PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
BAB II KEADAAN UMUM Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia. Dalam struktur perwilayahan Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya merupakan kota orde I yang ditetapkan sebagai pusat utama Jawa Timur. Saat ini Kota Surabaya yang juga dikenal sebagai Kota Pahlawan karena sejarahnya yang berperan terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, terutama di bidang perekonomian dibandingkan dengan kota-kota lain yang berada dalam sub ordinasinya. Terwujudnya Kota Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa yang cerdas dalam merespon semua peluang dan tuntutan global, didukung oleh kepedulian tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang demokratis, bermartabat dalam tatanan lingkungan yang sehat dan manusiawi. Adapun untuk mengikuti serta merencanakan perkembangan pembangunan Kota Surabaya yang pesat, maka ditetapkan Visi dan Misi Kota Surabaya Tahun 2011-2015 yaitu Menuju Surabaya Menjadi Kota Jasa dan Perdagangan yang Cerdas, Manusiawi, Bermartabat, dan Berwawasan Lingkungan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka misi yang akan dijalankan dan menjadi sasaran bagi segala bentuk yang akan dilaksanakan bagi seluruh pemangku pembangunan selama lima tahun kedepan adalah: 1) Membangun kehidupan kota yang lebih CERDAS melalui peningkatan sumber daya manusia yang didukung oleh peningkatan kualitas intelektual, mental spiritual, keterampilan, serta kesehatan warga secara terpadu dan berkelanjutan. 2) Menghadirkan suasana kota yang MANUSIAWI melalui peningkatan aksesibilitas, kapasitas, dan kualitas pelayanan publik, reformasi birokrasi, serta pemanfaatan sumber daya kota untuk sebsar-besarnya mendukung kesejahteraan warga. 3) Mewujudkan peri kehidupan warga yang BERMARTABAT melalui pembangunan ekonomi berbasis komunitas yang mengutamakan perluasan akses ekonomi demi mendukung peningkatan daya cipta serta kreativitas segenap warga Kota Surabaya dalam upaya penguatan struktur ekonomi lokal yang mampu bersaing di kawasan regional dan internasional. 4) Menjadikan Kota Surabaya semakin layak-huni melalui pembangunan infrastruktur fisik dan sosial secara merata yang BERWAWASAN LINGKUNGAN. A. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi Kota Surabaya terletak pada 7⁰9’ - 7⁰21’ LS dan 112⁰ 36’ - 112⁰ 57’ BT dengan batas wilayah: Selatan : Kabupaten Sidoarjo Utara : Selat Madura Timur : Selat Madura Barat : Kabupaten Gresik Luas wilayah Kota Surabaya adalah 52.087 Hektar, dengan luas daratan 33.048 Hektar atau 63,45% dan luas wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota sebesar 19.039 5
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Hektar atau 36.55%. administratif Surabaya terbagi menjadi 31 Kecamatan dengan tabel penjelasan sebagai berikut:
No Wilayah 1 Surabaya Pusat
2
Surabaya Utara
3
Surabaya Selatan
4
Surabaya Timur
Tabel 2. 1 Pembagian Wilayah Kota Surabaya Kecamatan Kelurahan Kapasan, Sidodadi, Simokerto, Simolawang, Simokerto Tambak Rejo. Alon-alon Contong, Bubutan, Gundih, Jepara, Bubutan Tembok Dukuh. Embong Kaliasin, Genteng, Kapasan, Genteng Ketabang, Peneleh. Dr. Sutomo, Kedungdoro, Keputran, Tegalsari Tegalsari. Bongkaran, Krembangan Utara, Pabean Cantikan Nyamplungan, Perak Timur, Perak Utara Ampel, Pegirian, Sidotopo, Ujung, Semampir Wonokusumo Dupak, Kemayoran, Krembangan Selatan, Krembangan Morokrembangan, Perak Barat. Bulak, Kedung Cowek, Kenjeran, Komplek Bulak Kenjeran, Sukolilo. Bulak Banteng, Sidotopo Wetan, Tambak Kenjeran Wedi, Tanah Kalikedinding. Darmo, Jagir, Ngagel, Ngagel Rejo, Wonokromo Sawunggaling, Wonokromo. Banyu Urip, Kupang Krajan, Pakis, Petemon, Sawahan Putat Jaya, Sawahan. Bendul Merisi, Jemur Wonosari, Margorejo, Wonocolo Sidosermo, Siwalankerto. Jambangan, Karah, Kebonsari, Pagesangan. Jambangan Dukuh Menanggal, Gayungan, Ketintang, Gayungan Menanggal. Babatan, Balasklumprik, Jajar Tunggal, Wiyung Wiyung. Dukuh Kupang, Dukuh Pakis, Gunungsari, Dukuh Pakis Pradahkalikendal. Kalirungkut, Kedung Baruk, Medokan Ayu, Rungkut Penjaringan Sari, Rungkut Kidul, Wonorejo. Gununganyar, Gunung Anyar Tambak, Gunung Anyar Rungkut Menanggal, Rungkut Tengah, Kendang Sari, Kutisari, Panjang Jiwo, Prapen, Tenggilis Mejoyo Tenggilis Mejoyo. Airlangga, Barata Jaya, Gubeng, Kertajaya, Gubeng Gading, Pacar Keling, Pacar Kembang, Ploso, Tambaksari Rangkah, Tambak Sari.
6
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Wilayah
Kecamatan
Kelurahan Gebang Putih, Keputih, Klampisngasem, Sukolilo Medokan Semampir, Menur Pumpungan, Nginden Jangkungan, Semolowaru. Dukuh Sutorejo, Kalijudan, Kalisari, Kejawan Mulyorejo Putih Tambak, Manyar Sabrangan, Mulyorejo. 5 Surabaya Kandangan, Klakah Rejo, Romokalisari, Barat Benowo Lakarsantri, Lidah Kulon, Lidah Wetan, Sumur Welut. Balongsari, Banjarsugihan Tandes Babat Jerawat, Benowo, Pakal, Sumber Rejo, Pakal Tambakdono. Bringin, Lontar, Made, Sambikerep. Sambikerep Bangingan, Jeruk, Lakarsantri, Lidah Kulon, Lakarsantri Lidah Wetan, Sumur Welut. Putat Gede, Simomulyo, Sonokwijen, Sukomanunggal Sukomanunggal, Tanjung Sari. Asemrowo, Genting, Greges, Kalianak, Asem Rowo Tambaklangon. Karangpilang, Kebraon, Kedurus, Karang Pilang Warugunung. Sumber: Peta Administrasi Kota Surabaya (2012)
7
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
8
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Berdasarkan topografi Kota Surabaya 80% wilayah Surabaya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3 - 6 meter diatas permukaan air laut. Adapun kecuali di wilayah bagian selatan dengan ketinggian 25 - 50 meter diatas permukaan air laut, tepatnya di daerah Lidah (Kecamatan Lakarsantri) dan Gayungan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Surabaya, struktur serta pemanfaatan ruang Kota Surabaya terdiri atas ruang darat, laut, dan udara yang direncanakan secara terpadu dan terintegrasi dalam satu kesatuan sistem ruang secara utuh. Sedangkan untuk pembagian pemanfaatan kawasannya, Kota Surabaya terbagi menjadi dua, yaitu Kawasan Budidaya dan Kawasan dan Kawasan Lindung. Kawasan Budidaya sendiri merupakan kawasan yang digunakan untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memenuhi atau mempermudah kebutuhan dan kegiatan manusia. Adapun kawasan budidaya terbagi menjadi dua yaitu Kawasan Budidaya Wilayah Darat dan Kawasan Budidaya Wilayah Laut. Adapun pembagian terhadap Kawasan Budidaya Wilayah Darat dan Kawasan Budidaya Wilayah Laut, yaitu: 1. Kawasan Budidaya Wilayah Darat, yang terbagi menjadi tujuh yaitu: a. Kawasan Pemerintahan b. Kawasan Perumahan c. Kawasan Fasilitas Umum d. Kawasan Perdagangan dan Jasa e. Kawasan Industri dan Pergudangan f. Kawasan Pariwisata g. Kawasan khusus ruang untuk sarana dan prasarana untuk transportasi dan utilitas ruang untuk jaringan pematusan. 2. Kawasan Budidaya Wilayah Laut, yang terbagi menjadi tujuh yaitu: a. Kawasan Pengembangan Pantai b. Kawasan Penangkapan Ikan c. Kawasan Pariwisata Laut d. Kawasan Alur Pelayaran Pada Kawasan Lindung juga terbagi menjadi dua yaitu Kawasan Lindung Wilayah Darat dan Kawasan Lindung Wilayah Laut yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Kawasan Lindung Wilayah Darat a. Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya seperti kawasan resapan air, kawasan pencegahan banjir, dan erosi untuk melindungi ekosistem pada kawasan tersebut. b. Kawasan Perlindungan Setempat seperti kawasan sempadan pantai, Kawasan Sempadan Sungai, Kawasan Sempadan Bozem 9
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
c. Kawasan Cagar Budaya d. Kawasan Ruang Terbuka Hijau 2. Kawasan Lindung Wilayah Laut terbagi menjadi dua yaitu: a. Kawasan Lindung/ Konservasi Laut b. Kawasan Lindung Mangrove Fungsi dominan Kota Surabaya adalah sebagai pusat kegiatan komersial, finansial, perdagangan, informasi, administrasi, sosial, dan kesehatan. Dari fungsi dominan sektor bisnis di Kota Surabaya ini, maka bentuk penggunaan lahan banyak mengalami perubahan dimana nilai lahan yang berawal dari lahan pertanian berubah menjadi penggunaan dengan nilai ekonomis lebih besar seperti permukiman, perdagangan, perkantoran, dll. Tren perubahan dan pemanfaatan lahan Kota Surabaya dari tahun ke tahun bersifat komersial, untuk itu bentuk perkembangannya harus selalu dipantau sesuai dengan rencana tata ruang wilayah agar pemanfaatannya sesuai dan berkelanjutan baik bagi manusia serta lingkungan. Adapun kawasan-kawasan yang harus selalu dalam pengawasan serta penjagaan adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH), Kawasan lindung dan pesisir, serta Kawasan Perlindungan Setempat karena fungsi dan manfaatnya yang penting seperti mengurangi masalah pencemaran udara akibat kegiatan perkotaan, menjaga tata air, melestarikan plasma nutfah, dsb. B. Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan kemudahan untuk mengakses sarana dan prasarana fisik dan sosial yang dapat menjadi ukuran kenyamanan atau kemudahan untuk mencapai lokasi tertentu dengan alat transportasi. Aksesibiltas Kota Surabaya dapat dilihat berdasarkan bentuk sarana transportasi yang tersedia seperti fungsi dan kelas jalan serta bentuk fasilitas angkutan kendaraan seperti terminal baik yang ada di darat, laut, dan udara. Salah satu bentuk aksesibilitas yang tinggi yaitu dengan tersedianya banyak sistem jaringan jalan. Pesatnya pertumbuhan kota Surabaya dengan sebagian wilayahnya merupakan kawasan pesisir yang turut mendukung sebagai Kota industri dan perdagangan dan jasa, tentu perkembangannya harus didukung dengan fasilitas transportasi yang memadai seperti tersedianya terminal baik pada jalur darat, laut, dan udara. Berikut ini merupakan bentukbentuk fasilitas transportasi yang ada di Kota Surabaya, yaitu: Fasiltas Terminal Darat Untuk mengakses Kota Surabaya baik dari luar ataupun didalam dengan menggunakan kendaraan umum darat, maka fasilitas teminal darat seperti terminal bus dan angkutan umum merupakan fasilitas penunjang penting yang dapat digunakan. Berikut ini merupakan bentuk fasilitas terminal darat yang ada di Kota Surabaya yaitu sebanyak 2 terminal antar kota dan provinsi dan 11 terminal dalam 10
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
kota. Adapun moda lain yang mendukung kegiatan transportasi di kota Surabaya terutama yang datang dari lain kota dan provinsi seperti Kereta Api. Sedangkan akses untuk jalur darat kereta api surabaya dapat diakses pada beberapa fasilitas stasiun kereta seperti Tabel 2.2 dibawah ini: Tabel 2. 2 Stasiun Kereta Api di Kota Surabaya Nama No Wilayah Alamat Stasiun 1 Stasiun Jalan Semarang No. Surabaya 1 Surabaya Pasar turi 2 Stasiun Jalan Gubeng ,Surabaya masjid No. 1 Daerah Gubeng Surabaya Operasi 3 Jalan Stasiun kota (DAOP) 8 Stasiun Surabaya No. 7-9 Surabaya Surabaya Kota 4 Stasiun Jalan Stasiun Wonokromo Wonokromo Surabaya Sumber: PT. Kereta Api Indonesia (2011)
Pelabuhan Sebagai Kota besar yang memiliki wilayah laut, Kota Surabaya merupakan Kota perdagangan dan jasa/ komersil untuk mengangkut perpindahan barang melalui jalur laut. Untuk itu ketersediaan pelabuhan sebagai tempat pengangkutan dan penurunan barang dan manusia merupakan fasilitas transportasi yang penting. Berikut ini merupakan beberapa pelabuhan yang menjadi jalur pelayaran nasional maupun internasional di Kota Surabaya. Lihat Tabel 2.3.
No 1
2
Nama Pelabuhan Tanjung Perak
Tabel 2. 3 Pelabuhan Kota Surabaya Terminal Jenis Kegiatan Terminal Kalimas
Moda ASDP dengan Moda angkutan jalan raya (Bus Kota)
Terminal Jamrud
Moda Kapal penumpang dengan angkutan jalan raya (Bus Kota) atau dengan AKDP atau AKAP
Peran dan Fungsi Intra Moda
11
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Nama Pelabuhan
Terminal
Jenis Kegiatan
Peran dan Fungsi
3
Terminal Nilam
Moda angkutan jalan raya dengan moda angkutan jalan rel
Angkutan Pupuk (PT. Pupuk Sriwijaya)
4
Terminal Berlian
Moda angkutan jalan raya dengan moda angkutan jalan rel
Angkutan container sampai ke kota Jember (RAMBIPUJI)
Sumber: Dinas Perhubungan (2011)
Bandara Kota Surabaya tidak memiliki bandara sebagai fasilitas transportasi moda udara, oleh karena itu bandara yang membantu memfasilitasi kegiatan di Kota Surabaya adalah Bandara Juanda yang berada di Kabupaten Sidoarjo tepatnya di Kecamatan Sedati yang selain berbatasan dengan Kota Surabaya, namun juga memiliki banyak akses khusus terhadap Kota Surabaya seperti arteri primer Jalan Ahmad Yani dan TOL Juanda. Selama beberapa tahun terakhir, berdasarkan data panjang jalan tahun 2009 hingga tahun 2011 dapat dilihat adanya perubahan terhadap pemanfaatan panjang jalan berdasarkan kondisi dan keadaannya. Adapun klasifikasi jaringan jalan raya di Kota Surabaya yaitu: a. Struktur Jaringan Jalan b. Fungsi Jalan c. Status Jalan d. Kelas Jalan e. Jenis dan Kondisi Perkerasan Jalan Dalam mengakses Kota Surabaya melalui jalur darat, fungsi serta kelas jalan merupakan pendukung utama terjadinya perpindahan. Adapun akses masuk melalui jalur darat yang khususnya menggunakan kendaraan jenis moda pribadi dapat diakses melalui beberapa jalan masuk utama yang menghubungkan kota/kabupaten disekitar Kota Surabaya seperti Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo yaitu Bundaran Waru - Jalan Ahmad Yani, Raya Wiyung, Wonokromo, Benowo, Romokalisari. Tabel 2. 4 Kondisi Panjang Jalan Kota Surabaya No
Jenis Permukaan
Panjang Jalan (km)
No
Kelas Jalan Arteri Primer
2009
2010
2011
1
Panjang Jalan (km) 2009
1
Paving
586
142,11
142,37
2
Arteri Sekunder
225
2
Aspal
835
1.284,04
1.284,26
3
Kolektor Primer
1.196
4
Kolektor Sekunder
5
Lokal
2010
2011
20,88
21,12
71,8
71,8
1.333,47
1.333,73
12
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Jenis Permukaan
Panjang Jalan (km) 2009
2010
2011
No
Kelas Jalan
1
Arteri Primer
6 Total Panjang Jalan
1.421
1.426,15
1.426,63
Panjang Jalan (km) 2009
2010
2011
1.421
1426,15
1.426,65
Khusus Total Panjang Jalan
Sumber: Surabaya Dalam Angka (2012)
Berdasarkan data kondisi panjang jalan Kota Surabaya diatas dapat terlihat perubahan aksesibilitas perkembangan Kota Surabaya. Untuk panjang jalan jenis permukaan yang terbagi menjadi jenis jalan paving dan aspal dimana jenis jalan paving memang mengalami penurunan sebanyak 443,68 km namun terjadi penambahan terhadap jenis aspal sebesar 449,26 km. Struktur Jaringan Jalan Sebagai sistem jaringan jalan peninggalan masa lalu, jaringan jalan di Kota Surabaya dominan menghubungkan koridor Utara-Selatan kota dan kurang mengantisipasi perkembangan yang akan terjadi pada koridor Barat-Timur Kota Surabaya yang saat ini berakibat kurang memadainya akses jaringan jalan Barat-Timur dan sebaliknya. Namun saat ini pengembangan akses Barat-Timur mulai dikembangkan dalam mengimbangi perkembangan kawasan Barat dan Timur Kota Surabaya. Pada dasarnya, struktur atau pola jalan utama di Surabaya berbentuk linier yang menghubungkan kawasan utara dan selatan (Tanjung Perak-Waru). Namun saat ini telah terjadi pergeseran dari bentuk linier menjadi cenderung berbentuk sistem radialpersegi panjang seiring dengan meningkatnya perkembangan pembangunan di Kawasan Barat-Timur Surabaya serta meningkatnya penggunaan jalan tol SurabayaMalang. Fungsi Jalan Berdasarkan Undang-Undang No 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan menyebutkan bahwa fungsi jalan (berdasarkan sifat dan pergerakan lalu lintas dan angkutan jalan) diklasifikasikan menjadi: Arteri (Primer dan Sekunder) Kolektor (Primer dan Sekunder) Lokal (Primer dan Sekunder) Lingkungan (Primer dan Sekunder) Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Status Jalan Berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan disebutkan bahwa jalan diklasifikasikan menjadi jalan umum dan jalan khusus. Jalan menurut statusnya dikelompokkan menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh Menteri dikelompokkan dalam jalan 13
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
nasional. Sedangkan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah dikelompokkan dalam jalan daerah. Berikut ini merupakan tabel status jalan yang ada di Kota Surabaya. Tabel 2. 5 Panjang Status Jalan Kota Surabaya Panjang Jenis No Jalan Kewenangan (km) 1 Jalan Nasional 45.66 2 3
Jalan Provinsi 13.73 Jalan 2003.65 Kabupaten/Kota Total 2063.04 Sumber: Dinas Perhubungan (2011) Detail data status jalan kota dapat dilihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan Undang-Undang No.38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan disebutkan bahwa kelas jalan dikelompokkan berdasarkan: Penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan Spesifikasi penyediaan prasarana jalan Pembagian kelas jalan berdasarkan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan jalan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasaranajalan dikelompokkan atas: Jalan bebas hambatan Jalan raya Jalan sedang Jalan kecil Adapun data mengenai Kelas Jalan dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa kelas jalan dikelompokkan berdasarkan berikut ini: 1. Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan 2. Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan. Adapun pengelompokkan kelas jalan yaitu: a. Jalan Kelas I Jalan kelas I merupakan jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan syarat: o Ukuran lebar tidak melebihi 2.500mm, o Ukuran panjang tidak melebihi 12.000mm, o Ukuran tinggi tidak melebihi 4.200mm, o Muatan sumbu terberat 10 ton. 14
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
b. Jalan Kelas II Jalan Kelas II merupakan jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan syarat: o Ukuran lebar tidak melebihi 2.500mm, o Ukuran panjang tidak melebihi 18.000mm, o Ukuran tinggi tidak melebihi 4.200 mm, o Muatan sumbu terberat 8 ton. c. Jalan Kelas III Jalan Kelas III merupakan jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan syarat: o Ukuran lebar tidak melebihi 2.100mm, o Ukuran panjang tidak melebihi 9.000mm, o Ukuran tinggi tidak melebihi 3.500mm, o Muatan sumbu terberat 8 ton. d. Jalan Kelas Khusus Jalan Kelas Khusus merupakan jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan syarat: o Ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, o Ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm, o Ukuran tinggi tidak melebihi 4.200 mm, o Muatan sumbu terberat 10 ton. Pembagian kelas jalan di Kota Surabaya yang ada saat ini berdasarkan Keputusan Walikota Surabaya No. 46 Tahun 2000. Pembagian kelas jalan ini perlu penyesuaian berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tabel kelas jalan Kota Surabaya berdasarkan pembagian wilayah Kota Surabaya dapat dilihat pada Lampiran 1. Jenis dan Kondisi Perkerasan Jalan
Jenis dan kondisi perkerasan jalan Kota Surabaya dilihat berdasarkan kondisi jalan dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2. 6 Kondisi Jalan di Kota Surabaya No
Kondisi Jalan
Panjang Jalan (km) 2009
2010
2011
1
Baik
1207
1381,5
1381,995
2
Sedang
99,47
15,63
15,63
3
Rusak
85,26
26,79
26,79
4
Rusak Berat
28,42
2,23
2,23
Total Panjang Jalan
1421
1426,15
1426,645
Sumber: Surabaya Dalam Angka (2012)
15
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
16
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
C. Kependudukan
Penduduk di Kota Surabaya meningkat secara pesat dari tahun ke tahun selain disebabkan oleh kelahiran juga dipengaruhi oleh urbanisasi karena Kota Surabaya merupakan pusat kegiatan komersial, pendidikan, finansial, perdagangan, informasi, administrasi, sosial, dan kesehatan. Jumlah Penduduk Kota Surabaya pada siang hari mencapai 5 – 6 juta jiwa, sedangkan pada malam hari hanya berkisar 3 juta jiwa. Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 2.7 tentang pertumbuhan jumlah penduduk Kota Surabaya. Tabel 2. 7 Jumlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2004-2011 No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa)
Luas (ha)
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
1
Asem Rowo
1.544
33.581
34.687
35.602
36.803
37.006
36.195
39.082
40.331
2
Benowo
4.579
36.752
38
39.215
40.321
40.954
46.124
47.686
48.617
3
Bubutan
386
110.431
111.704
112.781
113.937
116.54
114.825
114.277
111.348
4
Bulak
678
31.479
32.276
33.017
33.691
35.789
35.958
36.943
38.869
5
Dukuh Pakis
994
54.905
56.023
56.972
57.993
58.103
61.67
60.571
60.334
6
Gayungan
607
41.736
42.407
43.159
43.752
44.345
48.495
46.412
46.511
7
Genteng
404
65.282
65.904
67.015
68.088
69.545
66.663
67.669
66.791
8
Gubeng
799
149.095
151.365
152.827
154.52
157.125
153896
153.418
149.275
9
Gunung Anyar
971
41.471
42.337
43.403
44.656
46.743
49.618
49.424
49.247
10
Jambangan
419
38.772
39.773
40.645
41.411
41.654
45.633
45.481
46.111
11
Karang Pilang
12
Kenjeran
13
923
63.937
65.07
66.081
67.281
73.984
74.101
72.418
73.769
1.442
102.563
105.967
108.771
112.379
114.29
127.208
131.723
137.659
Krembangan
834
118.256
120.098
121.443
123.036
127.654
118.157
123.017
122.616
14
Lakarsantri
3.648
41.316
42.372
43.523
44.485
44.735
49.09
50.921
52.404
15
Mulyorejo
1.421
71.961
73.846
75.44
76.936
84.675
80.145
81.663
83.273
16
Pabean Cantikan
680
87.984
89.065
90.397
91.798
94.538
90.793
91.308
89.881
17
Pakal
1.901
32.09
32.984
33.906
34.911
35.735
40.215
41.843
43.06
18
Rungkut
2.108
82.497
84.455
86.426
88.447
88.765
96.672
98.457
99.716
19
Sambikerep
2.042
45.079
46.229
47.473
48.604
48.543
53.423
55.069
55.972
20
Sawahan
693
211.753
214.062
216.636
219.42
223.04
223.564
223.335
222.328
21
Semampir
876
180.158
183.134
185.65
188.696
191.809
191.445
195.137
194.868
22
Simokerto
259
99.582
100.948
102.549
104.177
105.987
100.745
102.266
102.598
23
Sukolilo
2.369
91.115
93.041
94.826
96.677
102.345
102.129
103.217
104.55
24
Sukomanunggal
923
90.686
92.457
93.688
94.981
95.367
97.859
97.711
98.254
25
Tambaksari
26
Tandes
27
899
208.935
213.195
216.481
219.215
222.908
223.123
227.832
230.985
1.107
87.484
88.927
90.31
91.813
92.513
95.986
94.443
93.996
Tegalsari
429
113.777
114.867
115.998
117.429
119.4
116.081
114.575
112.09
28
Tenggilis Mejoyo
552
50.607
51.662
52.653
53.727
54.613
56.239
56.118
53.358
29
Wiyung
1.246
54.215
55.327
56.573
57.664
57.845
63.039
64.214
64.935
30
Wonocolo
678
75.577
76.927
78.053
78.846
80.147
82.711
81.052
78.957
31
Wonokromo
847
179.412
181.381
182.683
183.792
184.987
190.516
182.463
183.888
37.258
2.694.492
2.742.495
2.786.202
2.831.493
2.893.692
2.934.327
2.951.755
2956.591
Total
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (2011)
17
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Adapun sesuai Tabel 2.7 diatas, hasil analisa data jumlah penduduk dibawah ini, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling besar adalah pada Kecamatan Tambaksari, Sawahan, dan Wonokromo. Ketigakecamatan tersebut terletak pada pusat Kota Surabaya. Sedangkan kepadatan rendah didominasi pada Kecamatan-kecamatan di Surabaya Barat seperti Kecamatan pakal, Benowo, Lakarsantri, Sambikerep, dan Asemrowo. Untuk lebih memperjelas gambaran mengenai kepadatan penduduk Kota Surabaya Tahun 2011, maka berdasarkan data kepadatan penduduk dipetakan kedalam peta kepadatan penduduk tahun 2011 pada Gambar 2.3.
18
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
19
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
D. Sosial-Ekonomi
Perkembangan Kota Surabaya dalam sektor perekonomiannya dapat dilihat pada perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota, perkembangan dan investasi, serta perkembangan ekonomi regional kota. Penggambaran perkembangan ekonomi regional merupakan upaya untuk melihat berbagai perkembangan ekonomi Kota Surabaya. Adapun peningkatan kegiatan perekonomian Kota Surabaya yang ditandai dengan: Pertumbuhan ekonomi kota Surabaya tahun 2010 lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional, yaitu sebesar 7,09%. Pertumbuhan ini bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa didukung dengan meningkatnya nilai tambah bruto dari kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah/ UMKM (BPS 2010). Lihat Tabel 2.8 Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya.
No
Sektor perdagangan dan jasa mengalami peningkatan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding sektor-sektor lainnya di tahun 2010. Hal ini secara tidak langsung menandakan bahwa perekonomian Kota Surabaya lebih ditunjang oleh pertumbuhan di sektor tersier.
Sektor
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
3 4 5 6 7 8 9
Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Total PDRB
Tabel 2. 8 Rincian PDRB Kota Surabaya Tahun 2011 ADHB
ADHK
(Juta Rp)
%
(Juta Rp)
% 0,08
178.517,17
0,08
74.449,11
12.418,13
0,01
6.511,14
51.064.301,93
21,71
20.185.278,64
8.498.518,16
3,61
2.231.439,76
16.218.469,27
6,89
6.316.849,86
102.972.404,53
43,77
40.254.150,00
23.653.328,63
10,05
11.092.274,38
14.191.565,89
6,03
6.168.536,23
18.467.699,95
7,85
8.106.424,29
8,58
235.257.223,66
100,00
94.435.913,41
100,00
0,01 21,37 2,36 6,69 42,63 11,75 6,53
Sumber: Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya (2012)
Struktur ekonomi Surabaya masih ditopang oleh sektor tersier, yaitu sektor sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kemudian diikuti oleh Industri Pengolahan, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa, dan Konstruksi sebagai lima besar sektor yang berkontribusi terhadap Kota Surabaya. Hal ini tentu mempengaruhi kondisi lingkungan yang berdampak pada keanekaragaman hayati dan ekosistem (KEHATI), untuk itu gambaran penjelasan umum mengenai jenis kegiatan perekonomian serta dampak yang 20
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
mungkin mengancam perlu diperhatikan guna keberlanjutan lingkungan perkotaan. Berikut tabel prosentase lima sektor beserta pengaruhnya terhadap KEHATI Kota Surabaya tersebut yaitu: Tabel 2. 9 Lima Sektor Kontribusi Perekonomian Kota Surabaya Prosentase (%) No
Sektor
ADHB
ADHK
1
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
44
43
2
Industri Pengolahan
22
21
3
Pengangkutan dan komunikasi
10
4
Jasa-jasa
5
Konstruksi
Potensi Dampak Negatif Terhadap KEHATI
Keterangan
a. Kerusakan Ekosistem b. Berkurangnya keragaman hayati c. mengurangi daerah resapan air d. potensi pencemaran lingkungan Pencemaran lingkungan (air, udara, dan tanah)
Memungkinkan adanya pembangunan secara besar-besaran yang menggunakan lahan ekosistem lahan alami
12
a. Polusi Udara b. Kebisingan
8
9
a. Polusi Udara b. Kebisingan
7
7
a. Kebisingan b. Limbah kegiatan Konstruksi c. Gangguan terhadap habitat ekosistem
Karena moda pengangkutan selalu mengeluarkan gas emisi Jasa dalam hal perdagangan di pabrik dapat membuat kebisingan menjadi meningkat dan polusi udara terhadap arus kegiatan transportasi a. kebisingan terjadi karena adanya proses konstruksi gedung-gedung bertingkat b. limbah kegiatan konstruksi disebabkan oleh adanya MCK dari karyawan c. kegiatan konstruksi dapat juga mempersempit penggunaan lahan, sehingga keanekaragaman ekosistem menjadi berkurang
Umumnya pembuangan limbah industri tanpa pengolahan yang baik dan dilakukan ke badan air
Sumber Data: BPS Kota Surabaya (2012)
Peningkatan sektor perdagangan di Kota Surabaya dapat terlihat dari pola persebaran Mall dan pasar yang masih banyak terdapat pada bagian Surabaya Pusat. Jumlah Mall yang ada di kota Surabaya saat ini adalah 27 dan Pasar sebanyak 79. Hal ini dapat dilihat 21
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
pada Gambar 2.5 tentang Peta Persebaran Mall dan pasar. E. Kondisi Budaya Kota Surabaya merupakan kota multi etnis yang membentuk pluralisme budaya. Beberapa etnis yang dijumpai berdasarkan hasil survei primer yaitu: 1. Etnis Jawa 2. Etnis Madura 3. Etnis Tionghoa 4. Etnis Arab 5. Dan sisanya seperti Bali, Batak, Bugis, Manado, Minangkabau, Dayak, Toraja, Ambon, dan Aceh.
Gambar 2. 4 Foto Morfologis Bentuk Wajah Masyarakat Kota Surabaya Sumber: Dokumentasi Hasil Survei Primer (2012)
Secara sederhana budaya diartikan sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang berlaku secara kolektif. Budaya juga menjadi acuan, tata cara, pola hidup, serta pranata sosial masyarakat. Budaya daerah, tradisi, dan gaya hidup yang berbeda di setiap daerah merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung. Budaya daerah ini antara lain kesenian, pakaian adat, upacara adat, gaya hidup, dan kepercayaan. Budaya Surabaya yang masih dipertahankan antara lain Sedekah Bumi di Kecamatan Sambikerep dan Kesenian Ludruk. Salah satu upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk melestarikan budaya kota Surabaya adalah dengan pemilihan Cak dan Ning Surabaya sebagai duta budaya. Sesuai dengan visi dan misi Kota Surabaya sebagai kota perdagangan jasa, Pemerintah Kota meningkatkan fasilitas-fasilitas penunjang seperti peningkatan dan penambahan 22
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
infrastruktur jalan, perbaikan pasar tradisional, taman, fasilitas kesehatan, pendidikan, dll. Sejalan dengan peningkatan fasilitas perkotaan, pertumbuhan Mall dan perumahan di kota Surabaya juga meningkat. Hal ini terlihat pada Gambar 2.5 tentang persebaran Mall dan Pasar di Kota Surabaya. Adapun mata pencaharian sebagai salah satu unsur budaya yang secara turun-temurun masih tetap ada yaitu dalam bidang pertanian yang dijumpai di Kecamatan Sambikerep dan bidang perikanan di wilayah pesisir Surabaya bagian timur, utara, dan barat.
23
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
24