S1 PWK UGM—TKP 1107 Proses Perencanaan—Kuliah ke 4
Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik)
Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri
Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email:
[email protected] FB: Layanan Akademik A-Djunaedi (
[email protected]) Versi 2012
Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik)
DAFTAR TOPIK 1. 2. 3. 4. 5.
Pengantar (mengapa kita perlu memahami dasar teorinya?) Perkembangan Paradigma Perencanaan di Dunia dan di Indonesia Teori/Konsep Rasionalitas & Keputusan Publik Menyikapi Ketidakpastian dalam Perencanaan publik Perencanaan Komprehensif di AS
Referensi: Bab 3 “Proses Penyusunan Rencana Komprehensif”, dari buku A, Djunaedi, 2012, Proses Perencanaan Wilayah dan Kota, Gadjah Mada University 2 Press, Yogyakarta.
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 1
Topik 1:
Pengantar Tujuan: memberikan pemahaman terhadap dasar teori Rational Comprehensive Planning (RCP) 3
Perencanaan adalah Praxis • Perencanaan adalah Praxis (dalam arti gabungan antara Teori dan Praktek) • Contoh bidang ilmu yg merupakan praxis: kedokteran, perencanaan (wilayah, kota & daerah). • Praktek perencanaan memerlukan teori bukan hanya untuk menata “dunia” dan lingkungan, tapi juga untuk menjelaskan praktek tsb ke para pelakunya. • Tindakan perencanaan saling tergantung dgn pelaku dan lingkungannya serta interaksi antar pelaku/ manusia. • Perencanaan merupakan kegiatan preskriptif (memberi solusi), bukan deskriptif (menjelaskan). Sumber: Alexander, E.R. 1986. Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts, and Issues. Gordon and Breach Science Publishers. New York.
4
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 2
Empiri
Abstraksi
Hubungan Teori & Praktek dan Paradigma Paradigma
Teori Model/Rumus/Prosedur Praktek / Kegiatan Rencana / Artefak 5
Hubungan Teori & Praktek dalam Perencanaan
Praktek mengacu Teori dan Per-UU-an yg berlaku. Paradigma
Teori & Prosedur Pedoman/ Per-UU-an
Praktek
• Pedoman/ Per-UU-an “berpihak” pada suatu paradigma (cara pandang) tertentu, maka pedoman mengacu pada teori-teori tertentu di bawah paradigma yg dipilih. 6
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 3
Topik 2:
Perkembangan Paradigma Perencanaan Tujuan: Memahami (secara teoritis) perkembangan paradigma perencanaan di dunia dan di Indonesia
7
Sumber Keputusan Perencanaan Rasionalitas (kepakaran individual)
Paradigma dasar: Rational Comprehensive Planning (RCP) & perkembangannya (a.l. incremental planning)
Kesepakatan (kelompok)
Paradigma yg mengkritik RCP, antara lain: Strategic Planning, Advocacy Planning, Adaptive Planning
8
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 4
“Jatuh-Bangun” RCP (1) : Di Dunia PengemPra paradigma bangan paradigma RCP RCP
Krisis Anomali Zaman keemasan paradigma paradigma paradigma RCP Incremental Planning Strategic Planning Dsb.
RCP Master Planning, dsb.
Banyak kritik
1920
1945
1960
1970
9
“Jatuh-Bangun” RCP (2) : Di Dunia PengemPra paradigma bangan paradigma RCP RCP
Krisis Anomali Zaman keemasan paradigma paradigma paradigma RCP
Planning Pre-paradigm Period. Didalam perioda ini Incremental tidak ada konsensus RCP diantara para ilmuwan tentang paradigma dasar. “Schools Strategicof thought” yang saling berkompetisi berusaha untukPlanning mendapatkan Master legitimasi dan dominasi. Perioda ini dimulai pada akhir abadDsb. kePlanning, 19 sampai dengan awal tahun 1920-an. Sebagai ilustrasi dsb. dikemukakan adanya berbagai variasi aliran perencanaan kota di Banyak Amerika dan Eropa pada masa itu, misalnya (1) city beautiful kritik movement, (2) master planning, (3} the park movement, (4) housing reform, (5) social reform-settlement houses dan (6) municipal reform. Keanekaragaman aliran mewarnai keadaan pada preparadigm period 1920
1945
1960
1970
10
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 5
“Jatuh-Bangun” RCP (3) : Di Dunia PengemPra paradigma bangan paradigma RCP RCP
Krisis Anomali Zaman keemasan paradigma paradigma paradigma RCP
Incremental Planning Paradigm development. Secara garis besar perioda ini terjadi RCP antara tahun 1920-an sampai pertengahan tahunStrategic 1940. Adanya semacam konsensus diantara para teoritisi dan Planning Master praktisi yang mengarah pada orientasi proses perencanaanDsb. Planning, tertentu. Didalam lingkup perencanaan kota, perencanaan tata dsb. guna tanah yang komprehensif merupakan bentuk/model Banyak kota di perencanaan yang banyak diterapkan diberbagai Amerika dan Eropa. Comprehensive landkritik use planning dan zoning merupakan proses dan produk perencanaan yang dilegitimasi oleh berbagai pemerintahan kota sebagai arah dan alat untuk pengelolaan/pengembangan kota 1920
1945
1960
1970
11
“Jatuh-Bangun” RCP (4) : Di Dunia PengemPra paradigma bangan paradigma RCP RCP
Krisis Anomali Zaman keemasan paradigma paradigma paradigma RCP
Paradigm articulation. Didalam perioda ini, Incremental Planning penelitian tentang pemecahan problem (problemRCP Strategic solving research) dan pengembangan teori didalam Planning perencanaan dirangsang dan diarahkan oleh Master Dsb. paradigma dominan. Perioda ini terjadi antara Planning, dsb. pertengahan tahun 1940 sampai dengan tahun 1950-an. Didalam perioda ini, teori perencanaan Banyak yang bersifat rasional dan komprehensif kritik ini secara lebih lanjut dikembangkan oleh para ilmuwan termasuk Hebert Simon, Branch dan yang lainnya 1920
1945
1960
1970
12
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 6
“Jatuh-Bangun” RCP (5) : Di Dunia PengemPra paradigma bangan paradigma RCP RCP
Krisis Anomali Zaman keemasan paradigma paradigma paradigma RCP
Incremental Planning Paradigm anomaly. Pada kurun waktu ini, paradigma dominan mengalami RCP fenomena yang paradoksial. Strategic Perioda ini terjadi antara tahun 1960-an dan awal tahun Planning Master 1970-an. Ketidaktepatan didalam peramalan serta Dsb. Planning, kegagalan didalam pemecahan problema sosial dan dsb. rasial, serta ketidakmampuan untuk menanggapi isu-isu Banyakdan praktisi. politik mulai dirasakan oleh para teoritisi kritikbermunculan Kritik terhadap kelemahan RCP mulai diberbagai tempat. Aliran perencanaan yang berwawasan sosial dan aliran yang memihak golongan lemah mulai muncul 1920
1945
1960
1970
13
“Jatuh-Bangun” RCP (6) : Di Dunia PengemPra paradigma bangan paradigma RCP RCP
Krisis Anomali Zaman keemasan paradigma paradigma paradigma RCP
Incremental Planning Paradigm Crisis. Upaya memecahkan anomali didalam paradigma yang telah RCP ada (proses modifikasi) dan Strategic proses penyusunan alternatif paradigma baru mulai Planning Masterdilakukan sebagai reaksi atas kelemahan paradigma Dsb. Planning, yang telah ada. Didalam kurun waktu ini, terjadi lagi dsb. munculnya berbagai “school of thought” yang saling bersaing. Perioda ini terjadi antara Banyak akhir tahun 1970-an kritik dengan dan tahun 1980-an. Perioda ini diwarnai fragmentasi orientasi dari para perencana. Batas-batas profesi para perencana menjadi tidak jelas dan saling tumpang tindih. 1920
1945
1960
1970
14
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 7
“Pergeseran” Paradigma Perencanaan (Kota) di Indonesia PengemPra paradigma bangan paradigma RCP RCP
Krisis Anomali Zaman keemasan paradigma paradigma paradigma RCP
Master Planning (penyusunan Rencana Induk Kota/ RIK) RCP (penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota / RUTRK, dsb) Perencanaan Strategis Perencanaan Partisipatori 1970
1980
2000
20??
15
Topik 3:
Teori/Konsep Rasionalitas & Keputusan Publik Tujuan: Memahami teori/konsep rasionalitas & keputusan publik sebagai dasar teori bagi Rational Comprehensive Planning 16
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 8
Pengertian “Rasionalitas” • Rasionalitas (rationality) adalah cara berfikir mengenai problema, yg ditandai dgn pemakaian pendekatan ilmiah dalam analisisnya serta cara tertentu dalam pencarian solusi thd problema. • Rasionalitas dilakukan secara sistematis dan dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif cara; dalam rangka memilih cara/strategi yg terbaik utk mencapai tujuan. • Rasionalitas menjadi dasar “aliran” Rational Comprehensive Planning (RCP). Sumber: Alexander, E.R. 1986. Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts, and17 Issues. Gordon and Breach Science Publishers. New York: halaman 11-.
Proses Perencanaan berdasar “Rasionalitas” Pengumpulan & Pengolahan data Analisis perencanaan
Masukan balik (feed back)
Penyusunan Dokumen Rencana Penyusunan Program & Proyek/Tindakan Monitoring & Evaluasi
Tindakan/Kegiatan
18
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 9
Proses Perencanaan berdasar “Rasionalitas” Pengumpulan & Pengolahan data Analisis perencanaan Perumusan Tujuan & Sasaran Perencanaan Masukan balik (feed back)
Pengembangan Alternatif Rencana Evaluasi & Seleksi Alternatif Rencana Penyusunan Dokumen Rencana Penyusunan Program & Proyek/Tindakan
Monitoring & Evaluasi
Tindakan/Kegiatan
19
Perkembangan “Rasionalitas” • Rasionalitas (rationality) bersifat kepakaran “homogen” • Bila dalam suatu kelompok heterogen, apakah punya cara berfikir yang sama? • Pemikiran kelompok mengarah pada kesepakatan bersama (meskipun tiap individu berfikir berdasar rasionalitas masingmasing). • Kritik yang lain: betulkah manusia mampu mempertimbangkan semua alternatif cara yang mungkin? Dan masih banyak kritik lainnya lagi. 20
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 10
Pergeseran Rasionalitas • Tadinya rasionalitas hanyalah cara berfikir (instrumental). • Tapi dalam cara berfikir tersebut ada: penetapan tujuan, serta memilih alternatif terbaik; maka akan terkait dengan nilai (values) yg diyakini. • Values tergantung pada paradigma/ keyakinan yang mendasari perencanaan. • Pertimbangan nilai (values) dalam perencanaan, misalnya, secara eksplisit masuk dalam proses perencanaan dalam aliran perencanaan strategis (lihat slide berikut). 21
Pembuatan Keputusan Kolektif • Pilihan rasional perorangan biasanya berbeda jauh dari pilihan kelompok meskipun tiap anggota kelompok berfikir rasional. • Pembuatan keputusan kelompok dilakukan secara demokratis (kesepakatan mayoritas). • Keputusan kelompok tidak selalu harus rasional dipandang dari pemikiran perorangan. • Apalagi bila berdasar keputusan kelompok secara politis, sering mengandung: bargaining, kerjasama/ negosiasi dan konsensus dan resolusi konflik. 22
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 11
Keputusan Kolektif Publik • Kebanyakan perencanaan publik akan diputuskan secara kolektif, maka proses pengambilan keputusan secara politis paling sering terjadi. • Para perencana perlu memahami proses politis utk pengambilan keputusan perencanaan di lingkungan kerjanya.
23
Topik 4:
Menyikapi Ketidakpastian dalam Perencanaan Publik Tujuan: Memahami sikap Rational Comprehensive Planning dalam menghadapi ketidakpastian dalam perencanaan 24
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 12
Tiga macam ketidakpastian 1. Ketidakpastian terkait lingkungan: masa depan lingkungan eksternal yg berada di luar kendali perencanaan kita. 2. Ketidakpastian tentang keputusankeputusan yang terkait (di luar kendali kita). 3. Ketidakpastian terkait value judgment (berdasar “nilai” makna, tdk terukur) 25
Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (1) 1. Ketidakpastian terkait lingkungan: masa depan lingkungan eksternal yg berada di luar kendali perencanaan kita. Analisis Hinterland (daerah belakang): hanya terbatas pada wilayah sekitar daerah perencanaan (yg di luar itu dianggap tdk mempengaruhi)
26
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 13
Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (2) 2. Ketidakpastian tentang keputusankeputusan yang terkait (di luar kendali kita) Analisis oleh para pakar (rasionalitas): dianggap semua pakar mempunyai rasionalitas yg sama (semua pakar berfikir rasional yg sama)
27
Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (3) 3. Ketidakpastian terkait value judgment (berdasar “nilai” makna, tdk terukur). Analisis rasional diartikan sebagai obyektif, bebas dari nilai (perbedaan nilai/makna tidak perlu dipertimbangkan)
28
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 14
Topik 5:
Perencanaan Komprehensif di AS Tujuan: Memahami sejarah Rational Comprehensive Planning di AS dan proses perencanaannya 29
Dimulai dari gerakan “City Beautiful” Awal tahun 1900an muncul “City Beautiful Movement” yg memberi landasan bagi proses perencanaan komprehensif (yang melibatkan pakar perencanaan guna lahan dan komisi perencanaan). Karakteristik perencanaan komprehensif:
Sumber http://urbanext.illinois.edu/lcr/comprehensiveplanning.cfm Diakses tgl 1 Okt 2011 30
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 15
Cakupan Unsur-unsur Unsur-unsur dalam perencanaan komprehensif:
(public highway/ main roads) Sumber http://urbanext.illinois.edu/lcr/comprehensiveplanning.cfm Diakses tgl 1 Okt 2011 31
Proses Perenc. Komprehensif
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Comprehensive_planning Tgl akses: 1 Okt 2011
32
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 16
Dasar Hukum di AS
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Comprehensive_planning Tgl akses: 1 Okt 2011
33
Penutup Sesi ini Dasar dari pendekatan perencanaan komprehensif adalah rasionalitas (berfikir rasional). Semua pakar dianggap mempunyai cara berfikir sama (yaitu rasional, obyektif, sistematis) Sampai saat ini pendekatan perencanaan komprehensif ini masih dipakai di Indonesia, terutama untuk perencanaan tata ruang. Pada sesi berikutnya kita akan membahas pedoman perencanaan tata ruang di Indonesia. 34
Proses Perencanaan—Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012)—Hal. 17