PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMLOKO 1 PADA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Frengki Widiyatmoko NIM : 121134195
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMLOKO 1 PADA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Frengki Widiyatmoko NIM : 121134195
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai dan menguatkan saya dalam menjalani kehidupan saya. 2. Orang tua saya, Bapak Rochmadi dan Ibu Juwarti yang selalu memberikan yang terbaik untuk saya, semangat, serta doa demi kesuksesan dan masa depan saya. 3. Adik saya Bima Aramansah yang selalu memberikan semangat dan menyebut nama saya dalam doanya. 4. Sahabat-sahabat saya Faisal Arif Rifai, Muhamad Yusuf arofiq, Ririn Septianingrum, Armi Yustina, Arum Purna Andari, Leni Setiyaningsih, dan Dwi Marginingsih yang telah memberikan semangat dan keceriaan selama menempuh pendidikan di PGSD. 5. Seluruh warga SD Negeri Karangmloko 1 terimakasih atas bantuan, dan perhatian yang diberikan.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Memiliki sebuah tujuan untuk menanamkan keinginan dalam diri, memiliki keinginan akan menanamkan motivasi dalam diri untuk melakukannya.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan kepada tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah, 6-8)
“Be a strong wall in the hard times and be a smiling sun in the good times.” Jadilah dinding yang kuat ketika masa-masa sulit. Jadilah matahari yang tersenyum, ketika masa-masa indah.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Maret 2016 Penulis,
Frengki Widiyatmoko
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Frengki Widiyatmoko
Nomor Mahasiswa
: 121134195
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMLOKO 1 PADA MATERI
OPERASI
HITUNG
PERKALIAN
DAN
PEMBAGIAN
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 31 Maret 2016 Yang menyatakan,
Frengki Widiyatmoko
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Frengki Widiyatmoko (121134195) Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) memaparkan penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa; (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi perkalian dan pembagian; dan (3) meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi perkalian dan pembagian. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 yang berjumlah 30 siswa. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, kuesioner dan soal evaluasi essay. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Langkah-langkah pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai berikut: (1) relating, (2) applying,(3) exsperiencing,(4) cooperting, dan (5) transfering. Peningkatan hasil belajar ditunjukkan pada, kondisi awal rata-rata hasil belajar, yaitu 64,51 dengan persentase ketuntasan 44,44%, meningkat pada siklus I ratarata hasil belajar menjadi 76,53 dengan persentase ketuntasan 73,33%, pada siklus II rata-rata hasil belajar menjadi 87,2 dengan presentase ketuntasan 86,66%. Kemampuan berpikir kritis siswa menunjukkan, kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh nilai 58,17 pada kriteria “tidak kritis”, setelah dilakukan tindakan nilai kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 79,36 pada kriteria “cukup kritis”, presentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis pada kondisi awal 33,33% di kondisi akhir meningkat menjadi 83,33%. Kata Kunci: Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kriris, Kontekstual atau CTL.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The Improvement of Learning Outcomes and Critical Thinking Skill in the Third Grade of Karangmloko 1 Elementary School in Multiplication and Division Operation by Using Contextual Learning Approach Frengki Widiyatmoko (121134195) Sanata Dharna University 2016 The background of this research based on by the low of learning outcomes and critical thinking skill of the students in the third grade of Karangmloko 1 elementary school in the academic year of 2015/2016. This study is aimed: (1) To expose the implement of contextual learning approach to improve the students’ mathematics learning outcomes and critical thinking skill; (2) to improve and know the improvement of the students learning outcomes by using contextual learning approach in multiplication and division operation: and (3) to improve and know the improvement of the students in critical thinking skill by using contextual learning approach in multiplication and division operation. The type of this study is classroom action research. The subject of this research is the students in the third grade of Karangmloko 1 elementary school consist of 30 students. Besides, the object of this study is improving student’s mathematics learning outcomes and knowing the students critical thinking skill. To collect the data, the writer using interview, observation, questionnaire, and giving essay test as instruments. Data analysis which is used of writer is using qualitative and quantitative data. The steps for using contextual learning approach as follows: (1) relating, (2) eksperiencing, (3) applying, (4) cooperting, and (5) transfering. The improvement of the result is showed in the average at the first condition point 64,51 with percentage completeness is 44,44% improve in the cycle I with the average 76,53 with percentage completeness is 73,33% and in the cycle II the average point 87,2% with percentage completeness is 86,66%. The students critical thinking skill showed, in the first condition, the student’s critical thinking skill is got score 58,17 in the “not critics” criteria, after giving treatment get an improvement become 79,36 in the “adequate critics” criteria, the student’s percentage is adequate critics its showed in the last getting 83,33%. Key words: Student learning outcomes, Critical thinking skill, Contextual
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual” ini dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Serta dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan, seperti keterbatasan waktu, pengetahuan, dan pengalaman. Namun, berkat semangat dan dukungan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma 2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma 3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Sumarno, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Karangmloko 1 yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 7. Ratna Indrayanti, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1 yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian tindakan kelas. 8. Para guru SD Negeri Karangmloko 1 telah memberikan banyak bantuan selama penelitian di sekolah. 9. Teman-teman kelompok skripsi Faisal, Janu, Ibnu, Husein, Ulil, Ardian, Adit, Ambar, Yashinta, Asti, Riza, Upik, Eva, Tesa dan Wulan yang telah berbagi pengetahuan, semangat, dalam proses penyusunan skripsi. 10. Teman-teman PGSD angkatan 2012 khususnya kelas E, yang berjuang dalam suka dan duka selama menumpuh pendidikan di PGSD. 11. Keluarga saya, Bapak Rochmadi, Ibu Juwarti, dan Bima Aramansah yang selalu mendoakan dan memberikan semangat demi kesuksesan dan masa depan saya. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendoakan, membantu, dan mendukung peneliti dalam menyusun skripsi ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima dengan senang hati kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca sekaligus menjadi sumber belajar dan meningkatkan pengetahuan yang digunakan sebagai acuan dan pegangan bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Maret 2016 Penulis,
Frengki Widiyatmoko
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah................................................................................ 6 C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7 D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9 G.Definisi Operasional ................................................................................ 10 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 12 A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 12 1. Belajar ................................................................................................ 12 2. Hasil Belajar ...................................................................................... 13 3. Berpikir Kritis .................................................................................... 19
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Matematika ........................................................................................ 22 5. Materi Pembelajaran .......................................................................... 27 6. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ............................................... 28 B. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................................. 38 C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 42 D. Hipotesis Tindakan ................................................................................ 44 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 45 A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 45 B. Setting Penelitian ................................................................................... 48 1. Tempat Penelitian .............................................................................. 48 2. Subjek Penelitian ............................................................................... 48 3. Objek Penelitian ................................................................................. 48 4. Waktu Penelitian ................................................................................ 49 C. Persiapan Penelitian ................................................................................ 49 D. Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................................ 50 1. Siklus I ............................................................................................... 50 2. Siklus II .............................................................................................. 55 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 60 1. Non Tes ............................................................................................... 61 2. Tes....................................................................................................... 63 F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 64 1. Pedoman Wawancara.......................................................................... 65 2. Pedoman Observasi ............................................................................ 66 3. Lembar Kuesioner .............................................................................. 67 4. Tes Evaluasi ........................................................................................ 69 G. Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 72 1. Validitas ............................................................................................. 72 H. Teknik Analisa Data .............................................................................. 82 1. Analisis Data Hasil Belajar ................................................................. 82 2. Analisis Data kemampuan Berpikir Kritis Kuesioner ........................ 83 3. Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Observasi ....................... 92
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Indikator Keberhasilan ............................................................................. 94 J. Jawal Penelitian ....................................................................................... 95 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 96 A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 96 1. Proses Penelitian ................................................................................ 96 2. Hasil Belajar ....................................................................................... 112 3. Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 117 B. Pembahasan ............................................................................................ 139 1. Proses Penerapan Pendekatan Kontekstual ........................................ 140 2. Peningkatan Hasil Belajar................................................................... 143 3. Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 145 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 159 A. Kesimpulan ............................................................................................. 159 B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 160 C. Saran ....................................................................................................... 161 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 162 LAMPIRAN ..................................................................................................... 165
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Bagan Penelitian Yang Relevan ................................................... 42 Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Taggart. .............................. 46 Gambar 4.1 Persentase Pencapain Kondisi Awal ........................................... 144 Gambar 4.2 Hasil Pencapaian Nilai Siklus I .................................................... 145 Gambar 4.3 Persentase Pencapaian Siklus I .................................................... 146 Gambar 4.4 Hasil Pencapaian Nilai Siklus II................................................... 147 Gambar 4.5 Persentase Pencapaian Siklus II ................................................... 147 Gambar 4.6 Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar ................................... 148 Gambar 4.7 Persentase Pencapaian Hasil Belajar ............................................ 149 Gambar 4.8 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis .................................... 152 Gambar 4.9 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis................ 154 Gambar 4.10 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis (Observasi)............... 156
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Berpikir Kritis ............................................. 65 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran ..................................... 66 Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis . ............................ 67 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 68 Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner ........................................................ 68 Tabel 3.6 Soal Evaluasi Siklus I ...................................................................... 69 Tabel 3.7 Soal Evaluasi Siklus II ..................................................................... 70 Tabel 3.8 Soal Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II....................................... 70 Tabel 3.9 Rubik Penskoran Soal Evaluasi ....................................................... 72 Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan Validasi ........................................................... 73 Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus .................................................................... 74 Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............ 75 Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................... 77 Tabel 3.14 Hasil Validasi Materi Ajar ............................................................. 78 Tabel 3.15 Hasil Validasi Kuesioner ............................................................... 79 Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Evaluasi ..................................................... 81 Tabel 3.17 Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) ................................................ 84 Tabel 3.18 Rentang Skor Indikator 1 ............................................................... 85 Tabel 3.19 Rentang Skor Indikator 2 ............................................................... 86 Tabel 3.20 Rentang Skor Indikator 3 ............................................................... 87 Tabel 3.21 Rentang Skor Indikator 4 ............................................................... 88 Tabel 3.22 Rentang Skor Indikator 5 ............................................................... 89 Tabel 3.23 Rentang Skor Indikator 6 ............................................................... 90 Tabel 3.24 Rentang Skor Seluruh Indikator ..................................................... 91 Tabel 3.25 Rentang Skor Observasi ................................................................. 93 Tabel 3.26 Target Kriteria Keberhasilan .......................................................... 94 Tabel 3.27 Jadwal Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 95 Tabel 4.1 Hasil Ujian Tengah Semester 2014/2015......................................... 112 Tabel 4.2 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................... 113
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................. 114 Tabel 4.4 Data Peningkatan Hasil Belajar Akhir Siklus .................................. 116 Tabel 4.5 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 1 ............................ 118 Tabel 4.6 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 2 ............................ 119 Tabel 4.7 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 3 ............................ 120 Tabel 4.8 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 4 ............................ 121 Tabel 4.9 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 5 ............................ 122 Tabel 4.10 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 6 .......................... 123 Tabel 4.11 Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal ........................... 124 Tabel 4.12 Kondisi Awal Data Kuesioner Berpikir Kritis ............................... 126 Tabel 4.13 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 1 ......................... 128 Tabel 4.14 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 2 ......................... 129 Tabel 4.15 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 3 ......................... 130 Tabel 4.16 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 4 ......................... 131 Tabel 4.17 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 5 ......................... 132 Tabel 4.18 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 6 ......................... 133 Tabel 4.19 Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir........................... 134 Tabel 4.20 Kondisi Akhir Data Kuesioner Berpikir Kritis .............................. 135 Tabel 4.21 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I .................... 137 Tabel 4.22 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II .................. 138 Tabel 4.23 Data Peningkatan Hasil Belajar ..................................................... 148 Tabel 4.24 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. ............................................... 151 Tabel 4.25 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis ................. 153 Tabel 4.26 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ................................. 155 Tabel 4.27 Perbandingan Pencapaian Penelitian ............................................. 157
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ............................................................................ 165 Lampiran 2 Validasi Perangkat Pembelajaran ................................................. 168 Lampiran 3 Perangkat Pembelajaran Siklus I .................................................. 187 Lampiran 4 Perangkat Pembelajaran Siklus II ................................................. 220 Lampiran 5 Materi Pembelajaran ..................................................................... 253 Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus I ................................................................... 266 Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus II.................................................................. 270 Lampiran 8 Soal Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II ................................... 274 Lampiran 9 Daftar Nilai Soal Evaluasi ........................................................... 278 Lampiran 10 Data Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 ............................ 282 Lampiran 11 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa.................................................... 284 Lampiran 12 Validasi Instrumen Kuesioner .................................................... 291 Lampiran 13 Instrumen Kuesioner Berpikir Kritis .......................................... 300 Lampiran 14 Hasil Kuesioner Awal dan Akhir Kemampuan Berpikir Kritis .. 305 Lampiran 15 Lembar Pengamatan/ Observasi Kemampuan Berpikir kritis .... 324 Lampiran 16 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ............................. 326 Lampiran 17 Hasil Wawancara ....................................................................... 330 Lampiran 18 Foto-Foto Kegiatan .................................................................... 333
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Peneliti membahas ketujuh topik tersebut secara berurutan. A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia untuk mengembangkan dirinya, sehingga mampu menjadi manusia yang berkualitas dan berpotensi serta mampu bersaing di era globalisasi. Melalui
pendidikan
manusia
dapat
mengembangkan
kemampuan
berpikirnya. Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak untuk melahirkan generasi muda yang cerdas dan bermartabat. Hal ini sesuai dengan sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 (dalam sistem pendidikan nasional, pasal 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar peserta didik agar lebih aktif untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan penjelasan tersebut sangat jelas bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah membentuk individu yang lebih baik. Sekolah dasar merupakan sekolah jenjang pendidikan pertama yang mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan dasar, seperti membaca,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
menulis, berhitung, dan keterampilan dasar lainnya. Siswa sekolah dasar mengalami perkembangan dalam tingkat berpikir yang memerlukan stimulus untuk memahami pengetahuan yang diterimanya agar bisa berpikir kritis dalam menerima pengetahuan dan memecahkan suatu masalah, karena dengan berpikir kritis siswa dapat membuat suatu keputusan atau kesimpulan yang masuk akal tentang apa yang mereka yakini atau mereka lakukan. Berpikir kritis adalah suatu kegiatan cara berpikir untuk mencapai suatu tujuan. Berpikir kritis mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau menarik kesimpulan dari suatu masalah. Menurut Ennis (dalam Susanto, 2013: 121), berpikir kritis adalah suatu kegiatan dengan cara berpikir dengan tujuan membuat suatu keputusan yang dapat diterima tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang angka dan bilangan (Soedjadi, 2000: 11). Pembelajaran matematika sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari baik secara umum maupun khusus. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah melatih cara berpikir dan nalar siswa dalam menarik kesimpulan serta mengembangkan daya imajinatif, kreatif dan kritis dengan cara membuat prediksi dugaan atau mencoba, sehingga dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Menurut Muhlisrarini (2014: 148) berpendapat bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak dihadapkan pada realitas kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan matematis. Dalam kenyataannya sekarang, penguasaan matematika, baik oleh siswa sekolah dasar (SD) hinggasiswa sekolah menengah atas (SMA), selalu menjadi permasalahan besar. Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa. Permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan bukti bahwa selama proses pembelajaran siswa masih merasa kesulitan dalam menerima pembelajaran. Salah satu materi pelajaran matematika di sekolah dasar yang dianggap sulit dipahami siswa adalah materi tentang perkalian dan pembagaian. Materi perkalian dan pembagian merupakan materi yang saling berpasangan. Materi perkalian dan pembagian juga merupakan salah satu materi yang sulit untuk dipahami siswa dan merupakan materi yang cukup lama proses penanamannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada tanggal 31 Juli 2015, peneliti memperoleh informasi bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup lama proses penanamannya, dimana dijelaskan dalam proses pembelajaran siswa masih sulit menerima materi yang di berikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
oleh guru. Salah satu mata pelajaran matematika yang pencapaian hasil belajarnya masih rendah adalah tentang perkalian dan pembagian. Diketahui bahwa kriteria kentuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada tahun ajaran 2014/2015 adalah 60. Siswa dikatakan mencapai KKM, jika nilainya mencapai 60 atau lebih. Hasil ujian tengah semester pada mata pelajaran matematika kelas III, semester ganjil pada tahun 2014/2015 menunjukkan bahwa dari 27 terdapat 12 siswa (44,44%) yang mencapai KKM, sedangkan 15 (55,55%) belum mencapai KKM. Dengan rentang nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 44 dan nilai rata-rata kelas 64,51. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3 agustus 2015, khususnya pada pelajaran matematika, menunjukkan bahwa penguasan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih rendah. Permasalahan dalam belajar matematika ini karena siswa tidak memiliki dorongan belajar sebagai akibat dari pembelajaran yang menekankan pada pemberian materi secara langsung. Permasalahan tersebut menjadikan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran dan menjadikan banyak siswa yamg memiliki nilai dibawah KKM. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara danobservasi dengan guru kelas III dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III SD Negeri Karangmloko 1 relatif rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Salah satu penyebab rendahnya kemampuan berhitung pada materi perkalian dan pembagian dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat satu arah dimana guru sebagai sumber, penyedia, dan pemberi informasi (konvensional), sedangkan siswa hanya mencatat apa yang disampaikan guru. Dengan kata lain, guru masih menggunakan pendekatan teacher centered, artinya guru menjadi sumber dari segala pengetahuan yang akan diterima dan diketahui siswa. Selain itu, guru dalam menjelaskan materi juga belum mengkaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa. Dalam proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru, terlihat bahwa siswa tidak dihadapkan pada realitas kehidupan sehari-hari yang memuat permasalahan matematis, dan juga tidak dilatih untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sedangkan kemampuan berpikir kritis memiliki peran penting dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika. Apabila siswa tidak memiliki kemampuan berpikir kritis mengakibakan siswa sulit menerima pengetahuan baru dan sulit memecahkan suatu persoalan dalam pembelajaran matematika. Dimana dalam pembelajaran matematika dibutuhkan kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan matematika. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, guru harus kritis dan kreatif dalam memilih pendekatan pembelajaran yang cocok bagi siswa. Dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa menjadikan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu konsep atau prinsip matematika diperlukan pengalaman melalui pendekatan yang membawa anak untuk berpikir konkret ke abstrak, yaitu melalui pendekatan pembelajaran kontekstual atau contekstual teaching and learning. CTL merupakan sebuah sistem belajar yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran dengan mengkaitkan materi tersebut dan dunia nyata siswa atau dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Nurhadi (dalam Hosnan (2014: 267), CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata siswa dan menghubungkan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual” B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1. 2. Rendahnya kemampuan berpikir kritis pada materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran siswa kurang menarik bagi siswa sehingga hasil pembelajaran siswa menjadi kurang memuaskan. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti akan membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Penulis hanya meneliti siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
2.
Objek yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis matematika.
3.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning.
4.
Mata pelajaran yang diteliti, yaitu matematika dengan materi perkalian dan pembagian pada SK 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka dan KD 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangantiga angka.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagi berikut: 1. Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
2. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada materi perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016? 3. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah: 1. Memaparkan penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016? 2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan konteksual pada materi perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun 2015/2016? 3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun 2015/2016?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis: Secara teoritis, penelitian ini adalah sarana untuk mengembangkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran dengan mengguakan pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa serta kondisi sekolah. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi Siswa 1) Dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika khususnya pada operasi hitung perkalian dan pembagian. 2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. b. Bagi Peneliti 1) Mendapatkan pengalaman baru tentang penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Penelitian
ini
merupakan
sarana
untuk
belajar,
berlatih,
menerapkan, dan mengembangkan pengetahuan peneliti yang telah berproses dalam penelitian. 3) Menambah wawasan atau pengetahuan baru tentang berpikir kritis. c. Bagi Guru 1) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan belajar
matematika
kontekstual.
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2) Sebagai dasar pemikiran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. d. Bagi Sekolah 1) Dapat menanbah bahan bacaan yang terkait dengan PTK khususnya dalam penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. 2) Memberikan inspirasi bagi guru-guru secara umum di sekolah untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau penelitian yang sama. G.
Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri siswa yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, keterampilan, analisis, evaluasi, serta nilai dan hasil belajar harus bermakna bagi siswa. Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran, dan hanya mengukur aspek kognitif saja. 2. Berpikir Kritis Berpikir kritis adalah suatu kegiatan dengan cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubunganan dengan konsep atau masalah. Berpikir kritis juga merupakan suatu berpikir dengan tujuan membuat suatu keputusan yang masuk akal dan dapat diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
3. Matematika Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hitungan dan menggunakan bilangan atau angka, serta simbolsimbol matematika untuk memecahkan permasalahan matematis dalam kehidupan sehari-hari. 4. Perkalian Perkalian merupakan penjumlahan berulang. Contoh: 3 + 3 + 3 = 9 Bentuk 3 + 3 + 3 menunjukkan penjumlahan 3 sebanyak 3 kali. Jadi, 3 + 3 + 3 dapat ditulis menjadi 3 × 3 = 9t 5. Pembagian Pembagian merupakan pengurangan berulang sampai hasinya 0 (nol). Contoh: 15 ÷ 3 = 5 Jadi, 15 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0 , Berarti 15 ÷ 3 = 5 6. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning Pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning adalah konsep belajar yang membantu guru untuk mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab II, peneliti membahas empat topik, yaitu kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Peneliti membahas keempat topik tersebut secara berurutan. A. Kajian Pustaka 1. Belajar Pengertian belajar menurut Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) adalah suatu proses dimana seseorang dalam belajarnya akan bisa berubah perilakunya akibat dari pengalaman yang dilakukannya. Sedikit berbeda yang dikemukakan Woolfolk dan Nicolish (dalam Hosnan, 2014: 3) berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang ada dalam diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman. Dari kedua tokoh tersebut terdapat persamaan dalam mendefinisikan belajar, yaitu belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dialami seseorang akibat dari pengalaman. Hilgard (dalam Suyono, 2011: 12) mendefinisikan belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku akan muncul karena adanya respon terhadap situasi. Sedangkan menurut Burton dalam Hosnan (2014: 3), belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu akibat adanya interaksi antara individu dengan individu dan lingkungannya, sehingga individu tersebut dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Adapun pendapat dari Suyono dan Hariyanto (2011: 1), belajar adalah suatu proses yang selalu dilakukan dan dialami oleh manusia sejak manusia masih di dalam kandungan sampai manusia meninggal, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Trianto (2009: 16) bahwa belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya seseorang sejak lahir. Menurut Hilgard (dalam Susanto, 2013: 3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan-perubahan tersebut dapat diperoleh seseorang melalui latihan atau pengalaman. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan manusia untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan atau melalui latihan. 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Kunandar (2014: 62) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Kemampuan kognitif adalah pengetahuan yang mencakup kecerdasan bahasa dan logika siswa. Kemampuan afektif diperoleh siswa dari sikap dan nilai yang mencakup kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
emosional, sedangkan kemampuan psikomotor adalah keterampilan yang mencakup kecerdasan kinetis, kecerdasan visual-spasial, dan keserdasan musical. Kemampuan tersebut dapat diperoleh setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar. Susanto (2013:5) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak setelah anak melewati proses pembelajaran. Brahim (dalam Susanto, 2013: 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran dan skor nilai dari mempelajari materi tersebut. Gagnet (dalam Dahar, 2011: 118) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa baik kemampuan kognitif, sikap, informasi verbal, maupun keterampilan motorik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri siswa yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, keterampilan, analisis, evaluasi, serta nilai dan hasil belajar harus bermakna bagi siswa. Dalam menciptakan kreatifitas siswa tidak hanya terbatas pada perolehan nilai dari suatu bidang studi, tetapi dapat diperoleh dari belajar yang diikutinya yang menjadi bekal dasar pengalaman belajar berikutnya. Jadi, seorang siswa dikatakan berhasil dalam belajar atau tercapainya tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
pembelajaran, apabila siswa tersebut dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan perubahan perilaku pada dirinya. b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Gestalt (dalam Susanto, 2013:12) menjelaskan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu siswa dan lingkungan. Pertama berasal dari siswa, artinya hasil belajar itu dipengaruhi oleh kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani. Kedua berasal dari lingkungan, artinya bahwa hasil belajar itu dipengaruhi oleh sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, keluarga, dan lingkungan. Pendapat lain dikemukakan Wasliman (dalam Susanto, 2013:12) berpendapat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang dapat mempengaruhi kemampuan belajarnya, meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, sikap, kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor tersebut, yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Selanjutnya pendapat lain yang tidak jauh berbeda mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munandi (2008: 24) dibedakan menjadi 2, yaitu : 1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis; Secara umum hal yang mempengaruhi kondisi fisologis siswa, seperti kesehatan, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. b) Faktor Psikologis; Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda tentunya hal ini sangat berpengaruh dalam proses belajar. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan; Kondisi lingkungan sangat berpengaruh dalam proses belajar dan hasil belajar yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. b) Faktor Instrumental; Faktor instrumental berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Ruseffendi (dalam Susanto, 2013:14) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemamuan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
1) Kecerdasan Anak; Kecerdasan anak sangat mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya dalam menerima suatu informasi. Kecerdasan anak juga membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa tersebut mampu mengikuti pelajaran atau tidak. 2) Kesiapan atau Kematangan; Kesiapan atau kematangan merupakan tingkat perkembangan dimana individu atau organ tubuh berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Kesiapan atau kematangan juga mempengaruhi dalam proses pembelajaran. 3) Bakat Anak; Bakat anak adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mencapai keberhasilan di waktu yang akan datang. 4) Kemauan Belajar; Kemauan belajar juga mempengaruhi hasil belajar dimana kemauan yang tinggi dan rasa tanggung jawab berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. 5) Minat; Minat adalah salah satu faktor penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang memusatkan perhatiannya terhadap suatu pelajaran memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan akhirnya mempengaruhi hasil yang diinginkan. 6) Model Penyajian Materi Pelajaran; Model penyajian materi pelajaran yang bisa menyenangkan dan tidak membosankan dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. 7) Pribadi dan Sikap Guru; Siswa dalam belajar tidak hanya melalui bacaan atau guru, tetapi melalui contoh yang baik dari sikap yang kreatif dan inovatif dalam perilakunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
8) Suasana Pengajaran; Suasana pengajaran yang tenang dan aktif diantara siswa dengan guru dapat memberikan nilai positif dalam proses belajar mengajar. 9) Kompetensi Guru; Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan guru yang profesional. Guru yang professional adalah guru yang memliliki kompeten dalam bidangnya dan menguasainya dengan baik. 10) Masyarakat; Dalam pendidikan, lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian siswa. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Sudjana (dalam Susanto, 2013: 15) mengungkapkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang memengaruhi hasil belajar siswa, contohnya kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, sikap, kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa baik lingkungan maupun non lingkungan, misalnyakeluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor yang terkait dengan penelitian ini sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar dan kemamuan berpikir kritis siswa adalah faktor eksternal dan internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan. Sedangkan faktor internal dalam penelitian ini adalah tentang
kemampuan
berpikir
kritis
siswa.
Sehingga
dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karateristik siswa menjadikan siswa mampu untuk berpikir kritis dan meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Berpikir Kritis a) Pengertian Berpikir Kritis Susanto (2013: 121) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep atau suatu masalah. Adapun pendapat menurut Johnson (2007: 185), berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengatakan tentang suatu ide dengan percaya diri bahwa ide yang dipaparkan memiliki alasan yang logis dan bukti yang kuat. Pendapat tersebut diperkuat oleh Ennis (dalam Susanto, 2013: 121) bahwa berpikir kritis merupakan suatu bentuk berpikir dengan tujuan memperoleh keputusan yang bisa masuk akal tentang kejadian atau masalah apa yang dilakukan. Halpen (dalam Susanto, 2013: 122) menambahkan bahwa berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif untuk menentukan suatu tujuan. Berpikir kritis juga merupakan suatu kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan untuk menarik kesimpulan dalam mengambil keputusan. Pendapat tersebut hampir sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
yang diungkapkan Anggelo (dalam Susanto, 2013: 122) menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah menerapkan kegiatan berpikir tingkat tinggi yang, meliputi menganalisis, mengenal permasalahan, dan pemecahan masalah, menyimpulkan, serta mengevaluasi. Menurut Tapilouw (dalam Susanto, 2013: 122), berpikir kritis adalah cara berpikir disiplin yang dikendalikan oleh kecerdasan. Dari pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan dengan cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep atau masalah. Baron dan Sternberd (dalam Susanto, 2013: 123), berpendapat bahwa ada lima kunci dalam berpikir kritis, yaitu: (1) praktis, (2) relaktif, (3) masuk akal, (4) keyakinan, dan (5) tindakan. Strategi berpikir kritis terdiri dari tiga jenis, yaitu strategi afektif, kemampuan makro, dan keterampilan mikro (Susanto, 2013: 123). Pertama, strategi afektif bertujuan untuk meningkatkan berpikir individu dengan caranya sendiri dan percaya diri. Kedua, kemampuan makro adalah suatu proses dalam kegiatan berpikir, bertujuan untuk
menghasilkan suatu
keterampilan-keterampilan yang saling terpisah. Ketiga, keterampilan mikro adalah keterampilan yang menekankan pada kemampuan global. Selama proses pembelajaran, guru memiliki peran penting dalam mengembangkan pembelajaran.
proses
berpikir
kritis
siswa
selama
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
b) Indikator Berpikir Kritis Ennis (dalam Susanto, 2013: 125) mengungkapkan bahwa ada 12 indikator berpikir kritis yang terangkum dalam 5 kelompok keterampilan berpikir antara lain: 1. Memberikan penjelasan sederhana yang meliputi; (a) memfokuskan pertanyaan, (b) menganalisis pertanyaan, (c) bertanya dan menjawab tentang sesuatu penjelasan atau tantangan. 2. Membangun keterampilan dasar yang meliputi; (a) mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, (b) mengamati dan mempertimbangkan laporan hasil observasi. 3. Menyimpulkan yang meliputi; (a) mendeduksi dan mempertimbngkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (c) membuat dan menentukan nilai pertimbangan. 4. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang meliputi; (a) mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi dalam tiga dimensi, (b) mengidentifikasi asumsi. 5. Mengatur strategi dan taktik yang meliputi; (a) menentukan tindakan dan (b) berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan
menurut
Angelo
(dalam
Achmad,
2007)
mengidentifikaasi lima indikator yang sistematis dalam berpikir kritis, yaitu sebagai berikut : (1) Ketrampilan menganalisis, (2) Ketrampilan mensintesis. (3) Ketrampilan mengenal dan memecahkan masalah, (4) Ketrampilan menyimpulkan, (5) Ketrampilan mengevaluasi dan menilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Kemudian Wowo (2012: 198) menambahkan bahwa berpikir kritis terdiri dari beberapa indikator sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan. 2. Menganalisis argumen. 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan. 4. Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan. 5. Mengamati dan menilai laporan observasi. 6. Menyimpulkan dan menilai keputusan. 7. Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar). 8. Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan mempertahankan keputusan. Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang indikator kemampuan berpikir kritis tersebuat, kemudian peneliti mencari kesamaan dari indikator-indikator yang sudah dipaparkan diatas. Dari indikator-indikator tersebut kemudian peneliti memilih 6 indikator sebagai fokus penelitian, yaitu (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu menjawab
pertanyaan,
(4)
memecahkan
masalah,
(5)
membuat
kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan. Pemilhan enam indikator tersebut dipilih berdasarkan karateristik siswa dalam pembelajaran kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
4. Matematika Matematika berasal dari bahasa Latin, mathanein atau mathema yang mempunyai arti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde yang berarti ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran (Depdiknas dalam susanto, 2013: 184). Nasution (1982: 12) mengungkapkan bahwa istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang mempunyai arti mempelajari. a. Pengertian Matematika Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik yang erat hubungannya dengan angka dan bilangan (Soedjadi, 2000: 11). Menurut Susanto (2013: 185), matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol dalam matematika yang dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir
dan
memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lerner (dalam Agustin, 2011: 47) menambahkan bahwa matematika selain sebagai bahasa simbolis,
matematika
juga
merupakan
bahasa
universal
yang
memungkinkan manusia berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Johnson dan Myklebust (dalam Agustin, 2011: 47) mendefinisikan matematika sebagai bahasa simbolis yang memiliki fungsi praktis dan teoritis. Fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif, sedangkan fungsi teoritisnya untuk mempermudah dalam berpikir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian matematika tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari tentang angka dan bilangan serta menggunakan simbol-simbol dalam matematika untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. b. Tujuan Matematika Tujuan umum pembelajaran matematika disekolah dasar adalah membentuk siswa agar mampu dan terampil menggunakan matematika (Susanto, 2013:189). Muhlisrarini (2014:148) menambahkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah meningkatkan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Artinya, matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi atau pengetahuan tentang pembelajaran matematika. Soedjadi (2000: 43), menjelaskan ada dua tujuan umum pendidikan matematika, yaitu: 1) Mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan dan perkembangan jaman yang semakin berkebang. Hal tersebut diharapkan agar siswa dapat berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien. 2) Mempersiapkan siswa agar bisa menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan khusus pembelajaran matematika di sekolah dasar menurut Susanto (2013: 190) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
1) Memahami konsep matematika dengan cara menjelaskan dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, menjelaskan gagasan dan pernyataan tentang matematika 3) Memecahkan suatu masalah, merancang suatu model matematika, dan menganalisa tentang solusi yang diperoleh. 4) Menyampaikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan suatu masalah dalam matematika. 5) Menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat tersebut hampir sama seperti yang diungkapkan Soedjadi (2000: 43) bahwa terdapat empat tujuan khusus dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar, diantaranya: 1) Mengembangkan keterampilan dalam berhitung, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Mengembangkan kemampuan siswa agar bisa digunakan dalam kegiatan matematika. 3) Mengembangkan kemampuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. 4) Membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin siswa. Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika secara umum adalah (1) melatih cara berfikir dan nalar siswa dalam menarik suatu kesimpulan, (2) mengembangkan daya imajinatif dan kreatif dengan cara membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
prediksi dugaan atau mencoba, (3) mengembangkan kemampuan dalam menyampaikan informasi atau idesecara lisan, dan (4) mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, tujuan pembelajaran matematika secara khusus di sekolah dasar, yaitu siswa terampil dalam menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari dan bertindak atas dasar pemikiran logis dan kritis. c. Langkah Pembelajaran Matematika Heruman (2007: 2) langkah-langkah pembelajaran matematika di sekolah dasar dibedakan menjadi tiga sebagai berikut: 1) Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika. Dalam pembelajaran konsep dasar ini penggunaan media sangat diperlukan untuk membantu pola pikir siswa. 2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. 3) Pembinaan
keterampilan
adalah
pembelajaran
lanjutan
dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep yang bertujuan agar siswa terampil dalam menggunakan konsep matematika. Berdasarkan pendapat tersebut, langkah-langkah pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Kegiatan penanaman konsep dasar diawali dengan memberikan konsep awal, misalnya menarik perhatian siswa, mengemukakan tujuan pembelajaran, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
memunculkan pengetahuan awal. Kegiatan pemahaman konsep, yaitu memberikan pembelajaran lanjutan, misalnya membimbing belajar siswa dan memberikan penguatan materi. Terakhir adalah pembinaan keterampilan agar siswa lebih terampil menggunakan matematika. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
langkah-langkah
pembelajaran matematika yang dihubungkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika. Penanaman konsep dalam pendekatan pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini adalah dengan mengkaitkan anatara materi yang sedang dipelajari dengan dunia nyata siswa atau dalam kehidupan sehari-hari siswa. 5. Materi Pembelajaran a. Pengertian Perkalian Heruman (2007: 22) menjelaskan bahwa perkalian sama dengan penjumlahan berulang. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Soedjadi (2000: 38) bahwa perkalian merupakan penjumlahan yang berulang. Jadi, perkalian adalah penjumlahan berulang. Berikut ini merupakan contoh perkalian:
Ada 3 wadah yang berisi kelereng. Setiap wadah berisi 5 kelereng. Banyak permen seluruhnya dapat dihitung dengan cara: 5 + 5 + 5 = 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Bentuk 5 + 5 + 5 menunjukkan penjumlahan 5 sebanyak 3 kali. Jadi, 5 + 5 + 5 dapat ditulis menjadi 5 × 3 = 15 b. Pengertian Pembagian Heruman (2007: 26) mengatakan bahwa pembagian adalah lawan dari perkalian. Pembagian juga disebut pengurangan berulang sampai habis atau sampai hasilnya nol. Berikut ini merupakan contoh soal pembagian: Perhatikan gambar berikut ini! 1
2
3
27 ÷ 3 = 9 Pengurangan berulang oleh bilangan 3 sebanyak 9 kali. 27 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0 Jadi, 27 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0 ,
Berarti 27 ÷ 3 = 9
6. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Kata contextual berasal dari kata contex, yang berarti hubungan, konteks, suasana, atau keadaan. Jadi, contextual artinya berhubungan dengan suasana (konteks). CTL (contextual teaching and learning) diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu (Hosnan, 2014: 267). Daryanto (2012: 155)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
menjelaskan bahwa CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengkaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk mencari hubungan antara pengetahuan yang dimiliki. Pendapat tersebut hampir sama seperti yang dikatakan Hamdayama (2014: 51) bahwa CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dari penjelasan tersebut, ada kesamaan bahwa pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan suatu konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan siswa. Siregar (2010: 117) dan Hosnan (2014: 267) menambahkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang dilakukan guru dengan cara mengkaitkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan menerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Trianto (2009: 104) menyatakan bahwa CTL merupakan konsep yang membantu guru mengkaitkan konteks mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar bisa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan warga negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Johnson (dalam Hosnan, 2014: 268) bahwa CTL adalah proses pendidikan yang mempunyai tujuan untuk membantu siswa melihat makna di dalam materi yang mereka pelajari dengan cara mengkaitkan materi dengan konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa CTL (contextual teaching and learning) adalah suatu konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan antara dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa. b. Langkah atau TahapanPendekatan Pembelajaran Kontekstual Hamdayama (2014: 51) proses pembelajaran kontekstual terdiri dari delapan komponen sebagai berikut: 1) Membangun
hubungan
menghubungkan
apa
yang yang
bermakna dipelajari
di
(relating);
Siswa
sekolah
dengan
pengalamannya sendiri, kejadian dirumah, media massa, atau yang lainnya, sehingga siswa akan memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna. 2) Melakukan sesuatu yang bermakna (experiencing); Ada beberapa langkah guru dalam mengaitkan meteri dengan konteks kehidupan siswa, diantaranya (a) mengkaitkan pelajaran dengan sumber yang berhubungan dengan kehidupan siswa, (b) menggunakan sumber dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
bidang lain, (c) mengkaitkan berbagai macam pelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, dan (d) belajar melalui kegiatan sosial. 3) Belajar secara mandiri; Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga siswa diberi kesempatan untuk belajar mandiri sesuai dengan kondisi siswa masing-masing. 4) Kolaborasi (cooperating); Mendorong siswa untuk berkerjasama dengan teman atau didalam kelompok. 5) Berpikir kritis dan kreatif (applaying); Mendorong siswa agar bisa berpikir kritis dan kreatif serta menerapkan dalam dunia nyata siswa. 6) Mengembangkan
potensi
individu
(transfering);
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi atau bakat yang dimiliki. 7) Standar pencapaian yang tinggi; Dengan standar pencapaian yang tinggi, maka akan memacu siswa untuk berusaha lebih baik. 8) Asesmen yang autentik; Pencapaian hasil belajar diukur dengan asesmen autentik yang mampu menyediakan informasi mengenai kualitas pendidikan. Dari delapan tahapan atau langkah pendekatan kontekstual kemudian peneliti memilih atau memfokuskan langkah-langkah dalam pendekatan pembelajaran kontekstual menjadi 5, yaitu: (1) Relating, (2) Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applying, dan (5) Transfering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
c. Komponen Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Prinsip pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran. Menurut Trianto (2009: 111) tujuh komponen tersebut antara lain : 1) Konstruktivisme (Contructivism) Salah satu landasan teoritis pendidikan moderen termasuk CTL adalah
teori
pembelajaran
konstruktivisme.
Pendekatan
ini
menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahun mereka melalui keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai pada pembelajaran siswa aktif. Sebagian besar proses belajar mengajar dengan berbasis pada aktivitas siswa. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dipikiran mereka sendiri. Pada teori konstruktivisme, siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif selama proses belajar dan mengajar. 2) Inkuiri (Inquiry) Inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dalam hal ini, tugas guru adalah merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan. 3) Bertanya (Questioning) Bertanya adalah strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam proses pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Dalam sebuah pembelajaran produktif, kegiatan bertanya berguna untuk (1) menggali informasi baik administrasi maupun akademis, (2) mengecek pemahaman siswa, (3) membangkitkan respon kepada siswa, (4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (6) memfokuskan perhatian siswa, (7) membangkitkan pertanyaan dari siswa yang lebih banyak, dan (8) menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil pembelajaran diperoleh dari berbagi antarteman, antar kelompok, dan antara yang tahu dengan yang tidak tahu. Hal ini menimbulkan komunikasi dua arah dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain. Dalam pembelajaran CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa membentuk kelompok kerja yang anggotanya bersifat heterogen,baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun bakat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
minatnya. Dalam kerja kelompok, siswa saling membelajarkan, misalnya siswa yang cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat belajar dan siswa yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya pada yang lain. 5) Pemodelan (Modeling) Selama proses pembelajaran, keterampilan atau pengetahuan harus ada model yang ditiru. Dalam proses pembelajaran kontekstual, guru bukan sepenuhnya model. Pemodelan dirancang dengan melibatkan siswa secara langsung berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. 6) Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan berpikir kembali tentang materi yang baru dipelajari, merenungkan kembali aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Melalui refleksi, pengalaman belajar akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu, siswa akan memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya atau menambah pengetahuan yang baru. 7) Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Assessment adalah proses pengumpulan berbagai macam data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru untuk memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaiannya pada penyelesaian tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan berdasarkan proses dan hasil. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hosnan (2014: 369) bahwa pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen utama, sebagai berikut: 1) Kontruktivisme (Contructivism); Kontruktivisme merupakan proses pembelajaran membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang dimiliki seseorang. 2) Menemukan (Inquiry); Inquiry merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui berpikir secara sistematis. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion) 3) Bertanya (Questioning); Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari kegiatan bertanya. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, memunculkan banyak pertanyaan dari siswa, dan menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
4) Masyarakat Belajar (Learning Community); Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar tersebut dapat diperolah dari orang lain, teman, kelompok, dan sumber lain. Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. 5) Pemodelan (Modelling); Pemodelan pada dasarnya membahasakan apa yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan mendatangkan dari luar. 6) Refleksi (Reflection); Refleksi adalah cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh dihari itu. 7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment); Penilaian nyata adalah penilaian yang berkenaan dengan seluruh aktivitas pembelajaran, meliputi penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan, penilaian selama proses pembelajaran, penilaian melalui tes dan non tes, dan penilaian portofolio. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tujuh komponen utama dalam pendekatan pembelajaran kontekstual sesuai dengan pendapat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
para ahli diatas. Tujuh komponen tersebut meliputi; (1) Kontruktivisme (Contructivism), (2) Menemukan (Inquiry), (3) Bertanya (Questioning), (4) Masyarakat Belajar (Learning Community), (5) Pemodelan (Modelling), (6) Refleksi (Reflection), (7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment). Serta dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Relating, (2) Eksperiencing, (3) Applying,(4) Cooperting, dan (5) Transfering. d. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning Hosnan (2014: 279) mengungkapkan kelebihan dan kelemahan pembelajaran kontekstual, sebagai berikut: 1) Kelebihan pendekatan pembelajaran kontekstual a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan rill. Artinya, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Siswa mengabungkan materi yang telah didapat dengan kehidupan nyata siswa. Kemudian materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran kontekstual menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar ”mengalami” bukan ”menghafal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
2) Kelemahan pendekatan pembelajaran kontekstual a) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam pembelajaran kontekstual. Guru berperan sebagai mengelola kelas dalam sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan baru bagi siswa. Jadi peran guru bukan sebagai penguasa yang memaksa kehendak siswa, melainkan peran guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide yang mereka miliki dan mengajak siswa agar bisa dengan sadar menggunakan strategi sendiri dalam belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. B. Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian sebelumnya tentang pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learningadalah sebagai berikut: Penelitian pertama dilakukan oleh Erna Nurmaningsih (2009) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III SD Negeri Bendo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan kontekstual siswa kelas III SDN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
1 Bendo, dan memaparkan cara penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas III SDN 1 Bendo. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 1 Bendo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh siswa dari data awal tes siswa 42,72, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 70,45, dan dilanjutkan pada siklus II meningkat menjadi 82,72. Dengan persentase ketuntasan pada awal sebelum dilakukan tindakan hanya 36,36%, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 81,82%, dan dilanjutkan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan kontekstual mampu meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas III SDN 1 Bendo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali pada tahun ajaran 2009/2010. Penelitian kedua dilakukan oleh Ahdi pada tahun 2013 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual Di Kelas IV SDN 15 Emberas Tayan Hilir”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran dengan pendekatan kontekstual di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 15 Emberas Tayan Hilir. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 15 Emberas Tayan Hilir. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 15 Emberas Tayan Hilir. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) melalui langkah-langkah merencanakan, melaksanakan, mengamati, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor nilai ratarata siklus I perencanaan pembelajaran adalah 2,60 dan meningkat pada siklus II menjadi 3,58. Kemampuan guru melaksanakan pembalajaran dari rata-rata nilai siklus I, yaitu 2,89 meningkat menjadi 3,77. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 54,61 meningkat menjadi 66,15 pada siklus II. Dengan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I berjumlah 6 siswa dari 13 siswa pada siklus II dari 13 siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada materi hitung campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 15 Embars Tayan Hilir. Penelitian ketiga ditulis oleh Nur Prafitriani (2014) yang berjudul “Penerapan
model
pembelajaran
kontekstual
untuk
meningkatkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran matematika menggunakan
model
pembelajaran
kontekstual
dan
meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematika di kelas IV A SD Negeri Margoyasan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Margoyansan dengan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan yang berjumlah 17 siswa, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
(PTK) atau Classroom Action Resarch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian hasil analisis prates sampai akhir siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil prates ke siklus I naik sebesar 17% dari kondisi awal 60% menjadi 77%. Kemudian pada siklus I ke siklus II naik 3% dari 77% menjadi 80%. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model tersebut berhasil. Dapat dibuktikan dengan persentase ketuntasan siswa dalam kemampuan berpikir kritis telah memenuhi 88% siswa memenuhi KKM dengan rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis matematika pada kategori baik dengan persentase sebesar 80%. Penelitian ini membahas tentang peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini diharapkan ada peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu terlihat adanya peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Dari ketiga penelitian yang relevan dua diantaranya membahas tentang peningkatan hasil belajar, dan satu diantaranya membahas tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Sedangkan penelitian terbaru yang akan dilakukan peneliti adalah tentang peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian dari ketiga penelitian yang relevan diatas digunakan peneliti sebagai pendukung dalam penelitian ini, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Berikut ini merupakan bagan dari penelitian yang relevan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Erna Nurmaningsih (2009) “Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III SD Negeri Bendo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010”.
Ahdi (2013) “Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN 15 Emberas Tayan Hilir”.
Nur Prafitriani (2014) “Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematikapada siswa kelas IVA SD Negeri Margoyasan”
Yang akan diteliti dalam penelitian ini: Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Tahun Pelajaran 2015/2016.
Gambar 2.2 Bagan Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Berpikir Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hitungan dan menggunakan bilangan atau angka, serta simbolsimbol matematika untuk memecahkan permasalahan matematis dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Susanto (2013: 185), matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol dalam matematika yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk menyelesaikan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Kenyataannya dalam proses pembelajaran guru belum mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan menghubungkannya antara realitas permasalahan matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam menerima pengetahuan baru atau memecahkan suatu masalah. Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa mengakibatkan hasil belajar siswa juga rendah. Menurut Brahim (dalam Susanto 2013: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa setelah siswa mempelajari materi pelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa diketahui bahwa guru selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan teacher centered, yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Seharusnya pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak dihadapkan pada realitas kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan matematis. Salah satu upaya dalam menghadapi permasalahan tersebut dengan menggunakan
pendekatan
pembelajaran
kontekstual.
Pendekatan
pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata di kelas dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan nyata siswa. Kelebihan pendekatan pembelajaran kontekstual antara lain siswa belajar melalui pengalaman sehari-hari yang diterapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
dalam materi pelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika, terutama pada materi perkalian dan pembagian. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis tindakan dalam dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, dengan langkahlangkah sebagai berikut: (1) Relating, (2) Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applying, (5) Transfering. 2. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada materi perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. 3. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab III membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, persiapan penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan analisis data beserta indikator keberhasilan. Peneliti membahas kesembilan topik tersebut secara berurutan. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suyadi (2012: 3) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap suatu kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kajian sistematik dari upaya untuk memperbaiki pelaksanaan praktek pendidikan yang dilakukan guru kelas dengan
melakukan
suatu
tindakan-tindakan
dalam
pembelajaran
(Wiriaatmadja, 2007: 12). Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (dalam Taniredja, 2010: 16) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu kegiatan pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berupa tindakan yang dimunculkan dan terjadi di dalam kelas. Suyanto (dalam Muslicah, 2009: 9) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran di kelas. Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan tujuan untuk meningkatkan praktik dan proses pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan teori dari model yang diadopsi dari Kemmis dan Mc Tagart (dalam Arikunto, 2010:17). Model Kemmis dan Mc Tagartdapat dilihat pada gambar 3.1.
Rencana Tindakan
Refleksi
Siklus I
Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan
Observasi / pengumpulan data
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan
Observasi / pengumpulan data
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart (Arikunto, 2010: 17) Berdasarkan gambar 3.1 terlihat bahwa siklus PTK model Kemmis dan Mc Tagart dimulai dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) yang berulang pada siklus berikutnya. 1. Perencanaan Tindakan (Planning). Perencanaan tindakan (planning) merupakan tahap awal dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan tindakan (planning) terdiri dari identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah. Pada tahap ini, peneliti memfokuskan permasalahan yang diteliti. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
peneliti merumuskan permasalahan secara jelas. Tahap selanjutnya adalah menentukan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah. 2.
Pelaksanaan (Acting) Pada tahap pelaksanaan (acting) merupakan implementasi dari tahap perencanaan tindakan (planning) yang telah dirancang sebelumnya. Dalam tahap pelaksanaan (acting), peneliti tidak membatasi siklus yang dilakukan, tetapi peneliti melakukan penelitian dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Penelitian ini berpedoman pada peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
3.
Pengamatan (Observing) Pada tahap pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan (acting) berlangsung. Dalam tahap pengamatan (observing), peneliti melakukan pengamatan dan mencatat segala hal yang diperlukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang telah disusun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang sebenarnya.
4.
Refleksi (Reflecting) Refleksi (reflecting) adalah kegiatan evaluasi untuk melihat rencana dari awal hingga akhir, kendala, dan hal-hal yang perlu ada perubahan rencana atau tidak. Refleksi (reflecting) ini bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Dalam tahap refleksi ini, peneliti memulai dengan menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
apakah tindakan yang dilakukan untuk pemecahan suatu masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Setelah itu, peneliti menentukan atau mengambil keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena permasalahan telah terpecahkan. Selain itu, peneliti juga mencari tahu sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki dan meningkatkan permasalahan yang diteliti. B.
Setting Penelitian Setting dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian. 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Karangmloko 1 yang beralamat di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km 8,5 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 20 siswa lakilaki dan 10 siswa perempuan. 3. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika. Peningkatan hasil belajar matematika yang diteliti, yaitu pada kompetensi dasar 1.3 melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
bilangan tiga angka, sedangkan berpikir kritis yang diteliti adalah kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yang dimulai dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai tanggal 30 Oktober 2015. Pengambilan data dilakukan pada akhirbulan Juli melalui wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1. C.
Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan, diantaranya (1) meminta ijin kepada kepala sekolah SD Negeri Karangmloko 1 untuk melakukan kegiatan penelitian di SD Negeri Karangmloko 1, (2) melakukan observasi di kelas III SD Negeri Karangmloko 1 selama proses pembelajaran matematika untuk memperoleh gambaran mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, (3) peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa, terutama pada mata pelajaran matematika, (4) peneliti mengidentifikasi permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran, yaitu mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, (5) peneliti menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus, (6) peneliti membuat gambaran awal mengenai peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III pada mata pelajaran matematika, (7) peneliti mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, serta materi ajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
akan digunakan, (8) peneliti menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, LKS, dan instrumen penelitian), (10) peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan kelas dalam kegiatan belajar, dan (11) peneliti melaksanakan penelitian. D.
Rencana Tindakan Setiap Siklus Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengangkat permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Alokasi waktu tersebut disesuaikan dengan kebijakan jam pelajaran di sekolah tersebut. Dalam rencana setiap siklusnya, peneliti melaksanakan sesuai dengan model Kemmis dan Mc Tagart. Model Kemmis dan Mc Tagart terdiri dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) secara berulang pada siklus berikutnya. Langkah pertama yang dilakukan peneliti setelah diperoleh gambaran keadaan kelas adalah melaksanakan tindakan kelas siklus I. Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas melalui observasi dan wawancara dengan guru kelas. Pada siklus I peneliti melaksanakan selama dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Materi yang diajarkan pada siklus I adalah operasi hitung perkalian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
pembagian. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran,
menyusun
silabus,
menyusun
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan pertama dan kedua, bahan ajar, mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan media pembelajaran, dan lembar observasi. Soal evaluasi pada siklus I berjumlah 5 butir soal essay. Selain menyusun perangkat pembelajaran, peneliti juga menyusun instrumen penelitian kuesioner berpikir kritis matematika. Peneliti juga mempersiapkan penilaian untuk validasi instrumen pembelajaran dan kuesioner. Kemudian, peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran dengan para ahli, yaitu dosen, dan guru. 2. Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan 1 1) Kegiatan Awal Relating Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya tentang kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian untuk menggali pemahaman siswa (Contructivism). 2) Kegiatan Inti Experiencing Guru memberikan penjelasan awal mengenai materi perkalian dan pembagian dengan melalui kegiatan tanya jawab (Questioning). Kemudian guru memberikan contoh soal perkalian dan pembagian beserta cara penyelesaiannya menggunakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
konkrit, yaitu kelereng (Modelling). Siswa mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan dengan menggunakan media konkrit, yaitu kelereng dalam menyelesaikan soal perkalian atau pembagian (Inquiry). Cooperating
Siswa membentuk 6 kelompok sesuai dengan pentunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6 (Learning Community). Selanjutnya guru melakukan demonstrasi perkalian dan pembagian sampai bilangan dua angka dengan menggunakan media blok dienes kepada siswa, guru memberikan contoh cara penggunaan media blok dienes dalam perkalian dan pembagian (Modelling). Setiap kelompok berdiskusi untuk menjawab soal yang di LKS dengan menggunakan blok dienes (Learning Community). Applying Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
atau
jawabannya
(Modelling).
Selanjutnya
guru
mempresentasikan kembali materi tentang perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka dengan satu angka menggunakan cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa mengerjakan soal yang ada di LKS dengan cara kerja kelompok (Learning Community)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
3) Kegiatan Penutup Transfering Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini dengan cara tanya jawab kemudian siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection.). Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir pembelajaran yang dikerjakan secara individu (Authentic Assessment). b) Pertemuan 2 1) Kegitan Awal Relating Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran sengan cara melakukan tanya jawab tentang perkalian dan pembagian dengan menggunakan kartu bilangan (Questioning). 2) Kegiatan Inti Experiencing Guru melakukan demonstrasi perkalian dan pembagian sampai bilangan tiga angka dengan menggunakan media blok dienes kepada siswa. Kemudian guru memberikan contoh soal perkalian yang hasilnya
tiga
angka
dan
pembagian
bilangan
tiga
angka
menggunakan media blok dienes (Modelling). Dilanjutkan dengan menjelaskan materi dengan memberikan contoh cara penyelesaian perkalian dan pembagian bersusun pendek (Inquiry). Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
mempresentasikan kembali materi selanjutnya dengan memberikan contoh soal cerita perkalian dan pembagian (Contructivism). Guru menjelaskan cara menyelesaikan contoh soal cerita perkalian dan pembagian dengan cara bersusun pendek (Inquiry). Cooperating Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai dengan 6. Setiap kelompok mengerjakan soal cerita yang ada di LKS (Learning Community). Applying Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja atau jawabannya (Modelling). Selanjutnya guru memberikan waktu kapada para siswa untuk memberikan tanggapan kepada kelompok yang maju kedepan kelas (Qustioning). 3) Kegiatan Penutup Transfering Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini (Questioning). Siswa dibantu guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siswa mengerjakan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu (Authentic Assessment). 3. Observasi atau Pengamatan Setiap pertemuan pada siklus I, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
perkalian dan pembagain. Peneliti melakukan evaluasi setiap akhir pertemuan pembelajaran. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti juga melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti menggunakan camera handphone untuk mendokumentasikan tindakan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. 4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan evaluasi untuk melihat rencana dari awal hingga akhir, kendala, dan hal-hal yang perlu ada perubahan rencana atau tidak. Refleksi bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Dalam tahap refleksi ini, peneliti memulainya dengan menentukan apakah tindakan yang dilakukan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Setelah itu, peneliti mengambil keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena permasalahan telah terpecahkan. Apabila hasil pada siklus I menunjukkan bahwa target pada siklus I belum tercapai, maka perlu dilanjutkan ke siklus II. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II ini tidah jauh berbeda dengan siklus I. Pada siklus II, peneliti melakukan dua kali pertemuan dimana dalam satu pertemuan memiliki alokasi waktu 2 x 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
menit. Materi yang diajarkan pada siklus II, yaitu operasi hitung perkalian dan pembagian. Sebelum melakukan siklus II, peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran,
menyusun
silabus,
menyususn
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II pertemuan pertama dan kedua, bahan ajar, mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan media pembelajaran, dan lembar observasi. Soal evaluasi pada siklus II berjumlah 5 butir soal essay. Berikutnya peneliti juga menyiapkan penilaian untuk validasi instrumen pembelajaran dan kuesioner. Kemudian, peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran dengan para ahli, yaitu dosen, kepala sekolah, dan guru kelas. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. a) Pertemuan 1 1) Kegiatan Awal Relating Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang kegiatan sehari-hari yang berhububungan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism). 2) Kegiatan Inti Experiencing Guru memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian
(Contructivism).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Selanjutnya guru memberikan contoh perkalian dan pembagian beserta cara penyelesainnya dengan menggunakan media konkret, yaitu kelereng (Modelling). Siswa berkesempatan untuk melakukan percobaan
menggunakan
menyelesaikan
perkalian
media dan
konkret
pembagian
kelereng
dalam
(Modelling).
Guru
mempresentasikan kembali materi selanjutnya tentang perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka dengan satu angka menggunakan cara bersusun pendek (Inquiry). Cooperating Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6. Guru memberikan contoh perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes (Modelling). Setiap perwakilan kelompok mengambil blok dienes dan mengerjakan soal yang ada di LKS (Learning Community). Applying Guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan kelas, untuk mempresentasi hasil pekerjaan. Guru dan siswa secara bersama-sama membahas soal. 3) Kegiatan Penutup Transfering Guru bersama dengan murid membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siawa mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
soal
evaluasi
akhir
pertemuan
secara
individu
(Authentic
Assessment). b) Pertemuan 2 1) Kegiatan Awal Relating Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tentang materi perkalian dan pembagian yang hasilnya dua angka dengan satu angka. (Questioning). 2) Kegiatan Inti Experiencing Guru mendemonstrasikan dengan cara memberikan contoh perkalian dan pembagian yang hasilnya tiga angka dengan cara bersusun pendek (Contructivism). Guru memberikan contoh soal perkalian yang hasilnya sampai tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dengan menggunakan media blok dienes (Modelling). Selanjutnya
guru
mempresentasikan
kembali
materi
dengan
memberikan contoh soal cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism). Guru menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan menggunakan kalimat matematika dan cara bersusun pendek (Inqiuiry).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Cooperating Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6.Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal yang ada di LKS dengan cara kerja kelompok (Learning Community). Setelah selesai mengerjakan soal, siswa dan guru membahas soal latihan tersebut. Applying Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Siswa mengerjakan soal LKS secara berkelompok (Learning Comunity). 3) Kegiatan Penutup Transfering Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini (Questioning). Kemudian guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu (Authentic Assessment). 3. Observasi atau pengamatan Pada tahap observasi siklus II dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian. Observasi dilakukan dengan cara memberikan soal evaluasi pada akhir setiap siklus. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti juga melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang sudah dibuat peneliti untuk melihat kemampuan berpikir kritis
siswa.
Peneliti
menggunakan
camera
handphone
untuk
mendokumentasikan tindakan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. 4. Refleksi Tahap refleksi ini, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran pada siklus II. Kegiatan ini peneliti lakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Kemudian kegiatan lain yang dilakukan peneliti adalah mengolah data hasil soal evaluasi pada siklus II yang akan dijadikan sebagai hasil akhir dari siklus II yang dilakukan. E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non-tes. Teknik pengumpulan data dengan tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang digunakan peneliti berupa soal essay yang diberikan siswa setiap akhir pembelajaran. Teknik pengumpulan data non-tes yang digunakan peneliti adalah wawancara, observasi, dan kuesioner. Teknik pengumpulan data non tes yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
1. Non Tes a) Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berhadapan langsung dengan yang diwawancarai atau narasumber. Narasumber bisa juga diberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain (Noor, 2011: 138). Menurut Putra (2013: 145), wawancara adalah cara pengambilan berbagai bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara lisan dan berhadapan langsung dengan yang diwawancarai sesuai tujuan yang telah ditentukan. Putra (2013: 145) juga mengungkapkan bahwa wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu interview bebas (tidak tersetruktur atau tidak terpimpin) dan interview terpimpin (terstruktur). Pada penelitian ini, wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas dan permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa. Putra (2013: 146) mengungkapkan bahwa ada lima langkah dalam menyusun pedoman wawancara, diantaranya: a) Menentukan tujuan wawancara. b) Menentukan aspek-aspek yang akan diungkap dalam wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
c) Menentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, terstruktur atau terbuka. d) Membuat pertanyaan berstruktur atau bebas. e) Membuat pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara. b) Observasi Observasi merupakan suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Herdiansyah, 2013: 131). Menurut Putra (2013: 138), observasi adalah cara mengumpulkan berbagai bahan keterangan yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena. Sutoyo (2012: 84) mengatakan bahwa pengertian observasi dibedakan menjadi dua, yaitu dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit observasi diartikan sebagai pengamatan langsung terhadap gejala yang diteliti, sedangkan dalam arti luas observasi merupakan pengamatan yang dilakukan langsung atau tidak langsung terhadap suatu objek yang sedang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi langsung untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran di kelas dan dibantu oleh kelompok studi dalam mencatat hasil observasi. Peneliti ikut serta dalam kegiatan pembelajaran dan bertindak sebagai guru. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar perkalian dan pembagian selama proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
c) Kuesioner Sutoyo (2012: 189) mendefinisikan kuesioner sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berhubungan dengan diri responden. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden atau orang yang akan diukur(Putra, 2013:149). Tujuan penggunaan kuesioner dalam proses pembelajaran adalah memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan untuk menganalisis perilaku selama proses pembelajaran. Kuesioner dalam penelitian ini adalah adalah kuesioner tentang berpikir kritis. Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam menyusun kuesioner adalah merumuskan tujuan, merumuskan kegiatan, menyusun langkahlangkah, menyusun kisi-kisi, menyusun panduan kuesioner, dan menyusun alat penilaian. 2. Tes Mardapi (2008: 67) berpendapat bahwa tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan, bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang. Putra (2013: 110) mengatakan bahwates adalah salah satu jenis instrumen atau alat yang digunakan untuk menilai, mengukur, dan mengetahui tentang kemampuan siswa dalam memahami suatu pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes yang berbentuk tes uraian atau (essay test). Menurut Putra (2013: 119), tes uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawabannya harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
secara naratif. Tes dalam penelitian ini dilakukan setiap akhir siklus (post-test). Tes akhir atau post-test dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana materi yang diberikan guru dapat dikuasai dengan baik oleh siswa atau belum. Peneliti mengguakan soal tes bentuk essay atau soal uraian yang berjumlah 5 soal. Tes dalam penelitian ini diberikan di setiap akhir siklus I, akhir siklus II dan evaluasi akhir siklus. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara, lembar pedoman observasi, kuesioner dan soal evaluasi yang berupa essay. 1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara disusun oleh peneliti sebelum melakukan wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Pedoman wawancara disusun untuk membantu dan mempermudah peneliti dalam mendapatkan data awal. Pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis yang dibuat oleh peneliti tersebut menggunkan 6 indikator berpikir kritis sebagai fokus dalam pedoman wawancara. Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut diambil 3 ahli. Pemilihan 6 indikator tersebut disesuaikan dengan karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual. Pedoman wawancara berpikir kritis yang telah disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Berpikir Kritis No 1
Indikator Memecahkan masalah
Pedoman wawancara Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban yang benar ketika menemui kesulitan? Apakah siswa menggunakan cara atau alternatife lain untuk mengerjakan soal? Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang sistematis?
2
Mampu bertanya
Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika menemui kesulitan?
3
Membuat kesimpulan
Apakah siswa mampu menceritakan materi yang sudah dipelajari? Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam mencari jawaban?
4
Menganalisis argumen.
Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja dalam kelompok?
5
Menjawab pertanyaan
Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru?
6
Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan
Apakah siswa senang mengkoreksi jawaban terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru? Apakah siswa senang melakukan pembuktian jawaban dengan menggunakan media pembelajaran?
Berikut ini meripakan pedoman wawancara proses pembelajaran. Pedoman wawancara tersebut digunakan untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran di kelas III SD Negeri Karangmloko 1 khususnya pada mata pelajaran matematika. Pedoman wawancara yang sudah dibuat dapat dilihat pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2.
Garis Besar Pertanyaan Wawancara Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran matematika di kelas III? Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas III? Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran matematika? Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang digunakan pada saat pelajaran matematika? Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika? Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran matematika? Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran matematika? Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang digunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa? Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika? Bagaimana proses pembelajaran matematika pada materi perkalian dan pembagian? Apakah dalam pembelajaran matematika materi perkalian dan pembagian nilai siswa sudah mencapai diatas KKM? Berapa nilai tertinggi dan berapa nilai terendah?
Pedoman Observasi Lembar observasi disusun untuk memperoleh gambaran langsung tentang kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran dikelas. Pedoman observasi kemampuan berpikir kritis yang dibuat oleh peneliti tersebut menggunkan 6 indikator berpikir kritis sebagai fokus dalam penelitian. Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut diambil 3 ahli. Pemilihan 6 indikator tersebut disesuaikan dengan karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual. Pedoman observasi yang disusun peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis No
1
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menganalisis argumen
3
Skala skor 2
1
Sering menganalisis argumen ketika berkerja dalam kelompok
Jarang menganalisis argumen ketika berkerja dalam kelompok
Tidak pernah menganalisis argumen ketika berkerja dalam kelompok
2
Mampu bertanya
Bentuk pertanyaan menunjukan kemampuan berpikir kritis
Bentuk pertanyaan kurang menunjukan kemampuan berpikir kritis
Tidak mengajukan pertanyaan
3
Mampu menjawab pertanyaan
Jawaban sesuai dengan pertanyaan dan disertai dengan langkah pengerjaan
Jawaban tidak sesuai
4
Memecahkan masalah
5
Menuliskan kesimpulan
6
Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan
Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis tanpa bantuan guru Kesimpulan ditulis dengan benar sesuai dengan materi yang telah dipelajari Sering mengevaluasi dan menilai hasil pengematan
Jawaban sesuai dengan pertanyaan, namun tanpa disertai dengan langkah pengerjaan yang kurang tepat Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis dengan bantuan guru Kesimpulan ditulis namun tidak sesuai dengan materi yang telah dipelajari Jarang mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan
Tidak melakukan evaluasi dan menilai hasil pengamatan
Penyelesaian masalah tanpa menyertakan langkah yang sistematis Tidak menuliskan kesimpulan
3. Lembar Kuesioner Lembar kuesioner disusun untuk memperoleh gambaran awal dan akhir tentang kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam membuat kisi-kisi lembar kuesioner peneliti menggunakan 6 indikator sebagai fokus penelitian. Pemilihan 6 indikator tersebuat
disesuaikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual. Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut diambil 3 ahli. Kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis yang disusun peneliti dapat dilihat pada tebel berikut ini. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis No
Indikator Berpikir Kritis
1 2 3 4 5 6
Menganalisis argumen Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Total
Aitem Pernyataan Favorabel Unfavorabel 6,9 13,15 7 14 3 8 1,10,16 18,11,19 2 4 5,12
Jumlah
17,20
4 2 2 6 2 4 20
Penskoran atau pemberian skor pada setiap item pertanyaan menggunakan pedoman penskoran sebagai berikut: Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner Pilihan Jawaban SS = Sangat Setuju S = Setuju B = Biasa TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
Skor Favorabel 5 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4 5
Pedoman penskoran dalam lembar kuesioner ini mengacu pada skala likert, dimana disetiap item pertanyaan atau pernyataan dengan menyedikan 5 pilihan jawaban favorable (item positif) dan unfavorable (item negatif) yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), biasa (B), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
4. Tes Evaluasi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal essay. Soal essay terdiri dari 5 soal yang disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP. Desain kisi-kisi instrumen penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika dengan materi operasi hitung perkalian dan pembagian sebagai berikut: a) Evaluasi Siklus 1 Pada soal evaluasi siklus 1, peneliti membuat soal essay sejumlah 5 soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam siklus I sebagai berikut: Tabel 3.6 Soal Evaluasi Siklus I No
Indikator
Butir Soal
1
Melakukan perkalian 1. yang hasilnya tiga angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. Melakukan pembagian 1. bilangan tiga angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda Menyelesaikan soal 1. cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian
Selesaikan perkalian 56 × 16 dengan cara bersusun pendek! Jawab:………………….....................
2
3
No Soal 1
Selesaikan pembagian 640 ÷ 20 dengan cara bersusun pendek! Jawab:………………….....................
2
Pak Sastro mempunyai 12 keranjang yang berisi buah jambu. Setiap keranjang berisi 45 buah jambu. Berapa jumlah seluruh buah jambu yang dimiliki pak Sastro? Jawab:…………………..................... 2. Ibu mempunyai 540 buah jeruk. Jeruk itu akan dibagikan ke tetangganya yang berjumlah 12 orang. Tiap-tiap orang menerima jeruk sama banyak. Berapa banyak buah jeruk yang akan diterima tiap-tiap orang? Jawab:…………………....................
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
No
Indikator
Butir Soal
No Soal 5
3. Banyak siswa kelas tiga SD Harapan adalah 45 anak. Setiap anak dapat mengumpulkan 15 perangko bekas. Berpakah jumlah semua perangko bekas yang terkumpul? Jawab:………………….....................
b) Evaluasi Siklus II Pada soal evaluasi siklus II, peneliti membuat soal essay sejumlah lima soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam siklus II sebagai berikut: Tabel 3.7 Soal Evaluasi Siklus II No
Indikator
Butir Soal
1
Melakukan pembagian 1. Selesaikan pembagian 325 ÷ 25 bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek! minimal tiga pembagian Jawab:…………………................ dengan angka yang berbeda
2
Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian
No Soal 1
1. Pak guru mempunyai 374 buku tulis. Buku-buku tulis tersebut akan dibagikan sama rata ke muridmurid kelas tiga yang berjumlah 22 anak. Berapakah jumlah buku tulis yang akan diterima setiap anaknya? Jawab:…………………................
2
2. Ibu Warti membeli 19 kardus yang berisi telur ayam. Setiap satu kardus berisi 35 butir telur ayam. Berapa jumlah semua telur ayam yang dimiliki ibu Warti? Jawab:…………………................ 3. Pak Danu mempunyai 15 gerobak. Setiap satu gerobak dapat menganggkut 55 buah semangka. Berapa jumlah semua buah semangka yang dimiliki pak Danu? Jawab:…………………............... 4. Putra membeli delapan bungkus permen yang berisi 620 permen. Permen-permen tersebut akan dibagikan ke 20 orang temannya sama banyak. Berapakah jumlah
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
No
Indikator
Butir Soal
No Soal
semua permen yang bisa didapatkan setiap orangnya? Jawab:……………………............
c) Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II Dalam soal evaluasi akhir, peneliti membuat soal essay sejumlah lima soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam soal evaluasi akhir sebagai berikut: Tabel 3.8 Soal Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II No
Indikator
Butir Soal
1
Melakukan perkalian yang1. hasilnya tiga angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. Menyelesaikan soal cerita 1. yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian
Selesaikan perkalian 17 × 46 dengan cara bersusun pendek! Jawab:……………........................
2
Pak Bejo mempunyai 506 ayam petelur. Ayam-ayam petelur tersebut akan ditempatkan sama banyak ke 23 kandang yang sudah tersedia. Berapa jumlah ayam petelur di setiap kandangnya? Jawab:……………….................... 2. Dikebun belakang rumah paman terdapat 28 pohon durian. Setiap satu pohon durian rata-rata dapat menghasilkan 33 buah durian. Berapa jumlah semua buah durian yang dapat dihasilkan? Jawab:……………….................... 3. Seorang pedagang mempunyai 22 karung ketela. setiap karung berisi 45 buah ketela. Berapa jumlah buah ketela yang dimiliki pedagang terebut? Jawab:……………....................... 4. Seorang pedagang mempunyai 22 karung ketela. setiap karung berisi 45 buah ketela. Berapa jumlah buah ketela yang dimiliki pedagang terebut? Jawab:…………….......................
No Soal 1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Rubik penskoran soal evaluasi dapat dilihat pada tabel 3.9 Tabel 3.9 Rubik Penskoran Soal Evaluasi Skor 5 4 3
2 1
G.
Kriteria Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) serta jawabannya benar. Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) tetapi jawabannya salah. Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang benar, tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi). Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak menggunakan langkahlangkah (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) dan jawabannya salah. Siswa hanya menuliskan soal kembali.
Teknik Pengujian Instrumen 1. Validitas Pengertian
validitas
secara
umum
adalah
keadaan
yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan dan mampu mengukur apa yang akan diukur. Menurut Mardapi (2008: 16), validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes. Validitas terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut: a) Validitas Isi Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen untuk mengukur isi yang akan diukur (Mardapi, 2008: 16). Validitas isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal evaluasi berbentuk essay. b) Validitas Konstruk Validitas konstruk merupakan suatu alat ukur dikatakan valid jika cocok dengan kontruksi teoritik di mana tes itu dibuat (Surapranata, 2009: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
c) Validitas Rupa (Face Validity) Validitas Rupa adalah validitas yang menunjukkan apakah alat ukur atau instrumen penelitian dari segi rupa tapak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Validitas rupa dalam penelitin ini digunakan untuk perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), materi ajar, dan kuesioner kemampuan berpikir kritis. Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh ahli kemudian direkap untuk dicari skor rata-rata dan kriteria kelayakan berdasarkan patokan acuan penilaian (PAP) tipe 1. Berikut ini merupakan tabel kriteria kelayakan validasi yang diadopsi dari Masidjo (1995). Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan Validasi Presentase 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Skor 4,5 – 5 4 – 4,45 3,25 – 3,95 2,75 – 3,2 1 – 2,75
Kriteria Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak Sangat kurang layak
Uji validitas rupa (face validity) dalam penelitian ini meliputi perangkat pembelajaran yang berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan materi ajar yang diujikan melalui expert judgment kepada dosen dan guru kelas. Validator 1 dan 2 adalah dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
dibidang Matematika dan validator 3 adalah guru kelas SD Negeri Karangmloko 1. Uji validitas perangkat pembelajaran menggunakan Skala Likert 1, 2, 4 dan 5. Skor 1 berarti kurang sekali, skor 2 berarti kurang, skor 4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat baik. Penilaian yang telah diberikan dosen dan guru, kemudian dijumlah dan dihitung rata-rata. Kemudian penentuan kriteria kelayakan hasil validasi berdasarkan kriteria kelayakan validasi yang terdapat pada tabel 3.10 yang diadopsi dari masidjo (1995) Hasil validasi silabus yang telah divalidasi oleh ahli melalui expert judgment yang dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus No 1
Komponen yang Dinilai
Kelengkapan komponen silabus 2 Kesesuaian SK, KD, dan Indikator 3 Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran 4 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku 5 Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan Rata-rata Kriteria
1 5
Validator 2 4
3 5
Ratarata 4,66
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
4
4
4
4
4,8 Sangat layak
4 Layak
4,8 Sangat layak
4,52 Sangat layak
Hasil validasi silabus pada tabel 3.11 dapat diperoleh data bahwa validator 1 memberikan skor rata-rata 4,8 pada kriteria “sangat layak”. Validator 2 memberikan skor rata-rata 4 pada kriteria “layak”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
dan validator 3 memberikan skor rata-rata 4,8 pada kriteria “sangat layak”. Rata-rata skor akhir yang diberikan ketiga validator adalah 4,52, yaitu pada kriteria “sangat layak”. Maka silabus tersebut termasuk dalam kategori “sangat layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Hasil validasi selanjutnya
yang
sudah
divalidasi
validator
adalah
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran No
Komponen yang Dinilai 1
I 1 2 3
II
1
2 3 4
III
1
2
Perumusan indikator keberhasilan belajar Kejelasan rumusan Kelengkapan cakupan rumusan indicator Kesesuaian dengan kompetensi dasar Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Keruntutan dan sistematika materi Kesesuian materi dengan alokasi waktu Pemilihan sumber belajar/metode pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan standar kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai Kesesuaian sumber belajar/metode
Skor Validator 2
3
Ratarata
5 5
4 4
5 5
4,66 4,66
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
4
4
4
4
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
2
5
4
5
4
4
4,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
No
Komponen yang Dinilai 1
pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik IV Skenario/ Kegiatan Pembelajaran 1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 2 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran. 3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik V Penilaian hasil belajar 1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses akhir, tindak lanjut) 3 Kelengkapan instrumen (soal, rubrik, kunci jawaban) VI Penggunaan bahasa tulis 1 Ketepatan ejaan 2 Ketepatan pilihan kata 3 Kebakuan struktur kalimat 4 Bentuk huruf dan angka baku Rata-rata Kriteria
Skor Validator 2
3
Ratarata
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
4
4
4
4
5
4
4
4,33
4
4
5
4.33
5
4
5
4.66
5
4
5
4,66
5 5 5 5
4 4 4 4
5 5 5 5
4,66 4,66 4,66 4,66
4,85 Sangat layak
3,9 Cukup layak
4,8 Sangat layak
4,51 Sangat layak
Hasil validasi RPP pada tabel 3.12 dapat diperoleh data bahwa skor rata-rata perolehan dari validator 1, yaitu 4,85 pada kriteria “sangat layak”. Rata-rata skor validator 2, yaitu 3,9 pada kriteria “cukup layak” dan skor rata-rata perolehan dari validator 3 adalah 4,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
pada kriteria “sangat layak”. Perolehan skor rata-rata dari ketiga validator adalah 4,51, yaitu pada kriteria “sangat layak”. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tersebut termasuk dalam kategori “sangat layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Selanjutnya, hasil validasi lembar kerja siswa (LKS) yang dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) No
Komponen yang Dinilai 1
1 2
Kelengkapan unsur LKS Kesesuaian indikator/tujuan pembelajaran dengan LKS 3 Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa 4 LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar 5 LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar 6 Tampilan LKS menarik dan indah 7 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku Rata-rata Kriteria
Skor Validator 2
3
Ratarata
5 5
4 4
5 5
4,66 4,66
5
4
5
4,66
5
2
5
4
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
2
5
4
5 Sangat layak
3,42 Cukup layak
5 Sangat layak
4,47 Layak
Hasil validasi LKS pada tabel 3.13 dapat diperoleh data bahwa skor rata-rata perolehan validator I, yaitu 5 pada kriteria “sangat layak”. Dari validator 2 memperoleh skor rata-rata 3,42 pada kriteria “cukup layak” dan validator 3 memperoleh skor rata-rata 5 pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
kriteria “sangat layak”. Berdasarkan ketiga validator diperoleh skor rata-rata 4,47, yaitu pada kriteria ”layak”. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa LKS tersebut termasuk dalam kategori “layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Kemudian hasil validasi materi ajar yang sudah divalidasi validator dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini: Tabel 3.14 Hasil Validasi Materi Ajar No 1
Komponen yang Dinilai
Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik 3 Materi ajar cakupannya luas dan memadai 4 Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik 5 Kesesuaian alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar 6 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku Rata-rata Kritera
1 4
Skor Validator 2 2
3 5
Ratarata 3,66
5
4
4
4,33
4
4
5
4,33
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
4,66 Sangat layak
3,66 Cukup layak
4,83 Sangat layak
4,38 Layak
Dari tabel 3.14 tentang hasil validasi materi ajar dapat diperoleh data bahwa skor rata-rata yang diperoleh dari validator 1 adalah 4,66 pada kriteria “sangat layak”. Skor rata-rata validator 2 adalah 3,66 pada kriteria “cukup layak” denganskor rata-rata validator 3 adalah 4,83 pada kriteria “sangat layak”. Kemudian skor rata-rata dari ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
validator adalah 4,38 yaitu pada kriteria “layak”. Maka dapat disimpulkan bahwa materi ajar tersebut termasuk dalam kategori “layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Uji validitas isi kuesioner kemampuan berpikir kritis, diujikan melalui expert judgment kepada 2 dosen. Validator 1 adalah salah satu dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dibidang psikologi dan validator 2 juga merupakan salah satu dosen Universitas Sanata Dharma dibidang psikologi. Uji validitas ini menggunakan Skala Likert 1, 2, 3, 4 dan 5. Skor 1 berarti kurang sekali, skor 2 berarti kurang, skor 3 berarti cukup, skor 4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat baik. Penilaian yang telah diberikan dosen dan guru dijumlah dan dihitung rata-rata. Hasil validasi kuesioner yang telah divalidasi oleh ahli melalui expert judgment dapat dilihat pada tabel 3.15. Tabel 3.15 Hasil Validasi Kuesioner No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Validator 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
Rata-rata 2 3 5 4 5 5 4 3 4 4 3 3 5 4 4
3,5 4,5 4 4,5 4,5 4 3,5 4 4 3,5 3,5 3 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
No Soal 15 16 17 18 19 20 Rata-rata Kriteria
Validator 1 2 4 3 4 2 4 5 4 3 4 2 2 5 3,8 3,8 Cukup layak Cukup layak
Rata-rata 3,5 3 4,5 3,5 3 3,5 3,8 Cukup layak
Dari tabel 3.15 diperoleh data bahwa skor rata-rata validator 1, yaitu 3,8 dengan kriteria “cukup layak”. Skor rata-rata validator 2, yaitu 3,8 dengan kriteria “cukup layak”. Hasil kedua validator tersebut diperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kriteria “cukup layak”. Berdasarkan hasil validasi dari kedua validator tersebut,maka dapat disimpulkan lembar kuesioner kemampuan berpikir tersebut termasuk dalam kategori “cukup layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Validitas isi dalam penelitian ini menggunakan soal essay berjumlah 5 soal. Soal essay diujikan melalui expert judgment kepada dosen dan guru kelas. Validator 1 dan 2 adalah dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dibidang Matematika dan validator 3 adalah guru kelas SD Negeri Karangmloko 1. Hasil validasi soal evaluasi yang sudah divalidasi oleh validator dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Evaluasi No
Komponen yang Dinilai
1
Kesesuaian indikator dengan soal 2 Kalimat yang digunakan sederhana dan tidak berlebihan 3 Bahasa jelas, baku, dan sederhana 4 Keluasan cakupan soal 5 Soal tidak menimbulkan makna ganda Rata-rata Kriteria
1 5
Skor Validator 2 2
3 5
Ratarata 4
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
4 5
4 4
5 5
4,33 4,66
4,8 Sangat layak
3,6 Cukup layak
5 Sangat layak
4,56 Sangat layak
Hasil validasi soal evaluasi pada tabel 3.16 diperoleh data bahwa skor rata-rata validator 1, yaitu 4,8 dengan kriteria “sangat layak”. Skor ratarata validator 2, yaitu 3,6 pada kriteria “cukup layak”. Skor rata-rata validator 3, yaitu 5 pada kriteria “sangat layak”. Dari ketiga validator tersebut diperoleh skor rata-rata 4,56 yaitu pada kriteria “sangat layak”. Berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator tersebut maka dapat disimpulkan bahwa soal essay termasuk dalam kategori “layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Berdasarkan dari hasil validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, materi ajar, dan kuesioner) dan validasi soal essay maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dan soal essay yang sudah peneliti buat dapat digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
H.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian. Analisis data dilakukan untuk membandingkan data kondisi awal sebelum dilakukan penelitian dengan setelah dilakukan tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. 1) Analisis Data Hasil belajar Hasil belajar siswa dapat diperoleh dari hasil tes evaluasi pada setiapevaluasi akhir siklus I, evaluasi akhir siklus II dan evaluasi akhir gabungan siklus I dan siklus II. Soal tes evaluasi berupa soal essay yang berjumlah 5 butir soal. Perhitungan soal evaluasi setiap siklus dapat dihitung menggunakan rumus: a.
Menghitung nilai akhir setiap siklus Nilai evaluasiSiklus I
Nilai evaluasi Siklus II
Nilai evaluasi akhir siklus I dan siklus II atau Evaluasi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
b. Menghitung nilai rata-rata kelas
c.
Perhitungan presentase ketuntasan siswa
Setelah diperoleh data tentang nilai evaluasi siklus I dan siklus II, tahap selanjutnya adalah membandingkan hasil belajar siswa dari kondisi awal sebelum dilakukan penelitian dengan hasil belajar siswa pada siklus I dengan hasil belajar pada siklus II. Perbandingan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. 2) Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis (Kuesioner) Analisis data dalam kemampuan berpikir kritis, meliputi 6 indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan masalah, (5) membuat kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Pemilihan 6 indikator tersebut disesuaikan dengan karateristik pendekatan pembelajaran konteksuual. Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut diambil berdasarkan dari pendapat 3 ahli. Dari 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut, kemudian dibuat kuesioner berjumlah 20 butir pernyataan yang terdiri dari pernyataan favorable atau pernyataan positif dan unfavorable atau pernyataan negatif. Analisis data kemampuan berpikir kritis dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
a. Menghitung kuesioner kemampuan berpikir kritis yang dibagikan kepada siswa pada awal sebelum penelitian dan akhir setelah penelitian menggunakan pedoman penskoran yang sudah dibuat. Kemudian memasukkan data hasil kuesioner tersebut di microsoft excel, dan selanjutnya mengelompokkannya berdasarkan indikator. b. Menghitung jumlah skor berpikir kritis kelas. Jumlah skor kelas = Menjumlahkan skor siswa dalam satu kelas c. Menghitung rata-rata skor kelas.
d. Menghitung nilai rata-rata kelas.
e. Menentukan rentang skor kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I menurut Masidjo.
Rentang skor kriteria = Persentase setiap kriteria × skor maksimal
Tabel 3.17 Penilaian Acuan Patokan I (PAP) I Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 79% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.17 diketahui bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir kritis jika berada pada rentang tingkat penguasaan kompetensi 65% 79% pada kriteria cukup kritis. Siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika berada pada rentang skor tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
f. Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis. g. Menghitung persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis
Menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis setiap indikator: 1. Indikator 1 (Menganalisis Argumen) Dalam indikator 1 (menganalisis argumen) terdapat 4 soal yang mewakili indikator 1 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 1 dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 4 soal × 5 (sangat baik) = 20 Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 1 adalah 20. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 1 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.18. Tabel 3.18 Rentang Skor Indikator 1 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
18 – 20 16 – 17,9 13 – 15,9 11 – 12,9 Dibawah 11
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.18 diketahui bahwa pada indikator 1 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh minimal 13 (cukup kritis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
2. Indikator 2 (Mampu Bertanya) Dalam indikator 2 (mampu bertanya) terdapat 2 soal yang mewakili indikator 2 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 2 dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik) = 10 Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 10. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 2 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.19. Tabel 3.19 Rentang Skor Indikator 2 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
9 – 10 8 – 8,9 6,5 – 7,9 5,5 – 6,4 Dibawah 5,5
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.19 diketahui bahwa pada indikator 2 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
3. Indikator 3 (Memecahkan Masalah) Dalam indikator 3 (memecahkan masalah) terdapat 2 soal yang mewakili indikator 3 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 2 dapat dihitung dengan cara berikut Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik) = 10 Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 10. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 3 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.20. Tabel 3.20 Rentang Skor Indikator 3 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
9 – 10 8 – 8,9 6,5 – 7,9 5,5 – 6,4 Dibawah 5,5
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.20 diketahui bahwa pada indikator 3 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
4. Indikator 4 (Memecahkan Masalah) Dalam indikator 4 (memecahkan masalah) terdapat 6 soal yang mewakili indikator 4 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 4 dapat dihitung dengan cara berikut:
Skor maksimal = 6 soal × 5 (sangat baik) = 30
Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 4 adalah 30. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 4 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.21. Tabel 3.21 Rentang Skor Indikator 4 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
27 – 30 24 – 26,9 19,5 – 23,9 16,5 – 19,9 Dibawah 16,5
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.21 diketahui bahwa pada indikator 4 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 19,5 (cukup kritis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
5. Indikator 5 (Membuat Kesimpulan) Dalam indikator 5 (membuat kesimpulan) terdapat 2 soal yang mewakili indikator 5 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 5 dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik) = 10
Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 5 adalah 10. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 5 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.22. Tabel 3.22 Rentang Skor Indikator 5 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
9 – 10 8 – 8,9 6,5 – 7,9 5,5 – 6,4 Dibawah 5,5
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.22 diketahui bahwa pada indikator 5 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
6. Indikator 6 (Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan). Dalam indikator 6 (Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan) terdapat 4 soal yang mewakili indikator 6 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 6 dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 4 soal × 5 (sangat baik) = 20 Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 6 adalah 20. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 6 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.23. Tabel 3.23 Rentang Skor Indikator 6 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
18 – 20 16 – 17,9 13 – 15,9 11 – 12,9 Dibawah 11
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.23 diketahui bahwa pada indikator 6 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 13 (cukup kritis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
h. Langkah terakhir dalam analisis data kuesioner adalah menghitung keseluruhan indikator menggunakan kriteria PAP tipe I. Tabel 3.24 Rentang Skor Seluruh Indikator Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 Dibawah 55
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Setelah diketahui rentang skor seluruh indikator, langkah selanjutnya untuk menghitung nilai kemampuan berpikir kritis menggunakan rumus sebagai berikut:
Setelah diketahui nilai kemampuan berpikir kritis atau skor rata-rata
kemampuan
berpikir
kritis,
langkah
selanjutnya
membandingkan nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator pada data awal sebelum dilakukan penelitian dengan nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator data akhir setelah dilakukan penelitian. Perbandingan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
3) Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis (Observasi). Analisis
kemampuan
berpikir
kritis
dalam
penelitian
ini
menggunakan lembar observasi, yang teerdiri dari 6 indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) Menganalisis argumen, (2) Mampu bertanya, (3) Mampu menjawab pertanyaan (4) Memecahkan masalah, (5) Membuat kesimpulan, dan (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Dari 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut kemudian dibuat lembar observasi. Observasi dimulai dari sebelum dilakukan tindakan yaitu pada kondisi awal dan selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini merupakan langkahlangkah dalam analisis data observasi: a. Mendata hasil pengamatan awal sebelum dilakukan penelitian dan pengamatan selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II. Memasukkan data hasil kuesioner tersebut di microsoft excel. Kemudian menjumlahkan skor pengamatan secara keseluruhan setiap indikator. b. Menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis Untuk menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis, pertama harus mengetahui skor maksimal. Skor maksimal dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 3 × n (jumlah siswa) = 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Setelah dikatahui skor maksimal, selanjutnya peneliti membuat rentang nilai untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.25. Tabel 3.25 Rentang Skor Observasi Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor 81 – 90 72 – 80 59 – 71 50 – 58 Dibawah 50
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.25 diketahui bahwa siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata yang didapatkan siswa dapat memperoleh skor minimal 59 (cukup kritis). c. Menghitung skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa setiap indikator.
d. Setelah diketahui skor rata-rata setiap indikator, langkah selanjutnya adalah membandingkan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I dengan siklus II. Apakah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis atau tidak terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
I. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Kriteria keberhasilan yang peneliti buat dapat dilihat pada tabel 3.26. Tabel 3.26 Target Kriteria Keberhasilan Variabel
Hasil Belajar
Variabel Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator
Kondisi Awal
Rata-rata kelas
60
Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM Indikator Nilai kemampuan berpikir kritis Presentase kemampuan berpikir kritis
Target Akhir Siklus Siklus 1 2 70 75
44.44 %
70%
75%
Kondisi Awal 58,17 (Tidak Kritis)
Target Kondisi Akhir 75 (cukup kritis)
75% 33,33%
Deskriptor
Jumlah nilai seluruh kelas ÷ jumlah seluruh siswa Jumlah seluruh siswa mencapai KKM ÷ jumlah seluruh siswa × 100%
Deskriptor Jumlah skor rata-rata kelas ÷ skor maksimal × 100 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis ÷ jumlah seluruh siswa × 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
J. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Berikut ini merupakan jadwal penelitian: Tabel 3.27 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No
Kegiatan Jul 2015
1
2
3
4
5 6
7
8 9
Perijinan dan melakukan wawancara di SD Observasi dan wawancara sebelum penelitian Penyusunan dan pengajuan proposal Persiapan perangkat pembelajaran dan validasi Pelaksanaan tindakan Pengolahan data hasil penelitian Penyeselaian kelengkapan penelitian dan revisi Ujian skripsi Revisi akhir
Agst 2015
Sept 2015
Okt 2015
Tahun 2015/2016 Nov Des Jan 2015 2015 2016
Feb 2016
Mart 2016
Apr 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan membahas tentang dua hal yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan. A. Hasil Penelitian 1. Proses Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual” telah dilaksanakan dari tanggal 12 Oktober sampai 30 Oktober 2015, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: a) Kondisi Awal Sebelum Penelitian Kondisi awal sebelum penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal tentang pembelajaran yang dilakukan guru khususnya pada mata pelajaran matematika. Observasi ini bertujuan untuk melihat tentang proses pembelajaran di kelas dan kemampuan berpikir kritis siswa serta memperjelas sekaligus menentukan indikator-indikator yang akan dicapai dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas III untuk mencari informasi tentang proses pembelajaran di kelas dan kemampuan berpikir kritis siswa.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Adapun kareteristik siswa kelas III SD Negri Karangmloko 1 berdasarkan dari hasil observasi pada saat pembelajaran matematika, sebagai berikut: (1) Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat pelajaran, (2) Ada beberapa siswa yang mengantuk saat guru menjelaskan materi, (3) Banyak siswa yang belum bisa menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru, (4) Tidak banyak siswa yang bertanya kepada guru saat diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami, (5) Ada beberapa siswa yang malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kondisi rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran matematika berakibat pada rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Rendahnya kemamuan berpikir kritis siswa berpengaruh pada rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Hal ini terbukti berdasarkan dari hasil wawancara diperoleh data hasil belajar siswa pada ujian tengah semester pada tahun ajaran 2014/2015. Diketahui bahwa persentase ketuntasan pada kondisi awal mencapai 44,44% atau 12 siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 55,55% atau 15 siswa belum dapat mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 64,51 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 44. Data kondisi awal hasil belajar dapat dilihat pada (tabel 4.1). Pada awal sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti memberikan kuesioner pada hari Senin, 12 Oktober
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
2015 untuk mendapatkan data awal mengenai kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh nilai awal kemampuan berpikir kritis yaitu 58,17 pada kriteria “tidak kritis” berdasarkan pada tabel 3.24 yang terdapat pada bab III. Dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 33,33%. Data kondisi awal kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada (tabel 4.11). b) Pelaksanaan Siklus I Penelitian pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015 dan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. 1) Perencanaan Tindakan Langkah awal yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan penelitian tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstaual atau
contextual
teaching
and
learning
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 adalah meminta ijin kepada bapak Sumarno selaku Kepala Sekolah SD Negeri Karangmloko 1. Kemudian peneliti menemui guru Kelas III, yaitu Ibu Ratna Indrayanti untuk meminta ijin melakukan penelitian di kelas III dan sekaligus melakukan wawancara sebagai langkah awal mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Peneliti merencanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
waktu untuk melakukan observasi awal sebelum melakukan penelitian. Setelah melakukan observasi peneliti menemukan permasalahan tentang proses pembelajaran. Salah satu permasalahan tersebut berupa rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Tahap perencanaan dalam penelitian ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran, perangkat penelitian, dan target yang ditetapkan oleh peneliti untuk mencapai indikator dari hasil belajar dan indikator kemampuan berpikir kritis. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan soal evaluasi siklus I. Perangkat pembelajaran itu kemudian divalidasi oleh dosen dan guru kelas. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu dua jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan selama dua jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Setelah selesai melakukan penelitian pada siklus I dipertemuan berikutnya peneliti memberikan soal evaluasi akhir siklus I yang berupa soal essay sejumlah lima buah soal. Selain itu peneliti juga menyusun kuesioner tentang kemampuan berpikir kritis siswa. 2) Pelaksanaan tindakan Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada tahun pelajaran 2015/2016. SD Negeri Karangmloko 1 beralamat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
di jalan palagan tentara pelajar km 8,5 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menitsetiap satu kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015. Kemudian evaluasi akhir siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2015. Adapun kegiatan pembelajaranyang dilakukan pada siklus I adalah dengan menggunakan lagkah-langkah pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu (1) Relating, (2) Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applaying, (5) Transfering. Serta menggunakan 7 komponen
pendekatan
pebelajaran
kontekstual
meliputi;
(1)
Contructivism, (2) Inquiry, (3) Questioning, (4) Learning Community, (5) Modelling, (6) Reflection, (7) Authentic Assessment. a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015 dengan materi pokok perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian
dua
angka.
Secara
umum
pembelajaran
yang
dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah dibuat oleh peneliti. Pada pertemuan ini konsep perkalian dan pembagian
diajarkan
secara
sederhana.
Kegiatan
pembuka
(Relating) diawali dengan memberikan motivasi kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
dengan cara menyanyikan lagu yang bertujuan untuk memotivasi belajar siswa. Kegiatan inti (Eksperiencing, Cooperating, Applying) pembalajaran dilaksanakan dengan memberikan penjelasan awal mengenai perkalian dan pembagian dengan cara bertanya kepada siswa. “Siapa yang dirumah mempunyai kelereng?” (Questioning) Jika ada 3 wadah kelereng dan setiap wadah berisi 5 kelereng, berapakah jumlah seluruh kelereng yang dimiliki?” Pada kegiatan ini peneliti melakukan percobaan langsung dengan menggunakan media kelereng didepan kelas (Contructivism), kemudian peneliti menunjuk salah satu siswa untuk mempraktekkan secara langsung dengan menggunakan media kelereng tersebut (Modelling). Melalui kegiatan tersebut peneliti mengenalkan bahwa perkalian berasal dari penjumlahan berulang. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 6 kelompok (Learning Community). Peneliti memberikan contoh cara penggunan media blok dienes dalam operasi hitung perkalian dan pembagian (Modelling). Kemudian siswa didalam kelompok secara bersama-sama mencoba mempraktekan cara penggunaan media blok dienes (Learning Community). Selanjutnya peneliti menjelaskan perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagain dua angka dengan cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa secara berkelompok berdiskusi mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa (Learning Community). Kegiatan akhir (transfering) siswa dengan bantuan guru bertanya jawab tentang pembelajaran yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
dilakukan
(Reflection).
Kemudian
secara
individu
siswa
mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan (Authentic Assessment). b) Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015. Kegiatan awal (relating) dilakukan dengan cara tanya jawab mengenai
materi
yang
diajarkan
pada
pertemuan
pertama
(Questioning). Selanjutnya menggali pemahaman siswa mengenai perkalian dan pembagian dengan melakukan permainan tanya jawab menggunakan kartu bilangan (Contructivism). Dalam kegiatan inti (Experiencing, Cooperating, Applying) peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok seperti pada pertemuan pertama (Learning Community). Peneliti menggunakan media blok dienes. Peneliti memberikan contoh permasalahan tentang perkalian dan pembagian untuk diselesaikan dengan menggunakan media blok dienes (Contructivism). Siswa berdiskusi mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa (Learning Community). Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan permasalahan sehari-hari (soal cerita) yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism). Peneliti menjelaskan permasalahan tersebut dengan menggunakan kalimat matematika, yaitu diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi. Kemudian pemecahan permasalahan perkalian dan pembagian menggunakan cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa secara berkelompok mengerjakan soal cerita yang ada di lembar kerja siswa (Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Community). Perwakilan dari setiap kelompok menuliskan hasil dari mengerjakan soal cerita di papan tulis (Modelling). Peneliti kemudian mengkonfirmasi jawaban siswa, apakah jawaban yang dikerjakan siswa sudah bener atau belum. Kegiatan akhir (transfering) siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus yang dikerjakan secara individu untuk mengulang materi yang sudah dipelajari (Authentic Assessment). 3) Pengamatan atau Observasi Pengamatan dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pendekatan pembelajaran kontekstual. Peningkatan hasil belajar yang diamati adalah pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Kemampuan berpikir kritis yang diamati meliputi enam indikator, yaitu: (1) Menganalisis argumen, (2) Mampu bertanya, (3) Mampu menjawab pertanyaan, (4) Memecahkan masalah, (5) Membuat kesimpulan, (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Peningkatan hasil belajar pada siklus I dapat diamati dari hasilevaluasi akhir siklus I. Kemudian kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner yang sudah diisi oleh siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 sebelum dilakukan tindakan. Selanjutnya peneliti mengamati kemampuan berpikir kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
siswa dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan menggunakan lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis yang sudah dibuat oleh peneliti yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, data pengamatan siklus I pertemuan 1 dan 2 tersebuat yang akan dijadikan data awal observasi kemampuan berpikir kritis siswa. 4) Refleksi Kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika di kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Berjalan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Pada siklus I ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015 selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Kemudian diakhir penelitian siklus I peneliti melakukan evaluasi akhir siklus I yang dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Oktober 2015. Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelum penelitian, siswa aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Ketika guru sedang menjelaskan materi menggunakan media atau lisan siswa sangat antusias memperhatikan. Pada saat pembelajaran guru juga melakukan pembelajaran secara berkelompok. Suasana pada saat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
secara
berkelompok
berjalan
dengan
kondusif,
karena
guru
memberikan poin kepada kelompok-kelompok yang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Pemberian poin bertujuan untuk menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil nilai rata-rata peningkatan hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 76,53, peneliti menargetkan kriteria keberhasilan akhir siklus I adalah 70. Kemudian diperoleh hasil persentase ketuntasan pada siklus I 73,33% atau sekitar 22 siswa sudah tuntas dan 26,66% atau sekitar 8 siswa tidak tuntas (tabel 4.2). Dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan yang signifikan dari data kondisi awal sebelum dilakukan penelitian. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 sudah mengalami peningkatan dan sudah melebihi taget yang peneliti buat. Akan tetapi peneliti tetap akan melanjutkan ke siklus II dengan tujuan untuk memantapkan hasil belajar siswa agar menjadi meningkat lagi, dan dengan dilanjutkan ke siklus II peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran yang masih kurang baik pada siklus I agar dapat diperbaiki di siklus II. Kemudian kemampuan berpikir kritis siswa diharapkan juga akan meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
c) Pelaksanaan Siklus II Penelitian pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015 dan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Kemudian di akhir penelitian siklus I dan siklus II peneliti memberikan soal evaluasi akhir pada tanggal 28 Oktober 2015. Nilai evaluasi akhir siklus tersebut yang akan dijadikan data akhir pada suklus II. 1) Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dalam siklus II ini peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran
berupa
silabus,
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan soal evaluasi siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pertemuan kedua juga dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Setelah selesai melakukan penelitian pada siklus II, kemudian di pertemuan selanjutnya peneliti melakukan evaluasi akhir siklus II. Selain itu di akhir siklus II peneliti akan memberikan kuesioner kemampuan berpikir kritis. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II adalah dengan menggunakan lagkah-langkah pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu (1) Relating, (2) Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applaying, (5) Transfering. Serta menggunakan 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
komponen
pendekatan
pebelajaran
kontekstual
meliputi;
(1)
Contructivism, (2) Inquiry, (3) Questioning, (4) Learning Community, (5) Modelling, (6) Reflection, (7) Authentic Assessment. 2) Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober
2015.
Siklus
II
pertemuan
1
ini
peneliti
akan
menyampaikan materi yang tidak jauh berbeda dengan siklus I pertemuan 1, yaitu tentang perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka. Kegiatan awal pembelajaran (Relating) diawali dengan apersepsi yaitu dengan cara menyanyikan lagu untuk memotivasi
belajar
siswa.
Kegiatan
inti
pembelajaran
(Experiencing, Cooperating, Applying) diawali dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok. Kemudian guru menghadapkan siswa pada masalah tentang perkalian dan pembagian yang kemudian akan diselesaikan dengan menggunakan media konkret kelereng dan media blok dienes (Contructivism). Dipertemuan sebelumnya pada siklus I peneliti sudah memberikan contoh bagaimana cara menggunakan media blok dienes. Peneliti memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara kelompok (Learning Community). Selanjutnya peneliti menjelaskan soal perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagain dua angka dengan cara bersusun pendek (Inquiry). Kegiatan akhir (Transfering) siswa dibantu dengan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Di akhir pembelajaran peneliti memberikan soal evaluasi akhir pertemuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswam (Authentic Assessement). b) Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Kegiatan awal (Relating) pembalajaran dilakukan dengan berdoa, kemudian dilanjutkan dengan memberikan motivasi dengan cara menyanyikan lagu untuk membangkitkan semangat belajar siswa. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan cara bertanya mengenai pembelajaran yang dilakukan pada siklus II pertemuan 1 (Questioning), kemudian dilanjutkan dengan bercerita mengenai kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism). Cooperating,
Kegiatan
Applying)
inti
peneliti
pembelajaran
(Experiencing,
mendemonstrasikan
kembali
perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian tiga angka dengan cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa dibagi menjadi 6 kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Peneliti selanjutnya memberikan contoh perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes, kemudian siswa diminta mencoba mempraktekkan secara langsung menggunakan media blok dienes tersebut (Learning Community). Siswa mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya (Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Community). Sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya peneliti melakukan tanya jawab tentang operasi hitung perkalian dan pembagian menggunakan kartu bilangan (Questioning). Peneliti mempresentasikan kembali materi dengan memberikan contoh soal cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian danpembagian (Contructivism). Selanjutnya peneliti menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan menggunakan kalimat matematika. Siswa secara berkelompok mengerjakan soal cerita yang ada di lembar kerja siswa (Learning Community). Kegiatan akhir (Transfering) siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection).
Kegiatan
akhir
pembelajran
dilakukan
dengan
mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan yang dikerjakan secara individu untuk mengulang materi yang sudah dipelajari (Authentic Assessment). 3) Pengamatan atau Observasi Pengamatan
atau
observasi
dilakukan
untuk
mengetahui
peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir siswa melalui pendekatan pembelajaran kontekstual. Peningkatan hasil belajar yang diamati adalah tentang operasi hitung perkalian dan pembagian. Kemampuan berpikir kritis yang diamati meliputi enam indikator, yaitu: (1) Menganalisis argumen, (2) Mampu bertanya, (3) Mampu menjawab pertanyaan, (4) Memecahkan masalah, (5) Membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
kesimpulan, (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Peningkatan nilai hasil belajar pada siklus II dilihat dari soal evaluasi siklus II dan soal evaluasi akhir siklus I dan II. Sedangkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dari hasil kuesioner akhir. Kemudian hasil observasi peningkatan kemampuan berpikir kritis selama proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah peneliti buat yang dimulai dari pertemuan 1 dan pertemuan 2, hasil observasi siklus II tersebuat yang dijadikan data akhir observasi. Proses pembelajaran secara keseluruhan siswa aktif mengikuti pembelajaran, siswa sangat aktif bertanya ataupun menjawab ketika peneliti memberikan pertanyaan atau ketika peneliti sedang menjelaskan materi. 4) Refleksi Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik. Siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015. Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran pada siklus II siswa sangat antusis dalam menerima pembelajaran, pada saat guru sedang menjelaskan materi siswa terlihat mendengarkan dan memperhatikan akan tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus II ini siswa sangat aktif bertanya dan menjawab pada saat guru menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
materi atau pada saat guru memberikan pertanyaan. Terlihat juga siswa sangat senang pada saat pembelajaran berkelompok, karena pada saat pembelajaran berkelompok guru menjelaskan materi tentang perkalian dan pembagian menggunakan media pembelajaran sehingga siswa sangat antusias mempraktekkan penggunaan media pembelajaran tersebut. Guru juga memberikan poin kepada kelompok yang aktif dalam bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Ditengahtengah pembelajaran pada siklus II ini peneliti memberikan sebuah permain melalui tanya jawab menggunakan kartu bilangan tentang perkalian dan pembagian. Perolehan hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa 76,53 dan persentase siswa tuntas mencapai 73,33%. Perolehan rata-rata pada siklus II meningkat yaitu mencapai 79,6 dengan terget 75 dan diperoleh persentase ketuntasan siswa mencapai 80% atau 24 siswa tuntas dengan target 80% (tabel 4.3). Dapat disimpulakan bahwa hasil pencapaian yang diinginkan oleh peneliti pada siklus II sudah tercapai, akan tetapi peneliti tetap memberikan soal evaluasi akhir siklus I dan siklus IIyang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2015 dengan tujuan untuk memantapkan peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa pada akhir siklus. Kemudian hasil evluasi akhir siklus I dan siklus II tersebut yang akan dijadikan sebagai hasil akhir dari siklus II. Perolehan nilai rata-rata pada akhir siklus I dan siklus II mencapai 87,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
dengan terget disiklus II adalah 75. Dengan persentase ketuntasan mencapai 86,66% atau sekitar 26 siswa tuntas dan 13,33% tidak tuntas atau sekitar 4 siswa (tabel 4.4). Kemudian berdasarkan data akhir kuesioner diperoleh nilai 79,36 pada kriteria “cukup kritis”, berdasarkan pada tabel 3.24 yang terdapat pada bab III. Dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis mencapai 83,33% (tabel 4.19). 2. Hasil Belajar a) Data Kondisi Awal Data kondisi awal hasil belajar diperoleh dari hasil ujian tengah semester tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian. Data hasil ujian tengah semester dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Ujian Tengah Semester 2014/2015 No 1 2 3 4 5 6
Uraian KKM Nilai Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Tuntas Tidak Tuntas
Hasil 60 64,51 100 44 12 siswa (44,44%) 15 siswa (55,55%)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan di SD Negeri Karangmloko 1 adalah 60. Berdasarkan ujian tengah semester 2014/2015 diperoleh hasil bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 44 dengan nilai rata-rata 64,51. Sedangkan persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
ketuntasan siswa ada 12 siswa atau 44,44% dari 27 siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 yang dapat mencapai KKM atau sudah tuntas. Sedangkan ada 15 atau 55,55% siswa yang belum mencapai KKM atau tidak tuntas. b) Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada siklus I Data hasil belajar pada siklus I didapatkan dari nilai soal evaluasi akhir siklus I dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 70. Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual materi operasi hitung perkalian dan pembagian. Diperoleh data peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama NM AP AFA CYS DA DS EAKD GD HAK IAM IAP JAF LPAP MKP MZCA MAK MRA MYRS NHN NKB RPWN RBK RQP RIF VNC YNL ZRM
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai 100 60 40 52 84 68 52 72 80 72 76 76 72 84 100 100 96 84 96 100 88 64 76 48 72 40 72
Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
No Nama 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah Rata-rata Persentase ketuntasan Persentase tidak tuntas
KKM 70 70 70
Nilai 76 96 100 2296 76,53
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas
73,33 % 26,66 %
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil perhitungan peningkatan hasil belajar pada siklus I diperoleh rata-rata 76,53 dengan target yang ditetapkan oleh peneliti adalah 70. Dari hasil perhitungan persentase ketuntasan siswa ada 22 siswa atau 73,33% tuntas dan ada 8 siswa atau 26,66% tidak tuntas dengan target persentase ketuntasan pada siklus I adalah 70%. Data hasil rata-rata pada siklus I sudah mencapai target yang sudah ditetapkan oleh peneliti, tetapi peneliti tetap melanjutkan ke siklus II yang bertujuan untuk memantapkan peningkatan hasil belajar siswa. c) Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Data peningkatan hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama NM AP AFA CYS DA DS EAKD GD HAK IAM IAP JAF
KKM 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Nilai 96 80 40 76 76 64 84 100 80 96 84 80
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
No Nama 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah Rata-rata Persentase ketuntasan Persentase tidak tuntas
KKM 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Nilai 88 80 88 92 88 72 84 84 82 68 68 56 82 48 76 96 80 100 2388 79,6
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
80% 20%
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil perhitungan peningkatan hasil belajar pada siklus II diperoleh rata-rata 79,6 dengan tagert 75. Dari hasil perhitungan persentase ketuntasan siswa, ada 80% atau 24 siswa tuntas dengan target yang ditetapkan oleh peneliti adalah 80%, dan ada 6 siswa atau 20% tidak tuntas atau belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh peneliti. d) Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus Hasil nilai evaluasi yang sudah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II sudah mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti. Kemudian diakhir penelitian ini peneliti memberikan soal evaluasi akhir gabungan siklus I dan siklus II dengan tujuan untuk memantapkan hasil belajar siswa dan hasil evaluasi akhir siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
tersebut yang akan dijadikan sebagai hasil akhir pada siklus II. Berikut ini merupakan data peningkatan hasil belajar pada akhir siklus: Tabel 4.4 Data Peningkatan Hasil Belajar Evaluasi Akhir Siklus No Nama 1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah Rata-rata Persentase ketuntasan Persentase tidak tuntas
KKM 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Nilai 100 92 76 68 88 88 92 100 80 84 96 96 80 88 100 100 100 76 88 100 92 68 60 80 88 60 80 100 96 100 2616 87,2
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
86,66% 13,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil perhitungan evaluasi akhir siklus I dan II diperoleh rata-rata 87,2 dengan target yang ditetapkan oleh peneliti adalah 75. Dari hasil perhitungan persentase ketuntasan siswa ada 26 siswa atau 86,66% tuntas atau mencapai KKM dan ada 4 siswa atau 13,33% tidak tuntas atau belum mencapai KKM. Hasil nilai evauasi akhir siklus tersebut yang akan dijadikan data akhir penelitian pada siklus II. 3. Kemampuan Berpikir Kritis a. Kuesioner kemampuan berpikir kritis 1) Data awal hasil kuesioner Data awal kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 yang berjumlah 30 sebelum dilakukan penelitian yaitu pada hari Senin, 12 Oktober 2015. Penentuan kriteria kemampuan berpikir kritis setiap indikator berdasarkan tabel kriteria kemampuan berpikir kritis setiap indikator yang terdapat pada bab III. Berikut merupkan data kondisi kemampuan berpikir kritis awal, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
a) Indikator 1 (Menganalisis Argumen) Tabel 4.5 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 1 No
Nama 6 3 2 3 2 3 3 4 3 2 5 4 5 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4
No Soal 9 13 4 3 1 2 3 4 3 1 4 3 3 2 1 1 2 4 3 2 3 3 5 3 3 3 1 1 2 1 4 2 4 3 4 3 3 1 3 2 4 3 2 1 3 2 3 4 3 1 4 3 3 1 2 2 4 3 3 1 5 2
15 4 1 1 2 3 2 2 2 1 4 2 4 2 2 2 1 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
14 6 11 8 13 10 8 11 8 15 14 15 7 7 11 13 14 10 11 12 7 11 12 8 11 9 9 14 9 13 321 10,70 53,5
Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 9 30%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 1 diperoleh nilai rata-rata kelas 53,5. Terdapat 9 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan persentase 30% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
b) Indikator 2 (Mampu Bertanya) Tabel 4.6 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 2 No
Nama 7 4 3 3 4 3 4 2 3 4 5 4 5 4 3 4 4 4 1 3 4 3 4 2 5 5 3 4 5 4 5
No Soal 14 5 1 2 1 2 1 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 1 5 1 4 2 4 1 5 3 2 4 2 3
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
9 4 5 5 5 5 5 6 7 8 8 7 6 6 6 7 8 2 8 5 7 6 6 6 10 6 6 9 6 8 192 6,40 64
Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis 12 40%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 2 diperoleh nilai rata-rata kelas 64 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 12 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan persentase 40% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
c) Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan) Tabel 4.7 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 3 No
Nama
No Soal 3 8 3 5 3 3 1 2 2 3 4 3 1 3 4 4 5 4 2 1 3 2 4 2 4 4 3 2 1 4 5 2 3 4 4 4 1 3 4 4 1 1 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 4 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
8 6 3 5 7 4 8 9 3 5 6 8 5 5 7 7 8 4 8 2 3 3 4 4 5 3 4 5 5 8 162 5,40 54
Kritis Tidak kritis Sangat idak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 9 30%
Hasil peritungan kuesioner awal pada indikator 3 diperoleh nilai rata-rata kelas 54 pada kriteria “sangat tidak kritis”. Terdapat 9 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan persentase 30% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
d) Indikator 4 (Memecahkan Masalah) Tabel 4.8 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 4 No
Nama 1 4 1 2 2 4 4 4 5 3 4 3 4 2 2 5 5 4 2 4 4 5 1 3 2 5 4 3 4 2 4
10 5 3 4 2 4 4 4 4 1 5 2 4 3 2 5 4 4 2 4 2 2 3 5 4 4 4 1 2 2 4
No Soal 16 11 4 2 3 2 2 3 3 1 4 3 3 1 4 3 4 2 2 2 4 4 3 2 3 3 4 2 1 1 4 3 3 4 3 3 3 2 1 3 4 4 4 3 4 2 1 2 3 1 3 3 4 1 3 1 3 3 4 1 3 5
18 3 2 2 2 4 3 4 2 4 2 4 5 2 2 4 5 4 1 5 5 2 2 2 2 3 1 1 2 1 3
19 5 3 2 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 1 3 3 5 3 4 3 3 3 2 1 4 2 2 3 3 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
23 14 15 13 23 17 22 21 16 23 16 24 16 9 24 24 23 13 21 22 19 15 15 13 22 16 11 17 13 23 543 18,10 60,33
Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 13 43,33%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 4 diperoleh nilai rata-rata kelas 60,33 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 13 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan persentase 43,33% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
e) Indikator 5 (Membuat Kesimpulan) Tabel 4.9 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 5 No
Nama 2 3 3 2 1 5 2 3 4 3 4 3 5 3 2 4 4 3 1 4 2 2 3 2 2 4 2 2 4 1 5
No Soal 4 4 5 3 2 3 2 4 2 2 3 3 5 1 2 4 4 4 2 3 2 3 2 1 2 4 2 2 4 2 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
7 8 5 3 8 4 7 6 5 7 6 10 4 4 8 8 7 3 7 4 5 5 3 4 8 4 4 8 3 9 174 5,80 58
Cukup ritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Kritis Cukup ritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 15 36,66%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 5 diperoleh nilai rata-rata kelas 58 pada kriteria “sangat tidak kritis”. Dengan persentase 30% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
f) Indikator 6 (Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan) Tabel 4.10 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 6 No
Nama 5 3 4 2 2 2 3 3 2 3 5 5 4 1 3 4 3 5 1 1 3 1 4 2 1 2 2 4 5 2 3
No Soal 12 17 4 3 4 1 3 2 2 2 2 2 3 3 4 5 2 2 2 5 3 5 2 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 1 3 5 3 2 3 2 4 4 2 2 3 1 4 4 3 2 4 2 4 4 1 2 4 4
20 5 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 2 2 4 2 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
15 11 9 8 8 11 14 10 13 16 15 15 9 10 15 15 15 8 13 10 9 15 9 8 14 8 13 16 7 15 354 11,80 59
Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 15 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 6 diperoleh nilai rata-rata kelas 59 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 15 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan persentase 50% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Kemudian Peneliti merangkum hasil kuesioner awal kemampuan berpikir kritis dari indikator 1 sampai dengan 6. Penentuan
kriteria
kemampuan
berpikir
kritis
keseluruhan
indikator berdasarkan tabel kriteria kemampuan berpikir kritis seluruh indikator yang terdapat pada tabel 3.24 pada bab III. Berikut ini merupakan data skor keseluruhan indikator kondisi awal kuesioner. Berikut ini merupakan data skor keseluruhan indikator kondisi awal kuesioner. Tabel 4.11 Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama NM AP AFA CYS DA DS EAKD GD HAK IAM IAP JAF LPAP MKP MZCA MAK MRA MYRS NHN NKB RPWN
1 14 6 11 8 13 10 8 11 8 15 14 15 7 7 11 13 14 10 11 12 7
2 9 4 5 5 5 5 5 6 7 8 8 7 6 6 6 7 8 2 8 5 7
Indikator 3 4 8 23 6 14 3 15 5 13 7 23 4 17 8 22 9 21 3 16 5 23 6 16 8 24 5 16 5 9 7 24 7 24 8 23 4 13 8 21 2 22 3 19
5 7 8 5 3 8 4 7 6 5 7 6 10 4 4 8 8 7 3 7 4 5
6 15 11 9 8 8 11 14 10 13 16 15 15 9 10 15 15 15 8 13 10 9
Jumlah
Kriteria
76 49 48 42 64 51 64 63 52 74 65 79 47 41 71 74 75 40 68 55 50
Cukup ktitis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
22 RBK 11 6 3 15 5 23 RQP 12 6 4 15 3 24 RIF 8 6 4 13 4 25 VNC 11 10 5 22 8 26 YNL 9 6 3 16 4 27 ZRM 9 6 4 11 4 28 AKA 14 9 5 17 8 29 FAIA 9 6 5 13 3 30 AP 13 8 8 23 9 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
15 9 8 14 8 13 16 7 15
55 49 43 70 46 47 69 43 76 1745 58,17 58,17
Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 10 33,33%
Hasil perhitungan data keseluruhan indikator kuesioner awal diperoleh jumlah skor kelas 1745, dengan rata-rata skor kelas 58,17 pada kriteria “tidak kritis” dan nilai rata-rata kelas 58,17 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 10 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan persentase 33,33% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Berikut ini peneliti merangkum nilai kemampuan berpikir kritis kondisi awal dari indikator 1 sampai 6 dan nilai keseluruhan dari indikator kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Tabel 4.12 Kondisi Awal Data Kuesioner Berpikir Kritis No
1
Indikator Berpikir Kritis
Menganalisis argumen 2 Mampu bertanya 3 Mampu menjawab pertanyaan 4 Memecahkan masalah 5 Membuat Kesimpulan 6 Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan Keseluruhan
Skor ratarata yang dicapai 10,70 6,40
Nilai kemampuan berpikir kritis 53,5
Presentase
Kriteria
30%
64
40%
54
30%
Sangat tidak kritis Tidak Kritis Sangat tidak kritis
60,33
43,33%
58
36,66%
5,40 18,10 5,80
Tidak kritis Tidak kritis
50% 59
Tidak kritis
11,80
58,17
58,17
33,33%
Tidak kritis
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh data tentang kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1, diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator. Pada indikator 1 menganalisis argumen diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis, yaitu 53,5 pada kriteria “sangat tidak kritis” dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 30%. Indikator 2 mampu bertanya diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 64 pada kriteria “tidak kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 40%. Indikator 3 mampu menjawab pertanyaan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 54 pada kriteria “sangat tidak kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 30%. Indikator 4 memecahkan masalah diperoleh nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
kemampuan berpikir kritis yaitu 60,33 pada kriteria “tidak kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 43,33%. Indikator 5 membuat kesimpulan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 58 pada kriteria “tidak kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 36,66% dan Indikator 6
keterampilan
mengevaluasi
dan
menilai
hasil
dari
pengamatandiperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 59 pada kriteria “tidak kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 50%. Kemudian dari data keseluruhan menunjukkan nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 58,17 pada kriteria “tidak kritis” dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 33,33%. 2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Data kemampuan berpikir kritis akhir, diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 yang berjumlah 30 pada hari Kamis, 28 Oktober 2015, diperoleh data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
a) Indikator 1 (Menganalisis Argumen) Tabel 4.13 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 1 No
Nama 6 5 3 3 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 3 3 4 5 4 5 4 5 3 5 3 5 3 2 5 4 5
No Soal 9 13 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 2 4 4 5 2 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 3 5 3 3 4 5 3
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
15 5 4 3 3 5 4 4 4 2 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 3 5 2 3 5 3 5
Skor
Kriteria
18 15 11 12 17 16 16 16 16 18 18 17 16 15 15 19 18 15 18 18 16 12 18 13 19 12 11 18 14 18 475 15,83 79,15
Sangat kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis 25 83,33%
Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 1 diperoleh nilai rata-rata kelas 79,15 pada kriteria “cukup kritis”. Kemudian persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 83,33% atau 25 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
b) Indikator 2 (Mampu Bertanya) Tabel 4.14 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 2 No
Nama
No Soal 7 4 3 4 4 4 2 5 5 4 2 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 4 3 5 3 3 2 4 4 4 5
14 5 5 4 5 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
9 8 8 8 8 7 8 10 8 7 8 9 9 8 10 10 10 8 9 10 9 7 9 7 8 6 8 8 7 10 251 8,37 83,7
Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Tidak kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Kritis 29 96,66%
Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 2 diperoleh nilai rata-rata kelas 83,7 pada kriteria “kritis”. Kemudian persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 96,66% atau 29 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
c) Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan) Tabel 4.15 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 3 No
Nama 3 5 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5
No Soal 8 5 5 5 3 4 5 5 4 3 5 4 5 5 2 2 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 2 3 4 5 5
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
10 8 8 7 9 8 9 8 7 9 9 9 9 7 5 9 9 8 10 8 9 8 9 8 7 6 7 7 9 10 246 8,2 82
Sangat kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis 28 93,33%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 3 diperoleh nilai rata-rata kelas 82 pada kriteria “kritis”. Kemudian persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 93,33% atau 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
d) Indikator 4 (Memecahkan Masalah) Tabel 4.16 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 4 No
Nama 1 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 3 2 5 3 3 4 4 5
10 5 4 3 3 3 2 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4
No Soal 16 11 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 3 5 3 4 4 5 3 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 3 5 3 4 3 3 3 3 3 5 3 4 4 3 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
18 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 2 2 3 4 5 5 2 4 4 2 2 4 4 3 2 2 4 4 5
19 5 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 3 4 5 4 2 4 4 3 2 2 3 2 4
Skor
Kriteria
26 21 17 17 22 20 `19 27 24 25 24 21 19 21 25 28 27 19 25 25 25 21 24 22 23 16 17 24 23 26 673 22,43 74,76
Kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidakkritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis 23 76,66%
Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 4 diperoleh nilai rata-rata kelas 74,76 pada kriteria “cukup kritis”. Kemudian persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 76,66% atau 23 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
e) Indikator 5 (Membuat Kesimpulan) Tabel 4.17 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 5 No
Nama
No Soal 2 4 4 5 3 4 4 3 3 3 4 5 2 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 4 5 2 3 4 3 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 3 2 5 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
9 7 7 6 9 5 9 9 8 8 10 8 8 9 9 10 9 9 7 10 9 5 7 6 8 6 6 8 5 9 235 7,83 78,3
Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis 23 76,66%
Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 5 diperoleh nilai rata-rata kelas 78,3 pada kriteria “cukup kritis”. Kemudian persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 76,66% atau 23 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
f) Indikator 6 (Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan) Tabel 4.18 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 6 No
Nama 5 5 4 3 3 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
No Soal 12 17 3 4 4 4 3 2 4 5 4 5 2 3 4 5 5 4 3 4 5 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5
20 4 5 3 2 3 3 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 2 5 5 5 4 3 4 4 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
16 17 11 14 16 13 18 18 15 17 19 18 16 16 17 19 19 17 19 20 20 10 18 17 17 15 15 18 17 19 501 16,70 83,5
Kritis Kritis Tidak kritis Cukupkritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Kritis 28 93,33%
Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 6 diperoleh nilai rata-rata kelas 83,5 pada kriteria “kritis”. Kemudian persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 93,33% atau 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Kemudian Peneliti merangkum hasil kuesioner akhir kemampuan berpikir kritis dari indikator 1 sampai dengan indikator 6. Penentuan kriteria kemampuan berpikir kritis keseluruhan indikator berdasarkan tabel kriteria kemampuan berpikir kritis seluruh indikator yang terdapat pada tabel 3.24 pada bab III. Berikut ini merupakan data skor keseluruhan indikator kondisi awal kuesioner. Tabel 4.19 Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama NM AP AFA CYS DA DS EAKD GD HAK IAM IAP JAF LPAP MKP MZCA MAK MRA MYRS NHN NKB RPWN RBK RQP RIF VNC YNL ZRM AKA
1 18 15 11 12 17 16 16 16 20 18 18 17 16 15 15 19 18 15 18 18 16 12 18 13 19 12 11 18
2 9 8 8 8 8 7 8 10 9 7 8 9 9 8 10 10 10 8 9 10 9 7 9 7 8 6 8 8
Indikator 3 4 5 10 26 9 8 21 7 8 17 7 7 17 6 9 22 9 8 20 5 9 19 9 8 27 9 8 27 9 9 25 8 9 24 10 9 21 8 7 19 8 5 21 9 9 25 9 9 28 10 9 27 9 8 19 9 10 25 7 8 25 10 9 25 9 8 21 5 9 24 7 8 22 6 7 23 8 6 16 6 7 17 6 7 24 8
6 16 17 11 14 16 13 18 18 18 17 19 18 16 16 17 19 19 17 19 20 20 10 18 17 17 15 15 18
Jumlah
Kriteria
88 76 62 64 81 69 79 88 78 84 88 82 75 74 85 95 92 76 88 91 88 63 85 73 82 61 64 83
Kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Kritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
29 FAIA 14 7 9 23 5 17 30 AP 18 10 10 26 9 19 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Berdasarkan
hasil
perhitungan
data
75 92 2381 79,36 79,36
Cukup kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis 25 83,33%
keseluruhan
indikator
kuesioner akhir diperoleh nilai rata-rata kelas 79,36 pada kriteria “cukup kritis”. Kemudian persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 83,33% atau 25 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Berikut ini peneliti merangkum nilai kemampuan berpikir kritis kondisi akhir dari indikator 1 sampai 6 dan nilai keseluruhan dari indikator kemampuan berpikir kritis. Tabel 4.20 Kondisi Akhir Data Kuesioner Berpikir Kritis No
1
Indikator Berpikir Kritis
Menganalisis argument 2 Mampu bertanya 3 Mampu menjawab pertanyaan 4 Memecahkan masalah 5 Membuat kesimpulan 6 Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. B Keseluruhan
Skor ratarata yang dicapai 15,83 8,37 8,2 22,43 7,83
16,70
79,36
Nilai kemampuan berpikir kritis 79,15
Presentase
Kriteria
83,33%
83,7 82
96,66% 93,33%
Cukup Kritis Kritis Kritis
74,76
76,66%
78,3
76,66%
83,5
93,33%
Kritis
79,36
83,33%
Cukup Kritis
Cukup Kritis Cukup Kritis
erdasarkan tabel 4.20 diperoleh data tentang kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
1 diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator. Pada indikator 1 menganalisis argumen diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis, yaitu 79,15 pada kriteria “cukup kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis mencapai 83,33%. Indikator 2 mampu bertanya diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis, yaitu 83,7 pada kriteria “kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 96,66%. Indikator 3 mampu menjawab pertanyaan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis, yaitu 82 pada kriteria “kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 93,33%. Indikator 4 memecahkan masalah diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 74,76 pada kriteria “cukup kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 76,66%. Indikator 5 membuat kesimpulan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 78,3 pada kriteria “cukup kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 76,66% dan Indikator 6 keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 83,5 pada kriteria “kritis”, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 93,33%. Kemudian dari data keseluruhan menunjukkan nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 79,36 pada kriteria “cukup kritis” dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 83,33%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
b. Lembar Pengamatan atau Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Hasil pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai penguat kemampuan berpikir kritis selain dari hasil kuesioner. Penentuan kriteria kemampuan berpikir kritis observasi terdapat pada tabel 3.26 yang terdapat pada bab III. 1) Data Pengamatan atau Observasi Kondisi Awal (Siklus I) Data pengamatan atau observasi tentang kemampuan berpikir kritis pada kondisi awal, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.21 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I No
1 2 3
4 5 6
Indikator Berpikir Kritis Menganalisis argument Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
Skor 54
Pertemuan 1 Kriteria Skor TK 70
Ratarata skor 62
Kriteria
2 Kriteria CK
CK
66 58
CK TK
68 68
CK CK
67 63
CK CK
49
STK
66
CK
57
TK
50
TK
56
TK
53
TK
56
CK
64
TK
55
TK
Dari tabel 4.21 diperoleh data berdasarkan hasil observasi siklus I kemampuan berpikir kritis, diperoleh rata-rata skor setiap indikator. Indikator 1 diperoleh skor rata-rata 62 pada kriteria “cukup kritis”. Indikator 2 diperoleh skor rata-rata 67 pada kriteria ”cukup kritis”. Indikator 3 diperoleh skor rata-rata 63 pada kriteria “cukup kritis”. Indikator 4 diperoleh skor rata-rata 53 pada kriteria “tidak kritis”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Indikator 5 diperoleh skor rata-rata 53 pada kriteria “tidak kritis” dan indikator 6 diperoleh skor rata-rata 55 pada kriteria “tidak kritis”. 2) Data Pengamatan atau Observasi Kondisi Akhir (Siklus II) Data pengamatan atau observasi tentang kemampuan berpikir kritis pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.22 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II No
1 2 3
4 5 6
Indikator Berpikir Kritis Menganalisis argument Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
Skor 71
Pertemuan 1 Kriteria Skor CK 75
Ratarata skor 73
Kriteria
2 Kriteria CK
K
73 74
K K
78 79
K K
76 77
K K
71
CK
77
K
74
K
65
CK
70
CK
68
CK
69
CK
71
CK
70
CK
Dari tabel 4.22 Diperoleh data berdasarkan hasil observasi siklus II kemampuan berpikir kritis, diperoleh jumlah skor rata-rata setiap indikator. Pada indikator 1 diperoleh skor rata-rata 73 pada kriteria “kritis”. Indikator 2 diperoleh skor rata-rata 76 pada kriteria ”kritis”. Indikator 3 diperoleh skor rata-rata 77 pada kriteria “kritis”. Indikator 4 diperoleh skor rata-rata 74 pada kriteria “kritis”. Indikator 5 diperoleh skor rata-rata 68 pada kriteria “cukup kritis” dan indikator 6 diperoleh skor rata-rata 70 pada kriteria “cukup kritis”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
B. Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dimulai dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2015 berjalan dengan lancar, sesuai dengan apa yang direncanakan oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah peningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual. Pemilihan materi operasi hitung perkalian dan pembagian dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III diperoleh hasil belajar pada materi perkalian dan pembagian masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil ujian tengah semester pada tahun ajaran 2014/2015 diketahui bahwa terdapat 44,44% siswa yang mencapai KKM dan sisanya terdapat 55,55% siswa belum mencapai KKM yang sudah ditentukan oleh sekolah yaitu 60, dengan nilai rata-rata siswa mencapai 64,51. Kemudian langkah selanjutnya peneliti mencari standar kompetensi (SK) dan konpetensi dasar (KD) yang termasuk kedalam materi operasi hitung perkalian dan pembagian. Berdasarkan masalah yang terjadi maka peneliti mengambil materi penelitian tentang operasi hitung perkalian dan pembagian menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning. Kemudian dipilih SK 1. melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka dan KD 1.3 melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Pemilihan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dikarenakan materi tersebut diajarkan disemester ganjil. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
(PTK) dengan menggunakan 2 siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 2 kali petemuan. Kemudian penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. 1. Proses Penerapan Pendekatan kontekstual Penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang sedang dipelajari siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Proses penerapan pembelajaran kontekstual peneliti menggunakan lima langkah pendekatan kontekstual (Hamdayama, 2014: 51), yaitu: a) Relating Kegiatan relating dalam penelitian ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu tentang operasi hitung perkalian dan pembagian. b) Experiencing Kegiatan experiencing dalam penelitian ini, guru menjelaskan materi tentang perkalian dan pembagian dengan cara memberikan contoh permasalahan
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
permasalahan
matematis. Kemudian guru mendemonstrasikan cara penggunaan media pembelajaran pembagian.
untuk
menjelaskan
materi
tentang
perkalian
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
c) Cooperating Kegiatan cooperating dalam penelitian ini, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian siswa mengerjakan soal yang ada di LKS (Lembar Kerja Siswa). d) Applying Kegiatan applying, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan siswa didepan kelas. Selanjutnyaguru dan siswa secara bersama-sama membahas hasil pekerjaan. e) Transfering Kegiatan transfering dalam penelitian ini, guru membimbing siswa merangkum atau menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi. Dalam melakukan penelitian, peneliti menerapkan tujuh komponen pendekatan pembelajaran kontekstual yang meliputi tujuh komponen utama (Hosnan, 2014: 369) yaitu sebagai berikut: a) Kontruktivisme (Contructivism) Kegiatan kontruktivisme pada penelitian ini, yaitu peneliti membangun pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan yaitu tentang perkalian dan pembagian. Peneliti melakukan apersepsi dengan cara bertanya tentang kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan perkalian
dan
pembagian.
Kemudian
peneliti
mencoba
untuk
menghubungan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang sedang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
b) Menemukan (Inquiry) Pada kegiatan menemukan (Inquiry), peneliti selalu mencoba memberikan permasalahan sehari-hari yang berhubungan tentang perkalian dan pembagian. Dari permasalahan tersebuat kemudian siswa dituntut
untuk
diarahkan
menemukan
cara
penyelesaian
dari
permasalahan. c) Bertanya (Questioning) Pada kegiatan bertanya dalam penelitian ini, guru dan siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenaimateri yang belum dipahami. Yaitu tentang langkah-langkah penggunaan media pembelajaran, cara penyelesaian masalah perkalian dan pembagian dengan cara bersusun pendek dan soal cerita tentang perkalian dan pembagian. d) Masyarakat Belajar (Learning Community) Masyarakat belajar pada penelitisn ini, Peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk, yaitu berhitung dari 1 sampai 6. Setiap kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada di LKS. Perwakilan dari setiap kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil jawaban yang sudah dikerjakan. f) Pemodelan (Modelling) Pemodelan pada penelitian ini, peneliti menghadirkan media pembelajaran untuk menyelesaikan masalah tentang perkalian dan pembagian. Kemudian siswa mencoba untuk mempraktikkan cara penggunaan media pembelajaran tersebut. Media pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
dimaksud adalah kelereng dan blok dienes. Peneliti memberi pengarahan dan memperagakan cara yang benar penggunaan media pembelajaran dalam memecahkan soal tentang perkalian dan pembagian, serta menjelaskan cara penyelesaian masalah perkalian dan pembagian dengan cara bersusun pendek dan soal cerita yang berhubungan dengan perkalian dan pembagian. g) Refleksi (Reflection) Kegiatan refleksi pada penelitian ini, guru dan siswa melakukan tanya jawab, yaitu dengan merefleksikan dengan cara menugaskan siswa untuk mengkaitkan pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari siswa, dengan cara bertanya jawab mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari. h) Penilaian Nyata (Authentic Assessment) Penilaian nyata pada penelitian ini, Peneliti memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Pemberian soal evaluasi bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Peningkatan Hasil Belajar Penelitian pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 dan Sabtu, 17 Oktober 2015. Sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Oktober dan Senin, 26 Oktober 2015. Data peningkatan hasil belajar diperoleh dari nilai rata-rata evaluasi akhir siklus I dan evaluasi akhir siklus. Menurut Brahim (dalam Susanto,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
2013: 5) berpendapat bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Kemudian penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang ditulis oleh Erna Nurmaningsih pada tahun (2009) karena penelitian ini memiliki variabel sama yaitu tentang hasil belajar. Peningkatan hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan penelitian menggunakan pendekatan kontekstual. Pada kondisi awal sebelum dilakukan penelitian menunjukkan persentase ketuntasan siswa 44,44% siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada tahun ajaran 2014/2015 yang dapat mencapai KKM. Sedangkan 55,55% siswa belum mencapai KKM (Tabel 4.1). Dari data tersebut maka peneliti menggambarkan persentase pencapaian pada kondisi awal sebelum penelitian sebagai berikut:
Persentase Pencapaian Kondisi Awal 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
56,00% Siswa yang belum mencapai KKM
44,44%
Siswa yang mencapai KKM
Siswa yang mencapai KKM
Siswa yang belum mencapai KKM
Gamber 4.1 Persentase Pencapaian Kondisi Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Setelah diketahui data awal tentang hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada tahun ajaran 2014/2015 masih rendah, kemudian peneliti melakukan penelitian pada siklus I menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Setelah dilakukan penelitian pada siklus I menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian, diperoleh nilai rata-rata pada siklus I 76,53 dengan target yang ditetapkan oleh peneliti adalah 70. Dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 73,33% dan 26,66% siswa belum tuntas (Tabel 4.2). Dari data tersebut dapat dapat digambarkan diagram sebagia berikut: Hasil Pencapaian Nilai Siklus I 90 80
70
76,56
70 60
Capaian
50
Target
40 30 20 10 0 Target
Capaian
Gambar 4.2 Hasil Pencapaian Nilai Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Persentase Pencapaian Siklus I 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
70,00%
73,33% Pencapaian siklus I Target pencapaian siklus I
Target
Pencapaian
Gambar 4.3 Persentase Pencapaian Siklus I Berdasarkan gambar 4.2 dan 4.3 diperoleh data bahwa terdapat penigkatan hasil belajar menggunakan pendekatan kontekstual. Hasil penelitian pada siklus I dengan menerapkan pendekatan kontekstual, diperoleh nilai ratarata 76,53 dengan target pada siklus I dalah 70. Kemudian persentase pencapaian hasil belajar pada siklus I meningkat menjadi 73,33% dengan target yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 70% (Tabel 4.2). Dapat disimpulkan bahwa pencapaian nilai rata-rata hasil belajar dan persentase hasil belajar pada siklus I sudah mencapai target yang peneliti buat. Kemudian untuk memantapkan hasil belajar siswa maka peneliti melanjutkan untuk penelitian di siklus II dengan materi dan langkahlangkah pembelajaran yang hampir sama pada siklus I. Data yang diperoleh pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 87,2 dengan terget yang ditetapkan oleh peneliti adalah 80. Persentase siswa tuntas mencapai 86,66% atau 26 siswa tuntas dan terdapat 13,33% atau 4 siswa belum tuntas dengan target yang ditetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
oleh peneliti dalam siklus II adalah 80% siswa tuntas (Tabel 4.4). Dari uraian diatas dapat digambarkan diagram sebagai berikut: Hasil Pencapaian Nilai Siklus II 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
87,2 75
Capaian Target
Target
Capaian
Gambar 4.4 Hasil Pencapaian Nilai Siklus II
Persentase Pencapaian Siklus II 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
80,00%
86,66%
Pencapaian siklus II Target pencapaian siklus II
Target
Pencapaian
Gambar 4.5 Persentase Pencapaian Siklus II Kemudian peneliti merangkum hasil peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II. Dapat dilihat pada tabel 4.23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Tabel 4.23 Data Peningkatan Hasil Belajar Variabel
Indikator
Hasil Belajar
Rata-rata kelas Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (60)
Kondisi awal 64,51
Siklus I Target Capaian 70 76,53
44,44%
70%
73,33%
Siklus II Target Capaian 75 87,2
75%
86,66%
Dari tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 mengalami peningkatan, dari kondisi awal sebelum dilakukan tindakan nilai rata-rata mencapai 64,51 dengan persentase ketuntasan siswa 44,44%. Setelah dilakukan tindakan siklus I nilai rata-rata menjadi 76,53 dengan persentase ketuntasan 73,33%. Kemudian dilakukan tindakan pada sklus II nilai rata-rata menjadi 87,2 dengan persentase ketuntasan mencapai 86,66%. Berikut ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
87,2 76,53 64,51
70
75 Kondisi Awal Target Capaian
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.6 Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Persentase Pencapaian Hasil Belajar 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
87% 70,00% 73%
75,00%
44,44%
Target Pencapaian
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.7 Persentase Pencapaian Hasil Belajar Dari gambar 4.6 dan 4.7 dapat diketahui bahwa kondisi awal sebelum dilakukan penelitian mencapai 44,44% dengan rata-rata nilai 64,51, setelah dilakukan penelitian pada siklus I menggunakan pendekatan pembelajarankontekstual pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian diperoleh nilai rata-rata pada siklus I mencapai 76,53 dengan persentase ketuntasan 73,33% siswa tuntas. Dari perolehan hasil belajar pada siklus I dapat dikatakan berhasil karena hasil yang telah diperoleh siswa sudah melampaui target yang peneliti harapkan. Namun peneliti ingin meningkatkan hasil belajar dan memantapkan hasil belajar, maka peneliti melanjutkan ke siklus II. Setelah dilanjutkan ke siklus II dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual perolehan hasil belajar mengalami peningkatan. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 87,2 dengan persentase ketuntasan mencapai 86,66%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
dapat
disimpulkan
bahwa
penggunaan
pendekatan
pembelajaran
pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning pada pembelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian sangat sesuai untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terbukti dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan disetiap siklus mengalami peningkatan secara bertahap. Berdasarkan dari hasil pencapaian yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil dan peneliti menghentikan penelitian ini sampai siklus II. 3. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan
berpikir
kritis
dalam
penelitian
ini
diteliti
menggunakan 2 instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Pemberian kuesioner dilaksanakan selama dua kali, yaitu pada awal sebelum dilakukan penelitian, yaitu pada tanggal 12 Oktober 2015 dan diakhir setelah dilakukan penelitian yaitu pada tanggal 30 Oktober 2015. Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis kelas III SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini sejalan dengan pendapat Anggelo (dalam Susanto, 2013: 122), berpikir kritis adalah menerapkan kegiatan berpikir yang meliputi menganalisis, mengenal
masalah,
pemecahan
masalah,
menyimpulkan
serta
mengevaluasi. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
ditulis oleh Nur Prafitriani (2014) dengan variabel yang sama dengan penelitian ini yaitu berpikir kritis matematika. Berikut ini merupakan data hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis awal sebelum melakukan penelitian dan akhir setelah dilakukan penelitian. Tabel 4.24 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa No
Indikator
1
Menganalisis argumen
2 3
Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah
4 5 6
Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keseluruhan
Kondisi Awal 53,3
Kriteria
Kondisi Akhir 79,15
60,3
Sangat Tidak Kritis Tidak Kritis Sangat tidak Kritis Tidak Kritis
58 59
Tidak Kritis Tidak Kritis
78,3 83,5
58,17
Tidak Kritis
79,36
64 54
83,7 82 74,76
Kriteria Cukup Kritis Kritis Kritis Cukup Kritis Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis
Berdasarkan tabel 4.24 diketahui hasil nilai kuesioner kemampuan berpikir kritis dari data awal sebelum dilakukan tindakan dan data akhir setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan. Berikut ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis 90 80
79,15
82 74,76
64
70 60
83,7
53,3
60,3 54
78,3 58
83,5
59
79,36 58,17
50 40 30 20
Kondisi Awal Kondisi Akhir
10 0
Gambar 4.8 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan gambar 4.8 diperoleh data kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa dari kondisi awal sebelum penelitian dan kondisi akhir setelah penelitian mengalami peningkatan. Pada indikator 1 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 53,3 pada kriteria “sangat tidak kritis” kemudian setelah dilakukan penelitian pada indikator 1 meningkat dengan perolehan nilai kemampuan berpikir kritis 79,15 pada kriteria “cukup kitis”. Pada indikator 2 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 64 pada kriteria “cukup kritis”, sedangkan setelah dilakukan penelitian nilai kemampuan berpikir kritis pada indikator 2 meningkat menjadi 83,7 pada kriteria “kritis”. Kemudian pada indikator 3 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 54 pada kriteria “sangat tidak kritis”, setelah dilakukan penelitian nilai kemampuan berpikir kritis pada indikator 3 meningkat menjadi 82 pada kriteria “kritis”. Pada indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
4 sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 60,3 pada kriteria “tidak kritis” kemudian setelah dilakukan penelitian pada indikator 4 nilai kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 74,76 pada kriteria “cukup kritis”. Pada indikator 5 sebelum dilakukan penelitian diperolehan nilai kemampuan berpikir kritis 58 pada kriteria “tidak kritis” setelah dilakukan penelitian indikator 5 meningkat menjadi 78,3 pada kriteria “cukup kritis”. Kemudian pada indikator 6 sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 59 pada kriteria “tidak kritis” setelah dilakukan penelitian indikator 6 meningkat menjadi 83,36 pada kriteria “kritis”. Kemudian nilai keseluruhan dari kondisi awal kemampuan berpikir kritis 58.17 “tidak kritis” setelah dilakukan penelitian meningkat menjadi 79,36 yaitu pada kriteria “cukup kritis”. Kemudian peneliti merangkum data persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis, yaitu sebagai berikut Tabel 4.25 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis No 1 2 3 4 5 6
Indikator Menganalisis argumen Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keseluruhan
Kondisi Awal 30% 40% 30% 43,33% 36,66% 50%
Kondisi Akhir 83,33% 96.66% 93,33% 76,66% 76,66% 93,33%
33,33%
83,33%
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
dilakukan penelitian dan kondisi akhir setelah dilakukan penelitian.Berikut ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.
Persentase Kemampuan Berpikir Kritis 97% 93,33% 100% 93% 83,33% 83,33% 90% 76,66% 76,66% 80% 70% 60% 50% 43,33% 50% 40,00% 36,33% 33,33% 40% 30,00% 30,00% 30% 20% 10% 0%
Kondisi Awal Kondisi Akhir
Gambar 4.9 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis Dari gambar 4.9 terlihat bahwa persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mengalami peningkatan. Pada indikator 1 kondisi awal sebelum penelitian persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 30% kemudian meningkat pada kondisi akhir menjadi 83,33%. Pada indikator 2 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 40% meningkat pada kondisi akhir menjadi 97%. Indikator 3 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 30% meningkat pada kondisi akhir menjadi 93%. Kemudian pada kondisi indikator 4 diperoleh jumlah siswa yang minimal cukup kritis 43,33% meningkat pada kondisi akhir 76,66%. Indikator 5 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 36,33% meningkat pada kondisi akhir menjadi 76,66%. Pada indikator 6 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 50% meningkat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
kondisi akhir menjadi 93,33%. Kemudian keseluruhan kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis, yaitu 33,33% meningkat pada kondisi akhir menjadi 83,33%. Selanjutnya pegambilan data observasi atau pengamatan tentang kemampuan berpikir kritis dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung, yaitu pada siklus I dan siklus II. Pengambilan data observasi kemampuan berpikir kritis bertujuan untuk penguat kemampuan berpikir kritis dari hasil kuesioner. Observasi pada siklus I dilakukan selama dua kali, yaitu pada siklus I pertemuan 1 dan siklus I pertemuan 2. Sedangkan observasi pada siklus II dilakukan selama dua kali, yaitu pada siklus II pertemuan 1 dan Siklus II pertemuan 2. Kemudian hasil observasi pada siklus I dijadikan data awal kemampuan berpikir kritis dan hasil observasi siklus II dijadikan data akhir observasi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini merupakan data observasi kemampuan berpikir kritis: Tabel 4.26 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis No
Indikator
1 2 3 4 5
Menganalisis argument Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan
6
Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
Kondisi Awal 62 67 63 57 53
Kriteria Cukup Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Kondisi Akhir 73 76 77 74 68
55
Tidak Kritis
70
Kriteria Kritis Kritis Kritis Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis
Berdasarkan tabel 4.26 diketahui data observasi kemampuan berpikir kritis awal dan data akhir mengalami peningkatan disetiap indikatornya. Berikut ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Observasi 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
73 62
77
76 67
63
74 57
70
68 53
55 Kondisi Awal Kondisi Akhir
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator 1 2 3 4 5 6
Gambar 4.10 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Observasi) Berdasarkan gambar 4.10 diperoleh data tentang kemampuan berpikir kritis berdasarkan observasi. Pada indikator 1 data awal diperoleh skor 62, yaitu pada kriteria “cukup kritis” kemudian data akhir pada indikator 1 meningkat menjadi 73, yaitu pada kriteria “kritis”. Pada indikator 2 diperoleh skor 67, yaitu pada kriteria “cukup kritis” kemudian perolehan data akhir pada siklus 2 meningkat menjadi 76 pada kriteria “kritis”. Kemudian pada indikator 3 diperoleh data skor observasi awal 63 pada kriteria “cukup kritis” dan kondisi akhir pada indikator 3 diperoleh skor 77 pada kriteria “kritis”. Pada indikator 4 data awal observasi diperoleh skor 57, yaitu pada kriteria “tidak kritis” dan data akhir pada indikator 4 meningkat menjadi 74 pada kriteria “kritis”. Sedangkan pada indikator 5 data awal observasi diperoleh skor 53 pada kriteria “tidak kritis” kemudian data akhir pada indikator 5 meningkat menjadi 68 pada krteria “cukup kritis”. Kemudian data awal pada indikator 6 diperoleh skor 55 pada kriteria “tidak kritis” dan data akhir pada indikator 6 meningkat menjadi 70 pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
kriteria “cukup kritis”. Dari data kuesioner dan observasi tentang kemampuan berpikir kritis diatas diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis disetiap indikatornya. Setelah didapatkan hasil penelitian dan pembahasan, kemudian dipaparkan hasil perbandingan pencapaian hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis, sebagai berikut: Tabel 4.27 Perbandingan Pencapaian Penelitian Variabel Hasil Belajar
Variabel Kemamp uan Berpikir Kritis
Indikator Nilai rata-rata kelas Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM Indikator Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Persentase kemampuan berpikir kritis
Kondisi Awal 60
44.44 %
Siklus I Target Capaian 76,53 70
70%
73,33%
Siklus II Target Capaian 75 87,2
75%
86,66%
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
58,17 (Tidak Kritis) 33,33%
79,36 (Cukup Kritis) 83,33%
Dari tabel 4.27 perbandingan pencapai penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahawa pencapaian nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari kondisi awal 60 kemudian dilakukan penelitian pada siklus I meningkat menjadi 76,53 dengan target pada siklus I adalah 70. Selanjutnya dilakukan penelitian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 87,2. Persentase siswa juga mengalami peningkatan dari kondisi awal 44,44% kemudian meningkat pada siklus I menjadi 73,33% dengan taret pada siklus I 70% dan siklus II meningkat lagi menjadi 86,6% dengan target pada siklus II 75%. Selanjutnya didapatkan nilai kemampuan berpikir kritis pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
kondisi awal adalah 58,17 pada kriteria “tidak kritis” dan pada kondisi akhir nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 79,36 pada kriteria “cukup kritis”. Sedangkan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis pada kondisi awal 33,33% dan pada kondisi akhir mencapai 83,33%. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dari Penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis tentang pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis materi perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 205/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab V ini berisi tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran. A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di SD Negeri Karangmloko 1 tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri Karangmloko 1 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Relating, (2) Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applying, (5) Transfering. 2. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata sebelum dilakukan penelitian, yaitu 64,51 dengan persentase ketuntasan 44,44%. Setelah dilakukan penelitian pada siklus I menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 76,53 dengan persentase
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
ketuntasan siswa mencapai 73,33%. Kemudian dilanjutkan ke siklus II dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II rata-rata meningkat menjadi 87,2 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 86,66%. 3. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai kemampuan berpikir kritis awal adalah 58,17 pada kriteria “tidak kritis” dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 33,33%. Pada kondisi akhir nilai kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 79,36 pada kriteria “cukup kritis”, dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 83,33%. B.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini antara lain: 1. Selama
pembelajaran
matematika
menggunakan
pendekatan
pembelajaran kontekstual, peneliti mengalami keterbatasan waktu karena alokasi waktu yang diberikan oleh guru kelas selama satu kali pertemuan hanya 2 x 35 menit. 2. Semua komponen dari tujuh komponen dalam pendekatan kontekstual belum terlaksana dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
C.
Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Ketika
melakukan
penelitian,
sebaiknya
peneliti
harus
bisa
memanajemen waktu, agar penelitian tersebut dapat dilaksanakan dengan maksimal. 2. Pemberian motivasi kepada siswa harus ditingkatkan, agar menjadikan siswa semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Achmad, A. (2007). Memahami Berpikir Kritis. http://ArtikelPendidikanNetwork. [diakses tanggal 25 Juni 2015] Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Ahdi, (2013). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembalajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual Di Kelas IV SDN 15 Emberas Tayan Hilir. Skripsi. Universitas Tanjungpura. Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Daryanto & Rahardjo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Fajariyah, N. (2008). Cerdas Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional. Hamdayama, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Hendriansah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta: PT Raja Grafindo Indonesia. Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hasim, A. (2015). Strategi Kognitif Dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Jayanti, S. D. (2014). Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Blok Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagian. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Johnson, E. B. (2010). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media Utama. Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
Kustandi& Bambang. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Masidja, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Muhlisrarni. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Grafindo Persada. Munandi, Y. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Muslicah, M. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Noor, J. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Nurmaningsih, E. (2009). Peningkatan Kemampuan Perkalian Dan Pembagian Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Prafitriani, N. (2015).Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika pada siswa kelas IVA SD Negeri Margoyasan. http://eprints.uny,ac.id/2559, 15 Februari 2016. Putra, S.R. (2013). Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Yogyakarta: Diva Press. Siregar & Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sunaryo, K.W. (2012).Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Surapranata, S. (2009). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interprestasi Hasil Tes Inplementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sutoyo, A. (2012). Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyadi. (2012). Buku panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian tindakan sekolah (PTS). Yogyakarta: Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Taniredja, T. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wiriatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN DAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
LAMPIRAN 2 VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
LAMPIRAN 3 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS SIKLUS I Nama Sekolah
: SD NEGERI KARANGMLOKO 1
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: III/I
Standar Kompetensi
: 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Siklus dan Pertemuan
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Siklus I Pertemuan 1
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka.
Operasi hitung perkalian dan pembagian
Kegiatan Pembelajaran
Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian. Siswa melakukan percobaan menggunakan media konkrit kelereng untuk menyelesaikan soal perkalian dan pembagian Mendemonstrasikan cara penggunaan media blok dienes. Siswa secara berkelompok berdiskusi mengerjakan soal yang ada di LKS dengan
Indikator
1.3.1 Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian. 1.3.2 Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 1.3.3 Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu
188
Penilaian
Alokasi Waktu
Tertulis: 2 x 35 Mengerjakan Menit soal Evaluasi operasi hitung perkalian dan pembagian.
Sumber Belajar dan Media Belajar Fajariyah, Nur dan Triratnawat, Defi.2008.Ce rdas Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional. Blok dienes Kelereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
Siklus dan Pertemuan
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 2
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga
Operasi hitung perkalian dan pembagian
Indikator
Penilaian
bantuan media blok angka. dienes. minimal tiga pembagian Perwakilan dari setiap dengan angka kelompok yang berbeda mempresentasikan hasil kerja atau jawaban didepan kelas. Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka dengan satu angka menggunakan cara bersusun pendek. Mengerjakan soal yang ada di LKS tentang perkalian dan pembagian dengan cara bersusun pendek. Mengerjakan soal evaluasi. 1.3.1 Melakukan Tertulis: Siswa melakukan perkalian yang Mengerjakan permaianan hasilnya sampai menggunakan kartu soal Evaluasi tiga angka bilangan mengenai operasi minimal tiga perkalian dan pembagian hitung
Alokasi Waktu
Sumber Belajar dan Media Belajar
2 x 35 Menit
Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008.Ce rdas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
Siklus dan Pertemuan
Kompetensi Dasar angka dan pembagian bilangan tiga angka.
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
perkalian Siswa melakukan dengan angka percobaan perkalian yang yang berbeda. hasilnya tiga angka dan 1.3.2 Melakukan pembagian tiga angka pembagian menggunakan media bilangan tiga blok dienes. angka minimal Siswa secara tiga pembagian berkelompok berdiskusi dengan angka menjawab soal yanga ada yang berbeda. di LKS dengan bantuan 1.3.3 Menyelesaikan media blok dienes soal cerita yang Perwakilan dari setiap berkaiatan kelompok dengan mempresentasikan hasil perkalian dan kerja atau jawaban pembagian didepan kelas. Menjelaskan cara memecahkan soal cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian. Siswa mengerjakan soal yang ada di LKS tentang
Penilaian
perkalian dan pembagian.
Alokasi Waktu
Sumber Belajar dan Media Belajar Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional. Blok dienes Kartu bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
Siklus dan Pertemuan
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
soal ceritayang berhubungan dengan perkalian dan pembagian dengan cara bersusun pendek. Mengerjakan soal evaluasi.
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar dan Media Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I SIKLUS I PERTEMUAN 1
Sekolah
: SD Negeri Karangmoloko 1
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: III (Tiga) / I (Satu)
Hari/ tanggal
: Selasa, 13 oktober 2015
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator 1.3.1 Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian. 1.3.2 Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 1.3.3 Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian. 2. Siswa mampu melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 3. Siswa mampu melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. E. Karakter siswa yang diharapkan 1. Disiplin 2. Berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
3. Kerjasama 4. Keaktifan 5. Tanggung jawab F. Materi Pokok Operasi hitung perkalian dan pembagian (terlampir) G. Model/Pendekatan dan Metode Pembelajaran Model
: CTL/ Kontekstual
Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan
H. Media Pembelajaran 1. Blok dienes 2. Kelereng I. Sumber Belajar Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008.Cerdas Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional. J. Langkah Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Pembuka
Deskripsi Kegiatan
1. 2.
3.
4. 5.
6.
Alokasi Waktu Guru memberi salam kepada siswa. “Selamat 5 Menit pagi anak-anak?” Guru menunjuk satu siswa untuk memimpin doa. “Anak-anak siapa yang bersedia untuk memimpin doa?” Guru menanyakan kabar siswa dan memeriksa kehadiran siswa. “Bagaimana kabar kalian hari ini? ”Siapa yang tidak berangkat hari ini?” Motivasi Siswa bersama guru menyanyikan lagu untuk memotivasi belajar siswa. Siswa bersama guru mengulas lagu yang dinyanyikan. “Anak-anak, dari lagu yang telah kita nyanyikan, ada kata-kata apa saja?” Apersepsi Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
Kegiatan
Kegiatan Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
lagu yang sudah dinyanyikan. “Anak-anak dari lagu yang sudah kita nanyikan tadi kira-kira kita akan belajar tentang apa? Orientasi 7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran hari ini. 40 menit Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan awal mengenai materi perkalian dan pembagian dengan melalui kegiatan tanya jawab. 2. Guru memberikan contoh soal perkalian dan pembagian beserta cara penyelesaiannya dengan menggunakan media konkrit, yaitu kelereng. 3. Siswa mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan dengan menggunakan media konkrit, yaitu kelereng dalam menyelesaikan soal perkalian atau pembagian. Elaborasi 4. Siswa bersama guru membahas kegiatan no 3 dengan memberikan tanggapan atas jawaban yang diberikan. 5. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan pentunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6. 6. Guru melakukan demonstrasi untuk memperkenalkan media blok dienes kepada siswa. 7. Guru memberikan contoh cara penggunaan blok dienes dalam perkalian dan pembagian. 8. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil blok dienes sebagai alat untuk membantu menyelesaikan soal. 9. Siswa secara berkelompok berdiskusi menjawab soal yang di LKS dengan menggunakan blok dienes. 10. Setiap kelompok menyelesaikan tugasnya masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
Kegiatan
Kegiatan Penutup
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Konfirmasi 11. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja atau jawaban didepan kelas. 12. Guru dan siswa secara bersama-sama membahas soal. 13. Guru mempresentasikan kembali materi selanjutnya tentang perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka dengan satu angka menggunakan cara bersusun pendek. 14. Siswa mengerjakan soal yang ada di LKS. 15. Setelah selesai mengerjakan, siswa dan guru secara bersama-sama membahas soal. 16. Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini. 25 menit Kesimpulan 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. “anak–anak hari ini kita sudah belajar tentang apa saja ?” 2. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentangpembelajaran yang telah diikuti. Evaluasi 3. Guru membagian soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Refleksi 4. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini. Tindak Lanjut 5. Siswa diberi tugas atau PR yang ada di LKS. 6. Salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum pembelajaran berakhir. 7. Guru memberi salam kepada siswa. “selamat siang anak-anak”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
K. Penilaian o Jenis Penilaian
: Tes tertulis
o Bentuk Penilaian
: Esay
o Teknik
: Tugas, penilaian diri, dan kinerja
o Instrumen (terlampir)
: Tugas dan rubrik penilaian
o Pedoman penskoran (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
Lampiran Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan a. Penilaian hasil belajar
Rubik Penilaian Skor Kriteria Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan 5 langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) serta jawabannya benar. 4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) tetapi jawabannya salah. 3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang benar, tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi). 2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak menggunakan langkah-langkah (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) dan jawabannya salah. 1 Siswa hanya menuliskan soal kembali. 2. Penilaian Sikap No
Aspek yang diamati
1. Kedisiplinan 2. Berani 3. Kerjasama 4. Keaktifan 5. Tanggung jawab Total skor yang di capai Jumlah Skor maksimum
3
Skor 2
1
Jumlah skor
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
Keterangan nilai: Skor 80 – 100 70 – 79 51 – 69 < 50
Kriteria A B C D
Kriteria Penilaian Sikap: No 1
2
3
4
5.
Kriteria
Skor (1-3)
Kedisiplinan Masuk kelas tepat waktu
3
Terlambat kurang dari 5 menit
2
Terlambat lebih dari 5 menit
1
Berani Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri dari guru tanpa ditunjuk. Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri setelah ditunjuk oleh guru. Tidak mau menjawab pertanyaan dan mengajukan diri.
3 2 1
Kerjasama Aktif kerjasama dengan baik dengan temannya
3
Kadang bekerja sama kadang tidak bekerja sama Tidak mau kerjasama
2 1
Keaktifan Aktif mengikuti pembelajaran dan aktif menanya
3
Kadang aktif mengikuti pembelajaran kadang tidak
2
Tidak mau mengikuti pembelajaran dan tidak mau bertanya
1
Tanggung Jawab Mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu
3
Mengerjakan tugas dan hasil kurang baik namun tepat waktu Tidak mengerjakan tugas
2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
3. Penilaian Kegiatan No
Nama
Kriteria Penilaian Kemampuan Kerjasama menggunakan media kelompok 4 3 2 1 4 3 2 1
Jumlah
1 2 3 4 5 ...
Rubik Penilaian No
Kriteria
Baik Sekali 4
Baik 3
Cukup 2
1
Kemampu an mengguna kan media
Dapat menggunaka n media pembelajaran dengan sangat baik dan benar.
Dapat menggunaka n media pembelajara n dengan baik dan benar.
2
Kerjasama kelompok
Seluruh anggota kelompok terlihat sangat aktif.
Setengah atau lebih anggota kelompok terlihat aktif.
Dapat mengguna kan media pembelaja ran dengan sangat baik Setengah atau kurang anggota kelompok terlihat aktif.
Keterangan nilai: Skor
Kriteria
6-8
A
4–5
B
<3
C
Perlu Bimbingan 1 Belum bisa menggunak an media pembelajara n.
Seluruh anggota kelompok terlihat pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Siklus I pertemuan 1
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Karangmloko 1
Kelas/ Semester
: III / I
Mata Pelajaran
: Matematika
Alokasi Waktu
: 2 jp (2x35 menit)
Nama Kelompok: Nama Anggota Kelompok: 1.
4.
2.
5.
3.
6.
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar 1.3
Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian. 2. Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 3. Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. D. Petunjuk 1. Buatlah kelompok dengan anggota 6 siswa pada setiap kelompok!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
2. Lakukan kegiatan secara berkelompok! 3. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan anggota kelompokmu! E. Kegiatan Belajar 1. Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian.
Ayo Kerjakan
LKS 1
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan bantuan blok dienes! 1. 15 × 2 = …. 2. 13 × 7 = …. 3. 44 ÷ 4 = …. 4. 32 × 3 = …. 5. 60 ÷ 3 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
Ayo Kerjakan
LKS 2
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan cara bersusun pendek! 1. 15 × 2 = …. 2. 13 × 7 = …. 3. 44 ÷ 4 = …. 4. 32 × 3 = …. 5. 60 ÷ 3 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
SOAL EVALUASI AKHIR PERTEMUAN 1 MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I
Mata Pelajaran
: Matematika
Nama
:
Hari/Tanggal
: Selasa, 13 oktober 2015
No.Urut
:
Waktu
: 20 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Bentuk penjumlahan berulang dari 6 × 12 adalah Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Selesaikan perkalian 25 × 3 dengan cara bersusun pendek! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Selesaikan pembagian dari 46 ÷ 2 dengan cara bersusun pendek! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Selesaikan pembagian 70 ÷ 5 dengan cara bersusun pendek! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Dono mempunyai 13 kantong kelereng. Setiap kantong kelereng berisi 7 butir kelereng. Berapa jumlah semua kelereng yang dimiliki Dono? Jawab:……………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
Lampiran Kunci Jawaban Kunci jawaban LKS Siklus I pertemuan 1
LKS 1 1. 15 × 2 = 30 2. 13 × 7 = 91 3. 44 ÷ 4 = 11 4. 32 × 3 = 96 5. 60 ÷ 3 = 20
LKS 2 1. 15 × 2 = … 1
5. 60 ÷ 3 = ….
5 2 ×
30
3 0
2
2. 13 × 7 = ….
6
1 3
0 -
9 1
0
3. 44 ÷ 4 = …. 1 1 4 4 4
4 4 0
4.
32 × 3 = …. 3 2 3 × 9 6
0
7 ×
4
6 0
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
Kunci jawaban Soal Evaluasi akhir pertemuan 1
1. 6 × 12 = 6+ 6+ 6+ 6 +6 +6 +6 +6 +6 +6 +6 +6 2. 25 × 3 = …. 2 5 3 × 7 5 3. 46 ÷ 2 = …. 2 3 2
4 6 4
6 6
0
4. 70 ÷ 5 = …. 1 4 5
7 0 5
-
2 0 2 0
-
0
5. Diketahui
: Dono memiliki 13 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 7 butir kelereng.
Ditanya
: Berapa banyak kelereng yang dimiliki mas Afri?
Jawab
:
13 × 7 = …. 1 3 7 × 9 1
Jadi banyak kelereng yang dimiliki Dono adalah 91 kelereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I SIKLUS I PERTEMUAN 2
Sekolah
: SD Negeri Karangmoloko 1
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: III (Tiga) / I (Satu)
Hari/ tanggal
: Sabtu, 17 oktober 2015
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator 1.3.1
Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda.
1.3.2
Melakukan
pembagian
bilangan tiga
angka
minimal
tiga
pembagian dengan angka yang berbeda. 1.3.3
Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 2. Siswa mampu melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. 3. Siswa mampu menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian E. Karakter siswa yang diharapkan 1. Disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
2. Berani 3. Kerjasama 4. Keaktifan 5. Tanggung jawab F. Materi Pokok Operasi hitung perkalian dan pembagian. (terlampir) G. Model/ Pendekatan dan Metode Pembelajaran Model
: CTL/ Kontekstual
Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
H. Media Pembelajaran 1. Blok dienes 2. Kartu bilangan I. Sumber Belajar Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008. Cerdas Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional. J. Langkah Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Pembuka
Deskripsi Kegiatan
1. 2.
3. 4. 5.
6.
Alokasi Waktu Guru memberi salam kepada siswa. “Selamat 5 Menit pagi anak-anak ?” Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. “Anak-anak siapa yang bersedia untuk memimpin doa?” Guru menanyakan kabar siswa dan memeriksa kehadiran siswa : “Bagaimana kabar kalian hari ini? ”Siapa yang tidak berangkat hari ini?” Motivasi Siswa bersama guru menyanyikan lagu untuk menambah semangat belajar siswa. Apersepsi Guru bertanya kepada siswa mengenai pengetahuan siswa tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Guru bercerita mengenai kegiatan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
Kegiatan Inti
yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian. Orientasi 7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran hari ini. 40 menit Eksplorasi 1. Guru menunjukkan kartu bilangan kepada siswa. 2. Siswa memperhatikan cara permainan menggunakan kartu bilangan. 3. Guru dan siswa melakukan permainan tanya jawab menggunakan kartu bilangan. 4. Menggali pemahaman siswa tentang perkalian dan pembagian. 5. Guru melakukan demonstrasi untuk memperkenalkan media blok dienes kepada siswa. 6. Guru memberikan contoh soal perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka menggunakan media blok dienes. 7. Kemudian guru menjelaskan dengan memberikan contoh cara penyelesaian perkalian dan pembagian bersusun pendek. Elaborasi 8. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai dengan 6. 9. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil blok dienes dan mengerjakan soal yang ada di LKS. 10. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal latihan. Konfirmasi 11. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja atau jawaban didepan kelas. 12. Kelompok lain memberikan tanggapan dan masukan kepada kelompok yang presentasi. 13. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa. 14. Guru mempresentasikan kembali materi selanjutnya dengan memberikan contoh soal cerita perkalian dan pembagian. 15. Guru menjelaskan cara menyelesaikan contoh soal cerita perkalian dan pembagian dengan cara bersusun pendek. 16. Siswa secara berkelompok mengerjakan soal cerita yang ada di LKS. 17. Setelah selesai mengerjakan, siswa dan guru secara bersama-sama membahas soal latihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
Kegiatan Penutup
18. Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini. 25 menit Kesimpulan 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. “anak-anak hari ini kita sudah belajar tentang apa saja ?” 2. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Evaluasi 3. Guru membagian soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Refleksi 4. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini. Tindak Lanjut 5. Siswa diberi tugas atau PR yang ada di LKS. 6. Salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum pembelajaran berakhir. 7. Guru memberi salam kepada siswa. “selamat siang anak-anak”.
K. Penilaian o Jenis Penilaian
: Tes Tertulis
o Bentuk Penilaian
: Esay
o Teknik
: Tugas, penilaian diri, dan kinerja
o Instrumen (terlampir)
: Tugas dan rubrik penilaian
o Pedoman penskoran (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
Lampiran Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan a. Penilaian hasil belajar
Rubik Penilaian Skor Kriteria Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan 5 langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) serta jawabannya benar. 4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) tetapi jawabannya salah. 3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang benar, tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi). 2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak menggunakan langkah-langkah (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) dan jawabannya salah. 1 Siswa hanya menuliskan soal kembali. 2.
Penilaian Sikap
No
Aspek yang diamati
1.
Kedisiplinan
2.
Berani
3.
Kerjasama
4.
Keaktifan
5.
Tanggung jawab
3
Skor 2
1
Jumlah skor
Total skor yang di capai Jumlah Skor maksimum
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
Keterangan nilai: Skor 80 – 100 70 – 79 51 – 69 < 50
Kriteria A B C D
Kriteria Penilaian Sikap: No 1
2
3
4
5.
Kriteria
Skor (1-3)
Kedisiplinan Masuk kelas tepat waktu
3
Terlambat kurang dari 5 menit
2
Terlambat lebih dari 5 menit
1
Berani Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri dari guru tanpa ditunjuk. Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri setelah ditunjuk oleh guru. Tidak mau menjawab pertanyaan dan mengajukan diri. Kerjasama
3 2 1
Aktif kerjasama dengan baik dengan temannya
3
Kadang bekerja sama kadang tidak bekerja sama Tidak mau kerjasama Keaktifan Aktif mengikuti pembelajaran dan aktif menanya
2 1
Kadang aktif mengikuti pembelajaran kadang tidak Tidak mau mengikuti pembelajaran dan tidak mau bertanya Tanggung Jawab Mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu
2
Mengerjakan tugas dan hasil kurang baik namun tepat waktu Tidak mengerjakan tugas
2
3
1
3
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
3. Penilaian Kegiatan No
Nama
Kriteria Penilaian Kemampuan Kerjasama menggunakan media kelompok 4 3 2 1 4 3 2 1
Jumlah
1 2 3 4 5 ... Rubik Penilaian No
Kriteria
Baik Sekali 4
Baik 3
Cukup 2
1
Kemampu an mengguna kan media
Dapat menggunaka n media pembelajaran dengan sangat baik dan benar.
Dapat menggunaka n media pembelajara n dengan baik dan benar.
2
Kerjasama kelompok
Seluruh anggota kelompok terlihat sangat aktif.
Setengah atau lebih anggota kelompok terlihat aktif.
Dapat mengguna kan media pembelaja ran dengan sangat baik Setengah atau kurang anggota kelompok terlihat aktif.
Skor
Kriteria
6–8
A
4–5
B
<3
C
Keterangan nilai
Perlu Bimbingan 1 Belum bisa menggunak an media pembelajara n.
Seluruh anggota kelompok terlihat pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Siklus I pertemuan 2
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Karangmloko 1
Kelas/ Semester
: III / I
Mata Pelajaran
: Matematika
Alokasi Waktu
: 2 jp (2x35 menit)
Nama Kelompok: Nama Anggota Kelompok: 1.
4.
2.
5.
3.
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator 1. Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 2. Melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. 3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214
D. Petunjuk 1.
Buatlah kelompok dengan anggota 6 siswa pada setiap kelompok!
2.
Lakukan kegiatan secara berkelompok!
3.
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan anggota kelompokmu!
E. Kegiatan Belajar 1. Operasi hitung perkalian dan pembagian ayo Kerjakan
lks 1
Selesaikan soal-soal dibawah ini! 1.
Hasil perkalian dari 5 × 33 adalah ….
2.
Hasil perkalian dari 8 × 20 adalah ….
3.
Hasil pembagian dari 550 ÷ 5 adalah ….
4.
Hasil pembagian dari 240 ÷ 2 adalah ….
5.
Hasil perkalian dari 4 × 120 adalah ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215
ayo kerjakan!
lks 1 Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan cara bersusun pendek ! 1. Mas Afri memiliki 16 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 15 butir kelereng. Jadi berapa banyak kelereng yang dimiliki mas Afri? Diketahui
:
Ditanyakan :
Jawab
:
2. Pak sholeh mempunyai 183 permen kemudian akan dibagikan kepada 3 orang anaknya. Berapa banyak permen yang didapatkan setiap anak? Diketahui
:
Ditanyakan :
Jawab
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216
SOAL EVALUASIAKHIR PERTEMUAN 2 MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I
Mata Pelajaran
: Matematika
Nama
:
Hari/Tanggal
: Sabtu, 17 oktober 2015
No.Urut
:
Waktu
: 20 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Selesaikan Perkalian 55 × 8 dengan cara bersusun pendek! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Selesaikan 465 ÷ 15 dengan cara bersusun pendek! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Aji memiliki 20 kantong kelereng. Setiap kantong kelereng berisi 15 butir kelereng. Berapa jumlah semua kelereng? Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Pak Fadli mempunyai 680 buah mangga. Mangga-mangga tersebut akan ditempatkan kedalam 8 keranjang sama banyak. Berapa jumlah mangga tiap-tiap keranjang? Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Banyak siswa kelas 3 di SD Merdeka adalah 35. Setiap anak dapat mengumpulkan 21 botol bekas. Berapakah semua botol bekas yang terkumpul? Jawab:……………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217
Lampiran Kunci Jawaban Kunci Jawaban LKS Siklus I pertemuan 2 LKS 1 1. 165 2. 160 3. 110 4. 130 5. 480 LKS 2
1. Diketahui
: Mas afri memiliki 16 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 15 butir kelereng.
Ditanya
: Berapa banyak kelereng yang dimiliki mas Afri?
Jawab
:
16 × 15 = …. 16 15 × 80 1 6
+
2 4 0 Jadi banyak kelereng yang dimiliki mas Afri 240 kelereng 2. Diketahui
: Pak Sholeh mempunyai 180 permen. Akan dibagikan ke 3 orang anaknya
Ditanya
: Berapa permen yang didapatkan setiap anak?
Jawab
:
180 ÷ 3 = ….
6 1 3
183 18
3 3 0
Jadi banyak permen yang didapatkan setiap anak adalah 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218
Kunci Jawaban Soal Evaluasi akhir pertemuan 2 1. 55 × 8 = …. 55 8 × 44 0 2. 465 ÷ 15 = …. 31 15
465 45
-
15 15 0 3. Diketahui
: Aji memiliki 20 kantong kelereng Setiap kantong kelereng berisi 15 butir kelereng.
Ditanya
: Berapa jumlah semua kelereng?
Jawab
:
20 × 15 = …. 20 15 × 100 20
+
300 Jadi banyak kelereng yang dimiliki Aji 300 kelereng. 4. Diketahui
: Pak Fadli mempunyai 680 buah mangga Akan ditempatkan ke 8 keranjang
Ditanya
: Berapa jumlah mangga tiap-tiap keranjang?
Jawab
:
480 ÷ 8 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219
85 8
680 64
-
40 40
-
0 Jadi jumlah mangga tiap-tiap keranjang adalah 85 buah mangga. 5. Diketahui
: Banyak siswa kelas 3 adalah 35. Setiap anak mengumpulkan 21 botol bekas
Ditanya
: Berapa semua botol bekas yang terkumpul?
Jawab
: 35 × 21 = …. 3 5 2 1
×
3 5 7 0
+
7 3 5 Jadi semua botol bekas yang terkumpul adalah 735
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220
LAMPIRAN 4 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221
SILABUS SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Siklus dan Pertemuan
Kompetensi Dasar
Siklus II 1.3 pertemuan Melakukan perkalian 1 yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka.
: SD NEGERI KARANGMLOKO 1 : Matematika : III/I : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Operasi hitung perkalian dan pembagian
Indikator
1.3.1 Menjelaskan Menjelaskan pengertian perkalian pengertian dan pembagian perkalian dan 1.3.2 Melakukan perkalian pembagian. yang hasilnya dua Siswa melakukan angka minimal tiga perkalian dan perkalian dengan pembagian angka yang berbeda. menggunakan media konkrit, 1.3.3 Melakukan pembagian bilangan yaitu kelereng. dua angka dengan Siswa mencoba bilangan satu angka melakukan minimal tiga perkalian dan pembagian dengan pembagian angka yang berbeda. menggunakan media blok dienes. Siswa mengerjakan soal yang ada di
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar dan Media Belajar Tertulis: 2 x 35 Fajariyah, Mengerjakan Menit Nur dan soal Evaluasi Triratnawati, operasi Defi.2008.Ce hitung rdas perkalian dan Berhitung pembagian. Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional. Blok dienes Kelereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222
Siklus II 1.3 pertemuan Melakukan perkalian 2 yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka.
Operasi hitung perkalian dan pembagian
LKS dengan bantuan blok dienes. Mempresentasikan materi perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka dengan memberikan contoh soal. Mengerjakan soal yang ada di LKS. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa melakukan tanya jawab mengenai perkalian dan pembagian. Mendemontrasikan perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian tiga angka dengan cara bersusun pendek. Mendemontrasika perkalian yang hasilnya tiga angka
1.3.1 Melakukan Tertulis: 2 x 35 Fajariyah, perkalian yang Mengerjakan Menit Nur dan hasilnya sampai tiga soal Evaluasi Triratnawati, angka minimal tiga operasi Defi.2008.Ce perkalian dengan hitung rdas angka yang perkalian dan Berhitung berbeda. pembagian. Matematika 1.3.2 Melakukan Untuk Kelas pembagian bilangan III SD/MI. tiga angka minimal Jakarta: Pusat tiga pembagian Perbukuan dengan angka yang Depertemen berbeda. Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223
menggunakan blok dienes dan pembagian bilangan tiga angka menggunakan blok dienes. Siswa mengerjakan soal LKS menggunakan bantuan blok dienes. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja atau jawaban didepan kelas. Melakukan permainan perkalian dan pembagian menggunakan kartu bilangan. Menjelaskan cara memecahkan soal cerita tentang permasalahan sehari-hari yang
1.3.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian
Nasional. Blok dienes Kartu bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224
berkaitan dengan perkalian dan pembagian. Siswa mengerjakan soal yang ada di LKS tentang soal cerita yang berhubungan dengan perkalian dan pembagian dengan cara bersusun pendek. Mengerjakan soal evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I SIKLUS II PERTEMUAN 1
Sekolah
: SD Negeri 1 Karangmoloko
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: III (Tiga) / I (Satu)
Hari/ tanggal
: Sabtu, 24 oktober 2015
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian 2. Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 3.Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian 2. Siswa mampu melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 3. Siswa mampu melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. E. Karakter siswa yang diharapkan 1. Disiplin 2. Berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
3. Kerjasama 4. Keaktifan 5. Tanggung jawab F. Materi Pokok Operasi hitung perkalian dan pembagian. (terlampir) G. Model/ Pendekatan dan Metode Pembelajaran Model
: CTL/ Kontekstual
Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
H. Media Pembelajaran 1. Blok dienes 2. Kelereng I. Sumber Belajar Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008.Cerdas Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional. J. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Pembuka
1. 2.
3. 4. 5. 6.
Alokasi Waktu Guru memberi salam kepada siswa. “Selamat pagi 5 Menit anak-anak ?” Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. “Anak-anak siapa yang bersedia untuk memimpin doa?” Guru menanyakan kabar siswa dan memeriksa kehadiran siswa. “Bagaimana kabar kalian hari ini? ”Siapa yang tidak berangkat hari ini?” Motivasi Siswa bersama guru menyanyikan lagu untuk memotivasi belajar siswa. Siswa bersama guru mengulas lagu yang dinyanyikan. “Anak-anak, dari lagu yang telah kita nyanyikan, ada kata-kata apa saja?” Apersepsi Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai lagu yang sudah dinyanyikan. “Anak-anak dari lagu yang sudah kita nanyikan tadi kira-kira kita akan belajar tentang apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227
Kegiatan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Orientasi 7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran hari ini. 50 Eksplorasi 1. Guru memberikan contoh permasalahan sehari- menit hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian. 2. Guru melakukan demonstrasi tentang perkalian dan pembagian dengan melalui kegiatan tanya jawab. 3. Guru memberikan contoh perkalian dan pembagian beserta cara penyelesainnya dengan menggunakan media konkret, yaitu kelereng. 4. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan didepan kelas menggunakan media konkrit kelereng dalam menyelesaikan perkalian dan pembagian. Elaborasi 5. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6. 6. Guru melakukan demonstrasi untuk memperkenalkan media blok dienes kepada siswa. 7. Memberikan contoh perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes. 8. Setiap perwakilan kelompok mengambil blok dienes dan mengerjakan soal LKS. 9. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal latihan menggunakan media blok dienes. Konfirmasi 10. Guru dan siswa secara bersama-sama membahas soal. 11. Guru mempresentasikan kembali materi selanjutnya tentang perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka dengan satu angka menggunakan cara bersusun pendek. 12. Siswa secara berkelompok mengerjakan soal yang ada di LKS. 13. Setelah selesai mengerjakan, siswa dan guru secara bersama-sama membahas soal latihan. 14. Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini. Kesimpulan 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
6
M e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Alokasi Waktu
hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. “anak–anak hari ini kita sudah belajar tentang apa saja ?” Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentangpembelajaran yang telah diikuti. Evaluasi Guru membagian soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Refleksi Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini. Tindak Lanjut Siswa diberi tugas atau PR yang ada di LKS. Salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum pembelajaran berakhir. Guru memberi salam kepada siswa. “selamat siang anak-anak”.
K. Penilaian o Jenis Penilaian
: Tes tertulis
o Bentuk Penilaian
: Esay
o Teknik
: Tugas, penilaian diri, dan kinerja
o Instrumen (terlampir)
: Tugas dan rubrik penilaian
o Pedoman penskoran (terlampir)
n i t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
Lampiran Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan a. Penilaian hasil belajar
Rubik Penilaian Skor Kriteria Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan 5 langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) serta jawabannya benar. 4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) tetapi jawabannya salah. 3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang benar, tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi). 2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak menggunakan langkah-langkah (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) dan jawabannya salah. 1 Siswa hanya menuliskan soal kembali. 2. Penilaian Sikap
No
Aspek yang diamati
1. Kedisiplinan 2. Berani 3. Kerjasama 4. Keaktifan 5. Tanggung jawab Total skor yang di capai Jumlah Skor maksimum
Skor 3
2
1
Jumlah skor
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
Keterangan nilai: Skor 80 – 100 70 – 79 51 – 69 < 50
Kriteria A B C D
Kriteria Penilaian Sikap: No
Kriteria
1
Kedisiplinan Masuk kelas tepat waktu
3
Terlambat kurang dari 5 menit
2
Terlambat lebih dari 5 menit Berani Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri dari guru tanpa ditunjuk. Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri setelah ditunjuk oleh guru. Tidak mau menjawab pertanyaan dan mengajukan diri. Kerjasama
1
Aktif kerjasama dengan baik dengan temannya
3
Kadang bekerja sama kadang tidak bekerja sama Tidak mau kerjasama Keaktifan Aktif mengikuti pembelajaran dan aktif menanya
2 1
Kadang aktif mengikuti pembelajaran kadang tidak Tidak mau mengikuti pembelajaran dan tidak mau bertanya Tanggung Jawab Mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu
2 1
Mengerjakan tugas dan hasil kurang baik namun tepat waktu Tidak mengerjakan tugas
2
2
3
4
5.
Skor (1-3)
3 2 1
3
3
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231
3. Penilaian Kegiatan
No
Nama
Kriteria Penilaian Kemampuan Kerjasama menggunakan media kelompok 4 3 2 1 4 3 2 1
Jumlah
1 2 3 4 5 ... Rubik Penilaian No
Kriteria
Baik Sekali 4
Baik 3
Cukup 2
1
Kemampu an mengguna kan media
Dapat menggunaka n media pembelajaran dengan sangat baik dan benar.
Dapat menggunaka n media pembelajara n dengan baik dan benar.
2
Kerjasama kelompok
Seluruh anggota kelompok terlihat sangat aktif.
Setengah atau lebih anggota kelompok terlihat aktif.
Dapat mengguna kan media pembelaja ran dengan sangat baik Setengah atau kurang anggota kelompok terlihat aktif.
Keterangan nilai Skor
Kriteria
6–8
A
4–5
B
<3
C
Perlu Bimbingan 1 Belum bisa menggunak an media pembelajara n.
Seluruh anggota kelompok terlihat pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Siklus II pertemuan 1 Satuan Pendidikan
: SD Negeri Karangmloko 1
Kelas/ Semester
: III / I
Mata Pelajaran
: Matematika
Alokasi Waktu
: 2 jp (2x35 menit)
Nama Kelompok: Nama Anggota Kelompok: 1.
4.
2.
5.
3.
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian. 2. Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 3. Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. D. Petunjuk 1. Buatlah kelompok dengan anggota 6 siswa pada setiap kelompok!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233
2. Lakukan kegiatan secara berkelompok! 3. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan anggota kelompokmu! E. Kegiatan Belajar Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian
ayo kerjakan
LKS 1
Kerjakan soal-soal dibawah ini! 1. 2 × 15 = …. 2. 6 × 10 = …. 3. 3 × 27 = …. 4. 36 ÷ 3 = …. 5. 84 ÷ 4 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234
ayo kerjakan
LKS 2
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan cara bersusun pendek! 1. 2 × 15 = …. 2. 6 × 10 = …. 3. 3 × 27 = …. 4. 36 ÷ 3 = …. 5. 84 ÷ 4 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235
SOAL EVALUASIAKHIR PERTEMUAN 1 MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran
: Matematika
Nama
:
Hari/Tanggal
: Sabtu, 24 oktober 2015
No.Urut
:
Waktu
: 20 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Bentuk penjumlahan berulang 5 × 10 adalah Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Hasil perkalian perkalian bersusun pendek 17 × 4 adalah Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Selesaikan 48 ÷ 4 dengan cara bersusun pendek! Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 4. Selesaikan 90 ÷ 5 dengan cara bersusun pendek! Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 5. Pak soleh mempunyai 92 buku tulis. Kemudian buku tulis itu akan dibagiakan ke 4 orang anaknya sama banyak. Berapa buku tulis yang akan diterima setiap anaknya? Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236
Lampiran Kunci Jawaban Kunci Jawaban LKS Siklus II pertemuan 1 LKS 1 1. 2 × 15 = 30 2. 6 × 10 = 60 3. 3 × 27 = 81 4. 36 ÷ 3 = 12 5. 84 ÷ 4 = 21 LKS 2 1. 15 × 2 = …
5. 84 ÷ 4 = ….
2 5
42
2 ×
3
3 0
8
2. 6 × 10 = …. 1
4
0
4 -
6 ×
0
6 0 3. 3 × 27 = …. 3 7 3 × 111 4. 36 ÷ 3 = …. 1 2 3
8 4
3 6 3
6 6 0
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237
Kunci jawaban soal evaluasi pertemuan 1 1. 5 × 10 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10 2. 17 × 4 = …. 1 7 4 × 6 8 3. 48 ÷ 4 = …. 2 4 2
4 8 5
8 8
-
0 4. 90 ÷ 5 = …. 1 8 5
9 0 5
-
4 0 4 0
-
0 5. Diketahui
: Pak soleh mempunyai 92 buku tulis akan dibagikan k3 4 anaknya.
Ditanya
: Berapa buku tulis yang akan diterima setiap anaknya?
Jawab
: 92 ÷ 4 = …. 2 3 4
9 2 8
-
1 2 1 2
-
0 Jadi jumlah buku yang akan diterima setiap anaknya adalah 23 buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I SIKLUS II PERTEMUAN 2
Sekolah
: SD Negeri 1 Karangmoloko
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: III (Tiga) / I (Satu)
Hari/ tanggal
: Senin, 26 oktober 2015
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator 1.3.1
Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda.
1.3.2
Melakukan
pembagian
bilangan tiga
angka minimal
tiga
pembagian dengan angka yang berbeda. 1.3.3
Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu melakukan perkalian yang hasilnya sampai tiga angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda. 2. Siswa mampu melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda. 3. Siswa mampu menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239
E. Karakter siswa yang diharapkan 1. Disiplin 2. Berani 3. Kerjasama 4. Keaktifan 5. Tanggung jawab F. Materi Pokok Operasi hitung perkalian dan pembagian. (terlampir) G. Model/ Pendekatan dan Metode Pembelajaran Model
: CTL/ Kontekstual
Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
H. Media Pembelajaran 1. Blok dienes 2. Kartu bilangan I. Sumber Belajar Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008. Cerdas Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional. J. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Kegiatan Pembuka
Deskripsi Kegiatan
1. 2.
3.
4. 5.
Alokasi Waktu Guru memberi salam kepada siswa. “Selamat 5 Menit pagi anak-anak ?” Salah satu siswa untuk memimpin doa. “Anak-anak siapa yang bersedia untuk memimpin doa?” Guru menanyakan kabar siswa dan memeriksa kehadiran siswa : “Bagaimana kabar kalian hari ini? ”Siapa yang tidak berangkat hari ini?” Motivasi Siswa bersama guru menyanyikan lagu untuk menambah semangat belajar siswa. Apersepsi Guru bertanya kepada siswa mengenai pengetahuan siswa tentang materi yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240
Kegiatan
Kegiatan Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
dipelajari sebelumnya. 6. Guru bercerita mengenai kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian Orientasi 7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran hari ini 40 menit Eksplorasi 1. Siswa mengingat kembali tentang perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian bilangan dua angka dengan satu angka. Siswa diminta mengingatnya dengan baik. 2. Guru mendemontrasikan dengan memberikan contoh perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian tiga angka dengan cara bersusun pendek 3. Memberikan kesempatan kepada siswa maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal. Elaborasi 4. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6. 5. Guru melakukan demonstrasi untuk memperkenalkan media blok dienes. 6. Guru memberikan contoh soal perkalian yang hasilnya sampai tiga angka dengan menggunakan media blok dienes. 7. Dilanjutkan dengan memberikan contoh pembagian bilangan tiga angka menggunakan blok dienes. 8. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil blok dienes dan LKS. 9. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal yang ada di LKS. Konfirmasi 10. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja atau jawaban di depan kelas. 11. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa. 12. Guru melakukan tanya jawab tentang perkalian dan pembagian menggunakan kartu bilangan. 13. Guru mempresentasikan kembali materi dengan memberikan contoh soal cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
14.
15. 16. 17.
Kegiatan Penutup
1.
2.
3. 4. 5. 6.
Alokasi Waktu
tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian. Guru menjelaskan cara memecahkan contoh soal cerita tersebut dengan menggunakan cara bersusun pendek. Siswa mengerjakan soal LKS. Setelah selesai mengerjakan, siswa dan guru secara bersama-sama membahas soal latihan. Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini. 25 menit Kesimpulan Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. “anak-anak hari ini kita sudah belajar tentang apa saja ?” Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Evaluasi Guru membagian soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Refleksi Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini. Tindak Lanjut Siswa diberi tugas atau PR yang ada di LKS. Salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum pembelajaran berakhir. Guru memberi salam kepada siswa. “selamat siang anak-anak”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242
K. Penilaian o Jenis Penilaian
: Tes Tertulis
o Bentuk Penilaian
: Esay
o Teknik
: Tugas, penilaian diri, dan kinerja
o Instrumen (terlampir)
: Tugas dan rubrik penilaian
o Pedoman penskoran (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243
Lampiran Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan b. Penilaian hasil belajar
Rubik Penilaian Skor Kriteria Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan 5 langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) serta jawabannya benar. 4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) tetapi jawabannya salah. 3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang benar, tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi). 2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak menggunakan langkah-langkah (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) dan jawabannya salah. 1 Siswa hanya menuliskan soal kembali. 2.
Penilaian Sikap No
Aspek yang diamati
1.
Kedisiplinan
2.
Berani
3.
Kerjasama
4.
Keaktifan
5.
Tanggung jawab
3
Skor 2
1
Jumlah skor
Total skor yang di capai Jumlah Skor maksimum
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244
Keterangan nilai: Skor 80 – 100 70 – 79 51 – 69 < 50
Kriteria A B C D
Kriteria Penilaian Sikap: No
Kriteria
1
Kedisiplinan Masuk kelas tepat waktu
3
Terlambat kurang dari 5 menit
2
Terlambat lebih dari 5 menit
1
2
3
4
5.
Berani Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri dari guru tanpa ditunjuk. Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri setelah ditunjuk oleh guru. Tidak mau menjawab pertanyaan dan mengajukan diri. Kerjasama
Skor (1-3)
3 2 1
Aktif kerjasama dengan baik dengan temannya
3
Kadang bekerja sama kadang tidak bekerja sama Tidak mau kerjasama Keaktifan Aktif mengikuti pembelajaran dan aktif menanya
2 1
Kadang aktif mengikuti pembelajaran kadang tidak
2
Tidak mau mengikuti pembelajaran dan tidak mau bertanya Tanggung Jawab Mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu
1
Mengerjakan tugas dan hasil kurang baik namun tepat waktu Tidak mengerjakan tugas
2
3
3
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245
3.
Penilaian Kegiatan No
Nama
Kriteria Penilaian Kemampuan Kerjasama menggunakan media kelompok 4 3 2 1 4 3 2 1
Jumlah
1 2 3 4 5 ... Rubik Penilaian No
Kriteria
Baik Sekali 4
Baik 3
Cukup 2
1
Kemampua n menggunak an media
Dapat menggunak an media pembelajara n dengan sangat baik dan benar.
Dapat menggunaka n media pembelajara n dengan baik dan benar.
2
Kerjasama kelompok
Seluruh anggota kelompok terlihat sangat aktif.
Setengah atau lebih anggota kelompok terlihat aktif.
Dapat mengguna kan media pembelaja ran dengan sangat baik Setengah atau kurang anggota kelompok terlihat aktif.
Keterangan nilai
Skor 6–8 4–5 <3
Kriteria A B C
Perlu Bimbingan 1 Belum bisa menggunak an media pembelajara n.
Seluruh anggota kelompok terlihat pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Siklus 2 pertemuan 2
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Karangmloko 1
Kelas/ Semester
: III / I
Mata Pelajaran
: Matematika
Alokasi Waktu
: 2 jp (2x35 menit)
Nama Kelompok: Nama Anggota Kelompok: 1.
4.
2.
5.
3.
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator 1.3.1
Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda.
1.3.2
Melakukan
pembagian
bilangan tiga
angka minimal
tiga
pembagian dengan angka yang berbeda. 1.3.3
Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian
D. Petunjuk 1. Buatlah kelompok dengan anggota 6 siswa pada setiap kelompok!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247
2. Lakukan kegiatan secara berkelompok! 3. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan anggota kelompokmu! E. Kegiatan Belajar 1. Operasi hitung perkalian dan pembagian
ayo kerjakan LKS 1
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Hasil perkalian dari 7 × 20 = …. 2. Hasil pekalian 4 × 120 = …. 3. Hasil perkalian 125 × 6 = …. 4. Hasil pembagian 660 ÷ 6 = …. 5. Hasil pembagian 840 ÷ 4 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248
ayo kerjakan LKS 2
Kerjakan soal-soal dibawah ini! 1.
Ibu mempunyai 10 keranjang buah rambutan. Setiap keranjang terdapat 40 buah rambutan. Berapa jumlah semua buah rambutan yang dimiliki ibu?
2.
Diketahui
:
Ditanyakan
:
Jawab
:
Pak Tukul mempunyai 225 buah semangka. Buah semangka tersebut akan dibagiakan ke 15 orang pekerjanya sama banyak. Berapa jumlah buah semangka yang akan diterima setiap orangnya? Diketahui
:
Ditanyakan
:
Jawab
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249
SOAL EVALUASI AKHIR PERTEMUAN 2 MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I
Mata Pelajaran
: Matematika
Nama
:
Hari/Tanggal
: Senin, 26 oktober 2015
No.Urut
:
Waktu
: 20 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Selesaikan perkalian 67 × 12 dengan cara bersusun pendek! Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Di gudang terdapat 12 karung berisi ketela. Setiap karung berisi 37 buah ketela. Berapa jumlah semua ketela yang ada didalam gudang? Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Selesaikan 529 ÷ 23 dengan cara bersusun pendek! Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 4. Warga kampung Karangmloko menebar 720 ekor ikan lele. Ikan lele tersebuat akan ditebar sama banyak kedalam 10 kolam. Berapa jumlah ikan lele di setiap kolamnya? Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 5. Pak Bejo mempunyai 770 keramik. Keramik tersebut akan ditata di 14 ruangan. Setiap ruangan berisi keramik sama banyak. Ada berapa keramik disetiap ruangan? Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250
Lampiran Kunci Jawaban Kunci Jawaban LKS Siklus II pertemuan 2 LKS 1
1. 140 2. 480 3. 750 4. 110 5. 210 LKS 2
1. Diketahui
: Ibu mempunyai 10 keranjang buah rambutan. Setiap keranjang berisi 40 buah rambutan.
Ditanya
: Berapa buah rambutan yang dimiliki ibu?
Jawab
: 10 × 40 = …. 10 40 × 00 4 0
+
4 00 Jadi jumlah semua buah rambutan yang dimiliki ibi adalah 400. 3. Diketahui
: Pak Tukul mempunyai 225 buah semangka. Akan dibagikan ke 15 orang pekerjanya sama banyak.
Ditanya
: Berapa jumlah buah semangka yang akan diterima setiap orangnya?
Jawab
: 225 ÷ 15 = …. 15 15 2 2 5 15
-
75 750 Jadi jumlah buah semangka yang diterima setiap oranya adalah 15 buah semangka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251
Kunci Jawaban Soal Evaluasi akhir pertemuan 2 1. 67 × 12 = …. 67 12 × 134 67
+
704 2. Diketahui
: Di gudang terdapat 12 karung yang berisi ketela Setiap karung berisi 37 buanh ketela.
Ditanya
: Berapa jumlah semua ketela ygang ada digudan?
Jawab
: 12 × 37 = …. 12 37 × 84 36
+
444 Jadi jumlah semua ketela yang ada digudang adalah 444 ketela. 3. 529 ÷ 23 = …. 23 23 5 2 9 46
-
69 69
-
0 4. Diketahui
:Warga kampung karangmloko menebar 720 ekor ikan lele. Ikan lele tersebuat akan di tebar sama banyak ke 10 kolam.
Ditanya
: Berapa jumlah ikan lele setiap kolamnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252
Jawab
720 × 12 = ….
: 7 2 10
720 70
-
20 20 0 Jadi jumlah ikan lele setiap kolamnya adalah 72 ikan lele. 5. Diketahui
: Pak Bejo mempunyai 770 keramik. Keramik akan ditata di 14 ruangan
Ditanya
: Berapa jumlah keramik setiap ruangan?
Jawab
:
770 ÷ 14 = ….
55 14
770 70
-
70 70
-
0 Jadi jumlah keramik setiap ruangan adalah 55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253
LAMPIRAN 5 MATERI PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254
Lampiran Materi 1
Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian A. Perkalian Perkalian pada dasarnya merupakan penjumlahan berulang. Contoh:
Ada 4 wadah yang berisi permen. Setiap wadah berisi 3 buah permen. Banyak permen seluruhnya dapat dihitung dengan cara. 3 + 3 + 3 + 3 = 12 Bentuk 3 + 3 + 3 + 3 menunjukkan penjumlahan 3 sebanyak 4 kali. Jadi, 3 + 3 + 3 + 3 dapat ditulis menjadi 3 × 4 = 12 1. Perkalian dengan cara bersusun pendek Contoh: Pelajarilah langkah-langkah perklaian dengan cara bersusun pendek berikut ini! a. 14 × 3 Cara Penyelesain: 1 4 3
×
4 2
Dari 4 × 3 = 12. ditulis 2, simpan 1 Dari (1 × 3) + 1 (simpanan), ditulis 4 Jadi. 14 × 3 = 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255
b. 17 × 5 Cara penyelesaiannya: 1 7 5
×
8 5
Dari 7 × 5 = 35 ditulis 5, simpan 3 Dari (5 × 1) + 3 (simpanan), ditulis 8 Jadi 17 × 5 = 85 B. Pembagian Pembagian dapat dilakukan dengan cara pengurangan berulang sampai sisanya 0. Contoh: Perhatikan gambar berikut ini! 1
2
3
27 : 3 = 9
Pengurangan berulang oleh bilangan 3 sebanyak 9 kali. 27 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0 Jadi, 27 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0 , 1. Pembagian dengan cara bersusun pendek Contoh: a. 36 ÷ 3 = 12 Cara penyelesaian: 15 3
4 5 \ 3
4 ÷ 3 = 1, sisa 1 -
1 5 1 5 0
1×3=3 15 ÷ 3 = 5
-
5 × 3 = 15 Jadi, 45 ÷ 3 = 15
Berarti 27 ÷ 3 = 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256
b. 88 ÷ 8 = Cara penyelesaian: 24 3
72
7 ÷ 3 = 2 , sisa 1
6
-
12 12
2×3 =6 12 ÷ 3 = 4
-
0
4 × 3 = 12 Jadi, 72 ÷ 3 = 2
C. Perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes Menurut Jayanti (2014: 33), Blok dienes adalah salah satu alat permainan yang digunakan sebagai media pembelajaran aritmatika. Media blok dienes dapat digunakan dalam operasi hitung perkalian, dan pembagian.Blok dienes terdiri dari potongan-potongan seperti berikut ini:
Satuan
Puluhan
Ratusan
Ribuan
Cara penggunaannya sebagai berikut: a) Perkalian Contoh 1:
1×2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257
Contoh 2 : 4 × 2 = ….
Jadi 4 × 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = 8 Contoh 3: 1 × 10
Contoh 4: 4 × 10 = ….
Jadi 4 × 10 = 40 Contoh 5: 3 × 14 = …
Jadi, 3 × 14 = 42
Contoh 6 :
1 × 100 = 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258
b) Pembagian Contoh penggunaan blok dienes dalam pembagian. Contoh 1: Misal ada 9 blok dienes satuan akan dibagikan ke dalam 3 wadah secara rata atau setiap wadah berisi blok dienes dengan jenis dan jumlah yang sama.
Wadah
Perhatikan cara membagikan ke dalam 3 wadah berikut ini:
Wadah
Sehingga masing-masing wadah berisi 3 blok dienes satuan
Jadi proses pembagian 9 blok dienes ke dalam 3 wadah dapat ditulis: 9÷3=3 Contoh 2: Blok dienes dari proses pembagian 44 ÷ 2 adalah sebagai berikut:
wadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259
Blok dienes puluhan masing-masing dibagikan ke dalam wadah sama rata, kemudian blok dienes satuan juga dibagikan ke dalam wadah sama rata. Sehingga masing-masing wadah berisi 2 blok dienes puluhan dan 2 blok dienes satuan.
Jadi 44 ÷ 2 = 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260
Lampiran Materi 2
Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian A. Perkalian 1. Perkalian dengan cara bersusun pendek Contoh: Perajarilah langkah-langkah perkalian dengan cara bersusun pendek yang hasilnya 3 angka. a. 56 × 7 Cara Penyelesaian: 5 6 7
×
392 Dari 6 × 7 = 42. ditulis 2, simpan 4
Dari (5 × 7) + 4 (simpanan),ditulis 39 Jadi, 56 x 7 = 392 b. 77 × 7 Cara Penyelesaian: 7 7 7
×
539 Dari 7 × 7 = 49 ditulis 9, simpan 4
Dari (7 × 7) + 4 (simpanan),ditulis 53 Jadi, 77 × 7 = 539
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261
c. 120 × 4 Cara Penyelesaiannya: 12 0 4 × 480 Dari 0 × 4 = 0 (semua bilangan yang dikalian hasilnya akan tetap 0) Dari 4 × 2 = 8 Dari 4 × 1 = 4 Jadi, 120 × 4 = 480 B. Pembagian 1. Pembagian dengan cara bersusun pendek Contoh: Perajarilah langkah-langkah pembagian tiga angka dengan cara bersusun a. 145 ÷ 5 = Cara penyelesaian: 2 9 5
145 10
14 ÷ 5 = 2 , sisa 4 -
2 × 5 = 10
45
45 ÷ 5 = 9
45 -
9 × 5 = 45
0
Jadi, 145 ÷ 5 = 29
b. 392 ÷ 7 = Cara penyelesaian: 56 7
392 35
39 ÷ 7 = 5 , sisa 4 -
5 × 7 = 35
42
42 ÷ 7 = 6
42 -
6 × 7 = 42
0
Jadi, 392 ÷ 7 = 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262
c. 825 ÷ 25 = Cara penyelesaian: 33 25
825 75
82 ÷ 25 = 3 , sisa 7 -
3 × 25 = 75
75
75 ÷ 25 = 3
75 -
3 × 25 = 75
0
Jadi, 825 ÷ 25 = 33
C. Perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes 1. Perkalian Contoh : 4 × 113 = 452
Jadi, 4 × 113 = 492 2. Pembagian Contoh: Misal ada 2 blok dienes ratusan akan dibagikan ke dalam 2 wadah secara rata atau setiap wadah berisi blok dienes dengan jenis dan jumlah yang sama.
Wadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 263
Perhatikan cara membagikan ke dalam 3 wadah berikut ini:
Wadah
Sehingga masing-masing wadah berisi 2 blok dienes ratusan
Jadi proses pembagian 2 blok dienes ratusan ke dalam 2 wadah dapat ditulis: 200 ÷ 2 = 2 D. Memecahkan permasalahan sehari-hari (soal cerita) yang berkaiatan dengan perkalian dan pembagian. 1. Permasalahan Perkalian Ayah mempunyai 30 bungkus kelereng. Seiap bungkus berisi 4 butir kelereng. Jadi berapa banyak kelereng yang dimiliki ayah? Cara penyelesaian: Diketahui : Ayah mempunyai 40 bungkus kelereng. Setiap bungkus berisi 4 butir kelereng. Ditanyakan: Berapa banyak kelereng yang dimiliki ayah? Jawab
: Jumlah kelereng yang dimiliki ayah 40 × 4 = ….. 40 4
×
16 0 Jadi banyak kelereng yang dimiliki ayah 160 butir kelereng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264
Pak Ranto mempunyai 27 keranjang berisi semangka. Setiap keranjang berisi 32 buah. Berapa jumlah seluruh semangka Pak Ranto? Cara penyelesaian: Diketahui : Pak Ranto mempunyai 27 keranjang yang berisi semangka Setiap keranjang berisi 32 butir buah. Ditanyakan: Berapa jumlah seluruh semangka pak Ranto? Jawab
: Jumlah buah semangka yang dimiliki pak Ranto 27 × 32= 27 32
×
864 Jadi jumlah buah semangka yang dimiliki pak Ranto adalah 864. 2. Permasalahan Pembagian Pak Ibrahim mempunyai 625 buah jeruk. Jeruk-jeruk tersebut akan ditempatkan kedalam 5 keranjang sama banyak. Ada berapa jumlah jeruk setiap keranjang? Cara penyelesaian: Diketahui : Pak Ibrahim mempunyai 625 buah jeruk Ditempatkan kedalam 5 keranjang. Ditanyakan: Berapa jumlah jeruk setiap keranjang? Jawab
: Jumlah jeruk setiap keranjang 625 ÷ 5 = …. 125 5
625 5
-
12 10
-
2 5 2 5 0 Jadi jumlah jeruk setiap keranjangnya adalah 125 buah jeruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 265
SD Ceria mempunyai murid sebanyak 960 anak. Sekolah tersebut memiliki 32 kelas dengan jumlah murid yang sama banyak. Berapa jumlah murid dari tiap kelas? Cara penyelesaian: Diketahui : SD Ceria mempunyai murid sebanyak 960 anak. Sekolah tersebut memiliki 32 kelas. Ditanyakan: Berapa jumlah murid tiap kelas Jawab
: Jumlah murid tiap kelas 960 ÷ 32 = …. 3 0 32
960 96
0 0
-
0 Jadi jumlah murid tiap kelas adalah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266
LAMPIRAN 6 SOAL EVALUASI SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267
SOAL EVALUASI SIKLUS I MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran
: Matematika
Nama
:
Hari/Tanggal
: Jumat, 23 oktober 2015
No.Urut
:
Waktu
: 20 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Selesaikan perkalian 56 × 16 dengan cara bersusun pendek! Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 2. Selesaikan pembagian 640 ÷ 20 dengan cara bersusun pendek! Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 3. Pak Sastro mempunyai 12 keranjang yang berisi buah jambu. Setiap keranjang berisi 45 buah jambu. Berapa jumlah seluruh buah jambu yang dimiliki pak Sastro? Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 4. Ibu mempunyai 540 buah jeruk. Jeruk itu akan dibagikan ke tetangganya yang berjumlah 12 orang. Tiap-tiap orang menerima jeruk sama banyak. Berapa banyak buah jeruk yang akan diterima tiap-tiap orang? Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 5. Banyak siswa kelas tiga SD Harapan adalah 45 anak. Setiap anak dapat mengumpulkan 15 perangko bekas. Berpakah jumlah semua perangko bekas yang terkumpul? Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 268
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus 1
1. 56 × 16 = …. 56 16 × 336 56
+
89 6 = ….
2. 640
32 20
640 60
-
40 40 0 3. Diketahui
: Pak sastro mempunyai 12 keranjang berisi jambu. Setiap keranjang berisi 45 jambu.
Ditanya
: Berapa jumlah semua jambu yang dimiliki pak sastro?
Jawab
:
45 = ….
12
12 45 60 48
+
540 Jadi jumlah jambu yang dimiliki pak sastro adalah 540. 4. Diketahui
: Ibu mempunyai 540 buah jeruk. Akan dibagikan ke 12 orang tetangganya.
Ditanya
: Berapa jumlah mangga tiap-tiap keranjang?
Jawab
: 540
12 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269
45 12
540 48
-
60 60
-
0 Jadi buah jeruk ayang akan diterima tiap-tiap orang adalah 45 buah jeruk. 5. Diketahui
: Banyak siswa kelas 3 SD Harapan adalah 45. Setiap anak mengumpulkan 15 perangko bekas.
Ditanya
: Berapa jumlah semua perangko bekas yang terkumpul?
Jawab
: 45
= …. 4 5 1 5 225 45
+
675 Jadi jumlah semua perangko bekas yang terkumpul adalah 675.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270
LAMPIRAN 7 SOAL EVALUASI SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271
SOAL EVALUASI SIKLUS II MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran
: Matematika
Nama
:
Hari/Tanggal
: Selasa, 27 oktober 2015
No.Urut
:
Waktu
: 30 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Selesaikan pembagian 325 ÷ 25 dengan cara bersusun pendek! Jawab:……………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………… 2. Pak guru mempunyai 374 buku tulis. Buku-buku tulis tersebut akan dibagikan sama rata ke murid-murid kelas tiga yang berjumlah 22 anak. Berapakah jumlah buku tulis yang akan diterima setiap anaknya? Jawab:…………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………… 3. Ibu Warti membeli 19 kardus yang berisi telur ayam. Setiap satu kardus berisi 35 butir telur ayam. Berapa jumlah semua telur ayam yang dimiliki ibu Warti? Jawab:…………………………………………………………………………… ..………………………………………………………………………………… 4. Pak Danu mempunyai 15 gerobak. Setiap satu gerobak dapat menganggkut 55 buah semangka. Berapa jumlah semua buah semangka yang dimiliki pak Danu? Jawab:…………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………… 5. Putra membeli delapan bungkus permen yang berisi 620 permen. Permenpermen tersebut akan dibagikan ke 20 orang temannya sama banyak. Berapakah jumlah semua permen yang bisa didapatkan setiap orangnya? Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272
Kunci Jawaban Soal Evalusi Siklus II 1. 325 ÷ 25=…. 13 25
325 25
-
75 75
-
0 2. Diketahui : Pak guru mempunyai 374 buku tulis Buku-buku tulis akan dibagikan ke murid kelas tiha yang berjumlah 22 anak. Ditanya
: Berapa jumlah buku tulis yang akan diterima setiap anaknya?
Jawab
22 = ….
: 374 17
22
374 22
-
154 154
-
0 Jadi jumlah buku tulis yang akan diterima setiap anakny adalah 17. 3. Diketahui
: Ibu Warti membeli 19 kardus yang berisi telur ayam. Setiap satu kardus berisi 35 telur ayam.
Ditanya
: Berapa jumlah telur ayam yang dimiliki ibu Warti?
Jawab
: 19 × 35 1 9 3 5 9 5 57
+
6 6 5 Jadi jumlah telur ayam yang dimiliki ibu Warti adalah 665 telur ayam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 273
4. Diketahui : Pak danu mempunyai 15 gerobak. Setiap satu gerobak dapat mengangkut 55 buah semangka. Ditanya
: Berapa jumlah semua buah semangka yang dimiliki pak Danu?
Jawab
: 15
= …. 1 5 5 5 7 5 7 5
+
3 2 5 Jadi jumlah semua buah semangka yang dimiliki pak Danu adalah 325. 5. Diketahui : Putra membeli delapan bungkus permen yang berisi 620 Permen, Permen-permen tersebut akan dibagikan ke 20 orang temannyasama banyak. Ditanya
:Berapa jumlah semua permen yang bisa didapatkan setiap orangnya?
Jawab
: 620
20 = ….
31 20
620 60
-
20 20
-
0 Jadi jumlah semua permen yang didapatkan setiap orangnya adalah 31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 274
LAMPIRAN 8 SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS I DAN SIKLUS II (EVALUASI AKHIR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 275
SOAL EVALUASI AKHIR MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran
: Matematika
Nama
:
Hari/Tanggal
: Rabu, 28 oktober 2015
No.Urut
:
Waktu
: 30 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Selesaikan perkalian 17 × 46 dengan cara bersusun pendek! Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 2. Pak Bejo mempunyai 506 ayam petelur. Ayam-ayam petelur tersebut akan ditempatkan sama banyak ke 23 kandang yang sudah tersedia. Berapa jumlah ayam petelur di setiap kandangnya? Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 3. Dikebun belakang rumah paman terdapat 28 pohon durian. Setiap satu pohon durian rata-rata dapat menghasilkan 33 buah durian. Berapa jumlah semua buah durian yang dapat dihasilkan? Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 4. Seorang pedagang mempunyai 22 karung ketela. setiap karung berisi 45 buah ketela. Berapa jumlah buah ketela yang dimiliki pedagang terebut? Jawab:…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 5. Pak Aji mempunyai 875 buah semangka. Buah semangka tersebut akan dibeli olah 25 pedagang buah. Berapa jumlah buah semangka yang akan diterima setiap pedagangnya? Jawab:…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………......
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 276
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Akhir 1. 17 × 46 = …. 1 7 4 6 10 2 6 8
+
7 8 2 2. Diketahui
: Pak Bejo mempunyai 506 ayam petelur.Ayam-ayam
tersebut akan ditempatkan sama banyak ke 23 kandang. Ditanya
: Berapa jumlah ayam petelur setiap kandangnya?
Jawab
: 506
23 = ….
22 23
506 46
-
46 46 0 Jadi jumlah ayam petelur setiap kandangnya adalah 22 ayam. 3. Diketahui : Dikebun belakang rumah paman terdapat 28 pohon durian. Setiap satu pohon durian dapat menghasilkan 33 buah durian. Ditanya Jawab
: Berapa jumlah semua pohon durian yang dapat dihasilkan? : 28 × 33 2 8 3 3 8 4 8 4
+
9 2 4 Jadi jumlah semua pohon durian yang dapat dihasilkan ada 924 buah durian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 277
4. Diketahui : Seorang pedagang mempunyai 22 karung ketela. Setiap karung berisi 45 buah ketela. Ditanya : Berapa jumlah semua buah ketela yang dimiliki pedagang tersebut? = ….
Jawab : 22
2 2 4 5 11 0 8 8
+
9 9 0 Jadi jumlah semua ketela yang dimiliki pegagang tersebut adalah 990.
5. Diketahui : Pak Aji mempunyai 875 buang semangka. Semangka tersebut akan dibeli oleh 25 pedagang buah. Ditanya :Berapa jumlah semangka yang akan diterima setiappedagangnya? Jawab : 620
20 = …. 35
25
875 75
-
125 125
-
0 Jadi jumlah semangka yang akan diterima setiap pedagangnya adalah 25 buah semangka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 278
LAMPIRAN 9 DAFTAR NILAI SOAL EVALUASI SIKLUS I, SIKLUS II DAN EVALUASI AKHIR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 279
Daftar Nilai Siklus I Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 No Nama NM 1 AP 2 AFA 3 CYS 4 DA 5 DS 6 EAKD 7 GD 8 HAK 9 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah Rata-rata Presentase ketuntasan Presentase tidak tuntas
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai 100 60 40 52 84 68 52 72 80 72 76 76 72 84 100 100 96 84 96 100 88 64 76 48 72 40 72 76 96 100 2296 76,53
Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
73,33 % 26,66 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 280
Daftar Nilai Siklus II Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 No Nama NM 1 AP 2 AFA 3 CYS 4 DA 5 DS 6 EAKD 7 GD 8 HAK 9 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah Rata-rata Presentase ketuntasan Presentase tidak tuntas
KKM 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Nilai 96 80 40 76 76 64 84 100 80 96 84 80 88 80 88 92 88 72 84 84 82 68 68 56 82 48 76 96 80 100 2388 79,6
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
80% 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 281
Daftar Nilai Evaluasi Akhir Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 No Nama NM 1 AP 2 AFA 3 CYS 4 DA 5 DS 6 EAKD 7 GD 8 HAK 9 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah Rata-rata Presentase ketuntasan Presentase tidak tuntas
KKM 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Nilai 100 92 76 68 88 88 92 100 80 84 96 96 80 88 100 100 100 76 88 100 92 68 60 80 88 60 80 100 96 100 2616 87,2
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
86,66% 13,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 282
LAMPIRAN 10 DATA NILAI SISWA KELAS III TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 283
Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2014/2015 Kelas III SD Negeri Karangmloko 1
No Nama 1 BM 2 WD 3 APS 4 AN 5 ATA 6 AHZS 7 ANP 8 DSC 9 DFM 10 DAU 11 DE 12 DMR 13 EA 14 FN 15 KN 16 LIM 17 MDH 18 RPA 19 RMS 20 SAR 21 SNA 22 SRN 23 SH 24 SE 25 VSA 26 ZSR 27 RAS Jumlah Rata-rata Presentase Ketuntasan
Nilai 58 52 84 48 76 56 75 68 55 88 54 100 55 57 72 50 52 72 44 90 76 52 76 56 54 52 70 1742 64,51
Ketuntasan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
44,44% Sleman, 28 September 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 284
LAMPIRAN 11 CONTOH HASIL PEKERJAAN SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 288
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 291
LAMPIRAN 12 VALIDASI INSTRUMEN PEMBELAJARAN KUESIONER BERPIKIR KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 300
LAMPIRAN 13 INSTRUMEN KUESIONER BERPIKIR KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 301
Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis
1. Blue Print No 1 2 3 4 5 6
Indikator Berpikir Kritis Menganalisis argument Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Total
Aitem Pernyataan Favorabel Unfavorabel 6,9 13,15 7 14 3 8 1,10,16 18,11,19 2 4 5,12
17,20
Jumlah 4 2 2 6 2 4 20
2. Item tes dalam blue print Indikator Menganalisis argumen
Pernyataan Favorable 1. Saya mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat. 2. Saya dapat membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah.
Mampu bertanya
1.
Mampu menjawab pertanyaan
1.
Memecahkan masalah
1.
Unfavorable 1. Saya langsung menerima pendapat dari teman tanpa mendiskusikan kebenaran jawabannya. 2. Saya mengalamai kesulitan untuk membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah. Apabila merasa belum 1. Saya malas bertanya puas dengan sebuah kepada guru, walaupun jawaban, maka saya akan saya merasa belum terus bertanya sampai paham. mendapatkan jawaban yang membuat saya paham. Saya berusaha 1. Saya sekedar menjawab memikirkan kebenaran pertanyaan dari guru. jawaban untuk menjawab pertanyaan dari guru. Saya menyelesaikan 1. Saya lebih senang permasalahan operasi menyelesaikan hitung perkalian dan permasalahan operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 302
2.
3.
Membuat kesimpulan
1.
Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
1.
2.
pembagian dengan menggunakan berbagai cara sampai mendapatkan jawaban yang tepat. Saya senang untuk terus berusaha menyelesaikan permasalahan operasi hitung perkalian dan pembagian yang menantang. Saya senang menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang runtut. Saya mampu membuat kesimpulan sendiri dari materi yang telah dipelajari dengan tepat. Sebelum mengumpulkan pekerjaan, saya mengoreksinya terlebih dahulu. Saya menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh.
hitung perkalian dan pembagian dengan jawaban yang telah disediakan. 2. Saya menghindari permasalahan operasi hitung perkalian dan pembagian yang sulit ditemukan jawabannya. 3. Saya malas mengerjakan soal menggunakan langkahlagkah yang runtut.
1. Saya mampu membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bantuan guru. 1. Saya langsung mengumpukan pekerjaan tanpa mengoreksinya terlebih dahulu. 2. Saya menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 303
INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS 1. Identitas Responden Nama
:
Kelas
:
No. Absen : 2. Waktu Hari/ Tanggal : Waktu
: 35 menit
3. Petunjuk pengisian a. Bacalah petunjuk sebelum mengisi kuesioner! b. Sebelum menjawab, bacalah pernyataan terlebih dahulu kemudian berikan jawabanmu dengan jujur! c. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan! Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Setuju B : Biasa TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju No. Pernyataan 1. Saya menyelesaikan permasalahan operasi Hitung perkalian dan pembagian dengan menggunakan berbagai cara sampai mendapatkan jawaban yang tepat. 2. Saya mampu membuat kesimpulan sendiri dari materi yang telah dipelajari dengan tepat. 3. Saya berusaha memikirkan kebenaran jawaban untuk menjawab pertanyaan dari guru. 4. Saya mampu membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bantuan guru.. 5. Sebelum mengumpulkan pekerjaan,
SS
S
B
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 304
6.
7.
8. 9. 10.
11.
12. 13.
14. 15
16. 17
18
19
20.
saya mengoreksinya terlebih dahulu. Saya mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat. Apabila merasa belum puas dengan sebuah jawaban, maka saya akan terus bertanya sampai mendapatkan jawaban yang membuat saya paham. Saya sekedar menjawab pertanyaan dari guru. Saya dapat membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah. Saya senang untuk terus berusaha menyelesaikan permasalahan Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Saya menghindari permasalahan Operasi Hitung Campuran yang sulit ditemukan jawabannya. Saya menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh. Saya langsung menerima pendapat dari teman tanpa mendiskusikan kebenaran jawabannya. Saya malas bertanya kepada guru, walaupun saya merasa belum paham. Saya mengalamai kesulitan untuk membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah. Saya senang menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang runtut. Saya langsung mengumpukan pekerjaan tanpa mengoreksinya terlebih dahulu. Saya lebih senang menyelesaikan permasalahan Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian dengan jawaban yang telah disediakan. Saya malas mengerjakan soal menggunakan langkah-lagkah yang runtut. Saya tidak menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 305
LAMPIRAN 14 HASIL KUESIONER AWAL DAN AKHIR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 306
Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal Indikator 1 (Menganalisis Argumen) No
Nama
No Soal 9 13 15 4 3 4 1 2 1 3 4 1 3 1 2 4 3 3 3 2 2 1 1 2 2 4 2 3 2 1 3 3 4 5 3 2 3 3 4 1 1 2 2 1 2 4 2 2 4 3 1 4 3 4 3 1 2 3 2 4 4 3 2 2 1 2 3 2 3 3 4 2 3 1 2 4 3 2 3 1 2 2 2 2 4 3 4 3 1 2 5 2 2
6 NM 1 3 AP 2 2 AFA 3 3 CYS 4 2 DA 5 3 DS 6 3 EAKD 7 4 GD 8 3 HAK 9 2 10 IAM 5 11 IAP 4 JAF 12 5 13 LPAP 3 MKP 14 2 15 MZCA 3 MAK 16 4 17 MRA 3 18 MYRS 4 NHN 19 2 20 NKB 3 RPWN 21 2 22 RBK 3 RQP 23 3 24 RIF 2 25 VNC 2 YNL 26 3 27 ZRM 4 AKA 28 3 29 FAIA 3 AP 30 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
14 6 11 8 13 10 8 11 8 15 14 15 7 7 11 13 14 10 11 12 7 11 12 8 11 9 9 14 9 13 321 10,70 53,5
Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 9 30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 307
Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal Indikator 2 (Mampu Bertanya) No
Nama
No Soal 7 14 4 5 3 1 3 2 4 1 3 2 4 1 2 3 3 3 4 3 5 3 4 4 5 2 4 2 3 3 4 2 4 3 4 4 1 1 3 5 4 1 3 4 4 2 2 4 5 1 5 5 3 3 4 2 5 4 4 2 5 3
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
9 4 5 5 5 5 5 6 7 8 8 7 6 6 6 7 8 2 8 5 7 6 6 6 10 6 6 9 6 8 192 6,40 64
Kritis Sangat tidak kritis Sangat idak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis 12 40%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 308
Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan) No
Nama
No Soal 3 8 3 5 3 3 1 2 2 3 4 3 1 3 4 4 5 4 2 1 3 2 4 2 4 4 3 2 1 4 5 2 3 4 4 4 1 3 4 4 1 1 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 4 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
8 6 3 5 7 4 8 9 3 5 6 8 5 5 7 7 8 4 8 2 3 3 4 4 5 3 4 5 5 8 162 5,40 54
Kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 10 33,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 309
Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal Indikator 4 (Memecahkan Masalah) No
Nama
No Soal 1 10 16 11 18 19 1 NM 4 5 4 2 3 5 2 AP 1 3 3 2 2 3 3 AFA 2 4 2 3 2 2 CYS 4 2 2 3 1 2 3 5 DA 4 4 4 3 4 4 DS 6 4 4 3 1 3 2 7 EAKD 4 4 4 3 4 3 GD 8 5 4 4 2 2 4 HAK 9 3 1 2 2 4 4 10 IAM 4 5 4 4 2 4 IAP 11 3 2 3 2 4 2 12 JAF 4 4 3 3 5 4 LPAP 13 2 3 4 2 2 3 14 MKP 2 2 1 1 2 1 15 MZCA 5 5 4 3 4 3 MAK 16 5 4 3 4 5 3 17 MRA 4 4 3 3 4 5 MYRS 18 2 2 3 2 1 3 19 NHN 4 4 1 3 5 4 NKB 20 4 2 4 4 5 3 21 RPWN 5 2 4 3 2 3 22 RBK 1 3 4 2 2 3 RQP 23 3 5 1 2 2 2 24 RIF 2 4 3 1 2 1 VNC 25 5 4 3 3 3 4 26 YNL 4 4 4 1 1 2 ZRM 27 3 1 3 1 1 2 28 AKA 4 2 3 3 2 3 29 FAIA 2 2 4 1 1 3 30 AP 4 4 3 5 3 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
23 14 15 13 23 17 22 21 16 23 16 24 16 9 24 24 23 13 21 22 19 15 15 13 22 16 11 17 13 23 543 18,10 60,33
Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 13 43,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 310
Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal Indikator 5 (Membuat Kesimpulan) No
Nama
No Soal 2 4 3 4 3 5 2 3 1 2 5 3 2 2 3 4 4 2 3 2 4 3 3 3 5 5 3 1 2 2 4 4 4 4 3 4 1 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 1 2 5 4
NM 1 AP 2 AFA 3 CYS 4 DA 5 DS 6 EAKD 7 GD 8 HAK 9 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
7 8 5 3 8 4 7 6 5 7 6 10 4 4 8 8 7 3 7 4 5 5 3 4 8 4 4 8 3 9 174 5,80 58
Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Kritis Cukup Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 15 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 311
Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal Indikator 6 (Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan) No
Nama
No Soal 5 12 17 20 1 NM 3 4 3 5 2 AP 4 4 1 2 AFA 3 2 3 2 2 4 CYS 2 2 2 2 5 DA 2 2 2 2 DS 6 3 3 3 2 7 EAKD 3 4 5 2 GD 8 2 2 2 4 9 HAK 3 2 5 3 IAM 10 5 3 5 3 11 IAP 5 2 4 4 12 JAF 4 3 4 4 LPAP 13 1 4 2 2 14 MKP 3 3 2 2 MZCA 15 4 4 4 3 16 MAK 3 4 4 4 MRA 17 5 4 3 3 18 MYRS 1 4 1 2 19 NHN 1 3 5 4 NKB 20 3 3 2 2 21 RPWN 1 3 2 3 RBK 22 4 4 4 3 23 RQP 2 2 2 3 RIF 24 1 3 1 3 25 VNC 2 4 4 4 26 YNL 2 3 2 2 ZRM 27 4 4 2 2 28 AKA 5 4 4 4 FAIA 29 2 1 2 2 30 AP 3 4 4 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
15 11 9 8 8 11 14 10 13 16 15 15 9 10 15 15 15 8 13 10 9 15 9 8 14 8 13 16 7 15 354 11,80 59
Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 15 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 312
Data Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis Awal No
Nama
Indikator 2 3 4 5 9 8 23 7 4 6 14 8 5 3 15 5 5 5 13 3 5 7 23 8 5 4 17 4 5 8 22 7 6 9 21 6 7 3 16 5 8 5 23 7 8 6 16 6 7 8 24 10 6 5 16 4 6 5 9 4 6 7 24 8 7 7 24 8 8 8 23 7 2 4 13 3 8 8 21 7 5 2 22 4 7 3 19 5 6 3 15 5 6 4 15 3 6 4 13 4 10 5 22 8 6 3 16 4 6 4 11 4 9 5 17 8 6 5 13 3 8 8 23 9
1 6 1 NM 14 15 2 AP 6 11 3 AFA 11 9 4 CYS 8 8 5 DA 13 8 6 DS 10 11 7 EAKD 8 14 8 GD 11 10 9 HAK 8 13 10 IAM 15 16 11 IAP 14 15 12 JAF 15 15 13 LPAP 7 9 14 MKP 7 10 15 MZCA 11 15 16 MAK 13 15 17 MRA 14 15 18 MYRS 10 8 19 NHN 11 13 20 NKB 12 10 21 RPWN 7 9 22 RBK 11 15 23 RQP 12 9 24 RIF 8 8 25 VNC 11 14 26 YNL 9 8 27 ZRM 9 13 28 AKA 14 16 29 FAIA 9 7 30 AP 13 15 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Jumlah
Kriteria
76 49 48 42 64 51 64 63 52 74 65 79 47 41 71 74 75 40 68 55 50 55 49 43 70 46 47 69 43 76 1745 58,17 58,17
Cukup ktitis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 10 33,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 313
Hasil Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis Awal
JUMLAH SISWA Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
4
1
2
2
4
4
4
5
3
4
3
4
2
2
5
5
4
2
4
4
5
1
3
2
5
4
3
4
2
4
2
3
3
2
1
5
2
3
4
3
4
3
5
3
2
4
4
3
1
4
2
2
3
2
2
4
2
2
4
1
5
3
3
3
1
2
4
1
4
5
2
3
4
4
3
1
5
3
4
1
4
1
1
2
2
3
3
1
1
3
3
4
4
4
5
3
2
3
2
4
2
2
3
3
5
1
2
4
4
4
2
3
2
3
2
1
2
4
2
2
4
2
4
5
3
4
2
2
2
3
3
2
3
5
5
4
1
3
4
3
5
1
1
3
1
4
2
1
2
2
4
5
2
3
6
3
2
3
2
3
3
4
3
2
5
4
5
3
2
3
4
3
4
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
4
7
4
3
3
4
3
4
2
3
4
5
4
5
4
3
4
4
4
1
3
4
3
4
2
5
5
3
4
5
4
5
8
5
3
2
3
3
3
4
4
1
2
2
4
2
4
2
4
4
3
4
1
2
1
2
1
2
2
3
2
2
4
9
4
1
3
3
4
3
1
2
3
3
5
3
1
2
4
5
4
3
3
4
2
3
3
3
4
3
2
4
3
5
10
5
3
4
2
4
4
4
4
1
5
2
4
3
2
5
4
4
2
4
2
2
3
5
4
4
4
1
2
2
4
11
2
2
3
1
3
1
3
2
2
4
2
4
2
1
3
4
3
2
3
4
3
2
2
1
3
1
1
3
1
5
12
4
4
3
2
2
3
4
2
2
3
2
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
2
3
4
3
4
4
1
4
13
3
1
4
1
3
2
1
4
2
3
3
3
1
1
2
3
3
1
2
3
1
2
4
1
3
1
2
3
1
2
14
5
1
2
1
2
1
3
3
3
3
4
2
2
3
2
3
4
1
5
1
4
2
4
1
5
3
2
4
2
3
15
4
2
1
2
3
2
2
2
1
4
2
4
2
2
2
1
4
2
4
2
2
3
2
2
2
2
2
4
2
2
16
4
3
2
3
4
3
4
4
2
4
3
3
4
1
4
3
3
3
1
4
4
4
1
3
3
4
3
3
4
3
17
3
1
2
2
2
3
5
2
5
5
4
4
2
2
4
4
3
1
5
2
2
4
2
1
4
1
3
3
2
4
18
3
2
2
2
4
3
4
2
4
2
4
5
2
2
4
5
4
1
5
5
2
2
2
2
3
1
1
2
1
3
19
5
3
2
3
4
2
3
4
4
4
2
4
3
1
3
3
5
3
4
3
3
3
2
1
4
2
2
3
3
4
20
5
2
2
2
2
2
2
4
3
3
4
4
2
2
3
4
3
2
4
2
3
3
3
3
4
2
2
4
2
4
Jumlah
76
49
48
42
64
51
64
63
52
74
65
79
47
41
71
74
75
40
68
55
50
55
49
43
70
46
47
69
43
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 314
Rata-rata Skor Keseluruhan Indikator Awal
Indikator
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
14
6
11
8
13
10
8
11
8
15
14
15
7
7
11
13
14
10
11
12
7
11
12
8
11
9
9
14
9
13
2
9
4
5
5
5
5
5
6
7
8
8
7
6
6
6
7
8
2
8
5
7
6
6
6
10
6
6
9
6
8
3
8
6
3
5
7
4
8
9
3
5
6
8
5
5
7
7
8
4
8
2
3
3
4
4
5
3
4
5
5
8
4
23
14
15
13
23
17
22
21
16
23
16
24
16
9
24
24
23
13
21
22
19
15
15
13
22
16
11
17
13
23
5
7
8
5
3
8
4
7
6
5
7
6
10
4
4
8
8
7
3
7
4
5
5
3
4
8
4
4
8
3
9
6
15
11
9
8
8
11
14
10
13
16
15
15
9
10
15
15
15
8
13
10
9
15
9
8
14
8
13
16
7
15
Jumlah
76
49
48
42
64
51
64
63
52
74
65
79
47
41
71
74
75
40
68
55
50
55
49
43
70
46
47
69
43
76
Kriteria
CK
STK
STK
STK
TK
STK
TK
TK
STK
CK
CK
CK
STK
STK
CK
CK
CK
STK
CK
TK
STK
TK
STK
STK
CK
STK
STK
CK
STK
CK
Skor ratarata 10,7 6,4 5,4 18,1 5,8 11,8 1746
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 315
Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Indikator 1 (Menganalisis Argumen) No
Nama
No Soal 9 13 15 4 4 5 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 2 5 4 4 5 5 4 5 3 5 4 2 5 4 4 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 2 4 4 5 3 3 3 4 5 5 4 3 2 3 3 3 5 3 5 3 4 3 5 3 5
6 1 NM 5 2 AP 3 3 AFA 3 4 CYS 3 5 DA 4 6 DS 5 7 EAKD 5 8 GD 4 9 HAK 4 10 IAM 5 11 IAP 4 12 JAF 4 13 LPAP 5 14 MKP 3 15 MZCA 3 16 MAK 4 17 MRA 5 18 MYRS 4 19 NHN 5 20 NKB 4 21 RPWN 5 22 RBK 3 23 RQP 5 24 RIF 3 25 VNC 5 26 YNL 3 27 ZRM 2 28 AKA 5 29 FAIA 4 30 AP 5 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
18 15 11 12 17 16 16 16 16 18 18 17 16 15 15 19 18 15 18 18 16 12 18 13 19 12 11 18 14 18 475 15,83 79,15
Sangat kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis 25 83,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 316
Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Indikator 2 (Mampu Bertanya) No
Nama
No Soal 7 14 4 5 3 5 4 4 4 5 4 4 2 5 5 3 5 5 4 4 2 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 5 4 3 4 3 5 2 4 4 4 4 4 4 3 5 5
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
9 8 8 8 8 7 8 10 8 7 8 9 9 8 10 10 10 8 9 10 9 7 9 7 8 6 8 8 7 10 251 8,37 83,7
Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Tidak kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Kritis 29 96,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 317
Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan) No
Nama
No Soal 3 8 5 5 3 5 3 5 4 3 5 4 3 5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 2 3 2 4 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 5 3 5 4 5 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 5 5 5
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS H 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN ” 22 RBK 23 RQP. 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
10 8 8 7 9 8 9 8 7 9 9 9 9 7 5 9 9 8 10 8 9 8 9 8 7 6 7 7 9 10 246 8,2 82
Sangat kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis 28 93,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 318
Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Indikator 4 (Memecahkan Masalah) No
Nama 1 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 3 2 5 3 3 4 4 5
10 5 4 3 3 3 2 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4
No Soal 16 11 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 3 5 3 4 4 5 3 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 3 5 3 4 3 3 3 3 3 5 3 4 4 3 4
18 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 2 2 3 4 5 5 2 4 4 2 2 4 4 3 2 2 4 4 5
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
19 5 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 3 4 5 4 2 4 4 3 2 2 3 2 4
Skor
Kriteria
26 21 17 17 22 20 `19 27 24 25 24 21 19 21 25 28 27 19 25 25 25 21 24 22 23 16 17 24 23 26 673 22,43 74,76
Kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis 23 76,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 319
Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Indikator 5 (Membuat Kesimpulan) No
Nama
No Soal 2 4 4 5 3 4 4 3 3 3 4 5 2 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 4 5 2 3 4 3 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 3 2 5 4
1 NM 2 AP 3 AFA 4 CYS 5 DA 6 DS 7 EAKD 8 GD 9 HAK 10 IAM 11 IAP 12 JAF 13 LPAP 14 MKP 15 MZCA 16 MAK 17 MRA 18 MYRS 19 NHN 20 NKB 21 RPWN 22 RBK 23 RQP 24 RIF 25 VNC 26 YNL 27 ZRM 28 AKA 29 FAIA 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
9 7 7 6 9 5 9 9 8 8 10 8 8 9 9 10 9 9 7 10 9 5 7 6 8 6 6 8 5 9
Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis
235
7,83 78,3
Cukup kritis Cukup kritis 23 76,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 320
Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Indikator 6 (Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan) No
Nama
No Soal 12 17 3 4 4 4 3 2 4 5 4 5 2 3 4 5 5 4 3 4 5 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5
5 20 1 NM 5 4 2 AP 4 5 3 AFA 3 3 4 CYS 3 2 5 DA 4 3 6 DS 5 3 7 EAKD 4 5 8 GD 5 4 9 HAK 4 4 10 IAM 4 5 11 IAP 5 5 12 JAF 4 5 13 LPAP 3 4 14 MKP 4 4 15 MZCA 4 5 16 MAK 5 5 17 MRA 5 4 18 MYRS 5 4 19 NHN 4 5 20 NKB 5 5 21 RPWN 5 5 22 RBK 3 2 23 RQP 5 5 24 RIF 4 5 25 VNC 4 5 26 YNL 4 4 27 ZRM 4 3 28 AKA 5 4 29 FAIA 5 4 30 AP 5 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Skor
Kriteria
16 17 11 14 16 13 18 18 15 17 19 18 16 16 17 19 19 17 19 20 20 10 18 17 17 15 15 18 17 19 501 16,70 83,5
Kritis Kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Kritis 28 93,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 321
Data Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis Akhir No
Nama
Indikator 3 4
1 2 5 18 9 10 26 9 1 NM 15 8 8 21 7 2 AP 11 8 8 17 7 3 AFA 12 8 7 17 6 4 CYS 17 8 9 22 9 5 DA 16 7 8 20 5 6 DS 16 8 9 19 9 7 EAKD 16 10 8 27 9 8 GD 20 9 8 27 9 9 HAK 18 7 9 25 8 10 IAM 18 8 9 24 10 11 IAP 17 9 9 21 8 12 JAF 16 9 7 19 8 13 LPAP 15 8 5 21 9 14 MKP 15 10 9 25 9 15 MZCA 19 10 9 28 10 16 MAK 18 10 9 27 9 17 MRA 15 8 8 19 9 18 MYRS 18 9 10 25 7 19 NHN 18 10 8 25 10 20 NKB 16 9 9 25 9 21 RPWN 12 7 8 21 5 22 RBK 18 9 9 24 7 23 RQP 13 7 8 22 6 24 RIF 19 8 7 23 8 25 VNC 12 6 6 16 6 26 YNL 11 8 7 17 6 27 ZRM 18 8 7 24 8 28 AKA 14 7 9 23 5 29 FAIA 18 10 10 26 9 30 AP Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Jumlah
Kriteria
88 76 62 64 81 69 79 88 78 84 88 82 75 74 85 95 92 76 88 91 88 63 85 73 82 61 64 83 75 92
Kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Kritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis
6 16 17 11 14 16 13 18 18 18 17 19 18 16 16 17 19 19 17 19 20 20 10 18 17 17 15 15 18 17 19
2381 79,36 79,36
Cukup kritis Cukup kritis 25 83,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 322
Data Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis Akhir
JUMLAH SISWA Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
3
4
5
5
4
3
2
5
3
3
4
4
5
2
4
3
4
3
4
2
5
4
5
4
5
3
3
4
4
5
5
4
4
5
4
2
4
4
4
4
4
4
3
5
3 4
5 5
3 4
3 3
4 3
5 5
3 3
4 4
4 5
4 3
4 4
5 5
4 5
4 5
3 5
5 5
4 5
5 4
4 5
5 3
5 5
4 5
3 3
4 3
4 2
3 4
4 2
4 2
3 4
4 2
5 4
5
5
4
3
3
4
5
4
5
4
4
5
4
3
4
4
5
5
5
4
5
5
3
5
4
4
4
4
5
5
5
6
5
3
3
3
4
5
5
4
4
5
4
4
5
3
3
4
5
4
5
4
5
3
5
3
5
3
2
5
4
5
7
4
3
4
4
4
2
5
5
4
2
4
5
4
3
5
5
5
4
4
5
4
3
5
3
3
2
4
4
4
5
8
5
5
5
3
4
5
5
4
3
5
4
5
3
2
4
5
4
4
5
3
5
5
5
4
4
2
3
4
5
5
9
4
4
2
3
4
3
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
4
4
3
4
3
4
4
3
5
3
5
10
5
4
3
3
4
2
4
5
5
5
5
4
4
3
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
3
4
5
5
5
11
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
12
3
4
3
4
4
2
4
5
3
5
4
5
4
4
4
5
5
4
5
5
5
2
3
4
4
3
4
4
4
5
13
4
4
3
3
4
4
3
4
5
4
5
3
2
4
2
5
4
3
4
5
3
4
4
3
5
3
3
3
4
3
14
5
5
4
4
4
5
3
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
3
5
15
5
4
3
3
5
4
4
4
3
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
5
4
2
5
4
5
2
3
5
3
5
16
4
3
4
3
4
3
4
5
4
4
5
4
3
4
5
4
5
3
5
4
5
4
5
5
4
3
3
5
4
3
17
4
4
2
5
5
3
5
4
4
3
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
5
3
5
4
4
4
4
5
4
5
18
4
3
2
3
2
3
2
4
3
4
2
2
2
3
4
5
5
2
4
4
2
2
4
4
3
2
2
4
4
5
19
5
3
2
2
4
4
2
4
4
4
4
3
3
4
4
5
5
3
4
5
4
2
4
4
3
2
2
3
2
4
20
4
5
3
2
3
3
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
2
5
5
5
4
3
4
4
4
Jumlah
88
76
62
64
81
69
79
88
78
84
88
82
75
74
85
95
92
76
88
91
88
63
85
73
82
61
64
83
75
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 323
Skor Rata-Rata Keseluruhan Indikator Akhir
indikator
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
skor ratarata
1
18
15
11
12
17
16
16
16
16
18
18
17
16
15
15
19
18
15
18
18
16
12
18
13
19
12
11
18
14
18
15,83
2
9
8
8
8
8
7
8
10
8
7
8
9
9
8
10
10
10
8
9
10
9
7
9
7
8
6
8
8
7
10
8,37
3
10
8
8
7
9
8
9
8
7
9
9
9
7
5
9
9
9
8
10
8
9
8
9
8
7
6
7
7
9
10
8,20
4
26
21
17
17
22
20
19
27
24
25
24
21
19
21
25
28
27
19
25
25
25
21
24
22
23
16
17
24
23
26
22,43
5
9
7
7
6
9
5
9
9
8
8
10
8
8
9
9
10
9
9
7
10
9
5
7
6
8
6
6
8
5
9
7,83
6
16
17
11
14
16
13
18
18
15
17
19
18
16
16
17
19
19
17
19
20
20
10
18
17
17
15
15
18
17
19
16,70
Jumlah
88
76
62
64
81
69
79
88
78
84
88
82
75
74
85
95
92
76
88
91
88
63
85
73
82
61
64
83
75
92
2381
Kriteria
K
CK
TK
TK
K
CK
CK
K
CK
K
K
K
CK
CK
K
SK
SK
CK
K
SK
K
TK
K
CK
K
TK
TK
K
CK
SK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 324
LAMPIRAN 15 LEMBAR PENGAMATAN/ OBSERVASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 325
LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
No
Indikator kemampuan berpikir kritis
Skala Skor 3
2
1
1
Menganalisis argumen
Sering menganalisis argumen Jarang menganalisis argumen ketika Tidak pernah menganalisis argumen ketika berkerja dalam ketika berkerja dalam kelompok berkerja dalam kelompok kelompok
2
Mampu bertanya
Bentuk pertanyaan menunjukan Bentuk pertanyaan menunjukan kemampuan kemampuan berpikir kritis kritis
3
Mampu menjawab pertanyaan
Jawaban sesuai dengan Jawaban sesuai dengan pertanyaan, Jawaban tidak sesuai pertanyaan dan disertai dengan namun tanpa disertai dengan langkah langkah pengerjaan pengerjaan yang kurang tepat
4
Memecahkan masalah
Memecahkan masalah dengan Memecahkan masalah langkah yang sistematis tanpa langkah yang sistematis bantuan guru bantuan guru
5
Menuliskan kesimpulan
Kesimpulan ditulis dengan benar Kesimpulan ditulis namun tidak Tidak menuliskan kesimpulan sesuai dengan materi yang telah sesuai dengan materi yang telah dipelajari dipelajari
6
Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan
Sering mengevaluasi menilai hasil pengematan
kurang Tidak mengajukan pertanyaan berpikir
dengan Penyelesaian dengan menyertakan sistematis
masalah langkah
tanpa yang
dan Jarang mengevaluasi dan menilai Tidak melakukan evaluasi dan hasil pengamatan menilai hasil pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 326
LAMPIRAN 16 HASIL OBSERVASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 327
DATA OBSERVASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Data Awal
Data Akhir
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 1
Indikator
Indikator
Indikator
Pertemuan 2 Indikator
Jumlah
Nama
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
NM
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
61
AP
2
2
2
1
2
1
2
2
3
2
2
1
3
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
2
53
AFA
1
2
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
1
2
40
CYS
1
2
2
1
1
2
3
2
2
1
1
1
3
2
3
3
2
1
2
3
3
3
2
2
48
DA
2
3
2
1
2
2
3
2
1
1
2
2
2
3
2
2
1
2
3
2
3
2
3
3
51
DS
2
1
2
1
2
2
2
3
2
1
1
2
2
3
1
3
3
2
2
3
2
3
2
3
50
EAKD
2
3
2
1
1
2
3
3
2
3
2
1
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
56
GD
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
53
HAK
1
2
2
2
1
1
2
2
3
3
2
1
1
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2
50
IAM
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
2
3
2
2
1
2
3
2
2
3
2
2
54
IAP
2
3
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
1
2
52
JAF
2
2
2
1
2
1
2
3
3
3
1
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
55
LPAP
2
3
2
2
1
1
3
2
2
3
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
3
2
3
3
56
MKP
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
3
55
MZCA
2
2
2
1
2
2
3
3
3
2
1
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
57
MAK
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
2
1
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
57
MRA
2
2
2
2
1
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
60
MYRS
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
1
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
52
NHN
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
58
NKB
2
3
2
1
2
2
2
2
2
3
3
1
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
56
RPWN
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
1
2
2
3
3
2
1
2
3
2
2
3
3
2
55
RBK
2
3
3
2
1
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
54
RQP
1
3
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 328
Data Awal
Data Akhir
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Indikator
Indikator
Indikator
Indikator
Jumlah
Nama
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
RIF
2
2
2
2
2
1
3
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
56
VNC
2
3
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
1
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
56
YNL
1
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
1
3
3
3
2
1
2
3
3
2
2
2
1
45
ZRM
1
1
2
1
1
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
44
AKA
2
2
2
1
1
2
2
2
1
1
1
2
3
3
2
3
1
3
3
2
3
1
2
2
47
FAIA
1
2
1
1
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
44 60
AP
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
Jumlah
54
66
58
49
50
56
70
68
68
66
56
54
71
73
74
71
65
69
75
78
79
77
70
71
Keterangan
TK
CK
TK
STK
TK
CK
CK
CK
CK
CK
TK
TK
CK
K
K
CK
CK
CK
K
K
K
K
CK
CK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 329
Hasil Skor Rata-Rata Setiap Indikator Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal dan Akhir
Indikator
1 2 3 4 5 6
Pertemuan 1 2 Skor Kriteria 54 TK 66 CK 58 TK 49 STK 50 TK 56 CK
Kondisi Awal (Siklus I) Pertemuan Skor ratarata 1 2 Skor Kriteria 70 CK 62 68 CK 67 68 CK 63 66 CK 57 56 TK 53 54 TK 55
Kriteria
CK CK CK TK TK TK
Pertemuan 1 2 Skor Kriteria 71 CK 73 K 74 K 71 CK 65 CK 69 CK
Kondisi Akhir (Siklus II) Pertemuan Skor rata-rata 1 2 Skor Kriteria 75 CK 73 78 K 76 79 K 77 77 K 74 70 CK 68 64 CK 70
Kriteria
K K K K CK CK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 330
LAMPIRAN 17 HASIL WAWANCARA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 331
HASIL WAWANCARA
Hari/ Tanggal
: Jumat, 31 Juli 2015
Narasumber
: Guru kelas III
No 1
2
3
4
5
Pertanyaan Wawancara Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran matematika di kelas III? Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas III? Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran matematika? Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang digunakan pada saat pelajaran matematika? Apa media yang pernah digunakan?
6
Bagaimana peran media dalam pembelajaran matematika?
7
Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika? Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran matematika?
8
9 10
11
Jawaban Siswa terkadang masih sulit memerima materi pembelajaran yang diberikan. Belum lancarberhitung, khususnya pada materi perkalian dan pembagian. Tidak selalu menggunakan media pembelajaran matematika, tergantung pada materi yang sedang diajarkan. Tidak selalu, tetapi siswa sangat antusias jika guru memberikan materi dengan menggunakan media. Kerikil, lidi, papan perkalian dan pembagian,menggunakan jarimatika. Bisa menanbah pemahaman tentang materi yang diajarkan khususnya dalam penggunaan media konkret. Sangat antusias dan senang belajar matematika, siswa sangat aktif ketika pelajaran matematika. Kurang memperhatikan penjelasan guru, materi masih dirasa sulit bagi siswa adalah operasi hitung perkalian pembagian. Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM (KKM 60) Kurang teliti dalam menghitung, kurang berlatih.
Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran matematika? Bagaimana strategi pembelajaran Melakukan pendekatan secara matematika yang digunakan untuk khusus, pendalaman materi, latihan mengatasi rendahnya hasil belajar latihan soal. siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 332
No 12
13
14
15
16
17
Pertanyaan Wawancara Jawaban Bagaimana jika siswa dihadapkan Masih kurang bisa memahami, pada materi (soal cerita) ? siswa masih merasan kebinggungan dalam menerima soal cerita. Apakah siswa bisa menemukan Tidak bisa, karena pada dasarnya cara sendiri untuk menjawab soal siswa belum bisa memahami cerita? materi. Apakah pernah menerapkan Pernah tetapi belum secara pendekatan CTL dalam maksimal cara pengajarannya. pembelajaran matematika? Bagaimana proses pembelajaran Siswa masih sulit memahami matematika pada materi perkalian materi tersebut, Terkadang sudah dan pembagian? menggunakan media contohnya menggunakan kelereng, krikil, jarimatika. Apakah dalam pembelajaran Belum, masih banyak yang belum matematika materi perkalian dan mencapai KKM yang ditentukan pembagian nilai siswa sudah sekolah(KKM 60). mencapai diatas KKM? Berapa nilai tertinggi dan berapa Nilai tertinggi mencapai 100, nilai terendah pada saat ulangan terendah 40. khususnya pada materi perkalian dan pembagian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 333
LAMPIRAN 18 FOTO FOTO KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 334
Guru menjelaskan materi
Guru menjelaskan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 335
Menjelaskan materi menggunakan media
Siswa mencoba menggunakan media
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Kerja Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 336
Berdiskusi Kelompok
Mengerjakan Soal
Berdiskusi Kelompok
Mengerjakan Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 337
BIODATA PENELITI
Frengki Widiyatmoko lahir di Magelang pada tanggal 24 Juli 1993. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Peneliti menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Dukun IV pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Dukun lulus pada tahun 2009. Melanjutkan di SMA Negeri 1 Dukun lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Kuguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Di akhir masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma menulis skripsi dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual”.