PROSES GATEKEEPING DI RUANG REDAKSI “DINAMIKA BOGOR” (Studi Kasus Proses Produksi Berita pada TV Megaswara Bogor) Budi Santoso Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses produksi pemberitaan “Dinamika Bogor” dalam ruang redaksi pada TV Megaswara Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan Paradigma Konstruktivisme dengan metode penelitian Studi Kasus. Hasil penelitian ini didapat bahwa dalam berita di Program Dinamika Bogor merupakan suatu kesepakatan para awak redaksi Pemberitaan yang bertindak sebagai gatekeeper. Keputusan tersebut merupakan bagian dari sebuah mekanisme gatekeeping yang berlangsung di ruang redaksi Dinamika Bogor, dimulai dengan rapat Mingguan yang dilaksanakan pada hari Jumat, kemudian pelaksanaan pencarian berita sampai pengumpulan berita setiap hari Senin – Jumat, penyetoran berita setiap hari paling lambat pukul 14.30 WIB kemudian proses editing, pengisian suara sampai penayangan berita Dinamika Bogor pada pukul 21.00 WIB. Kata Kunci : konstruktivisme, gatekeeper, gatekeeping, studi kasus PENDAHULUAN Kesadaran pelaku politik terhadap peran strategis media massa dalam kehidupan demokrasi di Indonesia pasca reformasi menunjukan peningkatan. Pejabat Pemerintah, Anggota parlemen, Elit politik, Partai Politik hingga Kandidat Kepala Daerah menyadari peran penting yang dimainkan media massa dalam pencitraan. Salah satu fungsi media massa adalah untuk menyebarluaskan informasi yang bagi pelaku politik dapat berupa penyampaian pernyataan pendapat atas kebijakan pemerintah atau pandangan terhadap pembahasan rancangan undang-undang di Dewan Perwakilan Rakyat atau kegiatan Partai politik di media massa akan menyebabkan meningkatnya popularitas, sehingga masyarakat mengetahui dan mengenal. Dalam pemilihan Kepala Daerah, adalah penting bagi kandidat untuk diketahui dan dikenal oleh masyarakat sebagai modal awal dalam pertarungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, bagaimana para gatekeeper di Dinamika Bogor TV MGS berperan di ruang redaksi Dinamika Bogor dalam meliput peristiwa dan menayangkan menjadi sebuah berita ? serta bagaimana motif-motif pribadi dalam individu gatekeeper Dinamika Bogor TV MGS mampu mempengaruhi berita yang ditayangkan ?
1
METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian kualitatif Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang menurut Bogdan dan Taylor (1974) adalah penelitian yang menggunakan prosedur penelitian yang bertujuan mengumpulkan dan menganalisis data deskriptif yang berupa tulisan, ungkapan lisan dari orang dan perilakunya yang dapat diamati. Sementara itu menurut Mulyana, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggunakan sebuah fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, penelitian ini tidak mendasarkan pada bukti berdasar logika matematis, prinsip angka, atau analisa data statistik. (Mulyana, 2001). Lexi Moleong, menyatakan bahwa beberapa fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif adalah: 1. Digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subyek penelitian 2. Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui. 3. Digunakan oleh peneliti dengan maksud untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam. (Moleong, 1990). Berdasarkan karakteristiknya, penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni data yang didapat berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan yang mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan Paradigma Konstruktivisme dengan Metode penelitian Studi Kasus. Paradigma Konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Paradigma konstruktivisme yang ditelusuri dari pemikiran Weber, menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realita sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku dikalangan mereka sendiri. Kajian pokok dalam paradigma konstruktivisme menurut Weber, menerangkan bahwa substansi bentuk kehidupan di masyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian objektif saja, melainkan dilihat dari tindakan perorangan yang timbul dari alas an-alasan subjektif. Weber juga melihat bahwa tiap individu akan memberikan pengaruh pada masyarakatnya tetapi dengan beberapa catatan, dimana tindakan sosial yang dilakukan oleh individu tersebut harus berhubungan dengan rasionalitas dan tindakan sosial harus dipelajari melalui penafsiran serta pemahaman (interpretive understanding).
2
Menurut Robert K. Yin, Studi kasus adalah strategik yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer didalam kehidupan nyata. Studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya. Karena penelitian ini menggunakan metode studi kasus, maka penelitian ini mengacu pada desain yang diajukan oleh Robert K.Yin. Yin mengajukan empat desain studi kasus yang memiliki ciri dan kegunaan masing-masing : (1) Desain kasus tunggal holistik; (2) desain kasus tunggal terjalin; (3) desain multikasus holistik; dan (4) desain multikasus terjalin. Tabel 1: Desain Studi Kasus Desain Kasus tunggal Holistik
Desain multikasus
Tipe 1
Tipe 3
Tipe 2
Tipe 4
(Unit analisis tunggal) Terjalin (Unit Multi-analisis)
Karena penelitian ini hanya dimaksudkan untuk memahami secara utuh sebuah kasus tanpa ada upaya penggeneralisasian Konsep, maka termasuk dalam studi intrinsik. Selain itu, penelitian ini bersifat komparatif sehingga memerlukan desain multikasus. Desain yang dipilih adalah desain multikasus holistik dengan pertimbangan unit analisis yang dipilih para individu gatekeeper. Semua level tersebut hanya diambil dari divisi produksi pada perusahaan media yang diteliti. Metode Pengumpulan Data Dalam upaya untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, peneliti akan melakukan wawancara mendalam, melakukan observasi dan studi kepustakaan dengan permasalahan yang dibahas. Teknik Wawancara Denzin & Lincoln “Handbook of Qualitative Research” (2000) : “it seems that everyone, not just social researchers, relies on the interview as a source of information, with the assumption that interviewing results in true and accurate pictures of respondents selves lives”. Oleh karena itu wawancara sebagai teknik dalam upaya mengumpulkan data senantiasa digunakan dalam penelitian kualitatif karena mampu menghadirkan kebenaran dan keakuratan dari informasi yang disampaikan oleh para responden. 3
Maksud mengadakan wawancara seperti dinyatakan oleh Lincoln dan Guba (1985) adalah : mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebutuhan; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain; dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti. Thomas R. Lindolf menyatakan untuk melakukan wawancara dibutuhkan informan yang tepat, yaitu mereka yang memenuhi satu atau lebih karakteristik sebagai berikut : 1. Memiliki pengalaman panjang di bidangnya dan mampu menunjukkan informan yang handal di bidangnya. 2. Memiliki moilitas tinggi. 3. Menduduki posisi kunci di dalam wilayahnya. 4. Mampu memberikan konseptualisasi permasalahan. Untuk mendapatkan informan yang lengkap, Thomas R. Lindolf tersebut mengarahkan peneliti untuk memilih para nara sumber yang berkompeten dan berpengalaman karena pergulatan sehari-harinya dalam melaksanakan fungsi gatekeeper dalam proses gatekeeping diruang redaksi pemberitaan. Pertanyaan yang diajukan sedemikian dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi mengenai peran individu gatekeeper dalam menentukan peristiwa mana yang diliput dan kemudian ditayangkan, mengetahui apakah latar belakang individu gatekeeper memiliki pengaruh dalam menentukan materi berita, mengetahui proses menentukan materi berita yang ditayangkan. Informasi yang dikumpulkan juga ingin mengetahui bagaimana persyaratan yang ditentukan organisasi dalam menentukan peristiwa yang diliput dan ingin mengetahui siapa yang berwenang menentukan sebuah peristiwa itu diliput. Wawancara ini juga ingin mengetahui profesi apa saja yang bertindak sebagai gatekeeper di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS, mengingat tidak semua awak redaksi bertindak sebagai gatekeeper. Wawancara juga ingin mengetahui bagaimana kewenangan produser yang memiliki tanggungjawab mengelola program berita, merancang, mengemas dan menayangkan berita. Bagaimana otonomi yang diberikan kepada produser tersebut dilaksanakan, apakah latar belakang individu produser, baik gender, etnis, pengalaman, mempengaruhi produser dalam menentukan sajian berita dalam program berita yang menjadi tanggungjawabnya. Wawancara tersebut ingin juga mengetahui bagaimana Produser melakukan seleksi terhadap berita-berita yang telah dikumpulkan para reporter. Bagaimana Produser melakukan fungsi gatekeeping terhadap berita-berita yang telah tersedia, apakah 4
dengan mengganti angle dan lead berita, memilih gambar, mengurangi atau menambah durasi ? Unit Analisis Data Unit Analisis Unit Analisis dalam penelitian ini adalah individu yang terlibat proses gatekeeping yang dilakukan oleh para gatekeeper dalam ruang redaksi pemberitaan Dinamika Bogor yang memiliki peran dalam mengambil keputusan peristiwa mana yang diliput dan materi berita mana yang akan ditayangkan. Metode Analisis Data Inter Subyektivitas Intersubjektif adalah apabila tidak ada subyek berita lain yang berhasil, atau jumlah yang berhasil sangat sedikit sekali. Dewasa ini istilah intersubyektif lebih sahih (valid) dibanding istilah obyektif untuk menunjukkan atau kebenaran suatu pengetahuan atau hasil pengkajian atau berita. Di Ruang Redaksi Dinamika Bogor TV MGS, yang bertindak sebagai gatekeeper adalah para Pemimpin redaksi, Produser eksekutif dan Produser Program berita Dinamika Bogor. Model gatekeeping David Manning White, yang menempatkan individu gatekeeper di ruang redaksi yang banyak menerima informasi dari berbagai sumber yang kemudian dipilih mana yang dapat dijadikan berita. Proses ini merupakan pintu seleksi bagi informasi berita yang datang dari berbagai sumber, seperti : Masyarakat, Institusi pemerintah dan Militer, Lembaga Negara, Partai Politik, Kalangan Bisnis hingga Lembaga Swadaya Masyarakat. Model II.1. Gatekeeper D.M. White White’s Model
Gates N1
N
berita
N2
N21
N3
N31
M
N4 N1
N N 1,2,3,4 M N1,N4
N4
: Source of News Item : News Item : Audience : Discarded Item 5
Informasi yang berasal dari berbagai sumber tersebut diserahkan kepada Produser program berita dan Produser Eksekutif untuk disaring, diseleksi dan diverifikasi jika ada informasi yang tidak jelas. Hasil seleksi yang dilakukan oleh Produser program berita dan produser eksekutif ini kemudian dibawa dan ditawarkan kepada Pemimpin Redaksi dalam rapat proyeksi. Hasil seleksi dari produser ini dalam rapat proyeksi harian dijadikan bahan diskusi dengan para produser untuk melengkapi proyeksi yang sudah ditetapkan. Dalam konteks Model gatekeeping David Manning White, Mr Gates, telah memilihkan berita-berita untuk diterbitkan melalui suratkabarnya, sehingga hasil pilihan Mr.Gates dapat dinikmati oleh Audince atau pembacanya.Dalam rapat redaksi Dinamika Bogor TV MGS, yang bertindak sebagai audience nya adalah para Produser program berita. Mekanisme ini terjadi karena para reporter tidak memiliki kewenangan untuk menyusun segmentasi dan menetapkan isi berita. Kewenangan menyusun segmentasi dan isi berita merupakan kewenangan yang dimiliki para Produser. Sama halnya dengan dasar penilai Mr. Gates dalam menurunkan dan menentukan berita yang diterbitkan berdasarkan pada nilai berita. Hal itupun menjadi dasar para reporter untuk memilih informasi dari berbagai sumber yang ditawarkan untuk menjadi berita kepada para Produser. Dalam tahap ini keputusan ada di tangan Produser untuk menyetujui tawaran dari para reporter. Menurut Mujiyana, Pemimpin Redaksi Dinamik Bogor TV MGS, yang dimaksud dengan nilai berita adalah peristiwa yang memiliki magnitude besar, news value yang tinggi dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Namun, karena Dinamika Bogor adalah institusi berita telivisi, maka ada factor lain yang juga berpengaruh juga, yaitu adanya ketersediaan gambar. Ketersediaan gambar menjadi penting bagi medium televise, sebuah peristiwa karena tidak tersedianya gambar bisa saja dengan mudah disingkirkan. Namun, untuk peristiwa yang sangat penting, tidak adanya gambar dapat diganti dengan grafis. Penerapan model gatekeeping Westley & MacLean di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS adalah tahap penentuan materi berita mana yang akan digunakan Produser. Model ini telah menempatkan peran sentral Produser sebagai gatekeeper dalam proses gatekeeping. Namun penggunaan model gatekeeping Westley & MacLean ini merupakan salah satu tahapan dari proses gatekeeping di ruang Redaksi Dinamika Bogor.
6
Model II.2. Westley & MacLean X1
f
X2 X3 X4
A
C f
B f
Xn
Keterangan :
X = Sumber Informasi A = Pengirim B = Penerima Pesan/Audience C = Gatekeeper/Editorial Function F = Jalur feedback
Tahapan gatekeeping yang terjadi di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS dengan menggunakan model gatekeeping Westley & MacLean ini melibatkan Reporter dan Produser. Dalam model tersebut A sebagai pengirim, adalah Reporter, sedangkan C sebagai gatekeeper adalah Produser dan B adalah audience atau pemirsa. Produser adalah orang yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk melakukan seleksi terhadap berita-berita yang telah dibuat oleh Reporter. Di tangan Produser lah, sebuah berita yang telah dibuat reporter dapat ditayangkan dan dinikmati para pemirsa. PEMBAHASAN Gatekeeper di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS tidaklah sesederhana seperti Mr.Gates dalam penelitian David Manning White di tahun 1950. Mr. Gates memiliki kewenangan sendiri dalam menentukan berita mana yang diterbitkan, dari berbagai berita yang diterimanya dari kantor berita. Mekanisme gatekeeping yang dilakukan Mr.Gates disimpulkan oleh David Manning White berdasarkan keputusan-keputusan subyektif Mr.Gates, namun peneliti lain menyebutkan keputusan itu berdasarkan nilai kelayakan berita. Di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS, yang bertindak sebagai gatekeeper adalah Pemimpin Redaksi, Manager News dan Kepala peliputan. Mereka inilah yang 7
bertanggungjawab dalam melaksanakan mekanisme gatekeeping yang diawali melalui rapat mingguan yang berlangsung setiap hari Jumat. Model gatekeeping David Manning White yang berlangsung di ruang Redaksi Dinamika Bogor TV MGS tidak berlangsung pada rapat mingguan atau proyeksi berita. Model gatekeeping David Manning White, yang menempatkan individu gatekeeper di ruang redaksi yang menerima banyak informasi dari berbagai sumber yang kemudian dipilih mana yang dapat dijadikan berita. Model ini di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS terjadi pada Manager News. Proses ini merupakan pintu seleksi bagi informasi berita yang datang dari berbagai sumber. Model gatekeeping David Manning White dalam penerapannya pada mekanisme gatekeeping di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS hanya dapat menggambarkan salah satu proses saja yaitu menunjukkan peran Manager News dalam melakukan seleksi terhadap informasi yang berasal dari nara sumber. Peristiwa-peristiwa yang disampaikan kepada Manager News merupakan peristiwa-peristiwa yang sudah direncanakan. Sama halnya dengan berita-berita yang berasal dari kantor berita, Mr.Gates hanya melakukan pemilihan atas berita-berita apa yang diinginkan oleh pembacanya. Prosesnya benar-benar sederhana, tidak kompleks. Demikian pula yang terjadi atas salah satuperan Manager News sebagai gatekeeper, yang melakukan seleksi atas peliputan dari berbagai sumber. Sehubungan dengan kelayakan berita tersebut yang menurut kesimpulan David Manning White adalah merupakan subyektif Mr.Gates, sesungguhnya alas an yang dikemukan itu, menurut Paul Hirsh, didasarkan pada norma-norma jurnalistik. Seperti halnya para gatekeeper di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS memutuskan peristiwa mana yang diliput mengacu pada pesyaratan nilai berita. Model gatekeeping yang digagas oleh Westley & MacLean pada tahun 1956 mengembangkan model gatekeeping David Manning White yang lebih lengkap. Dalam model Westley & MacLean terdapat fungsi gatekeeper, ini menunjukkan bahwa model gatekeeper ini dibuat berdasarkan kejadian-kejadian sehari-hari yang berlaku di ruang redaksi media massa, khususnya media massa cetak seperti surat kabar. Penetapan model gatekeeping Westley & MacLean di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS adalah tahap penentuan materi berita mana yang akan digunakan Produser. Model ini telah menempatkan peran sentral Produser sebagai gatekeeper dalam proses gatekeeping. Namun penggunaan model gatekeeping Westley & MacLean ini merupakan salah satu tahapan dari proses gatekeeping di ruang Redaksi Dinamika Bogor. Tahapan gatekeeping yang terjadi di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS dengan menggunakan model gatekeeping Westley & MacLean ini melibatkan Reporter, 8
dengan Produser. Dalam model tersebut A sebagai pengirim, adalah Reporter, sedangkan C sebagai gatekeeper adalah Produser dan B adalah audience atau pemirsa. Produser adalah orang yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk melakukan seleksi terhadap berita-berita yang telah dibuat oleh Reporter. Di tangan Produser lah, sebuah berita yang telah dibuat reporter dapat ditayangkan dan dinikmati para pemirsa.
KESIMPULAN DAN SARAN Keputusan untuk menayangkan sebuah peristiwa menjadi berita di Program Berita Dinamika Bogor merupakan suatu kesepakatan para awak redaksi Pemberitaan yang bertindak sebagai gatekeeper. Keputusan tersebut merupakan bagian dari sebuah mekanisme gatekeeping yang berlangsung di dalam organisasi redaksi. Mekanisme gatekeeping yang berlangsung di ruang redaksi Dinamika Bogor, dimulai dengan menyelenggarakan Rapat Mingguan yang dilaksanakan setiap hari Jumat. Untuk melaksanakan kesepakatan peristiwa-peristiwa yang akan menjadi agenda setting yang diputuskan dalam Rapat Redaksi Mingguan, secara rutin para gatekeeper melakukan rapat redaksi harian untuk menetapkan proyeksi, budgeting dan listing berita. Rapat-rapat rutin tersebut merupakan perwujudan dari mekanisme gatekeeping yang melakukan seleksi terhadap peristiwa-peristiwa yang disepakati untuk diliput. Para Produser inilah yang sehari-hari melakukan peran sebagai gatekeeper, yaitu menyiapkan rundown program berita dengan menempatkan dan menetapkan berita pada segmen-segmennya. Para Produser inilah juga yang bertindak sebagai gatekeeper dalam melakukan seleksi setiap berita yang dibuat reporter. Produser akan melakukan pemeriksaan atas setiap berita, dengan kewenangan yang dimilikinya. Produser sebagai gatekeeper memiliki kewenangan untuk menjalankan proses gatekeeping dengan mengganti, menghilangkan, menambahkan berita dan gambar yang dipersiapkan reporter dan kamerawan. Selain itu, produser juga berwenang meminta memiliki kewenangan untuk menunda atau memindahkan penayangan berita tersebut, dan juga berhak untuk tidak menayangkan berita tersebut. Pengaruh dari individu gatekeeper dalam melakukan konstruksi atas peristiwa yang terjadi tidak mendapat tempat, mengingat pengambilan keputusan disepakati dalam mekanisme rapat redaksi yang memungkinkan terjadinya perdebatan secara terbuka. Demikian juga dengan pilihan-pilihan politik individu gatekeeper tidak memberikan pengaruh terhadap isi pemberitaan.
9
SARAN Secara akademis penelitian mengenai peran gatekeeper di ruang redaksi Divisi Pemberitaan TV MGS ini akan memperkaya penelitian-penelitian mengenai peran gatekeeper dan mekanisme gatekeeping yang digagas pertama kali oleh David Manning White dan juga akan memperkaya kajian-kajian mengenai media massa khususnya media televise. Peran gatekeeper dalam mengkontruksi peristiwa menjadi berita amatlah penting dan kedudukannya sangat strategis. Pijakan level analisis dari factor-faktor yang mempengaruhi isi media yang dikemukakan oleh Shoemaker dan Reese penting untuk dilakukan terhadap individu dan organisasi media massa di Indonesia. Di masa-masa mendatang kajian-kajian mengenai gatekeeper ini khususnya di media massa Indonesia akan tetap menarik, demikian juga untuk memperbandingkan peran gatekeeper di medium yang berlainan seperti Televisi, Surat kabar dan Internet. Secara praktis, diharapkan para gatekeeper di media massa bertanggungjawab atas perannya sesuai dengan editorial policy yang ditetapkan media yang bersangkutan. Pemahaman atas peristiwa-peristiwa yang berlangsung tidak saja pada peristiwanya namun juga memahami latar belang sebuah peristiwa terjadi amatlah penting, sehingga dapat menghasilkan berita yang komprehensif. Hal ini juga sangat bergantung pada ketangguhan, kehandalan dan kemampuan serta kearifan masingmasing jurnalis secara pribadi.
DAFTAR PUSTAKA Denton, Robert Jr. (2000). Political Communication Ethics, An Oxymoron, Praeger. Esser, Frank, Barbara Pfetsch. (2004). Comparing Political Communication, Theories, Cases & Challenge. Cambridge University Press. Gazali, Effendi. (2005). Communication of Politics And politics of Communication in Indonesia : A study on Media Performane, Responsibility and Accountability. Nijmegen Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Sebuah studi critical discourse analysis terhadap berita-berita politik. Ganit. Ishwara, Luwi. (2005). Jurnalisme Dasar. Penerbit Kompas. Mc Quail, Dennis. (2005). Mc Quail’s Mass Communiication Theory. 5th Edition. London. Sage 10
Moleong, Lexy J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi ke-12. Bandung. PT Remaja Rosda Karya. Nueman, W. Lawrence (1997). Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach. 3rd Edition. MA Ally and Bacon. Needham Heights. Sparrow, Bortholomew H. (1999). Uncertain Guardians. Edinburgh University Press. Shoemaker, Pamela & Stephen D.Reese. (1996). Mediating The Message. 2nd Edition. Longman Publishers. Yin, Robert K. Case Study Research : Design and Methods, SAGE Publication USA, 1994.
Jurnal, Makalah, Artikel : Craaft, Stephen. Wayene Wanta & Lee Cheolhan. (2003). A Comparitive Analysis of Source and Reporter Gender in Newsrooms, Managed by Men and Women. AEJMC. Conference Papers. Bradshaw, A Katherine. Bowling Green State. (2003). Local Television News Anchor, And Their Public Appearance. AEJMC Guo Li & Anne Cooper. (2003) Assessing the Hierarchy of Influences Theory of Content : Coverage of The Cultural Revolution by Times and Newsweek. AEJMC Reese Stephen. D. & Jane Ballinger. The Roots of Sociology of News, Remembering Mr. Gates and Social Control in Newsroom. J&MC quarterly Vol. 78 No. 4. 2001. Harmon, D. Mark. Coverage of Australia by CNN World Report and US Television Network News. Australian Studies in Journalism 7, 1998. Livingstone, Steven & W. Lance Bennett. Gatekeeping, Indexing, and Live-Event News : is Technology Altering the Contruction of News?. Political Communication. Taylor & Francis. 2003 Roberts, Chris. Gatekeeping theory : An Evolution. AEJMC. August 2005. Chinn Swartz, Brecken. Strategies in International Broadcasting. Chinese Public Affairs Quarterly. Berkowitz, Dan. Assessing Forces in the Selection of Local Television News. In The Journal of Broadcasting and Electronic Media. Volume 35 No.2.
11
Thesis : Hunt, Julie Lyons. Audit Trails A New Tool in Gatekeeping Research. University of Florida 2002. Nahon, Karine Barzilai. Gatekeeping in Network : A Meta Theorethical Framework for Exploring Information Control. The Leon Recanati Graduate School of Bussiness Administration. Tel Aviv University 2005. Catharina LS, Camelia. Relasi Struktur dan Agensi dalam Proses Produksi Berita : Studi Kasus Proses produksi Berita pada Transisi Sistem Pers. Universitas Indonesia 2007.
12
PROSES GATEKEEPING DI RUANG REDAKSI “DINAMIKA BOGOR” (Studi Kasus Proses Produksi Berita pada TV Megaswara Bogor)
Oleh : Budi Santoso, ST. MMSi. M.I.Kom
UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA APRIL 2013
13
14