HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA SIKAP BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DAN XII SEMESTER JULI - DESEMBER JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PADANG
EDI SETIYO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Juni 2013
HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA SIKAP BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DAN XII SEMESTER JULI DESEMBER JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PADANG Edi Setiyo1, Ungsi AOM2, Ambiyar3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] Abstrak Hubungan Lingkungan Keluarga dan Sikap Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Di SMK Muhammadiyah 1 Padang. Program Magister (S2) Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa jurusan Teknik kendaraan ringan (TKR) di SMK Muhammadiyah (MHD) 1 Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan hubungan lingkungan keluarga dan sikap belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XI semester Juli-Desember jurusan teknik kendaraan ringan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 siswa kelas X1 dan XII di SMK MHD 1 Padang, menggunakan rumus Slovin dengan teknik propotional random sampling. Instrumen penelitian ini disusun dalam bentuk kuisoner dengan model skala Likert, setelah dilakukan ujicoba validitas dan reliabilitas, kemudian data dianalisis dengan menggunakan regresi linear sederhana dan regresi ganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XI semester Juli-Desember TKR sebesar 0,714, (2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap belajar dengan hasil belajar TKR siswa kelas XI dan XI semester Juli-Desember jurusan teknik kendaraan ringan sebesar 0,932, (3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan keluarga dan sikap belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar TKR siswa kelas XI dan XI semester Juli-Desember sebesar 0,942. Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan bahwa kedua variabel bebas yaitu lingkungan keluarga dan sikap belajar memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar, disamping variabelvariabel lainnya.
1
2
Abstract This research is inspired by study result in Class XI and XII Semester July-December was considered low. This research was intended to relationship between family environment and study attitude to the study result in Class XI and XII Semester July-December.This research uses quantitative method and result of research conducted corelational. The samples were 96 people class XI and XII at the senior high scool Muhammadiyah 1 Padang, with Slovin formula, the method propotional random sampling. The research instrument was prepared in the form of a questionnaire with Likert scale model, validity and reliability were already test, and then data were than analyzed applying simple and multiple regression. Based on data analysis, it is found that (1) significantly there is the influence of family environment to the study result in Class XI and XII Semester July-December contribution 0,714 (2) significantly there is infuence of study attitude to the study result in Class XI and XII Semester JulyDecember contribution 0,932 (3) significantly there is the influence family environment and study attitude to the study result in Class XI and XII Semester July-December contribution 0,942. Based the research findings, it is concluded that two independent variable, family environment and study attitude important roles in alleviate study result, beside other variables. Key word: family environment, study attitude, study result.
Pendahuluan Pendidikan merupakan sebuah upaya pengkondisian sumber daya manusia sehingga mempunyai kemampuan untuk memberikan respon terhadap pengaruh kehidupan. Implementasi dari pendidikan tersebut adalah proses pembelajaran dengan berbagai bentuk serta aspek pembelajaran. Semua kegiatan yang dilakukan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kewajiban untuk meningkatkan kualiatas diri dari generasi penerus bangsa. Dengan demikian, pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis untuk mempersiapkan
3
generasi muda yang memiliki keberdayaan, kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai keterampilan yang mantap dalam menghadapi globalisasi. Untuk menciptakan pendidikan yang akan menghasilkan SDM berkualitas, maka
pemerintah
menetapkan
tujuan
pendidikan
nasional.
Pemerintah
merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan kejuruan tingkat menengah yang bertugas menyiapkan tenaga kerja trampil dan berkompeten dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya pembangunan dunia usaha dan dunia industri. Selain itu, SMK merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990, Pasal 3 ayat 2. Namun dalam kenyataannya SMK belum dapat memenuhi harapan sebagaimana mestinya, karena SMK sendiri menghadapi banyak permasalahan internal maupun eksternal. Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan
4
tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan penguasaan keterampilan lulusan SMK yang masih belum sepadan dengan tuntutan dunia kerja. Masalah tersebut mengakibatkan jumlah lulusan SMK banyak yang menganggur dan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan sesuai dengan ijazah kejuruannya. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya hasil belajar siswa. Meskipun Pemerintah telah mencanangkan peningkatan mutu pendidikan, namun kualitas pendidikan masih rendah. Hal ini tercermin dari hasil belajar siswa kelas XI dan XII di jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 1 Padang rendah. Kenyataan ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dilapangan fenomena yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa kelas XI dan XII diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: rendahnya sikap siswa terhadap mata pelajaran, hal ini ditunjukan oleh sikap siswa yang sering keluar masuk pada saat jam pelajaran, siswa ribut di kelas, siswa tidak memperhatikan guru menerangkan di depan, sikap siswa terhadap mata pelajaran cuek dan tidak mengerjakan tugas, kemudian rendahnya perhatian lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa hal ini dapat di lihat bahwasannya kurang optimalnya perhatian orang tua terhadap siswa. Selain itu, jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari dari latar belakang keluarga siswa terlihat sebagian besar orang tua siswa masih memiliki kesadaran yang rendah terhadap pendidikan anaknya, contohnya sikap orang tua yang kurang perhatian terhadap anaknya di sekolah mengakibatkan siswa sering datang terlambat ke sekolah, siswa tidak mengerjakan tugas rumah (PR), siswa tidak
5
membawa buku catatan. Oleh karena itu, diperlukan suatu perubahan yang nantinya dapat meningkatkan dan memaksimalkan hasil belajar mereka sendiri. Salah satu perubahan itu adalah peningkatan hasil belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (2003:54) menjelaskan bahwa secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat digolongkan menjadi 2, yaitu yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) dan dari dalam diri siswa (internal). Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik, diantaranya minat, sikap, disiplin dan motivasi, sedangkan faktor-faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar peserta didik, diantaranya adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan sarana prasarana sekolah. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam membentuk
kepribadian
setiap
individu.
Lingkungan
keluarga
sangat
berhubungan terhadap proses belajar dan perkembangan potensi peserta didik, karena orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, sebab dengan adanya bimbingan dari orang tua anak tersebut akan terarah belajarnya dengan baik. Sebagai orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya dengan memperhatikan, menghargai usaha anak, orang tua harus menunjukan kerjasama dalam cara anak belajar di rumah, dan mengingatkan anak untuk membuat tugas atau pekerjaan rumah (PR). Namun pada kenyataannya masih banyak orang tua
6
yang kurang memperhatikan pendidikan anak-anak mereka di rumah. Para orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anak mereka pada sekolah. Menurut Ahmad Fauzi (2008:105) lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklim, flora dan faunanya. Menurut Slameto (2010:60-64), siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi siswa belajar tersebut: 1) cara orang tua mendidik, 2) relasi antar anggota keluarga, 3) suasana rumah, 3) keadaan ekonomi keluarga, 4) pengertian orang tua. Di lain pihak, lingkungan sekolah tempat peserta didik memperoleh pendidikan kedua, juga dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar.
Metode Jenis penelitian
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasional dengan menggunakan
metode kuantitatif. Dalam penelitian ini,
penulis meneliti hubungan lingkungan keluarga dan sikap belajar siswa kelas XI dan XII semester Juli-Desember.
7
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu (1) lingkungan keluarga (2) sikap belajar. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 126, dengan jumlah sampel 96 dengan menggunakan rumus Slovin yang diambil dengan teknik purposive random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner dengan skala Likert yang dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban yaitu selalu (SL) sangat setuju (SS), sering (SR) setuju (S), kadang-kadang (KD) kurang setuju (KS), jarang (JR) tidak setuju (TS) dan tidak pernah (TP) sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor pada skala yaitu 1 sampai 5 untuk pernyataan negatif dan 5 sampai 1 untuk pernyataan positif. Hasil uji validitas dan realibilitas terhadap butir pernyataan pada variabel lingkungan keluarga diperoleh
dari 40 butir pernyataan yang terdapat pada
lingkungan keluarga hanya 36 butir yang menunjukkan r > 0.361 (Valid), sedangkan 4 butir lainnya dinyatakan tidak valid karena koefisien korelasi < 0.361. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.958. Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap butir pernyataan pada instrumen sikap belajar diperoleh dari 40 butir pernyataan yang terdapat pada sikap belajar hanya 35 butir yang menunjukkan r > 0.361 (Valid), sedangkan 5 butir lainnya dinyatakan tidak valid karena koefisien korelasi < 0.361. Nilai cronbach’s alpha sebesar 0.941. Teknik analisa data yang digunakan untuk perhitungan statistik menggunakan program SPSS versi 16.00. Disamping itu diperoleh perhitungan statistik deskriptif seperti mean, standar deviasi, skor minimum, skor maksimum dan distribusi frekuensi.
8
1. Statistik Data Pada bagian ini dianalisis pencapaian responden terhadap penyebaran kuisioner yang dilakukan, maka pada bagian deskripsi ini akan tergambar persentase dan kategori pencapaian responden tersebut. Untuk dilakukan dengan rumus yang dikemukaakan oleh Nana Sudjana (2009:29), sebagai berikut : T P
Skor Rata rata x100% Skor Maksimum
Ket : TP = Tingkat pencapaian responden Dengan kriteria nilai tingkat pencapaian responden diklasifikasikan sebagai berikut: Persentase Pencapaian
Kriteria
90 % - 100 %
: Sangat baik
80 % - 89 %
: Baik
65 % - 79 %
: Cukup baik
55 % - 64 %
: Kurang baik
0 % - 54 %
: Tidak baik
2. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas untuk variabel Y. Uji normalitas dapat digunakan untuk melihat penyebaran data yaitu apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat normalitas data, digunakan Kolmogorov
9
Smirnov. Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila data memiliki nilai Asymp sig > 0,05. b. Uji Lineritas bertujuan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi antara variabel (X) terhadap (Y) bersifat linear atau tidak. c. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas benar-benar independent. Menggunakan variance inflation factor (VIF) dengan rumus : VIF=
1 1 R2
Apabila nilai VIF mendekati satu berarti tidak terdapat multikolineritas antara variabel independen. Apabila suatu variabel tidak berhubungan linear dengan beberapa variabel secara simultan (R=O), maka variabel tersebut akan memiliki VIF sebesar 1.
3. Pengujian Hipotesis pertama dan kedua diuji dengan mengunakan korelasi dan regresi sederhana, dengan tujuan untuk melihat hubungan dan bentuk linearitas antara masing-masing variabel bebas X1 dan X2 dengan variabel terikat (Y), serta besarnya hubungan masing-masing varaibel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda, dengan tujuan untuk melihat hubungan dan bentuk garis regresi antara variabel bebas secara bersama-sama (X1.2) dengan varaibel terikat (Y), serta besarnya hubungan masing-masing variabel bebas (X12) terhadap variabel terikat (Y).
10
Hasil dan Pembahasan Hasil analisis yang menjelaskan bahwa hipotesis hubungan lingkungan keluarga dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember jurusan TKR di SMK Muhammadiyah 1 Padang (rYX1) adalah 0,714. Kemudian koefisien determinasi sebesar 0,510, berarti lingkungan keluarga mempengaruhi hasil belajar sebesar 51%, sedangkan sisanya sebesar 49% diperoleh dari variabel lainnya, dengan persamaan regresi Ỹ = 62.573 + 0.615 X1. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tingkat pencapaian skor variabel lingkungan keluarga (X1) termasuk dalam kategori baik dimana tingkat pencapaian skornya adalah 71,95 %. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nasrudin (2010:109) lingkungan
keluarga
sangat
berpengaruh
terhadap
proses
belajar
dan
perkembangan potensi peserta didik. Dapat dilihat dari sosial ekonomi yang memadai, pendidikan orang tua, dan perhatian orang tua serta suasana hubungan antar anggota keluarga merupakan pemacu semangat belajar bagi seseorang tersebut. Dukungan bisa secara langsung, berupa pujian atau nasehat, maupun secara tidak langsung, seperti hubungan yang harmonis. mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Hal ini memperkuat temuan penelitian bahwa hasil belajar sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan keluarga. Hasil analisis hipotesis kedua, ditemukan bahwa hipotesis kedua penelitian ini terdapat hubungan antara sikap belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember, dari hasil analisis diperoleh derajat keefesien korelasi (rYX2) adalah 0,932. Koefisien korelasi signifikan, artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap belajar terhadap hasil belajar. koefisien determinasi
11
sebesar 0,868, berarti sikap belajar mempengaruhi hasil belajar sebesar 86,8%, sedangkan sisanya sebesar 13,2% diperoleh dari variabel lainnya, dengan persamaan regresi Ỹ = 9.741 + 1,083 X2. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tingkat pencapaian skor variabel sikap belajar dimana tingkat pencapaian skornya adalah 69,37%. Sesuai dengan hasil analisis di atas yang menunjukan adanya hubungan antara sikap belajar dengan hasil belajar, maka dalam hal ini sikap belajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar. Jadi keberhasilan ataupun kegagalan belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember disebakan oleh sikap belajar yang tidak baik. Hasil analisis hipotesis ketiga ditemukan bahwa derajat koefisien korelasi ganda antara lingkungan keluarga dan sikap belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember (RYX
1.2)
sebesar 0,942. pada taraf
signifikan (probabilitas nyata) sebesar 0,000 < pada taraf signifikan 0,05. Dengan demikian Hipotesis (H1) yang menyatakan“ terdapat
hubungan
lingkungan keluarga dan sikap belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember” dapat diterima. Berdasarkan nilai dari koefisien yang diperoleh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga, sikap belajar signifikan dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember. Kemudian koefisien determinasi sebesar 0,887, berarti lingkungan keluarga, dan sikap belajar secara bersama-sama mempengaruhi hasil belajar sebesar 88,7%, sedangkan sisanya sebesar 11,3 % diperoleh dari variabel lainnya.
12
Hasil dari analisis di atas diperoleh a= -11,734 dan b1 =0,165, b2 = 0,935. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga (X1) dan
sikap belajar (X2)
merupakan faktor prediktor dalam menentukan hasil belajar (Y) dengan persamaan regresi Ỹ = -11,737 + 0,165 x1 + 0,935 x2. Siswa sebagai individu dalam perkembangannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga dimana siswa itu tinggal atau belajar. Perkembangannya dalam mata pelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh peran guru yang mendidiknya dan lingkungan keluarga di mana ia di didik orang tua, sehingga
ia
mampu
menyesuaikan
dirinya
terhadap
lingkungan
yang
membawanya ke dalam pengaruh yang positif dan negatif.
Simpulan dan Saran Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Lingkungan keluarga memberikan hubungan yang berarti terhadap hasil belajar siswa kelas XI dan XII semester Juli-Desember sebesar 0,714. Hal ini berarti semakin baik lingkungan keluarga, maka semakin baik pula hasil belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember. Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel lain dalam hal ini lingkungan keluarga, maka diperoleh hubungan yang signifikan antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar. Hal ini berarti lingkungan keluarga bukanlah satu-satunya variabel yang dapat menentukan hasil belajar siswa kelas XI dan XII semester Juli-Desember
13
jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 1 Padang, melainkan masih ada variabel lain yaitu sikap belajar. 2. Sikap belajar memberikan hubungan yang berarti terhadap hasil belajar siswa kelas XI dan XII semester Juli-Desember jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 1 Padang sebesar 0,932. Hal ini berarti semakin baik sikap belajar siswa semakin baik pula hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sistem bahan bakar bensin. Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel lain dalam hal ini sikap belajar, maka diperoleh hubungan yang signifikan antara sikap belajar terhadap hasil belajar. 3. Lingkungan keluarga dan sikap belajar secara bersama-sama memberikan hubungan yang berarti terhadap hasil belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember sebesar 0,942. Hal ini berarti semakin baik lingkungan keluarga dan sikap belajar secara bersama-sama, maka semakin baik juga hasil belajar siswa kelas XI dan XII Semester Juli-Desember di SMK Muhammadiyah 1 Padang. Berdasarkan
temuan
yang
diperoleh
dalam
penelitian
ini,
maka
dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Seluruh guru mata pelajaran agar bersama-sama memberikan yang terbaik untuk siswa khususnya serta membina kerjasama terhadap orangtua, dengan adanya kerjasama yang baik sehingga dapat menjadi modal untuk mewujudkan hasil belajar siswa menjadi baik. 2. Lingkungan keluarga, hal ini terdiri dari ayah, ibu, kakak, orang yang lebih tua di dalam suatu keluarga. Agar lebih banyak memberikan motivasi, saran,
14
semangat untuk siswa sehingga dapat semangat dalam belajar kemudian hasil dari belajarnya dapat meningkat lebih baik lagi. 3. Siswa agar menyadari bahwa sikap dalam pelajaran akan berpengaruh pada hasil belajar, artinya semakin baik sikap siswa belajar akan menentukan kualitas hasil belajar, contoh sikap, siswa yang tidak serius dalam belajar akan berbeda hasil belajarnya dengan siswa yang serius dalam belajar. 4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk para peneliti lainnya dalam rangka untuk meneliti faktor-faktor lain yang belum sempat diteliti dalam penelitian ini.
Daftar Rujukan Depdiknas. 1990. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah Kejuruan: Jakarta. --------------. 2003. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nsasional. Fauzi, Ahmad. 2008. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia. Nasrudin, Endin. 2010. Psikologi Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. --------------. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
15
Persantunan: Artikel ini disusun berdasarkan tesis Edi setiyo dengan judul Hubungan lingkungan keluarga dan sikap belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI dan XII semester Juli-Desember jurusan teknik kendaraan ringan di SMK Muhammadiyah 1 Padang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I. Prof. Dr. Ungsi AOM, M.Ed dan Pembimbing II. Dr. Ambiyar, M.Pd yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.