Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
PROFIL KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI TK KARTIKA SILIWANGI 39 (STUDI KASUS DI TK KARTIKA SILIWANGI 39) Izzatiddienillah Lily Barlia1 Andika Arisetyawan2 Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia e_mail:
[email protected] ABSTRAK Anak usia dini adalah anak usia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Hakikat anak usia dini adalah individu yang kreatif, unik, rasa ingin tahunya yang kuat, imajinasi nya tinggi, anak usia dini memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek bahasa, kognitif, sosial-emosional, kreativitas yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang di lalui oleh anak tersebut.Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui profil kedisiplinan anak usia dini di TK Kartika Siliwangi 39, mengetahui cara guru menerapkan disiplin kepada anak-anak TK Kartika Siliwangi 39, dan mengetahui kedisiplinana apa saja yang ada disekolah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Metode studi kasus yang subjek penelitiannya adalah anak-anak TK Kartika Siliwangi 39 yang lebih di fokuskan kepada 3 orang anak, 2 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki. Analisis data yang dilakukan adalah mereduksi data atau memilih data yang yang menarik, penting, berguna dan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam penelitian. Analisis data selanjutnya yaitu menyajikan dan membuat kesimpulan atas data yang di temukan. Tekhnik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kesimpulan penelitian ini adalah kedisiplinan yang ada di TK Kartika siliwangi 39 adalah kedisiplinan waktu seperti harus datang tepat waktu ketika ke sekolah, menaati semua aturan sekolah, baris-berbaris yang rapih sebelum masuk kelas, menyimpan kembali mainan yang sudah di pakai, membuang sampah pada tempatnya dll. Adapun cara yang dilakukan oleh guru kepada anak-anak untuk menerapkan disiplin adalah membuat aturan main atau aturan sebelum melakukan kegiatan, dan aturan yang sudah dibuatpun harus dilakukan dengan konsisten.
Kata Kunci : Anak Usia Dini, Profil Kedisiplinan Anak Usia Dini 1
Dosen Pembimbing
2
Dosen Pembimbing
Izzatiddienillah, Lily Barlia, Andika Arisetyawan. Profil Kedisiplinan Anak Usia Dini Di Tk Kartika Siliwangi 39.
PROFILE OF DISCIPLINE IN Early Childhood Kindergarten KARTIKA SILIWANGI 39 (CASE STUDY IN TK KARTIKA SILIWANGI 39) Izzatiddienillah Lily Barlia1 Andika Arisetyawan2 Teacher Education Program Early Childhood Education , Regional Campus Serang , Indonesian education university e_mail:
[email protected]
Early childhood is children aged 0-8 years who are in a stage of growth and development. The nature of early childhood are individuals who are creative, unique , curiosity strong , imagination is high , early childhood has a pattern of growth and development in aspects of language , cognitive, social - emotional , creativity specifically in accordance with the stages being in through by the child. The research objective to be achieved is to determine the profile of early childhood discipline in TK Kartika Siliwangi 39 , knowing how to discipline teachers for kindergarten children Kartika Siliwangi 39 , and kedisiplinana know what there is to the school . This study used a qualitative approach with case study method of research is the subject of kindergarten children Kartika Siliwangi 39 which is more in focus to 3 children, 2 girls and 1 boy . Data analysis is to reduce the data or selected data that are interesting, important , useful and in accordance with what is needed in research . Further data analysis that is present and make conclusions on data found. Data collection techniques using observation , interviews , and documentation . The conclusion of this study is the discipline that is in kindergarten Kartika Siliwangi 39 is a time discipline like having to come in time for the school , obey all school rules , marching smartly before entering the classroom , put away toys that are already in use , dispose of waste in place etc. As for how that is done by the teacher to the children of discipline is to make the rules or the rules before doing activities and rules that are dibuatpun should be done consistently . Keywords : Childhood , Early Childhood Discipline Profile
1
Dosen Pembimbing
2
Dosen Pembimbing
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan awal bagi seorang anak dengan tujuan untuk membantu mengembangkan aspek-aspek pada anak. dan salah satu aspek yang sangat penting dalam sebuah pembelajaran adalah aspek moral yaitu kedisiplinan. Disiplin sering terdengar pada kehidupan sehari-hari. menurut kamus besar bahasa indonesia disiplin mempunyai tiga arti yaitu tata tertib, ketaatan dan bidang study. Kedisiplinan anak merupakan proses yang harus selalu di ajarkan kepada anak-anak oleh orangtua maupun guru di sekolah. Menurut Dwi Prasti (2005 : 108) disiplin juga dapat dimaknai sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian prilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan kesetiaan, dan keterkaitan individu terhadap suatu peraturan tata tertib. Menerapkan kedisiplinan pada kehidupan sehari-hari anak, kita harus memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk di berikan kepada anak-anak, maka cara untuk menerapkan kedisiplinan kepada anak harus mempunyai komitmen yang kuat terutama orang tua ketika di rumah dan guru ketika anak berada disekolah. Oleh karena itu membentuk kedisiplinan kepada anak harus terus menerus dilakukan agar menjadi pembiasaan kepada anak agar anak menjadi disiplin. Ada dua bentuk kedisiplinan yaitu disiplin dengan paksaan dan disiplin tanpa paksaan. Disiplin dengan paksaan adalah mendisiplinkan secara paksa, anak harus mengikuti aturan yang telah di tetapkan. Apabila anak tidak mengikuti atau melanggar aturan yang
sudah di tetapkan oleh bersama maka anak akan di berikan sanksi ataupun hukuman. Sedangkan disiplin tanpa paksaan adalah disiplin dengan membiarkan anak mencari batasan sendiri. dengan kata lain disiplin tanpa paksaan adalah memberikan kebebasan kepada anak tanpa harus mengikuti peraturan yang sudah di tetapkan. Disiplin bagi anak didik adalah supaya mengembangkan prilaku anak didik untuk berprilaku yang sesuai dengan norma dan aturan yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan unsurnya-unsurnya. Menurut Hurlock (dalam Bahuwa 2014 : 6) berpendapat ada 4 unsur kedisiplinan yaitu: hukuman, peraturan, pengahargaan, dan sanksi. a) hukuman; tujuan jangka pendek dari hukuman adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah dan tujuan jangka panjang nya dari menjatuhhkan hukuman adalah untuk mengajarkan dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku mereka yang salah. Hukuman merupakan salah satu unsur kedisiplinan yang dapat di gunakan untuk membuat anak menjad disiplin. Unsur selanjutnya menurut Hurlock adalah peraturan; peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku, dimana pola tersebut ditetapkan oleh orang tua, guru, atau teman bermain. Tujuan dari peraturan adalah untuk memberikan bekal kepada anak dengan pedoman prilaku yang disetujui dalam sistem tertentu. Peraturan mempunyai fungsi untuk membantu mengekang prilaku yang tidak diinginkan. Untuk
Izzatiddienillah, Lily Barlia, Andika Arisetyawan. Profil Kedisiplinan Anak Usia Dini Di Tk Kartika Siliwangi 39. membuat peraturan haruslah dapat di mengerti, diingat, dan dapat diterima oleh semua anak. anak kecil membutuhkan lebih banyak peraturan dari pada anak yang lebih besar, sebab menjelang remaja, anak dianggap telah belajar apa yang diharapkan dari kelompok sosial mereka. Unsur yang ketiga adalah penghargaan; penghargaan yang diberikan tidak perlu berbentuk materi ataupun barang tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, atau tepukan di punggung kepada anak, dan anak akan merasa cukup senang dengan di berikannya penghargaan seperti itu. Penghargaan juga bisa menjadi motivasi terhadap anak untuk mengulangi apa yang telah dilakukan oleh anak. bentuk penghargaan yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan anak. unsur keempat yaitu konsistensi, seorang guru ataupun orang tua harus konsistensi terhadap aturan-aturan yang sudah dibuat, dan agar anak tidak merasa bingung terhadap kedisiplinan yang mereka lakukan. Dalam menerapkan disiplin kepada anak orang tua maupun guru harus memakai metode atau cara yang dapat menambah motivasi anak untuk berprilaku baik. Bentuk-bentuk kedisiplinan yang ada di sekolah khususnya sekolah TK adalah tidak terlambat datang kesekolah, bagi anak TK jam berapa datang ke sekolah harus di atur oleh orang tuanya dan harus juga diingatkan oleh guru, hal ini dimaksudkan agar anak-anak menjadi terbiasa disiplin terhadap waktu datang ke sekolah yang sudah di tetakan dalam aturan sekolah. Bentuk kedisiplinan selanjutnya yang biasa selalu ada di
sekolah TK adalah berbaris ketika sebelum masuk ke dalam kelas, tujuan dari bentuk kedisiplinan ini adalah agar anak terbiasa berbaris dengan rapih dan agar anak menjadi terbiasa teratur ketika mau masuk ke dalam kelas. Dan bentuk kedisiplinan yang terakhir adalah tertib ketika berada di dalam kelas, tujuan dari bentuk kedisiplinan ini adalah agar anak terbiasa rapih ketika berada di dalam kelas dan membiasakan anak agar tidak lari-larian ketika berada di dalam kelas dan tidak mengganggu temannya saat belajar. Menurut Forster (dalam Koesoema, 2007 : 233), disiplin sekolah merupakan keseluruhan ukuran bagi tindakan-tindakan yang menjamin kondisi-kondisi moral yang di perlukan sehingga proses pendidikan berjalan lancar dan tidak terganggu. Kedisiplinan sangat penting bagi pendidikan karakter dan menjadi inspirasi baru bagi kinerja sekolah. Melalui penerapan kedisiplinan, sekolah tidak sekedar mengembangkan kemampuan intelektual para siswa, melainkan memberikan sumbangan dasar bagi persiapan moral anak didiknya dalam kehidupan. Seperti yang telah di kemukakan oleh Komensky (dalam Koesoema, 2007 : 235) menggambarkan pentingnya kedisiplinan di sekolah, seperti hal nya air tanpa aliran air kincir, air itu pun tidak akan berputar. Demikian juga dengan tidak adanya kesiplinan disekolah akan membuat pendidikan menjadi macet, tidak berjalan semestinya. Berdasarkan dari uraian-uraian tersebut maka dilaksanakan penelitian tentang profil kedisiplinan anak usia dini di TK Kartika Siliwangi 39. Dengan tujuan untuk mengetahui kedisiplinan yang ada di
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 sekolah tersebut dan mengetahui cara guru dalam mendisiplinkan anak.
METODE Pendekatan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang di hasilkan dari sebuah data yang di kumpulkan berupa kata-kata tertulis. Seperti yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong (1989), Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat di amati. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu merupakan pengujian secara rinci terhadap suatu latar, suatu subyek, satu tempat penyimpanan , atau satu peristiwa tertentu. Studi kasus adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan (Sugiyono, 2013 hal 25). Dalam penelitian ini studi kasus dititik beratkan terhadap profil kedisiplinan Anak usia dini pada anak di TK Kartika Siliwangi 39. Dalam penelitian kualitatif ini, pengumpulan data dilakukan pada kondisi
yang alamiah sumber data primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan teknik pengumpul data lebih banyak pada observasi, wawancara dan dokumentasi. Tekhnik penelitian pertama yaitu observasi; Observasi di lakukan pada guru dan dan anak kelompok B TK Kartika Siliwangi 39 yang lebih di fokuskan ke 3 orang anak. Tekhnik penelitian kedua yaitu wawancara; peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah,guru dan anak-anak kelompok B TK Kartika Siliwangi 39. Dan tekhnik penelitian ketiga adalah dokumenrtasi; dokumentasi dilakukan ketika pembelajaran sedang berlangsung. Setelah semua data terkumpul maka di lanjutkan dengan menganalisis data. Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan cara sebagai berikut : a) Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu di catat secara teliti dan rinci, karena makin lama peneliti dilapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Menurut Bogdan dalam Sugiono (2013 hal 232) Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna dan baru. b) penyajian data; Setelah mereduksi data maka peneliti akan membuang data yang tidak perlu sehingga data yang terkumpul adalah data yang dapat menunjang penelitian ini, sehingga berdasarkan data yang telah terkumpul
Izzatiddienillah, Lily Barlia, Andika Arisetyawan. Profil Kedisiplinan Anak Usia Dini Di Tk Kartika Siliwangi 39. tersebut langkah selanjutnya adalah dengan menyajikan data sehingga peneliti lebih memahami dan memperjelas penelitian yang sedang dilakukan. c) Kesimpulan; Setelah melakukan reduksi data dan penyajian data, maka selanjutnya peneliti menarik kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dan dari masalah yang sebelumnya masih remang-remang bahkan gelap dapat menjadi jelas dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di TK Kartika Siiwangi 39 yang beralamat di di Jl. Mayor H. Abdullah No. 24 Serang. Penelitian berlangsung dai tanggal 28 maret 2016. Taman kanak-kanak kartika Siliwangi 39 berdiri pada tahun 1964 dan mulai beroperasi pada tahun 1965 awal nama sekolah TK kartika siliwangi 39 adalah TK Garuda dan di ubah lagi menjadi TK Kartika 26, dan sekarang di ubah lagi menjadi TK Kartika Siliwangi 39.Lembaga pendididikan TK Kartika Siliwangi 39 dikelola oleh yayasan Kartika Jaya Koordinator XXXIV Dim 0602/ serang, menempati tanah hak milik kodim. TK Kartika Siliwangi 39 mempunyai 1 orang kepala sekolah, 3 orang tenaga pengajar, dan 1 orang penjaga sekolah. Status tanah milik Kodim dengan jumlah kelas 4 ruang yang masing-masing tersedia kotak P3K. Selain ruang kelas, terdapat juga ruang kepala sekolah dilengkapi kipas angin, komputer, dan perlengkepan meubel lainnya; ruang guru yang dilengkapi kipas angin dan perlengkapan meubel lainnya; toilet guru; toilet peserta didik; dapur; gudang, kamar penjaga TK, ruang terbuka untuk bermain, ruang TV dan ruang bermain bebas.
Adapun fasilitas mencuci tangan yang terdiri dari 2 tempat cuci tangan di samping ruang bermain dan 1 tempat cuci tangan dihalaman depan; memiliki fasilitas kebersihan di luar seperti tempat sampah yang terdiri dari 2 tempat sampah di tempat yang berbeda-beda dan tempat ksampah tersebut tertutup; Terdapat beberapa APE untuk anak salah satunya ada balok, plastisin dll. Terdapat juga beberapa alat kesenian seperti rebana dan kerincingan.; alat permainan yang berada di luar kelas diantaranya terdiri dari 1 perosotan, 1 tangga majemuk, 1 alat puteran, 4 gorong-gorong, 2 ayunan, 1 tangga gunung, 1 jembatan mini dan lapangan basket maupun bola. Penelitian ini di lakukan kurang lebih selama 5 bulan terhitung dari bulan januari yang di awali dari pembuatan judul proposal melakukan bimbingan, sampai pada penelitian di sekolah , setelah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian maka peneliti memulai nya dengan wawancara terlebih dahulu dengan kepala sekolah tentang profil sekolah, setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelompok B dengan pedoman wawancara yang sudah di sediakan oleh peneliti sebelumnya. Wawancara lebih terarah tentang kedisiplinan yang ada di sekolah dan kedisiplinan anak-anak. berikut adalah hasil trankip wawancara peneliti dengan guru kelompok B : a) bagaimana kedisiplinan anak TK Kartika Siliwangi 39 terbentuk ? “ biasanya kedisiplinan yang terbentuk kepada anak-anak adalah melalui proses ketertiban,ketaatan, kepatuhan yang akan
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 mengubah anak menjadi prilaku yang lebih baik. Dan biasanya saya dan guruguru yang lain selalu memberikan aturan main kepada anak, agar anak terbiasa disiplin dalam hal apaun. b) adakah cara khusus untuk membuat anak menjadi disiplin ? “Cara khusus yang saya terapkan kepada anakanak sangat sederhana yaitu konsisten dengan aturan yang di buat, contohnya ketika saya memuat aturan main bahwa anak-anak harus menyimpan kembali maianan atau peralatan yang mereka sudah pakai mereka harus menyimpannya kembali ke tempat semula, dan apabila salah seorang di antara mereka tidak mau menuruti aturan tersebut maka biasanya sanksi yang saya berikan terhadap ketidakdisiplinan mereka adalah tidak boleh ikut main ketika istiarahat. c) Apakah ada kendala untuk menerapkan kedisiplinan pada anak ? Kendala untuk mendisiplinkan anak, ada pasti ada kendala, banyak anak yang suka melanggar aturan yang sudah di tetapkan bersama, seperti ketika menyuruh anakanak berhenti bermain dan melanjutkan untuk belajar di dalam kelas, atau kendala lainnya adalah sifat anak berbeda-beda, jadi sebisa mungkin guru harus bisa menerapkan aturan yang sama pada anak yang sifat nya berbeda-beda, itu mungkin salah satu kendala untuk menerapkan kedisiplinan pada anak. d) Kedisiplinan apa saja yang ada di sekolah? “Banyak, banyak sekali kedisiplinan yang sekolah terapkan, ada disiplin datang ke sekolah harus tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, berbaris yang rapih ketika baris di halaman sekolah, menyimpan kembali mainan atau peralatan belajar ke tempat
yang sudah disediakan, mengantri dalam hal apapun, membaca doa, menuruti apa yang guru intrupsikan. Dan masih banyak kedisiplinan yang ada disekolah” d) Faktor apa saja yang menghambat kedisiplinan pada anak ? “ada banyak faktor yang dapat mengahambat anak menajadi kurang disiplin. Faktor dari luar adalah strategi yang diterapkan orang tua atau keluarga berbeda dengan apa yang diterapkan di sekolah, dan terkadang orang tua meluapkan kasih sayang mereka kepada anak nya dengan memanjakan mereka sehingga mereka terkadang menjadi kurang mandiri. Faktor dari dalam nya adalah tempramen anak atau sifat anak yang berbeda-beda. g) Bagaimana kedisiplinan siswa yang bernama Dea, Nindia dan Dennis ? “Nindya kedisiplinan nya bagus tetapi harus lebih sering di ingatkan oleh guru, kalau dea anaknya aga sedikit susah di atur, harus mengikuti kemauan anaknya tetapi guru suka memberikan aturan yang lebih kepada dea. Dan pada dasarnya dennis sangat disiplin tetapi kalau mood nya lagi kurang baik dia susah untuk di berikan nasehat oleh guru, mungkin karna faktor eksternal tadi bahwa dennis di rumah nya lebih di manja oleh orang tuannya. “ Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru kelompok B pada tanggal 28 maret 2016. Langkah penelitian selanjutnya yaitu Peneliti melakukan observasi di kelompok B. Observasi siswa ini di fokuskan kepada tiga orang anak kelompok B TK Kartika Siliwangi 39, 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki, alasan kenapa ketiga anak ini dijadikan fokus penelitian adalah, karena ketika
Izzatiddienillah, Lily Barlia, Andika Arisetyawan. Profil Kedisiplinan Anak Usia Dini Di Tk Kartika Siliwangi 39. melakukan wawancara dengan guru kelas kelompok B guru meyarankan agar lebih fokus ke tiga anak ini karena pada faktor kedisiplinannya sedikit berbeda dengan anak-anak yang lain. anak pertama yang menjad fokus penelitian adalah Dea Putri Ramadhani, bertempat tinggal di Kaujon baru Kecamatan Serang Kota Serang provinsi Banten lahir pada tanggal 12 Desember 2009.
Berbeda ketika sedang di dalam kelas dea sangat menuruti perintah guru, ketika guru memerintahkan untuk menyimpan lagi peralatan belajar atau mainan yang sudah dipakai oleh dea, dea langsung menyimpan nya ke loker yang sudah disediakan, dan ketika melakukan pembiasaan berdoa sebelum belajar, berdoa sebelum dan sesudah makan dan mengikuti perintah dari guru.
Dea pada saat masuk ke sekolah tidak sesuai dengan aturan waktu yang sekolah telah tetapkan, pada hari pertama dea masuk ke sekolah pukul 08.20. pada hari kedua dea masih terlambat datang ke sekolah, dea datang kesekolah pukul 07.10 dan akhirnya guru bertanya kepada dea kenapa terlambat dan jawaban dea adalah bangun nya kesiangan, dan kadang suka menunggu mamah nya untuk mengantakan dea ke sekolah, dan akhirnya guru memberikan nasihat agar tidak terlambat lagi datang ke sekolah dengan tidur lebih awal agar bangun nya tidak kesiangan, dan pada hai ketiga dea tidak terlambat masuk ke sekolah dea masuk ke sekolah pukul 07.35 pada hari ke empat dan kelima pun dea tidak terlambat masuk ke sekolah. Karena pada hari pertama dan kedua dea terlambat masuk ke sekolah maka dea tidak bisa mengikuti baris berbaris yang biasanya anak-anak lakukan ketika di pagi hari. Tetapi pada hari ketiga dea mengikuti bais berbaris dan setelah mengobservasi ketika dea sedang mengikuti baris berbaris disekolah dea tidak rapih dan masih bolak balik mengganggu teman-temannya ketika sedang berbaris, tidak juga mengikuti intruksi guru. Namunpada hari empat dan kelima dea mengikuti bais berabris dengan rapih dan mengikuti instruksi dari guru.
Anak kedua yang peneliti observasi adalah Anindya Ivana Rose. Nindya ketika datang ke sekoah tidak mengalami hambatan apa-apa. nindya sudah megikuti aturan masuk ke sekolah yang sekolah sudah tetapkan yaitu pukul 07.40 tetapi untuk kegiatan baris berbaris terkadang nindya belum bisa berbaris dengan rapih, ketika mengobservasi pada hari pertama ketika nindya mengikuti baris berbaris di halaman sebelum masuk ke kelas, nindya masih belum rapih tetapi pada hari kedua nindya sudah mulai meu berbaris dengan rapih dan mengikuti perintah guru, pada hai ketiga, ke empat da kelimapun nindya melakukan baris berbaris dengan rapih. dan nindya mengikuti instrupsi yang di perintahkan oleh guru dan tidak mengganggu teman-temannya ketika berbaris, dan ketika masuk ke dalam kelas pembiasaan untuk mengucapkan doa mau belajar nindya mengikutinya. Namun, ketika berdoa kadang nindya harus lebih sering di ingatkan karna banyak diamnya, dan ketika belajar sudah selesai pun mainan yang sudah dipakai nindya langsung menyimpan ke loker nya tetapi harus di ingatkan oleh guru. Dan pada saat mau makan nindya mengucapkan doa sebelum makan dan sesudah makan pun nindya membuang sampah ke dalam
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 tempat sampah yang sudah di sediakan di pojok kelas. Pada dasarnya tahap kedisiplinan nindya sudah bagus, sudah sesuai dengan ketentuan sekolah, namun guru harus lebih sering mengingatkan anak-anak nya termasuk nindya agar lebih bisa aktif dan konsisten terhadap kedisiplinan yang sudah ada dalam nindya. Anak ketiga yang d bservasi adalah Dennis Bian Junior, Dennis ketika masuk ke sekolah tidak mengikuti aturan yang sudah sekolah tetapkan ketika peneliti observasi pada hari pertama, kedua, dan ketiga dennis terlambat masukke sekolah, guru sudah memberinasehat kepada dennis agar tidak terlambat masuk ke sekolah, pada hari keempatnya dennis tidak terlambat dan datang tepat waktu pada pukul 07.40. namun pada hari ke lima dennis terlambat kembali masuk ke sekolah dan masuk pada pukul 07-50. Karna pada hari pertama kedua dan ketiga dennis datang ke sekolah terlambat dan tidak pernah mengikuti baris berbaris yang biasanya di lakukan oleh anak-anak lain, namun pada hari keempat dennis mengikuti kegiatan baris berbaris dan dennis masih belum rapih dan masih suka mengganggu teman-temannya ketika berbaris, masih belum bisa mnegikut perintah dari guru. dan ketika berbais pun dennis tidak mengikuti intruksi yang di perintahkan oleh guru, dennis malah bermain-main dan berlari-lari, tetapi ketika sudah masuk ke dalam kelas dennis mau mengucapkan doa ketika mau belajar, dan ketika guru menyuruh menyimpan kembali mainan yang sudah dipakai dennis tidak mau menyimpan nya ke tempat yang sudah disediakan, dan akhirnya guru memberikan arahan atau nasehat kepada dennis, dan
mengingatkan atas peraturan yang sudah di sepakati bersama, yaitu apabila tidak mau menuruti guru dan masih nakal maka dennis tidak boleh bermain di luar ketika istirahat, dan akhirnya setelah guru berbicara seperti itu denis mau menyimpan mainannya ke tempat yang sudah disediakan. Ketika berdoa mau makan dennis mau mengucakan nya dan dennis membuang sampah bekas makananan yang dennis makan. KESIMPULAN Dari hasil observasi siswa yang peneliti lakukan, dari ketiga anak yang diteliti, ada 2 anak yang masih kurang dalam kedisiplinan nya yaitu dea dan dennis. Ketika masuk ke sekolah pun masih sering terlambat dan ketika berbaris masih tidak rapih dan malah mengganggu teman-temannya, berbeda dengan nindya yang ketika masuk ke sekolah pun sudah sesuai dengan aturan yang sekolah sudah tetapakan. Tetapi ketika mau megajarkan kedisiplinan kepada anak kita harus memberikan contoh yang baik dan sesuai juga dengan aturan yang sudah di tetapkan bersama, harus konsisten dan harus lebih sabar menghadapi anak yang sifatnya berbeda-beda. DAFTAR PUSTAKA Bahuwa F., Dkk (2014). Meningkatkan Perilaku Disiplin Melalui Teknik Cinema Therapy Pada Anak Tk Aster Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Dalam KIM Fakultas Ilmu Pendidikan [online], vol 2 (2), 14 halaman Tersedia : http://kim.ung.ac.id/index.php/KIM FIP/article/view/5709/5660 [3 februari 2015, hari Rabu, pukul 7.12 WIB]
Izzatiddienillah, Lily Barlia, Andika Arisetyawan. Profil Kedisiplinan Anak Usia Dini Di Tk Kartika Siliwangi 39. Lina. (2013). Penanaman Disiplin pada Anak Usia Dini. Dalam Jurnal PAEDAGOGIA [Online]. Vol 2 (1),
14
halaman.
Tersedia:
http://journal.umsida.ac.id/files/ LinaV2.1.pdf. [09 maret 2016, pukul 12.13 hari Rabu] Prasti
Dwi (2005). Meningkatkan Kedisplinan [online]. tersedia http://digilib.unnes.ac.id/gsdl//archi ves/.dir/doc.pdf., [05 februari 2016 pukul 09.30 WIB]
Koesoema. D. (2007). Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik anak di zaman Global. Jakarta: Kompas Gramedia \
Sugiyono. (2013). Cara Mudah menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung. Alfabeta.