/sl
_••
.
_ .._
_••
._.•. ~
a. Hubungan nilai kecepatan gelombang dengan kekerasan b. Hubungan nilai kecepatan gelombang c!engan TPT.
Trend garis yang terbentuk c!ari hubungan koefisien atenuasi dengan kekerasan untuk penyimpanan suhu nJang dem 1SoC mempunyai pola yang sama, sementara unti.lk penyimpanan suhu SoC berbeda, Hasilini menguatkan adanya indikasi proses kerusakan sel pada penyimpanan suhu cialam jangka waktu yang lama (28 hari). Hal yang cukup rnenarik adalah koefisien atenuasi clapat rnerepresentasikan nilai kekerasan untuk ke tiga suhu penyimpanan dengan nilai R yang cukup baik dibanding dengan nilai R yang terbentuk dari trend bubungan antara TPT dengan koefisien atenuasi Basi] ini mellambab kajian bahwa kekerasan clapat clirepresentasikan oleh koefisien atenuasi Pacla Gambar I(b) clan Gambar 2(a) diciapat bahwa sifat akustik gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gejala CI climana panjang gelombang clapat mereprescntasikan nilai TPT, sementara kekcrasan direprcscntasikan oleh koefisien atenuasi dirnana ke clua sifat fisiko kimia tersebut (TPT dan kckerasanj menjacli indikator acianya gejala C1 pada buah yang disjmpan pac1a suhu dingin (SoC) sepeni yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA ZOl2}
----.-
,
~
I I II
suhu Ruang
6
iI
-4
5 I
I
- l"'-Y-'<'\'1'40'2X"~S;3'4-Z5xr"'-I - 51,283
~ ~;
v,
c
".-
" J{
'"
3 2
c
i·-·--·.._·R'·=..O;·0646·--·..··..·········..·
i=-d,----20
Suhu 5
:=-5 CD
~
';;4 Vl
, 1! QJ ~
2
i
I
,I
1
I
0
I
,)
0
6
' l !- - - - - - - - - . - - - - - ,
Ii ...'"'" 3 I
.,
:
iI
l
Suhu 15
o
40 i
20 Atenuasi (dB/m)
Atenuasi (dB/m)
····f
Suhu 5
SClhu Ruang f'
!r--
'*
I
I
,<;.-----
1
"i"
r-----~,y-------
G
i
r-----c-
---"'~----
__._
I .. ~
l_
..
"I
_-- --.. ~
_~.--._._--_
.........
L.... ..
2 r-y=~0;06~~~~~2~4789x7.--.
2
o
o
!-------[(,= 0,0173-------L__.. _.__.
o
._...
20
40
I
i
:
i '" . : !!.._~.. .. ._.-.. .__._----._. . _--------'" . _--_.._. !
--
_ -- - .
i
~.
Ii
i
1 i· ..··
¢Y= 6:6666x'-~ci,4129x·:--·
·.. ·· .. ·5,81 %
L __
R = 0~73~ 2
o
--
. _
20
Atenuasi (dB/m)
.. _......... ..
_.....
"
1-----_. . _---_._- !I i Y = 0,0241x' . 0,8904x +
!---..--;~:3~~:~:L __.
....:._...:_..
o
. ----
20 Atenuasi (dB/m)
40
I I I
j
(b)
GambaI' 2. a, Hubungan koefisien atenuasi dengan kekerasan b. Hubungan koefisien atenuasi dengan TPT.
KESIl\1PULAN DAN SARAN Kesimpulan
Gejala chilling injUlJ! (Cl) dapat diamati dari perubahan wama, kekerasan, total padatan h:r1arut. Pada penyimpanan hari ke 10 dengan suhu SoC terindikasi adanya gejala CI yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai kekerasan cukup tinggi tetapi nilai TPT menurun. lndikasi ini diperkuat dengan visualisasi buah alpukat baik kulit maupun daging buah yang 11lengeras dibeberapa tel11pat dengan warna coklat. Sifat akustik dari gelol11bang ultrasonik diduga kuat dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gejala CI pada buah alpukat dengan panjang gelombang untuk merepresentasikan TPT dan koefisien atenuasi untuk kekerasan dirnana ke dua paral11ater mutu tersebut merupakan indikator yang cukup baik untuk l11elihat adanya CI pada buah alpukat.
e QI e ro
0...
ro
u
V1
ro 0... ~
e
~
QI
l-
e
Saran
-
Periu dilakukan kaji ulang untuk mendapatkan konsistensi hubungan antara panjang gclombang dan koefisien atenuasi terhadap TPT dan kekerasan dengan melakukan penelitian l~nJutan menggunakan varietas buah alpukat berbeda dan masa panen yang berbeda. Varietas Can masa panen perpengaruh terhadap sifat fisiko kimia buah.
("J
L:l Vl
QI Vl
o
I-
0...
ro
Vl
("J
>ro
.oL QI
a::
65
[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan tujuan untuk menentukan range (kisar; nilai) kecepatan gelombang dan koefisien atenuasi yang menunjukkan adanya gejala CI c:: Dari penelitian ini diketahui bahwa gejala CI dapat ditujukkan oleh perubahan Wart.baik itu kecerahan atau timbulnya spot (bintik-bintik) berwama coklat, sehingga metode distruktif menggunakan image bisa diterapkan unhlk mengidentifikasi adanya Cl. •
n; .
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011, Chilling Injury http://comes.umy.ac.idJfi1e.php/1/arsiplResourcesyptipasc;;· CHILLING%20lNJURY.ppt. Accessed 05-05-11. . Anonim, 2011, Transduser ultrasonik.http://marikemari.com/tranduser-ultrasonik. Accessed 18-04-11 Budiastra IW., Trisnobudi A. dan Pujantoro L., 1998, Pengembangan Teknologi Ultrasonik u/llui Penentu Kematangan dan Kerusakan Buah-buahan Tropika secara Non-Destruktlf BOgar: Laporan Riset Unggulan Terpadu V Fateta. ~ Djamila S., 2010, EvaJuasi Mutu Buah Naga secara Non-Destruktif dengan Metode Ultrasonik [tesisl Bogar: Fakultas Teknologi Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor. . Efriyanti N.D., 2006, Pendugaan Tingkat Ketuaan Belimbing Manis dengan Menggunaka: Gelombang tJltrasonik [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, lnstitut Pertanian Bogo, Mizrach A., Galili N., Gan-Mor S., F1itsanov U. and Prigozin 1., 1996, Model of Utrasollir Parameters to Assess Avocado Properties and ShelfLife. J Agric Eng Res 65: 261-267. Mizrach A., Flitsanov U., Akerman M. and Zaubennan G., 2000, Monitoring Avocado Softening h Low-Temperature Storage Using L'ltrasonic Measurements. (omput Electron Agric 26 (2) 199-207.
[PROSIDING SEMINAR NASIONAl PERTETA ZOlZ]
L;\lllr
-
iran I. Diagram alir pelaksanaan penelitian
[
Mulai
....
I
1
Buah Alpukat
T
I
Pembersihan dan Pengukuran Mutu
Penyimpanan
I
Suhll 15°C
I Suhu Ruang]
Penembakan Gelombang Ultrasonik
J
IL-------,--,..- - - - - ' Pengukuran Perubahan \V am:)
- - - - ;
.
Data L, a, dan b
H
Data Ting.kat Kekcrasan -
','I H
II'
.
pengllj.,rlll:n Tingkat Kekerasan Pengukuran Total Padaran Terlarut (TPT)
I n I
Data Atenuasi danKeceparan
f-------i>1
If---~I -1L-
I
Data TFT
.j
1.
-.l
Hubungan Antara Kecepatan Gelombang dan Atenllasi dengan Parameter Mutu
t Parameter yang Digunakan untuk menentukan CI y Selesai
e QJ e e.. m
u
V)
ro
e..
e
.Y.
QJ
l-
e
m U V)
QJ V)
o
l.-
e..
ro
V)
m
>-
m
.:L QJ
0::::
67
[PROS/DING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012)
Lampiran 2. Perubahan parameter mutu (Warna, Kekerasan dan TPT) selama masa simpan ~
··-------·-·-----1 I
~Suhu5
""'-Suhu Ruang
10
o o
10
30
20
40
Lama Simpan (hari)
Gambar 1. Perubahan nilai L selama masa simpan alpukat.
~Suhu5
·--i..l-Suhu Ruang '-:f~~.~ Su hu
o
10
20
30
15
40
Lama Simpan (hari)
Gambar 2. Perubahan nilai kekerasan seJama masa simpan alpukat.
-·m..-Suhu Ruang
o o
10
20
30
40
Lama Simpan (hari)
Gambar 3. Pcrubahan nilai TPT selama masa simpan alpukat.
[PROSIDING SEMINAR NASIONAl PERTETA 2012J
. "11 '"'
' ..llnplr,.
PanJ' ang gelombang dan koefisien atenuasi buah alpukat selama masa simpan
oJ·
300 250 VI ....... E 200 c
2 150
Suhu 5
0-
Suhu Ruang
ro
C!J
u
100
C!J
::.::
-;.~
50
Suhu 15
0 10
0
20
40
30
Lama Simpan (hari)
GambaI' 4. Kecepatan gelombang buah Alpukat selama 1113sa simpan. 30 25 E
"?l 20 , .. :coc
""Cl
'v; r.:
:::l
c
C!J
~
,""
'otC.." ..::.&
_......
.
15
-4'-Suhu 5
10
--ti:.-Suhu Ruang ,~.;
5
-Suhu 15
0 0
10
20
30
40
Lama Simpan (hari)
------------ -----------
Gambar 5. Koefisien atenuasi buah Alpukat selama masa simpan.
c
Q)
c ro a.. ro
u
V)
ro a..
~
c
~
Q)
f-
c
ro
U V)
(l) V)
oc... -
a.. ro v~
ro
>ro
-~ (l)
a:::
69