Program Kreativitas Mahasiswa BUDIDAYA CACAO (Theobroma cacao L.) DILAHAN RAKYAT DENGAN POLA DIVERSIFIKASI
Jenis Kegiatan : PKM Penulisan Ilmiah (PKMI)
Disusun Oleh : Ketua
: Nurfaisal
Anggota : Mohammad Zaenal Arifin
(03510096) 2003/2004 (02400159) 2002/2003
Arif Noor Rahman
(03620007) 2003/2004
Nita Maegawati
(03320031) 2003/2004
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2007
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ILMIAH 1. Judul Kegiatan 2. 3. 4.
5. 6.
: Budidaya Cacao (Theobroma Cacao L.) Dilahan Rakyat Dengan Pola Diversifikasi Jenis Kegiatan : Program Kreativitas Mahasiswa Ilmiah Bidang Ilmu : Bidang Pertanian Ketua Pelaksana Kegiatan : • Nama : Nurfaisal • NIM : 03510096 • Alamat : Jl. Raya tlogomas Gg. III no. 8 Malang • Tlp/Hp : 081334019494 • Fakultas/Jurusan : Teknik / Mesin • Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang Dosen Pembimbing : • Nama Lengkap dan Gelar : Zulfatman, ST • NIP-UMM : 108.0309.0403 • Alamat : Jl. Margojoyo No. 21 Jetis Dau Malang • Tlp. : 0341-460646 • E-mail :
[email protected] Malang, 3 Maret 2007
Mengetahui,
Ketua Pelaksana Kegiatan
Kepala LPM
Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes NIP : 131.877.094
Nurfaisal NIM : 03510096
Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pembimbing
Drs. Djoko Widodo, M.Si NIP : 104.8611.0039
Zulfatman, ST NIP : 108.0309.0403
LEMBAR PENGESAHAN SUMBER PENULISAN ILMIAH PKMI
BUDIDAYA CACAO (Theobroma cacao L.) DILAHAN RAKYAT DENGAN POLA DIVERSIFIKASI
SUMBER PENULISAN KKN KELOMPOK 01 Ds. Gondang, Kec. Tugu Kab. Trenggalek
Nama Penulis : Nurfaisal
(03510096)
Mohammad Zaenal Arifin
(02400159)
Arif Noor Rahman
(03620007)
Nita Maegawati
(03320031)
Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya
Malang, 03 Maret 2007
Mengetahui Kepala LPM
Penulis Utama
Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes NIP : 131.877.094
Nurfaisal NIM : 03510096
BUDIDAYA TANAMAN CACAO (Theobroma Cacao L.) PADA LAHAN RAKYAT DENGAN POLA DIVERSIFIKASI Nurfaisal, Mohammad Zaenal Arifin, Arif Noor Rahman, Nita Maegawati Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRAKSI Cacao (Theobroma Cacao L.) atau yang lebih dikenal dengan nama buah cokelat, merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peluang untuk dikembangkan dalam rangka menambah nilai ekonomis bagi Negara maupun bagi masyarakat petani. Secara teori tanaman cacao akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika terdapat pohon naungan disekitarnya. Atas dasar ini sangat memungkinkan jika diterapkan pola diversifikasi pada lahan yang sudah terdapat komoditi lain. Dengan pola diversifikasi ini ,maka tanaman cacao menjadi sangat mungkin untuk dikembangkan pada lahan-lahan rakyat yang terdapat di sekitar perumahan atau lahan-lahan kosong yang selama ini tidak termanfaatkan. Kegiatan budidaya cacao dengan pola diversifikasi ini dilakukan di Desa Gondang Kec. Tugu Kabupaten Trenggalek yang memiliki cukup banyak lahan rakyat di sekitar perumahan. Dengan pola ini masyarakat dapat memanfaatkan lahannya agar memiliki nilai tambah ekonomis maupun ekologis. Keywords : Budidaya Cacao, Theobroma Cacao L., Pola Diversifikasi
PENDAHULUAN Kebutuhan akan cacao (Theobroma Cacao L.) yang sangat besar di seluruh dunia, yang selama ini kita kenal sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai produk makanan berupa cokelat, ternyata belum dapat dipenuhi oleh petani, karena berbagai alasan Salah satu alasannya adalah masih sedikitnya masyarakat petani yang mampu melakukan budidaya tanaman cacao karena terbatasnya ketersediaan lahan kosong yang potensial. Hal ini ditambah lagi dengan rendahnya pengetahuan masyarakat petani akan prospek dan keuntungan dari budidaya tanaman cacao baik secara ekonomis maupun ekologis. Sehingga petani lebih memilih jenis tanaman lain untuk ditanam pada lahan-lahan potensial yang mereka miliki seperti cengkeh, kopi, durian dan lain-lain Untuk mengatasi persoalan keterbatasan lahan tersebut, maka memunculkan suatu gagasan bagaimana jika tanaman cacao dibudidayakan pada lahan yang sudah
terdapat tanaman komoditi keras lain sebelumnya. Mengingat secara teori tanaman cacao adalah jenis tanaman yang dalam penanaman dan perkembangannya memerlukan tanaman naungan, maka persoalan keterbatasan lahan ini dapat diatasi dengan menerapkan pola pemanfaatan lahan kosong yang ada dengan pola tanam diversifikasi lahan. Pola diversifikasi adalah pola penyisipan tanaman cacao diantara tanaman lainnya yang memiliki kesesuaian penaungan dengan tanaman cacao. Tanaman penaungan ini biasanya adalah jenis tanaman keras seperti cengkeh, kelapa, rambutan, durian, kopi dan lain-lain. Hal ini dipandang tepat mengingat cacao merupakan komoditas daerah tropis dataran rendah, toleran penaungan dan berbuah sepanjang tahun. Oleh karena sifatnya yang toleran terhadap tanaman penaungan tersebut, maka tanaman ini memiliki peluang besar untuk dikembangkan di daerah pekarangan rumah dan tegalan di bawah tanaman yang sudah ada yang berfungsi sebagai penaung.
Dengan pola diversifikasi lahan, setiap keluarga dapat memanfaatkan
setiap lahan di sekitar pekarangan rumah dan tegalan yang mereka miliki untuk melakukan budidaya tanaman cacao.
Hal ini tentunya akan sangat memberikan
keuntungan secara ekonomis berlipat karena disamping tidak diperlukan biaya untuk pengadaan lahan baru, tanaman cacao juga sangat mudah untuk dirawat dan berproduksi sepanjang tahun. Secara umum ada dua jenis cacao yang dikembangkan, yaitu Cacao Mulia (fine flavour cacao) dan Cacao Lindak (bulk acao). Parameter utama yang membedakan kedua kelompok tersebut adalah warna keeping biji segarnya, yaitu cacao mulia, warna keping bijinya putih dan cita rasa lebih nutty. Sebaliknya cacao lindak warna keeping biji basah ungu, dan cita rasa nutty. Oleh karena pertimbangan manajemen tanaman yang lebih rumit serta pemasaran yang khusus, maka jenis cacao yang dianjurkan untuk perkebunan rakyat adalah Cacao Lindak. Prinsipnya semua spesies dapat digunakan sebagai tanaman penaung tanaman cacao, ada dua jenis penaung cacao yaitu penaung sementara, antara lain moghania macrophylla, theprosia candida, dan pisang (musa sp), dan penaung tetap, seperti lamtoro (leucaena sp.), gliricidia sp, kelapa (cocos nucifera), ramayana (cassia
spectabilis), serta beberapa spesies kayu antara lain : sengon (albizzia falcate), serta tanaman yang lazim tumbuh di pekarangan. Jarak tanam antara pohon penaung yang satu dengan pohon penaung yang lain kurang lebih 3m x 3m atau 4m x 4m atau 3m x 6m, dengan syarat Cacao bisa terkena sinar matahari sekitar 50-70 persen. Dengan demikian kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan usaha budidaya tanaman cacao pada lahan rakyat dengan pola diversifikasi dalam rangka optimalisasi lahan untuk keuntungan ekonomis dan ekologis bagi masyarakat.
METODOLOGI Budidaya tanaman cacao dengan pola diversifikasi ini dilakukan di Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek, bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek pada 27 Januari sampai 24 Februari 2007 dalam Program Kuliah Kerja Nyata Terpadau (KKN-T) Universitas Muhammadiyah Malang. Pelaksanaan budidaya ini mengacu pada beberapa kegiatan antara lain proses pemilihan lahan, pemilihan tanaman penaung, penentuan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, pemilihan bahan tanam, pemeliharaan bibit, penanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit. Metode yang dikembangkan untuk mendapatkan data yang diperlukan pada setiap kegiatan ini adalah metode observasi dan pengukuran. Data hasil observasi ini kemudian dianalisa untuk memutuskan aktifitas dan tindakan yang dianggap perlu pada setiap tahapan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pemilihan lahan yang tepat berdasarkan lahan yang terdapat di pekarangan rumah dan tegalan milik rakyat, dengan mengacu pada anasir tanah dan iklim lahan. Lahan untuk cacao dibagi menjadi empat kelas, yaitu S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (kurang sesuai), dan N (tidak sesuai). 2. Pemilihan tanaman penaung mengacu pada berbagai spesies tumbuhan yang ada dilahan rakyat.
3. Penentuan jarak tanam cacao dengan tanaman penaung yang secara umum ada di lahan milik rakyat. 4. Pembuatan lubang tanam dengan memperhatikan tekstur tanah. 5. Pemilihan bahan tanam yang memiliki kesesuaian dengan lahan rakyat. 6. pemeliharaan bibit sebelum ditanam pada gangguan hama dan penyakit dan cara pengendaliannya. 7. Penanaman bibit dengan memperhatikan tata cara penanaman cacao.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari observasi yang telah dilakukan pada setiap kegiatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Kegiatan I Pemilihan Lahan Tabel 1. Data kesesuaian lahan untuk Cacao didesa Gondang No 1
2 3
Kriteria Iklim : Curah hujan tahunan (mm)
Data 1500-2500
Lama bulan kering (bulan) Lereng (%) Sifat fisik tanah : a. Drainase
0-1 0-8 Baik
b. Kedalaman air tanah (cm)
>100
c. Tekstur permukaan tanah
Lempung Pasiran
d. Kedalaman tanah (cm)
>150
e. Kapasitas menahan air (%)
>19
f. Lama tergenang (hari perperiode) 4
Tegangan nutrisi :
0
a. KTK (mg/100g tanah) b. pH tanah top soil
5
>15 6,0-7,0
c. C-organik (%)
2-5
d. KB (%) Salinitas (mm hos/cm)
>35 <1
Kejenuhan Al (%)
<5
Pembahasan Dari data-data di atas, berdasarkan pada kondisi iklim, kelerengan lahan, sifat fisik tanah, tegangan nutrisi dan salinitas, maka lahan yang ada didesa Gondang memenuhi kriteria lahan yang sesuai dapat dilakukan budidaya tanaman cacao.
Kegiatan II Pemilihan Tanaman Penaung Dari hasil observasi yang telah dilakukan, jenis tanaman penaung yang ditemukan pada lahan adalah : Tabel 2. Jenis Tanaman Penaung pada Lahan Jenis Penaung 1. Penaung Sementara 2. Penaung Tetap
Jenis Tanaman Penaung moghania macrophylla, theprosia candida, dan pisang (musa sp) lamtoro (leucaena sp.), gliricidia sp, kelapa (cocos nucifera), ramayana (cassia spectabilis), dan spesies kayu lainnya
Pembahasan Dari data diatas pemilihan tanaman penaung, baik itu penaung sementara maupun penaung tetap,
memiliki kecocokan untuk dilakukan budidaya tanaman
cacao mengingat pohon kelapa, Ramayana, maupun pisang ada dihampir semua pekarangan rumah warga
Kegiatan III Penentuan Jarak Tanam Cacao Dari hasil observasi yang telah dilakukan, jarak tanam yang ideal berdasarkan jenis tanaman penaung pada lahan adalah : Tabel 3. Jarak Tanam cacao Berdasarkan Tanaman Penaung pada Lahan Jenis Penaung 1. Penaung Sementara 2. Penaung Tetap
Jarak Tanam 3 x 3 m atau 4 x 4 m 3 x 3 m atau 4 x 2 m atau 4 x 4 m
Cacao lazim ditanam dalam jarak tanam 3m x 3m (populasi 1100 pph) atau 4m x 2m (populasi 1250 pph). Apabila kelapa digunakan sebagai penaung tetap maka jarak tanam terdekat pohon cacao kekelapa adalah 3m. Pembahasan Dari data hasil obserfasi didapat tanaman yang ada dipekarangan atau dihalaman rumah bisa dijadikan tanaman penaung untuk cacao dan memiliki kesesuain untuk penanaman cacao
Kegiatan IV Pembuatan Lubang Tanam Dari hasil obserfasi yang dilakukan ukuran pembuatan lubang tanam tergantung pada tekstur tanah, makin berat tekstur tanah maka ukuran lubang tanam makin besar Tabel 4. Ukuran pembuatan lubang tanam berdasarkan tekstur tanah No
Tekstur Tanah
1
Berat atau berbatu
Ukuran Lubang Tanam (panjang x lebar x dalam) 60 cm x 60 cm x 60 cm
2
Lempung pasir, liat
40 cm x 40 cm x 40 cm
Usahakan lubang tanam dibuat pada musim hujan, lubang tanam dibiarkan terbuka selama 3 minggu sebelum ditanam untuk menetralkan kandungan Asam dalam tanah. Pembahasan Dari data diatas pembuatan lubang tanam harus memperhatikan tekstur tanah tujuanya adalah untuk memperbaiki kondisi fisik dan kimiawi dari tanah, agar memberikan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman
Kegiatan V Pemilihan Bahan Tanam Bahan tanam Cacao untuk perkebunan rakyat, adalah jenis Cacao Lindak berupa benih Hibrida atau bibit Klonal. Bila digunakan bibit klonal sebagai bahan tanam maka ada beberapa jenis Klon unggul yang dapat digunakan antara lain : ICS 60, GC 7, ICS 13, TSH 858, RCC 70, RCC 71, RCC 72, RCC 73. Pembahasan Dari data diatas pemilihan cacao lindak berupa benih hibrida dan klon unggul sangat cocok dikembangkan dilahan rakyat
karena manajemen tanaman dan
pemasaran hasil yang gampang serta benih hibrida dan klon unggul yang bebas dari hama penggerek buah cacao mudah untuk didapat .
Kegiatan VI Pemeliharaan Bibit Dari obserfasi yang dilakukan pemeliharaan bibit dilakukan pada saat bibit berumur satu bulan sebelum bibit dipindah kekebun dengan memberikan pemupukan, dan penyemprotan insektisida dan fungisida secara teratur guna menghindari kerusakan bibit akibat gulma, hama dan penyakit.
Tabel 5. Jenis dan dosis pupuk Cacao Umur (Tahun) 0-1 1-2 2-3 3-4 >4
Urea (g/ph/tahun) 25 45 90 180 220
SP-36 (g/ph/tahun) 40 72,5 145 280 280
KCI (g/ph/tahun) 20 35 70 135 170
Kieserite (g/ph/tahun) 20 40 60 75 120
Pembahasan Dari data diatas pemberian pupuk dan penyemprotan insektisida pada bibit cacao yang masih muda sangatlah penting guna pengendalian gulma, hama dan penyakit, yang merusak bibit pada umur ini. seperti hama Hyposidra talaca, siput darat, sedangkan penyakitnya adalah colletotrichum sp, vascular streak dieback, dan layu Phytophora palmivora
Kegiatan VII Penanaman Dari hasil obserfasi yang dilakukan, Penanaman bibit cacao siap dilakukan apabila pohon penaung tetap maupun penaung sementara berfungsi dengan baik, penanamanya memperhatikan tata cara penanaman bibit Cacao, adalah : • Dua minggu sebelum penanaman akar yang menembus polibeg dipotong dengan gunting atau pisau usahakan dasar polibeg tidak robek • Sehari sebelum diangkut kelapangan, bibit disiram sampai jenuh • Selama dalam pengangkutan dan penanaman, media dalam polibeg dihindarkan dari pecah Dasar polibeg dipotong menggunakan pisau tajam, sisanya ditarik keatas. Kedalaman penanaman bibit sampai batas media polibeg, usahakan bibit langsung ditanam, hindari penanaman bibit yang tertunda setelah bibit berada dikebun.
Kegiatan VIII
Pemeliharaan Tanaman a. Pengendalian Gulma Pertumbuhan tanaman Cacao tidak lepas dari hama dan penyakit, baik yang disebabkan oleh biotic factor maupun abiotic factor. Yang termasuk biotic factor dapat berupa : • Hama • Patogen dan • Gulma Sedang yang termasuk abiotic factor, meliputi : • Kelembapan • Suhu • Tekstur tanah • Kesuburan tanah Dalam hal ini adalah pemeliharaan tanaman dari gangguan biotic factor, sering kali para petani mengalami kesulitan dalam hal pemeliharaan, secara umum masalah yang sering dihadapi adalah masalah Gulma, Gulma merupakan masalah paling serius dalam perkebunan Cacao muda, beberapa spesies gulma yang lazim tumbuh dikebun Cacao adalah : • Golongan Rumputan (Imperata cylindrical, Paspalum Conjugatum, Setaria plicata) • Golongan berdaun lebar (Mikania micrantha, Eupatorium odoratum, Ageratum conyzoides, Melastoma malabathricum, mimosa sp) • Pakis- pakisan (Nephrosia brasiliensis, Cyperus rotundus) Gulma bisa dikendalikan dengan cara mekanis maupun kimiawi, penyiangan mekanis mengguinakan sabit atau cangkul, sedangkan cara kimiawi menggunakan herbisida dengan konsentrasi sesuai anjuran, atau bisa dengan cara kultur teknis (tumpang sari) menggunakan tanaman pangan, untuk menekan populasi hama, penyakit maupun gulma pada batas batas tertentu yang tidak sampai merugikan secara ekonomis (Ir. Suwasono Heddy, 1990)
b. Pemangkasan Cacao Pangkas bentuk dilakukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM), tujuannya untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Cabang yang dipangkas adalah cabang yang sakit, cabang balik, cabang ortotrop, cabang terlalu terlindungi atau yang melindungi, cabang yang masuk jauh ketajuk tanaman sebelahnya. Adapun alat pangkasnya bisa berupa guntung pangkas, sabit bergalah, gergaji harus tajam.
Gambar 1. Bagan tajuk Cacao sebelum dan sesudah dipangka
Kegiatan IX Pengendalian Hama dan Penyakit a. Hama Tabel 3. Jenis Hama dan cara Pengendaliannya no Hama 1 Penggerak Buah
Kerusakan Merusak plasenta biji
Pengendalian Untuk daerah yang masih
Cacao (Conopomorpha cramerella)
2
Ulat Kilan (Hyposidra talaca)
3
Penggerak Batang (Zeuzera coffeae)
4
Tikus (Rattus-rattus spp.)
Cacao yang sedang berkembang
bebas adalah membatasi pemasukan bahan tanam dari daerah infeksi, serta plasentanya selalu dibenam, menyemprot dengan insektisida, melakukan pengembangan semut hitam (Dolichoderus thoraxicus) agar buah Cacao diselubungi semut Larva menyerang daun Menggunakan insektisida, muda pestisida nabati yaitu ekstra daun mamba (Azadirachta indica) Pada batang atau Pemotongan ranting yang ranting akan kering terserang 10 cm dibawah lubang gerekan dan membakarnya, Melalui jamur Beauveria bassiana dengan cara menyemprotkan suspensi Konidia jamur kedalam lubang gerekan Memakan biji dan Secara kultur teknis dengan plasenta, buah menjadi sanitasi kebun, secara kimia kering dan biji habis menggunakan umpan beracun
b. Penyakit Tabel 4. Jenis penyakit yang sering menyerang Cacao dan pengendaliannya no Penyakit 1 Busuk buah dan kanker batang (Phytophthora palmivora)
Kerusakan Buah Cacao terserang secara bercak coklat kehitaman, dapat meluas kebantalan menyebabkan penyakit kanker batang
2
Pada daun muda timbul bintik-bintik coklat, menyebabkan daun rontok, ranting gundul,
Antraknose colletotrichum
Pengendalian Dengan sanitsi kebun secara terpadu, memtik buah yang busuk dan membenamkan dalam tanah, kultur teknis dengan mengatur pohon penaung, pemangkasan Cacao guna menurunkan kelembaban kebun, secara kimiawi dengan fungisida berbahab aktif tembaga Perbaiki kondisi tanaman dengan melakukan pemupukan dan pemberian penaung yang cukup,
3
4
5
6
pada buah bagian ujung kering buah bisa mengeriput dan kering VSD, Oncobasidum Daun menguning theobromae dengan bercak hijau, pada bekas duduk daun yang sakit ada noktah berwarna coklat kehitaman Jamur Upas Disebabkan jamur Basidiospora, infeksi (Corticium Salmonicolor) awal terjadi pada sisi bagian bawah ranting. Jamur membentuk Piknidia merah tua, cabang yang sakit daunya layu dan mendadak kering Jamur akar Mula- mula daun (Fames lamaoensis) menguning, layu dan dan (Gonoderma gugur menyebabkan pseudoforewn) tanaman mati kering
Layu panti Cacao (Cherelle wilt)
Terjadi pada pentil muda, merupakan penyakit fisiologis
sanitasi ranting sakit, penyemprotan dengan fungisida Mankozeb Memberi pemupukan secara teratur, serta pemangkasan rantingsecara teratur. Bahan tanam yang tahan antara lain KEE 2. Membersihkan Miselia dan mengolesnya dengan fungisida tembaga, memotong cabang yang sakit membakarnya, mengelola pohon penaung untuk mengurang kelembaban Membongkar tanaman yang sakit sampai akarnya bersih, bekas bongkaran diberi belerang 500g/lubang, tidak boleh ditanami selama 1 tahun Membuat tanaman sehat dan kuat, melakukan pemangkasan ringan
KESIMPULAN Dari beberapa langkah kegiatan yang dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa budidaya tanaman cacao dapat dilakukan dengan mengembangkan pola diversifikasi pada lahan rakyat, seperti di pekarangan rumah dan tegalan yang di miliki masyarakat yang memiliki kesesuaian ditinjau dari ketersediaan dan kualitas lahan, ketersediaan tanaman penaungan, pemilihan bahan dan bibit tanaman serta penanamannya. Serta criteria lahan yang didukung oleh iklim, curah hujan 15002500, kelerengan lahan antara 0-8 %, sifat fisik tanah, drainase yang baik, kedalaman air tanah lebih dari 100 cm, tekstur permukaan tanah yang terdiri dari lempung pasir, kedalaman tanah lebih dari 150 cm, kapasitas menahan air lebih dari 19 %, kandungan nutrisi dalam tanah seperti KTK, pH tanah, C-organik, KB yang tersedia
dengan baik, serta ketersediaan pohon penaung yang memiliki criteria untuk dilakukan penanaman cacao dilahan rakyat dengan polatanam diversivikasi lahan membuat budidaya tanaman cacao dilahan rakyat memiliki peluang besar untuk dikembangkan khususnya didesa Gondang,Sehingga diharapkan kebutuhan akan Cacao (Coklat) Nasional bisa terpenuhi sekaligus bisa meningkatkan pendapatan petani, mengingat harga Cacao yang stabil dan relative mahal, dengan pola tanam dan perawatan yang mudah tidak menutup kemungkinan Pengembangan cacao dilahan rakyat memiliki prospek kedepan yang lebih baik guna menutupi kebutuhan cacao yang ada. DAFTAR PUSTAKA Suwasono Heddy,Mudji Santoso, “Budidaya Tanaman cokelat”, (Edisi ke-1), Angkasa, Bandung, 1990 Wahyu Muljana, “Bercocok Tanam Coklat”, Aneka Ilmu, Semarang, 1982 A. Adi Prawoto, “Pedoman Teknis Budidaya Kakao”, (Proyek pengembanagan dan pembinaan perkebunan), Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur, Surabaya, 2002 Anonimus, “Gema Penyuluhan Pertanian”, Departemen Pertanian, Badan Pendidikan Latihan Dan Penyuluhan Pertanian, 1985 LAPORAN KKN-T Kelompok 01 2007 Desa Gondang Kec. Tugu Kab. Trenggalek NAMA DAN BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK 1.1. Ketua kelompok 1. Nama : Nurfaisal 2. tempat tanggal lahir : Dompu, 13 September 1984 3. alamat kos : Jl. Raya tlogomas Gg. III no. 8 Malang 4. alamat asal : Jl. Lintas Sumbawa no. 124 Dompu - NTB 5. NIM : 03510096 6. fakultas/ jurusan : Teknik / Mesin 7. perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 8. riwayat pendidikan : • SD Tahun 1991 s/d 1997 • SLTP Tahun 1997 s/d 2000 • SMU Tahun 2000 s/d 2003
Pengalaman organisasasi • Pengurus Kine club Umm Div. Humas (2007) • Pengurus Umm Fm 93,90 Div. Pemberitaan (2007) 1.2. Anggota kelompok Anggota I 1. Nama : Mohammad Zaenal Arifin 2. tempat tanggal lahir : Blora, 10 januari 1984 3. alamat kos : Jl. Raya Sengkaling no. 105 Malang 4. alamat asal : Ds. Gulingan Rt/Rw,03/01 Blora - Jateng 5. NIM : 02400159 6. fakultas/ jurusan : Hukum 7. perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 8. riwayat pendidikan : • SD Tahun 1990 s/d 1996 • SLTP Tahun 1996 s/d 1999 • SMU Tahun 1999 s/d 2002 Anggota II 1. Nama 2. tempat tanggal lahir 3. alamat kos 4. alamat asal
: Arif Noor Rahman : Banjarmasin, 16 Februari 1986 : Jl. Tlogomas Perum permata hijau D 67 : Jl. Veteran no. 48 Rt 31 Kel- sungai bilu, Banjarmasin 5. NIM : 03620007 6. fakultas/ jurusan : Ekonomi/ Akuntansi 7. perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 8. riwayat pendidikan : • SD Tahun 1991 s/d 1997 • SLTP Tahun 1997 s/d 2000 • SMU Tahun 2000 s/d 2003
Anggota III 1. Nama : Nita Maegawati 2. tempat tanggal lahir : Sampang, 30 April 1985 3. alamat kos : Jl. Tirto utomo Gg. 3 no. 9 Dau Malang 4. alamat asal : Jl. Delima no. 8 Sampang 5. NIM : 03320031 6. fakultas/ jurusan : FKIP/ Matematika dan Komputasi 7. perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 8. riwayat pendidikan : • SD Tahun 1991 s/d 1997 • SLTP Tahun 1997 s/d 2000 • SMU Tahun 2000 s/d 2003