JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP PROGRAM MAGISTER BIOMEDIK KONSENTRASI FARMAKOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2010/2011 (SEMESTER II) HARI Senin
WAKTU 08.00-10.30
MATA KULIAH 551 BFG 3 Farmakologi Susunan Saraf Otonom
Selasa
10.30-13.00
552 BFG 3 Farmakologi Obat Kardiovaskuler
Rabu Kamis
08.00-10.30 13.00-15.30
Jumat
13.00-15.30
BFG 3 BFG 3
Terapi Diet & Interaksi Obat Makanan Farmakologi Klinik
553 BFG 3 Farmakologi Susunan Saraf Pusat
NAMA DOSEN Danny Suwandi, dr.,Ph.D.,SpFK Peter Kabo, Prof.dr.Ph.D. Peter Kabo, Prof. dr.,Ph.D. Danny Suwandi, dr.,Ph.D.,SpFK Suryani As'ad, Prof.Dr.dr.M.Sc.SpGK. Danny Suwandi, dr.,Ph.D.,SpFK Peter Kabo, Prof.dr.Ph.D. Danny Suwandi, dr.,Ph.D.,SpFK Peter Kabo, Prof.dr.Ph.D.
RUANGAN 109 109 109 109 109
JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP PROGRAM MAGISTER BIOMEDIK KONSENTRASI FISIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2010/2011 (SEMESTER II) HARI Senin
WAKTU 13.00-15.30
MATA KULIAH 554 BFS 3 Fisiologi Respirasi
Rabu
08.00-10.30
551 BFS 3 Fisiologi Endokrin
Jumat
08.00-10.30
552 BFS 3 Fisiologi Reproduksi
13.30-16.00
601Z153
Fisiologi Kardiovaskuler
NAMA DOSEN Irfan Idris, Dr.dr.M.Kes. Ilhamjaya Patellongi, Dr.dr.,M.Kes. Irfan Idris, Dr.dr.M.Kes. Wardihan Sinrang, Dr.dr.,MS. Wardihan Sinrang, Dr. dr.,MS. Irfan Idris, Dr.dr.M.Kes. Irawan Yusuf, Prof.dr.,Ph.D. Ilhamjaya Patellongi, Dr.dr.,M.Kes.
RUANGAN 106 106 106 106
JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP PROGRAM MAGISTER BIOMEDIK KONSENTRASI STUDI MIKROBIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2010/2011 (SEMESTER II) HARI WAKTU Selasa 08.00-11.20
551 Z154
MATA KULIAH Mikrobiologi Kedokteran Dasar
13.00-15.30
582 Z153
Mikrobiologi Molekuler
08.00-09.40
583 Z152
Mikrobiologi Lingkungan
10.30-12.10
584 Z152
Mikrobiologi Diagnostik
08.00-09.40
585 Z152
Mikrobiologi Pencegahan
Kamis
Jumat
NAMA DOSEN Mochammad Hatta,Prof. dr.,Ph.D.,SpMK. Muh. Nasrum Massi, dr.Ph.D. Mochammad Hatta,Prof. dr.,Ph.D.,SpMK. Muh. Nasrum Massi, dr.Ph.D. Lucia Muslimin, Prof.Dr.drh.M.Sc. Asaad Maidin, Prof.dr.Sp.MK.Ph.D. Mochammad Hatta,Prof. dr.,Ph.D.,SpMK. Rizalinda, dr.Ph.D. Akbar Tahir, Prof.Dr.,DEA. Prof. Dr. Asaad Maidin, Sp.MK.
RUANGAN Lab. Mikro Lab. Mikro Lab. Mikro Lab. Mikro Lab. Mikro
JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP PROGRAM MAGISTER BIOMEDIK KONSENTRASI FARMAKOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2010/2011 (SEMESTER II) HARI Senin
WAKTU 13.00-15.30
MATA KULIAH 551 BFG 3 Farmakologi Susunan Saraf Otonom
Selasa
08.00-13.30
552 BFG 3 Farmakologi Obat Kardiovaskuler
Kamis
08.00-10.30 10.30-13.00
Jumat
13.30-16.00
BFG 3 BFG 3
Terapi Diet & Interaksi Obat Makanan Farmakologi Klinik
553 BFG 3 Farmakologi Susunan Saraf Pusat
NAMA DOSEN Danny Suwandi, dr.Ph.D.Sp.FK. Peter Kabo, Prof. dr.,Ph.D. Peter Kabo, Prof. dr.,Ph.D. Danny Suwandi, dr.Ph.D.Sp.FK. Suryani As'ad, Prof.Dr.dr.M.Sc.SpGK. Danny Suwandi, dr.Ph.D.Sp.FK. Peter Kabo, Prof. dr.,Ph.D. Danny Suwandi, dr.Ph.D.Sp.FK. Peter Kabo, Prof. dr.,Ph.D.
RUANGAN 109 109 109 109 109
STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM, STUDI KASUS PADA OBYEK WISATA TELAGA SARANGAN DI KABUPATEN MAGETAN (Strategies in the Development of Natural Tourism Object, a Case Study of “Telaga Sarangan” Tourism Object in Magetan Regency) Jaka risdiyanto, Sumbangan Baja dan T. R. Andi Lolo
ABSTRACT This study aims to: (1) explain the management process of Telaga Sarangan; (2) analyze the supporting and retarding factors; and (3) formulate some alternative strategies in developing the tourism object. This research is a descriptive research that uses a mix method. It uses primary data (obtained through interviews, observations, and quetionnaired) and secondary data. The data were analyzed by using decriptive-qualitative and SWOT analysis. The results show that the management of Telaga Sarangan consists of some activities, including planning, implementation, and monitoring/evaluation. Some supporting factors are the attractive view, various tourism attractions, and the avalilability of some facilities, including acommodation facilities, restaurants, electricity, telecommunication and road acces. However, there are some retarding factors, including the low maintenance of tourism facilities, the low quality of human resources, innefective promotion, the lack of public transportation, limited parking area, unorganized street sellers, and the unavailability of planning document. Some strategies can be conducted to develop Telaga Sarangan, including marketing optimization, tourism route development, the improvement of tourism package quality, inter-region cooperation network, the quality improvement of facilities, the improvement of promotion activities, the writing of development planning document, the improvement of human resource quality, a continuous management of natural tourism, the development of tourism image, the improvement of coordination and synergism between stakeholders, the arrangement of the tourism site, community training, and a cooperation in managing the tourism object. Keywords : Strategi, Tourism Object dan Supporting Factors ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses pengelolaan, mendalami faktor pendukung, faktor penghambat dan merumuskan alternatif strategi dalam pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan mix method. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi, angket dan data sekunder. Data dianalisis dengan analisis deskriptif-kualitatif dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan obyek wisata meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan monitoring/evaluasi. Faktor pendukung adalah daya tarik pemandangan, atraksi wisata yang beragam, tersedianya fasilitas akomodasi, rumah makan, jaringan listrik, telekomunikasi dan jalan akses. Faktor penghambat adalah kurangnya perawatan fasilitas wisata, kurangnya kualitas sumberdaya manusia, promosi yang kurang efektif, minimnya transportasi umum, tempat parkir tidak memadai, pedagang kakilima yang tidak teratur dan belum adanya dokumen rencana. Strategi untuk mengembangkan obyek wisata adalah optimalisasi pemasaran, pengembangan rute wisata, peningkatan mutu paket wisata, jaringan kerjasama antardaerah, peningkatan kualitas fasilitas, peningkatan promosi, penyusunan dokumen rencana pengembangan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, pengelolaan pariwisata alam berkelanjutan, pengembangan citra pariwisata, peningkatan koordinasi dan sinergitas antara
2
stakeholder, penataan kawasan wisata, pembinaan masyarakat dan kerjasama pengelolaan obyek wisata. Kata Kunci : Strategi, Obyek Wisata dan Faktor Pendukung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang pariwisata telah menjadi motor penggerak sosial dan ekonomi dunia, dan telah menjadi salah satu motor penggerak utama di dalam perdagangan internasional. Dengan berlakunya Otonomi daerah menimbulkan konsekwensi pelimpahan beberapa kewenangan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Hal tersebut berarti memberikan peluang dan ruang gerak yang lebih luas bagi Daerah untuk mengembangkan potensi wilayahnya. Pengembangan potensi sektor pariwisata saat ini seringkali dikaitkan dengan peranannya sebagai salah satu kekuatan sumber pendapatan asli daerah (PAD. Salah satu obyek wisata yang ada di Kabupaten Magetan adalah obyek wisata Telaga Sarangan , namun pelaksanaan pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan belum dilaksanakan secara optimal. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pengelolaan obyek wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan. 2. Faktor – faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan. 3. Bagaimana strategi pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan. C. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses pengelolaan obyek wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, mendalami faktor pendukung dan faktor faktor yang menghambat dalam pengembangan obyek wisata serta merumuskan alternatif strategi dalam rangka pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan. D. Manfaat Penelitian 1. Bahan masukan dan kontribusi pemikiran kepada Pemerintah Kabupaten Magetan dalam upaya pengelolaan dan pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. 2. Referensi bagi pengelola dalam pengambilan kebijakan optimalisasi pengembangan objek wisata. 3. Bahan informasi bagi penelitian tentang pariwisata selanjutnya atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kepariwisataan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pariwisata. Pariwisata meupakan salah satu industri yang cukup lama telah dikembangkan oleh umat manusia. Menurut Pendit (2006) istilah pariwisata sendiri terlahir dari bahasa Sansekerta, yang komponennya terdiri dari : pari ( penuh, lengkap, berkeliling), wis-man (rumah, kampung, komunitas) dan ata (pergi terus menerus , mengembara), yang apabila dirangkai akan menjadi satu kata pariwisata, yang berarti : pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus menerus. Didalam ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan pengertian pariwisata yaitu “berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah”.
3
B. Jenis dan bentuk wisata Wisata dapat dibedakan menurut jenis dan bentuknya. Menurut Suwantoro (1997), ada berbagai macam perjalanan wisata bila ditinjau dari berbagai segi: 1. Dari segi jumlah wisatawan, wisata dibedakan atas: Individual Tour (wisata perorangan), family group tour (wisata keluarga) dan group tour (wisata rombongan). 2. Dari segi pengaturannya, wisata dibedakan atas: pre-arranged tour (wisata berencana), package tour (wisata paket atau paket wisata), coach tour (wisata terpimpin), special arranged tour (wisata khusus) dan optional tour (wisata tambahan/pilihan). 3. Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas: holiday tour (wisata liburan), familiarization tour (wisata pengenalan/anjangsana), educational tour (wisata pendidikan), scientific tour (wisata pengetahuan) pileimage tour (wisata keagamaan), special mission tour (wisata kunjungan khusus), special programe tour (wisata program khusus), hunting tour (wisata buru). 4. Dari segi penyelenggaraannya, wisata dibedakan atas: excursion/ ekskursi ( perjalan wisata kurang dari 24 jam) , Safari Tour (wisata safari), cruize tour (wisata dengan menggunakan kapal pesiar), youth tour (wisata remaja), marine tour (wisata bahari). Sedangkan berdasarkan obyek yang akan dikembangkan, pariwisata diklasifikasikan dalam kriteria : wisata bahari, wisata alam, wisata budaya dan agrowisata. Sedangkan berdasarkan motif perjalanan misalnya olahraga, bisnis rekreasi dan wisata dengan tujuan-tujuan khusus (Yoeti, 2002). C. Kriteria Obyek Wisata Obyek wisata yang ada pada suatu daerah memiliki unsur-unsur dan kriteria yang mempunyai ketergantungan satu sama lain. Unsur dan kriteria obyek wisata menjadi dasar suatu tempat disebut sebagai daerah tujuan wisata. Menurut Spillane (1994), suatu obyek pariwisata memiliki lima unsur atau kriteria yang penting yaitu atraksi, fasilitas, infrastruktur, transportasi dan keramahtamaan. D. Wisatawan Didalam ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan pengertian Wisatawan yaitu wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Sedangkan menurut Suwantoro (1997) menyatakan bahwa sesorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam, maka mereka disebut pelancong (excursionist). E. Strategi Pengembangan Pariwisata Strategi dapat diartikan sebagai suatu cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hidayatullah, 2009). Suatu organisasi dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Menurut Yoeti (2008) perencanaan pengembangan pariwisata memerlukan pertimbangan dalam beberapa aspek, yaitu : wisatawan (tourist), aksesibilitas /pengangkutan (transportation), atraksi/obyek wisata (attraction), fasilitas pelayanan (service facility) dan informasi dan promosi (information promotion). Dalam kaitan dengan perencanaan pembangunan wisata, pemilihan strategi yang tepat akan berdampak pada keberlanjutan kegiatan pariwisata dengan memperhatikan aspek kekuatan dan kelemahan dari masing-masing unsur pembangunan yaitu : 1. Sumberdaya (resources) yang terdiri dari sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan sumberdaya keuangan/tehnologi; 2. organisasi (organization), yaitu pelaku untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya kearah pencapaian tujuan; 3. norma-norma (norm) yaitu prinsip-prinsip / aturan untuk memandu kegiatan organisasi (PSKMP, 2002).
4
F. Pengelolaan Obyek Wisata Keberadaan suatu obyek wisata memerlukan suatu pengelolaan (manajemen) untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada sekaligus memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang timbul dari keberadaan obyek wisata. Menurut James A.F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas kegiatan anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Suprapto, 2005). Dodiriyanto dalam Hidayatullah (2009) mengatakan bahwa diperlukan identifikasi berbagai faktor-faktor sebelum merencanakan serta membuat kebijakan-kebijakan dalam rangka pengembangan sektor pariwisata menuju sasaran yang hendak dicapai. Terdapat 2 (dua) faktor yang sangat dominan mempengaruhi strategi pengembangan sektor pariwisata, yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun faktor pendukung meliputi kekuatan (strength) maupun peluang (opportunity). Sedangkan lingkup faktor penghambat meliputi kelemahan (weakness) serta tantangan (threat). III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kombinasi dengan pendekatan kuantitatif (mix-method). Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di Obyek Wisata Telaga Sarangan Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur. Adapun penelitian di lapangan dilakukan dalam waktu 3 (tiga) bulan mulai Agustus sampai dengan Oktober 2010. C. Jenis Data, Sumber Data Dan Metode Pengumpulan Data. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua, yakni : 1. Data primer , yaitu data asli yang diperoleh dari secara langsung dari sumbernya, diamati, dicatat melalui metode wawancara , observasi dan angket. Sumber data primer dari unsur pemerintah, swasta, masyarakat dan pengunjung/wisatawan. 2. Data Sekunder, yakni data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain berupa dokumen tertulis.. Adapun sumber data sekunder adalah dari Bappeda Kabupaten Magetan, Dinas Pariwisata dan lain-lain. D. Tehnik Analisis Data Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-kualitatif dan analisis SWOT. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Pariwisata Telaga Sarangan. 1. Aspek Wisatawan. Berdasarkan hasil angket yang disebar menunjukkan bahwa kunjungan wisata banyak dilakukan oleh wisatawan usia produktif, dengan perbandingan jumlah pengunjung pria dan wanita relatif seimbang. Wisatawan yang mengunjungi obyek wisata Telaga Sarangan didominasi oleh wisatawan yang lulus perguruan tinggi/akademi dan mayoritas adalah mereka yang mempunyai pekerjaan tetap dan mempunyai penghasilan yang cukup setiap bulannya dan mempunyai tingkat pendapatan lebih dari Rp. 1.000.000,-. Pengunjung obyek wisata Telaga Sarangan masih didominasi oleh wisatawan lokal dan regional, yakni yang berasal dari wilayah Magetan sendiri dan wilayah karesidenan Madiun. Kebanyakan wisatawan melakukan kunjungan secara berkelompok, baik bersama teman, keluarga dan rombongan lainnya. Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Telaga Sarangan adalah untuk bersenang-senang.
5
2. Aspek Atraksi. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa daya tarik atraksi utama yang dimiliki oleh kawasan wisata Telaga Sarangan adalah Telaga seluas 30 hektar dan telah memenuhi syarat utama atraksi yang disajikan kepada wisatawan, yakni something to do, something to see and something to buy. Berdasarkan angket yang disebarkan kepada pengunjung, mayoritas responden menyatakan puas terhadap keberagaman atraksi wisata yang tersedia di obyek wisata Telaga Sarangan dan juga menyatakan puas dengan sajian keindahan alam dan kesejukan udara obyek wisata Telaga Sarangan. 3. Aspek aksesibilitas/transportasi. Aksesibilitas dan transportasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam pariwisata. Berdasarkan angket yang disebarkan kepada pengunjung, responden menggunakan sarana transportasi kendaraan bermotor untuk menuju ke obyek wisata. Dari hasil angket menunjukkan mayoritas responden menyatakan puas terhadap kondisi jalan menuju obyek wisata. Namun demikian mayoritas responden berpendapat bahwa ketersediaan angkutan umum menuju obyek wisata Telaga Sarangan masih kurang memadai. 4. Aspek fasilitas. Fasilitas sarana wisata yang ada di sekitar Kawasan Telaga Sarangan cukup beragam, baik berupa hotel (penginapan), rumah makan dan toko souvenir maupun fasilitas lainnya. Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada pengunjung, mayoritas responden menyatakan puas terhadap fasilitas sebagai berikut : fasilitas akomodasi, restoran/rumah makan, toko/kios souvenir, ketersediaan jaringan listrik, ketersediaan jaringan telekomunikasi dan perahu motor/ becak air. Namun demikian terdapat mayoritas responden yang berpendapat kurang puas terhadap fasilitas di obyek wisata Telaga Sarangan, yaitu fasilitas wc umum, gazebo/tempat berteduh, tempat sampah, tempat parkir, terminal angkutan umum dan taman bermain anak. 5. Aspek informasi dan promosi. Pihak pengelola obyek wisata Telaga Sarangan dalam melakukan promosi baru terbatas pada penyediaan informasi berupa brosur ataupun leaflet yang disebarluaskan di beberapa tempat dan memasang baliho pada tempat-tempat strategis. Dari hasil angket yang disebarkan kepada pengunjung diperoleh data bahwa sebagian besar responden mengetahui informasi tentang pariwisata Telaga Sarangan berasal dari teman atau kerabat. Selain itu mayoritas responden menyatakan bahwa upaya yang dilakukan pengelola untuk mempromosikan obyek wisata Telaga Sarangan masih kurang memadai. B. Pengelolaan Obyek Wisata Telaga Sarangan. 1. Perencanaan Pengelolaan Obyek Wisata Telaga Sarangan. Saat ini belum ada dokumen perencanaan yang secara khusus memuat tentang perencanaan pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan. Perencanaan kegiatan selama ini hanya berdasarkan dokumen RIPP Kabupaten Magetan dan perencanaan pembangunan secara umum yang tertuang dalam RPJP, RPJM, Resntra SKPD dan Renja SKPD. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, masyarakat lokal belum dilibatkan secara optimal dalam kegiatan perencanaan pariwisata. 2. Pelaksanaan Pengelolaan Obyek Wisata Telaga Sarangan. Pengalokasian anggaran untuk pengembangan pariwisata secara umum dilakukan melalui program pengembangan pemasaran pariwisata, dengan jumlah total alokasi anggaran sebesar Rp. 274.858.800,-. Namun pengalokasian anggaran tersebut ditujukan untuk pengembangan pariwisata di seluruh Kabupaten Magetan. Pengelola berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan terhadap para wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Telaga Sarangan. Keamanan dan keselamatan pengunjung didalam obyek wisata menjadi tanggungjawab pihak pengelola obyek wisata. Untuk itu, pengelola bekerjasama dengan asuransi PT Jasa Raharja, untuk memberikan jaminan terhadap
6
pengunjung yang mengalami kecelakaan atau musibah. Meskipun demikian, berdasarkan hasil angket yang disebar kepada pengunjung, secara umum responden kurang puas dengan pelayanan petugas di obyek wisata Telaga Sarangan. Letak obyek wisata Telaga Sarangan yang berada di lereng gunung Lawu secara tidak langsung kurang memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan jaringan jalan dan transportasi. Terkait dengan aspek aksesibilitas yang berupa ketersediaan jaringan jalan, saat ini kondisi jalan menuju obyek wisata Telaga Sarangan sudah diaspal hotmix dan dalam keadaan baik. Namun berdasarkan hasil observasi di lapangan, dan diperkuat dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa fasilitas angkutan umum menuju obyek wisata Telaga Sarangan kurang memadai. Disisi lain keberadaan Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Adi Sumarmo Solo sangat menguntungkan bagi pengembangan kawasan wisata Telaga Sarangan. Pengelolaan atraksi wisata di Telaga Sarangan dilakukan oleh 2 pihak. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga melakukan pengelolaan atraksi wisata yang berkaitan dengan keberadaan lingkungan alam Telaga Sarangan serta atraksi yang berkaitan dengan kegiatan tahunan seperti event tahun baru, upacara labuh sesaji, atau menurut Yoeti (2008) dikenal dengan istilah something to see. Sedangkan untuk pengelolaan atraksi wisata berupa berperahu keliling telaga, bersepeda air dan menaiki kuda dilaksanakan oleh masyarakat sekitar obyek wisata.. Fasilitas yang dikelola oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan olahraga adalah tempat parkir kendaraan, ,wc/toilet, taman bermain anak, gazebo / tempat berteduh, fasilitas persampahan. Fasilitas yang dikelola oleh Dinas terkait antara lain terminal angkutan (Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika) dan fasilitas wana wisata (Perum Perhutani). Sedangkan fasilitas yang dikelola oleh masyarakat dan pihak swasta antara lain hotel dan penginapan, restoran / rumah makan, penjualan souvenir, prasarana air bersih, jaringan listrik, sarana dan prasarana telekomunikasi, fasilitas perahu motor dan becak air dan fasilitas kuda tunggang. Pihak pengelola obyek wisata Telaga Sarangan dalam melakukan promosi baru terbatas pada pemasangan baliho pada tempat-tempat strategis di pinggir jalan yang ramai, penyediaan informasi berupa brosur ataupun leaflet. Sedangkan pemasangan baliho dilaksanakan dengan mengambil lokasi di pinggir jalan atau di tempat-tempat lain yang dipandang strategis untuk menarik wisatawan. 3. Monitoring dan evaluasi Pengelolaan Obyek Wisata Telaga Sarangan. Monitoring dan evaluasi untuk pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan dilakukan oleh Kepala Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata yang dilakukan dengan melakukan monitoring pelaksanaan tugas di lapangan oleh segenap Karyawan UPTD Kawasan Wisata Sarangan yang mempunyai tugas untuk mengelola dan memelihara sarana dan prasarana, pembinaan terhadap pelaku jasa wisata pelaksanaan pengelolaan kebersihan di kawasan wisata Sarangan, pelaksanaan pemungutan retribusi kawasan wisata Sarangan dan pelaksanaan keamanan dan ketertiban di lingkungan kawasan wisata Sarangan. Sedangkan evaluasi dilakuan terhadap kinerja pengelolaan obyek wisata dan kinerja pengelolaan keuangan. C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Obyek Wisata Telaga Sarangan. 1. Faktor Pendukung: a. Kekuatan: daya tarik pemandangan yang indah dan berhawa sejuk, tersedianya fasilitas akomodasi dan rumah makan yang mencukupi, tersedianya jaringan listrik dan telekomunikasi, mempunyai atraksi wisata yang cukup beragam, jalan akses menuju obyek wisata dari arah Magetan cukup lebar dan kondisi baik, Eksistensi organisasi pengelola b. Peluang : adanya otonomi daerah, berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pangsa pasar wisatawan yang berasal dari luar daerah, dekat dengan jalur transportasi lintas kabupaten dan provinsi, keberadaan Bandara Internasional Solo dan Surabaya, dibukanya jalan tembus yang menghubungkan
7
obyek wisata Telaga Sarangan dengan Kabupaten Karanganyar, membaiknya kondisi perekonomian nasional dan adanya lembaga pendidikan dan penelitian dibidang pariwisata. 2. Faktor Penghambat: a. Kelemahan: kurang terawatnya fasilitas pendukung seperti taman bermain, wc dan gazebo, kurangnya kualitas sumberdaya manusia pengelola, promosi yang dilakukan pengelola kurang efektif, kurangnya fasilitas transportasi umum menuju obyek wisata, tempat parkir dan lokasi parkir yang tidak memadai, keberadaan pedagang kakilima yang tidak teratur dan belum tersedianya dokumen rencana / masterplan pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan. b. Ancaman: menurunnya daya dukung lingkungan obyek wisata, kurangnya alokasi dana dalam APBD untuk pengembangan dan pemeliharaan fasilitas pariwisata, perkembangan obyek wisata daerah lain yang cukup agresif, adanya benturan kepentingan antara pengelola dan stakeholder yang terkait dalam pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan. D. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Telaga Sarangan. Dari hasil identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut, maka dapat dibuat matriks SWOT untuk menentukan stategi dalam pengembangan kawasan wisata Telaga Sarangan, yakni strategi S-O (Strength-Opportunity), W-O (Weaknes-Opportunity), S-T (Strength-Threats), dan W-T (Weaknes-Threats): 1. STRATEGI S-0, meliputi: optimalisai pemasaran produk jasa wisata, pengembangan dan pengaturan rute perjalanan wisata, peningkatan mutu paket wisata dan menciptakan jaringan kerjasama antar daerah obyek wisata 2. STRATEGI S-T, meliputi: pengelolaan pariwisata alam yang berkelanjutan (sustainable tourism), pengembangan citra pariwisata Telaga Sarangan (image development), peningkatan koordinasi dan sinergitas antar stakeholder. 3. STRATEGI W-O, meliputi: peningkatan kualitas fasilitas sarana dan prasarana penunjang pariwisata, peningkatan promosi pariwisata, penyusunan rencana induk (masterplan) pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kelembagaan pariwisata. 4. STRATEGI W-T meliputi: penataan kawasan wisata dengan membuat zonasi di kawasan wisata, pembinaan terhadap masyarakat dan para pelaku usaha wisata di obyek wisata, kerjasama pengelolaan obyek wisata dengan pihak ketiga. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan obyek wisata Telaga Sarangan dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. Faktor pendukung pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan meliputi kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity) sedangkan faktor penghambat meliputi kelemahan (weakness) dan ancaman (threat). Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap faktor eksternal dan internal dari obyek wisata Telaga Sarangan, diperoleh alternatif strategi yang dapat diimplementasikan untuk pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan, strategi S-O (Strength-Opportunity), W-O (Weaknes-Opportunity), S-T (Strength-Threats), dan W-T (Weaknes-Threats). B. Saran Berdasarkan permasalahan dan hasil analisis dalam penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Pemerintah Kabupaten Magetan hendaknya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan obyek wisata Telaga Sarangan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
8
2. Diperlukan peningkatan koordinasi yang baik antara Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magetan dengan instansi lain seperti baik instansi pemerintah, DPRD, pihak swasta dan masyarakat sekitar yang terlibat dalam aktivitas kepariwisataan di Telaga Sarangan agar dapat menunjang kelancaran pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan. 3. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan pengembangan obyek wisata Telaga Sarangan maka ditempuh prioritasi melalui pentahapan dalam program yang meliputi program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA Bappeda. 2008. Penyusunan Dan Analisis Data/Informasi Perencanaan Dan Pembangunan Ekonomi. Magetan. Bagian Hukum 1951. Perda Nomor DPR/52/Per/51 Tahun 1951 tentang Penetapan Pemakaian Perahu dan Mandi di Telaga Pasir Sarangan. Magetan. ____________. 2005. Perda Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga. Magetan. Hidayatullah, M. 2009. Strategi Pengembangan Wisata Bantimurung di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Tesis tidak diterbitkan. Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 2010. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.17/PR.001/MKP/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 – 2014 Larasati, S. (2005). Pengembangan Agrowisata Salak Pondoh Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat. Jurnal Ilmiah Pariwisata STP Trisakti. Maret 2006. Vol.11 No.1 Marpaung, H. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta. Bandung MediaIndonesia. 2007. Air Telaga Sarangan Menyusut (www.mediaindonesia.com. 2007, diakses tanggal 5 Mei 2010).
Lebih
Setengah,
Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Karya. Bandung. Musanef. 1995. Manajemen Usaha Pariwisata di Indonesia, PT Gunung Agung. Jakarta Pitana, I. G. 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian sosiologis terhadap struktur, sistem, dan dampakdampak pariwisata. Andi. Yogyakarta. PSKMP-UNHAS, 2002. Participatory Local Social Development (PLSD): Konsep dan Kerangka Pembangunan Sosial Lokal Partisipatoris, Kerjasama PSKMP, UNHAS dengan JICA, Makassar. Radarmadiun. 2010. Minta Disparbudpora Lakukan Kajian, (www.radarmadiun.co.id, diakses 30 April 2010). Radjamilo. 2004. Strategi Pengembangan Jagung Dalam Mendukung Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Tani di Kabupaten Jeneponto. Tesis tidak diterbitkan. Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar. Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Salusu, J. 2000. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi NonProfit. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarata.
9
Spillane, J. J. 1994. Pariwisata Indonesia. Kanisius. Yogyakarta. Soedibyo, D dan Habibie, F. H. 2005. Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Pembangunan Daerah Wisata. Jurnal Ilmiah Pariwisata STP Trisakti, November 2005, Vol. 10, No. 3. Soekadidjo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai Systematic Linkage. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. SuarakaryaOnline. 2006. Membongkar Keterisolasian, Bangun Jalan Tembus Sarangan Tawangmangu, (www.suararakaryaonline.com, diakses 30 April 2010). Sugiantoro, R. 2000. Pariwisata Antara Obsesi dan Realita. Adicita Karya Cita. Yogyakarta. Suwantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata . Andi. Yogyakarta. Syahadat, E. 2005. Pengembangan Pariwisata Alam Nasional Di Kawasan Hutan. Info Sosial Ekonomi Volume 5 No. 2 Tahun 2005. Bogor. Yoeti, O. A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.