KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BAKAT MEKANIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PRODUKTIF SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK NEGERI 2 PAINAN
GUSRIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BAKAT MEKANIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PRODUKTIF SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK NEGERI 2 PAINAN
GUSRIAL
Artikel ini disusun berdasarkan tesis Gusrial untuk persyaratan wisuda periode September 2013 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing
KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BAKAT MEKANIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PRODUKTIF SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK NEGERI 2 PAINAN Gusrial1, Wakhinuddin2, Waskito3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini berawal dari masalah perolehan nilai hasil belajar siswa sejak 3 tahun terakhir pada Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 2 Painan masih banyak ditemukan dibawah KKM. Rendahnya nilai rata-rata pada mata pelajaran produktif, diduga disebabkan oleh rendahnya kedisiplinan belajar dan bakat mekanik siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap hubungan kedisiplinan belajar (X1) dan bakat mekanik (X2) dengan Prestasi Belajar produktif siswa (Y) Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 2 Painan. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini bekerja dengan menggunakan tiga hipotesis. Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Painan. Sampel penelitian berjumlah 110 orang yaitu kelas X, XI dan XII Teknik Kendaraan Ringan semester Januari-Juni 2013. Angket penelitian ini telah disusun dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara: (a) Kedisplinan belajar siswa dengan belajar siswa; (b) Bakat Mekanik dengan prestasi belajar siswa: (c) Kedisiplinan Belajar dan Bakat Mekanik dengan Prestasi Belajar. Kesimpulan penelitian ini adalah prestasi belajar dapat ditingkatkan melalui kedisiplinan belajar dan bakat mekanik. Berdasarkan analisis data dikemukakan bahwa kedisiplinan belajar memberikan hubungan yang rendah pada kelas X sebesar 0,091, kelas XI sebesar 0,249 dan kelas XII sebesar 0,337. Bakat mekanik memberikan hubungan yang kuat pada kelas X sebesar sebesar 0,601, hubungan sedang pada kelas XI sebesar 0,429 dan hubungan yang rendah kelas XII sebesar 0,303. Secara bersamasama memberikan hubungan yang kuat pada kelas X sebesar 0,601, hubungan yang sedang pada pada kelas XI sebesar 0,444 dan hubungan sedang pada kelas XI sebesar 0,445. Berdasarkan temuan penelitian diatas disimpulkan bahwa kedua variabel bebas yakni kedisiplinan belajar dan bakat mekanik berperan dalam meningkatkan prestasi belajar produktif siswa kompetensi keahlian teknik kendaraan
1
2
ringan di SMK Negeri 2 Painan disamping variabel-variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Abstract This study was started from the acquisition value of the learning problems of students since last 3 years in the Departement of light vehicle engineering in SMKN 2 Painan, still founded below the average value minimum completeness criteria. The low grades of this subject as the learning outcomes caused by a lack of learn dicipline the average earning on this subject, thought to be caused by a lack of learn discipline and lack of talent students talent to learn mechanical. This study was used a description correlational method which vestigate the relationship correlation between two or more variables. This study used three hypotheses. This study used conducted at SMK Negeri 2 Painan. Subjects of this study were students of class X, XI and XII Departement of Light Vehicle Engineering and the objects of study were learn discipline, mechanical talentand student achievement of Light Vechical Engineering Competency. Population was 161 student from class X to XII Light Vehicle Engineering and 110 students as the sample. The results of this study showed that there was a correlation between discipline in learning student achievement in the subject of productive in light vehicle engineering competencies in SMK Negeri 2 Painan, class X 0,091, class XI 249, and class XII 0,337. There is a correlation between the mechanical talent to student achievement in the subjects of productive in light vehicle engineering competencies at SMK Negeri 2 Painan by class X= 0,601, class XI= 0,429 and class XII= 0,303. The correlation between learn dicipline and mechanical talent of class X= 0,604, class XI= 0,444 and class XII= 0,455. Based on the findings of this study, It is concluded that the two independent variables were learn discipline and working mechanical talent plays a very import to develop student achievement of the Productive Subjects in Light Vehicle Engineering Competencies at SMK Negeri 2 Painan, in addition there are other variables not examined in this study. Kata Kunci: Kedisiplinan Belajar, Bakat Mekanik, Prestasi Belajar
Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yang menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
3
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Depdiknas, 2003:1). Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dari segala unsur pendidikan. Unsur- unsur tersebut adalah siswa, guru, sarana dan pra sarana, metode materi dan lingkungan pendidikan. Semua unsur tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ketahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkwalitas dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya standar kelulusan yang ditetapkan. Menurut Depdikbud (1999), rendahnya mutu pendidikan di Indonesia selama ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) tidak adanya demokratisasi pendidikan yang erat kaitannya dengan kesempatan belajar, (2) tidak adanya relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja, (3) tidak adanya pengembangan akuntabilitas pendidikan, dimana orientasi pendidikan selalu kepada penguasaan materi bukan keterampilan, (4) tidak terjadinya proses belajar dengan baik, disebabkan kurang profesionalnya tenaga pengajar, (5) kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sebagai penunjang kegiatan pembelajaran, (6) adanya kecenderungan pendidikan kearah uniformitas yang dinominasi oleh standar nasional tampa memperhatikan potensi suatu daerah, (7) pelaksanaan pendidikan selama ini besifat sentralistik, sehingga mematikan
4
potensi-potensi yang ada didaerah untuk mengembangkan pendidikan yang akan dilaksanakan. Banyak hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional diantaranya melalui berbagai pelatihan dan meningkatkan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun mutu pendidikan yang dicapai belum sesuai yang diharapkan. Perbaikan yang dilakukan pemerintah tidak ada artinya kalau tanpa dukungan dari guru, siswa, orang tua dan masyarakat. Berbicara tentang mutu pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar dan dalam hal ini guru harus mampu menjalankan tugas dan perannya. Prestasi selalu dihubungkan dengan pelaksanaan suatu kegiatan atau aktifitas. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat di pisahkan dari kegiatan belajar merupakan output dari proses belajar. Defenisi prestasi belajar dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang di berikan oleh guru”. Sedangkan menurut Winkel, WS (1996) prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan
bobot
yang dicapainya.
Nasution, S (1995) mendefenisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga
5
kriteria tersebut. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering di kenal dengan test prestasi belajar. Menurut Syaifudin Azwar (2005:8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusa. Test prestasi belajar berupa tes yang di susun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah di ajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, dan UN (Ujian Nasional) serta ujian masuk perguruan tinggi. Prestasi belajar pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri siswa tersebut diantaranya motivasi belajar, sikap belajar siswa, kecerdasan siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Faktor dari luar diantaranya lingkungan belajar, pergaulan siswa, fasilitas belajar, intensitas bimbingan orang tua, lingkungan masyarakat, pengelolaan kelas dan sebagainya. Prestasibelajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa mampu memahami dan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Melihat prestasi belajar yang dicapai siswa, maka dapat dilakukan evaluasi mengenai hal-hal yang menyebabkan siswa kurang memahami dan menguasai materi pelajaran. Prestasi juga sebagai tendensi keingintahuan yang merupakan kebutuhan umum manusia. Siswa yang ingin mencapai kepuasan belajar, mereka akan memperoleh prestasi belajar yang lebih
6
baik dengan cara yang tekun dan giat dalam belajar.Prestasi belajar di SMK Negeri 2 Painan perolehan nilai hasil belajar siswa yang dianggap masih kurang atau dibawah batas kelulusan(KKM ), menurut standar nilai minimum produktif SMK Negeri 2 Painan. Nilai rata-rata ini salah satu dilihat pada program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Kelas X sampai Kelas XII selama tiga tahun pelajaran terakhir. Kedisiplin belajar adalah suatu bentuk kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib atau peraturan karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya, kesadaran ini diperoleh karena melalui latihan-latihan, (Suharsimi (2001:114). Kedisiplin belajar juga merupakan kecenderungan seseorang bisa terbiasa dengan aktivitas belajar yang dilakukan secara teratur, dan juga belajar merupakan kegiatan yang mendasar atau kegiatan pokok yang dilakukan dengan kesadaran hati sehingga tidak perlu adanya paksaan dari orang lain. Dengan demikian siswa yang disiplin selalu mematuhi dan mentaati peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat sekolah. Hormat dan patuh kepada orang tua, kepala sekolah, guru, dan karyawan. Serta mampu terampil, bersikap sopan dan tanggung jawab. Mematuhi semua larangan tata tertib sekolah dan mentaati kewajibankewajiban. Untuk mendapatkan suatu pemahaman tentang disiplin, berikut diuraikan beberapa pengertian menurut beberapa ahli. Sedangkan Niti Sesmito (1978:99) mengemukan disiplin adalah suatu sikap tingkah laku dan perubahan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Ravianto (1985:56) berpendapat bahwa disiplin adalah merupakan kesadaran diri untuk mentaati nilai yang berlaku dalam lingkungannya
7
termasuk dalam hal waktu.Menurut Prijadaminto (2004:5-6) “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan pada Tuhan, Keteraturan, dan ketertiban dalam memperoleh ilmu”. Sedangkan menurut Arikunto, Suharsimi (2001:114) “Disiplin belajar adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib kesadaran yang ada pada kata hatinya”. SMK Negeri 2 Painan salah satu sekolah yang menerapkan Pembinaan Disiplin Semi Militer dimana sekolah ini memiliki Bidang Studi Keahlian Pelayaran dan Teknologi Rekayasa. Karena bidang studi Pelayaran lebih dahulu adanya dari pada bidang studi Teknologi dan Rekayasa maka teknologi dan rekayasa mengikuti kedisiplinan Pelayaran. Kepada mereka ditanamkan disiplin semi militer diantaranya; tata
krama bicara/bergaul, sikap, ketepatan waktu
belajar atau tugas lain, pembentukan fisik dan stamina, memupuk mental ksatria/ pelaut dan pantang menyerah, sehingga bila mereka dilapangan atau setelah mereka tamat nanti mereka akan mudah menyesuaikan diri. Kemudian bakat mekanikyang dimiliki siswa diprediksi membantu dalam mencapai prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran produktif. Siswa yang memiliki bakat mekanik yang tinggi, mereka terlihat luwes dalam melakukan proses pembelajaran baik teori maupun praktek karena seorang yang mempunyai bakat tertentu akan mudah menguasai kompetensi tersebut, dalam upaya melatih bakat mekanik siswa dengan mengadakan lomba-lomba keterampilan siswa tingkat sekolah dan sekaligus sebagai mencari bibit-bibit peserta LKS untuk masa kedepan. Menurut Sunarto (2008:121) bahwa: “Bakat
8
memungkinkan seseorang untuk mencapai pretasi dalam bidang tertetu, akan tetapi perlu latihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi agar itu dapat terwujud”. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2007:21) berpendapat bahwa; ”Bakat adalah kemampuaan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih yang terdapat pada suatu individu yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan”. Kenyataan bakat mekanik ini sangat rendah bagi siswa di SMK Negeri 2 Painan, dapat dilihat sebagian besar siswa kurang serius dalam belajar terutama praktek di semua mata pelajaran produktif kompetensi teknik kendaraan ringan. Begitu juga ketika praktek lapangan dibengkel-bengkel dan juga ketika pelaksanaan Prakerin.
Metode Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif korelasional yang menyelidiki ada tidaknya hubungan/korelasi antara dua atau lebih variable. Hubungan itu dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) yang sekaligus menunjukan besar dan arah hubungan, Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Painan dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas X, XI dan XII TKR sertaobjek penelitiannya adalah kedisiplinan belajar, bakat mekanik dan prestasi belajar siswa Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan. Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret 2013 sampai selesai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI dan XII yang berjumlah 161 siswa, dengan penarikan sampel
9
sebanyak
110
siswa sebagai sampel pada kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan yang terdiridari 7 kelas. Teknik analisis data pada penelitian ini diarahkan untuk menguji hipotesis dan menjawab perumusan masalah yang diajukan. Uji statistik yang dipakai dalam menganalisis data harus memperhatikan jenis skala data, apakah berskala normal, ordinal, interval atau rasio. Jika datanya berdistribusi tidak normal, maka uji statistiknya adalah analisis non para metrik memakai korelasi Rank-Sperman atau Kendal Tau. Tetapi kalau datanya berskala interval dan rasio atau jika datanya berdistribusi normal, maka uji statistiknya adalah analiss para metrik memakai Product Momen dari Pearson. 1. Deskripsi Data Untuk mendiskripsikan data pada masing-masing variabel penelitian dilakukan perhitungan skor rata (mean), median, modus, standar deviasi serta penyusunan data-data dalam bentuk tabel distribusi frekwensi dan histogram. Tingkat pencapaian responden pada masing-masing variabel menggunakan perbandingan skor rata-rata dengan skor maksimum masing-masing variabel dikalikan 100%.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk melihat apakah data berasal dari populasi yang memiliki varian yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18. Hasil analisis uji hogenitas menunjukkan signifikansi data sampel sebesar 0,662 dan 0,085 skor
10
tersebut lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sebaran data sampel homogen. a. Uji Linearitas Garis Regresi Uji lineritas garis regresi bertujuan untuk mengetahui bentuk garis regresi antara variabel bebas terhadap variable terikat. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan teknik regresi sederhana.
b. Uji Multikolinearitas/Idenpendensi Uji Multikolinearitas/Idenpendensi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variable bebas. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas.
c. Pengujian Hipotesis Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk hipotesis pertama dan kedua menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi dan kontribusi variabel bebas, yaitu Kedisiplinan Belajar dan Bakat Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan uji statistik t. Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui korelasi variable bebas, yaitu Kedisiplinan Siswa dan Bakat Mekanik Siswa dengan prestasi belajar produktif Kompetensi keahlian Teknik permesinan SMK Negri 2 Painan yang diperoleh signifikan atau tidak signifikan.
11
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah apabila harga thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dan level of signifikan5% (α – 0,05 maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung < ttabel maka Ha ditolakartinya variabel X dan Y tidak signifikan (Nana Sudjana, 1999). 2) Teknik analisis data yang digunakan untuk hipotesis ke tiga menggunakan teknik korelasi ganda, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi dua variabel bebas (disiplin siswa dan bakat mekanik) dengan variabel terikat (prestasi belajar siswa) secara bersama-sama. Pengujian hipotesis ketiga menggunakan uji statistik distribusi-F, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi variabel bebas (Kedisiplinan Belajar Siswa dan Bakat Mekanik Siswa) dengan variabel terikat (Prestasi Belajar Produktif Siswa Kompeensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Painan) secara bersamasama signifikan atau tidak signifikan. Pengambilan keputusan diambil dengan kriteria, jika Fhitung > Ftabel pada kepercayaan 95% dan level of signifikan = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) n-2, artinya bentuk hubungan variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan dengan variabel Y tidak signifikan atau tidak berarti.
Hasil dan Pembahasan 1. Hipotesis pertama adalah kedisiplinan belajar berkorelasi terhadap prestasi belajar siswa.Untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis diperoleh angka koefisien korelasi
12
yang positif antara variabel kedisplinan belajar siswa dengan prestasi belajar (rx1-y) dengan signifikansi lebih kecil dari alpha (p<0,05). Ini berarti kedisiplinan belajar berkorelasi terhadap prestasi belajar sebesar 0,8 pada kelas X, 6,2 pada kelas XI dan 11,4 pada kelas XII.Berdasarkan kriteria di atas, maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti kedisplinan belajar siswa berkorelasi terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya dilakukan analisis regresi sederhana untuk mendapatkan persamaan regresi, terlebih dahulu uji F untuk menguji keberartian persamaan regresi yang terbentuk, harga F dengan signifikansi sebesar lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa persamaan regresi yang terbentuk antara variabel kedisplinan belajar siswa terhadap prestasi belajar dapat diterima keberadaannya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi variable bebas, yaitu Bakat mekanik terhadap prestasi belajar yang diperoleh signifikan atau tidak signifikan. Untuk memenuhi keberartian persamaan regresi di atas dilanjutkan dengan uji t. Hasil Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi variable bebas, yaitu bakat mekanik dengan prestasi belajar yang diperoleh signifikan atau tidak signifikan, sekaligus dapat digunakan untuk membuktikan apakah koefisien persamaan regresi yang terdapat pada variabel kedisplinan belajar siswa (X1) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala hubungan dan kontribusi terhadap Prestasi belajar (Y). Diketahui data siswa kelas X teknik kendaraan ringan nilai signifikansi sebesar 0,000, konstanta sebesar 71,323 sedangkan koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,108 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,044 berada di bawah nilai
13
signifikansi alpha 0,05. Karena itu dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,108 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel kedisplinan belajar siswa melalui perlakuan terhadap variabel prestasi belajar. Hasil analisis di atas diperoleh persamaan regresi sederhana yang digunakan yaitu Y = a + b.X1 yang didalamnya a dan b masing-masing bernilai sebesar 71,323 dan 0,108 dengan demikian persamaan garis regresinya adalah Y = 71,323 + 0,108 X1. Kemudian data siswa kelas XI teknik kendaraan ringan nilai signifikansi sebesar 0,000, konstanta sebesar 67,131 sedangkan koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,173 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,015 berada di bawah nilai signifikansi alpha 0,05. Karena itu dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,173 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel kedisplinan belajar siswa melalui perlakuan terhadap variabel prestasi belajar. Hasil analisis di atas diperoleh persamaan regresi sederhana yang digunakan yaitu Y = a + b.X1 yang didalamnya a dan b masing-masing bernilai sebesar 67,131 dan 0,173 dengan demikian persamaan garis regresinya adalah Y = 67,131 + 0,173X1.Setelah itu diketahui data siswa kelas XIInilai signifikansi sebesar 0,000, konstanta sebesar 65,152 sedangkan koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,283 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,019 berada di bawah nilai signifikansi alpha 0,05. Karena itu dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,019 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel kedisplinan belajar
14
siswa melalui perlakuan terhadap variabel prestasi belajar.Hasil analisis di atas diperoleh persamaan regresi sederhana yang digunakan yaitu Y = a + b.X1 yang didalamnya a dan b masing-masing bernilai sebesar 65,152 dan 0,019 dengan demikian persamaan garis regresinya adalah Y = 65,152 + 0,019 X1. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar siswa berkorelasi signifikan dengan variabel prestasi belajar dengan sumbangan sebesar 0,8% pada siswa kelas X, 99,2% ditentukan oleh faktor lain.Kemudian 6,2% pada kelas XI dan sisanya 93,8% ditentukan oleh faktor lain dan 11,4% pada kelas XII dan sisanya 88,6% ditentukan oleh faktor lain.
2. Hipotesis kedua adalah bakat mekanik berkorelasi terhadap prestasi belajar. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana. Rumusan pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 = Tidak terdapat korelasi antara bakat mekanik dengan prestasi belajar siswa.
H1 = Terdapat korelasi antara bakat mekanik dengan prestasi belajar siswa Dasar pengambilan keputusan adalah: Terima H0 : Jika signifikansi > Alpha 0,05 H1 : Jika signifikansi < Alpha 0,05 Berdasarkan hasil análisis, diperoleh angka koefisien korelasi yang positif antara variabel bakat mekanik dengan prestasi belajar (rx1-y) dengan signifikansi lebih kecil dari alpha (p<0,05). maka H0 ditolak dan H1 diterima,
15
berarti bakat mekanik berkorelasi terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya dilakukan analisis regresi sederhana untuk mendapatkan persamaan regresi, terlebih dahulu uji F untuk menguji keberartian persamaan regresi yang terbentukharga F dengan signifikansi sebesar lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa persamaan regresi yang terbentuk antara variabel bakat mekanik terhadap prestasi belajar dapat diterima keberadaannya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi variable bebas, yaitu bakat mekanik terhadap prestasi belajar yang diperoleh signifikan atau tidak signifikan. Untuk memenuhi keberartian persamaan regresi di atas dilanjutkan dengan uji t. Hasil Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi variable bebas, yaitu bakat mekanik dengan prestasi belajar yang diperoleh signifikan atau tidak signifikan, sekaligus dapat digunakan untuk membuktikan apakah koefisien persamaan regresi yang terdapat pada variabel bakat mekanik (X2) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala hubungan dan kontribusi terhadap prestasi belajar (Y).Hasil analisis uji tsiswa kelas Xdengan nilai signifikansi sebesar 0,005, konstanta sebesar 34,435 sedangkan koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,539 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,539 berada di bawah nilai signifikansi alpha 0,05. Karena itu dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,539 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel bakat mekanik siswa melalui perlakuan terhadap variabel prestasi belajar.Hasil analisis di atas diperoleh persamaan
16
regresi sederhana yang digunakan yaitu Y = a + b.X2 yang didalamnya a dan b masing-masing bernilai sebesar 34,435 dan 0,539 dengan demikian persamaan garis. Kemudian data siswa kelas XI teknik kendaraan ringan nilai signifikansi sebesar 0,000, konstanta sebesar 58,041 sedangkan koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,223 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,011 berada di bawah nilai signifikansi alpha 0,05. Karena itu dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,223 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel bakat mekanik siswa melalui perlakuan terhadap variabel prestasi belajar.Hasil analisis di atas diperoleh persamaan regresi sederhana yang digunakan yaitu Y = a + b.X2 yang didalamnya a dan b masing-masing bernilai sebesar 58,041 dan 0,223 dengan demikian persamaan garis regresinya adalah Y = 58,041 + 0,223X2.regresinya adalah Y = 34,435 + 0,539 X2. Setelah itu diketahui data siswa kelas XII teknik kendaraan ringan nilai signifikansi sebesar 0,000, konstanta sebesar 64,182 sedangkan koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,196 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,036 berada di bawah nilai signifikansi alpha 0,05. Karena itu dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,196 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel bakat mekanik siswa melalui perlakuan terhadap variabel prestasi belajar.Hasil analisis di atas diperoleh persamaan regresi sederhana yang digunakan yaitu Y = a + b.X2 yang didalamnya a dan b masing-masing bernilai sebesar 64,182
17
dan 0,196 dengan demikian persamaan garis regresinya adalah Y = 64,182 + 0,196 X. Jadi dapat disimpulkan bahwa bakat mekanik siswa berkorelasi signifikan dengan variabel prestasi belajar dengan kontribusi sebesar 36,1% pada siswa kelas X dan sisanya 63,9% ditentukan oleh faktor lain.Kemudian 18,4% pada kelas XI dan sisanya 81,6% ditentukan oleh faktor lain.Setelah itu 9,2% pada kelas XII dan sisanya 90,8% ditentukan oleh faktor lain.
3. Hipotesis ketiga adalah terdapat korelasi bakat mekanik dan bakat mekanik secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kompetensi keahlian teknik kenderaan ringan. Hasil analisis data siswa kelas diperoleh angka koefisien korelasi variabel kedisiplinan belajar siswa dan bakat mekanik secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa (rx1.2-y) sebesar 0,604, kelas XI sebesar 0,444 dan kelas XII sebesar 0,455. Berdasarkan kriteria di atas, maka H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan kedisplinan belajar dan bakat mekanik secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran prosuktif kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan. Selanjutnya dilakukan analisis regresi ganda untuk mendapatkan persamaan regresi, terlebih dahulu uji F untuk menguji keberartian persamaan regresi yang terbentuk. Hasil analisis signifikan pada uji F. Berdasarkan hasil analisis data di atas diperoleh signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi alpha 0,05. Analisis berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap koefisien yang
18
terdapat pada persamaan regresi tersebut. Untuk melakukan analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan data siswa kelas X pada dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta yang terbentuk sebesar 37,050, sedangkan koefisien persamaan bidang regresi variabel kedisplinan belajar siswa sebesar -0,077 dan variabel bakat mekanik sebesar 0,554. Taraf signifikansi kedua variabel ini juga terlihat lebih rendah dari taraf alpha 0,05 yaitu 0,695 untuk variabel kedisplinan belajar dan 0,001 untuk variabel bakat mekanik. Dengan demikian
dapat
dinyatakan bahwa nilai koefisien
persamaan bidang regresi yang terbentuk dapat dipakai sebagai alat untuk memprediksi gejala hubungan yang terjadi dari variabel kedisplinan belajar siswa dan bakat mekanik secara bersama-sama terhadap variabel prestasi belajar pada mata pelajaran prosuktif kompetensi keahlian Teknik Kenderaan Ringan. Kemudian ditemukan persamaan regresi ganda yang digunakan yaitu Y = a + b1.X1 + b2.X2 dimana a = 37,050, b1 = –0,077, dan b2 = 0,554 sehingga persamaan regresi ganda adalah Y = 37,050– 0,077X1 + 0,554X2. Disimpulkan bahwa variabel kedisplinan belajar siswa dan bakat mekanik secara bersama-sama berkontribusi dan signifikan dengan variabel prestasi belajar siswa sebesar 36,5%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa 36,5% prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kompetensi keahlian teknik kenderaan ringan ditentukan oleh faktor kedisplinan belajar siswa dan bakat mekanik dan sisanya 63,5 ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.data siswa kelas XI dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta yang terbentuk yaitu sebesar 55,702 sedangkan koefisien persamaan
19
bidang regresi variabel kedisplinan belajar siswa sebesar 0,084 dan variabel bakat mekanik sebesar 0,203. Taraf signifikansi kedua variabel ini juga terlihat lebih rendah dari taraf alpha 0,05 yaitu 0,485 untuk variabel kedisiplinan belajar dan 0,029 untuk variabel bakat mekanik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan bidang regresi yang terbentuk dapat dipakai sebagai alat untuk memprediksi gejala hubungan yang terjadi dari variabel kedisiplinan belajar siswa dan bakat mekanik secara bersamasama terhadap variabel prestasi belajar pada mata pelajaran produktif kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.Uraian penjelasan di atas, ditemukan persamaan regresi ganda yang digunakan yaitu Y = a + b1.X1 + b2.X2 dimana a = 0,084, b1 = 0,203, dan b2 = 0,554 sehingga persamaan regresi ganda adalah Y = 55,702 + 0,084X1 + 0,203X2. Disimpulkan bahwa variabel kedisplinan belajar siswa dan bakat mekanik secara bersama-sama berkontribusi dan signifikan dengan variabel prestasi belajar siswa sebesar 44,4%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa 44,4% prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan ditentukan oleh faktor kedisiplinan belajar siswa dan bakat mekanik dan sisanya 55,6% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan penelitian dan analisis terhadap hipotesis penelitian korelasi kedisiplinan belajar dan bakat mekanik dengan prestasi belajar belajar
20
produktif siswa kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 2 Painan: PertamaKedisiplinan belajar berkolerasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan pada masing-masing tingkat dengan koefisien korelasi: kelas X sebesar 0,091, kelas XI sebesar 0,249 dan kelas XII sebesar 0,337. Dengan demikian semakin tinggi kedisiplinan belajar siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Untuk tingkat pencapaian responden pada variable kedisiplinan belajar adalah; Kelas X, Kelas XI 72,57 %, dan Kelas XII Hal ini sejalan dengan pendapat Riduan (2003:15) yang menyatakan bahwa tingkat pencapaian dalam interval 61%-80 % adalah kategori baik. Kedua: Bakat mekanik berkorelasi yang signifikan dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif
kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 2 Painan dengan koefisien korelasi kelas X sebesar 0,601, kelas XI sebesar 0,429 dan kelas XII sebesar 0,303. Ini menunjukan bahwa korelasinya Kuat (kelas X1), sedang (kelas XI) dan rendah (kelas XII). Hal ini berarti semakin tinggi bakat mekanik yang dimiliki siswa, mereka akan mampu memahami prinsip-prinsip umum fisika sebagai dasar kerja dibidang mekanik khususnya dan mata pelajaran produktif pada umumnya. Sedangkan untuk tingkat pencapaian responden variabel bakat mekanik adalah; Kelas X, Kelas XI 82,16%, dan Kelas XII , ini menunjukan tingkat pencapaian respondennya secara kualitatif baik pada kelas X, sangat baik pada kelas XI dan baik pada kelas XII. Kedisiplinan belajar siswa dan bakat mekanik secara bersama-sama berkorelasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Negeri
21
2 Painan dengan koefisien korelasi kelas X sebesar 0,604, kelas XI sebesar 0,444 dan kelas XII sebesar 0,455, ini menunjukan korelasinya kuat pada kelas X, sedang pada kelas XI dan sedang pada kelas XII (Sugiyono, 2006:257). Hal ini berarti semakin tinggi kedisiplinan belajar dan semakin tinggi pula bakat mekanik yang dimiliki siswa akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk tingkat pencapaian responden variable kedisiplinan siswa dan bakat mekanik secara bersama-sama adalah kelas X sebesar 85,10%, kelas XI sebesar 75,66 dan kelas XII sebesar 79,69% sehingga tingkat pencapaiannya sangat kuat di kelas X, kuat di kelas XI dan kuat di kelas XII. Ketiga:Kedisiplinan belajar siswa dan bakat mekanik secara bersama-sama berkorelasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 2 Painan dengan koefisien korelasi kelas X sebesar 0,604, kelas XI sebesar 0,444 dan kelas XII sebesar 0,455, ini menunjukan korelasinya kuat pada kelas X, sedang pada kelas XI dan sedang pada kelas XII (Sugiyono, 2006:257). Hal ini berarti semakin tinggi kedisiplinan belajar dan semakin tinggi pula bakat mekanik yang dimiliki siswa akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk tingkat pencapaian responden variable kedisiplinan siswa dan bakat mekanik secara bersama-sama adalah kelas X sebesar 85,10%, kelas XI sebesar 75,66 dan kelas XII sebesar 79,69% sehingga tingkat pencapaiannya sangat kuat di kelas X, kuat di kelas XI dan kuat di kelas XII.
22
Datar Rujukan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. (Cetakan ke 14). Depdiknas. 2013. Undang Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, Tentang Sistim Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Duwi Priyatno. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Jakarta. Mediacom. Nasution, S. 1995. Didaktik Azaz-Azaz Mengajar, Jakarta. Bumi Aksara. Ngalim Purwanto. 1986. Evaluasi Mengajar. Bandung Remaja Karya. Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung. Alfabeta. Syaifudin, Azwar. 2005. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuran, Yokyakarta. Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung Alfabeta. Sunarto. 2008. Perkembangan Pesera Didik. Jakarta. Rineka. Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Gusrial dengan judul Korelasin Kedisiplinan Belajar dan Bakat Mekanik Dengan Prestasi Belajar Produktif Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 2 Painan dan ucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Dr. Wakhidnuddin, MPd dan Pembimbing II Dr. Waskito, MT yang telah membantu memberikan arahan sehingga artikel ini selesai dikerjakan.