PROBLEMATIK PERKULIAHAN PENERJEMAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (Studi Kasus di IKIP PGRI Madiun) Oleh: Ch. Evy Tri Widyahening
Abstract
The objective of this research is to discuss the problems on instruction of translation as one of the subject matter at the English Department IKIP PGRI Madiun. The specific objectives of the analysis are: the types of translation done at the English Department; the quality of translations by the students at the English Department; the types of error found in the students’ translations at the English Department; and the comments of the students as well as the lecturers toward the instructions of translation in the English Department. The research was done during the fifth semester English Department covering three classes with 90 students in all. The research technique used were passive participating observation, in depth interviewing, taken from the office documents and the department’s and faculty’s archives. There were 20 students as informants who were selected by using “purposive random sampling”, “criterion based sampling”, “internal sampling”, and “time sampling”. The collected data were validated by prolonged involvement in the process, keener observation, and informant review. The main research analysis used is interactive analysis model according to Miles and Huberman (1984). The results of the research show that the teaching learning process was satisfactory; meaning in line with the objectives. Teaching media are sufficiently provided. Almost all types of translation have been covered in the instructions. But it is a problem for the lecturers because the students’ errors are still abundant. Therefore, the qualities of their translations are still low. Keywords : The problem on instruction of translation, translation, case study
langsung dapat dilihat dalam menerima
A. Pendahuluan Mata
kuliah
penerjemahan
merupakan mata kuliah yang strategis di jurusan
Pendidikan
Bahasa
Inggris
karena sebenarnya semua mata kuliah materi
pengajaran
bahasa
Inggris
memerlukannya. Proses penerjemahan diperlukan oleh mahasiswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
kuliah yang disampaikan dalam bahasa Inggris, mahasiswa secara langsung harus mencerna materi perkuliahan itu dengan pengertian penuh. Secara tidak langsung
mahasiswa
harus
mampu
mengartikan semua materi perkuliahan dalam membantu pembelajaran bahasa Inggris.
1
Penerjemahan
Catford (1989:12) menyatakan
ada
beberapa
the
jenis. Menurut Daud H. Susilo dalam
replacement of textual material in one
Bambang Kaswanti Purwo (Ed), ada 6
language by equivalent textual material
jenis
in another language. Bahasa yang
penerjemahan
diterjemahkan disebut bahasa sumber
(interlinear); (2) penerjemahan formal
(Bsu) atau the source language (SL),
atau harfiah (literal translation); (3)
sedangkan bahasa terjemahannya disebut
penerjemahan dinamis atau fungsional
bahasa sasaran (Bsa) atau the target
(dynamic
language (TL). Untuk mampu membuat
equivalent); (4) penerjemahan saduran
penerjemahan dengan baik, di jurusan
(adapted translation); (5) penerjemahan
Pendidikan Bahasa Inggris diberikan
budaya (cultural translation); dan (6)
mata kuliah Penerjemahan sebanyak 2
penerjemahan
sks pada semester V (Lihat Buku
translation).
bahwa
penerjemahan
Pedoman
IKIP
adalah
PGRI
penerjemahan,
dengan
Keberhasilan
penerjemahan
kata
:
demi
(1) kata
equivalent/functional
otomatis
(mechanical
Untuk mampu menerjemahkan
Madiun,
2001:162).
yaitu
baik,
mendapatkan
mahasiswa
perlu
latihan
praktik
antara lain ditentukan oleh efektivitas
penerjemahan secara baik dan berkali-
proses pembelajaran penerjemahan di
kali. Juga berlatih menerjemahkan dari
dalam kelas. Di jurusan Pendidikan
tingkat yang mudah sampai dengan yang
Bahasa Inggris IKIP PGRI Madiun,
sukar.
Oleh
karena
meskipun dengan 2 sks saja namun
penerjemahan
perlu
perkuliahan
perhatian di dalam proses pembelajaran
diarahkan
bukan
hanya
dengan teori penerjemahan tetapi juga
itu,
kualitas
mendapatkan
di kelas dan tugas-tugas di rumah.
lisan
Pada saat latihan, mahasiswa
efektivitas
pasti melakukan kekeliruan (mistake)
pembelajaran itu, perlu dipilih materi
atau kesalahan (error). Kekeliruan dan
kuliah, metode pembelajaran, latihan-
kesalahan
latihan, media, dan evaluasi yang tepat
kemudian diklasifikasikan menjadi tipe-
(Atwi Suparman, 1995:12).
tipe kekeliruan atau kesalahan berbahasa
praktek maupun
penerjemahan, tulis.
Untuk
baik
itu
dapat
didata
untuk
yang sering dilakukan oleh mahasiswa
285
pada umumnya. Dengan mengetahui
penerjemahan di jurusan Pendidikan
tipe-tipe itu, dosen bisa mengantisipasi
Bahasa Inggris IKIP PGRI Madiun; (2)
dengan banyak memberikan latihan yang
Bagaimanakah jenis-jenis penerjemahan
berkaitan
yang diajarkan di jurusan Pendidikan
dengan
kesalahan
atau
kekeliruan yang sering diperbuat oleh
Bahasa
mahasiswa.
itu,
kualitas hasil terjemahan mahasiswa
memberikan data tentang tipe kesalahan
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris; (4)
dan
Bagaimanakah tipe-tipe kesalahan dalam
Oleh
kekeliruan
karena
bahasa
dalam
Inggris;
(3)
penerjemahan adalah merupakan suatu
penerjemahan
hal yang penting.
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa
Selanjutnya, keberhasilan suatu
Inggris;
yang
Bagaimanakah
dan
dilakukan
(5)
Bagaimanakah
proses pembelajaran banyak ditentukan
tanggapan
pula oleh sikap antusias dosen dan
terhadap mata kuliah penerjemahan di
mahasiswa tersebut.
dan
mahasiswa
mata
kuliah
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP
mahasiswa
cukup
PGRI Madiun.
terhadap Jika
dosen
oleh
Lebih
responsif, aktif, kreatif, dan bersikap
lanjut,
pengertian
inovatif untuk selalu mencari kosa kata
penerjemahan dikemukakan oleh Nida
atau idiom yang belum diketahui dalam
yang
suatu proses penerjemahan, niscaya ia
(1989:11)
akan sukses di dalam penerjemahan.
penerjemahan consists in reproducing in
Namun jika ia senantiasa tidak ada minat
the receptor language the closest natural
dan bersikap kurang bergairah untuk
equivalent of the source language
menambah kosa kata dan idiom yang
message, first in terms of meaning and
dibutuhkan
proses
secondly in terms of style. Di sini
penerjemahan maka mereka tidak akan
dinyatakan sifat ”natural” itu penting,
maju-maju dan suasana pembelajaran
artinya tidak dibuat-buat.
di
dalam
yang
J.C.
menjadi gelap. Berdasarkan dikemukakan
dikutip
di
oleh
Widyamartaya
menyatakan
Catford
bahwa
(1965:20)
hal-hal
yang
menyatakan bahwa penerjemahan adalah
depan,
dapat
a craft of consisting in the attempt to
dirumuskan masalah penelitian ini : (1)
replace
Bagaimanakah
statement in one language by the same
proses
pembelajaran
a
written
message
and/or
286
Selanjutnya
message and/or statement in another
Larson
(1984:6)
language. Ketepatan menerima pesan
menyebutkan syarat-syarat agar hasil
dalam hal ini tentulah sangat penting.
terjemahan baik, yaitu : (1) memakai
(1997:12)
bentuk bahasa sasaran yang wajar; (2)
membedakan pengertian penerjemahan
mengkomunikasikan sebanyak mungkin
dengan
Bsu
Mangatur
Nababan
terjemahan.
Penerjemahan
ke
dalam
Bsa
sebagaimana
menurutnya adalah proses alih pesan,
dimaksudkan oleh pengguna Bsu; (3)
sementara kalau terjemahan adalah hasil
mempertahankan dinamika teks Bsu
dari suatu proses alih pesan tersebut.
dengan menciptakan kesan yang sama
Kata alih pesan lazim pula disebut alih
yang ditimbulkan oleh Bsu dan Bsa. Berkaitan
bahasa. H.G.
de
Maar
(dalam
penerjemahan,
dengan Thomas
proses Soemarno
Widyamartaya, 1989:12) menyebutkan
(1998:2) menyebutkan bahwa proses
beberapa petunjuk untuk penerjemahan,
tersebut
yaitu : (1) harus setia kepada kebenaran;
yang dilakukan oleh seorang penerjemah
(2) harus ada kesesuaian gaya karangan
sebelum
antara Bsu dan Bsa; (3) terjemahan harus
terjemahannya. Oleh Nababan (1999:24)
bersifat
prose situ disebut serangkaian kegiatan
wajar
tidak
mengingatkan
pembacanya kepada bahasa aslinya. Kewajaran suatu penerjemahan juga dikemukakan oleh Finlay (1974:2)
merupakan
ia
langkah-langkah
melakukan
pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat mengalihkan amanat dari Bsu ke dalam Bsa. Secara lebih rinci, de Maar
dengan menyatakan bahwa ideally, the translation should give the sense of the
(dalam
original in such a way that the reader is
menyatakan
unaware that he is reading a translation.
penerjemahan, yaitu: (1) membaca dan
Untuk
mengerti
membuat
terjemahan
seperti
Widyamartaya, adanya
karangan
1989:15) 3
yang
tahap
akan
bukan terjemahan adalah merupakan
diterjemahkan; (2) menyerap segenap isi
sesuatu yang sulit dan memerlukan
karangan
latihan serta memerlukan pengalaman
menjadi milik si penerjemah (dihayati
yang cukup.
benar-benar); dan (3) mengungkapkan
itu
dan
diusahakan
agar
dalam langgam bahasa si penerjemah
287
Sedangkan
dengan diusahakan jika ada perubahan
berkaitan
dengan
arti atau nada harus sekecil-kecilnya
jenis-jenis
(lebih baik jika tanpa perubahan arti dan
(1965:18) menyebut adanya 3 jenis
nada).
penerjemahan, yaitu (1) penerjemahan Tokoh lain adalah Nida dan
kata
terjemahan,
demi
kata;
(2)
Catford
penerjemahan
Taber (1969:33) menyebutkan adanya 3
harfiah; dan (3) penerjemahan bebas.
proses penerjemahan, yaitu : (1) tahap
Hal ini berbeda dengan Brislin (dalam
analisis teks Bsu; (2) proses transfer
Catford, ibid) yang menyebutkan 4 jenis
(pengalihan
tahap
penerjemahan, yaitu (1) penerjemahan
restrukturisasi
pragmatik; (2) penerjemahan estetik-
(restructuratin). Pada tahap analisis,
puitik; (3) penerjemahan etnografik; dan
penerjemah
(4) penerjemahan linguistik.
pesan);
penyelarasan
atau
dan
harus
(3)
benar-benar
memahami secara baik isi terjemahan.
Lebih lanjut, Maurits Simatupang
Pada saat transfer, penerjemah harus
(2000:6) menyebutkan adanya 2 jenis
menemukan padanan kata Bsu ke Bsa.
penerjemahan, yaitu (1) penerjemahan
Pengalihan bahasa berlangsung di dalam
berdasarkan makna (meaning based
pikiran
saat
translation)
menuliskan terjemahan harus terjadi
berdasarkan
restructuring, yaitu penyelarasan bahasa
translation). Perlu ditambahkan kiranya
supaya luwes, natural, dan tidak dibuat-
pendapat Nida yang menyebutkan hanya
buat serta enak dibaca oleh pembaca
ada satu
terjemahan itu.
penerjemahan dinamik.
penerjemah.
Pada
dan
(2)
penerjemahan
bentuk
(form-based
jenis
penerjemahan
Berkaitan dengan hal-hal yang
Uraian
harus diperhatikan dalam penerjemahan,
penerjemahan
Nababan (1999:29) menyebutkan adanya
untuk pembelajaran di kelas dalam mata
4 faktor, yaitu (1) perbedaan antara
kuliah penerjemahan. Tingkat-tingkat
sistem Bsu dan Bsa; (2) perbedaan
kesukaran
materi teks yang diterjemahkan; (3)
didapatkan
penerjemahan adalah alat komunikasi;
penerjemahan tersebut. Oleh karena itu,
dan
jenis
(4)
perbedaan
tujuan
menerjemahkan suatu teks.
dalam
tentang
yaitu
ini
yang dalam
penerjemahan
jenis-jenis
penting
diberikan
berbeda-beda berbagai
dengan
jenis
tingkat
kesukaran yang tinggi harus diajarkan
288
Dalam
pengetahuan dan teknologi. Di antara
penelitian ini, jenis penerjemahan yang
berbagai jenis teks tersebut, teks sastra
digunakan adalah yang dinyatakan oleh
kiranya
Catford dilengkapi dengan pembagian
diterjemahkan
jenis penerjemahan yang diberikan oleh
penafsiran simbol-simbol dan kiasan. Di
Brislin.
samping itu, penerjemahan Kitab Suci
pada
tingkat-tingkat
akhir.
paling
sukar
karena
untuk
memerlukan
kesulitan-
adalah merupakan penerjemahan yang
penerjemahan,
paling sulit karena salah-salah dapat
(1983:14)
menyesatkan jika perumpamaan, simbol,
menyebutkan 2 hal, yaitu (1) problema
dan kiasan tidak dapat dimaknai secara
pengalihan gagasan atau pikiran; dan (2)
tepat oleh penerjemah dalam Bsa.
Berkaitan kesulitan Thomas
di
dengan dalam
Soemarno
problema pengalihan bentuk bahasa. Berkaitan dengan problema pertama, ia
B. Metode Penelitian
menyebutkan adanya 4 kesulitan, yaitu Lokasi
(1) masalah penguasaan Bsu dan Bsa;
penelitian
adalah
di
(2) latar belakang budaya yang berbeda
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP
antara penulis dan penerjemah; (3) pola
PGRI Madiun. Karena mata kuliah
berpikir yang berbeda antara pengarang
penerjemahan diberikan pada semester
teks dengan penerjemah; dan (4) latar
V,
belakang
semester
pengetahuan
yang
harus
maka
penelitian V
semester
dilakukan ganjil
di
tahun
akademik 2002/2003, dimulai bulan
dimiliki oleh penerjemah. Jenis kesulitan juga bersumber pada jenis teks yang diterjemahkan.
Agustus 2002 dan diakhiri pada bulan Desember 2002.
Savory (dalam Soemarno, 1983:16)
Bentuk dan strategi penelitian.
menyebutkan adanya berbagai jenis
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
materi terjemahan yang memiliki tingkat
dan
kesukaran terjemahan yang berbeda-
naturalistic inquiry. Penelitian ini juga
beda, antara lain: (1) naskah yang
merupakan studi kasus, yang menurut
bersifat informatif; (2) naskah yang
Yin (2002) dinyatakan sebagai studi
berisi cerita tanpa perwatakan; (3)
kasus tunggal karena tidak dibandingkan
naskah
dengan kasus lain dan juga sebagai studi
karya
sastra;
naskah
ilmu
merupakan
jenis
penelitian
289
Wawancara diusahakan
kasus terpancang karena masalahnya sudah ditetapkan terlebih dahulu, juga
menggunakan
disebut embeded case study research.
baik
in-depth
dengan
untuk
interviewing,
mahasiswa,
dosen,
pimpinan
jurusan,
informan; (2) dokumen dan arsip; dan
fakultas.
Yang
(3) sumber lain. Informan adalah dosen,
wawancara adalah
mahasiswa,
jurusan
berkaitan dengan proses pembelajaran,
dan
sikap mahasiswa waktu kuliah, kualitas
pimpinan fakultas (dalam hal ini dekan
hasil penerjemahan mahasiswa, alokasi
FPBS). Dosen yang menjadi informan
waktu, dan kesulitan-kesulitan yang
adalah dosen mata kuliah penerjemahan
dihadapi
yaitu Bapak/Ibu SS, YK, dan M.
Pelaksanaan
Sedangkan mahasiswa yang dijadikan
dengan lancar dan efektif.
Sumber
data
adalah
pimpinan
Pendidikan
Bahasa
(1)
Inggris,
dan
pimpinan
dijadikan
pada
materi
topik-topik
saat
yang
perkuliahan.
wawancara
berlangsung
informan sebanyak 32 orang dipilih
Dokumen dan arsip di kantor
secara purposif dari mahasiswa semester
jurusan dan dekan sangat membantu
V sebanyak 4 kelas. Dokumen, arsip,
pengumpulan data tentang mahasiswa
dan sumber lain dipilih yang dapat
dan
melengkapi studi kasus ini.
mahasiswa tersebut. Wawancara dengan
Teknik
pengumpulan
data
adalah dengan observasi, wawancara, mencatat
kiranya
dihasilkan
melengkapi
oleh
hasil
penelitian ini. Teknik
cuplikan
dengan
dan
Karena
saat
menggunakan purposive sampling yaitu
penelitian ini, peneliti tidak ikut aktif
pemilihan subyek informan maupun
mengajar
yang
obyek observasi disesuaikan dengan
dilakukan adalah observasi partisipasi
tujuan yang telah digambarkan dalam
secara pasif. Pelaksana pembelajaran
masalah
adalah
masalah-masalah penelitian berkaitan
data
lainnya.
maka
para
dan
staf lain
yang
arsip,
sumber
dokumen
prestasi
observasi
dosen
mata
kuliah
penelitian
perkuliahan
yaitu
menjawab
penerjemahan seperti tersebut di depan.
dengan
Sedangkan peneliti melakukan observasi
materi, jenis, kesulitan atau hambatan,
pada saat pelaksanaan pembelajaran dan
kualitas,
saat ujian-ujian dilaksanakan.
mereka terhadap materi yang diberikan.
dan
penerjemahan,
bagaimana
tanggapan
290
Untuk
pencuplikan
criterion-based menghasilkan
ini
digunakan
selection 32
C. Hasil Penelitian Proses
yang
mahasiswa
yang
penerjemahan di IKIP PGRI Madiun dilaksanakan
dijadikan informan penelitian.
pembelajaran
sesuai
dengan
materi
Validasi data dengan metode
kuliah yang digariskan oleh silabus
triangulasi metode, triangulasi teori, dan
perkuliahan yang diterbitkan oleh IKIP
review informan. Pengecekan kepada
PGRI Madiun dengan bersumber pada
informan
terhadap
kurikulum LPTK 1995 dan perguruan
terutama
diadakan
hasil
wawancara
kepada
pejabat
Pembina
jurusan
Pendidikan
Bahasa Inggris (dalam hal ini jurusan
jurusan dan fakultas. Teknik
tinggi
analisis
data
Pendidikan
Bahasa
Inggris
Unessa
menggunakan model analisis interaktif
Surabaya). Di samping itu juga materi-
yang dikemukakan oleh Miles dan
materi
Huberman (1992) dengan bagan sebagai
bermanfaat bagi mahasiswa. Jika
berikut: Data Display
Data Collection
pembantu
yang
dirinci,
sekiranya
maka
materi
penerjemahan terdiri atas: (1) teori penerjemahan; (2) ragam penerjemahan; (3) prinsip-prinsip penerjemahan; (4) pengenalan teks Bsu; (5) pengenalan
Data Reduction
idiom dan budaya yang relevan; (6) aspek semantik dalam penerjemahan; (7) Conclusions : Drawing Verification
kriteria penerjemahan yang baik; (8) praktik
penerjemahan;
dan
(9)
membahas balikan dari mahasiswa. Dalam proses pembelajaran ini, dosen telah memberikan tenaga dan pikiran serta waktu secara maksimal. Namun,
sebagian
besar
mahasiswa
kurang responsive terhadap perkuliahan ini. Usaha keras untuk mencari materi penerjemahan
yang
dibutuhkan,
291
dan
yang kurang sempurna dari Bsu (dalam
sebagainya sangat kurang. Padahal, di
hal ini dari bahasa Inggris). Untuk
perpustakaan IKIP PGRI sarana itu
mampu mengatasi kesulitan tersebut,
tersedia. Acara English Day boleh
mestinya harus diadakan latihan terus
dikatakan
yang
menerus, pengayaan kosa kata terus
untuk
menerus, dan juga membaca teks Bs
bahasa
uterus menerus sehingga akrab dengan
Inggris. Acara ini sedang diusahakan
Bsu. Namun kenyataannya, hal itu
untuk ditingkatkan terus menerus.
kurang
misalnya
kamus,
ensiklopedia,
merupakan
acara
membantu
mahasiswa
memperlancar
kemampuan
dapat
diciptakan
di
dalam
yang
perkuliaahan penerjemahan dan hal itu
diajarkan di Jurusan Pendidikan Bahasa
bersumber pada sikap sebagian besar
Inggris adalah jenis-jenis penerjemahan
mahasiswa yang kurang antusias dan
yang telah dikemukakan oleh Catford
motivasi
serta
dan
(1)
memadai
dalam
(2)
Inggris.
Jenis
penerjemahan
Brislin,
penerjemahan
yang kata
meliputi: demi
kata;
bekal
Kualitas
penerjemahan bebas; (3) penerjemahan
yang
kurang
penguasaan
bahasa
hasil
terjemahan
harfiah; (4) penerjemahan pragmatic; (5)
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa
penerjemahan
estetik
(6)
Inggris
penerjemahan
etnografik;
(7)
memuaskan.
puitik; dan
dapat
dinyatakan
Hal
ini
belum
antara
lain
penerjemahan linguistic. Empat jenis
disebabkan oleh usaha keras untuk
penerjemahan yang dikemukakan oleh
mencari dan menemukan sendiri bahan-
Brislin
bahan
sedikit
diberikan.
Jenis
untuk
menerjemahkan
tidak
penerjemahan yang dikemukakan oleh
mereka usahakan dengan baik. Oleh
Catford yang banyak diberikan kepada
karena itu, perlu latihan dan penyediaan
mahasiswa.
sarana penerjemahan yang cukup. Di samping itu, mungkin alokasi waktu yang hanya 2 sks itu belum cukup
D. Pembahasan Tipe-tipe kesalahan yang banyak
karena
mata
kuliah
ini
banyak
terjemahan
menunjang mata kuliah lain, sekiranya
mahasiswa adalah penguasaan kosa kata,
mata kuliah lain tersebut disajikan dalam
penguasaan frasa, dan penguasaan idiom
bahasa Inggris.
terjadi
dalam
karya
292
Tanggapan
dosen
dan
ensiklopedia
cukup
tersedia
Dosen-dosen
di
mahasiswa, pada prinsipnya para dosen
perpustakaan.
yang
mata kuliah penerjemahan kurang puas
memberikan mata kuliah penerjemahan
terhadap hasil perkuliahan penerjemahan
telah memberikan perkuliahan secara
yang dicapai oleh para mahasiswa.
baik dan seksama. Buku-buku penunjang
Mereka telah berusaha cukup keras
mata kuliah juga cukup tersedia.
untuk memberikan materi dan sarana
Dalam
penerjemahan dan juga menunjukkan
penerjemahan,
jalan keluar terhadap kesulitan yang
penerjemahan yang dikemukakan oleh
mereka
Catford dan Brislin disajikan semuanya.
hadapi,
namun
hasil
yang
Hanya
dicapai belum optimal.
saja
perkuliahan semua
yang
paling
jenis
banyak
dilatihkan kepada mahasiswa adalah penerjemahan harfiah dan penerjemahan
E. Kesimpulan dan Saran dan
bebas. Penerjemahan lain yang diberikan
pembahasan yang sudah dijelaskan di
adalah penerjemahan kata demi kata,
depan, dapat disimpilkan secara umum
penerjemahan pragmatic, penerjemahan
bahwa
estetik
Dari
hasil
penelitian
pelaksanaan
perkuliahan
penerjemahan di jurusan Pendidikan
poetic,
dan
penerjemahan
linguistic.
Bahasa Inggris IKIP PGRI Madiun
Meskipun tersedia sarana dan
sudah dilaksanakan dengan baik sesuai
prasarana serta media pembelajaran yang
dengan apa yang digariskan melalui
memadai dan juga dosen yang memadai
kurikulum dan ketentuan lain dari
pula, namun hasil terjemahan mahasiswa
lembaga. Perkuliahan berjalan lancar.
jurusan
Mata kuliah penerjemahan dilaksanakan
masih kurang memuaskan. Masih terjadi
pada semester V dan wajib diikuti oleh
banyak
semua mahasiswa. Perkuliahan meliputi
disebabkan oleh kurang menguasai kosa
teori
praktik
kata yang memadai, kurang penguasaan
meliputi
kalimat, dan kekurangan penguasaan
penerjemahan tertulis dan terjemahan
idiom bahasa Inggris. Di samping itu,
lisan.
penguasaan grammar juga masih belum
penerjemahan
penerjemahan
dan
Media
perkuliahan
dan juga
yang
misalnya
menunjang kamus
dan
Pendidikan
kekeliruan
Bahasa
terjemahan
Inggris
yang
memuaskan.
293
Ada banyak tipe kesalahan hasil
Indonesia
masih
cukup
dibutuhkan
pada
sehingga mereka sangat mengimbau
prinsipnya disebabkan oleh kelemahan
hambatan-hambatan untuk penerjemahan
tersebut
kurang
ini dapat diatasi oleh lembaga (jurusan
menguasai kosa kata yang memadai,
Pendidikan Bahasa Inggris IKIP PGRI
kurang
Madiun).
terjemahan
mahasiswa
di
depan,
menguasai
yang
yaitu
kalimat,
kurang
Disarankan agar bagi mahasiswa
menguasai idiom bahasa Inggris, dan kekurangan
mahasiswa
dalam
diberikan sarana, prasarana, dan media
menggunakan prinsip-prinsip gramatikal
yang
mencukupi
bahasa Inggris.
mahasiswa.
Di
bagi
samping
seluruh itu,
acara
Tanggapan dosen secara umum
English Day perlu dihidupkan dan
merasa masih belum puas akan hasil
diselenggarakan secara kontinyu dan
perkuliahan
menarik sehingga memacu pemakaian
penerjemahan
meskipun segala
bahasa Inggris secara lebih baik. Juga
upaya untuk meningkatkan daya serap
hendaknya diusahakan agar jumlah SKS
mahasiswa. Dosen merasa bahwa respon
untuk
mahasiswa terhadap usaha-usaha dosen
ditambah yaitu menjadi 4 sks dengan
masih sangat kurang. Aktivitas dan
catatan bahwa mata kuliah ini sangat
kreativitas mereka untuk mencari sarana
berperan untuk membantu keberhasilan
dan
mata kuliah lain yang disampaikan
mereka
sudah
menggunakan
prasarana
demi
kelancaran
penerjemahan kiranya sangat kurang. Mahasiswa
mata
kuliah
penerjemahan
dengan bahasa Inggris.
memberikan
tanggapan bahwa mereka sangat senang dan merasakan manfaat yang besar dari mata kuliah
penerjemahan.
Namun,
mereka juga menyadari keterbatasan mereka dalam berbagai penunjang untuk keberhasilan mereka
penerjemahan,
belum
mampu
sehingga melakukan
penerjemahan dengan baik. Mahasiswa menyadari bahwa profesi penerjemah di
294
DAFTAR PUSTAKA Baker, Mona. 1992. In Other Words. A Course book in Translation. London: Routledge.
Nababan, Mangatur. 1999. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brislin, Richard .W. 1976. Translation: Application and Research. New York: Gardner Press, Inc.
Nida, E.A dan William D. Reburn. 1981. Meaning Across Culture. New York: Orbis Books.
IKIP PGRI Madiun. Buku Pedoman Pendidikan IKIP PGRI Madiun. 2001. Tahun Kuliah 2001/2002 sampai dengan 2004/2005.
Soemarno, Thomas. 1983. Studi tentang Kesalahan Terjemahan dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Tesis S-2. Malang: Pascasarjana IKIP Malang.
Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University Press. Larson, Mildred L. 1984. MeaningBased Translation. New York: United Press of America.
________________. 1988. Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Kemampuan Berbahasa Inggris, dan Tipe Kesilapan Terjemahan dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Disertasi. Malang: PPS IKIP Malang.
_______________. 1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna. Jakarta: Arcan. (Terjemahan Kencanawati Taniran).
_________________. 1997. ”Sekitar Masalah Budaya dalam Penerjemahan.” Makalah. Surakarta: Seminar Nasional Penerjemahan. FS UNS.
Maurits
_________________. 1999. ”Makna dalam Penerjemahan.” Makalah. Disampaikan Dalam seminar nasional semantik dan pengajaran bahasa, PPS UNS.
Simatupang.
1993.
Enam
Masalah tentang Terjemahan. Jakarta: UKI Press. ________________. 2000. Pengantar Teori Penerjemahan. Jakarta: Ditjen Dikti. Miles, Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (Terjemahan Cecep Rohendi).
Widyamartaya,
A.
1989.
Seni
Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius. Zuhridin, S. 2003. Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.
295