1
PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Sukman1
Abstract: One of the three main lecture (teachers) duties are to do reaearch based
on their profession. The main purpose of the reaerch which is done by the lecturer or teacher are not only to have position, but commontly the most important also is to have the profession quality of education. So this writing or reaerch means to develop the teaching quality. Later, the two kinds of reaerch which are meant are; action research and research and development. A s theory and practice, then the lecturer or teacher able to do research based of the curriculum consept. It means that the teacher will do the teaching in the class, and the teacher and or lecturer are able to do the development of teaching plan, teaching action and teaching evaluation.
Key Words: Proces, Learning Result, Research, Discover.
Pendahuluan Satu dari tiga tugas utama dosen adalah melakukan penelitian. Hal ini sesuai dengan Tridarma Perguruan Tinggi yairu; a) melakukan pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghasilkan manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; b) melakukan penelitian sebagai upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi, model atau informasi baru untuk memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni; c) melakukan pengabdian masyarakat yaitu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya memberikan sumbangan untuk kemajuan masyarakat.2 Seorang dosen, tentu saja bukan hanya pengajar, pendidik, pengembang kurikulum tetapi ia juga sebagai peneliti. Tugas dosen sebagai pengajar dan peneliti bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam upaya
meningkatkan kualitas proses perkuliahan dan peningkatan prestasi belajar mahasiswanya, maka seorang dosen harus senantiasa melakukan kegiatan penelitian. 1 Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong, Papua Barat. E-mail:
[email protected]. 2 Brotowibowo, dkk. Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1996) h. 32.
2
Jika fungsi dosen sebagai pengajar dan pendidik adalah
melakukan kegiatan
perkuliahan dengan baik untuk melahirkan mahasiswa yang berkualitas,
maka,
penelitian berfungsi untuk mengidentifikasi berbagai problem dalam pelaksanaan perkuliahan yang dilanjutkan dengan pencarian solusi dan pemecahannya agar pelaksanaan pekuliahan semakin baik
Oleh karena itu, kegiatan penelitian di
Perguruan Tinggi, baik yang dilakukan secara induvidul atau kelompok, sesungguhnya memberikan dampak secara langsung terhadap peningkatan mutu pendidikan secara umum, dan kualitas proses dan hasil pembelajaran secara khusus. Tulisan ini mencoba mengemukakan pentingnya penelitian dan pengembangan untuk perbaikan pembelajaran, misi pokok penelitian, jenis-jenis penelitian yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran, ruang lingkup penelitian dan pengembangan serta langkah-langkah penelitian dan hasil penelitian yang diharapkan. Jenis Penelitian Untuk Perbaikan Pembelajaran Dalam rangka berupaya memperbaiki proses dan hasil pembelajaran di Perguruan Tinggi, khususnya di Perguruan Tinggi Agama Islam,
maka kegiatan penelitian
merupakan sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh setiap tenaga pengajar atau dosen. Penelitian tersebut dapat dilakukan baik secara individual maupun secara berkelompok. Menurut Sugiono, ruang lingkup penelitian pada tingkat institusional dapat meliputi; aspirasi masyarakat dalam memilih pendidikan, pemasaran lembaga pendidikan, sistem seleksi mahasiswa baru, kurikulum dan silabus, media pendidikan dan buku ajar, gaya mengajar guru dan dosen, menagemen kelas, sistem evaluasi belajar, sistem ujian akhir, kuantitas dan kualitas lulusan.3 Secara umum, Nana Syaodih mengemukakan lingkup penelitian kurikulum dan pembelajaran4
dengan menekankan pada ilmu kurikulum dan pembelajaran secara
teoritis maupun terhadap praktik kurikulum dan pembelajaran. Seperti halnya penelitian bidang pendidikan, penelitian kurikulum dan pembelajaran juga mengkaji teori-teori dan konsep-konsep termasuk sejarah perkembangan kurikulum. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan-metode kualitatif maupun kuantitatif. 3 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuatintatif, kualitatif dan R & D. (Bandung : Alfabeta, 2008) h. 44. 4 Nana Syaodih, Op.Cit. h. 43-44
3
Pendekatan kualitatif difokuskan pada analisis konsep dan analisis historis, dan dapat dihasilkan penguatan terhadap proposisi dan asumsi yang ada, atau menghasilkan asumsi, proposisi dan hipotesis baru. Penelitian terhadap ilmu kurikulum dan pembelajaran juga dapat dilakukan secara kuantitatif, eksperimental atau noneksperimental. Apabila penelitian diarahkan pada menguji konsep, asumsi dan proposisi, maka penelitian tersebut bersifat penelitian dasar.
Penelitian bidang kurikulum dan pengajaran, dapat juga dilakukan
melalui
penelitian evaluatif, untuk mengevaluasi pelaksanaan atau keberhasilan suatu model desain kurikulum atau pembelajaran, implementasi kurikulum, ketepatan penggunakan suatu model, metode, media pembelajaran, dan instrumen evaluasi. Ringkasnya Nana Syaodih membagi dua ruang lingkup penelitian dalam kurikulum dan pembelajaran yaitu sebagai berikut : Pertama, kurikulum teoretis (penelitian dasar). Dalam hal ini meliputi teori-teori desain dan rekayasa kurikulum, teori-teori pengajaran dan pembelajaran, teori-teori belajar dan teori-teori evaluasi. Kedua, kurikulum praktis (penelitian terapan dan evaluatif) yang dalam hal ini meliputi; a) kurikulum sebagai rencana (curriculum design); b) penyusunan kurikulum; c) implementasi kurikulum; d) evaluasi dan penyempurnaan kurikulum; e) managemen kurikulum.5 Kurikulum sebagai rencana dalam hal ini meliputi; a) kompenen desain kurikulum; b) model-model desain kurikulum; c) model-model desain pengajaran atau pembelajaran; d) model-model desain penggunaan sumber belajar; e) model-model desain evlausi hasil belajar dan; f) model-model desain pengelolaan kurikulum.
Sementara penyusunan
kurikulum meliputi; a) penyusunan desain kurikulum baik mum, perbidang studi, perjenjang; b) penyusunan desain pengajaran dan pembelajaran baik umum, perbidang studi, perjenjang.
Selanjutnya, penyusunan desain pemanfaatan sumber
belajar baik umum, perjenjang. Kemudian, penyusunan desain evaluasi baik umum, perbidang studi, perjenjang. Terakhir penyusunan desain pengelolaan kurikulum baik umum maupun perjenjang. Implementasi kurikulum melipuiti; a) implementasi kurikulum baik umum, perbidang studi dan perjenjang; b) implementasi pengajaran dan pembelajaran yang terdiri dari umum, perbidang studi, perjenjang; c) implementasi pemanfaatan sumber 5
Ibid.
4
belajar baik umum maupun perjenjang.; d) implementasi evaluasi yang meliputi umum, perbidang studi dan perjenjang; e) implementasi pengelolaan kurikulum baik umum maupun perjenjang. Sementara evaluasi dan penyempurnaan kurikulum dapat meliputi; a) evaluasi dan penyempurnaan kurikulum baik umum, perbidang studi maupun perjenjang;
b)
evaluasi dan penyempurnaan pengajaran atau pembelajaran baik umum, perbidang studi maupun perjenjang; c) evaluasi dan penyempurnaan pemanfaatan sumber belajar baik umum maupun perjenjang; d) evaluasi dan penyempurnaan evaluasi baik umum, perbidang studi maupun perjenjang; e) evaluasi dan penyempurnaan pengelolaan kurikulum baik umum maupun perjenjang. Selanjutnya manajemen kurikulum meliputi manajemen kurikulum lingkup dinas dan manajemen kurikulum lingkup sekolah atau perguruan tinggi. Secara khusus dalam lingkup intruksional di kelas, penelitian dan pengembangan dapat meliputi tiga hal utama, yaitu; Pertama, perencananan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat meliputi; a) indetifikasi
tujuan umum (goals)
pembelajaran, b) identifikasi tujuan khusus pembelajaran, b) merencanakan kegiatan pembelajaran, c) memilih media pembelajaran. d) mengembangkan alat penilaian, e) implementasi pembelajaran, f) perbaikan pembelajaran.6 Hal tersebut tergambar pada gambar berikut ini : Bagan 1 Perencanaan Perkuliahan Sistematis7 Identify instructioana l Goals
Identify Objectives
Planning Instructional Activities
Choosing Instructioana l Media
Developing Assessment Tools
Implementi g Instruction
Revisi instruction
6Reiser, R.A & Dick. W (1996), Instructional Planning (A Guide for Teacher) : Allyn and Bacon : Florida State University., 1996 h. 4-5. 7 Ibid. h. 6
5
Kedua,
Pelaksanaan
pembelajaran
dapat
meliputi
pengelolaan kelas,
pengelolaan sumber belajar, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan isi pembelajaran, motivasi belajar siswa dan lain-lain. Ketiga, Evaluasi pembelajaran dapat meliputi penilaian berbasis kelas, penilaian kinerja, penilaian penugasan, penilaian hasil kerja, penilaian tes, penilaian portofolio penilaian sikap dan lain-lain.8 Dalam dunia penelitian dikenal berbagai jenis penelitian. Perbedaan setiap jenis penelitian ini tentu dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Jika dilihat dari sudut pendekatan, maka penelitian terbagi ke dalam dua jenis yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuatitatif.
Tentu saja kedua jenis penelitian ini memiliki asumsi,
karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda. Selanjutnya, jika penelitian dilihat berdasarkan fungsinya yaitu bagaimana sebuah penelitian dapat berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan memperbaiki praktik pendidikan, maka
penelitian terbagi ke dalam tiga jenis yaitu; Pertama, penelitian dasar atau penelitian murni diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik. Penelitian
ini memberi
sumbangan besar terhadap pengembangan dan pengujian teori-teori. Penelitian ini juga tidak diarahkan untuk memecahkan masalah sosial. Bidang penelitiannya adalah fisik, perilaku dan sosial. Tujuannya adalah menguji teori, dalil, prinsip dasar, menetukan hubungan empiris antara fenomena dan mengadakan generalisasi. Tingkat generalisasi
bersifat abstrak dan umum serta penggunaan hasilnya menambah
pengetahuan ilmiah dari prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu, meningkatkan metodologi dan cara-cara pencarian. Kedua, penelitian terapan berkenaan dengan kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Bidang penelitiannya adalah aplikasi kedokteran, rekayasa dan pendidikan. Tujuannya adalah menguji kegunaan teori dalam bidang tertentu, menentukan hubungan empiris dan generalisasi analitis dalam bidang tertentu. Tingkat generalisasi bersifat umum tetapi dalam bidang tertentu. Penggunaan hasilnya adalah menambah pengetahuan, penelitian dan metodologi dalam bidang tertentu. Ketiga, penelitian 8Masbur Muslich (2007) KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara, 2007) h. 53-124
6
evaluatif adalah penelitian yang difokuskan pada unit tertentu. Tujuannya adalah untuk mengukur manfaat atau sumbangan atau kelayakan sebuah program. Generalisasinya adalah nyata,spesifik dan diterapkan dalam bidang tertentu. Sementara manfaatnya adalah menambah pengetahuan dan meningkatkan penelitian dan metodologi untuk penentuan sebuah keputusan. Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian juga dapat dibedakan menjadi empat jenis jika didasarkan pada tujuannya. Keempat jenis penelitian yang dimaksud adalah: a) penelitian deskriptif dengan tujuan utama adalah untuk mndiskripsikan fenomena apa adanya. b) penelitian prediktif yang ditujukan untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis masa kini. c) penelitian improvtif yang bertujuan untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program. dan d) Penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antara fenomena atau variabel.9
Selain jenis penelitian di atas,
terdapat dua jenis penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan, kegiatan, program yang sedang berjalan saat ini. Kedua jenis penelitian yang dimaksud adalah; 1. Penelitian tindakan (action research)
10
Penelitian tindakan diarahkan pada
mengetahui keadaan saat ini dan bersama-sama para pelaksana secara berangsurangsur mengadakan perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan. 2. Penelitian
dan
pengembangan
(research and development).
Penelitian
dan
pengembangan ini merupakan penghubung kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian pengembangan juga termasuk jenis penelitian improvtif yang bertujuan untuk memperbaiki
atau menyempurnakan sebuah
keadaan menjadi lebih baik. Kedua jenis penelitian inilah yang akan dibahas langkah-langkah atau siklus pelaksanaannya dalam makalah secara ringkas.
Nana Syaodih, Op.cit. h. 16-20. Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara. (Suharsimi Arikunto, 2008). h 2-3 Bandingkan dengan Suryabrata, S. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Rajawali Press Suryabrata,1983) h. 89. Bandingkan dengan Sukidin dkk, Managemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Insan Cendekia, 2002) h. 13. Lihat pula Herawati Susilo dkk, Penelitian Tindakan Kelas sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. (Malang : Bayumedia, 2008) h. 1 9
10 Arikunto,
7
Langkah-langkah Penelitian Untuk Perbaikan Pembelajaran Sesungguhnya berbagai jenis penelitian yang dapat dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan atau memperbaiki proses dan hasil pembelajaran, namun dalam tulisan, penulis hanya mengemukakan dua jenis penelitian. Kedua jenis penelitian yang dimaksud adalah
penelitian tindakan (action research) dan penelitian
pengembangan (research and develovment). 1. Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kependidikan dilakukan dengan hajat pokok untuk memecahkan masalah pekerjaan kependidikan. Penelitian tindakan memberikan kemanfaatan, baik kemanfaatan jangka pendek bagi pemecahan masalah, maupun kemanfaatan jangka panjang bagi perkembangan profesionalisme pendidik. Para pendidik yang bergiat dalam penelitian tindakan bisa menjadi teoritisi yang lebih baik, menjadi lebih aktif secara profesional, menjadi sumber pengetahuan tambahan bagi profesinya, menjadi pembaca yang kritis, dan menjadi pengguna hasil penelitian yang diterbitkan, serta menjadi kolaborator bagi mahasiswanya dalam proses belajar. Ada dua kategori umum penelitian tindakan, yaitu: penelitian tindakan kolaboratif, dan penelitian tindakan sendirian (collaborative and teacher-driven action research).
Baik penelitian tindakan kolaboratif maupun penelitian tindakan
induvidual merupakan upaya sangat berguna untuk perbaikan proses pembelajaran dan proses pembelajaran belajar mahasiswa. Jenis penelitian mana yang paling cocok bagi pendidik maupun lembaga, bergantung pada sifat dasar masalah yang dihadapi, jenis dan tingkat keahlian pendidik, serta minat dan keprihatinan pendidik. Penelitian tindakan dalam suatu sebuah lembaga, dapat diselenggarakan baik pada tingkat individual pendidik, tingkat tim pendidikan, maupun tingkat lembaga. Asumsi yang mendasari penelitian tindakan adalah a)
peneliti secara
individual dapat menentukan sendiri sifat penelitian yang akan dilakukan; b) peneliti sebagai pelaksana memiliki komitmen untuk terus meningkatkan kemampuan professional dan menyempurnakan program untuk dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari; c) teknik pengumpulan dan analisa data ditentukan
8
oleh peneliti sendiri berdasarkan temuan sendiri.
11
Ada banyak model
penggambaran daur penelitian tindakan. Model pertama yang paling sederhana digambarkan dalam daur empat tahap, yaitu: perumusan persoalan penelitian, telaah bahan pustaka profesional, pelaksanaan tindakan, dan pemanfaatan serta penyebaran hasil. Model Penelitian Tindakan dengan daur enam tahapan, yaitu: memilih pusat perhatian, mengumpulkan data, menganalisis serta menafsirkan data, melaksanakan tindakan, melakukan refleksi, dan melanjutkan atau mengubah pendekatan.12 Model yang dipandang ideal oleh Nana Syaodih dengan menggabungkan pendapat Deborah South adalah model spiral dialektik. Bagan 213 Siklus Penelitian Tindakan Identifikasi Bidang Kasus Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan Data
Penyusunan Rencana Analisis dan Interpretasi Data
2. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan (research and development)
adalah salah satu
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu, digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji
kefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka
Syaodih , Op.cit. h. 144. Hopkins. David. A Teacher’s guide to classroom research 3rd edition. (Maidenhead Piladelphia : Open University Press. (Hopkins, 1993) h. 48. 13 Diadopsi dari Nana Syaodih . Op.cit. h. 146. 11 12
9
diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. 14 Borg and Gall mendefinisikan bahwa educational research and development is a process used to develop and validate education product. Nana Syaodih menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware) dan perangkat keras seperti
perangkat lunak 15 (software). Beberapa contoh produk buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau
laboratorium Sementara produk perangkat lunak seperti
program komputer
untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, model pembelajaran, model pelatihan, model bimbingan, model model evaluasi, model menagemen dan lain-lain. Menurut Sugiono, 16 ada sepuluh langkah-langkah atau siklus penelitian dan pengembangan (research and development). Kesepuluh langkah yang dimaksud adalah: a. Potensi dan masalah. Penelitian berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Dalam bidang pendidikan misalnya kita memiliki potensi penduduk usia kerja yang cukup banyak, sehingga melalui model pendidikan tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja pertanian atau industri yang berbasis bahan mentah alam Indonesia. Semua potensi akan berkembang menjadi masalah bila tidak mendayagunakan potensi-potensi tersebut. Misalnya kita memiliki sumber daya alam yang banyak, tetapi tidak dapat dimanfaatkan sehingga pada akhirnya potensi itu menjadi masalah. Sementara masalah adalah
perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.
Pengangguran dan korupsi adalah masalah besar. Masalah dapat diatasi dengan melakukan penelitian dan pengembangan yang dapat menghasilkan model, system dan pola yang secara efektif dapat mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah tersebut harus ditunjukkan dengan data empiric. 14 Borg, R. Walter and Gall Meredith D. (1989) Educational Research, an Intruduction. New York Routledge, 1989) h. 624. 15 Nana Syaodih, Op.cit. h. 184. 16 Sugiona, Op.cit. h. 400-427
10
Sementara data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang actual.17 b. Pengumpulan data. Setelah potensi dan masalah telah dapat ditunjukan secara factual , maka langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk merencanakan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Di sini diperlukan metode penelitian tersendiri sesuai permasalahan dan ketelitian tujuan yang dicapai. c. Desain produk. Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan adalah sangat bervariasi. Dalam bidang pendidikan misalnya , produk yang dihasil penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi, tenaga kependidikan, sisten evaluasi. Model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pengajaran tertentu, model unit produksi, model menegemen, system pembinanan pegawai dan lain-lain. Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Jika peneliti misalnya akan mengembangkan metode mengajar baru, maka hasil akhirnya adalah desain metode yaitu rancangan metode pembelajaran baru. Desain metode ini
masih bersifat hipotetik karena
efektifitasnya belum terbukti dan akan diketahui setelah melalui pengujianpengujian. Efektifitasnya sebuah metode baru bisa diukur dari mudahnnya diimplementasikan, suasana pembelajaran
menjadi kondusif dan hasil
pembelajaran meningkat. d. Validasi desain. Validasi desain merupakan proses untuk menilai apakah rancangan produk baru yang telah dibuat secara rasional lebih efektif dari produk lama atau tidak. Dinyatakan rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan rasional belum sampai pada fakta di lapangan.
17
Sugiono Op.cit. h. 409-411.
11
Validasi ini dapat dilakukan dengan cara menghadirkan pakar atau tenaga ahli yang sudah berpangalaman untuk melakukan penilaian produk baru yang telah dirancang oleh peneliti. e. Revisi desain. Setelah desain diproduk dan divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan atau merevisi produk berdasarkan saran para pakar dan ahli lainnya. Perbaikan itu bias dalam bentuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan desain yang telah diproduk oleh peneliti. f. Ujicoba produk. Setelah peneliti melakukan validasi dan revisi produk, maka langkah berikutnya adalah melakukan simulasi. Setelah simulasi dilanjutkan dengan ujicoba produk terbatas untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi dan perbandingan sebelum dan sesudah ujicoba produk. Sementara ujicoba luas dilakukan pada kelompok yang lebih luas dengan jumlah satu kali lipat dari jumlah terbatas. g. Revisi produk. Revisi produk ini dilakukan dengan melihat hasil pengujian secara ekperimen. Beberapa kekurangan dan kelemahan yang ditemukan diperbaiki atau dilengkapi. h. Ujicoba pemakaian. Setelah kekurangan dan kelemahan diperbaiki,maka uji coba yang lebih luas dilakukan dengan menggunakan metode yang sama dengan sebelumnya yaitu metode eksperimen. i.
Revisi produk. Hasil ujicoba tersebut kembali harus dilakukan perbaikan atas kemungkinan kekurangan.
j.
Produk massal dari hasil perbaikan tersebut.18. Sementara menurut Borg and Gall, kegiatan R&D ini berlangsung dalam
bentuk siklus, yakni mulai dan tahap penelusuran awal, pengembangan produk, pengujicobaan
dan
perbaikan.
pengembangangan menurut
Sepuluh
langkah
penelitian
dan
Borg and Gall adalah research and information
collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product
18
Sugiono, Op.cit. h. 427.
12
revision , main field testing, operational product revision operational Field Ttesting, Final Product Revision and dissemination and distribution.19 Menurut
Sukmadinata
20
secara
garis
besar
langkah
penelitian
dan
pengembangan ini terdiri atas tiga tahap. Ketiga tahap yang dimaksud adalah; Kesatu, studi pendahuluan (pre survey). Tahap studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah yaitu : a) Studi kepustakaan yang merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan terutama untuk mendapatkan landasan teori dalam pengembangan model tertentu. b) Survai lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumenter, dan pengamatan. c) Penyusunan Draft dengan berpegang pada data yang diperoleh pada survei lapangan dan dasardasar teori atau konsep yang disimpulkan dari hasil kepustakaan. Draft ini kemudian, direviu dalam sebuah pertemuan dengan para ahli dalam bidang yang akan dikembangkan. Hasil reviu ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan penyempurnaan draft model yang siap untuk diuji cobakan secara terbatas. Kedua, pengembangan model. Berpegang pada data yang didapat dari survai lapangan dan mengacu pada dasar-dasar teori atau konsep yang disimpulkan dari hasil studi kepustakaan, peneliti menyusun draf awal model produk. Pada tahap ini ada dua langkah yang dilakukan yaitu uji coba terbatas dan uji coba luas. Uji coba terbatas dapat dilakukan dengan satu sampai tiga kelas di perguruan tinggi. Sementara uji coba luas dapat dilakukan dengan dengan tiga perguruan tinggi dengan mata kuliah yang sama. Ketiga, uji Model dan sosialisasi hasil. Pada tahap ini, dilakukan pengujian keampuhan model pembelajaran yang dikembangkan. dilakukan
dengan
dengan
menggunakan
metode
Pengujian
eksperimental
dengan
menggunakan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Jumlah kelompok eksperimen sama dengan jumlah sekolah pada uji coba 19 Borg, R. Walter and Gall Meredith D, Educational Research, an Intruduction. (New York : Routledge.1989) h. 624. 20 Nana Syaodih, Op.cit, h. 184.
13
luas dan jumlah kelompok control dan kategori sama dengan jumlah dan kategori kelompok eksperimen. Ke samaan lain yang perlu dipertimbangkan adalah status sekolah, latar belakang guru, sarana dan fasilitas yang dimiliki setiap sekolah. Atas dasar ini, diharapkan masing-masing kelompok sama atau setara sehingga memenuhi syarat untuk berpasangan. Dalam uji coba model, nana syaodih memberikan contoh dengan menggunakan metode eksprimen kuasi. Eksprimen ini disebut kuasi karena bukan merupakan eksperimen murni, seolah-olah murni. Eksperimen ini disebut juga eksperimen semu. Eksperimen kuasi digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu variable saja meskipun dalam bentuk matching atau memasangkan atau menjodohkan. Penjodohan kelompok misalnya diambil berdasarkan kecerdasan. Variasi
eksperimennya
adalah
desain
kelompok
control
prates-pascates
berpasangan (macthing pretest-postest control group design). Tabel 1 Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Macthing Pretest-Postest Control Group Desogn). No 1 2
Kelompok Kelompok Eksprimen (KE) Kelompok Kontrol (KK)
O O1 (Prates) O3 (Prates)
X X (Perlakuan) Tanpa perlakuan
O O2 Pascates O4 Pascates
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 01 adalah nilai awal kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan sampel yang diambil secara random. Sementara 03 adalah nilai awal kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan dengan sampel yang diambil secara random.
Perlakuan
tersebut diberikan setelah posisi nilai awal (01 dan 03) seimbang. Sementara 02 adalah nilai kelompok eksprimen setelah diberikan perlakuan dan 04 adalah nilai kelompok control setelah diberikan perlakuan.
Berikut ini contoh efektifitas
dan efesiensi metode mengajar baru melalui eksperimen. Setelah ekperimen dan pemberian prates dan pascates dilakukan, maka dilanjutkan dengan statistik uji perbedaan. Uji perbedaan yang dihitung adalah : a) Hasil Prates dan Pascates kelompok eksperimen. b) Hasil Perbedaan Prates dan
14
Pascates Kelompok Kontrol. c) Uji perbedaan prates antara kelompok eksperimen dan kelompok control. d) Uji perbedaan pascates antara kelompok eksperimen dan control. e) Perolehan (gains) kelompok eksperimen dengan kelompok control. Penutup Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Bebera contoh produk perangkat keras seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium. Sementara produk perangkat lunak seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas,
perpustakaan
atau
laboratorium,
pembelajaran, model pelatihan, model
ataupun bimbingan,
model-model
pendidikan,
model evaluasi,
model
menagemen dan lain-lain. Dalam rangka
peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran atau
perkuliahan di Perguruan Tinggi, maka setiap dosen (guru) seharusnya tidak hanya menekankan tugas pokok dan fungsinya pada kegiatan pendidikan dan pengajaran, akan tetapi, mereka dituntut untuk mensinergikan tiga tugas utama mereka terutama penelitian. Hal ini penting, karena ada kesan selama ini, dosen hanya focus pada tugas pendidikan dan pengajaran dan melupakan tugasnya sebagai peneliti. Berbagai jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh dosen dalam rangka perbaikan pembelajaran namun dua jenis penelitian yang dapat secara langsung memperbaikan praktik pendidikan. Kedua jenis penelitian yang dimaksud adalah penilitian tindakan (action research) dan penelitian dan pengembangan (research and development.)
15
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad dan kawan-kawan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Pedagogiana Press, 2007.
Bandung :
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Borg, R. Walter and Gall Meredith D. Educational Research, an Intruduction. New York Routledge, 1989. Brotowibowo, dkk. Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1996. Herawati Susilo dkk, Penelitian Tindakan Kelas sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru.. Malang : Bayumedia, 2008. Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002. Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara, 2007. Riduwan, Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung : Alfabeta, 2007. Reiser, R.A & Dick. W . Instructional Planning (A Guide for Teacher) : Allyn and Bacon : Florida State University, 1996. Syaodih, Nana Sukmadinata. (2008) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sugiono. (2008) Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuatintatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suryabrata, S. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Rajawali Press Suryabrata,1983. Sukidin dkk, Managemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Insan Cendekia, 2002.