perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Skripsi Oleh: Sufi Ani Rufaida K2308054
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Oleh: Sufi Ani Rufaida K2308054
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Sufi Ani Rufaida. PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Momentum dan Impuls, (2) faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Momentum dan Impuls. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta. Sampel penelitian yang dipilih sebanyak 10 siswa dari 25 siswa kelas XI IPA 1, dengan teknik sampel bertujuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dan wawancara.
Validasi
data
dilakukan
dengan
triangulasi
data,
yaitu
membandingkan antara data hasil observasi guru dan siswa, data hasil ulangan harian siswa, dan data hasil wawancara dengan beberapa siswa. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan: (1) Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls adalah kesalahan strategi (36%), kesalahan terjemahan (84%), kesalahan konsep (68%), kesalahan hitung (60%), dan kesalahan
tanda
(48%).
Penyebab
siswa
melakukan
kesalahan
dalam
menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls adalah: (a) Penyebab kesalahan strategi: siswa kurang teliti, dan belum dapat membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika. (b) Penyebab kesalahan terjemahan: siswa kekurangan waktu, kurang teliti, lupa, bingung dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu. (c) Penyebab kesalahan konsep: siswa belum memahami dan bahkan tidak tahu konsep-konsep yang terkandung dalam materi Momentum dan Impuls, akibat kurang belajar. (d) Penyebab kesalahan hitung: siswa kurang teliti, bingung dan tergesa-gesa dalam mengerjakan karena kekurangan waktu, bahkan commitsoal, to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
beberapa siswa tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik. (e) Penyebab kesalahan tanda: siswa lupa dan tidak teliti. (3) Cara mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls adalah: (a) Bagi guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang tepat pada proses belajar mengajar, untuk meningkatkan perhatian siswa pada materi, dan sebagai lahan memotivasi siswa dalam belajar Fisika. (b) Bagi guru diharapkan menekankan konsep-konsep dasar yang harus dikuasai siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls, di antaranya mengenai Hukum II Newton, Hukum III Newton, Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Mekanik. (c) Bagi guru, diharapkan lebih teliti dalam mengkoreksi jawaban siswa ketika mengerjakan latihan soal-soal, baik pada bagian diketahui, ditanyakan, dan proses pengerjaannya. (d) Bagi guru diharapkan lebih
menekankan
pentingnya
mengerjakan
banyak
latihan
soal
dan
memperhatikan penggunaan satuan dengan benar kepada siswa. (e) Bagi guru diharapkan memberikan latihan soal secara berulang, dengan tipe soal yang hampir sama, sehingga siswa benar-benar menguasai konsep yang terkandung dalam soal. (f) Bagi guru Fisika diharapkan bekerjasama dengan guru Matematika, untuk menekankan dasar matematis, misalnya mengenai perkalian, pembagian dan melakukan pindah ruas. (g) Bagi siswa diharapkan meningkatkan konsentrasi belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. (h) Bagi siswa diharapkan memahami konsep-konsep yang ada dan konsisten dalam penggunaan simbol-simbol Fisika. (i) Bagi siswa diharapkan lebih giat mengerjakan soal-soal, dan tidak segan untuk bertanya kepada guru jika tidak bisa.
Kata kunci: analisis, kesalahan, soal, Momentum dan Impuls, SMA
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Sufi Ani Rufaida. PROFILE OF HIGH SCHOOL STUDENTS’ ERROR IN SOLVING PROBLEMS ON MOMENTUM AND IMPLULSE. Thesis, Teacher Training and Eucation Faculty, Sebelas Maret University Surakarta. July 2012 This research aimed to know: (1) types of error made by students in solving problems on Momentum and Impulse, (2) factors causing the errors made by the students in solving problems on Momentum and Impulse. The study used descriptive-qualitative method performed on XI IPA 1 students of SMA Negeri 8 Surakarta. The selected sample were 10 out of 25 students of XI IPA 1 by an aimed sampling technique. Data were collected through observation and interview. Data validation was done by triangulation data, comparing the observation data from teachers and students, data of students’ tests result, and data from interviews with several students. Data analysis was performed through the data reduction, data presentation, and conclusions. Based on the data analysis and discussions, concluded that: (1) Types of error made by students in solving the problems on the subject of Momentum and Impulse are strategy error (36%), translation error (84%), misconception (68%), calculation error (60%), and sign error (48%). (2) The causes of the error done by the students in solving problems on the subject of Momentum and Impulse are: (a) the strategy error: students were less scrupulous and had not been able to distinguish the use of Physics symbols, (b) the translation error: students had lack of time, were less scrupulous, forgetfulness, confused with Physics symbols, and did not even know, (c) the misconception: students did not understand and did not even know the concepts of Momentum and Impulse due to lack of learning, (d) the calculation error: students were less scrupulous, confused, and in a hurry in the work on the problems, because of lack of time, even some students could not perform arithmetic operations well, (e) the sign error: students forgot and were not conscientious. (3) How to overcome the toerrors commit user made by the students in solving viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
problems on the subject of Momentum and Impulse are: (a) teachers are expected to use appropriate instructional media in teaching and learning process to enhance the students' attention on the subject, and to motivate students to learn Physics, (b) teachers are expected to emphasize basic concepts that must be mastered by the students on the subject of Momentum and Impulse, namely the Newton’s Second Law, Newton's Third Law, the Law of Conservation of Momentum and the Law of Conservation of Mechanical Energy, (c) teachers are expected to be more careful in correcting students' solutions to the problems, either in the part of given, asked, and the process of answering problems, (d) teachers are expected to further emphasize the importance of doing a lot of exercises in solving problems and pay attention to the students in the use of unit correctly, (e) teachers are expected to provide exercises repeatedly, with a similar types of problem, so that students can master the concepts on the subject, (f) Physics teachers are expected to cooperate with Mathematics teachers to emphasize the mathematical basis, such as the multiplication, division, and segment displacement, (g) students are expected to increase the concentration and be active in the learning activities, (h) students should understand the concepts and are consistent in the use of Physics symbols, (i) student should work harder on solving problems, and do not hesitate to ask the teacher if needed.
Keywords: analysis, error, problem, Momentum and Impluse, senior high school
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim”. (HR. Ibnu Majah)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Q. S. Al Insyirah: 5)
“Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga”. (HR. Muslim)
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q. S. Al Mujaadillah: 11)
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1.
Kedua orang tuaku: Ibu Siti Muhlisoh, S. Ag., & Bapak Drs. H. Wazim Indar Wasid, yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, dukungan materiil dan nonmateriil, serta lantunan doa tiada henti.
2.
Saudaraku tersayang: Mas Muhammad Za’airul Haq, S. Ag., De’ Muhammad Marwan Masruri, dan Mb’ Sekar Dina Fatimah, S. S.
3.
Mas Ade Yuniar Irawan, S.T, terima kasih untuk semangat dan do’anya.
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamiin, puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala nikmatNya yang tidak terhingga, penulis dapat menyelesaikan Skripsi, dengan judul “PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada suri tauladan dan pemberi syafaat kelak, Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas bantuan, saran, dan semangat, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Rini Budiharti, M. Pd., Selaku Pembimbing I, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi. 5. Ahmad Fauzi, S. Pd., M. Pd., Selaku Pembimbing II, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi. 6. Kepala SMA Negeri 8 Surakarta, yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Drs. Ir. Fl. Wiku Dewanto, M.M., Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 8 Surakarta, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta, yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian. 9. Keluarga Majlis Ta’lim Raudhatut Thalibin: Pak Nur, Bu Umi, Mufidah, Aulia, Yuma, Yasin, Aufa, Mb’ Mega, Mas Kusnadi, Ifah, Habibi, dan Mas Awang. 10. Sahabat-sahabatku Fisika: Mb’ Arum, Desti, Emi, Atna, Isnaini, Winda, Mas Rahmat, Tami, Chirana, Yulian, Disa, Ratih A. A., Rio, Fia, Mas Jeihan, Mufid, Sony, Toni, Huda, Tri, Rani, Utik, Susana, Wahyu, Maya, Ninda, Shinta, dan Fitria Ayu. 11. Teman-teman Fisika 2008 (B), Sindikat, Grafitasi, dan LPM Motivasi. 12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Skripsi yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Tidak lupa penulis sampaikan maaf, jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Skripsi. Kritik dan saran penulis harapkan sebagai perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
x
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
xi
KATA PENGANTAR .................................................................................. xii DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
4
D. Rumusan Masalah ..................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .................................................................
5
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ....................................................................
7
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 27 C. Kerangka Pemikiran ............................................................... 28 D. Pertanyaan Penelitian ............................................................. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................... 30 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30 commit to user C. Subjek Penelitian.................................................................... 31 xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................. 32 E. Validitas Data ........................................................................ 34 F. Teknik Analisis Data .............................................................. 34 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data........................................................................ 36 B. Analisis Data .......................................................................... 40 C. Pembahasan ........................................................................... 81 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................ 85 B. Implikasi ................................................................................ 87 C. Saran ...................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 89 LAMPIRAN ................................................................................................. 92
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Grafik Hubungan Gaya dengan Waktu ....................................... 18 Gambar 2.2 Benda A dan B Sebelum Tumbukan .......................................... 19 Gambar 2.3 Benda A dan B Saat Tumbukan ................................................. 19 Gambar 2.4 Benda A dan B Sesudah Tumbukan ........................................... 19 Gambar 2.5 Analisis Tumbukan Lenting Sebagian ........................................ 22 Gambar 2.5 Ayunan Balistik ......................................................................... 24 Gambar 2.6 Bagan Kerangka Pemikiran........................................................ 29
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Jadwal Penelitian ....................................................................... 92 Lampiran 2 Tabel Jenis dan Indikator Kesalahan Siswa ................................ 93 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 94 Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Ulangan ............................................................... 105 Lampiran 5 Pedoman Observasi .................................................................... 106 Lampiran 6 Pedoman Wawancara ................................................................. 108 Lampiran 7 Dokumentasi Observasi.............................................................. 109 Lampiran 8 Hasil Observasi .......................................................................... 111 Lampiran 9 Soal dan Kunci Jawaban PR dan Ulangan Harian ....................... 115 Lampiran 10 Deskripsi Kesalahan Siswa ....................................................... 122 Lampiran 11 Daftar Kesalahan Siswa............................................................ 144 Lampiran 12 Prosentase Kesalahan Siswa ..................................................... 153 Lampiran 13 Deskripsi Kesalahan 10 Subjek Terpilih ................................... 155 Lampiran 14 Transkrip Wawancara dengan Siswa ........................................ 164 Lampiran 15 Lembar Jawab Siswa ................................................................ 196
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah salah satu disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan dunia teknologi dan pembangunan. Maharta (2010: 2) menyatakan bahwa: “Fisika juga menjadi ilmu fundamental dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”. Majunya suatu negara juga tidak lepas dari pandainya ilmuan-ilmuan dalam meracik teori Fisika menjadi alat-alat berteknologi canggih yang bermanfaat bagi masyarakat. Jika ingin berperan aktif dalam pengembangan teknologi, maka tidak ada pilihan kecuali memperkuat ilmu dasar, salah satu di antaranya Fisika. Bangku sekolah secara langsung menjadi pijakan awal bagi calon-calon ilmuan untuk menjadi pembangun bangsa selanjutnya. Selain turut menyumbang terciptanya teknologi baru, menurut Sutrisno (2009: 15-16): “Melalui pembelajaran Fisika juga mampu menumbuhkan nilai-nilai positif, di antaranya melatih berpikir logis dan analitis; melatih ketelitian dan berpikir kritis; melatih sikap hati-hati, teratur dan jujur; dan sebagainya”. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam juga tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang Fisika. Sejak lama siswa-siswi Indonesia telah belajar Fisika. Bahkan sejak usia sangat dini, Fisika telah pula diajarkan, melalui pelajaran IPA. Tentu saja hal tersebut berlangsung paling tidak dalam koridor kurikulum pendidikan di Indonesia. Sutrisno (2009: 14) menyatakan: “Meskipun kurikulum di Indonesia mengalami perubahanperubahan, tetapi esensi pelajaran Fisika tetap bertahan”. Pelajaran Fisika diperlukan bukan saja bagi siswa Indonesia, melainkan juga bagi begitu banyak siswa di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Pada tingkat SMA/ MA, Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006) Namun kenyataannya, sering dijumpai siswa SMA mengeluh kesulitan belajar Fisika sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soalsoal. Dalam makalah seminar yang disampaikan Hamidah (2006, 3), diungkapkan bahwa: kebanyakan dari siswa/ mahasiswa menganggap bahwa Fisika adalah suatu ilmu yang sulit dimengerti dan memerlukan banyak energi dan waktu untuk memahaminya. Mereka merasa lebih baik menghindari Fisika daripada menemui kesulitan jika belajar Fisika. Kalau mereka terpaksa belajar Fisika, sesungguhnya kebanyakan dari mereka hanya sekedar mengikuti untuk memenuhi kewajiban pelajaran di sekolah, bukan berusaha untuk memahaminya. Penyebab kesulitan belajar Fisika
antara lain adanya perbedaan dalam
penyajian pelajaran Fisika dalam waktu yang sama, seperti praktikum, rumus dan perhitungan, grafik dan konsep, seperti dinyatakan oleh Funda Ornek (2008: 30), sebagai berikut: para siswa memandang bahwa mata pelajaran mempengaruhi pemahaman dan pembelajaran mereka terhadap mata pelajaran tersebut. Banyak siswa berpikir dan mengatakan, “Fisika sulit.” Selanjutnya, diselidiki tentang pandangan siswa sekolah menengah dan guru Fisika mengenai Fisika. Ditemukan bahwa para siswa menemui kesulitan Fisika karena penyajian Fisika berbeda-beda, seperti eksperimen, perumusan dan kalkulasi, grafik, dan penjelasan konseptual pada waktu yang sama. Lebih dari itu, siswa harus membuat perubahan bentuk di antaranya. Contohnya, siswa harus dapat mengubah dari bentuk penyajian grafik ke penyajian matematis, eksperimen, rumusan dan kalkulasi, grafik, dan penjelasan konseptual pada waktu yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Para peneliti bidang pendidikan Fisika di Indonesia menyebutkan beragam alasan mengenai kurangnya pemahaman Fisika siswa. Banyak pihak mengatakan bahwa penyebab kurangnya pemahaman Fisika siswa adalah guru yang tidak qualified, fasilitas praktikum yang kurang memadai, jumlah mata pelajaran yang banyak, silabus yang terlalu padat, dan kecilnya gaji guru. Selain itu, oleh Maharta (2010: 2) disebutkan bahwa: “Kondisi buku pelajaran dan pola pembinaan calon guru yang ada sekarang ini menjadi salah satu penyebabnya, serta kemampuan dan cara mengajar guru ditengarai sebagai penyebab lemahnya pemahaman Fisika siswa”. Materi pokok Momentum dan Impuls adalah salah satu materi Fisika yang diajarkan di SMA. Dalam mempelajari materi ini, siswa juga kerap melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi. Pemahaman menyeluruh mengenai konsep-konsep yang ada, harus dikuasai siswa untuk dapat menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls dengan tepat. Konsep dalam Fisika sebagian besar telah mempunyai arti yang jelas karena merupakan kesepakatan para Fisikawan, tetapi tafsiran konsep Fisika tersebut bisa berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Dalam pengerjaan soal, siswa satu dengan siswa lain dimungkinkan akan melakukan kesalahan yang tidak sama. Namun, hal itu dapat ditelaah secara keseluruhan sehingga kesalahan yang umumnya terjadi pada siswa dapat diatasi dan tidak terulang pada pembelajaran selanjutnya. Dari kesalahan-kesalahan pengerjaan soal, maka dapat disimpulkan sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari. Kesalahan yang ada selanjutnya dikaji dan diteliti sehingga akan teridentifikasi sumber kesalahan siswa, untuk dicarikan strategi pemecahannya. Jika tidak ditelaah kesalahan yang dilakukan sebelumnya, maka akan sulit untuk memperbaiki sehingga analisis terhadap kesalahan siswa dalam mengerjakan soal menjadi sangat penting. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengungkap profil jenis-jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa SMA kelas XI dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Profil adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang), lukisan (gambar) orang dari samping, sketsa biografis, penampang (tanah, gunung, dan sebagainya), grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. (www.kamusbahasaindonesia.org) Dari hasil analisis yang diperoleh, diharapkan dapat diungkap profil kesalahankesalahan siswa dalam pengerjaan soal-soal Fisika, sehingga meningkatkan hasil belajar Fisika, terutama pada materi pokok Momentum dan Impuls. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Siswa menganggap bahwa Fisika adalah suatu ilmu yang sulit dimengerti dan memerlukan banyak energi dan waktu untuk memahaminya.
2.
Sering dijumpai siswa SMA mengeluh kesulitan belajar Fisika sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal-soal.
3.
Siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Fisika. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan dapat mencapai sasaran, peneliti
membatasi permasalahan penelitian ini pada: 1.
Profil kesalahan dilakukan pada materi pokok Momentum dan Impuls.
2.
Penelitian difokuskan pada kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, yaitu kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan kesalahan tanda.
3.
Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 8 Surakarta pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1.
Apa jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls?
2.
Apakah faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls?
3.
Bagaimana cara mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soalsoal pada materi pokok Momentum dan Impuls? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
3.
Untuk mengetahui cara mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, maka hasil penelitian
diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.
Memberikan informasi kepada guru khususnya, mengenai kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
2.
Memberikan informasi kepada guru khususnya, mengenai faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
3.
Menjadi bahan pertimbangan atau referensi pada penelitian sejenis.
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. a.
Hakikat Belajar
Pengertian Belajar Banyak ahli mengungkapkan tentang pengertian belajar. Slameto (2003:
2) menyatakan: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Winkel (1996: 53): “Belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”. Sedangkan Wittig dalam Muhhibin Syah (2006: 90) mengungkapkan bahwa: “Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”. Belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacammacam keterampilan, dan cita-cita. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. (Oemar Hamalik, 1992: 45) Bertolak dari definisi para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik yang disebabkan oleh pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan. b. Tujuan Belajar Pencapaian tujuan belajar maka berarti akan menghasilkan hasil belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga hasil belajar ini merupakan tiga hal yang secara perencanaan terpisah tetapi setelah proses internalisasi, terbentuklah suatu kepribadian utuh dalam diri siswa. commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
1) Ranah Kognitif Ranah kognitif, menurut Taksonomi Bloom dalam Ella Yulaelawati (2004: 59-61) terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut: a) Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Contoh: meniru, menyebutkan, menghafal, mengulang, dan sebagainya. b) Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami materi/ bahan. Contoh: menjelaskan, mengemukakan, menerangkan, menguraikan dan sebagainya. c) Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata, atau baru. Contoh: menerapkan, menggunakan, memilih, menentukan, menulis, menafsirkan dan sebagainya. d) Analisis merupakan kemampuan untuk menggunakan materi ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti. Contoh: membedakan, membandingkan, menganalisis, mengkritik, dan sebagainya. e) Sintesis merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Contoh: menyiapakan, menyusun, mengoleksi, mengkonstruksi, menciptakan, merancang, dan sebagainya. f) Penilaian merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu materi (pernyataan, novel, puisi, laporan penelitian) untuk tujuan tertentu. Contoh: menghargai, menyanggah, menilai, menguji, mendukung dan sebagainya. 2) Ranah Afektif Ranah afektif menurut Taksonomi Krathwohl dalam Ella Yulaelawat (2004: 61-63), terdiri dari lima perilaku-perilaku sebagai berikut: a) Penerimaan merupakan kesadaran atau kepekaan yang disertai keinginan untuk bertoleransi terhadap suatu gagasan, benda, atau gejala. Contoh: menunjukkan penerimaan dengan mengiyakan, mendengarkan, dan menanggapi sesuatu. b) Penanggapan merupakan kemampuan memberikan tanggapan atau respon terhadap suatu gagasan, benda, atau gejala tertentu. Contoh: mematuhi, menuruti, tunduk, mengikuti, mengomentari, menyambut, dan sebagainya. c) Perhitungan atau penilaian merupakan kemampuan memberi penilaian atau perhitungan terhadap gagasan, bahan, benda, atau gejala. Contoh: menyerahkan, melepaskan sesuatu, menyumbang, mendukung, mendebat, dan sebagainya. d) Pengaturan atau pengelolaan merupakan kemampuan mengatur atau commit to user mengelola yang berhubungan dengan tindakan penilaian dan
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
perhitungan yang telah dimiliki. Contoh: mendiskusikan, menteorikan, merumuskan, membangun opini, menyeimbangkan, dan sebagainya. e) Bermuatan nilai meupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang yang secara konsisten sejalan dengan nilai atau seperangkat nilai-nilai yang dihayatinya secara mendalam. Contoh: memperbaiki, membutuhkan, mencegah, berani menolak, mengelola, dan mencari penyelesaian dari suatu masalah. 3) Ranah Psikomotorik Menurut Anita Harrow dalam Ella Yulaelawati (2004: 63-64), ranah psikomotorik terdiri dari lima perilaku sebagai berikut: a) Gerakan refleks merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus. Contoh: merentngkan, memperluas, melenturkan, dan sebagainya. b) Gerakan dasar merupakan pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks dan gerakan yang lebih kompleks. Contoh: berlari, berjalan, mendorong, menggenggam, menggunakan, dan sebagainya. c) Gerapan tanggap merupakan penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Contoh: waspada, kecermatan melihat, mendengar dan bergerak, atau ketajaman dalam melihat perbedaan, dan sebagainya. d) Kegiatan fisik merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara. Contoh: pengerahan otot, gerakan sendi yang cepat, dan sebagainya. e) Komunikasi tidak berwacana merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh ini merentang dari ekspresi mimik muka sampai dengan gerakan koreografi yang rumit. c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2003: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Faktor Intern a) Faktor jasmaniah di antaranya kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor psikologis di antaranya intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. c) Faktor kelelahan di antaranya kelelahan jasmani dan rohani. 2) Faktor Ekstern a) Faktor keluarga di antaranya cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Faktor sekolah di antaranya metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat di antaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 2. a.
Pembelajaran Fisika
Hakikat Fisika Fisika sebagai ilmu pengetahuan alam mempelajari bagaimana sifat-sifat
alam itu. Berbagai keteraturan yang terjadi pada berbagai zat di sekitar, biasanya dipahami sebagai hal yang wajar karena setiap orang mengamati dan mengalaminya setiap hari. Misalnya, sebelum terjadi hujan lebat, biasanya muncul awan tebal sehingga cuaca menjadi mendung dan gelap. Jika dipelajari, akan banyak dijumpai keteraturan di sekitar. Fisika berasal dari kata Yunani yang berarti alam, karena Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut. Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indera manusia, misalnya penglihatan menemukan optika/ cahaya dan pendengaran menemukan pelajaran tentang bunyi. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi antara bagian tersebut.(www.elearning.gunadarma.ac.id) Pengertian Fisika juga diungkapkan oleh Funda Ornek dalam Redish (1994: 30), yang menyatakan bahwa: “Fisika merupakan disiplin ilmu yang mengharuskan siswa untuk memahami dan menterjemahkan tabel, angka, penyamaan, diagram, peta. Fisika memerlukan kemampuan untuk menggunakan aljabar, ilmu ukur, dan mengubah dari yang khusus ke umum dan sebaliknya”. Hal ini membuat belajar Fisika sulit untuk para siswa. Sedangkan menurut Mundilarto yang dikutip oleh Ani Rusilowati (2006: 100), menyatakan bahwa: “Mata pelajaran Fisika menuntut intelektualitas yang relatif tinggi”. Keterampilan berpikir sangat diperlukan ketika mempelajari Fisika, di samping keterampilan berhitung, memanipulasi dan observasi, serta keterampilan merespon suatu masalah secara kritis. Sifat mata pelajaran Fisika salah satunya adalah bersyarat, commit to userartinya setiap konsep baru ada kalanya menuntut prasyarat pemahaman atas konsep sebelumnya. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
karena itu, jika terjadi kesulitan belajar pada salah satu pokok bahasan, akan terbawa ke pokok bahasan berikutnya, atau jika terjadi miskonsepsi, akan terbawa sampai jenjang pendidikan berikutnya. (Ani Rusilowati, 2006: 100) Kemampuan menerapkan formula dengan tepat dan menyelesaikan perhitungan sangat perlu diajarkan pada proses pembelajaran Fisika. Penyelesaian soal Fisika yang baik adalah jika tidak ada kesalahan baik dalam angka maupun satuan. Untuk mencapai tahap seperti ini, maka siswa perlu berlatih melakukan perhitungan dengan ketelitian tinggi. Menurut Sutrisno (2009: 15-16), mempelajari Fisika dapat menumbuhkan nilai-nilai positif, di antaranya: 1) 2) 3) 4)
Belajar fisika: usaha memahami alam. Berlatih berpikir logis. Menyelesaikan persoalan fisis: berlatih berpikir logis dan analitis. Menyelesaikan soal fisika dengan perhitungan: melatih ketelitian dan berpikir kritis. 5) Melakukan eksperimen: melatih sikap hati-hati, teratur dan jujur. b. Tujuan Pelajaran Fisika Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain. 3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. 4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif 5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
c.
12 digilib.uns.ac.id
Pembelajaran Fisika SMA Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran
Fisika di SMA mengacu pada Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, dimana pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam dan belajar dari aneka sumber, menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain, memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Dalam kegiatan elaborasi, guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna, memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual to user maupun kelompok, memfasilitasicommit peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
individual maupun kelompok, memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan, memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik
yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif. Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran; melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
yang
memberikan
sudah
umpan
dilaksanakan balik
terhadap
secara
konsisten
proses
dan
dan
terprogram;
hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas balik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. d. Pemecahan Soal Fisika Pada dasarnya, pemecahan soal Fisika merupakan penerapan konsepkonsep Fisika yang diperoleh melalui proses belajar. Soal Fisika umumnya merupakan tugas yang meminta siswa melakukan serentetan tindakan yang membawanya dari kondisi awalcommit menuju ke kondisi akhir yang diinginkan, to user
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
sehingga akan menghasilkan solusi atau penyelesaian soal. Karakteristik soal Fisika yang dapat mempengaruhi tingkat kesulitannya adalah konteks, petunjuk, informasi yang diberikan, kejelasan dari pertanyaan, jumlah cara pemecahan yang dapat digunakan, dan beban ingatan. Dalam memecahkan soal Fisika seringkali diperlukan perhitungan-perhitungan matematis sebagai konsekuensi penggunaan rumus-rumus Fisika. Hal ini bagi sebagian besar siswa akan menimbulkan kesulitan tersendiri. Langkah-langkah pokok dalam pemecahan soal Fisika menurut Mundilarto (2002: 10), sebagai berikut: 1) Analisis Soal Tujuan analisis soal adalah untuk memahami soal secara keseluruhan melalui identifikasi dan interpretasi informasi-informasi penting yang diberikan serta jika diperlukan mengubahnya menjadi bentuk yang mempermudah langkahlangkah penyelesaian. Untuk tujuan ini, siswa pertama kali harus membuat spesifikasi soal secara jelas dengan jalan mengidentifikasi ciri-ciri penting soal dan mendeskripsikan situasi soal dengan bantuan gambar, diagram, atau simbolsimbol matematik serta membuat ringkasan tujuan-tujuan soal. 2) Penyusunan Konstruksi Penyelesaian Strategi cukup efektif untuk menyusun konstruksi penyelesaian suatu soal adalah membagi atau mengurai menjadi bagian-bagian soal yang lebih kecil dan lebih sederhana yang disebut sub-sub soal. Proses penyelesaian seperti ini dimungkinkan adanya penggunaan langkah-langkah yang berulang-ulang, yaitu pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian yang memudahkan proses, dan pelaksanaan penyelesaian berdasarkan alternatif yang dipilih. Kedua langkah tersebut dapat diulang-ulang sampai diperoleh jawaban soal yang benar. 3) Pemeriksaan Solusi Langkah ini sangat penting untuk memastikan apakah solusi yang diperoleh benar dan memuaskan. Apabila ternyata ditemukan kekurangan ataupun kesalahan dapat segera diperbaiki. Analisis soal sangat mempengaruhi kelancaran penyelesaian suatu soal. Dengan demikian, analisis soal merupakan langkah yang sangat penting, tetapi sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu soal dalam rangka mensarikan informasi-informasi yang ada dan menggambarkan situasi soal. Ketika memulai langkah penyelesaian, seringkali kekurangan informasi yang diperlukan. Apabila hal ini terjadi, siswa dapat menggunakan subsoal tertentu untuk menemukan hubungan yang dapat memberikan informasi tersebut, atau jika commit to user mempunyai hubungan yang berguna, tetapi mengandung besaran yang tidak
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperlukan. Dalam hal ini, juga dapat menggunakan subsoal tertentu untuk mengeliminasi besaran yang tidak diperlukan tersebut. Di samping kemampuan-kemampuan tersebut, kemampuan siswa dalam mengorganisasi pengetahuan Fisika yang secara hierarki terstruktur dengan baik, juga mempengaruhi proses pemecahan soal. Pemecahan soal dapat dipandang sebagai suatu proses penemuan kombinasi prinsip-prinsip Fisika yang telah dipelajari sebelumnya dan dapat diterapkan untuk memperoleh solusi. Namun, pemecahan soal bukan semata-mata penerapan prinsip-prinsip Fisika yang telah dipelajari, tetapi merupakan proses mendapatkan hasil belajar yang baru. Kesulitan-kesulitan yang banyak dihadapi siswa dalam pemecahan soal tidak hanya bergantung pada tingkat kesulitan soal itu sendiri dan pengetahuan Fisika yang dikuasainya, tetapi juga pada kemampuannya dalam pengambilan keputusan untuk memilih serangkaian tindakan yang dapat mengarah kepada tercapainya solusi. e.
Masalah Pelajaran Fisika Gambaran secara umum masalah pelajaran Fisika di sekolah, salah
satunya diungkapkan oleh Williams yang dikutip oleh Soong (2009: 361): “Dalam suatu survey tentang mengapa siswa sekunder di Inggris tidak tertarik belajar Fisika. Dari hasil survey, ditemukan bahwa alasan utamanya, yaitu siswa merasa Fisika adalah mata pelajaran yang sulit”. Herbert Druxes (1986: 27-30) juga mengungkapkan beberapa masalah pelajaran Fisika di sekolah, sebagai berikut: 1) Fisika Tidak Disukai Masih banyak dipertanyakan kegunaan hasil Fisika bagi manusia, anggapan Fisika sebagai ilmu pengalaman terurai secara murni sehingga hasil dan pernyataannya juga dianggap tidak mempunyai arti dalam gambaran dunia. Orang beranggapan Fisika kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga orang tidak tertarik dan tidak suka untuk mempelajarinya, dan juga kebanyakan pendapat bahwa Fisika itu sama dengan Matematika, karena kebanyakan soal-soal diselesaikan dengan hitungan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
2) Fisika Itu Berat Adanya pengertian dan model yang hampir tidak ada hubungannya dengan dunia yang dapat diindera dan diamati. Sebagai contoh, untuk menjelaskan dalam menjelaskan gejala relativitas, orang berbicara tentang perbagai partikel elementer, yang terdiri atas kuark dan gluon, dimana bahan ini termasuk ke dalam “keluarga-keluarga” tertentu dan mempunyai sifat-sifat yang “khas” dan membuatnya abstrak, tidak tampak. Fisika dianggap sebagai pelajaran yang sangat kompleks dan di dalamnya terdapat banyak terdapat simbol. 3) Pelajaran Fisika Tidak Aktual Dalam surat kabar misalnya, terdapat berita tentang laser dan mikroprosesor. Hal tersebut berkaitan dengan ilmu Fisika, tetapi pembelajaran Fisika di sekolah tidak mengaktualkan peristiwa-peristiwa Fisika yang sedang terjadi. 4) Pelajaran Fisika Itu Eksperimental Pelajaran Fisika itu eksperimental, yaitu pelajaran Fisika oleh guru harus dibarengi dengan percobaan di depan kelas dan di laboratorium oleh siswa, dalam proses memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan demikian, terdapat pemberatan cukup besar bagi pengajar/ guru. Pelajaran Fisika memerlukan percobaan/ eksperimen. Hal ini tentu merepotkan guru dan menyita waktu. Apalagi jika di sekolah tidak mempunyai laboratorium atau alat untuk percobaan, maka guru akan semakin repot dalam mengajar. Berbagai hal yang dikemukakan di atas berpengaruh dalam pembelajaran Fisika di sekolah, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini juga membuat siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal Fisika. f.
Kesalahan Belajar Fisika Berbagai bentuk kesalahan dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal, khususnya soal-soal Fisika. Kesalahan merupakan hal yang wajar terjadi, apalagi pada siswa yang sedang belajar. Namun, hendaknya kesalahan-kesalahan yang muncul dapat diminimalisasikan. Menurut Lerner yang dikutip oleh Mulyono Abdurahman (2003: 262) mengemukakan bahwa ada beberapa commit user “Kurang pemahaman tentang kekeliruan umum yang dilakukan anakto yaitu:
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
simbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses yang keliru, dan tulisan yang tidak dapat dibaca”. Menurut Arti Sriati (1994: 8) dalam penelitian yang dilakukannya, menyatakan bahwa 14 jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, di antaranya: 1) Kesalahan strategi terjadi jika siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarahkan ke jalan buntu. Misalnya, menentukan akar-akar (x+p)2 = q2 dengan menjabarkan ruas kiri. 2) Kesalahan terjemahan merupakan kesalahan mengubah informasi ke ungkapan matematika. 3) Kesalahan konsep merupakan kesalahan dalam memahami gagasan abstrak. Misalnya, siswa menganggap perbandingan sudut segitiga sama dengan perbandingan sisi. 4) Kesalahan tanda terjadi pada penentuan nilai fungsi yang merupakan prasyarat belajar persamaan dan fungsi kuadrat. 5) Kesalahan hitung merupakan kesalahan dalam menghitung, seperti menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi. 3. a.
Momentum dan Impuls
Momentum Momentum sebuah partikel didefinisikan sebagai hasil kali massa
partikel dan kecepatannya: p mv
(2.1)
dengan, = momentum partikel (kgm/ s) p m v
= massa partikel (kg) = kecepatan partikel (m/ s) Momentum adalah besaran vektor yang arahnya sama dengan arah
kecepatannya.
a
dv dt F F
dv m dt dp dt
d mv dt commit to user
(2.2)
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hukum II Newton di atas menghubungkan momentum linier partikel dengan resultan gaya yang bekerja pada partikel. b. Impuls Berdasarkan Hukum II Newton: dp F dt dp Fdt
(2.3)
Untuk momentum partikel yang berubah dari p1 pada waktu t1 menjadi p 2 pada waktu t2, diberi bentuk persamaan sebagai berikut: Δp
p2
p1
t2
Fdt
(2.4)
t1
Ruas kanan persamaan (2.4) disebut impuls dari gaya F , yang bekerja pada partikel dalam selang waktu Δt t 2 t 1 . Impuls ( I ) merupakan besaran vektor
yang dinyatakan sebagai berikut:
I
t2
Fdt
(2.5)
t1
Untuk kasus khusus yaitu jika F konstan, maka penyelesaian persamaan
di atas menjadi: I FΔ t Δp FΔ t Δp F Δt
(2.6)
Besarnya impuls juga dapat dihitung dari luas daerah di bawah grafik hubungan antara gaya dengan waktu, sebagai berikut:
O
commit to user Gambar 2.1 Grafik Hubungan Gaya dengan Waktu
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Hubungan Impuls dan Momentum Impuls sama dengan perubahan momentun, atau impuls dari gaya yang
bekerja pada sebuah partikel sama dengan perubahan momentum partikel oleh gaya tersebut. I Δp
(2.7)
d. Hukum Kekekalan Momentum
A
vA
vB
B
Gambar 2.2 Benda A dan B Sebelum Tumbukan FBA
A
B
FAB
Gambar 2.3 Benda A dan B Saat Tumbukan
v 'A
A
B
v 'B
Gambar 2.4 Benda A dan B Sesudah Tumbukan
Pada Gambar 2.2, dua benda A dan B yang masing-masing massanya mA dan mB, bergerak lurus segaris masing-masing dengan kecepatan vA dan vB, kemudian bertumbukan. Pada saat bertumbukan (Gambar 2.3), tidak ada gaya luar yang bekerja, yang bekerja hanya gaya FBA pada benda A yang dilakukan oleh benda B dan gaya FAB pada benda B yang dilakukan benda A. Kedua gaya tersebut merupakan pasangan aksi-reaksi, sesuai Hukum III Newton. Faksi Freaksi commit to user
(2.8)
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
FAB FBA FABΔt FBA Δt Δp B Δp A Δp B Δp A 0
(2.9)
Karena total momentum sistem p S
pA
p B , maka dari persamaan di
atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan momentum sistem pada peristiwa tumbukan adalah nol. p S p A p B = konstan
(2.10)
Persamaan (2.10) menunjukkan bahwa momentun total sistem adalah konstan atau kekal, yang dikenal sebagai hukum kekekalan momentum, atau jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum sesudah tumbukan. Hukum kekekalan momentum tidak hanya berlaku pada peristiwa tumbukan saja, tetapi berlaku secara umum untuk interaksi antara dua benda. e.
Tumbukan Untuk sistem dua benda yang bertumbukan, momentum linier sistem
adalah tetap asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar. Namun, energi kinetik sistem dapat berkurang karena sebagian energi kinetik diubah ke bentuk energi kalor dan energi bunyi pada saat terjadi tumbukan, sehingga Hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku. Peristiwa tumbukan akan terjadi jika sebuah benda yang bergerak mengenai benda lain yang diam atau bergerak. Misalnya, tumbukan antara koin-koin karambol, tumbukan antara bola dengan lantai, tumbukan antara motor dengan sepeda, dan sebagainya. Bahasan ini dibatasi pada tumbukan sentral lurus, yaitu tumbukan antar dua benda yang arah geraknya berimpit dengan garis penghubung titik berat kedua benda, sehingga arah kecepatan benda-benda yang bertumbukan berimpit dengan garis penghubung tersebut. Tumbukan sentral lurus dibagi menjadi tiga macam, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Tumbukan Lenting Sempurna Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan antara dua benda yang jumlah energi kinetiknya tetap, sehingga berlaku ketentuan sebagai berikut: a) Hukum Kekekalan Momentum FBA FAB mΔv A mΔv B Δt Δt ' mA vA vA m B v 'B v B Δt Δt ' ' mA vA vA mB vB vB m A v A v 'A m B v 'B v B
(2.11)
b) Hukum Kekekalan Energi Kinetik
E k,A
E k,B
E k,A
'
E k,B
'
1 1 1 1 m A v 2A m B v 2B m A v '2A m B v '2B 2 2 2 2 m A v 2A m B v 2B m A v '2A m B v '2B m A v 2A
v '2A
m B v '2B
mA vA
v 'A v A
v 'A
v 2B m B v 'B
v B v 'B
vB
(2.12)
Dari persamaan (2.11) dan (2.12), diperoleh: m B v 'B
v 'A
vB vA
vA
v 'A
v 'B
vA
vB
v 'A
v 'A vA
v 'B vB
1
m B v 'B
v B v 'B
vB
vB
v 'A vA
v 'B vB
1
v 'A vA
v 'B vB
e
v 'B
(2.13)
Faktor e menyatakan koefisien restitusi (koefisien tumbukan sama dengan koefisien kelentingan, yang besarnya antara 0 - 1), vA dan vB menyatakan commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
besarnya kecepatan benda A dan benda B sebelum tumbukan, serta vA’ dan vB’ menyatakan besarnya kecepatan benda A dan B sesudah tumbukan. 2) Tumbukan Lenting Sebagian Pada tumbukan lenting sebagian tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Hal ini disebabkan sesudah tumbukan ada sebagian energi kinetik yang hilang berubah menjadi energi panas, energi bunyi, energi cahaya, dan sebagainya. Jadi, pada tumukan lenting sebagian hanya berlaku Hukum kekekalan momentum, sedangkan koefisien restitusi untuk tumbukan lenting sebagian adalah 0<e<1. Sebuah bola karet dijatuhkan dari ketinggian h1 di atas lantai. Setelah menumbuk lantai, bola terpantul vertikal ke atas hingga mencapai ketinggian maksimum h2. Bola karet yang jatuh merupakan peristiwa tumbukan lenting sebagian sehingga analisis terhadap bola dan lantai adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5 Analisis Tumbukan Lenting Sebagian Kecepatan bola sesaat sebelum tumbukan ditentukan melalui hukum kekekalan energi mekanik: E mA
E mB
E kA
E pA
E pA
E kB 1 m 2
mgh 1 vA
E kB
2
vA
2gh 1
E pB
2
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
vA
2
2gh 1
vA
2gh 1
vA
(2.14)
2gh 1
Tanda (-) menunjukkan arah ke bawah. Kecepatan bola sesaat setelah tumbukan ditentukan melalui hukum kekekalan energi mekanik: E mA
E mB
E kA
E pA
E pA
E kB 1 m v 'A 2
mgh 2 2
v 'A
E kB
E pB
2
2gh 2
v 'A
2gh 2
(2.15)
Tanda (+) menunjukkan arah ke atas. Kecepatan lantai sesaat sebelum tumbukan sama dengan besar kecepatan lantai sesaat sesudah tumbukan, yaitu nol, v B
v 'B
0 . Koefisien restitusi (e)
ditentukan melalui langkah berikut:
v 'A vA
v 'B vB
2gh 2 2gh 1
h2 h1
e 0 0
e
e
(2.16)
3) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi jika setelah tumbukan, kedua benda bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang sama besar dan koefisien restitusi, e=0. Pada tumbukan jenis ini, berlaku hukum kekekalan momentum: (2.17) m1 v1 m 2 v 2 m1 m 2 v1 commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan demikian, pada tumbukan tidak lenting sama sekali, energi sistem berkurang.
m1
m1+m2
Gambar 2.5 Ayunan Balistik Gambar 2.5 merupakan gambar ayunan balistik untuk mengukur laju peluru. Ayunan terdiri dari sebuah balok kayu bermassa m1 yang digantungkan vertikal dengan dua utas tali. Peluru bermassa m2 ditembakkan secara mendatar mengenai balok dan tertanam di dalamnya sehingga balok berayun. Karena kedua benda bersatu sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan:
m1 v1 m 2 v 2 v '2 v1' v ' m1 v1 m 2 v 2
m1 v1'
m1
m 2 v '2 m2 v'
(2.18)
Untuk kasus tumbukan khusus di mana salah satu bendanya mula-mula diam, dapat memperoleh hubungan rasio antara energi kinetik akhir sistem dan energi kinetik awal sistem dalam bentuk momentum. Misalnya, benda yang datang bermassa m1 dengan besar kecepatan v1 dan benda kedua yang diam bermassa m2. Momentum awal sistem kedua benda: p m1 v1 m 2 v 2 m1 v1
(2.19)
Energi kinetik awal sistem:
Ek
1 m1 v12 2
m1 v1 2m1
2
(2.20)
Dengan mensubstitusi persamaan (2.19) dan (2.20): Ek
p2 2m 1
(2.21) commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah tumbukan, kedua benda bersatu dan bergerak dengan besar kecepatan v’. Besarnya momentum akhir sistem kedua benda:
p'
m1
m2 v'
p
m1
m2 v'
Energi kinetik akhir sistem tersebut:
E
' k
E 'k
1 m1 2
m2 v
' 2
m1 m 2 v ' 2 m1 m 2
2
p2 2 m1
(2.22)
m2
Dari persamaan 2.21 dan persamaan 2.22, tampak bahwa energi akhir lebih kecil daripada energi awal. Rasio antara energi kinetik akhir dan awal sistem: p2
f.
E 'k Ek
2 m1 m 2 p2 2m 1
E 'k Ek
p 2 2m 1 p 2 2 m1 m 2
E 'k Ek
m1 m1 m 2
(2.23)
Prinsip Kerja Alat yang Berhubungan dengan Peristiwa Tumbukan Roket dirancang dengan bagian-bagian penting yang terdiri dari tangki
bahan bakar berisi hidrogen cair dan oksigen cair, ruang pembakaran, dan saluran gas buangan. Mula-mula oksigen cair yang masing-masing tersimpan dalam tangki bahan bakar dipompa ke ruang pembakaran. Reaksi antara keduanya dalam ruang pembakaran akan menimbulkan gas panas yang disemburkan keluar melalui saluran yang terdapat pada ekor roket. Akibat semburan gas panas, roket bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah semburan gas. Cara kerja roket berdasarkan hukum kekekalan momentum, yaitu jumlah momentum sebelum dan sesudah gas disemburkan adalah sama. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
p 0
vR
pR
pg
m Δm v R Δmv g m Δm v R Δmv g
Δm vg m Δm
(2.24)
dengan, = momentum roket sebelum gas disemburkan (kg m/s) p p R = momentum roket sesudah gas disemburkan (kg m/s) p g = momentum gas buang (kg m/s)
vR vg m
= kecepatan roket (m/s) = kecepatan gas buang (m/s)\ = massa sistem roket (roket+gas) (kg)
Δm = massa gas yang disemburkan (kg) Roket mula-mula diam, kemudian bergerak dengan besar kecepatan vR, sehingga akan memiliki momentum yang besarnya: pR m Δm v R
pR
m Δm
pR
Δmv g
Δm vg m Δm (2.25)
Gas yang disemburkan memiliki momentum: p g Δmv g
(2.26)
Berdasarkan persamaan di atas, momentum roket sama besar dengan momentum gas buang. Dengan adanya perubahan momentum dalam selang waktu Δt, maka akan timbul gaya dorong pada roket ( F ) sebesar: F
Δm vg Δt
(2.27)
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Penelitian yang Relevan Di dalam penelitian ini, mengacu pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli dan peneliti serupa sebelumnya, yaitu: 1.
Arti Sriati (1994) meneliti kesulitan belajar Matematika pada siswa SMA, melalui tes diagnostik. Jenis, sumber, dan penyebab kesalahan ditentukan dengan analisis kesalahan melalui pedoman analisis dan wawancara. Dari hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan siswa yang meliputi kesalahan strategi, terjemahan, konsep, sistematik, tanda, tanpa pola, penentuan sudut di luar kuadran I, penentuan nilai fungsi trigonometri sudut-sudut istimewa, dan kesalahan hitung.
2.
Novia Dyah Kusuma Dewi (2011) meneliti kesalahan siswa dalam mengerjakan
soal
Fisika
pada
materi
keseimbangan
benda
tegar.
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes, dan wawancara. Dari hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan siswa yang meliputi kesalahan strategi, terjemahan, konsep, tanda, hitung dan kesalahan trigonometri. 3.
Sunarika Septyawati (2010) meneliti kesalahan siswa dalam menyelesaian soal matematika pada materi faktorisasi suku aljabar. Sumber data pada penelitian ini, diperoleh dari hasil observasi, hasil tes siswa dan hasil wawancara. Dari hasil penelitiannya, kesalahan-kesalahan siswa meliputi kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam penyusunan rencana penyelesaian, kesalahan dalam melaksanakan rencana penyelesaian, dan kesalahan dalam memeriksa jawaban.
4.
Ani Rusilowati (2006) meneliti kesulitan belajar siswa pada materi kelistrikan. Kesulitan belajar didiagnosis dengan lima pendekatan, yaitu tujuan pembelajaran, pengetahuan prasyarat, profil materi, miskonsepsi, dan pengetahuan terstruktur. Kesulitan belajar antara lain disebabkan oleh rendahnya penguasaan konsep, lemahnya kemampuan matematis, dan kekurangmampuan mengkonversi satuan. Penyebab kesulitan belajar dalam pengetahuan terstruktur adalah rendahnya kemampuan: verbal, menggunakan skema, membuat strategi pemecahan masalah, commit to user dan membuat algoritma.
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Pemikiran Momentum dan Impuls merupakan salah satu materi pokok yang dipelajari pada Semester Ganjil kelas XI SMA. Pada materi ini sering terjadi berbagai kesalahan sehingga mengakibatkan hasil belajar tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls. Langkah-langkah penelitian ini adalah melakukan observasi pada kegiatan belajar mengajar pada materi pokok Momentum dan Impuls. Selanjutnya, melakukan analisis terhadap hasil pengerjaan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls yang diberikan guru kepada siswa. Berdasarkan dari identifikasi jawaban siswa, kemudian dilakukan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan, kepada beberapa siswa. Dari data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan triangulasi data, yaitu membandingkan data yang diperoleh dari kegiatan observasi, pengerjaan soal dan wawancara untuk memperoleh data yang valid. Kemudian, tahap yang dilakukan adalah analisis data yang meliputi kegiatan reduksi data, penyajian data dan verifikasi.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Observasi
Soal Momentum dan Impuls
Wawancara
Jawaban Siswa
Benar
Salah
Analisis Kesalahan
Jenis-jenis Kesalahan
Penyebab Kesalahan
Kesimpulan Gambar 2.6 Bagan Kerangka Pemikiran D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls meliputi kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung, dan kesalahan tanda?
2.
Apakah faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls?
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2005: 6) Menurut Moleong (2005: 8-13): “Ciri-ciri penelitian kualitatif di antaranya latar alamiah, manusia sebagai alat (instrumen), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, dan sebagainya”. 2. Penelitian
ini
Desain Penelitian
mendeskripsikan
profil
kesalahan
siswa
dalam
menyelesaikan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls. Dalam penelitian, digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan menganalisis soal-soal yang diberikan guru pada materi pokok Momentum dan Impuls. Dari hasil penelitian, maka akan dapat diketahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012, kelas XI IPA 1. 2.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada November sampai Februari Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian commit to user sebagai berikut: 30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi: pengajuan judul skripsi, permohonan
pembimbing, pembuatan proposal penelitian, seminar proposal, survey ke sekolah yang akan digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, dan penyusunan instrumen penelitian. b. Tahap Pelaksanaan Pada
tahap
pelaksanaan,
dilakukan
pengambilan
data,
dengan
pelaksanaan sebagai berikut: 1) Pelaksanaan kegiatan observasi kegiatan belajar mengajar Fisika, di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta pada materi pokok Momentum dan Impuls. 2) Pengambilan data tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal, melalui lembar jawaban siswa, dengan instrumen soal pada materi pokok Momentum dan Impuls yang diberikan guru. 3) Pelaksanaan wawancara kepada beberapa siswa, untuk mengidentifikasi penyebab siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls. c.
Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan Tahap ini meliputi analisis data, penyusunan laporan penelitian,
penarikan kesimpulan dan konsultasi dengan pembimbing. C. Subjek Penelitian Dalam penelitian, subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012, sejumlah 25 siswa. Selanjutnya, diambil beberapa siswa sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan teknik sampel bertujuan. Menurut Moleong (2005: 224-225), ciri-ciri sampel bertujuan, sebagai berikut:
1. 2.
3.
Rancangan sampel yang muncul: sampel tidak dapat ditarik atau ditentukan terlebih dahulu. Pemilihan sampel secara berurutan: tujuan memperoleh variasi yang sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan suatu sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. Penyesuaian berkelanjutan daritosampel: commit user pada awalnya setiap sampel sama kegunaannya. Namun, sesudah semakin banyak informasi yang
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, ternyata sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: jika sudah terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan. D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi pengamatan (observasi), dan wawancara. a.
Pengamatan (Observasi) Menurut Lexy J. Moleong (2005: 175), alasan metodologis bagi
penggunaan pengamatan ialah: 1) Pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. 2) Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada waktu itu. 3) Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data. 4) Pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek. Dalam penelitian ini, dilakukan observasi saat guru mengajarkan materi pokok Momentum dan Impuls kepada siswa kelas XI IPA 1 SMA N 8 Surakarta sehingga akan teramati interaksi antara guru dengan siswa dan metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu juga dilakukan observasi pada aktivitas siswa selama pelajaran pada materi pokok Momentum dan Impuls berlangsung. Komponen-komponen yang akan diamati dalam kegiatan observasi, selengkapnya disajikan pada Lampiran 5. b. Wawancara Menurut Moleong (2005: 186): “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang commit to user memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini akan digunakan metode wawancara tak terstruktur, dan jauh lebih bebas sehingga pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Menurut Moleong (2005: 191): “Wawancara tak terstruktur dilakukan jika pewawancara ingin menanyakan sesuatu secara lebih mendalam lagi pada seorang subjek tertentu”. Selain itu, jika pewawancara menyelenggarakan kegiatan yang bersifat penemuan, dan sebagainya. Pencatatan data dilakukan melalui handphone recorder, dan dilakukan dengan memperoleh persetujuan terwawancara terlebih dahulu. Di samping perekaman, pewawancara juga membuat catatan lapangan. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005: 209): “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, sehingga dapat diketahui letak kesalahan siswa dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesalahan tersebut. Di sini akan diambil beberapa siswa yang memiliki kesalahan yang berbeda-beda, sebagai wakil siswa lain yang melakukan kesalahan yang sama. 2.
Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Moleong (2005: 168): “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya”. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat, karena peneliti menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Namun, instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data, yang meliputi pedoman observasi, indikator kesalahan siswa, pedoman wawancara, dan soal ulangan harian siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Validitas Data Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validasi dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. (Moleong, 2005: 330) Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton (1987: 331) dalam Lexy J. Moleong (2005: 330): “Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif”. Triangulasi sumber di antaranya dapat dilakukan dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Di dalam penelitian ini, dibandingkan data hasil ulangan harian siswa, data hasil observasi guru dan siswa, serta data hasil wawancara dengan beberapa siswa. F. Teknik Analisis Data Analisis data menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2005: 280) adalah: “Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”. Kegiatan analisis data melalui beberapa tahap, yaitu: 1.
Reduksi Data
Reduksi data mencakup proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar) yang didapat di lapangan. Reduksi data ini bertujuan untuk
menghindari penumpukan data. Dalam penelitian ini reduksi data
dilakukan untuk memilah data-data kesalahan siswa dalam mengerjakan soal Fisika, yang termasuk dalam kategori yang sama dijadikan satu, sehingga tidak terjadi penumpukkan data. Langkah yang dilakukan adalah dengan mengoreksi commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jawaban siswa benar atau salah, jawaban yang masuk kategori salah kemudian ditelaah dan dimasukkan daftar jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. 2.
Penyajian Data
Penyajian data mencakup kegiatan melukiskan kumpulan informasi yang terorganisir sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan memberikan gambaran yang jelas tentang hasil penelitian. Dalam penelitian ini daftar jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk tabel deskripsi kesalahan siswa setiap nomor soal beserta persentasenya. Persentasi diperoleh dari perbandingan jumlah subjek yang melakukan kesalahan dengan jumlah seluruh subjek. 3.
Penarikan Kesimpulan
Dari penyajian data, kemudian hasilnya dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa ketika mengerjakan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, faktor penyebabnya, serta cara mengatasi terjadinya kesalahan.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1.
Data Hasil Observasi
Penelitian dimulai dengan melakukan observasi ketika guru mengajarkan materi pokok Momentum dan Impuls kepada siswa. Di sini akan diamati interaksi antara guru dengan siswa dan metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama pelajaran pada materi pokok Momentum dan Impuls berlangsung. Berikut hasil observasi yang dilakukan, didasarkan pada pedoman observasi yang telah dibuat (Lampiran 5). a.
Observasi Penguasaan Bahan Pelajaran oleh Guru
1) Guru menerangkan materi dengan jelas, lancar dan menarik. Penjelasan dilakukan dengan memberikan contoh peristiwa yang berkaitan dengan materi pokok Momentum dan Impuls sehingga siswa tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru. 2) Guru memberikan konsep sesuai dengan materi pokok Momentum dan Impuls yang diajarkan. Materi dijelaskan dengan menanamkan konsep atau pengetahuan
yang
didapatkan
siswa
sebelumnya.
Misalnya,
untuk
merumuskan persamaan momentum, digunakan perumusan yang didasarkan pada Hukum II Newton. Guru juga memberikan rumus praktis untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan soal, khususnya soal mengenai peristiwa tumbukan. 3) Materi pokok Momentum dan Impuls dijelaskan dengan cukup runtut. Walaupun saat mengerjakan latihan soal, guru baru menerangkan bahwa arah ke kanan positif sedangkan ke kiri negatif. 4) Contoh soal pada materi pokok Momentum dan Impuls yang bervariatif diberikan guru beserta langkah-langkah pemecahannya. Guru selalu memperingatkan siswa untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan commit to user dalam soal, serta mengingatkan siswa jika ada satuan yang belum 36
perpustakaan.uns.ac.id
37 digilib.uns.ac.id
dikonversikan ke SI, maupun besaran yang belum dibubuhi satuan. Dalam mengerjakan contoh soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, guru menerapkan konsep dasar yang harus dipakai dan menuliskannya dalam langkah-langkah pemecahan soal. Selain itu, siswa diberi latihan soal, dan dikerjakan di papan tulis oleh siswa, sebagai tambahan nilai tugas. Guru juga memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Soal-soal yang diberikan, beberapa diambil dari buku pegangan siswa. b. Observasi Kegiatan Belajar Mengajar 1) Dalam pembelajaran, guru menyiapkan RPP (Lampiran 3) dan menggunakan metode yang sesuai dengan RPP yang ada. Guru tidak menggunakan media seperti animasi flash atau membawa benda-benda yang dapat digunakan sebagai media. Guru hanya memanfaatkan spidol dan whiteboard. Guru lebih banyak memberikan contoh-contoh peristiwa pada materi pokok Momentum dan Impuls yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan materi. 2) Hampir semua siswa terlihat antusias mengikuti pelajaran Fisika pada materi pokok Momentum dan Impuls. Semua siswa mencatat catatan yang diberikan guru. Guru selalu mengajak siswa untuk aktif berdiskusi, dalam melakukan analisis contoh peristiwa yang disampaikan guru sesuai materi pokok Momentum dan Impuls. Semua siswa membawa buku catatan, dan mencatat materi yang dicatatkan guru di whiteboard. Di setiap meja, juga terdapat buku pegangan. Namun, ketika guru memberikan soal PR, ada tiga siswa yang tidak mengerjakan PR walaupun PR tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru. 3) Siswa aktif dalam menanggapi dan menjawab pertanyaan guru terkait materi pokok Momentum dan Impuls. Terlihat beberapa siswa berinteraksi, berdiskusi bersama untuk menjawab pertanyaan guru, dan menanyakan pertanyaan jika belum jelas. Kebanyakan siswa yang aktif duduk di dua barisan depan. Siswa yang tidak aktif cenderung diam, tetapi tetap memperhatikan penjelasan guru. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Antusiasme siswa juga terlihat saat guru menawarkan siswa untuk mengerjakan latihan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls di papan tulis. Siswa terlihat berlomba-lomba untuk mengerjakan di papan tulis, walaupun ada beberapa siswa yang tampak tidak antusias dan cenderung pasif di kelas. Dalam mengerjakan soal, siswa mengerjakan sesuai apa yang diperintahkan guru, yaitu menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, konsep dasarnya dan langkah-langkah pemecahannya. Namun, beberapa siswa terlihat salah dalam mengerjakan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, dan dibetulkan oleh siswa lain dan guru. 5) Guru memberikan perhatian pada siswa saat pelajaran pada materi pokok Momentum dan Impuls. Jika ada siswa yang tampak kesulitan, guru segera membantu. Begitu juga siswa, tidak segan untuk bertanya kepada guru jika tidak bisa. Guru juga memperhatikan pekerjaan siswa yang ditulis di papan tulis. Namun, guru cenderung berada di depan kelas, tidak berkeliling kelas untuk berinteraksi dengan siswa yang duduk di barisan belakang. 6) Guru cenderung memancing siswa untuk menyimpulkan pelajaran pada materi pokok Momentum dan Impuls yang didapatkan, dan menyuruh siswa untuk mencatat kesimpulan sesuai bahasa mereka sendiri. c.
Observasi Evaluasi Guru tidak menyampaikan kendala yang dihadapi saat berlangsungnya
kegiatan belajar pada materi pokok Momentum dan Impuls. Begitu juga dengan siswa, siswa cenderung tidak mengeluh dengan metode yang digunakan guru dalam mengajar. 2.
Data Hasil Tes
Data analisis hasil tes diambil dari soal Pekerjaan Rumah (PR) yang berjumlah tiga item soal dan soal ulangan harian siswa, yang terdiri dari soal kanan dan kiri, yang masing-masing berjumlah tiga item soal. Siswa berjumlah 25 siswa, dengan rincian sebanyak 22 siswa mengerjakan soal PR, 25 siswa mengerjakan soal ulangan harian. Data hasil tes ditabulasikan dalam bentuk tabel, yang terdiri dari tabel deskripsi kesalahan siswa commit to user(Lampiran 10) yang mencakup 67
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
deskripsi kesalahan untuk soal ulangan harian, dan 17 deskripsi kesalahan untuk soal PR. Kemudian, dibuat tabel daftar kesalahan siswa (Lampiran 11), dan selanjutnya dihitung presentase jenis kesalahan siswa (Lampiran 12). Untuk soal PR nomor satu, siswa tidak melakukan kesalahan strategi, kesalahan konsep, kesalahan hitung, dan kesalahan tanda. Namun, sebanyak 90,90% siswa melakukan kesalahan terjemahan. Untuk soal PR nomor dua, siswa tidak melakukan kesalahan konsep, dan kesalahan tanda. Namun, 68,18% siswa melakukan kesalahan terjemahan. Sedangkan kesalahan hitung serta kesalahan strategi sebanyak 9,09%. Untuk soal PR nomor tiga, kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa adalah kesalahan terjemahan (77,27%), disusul kesalahan hitung (68,18%) dan kesalahan strategi (59,09%). Siswa juga melakukan kesalahan tanda (50,00%) dan kesalahan konsep (4,55%). Untuk soal ulangan harian nomor satu, sebanyak 76% siswa melakukan kesalahan terjemahan. Kemudian, 32% kesalahan konsep, 24% kesalahan hitung dan 8% kesalahan strategi. Siswa tidak melakukan kesalahan tanda untuk soal nomor satu. Untuk soal ulangan harian nomor dua, kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa adalah kesalahan terjemahan (48%), disusul kesalahan hitung (44%). 28% siswa melakukan kesalahan konsep, 16% melakukan kesalahan strategi dan 12% melakukan kesalahan tanda. Untuk soal ulangan harian nomor tiga, kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa adalah kesalahan terjemahan (44%), disusul kesalahan hitung (40%), kesalahan konsep dan tanda masing-masing 36%, serta kesalahan strategi 24%. Dari soal PR yang diberikan guru, kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa adalah kesalahan terjemahan (100%), disusul kesalahan hitung (72,73%), kemudian kesalahan strategi (68,18%), kesalahan tanda (50%), dan kesalahan konsep (4,55%). Dari soal ulangan harian yang dikerjakan siswa, kesalahan paling banyak to user(84%), disusul kesalahan konsep yang dilakukan adalah kesalahancommit terjemahan
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(68%). Kemudian, kesalahan hitung (60%), kesalahan tanda (48%), dan kesalahan strategi (36%). Dari soal PR dan soal ulangan harian, terdapat 84 deskripsi kesalahan. Kemudian, diambil beberapa siswa untuk dilakukan wawancara yang didasarkan pada soal ulangan harian. Soal PR tidak dipakai sebagai acuan dalam wawancara, karena terdapat tiga siswa yang tidak mengerjakan PR, dan sebagian besar siswa mengerjakan PR secara bersama-sama. Data hasil PR digunakan untuk menunjang data lainnya. Dari data hasil ulangan harian, terdapat 67 deskripsi kesalahan dengan rentang kesalahan 0% - 22,39%. Kemudian, diambil sejumlah siswa yang melakukan kesalahan
8,95% . Adapun siswa tersebut adalah:
a.
Siswa dengan nomor absen 2 (subjek 1), yang melakukan kesalahan 11,94%.
b.
Siswa dengan nomor absen 3 (subjek 2), yang melakukan kesalahan 20,9%.
c.
Siswa dengan nomor absen 6 (subjek 3), yang melakukan kesalahan 22,39%.
d.
Siswa dengan nomor absen 9 (subjek 4), yang melakukan kesalahan 10,45%.
e.
Siswa dengan nomor absen 11 (subjek 5), yang melakukan kesalahan 8,95%.
f.
Siswa dengan nomor absen 14 (subjek 6), yang melakukan kesalahan 8,95%.
g.
Siswa dengan nomor absen 16 (subjek 7), yang melakukan kesalahan 17,91%.
h.
Siswa dengan nomor absen 22 (subjek 8), yang melakukan kesalahan 19,40%.
i.
Siswa dengan nomor absen 23 (subjek 9), yang melakukan kesalahan 11,94%.
j.
Siswa dengan nomor absen 24 (subjek 10), yang melakukan kesalahan 13,43%. B. Analisis Data 1.
Analisis Data Observasi
Berikut analisis data observasi untuk materi Momentum dan Impuls: a.
Guru menerangkan materi pokok Momentum dan Impuls dengan jelas, lancar dan menarik.
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Guru memberikan konsep sesuai materi pokok Momentum dan Impuls yang diajarkan, dengan mengkaitkan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya, serta memberikan rumus praktis.
c.
Materi pokok Momentum dan Impuls dijelaskan dengan cukup runtut.
d.
Guru memberikan contoh soal dan latihan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls yang bervariatif, diberikan guru beserta langkah-langkah pemecahannya.
e.
Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa dan dikumpukan.
f.
Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.
g.
Semua siswa mencatat materi pokok Momentum dan Impuls, dan setiap meja terdapat buku pegangan.
h.
Siswa aktif berdiskusi dengan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan menanyakan materi pokok Momentum dan Impuls yang belum jelas kepada guru.
i.
Siswa berlomba-lomba untuk mengerjakan latihan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls di papan tulis, yang diberikan guru.
j.
Guru bersama siswa menarik kesimpulan pada materi pokok Momentum dan Impuls yang telah dipelajari.
k.
Guru tidak melakukan evaluasi dan siswa tidak mengeluh dengan metode pembelajaran yang dilakukan guru. 2.
Analisis Data Soal
Berikut adalah analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls: a.
Soal Pekerjaan Rumah 1) Subjek 1 Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 1 melakukan kesalahan
terjemahan dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut:
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah dalam menuliskan satuan percepatan gravitasi. Subjek menuliskan satuan percepatan gravitasi m/s. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan percepatan gravitasi. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan v B yang seharusnya nol, tetapi menuliskan v A
0 , padahal v A
adalah yang ditanyakan. Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan kecepatan. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, sehingga salah menafsirkan v A
0 . Satuan
yang tidak ditulis, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan sehingga tidak menuliskannya. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui. Kecepatan 0,2 m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek menuliskan v B
0,2m/s , seharusnya v 'B
0,2m/s .
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek melakukan kesalahan dalam menuliskan tanda, untuk arah kecepatan senapan saat tersentak ke belakang. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. 2) Subjek 2 (Subjek Tidak Mengerjakan PR) 3) Subjek 3 (Subjek Tidak Mengerjakan PR) commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Subjek 4 Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 4 melakukan kesalahan terjemahan, kesalahan strategi dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, dimana subjek tidak menuliskan satuan kecepatan. Kemudian, subjek salah dalam menuliskan satuan percepatan gravitasi. Subjek menuliskan satuan percepatan gravitasi m/s. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan dan satuan percepatan gravitasi. b) Soal Nomor 2, Jawaban Subjek Benar c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak tepat dalam menggunakan rumus untuk sistem senapan dan peluru. Subjek tidak memperhatikan tanda aksennya. Konsep m1 v1'
m 2 v '2
berubah menjadi v1
m1 v1
m 2 v 2 menjadi m1 v1'
m2v2
0 , kemudian
m2v2 . m1
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui. Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek menuliskan v 2
0,2m/s , seharusnya v '2
0,2m/s .
(c) Kesalahan hitung, yaitu subjek tidak teliti dalam memasukkan angka ke dalam persamaan, v '2 = -2 m/s, padahal v '2 = -0,2 m/s (v senapan setelah ditembakkan). (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan tidak memahami rumus yang digunakan. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka. 5) Subjek 5 Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 5 melakukan kesalahan terjemahan, kesalahan strategi dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan kecepatan. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan
bahwa
2m/s .
vA
Seharusnya,
v 'A
v 'B
v'
2m/s .
Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan kecepatan. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, sehingga salah menafsirkan v A
0 . Satuan
yang tidak ditulis dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, ' 1 1
mv
m2v
' 2
yaitu subjek tidak tepat mengubah persamaan
0 menjadi v
' 1
2m 2 v '2 . m1
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek tidak teliti dalam memasukkan angka ke dalam persamaan, v '2 = -2 m/s, padahal v '2 = -0,2 m/s (v senapan setelah ditembakkan). (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan tidak memahami rumus yang digunakan. (b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka. commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6) Subjek 6 Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 6 melakukan kesalahan terjemahan dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1, Jawaban Subjek Benar b) Soal Nomor 2, Jawaban Subjek Benar c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu siswa salah menafsirkan apa yang diketahui. Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek menuliskan v B
0,2m/s , seharusnya, v 'B
0,2m/s .
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek tidak teliti dalam memasukkan angka ke dalam persamaan. Subjek memasukkan angka yang salah yaitu v B
0m/s .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka. 7) Subjek 7 (Subjek Tidak Mengerjakan PR) 8) Subjek 8 Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 8 melakukan kesalahan terjemahan, kesalahan strategi dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan kecepatan. (2) Penyebab kesalahan dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan. b) Soal Nomor 2, Jawaban Subjek Benar
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu pada bagian diketahui, dituliskan m peluru , m senapan , v senapan . Sedangkan ketika menjawab, siswa menggunakan permisalan
m1 , v1 , m 2 , dan seterusnya. Hal tersebut menyebabkan siswa bingung dalam memasukkan angka. (b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui. Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek ' menuliskan v senapan = 0,2m/s , seharusnya v senapan
0,2m/s . Kemudian, subjek
salah mengkonversi, dengan menuliskan 20gr = 0,002kg. (c) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan angka untuk massa peluru dan senapan. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek masih bingung dengan simbol yang harus digunakan untuk memisalkan besaran-besaran yang ada di dalam soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. (c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka. 9) Subjek 9 Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 9 melakukan kesalahan strategi, kesalahan terjemahan dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah dalam menuliskan satuan percepatan gravitasi, dengan menuliskan m/s. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan percepatan gravitasi.
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak tepat mengubah persamaan menjadi v'
mA vA mBvB . mAmB
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan v B yang seharusnya nol, tetapi menuliskan v A
0 . v A adalah yang ditanyakan.
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami rumus yang digunakan. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, sehingga salah menafsirkan v A c)
0.
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui. Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek menuliskan v 2
0,2m/s . Seharusnya v '2
0,2m/s . Kemudian, subjek salah
mengkonversi, dengan menuliskan 20gr = 0,002kg. (b) Kesalahan hitung tidak teliti dalam memasukkan angka ke dalam persamaan, misalnya v '2 = -2 m/s, padahal v '2 = -0,2 m/s (v senapan setelah ditembakkan). (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, serta lupa dalam melakukan konversi satuan. (b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka. 10) Subjek 10 Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 10 melakukan kesalahan terjemahan, kesalahan strategi dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut:
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, dimana subjek salah dalam menuliskan satuan percepatan gravitasi. Subjek menuliskan satuan percepatan gravitasi m/s. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan percepatan gravitasi. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan v B yang seharusnya nol, tetapi menuliskan v A
0 , padahal v A
adalah yang ditanyakan. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, sehingga salah menafsirkan v A c)
0.
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu pada bagian diketahui, dituliskan m peluru , m senapan , v senapan . Sedangkan ketika menjawab, siswa menggunakan permisalan
m1 , v1 , m 2 , dan seterusnya. Hal tersebut menyebabkan siswa bingung dalam memasukkan angka. (b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui. Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek ' menuliskan v senapan = 0,2m/s , seharusnya v senapan
0,2m/s . Kemudian, subjek
salah mengkonversi, dengan menuliskan 20gr = 0,002kg. (c) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan angka untuk massa peluru dan senapan. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek masih bingung dengan simbol yang harus digunakan untuk memisalkan besaran-besaran yang ada di dalam soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, serta lupa dalam melakukan konversi satuan. commit to user (c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Soal Ulangan Harian 1) Subjek 1 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 1 melakukan kesalahan terjemahan, kesalahan konsep dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan gaya. Kemudian, subjek tidak mengkonversi satuan ke kilogram. (b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep gaya rata-rata, dengan menuliskan F
m
Δt . Δv
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan gaya dan lupa dalam melakukan konversi satuan. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep gaya rata-rata. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek menuliskan v p pada bagian ditanyakan. Pada bagian diketahui, subjek menuliskan v s' , padahal yang ditanyakan adalah v s' . Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan kecepatan. (b) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah dalam melakukan operasi pembagian, dengan tidak membubuhkan tanda negatif. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan masih bingung dengan simbol yang harus digunakan untuk memisalkan besaran-besaran yang ada di dalam soal. Kemudian, dapat disebabkan subjek tidak mengetahui satuan kecepatan sehingga tidak menuliskan satuannya. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan commit to user matematis.
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan secara spesifik apa yang ditanyakan, tetapi hanya menulis “lenting sempurna dan tak lenting sama sekali”.
Namun,
subjek
mengetahui
jika
yang
ditanyakan
adalah
kecepatannya. (b) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa dalam memahami apa yang ditanyakan sehingga hanya menuliskan “lenting sempurna dan tak lenting sama sekali”. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. 2) Subjek 2 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 2 melakukan kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan ke dalam simbol Fisika untuk gaya. Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan impuls dan salah dalam menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan kgm/s. (b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep impuls, dengan menuliskan I
mv . Kemudian, subjek juga tidak memahami konsep gaya
rata-rata, dengan menuliskan F
I t.
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami simbol Fisika untuk gaya. Kemudian, subjek tidak mengetahui satuan impuls dan gaya. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya commit to user rata-rata.
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak konsisten dalam menggunakan permisalan. Semula subjek menggunakan ms, kemudian berubah menjadi m1 dalam perhitungan. Akibatnya tidak jelas pemakaian m1 dan m2, maupun mp dan ms sehingga salah dalam perhitungan. (b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek menafsirkan bahwa 100m/s adalah v 1 dan yang ditanyakan adalah v 2 . (c) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku: 0
m1 v1
m2 v2
(m1
m p v 'p
m s v s' , tetapi menuliskan
m2 ) .
(d) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah melakukan pindah ruas. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan masih bingung dengan simbol yang harus digunakan untuk memisalkan besaran-besaran yang ada di dalam soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. (c) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan momentum. (d) Dapat disebabkan karena subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan matematis. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah dalam menafsirkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, dengan menuliskan m 2
2kg pada
bagian diketahui. Sedangkan pada bagian ditanyakan subjek tidak menuliskan secara spesifik apa yang ditanyakan, tetapi hanya menulis “lenting sempurna dan tak lenting sama sekali”. Namun, subjek mengetahui jika yang commit to user ditanyakan adalah kecepatannya.
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. Kemudian, dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa dalam memahami apa yang ditanyakan sehingga hanya menuliskan “lenting sempurna dan tak lenting sama sekali”. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. 3) Subjek 3 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 3 melakukan kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak menuliskan rumus terlebih dahulu, tetapi langsung menulis F 0,1 dengan tulisan yang tidak jelas. (b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan ke dalam simbol Fisika untuk kecepatan. Kemudian, subjek salah menafsirkan simbol waktu (t), tetapi menuliskan ω =0,1 s. Subjek juga tidak menuliskan apa yang ditanyakan, walaupun pada pengerjaan subjek mencari F. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang harus digunakan untuk mengerjakan soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek lupa dengan simbol Fisika untuk gaya. Kemudian, dapat disebabkan subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan apa yang ditanyakan. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak konsisten dalam menggunakan commit to user permisalan. Subjek menggunakan simbol m p , m s , v1 pada bagian diketahui,
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan menggunakan simbol m 2 , m 2 , v1 , v 2 pada bagian jawaban. Kemudian, subjek bingung menentukan apa yang ditanyakan sehingga jawaban menggunakan rumusan yang tidak tepat. (b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek menafsirkan bahwa 100m/s adalah v 1 . Kemudian, sybyek juga tidak menuliskan apa yang ditanyakan. (c) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku: 0
m p v 'p
m s v s' .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan masih bingung dengan simbol yang harus digunakan untuk memisalkan besaran-besaran yang ada di dalam soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. (c) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan momentum. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak mengerjakan soal dengan rumus yang tepat, sehingga jawaban tidak tepat. (b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan momentum dan tumbukan. (c) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan angka pada rumus yang digunakan. (d) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang harus digunakan untuk mengerjakan soal. (b) Dapat disebabkan subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan momentum dan tumbukan. commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka. (d) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. 4) Subjek 4 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 4 melakukan kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan kgm/s. (b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya rata-rata. Subjek menuliskan F
m v2
v1 .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan gaya. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya rata-rata. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan hitung, yaitu subjek salah melakukan operasi penjumlahan 12-2=24. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam melakukan perhitungan matematis. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak menggunakan konsep Δv mengerjakan m A v 'A
m B v 'B
soal, mA vA
tetapi
menggunakan
Δv' dalam konsep
mBvB .
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan kecepatan.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(c) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami dengan konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak lenting sama sekali. Subjek menggunakan rumus mA vA
mBvB
v ' (m A
mB ) .
(d) Kesalahan tanda, yaitu subjek menuliskan
vB
vB
1m/s , seharusnya
1m/s .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang akan digunakan untuk mengerjakan soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan. (c) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep tumbukan. (d) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. 5) Subjek 5 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 5 melakukan kesalahan strategi, kesalahan terjemahan dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan gaya. Kemudian, subjek salah menuliskan apa yang diketahui t
0,1s tetapi menuliskan t 1s .
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan gaya, dan kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek menuliskan “diam di tempat tumbukan” ketika v '
3,5m/s .
(b) Kesalahan
v2
tanda,
yaitu
subjek
menuliskan
v2
2m/s ,
seharusnya
2m/s .
(2) Penyebab kesalahan,
commit to user (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mencermati jawaban subjek sendiri.
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan kecepatan. Selain itu, subjek tidak menuliskan bahwa kecepatan yang ditanyakan dalam soal. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan, dan tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. 6) Subjek 6 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 6 melakukan kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan. Kemudian, pada bagian diketahui, hanya menuliskan v 10m/s , padahal
v1
10m/s .
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya rata-rata. Subjek menuliskan F
mv . Δt
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa dalam mengerjakan soal sehingga tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya rata-rata. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan nilai m 2
m2
1kg . commit to user
2kg , padahal
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(b) Kesalahan
v2
tanda,
yaitu
subjek
menuliskan
v2
2m/s ,
seharusnya
2m/s .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. 7) Subjek 7 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 7 melakukan kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui, seharusnya v1
10m/s tetapi menuliskan v 10m/s . Kemudian, subjek tidak
menuliskan satuan gaya. (b) Kesalahan hitung, yaitu subjek melakukan kesalahan melakukan operasi pembagian
20000 0,1
2000 .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, serta tidak mengetahui satuan gaya. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan matematis. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a)
Kesalahan terjemahan, yaitu subjek menuliskan m p
mp
9gram , padahal
8gram . Kemudian, subjek menafsirkan bahwa yang diketahui adalah
v 100m/s , dan menafsirkan bahwa yang ditanyakan adalah v s .
b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku: 0 menuliskan v s
vpmp ms
m p v 'p
m s v s' . Subjek langsung
.
(2) Penyebab kesalahan: a)
Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam mencermati soal.
b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan momentum. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah dalam menafsirkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, dengan menuliskan m 2
2kg pada
bagian diketahui. Sedangkan pada bagian ditanyakan subjek tidak menuliskan secara spesifik apa yang ditanyakan, tetapi hanya menulis “lenting sempurna dan tak lenting sama sekali”. Namun, subjek mengetahui jika yang ditanyakan adalah kecepatannya. Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan kecepatan. (b) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan angka, misalnya untuk m2, pada rumus yang digunakan. Kemudian, subjek salah melakukan operasi perhitungan v1'
1 2 2 4 1 3
28 4
27 .
(c) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal. Kemudian, dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa dalam commit to user memahami apa yang ditanyakan sehingga hanya menuliskan “lenting
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sempurna dan tak lenting sama sekali”. Subjek tidak menuliskan satuan kecepatan, dapat disebabkan karena tidak mengetahui satuan kecepatan. (b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan matematis. (c) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. 8) Subjek 8 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 8 melakukan kesalahan strategi, kesalahan terjemahan dan kesalahan konsep dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui, seharusnya v1
10m/s tetapi menuliskan
v 2 =10m/s. Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan gaya. (2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, serta tidak mengetahui satuan gaya. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan kecepatan dan massa serta tidak mengkonversikan 8 gram ke dalam kg. Kemudian, subjek menuliskan v p pada bagian ditanyakan. Pada bagian diketahui juga, subjek menafsirkan v '
100m/s .
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku: 0 persamaan m1 v1
m2v2
(m1
m p v 'p
m s v s' . Subjek menggunakan
m 2 )v ' .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan dan massa, dan lupa tidak mengkonversikan satuan ke kilogram. Kemudian, subjek menuliskan v p pada bagian ditanyakan, dapat disebabkan karena lupa. commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan momentum. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek menjawab soal 3a hanya dengan rumus v '2
v1'
v1 .
v2
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan dan tidak menuliskan satuan kecepatan. (c) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami dengan konsep hukum kekekalan momentum dan tumbukan. Subjek menuliskan hukum kekekalan momentum
m1
m2v2
m1 v1'
m 2 v '2 . Kemudian, subjek juga tidak
memahami dengan konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak lenting sama sekali. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang digunakan untuk mengerjakan soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami soal, serta tidak mengetahui satuan kecepatan. (c) Dapat disebabkan subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan moemntum dan tumbukan. 9) Subjek 9 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 9 melakukan kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan dan tidak menuliskan satuan gaya. (b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep gaya rata-rata dan menuliskan F
I t.
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. Kemudian, dapat disebabkan subjek tidak mengetahui satuan gaya sehingga tidak menuliskan satuannya. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep gaya rata-rata. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan. (b) Kesalahan m1 v1
hitung,
m2v2
m1
yaitu
subjek
salah
m 2 v ' menjadi v '
m1 m1 v1
melakukan
pindah
ruas
m2 . m2v2
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam melakukan perhitungan matematis. c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak tepat dalam mengubah persamaan
Δv
v2
v1 , menjadi Δv
1 4 dan Δv
3v 2
v1 .
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan. (c) Kesalahan ruas v1'
hitung,
m1 m1 v1
yaitu
subjek
salah
melakukan
pindah
m2 . m1 v 2
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang akan digunakan untuk mengerjakan soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. (c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam melakukan perhitungan commit to user matematis.
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10) Subjek 10 Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 10 melakukan kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep , kesalahan hitung, dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut: a) Soal Nomor 1 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan massa dan tidak mengkonversikan massa ke kilogram. Kemudian, subjek juga salah dalam menuliskan satuan gaya dan impuls. (b) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah dalam melakukan operasi pengurangan (0-10=10) dan pembagian
2 10 5 0,1
10 4 .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan gaya, impuls dan massa, dan lupa tidak mengkonversikan satuan ke kg. (b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam melakukan perhitungan matematis. b) Soal Nomor 2 (1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan
strategi,
mp vp
m p v 'p
ms v s
yaitu
m s v s'
subjek
menjadi
mp vp
mengubah
ms v s
m p v 'p
persamaan
ms vs
dan
tidak melanjutkan pengerjaan soal. (b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek menuliskan 8gr
0,08kg .
(2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang akan digunakan untuk mengerjakan soal. (b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam mengkonversikan satuan ke kilogram.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c)
Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah: (a) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep tumbukan lenting sempurna, atau tumbukan tidak lenting sama sekali. Subjek tidak menggunakan rumus
Δv ' Δv
1, tetapi menuliskan v '
v '2
v1' .
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. (2) Penyebab kesalahan: (a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep koefisien restitusi dalam peristiwa tumbukan. (b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri. 3.
Analisis Data Wawancara
Analisis data jawaban siswa untuk soal ulangan harian tidak selamanya memiliki kebenaran mutlak sehingga perlu dilakukan wawancara. Wawancara bertujuan untuk mendukung dan melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi dan ulangan harian. Pedoman wawancara, selengkapnya pada Lampiran 6 dan hasil percakapan wawancara pada Lampiran 13. Dari hasil wawancara diharapkan akan diketahui penyebab kesalahan yang dilakukan siswa. Berikut hasil wawancara dengan sepuluh subjek terpilih. a.
Subjek 1 Untuk soal nomor satu, subjek mengatakan paham, tetapi lupa kalau
konsep dari impuls adalah I
F Δt , sehingga menuliskan I
F pada lembar Δt
jawaban. Subjek mencari gaya rata-rata dengan menggunakan konsep percepatan F
m a . Namun, pada konsep percepatan subjek menyadari terjadinya
kesalahan, yaitu a
Δt . Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan gaya karena Δv
lupa, tetapi subjek tahu bahwa satuan gaya adalah newton. Subjek juga lupa commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengkonversikan massa 2 ton ke dalam kilogram, walaupun subjek tahu kalau 2 ton sama dengan 2000 kilogram. Untuk soal nomor dua, subjek kurang teliti dalam menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. Namun, subjek tahu bahwa yang dicari adalah v s' bukan v p sehingga dalam pengerjaan, subjek mencari v s' . Subjek mengatakan bahwa
pertama kali persepsinya mencari v p , tetapi setelah diteliti ternyata salah, kemudian mencari v s' . Kemudian, subjek menganggap jawaban tersebut betul, tetapi belum mengganti pada bagian ditanyakannya. Dalam melakukan perhitungan, subjek kurang teliti untuk mencantumkan tanda minusnya sehingga hasilnya salah. Subjek juga lupa mencantumkan satuan kecepatan, tetapi tahu bahwa satuan kecepatan adalah m/s. Untuk soal nomor tiga, subjek kurang waktu sehingga tidak mencantumkan secara spesifik apa yang ditanyakan. Kemudian, subjek tahu, tetapi lupa kalau benda bergerak ke kiri diberi tanda minus sehingga jawaban salah, walaupun strategi dan konsep yang digunakan sudah betul. b. Subjek 2 Untuk soal nomor satu, subjek lupa kalau simbol gaya adalah F. Subjek salah dalam konsep impuls, dengan menuliskan I
mv . Kemudian, subjek salah
dalam konsep gaya rata-rata, dengan menuliskan F
I t . Subjek telah belajar dan
mengaku masih bingung. Subjek tidak tahu dengan satuan impuls sehingga tidak menuliskannya, walaupun sudah diajarkan guru. Subjek salah menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan satuan gaya kgm/s . Subjek mengaku tidak tahu kenapa subjek menuliskan satuan tersebut. Subjek tahu kalau satuan gaya adalah newton, tetapi tidak tahu bahwa newton itu sama dengan kgm/s 2 . Sebenarnya, strategi yang dilakukan subjek sudah benar, yaitu mencari impuls, kemudian mencari gaya rata-rata. Untuk soal nomor dua, subjek masih bingung dalam menggunakan simbol-simbol Fisika. Misalnya, subjek bingung ketika ditanya simbol untuk kecepatan peluru sebelum ditembakkan. Namun, subjek dapat menjawab ketika commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditanya mengenai simbol untuk kecepatan peluru setelah ditembakkan, yaitu v 'p . Subjek mengaku, 100 m/s adalah kecepatan peluru sesudah ditembakkan, dengan simbol v 1 . Subjek tidak membubuhkan tanda aksen, karena tidak tahu. Subjek menggunakan permisalan yang tidak konsisten. Subjek menggunakan simbol v p dan v 1 , misalnya. Subjek mengatakan lebih memilih menggunakan v 1 daripada v p karena disesuaikan dengan apa yang diajarkan guru. Subjek sudah terbiasa
memakai simbol tersebut dan mudah dihafal oleh subjek. Namun, subjek mengaku tidak dapat membedakan simbol-simbol yang digunakan. Subjek juga tidak menuliskan m1 v 1
m2v2
konsep m1 v1'
hukum
kekekalan
momentum
terlebih
dahulu,
m 2 v '2 , karena alasan waktu, tetapi subjek paham dengan
konsep tersebut. Hal itu menyebabkan salah dalam mengerjakan soal, yaitu dengan langsung menuliskan m1 v1
m2 v2
(m1
m 2 ) . Kemudian, subjek juga
masih bingung dalam melakukan pindah ruas. Untuk soal nomor tiga, subjek kurang teliti dalam menuliskan nilai m 2 . Subjek tidak mencantumkan secara spesifik apa yang ditanyakan karena masalah waktu. Subjek juga tidak membubuhkan tanda minus untuk benda yang bergerak ke kiri/ berlawanan gerak dengan benda pertama, karena tergesa-gesa dan tidak teliti. c.
Subjek 3 Untuk soal nomor satu, subjek tidak mengubah besaran kecepatan ke
dalam simbol Fisika, karena lupa. Selain itu, subjek mengatakan tergesa-gesa dalam menuliskan simbol waktu (t) sehingga pada bagian diketahui, terdapat simbol yang mirip dengan simbol omega. Faktor tergesa-gesa disebabkan subjek duduk di depan guru pengawas sehingga merasa grogi. Subjek juga lupa tidak menuliskan simbol gaya rata-rata (F) dan apa yang ditanyakan, karena lupa. Subjek tidak paham dengan konsep gaya rata-rata. Dalam mengerjakan soal, subjek tidak menuliskan rumusnya terlebih dahulu, tetapi langsung memasukkan angka ke dalam rumus, F 0,1 , karena tergesa-gesa. Dari sini, subjek ternyata mencontek jawaban teman. Faktorcommit tergesa-gesa to usermenyebabkan subjek lupa dengan
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
konsep gaya rata-rata, penulisan satuan, dan simbol-simbol Fisika sehingga memilih jalan terakhir yaitu mencontek. Untuk soal nomor dua, subjek tidak konsisten dalam menggunakan permisalan pada bagian diketahui. Misalnya, semula subjek menggunakan simbol
v 1 , tetapi pada pengerjaannya diganti dengan simbol v p . Subjek mengatakan lebih suka menggunakan simbol v 1 daripada v p , karena mengikuti rumus yang diberikan oleh guru. Subjek bingung dengan apa yang ditanyakan, karena terlihat bahwa subjek tidak dapat membedakan v 2 dengan v '2 . Selain tidak konsisten menggunakan simbol, subjek juga tidak paham dengan konsep hukum kekekalan momentum. Untuk soal nomor tiga, subjek lupa mencantumkan tanda minus untuk benda yang bergerak ke kiri. Subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan secara terperinci, walaupun tahu apa yang ditanyakan. Subjek tidak paham dengan cara pengerjaan, dan tidak paham dengan konsep-konsep yang digunakan. Subjek juga kadang salah dalam memasukkan angka dalam perhitungan. d. Subjek 4 Untuk soal nomor satu, subjek salah bahwa konsep impuls adalah
I
mΔ t. Subjek menuliskan F
m v2
v1 . Subjek tidak tahu dengan konsep
gaya rata-rata. Subjek mengaku belajar, walaupun hanya sedikit yang dipelajari. Kemudian, subjek juga salah dalam menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan kgm/s. Ketika ditanya satuan impuls, subjek juga tidak tahu. Untuk soal nomor dua, konsep yang digunakan sudah benar, kecuali pada operasi penjumlahan, 12-2. Subjek menuliskan bahwa 12-2=24. Hal itu dikarenakan, subjek memberikan tanda kurung untuk -2, sehingga subjek mengira 12x(-2), bukan 12(-2). Subjek mengaku kurang teliti. Untuk soal nomor tiga, subjek membubuhkan tanda minus untuk benda yang bergerak ke kanan sehingga v b
1 . Subjek berpikir bahwa benda bergerak
ke kiri. Subjek lupa dengan cara yang digunakan untuk mengerjakan soal nomor tiga. Subjek lupa dengan rumusan Δv Δv' karena tidak mempelajari meteri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
67 digilib.uns.ac.id
tersebut. Kemudian, subjek juga lupa tidak menuliskan satuan kecepatan karena tergesa-gesa. e.
Subjek 5 Untuk soal nomor satu, subjek kurang teliti kalau t=0,1 s sehingga salah
dalam perhitungan. Konsep yang digunakan sudah betul. Namun, subjek juga lupa tidak mencantumkan satuan gaya. Untuk soal nomor dua, subjek tidak membubuhkan tanda minus untuk benda yang bergerak ke kiri, karena kurang teliti. Konsep yang digunakan sudah betul. Kemudian pada bagian akhir, subjek mengatakan tidak tahu mengapa menambahkan keterangan v’=3,5 m/s (diam di tempat tumbukan). Untuk soal nomor tiga, subjek bingung sehingga tidak menuliskan bahwa kecepatan yang ditanyakan, walaupun sebenarnya subjek tahu kalau kecepatan yang ditanyakan. Kemudian, subjek tidak teliti sehingga tidak menuliskan satuan kecepatan. Cara pengerjaan pada dasarnya sudah benar. Namun, subjek tidak mengerjakan soal 3b karena kekurangan waktu, dan mengatakan bahwa lupa dengan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali. f.
Subjek 6 Untuk soal nomor satu, subjek mengira bahwa v 1 = 10 m/s. Subjek
terburu-buru sehingga tidak menuliskan apa yang ditanyakan, walaupun tahu. Subjek salah dalam memahami konsep impuls. Subjek mengatakan tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga baru mengetahui bahwa I
mΔ t, dan
menuliskan mv dengan mempersepsikan bahwa mv adalah momentum gaya. Untuk soal nomor dua, subjek lupa kalau benda bergerak ke kiri harus dibubuhi tanda minus. Konsep yang digunakan sudah betul, tetapi subjek juga kurang teliti dalam memasukkan angka. Untuk soal nomor tiga, subjek bingung dengan apa yang ditanyakan. Subjek juga tidak mengerjakan soal nomor tiga, karena tidak paham dengan konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak lenting sama sekali. g.
Subjek 7
Untuk soal nomor satu, subjek lupa tidak menuliskan permisalan untuk commit to user kecepatan truk sebelum menabrak, pada bagian diketahui, karena lupa. Konsep
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang digunakan subjek sudah benar, kecuali pada operasi pembagian. Subjek menuliskan bahwa
20000 hasilnya adalah 2000, karena subjek menafsirkan 0,1
bahwa jumlah nol pada pembilang hanya dicoret satu, dengan penyebutnya. Kemudian, subjek mengaku lupa menuliskan satuan gaya. Untuk soal nomor dua, subjek mengaku tergesa-gesa, karena waktu terbatas sehingga tidak menuliskan dengan tepat massa peluru. Subjek tidak membubuhkan tanda aksen untuk kecepatan senapan setelah peluru ditembakkan, dan hanya menuliskan v s . Subjek melakukan hal tersebut karena dirasa lebih udah diingat, dan di rumus hanya ditulis seperti itu saja. Namun, akhirnya subjek mengaku bingung dalam membubuhkan tanda aksen, sementara materi tersebut sudah diajarkan guru. Sebenarnya, konsep yang digunakan hampir benar, hanya vpmp
tidak dituliskan aksennya. Subjek menuliskan v s menuliskan konsepnya dulu, m1 v1
m2v2
m1 v1'
ms
. Subjek tidak
m 2 v '2 , karena agar lebih
cepat. Untuk soal nomor tiga, subjek tidak membubuhkan tanda minus untuk benda yang bergerak ke kiri. Subjek mengaku lupa dan karena pada lembar soal juga tidak ditulis tanda minusnya sehingga subjek menuliskan sesuai dengan yang tertera pada soal. Subjek sebenarnya tahu kalau benda bergerak ke kiri dibubuhi tanda minus. Kemudian, mengenai tulisan v '2
v1'
v ' yang terdapat di lembar
jawaban subjek, subjek mengaku tidak tahu apa maksud tulisan tersebut. Subjek juga tidak menuliskan satuan kecepatan pada jawaban yang diperoleh, karena lupa. Selanjutnya, untuk jawaban 3b, subjek sudah benar konsepnya, kecuali pada operasi perkalian. Subjek mengaku kurang teliti, karena waktu sudah habis. h. Subjek 8 Untuk soal nomor satu, subjek bingung sehingga salah menuliskan nilai
v 1 dan v 2 . Pada lembar jawaban, subjek menuliskan v1
0m/s dan v 2
10m/s .
Subjek tidak menuliskan satuan gaya. Subjek mengaku lupa menuliskan satuan sejak kelas satu (SMA).
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk soal nomor dua, pada bagian diketahui, subjek hanya menuliskan mp
8 tidak dituliskan satuannya, karena lupa. Kemudian, subjek juga tidak
mengkonversikan satuan dari gram menjadi kilogram, karena lupa. Subjek mengaku tidak teliti dan masih bingung dalam menuliskan apa yang ditanyakan. Subjek menuliskan yang ditanyakan adalah v p . Subjek juga lupa tidak menuliskan satuan kecepatan. Subjek salah dalam menuliskan konsep yang digunakan,
yaitu
menuliskan
m1 v1
m2v2
(m1
m 2 )v ' .
Subjek
tidak
menuliskan terlebih dulu konsep hukum kekekalan momentum, karena tidak tahu. Untuk soal nomor tiga, subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan karena lupa. Subjek juga tidak menuliskan satuan kecepatan pada jawaban yang didapatkan. Subjek salah pada konsep hukum kekekalan momentum, yaitu menuliskan m1
m2v2
m1 v1'
m 2 v '2 . Subjek mengaku belajar sedikit, dan
waktu yang digunakan untuk mengerjakan terlalu cepat. Subjek juga tidak paham dengan konsep untuk tumbukan tidak lenting sama sekali. Subjek mengaku masih bingung dalam menentukan cara yang digunakan untuk mengerjakan soal nomor tiga. i.
Subjek 9 Untuk soal nomor satu, subjek tergesa-gesa sehingga lupa menuliskan
apa yang ditanyakan. Subjek sebenarnya tahu, tetapi lupa konsep gaya rata-rata, dan menuliskan F
I t . Subjek tidak menuliskan satuan gaya, karena tidak tahu
kalau satuan gaya adalah newton. Untuk soal nomor dua, konsep yang digunakan subjek sudah benar, tetapi subjek salah dalam melakukan pindah ruas m1 v1 v'
m2v2
m1
m 2 v ' menjadi
m1 m 2 . Subjek mengatakan tidak bisa melakukan pindah ruas. m1 v1 m 2 v 2
Untuk soal nomor tiga, subjek lupa tidak menuliskan apa yang ditanyakan. Namun, dia tahu apa yang ditanyakan. Pada pengerjaan sebenarnya hampir benar, tetapi subjek bingung dengan pekerjaannya sendiri, tidak tahu 1 4 dan Δv 3v 2 v1 . Subjek juga bingung commit to user Δv' . Untuk soal nomor 3b, subjek sudah betul, tetapi salah
mengapa dia menulis Δv dengan konsep Δv
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan pindah ruas
v1'
m1 m1 v1
m2 . Subjek mengatakan tidak bisa m1 v 2
melakukan pindah ruas j.
Subjek 10 Untuk soal nomor satu, subjek lupa mengkonversikan 2 ton ke dalam
kilogram. Subjek juga tidak menuliskan satuan massanya. Konsep yang digunakan sudah betul, tetapi subjek salah dalam melakukan operasi pengurangan (0-10=10), karena lupa. Selain itu, subjek juga salah dalam melakukan operasi pembagian
2 10 5 0,1
10 4 . Subjek salah menuliskan satuan gaya, dengan
menuliskan m/s, walaupun sebenarnya subjek tahu kalau satuan gaya adalah newton. Untuk soal nomor dua, subjek salah dalam mengkonversikan 8 gram menjadi kilogram. Subjek tidak tahu kalau 8 gram sama dengan 0,008 kg. Subjek tidak mengerjakan soal nomor dua karena bingung dan lupa rumusnya sehingga menuliskan rumus lain. Untuk soal nomor tiga, subjek tidak membubuhkan tanda minus untuk benda yang bergerak ke kiri, walaupun subjek tahu kalau benda bergerak ke kiri itu minus. Subjek lupa dengan perumusan
Δv ' Δv
1 untuk tumbukan lenting
sempurna. Sedangkan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali, sudah betul.
4.
Hasil Validasi Data
Untuk mendapatkan data yang valid mengenai jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan penyebabnya, maka dilakukan triangulasi data yaitu dengan mensesuaikan data hasil observasi, hasil analisis ulangan harian, dan hasil analisis wawancara. Berikut adalah validasi dari 10 siswa. a.
Siswa dengan Nomor Absen 2 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai commit to user penyebabnya.
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak menuliskan satuan gaya, kecepatan dan tidak mengkonversi satuan ke kilogram. Hal itu disebabkan karena siswa lupa.
b) Siswa salah menafsirkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Hal itu disebabkan karena siswa kurang waktu sehingga kurang teliti ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. 2) Kesalahan Konsep Siswa tidak memahami konsep gaya rata-rata, dengan menuliskan F
m
Δt . Hal itu disebabkan karena siswa lupa, walaupun paham dengan konsep Δv
gaya rata-rata. 3) Kesalahan Hitung Siswa salah dalam melakukan operasi pembagian. Hal itu disebabkan karena siswa kurang teliti. 4) Kesalahan Tanda Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. Hal itu disebabkan karena siswa lupa. b. Siswa dengan Nomor Absen 3 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. 1) Kesalahan Strategi Siswa tidak konsisten dalam menggunakan permisalan. Semula siswa menggunakan ms, kemudian berubah menjadi m1 dalam perhitungan. Hal itu disebabkan karena siswa masih bingung sehingga tidak dapat membedakan simbol-simbol yang digunakan. 2) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak menuliskan ke dalam simbol Fisika untuk gaya, karena lupa. commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Siswa tidak menuliskan satuan impuls, karena siswa tidak mengetahui satuan impuls. c)
Siswa salah dalam menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan kgm/s. Hal itu disebabkan karena siswa lupa jika satuan adalah newton, dan tidak mengetahui jika newton sama dengan kgm/s 2 .
d) Siswa menafsirkan bahwa 100m/s adalah v 1 dan yang ditanyakan adalah v 2 . Hal itu disebabkan karena siswa tidak dapat membedakan simbol-simbol yang digunakan. Siswa mengatakan lebih memilih menggunakan v 1 daripada v p karena disesuaikan dengan apa yang diajarkan guru. Siswa sudah terbiasa
memakai simbol tersebut dan mudah dihafal oleh siswa. e)
Siswa salah dalam menafsirkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Hal itu disebabkan karena siswa kurang teliti dan tergesa-gesa sehingga tidak spesifik menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. 3) Kesalahan Konsep Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi:
a)
Siswa tidak memahami konsep impuls, dengan menuliskan
I
mv .
Kemudian, siswa juga tidak memahami konsep gaya rata-rata, dengan menuliskan F
I t . Hal itu disebabkan karena siswa tidak paham dan lupa
saat mengerjakan. b) Siswa tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku: 0
m p v 'p
m s v s' , tetapi menuliskan m1 v1
m2 v2
(m1
m2 ) .
Hal itu disebabkan karena siswa kekurangan waktu dalam mengerjakan sehingga langsung menuliskan rumus tersebut tanpa menuliskan konsep dasarnya terlebih dahulu. 4) Kesalahan Tanda Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. Hal itu disebabkan karena siswa tergesa-gesa dan tidak teliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
c.
73 digilib.uns.ac.id
Siswa dengan Nomor Absen 6 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. 1) Kesalahan Strategi Kesalahan strategi yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak menuliskan rumus terlebih dahulu, tetapi langsung menulis
F 0,1 dengan tulisan yang tidak jelas, karena tergesa-gesa. Faktor tergesagesa menyebabkan siswa lupa dengan konsep gaya rata-rata, penulisan satuan, dan simbol-simbol Fisika sehingga memilih jalan terakhir yaitu mencontek. b) Siswa tidak konsisten dalam menggunakan permisalan. Siswa menggunakan simbol m p , m s , v1 pada bagian diketahui, dan menggunakan simbol
m 2 , m 2 , v1 , v 2 pada bagian jawaban. Hal itu disebabkan karena siswa lebih suka menggunakan simbol v 1 daripada v p , karena mengikuti rumus yang diberikan oleh guru. Kemudian, siswa bingung menentukan apa yang ditanyakan sehingga jawaban menggunakan rumusan yang tidak tepat. Hal itu disebabkan karena siswa tidak dapat membedakan v 2 dengan v '2 . c)
Siswa bingung mengerjakan soal sehingga jawaban menggunakan rumusan yang tidak tepat. Hal itu disebabkan karena siswa tidak memahami dengan cara pengerjaan, dan lupa dengan konsep-konsep yang digunakan. 2) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a)
Siswa tidak menuliskan ke dalam simbol Fisika untuk kecepatan, karena lupa. Karena tergesa-gesa, siswa salah menafsirkan simbol waktu (t), tetapi menuliskan ω =0,1 s. Siswa juga tidak menuliskan apa yang ditanyakan, karena lupa. Siswa duduk di depan guru pengawas sehingga merasa grogi.
b) Siswa menafsirkan bahwa 100m/s adalah v 1 . Hal itu disebabkan karena siswa tidak dapat membedakan simbol-simbol yang digunakan. commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Kesalahan Konsep Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku: 0
m p v 'p
m s v s' , karena siswa tidak paham dengan konsep hukum
kekekalan momentum. b) Siswa tidak memahami konsep hukum kekekalan momentum dan tumbukan. Hal itu disebabkan karena siswa tidak memahami cara pengerjaan, dan tidak paham dengan konsep-konsep yang harus digunakan. 4) Kesalahan Tanda Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri, karena lupa. 5) Kesalahan Hitung Siswa salah memasukkan angka pada rumus yang digunakan. Hal itu disebabkan karena siswa memang kadang salah dalam memasukkan angka. d. Siswa dengan Nomor Absen 9 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. 1) Kesalahan Strategi Siswa tidak menggunakan konsep Δv
Δv' dalam mengerjakan soal,
karena lupa. 2) Kesalahan Terjemahan Siswa salah menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan kgm/s dan tidak menuliskan satuan kecepatan, karena hanya sedikit belajar. 3) Kesalahan Konsep Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak memahami konsep impuls dan gaya rata-rata. Siswa menuliskan
F
mΔ t, karena sedikit belajar.
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Siswa tidak memahami dengan konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak lenting mA vA
sama mBvB
v ' (m A
sekali.
Siswa
menggunakan
rumus
m B ) , karena tidak belajar.
4) Kesalahan Hitung Siswa salah melakukan operasi penjumlahan 12-2=24. Hal itu disebabkan karena siswa memberikan tanda kurung untuk -2, sehingga siswa mengira 12x(-2), bukan 12(-2). Siswa mengaku kurang teliti. 5) Kesalahan Tanda Siswa menuliskan
1m/s , seharusnya
vB
vB
1m/s . Hal itu
disebabkan karena siswa berpikir bahwa benda bergerak ke kiri. e.
Siswa dengan Nomor Absen 11 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. 1) Kesalahan Strategi Siswa menuliskan “diam di tempat tumbukan”
ketika v '
3,5m/s .
Siswa mengaku tidak mengetahui maksud dari kalimat yang ditulisnya sendiri. 2) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa lupa sehingga tidak menuliskan satuan gaya.
b) Siswa salah menuliskan apa yang diketahui t t
c)
0,1s , tetapi menuliskan
1s , karena kurang teliti.
Siswa bingung sehingga tidak menuliskan secara spesifik apa yang ditanyakan. 3) Kesalahan Tanda Siswa menuliskan v 2
2m/s , seharusnya v 2
kurang teliti.
commit to user
2m/s , karena siswa
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f.
Siswa dengan Nomor Absen 14 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. 1) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan, karena terburu-buru dan bingung.
b) Pada bagian diketahui, siswa hanya menuliskan
v1
v 10m/s , padahal
10m/s . Hal itu disebabkan karena siswa mengira bahwa v 1 =10 m/s. 2) Kesalahan Konsep Siswa tidak memahami konsep impuls dan gaya rata-rata. Siswa
menuliskan F
mv . hal itu disebabkan karena siswa salah dalam memahami Δt
konsep impuls. Siswa mengatakan tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga baru mengetahui bahwa I
mΔ v, dan menuliskan mv dengan mempersepsikan
bahwa mv adalah momentum gaya. 3) Kesalahan Hitung Siswa salah memasukkan nilai m 2
2kg , padahal m 2
1kg , karena
kurang teliti. 4) Kesalahan Tanda Siswa menuliskan v 2 g.
2m/s , seharusnya v 2
2m/s , karena lupa.
Siswa dengan Nomor Absen 16 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. 1) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa lupa sehingga salah menafsirkan apa yang diketahui dan tidak menuliskan satuan gaya serta kecepatan. commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Siswa salah menuliskan m p
9gram , padahal m p
8gram . Hal itu
disebabkan karena siswa tergesa-gesa, dan karena waktu terbatas sehingga tidak menuliskan dengan tepat massa peluru. 2) Kesalahan Konsep Siswa tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku: 0
m p v 'p
m s v s' . Siswa langsung menuliskan v s
vpmp ms
. Hal itu
disebabkan karena siswa tidak membubuhkan tanda aksen untuk kecepatan senapan setelah peluru ditembakkan, dan hanya menuliskan v s . Siswa melakukan hal tersebut karena dirasa lebih udah diingat, dan di rumus hanya ditulis seperti itu saja. Namun, akhirnya siswa mengaku bingung dalam membubuhkan tanda aksen, sementara materi tersebut sudah diajarkan guru. Siswa tidak menuliskan konsepnya dulu, m1 v1
m1 v1'
m2v2
m 2 v '2 , karena agar lebih cepat.
3) Kesalahan Hitung Kesalahan hitung yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa melakukan kesalahan melakukan operasi pembagian
20000 0,1
2000 .
Hal itu disebabkan karena siswa menafsirkan bahwa jumlah nol pada pembilang hanya dicoret satu, dengan penyebutnya. b) Siswa salah memasukkan angka, misalnya untuk m2, pada rumus yang digunakan.
v1'
Kemudian,
1 2 2 4 1 3
28 4
siswa
salah
melakukan
operasi
perhitungan
27 . Hal itu disebabkan karena siswa kurang teliti.
4) Kesalahan Tanda Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. Hal itu disebabkan karena siswa lupa dan karena pada lembar soal juga tidak ditulis tanda negatifnya sehingga siswa menuliskan sesuai dengan yang tertera pada soal.
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h. Siswa dengan Nomor Absen 22 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. 1) Kesalahan Strategi Siswa menjawab soal 3a hanya dengan rumus v '2
v1'
v2
v1 . Hal
itu disebabkan karena siswa masih bingung dalam menentukan cara yang digunakan untuk mengerjakan soal nomor tiga. 2) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi: a) Siswa salah menafsirkan apa yang diketahui, seharusnya v1
10m/s tetapi
menuliskan v 2 =10m/ s. Hal itu disebabkan karena siswa bingung sehingga salah menuliskan nilai v 1 dan v 2 . b) Siswa menuliskan v p pada bagian ditanyakan. Pada bagian diketahui, siswa menuliskan v p
0 . Hal itu disebabkan karena siswa tidak teliti dan masih
bingung dalam menuliskan apa yang ditanyakan. c) Siswa tidak menuliskan satuan gaya, kecepatan, dan massa, karena lupa menuliskan satuan sejak kelas satu (SMA). d) Siswa tidak mengkonversikan 8 gram ke dalam kg, karena lupa. e) Siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan, karena lupa. 3) Kesalahan Konsep Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku: 0
m p v 'p
m s v s' , karena tidak tahu.
b) Siswa tidak memahami dengan konsep hukum kekekalan momentum dan tumbukan. m1
m2v2
Siswa m1 v1'
menuliskan
hukum
kekekalan
momentum
m 2 v '2 . Kemudian, siswa juga tidak memahami dengan
konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak lenting sama sekali. Hal itu commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disebabkan karena siswa belajar sedikit, dan waktu yang digunakan untuk mengerjakan terlalu cepat. i.
Siswa dengan Nomor Absen 23 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. 1) Kesalahan Strategi Siswa tidak tepat dalam mengubah persamaan Δv Δv
1 4 dan Δv
3v 2
v2
v1 , menjadi
v1 . Hal itu disebabkan karena siswa bingung dengan
pekerjaannya sendiri, tidak mengetahui mengapa menulis Δv
Δv
3v 2
v1 . Siswa juga lupa dalam menuliskan konsep Δv
1 4 dan
Δv' .
2) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan, karena tergesa-gesa.
b) Siswa tidak menuliskan satuan gaya, karena tidak mengetahui jika satuan gaya adalah newton. 3) Kesalahan Konsep Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak memahami konsep gaya rata-rata dan menuliskan F
I t , karena
lupa, walaupun sebenarnya tahu. b) Siswa salah dengan konsep Δv
Δv' , karena masih bingung.
4) Kesalahan Hitung Siswa salah melakukan pindah ruas, karena siswa mengaku tidak bisa melakukan pindah ruas. j.
Siswa dengan Nomor Absen 24 Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai penyebabnya. commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Kesalahan Strategi Siswa mengubah persamaan
mp vp
ms v s
m p v 'p
mp vp
ms v s
m p v 'p
m s v s' menjadi
m s v s dan tidak melanjutkan pengerjaan soal. Hal itu
disebabkan karena siswa lupa rumusnya dan menuliskan rumus lain. 2) Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi: a)
Siswa tidak menuliskan satuan massa, tidak mengkonversikan massa ke kilogram, dan siswa juga salah dalam menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan m/s, karena siswa lupa.
b) Siswa menuliskan 8gr
0,08kg , karena siswa tidak mengetahui.
3) Kesalahan Konsep Siswa tidak memahami konsep tumbukan lenting sempurna, tetapi paham dengan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali. Siswa tidak menggunakan rumus
Δv ' Δv
1, tetapi menuliskan v '
v '2
v1' , karena lupa.
4) Kesalahan Hitung Siswa salah dalam melakukan operasi pengurangan (0-10=10) dan
2 10 5 pembagian 0,1
10 4 , karena lupa.
5) Kesalahan Tanda Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak ke kiri. Hal itu disebabkan karena siswa tidak membubuhkan tanda negatif untuk benda yang bergerak ke kiri, walaupun siswa mengetahui jika benda bergerak ke kiri itu negatif.
commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Pembahasan 1.
Jenis dan Penyebab Kesalahan
Dari hasil analisis observasi, analisis kesalahan siswa, dan wawancara, maka diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, sebagai berikut. a.
Kesalahan Strategi Kesalahan strategi dilakukan jika siswa memilih jalan yang tidak tepat
sehingga mengarah ke jawaban yang tidak tepat atau mengarah ke jalan buntu. Pada materi pokok momentum impuls, siswa pada umumnya tidak konsisten dalam melakukan permisalan pada bagian diketahui. Pada bagian diketahui misalnya, siswa menuliskan m peluru , m senapan , v senapan , m s , v p , dan seterusnya. Sedangkan ketika menjawab, siswa menggunakan permisalan m1 , v1 , m 2 , dan seterusnya sehingga mengakibatkan jawaban siswa salah. Selain itu, beberapa siswa langsung menuliskan rumus, tanpa menuliskan rumusan awal terlebih dahulu. Misalnya, ketika siswa akan mencari impuls (I
F Δt ), siswa langsung menuliskan I= F 0,1 . Beberapa siswa juga salah
dalam menggunakan rumus. Siswa tidak menggunakan konsep Δv mengerjakan soal, tetapi menggunakan konsep m A v 'A
m B v 'B
mA vA
Δv' dalam mBvB .
Siswa yang melakukan kesalahan strategi lebih disebabkan karena faktor kurang teliti, dan belum dapat membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika. b. Kesalahan Terjemahan Kesalahan terjemahan terjadi jika siswa tidak menuliskan atau tidak menuliskan dengan tepat apa yang diketahui dan ditanyakan. Selain itu, jika siswa tidak menuliskan besaran yang ada ke dalam simbol Fisika, tidak melakukan konversi satuan, tidak menuliskan atau salah menuliskan satuan. Pada materi momentum impuls, banyak sekali siswa yang melakukan kesalahan terjemahan. Banyak siswa yang masih bingung dalam menerapkan simbol Fisika untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Siswa juga banyak yang tidak menuliskan commit satuan toatau usersalah dalam menuliskan satuan,
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
misalnya untuk satuan kecepatan. Konversi satuan juga kadang dilupakan siswa dan beberapa siswa masih melakukan kesalahan dalam konversi satuan. Umumnya, kesalahan terjadi karena siswa kekurangan waktu, kurang teliti, lupa, bingung dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu. Selain itu, ada juga siswa yang lupa menuliskan satuan karena memang menjadi kebiasaan siswa tersebut sejak kelas X SMA. Walaupun begitu, siswa menganggap bahwa menulis satuan adalah penting. c.
Kesalahan Konsep Kesalahan konsep terjadi jika siswa tidak memahami konsep impuls dan
hukum kekekalan momentum, serta tidak memahami konsep tumbukan, baik tumbukan lenting sempurna, lenting sebagian dan tidak lenting sama sekali. Pada materi pokok Momentum dan Impuls banyak siswa yang masih salah dalam memahami konsep gaya rata-rata, konsep impuls, dan kesalahan dalam mengaplikasikan hukum kekekalan momentum pada soal. Misalnya, siswa tidak memahami
m p v 'p
m s v s'
rumusan 0 rumus
Δv ' Δv
bahwa
ketika
mp vp m p v 'p
ms vs
peluru
ditembakkan
oleh
senapan
berlaku
yang selanjutnya ditelaah sehingga menjadi
m s v s' . Kemudian, banyak siswa yang tidak menggunakan
1, tetapi menuliskan rumusan lain, misalnya v '
v '2
v1' .
Kesalahan konsep terjadi karena siswa belum memahami dan bahkan tidak tahu konsep-konsep yang terkandung dalam materi momentum impuls, akibat kurang belajar. Dalam pengerjaan, beberapa siswa mengaku tergesa-gesa, grogi, lupa dan gugup karena takut pada guru pengawas. d. Kesalahan Hitung Kesalahan hitung terjadi jika siswa salah dalam melakukan operasi perhitungan, pindah ruas dan memasukkan angka ke dalam persamaan. Pada materi pokok Momentum dan Impuls, banyak siswa yang salah dalam melakukan perhitungan, terutama dalam perkalian dan pembagian. Kemudian, akibat dari tidak konsisten dalam menggunakan permisalan, siswa salah dalam memasukkan angka. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa melakukan operasi pindah ruas. commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kesalahan hitung diakibatkan karena siswa kurang teliti, bingung dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, karena kekurangan waktu. Sedangkan beberapa siswa mengaku tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik. e.
Kesalahan Tanda Kesalahan tanda terjadi jika siswa melakukan kesalahan dan tidak
konsisten dalam menentukan tanda. Pada materi pokok Momentum dan Impuls jika benda bergerak ke kanan (+) dan bergerak ke kiri (-). Umumnya, siswa menuliskan bahwa arah gerak benda baik ke kanan atau ke kiri, diberi tanda yang sama. Jika benda A bergerak ke kanan, siswa menuliskan tanda (+), begitu juga untuk benda B yang bergerak ke kiri, siswa tetap menuliskan tanda (+). Dalam hal ini, sebenarnya banyak siswa yang tahu kalau benda ke kanan bertanda (+) sedangkan ke kiri (–) (berlawanan dengan gerak benda yang lain), tetapi banyak siswa yang mengaku lupa dan tidak teliti. 2. Cara Mengatasi Kesalahan Berdasarkan jenis kesalahan dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengerjaan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, maka dapat dikemukakan beberapa cara untuk mengatasi penyebab kesalahan siswa, di antaranya sebagai berikut: 1.
Bagi guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang tepat pada proses belajar mengajar, untuk meningkatkan perhatian siswa pada materi, dan sebagai lahan memotivasi siswa dalam belajar Fisika.
2.
Bagi guru diharapkan menekankan konsep-konsep dasar yang harus dikuasai siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls, di antaranya mengenai Hukum II Newton, Hukum III Newton, Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
3.
Bagi guru, diharapkan lebih teliti dalam mengkoreksi jawaban siswa ketika mengerjakan latihan soal-soal, baik pada bagian diketahui, ditanyakan, dan proses pengerjaannya.
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Bagi guru diharapkan lebih menekankan pentingnya mengerjakan banyak latihan soal dan memperhatikan penggunaan satuan dengan benar kepada siswa.
5.
Bagi guru diharapkan memberikan latihan soal secara berulang, dengan tipe soal yang hampir sama, sehingga siswa benar-benar menguasai konsep yang terkandung dalam soal.
6.
Bagi guru Fisika diharapkan bekerjasama dengan guru Matematika, untuk menekankan dasar matematis, misalnya mengenai perkalian, pembagian dan melakukan pindah ruas.
7.
Bagi siswa diharapkan meningkatkan konsentrasi belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
8.
Bagi siswa diharapkan memahami konsep-konsep yang ada dan konsisten dalam penggunaan simbol-simbol Fisika.
9.
Bagi siswa diharapkan lebih giat mengerjakan soal-soal, dan tidak segan untuk bertanya kepada guru jika tidak bisa.
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan di dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi pokok Momentum dan Impuls adalah:
2.
a.
Kesalahan strategi, sebanyak 36%.
b.
Kesalahan terjemahan, sebanyak 84%.
c.
Kesalahan konsep, sebanyak 68%.
d.
Kesalahan hitung, sebanyak 60%.
e.
Kesalahan tanda, sebanyak 48%.
Penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi pokok Momentum dan Impuls adalah: a.
Kesalahan strategi yaitu kesalahan siswa dalam memilih jalan yang tidak tepat sehingga mengarah ke jawaban yang tidak tepat atau mengarah ke jalan buntu, yang disebabkan karena siswa kurang teliti, dan belum dapat membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika.
b.
Kesalahan terjemahan yaitu kesalahan siswa dalam menterjemahkan simbol-simbol Fisika dan maksud soal, yang disebabkan karena siswa kekurangan waktu, kurang teliti, lupa, bingung dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu.
c.
Kesalahan konsep yaitu kesalahan siswa karena tidak memahami konsep pada materi pokok Momentum dan Impuls, yang disebabkan karena siswa belum memahami dan bahkan tidak tahu konsep-konsep yang terkandung dalam materi pokok Momentum dan Impuls, akibat kurang belajar.
d.
Kesalahan hitung yaitu kesalahan siswa dalam melakukan operasi perhitungan, yang disebabkan karena siswa kurang teliti, bingung dan commit to user 85
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, karena kekurangan waktu, bahkan beberapa siswa tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik. e.
Kesalahan tanda yaitu kesalahan siswa dalam menerapkan tanda (+) dan (-), yang disebabkan karena siswa lupa dan tidak teliti.
3.
Cara mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls adalah: a.
Bagi guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang tepat pada proses belajar mengajar, untuk meningkatkan perhatian siswa pada materi, dan sebagai lahan memotivasi siswa dalam belajar Fisika.
b.
Bagi guru diharapkan menekankan konsep-konsep dasar yang harus dikuasai siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls, di antaranya mengenai Hukum II Newton, Hukum III Newton, Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
c.
Bagi guru, diharapkan lebih teliti dalam mengkoreksi jawaban siswa ketika mengerjakan latihan soal-soal, baik pada bagian diketahui, ditanyakan, dan proses pengerjaannya.
d.
Bagi guru diharapkan lebih menekankan pentingnya mengerjakan banyak latihan soal dan memperhatikan penggunaan satuan dengan benar kepada siswa.
e.
Bagi guru diharapkan memberikan latihan soal secara berulang, dengan tipe soal yang hampir sama, sehingga siswa benar-benar menguasai konsep yang terkandung dalam soal.
f.
Bagi guru Fisika diharapkan bekerjasama dengan guru Matematika, untuk menekankan dasar matematis, misalnya mengenai perkalian, pembagian dan melakukan pindah ruas.
g.
Bagi siswa diharapkan meningkatkan konsentrasi belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
h.
Bagi siswa diharapkan memahami konsep-konsep yang ada dan konsisten dalam penggunaan simbol-simbol Fisika.
i.
Bagi siswa diharapkan lebih giat mengerjakan soal-soal, dan tidak segan commit to user untuk bertanya kepada guru jika tidak bisa.
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi Setelah dilakukan penelitian tentang kesalahan siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls, maka implikasi dari penelitian adalah: 1.
Penelitian dapat digunakan guru sebagai lahan informasi mengenai kesalahan dan penyebab kesalahan siswa, dalam mengerjakan soal Momentum dan Impuls sehingga diharapkan guru dapat mengantisipasi dan mampu mengurangi terjadinya kesalahan.
2.
Penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan semua siswa dapat terlibat secara aktif.
3.
Penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi pada penelitian sejenis.
C. Saran Berdasarkan hasil analisis data, maka saran yang dapat dikemukakan adalah: 1.
Guru
a.
Hendaknya menerapkan metode pembelajaran yang lebih menarik sehingga semua siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b.
Hendaknya berusaha untuk memperhatikan semua siswa, baik yang duduk di depan atau di belakang.
c.
Hendaknya lebih menekankan konsep dasar pada materi pokok Momentum dan Impuls.
d.
Hendaknya mengingatkan siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal.
e.
Hendaknya memberikan banyak latihan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls untuk siswa.
f.
Hendaknya selalu memberikan motivasi siswa agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Fisika. commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Siswa
a.
Hendaknya lebih berkonsentrasi dalam memperhatikan penjelasan guru dan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Hendaknya lebih memperhatikan konsep dasar yang terdapat pada materi pokok Momentum dan Impuls. c.
Hendaknya banyak berlatih mengerjakan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
d. Hendaknya selalu memperhatikan satuan, dan teliti dalam perhitungan. 3.
Peneliti
a.
Hendaknya peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis, tidak hanya menganalisis soal pekerjaan rumah dan ulangan harian saja, tetapi meneliti semua soal yang dikerjakan siswa di papan tulis.
b. Hendaknya melakukan penelitian sejenis untuk semua materi Fisika, sehingga dapat teridentifikasi kesalahan yang dilakukan siswa.
commit to user