Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi Fefri Indra Arza Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Abstract In the future years, paperless audits will become commonplace as audit clients increasingly shift to paperless systems and audit software is developed that allows auditors to complete most procedures on-line. To audit online systems, auditors will have to incorporate on-line audit software as their primary audit tool and gather evidence electronically. The purpose of this paper is to assess the current impact of technology on the audit process, and discusses the future implications of technological trends for the auditing profession and auditing education. More specifically, this paper provides a summary of how information technology has impacted audit planning, testing, documentation, and change in auditing curriculum. Key words: Audit process, Technology information, Auditing education
1.
Pendahuluan
Oi masa mendatang kegiatan audit yang mengurangi penggunaan kertas (paperless audits) akan semakin meningkat. Hal In! semng dengan perubahan sistem yang digunakan oleh klien audit yang mengurangi penggunaan (paperless system) dalam kertas operasional dan didukung dengan semakin berkembangnya software audit yang memungkinkan auditor menyelesaikan sebagian besar prosedurprosedur audit secara on-line. Kemajuan teknologi komputer telah memberikan mantaat bagi pengelolaan bisnis, seperti semakin efisiennya penyimpanan data dalam jumlah besar dan sejumlah transaksi bisa dilaksanakan secara elektronik (E-commerce). Teknologi seperti electronic data interchange (EOI), image processing, dan electronic file transfer (EFT) akan membuat semakin tradisional. kabumya jejak audit Teknologi-teknologi tersebut akan membuat peru bah an besar dalam proses audit, yang mana secara tradisional proses audit masih mengandalkan dukumen-dokumen sumber dalam bentuk kertas. Pada audit sistem on-line auditor software audit akan menggunakan sebagai peralatan audit utama dan mengumpulkan bukti-bukti yang bersifat elektronik. Penggunaan teknik audit
seperti ini akan membebaskan auditor dari beberapa pekerjaan audit yang biasa (rutinitas) dan memungkinkan auditor menggunakan waktu yang lebih banyak kepada level pekerjaan yang lebih penting, seperti memahami kegiatan bisnis kHen dan menilai berbagai resiko. Imbas dari penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan audit lebih jauh akan berpengaruh pada kurikulum pembelajaran mata kuliah auditing di perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga yang akan menghasilkan tenaga-tenaga profesional akuntan harus juga mennyesuaikan kurikulum pembelajarannya dengan perkembangan teknologi. Pembelajaran yang selama ini masih dominan dengan materi-materi audit yang berdasarkan kertas harus bergeser dan didukung dengan pembelajaran yang paperless audit. Perkembangan dalam generalized memungkinkan audit software (GAS) para pengajar untuk menggunakan dan memperkenalkan aplikasi tersebut kepada mahasiswa dalam kelas-kelas audit, sehingga memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam melaksanakan prosedur audit secara elektronik. Tujuan dari artikel ini adalah membahas dampak kemajuan teknologi informasi terhadap proses audit dan profesi
Proses Audit pad a Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
akuntansi ke depan serta Implikasi terhadap proses pembelajaran mata kuliah auditing. Sistematika penulisan diawali dengan membahas bagaimana teknologi mempengaruhi perencanaan audit, pengujian audit, dan pendokumentasian audit. Selanjutnya dibahas dampak dari penggunaan teknologi dalam proses audit bagi profesi auditor dan proses audit. Kemudian membahas implikasi terhadap pembelajaran mata kuliah auditing dan pendidikan akuntansi pada lingkungan bisnis baru, serta perubahan kurikulum pendidikan auditing. Artikel ini diakhiri dengan kesimpulan bagaimana perkembangan teknologi informasi yang pesat akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit ke depan dan perlunya disesuaikan kurikulum dan pola pembelajaran mata kuliah auditing. 2.
Proses Audit
2.1.
Perencanaan Audit
Langkah pertama dalam membangun ekspektasi terhadap laporan keuangan klien adalah merupakan keharusan bagi auditor memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang strategi bisnis klien dan mengidentifikasikan proses bisnis utama (Bell et aI., 1997). Proses audit merupakan suatu yang jauh lebih penting dan sudah seharusnya seorang auditor memulainya dengan perencanaan audit dengan memahami tujuan-tujuan setiap proses bisnis dan kemudian menentukan apakah tujuan tersebut telah tergabung dalam proses bisnis klien, serta mempertimbangkan resiko-resiko dan pengendalian intern kegiatan bisnis klien. Teknologi memiliki pengaruh yang besar terhadap perencanaan audit. Sebagai contoh adalah penggunaan komputer dalam menghasilkan pola pengendalian intern spesifik klien untuk membantu menentukan kekuatan dan kelemahan dalam sistem klien. Untuk menghasilkan pola pengendalian intern spesifik klien, auditor menginput data ke dalam kuesioner yang berdasarkan komputer yang dikembangkan oleh perusahaan 24
audit. Respon atas pertanyaan akan dilakukan oleh software, sehingga komputer dapat digunakan dalam menganalisis proses bisnis klien, menentukan tingkat pengendalian, menilai resiko bawaan dan resiko pengendalian, serta menghasilkan rangkaian detail pengujian audit yang dilakukan. Suatu manfaat penting dari penggunaan teknolgi dalam perencanaan audit adalah KAP (kantor akuntan publik) tidak hanya selalu tergantung kepada ahli-ahli tim audit yang ditugaskan yang memiliki keterbatasan waktu. Pengetahuan manager dan partner yang berada di seluruh dunia bisa dikumpulkan dan dapat diakses oleh semua pihak dengan menggunakan software. Software juga berisikan panduan-panduan yang dikeluarkan oleh lembaga wewenang (seperti FASB, SEC, AICPA, di Indonesia BAPEPAM dan IAI). Penggunaan teknologi memungkinkan dilakukan update secara berkelanjutan sehingga informasi baru selalu tersedia. dalam teknologi juga Kemajuan memberikan kontribusi untuk lebih menekankan pada proses bisnis klien pada tahap perencanaan dari sebuah proses audit. Ketika bukti telah di transmisikan, diproses dan diakses yang dilakukan oleh peralatan-peralatan elektronik maka auditor harus mengaudit sistem informasi untuk mendapatkan bahwa bukti-bukti jaminan bahwa terse but tidak diu bah. Menurut AICPA (1997) bahwa kompetensi bukti-bukti elektronik biasanya sangat ditentukan oleh keefektifan pengendalian intern dari pada validitas dan kelengkapannya. Dengan menggunakan teknologi, auditor dapat mengawali perencanaan audit dengan melakukan penilaian resiko pada kegiatan bisnis utama klien mereka. Penggunaan pendekatan audit yang menggunakan teknologi oleh KAP memerlukan keterlibatan dan komitmen dari level manage men atas dan partnerpartner audit dalam menilai resiko dalam proses bisnis dan mengevaluasi apakah keberadaan pengendalian atau ketiadaan pengendalian dapat mengurangi resiko-resiko tersebut.
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
Proses Audit pada Era Teknologi Informasl serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggl
2.2. Pengujian Audit Analisis proses bisnis klien memberikan dasar pemahaman auditor terhadap lingkungan pengendalian intern dan menentukan berapa banyak bukti yang harus dikumpulkan. Sekarang ini banyak perusahaan telah menggunakan enterprise computing platform, seperti SAP R/3, merupakan sistem informasi yang mengintegrasikan, menganalisis, dan melaporkan seluruh aktivitas fungsifungsi bisnis perusahaan, yang tersedia dalam bentuk Baan, People80ft, Oracle, dan ban yak yang lainnya. Penggunaan sistem komputasi perusahaan diprediksi akan berkembang setiap tahunnya sekitar 35% dalam beberapa tahun ke depan (Gibbs, 1998). Seorang auditor dituntut harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam dari sistem seperti ini agar mampu untuk melakukan audit terhadap sistem komputasi perusahaan klien. Pertumbuhan penggunaan sistem komputasi perusahaan secara luas memberikan tantangan baru bagi audit laporan keuangan. Titik-titik pengendalian dan jejak-jejak kertas yang merupakan salah satu standar bagi KAP sekarang hanya tersedia dalam bentuk elektronik. Jika metode-metode pengujian pengendalian tetap menggunakan caracara tradisional, maka resiko-resiko yang signifikan mungkin akan terlewatkan. Dalam sistem informasi teknologi yang terus berkembang seorang auditor tidak dapat mengurangi pendeteksian resiko pada level yang dapat diterima dengan berdasarkan pada pengujian subtantif semata. Standar auditing mensyaratkan bahwa jika klien menggunakan teknologi dalam memprose data, maka infrastruktur teknologi yang digunakan klien juga harus diaudit. Pengujian-pengujian pengendalian canggih yang digunakan, seperti firewal/s, encryption of sensitive information, passwords, dan yang lainnya menjadi sangat penting ketika berkaitan dengan bukti elektronik (Helms dan Mancino, 1998).
Pada lingkungan audit yang serba menggunakan teknologi informasi, kemampuan paket-paket software auditing melalui komputer sangat diperlukan (AICPA,1998). Misalnya penggunaan software aplikasi audit IDEA (Interactive Data & Extraction & Analysis) and ACL (Audit Command Language) akan dapat meningkatkan efisiensi audit dengan menggantikan berbagai pekerjaan audit yang selama ini dilakukan secara manual. Contoh berbagai prosedur yang bisa ditangani oleh program aplikasi ini adalah penjumlahan buku besar, perhitungan catatan, mengelompokan akun berdasarkan ukuran, menyarikan data, mendownload informasi untuk telaah analitis, pemilihan sampel untuk pengujian audit secara mendetail, menentukan dan melaporkan transaksi-transaksi yang tidak biasa dan sebagainya (Glover dan Romney, 1998; Lanza, 1998). Efektifitas dan efisiensi audit akan bisa ditingkatkan dengan adanya berbagai software audit yang bisa melakukan pemeriksaan, menganalisis dan memilih data dalam jumlah besar. jumlah Prosedur audit seperti melakukan perhitungan kembali (recalculation), aging dan scanning untuk transaksi-transaksi yang tidak lazim akan bisa dilakukan dengan bantuan software tersebut. Bahkan pengujian bukti dapat menggunakan semua data populasi klien daripada sekedar data sampel pada sistem manual. Software audit juga bisa digunakan untuk mendeteksi adanya kecurangan (fraud), misalnya alamatalamat karyawan· bisa dengan mudah dibandingkan dengan alamat-alamat vendor. Auditor juga bisa melakukan pengujian 100 persen data terutama sangat diperlukan untuk industri-industri tertentu, misalnya industri layanan kesehatan, maka software audit bisa melakukan scan terhadap klairn-klaim duplikasi dan fiktif (Hudson, 1998). Kemampuan penting lainnya dari software audit adalah melakukan pengawasan terus-menerus terhadap transaksi-transaksi yang berisiko tinggi,
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
25
Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
pengendalian intern, tren persediaan, dan indikator-indikator kinerja kunci lainnya. Pengawasan terus-menerus akan menjadi sangat penting untuk masa datang karena hilangnya jejak audit. Sebanyak 94 persen internal auditor melaporkan telah menggunakan software untuk melakukan ekstrak atau impor data dari database akuntansi (Glover dan Romney, 1998). Kelihatannya penggunaan software telah merupakan sesuatu peralatan yang berharga dan telah digunakan secara luas oleh internal auditor. 8agi eksternal auditorpun penggunaan software akan meningkat secara cepat seiring dengan penggunaan sistem informasi yang berbasis teknologi pada sebagian besar klien mereka. Kantor-kantor akuntansi publik bisa membangun dan mengembangkan software audit sendiri atau membeli program-program aplikasi yang tersedia di pasar seperti ACL dan IDEA. 2.3.
Dokumentasi Audit
Dengan meningkatkan penggunaan informasi akuntansi yang berbasis elektronik diantara klien audit maka telah mendorong KAP melakukan perubahan secara cepat kepada sistem yang mengurangi kertas (paper/ess system). Kertas kerja audit yang selama ini didokumentasikan dalam bentuk kertas akan digantikan peranannya dalam bentuk kertas ke~a elektronik (electronic working papers). Keuntungan utama dari dokumentasi kertas kerja elektronik adalah meningkatkan efisiensi dalam hal informasi bisa saling dibagi diantara auditor-auditor yang berada pad a lokasi yang berbeda melalui penggunaan email atau remote access software. Sa at dibutuhkan, kertas kerja audit tahuntahun sebelumnya bisa dengan mudah dan cepat digabungkan pada kertas kerja audit yang sedang jalan. Pad a kondisi klien audit masih menggunakan catatancatatan akuntansi dalam bentuk kertas, alat scanner bisa digunakan untuk mengkonversi data kedalam format elektronik. Untuk tujuan pengamanan, KAP bisa melakukan back-up kertas kerja audit dengan mengkopi dokumentasi 26
audit yang dilakukan secara elektronik pada beberapa lokasi. Manfaat yang tidak kalah pentingnya dari dokumentasi elektronik adalah berkurangnya tempat penyimpanan dan biaya pemeliharaan. 3.
ImplikasJ terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan linggl
3.1.
Implikasl Bagi Auditor (KAP)
Sekarang ini rata-rata 2 sampai 9 persen dari pendapatan bruto yang diterima KAP dikeluarkan untuk investasi dalam teknologi (Dennis, 1997a). Pengeluaran terbesar untuk membangun jaringan dan meningkatkan kemampuan prosesor. Pengeluaran lainya adalah mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi teknologi informasi. Dengan semakin mahirnya kemampuan teknologi yang dimiliki seorang akuntan akan membuka peluang jasa konsultasi yang bisa ditawarkan. Misalnya dalam 10 tahun terakhir pekerjaan yang diterima KAP yang berhubungan dengan teknologi informasi mengalami peningkatan dari kurang 5 persen meningkat lebih dari 35 persen jasa yang mereka berikan (Dennis, 1997b). Kelihatannya kebutuhan investasi yang harus dilakukan KAP dalam teknologi tidak bisa ditawar lagi, hal ini disebabkan kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat dan agar KAP tetap kompetitif. Pad a abad 21 diperkirakan sekitar 80 persen kegiatan semua komunikasi bisnis , seperti bills of lading, purchase orders, health care bills, letters of credit, billings
dan payments, akan dilakukan secara elektronik (Steed, 1997). Karena hampir semua aktivitas bisnis klien dilakukan secara elektronik maka KAP yang tidak memilki Website akan mengalami kegagalan bersaing. Website merupakan sesuatu yang penting untuk membangun kredibilitas dan keahlian serta berguna sebagai sarana atau media pemasaran dan mendapatkan klien-klien baru (Dennis, 1997c). Dalam penyelidikan pajak dan akuntansi akses Internet akan memberikan kepada
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Oesember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
Proses Audit pada Era Teknologllnformasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
akuntan berbagai informasi yang luas berkaitan dengan regulasi-regulasi pajak, standar-standar akuntansi, pasar-pasar keuangan, informasi hukuil1, lembagalembaga pemerintahan, dan hasil-hasil diskusi kelompok profesional (Schmidt et aI., 1996). CD ROM merupakan peralatan berharga lainnya untuk penyelidikan pajak dan akuntanasi. Keberadaan remote access software dan teknologi server merupakan sesuatu yang sang at dibutuhkan oleh KAP agar tidak ketinggalan terhadap informasi yang terus berkembang. Software 1m memungkinkan akuntan untuk menghubungkan laptop mereka dengan komputer kantor atau lokasi remote yang lainnya dan mereka masih tetap bisa bekerja ketika sedang berada dirumah, di kantor klien ataupun sedang dalam perja/anan. Melalui remote access software akuntan dapat menjalankan program komputer pada lokasi lain, mendownload file, atau mendiskusikan persoalan yang dihadapi dengan akuntan partner atau akuntan yang lain. Dengan semakin cepatnya proses audit yang dilakukan, auditor pad a lokasi-Iokasi yang jauh bisa menyampaikan informasi kepada atasan-atasan perusahaan klien dan kepada manager atau partner pada kantor pusat KAP auditor. KAP yang berskala keeil yang terbatas dananya dalam pengembangan sistem dan software audit sendiri bisa mendapatkan dengan membeli software yang tersedia dipasar seperti ACL dan IDEA dan kertas kerja elektronik yang akan menjadikan pekerjaan audit mereka lebih efisien. 3.2. Implikasi Bagi Proses Audit Auditor pasti akan berhadapan dengan hal-hal yang bersifat elektronik yang berkaitan dengan klien mereka. Pada abad 21 persoalan-persolan yang dihadapi auditor mengalami perubahan dimana kebutuhan klien atas bantuan membangun dan meningkatkan program komputasi perusahaan mereka akan mengalami peningkatan. Dalam situasi seperti ini auditor harus bekerjasama dengan klien mereka untuk memastikan bahwa seluruh pengendalian dan ukuran-
ukuran kinerja yang diperlukan untuk mengevaluasi setiap proses bisnis sudah dilakukan. Auditor akan memiliki banyak waktu untuk mengarahkan perhatiannya pada persoalan-persolan kompleks yang dihadapi oleh klien dalam pasar global, hal ini dimungkinkan karena penggunaan software audit yang terintegrasi dalam proses audit. Managemen klien akan memerlukan pengembanganpengembangan strategi yang memasukkan tujuan-tujuan peru sa han dan sasaran dalam pengukuran kinerja sehingga dengan cepat bisa disoroti ketika proses yang dilakukan tidak sesuai dengan standar. Auditor dapat membantu klien dalam mengembangkan tujuantujuan yang dapat diukur dan indikatorindikator kinerja yang mana sistem komputasi perusahaan bisa membantu pengawasan seeara elektronik. Fokus audit akan mengalami pergeseran dari deteksi atau menemukan kesalahan yang dilakukan seeara manual kepada peneegahan kesalahan dengan menggunakan teknologi. Walaupun beberapa kecurangan mungkin tidak dapat dieegah namum software program komputasi perusahaan telah diraneang untuk melaporkan dan menganalisis yang bisa membantu dalam menentukan daerah-daerah yang rawan terhadap adanya keeurangan. Kemampuan untuk memasukkan pemeriksaan internal ke dalam sistem akan membantu managemen dan auditor untuk meneegah kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang tidak perlu. Kemudian dengan kemampuan sofware audit untuk melakukan pengujian 100 persen transaksi (populasi) auditor akan mampu untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang tidak lazim terjadi dalam frekuensi yang lebih banyak. Semakin majunya teknologi informasi akan memberikan peluang bagi auditor memberikan jasa yang lebih luas bagi klien mereka. Kemudian dengan semakin berkurangnya pekerjaan audit yang biasanya dilakukan oleh auditor dan digantikan peranannya oleh sofware audit
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
27
Proses Audit pad a Era Teknologllnformasl serta Implikasl terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
maka waktu yang dimiliki blsa digunakan untuk membantu klien membuat perencanaan bisnis yang baik, menilai resiko-resiko bisnis, dan membuat pengukuran kinerja yang merupakan sebagai bagian tugas audit laporan keuangan. 3.3.
Implikasi Terhadap Pembelajaran Auditing
Kebutuhan dunia kerja sering mendahului kurikulum pembelajaran pada suatu perguruan tinggi. Perubahan yang begitu cepat membuat pembelajaran yang selama ini dilakukan kurang releven lagi dengan kondisi yang ada. Lembaga perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga profesi akuntansi harus bisa menyesuaikan kurikulumnya terhadap kemajuan teknologi informasi yang digunakan dalam proses audit. Kemajuan dalam teknologi informasi telah merubah secara dratis cara yang berkaitan dengan pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan informasi. Bersamaan dengan perubahan tersebut telah berkembangnya program generalized audit software (GAS) yang menjadikan proses audit melalui komputer menjadi lebih mudah. Dengan bantuan GAS seperti software aplikasi ACL dan IDEA memungkinkan auditor untuk mengakses berbagai tipe data klien. Seperti indikasi yang disampaikan oleh Lanza (1998) dan Warner (1998), pendekatan-pendekatan proses audit tersebut memungkin auditor untuk lebih efisien dan lebih efektif karena lingkungan elektronik telah menjadi suatu keharusan diantara klien KAP. Sebagian besar KAP telah terus merespon kebutuhan ini dan dalam beberapa kasus bahkan telah mendahului klien dalam kemajuan teknologi informasi. Pertanyaan sekarang adalah bagaimana halnya dengan dunia pendidikan dan respon terhadap kemajuan teknologi informasi dalam pembelajaran auditing. Respon dunia pendidikan mung kin agak terlambat bila dibandingkan dengan respon yang diberikan oleh profesi akuntansi (KAP). Audit yang dilakukan sekarang ini sangat terkait dengan 28
keberadaan ilmu lain, terutama ilmu tekologi informasi (komputer). Mata kuliah auditing dan sistem informasi akuntansi pada era teknologi informasi sekarang ini merupakan suatu keharusan. O'Donnell (2005) dari temuan empirisnya sangat membuat kita prihatin terhadap perhatian pendidikan tinggi terhadap pentingnya memberikan bekal pada mahasiswa terhadap pemaham pengetahuan teknologi informasi, dimana hanya 57 persen perguruan tinggi yang mewajibkan mata kuliah sistem informasi akuntansi dalam kurikulumnya, 9 persen sebagai mata kuliah pilihan dan 34 persen tidak memberikan mata kuliah tersebut. 3.3.1.
Pendidikan Akuntansi Dalam Lingkungan Bisnis Baru
Beberapa tahun belakangan ini para akuntan diharuskan untuk menentukan kembali kontribusi mereka bagi dunia bisnis dan harus bisa menunjukkan bahwa keberadaan mereka memiliki nilai tambah bagi organisasi. Peranan akuntansi tidak hanya sekedar memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, namun peranan akuntan mengalami perubahan yang cukup dratis. Kemajuan teknologi informasi menyebabkan peranan akuntan berubah dari hanya sekedar melakukan kegiatan pencatatan, mengklasifikasikan, dan melaporkan kejadian-kejadian ekonomi menuju kepada peranan merancang, mengevaluasi, dan melaporkan informasisecara informasi perusahaan menyeluruh. Fokus yang baru dari akuntan ini membutuhkan para akun~an yang memiliki pemikiran yang holistik tentang proses bisnis dan memahami bagaimana teknologi mempengaruhi proses bisnis tersebut. Sejak akhir tahun 1980-an profesi pendidikan akuntansi telah menyadari kebutuhan untuk melakukan perubahan terhadap kurikulum akuntansi yang memasukkan teknologi, memperkenalkan peralatan teknologi informasi, dan pemahaman proses bisnis (Elliott, 1992).
Jumal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
Para pendidik di perguruan tinggi menghadapi tantangan untuk dapat memberikan keyakinan kepada konsumennya bahwa meraka mampu memberikan nilai tambah bagi mereka. Apakah konsumen dipandang sebagai mahasiswa atau dunia usaha, pemberian layanan bernilai tambah jelas akan memberikan mahasiswa pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan dengan lingkungan bisnis sekarang ini yang bersifat dinamis. Kurikulum akuntansi harus bisa mengadaptasi perkembangan teknologi dan perubahan proses bisnis yang terjadi. Topik-topik seperti proses bisnis, E-commerce, managemen pengetahuan (knowledge management), managemen proyek, dan resiko-resiko bisnis (business risks) merupakan isu-isu penting yang akan mempengaruhi pembelajaran akuntansi (auditing). Proses bisnis merupakan merupakan aktivitas-aktivitas secara kolektif untuk mencapai tujuan dengan menggunakan input, melakukan kegiatan nilai tambah dan menghasilkan output. Pandangan pemikiran organisasi tradisional hanya melihat organisasi bisnis sebagai gabungan berbagai fungsi yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Pendekatan ini melihat fungsi-fungsi seperti riset dan pengembangan, pembelian, manufaktur, pemasaran, keuangan, dan akuntansi sebagai wilayah-wilayah yang berbeda yang memiliki pandang tersendiri dalam melihat kontribusi mereka terhadap organisasi. Pada pemikiran organisasi modern, organisasi dipandang sebagai proses bisnis yang mendukung kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen, maka dengan pendekatan ini informasi dikumpulkan dan diproses untuk keseluruhan organisasi. Pembelajaran (kurikulum) auditing harus memasukkan porsi yang lebih banyak terhadap pemahaman proses bisnis di era teknologi informasi yang akan menjadi dasar bagi calon akuntan dalam melaksnanakan proses audit.
Knowledge management didasari oleh kenyataan bahwa informasi merupakan sumber daya perusahaan yang penting dan informasi terbaru memiliki nilai yang lebih berharga. Knowledege management meliputi sebuah pendekatan terintegrasi yang formal untuk mengumpulkan, memelihara, dan mendistribusikan informasi atau knowledge perusahaan (Ageenko, 1998). Informasi bisa berasal dari berbagai sumber, seperti pengetahuan karyawan yang memiliki keahlian, pengetahuan organisasional, pengetahuan konsumen, dan pengetahuan industri atau global. Dari perspektif pendidikan bagaimana upaya mengintegrasikan knowledge kedalam kurikulum. management Liebowitz (1999) mengemukakan tiga fokus yang harus dilakukan, yaitu: menyiapkan organisasi untuk membangun lingkungan saling kepercayaan dan kepedulian, mengelola aset-aset pengetahuan yang membutuhkan pemahaman alur kerja dan proses bisnis dalam organisasi, dan menggunakan pengetahuan untuk . mendatangkan manfaat bagi organisasi. Mahasiswa harus mampu bekerja secara kelompok sebagai bagaian dari tim managemen dimana mereka dapat mengembangkan kemampuan kerja kelompok. Mahasiswa juga harus membuka diri terhadap berbagai teknologi yang berbeda yang mempengaruhi know/edge management mereka. Perguruan tinggi (fakultas) diharapkan dapat menyediakan dan memberikan akses terhadap berbagai data base perusahaan dan perala tan know/edge mangement, serta memperbanyak bahan studi kasus yang berguna untuk membahas penentuan kebutuhan informasi bagi suatu organisasi, membangun strategi untuk mengumpulkan, memelihara dan menyebarkan informasi ke seluruh organisasi.
Mahasiswa akuntansi harus mampu memahami E-Commerce dari berbagai perspektif. Pertama, bagaimana ECommerce mempengaruhi proses bisnis melalui outomatisasi aktivitas-aktivitas
Jumal Akuntans/ & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
29
Proses Audit pad a Era Teknologi Informasl serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggl
bisnis tertentu. Kedua, bagaimana ECommerce merubah resiko bisnis dan strategi pengendaJian organisasi. Ketiga, bagaimana E-Commerce berdampak terhadap aktivitas akuntansi tradisional yang meJiputi hubungan dan peristiwa antara mitra-mitra strategis, pemasok dan konsumen. Terakhir, mahasiswa harus mampu menyingkap dampak dan selukbeluk E-Commerce dan teknologi yang digunakan. 3.3.2.
Perubahan-Perubahan Dalam Pendidikan Auditing
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis yang dipicu oleh inovasiinovasi yang cepat dalam teknologi informasi memberikan dampak secara langsung terhadap bidang akuntansi. Kita sebagai pendidik akuntansi (auditing) harus memberikan bekal yang memadai bagi lulusan akuntansi agar nanti mereka mampu memasuki dunia bisnis baru terse but. Tantangan yang dihadapi oleh seorang akuntan akan semakain besar, seperti kutipan dari web site AICPA berikut: "Technology is changing the way we do business. This same change is also providing new opportunities for CPAs as organizations of al/ sizes and structures are struggling to harness the enormous potential of information and the new technologies that can deliver that information in new ways. As America's most trusted information professionals, CPAs are uniquely situated to lead business 21 st century." into the (http://www.aicpa.org/nolimits/tech/in dex.htm)
Sebagai profesi yang selalu merespon dan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, kita sebagai pendidik akuntansi dan (auditing) harus memasukan memperkenalkan teknologi (seperti program aplikasi ACL dan IDEA) dalam pembelajaran kelas audit. Pendekatan ini bisa mendorong dan meningkatkan pemahaman siswa atas konsep-konsep dasar audit dan mempersiapkan mereka 30
untuk mampu nantinya menggunakan teknologi dalam bidang pekerjaan. Nieschwietz et. al (2002) telah mencoba menggunakan pendekatan yang menggunakan ACL sebagai peralatan audit dalam kelas auditing. Pendekatan ini temyata bisa mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan tertarik dalam memahami konsep audit. 8agi pengajar mata kuliah auditing bisa menggunakan pendekatan ini sebagai pelengkap pendekatan audit tradisional. Seorang akuntan membutuhkan pemahaman yang mendalam atas topik-topik bisnis pada masa era teknologi informasi dan dampaknya dalam perubahan dunia yang begitu cepat. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh pengajar auditing adalah kebanyakan dari topik-topik tersebut. merupakan sesuatu yang baru dalan1 bisnis dan masih kurangnya literatur audit yang berisikan audit sistem teknologi informasi. Untuk mengembangkan pembelajaran auditing yang relevan, maka perlu dilengkapi dengan sumbersumber materi pembelajaran dari luar, seperti artikel, buku-buku informasi teknologi terbaru, dan dari web site. 4.
Kesimpulan
Teknologi informasi akan terus berkembang yang kemudian mempengaruhi setiap tahapan proses audit. Mulai dari program-program audit yang dihasilkan komputer sampai kemampuan software audit dalam melakukan pengujian seluruh populasi terhadap data klien, sehingga keberadaan teknologi informasi merupakan hal yang mendasar bagi akuntan untuk dapat memahami proses bisnis klien dan menghadapi lingkungan audit yang tanpa kertas (paper/ess audit). Auditor yang peduli dan menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaannya akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar, terutama dalam efisiensi dan efektivitas audit. Dunia pendidikan akuntansi juga tidak terlepas dari imbas kemajuan teknologi informasi dalam proses audit. Lembaga
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
Proses Audit pada Era Teknologi Inforrnasi serla Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
pendidikan tinggi harus mampu menyusun kurikulum yang selaras dengan perkembangan teknologi. Pendekatan pembelajaran audit harus terus ditingkatkan melalui penggunan berbagai program aplikasi audit dalam kelas-kelas auditing. Akuntan lulusan pendidikan tinggi nantinya diharapkan sudah memahami dan memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi dunia kerja yang serba berbasis teknologi.
Daftar Pustaka AICPA. (2000), Technology, http://www.aicpa.org/nolimitsAechiin dex. htm AICPA (1997), The Information Technology Age: Evidential Matter in the Electronic Environment, AICPA, New York, NY. AICPA (1998), Codification of Statements of Auditing Standards, AICPA, New York. Ageenko, I. (1998) Knowledge Management Approach to Enterprise Integration, IS Audit and Control Journal, Vol. II,: 22-27. Bell, T., Marrs, F., Solomon, I. and Thomas, H. (1997), Auditing Organizations Through a StrategicSystems Lens, KPMG Peat Marwick LLP, New York, NY. Dennis, A. (1997a), "Technology: are you keeping pace?", Journal of Accountancy, December, pp. 75-8. Dennis, A. (1997b), "Keeping up to speed", Journal of Accountancy, October, pp. 77-82. Dennis, A. (1997c), "Taking advantage of technology", Journal of Accountancy, August, pp. 39-41.
Gibbs, J. (1998), "Going live with SAP", Internal Auditor, June, pp. 70-5. Glover, S. and Romney, M. (1998), "The next generation software", Internal Auditor, August, pp. 47-53. Helms, G. and Mancino, J. (1998), "The electronic auditor", Journal of Accountancy, April, pp. 45-8. Hudson, M. (1998), "CAATS compliance", Computer Auditing, April, pp. 25-7.
and and
Lanza, R (1998), "Take my manual audit, please", Journal of Accountancy, June, pp. 33-6. Liebowitz, J. (1999) Knowledge Management: Handbook. CRC Press, Nieschwietz, R, Pany, K. and Zhang J. (2002). Auditing with technology: using generalized audit software in the classroom, Journal of Accounting Education, Ed. 20, 307329. O'Donnell, J. and Moore, J.(2005). Are Accounting Programs Providing IT Control Fundamental Knowledge? The CPA Journal Ed May Schmidt, D., Spindle, R and Yancey, W. (1996), "Tapping the World Wide Web", Journal of Accountancy, August, pp. 73-7. Steed, V. (1997), "Must technologies for all CPAs", Journal of Accountancy, March, pp. 59-62. Warner, P. D. (1998). ACL for Windows. The CPA Journal, November, 4044.
Elliot, B. (1992). The Third Wave Breaks On the Shores of Accounting, Accounting Horizons, Vol. 6, No.2. June. Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
31