PROPOSAL PENELITIAN
PENELITIAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK BIDANG ILMU
PENGEMBANGAN ALAT UKUR LITERASI MEMBACA BERORIENTASI KETERAMPILAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF MASA DEPAN
Peneliti: Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd. Dr. Hj. Yeti Mulyati, M. Pd. Dr. Usep Kuswari, M.Pd. Firman Aziz, S. Pd., M. Pd. Rosita Rahma, S. Pd., M. Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 APRIL 2015
i
Lembar Pengesahan Program Penelitian PENELITIAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK BIDANG ILMU Judul Penelitian
: Pengembangan Alat Ukur Literasi Membaca Berorientasi Keterampilan Hidup dalam Perspektif Masa Depan Nama Ketua Peneliti : Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd. NIP. : 196704151992032001 Pangkat/Gol./Jabatan : Lektor / IIId Jurusan / Fakultas : Jurusan Pend. Bhs. dan Sastra Indonesia / FPBS UPI Alamat Rumah : Jl. Aster No. 9 Blok Cemara Pondok Hijau Bandung Telp./HP/Faksimile/E-Mail : (022) 82027573 / 081320574924 /
[email protected] Nama Anggota Peneliti : Instansi Jurusan / No. Nama dan Gelar Bidang Keahlian Fakultas / Asal PT 1. Dr. Hj. Yeti Mulyati, M. Pd. Pendidikan Literasi JPBSI / FPBS / UPI 2. Dr. Usep Kuswari, M.Pd. Evaluasi Pembelajaran Bahasa JPBSD / FPBS / UPI 3. Firman Aziz, S. Pd., M. Pd. Menulis Akademik MKDU / FPIPS / UPI 4. Rosita Rahma, S. Pd., M. Pd. Pembelajaran Membaca JPBSI / FPBS / UPI Jangka Waktu Penelitian : Total Biaya yang Dibutuhkan :
8 (Delapan) Bulan Rp 30.00.000, 00 Bandung, 6 April 2015
Mengetahui: Dekan FPBS,
Ketua Peneliti,
Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A. NIP 19670609199402 1 003
Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd. NIP 19670415199203 2 001
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
Prof. Dr. H. Sumarto, M.SIE. NIP 19550705198103 1 005
i
ABSTRAK Pengembangan Alat Ukur Literasi Membaca Berorientasi Keterampilan Hidup dalam Perspektif Masa Depan
oleh Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd., dkk
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum tersedianya sistem evaluasi literasi membaca yang berkualitas. Idealnya, penyelenggaraan kegiatan evaluasi membaca bukan sekadar berupa pelaporan kemampuan membaca siswa, melainkan sebuah sistem yang mendukung peningkatan kemampuan membaca. Artinya, melalui kegiatan evaluasi atau penilaian membaca, maka siswa tidak sekadar mendapatkan nilai membaca, akan tetapi mereka sekaligus mendapatkan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan literasinya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) memetakan rancangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP; (2) mendeskripsikan pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji formatif; (3) mencandrakan pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji sumatif; dan (4) menggambarkan keefektifan implementasi alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan efektif pada proses penilaian membaca bagi siswa SMP. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini didasarkan pada Research and Development. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian ini mengacu pada Dick, Carey, dan Carey (2009). Adapun langkah-langkah tersebut meliputi identifikasi masalah pembelajaran dan persiapan penelitian, pengembangan instrumen, perancangan alat ukur literasi membaca, pelaksanaan pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan, serta pengolahan data dan pelaporan. Luaran yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah tersedianya alat ukur literasi membaca
berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP dan artikel ilmiah terkait alat ukur literasi membaca tersebut.
Kata kunci: Pengembangan Alat Ukur, Literasi Membaca, Keterampilan Hidup
ii
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan
i
Abstrak
ii
Daftar Isi
iii
A.
Pendahuluan
1
1.
Latar Belakang Penelitian
1
2.
Identifikasi Masalah Penelitian
4
3.
Pembatasan Masalah Penelitian
5
4.
Rumusan Masalah Penelitian
5
5.
Tujuan Penelitian
5
6.
Hasil Penelitian yang Dijanjikan
6
7.
Urgensi dan Luaran Penelitian
7
B.
Roadmap Penelitian
8
C.
Tinjauan Pustaka
10
D.
Metode Penelitian
19
1.
Metode Penelitian
19
2.
Waktu dan Tempat Penelitian
20
3.
Sumber Data Penelitian
20
4.
Instrumen Penelitian
20
5.
Rancangan Penelitian
26
6.
Alur Penelitian
28
7.
Pengolahan Data dan Pelaporan
29
E.
Jadwal Penelitian
29
F.
Pembiayaan
29
G.
Daftar Pustaka
31
LAMPIRAN
32
iii
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pentingnya kemampuan memahami bacaan yang dimiliki seseorang sesungguhsungguhnya tidak perlu lagi dipertanyakan. Banyak pernyataan bersayap yang memberi penguatan pada kepentingan membaca ini. Hal ini sebagaimana seperti yang dikatakan atau diungkapkan Farr, R. (1984) mengatakan bahwa reading is the heart of education, dengan membaca seseorang dapat melakukan proses belajar dan bernalar. Ini sejalan dengan banyak perkataan orang bahwa kegiatan membaca adalah universitas yang paling baik. Bahkan Burns, Roe, dan Ross (1984) menyampaikan pandangannya tentang peran membaca bagi kehidupan. Dikatakannya bahwa reading can be a way of sharing another person’s insight, joys, sorrows, or creative endeavors. Being able to read can make it possible for a person to find places he or she has never visitied before, to take advantage of bargains, or to avert disaster. Betapa pentingnya membaca bagi kehidupan seseorang tentunya harus mendapatkan apresiasi utama bagi dunia pendidikan. Orang yang memiliki kemampuan membaca disebut juga orang yang literat. Ia tidak hanya menguasai keterampilan dan proses penguasaan bahasa dan bagaimana pemakaiannya. Akan tetapi, lebih dari itu orang yang literat juga dapat dan bisa menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh dan menyatukan struktur pengetahuan tentang dunia dalam kehidupan sehari-hari. Itu berarti orang yang benar-benar literat akan menyadari eksistensi diri, eksistensi manusia lain, serta mampu dan bisa membangun kualitas hidupnya berdasarkan cara kehidupan atau cara pandang yang jelas. Pemerhati dunia pendidikan harus terus berupaya untuk tidak menghasilkan kelompok masyarakat yang aliterat. Itu karena mereka jelas merupakan kelompok masyarakat yang sangat merugikan bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat literat, bahkan dengan kelompok iliteat sekalipun. Kelompok aliterat itu menghabiskan banyak biaya, tenaga, dan waktu yang mubazir. Sarana, prasarana, dan dana yang sangat besar jumlahnya itu tidak bermanfaat dan tiada berarti karena mereka tetap tidak menjadi bangsa yang literat, sehingga mereka tetap terpencil dari arus informasi dan kemajuan kesejagatan yang sangat cepat itu. Sudah banyak penelitian yang bertujuan mengukur kemampuan literasi siswa Indonesia. Hasil penilaian terakhir (data base PISA, 2012) menunjukkan bahwa capaian literasi anak-anak China (Shanghai) tertinggi untuk ketiga aspek literasi yang diikuti dengan skor berturut-turut 1
613, 570, dan 580 untuk literasi matematika, bahasa (membaca), dan sains. Sementara itu, hasil penilaian literasi terhadap anak-anak Indonesia sampai saat ini masih sangat memprihatinkan. Dari 65 negara OECD (the Organization for Economic Cooperation and Development, OECD) plus yang dinilai, anak-anak Indonesia menempati urutan ke-61 untuk literasi membaca. Ini menempatkan negara Indonesia pada uruta ke-4 dari bawah. Hasil analisis lebih lanjut terhadap data PISA untuk anak Indonesia ini menghasilkan beberapa temuan di antaranya: 1. capaian literasi peserta didik rendah, dengan rata-rata sekitar 32% untuk keseluruhan aspek, yang terdiri atas 29% untuk konten, 34% untuk proses, dan 32% untuk konteks; 2. terdapat keragaman antarpropinsi yang relatif rendah dari tingkat literasi sains peserta didik Indonesia; 3. kemampuan memecahkan masalah anak Indonesia sangat rendah, jauh dibandingkan dengan negara-negara seperti Malaysia, Thailand, atau Filipina. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) mengungkapkan hasil kajian tingkat literasi siswa Sekolah Dasar (SD) di Indonesia pada tahun 2011. Literasi siswa Indonesia di tingkat dasar / SD berada pada peringkat 41 dari 45 negara. Meskipun Indonesia masih unggul dari negara Kuwait, Qatar, Maroko, dan Afrika Utara, namun hasil tersebut bukanlah hal yang menggembirakan. Masih rendahnya literasi siswa tersebut tentu harus menjadi perhatian semua pihak, terutama untuk para pendidik dan pemerhati pendidikan di Indonesia. Memang, sudah banyak cara dan penelitian yang dilakukan agar kemampuan literasi membaca siswa Indonesia meningkat. Upaya-upaya melakukan perbaikan kemampuan literasi di Indonesia ternyata telah banyak dilakukan berkait dengan cara atau strategi pembelajaran, akan tetapi berkait dengan sistem evaluasi dan pengembangan alat evaluasi belum banyak dilakukan di Indonesia. Evaluasi adalah sebuah proses untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kemampuan siswa. Dengan evaluasi, pikiran kita akan terbuka sehingga kita akan lebih sadar akan kemampuan dan kelemahan siswa yang belum kita ketahui bahkan yang tidak kita prediksi. Informasi yang dihasilkan dari kegiatan evaluasi seharusnya berdampak pada persiapan penilaian berdasarkan tipe-tipe kemampuan siswa secara faktual bukan hanya untuk pembuatan instrumen bagi penentuan kemampuan siswa (Burns, Roe, dan Ross, 1984). Hal ini seperti yang 2
dinyatakan pula oleh Harrison, dkk. (2002) bahwa penilaian merupakan sistem untuk meningkatkan kemampuan bukan sekedar pelaporan kemampuan. Ini pun menunjukkan bahwa pada hakikatnya dengan kegiatan penilaian para siswa tidak sekedar dinilai, akan tetapi mereka sekaligus mendapatkan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuannya. Selama ini masyarakat dan praktisi pendidikan menganggap bahwa indikator kemampuan pembelajaran adalah nilai ujian nasional (UN). Indikator yang digunakan dalam UN dikatakan Suryadi, A. (2014) sebagai indikator yang cukup usang. Ini karena UN lebih banyak mengukur jumlah pengetahuan yang diperoleh ketimbang mengukur capaian standar pendidikan nasional. Sementara itu, sejak September tahun 2001 telah bergulir tujuan proses pembelajaran ke arah penguasaan kompetensi dasar yang bermuara pada penguasaan kecakapan hidup (life skills) yang dibutuhkan dalam ranah kehidupan bermasyarakat. Kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas, 2006). Kecakapan hidup tersebut sesuai dengan empat pilar pendidikan yang dicanangkan Unesco, yaitu mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat atau bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi jati diri (learning to be) dan belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together). Empat pilar pendidikan tersebut merupakan prinsip yang perlu dijadikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah, yang ditujukan untuk menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa sesuai dengan harapan masyarakat dan bangsa Indonesia. Apabila prinsip kecakapan hidup itu mewarnai konteks dalam penilaian literasi membaca, maka hal tersebut tentu akan menguatkan sistem pembelajaran membaca secara komprehensif. Di samping itu, permasalahan lain yang harus diperhatikan berkait dengan kualitas penyelenggaraan penilaian, yaitu bahwa pendidikan hendaknya berorientasi pada kondisi ideal masa depan. Penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi masa depan merepresentasikan SDM yang berstandar global. Seperti pernyataan Suryadi, A (2014) yaitu masyarakat yang peduli lingkungan, demokratis, memiliki komitmen dan integritas yang tinggi, efisien dan efektif, menegakkan HAM, peduli isu gender, jujur, serta memiliki semangat yang tinggi.
3
Selanjutnya, berkait dengan kegiatan penilaian dan pengetesan tentang kemampuan literasi siswa Indonesia belum dapat dipastikan sudah diselaraskan dengan tipe siswa Indonesia secara faktual. Seperti penilaian PISA, kemampuan membaca dalam studi ini dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek struktur wacana, proses membaca, dan konteks pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan membaca. Padahal, Burns, Roe, dan Ross (1984) menyatakan pengetesan membaca merupakan proses untuk mendapatkan informasi atas kegiatan membaca siswa yang harus pula mempertimbangkan berbagai hal berikut, yaitu
a) kesamaan cara belajar; b)
kesamaan strategi pembelajaran; 3) kesamaan kondisi dan tujuan; 4) pengajar berada dalam kesetaraan standar pembelajaran, kemungkian bias, dan pengalamannya. Dengan demikian, simpulan-simpulan tentang kemampuan literasi siswa Indonesia yang diperoleh dari penelitian terdahulu belum dapat dibenarkan apabila tidak berdasarkan persyaratan-persyaratan alat evaluasi seperti dikatakan para ahli di atas. Dengan demikian, melalui penelitian ini diharapkan hasil yang diperoleh merupakan suatu produk penilaian (alat evaluasi) untuk mengukur kemampuan literasi membaca berbasis keterampilan hidup dan berorientasi masa depan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. 2. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan utama dalam dunia pendidikan saat ini di Indonesia adalah belum adanya sistem evaluasi literasi membaca yang berkualitas. Seyogianya penyelenggaraan kegiatan evaluasi membaca bukan hanya sekadar berupa pelaporan kemampuan membaca siswa, melainkan sebuah sistem yang mendukung peningkatan kemampuan membaca. Artinya, melalui kegiatan evaluasi atau penilaian membaca, maka siswa tidak hanya sekadar mendapatkan nilai membaca, akan tetapi mereka sekaligus mendapatkan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan literasinya. Secara lebih rinci, permasalahan yang perlu segera diatasi terkait pendidikan beradab dan berbudaya adalah sebagai berikut. a. Penilaian kemampuan literasi membaca belum menekankan pada peningkatan kemampuan membaca. b. Penilaian kemampuan literasi membaca lebih banyak mengukur pengetahuan ketimbang mengukur kemampuan afektif dan psikomotor. 4
c. Penilaian kemampuan literasi membaca belum bermuara pada kecakapan hidup. d. Penilaian kemampuan literasi membaca belum berorientasi masa depan. e. Belum adanya alat ukur literasi membaca yang diwarnai oleh kecakapan hidup dengan mengusung tujuan pendidikan masa depan. 3. Pembatasan Masalah Penelitian Karena penelitian ini dibatasi oleh waktu, tenaga, dan biaya, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut. a. Analisis konsep rancangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan. b. Pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan. 4. Rumusan Masalah Penelitian Permasalahan tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyan penelitian sebagai berikut. a. Bagaimana rancangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP? b. Bagaimana pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji formatif? c. Bagaimana pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji sumatif? d. Apakah implementasi alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan efektif pada proses penilaian membaca bagi siswa SMP? 5. Tujuan Penelitian Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP. Secara khusus, tujuan penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebagai berikut.
5
a. Memetakan rancangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP. b. Mendeskripsikan pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji formatif. c. Mencandrakan pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji sumatif. d. Menggambarkan keefektifan implementasi alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan efektif pada proses penilaian membaca bagi siswa SMP. 6. Hasil Penelitian yang Dijanjikan Manfaat penelitian yang dijanjikan adalah sebagai berikut a. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih keilmuan alat ukur evaluasi literasi meliputi tingkat literasi, kualitas literasi, tipe-tipe literasi, faktor pendukung dan penghambat literasi, serta sarana dan prasarana literasi yang dimiliki para guru SMP. b. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat bagi Pembuat Kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan regulasi positif bagi pembuat kebijakan (pemerintah) khususnya dalam hal meningkatkan mutu pelayanan dan menghasilkan kualitas alat ukur literasi yang berkualitas bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. 2) Manfaat bagi Kepala Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan positif bagi kepala sekolah agar dapat memahami situasi dan kondisi para guru (SMP) melalui alat ukur literasi. 3) Manfaat bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan daya baca dan daya tulis para guru (SMP) melalui alat ukur literasi yang disajikan atau diterapkan dalam penelitian ini.
6
4) Manfaat bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan baca tulis bagi peneliti melalui alat ukur literasi yang tersajikan sehingga output penelitian ini akan didapat hasil penelitian yang bernilai manfaat nilai lebih. Hasil penelitian yang dijanjikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. No. 1.
2.
3.
Jenis Publikasi
Judul Publikasi
Nama Jurnal / Seminar Jurnal Nasional Pengembangan Alat Ukur Literasi Jurnal Bahasa dan Membaca Berorientasi Seni UM Malang Terakreditasi Keterampilan Hidup dalam Perspektif Masa Depan Seminar Nasional Pengembangan Alat Ukur Literasi Seminar Riksa Membaca Berorientasi Bahasa Prodi Pend. Keterampilan Hidup dalam Bhs. Indo SPs UPI Perspektif Masa Depan Buku Alat Ukur Literasi Membaca CV. Maulana Berorientasi Keterampilan Hidup Media Grafika
7. Urgensi dan Luaran Penelitian Pendidikan merupakan barometer kemajuan suatu bangsa. Kemampuan literasi membaca siswa pada usia sekitar 15 tahun (sekolah menengah lebih tepatnya sekolah menengah pertama) yang dilakukan PISA secara internasional diakui sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan di suatu Negara. Menurut tolok ukur PISA tersebut, siswa Indonesia saat ini masih termasuk kategori terendah dalam pencapaian ketiga literasi tersebut. Kegiatan penilaian dan pengetesan tentang kemampuan literasi membaca siswa tersebut belum dapat dipastikan sudah diselaraskan dengan tipe siswa Indonesia secara faktual. Sesungguhnya, penilaian merupakan sistem untuk meningkatkan kemampuan bukan sekedar pelaporan kemampuan. Ini pun menunjukkan bahwa pada hakikatnya dengan kegiatan penilaian para siswa tidak sekedar dinilai, tetapi mereka sekaligus mendapatkan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, diperlukan cara penilaian literasi membaca yang akurat sehingga berdampak pada arah sistem pembelajaran membaca yang tepat. Kegiatan penilaian literasi membaca sebagai bagian dari proses pembelajaran harus berselaras dengan tujuan pendidikan. Adapun tujuan proses pembelajaran yang digulirkan mengarah pada 7
penguasaan kompetensi dasar yang bermuara pada penguasaan kecakapan hidup (life skills) yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Di samping itu, berkait dengan kualitas penyelenggaraan penilaian, hendaknya penilaian pun berorientasi pada kondisi ideal masa depan. Penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi masa depan merepresentasikan SDM yang berstandar global, yaitu masyarakat yang peduli lingkungan, demikratis, memiliki komitmen dan integritas yang tinggi, efisien dan efektif, menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM), peduli isu gender, jujur, serta memiliki semangat yang tinggi. B. ROADMAP PENELITIAN 1. Penelitian-Penelitian Terdahulu a. Literasi Media pada Anak di Daerah Perbatasan Indonesia dan Timor Leste (Christiany Juditha) Hasil penelitian ini adalah anak-anak di perbatasan Indonesia dan Timor Leste telah mampu menghasilkan dan menghubungkan perasaan pribadi, pengalaman, harapan, ketakutan, dan refleksi atau kepercayaan dengan teks yang mereka terima dari media. b. Memahami Pengalaman Literasi Media Guru PAUD: Studi Kasus pada Gugus Matahari Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang (Retno Manuhoro Setyowati) Hasil penelitian ini menunjukkan berbekal pengetahuan guru tentang media massa yang didapat secara natural merupakan lokus personal yang relevan dengan pengandaian khalayak aktif. Meski struktur pengetahuan dan skill tidak lengkap, namun dari lokus personal guru dapat dikembangkan sebuah bangunan pemberdayaan literasi media dengan melibatkan guru, orang tua, dan lingkungannya. c. Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individual Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya (Moch Choirul Arif) Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam mengoperasikan media cukup tinggi dengan persentase 67%-71%, kemampuan menganalisis dan mengevaluasi konten media juga cukup bagus dengan kisaran persentase tertinggi antara 21% 68%, serta aktif dalam memproduksi konten media dan berpartisipasi secara sosial dengan kisaran persentase tertinggi antara 20% 85% maka kesatu, kemampuan literasi media mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi secara umum berada pada level mediumatau menengah. Kedua, level medium yang diperoleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi secara umum dibantu dari sikap mahasiswa dalam menghadapi kehadiran teknologi, produk media, dan aktif dalam partisipasi sosial yang dilakukan dalam media sosial. Ketiga, faktor-faktor yang ikut menentukan kemampuan literasi media mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi Sunan Ampel Surabaya adalah (a) keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi intra dan ekstra kampus, (b) internal diri mahasiswa; kemauan dan kemomitmen serta kesadaran bermedia, (c) budaya kritisisme di kalangan mahasiswa yang masih perlu dikembangkan (kurang), (d) kurang gencarnya intensivitas gerakan literasi media di lingkungan kampus. 8
2. Rencana Penelitian di Masa Depan Sehubungan dengan roadmap penelitian di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI serta dalam rangka pengembangan kepakaran peneliti, maka tema-tema penelitian yang akan dilakukan berikutnya adalah seputar pengembangan alat evaluasi pendidikan literasi di PTN / PTS dalam bentuk aplikasi teknologi dan pengembangan kompetensi literasi dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di PTN / PTS, media pembelajaran, dan tema-tema lain yang sekait erat dengan peningkatan dan pengembangan literasi di lembaga kependidikan. 3.
Keterkaitan dengan Payung Penelitian UPI Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
tahun 2011-2015 disebutkan bahwa menjelang tahun 2015, UPI memiliki tekad yang kuat dan mantap untuk menjadi Universitas Pelopor dan Unggul dalam disiplin ilmu pendidikan dan pendidikan disiplin ilmu tingkat regional dan tingkat Asia pada tahun 2025. Banyak faktor yang bisa menentukan terwujud atau tidaknya tekad tersebut. Salah satunya adalah produktivitas karya ilmiah civitas akademika UPI yang didasarkan pada hasil-hasil penelitian di bidang pendidikan dan segala hal yang berkaitan secara langsung ataupun tidak langsung dengan bidang pendidikan sebagai ciri khas Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk menjadi universitas pelopor dan unggul. Penelitian alat ukur literasi literasi bagi peserta didik, penelitian tenaga pendidik, serta segala hal yang berkaitan dengan itu merupakan sebuah keniscayaan bagi pengembangan kemampuan profesional tenaga pendidik di lingkungan UPI. Hasil penelitian tersebut bisa dijadikan pijakan atau informasi awal bagi pihak yang berkepentingan atau pihak terkait dalam pembinaan dan pengembangan profesionalisme tenaga pendidik. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai universitas yang mengidentifikasi diri untuk menjadi Universitas Pelopor dan Unggul (a leading and outstanding university) dalam disiplin ilmu pendidikan dan pendidikan disiplin ilmu, perlu mengembangkan penelitian terkait dengan hal tersebut khususnya penelitian literasi. Dengan demikian, penelitian ini sangat relevan dengan program payung penelitian di lingkungan UPI.
9
C. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Literasi Secara umum UNESCO mendefinisikan literasi secara sederhana, yaitu kemampuan seseorang menulis dan membaca. Berdasarkan penggunaannya, literasi adalah bentuk integrasi dari kemampuan menyimak, berbicara, menulis, membaca dan berpikir kritis (Baynham, 1995). Lebih lanjut dijelaskan juga bahwa literasi merupakan kemampuan membaca yang berhubungan dengan keberhasilan seseorang dalam lingkungan masyarakat akademis, sehingga literasi merupakan piranti yang dimiliki untuk dapat meraup kesuksesan dalam lingkungan sosial. Klein, dkk (1991) memberikan penjelasan yang lebih komprehensif mengenai definisi literasi dengan memberikan beberapa komponen penanda seseorang memiliki kemampuan literasi: a.kemampuan membaca makna tersurat; b. kemampuan berbicara secara jelas, tepat dan logis; c. kemampuan menulis dengan mudah dan nyaman; d. kemampuan mengomunikasikan ide-ide pokok melalui tulisan; e. kemampuan memahami pesan lisan, baik secara eksplisit maupun implisit; dan f. kemampuan menemukan kepuasan, tujuan dan pencapaian melalui berbagai tindak literasi. Definisi literasi yang komprehensif tersebut mengarah pada literasi kemampuan mendengar, bertutur, membaca, menulis, dan berpikir dalam sesuatu bahasa (Arsyad, 2008). Dari keempat kemampuan berbahasa ini, Sulzby (1986) mengartikan literasi secara lebih spesifik, yaitu kemampuan (kompetensi) membaca. Dalam literasi membaca, sedikitnya ada enam kata yang harus dikenal, yaitu literasi, iliterasi, aliterasi, literat, iliterat, dan aliterat. Arti kata literasi, ialah kemampuan membaca. Kata yang kedua, iliterasi berarti ketidakmampuan membaca. Kata yang ketiga, aliterasi, berarti kekurangan sikap membaca. Mikulecky (1979) berpendapat bahwa Aliteracy… may guarantee continued, lifelong functional illiteracy. Kata keempat, literat adalah bentuk adjektiva yang berarti dapat membaca dalam suatu bahasa. Gray (1956) berkata A person is literate who can, with understanding single statement on his everyday life. Kata kelima, illiterat adalah bentuk adjektiva yang berarti tidak bisa membaca. Kata terakhir ialah kata aliterat yang merupakan bentuk adjektiva kata aliterasi, yaitu tidak mau membaca. 2. Manfaat Literasi Membaca Literasi membaca merupakan keterampilan komunikasi dasar dalam kehidupan. Bagi anak-anak membaca menjadi kunci sukses untuk mengkiuti pendidikan di sekolah, bahkan
10
selama hidupnya. Bagi mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, membaca merupakan kunci meraih sukses dalam kehidupan. Sutono (2014) mengungkapkan anak-anak yang memiliki kemampuan membaca dengan baik memiliki peluang meraih pendidikan yang tinggi. Dua peristiwa penting dalam sejarah menunjukkan betapa kemampuan literasi adalah hal yang dapat memengaruhi keberhasilan dalam kehidupan (Kompas, 23/10/2010). Kemenangan pihak Jepang dari Rusia dalam Pertempuran laut di selat Tsushima disebabkan bukan karena teknologi yang digunakan para tentara Jepang lebih hebat dari tentara Rusia. Kemenangan
Jepang
diperoleh
dari
kemampuan
para
tentara
membaca
dan
menulis.Kemampuan membaca para tentara Jepang digunakan untuk dapat memahami handbook peralatan perang, membaca peta, mendalami strategi, dan memodifikasi sistem telegraf nirkabel.Peristiwa lainnya adalah perang antara Kerajaan Spanyol dan Inggris di tahun 1588. Kemenangan Inggris dari Spanyol disebabkan karena motivasi yang kuat dari setiap prajurit kerajaan Inggris untuk memenangkan perang melawan spanyol. Motivasi kuat ini dibangun dari kebiasaan para rakyat Inggris membaca karya sastra yang bermuatan epik kepahlawanan sehingga mendorong mereka untuk meraih kemenangan melawan Spanyol. Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun sikap kriitis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan dan sebagai bentuk upaya melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal (personal skill) yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional. Kecakapan berpikir rasional mengedepankan kecakapan menggali informasi dan informasi. Kecakapan menggali dan menemukan informasi menjadi keterampilan yang perlu dikuasai oleh para siswa. Keterampilan menemukan informasi ditunjukkan melalui kemampuan mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan, kemampuan mengakses dan menemukan infromasi, kemampuan mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi secara efektif dan etis (American Library Association). UNESCO dalam Aijaz Ahmed Gujjar mengungkapkan bahwa Literasi dapat mengembangkan kepribadian diri dalam hal etika dans sikap.Dengan kemampuan literasi siswa dapat mengembangkan dirinya menjadi lebih percaya diri dan pemberani. Kesadaran diri terbentuk sendiri dalam diri siswa karena pengetahuan baru mereka. Ini dapat mendorong siswa untuk menyampaikan apa yang baru mereka temukan sehingga membuat siswa lebih aktif, baik di masyarakat maupun dalam kehidupan pribadinya. Dengan 11
kemampuan literasi, siswa juga dapat bertindak dan menyesuaikan tindakan mereka dengan baik. Selain itu, literasi juga dapat meningkatkan kesehatan, status sosial, stabilitas politik, dan bahkan tingkat ekonomi sebuah Negara termasuk negara kita Indonesia. Sumadiyo (2001) mengatakan membaca merupakan kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung dalam bacaan. Dalam prosesnya, kegiatan membacamelibatkanbanyakhalmeliputiintelegensi
(IQ), minat,
sikap, bakat,
motivasi,
tujuanmembaca, sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca (Nurhadi, 2008). Keterlibatan berbagai hal dalam kegiatan membaca akan melatih siswa mencapai kemampuan literasi sesuai dengan tingkat usia dan jenjang pendidikannya. Untuk siswa SMP/MTs, misalnya, kemampuan literasi yang diharapkan berada pada tingkat functional, yaitu memiliki kemampuan menggunakan bahasa untuk kehidupan sehari-hari (Watts, 1987). Kemampuan membaca siswa dapat ditandai dengan beragam bentuk pertanyaan yang mengikuti teks bacaan. Ragam pertanyaan tersebut mengukur tingkat pemahaman siswa mulai dari pemahaman
literal, reorganisasi, inferensial, evaluasi, dan apresiasi. Pemahaman literal
tergolong pada pemahaman tingkat rendah. Tujuannya membantu siswa agar terampil memahami ide atauinformasi yang tersurat dalam bacaan. Misalnya, pertanyaan tentang detaildetail dalam bacaan, pikiran utama paragraf, urutan kejadian, dan watak pelaku cerita. Dengan memahami bacaan dari tingkat yang terendah, selanjutnya siswa bertahap menambah kemampuannya untuk jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu membaca literasi lebih tinggi. Kita telah membahas mengenai pentingnya literasi diberikan pada siswa. Semakin awal diberikan, akan semakin baik kemampuan literasi siswa. Sebaliknya, jika pada kelas awal kemampuan membaca siswa rendah, ia akan mengalami kegagalan dalam menghadapi kelaskelas selanjutnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat perkembangan kemampuan membaca yang mempengaruhi keberhasilan siswa / peserta didik di masa yang akan datang. 3. Kecakapan Hidup a. Dasar Pemikiran Selama ini masyarakat dan praktisi pendidikan menganggap bahwa indikator keberhasilan pembelajaran sebagai inti proses pendidikan adalah nilai ujian nasional (NUN). Pandangan seperti itu tidak keliru, akan tetapi baru melihat salah satu indikator saja. Apabila 12
keberhasilan hanya dipandang dari indikator itu, maka pembelajaran cenderung lebih menekankan kepada aspek kognitif semata, sehingga aspek afektif dan psikomotorik agak terabaikan. Khusus untuk penilaian literasi membaca, seperti dalam penilaian PISA dan PIRLS kemampuan membaca hanya dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek struktur wacana, proses membaca, dan konteks pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan membaca. Padahal, Burns, Roe, dan Ross (1984) menyatakan pengetesan kemampuan membaca merupakan proses untuk
mendapatkan
informasi
atas
kegiatan
membaca
siswa
yang
harus
pula
mempertimbangkan berbagai hal penting, di antaranya, pertimbangan cara belajar membaca, kondisi membaca, dan tujuan membaca para siswa. Artinya, penilaian literasi membaca harus mempertimbangkan pula aspek siswa yang diposisikan sebagai subjek, bukan objek. Dalam sebuah sistem penilaian, siswa tidak sekedar mendapatkan laporan hasil penilaian, tetapi dari proses penilaian siswa juga mendapatkan pembelajaran. Sementara itu, sejak September tahun 2001 telah bergulir tujuan proses pembelajaran ke arah penguasaan kompetensi dasar yang bermuara pada penguasaan kecakapan hidup (life skills) yang dibutuhkan dalam ranah kehidupan bermasyarakat di negara kita tercinta Indonesia. Kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas, 2006). Kecakapan hidup terdiri atas kecakapan hidup yang bersifat umum (General life skills) dan kecakapan hidup yang bersifat khusus (Specific life skills). Menurut Malik Fadjar (2003) kecakapan hidup yang bersifat umum terdiri dari kecakapan personal dan sosial, sedangkan kecakapan hidup yang bersifat spesifik terdiri dari kecakapan akademik dan vokasional. Kecakapan hidup tersebut sesuai dengan empat pilar pendidikan yang dicanangkan bersama oleh lembaga UNESCO. Empat pilar yang dicanangkan UNESCO apabila diterapkan dengan baik di sekolahsekolah akan mampu membekali siswa dengan kecakapan hidup yang dibutuhkan siswa untuk bekal hidup di masyarakat. Empat pilar pendidikan tersebut adalah belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat atau bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi jati diri (learning to be) dan belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together). Empat pilar pendidikan tersebut merupakan prinsip yang perlu dijadikan landasan dan pedoman
13
dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah, yang ditujukan untuk menghasilkan generasi penerus bangsa sesuai dengan harapan masyarakat di Indonesia. b. Makna Kecapan Hidup Konsep kecakapan hidup (life skill) dirumuskan secara beragam, sesuai dengan landasan filosofis penyusunnya. Salah satu konsep dikemukakan oleh Nelson-Jones (1995) menyebutkan bahwa secara netral kecakapan hidup merupakan urutan pilihan yang dibuat seseorang dalam bidang keterampilan yang spesifik. Secara konseptual, kecakapan hidup adalah urutan pilihan yang memperkuat kehidupan psikologis yang dibuat seseorang dalam bidang keterampilan yang spesifik. Sumber lain memaknai kecakapan hidup sebagai pengetahuan yang luas dan interaksi kecakapan yang diperkirakan merupakan kebutuhan esensial bagi manusia dewasa untuk dapat hidup secara mandiri (Brolin dalam Supriatna,M 2005). Atau kecakapan hidup merupakan pedoman pribadi untuk tubuh manusia yang membantu anak belajar bagaimana menjaga kesehatan tubuh, tumbuh sebagai individu, bekerja dengan baik, membuat keputusan logis, menjaga mereka sendiri ketika diperlukan dan menggapai tujuan hidup (Kent Davis, 2000). Kecakapan hidup juga dimaknai sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya secara baik dan benar. Atas dasar batasan-batasan tersebut pendidikan berorientasi kecakapan hidup diartikan sebagai pendidikan untuk meningkatkan kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjaga kelangsungan hidup dan pengembangan dirinya (Depdiknas., 2002). Kemampuan adalah realisasi dari kecakapan hidup yang bersifat kognitif (mengetahui cara mengerjakan), kesanggupan adalah realisasi dari kecakapan hidup yang lebih bersifat afektif (kemauan atau dorongan untuk berperilaku), dan keterampilan adalah realisasi dari kecakapan hidup yang bersifat psikomotorik (tindakan yang dilakukan atas dasar memiliki pengetahuan dan memiliki kemauan atau memiliki keinginan yang sangat tinggi). Pendidikan berorientasi kecakapan hidup seyogyanya dilaksanakan untuk menangani masalah-masalah spesifik atau khusus, maka dalam penggunaannya untuk pembelajaran di sekolah hendaknya selalu memperhatikan kekhususan yang akan dikembangkan. Hal ini perlu diperhatikan karena akan berkaitan dengan masalah pengelompokkan kecakapan hidup. Salah 14
satu pengelompokan kecakapan hidup dikemukakan oleh Depdiknas, bahwa kecakapan hidup ada yang bersifat generik (generic life skills/ GLS) dan ada kecakapan hidup yang bersifat spesifik (spesific life skills/ SLS). Dalam dua kelompok kecakapan hidup tersebut tercakup jenis-jenis kecakapan hidup sebagaimana tertera pada gambar sebagai berikut.
Kecakapan Hidup Generik
Kecakapan
Kecakapan
Personal
Kesadaran
Kecakapan
Kecakapan
Berpikir Rasional
Sosial Kecakapan Hidup
Kecakapan Komunikasi
Kecakapan Kecakapan
Akademik
Kecakapan Kerjasama
Hidup Spesifik
Spesifik
Kecakapan Vokasional
Gambar 1 Bagan Pembagian Kecakapan Hidup Kecakapan Hidup Generik adalah kecakapan yang harus dimiliki oleh setiap manusia yang terdiri atas kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan Personal mencakup kesadaran diri atau memahami diri atau potensi diri, serta kecakapan berpikir rasional. Kesadaran diri merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kecakapan berpikir rasional mencakup: (1) kecakapan menggali dan menemukan informasi; (2) kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan; dan (3) kecakapan memecahkan masalah-masalah krusial yang dapat diatasi secara kreatif.
15
Kecakapan sosial atau kecakapan antar pribadi (inter-personal skill) meliputi kecakapan berkomunikasi dengan empati dan kecakapan bekerja-sama (collaboration skill). Pada kecakapan komunikasi seperti empati, sikap penuh pengertian, dan seni berkomunikasi dua arah perlu ditekankan, karena berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan disertai kesan baik yang akan menumbuhkan hubungan harmonis. Kecakapan komunikasi sangat diperlukan, karena manusia berinteraksi dengan manusia lain melalui komunikasi, baik secara lisan, tertulis, tergambar, maupun melalui kesan. Kecakapan komunikasi terdiri dari dua bagian, yaitu verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal meliputi kecakapan mendengarkan berbicara, dan membaca-menulis. Komunikasi non-verbal meliputi pemahaman atas mimik, bahasa tubuh, dan tampilan atau peragaan. Dengan demikian, dalam kecakapan komunikasi tercakup kecakapan mendengarkan, berbicara, dan kecakapan menulis pendapat/gagasan. Sementara itu, dalam kecakapan bekerjasama tercakup kecakapan sebagai teman kerja yang menyenangkan dan sebagai pemimpin yang berempati. Sebagai teman yang menyenangkan, seseorang harus mampu membangun iklim yang kondusif dalam bersosialisasi di antaranya menghargai orang lain secara positif, membangun hubungan dengan orang lain dan sikap terbuka. Dalam kepemimpinan tercakup aspek tanggungjawab, sosialisasi, teguh, berani, mampu mempengaruhi dan mengarahkan orang lain. Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan yang diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus seperti pekerjan/kegiatan dan atau keadaan tertentu, yang terdiri atas kecakapan akademik dan vokasional. Kecakapan akademik mencakup antara lain kecakapan mengidentifikasi variabel dan menjelaskan hubungannya dengan suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis terhadap suatu rangkaian kejadian, serta merancang dan melaksanakan penelitian untuk membuktikan suatu gagasan atau keingintahuan. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan atau kegiatan tertentu yang terdapat di masyarakat dan lebih memerlukan keterampilan motorik. Dalam kecakapan vokasional tercakup kecakapan vokasional dasar atau pravokasional yang meliputi kecakapan menggunakan alat kerja, alat ukur, memilih bahan, merancang produk; dan kecakapan vokasional penunjang yang meliputi kecenderungan untuk bertindak dan sikap kewirausahaan. Ini tidak berarti siswa SMP harus dibekali dengan jenis-jenis keterampilan kerja tetapi memberi kesempatan mengembangkan wawasan kerja, etos kerja dan aktivitas produktif. 16
Dalam kurikulum kompetensi-kompetensi kecakapan hidup tersebut kemudian diterjemahkan menjadi standar kompetensi setiap jenjang pendidikan. Sebagai contoh, untuk jenjang SMP dikembangkan standar kompetensi lulusan SMP sebagai berikut: (1) menyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama yang diyakinin dalam kehidupan; (2) memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; (3) berpikir secara logis, kritis, inovatif memecahkan masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media; (4) menyenangi dan menghargai seni; (5) menjalankan pola hidup bersih, bugar dan sehat; (6) berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. Standar kompetensi lulusan kemudian dijabarkan ke dalam standar isi yang memuat bahan kajian, dan mata pelajaran serta kegiatan pembiasaan. Kompetensi bahan kajian menjadi acuan dalam penyusunan kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi mata pelajaran ini digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kompetensi dasar. 4. Penilaian Berperspektif Pendidikan Masa Depan Pendidikan berperspektif masa depan adalah sebuah upaya mengantisipasi masa depan yang menjanjikan. Hurlock, E.B(1981) menyatakan peserta didik remaja harus mulai memikirkan kebutuhan untuk masa depan dengan bersungguh-sungguh. Penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi masa depan merepresentasikan SDM yang berstandar global. Seperti pernyataan Suryadi, A (2014), yaitu a. masyarakat yang peduli lingkungan, b. bernilai demokratis, c. memiliki komitmen dan integritas yang tinggi, d. efisien dan efektif, e. menegakkan HAM, f. peduli isu gender, g. memiliki nilai jujur, 17
h. serta memiliki semangat yang tinggi. 5. Kerangka Uji Kemampuan Dasar Literasi Membaca dengan PISA Kemampuan membaca dalam studi PISA ini diberi pengertian yang agak luas, tidak saja dimaksudkan kemampuan mengenal huruf dalam bacaan yang disajikan, melainkan juga kemampuan siswa dalam memahami dan mendalami aneka ragam wacana yang berbeda situasinya. Kemampuan membaca juga dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu (a) aspek struktur wacana, (b) aspek proses membaca, dan (c) aspek konteks pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan membaca yang harus dimiliki secara keratif dan inovatif. a. Struktur dan Jenis Wacana Struktur wacana di dalam PISA dibagi menjadi dua jenis, yaitu (a) struktur wacana berkelanjutan (continuous texts) dan (b) struktur wacana tak-berkelanjutan (non-continuous texts). Wacana berkelanjutan adalah jenis wacana yang terdiri atas rangkaian kalimat yang diatur dalam paragraf dalam bentuk deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi atau injungsi; sementara itu wacana tak-berkelanjutan adalah wacana yang dirancang dalam format matrik, termasuk di dalamnya pengumuman, grafik, gambar, peta, skema, tabel, dan aneka bentuk penyampaian informasi. Kedua jenis wacana tersebut kemudian dibagi ke dalam 11 bentuk wacana sebagai berikut ini, lima bentuk pertama adalah jenis wacana berkelanjutan, dan sisanya adalah jenis wacana tak-berkelanjutan: 1) Deskripsi (deskripsi orang, tempat, atau objek) 2) Narasi (cerita, laporan, dan artikel baru) 3) Exposisi (esai, definisi, eksplikasi, dan kesimpulan) 4) Argumentasi/Persuasi (pendapat, argumentasi ilmiah) 5) Injungsi (instruksi, aturan, regulasi, dan status) 6) Pengumuman (undangan, peringatan, catatan) 7) Grafik dan gambar 8) Peta 9) Skema 18
10) Tabel 11) Bentuk penyampaian informasi lainnya b. Proses membaca PISA melihat kemampuan membaca ini dari cara siswa memproses wacana dalam tiga kemampuan utama, yaitu: 1) kemampuan mencari dan menemukan informasi (retrieving information); 2) kemampuan mengembangkan makna yang diperoleh dari informasi yang ditemukannya serta membuat inferensi menggunakan satu atau lebih informasi; 3) kemampuan melakukan refleksi dan evaluasi terhadap isi wacana dalam kaitannya dengan pengalaman sehari-hari, pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya, dan pengembangan gagasan dari informasi yang diperolehnya. c. Konteks Membaca Konteks membaca berkaitan dengan tujuan penyusunan wacana, baik dilihat dari sudut pengarang maupun kepentingan umum. Konteks membaca ini mencakup: 1) membaca untuk kepentingan pribadi 2) membaca untuk kepentingan umum 3) membaca untuk kepentingan bekerja 4) membaca untuk kepentingan pendidikan
D. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk menyediakan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa pada tingkat sekolah menengah pertama. Penelitian ini didasarkan pada Research and Development. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian ini mengacu pada Dick, Carey, dan Carey (2009). 2. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama delapan bulan, yaitu mulai bulan 19
April sampai dengan bulan November 2015, sedangkan tempat penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di SMP 5 Kota Bandung karena termasuk sekolah kluster 1 (unggulan 1) dan SMP 12 Kota bandung karena termasuk sekolah kluster 2 (unggulan 2) sebagai uji terbatasnya, sedangkan uji meluasnya direncanakan akan dilaksanakan di SMP Alfa Century dan SMP Taruna Bakti Kota Bandung karena keduanya dalah sekolah swasta. 3. Sumber Data Penelitian Untuk mendapatkan data hasil penilaian formatif dan sumatif terhadap alat ukur literasi membaca yang dikembangkan, maka penelitian ini akan mendapatkan data tersebut dari hasil timbangan beberapa ahli yang relevan. Alat ukur ini akan dikembangkan berdasarkan beberapa aspek, yaitu aspek materi, strategi, dan desain. Setiap aspek akan ditimbang oleh 3 (tiga) orang ahli, yaitu ahli materi literasi membaca, ahli penilaian bahasa, dan ahli pembelajaran membaca. Dengan demikian, seluruh ahli yang akan memberikan timbangannya berjumlah 9 (sembilan) orang ahli. Adapun data implementasi alat ukur ini diperoleh dari para siswa / para peserta didik SMP Negeri dan atau Swasta di Kota Bandung. 4. Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa, instrumen penilaian (timbangan pakar) pada tahap formatif, instrumen penilaian (timbangan pakar) pada tahap sumatif, dan instrumen persepsi siswa terhadap implementasi alat ukur literasi membaca. Adapun instrumen penilaian formatif didasarkan pada aspek-aspek seperti tertera pada bagan berikut. Tabel 1 Instrumen Penilaian Struktur Alat Ukur Literasi Membaca Tahap Formatif No.
Aspek
1
Struktur Wacana Bentuk Wacana
2
% Berkelanjutan Tak-berkelanjutan Deskripsi Eksposisi Argumentasi/Persuasi Narasi Injungsi Pengumuman Grafik dan Gambar Peta Tabel Skema Bentuk lainnya
63.1 36.9 2.8 11.3 9.2 12.8 22.0 5.7 6.4 2.8 3.5 12.8 10.6 20
Nilai
Komentar
Saran
3
Proses Membaca
4.
Konteks Membaca
5
Konten Wacana
Interpretasi Refleksi/Evaluasi Retrieve informasi Pendidikan Pekerjaan Pribadi Umum Kecakapan Hidup
49,6 20.6 29.8 27.7 15.6 18.4 38.3 30
1. Kecakapan personal 2. Kecakapan 30 sosial 3. Kecakapan 20 akademik 4. Kecakapan 20 vokasional
21
Berperspektif Masa depan
1.masyarakat yang peduli lingkungan, 2.demokratis, 3.memiliki komitmen dan integritas yang tinggi, 4.efisien dan efektif, 5.menegakkan HAM, 6.peduli isu gender, 7. jujur, 8.serta memiliki semangat yang tinggi.
Sumber: (Modifikasi PISA, (2012) adaptasi Dick, Carey, & Carey (2009), Chesla, E.L (2009),)
22
Tabel 2 Instrumen Penilaian Tingkat Kesulitan Butir Soal Alat Ukur Literasi Membaca
Tingkat Kesulitan
822
727
705
652
645
631
Uraian tugas
Melakukan Mencari Menafsirkan refleksi dan Nilai informasi wacana evaluasi
Mengajukan hipotesis tentang suatu peristiwa tak terduga dengan menggunakan pengetahuan umum dan semua informasi yang relevan di dalam sebuah tabel yang kompleks tentang suatu topik yang tidak tidak dikenali. Menganalisis beberapa kasus dan menyambungkannya dengan kategori yang diberikan dalam suatu diagram pohon. Sebagian dari informasi yang relevan itu ada di dalam catatan kaki. Mengajukan hipotesis tentang suatu peristiwa dengan menggunakan pengetahuan umum dan beberapa informasi yang relevan di dalam suatu tabel yang kompleks tentang suatu topik yang tidak terlalu dikenali. Mengevaluasi akhir dari suatu narasi yang panjang dalam hubungannya dengan suasana hati atau tema tertentu Menghubungkan perbedaan penggunaan bahasa di dalam suatu narasi yang panjang dengan tema utama yang mengandung gagasan yang berlawanan. Menyimpan informasi di dalam suatu diagram pohon dengan menggunakan informasi yang ada di dalam catatan kaki. 23
Komentar dan Saran
603
600
581
567
542
540
539
537
529
508
486
485 480
Menerangkan arti dari suatu kalimat dengan menghubungkannya dengan konwacana yang lebih luas di dalam suatu narasi yang panjang. Mengajukan hipotesis tentang suatu keputusan dengan cara menghubungkan fakta di dalam suatu grafik dengan tema utama dalam berbagai pajangan grafis. Membandingkan dan mengevaluasi gaya bahasa dari dua surat terbuka. Mengevaluasi akhir dari suatu narasi yang panjang dalam hubungannya dengan alur cerita. Menyimpulkan suatu hubungan persamaan di antara dua peristiwa yang dibahas dalam sebuah surat terbuka. Mengidentifikasi tanggal dimulainya suatu kegiatan yang tersirat dalam suatu grafik. Menerangkan arti sebuah kutipan singkat dari suatu narasi yang panjang dalam hubungan dengan suasana atau situasi tertentu. Menghubungkan bukti-bukti dalam sebuah narasi yang panjang untuk mendukung pendapat yang bertentangan. Menjelaskan motivasi orang dengan menghubungkan berbagai peristiwa di dalam suatu narasi yang panjang. Menyimpulkan hubungan antar dua pajangan grafis dengan cara yang berbeda. Mengevaluasi pantas tidaknya suatu diagram pohon untuk tujuan tertentu. Menyimpan informasi kuantitatif di dalam suatu diagram pohon Menghubungkan bukti-bukti dari sebuah narasi yang panjang
24
478
477
473
447
445 421 405
397
392
367
363
356
untuk mendukung sebuah pendapat tunggal. Menyimpan dan menggabungkan informasi di dalam suatu grafik dan menyimpulkan sesuatu/nilai yang hilang. Memahami struktur suatu diagram pohon. Menyambungkan suatu kategori dalam sebuah diagram pohon ke dalam sebuah kasus tertentu, serta menambahkan informasi yang relevan dari catatan kaki. Interpretasikan informasi di dalam sebuah paragraf untuk memahami susunan keadaan Membedakan antara variabel dan ciri-ciri struktur diagram pohon. Mengidentifikasi tujuan umum dari dua buah wacana singkat. Menyimpan bagian informasi di dalam suatu wacana yang tersusun baik. Menyimpulkan gagasan utama dari sebuah grafik bar sederhana dengan melihat judulnya. Menyimpan bagian informasi dalam sebuah wacana dengan struktur wacana yang jelas. Menyimpan informasi di dalam suatu bagian tertentu dalam sebuah narasi pendek Menyimpan bagian informasi di dalam suatu wacana dengan cara melihat judulnya. Mengenali tema dari suatu artikel yang mempunyai subjudul dengan baik. Sumber : Reading for change: Performance and engagement across countries (OECD, 2002)
25
Tabel 3 Instrumen Timbangan Pakar terhadap Alat Ukur Literasi Membaca Tahap Sumatif No.
Aspek 1
Skor 3
2
Komentar Saran 4
5
1
Harmonisasi antara isi dan organisasi alat ukur literasi membaca 2 Harmonisasi antara isi dan tujuan pembelajaran untuk alat ukur literasi membaca 3 Keakuratan, kelengkapan, dan harmonisasi langkah penilaian dalam alat ukur literasi membaca 4 Kemungkinan keterlaksanaan implementasi alat ukur literasi membaca 5. Kegunaan bagi pengguna alat ukur literasi membaca Sumber: (Adaptasi, Dick, Carey, dan Carey, 2009) 5. Rancangan Penelitian Secara umum penelitian akan dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut. a. Identifikasi Masalah Pembelajaran dan Persiapan Penelitian Pada tahap ini peneliti melakukan analisis faktual masalah penyelenggaraan penilaian literasi membaca. Pada tahap ini dilakukan pula studi literatur dilakukan terkait sumber informasi yang berhubungan dengan kepustakaan untuk mendapatkan parameter literasi membaca, keterampilan hidup, dan pendidikan berorientasi masa depan. Adapun tahap persiapan perlu dilakukan untuk memastikan kesediaan para ahli sebagai penilai dan izin untuk melakukan penelitian di sekolah. b. Pengembangan Instrumen
26
Instrumen yang akan dikembangkan meliputi instrumen timbangan pakar dalam melakukan penilaian alat ukur literasi membaca pada tahap formatif, timbangan pakar pada tahap sumatif, dan instrumen persepsi siswa terhadap implementasi penilaian dengan alat ukur literasi membaca. Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terutama terhadap keterbacaannya. c. Perancangan Alat Ukur Literasi Membaca Rancangan bahan ajar hipotetik dibuat berdasarkan pada berbagai teori, seperti teori literasi membaca, kecekapan hidup, pendidikan berorientasi masa depan, dan model alat ukur literasi membaca. d. Pelaksanaan
Pengembangan
Alat
Ukur
Literasi
Membaca
Berorientasi
Keterampilan Hidup dalam Perspektif Masa Depan. Pelaksanaan pengembangan bahan ajar ini dilakukan berdasarkan tahapan yang dikemukakan Dick, Carey, dan Carey (2009). Secara rinnci dapat terlihat pada bagan berikut rancangan penelitian. e. Pengolahan data dan pelaporan Data selanjutnya diolah, dianalisis, dan dilakukan triangulasi dengan berbagai sumber untuk memperoleh makna hasil penelitian. Hasil penelitian, hasil pengolahan data, dan hasil analisis selanjutnya dilaporkan secara tertulis.
27
6. Alur Penelitian Menetapkan tujuan penilaian literasi membaca
Menganalisis penilaian literasi membaca terlangsung Identifikasi Masalah Penilaian Literasi Membava
Menganalisis literasi membaca pembelajar dan konteks literasi
Menentukan kemampuan literasi membaca siswa SMP
Menetapkan model literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan
Mengembang kan parameter instrumen
Mengembang kan rancangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan
Gambar 1. Alur Penelitian Pengembangan Alat Ukur Literasi Membaca Berorientasi Keterampulan Hidup dalam Perspektif Masa Depan
28
Menilai secara formatif bahan alat ukur yang dikembangan
Menilai secara sumatif alat ukur dikembangkan
7. Pengolahan Data dan Pelaporan Data selanjutnya diolah, dianalisis dan dilakukan triangulasi dengan berbagai sumber untuk memperoleh makna hasil penelitian. Hasil penelitian, hasil pengolahan data, dan hasil analisis selanjutnya dilaporkan secara tertulis.
E. JADWAL PENELITIAN No.
Uraian Kegiatan
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
1.
Studi Literatur
X
X
X
X
X
X
X
X
2.
Pengumpulan data
X
X
X
X
3.
Pelaksanaan
X
X
X
X
X
Wawancara, observasi, tes 4.
Pengolahan, Penganalisis,
dan
Pendeskripsian Data 5.
Penulisan Laporan
6.
Desiminisi
X Hasil
X
Penelitian Sumber: Hasil perumusan penelitian tim peneliti (2015)
F. PEMBIAYAAN Uraian Pembiayaan Program Penelitian PPKBI Jumlah Pengeluaran No.
Perincian Biaya (Rp)
1.
Gaji dan Upah Peneliti
9.000.000
2.
Peralatan / Bahan
6.000.000
3.
Bahan Habis Pakai
4.500.000
4.
Perjalanan
4.500.000
5.
Lain-lain (pemeliharaan, seminar, penggandaan, publikasi, dll)
lokakarya/ pelaporan,
Jumlah Total
6.000.000
30.000.000
Terbilang: Tiga Puluh Juta Rupiah
29
G. DAFTAR PUSTAKA Burns, Roe & Ross (1984). Teaching reading in today,s elementary schools. Boston: Houghton Mifflin Chesla, E. L. (2009). Reading comprehension success. New York: Learning Express. Depdiknas. (2006). Buku Saku: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas. Dick, W., Carey, L., dan Carey, J.O. (2009). The systematic design of instruction. Ohio: Pearson Fadjar, M. (2003) Malik Fadjar, A. (2003). Pendidikan kecakapan hidup sebagai upaya memajukan kehidupan bangsa. Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. Farr, R. (1979). Teaching a Child to Read. New York: Harcourt Barce Jovanovich. Gray, W.S. (1956). On Their Own in Reading. Chigago: Scott, Foresman. Harrison, dkk (2002). Responsive assessment of reading. dalam Assessing reading: changing practice in classrooms Coles, M. dan Jenkins, R (eds) London: Routledge Klein, Marven L. Dkk (1991). Teaching Reading in the Elementary Grades. Allyn and Bacon: USA. Mikulecky. L. (1979).Teaching reading in secondary school content subject: A bookthinking process. New York: Holt, Rinehart, and Winston. Nelson-Jones, R. (1997)Practical counseling and helping skills, texts and exercises for the life skills counseling model. Fourth Edition. London: British Library Cataloging in Publication Data. Nurhadi. (2008). Kurikulum 2004 Pertanyaan & Jawaban. Jakarta: PT Grasindo. Organization for Economic Cooperation and Development. 1999. MeasuringStudent Knowledge and Skills. A New Framework for Assessment.Paris: OECD. Sulzby, dkk. (1996). Emergent Literacy: Writing and Reading. Minnesota: Ablex Publication Corp. University of Minnesota. Supriatna, M. dkk. (2005). Konsep Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas. Suryadi, A. (2014). Pendidikan Indonesia menuju 2025. Bandung: Remaja Rosda Karya.
30
Sutono
(2014) MembangunMinat Baca SiswaMengoptimalkanPerpustakaanSekolah. http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/berita-557-membangun-minat-baca-siswa-mengoptimalkan-perpustakaan-sekolah.html, 19 februari 2014.
Unesco. (2004). Report of The Inter-Agency Working Group on Life Skills in EFA. Paris: UNESCO.
31
LAMPIRAN 1
Justifikasi Pembiayaan Penelitian PPKBI 1. Gaji dan Upah No.
Pelaksana
1.
Ketua Tim
Jumlah Pelaksana 1 orang
2.
Anggota
4 orang
Jumlah Jam/Minggu 8
Jumlah Bulan 8
8
8
Honor/Bulan (Rp.) 250.000
Biaya (Rp.) 2.000.000
218.750
7.000.000
Jumlah Biaya
9.000.000
2. Peralatan
No. 1.
Nama Alat Sewa hardisk eksternal
Penggunaan
Volume 8 bulan x 1
Harga Satuan (Rp.) 100.000
Jumlah (Rp.) 800.000
Untuk menyimpan
60
5.000
300.000
16
181.250
2.900.000
8
250.000
2.000.000
data penelitian 2.
Pembelian DVD Rw
Untuk
distribusi
hasil penelitian 3.
Pemeliharaan komputer
Biaya instal ulang komputer
4.
Sewa printer
Cetak instrumen dan berkas penelitian Jumlah Biaya
6.000.000
3. Bahan Habis Pakai No. 1.
2.
Nama Bahan Kertas
Penggunaan
HVS Untuk
Proposal,
Volume data, 20 rim
A4 80 gr
analisis, dan pelaporan.
Tinta printer
Cetak
proposal,
data, 10 t ube
Harga Satuan (Rp.) 37.500
Jumlah (Rp.) 750.000
200.000
2.000.000
30.000
300.000
8.000
480.000
analisis data, dan pelaporan 3.
Folder
Untuk penyimpanan data 10 buah dan bahan penelitian
4.
Baterai
Untuk pendukung dalam 60 buah pendokumentasian penelitian
32
5.
Bolpoin
Untuk analisis data dan 3 dus
55.000
165.000
100.625
805.000
pengambilan data 6.
Pulsa Hp
Untuk komunikasi pada saat 8 pengambilan data
Jumlah Biaya
4.500.000
4. Perjalanan dan Akomodasi No. 1
Kota/tempat tujuan Bandung
Jumlah pelaksana 4
Volume 5
Harga Satuan (Rp.) 225.000
Jumlah (Rp.) 4.500.000
Jumlah Biaya
4.500.000
5. Lain-lain (diseminasi, lokakarya/seminar, penggandaan, pelaporan, publikasi)
No.
Uraian Kegiatan
Volume
Harga Satuan (Rp.) 20.000
Jumlah (Rp.) 1.600.000
1.
Souvenir responden
80
3.
Seminar hasil penelitian
1
2.000.000
2.000.000
5.
Penyusunan artikel
1
400.000
400.000
6.
Penggandaan dan penjilidan
20
100.000
2.000.000
Jumlah
6.000.000
TOTAL BIAYA PENELITIAN
30.000.000
33
LAMPIRAN 2 Riwayat Hidup Ketua Peneliti
1. Nama
: Dr. Vismaia S. Damaianti, M. Pd.
2. NIP
: 196704151992032001
3. Pangkat/Jabatan/Gol.
: Lektor Kepala/IIIc
4. Instansi
: Jurusan Pend. Bhs. dan Sastra Indonesia/ FPBS UPI
5. Tempat/Tanggal Lahir
: Bandung, 15 April 1967
6. Alamat
: Jl. Aster no. 9 Blok Cemara Pondok Hijau Bandung
7. No. Telp. / HP
: (022) 82027573/ 081320574924
8. Riwayat Pendidikan
:
1.
S1-IKIP
Bandung/Indonesia
Tahun Jurusan Lulus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1990
2.
S2-IKIP
Bandung/Indonesia
1996
Pengajaran Bahasa Indonesia
3.
S3-UPI
Bandung/Indonesia
2001
Pendidikan Bahasa Indonesia
No.
Universitas
Kota/Negara
9. Riwayat Pekerjaan a. Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia S1 UPI Tahun 1993 s.d. sekarang b. Dosen Sekolah Pascasarjana Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S2 UPI 2002 s.d. sekarang c. Dosen Sekolah Pascasarjana Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S3 UPI 2008 s.d. sekarang d. Dosen Sekolah Pascasarjana Prodi Pendidikan Dasar S2 UPI Tahun 2006 s.d. sekarang e. Dosen Sekolah Pascasarjana Prodi Linguistik S2 UPI Tahun 2002 s.d. sekarang f. Dosen Luar Biasa FKIP Universitas Islam Nusantara S1 Tahun 1991 s.d. 1993 g. Dosen Luar Biasa STKIP Bale Bandung S1 Tahun 2001 s.d. 2007 h. Dosen Luar Biasa STKIP Siliwangi Bandung S1 Tahun 1997 s.d. 2009 i. Dosen Luar Biasa SESKO AU Bandung Tahun 2009 DAN 2011 j. Dosen Luar Biasa Universitas Swadaya Sunan Gunung Jati Cirebon Tahun 2010 s.d. sekarang 10. Pengalaman Penelitian Nama Proyek Penelitian Penguatan Kompetensi
:
Pemberi Jabatan Judul Penelitian Dana (ketua/anggota) Model Pembelajaran Ketua Dana UTU UPI MKU Bahasa Indonesia Berbasis Pendidikan Karakter 34
Besar dana Tahun (Rp.) 25.000.000 2012
Peningkatan Mutu Penelitian Program Studi SPs UPI Hibah Penelitian Penguatan Kompetensi
Penelitian PPKBK 2013
SPs UPI
Pengembangan Model Anggota Pembelajaran Keaksaraan Berorientasi Kebajikan Lokal
20.000.000 2012
Pengembangan Model Ketua Dana Berorientasi UTU UPI ABC Multikultural dalam Pembelajaran Membaca Kreatif Berbasis ICT Multimedia di Sekolah Menengah Pertama Dana Pengembangan Alat Anggota BOPTN Ukur Kecepatan Efektif UPI Membaca (KEM) berbasis Program Adobe Flash untuk Siswa SMP
PPKBK 2014
Dana BOPTN UPI
Teks Berorientasi Nilai Anggota Budaya Lokal sebagai Bahan Pengembangan Alat Ukur Kecepatan Efektif Membaca (KEM) untuk Siswa SMA
Pengembanga n Dosen
RKAT Jurusan
Kajian Keterbacaan Ketua Buku Model Bahasa Indonesia SMP Kurikulum 2013
25.000.000 2013
50.000.000 2013
37.000.000 2014
5.000.000
11. Publikasi Ilmiah :
No.
Nama-Nama Penulis
Judul Tulisan
Nama Seminar / Jurnal
Kota
Bulan. Tahun
1
Vismaia S. Damaianti
Bedah Buku Untai Bahasa
Seminar BIPA
KIP BIPA VII UI Jakarta
2010
Vismaia S. Damaianti
Model Abc’s Berorientasi Karakter dalam Peningkatan Pemahaman Wacana dan Minat Membaca
Seminar UPI
UPI Bandung
2011
2
35
2014
3
Vismaia S. Damaianti
Pola Sintaktis dan Semantis Dalam Wacana Sastra dan Wacana Ilmiah Serta Keterpahamannya
Jurnal Metalingua
Balai Bahasa Bandung
2011
4
Vismaia S. Damaianti
Kokreasi dalam Pendidikan Membaca Berorientasi Multikultur
Seminar UPI
UPI Bandung
2012
Bandung, 6 April 2015
Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd.
36
Riwayat Hidup Anggota Peneliti 1
1. Nama
: Dr. Yeti Mulyati, M.Pd
2. NIP.
: 19600809 198601 2 001
3. Pangkat/Jabatan/Gol.
: Pembina Tk. I/Lektor Kepala/ IV-b
4. Instansi
: Universitas Pendidikan Indonesia
5. Tempat/Tanggal Lahir
: Cianjur, 9 Agustus 1960
6. Alamat
: Kp. Guruminda no. 8 Jl. Maribaya Lembang-Bandung
7. No.Telp/HP
: 082116024556
8. Riwayat Pendidikan
:
No.
Universitas
Kota/Negara
1
S1: IKIP Bandung
Bandung
Tahun Lulus 1985
Jurusan
2
S2: IKIP Bandung
Bandung
1995
Pendidikan Indonesia
Bahasa
3
S3: Universitas Indonesia
Pendidikan Bandung
2010
Pendidikan Indonesia
Bahasa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
9. Riwayat Pekerjaan: a. Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI, 1986-sekarang 10. Pengalaman Penelitian Nama Proyek RKAT Jurusan/DIPA UPI
Pemberi Dana Mandiri
Jabatan (ketua/anggota) Kajian Terhadap bahan ketua Judul Penelitian
Besar Dana Tahun (Rp.) 5.000.000 2010
Ajar Membaca dalkam Buku Teks Bahasa Indonesia SMP
Dikti
Hibah Kompetitif Dikti 2010
Paradigma Pendidikan Anggota Karakter Bangsa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
38.000.000 2010
UPI
Hibah Kompetitif UPI 2011
Pengembangan Model Ketua Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemecahan masalah untuk Meningkatkan
25.000.000 2011
37
Kemampuan Siswa SMP
Literasi
Penguatan Kompetensi
UTU UPI 2012
Pemetaan Kosakata Siswa Ketua Sekolah Dasar (Kajian Bentuk, Jenis, dan Makna)
25.000.000 2012
Peningkatan Mutu Penelitian Prodi SPS UPI
SPS UPI 2012
Pendidikan Keaksaraan Ketua Fungsional Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal di Kabupaten Bandung
25.000.000 2012
Dana Pengembangan Alat Ketua BOPTN UPI Ukur Kecepatan Efektif
50.000.000 2013
Penelitian PPKBK 2013
Membaca (KEM) berbasis Program Adobe Flash untuk Siswa SMP PPKBK 2014
Dana Teks Berorientasi Nilai Ketua BOPTN UPI Budaya Lokal sebagai
37.000.000 2014
Bahan Pengembangan Alat Ukur Kecepatan Efektif Membaca (KEM) untuk Siswa SMA Pengembangan Dosen
RKAT Jurusan
Kajian Keterbacaan Ketua Buku Model Bahasa Indonesia SMA Kurikulum 2013
5.000.000 2014
11. Publikasi Ilmiah A. Buku/Bab/Jurnal
No.
NamaNama Penulis
Judul Tulisan
Dr. Yeti Kajian Terhadap bahan Ajar Membaca dalam Buku Teks Mulyati, M.Pd. Bahasa Indonesia SMP
B. Makalah/Poster Tahun
Judul
Nama Seminar / Jurnal
Kota
Tahun
Jurnal
Bandung
2010
Penyelenggara 38
2010
Mengembangkan Profesionalisme melalui Lesson Studi
Pendidik Hima PGSD Universitas Negeri Padang,
2010
Pendidikan dan Latihan Lesson Studi dan Model Yayasan Pesanten Albidayah Collaborative Teaching bagi guru-guru di Cangkorah Kab. Bandung Barat, 16 yayasan Pesantren Albidayah-Cangkorah April 2010
2011
Pengembangan Model Pembelajaran Literasi Seminar Internasional Forum Ilmiah Berbasis Pemecahan Masalah dalam MKU FPBS VII Bahasa Indonesia
2011
Uji Kemahiran Berbahasa Sesi Membaca
2012
Diseminasi Model-Model Pembelajaran Inovatif SPS UPI Bahasa Indonesia
2012
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Indonesia melalui Lesson Study
2012
Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa 5th International Conference Indonesia Berbasis Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa SMP
C. Penyunting/Editor/Reviewer/.Resensi Tahun Judul
Bahasa PMIOL (of Lesson Study Pedagogy Malaya Indonesian and Other Language) International Seminar
Penerbit/Jurnal
2008
Buku-buku Non-Teks Pelajaran
2009
Buku-Buku Pendidik
Pengayaan
Semiloka Pusat Bahasa Jakarta
dan
Jakarta: BSNP Pusbuk Panduan Jakarta: Depag
Bandung, 6 April 2015
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M. Pd.
39
Riwayat Hidup Anggota Peneliti 2
1. Nama
: Dr. Usep Kuswari, M.Pd.
2. NIP.
: 195901191986011001
3. Pangkat/Jabatan/Gol.
: Pembina Utama/ Lektor Kepala/IV-C
4. Instansi
: Universitas Pendidikan Indonesia
5. Tempat/Tanggal Lahir
: Sukabumi, 19 Januari 1959
6. Alamat
: Jalan Tangkuban Parahu, Kamp. Cikareo No. 10 RT 01 RW 07 Desa Langensari, Lembang Bandung Barat, 40391
7. No.Telp/HP
: HP/0821115378378/081320357222
8. Riwayat Pendidikan
:
No.
Universitas
Kota/Negara
1
S1: IKIP Bandung
Bandung
Tahun Lulus 1984
Jurusan
2
S2: IKIP Bandung
Bandung
1995
Pendidikan Indonesia
Bahasa
3
S3: Universitas Indonesia
Pendidikan Bandung
2000
Pendidikan Indonesia
Bahasa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
9. Riwayat Pekerjaan:
Mata Kuliah
Jenjan g
Institusi/Jurusan/Progra m
Tahun... s.d. ...
Teori Membaca
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
1997- sekarang
Membaca Intensif
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
1997 –sekarang
Morfologi
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
2006- sekarang
Sintaksis
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
1987-sekarang
Pengantar Statistika
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
2007-sekarang
Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
1986-sekarang
40
Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Sunda
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
1986- sekarang
Problematika Bahasa, Sastra, dan Pengajaran Bahasa dan Sastra Sunda
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
2007- sekarang
Program Latihan Profesi
S1
Jur. Pend. B. Daerah UPI
1997- sekarang
Pendidikan Bahasa Daerah untuk PAUD
D2
Program PGTK FIP UPI
2007- sekarang
Pendidikan Daerah
Bahasa
S1
Program PGSD FIP UPI
1997- 2006
Evaluasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
S1
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNSUR
1995- sekarang
Penelitian Pendidikan
S1
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNSUR
1995- sekarang
Teori dan Aplikasi Statistika dalam Penelitian
S2
PPs UNSUR Cianjur
2007- sekarang
Metode Penelitian Pendidikan Bahasa
S2
PPs UNSUR Cianjur
2007- sekarang
Evaluasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
S2
PPS UNSUR Cianjur
2007- sekarang
Tata Bahasa Sunda
S1
STKIP Bale Bandung
2005-2007
Keterampilan Sunda
Berbahasa
S1
STKIP Bale Bandung
2005-2007
Teori dan Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD
S1
FKIP UT UPBJJ Bogor
2007- sekarang
Penelitian Tindakan Kelas
S1
FKIP UT UPBJJ Bogor
2007- sekarang
Pengantar Statistika Dasar
S1
FKIP UT UPBJJ Bogor
2007- sekarang
Tugas (TAP)
Program
S1
FKIP UT UPBJJ Bogor
2007- sekarang
Pengembangan Kemampuan Profesional (PKP)
S1
FKIP UT UPBJJ Bogor
2007- sekarang
Akhir
41
10. Pengalaman Penelitian Tahun
1997
Judul
Jabatan
Pengkajian Kesenian Daerah Jawa Barat sebagai Kelompok Muatan Lokal di Kabupaten Bandung, (1997). / Anggota
1998
Studi Keterbacaan Buku Teks Biologi di SMU, Kelompok DIKTI (1998) /
Sumber Dana BALITBAN GDA Provinsi Jawa Barat DIKTI/DP2 M
Anggota
1999
Model Tes Bahasa Sunda di SLTP Kota bandung Kelompok (1999) /
dana OPF
Ketua
Evaluasi Keterbacaan Buku Teks Mata Pelajaran Kelompok Bahasa Sunda di SD se-Jawa barat, Pusat / Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999. Anggota
Dinas Pendidikan Provinsi Jabar
Model Reading Workshop dalam Pembelajaran Kelompok Membaca di Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah /Anggota IKIP Bandung,
DIKTI/DP2 M
1999
Korelasi antara Minat dan Prestasi Belajar Kelompok Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah / FPBS IKIP Bandung, 1999. Ketua
Dana OPF
2000
Korelasi antara Sikap dan Kemampuan Membaca Kelompok Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah / FPBS IKIP Bandung. Ketua
Dana OPF
2001
Model Tes Profisiensi Bahasa Sunda, Dosen Muda Kelompok DIKTI /
DIKTI/DP2 M
1999
1999
Ketua 2001
Model Directed Reading-Thinking Activity dalam Kelompok Pembelajaran Membaca Bahasa perancis, Dosen / Muda DIKTI Ketua
42
DIKTI/DP2 M
2001
Model Pembelajar Inkuri dan Latihan dalam Kelompok Pembelajaran Mata Kuliah Morfologi di Jurusan / Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI Ketua
Dana Rutin
2002
Pembelajaran Membaca dengan Menggunakan Kelompok Directed Reading Activity (DRA) /
Dana Rutin
Ketua 2003
Pemetaan Pemakaian Bahasa Sunda oleh Murid Kelompok SD di Jawa Barat, Pemda Balibangda / Anggota
2004
Identifikasi Pembalajaran Bahasa dan Sastra Kelompok Sunda di Jawa Barat /
Balitbangda Provinsi Jawa Barat BPBD/Disdi k Jabar
Anggota 2005
Identifikasi Pendidikan Berbasis Bahasa dan Kelompok / Sastra Sunda di Jawa Barat Ketua
Disdik Jawa Barat
2006
Pengembangan Pemodelan Pendidikan Berbasis Kelompok / Bahasa dan Sastra Sunda Ketua
Disdik Jawa Barat
2007
Penyusunan Kamus Tata Krama Bahasa Sunda
Disdik Jawa
Kelompok /
Barat
Ketua 2007
Penerapan Model Group Mapping Activity (GMA) Individu/ dalam Pembelajaran Membaca Ketua
Hibah Kompetisi UPI
2008
Model Penilaian Berbasis Kelas dalam Mata Ketua Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda di SD Kota Bandung
Hibah Kompetisi
2009
Pengkajian Pelaksanaan Pendidikan pada PAUD Kelompok di Aceh Nangro Salam /
PLAN Internasiona l
Anggota
11. Publikasi Ilmiah
43
A. Buku/Bab/Jurnal Tahun
Judul
Penerbit/Jurnal
Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa
Jurnal Pendidikan Bahasa, FPBS
Padika Ngawulangkeun Piwulang Basa
CV Geger Sunten
Piwulang Basa
CV Geger Sunten
Basa Sunda Urang
CV Geger Sunten
Model Pembelajaran Reading Workshop dalam Perkuliahan Membaca
Jurnal Pendidikan Bahasa, FPBS
Model Tes Kompetensi Komunikatif
CV Geger Sunten
Pangrumat Basa Sunda: Pangajaran pikeun Murid SD ( 6 jilid)
Penerbit Erlangga
2010
Sintaksis Basa Sunda
Sonagar JPBD
2010
Morfologi Basa Sunda
Sonagar JPBD
2010
Evaluasi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Sonagar JPBD
2010
Model-model Pembelajaran Basa Sunda
Sonagar JPBD
2004
Bukti fisik
B. Editor Tahun
Judul Buku
Penerbit/Jurnal
2005
Kamus Linguistik Bahasa Jepang
2009
Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang
2008
Linguistik Bahasa Jepang
PT Humanirora
2009
Editor Buku Morfologi Basa Sunda
JPBD FPBS UPI
Bukti fisik
PT Humaniora
12. Peserta konferensi/Seminar/Lokakarya/Simposium Tahun
Pelatihan
Peran/Penyelenggara
1993
Kongres Basa Sunda VI Bdg
Pemda DT I
1998
Kongres Basa Sunda VI Garut
Pemda DT II
2005
Kongres Basa Sunda VII Subang
Pemda DT II
2001
Cessa
UPI
2004
Forum Ilmiah Basa dan Sastra FPBS I
FPBS UPI
44
Bukti fisik
2006
Forum Ilmiah Basa dan Sastra FPBS II
FPBS UPI
13. Penghargaan/Piagam Tahun
Bentuk Penghargaan
Pemberi
2006
Hadiah LBSS penyusun buku Piwulang Basa
LBSS
2006
Peringkat I Peneliti Terbaik Dana UPI tahun 2007
UPI
1997
Penghargaan 10 tahun mengabdi pada Negara
Presiden RI
Bandung, 6 April 2015
Dr. Usep Kuswari, M. Pd.
45
Riwayat Hidup Anggota Peneliti 3 1. Nama 2. NIP 3. Pangkat/Jabatan/Gol. 4. Instansi
: : : :
5. Tempat/Tanggal Lahir 6. Alamat 7. No. Telp. / HP 8. Riwayat Pendidikan
: : : :
Firman Aziz, S. Pd., M.Pd. 19830215 200912 1 004 Lektor / IIIc Departemen MKDU (MKU Pendidikan Bahasa Indonesia) FPIPS Cirebon, 15 Februari 1983 Jln. Sukawangi No. 5 Rt1/Rw2 Cihideung KBB 085724025070 atau 081321671983
No.
Universitas
Kota / Negara
1.
S1 – UPI
Bandung, Indonesia
2.
S2 – UPI
Bandung, Indonesia
3.
S3 – UPI
Bandung, Indonesia
9. Riwayat Pekerjaan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Tahun Lulus 2005 (3,71 Cum Laude) 2009 (3,74 Cum Laude) 2013 – Skrg (IP 4,00 Cum laude)
Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia
:
Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2004-2005 Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UKM Sanggar Budidaya Linguistik (SBL) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2005-2006 Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kerja Sama antara Universitas Pendidikan Indonesia dengan PEMDA SIAK Provinsi Riau Tahun 2005-2006 Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SMP dan SMA Sekar Kemuning Kota Cirebon Tahun 2006-2007 Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Bimbingan Belajar PRIMAGAMA Kesambi Cirebon Tahun 2006-2008 Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mahardhika Cirebon Tahun 2007-2008 Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) Tasikmalaya Program Studi Keperawatan Cirebon Tahun 2007-2010 Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Tahun 2007-2010 Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Indonesian Business Correspondence LP3I dan Business College LP3I Cirebon Tahun 2008-2009 Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: Keterampilan Dasar Menulis, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, serta Penulisan Karya Ilmiah UniversitasTerbuka UT UPBJJ Bandung Tahun 2008-skrg (Dosen Luar Biasa) 46
k.
Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah MKU PBI Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2007-2009 (Dosen Honorer) l. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah MKU PBI Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2009 - skrg (Dosen Tetap PNS) m. Dosen Institut Manajemen Telkom (Dosen LB) Bandung 2010-skrg n. Redaksi Ahli Pengelola Jurnal JPIS dan SOSIORELIGI UPI 2010-skrg o. Direktur Konsultan dan Pelatihan Life Institute Indonesia 2010 – skrg p. Direktur Konsultan dan Pelatihan Smart Institute Indonesia 2010-skrg a. Dosen Pengampu Mata Kuliah Dasar Penulisan, Teknik Penulisan Artikel, Teknik Pengeditan, dan Teknik Penyuntingan Prodi Ilmu Komunikasi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2012 - skrg (Dosen Tetap PNS) 10. Pengalaman Penelitian : Nama Proyek
Pemberi Dana
Mandiri
Pribadi
Mandiri
Pribadi
Mandiri
Pribadi
Mandiri
Pribadi
Mandiri
Pribadi
Hibah Kompetitif
UPI
Judul Penelitian Kajian Penggunaan Konstruksi Pasif Bahasa Indonesia dalam Karangan Argumentasi Siswa Sikap Berbahasa Masyarakat Desa Parean Girang Kab. Indramayu Jabar Penggunaan Bilingualisme Masyarakat Talaga Kab. Majalengka Membangun Karakter Bangsa Indonesia yang Cerdas dan Unggul Pengembangan Model Pembelajaran Debat Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Siswa SMA Tahun Pelajaran 2009 Pengembangan Model Debat Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Mahasiswa JPBSI UPI Tahun Pelajaran 2010 47
Jabatan (Ketua /Anggota)
Besar Dana Tahun (Rp.)
Ketua
1.000.000
2005
Ketua
1.000.000
2008
Ketua
1.000.000
2008
Ketua
3.000.000
2009
Ketua
3.000.000
2009
Anggota
15.000.000
2010
Penelitian Pembinaan Dosen Muda
UPI
Penelitian Penguatan Kompetensi
UPI
Penelitian PKM Desa UPI Binaan
Penelitian Penguatan Kompetensi
UPI
Penelitian PKM BHP
UPI
Penelitian PPKBI Dikti
UPI
Studi Realitas Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus di Kec. Padalarang KBB) Model MKDU Pendidikan Bahasa Indonesia Berorientasi Pada Pendidikan Karakter: Sebuah Terobosan Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Mahasiswa UPI Tahun Akademik 2011 / 2012 Transportasi Delman Berbasis Ramah Lingkungan di Kelurahan Melong Kecamaten Cimahi Selatan Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat Pengembangan Model ABC Berorientasi Multikultur dalam Pembelajaran Membaca Kreatif Berbasis ICT Multimedia di Sekolah SMP Internasional Kota Bandung Model Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bermutu (MP2KTImut) di UPI: Upaya Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas intelektual UPI Menuju UPI WCU Model Pembelajaran Menulis Akademik Berbasis Google Drive Untuk 48
Anggota
15.000.000
2011
Anggota
25.000.000
2012
Ketua
75.000.000
2012
Anggota
25.000.000
2013
Ketua
30.000.000
2013
Anggota
50.000.000
2013
Penelitian Hibah Penugasan Fakultas
FPIPS UPI
Penelitian Mandiri
Mandiri
Penelitian Program Hibah Bina DIKTI Desa Dikti (UKM LEPPIM)
Meningkatkan Keterampilan Menulis Mahasiswa UPI: Sebuah Terobosan Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Mahasiswa UPI Tahun Akademik 2012 / 2013 Pengembangan Kualitas Dosen di Lingkungan FPIPS UPI Melalui Ketua Pengelolaan dan Penulisan Jurnal Ilmiah Bereputasi Kajian dan Implementasi Kurikulum 2013 di Ketua Sekolah Menengah Atas Kota Bandung Sentra Obat Herbal Daun Kelor Tampomas Sebagai Usaha Mandiri Pos Pemberdayaan Pembina Keluarga (Posdaya) Tampomas Hijau Desa Licin Kec. Cimalaka Kab. Sumedang Jabar
10.000.000
2014
10.000.000
2014
50.000.000
2014
11. Publikasi Ilmiah : No.
Nama-Nama Penulis
1.
Firman Aziz
2.
Firman Aziz
3.
Firman Aziz
4.
Firman Aziz
Nama Seminar / Jurnal
Judul Tulisan Model TGT Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Siswa SMA Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menguak modalitas Intensional dalam Bahasa Indonesia Model Pembelajaran Kecerdasan Spiritual dalam Bahasa Indonesia 49
Kota
Bulan, tahun
Riksa Bahasa PBI Bandung SPs UPI
Agustus, 2008 Juni, 2009
Agrabinta
Cianjur
JPBSI FPBS UPI
Bandung
Oktober, 2009
UPI-Malay
Bandung
Februari, 2010
5.
Firman Aziz
6.
Firman Aziz Yunus Abidin
7.
Firman Aziz
8.
Firman Aziz Candra Purna I.
9.
Firman Aziz Irwan Dhani
10.
Firman Aziz
11.
12.
13.
Firman Aziz
Firman Aziz
Firman Aziz
Firman Aziz 14.
Paradoks Sistem Pendidikan di Indonesia Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Buku) International Seminar Conaplin Balai Bhs. UPI Membangun Karakter Bangsa yang Cerdas dan Unggul di Indo. (Buku) Mari Membangun Rumah Kita, Karakter! (Buku) Problematika Perkembangan Analogi Bidang Linguistik dalam Konteks Modernisasi dalam Bahasa Indonesia Model Pembelajaran MKDU Pendidikan Bahasa Indonesia Berorientasi Pada Pendidikan Karakter: Sebuah Terobosan Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Mahasiswa UPI Tahun Akademik 2011 / 2012 Transportasi Delman Berbasis Ramah Lingkungan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Prov. Jawa Barat Model Pembelajaran Debat untuk Meningkatkan Kemahiran Berbicara Berbahasa Indonesia Siswa SMA Pengembangan Model ABC Berorientasi Multikultur dalam Pembelajaran Membaca Kreatif Berbasis ICT Multimedia di Sekolah
50
UPI-Malay
Bandung
Juni, 2010
UPI
Bandung
Oktober, 2010
UPI-Amrka Bandung
November, 2010
Pusbuk
Jakarta
Februari, 2011
Pusbuk
Jakarta
Maret 2011
PIBSI XXXIV
Purwokerto
Oktober, 2012
Diseminasi Penelitian Dosen FPIPS
Bandung
Februari, 2013
Diseminasi Penelitian Dosen FPIPS
Bandung
Februari, 2013
Jurnal @rtikulasi JPBSI FPBS
Bandung
Mei, 2013
Bandung
Februari, 2014
Diseminasi Penelitian Dosen FPIPS
SMP Internasional Kota Bandung Firman Aziz
15.
Firman Aziz
16.
17
18.
Model Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bermutu (MP2KTImut) di UPI: Upaya Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas intelektual UPI Menuju UPI World Class Univ. Model Pembelajaran Menulis Akademik Berbasis Google Drive untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Mahasiswa UPI: Sebuah Terobosan Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Mahasiswa UPI Tahun Akademik 2012 / 2013
Diseminasi Penelitian Dosen FPIPS
Bandung
Februari, 2014
Diseminasi Penelitian Dosen FPIPS
Bandung
Februari, 2014
Firman Aziz,dkk
Taktis Berbahasa Penerbit Indonesia di Perguruan Asas UPI Tinggi (Buku)
Bandung
Juni, 2014
Firman Aziz
Pengembangan Kualitas Dosen di Lingkungan FPIPS UPI Melalui Pengelolaan dan Penulisan Jurnal Ilmiah Bereputasi
Bandung
Februari, 2015
Diseminasi Penelitian Dosen FPIPS
Bandung, 6 April 2015
Firman Aziz, S.Pd., M.Pd.
51
Riwayat Hidup Anggota Peneliti 4
1. Nama
: Rosita Rahma, M.Pd.
2. NIP.
: 198503022012122002
3. Pangkat/Jabatan/Gol.
: Asisten Ahli/ Penata Muda Tk.1/III-b
4. Instansi
: Universitas Pendidikan Indonesia
5. Tempat/Tanggal Lahir
: Nganjuk, 02 Maret 1985
6. Alamat
: Kompleks Pesona Cigugur 2 No.44 Cigugur Girang Bandung
7. No.Telp/HP
: 085723796485
8. Riwayat Pendidikan
:
No.
Universitas
Kota/Negara
1
S1: Universitas Indonesia
Pendidikan Bandung
Tahun Lulus 2007
2
S2: Universitas Indonesia
Pendidikan Bandung
2010
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pendidikan Indonesia
Bahasa
9. Riwayat Pekerjaan: a. Dosen Honorer UPI, 2008-2012 b. PNS UPI, 2012-sekarang 10. Pengalaman Penelitian Nama Proyek
Pemberi Dana
Penelitian PPKBK 2013
Dana BOPTN UPI
Penelitian Pengemban gan Dosen
RKAT Jurusan
PPKBK 2014
Dana BOPTN UPI
Judul Penelitian
Jabatan (ketua/ anggota) Pengembangan Alat Ukur Anggota Kecepatan Efektif Membaca (KEM) berbasis Program Adobe Flash untuk Siswa SMP Pemetaan Alat Evaluasi Ketua Membaca pada Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Terbitan BSNP Teks Berorientasi Nilai Budaya Anggota Lokal sebagai Bahan Pengembangan Alat Ukur Kecepatan Efektif Membaca (KEM) untuk Siswa SMA
52
Besar Dana (Rp.)
Tahun
50.000.000 2013
5.000.000 2013
37.000.000 2014
Pembinaan Dosen Muda
Dana BOPTN UPI
Model Poetry Wordgames Anggota dalam Pembelajaran Ekspresi Tulis Puisi pada Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Pengemban gan Dosen
RKAT Jurusan
Kajian Keterbacaan Buku Ketua Model Bahasa Indonesia Tematik SD Kelas Tinggi Kurikulum 2013
2014
5.000.000
2014
11. Publikasi Ilmiah No. 1
2
Nama-Nama Judul Tulisan Penulis Rosita Rahma Alat Evaluasi Membaca pada Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia SMP Rosita Rahma Bahasa Indonesia and The Diversity of Local Languages in Indonesia
Nama seminar/Jurnal PMIOL
Indonesian Cultural Evening and Exhibition
Kota
Bulan,Tahun
Malaysia Juni, 2015
Hungaria November, 2014
Bandung, 6 April 2015
Rosita Rahma, S.Pd., M.Pd.
53
LAMPIRAN 3 PERNYATAAN KESEDIAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dr. Vismaia S. Damaianti, M. Pd.
NIP
: 196704151992032001
Pangkat/Jabatan/Gol. : Lektor Kepala/IIIc Instansi
: Jurusan Pend. Bhs. dan Sastra Indonesia/ FPBS UPI
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 15 April 1967 Alamat
: Jl. Aster no. 9 Blok Cemara Pondok Hijau Bandung
menyatakan kesediaan untuk menjadi Ketua Peneliti pada program PENELITIANPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK BIDANG ILMU Tahun 2015 dengan penelitian berjudul: PENGEMBANGAN ALAT UKUR LITERASI MEMBACA BERORIENTASI KETERAMPILAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF MASA DEPAN. Demikian surat pernyataan kesediaan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun.
Bandung, 6 April 2015 Yang bersangkutan,
Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd. NIP 196704151992032001
54
PERNYATAAN KESEDIAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dr. Yeti Mulyati, M.Pd
NIP.
: 19600809 198601 2 001
Pangkat/Jabatan/Gol. : Pembina Tk. I/Lektor Kepala/ IV-b Instansi
: Universitas Pendidikan Indonesia
Tempat/Tanggal Lahir: Cianjur, 9 Agustus 1960 Alamat
: Kp. Guruminda no. 8 Jl. Maribaya Lembang-Bandung
menyatakan kesediaan untuk menjadi Anggota Peneliti 1 pada program PENELITIANPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK BIDANG ILMU Tahun 2015 dengan penelitian berjudul: PENGEMBANGAN ALAT UKUR LITERASI MEMBACA BERORIENTASI KETERAMPILAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF MASA DEPAN. Demikian surat pernyataan kesediaan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun.
Bandung, 6 April 2015 Yang bersangkutan,
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M. Pd. NIP 19600809 198601 2 001
55
PERNYATAAN KESEDIAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dr. Usep Kuswari, M.Pd.
NIP.
: 195901191986011001
Pangkat/Jabatan/Gol.
: Pembina Utama/ Lektor Kepala/IV-C
Instansi
: Universitas Pendidikan Indonesia
Tempat/Tanggal Lahir
: Sukabumi, 19 Januari 1959
Alamat
: Jalan Tangkuban Parahu, Kamp. Cikareo No. 10 RT 01 RW 07 Desa Langensari, Lembang Bandung Barat, 40391
menyatakan kesediaan untuk menjadi Anggota Peneliti 2 pada program PENELITIANPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK BIDANG ILMU Tahun 2015 dengan penelitian berjudul: PENGEMBANGAN ALAT UKUR LITERASI MEMBACA BERORIENTASI KETERAMPILAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF MASA DEPAN. Demikian surat pernyataan kesediaan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun.
Bandung, 6 April 2015 Yang bersangkutan,
Dr. Usep Kuswari, M. Pd. NIP 195901191986011001
56
PERNYATAAN KESEDIAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Firman Aziz, S. Pd., M. Pd.
NIP
:
198302152009121004
Tempat/Tanggal lahir
:
Cirebon, 15 Februari 1983
Pangkat/Gol./Jabatan
:
Penata / Lektor / IIIc
Jurusan / Fakultas
:
Pend. Bahasa & Sastra Indonesia (MKDU) / FPIPS
Alamat
:
Jalan Setiabudhi Regency Desa Cihideung Rt1/Rw2 Bandung
menyatakan kesediaan untuk menjadi Anggota Peneliti 3 pada program PENELITIANPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK BIDANG ILMU Tahun 2015 dengan penelitian berjudul: PENGEMBANGAN ALAT UKUR LITERASI MEMBACA BERORIENTASI KETERAMPILAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF MASA DEPAN. Demikian surat pernyataan kesediaan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun.
Bandung, 6 April 2015 Yang bersangkutan,
Firman Aziz, S. Pd., M.Pd. NIP 198302152009121004
57
PERNYATAAN KESEDIAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Rosita Rahma, M.Pd.
NIP.
: 198503022012122002
Pangkat/Jabatan/Gol.
: Asisten Ahli/ Penata Muda Tk.1/III-b
Instansi
: Universitas Pendidikan Indonesia
Tempat/Tanggal Lahir
: Nganjuk, 02 Maret 1985
Alamat
: Kompleks Pesona Cigugur 2 No.44 Cigugur Girang Bandung
menyatakan kesediaan untuk menjadi Anggota Peneliti 4 pada program PENELITIANPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK BIDANG ILMU Tahun 2015 dengan penelitian berjudul: PENGEMBANGAN ALAT UKUR LITERASI MEMBACA BERORIENTASI KETERAMPILAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF MASA DEPAN. Demikian surat pernyataan kesediaan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun.
Bandung, 6 April 2015 Yang bersangkutan,
Rosita Rahma, S. Pd., M.Pd. NIP 198503022012122002
58