1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia non Keuangan Periode 2005-2009) Shitta Amalia Prof. Dr. H. Sugeng Wahyudi.M.M ABSTRACT This research was conducted to examine the influence of the company’s financial performance through the NPM, Cash Ratio, DER, Growth and Size of the company's dividend payout ratio in non-financial companies listed on Stock Exchange Indonesia (BEI) in the period 2005 to 2009. Problems of this study is due contradiction between the theory with facts about the influence of NPM, Cash Ratio, DER, Growth and Size of dividend payout ratio during the observation period of the year 2005 to 2009. Sampling of this study using methods purposive sampling, a sample of 11 companies that accordance with the criteria that have been determined by the long study period 20052009, data obtained from the Indonesian Capital Market Directory. The method of analysis used is multiple regression quadratic equation with the smallest and hypothesis testing
using the t-statistic to test the regression coefficient and
partial F-statistics to test the influence simultaneously. Besides previously also tested the assumption
which
includes
the
classical
normality
test,
test
Multicollinearity,
Heteroskedastisitas test, and test Autocorrelation. The results showed that there were no deviation classical assumptions, it indicates that the data available have been eligible to use the model multiple linear regression. The resulting regression equation is DPR = -25 571 + NPM 4421 - 8580 -2537 Cash Ratio DER -3768 +3626 Size Growth From the analysis shows partial results of that variable NPM positive and significant influence on the DPR. Variable of Cash Ratio indicates negative and significant influenceon the Dividend Payout Ratio. Debt to Equity Variable ratio (DER) and the Growth shows negative and not significant influence on the
Dividend Payout Ratio , Firm Size showed positive and
significant influence on the DPR. Keywords: NPM, Cash Ratio, DER, Growth, Size, Dividend payout ratio
2
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah Pasar modal memiliki dua fungsi , yaitu memenuhi keinginan perusahaan untuk memperoleh modal dan keinginan investor untuk menanamkan modal. Pemodal di dalam menginvestasikan dana memiliki tujuan untuk meningkatkan kemakmuran. Tujuan ini telah menjadi tujuan normatif atau tujuan yang seyogyanya dicapai oleh manajer keuangan. Dari sudut pandang manajemen keuangan, salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham, 2001) Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dengan adanya stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan (Ang, 1997). Dividen ini merupakan bagian keuntungan dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen diartikan sebagai pembayaran kepada pemegang saham oleh perusahaan bank atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berkaitan dengan pembayaran dividen oleh bank, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (bank). Dalam kebijakan dividen manajer keuangan akan dihadapkan pada keputusan penggunaan keuntungan yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau ditahan untuk keperluan tambahan investasi atau kombinasi keduanya (Yuniningsih, 2002). Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan untuk dibayarkan pada
pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam
perusahaan sebagai retained earning (Riyanto, 1998). Semakin tinggi DPR maka investor / pemegang saham akan semakin diuntungkan tapi di sisi lain akan memperkecil laba ditahan. Kebijakan dividen ini merupakan kebijakan yang sulit karena pihak perusahaan harus memutuskan apakah harus membagikan bagian keuntungan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen ataukah menahannya dan
3
jika akan dibagikan sebagai dividen, berapa besar bagian keuntungan yang akan dibagikan sebagai dividen tersebut. Oleh karena itu, kebijakan dividen yang diambil oleh suatu perusahaan harus optimal dengan mempertimbangkan berbagai factor yang mempengaruhi dan dipengaruhinya. Rasio pembayaran dividen atau Dividend Payout Ratio (DPR) pada intinya merupakan persentase dari laba setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham yang merupakan perbandingan antara Dividend per share (DPS) dengan Earning per share
(EPS). Laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan dapat
diperlakukan dengan dua alternatif. Alternatif pertama, seluruh laba setelah pajak dibagikan kepada pemilik modal pemegang saham sebagai dividen. Alternatif kedua, sebagian laba setelah pajak dibagikan kepada pemilik modal sebagai dividen dan sebagian lagi tidak dibagikan melainkan sebagai laba ditahan untuk menambah modal perusahaan (Brigham, 2001). Brigham (2001) juga mengatakan bahwa manajer percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti dividend payout ratio yang stabil. Faktor- faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan dividen antara lain profitabilitas perusahaan, rasio likuiditas perusahaan, solvabilitas perusahaan, Asset Growth, dan ukuran perusahaan. Rasio keuangan mengenai profitabilitas dapat berupa Net Profit Margin. Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya (Dendrawijaya,2001Hasil penelitian Damayanti dan Achyani (2006), dan Rizky Perbriana(2008) menunjukkan Profitabilitas memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap DPR, namun kontradiktif dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini dan Lely(2009) ,Nasrul (2004)yang menyebutkan bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap DPR. Salah satu ukuran dari rasio likuiditas adala Cash Ratio. Cash Ratio merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui sejumlah kas yang dimiliki perusahaan. semakin tinggi Cash Ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar)kewajiban jangka pendeknya (Brigham,2001). Cash Ratio dinyatakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR pada penelitian Fira Puspita(2009) serta Nadjibah(2008) yang
4
menyatakan bahwa Cash Ratio berpengaruh negative dan terhadap DPR,Namun kontradiktif dengan hasil penelitian Syahbana(2007),Rini dan Lely(2009) yang menyebutkan bahwa Cash Ratio mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR. Solvabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban- kewajibannya (Riyanto,1998). Salah satu rasio solvabilitas adalah Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio merupakan rasio dari hutang total hutang dengan modal sendiri. Peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, sehingga akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Debt to equity dinyatakan negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR Prihantoro(2003), Pebriani(2008), dan namun kontradiktif dengan penelitian Suhartono (2004)yang menyatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Asset Growth menunjukkan pertumbuhan asset dimana asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan(Growth), maka akan semakin besar dana yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut sehingga semakin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan yang berarti semakin kecil Dividen yang dibayarkan (Riyanto,1998). Growth dinyatakan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR dalam penelitian Saxena (2002). Namun kontradiktif dengan penelitian yang dilakukan Hatta(2002), Puspita(2009) yang menyatakan bahwa Growth memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Dalam keputusan pembagian dividen juga perlu dipertimbangkan masalah ukuran perusahaan (size), perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih besar seharusnya membayarkan dividen yang lebih besar kepada pemegang saham. Hasil penelitian yang dilakukan Prihantoro(2003) menunjukkan bahwa size dinyatakan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR, Namun kontradiktif dengan penelitian yang dilakukan Hatta (2002),dan Puspita(2009) dalam penelitiannya menunjukkan Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
5
Data empiris mengenai Dividend Payout Ratio serta perkembangan perusahaan yang membagikan dividen dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 1.1 Data Rata- rata DPR, NPM, Cash Ratio, DER, Growth, Size Pada perusahaan- perusahaan non Keuangan yang Listed di BEI Periode 2005- 2009 Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
DPR (%)
27.64
29
51.42
38.66
21.57
NPM
0.22
0.27
0.51
0.62
0.39
ratio
0.19
0.28
0.37
0.46
0.51
DER
1.30
1.36
1.33
1.27
1.60
growth
0.24
0.11
0.21
0.26
-0.003
size
14.29
14.41
14.60
14.83
14.99
cash
Sumber: Indonesian Capital market Directory (ICMD) 2006-2010 diolah Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa rasio DPR menunjukkan hasil yang tidak konsisten, pada tahun 2005-2007 DPR mengalami peningkatan, namun pada tahun berikutnta DPR terus mengalami penurunan. NPM pada tahun 2008 mengalami penyimpangan dimana penurunan DPR tidak diikuti oleh penurunan NPM. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, dimana rasio profitabilitas mempunyai dampak yang positif terhadap Dividend Payout Ratio. Cash Ratio dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, namun terjadi penyimpangan dimana pada tahun 2008 -2009 kenaikan Cash Ratio tidak dibarengi dengan peningkatan DPR. Hal tersebut bertentangan dengan teori yang ada, yakni Cash Ratio memiliki hubungan yang positif terhadap DPR. Pada tahun 2006-2007 terjadi peningkatan
DER dimana DPR juga mengalami
peningkatan, dan tahun2008 DPR mengalami penurunan sebesar 39% diikuri pila oleh penurunan
6
DER sebesar 1,27. Growth mengalami fluktuasi yang beragam, mengalami penurunan pada tahun 2006 kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan, dan pada tahun2009 kembali mengalami penurunan Growth berpengaruh negative terhadap DPR, apabila growth mengalami peningkatan maka dividen yang dibayarkan seharusnya mengalami penurunan. pada table diatas pada tahun 2006- 2007 DPR juga mengalami peningkatan ,sebaliknya pada tahun 2009 dimana growth mengalami penurunan , DPR juga mengalami penurunan. Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap DPR.Namun pada tahun 2009 size mengalami peningkatan sedangkan DPR mengalami penurunan
Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembagian Dividend Payout Ratio sudah banyak yang dilakukan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen antara lain yang dikemukakan oleh Riyanto (1998) bahwa kebijakan dividen itu dipengaruhi oleh posisi likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan bank dan pengawasan terhadap bank. Sedangkan Husnan dan Puji Astuti (2004) menyebutkan faktor operating cash flow, tingkat laba, kesempatan investasi, biaya transaksi, dan pajak perorangan. Beberapa faktor tersebut bisa menyebabkan pembayaran dividen yang lebih tinggi dan beberapa faktor berpengaruh sebaliknya. Oleh karena itu penelitian terhadap factor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada perusahaan non keuangan perlu dilakukan apakah factor tersebut konsisten /tetap berpengaruh. Dari berbagai sumber tersebut, penelitian ini mencoba mengembangkan dari penelitian sebelumnya mengenai factor- factor yang berhubungan dengan dividen payout ratio pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005- 2009. Secara lebih rinci, penelitian ini mengambil variabel- variabel Net Profit Margin(NPM), Cash Ratio, Debt to Equity Ratio(DER), Asset Growth, dan Size 1.2 Perumusan Masalah Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Net Profit margin (NPM) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan non keuangan yang listed di BEI non keuangan pada periode 2005-2009 ?
7
2. Bagaimana pengaruh Cash Ratio terhadap dividend payout ratio pada
perusahaan
perusahaan non keuangan yang listed di BEI non keuangan pada periode 2005-2009 ? 3. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio(DER) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perusahaan non keuangan yang listed di BEI non keuangan pada periode 2005-2009 ? 4. Bagaimana pengaruh Growth
terhadap dividend payout ratio pada perusahaan
perusahaan non keuangan yang listed di BEI non keuangan pada periode 2005-2009 ? 5. Bagaimana pengaruh
Size
terhadap
dividend payout ratio pada perusahaan
perusahaan non keuangan yang listed di BEI non keuangan pada periode 2005-2009 ? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang sesuai dengan rumusan masalah diatas. Maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh Net Profit Margin terhadap Dividend Payout ratio. 2. Menganalisi pengaruh Cash Ratio terhadap Dividend Payout ratio. 3. Menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout ratio. 4. Menganalisi pengaruh Growth terhadap Dividend Payout ratio. 5. Menganalisis pengaruh Size terhadap Dividend Payout ratio. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat atau kegunaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi para investor, calon investor, analis, dan pemerhati investasi, hasil penelitian ini dapat memberikan acuan pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa dividen perusahaan. 2. Bagi pihak manajemen perusahaan, penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan pengambilan keputusan dividen. 3. Bagi akademisi dan peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan pengembangan ilmu keuangan mengenai kajian pembayaran dividen tunai. 4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
dasar
pengembangannya.
perluasan
penelitian
dan
penambahan
wawasan
untuk
8
9
2
TELAAH PUSTAKA 2.1 Dividend Payout Ratio Dividend payout ratio adalah suatu keputusan untuk menentukan seberapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham
dan
yang
akan
diinvestasikan
kembali
atau
ditahan
di
dalam
perusahaan(Martono dan Harjito,2005). Dari pengertian tersebut, DPR didasarkan pada rentang pertimbangan antara kepentingan pemegang saham di satu sisi, dan kepentingan perusahaan di sisi lain. DPR penting karena : a. Pembagian dividen mungkin akan mempengaruhi harga saham. b. Pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan. Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin Besar dividend yang dibagikan maka semakin besar pula dividend payout rationya. 2.2 Net Profit Margin Net profit Margin merupakan penilaian profitabilitas suatu perusahaan. Menurut Ang(1997) NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan manajemen untuk menyisihkan marjin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya dengan suatu risiko. Risiko laba bersih terhadap penjualan (total pendapatan) pada dasarnya mencerminkan efektivitas biaya/harga dari kegiatan perusahaan. (Helfert, 1997) H1: Net Profit Margin memiliki pengaruh yang positif terhadap DPR 2.3 Cash Ratio Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Prihantoro, 2003). Cash Ratio merupakan salah satu ukuran dari likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Cash Ratio menunjukkan
10
kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham, 2001) H2: Cash Ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap DPR 2.4 Debt to Equity Ratio Prihantoro (2003) menyatakan bahwa debt equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya. Jika beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio (Prihantoro ,2003) H3: DER memiliki pengaruh yang negatif terhadap DPR 2.5 Growth Riyanto (2001) makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan
biayanya Apabila perusahaan telah mencapai
tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumberdana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi. Pertumbuhan perusahaan menggambarkan tolak ukur keberhasilan perusahaan. H4: Growth memiliki pengaruh yang negatif terhadap DPR 2.6 Size Smith dan Watts (1992) menunjukkan, dasar teori pada pengaruh dari ukuran (size) terhadap dividend payout ratio sangat kuat. Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya membayar dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya, sehingga antara ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memiliki hubungan yang positif (Cleary, 1999 dalam Farinha, 2002). H5: Size memiliki pengaruh yang positif terhadap DPR
11
12
3. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen dan sering disebut sebagai variabel konsekuensi (Indriantoro dan Supomo, 1999). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah : Dividend Payout Ratio (Y). Sedangkan variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, sering disebut dengan variabel yang mendahului (Indriantoro dan Supomo, 1999). Adapun dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah NPM(X1), Cash ratio (X2), DER(X3), Growth (X4), dan Size(X5) 3.2 Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang sahamnya tergolong dalam sektor non keuangan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005 – 2009. Jumlah populasi perusahaan yang go public sampai dengan tahun 2009 adalah sebanyak 11 perusahaan. Kriteria perusahaan yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Merupakan saham yang tergolong dalam sektor non keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. 2. Merupakan saham perusahaan non keuangan yang selama periode amatan 2005-2009 selalu membagikan dividen secara konsisten. Berdasarkan pada kriteria diatas maka sample penelitian ini adalah 11 perusahaan 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui media perantara. Data sekunder umumnya merupakan data yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan Data sekunder yang dibutuhkan berasal dari Indonesian capital Market Direktory (ICMD) edisi 2006,2007,2008,2009,2010 3.4
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data menggunakan cara non participant observation. Data yang berupa diperoleh dengan cara diambil langsung dari ICMD ( Indonesian Capital market
13
Directory) selama 5 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2005-2009. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut dapat diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan. 3.5
Metode Analisis Data 3.5.1Pengujian Asumsi Klasik
Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah yang meliputi: 3.5.2 Model Regresi Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat analisis statistik yaitu metode regresi linier berganda, yaitu dengan menggunakan program Excel dan program SPSS for windows. Dalam penelitian ini, model estimasi yang digunakan adalah persamaan linier, adapun persamaan model regresi berganda tersebut adalah Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Model regresi dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut: DPR= b0 + b1(NPM) + b2(Cash Ratio) + b3(DER)+ b4(Growth) + b5(Size) + e Keterangan: e = error term, diasumsikan 0 b0 = konstanta b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien regresi 3.5.3 Pengujian Hipotesis Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi (R2) (Ghozali,2005).
14
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Statistik Deskriptif Uji Statistik deskriptif yang dilakukan terhadap sampel penelitian adalah sebagai berikut Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Std. N
Minimum Maximum
Mean
DPR
55
.0010
NPM
55
.01
5.94
.4027
1.13715
CR
55
.01
3.11
.3618
.48249
DER
55
.14
8.44
1.3715
1.25951
Growth
55
-.85
1.42
.1653
.30416
size
55
12.26
17.31 14.6202
1.33475
Valid N (listwise)
2.3900 .337073
Deviation .3786312
55
Pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakandalam penelitian ini sebanyak 55 sampel data. Dari 11 perusahaan ini Rata- rata margin laba yang diperoleh selam tahun amatan sebesar 40.25% dan dengan standar deviasinya sebesar 1,137. cash ratio memiliki rata-rata perusahaan sampel memiliki nilai kas sebesar 0,361 kali dari total hutang lancarnya.Dengan rata- rata ratio yang bernilai di bawah 1 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi kas yang hanya mampu menjamin 36.1% dari hutanghutang jangka pendeknya dan deviasi standarnya 0,482.Debt to equity ratio memiliki Ratarata hutang 1,360 kali hal ini menunjukkan bahwa rata- rata perusahaan sampel memili total hutang 1.360 dari total ekuitas perusahaan. dan standar deviasinya 1.25. Tingkat pertumbuhan perusahaan (Growth) Rata- ratanya sebesar 0,165 Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu mendapatkan kenaikan total asetnya selama periode 2005–2009 hingga mencapai 16,5% dari total asset tahun sebelumnya dengan standar
15
deviasi 0.30. variabel firm size memiliki nilai rata-rata variabel firm size adalah 14,62 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,334 yang artinya lebih kecil daripada rata-ratanya. 4.2. Pengujian Asumsi Klasik Berikut akan disajikan hasil pengujian asumsi klasik terhadap model regresi, yang meliputi uji normalitas data, multikolinearitas, autokorelasi dan uji heroskedastisitas. Pengujian asumsi klasik di dalam regresi berganda merupakan suatu keharusan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yang digunakan dalam penelitian (Gujarati, 1995). Secara keseluruhan, pengujian ini akan menyimpulkan apakah antar variabel bebas memiliki korelasi atau tidak dengan sesama variabel bebas.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah DPR sedangkan variabel independen meliputi NPM, Cash Ratio, DER,Growth, dan Size. 4.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis statistik dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). dimana dengan melihat nilai signifikasinya pada tabel, jika nilai signifikasinya di atas 0.05 maka data terdistribusi secara normal, namun sebaliknya jika nilai signifikasinya kurang dari 0.05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Begitu juga dengan grafik histogram dan grafik plot, jika grafik menjauhi garis diagonal, serta penyebarannya agak menjauh dari garis normal maka menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas. Berikut dibawah ini yang menunjukkan tabel Kolmogorov-Smirnov (KS) :
16
TABEL 4.2 Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N
40
Normal Parametersa
Most
Mean
.0000000
Std. Deviation
9.85339403
Extreme Absolute
Differences
.128
Positive
.128
Negative
-.126
Kolmogorov-Smirnov Z
.812
Asymp. Sig. (2-tailed)
.525
a. Test distribution is Normal. Sumber: data yang diolah Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji Kolmogorov - Smirnov yang menunjukkan hasil yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,525 yang berada di atas 0,05. Hasil terakhir di atas juga didukung hasil analisis grafiknya, yaitu dari grafik histogram maupun grafik Normal Probability Plot-nya seperti Gambar 4.1 dan 4.2 di bawah ini Gambar 4.1 Grafik Histogram
:
17
Gambar 4.2 Normal Probability Plot
Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data mendekati normal. Kemudian pada grafik normal plot terlihat titiktitik sebaran mendekati garis normal. 4.2.2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal Variabel ortogonal adalah variabel independen yangnilai korelasi antar sesame variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
18
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
NPM
.593
1.685
Cashratio
.654
1.530
DER
.746
1.340
growth
.952
1.051
Size
.901
1.109
(Constant)
a..Dependen Variabel DPR Sumber: Data yang diolah
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa semua variabel independen memiliki nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa kelima variabel independen tidak terjadi multikolonieritas karena nilai VIF < 10. Dengan demikian lima variabel independen (NPM, Cash ratio, DER, Growth, dan size) dapat digunakan untuk memprediksi DPR selama periode pengamatan. 4.2.3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjangwaktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006).
19
Tabel 4.4 Uji Durbin-Watson Model Summaryb Adjusted Model R 1
.621a
R Std. Error of Durbin-
R Square Square
the Estimate
Watson
.385
10.5530670
2.073
.295
a. Predictors: (Constant), Size, growth, DER, Cashratio, NPM b. Dependent Variable: DPR Sumber: data yang diolah Berdasar hasil analisis regresi pada Tabel 4.6 maka diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 2.073; Sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas luar) = 1.287; du (batas dalam) = 1.776; 4 – du =2.224; dan 4 – dl = 2.713; maka dari perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut: Gambar 4.3 Hasil Uji Durbin-Watson Autokolerasi
Daerah ragu- Tidak ada
positif
ragu
Daerah ragu- Autokorelasi
autokorelasi
ragu
negatif
2.073 0
1.287
1.776
2.224
2.713
4
Hasil ini menunjukkan bahwa DW terletak pada daerah tidak terjadi autokolerasi. 4.2.4. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yag lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model
20
yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada gambar 4.4 di bawah ini: Gambar 4.4 Grafik Scatterplot
Sumber: Data yang diolah Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, uji statistik yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Park.
21
Tabel 4.5 Hasil Uji Park
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics Toleran
Model
B
Std. Error Beta
t
Sig.
ce
VIF
1(Constant)
2.997
5.383
.557
.581
NPM
-.677
.439
-.329
-1.541 .133
.593
1.685
Cashratio
1.108
1.017
.222
1.090 .284
.654
1.530
DER
.138
.845
.031
.163
.872
.746
1.340
growth
.484
1.014
.080
.477
.636
.952
1.051
Size
-.045
.333
-.023
-.135 .893
.901
1.109
a. Dependent Variable: ln_1 Sumber: data yang diolah Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisistas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisistas pada data model tersebut tidak dapat ditolak. Hasil tampilan SPSS pada tabel diatas memberikan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.3. Analisis Regresi Berganda Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode regresi dan dihitung dengan menggunakan program SPSS. Berdasar output SPSS tersebut secara parsial pengaruh dari keelima variabel independent yaitu NPM, Cash ratio, DER, Growth dan size terhadap DPR ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
22
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Regresi Berganda Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
-1.254
.218
(Constant) -25.571
20.384
NPM
1.664
.464
2.656
.012
Cashratio -8.580
3.851
-.370
-2.228
.033
DER
-2.537
3.200
-.123
-.793
.433
growth
-3.768
3.840
-.135
-.981
.333
Size
3.626
1.261
.407
2.875
.007
4.421
a. Dependent Variable: DPR Sumber: data yang diolah Dengan melihat Tabel 4.6 di atas, dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : DPR = -25.571 + 4.421 NPM – 8.580 Cash Ratio -2.537 DER -3.768 Growth + 3.626 Size Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut di atas dapat dilihat nilai konstanta sebesar -25.571. Hal ini mengindikasikan bahwa DPR mempunyai nilai sebesar -25.571 dengan tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel independen (NPM, cash Ratio, DER, Growth, size). Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut: 1. Variabel Net Profit margin(NPM) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009dengan nilai koefisien regresi sebesar 4.421. Hal ini berarti bahwa setiap adanya peningkatan Net Profit Margin akan mengakibatkan peningkatan Dividend Payout Ratio juga. 2. Variabel Cash Ratio menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 dengan koefisien regresi sebesar 8.580. Tanda negatif
23
pada koefisien menunjukkan bahwa adanya peningkatan variabel Cash Ratio akan mengakibatkan penurunan pada Dividend Payout Ratio yang dibagikan. 3. Variabel Debt to Equity ratio(DER) menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikanterhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 dengan koefisien regresi sebesar 2.537. Tanda negative pada koefisien regresi menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel DER akan mengakibatkan penurunan pada Dividend Payout Ratio yang dibagikan. 4. Variabel Growth menunjukkan pengaruh negative dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 dengan koefisien regresi sebesar 3.768. Tanda negatif koefisien regresi variabel Growth menunjukkan bahwa setiap terjadinya peningkatan pada variabel ROA akan mengakibatkan penurunan pada Dividend Payout Ratio. 5. Variabel Firm Size menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 dengan koefisien regresi sebesar 3.626. Tanda positif pada koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang terjadi pada variabel Firm Size akan mengakibatkan peningkatan pada variabel Dividend Payout Ratio. 4.4. Pengujian Hipotesis 4.4.1. Analisis Koefisien Determinasi ( R2 ) Koefisien determinasi ( R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabelvariabel independennya memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 4.10 berikut:
24
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ( R2 ) Model Summaryb Adjusted Model R 1
.621a
R Std. Error of the
R Square Square
Estimate
Durbin-Watson
.385
10.5530670
2.073
.295
a. Predictors: (Constant), Size, growth, DER, Cashratio, NPM b. Dependent Variable: DPR Sumber: Data yang diolah
Berdasar output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi ( R2) pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 sebesar 0,295. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu NPM, Cash Ratio, DER, Growth,dan Size terhadap variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 29.5% sedangkan sisanya sebesar 70,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. 4.4.2. Uji Statisik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependennya (Ghozali, 2005). Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut :
25
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji F ANOVAb Sum Model 1
Squares
of df
Mean Square F
Sig.
Regression 2374.473
5
474.895
.004a
Residual
3786.486
34
111.367
Total
6160.959
39
4.264
a. Predictors: (Constant), Size, growth, DER, Cashratio, NPM b. Dependent Variable: DPR Sumber: Data yang diolah
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F tabel sebesar 4.264 dengan probabilitas 0,004. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Dividend Payout Ratio (DPR) atau dapat dikatakan bahwa variabel meliputi NPM, Cash Ratio, DER, Growth dan size secara bersama-sama berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). 4.4.3. Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Dari hasil analisis regresi tabel 4.6dapat dilihat bahwa 3 variabel independen yaitu NPM, Cash Ratio,dan Size, berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu DPR, dengan tingkat signifikasi masing-masing adalah sebesar 0,012; 0,033dan 0,007. Sedangkan variabel DER dan Growth
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel DPR, hal ini
dikarenakan nilai signifikansinya lebih besar daripada tingkat signifikansi 5%. Yaitu, 0.433 dan 0.333
26
5. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran 5.1 Simpulan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan lima variabel independen yaitu NPM, Cash Ratio, DER,Growth, dan Size serta satu variabel dependen Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 menunjukkan bahwa : 1. Hasil penelitian diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,295 yang berarti bahwa 29,5% variasi Dividend Payout Ratio dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yaitu NPM, Cash Ratio, DER,Growth, dan Size Sedangkan sisanya sebesar 70.5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 2. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan-perusahaan non financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 4.421, dan besarnya nilai signifikansi NPM sebesar 0,012 yang berada di bawah 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) tidak ditolak. 3. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa Cash Ratio (CR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar -8580, dan besarnya nilai signifikansi Cash Ratio sebesar 0,003 yang berada di bawah 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Cash Ratio berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ditolak. 4. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan-perusahaan non keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2005-2009 . Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien regresi sebesar 2.537, dan nilai signifikansi DER sebesar 0,433, dimana nilainya berada diatas signifikansi 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang
27
menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) tidak ditolak. 5. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaanperusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien regresi sebesar -3.768 dan nilai signifikansi 0,333 yang berada di atas 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Growth berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) tidak ditolak. 6. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien regresi 3.626, dan besarnya nilai signifikansi 0.007 yang berada di bawah 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Size berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) tidak ditolak. 5.2 Keterbatasan Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat dihindari oleh peneliti. Keterbatasan itu tersebut tentu saja akan mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Adapun keterbatasan tersebut adalah : 1. Jumlah sampel perusahaan yang sedikit, hanya mencakup 11 perusahaan 2. Periode waktu penelitian selama lima tahun dimana selama waktu pengamatan banyak terjadi masalah ekkonomi, dimulai dari krisis minyak pada periode 2005, krisis global pada periode 2007, dan pelanggaran pajak pada tahun 2009 di Indonesia. yang beradampak pada kemampuan perusahaan untuk membayar dividen 3. Variabel independen yang digunakan hanya terbatas pada 5 variabel independen, yaitu NPM, Cash Ratio DER, Growth,dan Size. Hasil uji statistik menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen hanya sebesar 29.5 % sehingga 70.5 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan model.
28
29
DAFTAR PUSTAKA Adhitama,W, dan Sudaryono,E,A (2005).”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 5 No 2 p.211-222 Algifari. 1997. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Ang, Robert, 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia Brigham E dan Houston J, 2001, Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta Brigham,Houston (2001).”Dasar- Dasar Manajemen Keuangan”. Jakarta: Salemba Empa Damayanti,S dan Achyani,F (2006). “Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.5 No.1 April. p.51-62 Denrawijaya, Lukman.2001. Manajemen Perbankan.Jakarta:Ghalia Indonesia Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Gujarati,D.(1995).”Ekonometrika Dasar”.Penerbit Erlangga,Jakarta. Hadiwidjaja, Rini dan Lely Triani. 2009. “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.” Jurnal Organisasi dan Manajemen Vol 5 No 2: p. 49-54. Hatta,Atika J (2002). “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen : Investasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI Vol.6 No.2 Desember 2002 Helfert, A. Erich. 1997. Teknik Analisis Keuangan (Edisi Kedelapan). Erlangga: Jakarta Husnan, Suad dan EnnyPudjiastuti (2004), Dasar-dasar manajemen Keuangan, UPP. AMP. YKPN, Yogyakarta. Nadjibah. 2008. “Analisis Pengaruh Asset Growth, Size, Cash Ratio, dan Return On Asset Terhadap Dividen Payout Ratio”. www.eprints.undip.ac.id Nasrul, I.H. 2004. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur
www.eprints.undip.ac.id
Go-Public
Di
Bursa
Efek
Indonesia”.
30
Pebriana, Risky. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden Pada Sektor Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007. Tidak dipublikasikan Prihantoro (2003). “Estimasi Pengaruh Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis No.1 Jilid 8.p.7-14 Puspita, Fira (2009), Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)”, www.eprints.undip.ac.id Rahmawati intan dan akram.2007.”factor- factor yang mempengaruhi kebijakan dividend an pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan- perusahaan di BEJ periode 2000- 2004.Jurnal Riset Akutansi Vol 6 No 1. Riyanto, Bambang.1998.dasar- dasar Pembelajaan Perusahaan.Edisi ke empat, BPFE UGM, Yoyakarta Santoso,Singgih, dan Tjiptono,F (2001).”SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional”. PT
Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta, Jakarta.
Sartono, Agus R.Drs.M.B.A.,2001 manajemen keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi 4,Yogyakarta. Saxena,A,K(2002).”Determinant of Dividen d Policy:Regulated Versus Unregulated Firms”. The Journal of Finance. www.google.com Suherli,M dan Harahap,S,S (2004). “Studi Empiris terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen ”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.4 No.3 Desember. p. 223-245 Sutrisno. 2001. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Publik di Indonesia.”TEMA vol II no 1 Syahbana , A (2007). “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Deviden pada Perusahaan Manufaktur yang TErdaftar di BEJ Periode 2003-2005 . www.google.com Van Horne, James C dan John Wachowicz. 1998. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Salemba Empat: Jakarta Vianita,
Engela
dan
Izzati
Amperaningrum(2009).”Analisis
Faktor
–faktor
yang
mempengaruhi Dividen Kas pada Perusahaan Makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia”. www.google.com
31
Yuniningsih.2002.“Interpedensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio,Financial Leverage dan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol 9 No.2 .Hal 164-182 _____________, 1996, Indonesian Capital market Directory, edisi 2006. _____________, 1996, Indonesian Capital market Directory, edisi 2007. _____________, 1996, Indonesian Capital market Directory, edisi 2008. _____________, 1997, Indonesian Capital market Directory, edisi 2009. _____________, 1997, Indonesian Capital market Directory, edisi 2010.