N-2
KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PUSAT KURIKULUM DERPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 0
N-2
DAFTAR ISI Bab I . Pendahuluan Bab II . Landasan Pendidikan Anak Usia Dini A. Landasan Yuridis B. Landasan Filosofis C. Landasan Keilmuan Bab III . Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini A. Pengertian B. Fungsi dan Tujuan C. Prinsip-prinsip Bab IV. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini A. Jalur Non Formal B. Jalur Formal Bab V. Standar Kompetensi Anak Usia Dini A. Pengertian B. Cakupan Standar Perkembangan Anak Usia Dini C. Standar Perkembangan Per Usia Bab VI. Program Pembelajaran A. Jalur Pendidikan Non Formal B. Jalur Pendidikan Formal C. Cakupan Program Pembelajaran Pendidikan Formal Bab VII. Struktur Program Pembelajaran, Waktu Belajar dan Kalender Pendidikan A. Struktur Program Pembelajaran B. Waktu Belajar C. Kalender Pendidikan Bab VIII. Pengembangan Program Pembelajaran A. Prinsip-prinsip Pengembangan B. Pendekatan Pengembangan C. Prinsip- prinsip Pelaksanaan Bab IX. Penilaian Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 1
N-2
BAB I PENDAHULUAN Memasuki milenium ke tiga Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menyiapkan masyarakat menuju era baru, yaitu globalisasi yang menyentuh semua aspek kehidupan. tanpa jarak.
Dalam era global ini seakan dunia
Komunikasi dan transaksi ekonomi dari tingkat lokal hingga
internasional dapat dilakukan sepanjang waktu. Demikian pula nanti ketika perdagangan bebas sudah diberlakukan, tentu persaingan dagang dan tenaga kerja bersifat multi bangsa. Pada saat itu hanya bangsa yang unggullah yang anak mampu bersaing. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi maka fenomena pentingnya PAUD merupakan keniscayaan. PAUD menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas). Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 2
N-2 dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal.
PAUD pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Dalam upaya pembinaan terhadap satuan-satuan PAUD tersebut, diperlukan adanya kerangka dasar dan standar kompetensi anak usia dini yang berlaku secara nasional yang dapat digunakan sebagai acuan bagi setiap bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini untuk mengembangkan program pembelajaran.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 3
N-2 BAB II LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Landasan Yuridis 1. Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap
anak
berhak
atas
kelangsungan
hidup,
tumbuh
dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. 2. Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”. 3. Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar, (2)
Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.” Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 4
N-2 B. Landasan Filosofis Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa
akan membawa
perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan. Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa
pembentukan
manusia
Pancasilais
menjadi
orientasi
tujuan
pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya.Bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan terkandung dalam
dan mencintai demokrasi yang
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya
“berbeda tetapi satu.” Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendaptkan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Melalui pendidikan yang dibangun atas dasar falsafah pancasila
yang didasarkan pada semangat Bhineka
Tunggal Ika diharapkan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu akan hak dan kewajibannya untuk bisa hidup
berdampingan, tolong
menolong dan saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang bermartabat. Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat
dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus
memperhatikan pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 5
N-2 C. Landasan Keilmuan Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dinii didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock (Clark, 1983), ada tiga wilayah perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan
serabut
dendrit,
kompleksitas
hubungan
sinapsis,
dan
pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu
Teyler
mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi
yang sesuai dari
lingkungan. Jean Piaget (1972) mengemukakan tentang bagaimana anak belajar:“ Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukannya sendiri.” Sementara Lev Vigostsky meyakini bahwa :
pengalaman interaksi sosial merupakan hal
yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. Howard Gardner menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi menjadi: kecerdasan
bodily
kinestetik,
kecerdasan
intrapersonal,
kecerdasan
interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logiko – matematik, kecerdasan visual – spasial, kecerdasan musik.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 6
N-2 Dengan demikian perkembangan kemampuan berpikir manusia sangat berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang diberikan oleh lingkungan sehingga peran pendidikan yang sesuai bagi anak usia dini sangat diperlukan.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 7
N-2 BAB III HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Pengertian
1. Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh
aspek
perkembangan
berperan
penting
untuk
tugas
perkembangan selanjutnya. Masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif).
2. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini a. PAUD berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku
dan
kemampuan
dasar
sesuai
dengan
tahap
perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. b. PAUD bertujuan: Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 8
N-2 1. membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; 2.
mengembangkan emosional,
dan
potensi sosial
kecerdasan
peserta
spiritual,
didik
pada
intelektual,
masa
emas
pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
C. .
Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini Dalam
melaksanakan
Pendidikan
anak
usia
dini
hendaknya
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1.
Berorientasi pada Perkembangan Anak Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang
sesuai
dengan
tahapan
perkembangan
anak.
Anak
merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial. 2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional. Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 9
N-2
3. Bermain sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain Bermain merupakan cara belajar anak usia dini. Melalui bermain anak bereksplorasi untuk mengenal lingkungan sekitar, menemukan, memanfaatkan
objek-objek yang
dekat dengan anak,
kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
dan
Ketika bermain anak
membangun pengertian yang berkaitn dengan pengalamannya.
4. Lingkungan yang kondusif Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan
dengan
memperhatikan
keamanan
serta
kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan bermain anak. 5. Berpusat pada anak Pembelajaran di PAUD hendaknya menempatkan anak sebagai subyek pendidikan. Oleh karena itu, semua kegiatan pembelajran diarahkan atau berpusat pada anak. Dalam pembelajaran berpusat pada anak, anak diberi kesempatan untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapat dan aktif melakukan atau mengalami sesndiri. Pendidik bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator. 6. Menggunakan pembelajaran terpadu Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan pembelajaran
terpadu.
Dimana
setiap
kegiatan
pembelajaran
mencakup pengembangan seluruh aspek perkembangan anak. Hal ini dilakukan karena antara satu aspek perkembangan dengan aspek perkembangan
lainnya
saling
terkait.
Pembelajaran
terpadu
dilakukan dengan menggunakan tema sebagai wahana untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak secara utuh.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 10
N-2 7. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup Proses pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan berbagai kecakapan hidup agar anak dapat menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggung
jawab,
memiliki
disiplin
diri
serta
memperoleh
keterampilan yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. 8. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar Media dan sumber pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekitar , nara sumber dan bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru.
9. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang–ulang Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Untuk mencapai pemahaman konsep yang optimal maka penyampaiannya dapat dilakukan secara berulang 10. Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir
kritis,
dan
menemukan
hal-hal
baru.
Pengelolaan
pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 11
N-2 11. Pemanfaatan Teknologi Informasi Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer.
Pemanfaatan
teknologi
informasi
dalam
kegiatan
pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan anak memenuhi rasa ingin tahunya.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 12
N-2 BAB IV BENTUK SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Berdasarkan UU RI
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Pada ayat 3) menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan ayat 4) menyebutkan bahwa Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat. Sehubungan dengan hal tersebut maka Kerangka Dasar Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikut. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur non formal meliputi Kelompok Bermain Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan non formal yang meyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 2 sampai 4 tahun. Taman Penitipan Anak Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program kesejahteraan sosial, perawatan, pengasuhan, dan pendidikan sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Sederajat Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan non formal selain Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain, yaitu: a. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (Pos PAUD) adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak sejak lahir sampai dengan berusia 6 (enam) tahun yang Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 13
N-2 penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan/atau Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). b. Taman Asuh Anak Muslim (TAAM) adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun yang berbasis Taman Pendidikan Al-Quran. c. Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Minggu (PAUD-SM) adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan keagamaan Kristen bagi anak berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun berbasis Sekolah Minggu. d. Pendidikan Anak Usia Dini Bina Iman Anak (PAUD-BIA) adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan keagamaan Katholik bagi anak berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun yang berbasis Bina Iman Anak Katolik.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal: Taman Kanak-Kanak Adalah salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun
Raudhatul Athfal Adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia 4 sampai 6 tahun
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini jalur Formal yang Sederajat Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal selain Taman kanak-kanak dan Raudatul Athfal, yaitu:
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 14
N-2 a. Tarbiyatul Athfal (TA) b. Taman kanak-kanak Al-Quran (TKQ) c. Taman pendidikan Al-Quran (TPQ) d. Adi Sekha e. TK-SD Satu atap f. TK asuh g. TK anak pantai h. TK Bina Anaprasa i. TK di lingkungan tempat kerja j.
Tk Keliling
k. TK mahasiswa KKN l. TK di Lingkungan tempat ibadah
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 15
N-2
BAB V STANDAR PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
A. Pengertian Standar perkembangan anak usia dini adalah standar kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar perkembangan merupakan acuan dalam mengembangkan program pembelajaran anak usia dini. B. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Cakupan
Standar
perkembangan
anak
usia
dini
terdiri
atas
pengembangan aspek-aspek sebagai berikut: a. Moral dan nilai-nilai agama b. Sosial, emosional, dan kemandirian c. Bahasa d. Kognitif e. Fisik/Motorik f. Seni
C. Standar Perkembangan Per Usia Standar perkembangan Per Usia ini disusun dalam rentangan usia dan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Standar perkembangan Per Usia ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melihat pencapaian tahapan perkembangan anak pada tahapan usia tertentu.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 16
N-2
Rentangan Standar Perkembangan Per Usia USIA/UMU R
Usia
Usia
Usia
Usia
Usia
Usia
1 tahun
2 tahun
3 tahun
4 tahun
5 tahun
6 tahun
Anak mampu memperhatik an perilaku keagamaan yang diterima melalui inderanya
Anak mulai meniru perilaku keagamaan secara sederhana dan mulai mengekspresikan rasa sayang dan cinta kasih
Anak mampu meniru secara terbatas perilaku keagamaan yang dilihat dan didengarnya Mulai meniru perilaku baik atau sopan
Anak mampu meniru dan mengucapka n bacaan doa/lagu-lagu keagamaan dan gerakan beribadah secara sederhana, mulai berperilaku baik atau sopan bila diingatkan
Anak mampu melakukan perilaku keagamaan secara berurutan dan mulai belajar membedakan perilaku baik dan buruk
SOSIAL EMOSIONA L dan Kemandiria n
Anak mampu berinteraksi dengan merespon kehadiran orang lain
Anak mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya (keluarga), dan menunjukkan keinginannya
Anak mampu berinteraksi dan mengenal dirinya, dan menunjukkan keinginannya
Anak mampu berinteraksi, dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar, serta mulai menunjukkan rasa percaya diri
KOGNITIF
Anak mampu menyadari keberadaan benda yang tidak dilihatnya
Anak mampu bereksplorasi terhadap benda yang ada di sekitarnya
Anak mampu mengenal benda dan memanipulas i objek/benda
Anak mampu mengenal konsep sederhana dan dapat mengklasifika si
Anak mampu mengucapkan bacaan doa/ lagu-lagu keagamaan, meniru gerakan beribadah, mengikuti aturan serta mampu belajar berpetilaku baik dan sopan bila diingatkan Anak mampu berinteraksi, mulai dapat mengendalik an emosinya, mulai menunjukkan rasa percaya diri, serta mulai dapat menjaga diri sendiri Anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari
BAHASA
Anak mampu merespon suara dan mengucapka n satu kata yang bermakna
Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengucapka
Anak dapat mendengangarka n, dan berkomunikasi secara lisan dengan
Anak dapat mendengarka n, berkomunikas i secara lisan serta memiliki perbenda-
ASPEK MORAL DAN NILAINILAI AGAMA
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Anak dapat berkomunika si secara lisan, memiliki perbendaharaan kata-
Anak mampu ber- interaksi, dan mulai mematuhi aturan, dapat mengendalika n emosinya, menunjukkan rasa percaya diri, dan dapat menjaga diri sendiri. Anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendahara an kata, serta mengenal
Page 17
N-2 USIA/UMU R ASPEK
Usia
Usia
Usia
Usia
Usia
Usia
1 tahun
2 tahun
3 tahun
4 tahun
5 tahun
6 tahun
n keinginannya secara sederhana
kalimat sederhana
haraan kosa kata yang semakin banyak
kata dan mengenal simbolsimbol
Anak mampu menggerakk an anggota tubuhnya (latihan kekuatan otot tangan, otot punggung dan otot kaki) untuk menjaga keseimbanga n Anak mampu meniru suara dan gerak secara sederhana
Anak mampu melakukan gerakan seluruh anggota tubuhnya secara terkoordinasi
Anak mampu melakukan gerakan secara te koordinasi untuk kelenturan, dan keseimbanga n
Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk kelenturan, kelincahan, dan keseimbanga n
simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi kelenturan sebagai keseimbangan , dan kelincahan
Anak mampu melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama dapat mengekpresi -kan diri dalam bentuk goresan sederhana
Anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai irama , menyajikan dan berkarya seni
Anak mampu mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melului kegiatan eksplorasi
FISIK/motor ik
Anak mampu menggerakka n tangan, lengan, kaki, kepala dan badan
SENI
Anak mampu bereaksi terhadap irama yang didengarnya
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.
Page 18
N-2
BAB VI PROGRAM PEMBELAJARAN
A. Jalur Pendidikan Non Formal 1. Program pembelajaran pada TPA, KB dan bentuk lain yang sederajat merupakan
seperangkat
program
pembelajaran
yang
disusun
berdasarkan tahap perkembangan anak. 2. Program pembelajaran disusun mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak yakni: moral dan nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, seni, dan fisik/motorik sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang interaktif, menyenangkan, menantang, dan mendorong kreativitas serta kemandirian Program pembelajaran disusun berdasarkan pengelompokan usia, yakni: 1) Program pembelajaran untuk anak usia lahir – 1 tahun 2) Program pembelajaran untuk anak usia 1 – 2 tahun 3) Program pembelajaran untuk anak usia 3 – 4 tahun 4) Program pembelajaran untuk anak usia 4 – 5 tahun 5) Program pembelajaran untuk anak usia 5 – 6 tahun 1Program pembelajaran dilaksanakan secara luwes dan terpadu dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan terbaik anak serta memperhatikan kecerdasan beragam anak. 3. Pengembangan program pembelajaran didasarkan pada prinsip bermain
sambil
belajar
dan
belajar
seraya
bermain
dengan
memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masing-
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 19
N-2 masing peserta didik, sosial
budaya serta kondisi kebutuhan
masyarakat setempat 4. Pengembangan
program
pembelajaran
harus
mengintegrasikan
kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial termasuk kesejahteraannya. 5. Program pembelajaran dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan relevansinya oleh satuan pendidikan.
B. Jalur Pendidikan formal a. Program pembelajaran TK, RA, BA dan bentuk lain yang sederajat dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki SD,MI atau bentuk lain yang sederajat. b. Program pembelajaran TK dapat dikelompokkan dalam :
c.
1)
Program pembelajaran agama dan akhlak mulia
2)
Program pembelajaran sosial dan kepribadian
3)
Program pembelajaran pengetahuan dan teknologi
4)
Program pembelajaran estetika, dan
5)
Program pembelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Semua kelompok program pembelajaran terdiri dari : pengembangan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian berbahasa, kognitif,
seni , fisik/motorik. Untuk menyederhanakan
lingkup program pembelajaran dari tumpang tindih serta untuk memudahkan guru menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman mereka, maka aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh mencakup
bidang
pengembangan
pembiasaan
dan
bidang
pengembangan kemampuan dasar d.
Penyelenggaraan program pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan mendorong kreativitas serta kemandirian.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 20
N-2 e.
Program pembelajaran disusun dengan memperhatikan tingkat perkembangan fisik dan psikologis peserta didik serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak dan dilaksanakan secara berkelanjutan
f.
Pengembangan program pembelajaran TK di didasarkan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masingmasing peserta didik, sosial
budaya serta kondisi kebutuhan
masyarakat setempat g.
Pengembangan program pembelajaran harus mengintegrasikan kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial.
h.
Program pembelajaran dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan relevansinya oleh satuan pendidikan.
C. Cakupan Program Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini No 1
Program Pembelajaran Agama dan akhlak mulia
Cakupan Peningkatan potensi spiritual peserta didik melalui contoh pengalaman dari pendidik agar menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah, sehingga menjadi bagian dari budaya sekolah
2
Sosial dan kepribadian
Pembentukan kesadaran dan wawasan peserta didik atas hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat dan dalam interaksi sosial serta pemahaman terhadap diri dan peningkatan kualitas diri sebagai manusia sehingga memiliki rasa percaya diri
3
Pengetahuan dan teknologi
Mempersiapkan
peserta
didik
secara
akademik memasuki SD, MI atau bentuk lain yang sederajat dengan menekankan Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 21
N-2 pada
penyiapan
berkomunikasi
dan
kemampuan berlogika
melalui
berbicara, mendengarkan, pra membaca, pra menulis dan pra berhitung yang harus dilaksanakan
secara
hati-hati,
tidak
memaksa, dan menyenangkan sehingga anak menyukai belajar. 4
Estetika
Meningkatkan
sensitivitas,
mengekspresikan mengapresiasi yang
terwujud
diri
dan
kemampuan kemampuan
keindahan dan
harmoni
dalam
tingkah
laku
potensi
fisik
dan
keseharian 5
Jasmani,
olahraga
dan Meningkatkan
kesehatan
menanamkan sportivitas serta kesadaran hidup sehat dan bersih.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 22
N-2
BAB VII STRUKTUR PROGRAM PEMBELAJARAN, WAKTU BELAJAR DAN KALENDER PENDIDIKAN
A.
Struktur Program Pembelajaran 1. Jalur Pendidikan Non Formal
Aspek Pengembangan A. Pembiasaan
1. Moral dan nilai-nilai agama 2. Sosial, emosional dan kemandirian
B. Kemampuan Dasar
1. Bahasa 2. Kognitif 3. Fisik/Motorik 4. Seni
2. Jalur Pendidikan Formal Bidang Pengembangan A. Pembiasaan
Alokasi Waktu
1. Moral dan nilai-nilai agama 2. Sosial, emosional dan kemandirian
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 23
N-2 B. Kemampuan dasar
1. Berbahasa 2. Kognitif 3. Fisik/Motorik 4. Seni
Jumlah jam per
15 jam
minggu
B. WAKTU BELAJAR Program pembelajaran pada anak usia dini untuk TK /RA dan bentuk lain yang sederajat menggunakan beban belajar satu tahun dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian. Perencanaan program pembelajaran di TK / RA dan bentuk lain yang sederajat adalah perencanaan mingguan efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu, dengan jam belajar efektif adalah 2,5 jam (150 menit). Perminggu adalah 15 jam (900 menit) pertahun adalah 510 jam (30.600 menit). Perencanaan program pembelajaran pada Kelompok Bermain adalah : (1) Usia 2 - 4 tahun kegiatan bermain per minggu minimal tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan minimal selama dua jam dengan pertemuan ideal selama 4 jam. Perencanaan program pembelajaran pada Taman Penitipan Anak adalah sebagai berikut: (1) Full day care anak dititipkan sehari penuh dari jam 08.00 sampai dengan jam 17.00, (2) Semi day care anak dititipkan hanya setengah hari dari jam 08.00 sampai dengan 12.00 atau jam 12.00 sampai 17.00, (3) insidental day care anak hanya dititipkan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan orangtua. Perencanaan program pembelajaran pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Sejenis adalah layanan minimal yang hanya dilakukan 1 – 2 kali/minggu. Tiap pertemuan minimal selama 2 jam dengan pertemuan ideal selama 6 jam. Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 24
N-2
C. KALENDER PENDIDIKAN Kalender pendidikan anak usia dini mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan tersebut disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
BAB VIII PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
A. Prinsip-prinsip Pengembangan Pengembangan
program
pembelajaran
hendaknya
memperhatikan
beberapa prinsip berikut ini: Relevansi Program pembelajaran anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individu Adaptasi Program pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikologis, IPTEK, dan Seni. Kontinuitas Program pembelajaran anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya Fleksibilitas Program
pembelajaran
anak
usia
dini
harus
dipahami,
dipergunakan dan dikembangakan secara fleksibel sesuai dengan keunikan
dan
kebutuhan
anak
serta
kondisi
lembaga
penyelenggara Kepraktisan dan Akseptabilitas
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 25
N-2 Program
pembelajaran
anak
kemudahan bagi praktisi dan
usia
dini
harus
memberikan
masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan pada anak usia dini. Kelayakan (feasibility) Program pembelajaran
anak
usia
dini
harus
menunjukkan
kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini.
Akuntabilitas Program
pembelajaran
anak
usia
dini
harus
dapat
dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan anak usia dini
B. Pendekatan Pengembangan Pengembangan program pembelajaran anak usia dini juga harus memperhatikan berbagai pendekatan berikut ini:
1.
Pendekatan Holistik dan Terpadu Pengembangan
program
pembelajaran
didalamnya hendaknya dapat
dan
isi
program
mempertimbangkan berbagai
aspek perkembangan, potensi kecerdasan jamak serta berbagai aspek kebutuhan anak usia dini lainnya seperti kesehatan dan gizi secara holistik dan terpadu. Sebagai konsekuensinya, identifikasi dan pemetaan kompetensi harus disusun dan diorganisasikan sesuai dengan perkembangan dan analisis kebutuhan anak usia dini. b. Pendekatan Ragam Budaya (Multiculture approach) Pengembangan program pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan lingkungan sosial dan budaya yang ada di sekitar
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 26
N-2 anak, maupun yang mungkin dialami anak pada perkembangan berikutnya. Pendekatan
multi
budaya
pentingnya
cakupan
isi
akan
memberikan
program
yang
konsekuensi
dihadapi
untuk
mengakomodasi pemahaman anak pada kebiasaan, budaya dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan budaya-budaya lain yang terdapat di Indonesia maupun budaya global.
c.
Pendekatan Konstruktivisme (Constructivism Approach) Program pembelajaran anak usia dini hendaknya mengacu pada pendekatan konstruktivisme yang beranggapan bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya. Untuk itu isi program pembelajaran harus dapat memberikan peluang bagi anak untuk belajar sesuai dengan minat, motivasi dan kebutuhannya. Hal ini akan berdampak pada proses pembelajaran yang berpusat pada anak,
yang
diwarnai
dengan
adanya
kebebasan
untuk
bereksplorasi dalam rangka mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang diminatinya.
d. Pendekatan program pembelajaran bermain kreatif (Play based curriculum approach) Filosofi
dan
teori
program
pembelajaran
bermain
kreatif
didasarkan pada 4 (empat) hal, yaitu: (1) bagaimana anak membangun kemampuan sosial dan emosional, (2) bagaimana anak belajar untuk berpikir, (3) bagaimana anak mengembangkan kemampuan fisik serta (4) bagaimana anak berkembang melalui budayanya C. Prinsip – prinsip Pelaksanaan
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 27
N-2 Dalam pelaksanaan Program Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan prinsip sebagai berikut : 1. Pelaksanaan
Program Pembelajaran
didasarkan
pada
potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 2. Program Pembelajaran dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : 1) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) belajar untuk memahami dan menghayati, 3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan 5) belajar untuk membangun menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan. 3. Pelaksanaan Program Pembelajaran memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta
didik
dengan
tetap
memperhatikan
keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke Tuhanan, individual, kesosialan, dan moral. 4. Program Pembelajaran dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangunkarsa, ing ngarsa sung tulado (bahasa Jawa yang berarti : di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). 5. Program
Pembelajaran
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar, dan
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 28
N-2 teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. 6. Program
Pembelajaran
dilaksanakan
dengan
mendayagunakan
kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7. Program
Pembelajaran
yang
mencakup
seluruh
bidang
pengembangan diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai.
BAB IX PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK
1. Pengertian Penilaian perkembangan anak usia dini adalah proses pengumpulan data dan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang diperoleh dari proses dan hasil kegiatan belajar selama periode tertentu. 2. Tujuan 1. Mengetahui status pertumbuhan dan tahap perkembangan anak 2. Menyusun perencanaan pembelajaran lebih lanjut 3. Menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan anak 4. Memberikan
informasi
pada
orang
tua/wali
tentang
kemajuan
pertumbuhan dan perkembangan anak. 3.
Prinsip 1. Menyeluruh, penilaian mencakup seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan dalam proses kegiatan pembelajaran anak.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 29
N-2 2. Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari hasil pembelajaran. 3. Obyektif,
penilaian
memperhatikan
dilakukan
perbedaan
dan
berdasarkan keunikan
fakta
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. 4. Otentik, penilaian dilakukan pada situasi yang alamiah (secara wajar) sehingga anak tidak merasa sedang dinilai. 5. Mendidik, hasil penilaian digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada pendidik atau orang tua untuk memberikan proses pembelajaran (interaksi, lingkungan dan alat) kepada anak agar dapat mencapai tahapan perkembangan secara lebih optimal. 6. Kebermaknaan, hasil penilaian harus bermakna bagi anak, pendidik dan orang tua serta pihak lain yang memerlukan.
4. Aspek 1. Status kesehatan dan gizi anak 2. Aspek perkembangan mencakup moral dan nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, seni, dan fisik/motorik
5.
Alat Berbagai alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain pengamatan (observasi), catatan anekdot, portofolio, dan lain-lain.
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas
Page 30