MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Studi di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang)
SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam
Oleh Ahmad Watsiq NIM :043311324
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
i
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks Hal
: Naskah Skripsi A.n. Sdra Ahmad Watsiq
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan skripsi saudara : Nama
: Ahmad Watsiq
NIM
: 3104324
Judul Skripsi : MANAJEMEN KURIKLUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Studi di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang) Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Semarang, 19 Desmber 2009 Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
H. Mursid, M.Ag NIP. 19670305 200112 1 001
Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag NIP. 19720928 199703 2 001 ii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Fakrur Rozi, M. Ag Ketua Sidang
Yunita Rahmawati, MA sekretaris
Dr. H. Ruswan, MA Penguji I
Mahfud Junaidi, M. Ag Penguji II
iii
Tanda Tangan
PERNYATAAN Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan
Semarang, Desember 2009 Deklarator,
Ahmad Watsiq Nim : 3104324
iv
ABSTRAK Ahmad Watsiq (Nim : 314324) Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (Studi di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang). Skripsi. Semarang. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) pelaksanaan manajemen kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. 2) problem apa saja yang ada di TK Budi Mulya Pedurungan. 3) Bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam menerapkan manajemen kurikulum yang ada di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan Teknik Analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaksi, dalam hal ini analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul, tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan) berinteraksi. Hasil dari penelitian bahwa TK Budi Mulya Pedurungan Semarang telah melaksanakan manajemen Kurikulum dengan cukup lebih baik yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, dan evaluasi. Dalam perencanaan manajemen kurikulum melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan tahunan dan semester, perencanaan mingguan, perencanaan Harian. Dalam merencanakan kurikulum suatu kurikulum untuk anak, seorang guru harus memilih tujuan, bagaimana mengorganisasi isi kurikulum (materi), memiliki bentuk pengalaman belajar bagi anak, bagaimana urutan pelajaran diberikan kemudian menentukan bagaimana melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak dan program itu sendiri. Selain itu, dalam merencanakan kurikulum seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas, tanggap dan kreatif agar anak tidak mudah bosan dengan kegiatan yang dirancang guru. Pengorganisasian yang dilakukan yaitu dengan pengorganisasian kelas maksudnya kelas diatur sedemikian rupa sehingga lebih banyak kegiatan dilaksanakan secara berkelompok (kecil) dan perorangan dari pada klasikal. Ruang belajar tidak perlu selalu di kelas. Kegiatan dapat dialakukan juga di halaman. Anak diperkenakan untuk memilih sendiri kegiatannya, sedangkan guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak sebagai pendorong serta fasilitator. Penggeraan kurikulum ini tidak lepas dari guru dengan anak didik, guru selalu memberikan kesempatan pada anak untuk berbuat, dan semua kegiatan belajar dilaksanakan dengan bermain. Yang penting adalah mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuannya. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru melaksanakannya berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. Dengan begitu, proses belajar mengajar pun akan terlaksana dengan baik. Pengendalian ini dimaksudkan agar segala sesuatu yang dilakukan dan yang akan dilakukan harus di kontrol, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Kaitannya dengan kurikulum, pengelolaanya harus disertai adanya pengontrolan yang baik dari pihak yang berkompeten. Sebagai salah satu jalan dalam rangka pengendalian pengelolaan kurikulum dibuat jadwal tugas untuk pengontrolan di dalam manajemen kurikulum mungkin bisa kepala sekolah langsung yang mengontrol.
v
Evaluasi kurikulum dengan cara guru mengacu pada kemampuan yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan yang direncanakan dalam tahap waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan bersama-sama secara khusus membuat kegiatan untuk penilaian tetapi ketika kegiatan belajar dan bermain guru sekaligus melaksanakan penilaian. Sedangkan alat evaluasi yaitu pengamatan dan pencatatan anekdot, dan pemberian tugas Sebuah pengelolaan atau manajemen kurikulum tidak lepas dari hambatan-hambatan yang mempengaruhi pengelolaan manajemen kurikulum itu sendiri, dari hasil analisis penulis TK Budi Mulya dalam manajemen kurikulum mempunyai hambatan yaitu Sulitnya memahammi SKM untuk dijadikan SKH, Kurangan kreatifitas guru didalam pembelajaran, Perlu dukungan sarana yang memadahi, dan Menentukan evaluasi. Yang diberdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan dan bahan informasi bagi khazanah ilmu pengetahuan, serta masukan bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan TK Se- Kota Semarang.
vi
MOTTO
⌧
☺ ☺
1
( 78 : ) أﻟﻨﺤﻞ
Artinya : ”dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS An-Nahl : 78)
1
Khadim al Haramain asy Syarifain, Al Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1 Maret 1971), hlm: 413
vii
PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan untuk : o Ayahhanda (Zaenuri Sholah) dan Ibunda (Chuznah) tercinta, yang senantiasa tulus mencurahkan kasih sayang, bimbingan, perhatian, dan do’anya untukku. Sejuta harapan kepadaku kan ku usahakan semua dengan ridho dan rahmat-Nya o Kakak-kakakku (Ismatun Chitoni, Bina Zurfani, Ahid Suwito) tersayang dan adikku (Fiyna Maziyyah) tercinta, yang telah memotivasi dan menjadikan semangatku dalam penyelesaian skripsi. o Sahabat-sahabat Jurusan Kependidikan Islam (Reza, Ibenk, Mustofa, Agus, dll) yang memberikan inspirasinya kepada penulis dan dukungan untuk dapat menyelesaikannya
viii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji dan syukur saya penjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan sekripsi ini, sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan jugas terlimpahkan kepada umat Islam seluruhnya, Amin. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan ke pangkuan Rasul Akhir zaman yakni sayyidina wa habibina Rasulullah Muhammad SAW. Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (Studi di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang”, tentulah tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang berganda laksa kepada: 1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang beserta stafnya 2. Isma’il SM, M.Ag Selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang beserta Sekretaris dan Wakil Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam 3. H. Mursid, M. Ag dan Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, fikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Ikrom, M. Ag, selaku Wali Studi yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan 5. Para dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis. 6. Ibu Chikmah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah TK Budi Mulya Pedurungan semarang dan segenap pengurus beserta stafnya, yang telah memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta telah membantu mengajarahkan dan member saran yang berharga selama penelitian ix
7. Kedua orang tua, kakak dan adik yang telah mencurahkan kasih sayangnya baik yang bersifat materiil maupun spirituil pada ananda yang telah memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis. 8. Sahabat-sahabat seperjuangan di Jurusan KI (Amin Ibnu Umar, Mustofa, Reza Abdul Qodir, Nailun Nikmah, dll) yang member motivasi kepada penulis agar penyelesaikan studi. 9. TIM PPL SMP Pondok Modern Selamat Kendal (Agus Stiawan, Zaenal Mustofa
dan
Ahmad
Hidayat),
dan
rencang-rencang
KKN
di
Manggungmangu Plantungan Kendal (Isma’il, Rudy, dan Mbolo) yang selalu berbagi pengalaman baik suka maupun duka. Kalian adalah teman yang hebat dan pasti akan menjadi orang hebat. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Saya hanya bisa mengucapkan Jazakumullah khoiru jaza’. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya. Tiada gading yang tak retak, sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin. Semarang,
Desember 2009
Penulis,
Ahmad Watsiq 043311324
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ ix HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. xi
BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Penegasan Istilah ..................................................................... 7 C. Rumusan Masalah .................................................................... 10 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 10 E. Kajian Pustaka.......................................................................... 11 F. Metodologi Penelitian .............................................................. 13 G. Sistematika Penulisan .............................................................. 16
BAB II : MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI A. Manajemen Kurikulum ........................................................... 18 1. Pengertian Manajemen Kurikulum ................................... 18 2. Tujuan Manajemen ............................................................ 20 3. Fungsi-fungsi Manajemen ................................................. 22 4. Komponen-komponen Kurikulum .................................... 28 5. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum ........................... 29 B. Pendidikan Anak Usia Dini ..................................................... 30 xi
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ............................. 30 2. Hakikat Anak Usia Dini .................................................... 35 3. Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini ............................. 36 C. Manajemen Kurikulum Taman Kanak-kanak ......................... 37 1. Arti Kurikulum Bagi Taman Kanak-kanak ....................... 37 2. Kurikulum Taman Kanak-kanak ........................................ 39 3. Perencanaan
dan
Pelaksanaan
Kegiatan
Belajar
Mengajar Taman Kanak-kanak .......................................... 41 4. Materi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak ................... 44 5. Media Pembelajaran di Taman Kanak-kanak ................... 44 6. Sarana dan Prasarana Belajar di Taman Kanak-kanak ..... 46 7. Evaluasi Pembelajaran ...................................................... 48
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN PENELITIAN A. Gambaran Umum TK Budi Mulya Pedurungan Semarang .... 50 1. Tinjauan Historis ............................................................... 50 2. Visi dan Misi ..................................................................... 50 3. Letak Geografis ................................................................. 51 4. Struktur Organisasi ........................................................... 51 5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa TK Budi Mulya ..... 52 6. Sarana dan Prasarana ......................................................... 54 7. Kegiatan Pembelajaran ...................................................... 54 B. Manajemen
Kurikulum
TK Budi Mulya Pedurungan
Semarang .................................................................................. 56 1. Perencanaan ....................................................................... 56 2. Pelaksanaan ....................................................................... 57 3. Evaluasi ............................................................................. 61
xii
C. Problem
dan
Solusi
TK
Budi
Mulya
Pedurungan
Semarang.......................................................................... ........ 62
BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI TK BUDI MULYA A. Pengelolaan Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang .............................................................. 67 1. Perencanaan ....................................................................... 67 2. Pengorganisasian ............................................................... 68 3. Penggerakan ...................................................................... 69 4. Pengendalian ..................................................................... 71 5. Evaluasi ............................................................................. 71 B. Analisis
Faktor
Penghambat
yang
Mempengaruhi
Pelaksanaan Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang .............................................................. 72 C. Analisis Solusi Pemecahan dari penghambat Pelaksanaan Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang ................................................................................. 73
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 75 B. Saran-Saran .............................................................................. 78 C. Penutup..................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR PUSTAKA Alkhuli, Muhammad Ali, Dictionary of Education English-Arabic, (Beirut: Dar Elilm Lilmalayin, 1990 Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002) Arifin, M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Di Lingkungan Sekolah Dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990) Arikunto, Suharsi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) Atmodiwiro, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000), Cet.Ke-1 Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003) Bahri, Syaiful Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) Dawud, Abu, Musnad Abu Dawud, (Indonesia, Maktabah Dahlan, tth) Depatemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penilaian,
(Jakarta;
Depdikbud, 1995) Depatemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004, Kerangka Dasar Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal, (Jakarta: Depdiknas, 2004) Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) Hadjar, Ibnu, Pendekatan Keberagamaan dalam Pemilihan Metode Pengajara Pendidikan Agama Islam, Dalam Chabib Thoha, Methodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) Hamalik, Oemar, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Mandar Maju, 1992) Handoko, T. Hani, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE,2001)
xiv
Hanik, Umi (3102013), Studi Tentang Manajemen Kurikulum PAI di SMP Nasima Semarang, Semarang: Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, d.t. Haramain, Khadim al, asy Syarifain, Al Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1 Maret 1971) Hartati, Dra. Sofia, M.Si, Model-model Pembelajaran Anak Usia Dini, Jakarta; Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan, d.t. Husain, Abu Muslim, Shohih Muslim, (Bairut: Daru Ihya’ al-Turasi alArabi, tth) Hasibuan, Melayu S.P, Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah), (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1993) Hasibuan, Melayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1994) Cet. Ke-4 http://etd.eprints.ums.ac.id/3214/1/G000050020.pdf Indrakusuma, Amir Daien, Pengentar Ilmu Pendidikan, (Surabaya, Penerbit Usaha Nasional, 1973) Isawi, Abdurrahman, Serial Psikologi Islam (Anak dalam keluarga),(Jakarta; Studia Press, 1994), Cet.Ke-1 Layanan Pendidikan Anak Usia Dini, Kompas, Senin, 4 Oktober 2004 Manullang, M., Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983) Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. Kedua, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet.Ke-2 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002) Morrison, George S., Early Chlidhood Education Today, (Columbus: Merrill Publishing Compay, 1990 Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1989) Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, ( Jakarta: P.T. Toko Gunung Agung, 1996)
xv
Ndraha, Taliziduhu, Konsep Administrasi Dan Administrasi Di Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1989) Patmonodewo, Dr. Soemarti, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) Poerwanti, Endang dan Nurwidodo, Perkembangan Peserta Didik, (Malang: UMM Pers, 2000), hlm. 79. lihat juga S. C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah: Penuntun Bagi Guru Dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1992) Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996) Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teorintis dan Praktis, (Bandung: Rosda Karya, 2004), Cet.Ke-10 ___________________, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Rosda Karya, 2004), Cet.Ke-10 Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Kurikulum dan Hasil Pelajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta, 2002) Rahman, Hibana S., Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PSTKI Press, tt) Sabiq, Sayid, Islamuna, Terj. Zainuddin, dkk, Islam Di Pandang Dari Segi Rohani-Moral-Sosial, (Jakarta::Rineka Cipta, 1994) Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2000) Salim, HJ. Nibras OR., Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Taman Kanak-kanak, Jakarta Badan Pembina Taman Kanak-kanak Islam Indonesia (BPTKI), d.t. Samani, Muchlas, Panduan Manajemen Sekolah, (Depdikbud, 1999) Sisk, Henry L, Principles of Management, (Ohio: South Western Publishing Company, 1969) Sondang, Prof. Dr. P. Siagian, M.P.A, Filsafat Administrasi, Jakarta; Bumi Aksara, 2003 Sudjana, Nana Dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989)
xvi
Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, Bandung; Sinar Baru Al-Gasindo, 1995), Cet ke-1 Sudono, Anggani, Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Grasindo, 2000) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006) Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004) Sulisytifa, Anis, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Studi kasus di SMP Nasima Semarang), Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, d.t. Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) Suryabrata, Sumadi, Psikologi Kepribadian, Ed. 1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), Cet. 8 Tangyong, Agus F. dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Grasindo, 1994) Tilaar, H.A.R., “Kekuasaan dan Pendidikan” (Magelang; Bumi Aksara, 1995) Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Wawancara dengan Ibu Chikmah, selaku Kepala Sekolah Senin, 12 Oktober 2009 pukul 08.45 di ruang kepala sekolah dan Profil TK Budi Mulya, Semarang Yustanto, M dan M. Widjaya, Karebet Kusuma, Pengantar Manajemen Syariah, (Jakarta: Khoirul Bayan, 2002) Yusuf, Syamsu LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung, PT RemajaRosdakarya, 2000), hlm. 23-24. lihat juga Charles Schaefer, (How To Influence Children) Bagaimana Mempengaruhi Anak Pegangan Praktis Bagi Orang Tua, (Semarang: Dahara Prize, 1994)
xvii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama Lengkap
: Ahmad Watsiq
2. Tempat / Tgl Lahir
: Demak, 14 Oktober 1986
3. NIM / Jurusan
: 3104324 / Kependidikan Islam
4. Nama Ayah
: Zaenuri Sholeh
5. Nama Ibu
: Chuznah
6. Alamat
: Jl. Jatikusuman II Rt. 01 Rw. IV, Mranggen, Demak
7. Pendidikan Formal •
MI Futuhiyyah Mranggen Demak
lulus tahun 1998
•
MTs Futuhiyyah Mranggen Demak
lulus tahun 2001
•
SMA Futuhiyyah Mranggen Demak
lulus tahun 2004
•
S1 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Jurusan Kependidikan Islam Angkatan 2004
8. Pendidikan Non Formal •
Pondok Pesantren Al Mubarok Suburan Mranggen Demak
•
Pondok Pesantren Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak
•
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Lembaga Pendidikan Komputer “Harapan Baru” Mranggen Demak Tahun 2003
9. Pengalaman Organisasi •
Departemen Pengkaderan PMII Rayon Tarbiyah IAIN Walisongo 2004
•
Departemen Pengembangan Bakat dan Minat BEMJ KI Tahun 2005
•
Redaktur Pelaksana LPM Edukasi Tahun 2005
•
Crew UKM Musik IAIN Walisongo Tahun 2004-2006
•
Ketua IPNU Ranting Mranggen Periode 2007-2009
10. Pengalaman Pekerjaan
Staf Tata Usaha dan Guru, MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak Tahun 2006 - Sekarang
Semarang, 12 Desember 2009
Ahmad Watsiq NIM: 043311324 xviii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia, pada dasarnya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi manusia sehingga bisa hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral tidak sematamata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan adalah proses sosialisasi untuk mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya1. Anak diciptakan Allah dengan dibekali kekuatan pendorong alamiah yang dapat diarahkan ke arah baik atau ke arah yang buruk. Menurut Sayid Sabiq kewajiban orang tualah agar memanfaatkan kekuatan-kekuatan alamiah itu dengan menyalurkannya kesaluran yang baik, yaitu dengan mendidik anak –anak asuhannya sejak usia dini, dengan membiasakan diri dengan kelakuan dan adat istiadat yang baik. Agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia-manusia yang berguna bagi dirinya dan bagi pergaulan hidup sekelilingnya2. Begitu juga mengenai agama yang dianut oleh anak, orang tua sangat mempengaruhi agama apa yang akan dianut oleh anak kelak. Sebagaimana diterangkan dalam al-Quran surat Ar-Rum ayat 30 yang berbunyi:
1
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, Bandung; Sinar Baru Al-Gasindo, 1995), Cet ke-1, Hlm.3 2 Sayid Sabiq, Islamuna, Terj. Zainuddin, dkk, Islam Di Pandang Dari Segi RohaniMoral-Sosial, (Jakarta::Rineka Cipta, 1994), hlm. 248.
1
2
ﻚ ﻟﻪ ﹶﺫ ﺨ ﹾﻠ ﹺﻖ ﺍﻟّﹶﻠ ﻟ ﻳ ﹶﻞﺒﺪﺗ ﺎ ﻻﻴﻬﻋﹶﻠ ﺱ ﻨّﺎﺮ ﺍﻟ ﻲ ﹶﻓ ﹶﻄﻪ ﺍّﹶﻟﺘ ﺮ ﹶﺓ ﺍﻟّﹶﻠ ﻓ ﹾﻄ ﺣﻨﹺﻴﻔﹰﺎ ﺪّﻳ ﹺﻦ ﻠﻚ ﻟ ﻬ ﺟ ﻭ ﻢ ﻗﹶﻓﹶﺄ 3
(30 : ﻮ ﹶﻥ )ﺍﻟﺮﻭﻡﻌﹶﻠﻤ ﻳ ﺱ ﻻ ﻨّﺎ ﹺﺮ ﺍﻟ ﻦ ﹶﺃ ﹾﻛﹶﺜّ ﻜ ﻭﹶﻟ ﻢ ﺍﹾﻟ ﹶﻘﹺّﻴﺪّﻳﻦ ﺍﻟ
Artinya: Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. Tetaplah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah tersebut. tidak ada perubahan bagi fitrah Allah; itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Disamping ayat tersebut, juga disebutkan dalam hadits Nabi yang berbunyi:
ﺩ ﻮ ﻮﹸﻟ ﻣ ﻦ ﻣ ﻣﺎ ﻮ ﹸﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳ ﺭ ﹶﻗﺎ ﹶﻝ: ﻮ ﹸﻝ ﻳ ﹸﻘ ﻪ ﹶﻛﺎ ﹶﻥ ﻧﺮ ﹶﺓ ﹶﺍ ﻳﺮ ﻫ ﻦ ﹶﺍﹺﺑﻰ ﻋ 4
(ﻪ )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﺴﺎﹺﻧ ﺠ ﻤ ّﹺ ﻳ ﻭ ﻪ ﹶﺍ ﺮﺍﹺﻧ ﺼ ّ ﻨﻳ ﻭ ﻪ ﹶﺍ ﺩﺍﹺﻧ ﻬ ّﹺﻮ ﻳ ﻩ ﻮﺍ ﺑﺓ ﹶﻓﹶﺄ ﺮ ﻔ ﹾﻄ ﻋﹶﻠﻰ ﺍﹾﻟ ﺪ ﻮﹶﻟ ﻳ ﺍ ﱠﻻ
Artinya: “Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw. bersabda tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama yahudi, nasrani, ataupun majusi” (HR. Muslim) Jelas bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah beragama dan kemudian tergantung pada pendidikan yang diberikan selanjutnya. Kalau mereka mendapatkan pendidikan agama dengan baik, maka mereka akan menjadi orang yang taat beragama pula. Tetapi sebaliknya, jika tidak dipupuk dan dibina, anak akan menjadi orang yang tidak beragama ataupun jauh dari agama. Menurut M. Arifin yang mengutip pendapatnya Crow & Crow mengatakan bahwa, pendidikan pertama anak diterima dalam lingkungan 3
Khadim al Haramain asy Syarifain, Al Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1 Maret 1971), hlm: 645 4
hlm. 2048
Abu Husain Muslim, Shahih Muslim, (Bairut: Daru Ihya’ al-Turasi al-Arabi, tth),
3
rumah. Keadaan ekonomi serta tingkat kehidupan rumah, kestabilan emosi orang tua dan keluarga serta cita-cita dan ambisi yang tampak dari tingkah laku anggota keluarga yang lebih tua umurnya, kesemuanya itu mempengaruhi tingkah laku serta sikap anak secara langsung ataupun tidak langsung. Anak yang terlalu dimanjakan, terlalu dilindungi atau diterlantarkan atau orang tuanya bersikap keras yang mengganggu perasaan, dapat menjadikan anaknya perusak, penakut, dan sakit saraf.5 Anak
merupakan
makhluk
Allah
yang
sedang
menempuh
perkembangan ke arah abdi Allah yang shaleh. Dalam hal ini, sebagai mana menurut Allport yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata, bahwa manusia merupakan organisme yang pada waktu lahir adalah makhluk biologis, lalu berubah atau berkembang menjadi individu yang egonya selalu berkembang, struktur sifat-sifatnya meluas dan merupakan inti dari pada tujuan-tujuan dan aspirasi masa depan.6 Pendidikan
merupakan
proses
belajar
mengajar
yang
dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan segera setelah anak dilahirkan mulai terjadi proses belajar pada diri anak dan hasil yang diperoleh adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan. Pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Maka dari itu anak sebagai harta yang perlu dibina dan dipupuk sejak dini, ia membutuhkan pendidikan untuk menyiapkan diri menatap masa depan sehingga menjadi manusia dewasa yang berkualitas. Kini dunia juga bergantung kepada sistem dan dasar pendidikannya. Apabila pendidikannya benar maka wajah dunia akan menjadi indah berseri dan sebalikya apabila pendidikannya salah dunia akan dibelenggu oleh kegarangan hidup yang bisa mengubah watak manusia menjadi hewan yang buas yang selalu ingin menerkam kawan dan lawan. 5
M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Di Lingkungan Sekolah Dan
Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 86. 6
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, Ed. 1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1998), Cet. 8, hlm. 222.
4
Sekolah juga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dipercaya masyarakat dan negara untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Karena itu, sekolah dituntut harus mampu menghasilkan out put yang berkualitas yaitu SDM yang pandai, trampil dan berbudi pekerti luhur. Pakar pendidikan mengingatkan, mendidik anak agar cerdas, kreatif, dan terampil harus dimulai sejak usia dini. Mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, anak yang cerdas perlu diawali di taman anak (sekarang Taman Kanak-kanak atau Masa Wiraga), dimana diberikan pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan daya cipta dan pikir, bahasa, perilaku, dan ketrampilan, jasmani serta moral, emosi, sosial, dan disiplin7. Menurut Dr. Soemarti Patmonodewo dalam Pendidikan Anak Prasekolah halaman 56 mengatakan bahwa pendidikan TK memperhatikan beberapa prinsip pendidikan, antara lain: (1) TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah, untuk itu TK perlu menciptakan situasi pendidikan yang dapat memberikan rasa aman dan menyenangkan; (2) Masing-masing anak perlu mendapat perhatian yang bersifat individual, sesuai dengan kebutuhan anak TK; (3) Perkembangannya adalah hasil proses kematangan dan proses belajar: (4) Kegiatan belajar di TK adalah pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari; (5) sifat kegiatan di TK merupakan pengembangan kemampuan yang telah diperoleh di rumah; (6) Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik.8 Sebagaimana disebutkan dalam undang-undang sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini: a.
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
7 Layanan Pendidikan Anak Usia Dini, Kompas, Senin, 4 Oktober 2004, Hlm. 49 8
Dr. Soemarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), hlm. 69-70
5
b.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
c.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang yang sederajat.
d.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
e.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan9. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bab I Pasal I disebutkan
bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal atau informal. Dalam hal ini, TK (Taman Kanak-kanak) merupakan salah satu jalur pendidikan formal yang diselenggarakan untuk anak usia dini yang di mulai pada umur 4 sampai 6 tahun dalam rangka mengembangkan potensi mereka dengan sistem bermain sambil belajar. Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang pendidikan anak usia dini, maka menajemen kurikulum yang jelas dan sistematis tentunya harus sangat diperhatikan dalam pendidikan usia dini, karena harus selalu memperhatikan tingkat perkembangan dan psikologi anak didik. Karena setiap anak adalah unik, dalam arti pola dan saat pertumbuhan dan perkembangan, baik kepribadian, gaya pembelajaran dan latar belakang keluarga. Kurikulum dan
9 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
6
interaksi orang dewasa anak seharusnya disesuaikan dengan masing-masing individu. Pembelajaran pada anak usia dini adalah hasil dari interaksi antara pemikiran anak dan pengelamannya dengan materi-materi, ide-ide dan orang disekitarnya.
Pendidikan
dapat
menggunakan
pengetahuan
tentang
perkembangan anak guna mengidentifikasi tentang kecapaian tingkah laku, aktivitas dan materi-materi yang diperlukan untuk suatu kelompok usia, yang sekaligus dapat dipergunakan untuk memahami pola perkembangan anak, kekuatan, minat, dan pengalaman serta guna merancang lingkungan pembelajaran yang sesuai. Walaupun gaya pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor antara lain tradisi, nilai sosial-budaya, harapan orang tua dan strategi guna mencapai perkembangan yang optimal yang harus disesuaikan dengan usia dari masing-masing individu. Dikalangan para pendidik sudah ada kesepahaman bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja dalam praktik pendidikan sehari-hari tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa peran orang tua dan masyarakat pada umumnya
memperlakukan
anak
tidak
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya. Walaupun dalam peraturan pemerintah terlihat perbedaan yang jelas antara TK dan SD, dalam kenyataan di lapangan kedua jenjang pendidikan tersebut
tidak
banyak
membedakan
materi
maupun
metodologi
pembelajarannya. Di banyak tempat, sistem pembelajaran di Taman KanakKanak tidak banyak berbeda dengan di Sekolah Dasar. Jika praktik pendidikan seperti ini di teruskan, di khawatirkan akan terjadi dampak-dampak negative pada perkembangan anak kemudian hari. Oleh karena itu, dalam pendidikan usia dini harus selalu memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak, yakni: kurikulum yang digunakan. Salah satu tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah melaksanakan semua kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang
7
berlaku, karena kurikulum di sini merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi, berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sebagian besar ditentukan dari manajemen kurikulum suatu lembaga pendidikan.10 Adanya manajemen kurikulum, dalam hal ini khususnya muatan lokal, yang diselenggarakan secara efektif dan efisien, diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan suatu daerah. Untuk itu diperlukan sebuah manajemen yang baik dari suatu lembaga pendidikan. “Studi tentang manajemen kurikulum adalah bagian integral dari kurikulum. Karena sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak didik untuk kehidupan di masyarakat, maka sekolah sangat dipengaruhi lingkungan masyarakat di mana sekolah tersebut berada.11 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita tarik simpulan bahwasannya pembelajaran di Taman Kanak-Kanak sangat besar pengaruhnya dalam meneruskan di jenjang pendidikan. Karena pembelajaran di Taman KanakKanak itu seperti menanam pohon di waktu masa kecil. Hal ini penyebabkan penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini dengan objek penelitian TK Budi Mulya Pedurungan Semarang.
B. Penegasan Istilah Untuk memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahpahaman, maka penulis akan memberikan penegasan beberapa istilah yang terkait dengan skripsi yang berjudul: ”Manajemen Kerikulum Pendidikan Anak Usia Dini (Studi di TK TK Budi Mulya Pedurungan Semarang)”. Penegasan istilah ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan satu pemahaman yang sama antara penulis dengan pembaca. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan lebih lanjut antara lain:
10
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004)
hlm.100 11
Oemar Hamalik, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Mandar Maju, 1992) hlm. 61-62
8
1. Manajemen Kurikulum Menurut istilah bahasa (etimologi), manajemen berasal dari bahasa inggris management dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi.12 Sedangkan Menurut istilah (terminologi) terdapat banyak sekali pendapat mengenai pengertian manajemen. Berikut ini disebutkan beberapa pendapat tokoh-tokoh dalam mendefinisikan arti manajemen. Pendapat para tokoh memang ada perbedaan dan kesamaan, hal ini di sebabkan karena sudut pandang dan pengalaman mereka berbeda. Pendapat tersebut diantaranya : Secara terminologis dalam buku Principles of Management disebutkan management is the coordination of all resources through the processes of planning, organizing, directing and controlling in order to attain
stated
objectives.13
Artinya
manajemen
adalah
proses
pengkoordinasian seluruh sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian inilah yang kemudian disebut sebagai prinsip-prinsip manajemen. Manajemen adalah proses penyelenggaraan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Sedangkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, Isi, dan bahan
pelajaran
penyelenggaraan
serta
cara
kegiatan
yang
digunakan
pembelajaran
untuk
sebagai
pedoman
mencapai
tujuan
pendidikan tertentu. Dalam kurikulum ini telah menyakup seluruh aspek dalam pembelajaran yang berlangsung, karena pada dasarnya kurikulum dibuat sebelum pembelajaran dalam sebuah institusi pendidikan14.
12
M Yustanto dan M. Karebet Widjaya Kusuma, Pengantar Manajemen Syariah, (Jakarta: Khoirul Bayan, 2002), hlm. 13. 13 Henry L Sisk, Principles of Management, (Ohio: South Western Publishing Company, 1969), hlm. 10. 14 Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A, Filsafat Administrasi, Jakarta; Bumi Aksara, 2003. Hal: 5
9
Manajemen
Kurikulum
adalah
upaya
untuk
mengurus,
mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.15
2. Pendidikan Anak Usia Dini Menurut M. Ngalim Purwanto Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan16. Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan piker, emosional, berwatak, dan berketerampilan untuk siap hidup di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan anak ialah pendidikan yang diberikan kepada anak yang mempunyai sifat ke anak-an, anak yang mempunyai hakekat sebagai sub species adolescentiae, yaitu anak yang disamping mempunyai sifatsifat serba tak berdaya, serba masih menggantungkan diri pada orang lain, juga merupakan anak sebagai calon orang dewasa dimana dalam dirinya terdapat kekuatan, dorongan dan naluri untuk mengembangkan dirinya menuju kedewasaan17. Anak usia dini adalah anak yang usianya belum mencapai pada usia sekolah dasar, artinya anak tersebut dapat mengikuti pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.18 Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ciri khas dari seorang anak adalah mengalami proses tumbuh kembang, yakni dengan adanya peranan pendidikan dimasa dini, khususnya lingkungan keluarga yang sangat mempengaruhi. Jadi, pendidikan anak usia dini adalah pemberian 15
http://etd.eprints.ums.ac.id/3214/1/G000050020.pdf M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Rosda Karya, 2004), Cet.Ke-10, hlm.16 17 Amir Daien Indrakusuma, Pengentar Ilmu Pendidikan, (Surabaya, Penerbit Usaha Nasional, 1973), hlm.134 18 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Op.Cit. hal. 3. 16
10
upaya untuk menstimulasi, membimbing, mngasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Penelitian yang akan dilaksanakan membahas tentang bagaimana pelaksanaan manajemen Kurikulum yang meliputi perencanaan Kurikulum yang berorientasi pada visi dan misi yang menghasikan program jangka panjang dan program jangka pendek serta bagaimana Pengorganisasian, Implementasi, Evaluasi yang dilaksanakan di TK Budi Mulya Penggaron Semarang, selanjutnya bagaimana pelaksanaan manajemen Kurikulum, apakah sudah mencapai tujuan yang diharapkan atau bahkan sebaliknya dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
C. Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang akan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang? 2. Apa problem yang dihadapi dalam Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang? 3. Bagaimana Solusi yang diterapkan dalam memecahkan masalah dalam pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berangkat dari permasalahan di atas, ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan Manfaat Penelitian, adapun tujuan dan Manfaat tersebut antara lain: Berpijak dari beberapa pokok penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen Kuriklum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang..
11
2. Untuk mengetahui problem apa saja yang ada di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. 3. untuk mengetahui bagaimana menyelesaikan masalah yang di hadapi dalam menerapkan Manajemen Kurikulum yang ada di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang.
Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti mengenai manajemen kurikulum untuk anak usia dini di Taman Kanak-Kanak, khususnya pada bagian materi, media, metode, dan evaluasi yang sangat mempengaruhi tingkat perkembangan anak didik. 2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dan para guru Taman Kanak-Kanak dalam menerapkan kurikulum yang tepat dan berpegang teguh pada dasar psikologis dan paedagogis pendidikan anak usia dini.
E. Kajian Pustaka Penulisan dan penelitian tentang manajemen kurikulum bukanlah hal yang baru, dan sudah banyak dilakukan oleh banyak orang, baik yang berupa skripsi, desertasi, dan juga tulisan ilmiah lainya, kajian pustaka disini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dan membantu
pembahasan penelitian. Kajian pustaka yang mencakup tentang Manajemen Kurikulum dalam bidang pendidikan usia dini antara lain: Umi Hanik (3102013) dengan skripsinya yang berjudul “Studi Tentang Manajemen Kurikulum PAI di SMP Nasima Semarang”, didalamnya membahas tentang konsep manajemen Kurikulum dan pentingnya manajemen Kurikulum, di dalam sekripsi tersebut dapat membantu dalam peneliti dalam aspek penyusunan konsep manajemen khususnya manajemen kurikulum.19 Anis Sulisytifa (3102261), dengan skripsinya yang berjudul, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Studi Kasus 19
Umi Hanik (3102013), Studi Tentang Manajemen Kurikulum PAI di SMP Nasima Semarang, Semarang: Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, d.t.
12
di SMP Nasima Semaranng)”, yang didalamnya membahas tentang pengembangan
kurikulum
Walaupun
dalam
skripsinya
ini
berisi
Pengembangan kurikulum tidak membahas tentang manajemen kurikulum, akan tetapi dapat membantu dalam permasalahan dan memberikan solusi dalam permasalah manajemen kurikulum dan bisa mengembangkan kurikulum tersebut.20 Menurut Dr. Irwan Prayitno dalam buku ”Seni Pendidikan Anak (Ajaklah Anak Berbicara, Ketika Anak Marah, 24 Jam bersama Anak, Membangun Potensi Anak dan Tips Bergaul Bersama Anak), Menyatakan bahwa pendidikan anak sejak dini marupakan pintu gerbang bagi proses selanjutnya. Lebih lanjut kajian terhadap peekembangan dan permasalahan seputar anak. Serta upaya membangun potensinya banyak dibahas dengan jelas dalam buku-buku karya Irwan Prayitno tersebut. Oleh karena itu, peniliti menilai buku pendidikan anak yang ditulis Dr. Irwan Prayitno sangat Tepat sebagai buku panduan bagi orang tua dan guru. Penelitian lain adalah Dra. Sofia Hartati, M.Si yang berjudul “Modelmodel Pembelajaran Anak Usia Dini”, dalam penelitian ini membahas tentang beberapa model pendidikan anak usia dini. Model tersebut merupakan model pembelajaran yang mengedepankan kepentingan anak sebagai seorang individu yang unik. Dan model tersebut bisa di dominasikan pada kurikulum pendidikan anak usia dini. sebenarnya dalam penelitian ini sedikit membahas manajemen kurikulum dan dapat membantu peneliti dalam aspek penentuan kurikulum, terutama dalam mengembangkan potensi guru.21 Sebuah karya ilmiah yang berjudul Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Taman Kanak-kanak, dengan HJ. Nibras OR. Salim sebagai penulisnya, mengungkapkan bahwa, Taman Kanak-kanak mempunyai banyak permasalah, solusi yang bisa memcahkan permasalahan itu, dan juga menyelaskan bagaimana mengembangkan Agama di Taman Kanak-kanak. 20
Anis Sulisytifa, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Studi kasus di SMP Nasima Semarang), Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, d.t. 21 Dra. Sofia Hartati, M.Si, Model-model Pembelajaran Anak Usia Dini, Jakarta; Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan, d.t.
13
Oleh karena itu, karya ini sangat membantu dalam memecahkan solusi yang dihadapi sekolah yang di teliti yaitu TK Budi Mulya Semarang. 22 Dan dari penelitian di atas penelitian yang sekarang peneliti lakukan adalah benar-benar yang belum pernah diteliti oleh peneliti lainnya. Sesuai dengan judul bahwa penelitian ini lebih menekankan pada Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Bentuk penelitian adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasisituasi atau kejadian-kejadian.23 Adapun tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. 2. Pendekatan Pendekatan
yang
digunakan
adalah
pendekaan
kualitatif.
Pendekatan kualitatif ini dapat dipandang sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.24 3. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut: 22
HJ. Nibras OR. Salim, Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Taman Kanakkanak, Jakarta Badan Pembina Taman Kanak-kanak Islam Indonesia (BPTKI), d.t. 23 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 18. 24 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 6.
14
a. Interview atau Wawancara Metode interview atau wawancara yaitu alat pengumpul data atau informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.25 Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data
tentang
bagaiman
pelaksanaan
manajemen
Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang., dalam hal ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan WaKa Kurikulum dan pihak yang berkepentingan. b. Observasi atau Pengamatan Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian,26 metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran dan pelaksanaan manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. c. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan dengan mencari data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.27 Metode ini digunakan untuk mendapatkan dokumen-dokumen
yang
berkaitan
dengan
letak
geografis, kondisi lingkungan, sarana dan prasarana sekolah keadaan peserta didik, guru dan karyawan, untuk membantu menganalisis datadata primer.
25
Suharsi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm 236 26 Nana Sudjana Dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 16 27 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. Kedua, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 165.
15
4. Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.28 a. Triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan beberapa sumber data tersebut. b. Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. c. Triangulasi waktu. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan cara wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Kaitannya dengan penelitian ini, keseluruhan triangulasi tersebut akan digunakan untuk mengkroscek data yang telah diperoleh dari sumber data, antara lain: anak-anak yang belajar, guru-guru yang mengajar, WaKa Kurikulum, dan Kepala Sekolah yang berada di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. 5. Analisis data Data-data yang telah terkumpul, maka penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu: prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari 28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 372-374.
16
orang-orang atau perilaku yang teramati.29 Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan kesimpulan yang benar penulis menggunakan metode-metode lainnya. Metode deskriptif. Yaitu menguraikan penelitian dan menggambarkannya secara lengkap dalam suatu bahasa, sehingga ada suatu pemahaman antara kenyataan di lapangan dengan bahasa yang digunakan untuk menguraikan data-data yang ada.30 Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tentang Manajemen Kurikulum yang diterapkan di TK Budi Mulya yang terletak di Pedurungan Semarang.
G. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab, yaitu sebagai berikut: Bab pertama, adalah pendahuluan. Bab pertama merupakan gambaran umum dari keseluruhan isi skripsi ini. Adapun dalam bab pertama ini terdiri dari: latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua, merupakan landasan teori, yang akan membahas tentang manajemen kurikulum, pendidikan anak usia dini, dan manajemen kurikulum taman kanak-kanak. Sub bab manajemen kurikulum terdiri dari pembahasan mengenai,
pengertian
manajemen,
tujuan
manajemen,
fungsi-fungsi
manajemen, komponen-komponen kurikulum, bentuk-bentuk kurikulum, ruang lingkup manajemen kurikulum. Pembahasan mengenai pendidikan anak usia dini akan diuraikan mengenai: Pengertian pendidikan anak usia dini, hakikat anak usia dini, hakikat pembelajaran anak usia dini, pendekatan pembelajaran dan penilaian pendidikan anak usia dini. Sedangkan pembahasan
29
Ibid., hlm. 3. Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1989), hlm. 68-69. 30
17
mengenai manajemen kurikulum taman kanak-kanak akan diuraikan mengenai Kurikulum Taman kanak-kanak, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak, materi belajar di Taman Kanak-kanak, metode pengajaran di Taman Kanak-kanak, media belajar di Taman Kanak-kanak dan Evaluasi pembelajaran. Bab ketiga, merupakan pengolahan data di lapangan. Yang akan dibahas dalam bab tiga ini antara lain: Gambaran Umum TK Budi Mulya Penggaron Semarang, pelaksanaan manajemen Kurikulum yang meliputi: perencanaan,
pengorganisasian,
implementasi,
Evaluasi,
majamenen
kurikulum di TK Budi Mulya Penggaron Semarang, problem yang dihadapi dan solusi yang diterapkan dalam memecahkan masalah di dalam manajemen kurikulum. Bab keempat, adalah analisis. Dalam penelitian skripsi ini yang akan di analisis yaitu tentang analisis pelaksanaan manajemen kurikulum yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, implementasi, Evaluasi, majamenen kurikulum di TK Budi Mulya Penggaron Semarang. dan analisis problem dalam melaksanakan Manajemen kurikulum serta solusi yang diambil dalam pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan anak usia dini. Bab kelima, merupakan kelanjutan dari bab-bab selanjutnya. Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban singkat dari pokok permasalahan, dilanjutkan saran-saran dan diakhiri dengan penutup.
18
BAB II MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI A. Manajemen Kurikulum 1. Pengertian Manajemen Kurikulum Secara bahasa manajamen berasa dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Secara etimologi manajemen adalah “ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam sebuah organisasi”1 Menurut patterson dan E.G Plowan, dalam bukunya “Business Organization and Management” manajemen dapat difenisikan sebagai suatu teknik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang ditetapkan, dijelaskan dan dijalankan.2 Sedangkan menurut Harold koontz dan Cygil O’ Donnel dalam bukunya “Principles of Management an analysis of Manajement Functions” memberikan batasan sebagai berikut “manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain
yang
meliputi
perencanaan,
pengorganisasian,
penempatan,
penggerakan dan pengendalian”.3 Kemudian Sondang Sebagian menyatakan bahwa “manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan seseorang untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian melalui kegiatan orang lain”.4
1 Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1994) Cet. Ke-4, Hal : 1 2 Melayu SP. Hasibun, Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah), (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1993), Hal : 3 3 Ibid, Hal : 8 4 Soebagio Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000), Cet.Ke-1, Hal : 112
18
19
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan
merencanakan,
mengorganisasikan,
menggerakan,
mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumberdaya manusia, sarana dan prasana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.5 Menurut Soemiarti Patmonodewo, kurikulum adalah “suatu perencanaan pengalaman belajar secara tertulis. Kurikulum itu akan menghasilkan suatu proses yang akan terjadi seluruhnya di sekolah Rancangan tersebut merupakan silabus yang berupa daftar judul pelajaran dan urutannya akan tersusun secara runtut sehingga merupakan program”.6 Manajemen Kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga
pendidikan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.7 Berdasarkan beberapa definisi manajemen dan kurikulum yang telah dipaparkan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa manajemen kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk memudahkan guru dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang diawali dari tahap perencanaan dan diakhiri dengan evalusi program, agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah serta dapat berdaya hasil guna dan berdaya guna.
5
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-2, Hal : 54 7 http://etd.eprints.ums.ac.id/3214/1/G000050020.pdf 6
20
Indikator keefektifan dan keefesienan kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola manajemen kurikulum. Dengan kata lain, keberhasilan sekolah sangat ditentuan oleh pelaksana manajemen kurikulum yang merupakan salah satu dari kegiatan manajemen sekolah. 2. Tujuan Manajemen Pendidikan di era globalisasi, demokrasi, dan kemajuan teknologi informasi sangat mempengaruhi kehidupan manusia yang keseluruhan perubahan-perubahan besar tersebut mempengaruhi proses pendidikan. Dengan demikian, proses pendidikan yang sebelumnya terbatas dalam lingkungan keluarga atau masyarakat lokal maupun nasional kini berubah perspektif pandangannya, yaitu ditambah dengan membentuk warga Negara global. Proses demokratisasi memberikan pengaruh terhadap pendidikan yang bukan terbatas kepada perkembangan individu tetapi individu yang hidup dengan individu yang lain dalam lingkungan lokal, nasional, dan global, yang ditunjang oleh kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi. Perubahan kehidupan manusia di era globalisasi menuntut manajemen yang baik. Dalam hal ini masyarakat merupakan salah satu pemegang hak, maka tujuan lembaga-lembaga pendidikan harus pula menampung apa yang diinginkan oleh masyarakat, bukan hanya menampung apa yang diinginkan oleh birokrasi. Dalam kaitan ini, perlu ada struktur organisasi di lembaga-lembaga pendidikan yang mengikutsertakan partisipasi masyarakat, yakni dalam hal memberikan investasi dalam pendidikan, dan juga ikut serta dalam merencanakan kurikulum pendidikan, evaluasi pendidikan serta hal-hal yang menyangkut proses belajar.8 Meskipun demikian, pendidikan belumlah segala-galanya kalau tidak diikuti dengan usaha-usaha perbaikan di berbagai bidang yang berkaitan. Suatu perubahan yang dikehendaki harus bermula dari lembaga itu sendiri. Dalam konteks manajemen pendidikan, tujuan pokok 8
2084
H.A.R. Tilaar, “Kekuasaan dan Pendidikan” (Magelang; Bumi Aksara, 1995), Hlm.
21
pengembangan hubungan efektif dengan masyarakat setempat adalah untuk memungkinkan orang tua dan warga setempat berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah. Orang tua merupakan penanggung jawab utama terhadap pendidikan anak-anaknya. Adapun dalil yang menyatakan kewajiban orang tua dalam mendidik anak-anaknya adalah Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6:
ﺎﻴﻬﻋﹶﻠ ﺭﺓﹸ ﺎﺤﺠ ﺍﹾﻟ ﻭﻨّﺎﺱﺎ ﺍﻟﺩﻫ ﻭﻗﹸﻮ ﺍﺎﺭﻢ ﻧ ﻴ ﹸﻜﻫﻠ ﻭﹶﺃ ﻢ ﺴﻜﹸ ﻧﻔﹸﻮﺍ ﻗﹸﻮﺍ ﹶﺃﻣﻨ ﻦ ﺁ ﻳﺎ ﺍّﹶﻟﺬﻳﻬّﺎ ﹶﺃﻳ 9
(6 : ﻥ )اﻟﺘﺤﺮﻳﻢ ﻭ ﹶﻣﺮ ﺆ ﻳ
ﺎﻌﻠﹸﻮ ﹶﻥ ﻣ ﻳ ﹾﻔﻭ ﻢ ﺮﻫ ﻣ ﺎ ﹶﺃﻪ ﻣ ﻮ ﹶﻥ ﺍﻟّﹶﻠﻌﺼ ﻳ ﺩ ﻻ ﺍﺷﺪ ﻅ ﻼ ﹲﺋ ﹶﻜ ﹲﺔ ﻏﻼﻣ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. At-Tahrim:6). Tujuan manajemen dalam pendidikan harus dapat dirumuskan dengan baik agar tujuan pendidikan, yaitu kualitas pendidikan yang baik dapat dicapai. Manajemen pendidikan tidak lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu pendidikan yang mempunyai relevansi serta akuntabilitas. Manajemen pendidikan akan beragam sesuai dengan tuntutan sosial, ekonomi, budaya, dan politik di daerahnya. Manajemen pendidikan dalam rangka otonomi daerah akan berkembang pesat karena ditantang oleh keberagaman daerah tempat pendidikan itu berlaku. Hal ini berarti setiap daerah perlu mengembangkan manajemen dalam pendidikannya sendiri sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Tujuan manajemen adalah terselenggaranya keseluruhan program kerja secara efektif dan efisien. Efektif berarti mencapai tujuan, sedangkan efisien, dalam artian umum bermakna hemat. Jadi, ada dua tujuan pokok
9
Khadim al Haramain asy Syarifain, Al Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1 Maret 1971), hlm: 951
22
dengan diterapkannyamanajemen dalam suatu penyelesaian pekerjaan, organisasi, instansi, atau lembaga. a. Efektivitas Pertama, tujuan manajemen itu diupayakan dalam rangka mencapai efektifitas. Suatu program kerja dikatakan efektif apabila program kerja tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, tujuan diterapkannya manajemen pada sebuah program adalah agar program tersebut dapat mencapai tujuan. b. Efisiensi Kedua, manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam pelaksanaan setiap program. Efisiensi merupakan suatu konsepsi perbandingan antara pelaksanaan satu program dengan hasil akhir yang diraih atau dicapai.10 3. Fungsi-Fungsi Manajemen. Lembaga pendidikan formal, dalam hal ini sekolah, memerlukan kegiatan pengendalian untuk mencapai tujuannya. Kegiatan-kegiatan itu antara lain bersifat kebijaksanaan dalam melakukan kegiatan operatif dan kegiatan profesional. Langkah-langkah manajemen merupakan proses yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu manajemen. Kegiatan tersebut adalah merupakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: a. Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan. Program kegiatan apapun perlu direncanakan dengan baik agar semua kegiatan terarah bagi tercapainya tujuan. Ada yang merumuskan perencanaan dengan sangat sederhana, misalnya, perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang agak kompleks merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, 10
H. A. R. , Tilaar, Kekuasaan Dan Pendidikan, Op. Cit. hlm. 288-289
23
siapa yang bertanggung jawab dan penetapan mengapa hal itu harus dicapai.11 “Perencanaan
dapat
didefinisikan
sebagai
keseluruhan
proses
pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.”12 “Perencanaan merupakan langkah pertama dalam proses manajemen yang harus dilakukan oleh orang-orang yang mengetahui semua unsur organisasi.”13 Perencanaan pada dasarnya berarti persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Di dalam bidang pendidikan berarti persiapan menyusun keputusan tentang masalah atau pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sejumlah orang dalam rangka membantu orang lain (terutama anak didik) untuk mencapai tujuan pendidikannya.14 “Perencanaan menurut Gibson (1982) adalah mencakup kegiatan menentukan sasaran dan alat sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.”15 “Perencanaan dapat dipandang sebagai suatu fungsi yang bergerak terus menerus, dapat juga dipandang sebagai proses untuk mengubah suatu input menjadi output. Input perencanaan adalah informasi tentang tujuan, sedangkan outputnya adalah rencana.”16 Perencanaan sering juga disebut jembatan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Meskipun masa yang akan datang sukar diperkirakan karena banyak faktor di luar pengusaan manusia yang 11
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 21 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 42. 13 Ibid. hlm.42 14 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, ( Jakarta: P.T. Toko Gunung Agung, 1996), hlm. 16 15 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2000), hlm. 46 16 Taliziduhu Ndraha, Konsep Administrasi Dan Administrasi Di Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 34 12
24
berpengaruh terhadap rencana, tetapi tanpa perencanaan kita akan menyerahkan keadaan pada masa yang akan datang itu kepada kebetulan-kebetulan. Itulah sebabnya Koontz (1972) menyerahkan perencanaan sebagai suatu proses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusankeputusan pada tujuan yang hendak dicapai.17 Keberhasilan perencanaan sangat menunjang keberhasilan kegiatan manajemen secara keseluruhan. Oleh karena itu, perencanaan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan yang baik menurut pakar manajemen adalah sebagai berikut: 1) Dibuat oleh orang-orang yang memahami organisasi; 2) Dibuat oleh orang-orang yang memahami perencanaan; 3) Disertai dengan rincian yang teliti; 4) Tidak terlepas dari pemikiran pelaksanaan; 5) Terdapat tempat pengambilan resiko; 6) Sederhana, luwes dan praktis; 7) Didasarkan pada keadaan nyata masa kini dan masa depan; 8) Dibuat bersama; 9) Direkomendasi oleh penguasa tertinggi;18 Oleh karena perencanaan merupakan sebuah proses, ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam membuat perencanaan, yaitu: 1) Memperkirakan masa depan; 2) Menganalisis kondisi lembaga; 3) Merumuskan tujuan secara operasional; 4) Mengumpulkan data atau informasi; 5) Menganalisis data atau informasi; 6) Merumuskan dan menetapkan alternatif program; 7) Menetapkan perkiraan pelaksanaan program; 8) Menyusun jadwal pelaksanaan program.19 Dari uraian di atas menggambarkan bahwa perencanaan harus dapat memandang atau meramalkan kejadian-kejadian dimasa yang akan datang, berdasarkan kenyataan objektif yang ada pada masa sekarang dan masa lalu, dan diarahkan pada tercapainya tujuan.
17
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 49 18 Ibrahim Bafadal, Op. Cit. hlm. 43 19 Ibid. hlm. 43
25
b. Pengorganisasian “Untuk melaksanakan program kerja atau kegiatan yang telah disusun tentu
diperlukan
orang
atau
tenaga.
Orang
tersebut
harus
diorganisasikan agar dapat bekerja sama secara efektif dan efisien.”20 Kata
organisasi
mempunyai
dua
pengertian
umum.
Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan atau rumah sakit. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dimana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.21 Pengorganisasian menurut Gibson (1982) meliputi semua kegiatan manajerial yang dilakukan untuk mewujudkan kegiatan yang direncanakan
menjadi
suatu
struktur
tugas,
wewenang,
dan
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas tertentu untuk mencapai tugas yang diinginkan organisasi.22 Pengorganisasian merupakan proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.23 “Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan semua tugas, tanggung jawab, wewenang, dan komponen dalam proses kerja sama sehingga tercipta suatu sistem kerja yang baik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.”24
20
Muchlas Samani, Panduan Manajemen Sekolah, (Depdikbud, 1999), hlm. 4 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE,2001), hlm 167 22 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2000), hlm. 49-50 23 Nanang Fattah, Op. Cit. hlm. 71 24 Ibrahim Bafadal, Op. Cit. hlm. 43 21
26
Sedangkan menurut Siagian (1981), pengorganisasian suatu program dapat dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi pekerjaan atau tugas yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. 2) Mengelompokkan tugas serta fungsi yang sama. 3) Memberikan nama tertentu bagi setiap kelompok pekerjaan atau tugas dengan nama yang kurang lebih manggambarkan fungsinya masingmasing. 4) Menentukan orang-orang yang akan ditunjuk menyelesaikan setiap kelompok kerja atau tugas. Apabila ada kelompok kerja atau tugas tertentu harus dikerjakan oleh lebih dari satu orang, salah satu di antara mereka perlu ditunjuk sebagai penanggung jawabnya. 5) Mendistribusikan fasilitas atau peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 6) Menetapkan aturan kerja. 7) Menetapkan hubungan kerja.25 Dari
pengertian
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang pada kegiatan-kegiatan, adanya faktor –faktor fisik dan faktor yang mendukung lainnya. c. Penggerakan Penggerakan merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian secara kongkrit. Menggerakkan (Actuating) menurut Terry (1977) berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin, oleh karena itu kepemimpinan kepala daerah dan kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting menggerakkan personel melaksanakan program kerja sekolah.26 Penggerakan dapat diartikan sebagai usaha mendapatkan hasil dengan penggerakan orang lain, dan para personel tidak akan bekerja secara maksimal jika anggota organisasi tidak dipicu oleh pemimpin untuk bekerja dengan baik dan benar. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggerakan adalah kegiatan untuk mengarahkan orang lain agar suka dan bersedia 25 26
Ibid. hlm. 43-44 Syaiful Sagala, Op. Cit. hlm. 52
27
bekerja dalam upaya mencapai tujuan. Titik tekan definisi ini adalah cara yang tepat untuk menggerakkan bawahan. d. Pengawasan Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen. Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, dan pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. “Pengawasan dapat didefinisikan sebagai sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan.”27 Robert J. Mockler mengemukakan definisi pengawasan dalam manajemen yaitu, suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan.28 Sedangkan Kimbrough dan Nunnery (1983) mengartikan pengawasan sebagai proses memonitor kegiatan-kegiatan. Tujuannya untuk menentukan harapan-harapan yang secara nyata dicapai dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap penyimpanganpenyimpangan yang terjadi. Harapan-harapan yang dimaksud adalah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai dan programprogram yang telah direncanakan untuk dilakukan dalam periodeperiode tertentu.29 Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan pada dasarnya merupakan pengendalian
terhadap
kegiatan
suatu
lembaga,
agar
tidak
menyimpang dari tujuan, program, aturan-aturan, dan prinsip suatu lembaga. Prinsip-prinsip pengawasan yang perlu diperhatikan menurut Massie (1973:89) adalah: 27
T. Hani Handoko, Op. Cit. hlm.359 Ibid. . hlm.360 29 Ibrahim Bafadal, Op. Cit. hlm. 46 28
28
1) Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan. 2) Pengawasan harus menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan. 3) Harus fleksibel dan responsif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan. 4) Cocok dengan organisasi pendidikan, misalnya organisasi sebagai sistem terbuka. 5) Merupakan kontrol diri sendiri. 6) Bersifat langsung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat pekerja. 7) Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personel.30 Dengan kata lain, kegiatan monitoring dan pengawasan adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang penyelenggaraan suatu kerjasama antara guru, kepala sekolah dan pihak terkait dalam pendidikan. 4. Komponen-komponen Kurikulum Menurut Abdullah Idi, Komponen-komponen kurikulum dibagi dalam: a. Komponen Tujuan Tujuan merupakan syarat hal yang paling penting dalam proses pendidikan, yakni hal yang ingin dicapai secara keseluruhan yang meliputi tujuan dominant kognitif, dominant afektif dan dominant psikomotor. b. Komponen Isi dan Struktur Program dan Materi. Komponen ini merupakan materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. c. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana atau media merupakan alat Bantu untuk memudahkan dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh anak didik dalam proses belajar mengajar.
30
Syaiful Sagala, Op. cit. hlm. 60
29
d. Komponen Strategi Belajar Mengajar Strategi menunjuk pada suatu pendekatan (approach), metode (method), dan peralatan belajar mengajar yang diperlukan dalam pengajaran. e. Komponen Proses Belajar Mengajar Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah diharapkan terjadinya perubahan dalam tingkah laku anak. f. Komponen Evaluasi atau Penilaian Untuk
melihat sejauh
mana keberhasilan dalam pelaksanaan
kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Hal ini sangat penting, mengingat hasil penelitian atau hasil yang dimiliki oleh anak didik tidak jarang menjadi barometer atas keberhasilan proses pengajaran pada suatu Taman Kanak-kanak dan berkaitan erat dengan masa depan anak didik. Dari beberapa uraian di atas, terlihat tiap komponen saling berkaitan erat dengan komponen lainnya dan merupakan suatu kesatuan yang mempunyai hubungan dan pengaruh timbal balik antara satu dengan yang lainnya dapat digambarkan dalam bagan : Tujuan Isi/Bahan
Evaluasi Metode/PBM
Sumber: Fuaddudin dan Sukama Karya, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, 1995)
5. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum a. Kegiatan Perencanaan Kurikulum
30
Kurikulum dapat berjalan dengan baik, membutuhkan adanya perencanaan yang baik. Adapun perencanaan tersebut meliputi: 1) Penyusunan program pengajaran 2) Membuat program-program tahunan dan program semester 3) Penyusunan satuan pelajaran dan rencana pengajaran 4) Membuat program evaluasi sesuai kegiatan belajar mengajar b. Kegiatan Pelaksanaan Kurikulum 1) Pengorganisasian siswa 2) Pengkondisian kelas 3) Mengelola dan menyajikan materi 4) Menyajikan
materi
sesuai
dengan
alokasi
waktu
yang
direncanakan. 5) Dalam menyajikan materi mencari metode yang efektif dan efisien 6) Menggunakan media atau alat Bantu pelajaran 7) Menggunakan buku penunjang c. Kegiatan pengawasan Kurikulum Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan kurikulum, kepala sekolah mengadakan pengawasan yang berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum tersebut yang telah dilaksanakan oleh guru. d. Kegiatan Evaluasi Kurikulum 1) Mengadakan pre test 2) Evaluasi proses 3) Memberikan tes formatif 4) Membuat kisi-kisi soal 5) Menyusun soal 6) Mencatat hasil ulangan dalam buku nilai 7) Mengadakan pelajaran tambahan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. B. Pendidikan Anak Usia Dini 1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
31
Dalam Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.31 Menurut M. Ngalim Purwanto pendidikan adalah “segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan”.32 Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan piker, emosional, berwatak, dan berketerampilan untuk siap hidup di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan anak ialah pendidikan yang diberikan kepada anak yang mempunyai sifat ke anak-an, anak yang mempunyai hakekat sebagai sub species adolescentiae; yaitu “anak yang di samping mempunyai sifatsifat serba tak berdaya, serba masih menggantungkan diri pada orang lain, juga merupakan anak sebagai calon orang dewasa dimana di dalam dirinya terdapat kekuatan, dorongan dan naluri untuk mengembangkan dirinya menuju kedewasaan”.33
31
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teorintis dan Praktis, (Bandung: Rosda Karya, 2004), Cet.Ke-10, Hal : 16 33 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya; Penerbit Usaha Nasional, 1973), Hal : 134 32
32
Anak usia dini secara etimologis (asal usul katanya) berasal dari kata "anak", "usia" dan "dini". Dalam kamus umum bahasa Indonesia anak adalah anak yang masih kecil.34 Sedangkan "dini" artinya pagi, atau waktu. Sedangkan "usia" artinya umur.35 Dari kata-kata tersebut, anak usia dini adalah orang yang masih kecil yang berada dalam umur yang awal (mula). Anak usia dini disebut pula sebagai anak yang usianya belum mencapai usia sekolah dasar. Artinya anak tersebut dapat mengikuti pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.36 Mengenai materi pendidikan agama anak ini dalam al-Quran surat Luqman ayat 13-20 menjelaskan bahwa:
☺ ⌧ ⌧
☺ ☺
⌧
⌦
☺
☺
☺
☺ 34
38.
35 36
Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996) hlm. Ibid, hlm. 252 Ibid, hlm. 1137
33
☺ ☺
☺
☺ ☺ ⌧ ☺
37
(13) dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (14) dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (15) dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepadaKulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (16) (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di 37
Khadim al Haramain asy Syarifain, Al Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/pentafsir Al Qur’an, 1 Maret 1971), hlm: 654 – 656
34
langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus [Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya] lagi Maha mengetahui. (17) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (18) dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang sombong lagi membanggakan diri. (19) dan sederhanalah kamu dalam berjalan [Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (20) tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. Ayat di atas dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam untuk anak yaitu, meliputi aspek keimanan (aqidah), ibadah, akhlak. Yang mana dari ketiga aspek tersebut dapat di kembangkan materinya sesuai dengan tingkatan kemampuan anak. Sebagaimana hadits Rosulullah SAW:
ﻭﺍ ﺮ ﻣ ﷲ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ِ ﻮ ﹸﻝ ﺍ ﺳ ﺭ ﻪ ﹶﻗﺎ ﹶﻝ ﻨﻋ ﷲ ُ ﻲ ﺍ ﺿ ﺭ ﺹ ﻌﺎ ﹺ ﻦ ﺍﹾﻟ ﺑ ﺮﻭ ﻤ ﻋ ﻦ ﻋ ﻮﺍ ﻭﹶﻓ ّﹺﺮﹸﻗ ﺸ ﹴﺮ ﻋ ﺑﻨﹶﺎ ُﺀﻢ ﹶﺍ ﻫ ﻭ ﻬﺎ ﻴﻋﹶﻠ ﻢ ﻫ ﻮ ﺑﺿ ﹺﺮ ﻭﺍ ﺒ ﹺﻊﺳ ﻨﺎ ُﺀﺑﻢ ﹶﺍ ﻫ ﻭ ﺓ ﻼ ﺼﹶ ﻢ ﹺﺑﺎﻟ ﺩ ﹸﻛ ﻭ ﹶﻻ ﹶﺍ ﻚ ﹶﻓ ﹶﻘﺎ ﹶﻝ ﻟﻦ ﹶﺫ ﻋ ﺌ ﹶﻞﺳ ﻮ ﹶﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳ ﺭ ﺍ ﹼﻥ . ﻀﺎ ﹺﺟ ﹺﻊ ﻤ ﻓﻰ ﺍﹾﻟ ﻢ ﻬ ﻨﻴﺑ 38 (ﺓ )ﺍﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻼ ﺼﹶ ﻩ ﹺﺑﺎﻟ ﻭ ﺮ ﻤ ﻪ ﹶﻓ ﻟﻤﺎ ﺷ ﻦ ﻣ ﻪ ﻨﻴﻤ ﻳ ﻑ ﺮ ﻋ ﺍ ﹶﺫﺍ Dari Amr bin al-‘Ashi berkata; Rasulullah saw. bersabda: perintahlah anak-anakmu untuk shalat ketika berumur 7 tahun, dan pukullah apabila tidak mau menjalankannya ketika berumur sepuluh tahun. dan pisahkanlah mereka pada tempat tidurnya. Bahwa Rasululaah saw ditanya soal itu, Rasulullah menjawab: ketika seorang anak mengetahui kanan dan kiri maka suruhlah shalat. (HR. Abu Dawud)
38
Abu Dawud, Musnad Abu Dawud, (Indonesia, Maktabah Dahlan, tth), hlm. 187.
35
Memilih jenis materi ajaran agama ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan sebagai patokan. Secara garis besar, materi tersebut dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: 1. Dasar, yaitu yang penguasaannya menjadi kualifikasi lulusan dari pengajar yang bersangkutan. Materi jenis ini diharapkan dapat secara langsung membantu terwujudnya sosok individu “berpendidikan” yang diidealkan. Dalam pendidikan agama Islam, hal ini berarti bahwa materi tersebut diharapkan dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai sosok keberagamaan yang tercermin dalam dimensidimensinya. Di antara materi tersebut adalah materi yang ada dalam ilmu Tauhid (dimensi kepercayaan), Fiqh (dimensi perilaku ritual dan sosial), akhlak (dimensi komitmen). 2. Sekuensial, yaitu materi yang dimaksudkan untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan lebih lanjut materi dasar (secara berjenjang). Materi ini secara tidak langsung dan tersendiri akan menghantarkan peserta didik pada peningkatan dimensi keberagamaan mereka, tetapi sebagai landasan yang akan mengokohkan materi dasar. Di antara subjek yang berisi materi jenis ini adalah tafsir dan hadits, yang bertujuan agar peserta didik dapat memahami materi dasar lebih lanjut. 3. Instrumental, yaitu materi yang tidak secara langsung berguna untuk meningkatkan keberagamaan, tetapi penguasaannya sangat membantu sebagai alat untuk mencapai penguasaan materi dasar keberagamaan. Yang tergolong materi ini, dalam pendidikan agama Islam di antaranya adalah bahasa Arab. 4. Pengembang personal, yaitu materi yang secara tidak langsung meningkatkan keberagamaan ataupun toleransi beragama, tetapi mampu membentuk kepribadian yang sangat diperlukan dalam “kehidupan beragama”. Di antara materi yang termasuk dalam kategori
36
jenis ini adalah sejarah kehidupan manusia, baik sejarah di masa lampau maupun kontemporer.39 Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ciri khas dari seorang anak adalah mengalami proses tumbuh-kembang, yakni dengan adanya peranan pendidikan di masa dini, khususnya lingkungan keluarga yang sangat mempengaruhi. Anak adalah tumpuan harapan bangsa karena ia merupakan generasi penerus. Tumbuh kembang merupakan suatu proses utama yang hakiki dan khas pada anak dan merupakan sesuatu yang terpenting bagi anak tersebut. Agar anak menjadi generasi penerus dan potensi sumber daya manusia yang tangguh proses tumbuh kembangnya harus berjalan seoptimal mungkin. Penyimpangan, ganguan, dan kelainan yang terjadi pada proses tumbuh kembang anak akan sangat merugikannya dan dengan sendirinya kelak akan menurunkan kualitas sumber daya manusianya. Jadi, pendidikan bagi anak dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing,
mengasuh,
dan
pemberian
kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. 2. Hakikat Anak Usia Dini Pengertian dari anak usia dini yaitu “proses pertumbuhan anak dimana kehidupan sianak seluruhnya masih tergantung dalam perawatan orang tuanya atau bisa ditafsirkan anak usia 0-2 tahun”.40 Sedangkan Hibana S. Rahman berpendapat lain, beliau mengemukakan bahwa “anak usia dini diartikan masa anak pada usia 0-8 tahun”.41
39 Ibnu Hadjar, Pendekatan Keberagamaan dalam Pemilihan Metode Pengajara Pendidikan Agama Islam, Dalam Chabib Thoha, Methodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001). Hlm. 17-19. 40 Abdurrahman Isawi, Serial Psikologi Islam (Anak dalam keluarga),(Jakarta; Studia Press, 1994), Cet.Ke-1, hlm. 11 41 Hibana S. Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PSTKI Press, tt) hlm. 5
37
Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah masa kehidupan anak yang masih tergantung dan membutuhkan pertolongan orang lain (khusunya orang tua) dalam setiap kegiatannya, yakni pada usia 0-6 tahun. Penulis mengambil kesimpulan ini karena pada umumnya batas usia 6 tahun itulah orang tua mendidik anakanak mereka pada pendidikan prasekolah (Taman Kanak-kanak), kemudian setelah umur 6 tahun biasanya anak akan dimasukan ke Sekolah Dasar (SD). 3. Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Oleh karena itu, perlulah kiranya kita mengetahui hakikat pembelajaran anak usia dini: a. Proses pembelajaran bagi anak usia dini adalah proses interaksi antar anak, sumber belajar dan pendidikan dalam suatu lingkungan belajar tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain, maka proses pembelajarannya ditekankan pada aktifitas anak dalam bentuk belajar sambil bermain. c. Belajar sambil bermain ditekankan pada pengembangan potensi di bidang fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosialemosional (sikap, perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi menjadi kompetensi/kemampuan yang secara actual dimiliki anak. d. Penyelenggaraan pembelajaran bagi anak usia dini perlu memberikan rasa aman anak usia tersebut. e. Sesuai
dengan
sifat
perkembangan
anak
usia
dini
proses
pembelajarannya di laksanakan secara terpadu. f. Proses pembelajaran pada anak usia dini akan terjadi apabila anak tersebut secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur pendidik.
38
g. Program belajar mengajar bagi anak usia dini dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi kemudahan bagi anak usia dini untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktifitas yang bersifat konkrit, dan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dari perkembangan serta kehidupan anak usia dini. h. Keberhasilan proses pembelajaran anak usia dini ditandai dengan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak-anak usia secara optimal dan dengan hasil pembelajaran yang mampu menjadi jembatan bagi anak usia dini untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perkembangan selanjutnya.42 Uraian di atas kiranya dapat dipahami oleh pendidik, karena cukup banyak pendidik yang tidak sabar menghadapi anak-anak usia dini, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan. Mereka memperlakukan anak-anak usia dini dengan tuntutan-tuntutan kemampuan yang sering tidak tepat dan melebihi dari batas kemampuan yang dimiliki. Cukup banyak pelajaran dan pelatihan yang hanya membawa kebosanan, kejenuhan, kelelahan, dan akhirnya menghasilkan kegagalan entah masa kanak-kanaknya entah ketika tumbuh sebagai remaja. C. Manajemen Kurikulum Taman Kanak-kanak 1. Arti Kurikulum Bagi Taman Kanak-kanak Kalau dalam bahasa Arab istilah usia TK atau prasekolah (preschoolage) ini menggunakan istilah
اﻟﺴﻦ اﻟﺴﺎﺑﻖ ﻟﺴﻦ دﺧﻮل اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻻﺑﺘﺪاﺋﻴﻪYang mana berarti masa sebelum masuk sekolah ibtidaiyyah (SD).43 Menurut The National Association For Education, istilah “preschool” adalah anak antara usia “toddler” dan usia anak masuk kelas 42
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Kurikulum dan Hasil Pelajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta, 2002), hlm. 4-5 43 Muhammad Ali Alkhuli, Dictionary of Education English-Arabic, (Beirut: Dar Elilm Lilmalayin, 1990 hlm. 366.
39
satu, biasanya antara usia tiga sampai dengan lima tahun. Sementara itu, pengertian toddler adalah anak yang mulai berjalan sendiri sampai dengan anak yang berusia tiga tahun. Sedangkan Bichler dan Snowman memberikan pengertian bahwa anak usia prasekolah adalah anak yang berumur +3-6 tahun.44 Sedangkan George S Morrison, mengatakan “the preschool years last from age three until children enter a formal school setting at the age of about five or five and half”.45 (Masa prasekolah adalah umur 3 sampai anak memasuki sekolah formal, yaitu sekitar 5 atau 5 ½ tahun). Masa TK atau prasekolah (pre-school age) adalah masa sebelum memasuki usia sekolah yang sesungguhnya, sehingga pada usia ini anak dapat dipersiapkan dengan memasuki kelompok bermain, penitipan anak atau Taman kanak-kanak yang memiliki sistem pendidikan yang berbeda dengan sekolah, dan dirancang sedemikian rupa untuk melayani perkembangan anak usia tersebut. Harapan anak akan berkembang sesuai dengan usia kronologisnya. Misalnya anak yang berusia tiga tahun bersikap maupun bertindak seperti anak yang berusia tiga tahun. Meskipun ada pula yang lebih mampu.46 Teori Piaget yang membicarakan tentang perkembangan kognitif, ditegaskan bahwa perkembangan kognitif anak masa prasekolah adalah mereka
yang
berada
pada
tahapan
pra-operasional.
Tahapan
praoperasional ini di bagi lagi menjadi dua yaitu tahap prakonsep (usia 2-4 tahun) dan tahap intuisi (usia 4-7 tahun).47 Selain itu, ada juga yang menyebut usia prasekolah ini dengan masa estetik dan masa fantasi. Yaitu
44
hlm. 44.
45
Soemarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
George S. Morrison, Early Chlidhood Education Today, (Columbus: Merrill Publishing Compay, 1990 hlm. 218. 46 Endang Poerwanti dan Nurwidodo, Perkembangan Peserta Didik, (Malang: UMM Pers, 2000), hlm. 79. lihat juga S. C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah: Penuntun Bagi Guru Dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1992), hlm. 1. 47 Ibid, hlm.61
40
masa perkembangan rasa keindahan. Pada masa ini perkembangan anak yang terutama adalah pancainderanya.48 Beberapa pengertian usia TK atau prasekolah di atas, walaupun ada perbedaan pendapat dalam menentukan umur sebelum masuk sekolah, ada yang berpendapat 3-5 tahun atau 5 ½ tahun, ada juga + 3-6 tahun. Tapi dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan usia prasekolah adalah mereka yang berumur + 3 sampai dengan masuk sekolah dasar. Pada umur 3 tahun, anak telah memperoleh kesadaran akan bertanggung jawab berkeyakinan adanya kewajiban dan telah tertanam dasar untuk menjadi orang yang dapat membentuk dirinya sendiri, sedangkan pada usia 4 s/d 5 tahun anak sudah siap dan matang untuk belajar berinisiatif dan mengembangkan kata hati sebagai pedoman bertindak. Pada usia 4 s/d 5 tahun, ia belajar menyelesaikan tugas-tugas untuk bergerak: ia lari, melompat dan berkeliling di sekitar lingkungan tetangga. Disamping itu ia tidak takut untuk berjauhan dengan orang tuanya. Ia memperoleh kesenangan dalam bergerak. Pada usia 4 s/d 5 tahun anak memperoleh kesenangan dalam alat-alat kelaminnya dan ia memperhatikan alat kelaminnya. 2. Kurikulum Taman Kanak-kanak Untuk
dapat
memberikan
pendidikan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, setiap sekolah perlu mempunyai sebuah rencana pendidikan yang sistematis, disebut kurikulum. Kurikulum ini tercantum segala sesuatu yang akan dilakukan untuk mendidik anak dan yang berhubungan erat dengan pendidikan tersebut. Armai Arief dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan dan metodologi Pendidikan Islam, menjelaskan bahwa :
48
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung, PT RemajaRosdakarya, 2000), hlm. 23-24. lihat juga Charles Schaefer, (How To Influence Children) Bagaimana Mempengaruhi Anak Pegangan Praktis Bagi Orang Tua, (Semarang: Dahara Prize, 1994), hlm. 126.
41
" kurikulum adalah suatu perencanaan pengalaman belajar secara tertulis. Kurikulum itu akan menghasilkan suatu proses yang akan terjadi seluruhnya di sekolah. Rancangan tersebut akan merupakan silabus yang berupa daftar judul pelajaran dan urutannya akan tersusun secara runtut sehingga merupakan program. Dalam merencanakan suatu kurikulum untuk anak, guru harus memilih tujuan, bagaimana mengorganisasi isi kurikulum, memilih bentuk pengalaman belajar bagi anak, bagaimana urutan pelajaran diberikan dan kemudian menentukan bagaimana melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak dan program itu sendiri.49 Apabila guru akan merancang suatu kurikulum, guru harus memilih tujuan yang jelas. Tujuan tersebut harus menggambarkan dari kurikulum. Apakah sasarannya, apa dalam bidang ketrampilan sosial, ketrampilan fisik, keterampilan menyelesaikan masalah. Sebaiknya tujuannya tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Contoh tujuan yang terlalu luas: akan senang membaca. Sedang tujuan yang terlalu sempit: anak mampu menghitung sampai sepuluh. Sekali guru memilih tujuan program, ia harus mampu menentukan dan mengorganisasikan isi. Misalnya, tujuannya agar anak terampil melakukan klasifikasi. Apabila anak sudah mampu
melakukan
klasifikasi
yang
sifatnya
sederhana
yaitu
mengklasifikasikan benda, guru dapat memperluas keterampilan tersebut. Misalnya mengklasifikasikan binatang tanaman dan sebagainya. Apakah tugas dianggap terlalu sulit atau terlalu mudah, tergantung pada tahap perkembangan yang telah dicapai anak. Menurut Ibrahim dan Benny, kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Kurikulum menurut pandangan tradisional adalah sejumlah pelajaran yang harus ditempuh murid di suatu Taman Kanak-kanak itulah yang
merupakan
kurikulum,
sedangkan
kegiatan
belajar
selain
mempelajari sejumlah mata pelajaran yang sudah ditentukan bukan merupakan kurikulum, (2) Kurikulum menurut pendangan modern adalah suatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di Taman Kanak-kanak, 49
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), hlm. 17.
42
pandangan ini bertolak dari sesuatu yang bersifat actual sebagai proses, kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan pengalaman belajar. Kurikulum Taman Kanak-kanak adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.50 Struktur kurikulum di Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal disebut dengan program kegiatan belajar yang mencakup tiga bidang pengembangan. Jenis program kegiatan belajar serta alokasi waktu berdasarkan kurikulum Diknas tahun 2004 sistem KBK adalah sebagai berikut: Tabel 1 Struktur Kurikulum Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal Bidang Pengembangan A. Pembiasaan
Alokasi Waktu
1. Moral dan Nilai-nilai Agama 2. Sosial,
Emosional
dan
kemandirian B. Kemampuan Dasar
3. Berbahasa 4. Kognitif 5. Fisik/motorik 6. Seni
Alokasi Waktu Per Minggu
15 Jam
Sumber data Depatemen Pendidikan Nasioanl, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal (TK&RA), (Jakarta: Depdiknas, 2004)
Ketentuan untuk Taman Kanak-kanak:
50
Depatemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004, Kerangka Dasar Taman KanakKanak dan Raudlatul Athfal, (Jakarta: Depdiknas, 2004) hlm. 2
43
a. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu. Jam belajar (900 menit), dan per tahun adalah 510 jam 30.600 menit). b. Pengelolaan kegiatan belajar ketiga jenis bidang pengembangan diserahkan sepenuhnya kepada penyelenggara Taman Kanak-kanak 3. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Taman Kanakkanak a. Perencanaan Perencanaan kegiatan berdasarkan buku pedoman kegiatan belajar mengajar Taman Kanak-kanak dibagi atas: 1) Perencanaan Tahunan dan Semester 2) Perencanaan Mingguan (SKM) 3) Perencanaan Harian (SKH) Menurut Agus F. Tangyong dkk, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru Taman Kanak-kanak sebelum ia mengajar adalah: 1) Memahami Program Kegiatan Belajar TK Sebelum mengajar hendaknya guru memahami program kegiatan belajar TK yaitu memahami tujuan pendidikan, cara belajar, cara menggunakan dan memanfaatkan sarana, cara menilai hasil pengembangan anak. 2) Menyusun Satuan Kegiatan Mingguan Guru memikirkan dan merencakan kegiatan untuk satu minggu. Satuan kagiatan mingguan berisi beberapa bahan pengembangan diri berbagai bidang pengembangan. 3) Menyusun Satuan Kegiatan Harian Kegiatan mingguan dibagi-bagi dalam kegiatan harian. Satuan kegiatan berisi uraian tentang kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan oleh guru pada hari tertentu. Penjadwalan
44
program harian yang fleksibel akan memunculkan pembiasaanpembiasaan.51 Dalam merencanakan kurikulum suatu kurikulum untuk anak, seorang guru harus memilih tujuan, bagaimana mengorganisasi isi kurikulum (materi), memiliki bentuk pengalaman belajar bagi anak, bagaimana
urutan
pelajaran
diberikan
kemudian
menentukan
bagaimana melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak dan program itu sendiri. Selain itu, dalam merencanakan kurikulum seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas, tanggap dan kreatif agar anak tidak mudah bosan dengan kegiatan yang dirancang guru. b. Pelaksanaan Berdasarkan satuan kegiatan harian yang telah disusun, guru melaksanakan: 1) Pengorganisasian Kelas Kelas diatur sedemikian rupa sehingga lebih banyak kegiatan dilaksanakan secara berkelompok (kecil) dan perorangan dari pada klasikal. Ruang belajar tidak perlu selalu di kelas. Kegiatan dapat dialakukan juga di halaman. Anak diperkenakan untuk memilih sendiri kegiatannya, sedangkan guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak sebagai pendorong serta fasilitator. 2) Penggunaan Sarana Belajar Mengajar Pilihlah sarana belajar mengajar yang paling sesuai dengan bahan yang hendak dikembangkan. Usahakanlah agar sebanyak-banyaknya menggunakan sarana yang berasal dari lingkungan alam sekitarnya, murah atau berasal dari bahan-bahan bekas. Yang penting bukanlah mahal dan bagusnya sarana, tetapi bagaimana guru memanfaatkan sarana belajar tersebut seefektif mungkin. 51
Agus F. Tangyong dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Grasindo, 1994), hlm. 8
45
3) Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar Guru bersama anak didik secara aktif melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru selalu memberikan kesempatan pada anak untuk berbuat, dan semua kegiatan belajar dilaksanakan melalui bermain. Anak diperkenankan melakukan kegiatan yang paling sesuai dengan minatnya. Ia boleh mencoba, diperkenakan membuat kesalahan, dan lebih dari itu didorong untuk menciptakan sesuatu. Yang penting adalah mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuannya.52 Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru melaksanakannya berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. Dengan begitu, proses belajar mengajar pun akan terlaksana dengan baik. 4. Materi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak Materi merupakan isi program kurikulum yakni segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Akan tetapi, apabila di Sekolah Dasar terdapat bidang studi, maka di Taman Kanak-kanak disebut dengan tema. Tema-tema yang digunakan dalam program kegiatan belajar Taman Kanak-kanak kelompok A dan B adalah: Aku, Keluarga, Rumah, Sekolah, Makanan dan Minuman, Pakaian, Kebersihan, Kesehatan dan keamanan, binatang, tanaman, kendaraan, pekerjaan, rekreasi, air dan udara, api, Negara, alat komunikasi, gejala alam, matahari, bulan, bintang dan bumi, kehidupan kota, desa, pesisir dan pegunungan.53
52
Ibid,hlm. 9 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet.Ke-2, hlm. 13-14 53
46
5. Media Pembelajaran di Taman Kanak-kanak Menurut
Nana
Syaodih
Sukmadinato,
media
mengajar
merupakan “segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar”.54 Sedangkan mnurut Anggani Sudono, media mengajar merupakan “bagian dari sumber belajar dimana termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya”.55 Bahan dan peralatan yang disediakan hendaknya merupakan sumber belajar yang dapat membantu mengembangkan seluruh dimensi perkembangan anak usia TK, yaitu bagi perkembangan motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa, sosial, perkembangan emosional bagi anak TK. Berbagai macam nara sumber belajar di Taman Kanak-kanak, diantaranya : a. Tempat Sumber Belajar Alamiah Sumber belajar dapat berupa tempat yang sebenarnya dimana anak mendapatkan informasi langsung seperti kantor pos, kantor polisi, pemadam kebakaran, sawah, peternakan, hutan, perkapalan, atau lapangan
udara.
Tempat-tempat
tersebut
mampu
memberikan
informasi secara langsung dan alamiah b. Perpustakaan Berbagai ensiklopedi, buku-buku dengan beragam tema dapat dikumpulkan dan ditata rapi di ruang perpustakaan. Perpustakaan memiliki fungsi sabagai “jangtung sekolah”, karena di dalamnya berisi berbagai informasi yang dapat membantu setiap orang yang menggunakannya untuk mengembangkan diri. c. Nara Sumber 54
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm 108 55 Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Grasindo, 2000) hlm. 7
47
Para tokoh dan ahli di berbagai bidang merupakan salah satu sumber belajar yang dapat diandalkan karena biasanya mereka memberikan informasi berdasarkan penelitian dan pengalaman mereka. Dengan demikian diharapkan para murid dapat melatih kemahiran mereka dalam berbahasa melalui wawancara dan komunikasi dengan para nara sumber. d. Media Cetak dan Elektronik Termasuk di dalamnya bahan cetak, buku, majalah atau tabloid. Gambar-gambar yang ekspresif dapat memberi kesempatan anak menggunakan
nalar
dan
mengungkapkan
pikirannya
dengan
menggunakan kosa kata yang semakin hari semakin berkembang. Perkembangan media elektronik khususnya televise akan menambah pengetahuan anak terutama dari segi visualisasi, misalnya tentang perilaku binatang laut, binatang buas, dan lainnya. e. Alat Peraga Berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar.56 6. Sarana dan Prasarana Belajar di Taman Kanak-kanak Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode adalah “suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”,57 dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. Sedangkan menurut Moeslichatoen, metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.58
56
Ibid, hlm 11-14 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm 19 58 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) Cet.Ke-2, hlm 7 57
48
Berikut merupakan metode-metode pengajaran yang digunakan untuk anak usia Taman Kanak-kanak, yaitu a. Metode Bermain Bermain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat nonserius, lentur dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa. b. Metode Karyawisata Berkaryawisata
mempunyai
makna
penting
bagi
perkembangan anak dapat membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal, memperluas perolehan informasi. Juga memperkaya lingkup program kegiatan belajar anak TK yang tidak mungkin dihadirkan di kelas,
seperti
melihat
bermacam
hewan,
mengamati
proses
pertumbuhan, tempat-tempat khusus dan pengelolaannya, bermacam kegiatan transportasi dan sebagainya. c. Metode Bercakap-cakap Bercakap-cakap
mempunyai
makna
penting
bagi
perkembangan anak taman kanak-kanak karena bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama. Juga meningkatkan keterampilan menyatakan perasaan, serta menyatakan gagasan atau pendapat secara verbal. d. Metode Bercerita Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikut. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang pendongeng yang baik akan mejadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. e. Metode Demonstrasi Demonstrasi menjelaskan.
Jadi
berarti
menunjukkan,
dalam demonstrasi
kita
mengerjakan
dan
menunjukkan
dan
49
menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan. f. Metode Proyek Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari. Cara ini juga dapat menggerakkan anak
untuk
melakukan
kerjasama
sepenuh
hati.
Kerjasama
dilaksanakan secara terpadu untuk mencapai tujuan bersama. g. Metode Pemberian Tugas Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di Taman Kanak-kanak tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru. Dengan pemberian tugas,
anak dapat
melaksanakan
kegiatan secara
nyata dan
menyelesaikannya sampai tuntas. Tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan.59 7. Evaluasi Pembelajaran Penilaian adalah suatu usaha yang mendapat Taman Kanakkanak berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh didik melalui program kegiatan belajar.60 Agar guru mudah menilai kemajuan anak di setiap bidang pengembangan, guru harus mengetahui tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Berdasarkan pengetahuan tersebut kemudian guru: (a) mengumpulkan informasi (keterangan) yang diperlukan untuk menentukan tingkat pemahaman dan keterampilan anak, (b) membandingkan hasil penilaian yang terdahulu dan yang ada saat ini, 59
Muslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta; Rineka Cipta, 2004), Cet.Ke-2, hlm 24 60 Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penilaian, (Jakarta; Depdikbud, 1995), hlm 4
50
(c) membandingkan hasil penilaian saat ini dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh anak, (d) mengamati secara konsisten kegiatan tersebut sambil ikut serta di dalamnya.61 Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan penilaian yaitu menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada proses dan tujuan, objektif, mendidik, bermakna, kesesuaian. Sedangakn alat ponilian yang digunakan di Taman Kanak-kanak dikelompokkan sebagai berikut: a. pengamatan (obrservasi) dan pencatatan anekdot (anecdotal record) b. Pemberian tugas. Dalam melaksanakan penilaian guru mengacu pada kemampuan yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan yang direncanakan dalam tahap waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan bersama-sama secara khusus membuat kegiatan untuk penilaian tetapi ketika kegiatan belajar dan bermain guru sekaligus melaksanakan penilaian.
61
Agus F. Tanggyong dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kenak-kanak, (Jakartal; Grasindo, 1994), hlm 11
50
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum TK Budi Mulya Pedurungan Semarang 1. Tinjauan Historis TK Budi Mulya merupakan bagian dari keluarga besar Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Al Istiqomah. Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Al Istiqomah lahir dilatarbelakangi oleh keprihatinan sekelompok orang yang mengalami kegalauan dari hati karena dampak pendidikan masa lalu yang masih kurang memberikan bekal anak didik usia dini dengan kualitas kompetisi keilmuan dan ketrampilan hidup, ahklak mulia serta pembentukan karakter serta jati diri sebagai insan Indonesia, maka Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Al Istiqomah lahir sebagai wujud keinginan anak bangsa menyumbangkan darma baktinya bagi bumi pertiwi dalam upaya secara istikomah menyiapkan anak didik bangsa agar menjadi generasi yang paham dan sadar atas jati dirinya sebagai insan indonesia serta memiliki bekal keyakinan dan nilai-nilai spiritual keagamaan yang kokoh, serta berakhlak al-karimah ketika mereka harus bergaul dan bersaing dengan bangsa lain. Tanggal 6 Juli 1990 merupakan awal sejarah lahirnya TK Budi Mulya, dan pada bulan Juli 2007 TK Budi Mulya terakreditasi A. Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Al IStiqomah pada tahun 1990 mulai mengelola TK Budi Mulya yang terletak di Jl. Brig. Jend. S. Sudiarto No. 438 Pedurungan Semarang1. 2. Visi dan Misi Visi
: ”Membentuk Manusia Berimtak dan Beriptek serta berakhlakul Karimah”
Misi
: a). Membentuk manusia yang berakhlakul Karimah
1
Wawancara dengan Ibu Chikmah, selaku Kepala Sekolah Senin, 12 Oktober 2009 pukul 08.45 di ruang kepala sekolah dan Profil TK Budi Mulya, Semarang
50
51
b). Membentuk manusia berhati IMTAK (Iman dan Takwa) dan berwawasan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). c). Mempersiapkan siswa meniti jenjang Sekolah dasar.2 3. Letak Geografis TK Budi Mulya terletak pada wilayah yang stretegis, karena berada di pusat kota Semarang, sekaligus berdekatan dengan POLRES Semarang Timur. Selain berdekatan dengan jantung Kecamatan Pedurungan, letak TK Budi Mulya yang berada di Jalan Soekarno Hatta Pedurungan Tengah Semarang juga memungkinkan Sekolahan tersebut dapat mudah dijangkau oleh kendaraan umum.3 4. Stuktur Organisasi a. Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Dengan susunan Struktur Organisasi sebagai berikut: Ketua
: H. Nur Rochim R, SH
Wakil Ketua
: Drs. M. Ansori
Sekertaris
: M. Nazocha, ST
Bendahara
: H. M. Chozin, SH
Seksi Pendidikan : 1). H. M. Zainun, S.Ag (RA/TK) 2). S. A. Wachid, S.Pd (TPQ) b. Struktur Organisasi Komite TK Budi Mulya Ketua I
: Abdul Wahab
Ketua II
: H.M Zainun, S.Ag
Sekretaris
: Suswandiyah
Bendahara
: Sri Wahyuni
Anggota
: 1). MC. Aziz 2). S. Agus Wachid, S.Pd 3). Ariani Nur S, S.Pd4
2
Data di Dinding Ruang Kepala Sekolah, Semarang 2009 Profil TK Budi Mulya Pedurungan Semarang 2009 4 Data di Dinding Ruang Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Al Istiqomah, Semarang 3
2009
52
c. Badan Pengelola TK Budi Mulya 1) Kepala Sekolah
: Chikmah, S.Pd
2) Skretaris
: Suswandiyah, S.Pd.I
3) Bendahara
: Sri Wahyuni
4) Wakil Kepala Sekolah
:
a). Wa.Ka Kurikulum
: Ratna, S,Pd
b). Wa.Ka Kesiswaan
: Rini, S.Pd
c). Wa.Ka Sarana dan Prasarana
: Siti Fitrina Kamalia, S.Pd.I
5) Ka. Tata Usaha
: Yuni
6) Tim Guru 7) Staf Karyawan (tata usaha, satpam, dan K3 ).5 5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa TK Budi Mulya a. Keadaan Guru Keadaan guru lembaga pendidikan merupakan pihak yang memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran. Dari guru diharapkan akan terjadi proses transfer pengetahuan kepada siswa, agar dapat menjadi siswa yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan. Untuk mewujudkan cita-cita Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial TK Budi Mulya dalam merikrut para guru dan tenaga kependidikan diharuskan yang mempunyai kompetensi yang sesuai dengan bidangnya. TK Budi Mulya pada tahun pelajaran 2009/2010 memiliki tenaga pengajar sebanyak 8 Orang.6 Dengan perincian sebagai berikut : Tabel. 01 Keadaan Guru TK Budi Mulya Tahun Pelajaran 2009/2010 NO NAMA P/L Ijazah GTY GTT Tertinggi 1 Chikmah, S.Pd P S.1 √ 2 Suswandiyah, S.Pd.I P S.1 √ 5
Data Dinding di Ruang Kantor TK Budi Mulya Pedurungan Semarang 2009 Wawancara dengan Ibu Chikmah, selaku Kepala Sekolah Kamis, 22 Oktober 2009 pukul 08.00 di ruang kepala sekolah 6
53
3 4 5 6 7 8
Sri Wahyuni Istikomah Siti Fitrina Kamalia Ratna, S.Pd Rini, S.Pd Saro’ah, S.Pd
P P P P P P
SLTA SLTA SLTA S.1 S.1 S.1
√ √ √ √ √ √
-
b. Keadaan Karyawan TK Budi Mulya Tabel. 02 Keadaan Karyawan TK Budi Mulya Tahun Ajaran 2009/2010 No 1 2 3 4
Karyawan Tata Usaha Ptgs. Seni Ptgs. Tari Penjaga Sekolah
SMA 1 1 1 Jumlah
D3 -
S-1 1 -
S-2 -
Jumlah 1 1 1 1 4
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah guru TK Budi Mulya pada tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 8 orang Guru. Hal ini tentu sangat singkron dengan jumlah peserta didik yang berjumlah sebanyak 159 peserta didik, sehingga dengan jumlah guru yang memadai tersebut proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan untuk Karyawa yang bertugas membersihkan lingkungan belajar cukup memadai, sehingga sebelum pembelajaran dimulai suasana sekolah sudah bersih. c. Keadaan Siswa TK Budi Mulya Alhamdulillah, sampai saat ini animo masyarakat yang mempercayakan pendidikan putra-putrinya di TK Budi Mulya semakin tahun mengalami kenaikan yang cukup bagus. Jumlah siswa yang terdaftar pada tahun Ajaran 2009/2010 sebanyak 159 terdiri dari 88
54
peserta didik TK Kecil dan 71 peserta didik TK Besar.7 Adapun perinciannya sebagai berikut : Tabel III Rekapitulasi Data Siswa TK Budi Mulya Tahun Ajaran 2009/2010 Kelas
L
P
Jumlah
TK A
42
46
88
TK B
37
34
71
Jumlah
79
80
159
6. Sarana dan Prasana Dalam sebuah lembaga pendidikan Islam dan Sosial sarana dan prasarana pasti diperlukan, karena tanpa adanya sarana dan prasara yang memadai, besar kemungkinan kegiatan pembelajaran akan berjalan kurang lancar serta sulit umtuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Secara umum sarana dan prasana yang ada di TK Budi Mulya sudah memadai, mulai dari ruang kelas yang representative sampai jenisjenis permainan Pembelajaran sangat cukup, sehingga dengan sarana dan prasana yang dimiliki, proses pembelajaran yang ideal dapat dipenuhi, berikut daftar sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TK Budi Mulya. Tabel. IV Keadaan Sarana dan Prasana TK Budi Mulya Semarang. No 1. 2. 3. 4. 5. 7
Sarana / Sarana Ruang kelas Ruang kepala sekolah Ruang tamu Ruang guru Ruang tata usaha
Baik 3 1 1 1 1
Keadaaan Cukup Rusak -
Wawancara dengan Ibu Ratna, selaku WaKa Kurikulum Jum’at, 17 Oktober 2009 pukul 08.30 di ruang Tamu sekolah, Semarang
55
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Ruang perpustakaan Ruang seni rupa Ruang BK dan UKS Masjid Taman Bermain WC Ruang keamanan Parkir Computer
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 -
-
7. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar di TK Budi Mulya dilaksanakan pada pagi hari.8 Adapun rinciannya sebagai berikut :
Tabel. V Kegiatan Belajar Mengajar di TK Budi Mulya Semarang. Kelompok A Hari
Pukul
Materi
Senin s/d selasa
07.00 – 08.30
Agama
Istirahat
Surat-surat Pendek)
(Menghafal
08.45 – 09.10 Rabu s/d Kamis
07.00 – 08.30
Hafalan
Do’a-do’a
Istirahat
Kegiatan sehari-hari
08.45 – 09.10 Jum’at
07.00 – 08.00
Sejarah
Kebudayaan
Istirahat
Islam (SKI)
08.15 – 08.45 Sabtu
07.00 – 08.00
Ketrampilan *)
Istirahat 08.15 – 08.45
8
Wawancara dengan Ibu Ratna, selaku WaKa Kurikulum Senin, 26 Oktober 2009 pukul 07.45 di ruang kepala sekolah, Semarang
56
Kelompok B Hari
Pukul
Materi
Senin s/d selasa
09.15 – 10.30
Agama
Istirahat
Surat-surat Pendek)
(Menghafal
10.45 – 11.15 Rabu s/d Kamis
09.15 – 10.30
Hafalan
Do’a-do’a
Istirahat
Kegiatan sehari-hari
10.45 – 11.15 Jum’at
09.00 – 10.00
Sejarah
Kebudayaan
Istirahat
Islam (SKI)
10.15 – 10.45 Sabtu
09.00 – 10.00
Ketrampilan *)
Istirahat 10.15 – 10.45 *). Ketrampilan dalam kegiatan pembelajaran di isi Sempoa, Drumband, BTA, Nari
B. Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Semarang. Dalam pelaksanaannya, Kepala Sekolah diberi wewenang untuk melakukan kegiatan kurikulum sekaligus mengevaluasi kurikulum di TK Budi Mulya, yang pada tataran teoritis sebenarnya didelegasikan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Sementara itu pelaksanaan kurikulum adalah guru-guru dalam kegiatan belajar mengajar. 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan kegiatan belajar mengajar di TK Budi Mulya sudah terlaksana dengan baik, yaitu dibagi atas perencanaan tahunan dan semester, perencanaan Mingguan (SKM), dan perencanaan Harian (SKH). Sebelum dilakukan proses belajar mengajar, guru harus melakukan beberapa persiapan di antaranya yaitu membuat SKH yang isinya mencakup pembukaan, kegiatan inti dengan tema yang akan diberikan,
57
jenis permainan dan media / alat yang akan digunakan, istirahat hingga penutup. Seorang guru harus selalu siap dengan segala tanggung jawab yang harus ia laksanakan, di samping sebagai guru atau pendidik di sekolah juga memperhatikan tugas tertulisnya yaitu membuat perencanaan belajar agar dalam pelaksanaannya dapat terealisasi dengan baik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal perencanaan di TK budi mulya tersebut adalah : a. Pada pembuatan SKM dan SKH harus menjadi perhatian bagi setiap guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Keberadaan hal tersebut harus dijadikan dokumentasi guru sebagai acuan untuk menuju kearah yang lebih baik. b. Walaupun SKM dan SKH sudah disusun tetapi dalam pelaksanaannya tidak bersifat kaku, sehingga kreatifitas guru dapat berkembang. 2. Pelaksanaan Kegiatan belajar di TK Budi Mulya pedurungan adalah mulai hari senin sampai sabtu dan ekstra kurikuler di dalam pembelajaran. TK Budi Mulya menggunakan kurikulum diknas yang menggunakan KTSP. Dengan sistem tersebut, anak-anak bebas memilih area belajar yang ia sukai, jadi proses pembelajaran anak tidak ada paksanaan dan tekanan dari gurunya untuk berada pada area yang sudah ditentukan. Taman Kanak-kanak Budi Mulya menggunakan sistem belajar yang lebih mengutamakan keaktifan dan kreatifitas anak, dengan metode belajar sambil bermain, bermain seraya belajar dan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, standar kompetensi TK/RA dari Diknas. Kegiatan belajar berpusat pada anak dengan sistem 10 area, antara lain: Area Agama, Bahasa, Membaca, Menulis, Seni, Musik, Balok, Matematika, IPA, Drama, Pasir dan Air dan kegiatan di luar kelas.
58
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berdasarkan SKH yang telah dibuat di TK Budi Mulya Pedurungan, guru mengatur kelas sedemikian
rupa
sehingga
kegiatan
dapat
dilaksanakan
secara
berkelompok (kecil) maupun perorangan. Guru memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih area yang lebih ia sukai berdasarkan minat dan kemampuannya, di samping itu guru juga tidak selalu membiarkan anak untuk bermain di satu area saja tetapi mengingatkan anak untuk berpindah ke area lain agar tidak mematikan kreativitas anak. TK Budi Mulya melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan membiarkan anak secara aktif melalui kegiatan bermain. Karena yang terpenting adalah mengusahakan agar tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuannya. Dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di TK Budi Mulya menggunakan waktu yang seharusnya untuk kegiatan intrakurikuler yaitu pada hari sabtu pada jam belajar. Selain itu, perlu diperhatikan pengadaan tenaga pelatih yang profesional dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dalam hal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di TK tersebut tidak adanya jadwal yang jelas untuk kegiatan ekstra kurikuler, sehingga dalam pelaksanaannya kerap menggunakan waktu belajar anak. Sebagai contoh, dalam kegiatan ekstrakurikuler drumband yaitu menggunakan jam belajar pada hari sabtu atau pada jam Belajar efektif. Selain itu, kurang kondusifnya kegiatan belajar mengajar karena tidak teratur. Tabel VI Kurikulum TK Budi Mulya Pedurungan Smt I
Tema
Alokasi Waktu TK A
TK B
1. Diri Sendiri (Aku dan Panca Indra)
3
3
2. Lingkunganku (keluargaku, rumahku dan
4
4
59
sekolah) 3. Kebutuhanku
4
4
4. Binatang
3
3
5. Taman
3
3
4
4
7. Pekerjaan
3
3
8. Air Udara dan Api
2
2
9. Alat Komunikasi
3
3
10. Tanah airku (Negaraku, Kehidupan di Kota
3
3
3
3
35
35
Pakaian,
(Makanan,
Kesehatan,
Minuman,
kebersihan,
dan
keamanan)
6. Rekreasi
(Kendaraan
Pesisir,
dan
Pegunungan
II
dan kebutuhan di desa) 11. Alam semester (Matahari, Bulan, Binatang, Bumi, Langit, dan Gejala Alam) Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, pada alokasi waktu dalam satu tahun pelajaran (2 semester) yaitu TK Budi Mulya lebih banyak 1 minggu dari kurikulum Taman Kanak-kanak. Karena berdasarkan ketentuan kurikulum untuk Taman Kanak-kanak dari diknas, minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 34 minggu dengan jam belajar efektif per dari adalah 2,5 jam (150 menit) Penetapan minggu efektif pada TK Budi Mulya, dalam hal pengadaan dan penyajian materi berdasarkan kurikulum yang sudah ada lebih terencana sehingga materi yang sudah ada tersampaikan kepada anak didik. Dalam melaksanakan pengajaran kita harus melihat 2 hal yaitu : a. Metode Pengajaran TK Budi Mulya Pedurungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Ratna (selaku Guru dan WaKa Kurikulum) Pada Hari Rabu, 21 Oktober 2009 di TK Budi
60
Mulya Pedurungan bahwa metode mengajar yang digunakan harus bervariasi, diantarnya yaitu metode tanya jawab, permainan, bercerita, karya wisata, bernyanyi, dan lain sebagainya. Tetapi metode yang paling disenangi oleh anak-anak yaitu metode bercerita. Karena pasalnya bahwa dengan menggunakan media apapun, apabila diawali dengan bercerita, anak-anak pasti merasa senang. Kagiatan belajar lebih mengutamakan keaktifan dan kreatifitas anak dengan metode belajar sambil bermain, bermain seraya belajar. Metode bervariasi digunakan untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan anak dalam belajar. b. Media Belajar TK Budi Mulya Pedurungan. Media belajar pada TK Budi Mulya Pedurungan terdapat sepuluh media belajar berdasarkan area. Berikut adalah media belajar pada TK Budi Mulya. Tabel VII Media Belajar pada TK Budi Mulya Pedurungan Semarang No
Media Belajar / Area
Ada / Tidak
1
Media Baca Tulis
Ada
2
Media berhitung / Matematika
Ada
3
Media IPA & SAINS
Ada
4
Area Bahasa
Ada
5
Area drama
Ada
6
Area musik
Ada
7
Area Seni
Ada
8
Area balok
Ada
9
Area Pasir dan Air
Ada
10
Area Agama
Ada
61
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di TK Budi Mulya Pedurungan, dari segi pengadaan peralatan bermain sudah cukup lengkap untuk standar Taman Kanak-kanak, hanya saja perlu diperhatikan dalam
hal
penataannya
sehingga
anak
merasa
nyama
ketika
menggunakannya. Media belajar merupakan bagian dari sumber belajar dimana termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil budaya dan sebagainya. Perpustakaan berfungsi sebagai jantung sekolah di dalamnya berisi berbagai informasi yang dapat membantu mengembangkan diri setiap orang. Pada TK Budi Mulya Pedurungan, fasilitas perpustakaan ada. Akan tetapi, tempatnya tidak mendukung dan jumlah buku yang sangat terbatas, sehingga kreatifitas anak kurang berkembang. Selain itu, media elektronik seperti televisi tidak ada, padahal media tersebut sangat membantu dalam menambah pengetahuan anak terutama dari segi visualisasi, misalnya tentang perilaku binatang laut, binatanng buas, dan lain sebagainya. 3. Evaluasi Sistem evaluasi yang digunakan pada TK Budi Mulya diantaranya yaitu dengan melakukan pengamatan langsung, yang kemudian dimasukan ke dalam buku pengamatan anak setiap harinya, evaluasi hanya untuk anak-anak yang menonjol saja. Kemudian untuk catatan anekdot, sedikitnya satu observasi / pengamatan dilakukan setiap 6 minggu sekali atau pada saat guru melihat perubahan tingkah laku anak signifikan / berarti. Selain itu, evaluasi juga dilakukan dengan cara mengobservasi anak dalam kegiatan bermain dan belajarnya. Evaluasi dilakukan setiap hari setelah selesai proses belajar mengajar yang meliputi aspek pembiasaan, kognitif, fisikmotorik, seni, bahasa yang dimasukkan pada
62
Satuan Kegiatan Harian (SKH). Sementara untuk laporan perkembangan anak kepada orang tua yaitu dalam bentuk Buku Laporan Pribadi (Raport) yang diberikan pada setiap semester, yang penilaiannya berbentuk narasi. Sementara untuk alat penilaian yang digunakan oleh TK Budi Mulya untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain : a. Portofolio yaitu : penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat
menggambarkan sejauh
mana keterampilan anak
berkembang. b. Unjuk Kerja (Performance) merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olah raga, dan memperagakan sesuatu. c. Penugasan (Project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Misalnya melakukan percobaan dengan menanam biji-bijian. d. Hasil Karya (Product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan. Pada dasarnya proses penilaian yang dilakukan oleh TK Budi Mulya sama dengan penilaian yang dilakukan TK pada umumnya. Hanya saja perbedaannya terletak pada waktu dan bagaimana guru tersebut melaksanakan evaluasi secara teliti dan komprehensif. Dalam hal ini, guru dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, khususnya dalam melakukan evaluasi perkembangan anak.
C. Problem dan Solusi TK Budi Mulya Pedurungan Semarang TK Budi Mulya Pedurungan Semarang sangat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Meskipun demikian, masih banyak hambatan atau kendala yang dihadapi antara lain : 1. Sulitnya memahammi SKM untuk dijadikan SKH Guru membuat SKH sendiri belum sempurna membuat dengan benar dan ada juga yang bisa akan tetapi jarang membuat. Dan solusinya
63
Guru melihat buku atau informasi yang ada di sekitar untuk dipelajari bagaimana menyusun SKH yang baik dan benar dan minta bantuan kepada guru yang lebih profesional 2. Kurangan kreatifitas guru didalam pembelajaran Di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang Guru dalam menerapkan Metode yang bervariasi digunakan guru masih berkurang, karena metode yang digunakan dalam mengajaran masih ceramah atau bercerita dan solusi yang digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan dalam metode pengajaran perlu dilakukan pendidikan dan latihan. Selain itu, guru harus menerapkan dalam kelas. 3. Perlu dukungan sarana yang memadahi Di TK budi mulya alat media pembelajaran masih kurang, sehingga tidak mencakup materi-materi yang diajarkan dengan cara ceramah dikarenakan minimnya sarana yang ada di kelas dan solusinya kepala sekolah membuat pengajuan proposal kepada provinsi ataupun pusat. Selain itu, dalam keuangan sekolah atau madrasah harus memikirkan pembelian sarana-prasarana dan media pembelajaran. 4. Menentukan evaluasi Di TK Budi Mulya guru dalam melaksanakan evaluasi sudah cukup bagus, akan tetapi tidak semua guru melakukan evaluasi dan solusinya yaitu memberikan sosialisasi tentang menentukan evaluasi, kemudian guru menerapkan evaluasi tersebut kesehari-hari di dalam pengajaran. Selain itu, kepala sekolah dan Wa.Ka Kurikulum memberi peraturan kepada guru, gunanya biar semua guru melakukan evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran
64
Struktur Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial TAHUN 2009-2010
Ketua Yayasan H. Nur Rochim R, SH Wakil Ketua Yayasan Drs. M. Ansori Sekretaris M. Nazocha, ST Bendahara H. M. Chozin, SH
Seksi Pendidikan RA / TK
Seksi Pendidikan TPQ
H. M. Zainun, S.Ag
S. A. Wachid, S.Pd
65
Struktur Organisasi Komite TK Budi Mulya Tahun Pelajaran 2009-2010
Ketua I Abdul Wahab Ketua II H. M. Zainun, S.Ag
Sekretaris Suswandiyah, S.Pd
Anggota MC. Aziz S. Agus Wachid, S.Pd Ariani Nur S, S.Pd
Bendahara Sri Wahyuni
66
Struktur Organisasi TK Budi Mulya Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Kepala Sekolah Chikmah, S.Pd Sekretaris Suswandiyah, S.Pd.I
Bendahara Sri Wahyuni Wakil Kepala Sekolah
Wa.Ka Sarana Prasana Siti Fitrina Kamalia, S.Pd
Wa.Ka Kesiswaan Rini, S.Pd
Tata Usaha Yuni
Tim Guru
Wa.Ka Kurikulum Ratna, S.Pd
66
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI TK BUDI MULYA
Data yang telah tersusun dari BAB III tentang pelaksanaan Kurikulum, selanjutnya penulis analisis menggunakan teknik analisis deskriptif untuk memperoleh kejelasan mengenai objek yang diteliti. Realita di lapangan harus sesuaikan dengan sebenarnya-benarnya dan apa adanya, sehingga akan terlihat hal yang menjadi kekurangan pada objek yang diteliti. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar para pembaca setelah membaca dan memahami dapat menyimpulkan bahwa kurikulum di sekolahan itu sangat penting dan tidak sedikit terhadap meningkatkan mutu pendidikan disekolahan tersebut. Selain itu, pembaca dapat mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kurikulum itu mengena terhadap siswa dan bisa berjalan dengan efektif dan efesien. Di samping itu pembaca juga dapat mempelajari dari hasil penelitian di TK Budi Mulya Semarang ini sebagai pengalaman yang sekiranya dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan dan pijakan dalam manajemen kurikulum demi kemajuan yang akan datang. Sebelum di analisis lebih lanjut perlu diketahui bersama bahwa salah satu peningkatkan pendidikan di indonesia pada umumnya yakni kurikulum mutlak diperlukan di sebuah lembaga pendidikan khususnya di sekolahan dan madrasah. Hal ini dikarenakan keberadaan kurikulum di lembaga pendidikan berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efesien. Disamping itu juga, kurikulum yang dikelola oleh para profesional dengan menerapkan manajemen yang ada akan mempengaruh besar terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah maupun di madrasah yang ada. Adapun yang menjadi analisis penulis dalam bab ini meliputi : analisis pelaksanaan manajemen kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang, analisis problem yang dihadapi, dan analisis solusi yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan pelaksanaan kurikulum. Sebagai penjelesannya dari ketiga hal tersebut sebagai berikut : 66
67
A. Pengelolaan Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang Peningkatan mutu sekolah adalah tanggung jawab bersama pelaku pendidikan yang ada di lembaga pendidikan tersebut. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang diinginkan, maka komponen-komponen pendidikan harus ditata dan dikelola secara efektif. Salah satunya adalah mengelola kurikulum di lembaga pendidikan tersebut Pengelolaan kurikulum di TK Budi Mulya Semarang dijalankan dengan menerapkan (plaining),
prinsip-prinsip pengorganisasian
manajemen,
yang
(organizing),
meliputi
perencanaan
Penggerakan
(actuating),
pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluating) 1. Perencanaan (Planning) Menurut Agus F. Tangyong, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru Taman Kanak-kanak sebelum ia mengajar adalah: 1) Memahami Program Kegiatan Belajar TK Sebelum mengajar hendaknya guru memahami program kegiatan belajar TK yaitu memahami tujuan pendidikan, cara belajar, cara menggunakan dan memanfaatkan sarana, cara menilai hasil pengembangan anak. 2) Menyusun Satuan Kegiatan Mingguan Guru memikirkan dan merencakan kegiatan untuk satu minggu.
Satuan
kagiatan
mingguan
berisi
beberapa
bahan
pengembangan diri berbagai bidang pengembangan. 3) Menyusun Satuan Kegiatan Harian Kegiatan mingguan dibagi-bagi dalam kegiatan harian. Satuan kegiatan berisi uraian tentang kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan oleh guru pada hari tertentu. Penjadwalan program harian yang fleksibel akan memunculkan pembiasaan-pembiasaan. Perencanaan
Kurikulum
yang
dilakukan
di
Budi
Mulya
Pedurungan Semarang bertujuan untuk menopang realisasinya Ruang Lingkup Kurikulum itu sendiri. Ruang lingkup utama kurikulum adalah
68
menyusun program pengajaran yang sesuai dengan visi dan misi yayasan. Keberadaannya berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar di kelas, sehingga dalam menyusun SKM dan SKH dalam mengelola kurikulum dibutuhkan tenaga pengelola yang profesional. Di TK Budi Mulya telah memiliki seorang guru yang berperan penting dalam membina, mengembangkan, serta memajukan sekolah di bidang kurikulum. Dalam merencanakan suatu program yang berkaitan dengan pengelolaan kurikulum ini seorang guru sangat memperhatikan kondisi riil yang ada sehingga segala sesuatunya tentu sudah diantisipasi dan diperhitungkan sebelumnya. Dalam hal perencanaan di TK budi mulya memperhatikan 2 hal, yaitu: a. Pada pembuatan SKM dan SKH harus menjadi perhatian bagi setiap guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Keberadaan hal tersebut harus dijadikan dokumentasi guru sebagai acuan untuk menuju kearah yang lebih baik. b. Walaupun SKM dan SKH sudah disusun tetapi dalam pelaksanaannya tidak bersifat kaku, sehingga kreatifitas guru dapat berkembang.
2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian Kurikulum yang profesional dapat dilihat dari pengelolanya, jumlah siswa yang masuk, dan kelengkapan sarana prasana sehingga siswa merasa menyenangkan ketika mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar, maka ruang kelas, media pembelajaran, perpustakaan harus difungsikan dengan maksimal. Di dalam pengelolaannya perlu pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing unit kerja untuk mengadakan sarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Di TK Budi Mulya sampai saat ini animo masyarakat yang mempercayakan pendidikan putra-putrinya di TK Budi Mulya semakin tahun mengalami kenaikan yang cukup bagus. Jumlah siswa yang terdaftar
69
pada tahun Ajaran 2009/2010 sebanyak 159 terdiri dari 88 peserta didik TK Kecil dan 71 peserta didik TK Besar. Dan Secara umum sarana dan prasana yang ada di TK Budi Mulya sudah memadai, mulai dari ruang kelas yang representative sampai jenis-jenis permainan Pembelajaran sangat cukup, sehingga dengan sarana dan prasana yang dimiliki, proses pembelajaran yang ideal dapat dipenuhi. Maka, adanya kinerja yang profesional dan proporsional yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab ini harus digalakkan dan harus dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan kurikulum di TK Budi Mulya tersebut.
3. Penggerakan (actuating) Penggerakan dalam menajamen kurikulum adalah : 1) Pengorganisasian Kelas Kelas diatur sedemikian rupa sehingga lebih banyak kegiatan dilaksanakan secara berkelompok (kecil) dan perorangan dari pada klasikal. Ruang belajar tidak perlu selalu di kelas. Kegiatan dapat dialakukan juga di halaman. Anak diperkenakan untuk memilih sendiri kegiatannya, sedangkan guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak sebagai pendorong serta fasilitator. 2) Penggunaan Sarana Belajar Mengajar Pilihlah sarana belajar mengajar yang paling sesuai dengan bahan yang hendak dikembangkan. Usahakanlah agar sebanyakbanyaknya menggunakan sarana yang berasal dari lingkungan alam sekitarnya, murah atau berasal dari bahan-bahan bekas. Yang penting bukanlah mahal dan bagusnya sarana, tetapi bagaimana guru memanfaatkan sarana belajar tersebut seefektif mungkin. 3) Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar Guru bersama anak didik secara aktif melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru selalu memberikan kesempatan pada anak untuk berbuat, dan semua kegiatan belajar dilaksanakan melalui
70
bermain. Anak diperkenankan melakukan kegiatan yang paling sesuai dengan minatnya. Ia boleh mencoba, diperkenakan membuat kesalahan, dan lebih dari itu didorong untuk menciptakan sesuatu. Yang penting adalah mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuannya Berdasarkan satuan kegiatan harian di TK Budi Mulya, guru melaksanakan
pengorganisasian
kelas,
penggunaan
sarana
belajar
mengajar, melakukan kegiatan belajar mengajar. Pengorganisasi kelas yang dilakukan guru, siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok dimana siswa tersebut diberikan pengajaran oleh guru yang direncanakan sebelum masuk kelas. Siswa berkenan untuk memilih kegiatan sendiri kegiatannya, sedangkan guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak sebagai pendorong serta fasilitator. Sedangkan penggunaan sarana belajar mengajar, guru di TK Budi Mulya menggunakan sarana yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. biasanya menggunakan alat yang sederhana yang disediakan oleh sekolahan. Sedangkan kegiatan belajar mengajar di TK Budi Mulya guru melakukan pembelajarann melalui bermain, biasanya bernyanyi siswa dirangsang untuk berbuat yang membuat berguna bagi anak tersebut. Ruang lingkup penggerakan dalam manajemen (pengelolaan) kurikulum adalah berkaitan dengan segala aktivitas yang diselenggarakan oleh WaKa Kurikulum TK Budi Mulya yang bernama Ibu Ratna, S.Pd, yaitu menggunakan sistem kenyamanan. Kenyamanan kelas merupakan penyampaian segala bentuk informasi kepada siswa dengan menggunakan sarana yang ada di dalam kelas. Dan sistem kenyamanan pembelajaran di TK Budi Mulya terbagi menjadi dua : sistem kenyaman internal dan kenyamanan
eksternal.
Sistem
kenyamanan
internal
merupakan
pembelajaran yang berada di kelas dan siswa bebas berbuat apa, yang juga disebut belajar sambil bermain. Sedangakn sistem kenyamanan eksternal
71
merupakan pembelajaran yang berada di lingkungan sekolah, misalkan di tempat bermain yang disediakan oleh sekolahan.
4. Pengendalian (controlling) Adanya perencanaan, pengorganisasian, penggerakan di atas tentu tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal kalau tidak adanya pengendalian dari semua pihak. Pengendalikan ini dimaksudkan agar segala sesuatu yang dilakukan dan yang akan dilakukan harus di kontrol, sehingga pelaksanaannya dapat manual hasil yang baik. Kaitannya dengan kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang ini, pengelolaanya harus disertai adanya pengontrolan yang baik dari pihak yang berkompeten. Sebagai salah satu jalan dalam rangka pengendalian
pengelolaan
kurikulum
dibuat
jadwal
tugas
untuk
pengontrolan di dalam manajemen kuriklum mungkin bisa kepala sekolah langsung yang mengontrol.
5. Evaluasi (evaluating) Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan penilaian yaitu menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada proses dan tujuan, objektif, mendidik, bermakna, kesesuaian. Sedangkan alat penilaian yang digunakan di Taman Kanak-kanak dikelompokkan sebagai berikut: a. pengamatan (obrservasi) dan pencatatan anekdot (anecdotal record) b. Pemberian tugas. Evaluasi kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang menggunakan dua alat yaitu pengamatan dan pemberian tugas. Dalam pengamatan, guru langsung mengamati yang kemudian dimasukan ke dalam buku pengamatan anak setiap harinya. Untuk anak yang menonjol diberi evaluasi atau pencerahan. Untuk pencatatan anekdot, satu pengamatan / observasi dilakukan 6 minggu sekali atau pada saat guru melihat anak dan anak tersebut tingkah lakunya berubah secara signifikan / berarti kemudian guru bertindak secepatnya.
72
Sedangkan evaluasi dengan pemberian tugas, di TK Budi Mulya guru untuk memperoleh gambaran perkembangan anak dan perilaku anak dengan cara : portofolio, unjuk rasa, penugasan, hasil karya. Di TK Budi Mulya sama dengan penilaian yang dilakukan TK pada umumnya. Hanya saja perbedaannya terletak pada waktu dan bagaimana guru tersebut melaksanakan evaluasi secara teliti dan komprehensif. Dalam hal ini, guru dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya,
khususnya
dalam
melakukan
evaluasi
perkembangan anak.
B. Analisis
Faktor
Penghambat
yang
Mempengaruhi
Pelaksanaan
Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. Dengan manajemen kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang sangat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, meskipun demikian, masih banyak hambatan atau kendala yang dihadapi antara lain : 1. Sulitnya memahammi SKM untuk dijadikan SKH Pada dasarnya guru sebelum melakukan proses belajar mengajar, guru harus melakukan beberapa persiapan di antaranya yaitu membuat SKH yang isinya mencakup pembukaan, kegiatan inti dengan tema yang akan diberikan, jenis permainan dan media / alat yang akan digunakan, istirahat hingga penutup. Akan tetapi untuk membuat SKH sendiri adanya belum sempurna membuat dengan benar dan ada juga yang bisa akan tetapi jarang membuat.
2. Kurangan kreatifitas guru didalam pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar lebih mengutamakan keaktifan dan kreatifitas guru dalam metode belajar sambil bermain. Metode variasi yang digunakan guru masih berkurang, karena untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan anak dalam belajar. Dan juga metode yang digunakan dalam mengajaran masih ceramah atau bercerita, soalnya anak masih senang dengan metode ini.
73
3. Perlu dukungan sarana yang memadahi Media pengajaran merupakan bagian dari sumber belajar dimana alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai ketrampilan kepada anak dan guru. Di TK budi mulya alat media pembelajaran masih kurang, sehingga tidak mencakup materi-materi yang diajarkan dengan cara ceramah dikarenakan minimnya sarana yang ada di kelas. Dan informasi masih kurang, yaitu dibuktikan dengan adanya perpustakaan yang belum lengkap buku refrensi yang digunakan guru maupun siswa.
4. Menentukan evaluasi Evaluasi yang digunakan di TK Budi Mulya sudah cukup bagus, akan tetapi tidak semua guru melakukan evaluasi. Dan guru belum bisa menentukan evaluasi, misalnya dalam penugasan (project), guru belum semuanya menggunakan alat evaluasi / penilain yang seperti ini Cuma sebagian guru yang menggunakan seperti itu.
C. Analisis Solusi Pemecahan dari penghambat Pelaksanaan Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. Tujuan manajemen dalam pendidikan harus dapat dirumuskan dengan baik agar tujuan pendidikan, yaitu kualitas pendidikan yang baik dapat dicapai dengan kata lain terselenggaranya keseluruhan program kerja secara efektif dan efisien. Dalam pengelolaan kurikulum, TK Budi mulya mempunyai hambatan yang mempengaruhi pencapaian tujuan kurang mengena. Akan tetapi, suatu permasalahan pasti ada solusinya. Solusi yang yang tepat untuk TK budi mulya dengan cara yaitu : 1. Di TK Budi Mulya dalam menyelesaikan masalah tentang memahami SKM untuk dijadikan SKH. Solusinya yang dilakukan yaitu, Guru melihat buku atau informasi yang ada di sekitar untuk dipelajari bagaimana menyusun SKH yang baik dan benar. Dan minta bantuan kepada guru yang lebih profesional, yaitu di TK Budi Mulyya Ibu Ratna, S.Pd selaku
74
Wa.Ka Kurikulum. Maka dari itu, guru di sekolah atau madrasah harus saling mengisi dalam pengalamannya. 2. Metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di TK budi mulya masih menggunakan ceramah atau bercerita, soalnya masih senang dengan metode ini. Akan tetapi guru yang profesional harus mempunyai kreatifitas dalam pengajaran. Untuk meningkatkan dan mengembangkan dalam metode pengajaran perlu dilakukan pendidikan dan latihan. Selain itu, guru harus menerapkan dalam kelas. 3. Media pengajaran di TK Budi Mulya masih berkurang, sehingga tidak mencakup materi-materi yang diajarkan dengan cara ceramah karenakan minimnya sarana yang ada di kelas. Untuk meningkatkan sarana dan prasarana dan media pengajaran yang ada di TK Budi Mulya, kepala sekolah membuat pengajuan proposal kepada provinsi ataupun pusat. Selain itu, dalam keuangan sekolah atau madrasah harus memikirkan pembelian sarana-prasarana dan media pembelajaran. Kalau itu tidak bisa jalan, kita mengadalkan guru yang kreatif untuk membuat media pengajaran yang terjangkau dan media itu bisa digunakan menyenangkan. 4. Guru di TK Budi Mulya belum semuanya melakukan evaluasi dan belum bisa menentukan evaluasi. Maka, jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tentang evaluasi, yaitu Wa.Ka kurikulum harus memberikan sosialisasi tentang menentukan evaluasi, kemudian guru menerapkan evaluasi tersebut kesehari-hari di dalam pengajaran. Selain itu, kepala sekolah dan Wa.Ka Kurikulum memberi peraturan kepada guru, gunanya biar semua guru melakukan evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran.
75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melalui pembuatan dan pengkajian menganai manajemen kurikulum di TK Budi Mulya Semarang dari bab I sampai bab IV, ada beberapa hal yang kiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi simpulan dalam skripsi ini : 1. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dalam peniliti yang dilakukan di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang dapat diketahui bahwa TK Budi Mulya Pedurungan Semarang telah melaksanakan manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, dan evaluasi. Dalam perencanaan manajemen kurikulum melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan tahunan dan semester, perencanaan mingguan, perencanaan Harian. Dalam merencanakan kurikulum suatu kurikulum untuk anak, seorang guru harus memilih tujuan, bagaimana mengorganisasi isi kurikulum (materi), memiliki bentuk pengalaman belajar bagi anak, bagaimana urutan pelajaran diberikan kemudian menentukan bagaimana melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak dan program itu sendiri. Selain itu, dalam merencanakan kurikulum seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas, tanggap dan kreatif agar anak tidak mudah bosan dengan kegiatan yang dirancang guru. Pengorganisasian yang dilakukan yaitu dengan pengorganisasian kelas maksudnya kelas diatur sedemikian rupa sehingga lebih banyak kegiatan dilaksanakan secara berkelompok (kecil) dan perorangan dari pada klasikal. Ruang belajar tidak perlu selalu di kelas. Kegiatan dapat dialakukan juga di halaman. Anak diperkenakan untuk memilih sendiri kegiatannya, sedangkan
75
76
guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak sebagai pendorong serta fasilitator. Penggerakan kurikulum ini tidak lepas dari guru dengan anak didik, guru selalu memberikan kesempatan pada anak untuk berbuat, dan semua kegiatan belajar dilaksanakan dengan bermain. Kegiatan guru yang penting adalah mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuannya. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru melaksanakannya berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. Dengan begitu, proses belajar mengajar pun akan terlaksana dengan baik. Pengendalian ini dimaksudkan agar segala sesuatu yang dilakukan dan yang akan dilakukan harus dikontrol, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Kaitannya dengan kurikulum, pengelolaanya harus disertai adanya pengontrolan yang baik dari pihak yang berkompeten. Sebagai salah satu jalan dalam rangka pengendalian pengelolaan kurikulum dibuat jadwal tugas untuk pengontrolan di dalam manajemen kurikulum mungkin bisa kepala sekolah langsung yang mengontrol. Evaluasi kurikulum dengan cara guru mengacu pada kemampuan yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan yang direncanakan dalam tahap waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan bersama-sama secara khusus membuat kegiatan untuk penilaian tetapi ketika kegiatan belajar dan bermain guru sekaligus melaksanakan penilaian. Sedangkan alat evaluasi yaitu pengamatan dan pencatatan anekdot, dan pemberian tugas 2. Hambatan yang Mempengaruhi Pelaksanaan Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat diketahui Manajamen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang sudah baik. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pengelola kurikulum yang menggunakan prinsip-
77
prinsip manajemen, yang meliputi perencanaan (plaining), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluating). Akan tetapi sebuah pengelolaan atau manajemen kurikulum tidak lepas dari hambatan-hambatan yang mempengaruhi pengelolaan manajemen kurikulum itu sendiri, dari hasil analisis penulis TK Budi Mulya dalam manajemen kurikulum mempunyai hambatan yaitu Sulitnya memahammi SKM untuk dijadikan SKH, Kurangan kreatifitas guru didalam pembelajaran, Perlu dukungan sarana yang memadahi, dan Menentukan evaluasi. 3. Solusi pemecahan dalam hambatan pelaksanaan Manajemen Kurikulum di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang. TK Budi mulya mempunyai hambatan yang mempengaruhi pencapaian tujuan kurang mengena. Akan tetapi, suatu permasalahan pasti ada solusinya. Solusi yang yang tepat untuk TK budi mulya dengan cara Di TK Budi Mulya dalam menyelesaikan masalah tentang memahami SKM untuk dijadikan SKH. Solusinya yang dilakukan yaitu, Guru melihat buku atau informasi yang ada di sekitar untuk dipelajari bagaimana menyusun SKH yang baik dan benar. Dan minta bantuan kepada guru yang lebih profesional, yaitu di TK Budi Mulyya Ibu Ratna, S.Pd selaku Wa.Ka Kurikulum. Maka dari itu, guru di sekolah atau madrasah harus saling mengisi dalam pengalamannya. Metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di TK budi mulya masih menggunakan ceramah atau bercerita, soalnya masih senang dengan metode ini. Akan tetapi guru yang profesional harus mempunyai kreatifitas dalam pengajaran. Untuk meningkatkan dan mengembangkan dalam metode pengajaran perlu dilakukan pendidikan dan latihan. Selain itu, guru harus menerapkan dalam kelas. Media pengajaran di TK Budi Mulya masih berkurang, sehingga tidak mencakup materi-materi yang diajarkan dengan cara ceramah karenakan
78
minimnya sarana yang ada di kelas. Untuk meningkatkan sarana dan prasarana dan media pengajaran yang ada di TK Budi Mulya, kepala sekolah membuat pengajuan proposal kepada provinsi ataupun pusat. Selain itu, dalam keuangan sekolah atau madrasah harus memikirkan pembelian saranaprasarana dan media pembelajaran. Kalau itu tidak bisa jalan, kita mengadalkan guru yang kreatif untuk membuat media pengajaran yang terjangkau dan media itu bisa digunakan menyenangkan. Guru di TK Budi Mulya belum semuanya melakukan evaluasi dan belum bisa menentukan evaluasi. Maka, jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tentang evaluasi, yaitu Wa.Ka kurikulum harus memberikan sosialisasi tentang menentukan evaluasi, kemudian guru menerapkan evaluasi tersebut kesehari-hari di dalam pengajaran. Selain itu, kepala sekolah dan Wa.Ka Kurikulum memberi peraturan kepada guru, gunanya biar semua guru melakukan evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran.
B. Saran-saran Setelah mengadakan penelitian di TK Budi Mulya Pedurungan Semarang tentang manajemen Kurikulum di lembaga pendidikan islam dan Sisoal TK Budi Mulya Pedurungan
Semarang,
maka
melalui
kesempatan
ini
penulis
ingin
menyumbangkan buah pikiran yang berupa saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat. 1. Untuk Kepala Sekolah. a. Hendaknya kepala sekolah selalu mengevaluasi dengan memonitor kegiatan belajar mengajar dengan tujuan dapat mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas menyampaikan informasi kepada anak. b. Hendaknya Selalu mengadakan evaluasi pembelajaran terhadap guru setiap hari, minimal 1 minggu sekali. Karena pengeloaan manajemen kurikulum itu tergantung kepada guru. c. Hendaknya berusaha untuk meningkatkan sarana yang ada di sekolah.
79
2. Untuk Para Guru. a. Hendaknya selalu melaksanakan tugas dan kewajiban, sehingga visi dan misi serta tujuan sekolah dapat mudah tercapai. b. Hendaknya saling menukar pikiran dan masukan antara guru satu dengan yang lain, sehingga tahu kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
C. Penutup Syukur alhamdulillah atas limpahan rahmad-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam atas Rasul SAW semoga kita mendapat syafaatnya. Karena skripsi ini masih sangatsederhana dan jauh dari kesempurnaan, maka dengan rendah hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun dari skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih atas semua pihak yang telah membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya