ProsedingSeminarNasionalFisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale SawalaKampusUniversitasPadjadjaran, Jatinangor
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI PEMUAIAN PADA SISWA KELAS VII SMP ICHTIAR RIZKI ERIANTI* Prodi Fisika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya Jl. Scientia Boulevard Blok U/7, Gading Serpong, Tangerang 15810 Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis kesalahan siswa, mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan dan mengetahui cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi Pemuaian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus deskriptif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 21 siswa kelas VII di salah satu SMP di Kota Tangerang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, tes, dan wawancara. Validitas data pada penelitian kualitatif ini menggunakan triangulasi data. Analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) Jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pemuaian adalah kesalahan dalam penulisan lambang besaran, kesalahan dalam penulisan lambang satuan, kesalahan dalam menggunakan data, kesalahan hitung, kesalahan dalam penulisan persamaan matematis fisika, dan kesalahan strategi. (2) Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa adalah siswa tidak memahami materi yang sudah disampaikan oleh guru, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan ketika ada materi yang kurang dipahami, siswa lupa, siswa tidak memahami simbol Fisika dari data yang disebutkan pada soal, siswa tidak mengerti maksud soal, siswa kurang teliti dalam membaca dan memahami maksud soal, siswa kurang belajar, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa kurang latihan soal, dan kurangnya waktu dalam mengerjakan soal. (3) Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi Pemuaian adalah: (a) guru memberikan motivasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa menyukai pelajaran Fisika, guru dapat menggunakan animasi fisika mengenai materi pemuaian, guru memberikan latihan variasi soal pemuaian sehingga siswa menjadi lebih terampil, guru mata pelajaran Fisika dapat bekerja sama dengan guru mata pelajaran matematika untuk lebih menguatkan dalam berhitung dan menyelesaiakan persamaan matematis; (b) Bagi siswa hendaknya dapat lebih aktif lagi bertanya ketika pembelajaran sedang berlangsung dan rajin menyelesaikan berbagai variasi soal pemuaian sehingga bisa menjadi lebih terampil. Kata kunci : Analisis kesalahan, menyelesaikan soal, pemuaian Abstract. The objectives of this study are analyze the types of students errors, get know the cause of the students makes errors and get know how to do to overcome the errors of students in solving the questions in learning of Expansion. The method of the study is descriptive case study. The sample used in this study were 21 students of class VII at one Junior High School in Tangerang. The technique of data collecting teechniques by using the method of observation, test, and interviews. The validity of the data in this qualitative study used data triangulation. Analysis of the data through the stages of data reduction, data presentation, and conclusion. Based on the results of data analysis and discussion can be concluded: ( 1 ) The types of errors that is often made students in solving the question in Learning of Expansion are error in writing the symbol of magnitude, errors in writing the symbol of the unit, the error in using the data, error in calculation, error in writing a mathematical equation physics, and errors in using strategies. (2) The cause of the mistakes made by the students is that students do not understand the material that has been presented by the teacher , the students do not dare to ask questions when there are materials that are poorly understood, students forget about the lesson, students do not understand the symbols of Physics of the data *
email :
[email protected] FP-109
FP-110
Ichtiar Rizki Erianti
mentioned in the question, the students did not understand matter in the questions, less conscientious students in reading and understanding the intentions matter, students learn less, students pay less attention to the explanation of the teacher, students are less exercises, and lack of time to work on the problems. (3) The way how to do to overcome the mistakes of students in in solving the question in Learning of Expansion are: (a) the teacher gives motivation in learning activities so that students like physics, teachers can use animation physics when teaching the lesson of expansion, teachers provide practice variation about expansion so students become more skilled, teacher of physics can collaborate with teachers of mathematics courses to further streng then the counting and resolving mathematical equations; (b) For students should be more active again asked when the learning is on going and diligent about completing a wide variety of expansion so that it can become more skilled . Keywords : error analysis, solving the question, Expansion
1. Pendahuluan Fisika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada bendabenda di alam, memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia. Sepanjang peradaban manusia, prinsip dan konsep fisika tidak pernah dilupakan karena peranannya sebagai salah satu aspek penting dalam kecakapan hidup, banyak diperlukan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, bahwa pada tingkat SMA/MA, pelajaran Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus, yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Mengingat peranannya yang sangat penting, kemampuan memahami konsep fisika yang benar harus dapat dimiliki oleh setiap siswa. Namun, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sering mengalami miskonsepsi dalam mata pelajaran fisika yang mengakibatkan siswa sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal fisika yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Hendarman (2012: 10) mengungkapkan hasil partisipasi Indonesia dalam TIMSS menunjukkan bahwa peserta didik Indonesia termasuk dalam kelompok capaian rendah (low achiever) baik dalam Sains maupun Matematika khususnya apabila dikaitkan dengan tiga elemen utama dari instrument TIMSS yaitu pengetahuan (knowing), terapan (applying), dan bernalar (reasoning). Menurut Sutrisno (2009: 14), meskipun kurikulum di Indonesia mengalami perubahan-perubahan, tetapi esensi pelajaran Fisika tetap bertahan. Namun kenyataannya, sering dijumpai siswa SMA mengeluh kesulitan belajar Fisika sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal-soal. Selain itu, dalam makalah seminar yang disampaikan Hamidah (2006, 3) diungkapkan bahwa kebanyakan dari siswa atau mahasiswa menganggap bahwa Fisika adalah suatu ilmu yang sulit dimengerti dan memerlukan banyak energi dan
Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Pemuaian pada Siswa Kelas ....
FP-111
waktu untuk memahaminya. Penyebab kesulitan belajar Fisika antara lain adanya perbedaan dalam penyajian pelajaran Fisika dalam waktu yang sama, seperti praktikum, rumus dan perhitungan, grafik dan konsep. Materi pemuaian adalah salah satu materi Fisika yang diajarkan di jenjang SMP. Pemahaman konsep yang benar dan menyeluruh mengenai materi pemuaian harus dapat dikuasai oleh siswa untuk dapat menyelesaikan soal-soal pemuaian dengan tepat. Pada umumnya, di dalam materi pemuaian terdapat beberapa persamaan dengan menggunakan banyak simbol yang hampir sama, sehingga siswa sering mengalami kesalahan dalam penggunaannya. Selain itu, materi pemuaian merupakan materi yang sangat abstrak yang membuat siswa sulit untuk membayangkannya. Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di salah satu SMP yang ada di Kota Tangerang menunjukkan bahwa hasil kognitif yang diperoleh siswa kelas VII SMP masih cukup rendah. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan adanya miskonsepsi siswa pada materi pemuaian, sehingga siswa cenderung melakukan kesalahan-kesalahan pada saat menyelesaikan soal Fisika pada materi pemuaian. Menurut Nana Sudjana (2009: 156) salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan dapat dilakukan melalui pemanfaatan data hasil evaluasi. Hasil evaluasi besar sekali manfaatnya bila dikaji dan digunakan untuk upaya perbaikan proses belajar mengajar. Kajian hasil evaluasi dapat memberikan gambaran tentang hasil belajar yang dicapai siswa setelah ia menempuh proses belajar mengajar. Evaluasi sangat diperlukan untuk dapat mengetahui keberhasilan belajar siswa dan bentuk-bentuk kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa. Kesalahan yang ada selanjutnya dikaji dan diteliti sehingga akan teridentifikasi sumber kesalahan siswa, untuk dicarikan strategi pemecahannya. Berdasarkan rendahnya pemahaman siswa pada pelajaran Fisika ditinjau dari hasil survei di TIMSS dan beberapa penelitian terhadap pencapaian kognitif siswa yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu serta berbagai permasalahan yang sudah dipaparkan pada penjelasan sebelumnya, perlu diadakannya suatu evaluasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika. Salah satu bentuk evaluasi yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisis kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian terhadap pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal Fisika pada materi pemuaian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis jenis kesalahan siswa, mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan dan mengetahui cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi Pemuaian. 2. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian studi kasus deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi, dan wawancara. Pada penelitian ini teknik tes merupakan teknik utama yang digunakan dalam mengumpulkan data, sedangkan teknik observasi dan wawancara digunakan sebagai pelengkap yang digunakan sebagai
FP-112
Ichtiar Rizki Erianti
pembanding dalam proses triangulasi data. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 21 siswa kelas VII di salah satu SMP di Kota Tangerang. Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman, yaitu model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya. 3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa pada hasil kognitif siswa berdasarkan tes yang telah dilakukan menunjukkan adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga mempengaruhi nilai yang diperoleh. Adapun persentase kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 1. Persentase Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Fisika pada Materi Pemuaian Jenis Kesalahan Kesalahan dalam penulisan lambang besaran Kesalahan dalam penulisan lambang satuan Kesalahan dalam menggunakan data Kesalahan hitung
Persentase 49 % 61 % 49 % 50 %
Kesalahan dalam penulisan persamaan matematis fisika
67 %
Kesalahan strategi
43 %
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa beberapa jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pemuaian mempunyai nilai persentase yang cukup tinggi, yaitu dalam rentang 4367%. Untuk menghindari subjektivitas peneliti mengenai jenis kesalahan dan penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi pemuaian, maka dilakukan triangulasi data dan triangulasi metode melalui pertimbangan dari data tes, observasi, dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, baik terhadap siswa ataupun guru Fisika diperoleh informasi faktor-faktor penyebab kesalahankesalahan yang terjadi adalah sebagai berikut. 1. Kesalahan dalam penulisan lambang besaran Siswa seringkali terbalik bahkan salah dalam penulisan lambang besaran, seperti penulisan besaran luas dengan lambang L karena siswa mengambil nama depan dari besaran yang digunakan. Selain itu, siswa sering salah menuliskan lambang koefisien muai panjang (α), muai luas (β), dan muai volume (γ). Siswa banyak menuliskan lambang alfa (α) dengan huruf a kecil, lambang beta (β) dengan huruf b besar, dan lambang gama (γ) dengan huruf y kecil. Selain itu, terkadang siswa sering tertukar dalam menggunakan koefisien muai volume pada zat padat, cair, dan gas karena memiliki lambang yang sama, yaitu gama (γ). Faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam
Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Pemuaian pada Siswa Kelas ....
FP-113
penulisan lambang besaran adalah siswa lupa dengan lambang besaranbesaran yang digunakan dalam materi pemuaian dan siswa tidak memahami simbol Fisika dari data yang disebutkan pada soal. 2. Kesalahan dalam penulisan lambang satuan Pada umumnya siswa masih salah dalam menuliskan satuan dari besaran yang digunakan. Beberapa siswa masih belum mengetahui satuan internasional (SI) dan mengkonversi satuan biasa ke satuan internasional (SI) dari besaran yang sedang digunakan. Beberapa siswa sering tertukar dalam menuliskan satuan internasional (SI) dari besaran yang sedang digunakan. Beberapa siswa lainnya menuliskan satuan dengan huruf awal dari besaran yang sedang digunakan, seperti satuan panjang adalah p, luas adalah l, volume adalah v. Faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam penulisan lambang penulisan lambang satuan adalah siswa lupa dengan penulisan lambang satuan dari besaran-besaran yang digunakan dalam materi pemuaian dan siswa tidak memahami cara mengkonversi satuan dalam bentuk satuan internasional (SI). 3. Kesalahan dalam menggunakan data Kebanyakan siswa masih belum memahami besaran yang ada dalam persamaan yang ada pada materi pemuaian, sehingga siswa sering salah dalam memasukkan data sebagai besaran yang ada di dalam persamaan. Faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam menggunakan data adalah siswa lupa dan tidak memahami besaran dari data yang disebutkan pada soal dan siswa kurang teliti dalam membaca dan memahami maksud soal sehingga salah ketika memasukkan data ke dalam persamaan pada materi pemuaian. 4. Kesalahan hitung Sebagian besar siswa kurang teliti dalam mengerjakan perhitungan, baik berupa operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Selain itu, siswa juga banyak mengalami kesalahan saat melakukan operasi pada bilangan desimal. Faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam menggunakan data adalah siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan pada operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian khususnya pada bilangan desimal. Siswa juga masih keliru dalam menentukan operasi perhitungan yang harus dilakukan terlebih dahulu pada operasi campuran. 5. Kesalahan dalam penulisan persamaan matematis fisika Sebagian siswa masih salah dalam menuliskan persamaan matematis seperti yang ada pada persamaan pemuaian. Kebanyakan siswa salah dalam menyelesaikan operasi hitung yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu sehingga persamaan menjadi semakin rumit, seperti pada persamaan, beberapa siswa salah dalam menyelesaikan nilai besaran yang harusnya lebih dahulu diselesaikan. Faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam penulisan persamaan matematis fisika adalah siswa lupa dengan lambang besaranbesaran yang digunakan dalam materi pemuaian dan siswa tidak memahami simbol Fisika dari data yang disebutkan pada soal, sehingga salah dalam memasukkan besaran ke dalam persamaan.
FP-114
Ichtiar Rizki Erianti
6. Kesalahan strategi Pemahaman konsep siswa pada materi pemuaian sangatlah mempengaruhi siswa dalam menyelesaikan soal pemuaian. Kebanyakan siswa salah memilih strategi dalam penyelesaian soal, seperti besaran yang harus dicari terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan persamaan yang ada, misalnya pada soal yang menanyakan besar perubahan luas (ΔA) diberikan nilai koefisien muai panjang (α). Seharusnya siswa menentukan besar koefisien muai luas (β) dari nilai α, tetapi kebanyakan siswa masih salah dalam menentukannya. Selain itu, siswa masih bingung apabila soal yang diberikan merupakan soal variasi yang berbeda dari contoh soal yang telah diberikan. Faktor penyebab terjadinya kesalahan strategi adalah tidak memahami materi pemuaian yang sudah disampaikan oleh guru karena siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan ketika ada materi yang kurang dipahami, siswa tidak mengerti maksud soal, siswa kurang latihan soal, dan kurangnya waktu yang diberikan pada siswa dalam mengerjakan soal. Berdasarkan jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal Fisika materi Pemuaian, maka dapat dikemukakan beberapa cara untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut, yaiyu sebagai berikut: 1. Guru memberikan motivasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa menyukai pelajaran Fisika, guru dapat menggunakan animasi fisika mengenai materi pemuaian, guru memberikan latihan variasi soal pemuaian sehingga siswa menjadi lebih terampil, guru mata pelajaran Fisika dapat bekerja sama dengan guru mata pelajaran matematika untuk lebih menguatkan dalam berhitung dan menyelesaiakan persamaan matematis; 2. Bagi siswa hendaknya dapat lebih aktif lagi bertanya ketika pembelajaran sedang berlangsung dan rajin menyelesaikan berbagai variasi soal pemuaian sehingga bisa menjadi lebih terampil. 4. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan: 1. Jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pemuaian adalah kesalahan dalam penulisan lambang besaran (49%), kesalahan dalam penulisan lambang satuan (61%), kesalahan dalam menggunakan data (49%), kesalahan hitung (50%), kesalahan dalam penulisan persamaan matematis fisika (67%), dan kesalahan strategi (43%). 2. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa adalah siswa tidak memahami materi yang sudah disampaikan oleh guru, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan ketika ada materi yang kurang dipahami, siswa lupa, siswa tidak memahami simbol Fisika dari data yang disebutkan pada soal, siswa tidak mengerti maksud soal, siswa kurang teliti dalam membaca dan memahami maksud soal, siswa kurang belajar, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa kurang latihan soal, dan kurangnya waktu dalam mengerjakan soal. 3. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi Pemuaian adalah: a) guru memberikan motivasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa menyukai pelajaran Fisika, guru dapat menggunakan animasi fisika
Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Pemuaian pada Siswa Kelas ....
FP-115
mengenai materi pemuaian, guru memberikan latihan variasi soal pemuaian sehingga siswa menjadi lebih terampil, guru mata pelajaran Fisika dapat bekerja sama dengan guru mata pelajaran matematika untuk lebih menguatkan dalam berhitung dan menyelesaiakan persamaan matematis; b) Bagi siswa hendaknya dapat lebih aktif lagi bertanya ketika pembelajaran sedang berlangsung dan rajin menyelesaikan berbagai variasi soal pemuaian sehingga bisa menjadi lebih terampil. Ucapan terima kasih Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Murni, M.Pd. selaku dosen pembimbing dalam penelitian ini. Terima kasih kami haturkan kepada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya yang telah menaungi penulis selama proses belajar dan khususnya pihak kampus yang telah memberikan izin kepada peneliti agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selanjutnya, kami ucapkan terima kasih kepada SMP Negeri 19 Kota tangerang yang telah memberikan kesempatan baik waktu dan tempat melakukan penelitian dan tak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada siswa yang berkenan untuk menjadi objek penelitian dan guru yang membantu memfasilitasi penelitian ini. Tanpa kerja sama yang baik dari semua pihak, penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik. Daftar Pustaka 1. Fakhruddin dan Oktaviani, Nur. (2009). Hasil Belajar Kognitif FisikaSiswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Pada Materi Pokok Kinematika di Kelas XI IPA MAN I Pekanbaru. Jurnal Geliga Sains 3 (1), 10-16, 2009. 2. Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., dan Hyun, H. H. (2012). How To Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Companies. 3. Hamidah, I. (2006). Pendidikan Sain-Fisika di Masa Kini dan Implikasinya dalam Menghadapi Tantangan Abad 21. Diperoleh 10 Oktober 2015, dari http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/19680 9261993032IDA_HAMIDAH/SEMINAR-PAPER/Seminar-Sains2006.pdf. 4. Hendarman. (2012). Penggunaan Bahasa Inggris pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Diperoleh 10 Oktober 2015, dari http://sippendidikan.org/file_upload/6.%20Bhs%20Inggris-%20RSBIHendarman.pdf . 5. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Malang: Remaja Rosda Karya. 6. Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 7. Sutrisno, W. (2009). Penumbuhan Sikap-sikap Positif melalui Pembelajaran Fisika. Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah. Vol. 1 No. 1 Februari 2009. Diperoleh 8 Oktober 2015, dari http://ijp.fi.itb.ac.id/index.php/JPFSM/article/viewFile/234/233. 8. Sulistyorini, Ayu Karina, dkk. (2013). Analisis Pencapaian Kompetensi Kognitif Tingkatan Aplikasi (C3) dan Analisis (C4) dalam Pembelajaran Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Program RSBI. Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol. 1 No.1 halaman 19.