PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Widya Sari Murni dan Rima Purnamayani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi Telp/fax: 0741-7053525/0741-40413, email:
[email protected]
ABSTRAK Model ketahanan pangan berbasis rumah tangga dikenal dengan “Kawasan Rumah Tangga Lestari”. Program ini sebagai upaya memaksimalkan lahan pekarangan sebagai sumber gizi dan nutrisi, terutama produkproduk untuk ternak unggas, akuakultur, dan hortikultura. Kegiatan dilaksanakan di RT 21 Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah koordinasi dengan instansi terkait untuk pemilihan lokasi, sosialiasi tingkat kota dan tingkat RT, pelaksanaan kegiatan serta pelatihan dan studi banding. Program ini diikuti oleh 32 rumah tangga dengan strata pekarangan yang bervariasi dan didominasi oleh strata 1. Setelah program ini dilaksanakan,masing-masing keluarga memperoleh penghematan pengeluaran sebesar Rp. 100.000 – Rp. 150.000. Manfaat lain yang diperoleh adalah meningkatnya konsumsi sayuran dalam keluarga. Kata kunci :KRPL, pangan, konsumsi
PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan bagian penting dari Hak Asasi Manusia, sebagaimana dituangkan dalam Declaration of Human Right. Sejalan dengan laju peningkatan jumlah penduduk dan adanya pemanasan global, isu mengenai ketahanan dan kemandirian pangan menjadi hal yang sangat penting. Sehubungan dengan peningkatan ketahanan pangan dan untuk mencapai kemandirian pangan, upaya peningkatan swasembada pangan dan diversifikasi pangan perlu dilakukan, mengingat kebutuhan pangan yang semakin meningkat, dan pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia yang masih didominasi oleh nasi/beras dan belum memenuhi gizi seimbang (www.indonesia.go.id) Perubahan iklim global secara ekstrem telah menurunkan produksi pangan, seperti yang melanda Amerika Serikat, India dan China. Akibatnya, stok pangan merosot dan memicu naiknya harga pangan dunia. Masalah ini berdampak pada angka kemiskinan di dunia, terutama di negaranegara berkembang (www.setkab.go.id). Rumah pangan lestari adalah rumah tempat tinggal bagi keluarga yang memanfaatkan pekarangannya secara intensif mengelola sumberdaya local secara bijaksana sehingga menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Model ketahanan pangan berbasis rumah tangga yang dikenal dengan “Kawasan Rumah Tangga Lestari”. Program ini sebagai upaya memaksimalkan lahan pekarangan sebagai sumber gizi dan nutrisi, terutama produk-produk untuk ternak unggas, akuakultur, dan hortikultura. Menurut Mentan, dengan model ini setiap keluarga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan bergizi (www.setkab.go.id). Penataan pekarangan,ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga dalam masyarakat perdesaan/perkotaan, sudah berlangsung dalam waktu yang lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Kota Jambi adalah ibukota dari Provinsi Jambi, yang merupakan tipe kota sedang berkembang. Kota Jambi memiliki luas 205,38 km 2 terdiri dari 8 kecamatan dan 62 kelurahan serta 1.440 RT (BPS, 2009). Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2010 adalah 529.118 jiwa. Selama tahun 2008 rata-rata suhu di Kota Jambi berkisar antara 26,1°C sampai 27,0°C. Suhu maksimum 31,9°C yang terjadi pada bulan Mei dan Agustus dan suhu minimum 22,6°C terjadi pada bulan Agustus. Curah hujan di Kota Jambi selama tahun 2008 beragam antara 26,8 mm sampai 331,2 mm, dengan jumlah hari hujan antara 13 hari sampai 25 hari per bulannya. Kondisi iklim ini sangat mempengaruhi pemilihan komoditas untuk pemanfaatan pekarangan di kawasan RPL ini. Pemilihan komoditas juga ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman umbi-umbian, tanaman rempah dan obat, serta buah. Pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan. Selain itu pada kawasan perkotaan juga dapat dikembangkan tanaman hias. Tujuan kegiatan ini adalah: a. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan secara lestari. b. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman sayuran, umbi, buah, tanaman obat keluarga, pemeliharaan ikan, pengelolaan pascapanen sayur dan toga serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. c. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan.
METODOLOGI Kegiatan dilaksanakan di RT 21 Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi pada bulan Januari sampaiDesember 2012 Penentuan lokasi dikoordinasikan dengan dinas dan instansi terkait di Kota Jambi, serta disesuaikan dengan pedoman umum program kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Bahan yang digunakan adalah: benih tanaman sayuran, bibit tanaman buah, bibit tanaman obat keluarga, bibit tanaman anggrek, pupuk NPK, obat-obatan penyakit tanaman, tanah lapisan atas, pupuk kandang, kompos, polybag, kayu. Prosedur pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a. Persiapan: (1) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran di Kota Jambi, (2) pertemuan dan koordinasi dengan Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi, Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi serta PKK Kota Jambi untuk mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3) memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. b. Pembentukan Kelompok: Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumahtangga dalam satu Rukun Tetangga. Kelompok sasaran diutamakan adalah ibu-ibu dasawisma yaitu tim penggerak PKK tingkat kelurahan.Pendekatan yang digunakan adalah partisipatif, dengan melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri. Anggota kelompok akan terlibat sepenuhnya dalam kegiatan MKRPL ini. c. Sosialisasi: Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Sosialisasi akan dilaksanakan ditingkat kota dan RT. d. Penguatan Kelembagaan Kelompok: dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kelompok: (1) mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3) mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong-royongan); dan (5) mampu untuk bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. e. Perencanaan Kegiatan: Melakukan perencanaan/rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman umbi, buah, sayuran dan obat keluarga, ikan serta pengelolaan limbah rumah tangga.
f.
Pelaksanaan: (1) Pembuatan Kebun Bibit Desa. Pembuatan kebun bibit ini dilaksanakan secara partisipatif oleh anggota kelompok dibantu dengan teknisi ahli. Penetapan lokasi kebun bibit ini dimusyawarahkan dengan masyarakat lokasi kegiatan (2) Persiapan penanaman, berupa persiapan media tanam (tanah dan pupuk kandang serta rak vertikultur), penyemaian tanaman yang perlu disemai, pengadaan bibit tanaman. (3) Penanaman dan pengaturan tata letak berbagai media di dalam pekarangan rumah. (4) Pemeliharaan. (5) Seluruh pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan pengawalan teknologi oleh peneliti dan pendampingan antara lain oleh Penyuluh dan kader PKK.
HASIL DAN PEMBAHASAN Koordinasi dan Sosialisasi Kegiatan Sebelum memulai kegiatan ini, tahap pertama kegiatan yang dilaksanakan adalah mencari informasi awal mengenai potensi sumberdaya dan kelompok sasaran di kota Jambi. Informasi awal ini digali secara non formal melalui penelurusan kelompok tani dan dasawisma PKK yang aktif di Kota Jambi. Informasi ini akan dibawa dalam koordinasi dengan instansi terkait. Selanjutnya dilaksanakan koordinasi dengan instansi terkait. Koordinasi dilakukan dengan Dinas Pertanian Kota Jambi, Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Jambi dan PKK Kota Jambi. Koordinasi ini memperoleh hasil berupa kesepakatan untuk melaksanakan program KRPL ini secara terpadu dengan program Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan serta PKK. Beberapa program yang dapat diintegrasikan adalah P2WKSS, P2KP, Hatinya PKK dan PHBS. Hasil koordinasi dan survey lapangan menetapkan lokasi MKRPL di Kelurahan Paal Lima tepatnya di RT 21. Tahap selanjutnya adalah sosialisasi, yang diselenggarakan sebanyak 2 kali yaitu di tingkat kota dan di tingkat RT. Sosialisasi bertujuan menginformasikan KRPL kepada instansi terkait (Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan & Penyuluhan, Camat, Lurah, Tim Penggerak PKKdan PPL seluruh kota Jambi),sedangkan Sosialisasi tingkat RT bertujuan untuk menjelaskan lebih detil mengenai KRPL secara umum serta teknik pelaksanaan KRPL di lokasi. Bersamaan dengan diadakannya sosialisasi tingkat RT, dilaksanakan juga pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk terdiri dari ibu-ibu rumah kooperator dan beberapa bapak-bapak. Kelompok yang dibentuk diberi nama Kelompok Tani KRPL Kasuari. Tahap berikutnya adalah identifikasi dan karakterisasi anggota kelompok serta rancang bangun model KRPL per rumah. Model KRPL antara lain menggunakan rak tangga terbuat dari kayu, bambu yang digantung di tepi pagar, paralon berdiri, rak paralon vertikultur dan bedengan untuk rumah dengan halaman yang luas. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, dilakukan pembangunan Kebun Bibit Kelurahan, berukuran 3 m x 6 m x 2,6 m. Lokasi Kebun Bibit ini adalah kebun toga dasawisma. Dilaksanakan juga pembersihan dan pembenahan kebun sehingga lebih rapi dan lebih bermanfaat.
Pelaksanaan Kegiatan MKRPL Menurut Kementerian Pertanian (2011), penataan pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Pekarangan perkotaan dibedakan menjadi 4 yaitu: 1. Rumah tipe 21, dengan total luasan tanah sekitar 36 m 2 atau tanpa halaman 2. Rumah tipe 36, luas tanah sekitar 72 atau halaman sempit 3. Rumah tipe 45, luas tanah sekitar 90 atau halaman sedang 4. Rumah tipe 54 atau 60, luas tanah 120 m atau halaman luas. Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas yang dapat dikembangkan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, buah yang disesuaikan dengan lokasi setempat serta berbagai sumber pangan lokal (ubi jalar, ubi kayu, ganyong, talas). Pelaksanaan penanaman didahului dengan penyemaian yang dilaksanakan bersama-sama seluruh anggota kelompok sekaligus pelatihan non formal kepada anggota kelompok mengenai caracara menyemai. Tanaman yang disemai adalah cabe keriting, cabe rawit, tomat dan terung, serta
tanaman sayur berdaun (selada, pakcoi dan sawi). Saat yang bersamaan dilakukan persiapan bahan berupa rak polybag, paralon gantung, bambu gantung dan pengisian tanah di polybag.Pengerjaannya dilakukan bersama-sama dengan anggota kelompok dan dibantu beberapa tenaga harian.Bibit tanaman yang sudah cukup umur ini dipindahkan ke media yang terbuat dari daun pisang. Kelebihan media iniadalah saat memindah bibit ke polybag, bibit tanaman yang ada di media semai tidak perlu dibongkar, tetapi bias langsung dibenam ke dalam tanah. Selain itu, di lokasi banyak terdapat pohon pisang sehingga bahan mudah didapat. Setelah media tanam siap dan bibit cukup umur, maka dilakukan pendistribusian bibit-bibit tanaman ke anggota kelompok. Sebagai kelompok pelaksana MKRPL unit Kota Jambi, KelompokTani KRPL 21 mendapatkan bantuan berupa Rumah Pembibitan/Kebun Bibit Kelurahan, dan sarana produksi berupa benih, bibit tanaman, pupuk, tanah dan obat-obatan, serta mendapatkan pendampingan teknologi budidaya sayuran serta teknologi penunjang kegiatan MKRPL seperti pengolahan pascapanen sayuran dan pembuatan pestisida nabati. Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa budidaya sayuran. Tanaman yang sudah ditanam adalah cabe rawit, cabe merah, tomat, terung, kangkung, bayam, sawi, pakchoy, selada, pare, gambas, daun seledri, daun bawang, dan toga (kunyit, kencur,jahe, jahe merah, sereh, serehwangi, bangle, lempuyang). Selain itu ditanam buah- buahan di Kebun Bibit Kelurahan yaitu buah naga dan buah nenas. Tanaman hias berupa anggrek pun turut ditanam untuk mempercantik pekarangan rumah. Musim tanam pertama ini, masing- masing anggota mendapatkan 7 bibit sawi, 7 bibit pakchoy, 6 bibit selada, 4 bibit cabai keriting, 2 bibit cabai rawit, 2 bibit tomat, 2 bibit terung, 1 polybag daun bawang, 1 bibit seledri dan 0,5 kg bibit jahe merah Terdapat 6 rumah yang merupakan perkembangan replikasi rumah tangga yang menerapkan konsep RPL di lokasi kegiatan MKRPL Kota Jambi. Musim tanam sayuran berdaun kedua, selain bibit sawi, selada dan pakcoi juga didistribusikan bibit kailan. Musim tanam ketiga, kailan tidak diberikan secara bibit, karena anggota sudah memperbanyak tanaman kailan dengan cara stek.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Pelatihan Bersamaan dengan masa pemeliharaan dan memasuki masa panen, diselenggarakan pelatihan dengan materi teori budidaya tanaman sayuran, pengolahan pasca panen sayuran menjadi keripik serta demonstrasi pembuatan pestisida nabati. Tujuan pelatihan ini adalah menambah pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu yang pada umumnya adalah ibu rumah tangga, diversifikasi bentuk sayuran, mengatasi panen sayur yang melimpah serta mengatasi hama dan penyakit dengan pestisida alami yang berasal dari tanaman sekitar. Selain pelatihan, diadakan juga kunjungan/studi banding anggota kelompok ke Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Pudak Kabupaten Muaro Jambi, yang merupakan lokasi MKRPL pertama kali di Provinsi Jambi. Dalam kunjungan ini, peserta mendapat pengalaman KWT Melati dalam melaksanakan MKRPL. Dilakukan pula kunjungan ke budidaya jamur tiram yang dikelola oleh KWT tersebut, sehingga diharapkan dapat diaplikasikan di lokasi MRKPL Kota Jambi. Jadwal pertemuan kegiatan MKRPL Kota Jambi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal pertemuan kegiatan MKRPL Kota Jambi. No 1.
Pertemuan Sosialisasi Tingkat Kota
Jadwal 1 Mei 2012
Materi 1. MKRPL 2. P2KP
2.
Sosialisasi Tingkat RT
1 Mei 2012
1. 2. 3.
3.
Pelatihan anggota kelompok
11-12 Juli 20121. 2. 3.
4.
Pelatihan dan studi banding
9-10 September 1. 2012 2.
5.
Sosialisasi Hasil
24 November 2012
Peserta Narasumber Kepala BPP, PPL seluruh Kota 1. Kepala BPTP Jambi Jambi, perwakilan masyarakat 2. Kepala BKPP Kota RT 21 (lokasi MKRPL), Tim Jambi Penggerak PKK Kota Jambi Sosialisasi MKRPL Anggota kelompok 1. Penanggung Jawab Pembentukan MKRPL Kota Jambi Kelompok 2. Kepala BPP Kec. Pembuatan Kotabaru Kota rencana kerja Jambi Budidaya Anggota kelompokMKRPL dan 1. Syafri Edi, ,SP tanaman sayuran P2KP (BPTP Jambi) Pengolahan pasca 2. Rima Purnamayani, panen sayuran SP, M.Si (BPTP menjadi keripik Jambi) Demonstrasi 3. Kiki Suheiti, STP pembuatan (BPTP Jambi) pestisida nabati 4. Mugiyati (Ketua KWT Melati Desa Pudak Budidaya jamur Anggota kelompok MKRPL Mugiyati (Ketua KWT tiram Melati Desa Pudak Studi banding lokasi MKRPL Desa Pudak Kab. Muaro Jambi Paparan hasil Perwakilan Tim Penggerak Penanggung Jawab MKRPL 2013 PKK se-Kecamatan Kotabaru, MKRPL Kota Jambi PPL se-Kecamatan Kotabaru
Kendala dan Dukungan Pemerintah Selama pelaksanaan MKRPL, terdapat permasalahan eksternal yaitu musim kemarau yang panjang sehingga ketersediaan air sangat minim yang menyebabkan kurangnya frekuensi penyiraman tanaman. Kemarau yang panjang ini juga menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman. Pengendalian dengan pestisida nabati kurang mampu memecahkan permasalahan ini. Sedangkan permasalahan internal adalah adanya anggota kelompok yang kurang terlibat dalam pemeliharaan Kebun Bibit Desa, misalnya tidak ikut bergotong royong dan melaksanakan tugas penyiraman bibit tanaman. Peluang untuk lestarinya kegiatan ini tergantung pada faktor Kebun Bibit Desa (KBD), Kelompok Wanita Tani (KWT) dan akses pemasaran. KWT harus eksis kelembagaannya sehingga KBD dapat berkelanjutan dan berkesinambungan. Kebun bibit desa yang berkesinambungan dapat menyediakan bibit dan benih secara kontinue untuk memasok kebutuhan para anggota kelompok maupun di luar kelompok. Selain itu, untuk hasil yang berlimpah, membutuhkan pasar dan akses yang mudah menuju ke pasar. Peluang lestari di lokasi ini cukup memungkinkan akan tetapi belum sampai pada pemasaran. Hal ini karena produksi/hasil dari KRPL masih untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga sendiri. Rumah kooperator yang berjumlah 32 ini, pada akhir kegiatan, sekitar 15% rumah tidak aktif dalam memelihara di rumahnya, sedangkan sisanya terbagi menjadi yang aktif (35%) dan sangat aktif (50%). Tidak aktif maksudnya tidak aktif bergotong royong di KBD, tidak proaktif mengambil bibit dan saprodi lainnya, hanya menerima saprodi bantuan saja dan budidaya tanaman sayurannya tidak berkelanjutan. Sangat aktif maksudnya aktif bergotong royong di KBD, aktif jika ada pertemuan, menambah saprodi secara swadaya (misalnya pupuk, pestisida maupun benih tanaman lain), berinovasi dengan pemanfaatan pekarangannya. MKRPL Kota Jambi yang berlokasi di RT-21 Kelurahan Paal Lima berdampingan dengan Program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dari Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi. Ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari Pemerintah Daerah
Kota Jambi. Selain itu, Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi juga banyak memberikan dukungan dalam bentuk bahan, yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Dukungan Pemerintah Daerah Kota Jambi pada MKRPL Kota Jambi. Dinas/Instansi Terkait Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10, 11. 12.
Bentuk/Jenis Bahan Cabai keriting Cabai rawit Tomat Terong Gambas Kunyit Betadin Jahe Jambu mayang Kolam terpal Bibit ikan lele Pakan ikan
Jumlah 40 batang 20 batang 10 batang 2 batang 2 batang 25 batang 7 batang 3 batang 12 pot 2 unit 2000 ekor 2 karung
Hasil survey yang dilaksanakan di akhir tahun kegiatan, respon anggota kelompok sangat baik terhadap kegiatan MKRPL ini, Menurut mereka, kegiatan ini sangat bermanfaat, diantaranya adalah dapat menikmati hasil panen tanaman sendiri tanpa membeli, dapat menambah keindahan pekarangan, dapat menambah sumber menu keluarga, dapat mengurangi pengeluaran keluarga serta dapat menambah pengetahuan (misalnya budidaya tanaman yang benar, mengatasi hama dan penyakit, pengolahan sayuran dengan keripik). Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah warga dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarganya melalui pemanfaatan pekarangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil panen tanaman sayuran kegiatan KRPL pada Tabel 3. Data tersebut menghasilkan data penghematan pengeluaran untuk komoditas-komoditas yang tertera pada Tabel 3, adalah Rp. 73.360,-. Sedangkan dari hasil wawancara dengan ibu rumah tangga kooperator, tiap bulannya mereka dapat mengurangi pengeluaran sebesar Rp.100.000 – Rp.150.000 bervariasi tiap KK. Perbedaan ini karena tanaman bayam, kangkung serta tanaman toga tidak dapat dihitung jumlah panenannya. Tabel 3. Hasil panen tanaman sayuran per rumah per musim tanam. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tanaman Tomat Cabai rawit Cabai keriting Terung Sawi Pakchoy Selada Kailan TOTAL
Hasil (kg) 0,94 0,52 0,10 1,56 1,23 1,09 0,87 0,83
Harga satuan Rp. 12.000,Rp. 22.000,Rp. 35.000,Rp. 9.000,Rp. 6.000,Rp. 10.000,Rp. 10.000,Rp. 10.000,-
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Biaya 11.280,11.440,3.500,14.040.,7.380,8.720,8.700,8.300,73.360,
Hasil survey tersebut juga menghasilkan informasi bahwa hambatan yang dirasakan para anggota selama melaksanakan kegiatan KRPL adalah kurangnya sarana produksi dan kekurangan air akibat panjangnya musim kemarau. Hal ini karena keterbatasan biaya untuk menerapkan konsep KRPL di 32 rumah. Beberapa anggota kelompok menambah sendiri sarana produksi seperti pupuk organik, polybag, atau media tanam lainnya seperti kaleng cat, kaleng biskuit dan kantong isi ulang minyak sayur. Hal ini sangat baik karena dapat memanfaatkan limbah rumah tangga serta mengurangi biaya pembelian sarana produksi (polybag).
KESIMPULAN 1. Kegiatan RPL dapat memenuhi sebagian kebutuhan pangan rumah tangga. 2. Kegiatan RPL dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan melalui budidaya tanaman sayuran. 3. Kegiatan KRPL dapat mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga. keberlanjutan pemanfaatan pekarangan melalui Kebun Bibit Kelurahan/Desa. 4. Kegiatan KRPL mampu menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. 52 hal. BPS. 2009. Jambi dalam Angka. www.indonesia.go.id diakses tanggal 26 Desember 2012. www.setkab.go.iddiakses tanggal 26 Desember 2012. bkppp.bantulkab.go.id. diakses tanggal 26 Desember 2012.