PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PAINAN
ERI YANTI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PAINAN
ERI YANTI
Jurnal ini disusun berdasarkan Tesis Eri Yanti untuk persyaratan wisuda periode September 2012 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing.
Padang,
September 2012
PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PAINAN Eri Yanti1, Fahmi Rizal2, Ambiyar3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh metode tutor sebaya dan gaya kognitif pada pembelajaran Keterampilan Komputer hasil dan Informasi Manajemen kelas X SMK Negeri 1 Painan. Jenis penelitian adalah eksperimental semu dengan 2 x 2 desain faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) hasil belajar siswa yang diajar dengan metode tutor sebaya lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional, 2) Ada interaksi antara metode pembelajaran dan gaya kognitif pada hasil belajar siswa, 3) hasil belajar siswa yang memiliki medan gaya kognitif tergantung diajarkan dengan metode tutor sebaya lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional, 4) hasil belajar siswa yang memiliki lapangan gaya kognitif independen diajarkan dengan metode tutor sebaya lebih rendah dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional. Abstract The research objective was to determine the effect of peer tutoring methods and cognitive style on learning outcomes Computer Skills and Information Management class X SMK Negeri 1 Painan. Type of research is a quasi experimental with 2 x 2 factorial design. The result of the research shows that: 1) The learning outcomes of student who are taught by peer tutoring method is higher than the learning outcomes of students who are taught by conventional methods, 2) There are interaction between the methods of learning and cognitive style on student learning outcomes, 3) The learning outcomes of student who has a field dependent cognitive style taught by peer tutoring method is higher than the learning outcomes of students who are taught by conventional methods, 4) The learning outcomes of student who has a field independent cognitive styles taught by peer tutoring method is lower than the learning outcomes of students who are taught by conventional methods. Keywords: peer tutoring methods, cognitive style, learning outcomes
1
2
Pendahuluan Mata pelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) merupakan salah satu mata pelajaran di SMK yang dalam pelaksanaannya lebih dominan dalam bentuk praktikum untuk itu dibutuhkan sarana yang lengkap dalam pembelajaran, sementara sarana atau komputer yang tersedia di sekolah terbatas dimana satu komputer digunakan oleh tiga atau empat orang anak. Salah satu karakteristik mata pelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi (KKPI) adalah pembelajaran komputer yang bersifat individual oleh sebab itu agar siswa dapat memahami dan terampil dalam penggunaan dan pemanfaatan komputer, guru hendaknya dapat membimbing siswa satu persatu. Hal tersebut tentu sangatlah sulit mengingat keterbatasan waktu dan jumlah komputer yang ada. Oleh sebab itu guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual siswa dalam belajar, dimana siswa dapat belajar lebih aktif, kooperatif dan dapat bertanya meskipun tidak kepada guru secara langsung sehingga kriteria ketuntasan minimal dapat tercapai, untuk mengantisipasi permasalahan di atas, penulis mencoba memberikan alternatif yang
dapat
mengoptimalkan
pembelajaran
keterampilan
komputer
dan
pengelolaan informasi dengan sarana dan waktu yang terbatas bagi guru untuk membimbing siswa secara individual, yaitu dengan menerapkan suatu metode pembelajaran, yang memanfaatkan siswa yang lebih pandai untuk membimbing temannya.
3
Salah satu metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka membimbing siswa secara individual untuk mencapai ketuntasan hasil belajar dengan tetap memperhatikan kerjasama antara sesama siswa adalah metode tutor sebaya. Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Udin S. Winataputra (1999:380), “Tutor sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar”. Pelaksanaan pembelajaran ini membutuhkan waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik dapat saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil. Tutor sebaya merupakan salah satu pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Tutor sebaya merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif, rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama. Siswa yang berperan sebagai tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Ketika
mengembangkan
mereka
kemampuan
belajar yang
dengan lebih
tutor baik
sebaya, untuk
siswa
juga
mendengarkan,
berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
4
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:62), metode tutor sebaya dipilih karena kebanyakan siswa lebih mudah menerima bantuan atau pengajaran dari temantemannya daripada menerima bantuan atau pengajaran dari gurunya meskipun guru sudah memilih metode mengajar yang lebih sesuai dengan siswa-siswanya. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Siswa melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Guru dalam memilih metode pembelajaran, perlu mempertimbangkan perbedaan individual siswa atau karakteristik siswa, salah satu karakteristik siswa yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
memilih
dan
menerapkan
metode
pembelajaran adalah gaya kognitif siswa. Gaya kognitif sangat berhubungan dengan gaya siswa dalam belajar yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Menurut Woolfolk (1998), “Gaya kognitif merupakan cara seseorang dalam menerima dan mengorganisasi informasi”. Bentuk atau pola gaya kognitif cukup banyak sehingga pengelompokan gaya kognitif oleh para ahli juga mempuyai perbedaan meskipun pada dasarnya terdapat kesamaan. Winkel (1995:147) membagi gaya kognitif atas 4 macam yaitu (1) kecendrungan untuk mengamati dan berfikir secara sistematis, terdiri atas ketergantungan pada medan (field dependency) dan ketidaktergantungan pada medan (field independency), (2) ketahanan terhadap kecendrungan untuk meninggalkan arah atau cara yang telah dipilih dalam mempelajari sesuatu, (3) luas-sempitnya pembentukan pengertian (konseptualisasi), dan (4) kecendrungan untuk sangat memperhatikan atau kurang memperhatikan perbedaan antara objek yang satu dengan yang lain.
5
Atas dasar penelitiannya Witkin membedakan gaya kognitif itu menjadi dua macam, yaitu gaya field dependent dan gaya field independent. 1. Gaya field dependent, orang dengan gaya ini cendrung mempersepsi suatu pola sebagai suatu keseluruhan, sukar baginya untuk memusatkan pada satu aspek situasi atau menganalisis suatu pola menjadi bermacam-macam bagian. 2. Gaya field independent, orang yang bergaya ini cendrung mempersepsi bagianbagian yang terpisah dari suatu pola menurut komponen-komponennya. (Wittrock, 1978). Ada dua kecendrungan gaya kognitif yang akan ditelaah dalam penelitian ini yakni gaya kognitif field independent dan field dependent. Antara kedua gaya kognitif tersebut memiliki pebedaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Crowl dkk. (1997:100) bahwa: Field independent adalah gaya kognitif seseorang dengan tingkat kemandirian yang tinggi dalam mencermati suatu ransangan tanpa ketergantungan dari faktor-faktor luar, sedangkan field dependent cendrung ‘to look out side’ dan sangat tergantung pada sumber informasi dari luar. Dengan kata lain orang yang mempunyai gaya kognitif field independent cendrung bekerja lebih baik dalam situasi yang tidak terstruktur rapi dan bekerja sendiri, sebaliknya field dependent akan lebih baik bekerja sama dengan orang lain dalam situasi organisasi yang terstruktur dengan baik. Setiap gaya kognitif memiliki kelebihan dan kelemahan dalam pencapaian hasil belajar. Proses pembelajaran menuntut guru untuk dapat memahami dan mengetahui gaya kognitif siswa, kemudian memilih dan menerapkan metode yang tepat sesuai dengan gaya kognitif siswa tersebut. Siswa yang memiliki gaya
6
kogntif field independent umumnya lebih mandiri dalam belajar, mereka menyukai pembelajaran yang melibatkan aktifitas mereka dalam menemukan suatu pengetahuan. Pengetahuan yang diperolehnya sendiri akan lebih cepat dipahami dan akan lebih lama tersimpan dalam ingatannya. Siswa yang memiliki gaya belajar field dependent umumnya memerlukan bantuan orang lain dalam memahami suatu informasi pembelajaran, mereka lebih menyukai belajar sesuatu yang telah pasti, kurang menyukai tugas-tugas mandiri. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengungkapkan: 1) Perbedaan hasil belajar KKPI siswa yang diajar menggunakan metode tutor sebaya dibandingkan dengan metode konvensional, 2) Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya kognitif terhadap hasil belajar KKPI siswa kelas X SMK N 1 Painan, 3) Perbedaan hasil belajar KKPI siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent diajar menggunakan metode tutor sebaya dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent diajar dengan metode konvensional, 4) Perbedaan hasil belajar KKPI siswa yang memiliki gaya kognitif field independent diajar dengan metode tutor sebaya dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent diajar dengan metode konvensional.
Metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental semu dengan rancangan disain faktorial 2x2 yang melibatkan dua variabel bebas (X1 dan X2) yang masing-masingnya memiliki dua kategori atau dua varians.
7
Variabel bebas metode pembelajaran terdiri atas tutor sebaya dan konvensional. Variabel bebas gaya kognitif terdiri atas gaya kognitif field dependent dan field independent. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Negeri 1 Painan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Painan, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 353 siswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu multi stage random sampling. Ada dua macam instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen gaya kognitif yang digunakan untuk mengukur gaya kognitif siswa dan instrumen hasil belajar keterampilan komputer dan pengelolaan informasi (KKPI) untuk mengukur hasil belajar KKPI siswa. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah Anava dua jalur yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan menggunakan Anava dan uji Bartlet. Uji hipotesis interaksi antara metode pembelajaran dan gaya kognitif digunakan analisis Varians (ANAVA), kalau terjadi interaksi dilanjutkan dengan uji Tuckey.
Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) dua jalur, untuk itu dilakukan uji persyaratan ANAVA, yaitu uji normalitas dan homogenitas varians. Uji normalitas yang digunakan
8
adalah dengan menggunakan uji Lilliefors dengan melihat nilai pada KolmogorovSmirnov yang telah di program dalam SPSS Versi 12.0. Kriteria pengujiannya adalah jika Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji signifikan normalitas secara keseluruhan dirangkum pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar KKPI Kelompok
N
Signifikansi
Keterangan
A1
42
0,200
Normal
A2
42
0,200
Normal
B1
42
0,200
Normal
B2
42
0,125
Normal
Keterangan : A1
= siswa yang diajar dengan metode tutor sebaya
A2
= siswa yang diajar dengan metode konvensional
B1
= siswa yang memiliki kecendrungan gaya kognitif field dependent
B2
= siswa yang memiliki kecendrungan gaya kognitif field independent
Taraf signifikansi untuk keseluruhan kelompok data ternyata lebih besar dari taraf signifikansi α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua kelompok data pada penelitian ini diambil dari populasi yang berdistribusi normal sehingga dapat digunakan statistik inferensial parametrik dalam pengujian hipotesis penelitian ini. Pengujian homogenitas yang dilakukan pada 3 kelompok data dalam penelitian ini yaitu : pertama pengujian homogenitas data hasil belajar KKPI dua kelompok perlakuan (antara kelompok A1 dengan A2), kedua pengujian
9
homogenitas dua kelompok kategori atribut subjek penelitian (antara kelompok B1 dengan B2) dan ketiga uji homogenitas empat kelompok sel dalam rancangan penelitian (antara A1B1, A1B2, A2B1, A2B2). a. Uji Homogenitas Varians Dua Kelompok Perlakuan Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pengujian dua kelompok perlakuan ini dilakukan dengan melihat nilai signifikasi, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data memiliki variansi yang sama (data homogen). Hasil perhitungan uji homogenitas varians pada dua kelompok perlakuan terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Uji Homogenitas Kelompok Metode Tutor Sebaya dengan Kelompok Konvensional Test of Homogeneity of Variances Hasil Belajar Levene Statistic ,108
df1
df2 1
82
Sig. ,743
Tabel di atas memperlihatkan bahwa Test of Homogeneity of Variances, sig = 0,743 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelompok A1 dan A2 adalah homogen.
b. Uji Homogenitas Varians Dua Kelompok Atribut Subjek Penelitian Pengujian homogenitas dua kelompok kategori atribut subjek penelitian (antara kelompok B1 dengan B2) dilakukan dengan melihat nilai signifikasi, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data memiliki variansi yang sama (data
10
homogen). hasil perhitungan uji homogenitas varians pada dua kelompok perlakuan terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Uji Homogenitas Kelompok Field Dependent dengan Kelompok Field Independent Test of Homogeneity of Variances Hasil Belajar Levene Statistic 2,250
df1
df2 1
82
Sig. ,137
Tabel 4.12 di atas memperlihatkan bahwa Test of Homogeneity of Variances, sig = 0,137 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelompok B1 dan B2 adalah homogen.
c. Uji Homogenitas Varians Keempat Sel Rancangan Perlakuan Pengujian
homogenitas
dibandingkan
dilakukan
varians dengan
dari
keempat
menggunakan
kelompok uji
data
Barlett.
yang
Kriteria
pengujiannya ialah: Jika χ2 hitung lebih kecil dari χ2 tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 maka keempat sel rancangan perlakuan adalah homogen. Tabel. 4. Ringkasan Uji Homogenitas Varians Keempat kelompok Rancangan Perlakuan Kelompok
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Varians S2 17,56 13,65 11,26 20,76
Variansi Gabungan S2
Harga B
χ2 Hitung
χ2 tabel
Kesimpulan
15,81
95,90
2,16
7,815
Homogen
Berikut ini disajikan rangkuman deskripsi data semua hasil penelitian pada 8 kelompok siswa, terangkum pada tabel rata-rata hasil belajar berikut ini.
11
Tabel 5. Rata-rata Hasil Belajar KKPI Metode Pembelajaran (A)
Gaya Kognitif (B) Field Dependent (B1)
Field Independent (B2)
Total
Metode Tutor Sebaya (A1)
Metode Konvensional (A2)
N Mean
= 21 = 27,52
N Mean SD
SD
= 4,191
N Mean
= 21 = 26,43
N Mean
SD
= 4,556
N Mean SD
= 42 = 26,98 = 4,359
= 21 = 20,48 = 3,356
Total N Mean
= 42 = 24
SD
= 5,175
= 21 = 24,62
N Mean
= 42 = 25,52
SD
= 3,694
SD
= 4,198
N Mean
= 42 = 22,55
SD
= 4,068
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis variansi (ANAVA) dua jalur, kemudian dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tukkey. Hasil perhitungan analisis data disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 6. Rangkuman Hasil ANAVA Data Hasil Belajar KKPI Siswa Sumber
Rata-rata
Jumlah Kuadrat (JK)
Dk
Ft Fh
0,05
0,01
26,055**
3,96
6,96
144,05
1
Kuadrat (RK) 411,86
48,76
1
48,76
3,085
3,96
6,96
411,86
1
144,05
9,112**
3,96
6,96
Kekeliruan dalam sel (D)
1264,57
80
15,807
Total
1869,24
83
Metode Pembelajaran (A) Gaya Kognitif (B) Interaksi (AB)
12
Hasil perhitungan Anava dua jalur, antar kolom atau antar kelompok perlakuan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran (A) menunjukkan nilai Fhitung sebesar 26,055 dan Ftabel sebesar 3,96 pada taraf signifikansi (α = 0,05). Terlihat bahwa nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar KKPI siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode tutor sebaya (A1) dengan yang menggunakan metode konvensional (A2), dengan demikian metode tutor sebaya lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar KKPI siswa. interaksi antara metode pembelajaran (A) dan gaya kognitif (B), diperoleh Fhitung sebesar 9,122 dan Ftabel sebesar 3,96 pada taraf signifikansi (α = 0,05). Terlihat bahwa nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Disimpulkan
bahwa
terdapat
interaksi antara penggunaan
metode
pembelajaran (A) dan gaya kognitif (B) terhadap hasil belajar KKPI. Interaksi antara penggunaan metode pembelajaran (A) dan gaya kognitif (B) secara signifikan berpengaruh terhadap hasil belajar KKPI siswa. Terbuktinya hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat interaksi maka analisis dilanjutkan dengan uji Tuckey untuk mengetahui kelompok mana yang unggul. Hasil uji Tuckey pada taraf sifnifikansi (α) = 0,05 disajikan rangkumannya pada tabel berikut ini:
13
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Tuckey Pada Taraf Signifikansi α = 0,05 No.
Uji Tuckey Tanda >
Perbandingan
1.
QHitung 5,10
QTabel 2,95
A1
dengan
A2
2.
1,75
<
2,95
B1
dengan
B2
3.
8,123
>
2,86
A1B1
dengan
A2B1
4.
2,08
<
2,86
A1B2
dengan
A2B2
Taraf perbedaan Signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan uji tuckey diperoleh nilai Qhitung sebesar 8,123 dan nilai Qtabel 2,86 pada taraf signifikansi (α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa nilai Qhitung lebih besar dari nilai Qtabel berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Disimpulkan bahwa hasil belajar KKPI siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya (A1B1) lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki gaya
kognitif
field
dependent
yang
mengikuti pembelajaran
menggunakan metode kovensional (A2B1). berdasarkan hasil perhitungan uji tuckey diperoleh nilai Qhitung sebesar 2,08 dan nilai Qtabel 2,86 pada taraf signifikansi (α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa nilai Qhitung lebih kecil dari nilai Qtabel berarti hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Disimpulkan bahwa hasil belajar KKPI siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya (A1B1) tidak berbeda dibandingkan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode kovensional (A2B1).
14
Pembahasan Perbedaan hasil belajar KKPI siswa yang diajar menggunakan metode tutor sebaya dibandingkan dengan metode konvensional Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa secara keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode tutor sebaya memperlihatkan hasil belajar KKPI yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional. Hal ini didukung oleh kajian teori bahwa metode tutor sebaya merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif. Metode pembelajaran yang memanfaatkan siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk dapat membimbing siswa lain yang lambat dalam memahami materi pembelajaran, sehingga siswa yang pandai atau memiliki kemampuan lebih memiliki tanggung jawab untuk membimbing temannya, dan diharapkan dapat menghilangkan rasa jenuh mereka dalam proses belajar. Begitu juga dengan siswa yang lambat, mereka akan lebih leluasa belajar dengan seorang tutor yang tidak lain adalah teman mereka sendiri. Menurut Suharsimi Arikunto (1992:62), metode tutor sebaya dipilih karena kebanyakan siswa lebih mudah menerima bantuan atau pengajaran dari temantemannya daripada menerima bantuan atau pengajaran dari gurunya meskipun guru sudah memilih metode mengajar yang lebih sesuai dengan siswa-siswanya. Siswa-siswa tersebut tidak mempunyai rasa enggan atau rendah diri untuk bertanya atau meminta bantuan terhadap teman-temannya sendiri apalagi teman akrab.
15
Dengan demikian dapat dimengerti hasil belajar siswa yang diajar dengan metode tutor sebaya lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan metode konvensional.
Interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya kognitif terhadap hasil belajar KKPI siswa kelas X SMk N 1 Painan Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya kognitif siswa dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Kelompok siswa yang memiliki kecendrungan gaya kognitif field dependent dan memperoleh metode pembelajaran tutor sebaya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh metode konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh metode pembelajaran berkaitan dengan gaya kognitif siswa yang mengikuti pembelajaran. Hasil penelitian Nila Meutia (2008:90) juga menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar field dependent umumnya memerlukan bantuan orang lain dalam memahami suatu informasi pembelajaran. Mereka lebih menyukai belajar sesuatu yang telah pasti, kurang menyukai tugas-tugas mandiri. Sesuai dengan karakteristik yang dimiliki, siswa dengan gaya kognitif field dependent dalam pembelajaran menginginkan materi pelajaran yang terstruktur dengan baik, tujuan pembelajaran yang tersusun dengan baik, motivasi eksternal, penguatan eskternal dan membutuhkan bimbingan baik dari guru atau teman.
16
Akan tetapi pemberian metode tutor sebaya pada siswa yang memiliki kecendrungan gaya kogntif field independent menunjukkan hasil belajar tidak berbeda dengan kelompok siswa field dependent. Hal ini disebabkan oleh siswa yang memiliki kecendrungan gaya kognitif field independent memiliki karakteristik yang lebih mandiri dalam belajar dan memiliki motivasi internal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nila Meutia (2008:89) bahwa individu yang memiliki gaya kognitif field independent umumnya lebih mandiri dalam belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang suatu bidang dan permasalahan yang disukainya. Dengan demikian dapat diketahui siswa yang memiliki gaya kognitif field independent diajar dengan metode tutor sebaya belum memberikan pengaruh terhadap hasil belajar KKPI yag dicapai.
Hasil belajar KKPI siswa yang memiliki gaya kognitif Field dependent diajar dengan metode tutor sebaya dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar field dependent diajar dengan metode konvensional Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent diajar dengan metode tutor sebaya memperlihatkan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional. Hal ini didukung oleh teori bahwa siswa dengan gaya kognitif field dependent dalam pembelajaran menginginkan materi pelajaran yang terstruktur dengan baik, tujuan pembelajaran yang tersusun dengan baik, motivasi eksternal, penguatan eskternal dan membutuhkan bimbingan baik dari guru atau teman.
17
Pembelajaran tutor sebaya merupakan pembelajaran dimana untuk bisa memperoleh sebuah pengetahuan atau keterampilan dibutuhkan teman sebaya atau teman sekelas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurita Putranti (2007) bahwa pengajaran tutor sebaya dapat dipandang sebagai reaksi terhadap pengajaran klasikal dengan kelas yang terlampau besar dan padat, sehingga guru atau tenaga pengajar tidak dapat memberikan bantuan individual. Oleh sebab itu diperlukan seorang tutor yang berasal dari siswa sendiri untuk membantu temannya memahami materi pelajaran. Siswa dengan gaya kognitif field dependent cocok dengan tutor sebaya, karena ia belajar memerlukan kerjasama dengan orang lain. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa apabila siswa field dependent ini diajar dengan menggunakan metode tutor sebaya diduga hasilnya lebih tinggi dibandingkan diajar dengan metode konvensional.
Hasil belajar KKPI siswa yang memiliki gaya belajar Field Independent diajar menggunakan metode tutor sebaya dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar Field Independent diajar dengan metode konvensional Hasil pengujian hipotesis keempat membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent
yang mengikuti pembelajaran
menggunakan metode tutor sebaya tidak berbeda dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional. Hal ini sesuai pendapat Nila Meutia (2008:89) bahwa individu yang memiliki gaya kognitif field independent
18
umumnya lebih mandiri dalam belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang suatu bidang dan permasalahan yang disukainya. metode tutor sebaya merupakan pembelajaran dimana untuk bisa memperoleh sebuah pengetahuan atau keterampilan dibutuhkan teman sebaya atau teman sekelas. Metode konvensional merupakan metode pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dengan pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan serta distrukturkan oleh guru dan siswa mencobakan atau mempraktekkan keterampilan dibimbing oleh guru. Siswa dengan gaya kognitif Field independent cocok dengan metode konvensional. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa siswa field independent diajar dengan menggunakan metode tutor sebaya hasilnya lebih rendah dibandingkan ia diajar dengan metode konvensional.
Simpulan dan saran Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode tutor sebaya dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode konvensional. Terdapat pengaruh interaksi metode pembelajaran dengan gaya kognitif terhadap pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran KKPI. Hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang diajar dengan metode tutor sebaya lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional. Hasil belajar siswa yang memiliki gaya
19
kognitif field independent yang diajar dengan metode tutor sebaya rendah dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode konvensional. Berdasarkan temuan
yang
diperoleh
dalam
penelitian
ini,
maka
dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru hendaknya memilih dan menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya untuk peningkatan hasil belajar siswa. 2. Guru hendaknya dapat memperhatikan gaya kognitif siswa baik yang memiliki gaya kognitif field dependent maupun gaya kognitif field independent dalam menerapkan suatu metode pembelajaran. 3. Guru hendaknya dapat mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran untuk dapat melayani berbagai perbedaan karakteristik gaya kognitif siswa. 4. Bagi para peneliti, pada dasarnya penerapan metode pembelajaran ini tidak hanya terbatas pada metode tutor sebaya dan konvensional saja, tetapi dapat juga menggunakan metode pembelajaran yang lain. 5. Untuk kesempurnaan penelitian ini maka diharapkan adanya penelitian sejenis maupun lanjutan dengan melibatkan variabel yang lebih banyak seperti motivasi belajar, minat belajar dan IQ.
Daftar Rujukan Crowl, Thomas K, Sally Kaminsky, and David M. Podell. 1997. Educational Psycholog: windows on Teaching. Madison : Brown & Benchmark Publisher. Nila Meutia. 2008. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar sejarah. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol 10 No. 2.
20
Nurita Putranti. 2007. Tutor Sebaya. http://Nuritaputranti.wordpress.com . Akses tanggal 10 September 2011. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Udin S. Winataputra. 1999. Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Woolfolk, Anita E. 1998. Educational Psychology. New York: Simon and Schuster Macmillan.
Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Eri Yanti dengan judul Pengaruh Metode Tutor Sebaya Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Painan dan ucapan terima kasih kepada Pembimbing I Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, M.T dan Pembimbing II Dr. Ambiyar, M.Pd yang telah membantu memberikan arahan sehingga artikel ini bisa dibuat.