PENGEMBANGAN OBJEK WISATA RELIGIUS DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Suatu studi pada Objek Wisata Bukit Kasih Toar Lumimu’ut kanonang Kabupaten Minahasa). Prisylia.R.Rawis. Johhny Posumah Jericho Denga Pombengi ABSTRACT : Tourism is one of the things that are important to a country. With the then existing community tourism attractions in the region would memdapatkan positive impact, the public get a chance to open a small business attractions in the region so that a family needs can be met. The local government of tourism objects get revenue from the tourist attraction. The potential of the attraction Hill Love Lumimu'ut district Kanonang minahasa not managed optimally so that the existence of a tourism asset rating not get a positive response in the form of tourist visits. Tourism development is very influential in tourist attraction Hill Love, the following are the factors that inhibit the development of attraction Hill Love Toar Lumimu'ut Kanonang Minahasa .Factors that hamperthe development ofattraction Hill LoveToarLumimu'ut: The quality of human resources is not adequate, System management is not optimal tourism. Manage less society preserve and attractions in Hill Love. Shortage of funds in the development of attraction Hill Love. Tourism marketing and promotion system is not optimal . Inadequate facilities and infrastructure. North Sulawesi provincial government is expected to develop a Tourism attraction Hill Love Toar Lumimu'ut Kanonang Minahasa in increasing people's incomes and the contribution of attraction Hill Love for Local Revenue. This study is qualitative with the observation and interview .for bluntinig techniques of is done directly to people who knowing attraction Hill Love development Kanonang. Key word : Development in Raising Revenue Community And local Revenue
akselerasi
PENDAHULUAN
nasional Pariwisata pada saat ini merupakan suatu
kebutuhan
melakukan
manusia,
perjalanan
baik
wisata
butuh
sebagai
kebijakan
kepariwisataan
penghasilan
devisa
mendorong
pertumbuhan
meningkatkan
pendapatan
yang
akan
ekonomi, asli
daerah,
memberdayakan perekonomian masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan
Presiden Republik Indonesia Nomor 16 tahun Kebijakan
kerja,
dan ungulan secara luas akan diterjemahkan
sebagaimana diamanatkan dalam intstruksi
tentang
lapangan
nasional diarahkan menjadi sektor andalan
kesejahtraan. Fenomena ini harus menjadi
2005
membuka
menyejahterakan
Pembangunan
dipuaskan
positif berupa peningkatan pendapatan dan
pembuat
upaya
pariwisata
pembangunan.
lokasi berharap akan mendapatkan implikasi
para
dan
memberantas kemiskinan dan memeratakan
maupun
keinginannya,sementara masyarakat sekitar
perhatian
dalam
masyarakat,
yang
masyarakat sekitar daerah tujuan wisata. Wisatawan
kebudayaan
berusaha.pengembangan pariwisata dilakukan
Pembangunan
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan
Kebudayaan Dan pariwisata yaitu mengambil
zaman, pengembangan pariwisata bertujuan
lankah-langkah nyata guna mengoptimalkan
untuk mengetengahkan berbagai kegiatan 1
strategis
dan
berbagai
peristiwapembangunan
rekaman
adalah
kondisi
diupayakan
pemerintah
dan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan
kompleks tantangan yang dihadapi Indonesia
di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar
belakangan ini.
usaha
yangdemikian
besar
Berdasarkan Undang-Undang No 9
berupa
yang
dan
kepariwisataan
kebudayaan
usaha
kecil
kesempatan
penetapan
memperoleh
yang
sama,
kepastian,
dan
dukungan
tahun 1990, disebutkan Bahwa keadaan alam,
berusaha,
flora dan Fauna, sebagai karunia Tuhan Yang
usaha yang tangguh dan mandiri.Pendapatan
Maha Esa,
peninggalan sejarah, serta seni
Asli Daerah menurut Undang-undang no 32
dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
tahun 2004 yang dimaksud dengan PAD
merupakan
modal
adalah: pendapatan daerah yang bersumber
untuk
dari hasil daerah, hasil retribusi daerah, hasil
sumber
pembangunan
daya
dan
kepariwisataan
sehingga
bebagai
berkembang
meningkatkan kemakmuran dan kesejahtraan
pengelolaan
rakyat
dalam
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah, yang
pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
bertujuan untuk memberikan keleluasaan
dasar Negara Republik Indonesia Tahun
kepada daerah dalam menggali pendanaan
1945. Pengembangan infrastruktur,penataan
dalam pelaksanaa otonomi daerah sebagai
dan pengelolaan objek wisata yang baik akan
asas perwujudan asas desentralisasi.
sebagaimana
terkandung
meningkatkan potensi objek wisata sehingga wisatawan
banyakyang
tertarik
berkunjung
ke
wisata
kekayaan
menjadi
daerah
yang
Wisata religiusmemiliki data tarik
untuk
tersendiri bagi wisatawan dengan nilai-Nilai
tersebut
kerohanian dan toleransi antar umat beragama
sehingga masyarakatpun memliki lapangan
yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan.
pekerjaan untuk berusaha baik itu usaha kecil
Keanekaragaman keindahan alam Indonesia
menegah (UKM) yang dapat meningkatkan
yang
pendapatan masyarakat dan lewat pajak juga
kerohanian
akan meningkatkan pendapatan asli daerah.
memiliki keindahan tersendiri. Indonesia
tempat
Pemerintah mengembangkan
daerah dan
mengatur
mampu
dipaduhkan
dengan
menjadikan
nilai-nilai
tempat
wisata
memiliki potensi wisata religi yang sangat
daerah
besar.Hal
otonomnya berdasarkan Undang-Undang No.
Indonesia
32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
religius.Banyak
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
bersejarah yang memiliki arti khusus bagi
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
wisatawan. Serta itu, jumlah penduduk umat
pemerintahan dan kepentingan masyarakat
beragama diindonesia merupakan
setempat sesuai dengan peaturan perundang-
bagi perkembangan wisata religi di indonesia.
undangan.
ini
dikarenakan
dikenal
sejakdahulu
sebagai
bangunan
atau
negara tempat
potensi
Pengembangan objekwisata religius
Usaha kecil menurut Undang-Undang
memiliki kekuatan penggerak perekonomian
Republik Indonesia No 9 Tahun 1995 iklim
yang luas, tidak semata-mata terkait dengan 2
peningkatan kunjungan wisatawan, namun
satu Gereja Protestan, Kuil Budha,Mesjid dan
lebih pentingnya lagi adalah pengembangan
candi Hindu.
pariwisata
yang
mampu
membangun
Objek
wisata
Bukit
Lumimu’ut
kekayaan seni budaya bangsa dan toleransi
Propinsi
antar
ini
Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Utara
religius
tentang Badan Pengelola Objek Wisata
beragama
hingga
objek
wisata
pengembangan
saat
Sulawesi
Pemerintah
Utara
Religius
aspek
terhadap
Lumimu’ut kanonang Pinabetengan Minahasa
peningkatan masyarakat terutama pendapatan
Proponsi Sulawesi Utara No 5 Tahun 2005
asli daerah. diindonesia sebagai Negara yang
bahwa status tanah objek wisata Religius
memiliki kekayaan alam mempergunakan
Kultural
kekayaan sebagai objek untuk mendatangkan
Kanonang Minahasa Propinsi Sulawesi Utara
devisa melaui pariwisata alam.
adalah tanah Negara dan tanah Propinsi
sangat
berpengaruh
Bukit
Bukit
berdasarkan
diindonesia belum berjalan optimal, padahal ini
Kultural
oleh
Toar
semangat kebangsaan, apresiasi terhadap
umat
dikelolah
kasih
Kasih
Kasih
Toar
Toar
lumimu’ut
Sulawesi Utara dengan luas 216.620 m 2
Bukit Kasih merupakan salah satu tempat wisata Religius di ProvinsiSulawesi
Objek Wisata Bukit Kasih Toar
Utara. Bukit Kasih terletak sekitar 50 km arah
Lumimu’ut memberikan dampak positif bagi
selatan manado, tepatnya didesa kanonang,
masyarakat kanonang karena masyarakat
kabupaten minahasa. Bukit kasih merupakan
mendapatkan kesempatan berusaha. Bergam
bukit belerang yang masih alami ditempat ini
usaha yang digeluti oleh masyarakat
para
menjual
wisatawan
akan
digugah
dengan
jagung
rebus,
kacang
yaitu toreh,
pemandangan alam yang indah. Bukit kasih
membuka rumah makan, memijat, menjual
yang sebelumnya dinamakan Bukit Doa ini
souvenir, banyak juga masyarakat memilih
diresmikan pada tahun 2002 oleh Drs AJ
profesi baru
Sondakh (mantan gubernur sulut), Bukit kasih
keliling. Namun penataan Bukit kasih Masih
kanonang diharapkan dapat menjadi simbol
kurang baik karena banyak para pedagang
toleransi
di
souvenir, penjual kacang toreh dan jagung
yang
rebus yang berkeliaran dan mengganggu
dibangun untuk meningkatkan daya tarik
kenyamanan wisatawan untuk itu diperlukan
wisatawan dari kejauhan napak berdiri kokoh
perhatian
monument setinggi 22 meter dengan 5 bidang
tempat khusus bagi para penjual agar mereka
sisi Masing-masing sisi terpahat relief simbol
tidak menganggu kenyamanan dan keindahan
darilima agama yang tertulis tentang ajaran
Bukit kasih.
antar
umat
Indonesia.Banyak
infrastruktur
cinta kasih. Itulah sebabnya karena
tempat
beragama
ini
Bukit Kasih
menimbulkan
pemerintah
Daya
rasa
menurun
yaitu menjadi tukang foto
tarik
untuk
Bukit
dibandingkan
memberikan
Kasih
sangat
dengan
awal
keharmonisan antar umat beragama. Terdapat
diresmikannya Bukit Kasih pada tahun 2002
juga lima rumah ibadat, satu Gereja Katolik,
dikarenakan semua infrastruktur bangunan 3
sudah tak terawat dan jauh dari sentuhan pemeliharaan
yang
Jenis Penelitian Kualitatif
dilakukan
Jenis penelitian yang dianggap layak
terhadap suatu objek wisata. Pengelolaan
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
yang kurang baik memicu pendapatan asli
penelitian
daerah di Bukit kasih ini tidak mencapai
memberikan
target terakhir pada tanggal 31 oktober 2014
pengembangan objek wisata religius dalam
yang
yang
meningkatkan pendapatan masyarakat dan
sebenarnya ditargetkan adalah Rp.30.000.000.
pendapatan asli daerah (Objek Wisata Bukit
Hal ini seharusnya menjadi perhatian utama
kasih Toar Lumimu’ut kanonang kabupaten
bagi pemerintah provinsi Sulawesi utara
Minahasa)
terealisasi
harusnya
2.
baru
16.630,000
melalui dinas pariwisata.
B.
gambaran
yaitu tentang
Fokus Penelitian
Wisata
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Religius
Bukit
KasihToar
Lumimu’utDalam Meningkatkan Pendapatan
Pendekatan Penelitian
Masyarakat Dan Pendapatan Asli Daerah
Tujuan utama penelitian ini bukan
(PAD).
hanya sekedar untuk mendeskripsikan objek yang diteliti, akan tetapi mencakup proses
C. Jenis Pengumpulan Data
pengekspolarasian fakta dan data objek di lapangan
deskriptif
Untuk mengetahuiPengembangan Objek
METODOLOGI PENELITIAN
1.
kualitatif
data
yang
dipakai
dalam
adanya.
penelitian ini adalah data primer dan data
Pengembangan Objek wisata religius dalam
sekunder, sumber data primer diperoleh
meningkatkan pendapatan masyarakat dan
melalui hasil Tanya jawab melalui Kuisioner
pendapatan asli daerah
kepada informan tentang hasil-hasil yang
religius
sebagaimana
Jenis
Bukit
kanonang
Kasih
Toar
Lumimu’ut
Minahasa)
berkaitan dengan masalah pengembangan
pada
Objek wisata Religius dalam menigkatkan
prinsipnya bukan hanya sekedar realitas sosial
pendapatan masyarakat dan pendapatan asli
yang bersifat konsektual, bahkan tafsiran-
daerah (PAD) (di objek wisata Bukit kasih
tafsiran kualitatif perlu dilakukan untuk
Toar
memberi keyakinan dan gambaran secara
Minahasa).
intergratif.
Kabupaten
(di objek wisata
Pendektan
penelitian
yang
Informan
pendekatan penelitian kualitatif.
dalam
penelitian
ini
berdasarkan pertimbangan bahwa informan
“penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah dan tafsiran
kabupaten
ditentukan secara purposive yaitu ditentukan
Seperti yang dikemukakan Nasution bahwa
bahasa
kanonang
D. Informan
dianggap relevan untuk penelitian ini ialah
memahami
Luminu’ut
memahami tentang pengembangan Objek
mereka
wisata
tentang dunia disekitarnya”.
Religius
dalam
menigkatkan
pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD) (di objek wisata Bukit kasih 4
Toar
Luminu’ut
kanonang
kabupaten
F.
Minahasa) dengan jumlah 10 informan Yaitu: 1.
Teknik Analisis Data Analisis
data
dalam
penelitian
Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi
kualitatif secara teoritis merupakan proses
Utara
penyusunan
1
orang
(Kepala/seksi
data
untuk
memudahkan
Pengembangan pariwisata)
penafsiran. Data yang dikumpulkan dalam
2.
Bidang Destinasi Dinas Pariwisata
penelitian kualitatif biasanya berbentuk data
3.
Badan pengelola Bukit Kasih Toar
deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian
Lumimu’ut 1 orang (Hukum Tua
yang memaparkan keadaan objek yang diteliti
Kanonang Dua sebagai anggota)
berdasarkanfakta-fakta actual atau sesuai
4.
Wisatawan 4 orang
kenyataan
5.
Penjual/pedagang 5 orang
peneliti secara lebih mendalam terhadap
E.
menuntut
penafsiran
makna yang terkandung di dalamnya.
Teknik Dan Instrument Pengumpulan
Nasution mengemukakan : “Analisis
Data
data kualitif adalah proses menyusun data
Pengumpulan data dan penelitian
yang berarti menggolongkan ke dalam pola,
dilakukan dengan beberapa teknik: Teknik
thema atau kategori agar dapat ditafsirkan.
pengumpulan data dalam penelitian ini, erat hubungannya
dengan
alat-alat
Tafsiran ini memberikan makna pada analisis,
atau
menjelaskan pola atau kategori dan mencari
instrument sarana untuk memperoleh data. Sebagaimana
yang
dikemukakan
hubungan antar konsep.Berdasarkan uraian
dalam
diatas, proses pengelolahan
penelitian naturalistik, peneliti merupakan
penelitiankualitatif
instrumen penelitian utama.Alat-alat yang
terjadinya
didasarkan pada kerangka metode penelitian
mampu
1. Reduksi data
jenis data yang digunakan.
Data
Mengumpulkan data dengan teknik
yang
diperoleh
di
lapangan
ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau
wawancara, observasi lapangan dan teknik
laporan terperinci. Laporan yang disusun
langsung
kemudian direduksi,dirangkum, dipilih
yang menyangkut tugas pokok dan fungsi,
hal-hal pokok, difokuskan pada hal yang
wewenang dan tanggung jawab, sistem dan penyelenggaraan,
peneliti
data penelitian sebagai berikut:
berdasarkan atas fakta-fakta sesuai dengan
organisasi
kebiasaan,
tujuan penelitian. Langkah-langkah analisis
dikumpulkan
wawancara
daya
menafsirkan secara objektif sesuai dengan
yang digunakan, jenis dan karakteristik data
dokumentasi.Teknik
memerlukan
dari peneliti sehingga dapat terhindar dari
Keputusan instrumen pelengkap ini,
diperlukan.Data
data dalam
kreativitas serta kemampuan intelektual tinggi
dikemukakan ini merupakan pelengkap.
yang
sehingga
penting dan dicarikan temanya.
petunjuk
2. Data yang telah diperoleh diklasifikasikan
pelaksanaan dan petunjuk teknis, serta hasil-
menurut pokok permasalahan dan dibuat
hasil relevan
dalam 5
bentuk
matriks
sehingga
memudahkan hubungan
peneliti
suatu
untuk
data
dengan
melihat
pengembangan dari belum ada, dari yang
yang
sudah ada menjadi lebih baik dan dari yang
lainnya.
sudah baik menjadi lebih baik, demikian
3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi Peneliti
membuat
seterusnya.
kesimpulan
Tahapan
pengembangan
merupakan siklus evolusi yang terjadi dalam
berdasarkan data pada setiap perolehan
pengembangan
pariwisata,
sejak
daerah
data dari catatan lapangan, direduksi,
tujuan wisata baru ditemukan (discovery),
dideskripsikan, dianalisis, dan kemudian
Pengembangan objek Bukit Kasih
ditafsirkan. Prosedur analisis terhadap
Toar Lumimu’ut wisata religious memiliki
masalah tersebut lebih difokuskan pada
kekuatan penggerak perekonomian yang luas,
upaya
tidak semata-mata terkait dengan peningkatan
menggali
fakta
sebagaimana
(natural setting) Pembahasan Dalam
bagian
ini
dideskripsikan
terhadap
11
wisatawan,
pentingnya
lagi
pariwisata
yang
namun
adalah
lebih
pengembangan
mampu
membangun
semangat kebangsaan, apresiasi terhadap
pembahasan penelitian yang didapat dari hasil wawancara
kunjungan
kekayaan seni budaya bangsa dan toleransi
responden
antar
sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya dan
umat
beragama
hingga
objek
wisata
pengembangan
pembahasan ini tetap difokuskan pada objek
saat
ini
religius
diindonesia belum berjalan optimal, padahal
penelitian.
aspek
Dari keseluruhan wawancara yang telah
ini
sangat
berpengaruh
terhadap
peningkatan masyarakat terutama pendapatan
dilakukan dapat dilihat diharapkan untuk
asli daerah. diindonesia sebagai Negara yang
lebih optimal dalam pengembangan objek
memiliki kekayaan alam mempergunakan
wisata Bukit kasih Toar Lumimu’ut kanonang
kekayaan sebagai objek untuk mendatangkan
Kabupaten Minahasa, lebih mengali potensi
devisa melaui pariwisata alam.
lagi objek wisata, melakukan pembenahan
Objek
baik sisi sarana dan prasarana penunjang
Lumimu’ut
sampai proses pemasaran atau promosi yang
Propinsi
perluh ditingkatkan guna menarik minat
wisata
Bukit
dikelolah Sulawesi
kasih
oleh
Toar
Pemerintah
Utara
berdasarkan
Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Utara
wisatawan untuk datang berkunjung ke objek
tentang Badan Pengelola Objek Wisata
wisata Bukit Kasih Toar lumimu’ut kanonang
Religius
Kultural
Bukit
Kasih
Toar
Kabupaten Minahasa
Lumimu’ut kanonang Pinabetengan Minahasa
1. Pengembangan Objek wisata Bukit kasih Toar Lumimu’ut kanonang Kabupaten Minahasa
Proponsi Sulawesi Utara No 5 Tahun 2005 bahwa status tanah objek wisata Religius Kultural
Pengembangan dalam pengertian ini
Bukit
Kasih
Toar
lumimu’ut
Kanonang Minahasa Propinsi Sulawesi Utara
diartikan sebagai proses atau pembuatan
adalah tanah Negara dan tanah Propinsi 6
Sulawesi Utara dengan luas 216.620 m 2 Pada
Wisatawan
mengunjungi
suatu
tahun 2013 pemerintah provinsi melakukan
daerah tujuan wisata antara lain didorong
pembangunan dan pengembangan di objek
keinginan untuk mengenal, megetahui atau
wisata Bukit kasih yaitu gerbang masuk,
mempelajari kondisi disuatu daerah atau
renovasi 5 tempat ibadah (Kristen protestan,
kebudayaan masyarakat yang dituju, selama
Kristen katolik, kuil Budha, chandi Hindu)
berada di daerah tujuan wisata, wisatawan
Relieve dibawah monument kasih, 1 tempat
pasti akan berinteraksi dengan masyarakat,
sholat (islam), 4 portabel Toilet, di bangun
bukan saja dengan mereka yang secara
dan diperbaiki dari bantuan pemerintah
langsung melayani kebutuhan wisatawan
Provinsi Sulawesi utara dan 1 Rumah doa
melainkan juga dengan masyarakat luas.
(Kristen) dan listrik dengan anggara 5miliar
Interaksi dengan masyarakat akan lebih
yang baru-baru ini dibangun adalah bantuan
intensif
pihak swasta. Sayangnya sekarang ini dari
dikembangkan adalah pariwisata budaya.
hasil observasi ada beberapa tempakt ibadah
Karena kebudayaan akan melekat kepada
yang sudah mulai rusak dan butuh perawatan.
kebidupan masyarakat. Salah satu modal
Dan saat ini Badan pengelola objek
dasar untuk memgembangkan objek wisata
kalau
yang
Bukit
pariwisata melalui Sapta Pesona. Yang akan
Pengembangan
dapat
Pesona.Karena nilai budaya Sapta Pesona ini
tatanan
bagi
terjadinya
adalah
budaya
Sapta
merupakan isu penting bagi pemerintah untuk
semakin kuatnya arus informasi yang datang.
mengembangkan bidang diobjek wisata Bukit
Berbagai kebijakan dengan program sadar
Kasih Toar Lumimu’ut.
wisata adalah suatu upaya untuk memberikan
B. Pengembangan Objek wisata Bukit Kasih Dalam Menigkatkan Pendapatan Masyarakat
semaksimal
dimana
nilai
Lumimu’ut
akan
kesadaran
masyarakat,
perubahan
Toar
pariwisata
wisata Bukit kasih Toar Lumimu’ut kebijakan
mendorong
Kasih
jenis
mungkin
kepada
masyarakat terutama dalam mencintai alam,
Objek Wisata Bukit Kasih Toar
keindahan alam, menjaga dan melestarikan
Lumimu’ut
secara bersama, agar dimasa depan pariwisata
Berkaitan
kanonang
program
Sapta
dapat
membuka
usaha
kecil
menegah yaitu membuka kantin, menjual
yang tidak kalah pentingnya adalah
melaksanakan
dampak
Khususnya desa Kanonang karena masyarakat
dengan
kebijakan pariwisata memalui sadar wisata, hal
memiliki
positif bagi masyarakat wilayah Bukit Kasih
akan dapat bertumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.
Kanonang
kacang toreh, jagung rebus, souvenir, kaos,
Pesona.
Topi,
Program Sapta Pesona adalah suatu progam
tukang foto keliling, dan pemijat
refeleksi.Niswonger (1992:56) menjelaskan
yang diupayakan kepada masyarakat luas
pendapatan sebagai berikut:Pendapatan atau
untuk dapat menerapkan berbagai kebjakan
revenue merupakan kenaikan kotor ataugross
strategis untuk tujuan dan kepentingan bagi
dalam modal pemilik yang di hasilkan dari
pariwisata itu sendiri. 7
penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa
jumlah Rp. 16. 632.000 namun belum
kepada pelanggan atau klien, penyewa harta,
mencapai
peminjamanuang, dan semua kegiatan usaha
Rp.30.000.000 . Hal ini menjadi perhatian
serta
utama bagi pemerintah
Provinsi Sulawesi
utara
Kebudayaan
profesi
yang
bertujuan
untuk
memperoleh penghasilan. Masyarakat yang berdagang di Bukit
targer
melalui
PAD
Dinas
dengan
jumlah
dan
pariwisata . PAD memiliki peran penting
Kasih bahkan pun yang diwilayah kanonang
dalamrangka
dan
peningkatan
didaerah. Berdasarkan potensi yang dimiliki
pendapatan melalui usaha yang dilakukan
masing-masing daerah penigkatan dalam
baik dilokasi Bukit Kasih yaitu mereka-
penerimaan
mereka yang berjualan souvenir, milu rebus,
meningkatkan
Fotografer dan pemijat revleksi tradisional.
dengan
Masyarakat yang tinggal di kanonang dan
internasional, maka kemampuan daerah dalam
sekitarnya
peningkatan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber-suber
pendapatan melalui usaha warung atau tokoh
PAD tersebut dapat diuraikan dalam bentuk
seperti warung kopi, warung tempat penjualan
penerimaan dari pajak daerah dan retribusi
bermacam-macam
daerah.
Secara
sekitarnya
mengalami
mengalami
usaha
keseluruhan
pendapatan
wisata
terjadi
masyarakat
kuriner.
peningkatan
karena
pembiayaan
PAD
pembangunan
ini
keuangan
perekonomian
akan
dapat
daerah.
Seiring
nasional
dan
Pendapatan Asli Daerah merupakan
akses
salah satu sumber penerimaan daerah yang
transportasi kelahan perkebunan dibangun
dapat
menjadilancar oleh karena pengembangan
pelaksanaan pemerintah, injaman daerah, dan
objek wisata Bukit Kasih.
penerimaan lain-lain yang sah. Peranan
C. Pengembangan Objek Wisata Bukit Kasih Toar Lumimu’ut Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pemerintah
Menurut
untuk
Provinsi
membiayai
Sulawesi
utara
melakukan pungutan pajak atau Retribusi. Sebagian
besar
pemerintah
belum
(2001:128)
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah karena
Pendapatan Asli Daerah “Pendapatan asli
masih dapat menerima dana dari pemerintah
daerah
yang
pusat. Upaya untuk meningkatkan pendapatan
oleh
asli daerah perlu dikaji pengelolaannya untuk
pemerintah daerah. Sumber PAD terduiridari:
mengetahui berapa potensi yang rill atau
pajak daerah, restribusi daerah, laba dari
wajar, tingkat keefektifan dan efisiensi.
(PAD)
bersumber
Warsito
digunakan
adalah
dan
pendapatan
dipungut
sendiri
badan usaha milik daerah (BUMD), dan
Jadi berdasarkan penjelasan diatas
pendapatan asli daerah lainnya yang sah”. Pendapatan
asli daerah
bahwa pengembangan akan berdampak pada
di Objek
daya
tarik
wisatawan,
dan
banyaknya
wisata Bukit kasih pada tahun 2012 tidak
wisatawan yang datang akan berdampak pada
mencapai target hanya Rp.12.300.000 dan
keuntungan masyarakat wilayah objek wisata
pada tahun 2014 ada kenaikan 44 % dengan
dalam 8
berusaha,berdagang.
Dan
pemerintahpun
mendapatkan
keuntungan
transportasi
yaitu peendapatan asli daerah (PAD).
kelahan
perkebunan
dibangun menjadilancar oleh karena pengembangan objek wisata Bukit Kasih.
Kesimpulan 1.
3.
Pengembangan objek wisata Bukit Kasih
Objek wisata Bukit Kasih dikembangkan
berdampak pada peningkatan pendapatan
secara
berbagai
keuangan daerah hal ini disebabkan
sumberdaya pariwisata di kawasan Bukit
karena arus kunjungan wisata di Bukit
kasih
kasih baik turis lokal maupun turis
terpadu
dalam
dengan
bentuk
fisik
dengan
mengunakan anggaran pendapatan dan
mancanegara
belanja daerah. Pengembangan yang
megalami
dilakukan adalah sarana transpotasi atau
sekalipun tarif masuk perorangan ke
jalan
loksi Bukit Kasih tidak mengalami
yang
menuju
peristirahatan
di
ketempat-tempat kasih,
tahun
peningkatan
ketahun
yang
pesat,
juga
penigkatan demikianpun untuk pedagang
ibadah,
yang melakukan kegiatan perdagangan
mengembangkan dengan cara membuat
dilokasi Bukit kasih retribusi tidak
gerbang masuk sebagai daya tarik wisata.
mengalami penigkatan.
merahabilitasi
Bukit
dari
tempat
membuat icon Relieve sebagai simbol DAFTAR PUSTAKA
Kasih. Pengembangan ini dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi
melalui
A.J. Mulyadi. 2010 “Kepariwisataan dan
Dinas
perjalanan”. Rajawali pers. Bandung
Pariwisata dan Badan pengelola Bukit KasihToar
Lumimu’ut
A.Hari
Kanonang
Abdul halim .2007.”pengelolaan keuangan
Masyarakat yang berdagang di Bukit Kasih bahkan
daerah”.UUP, STIM, YKPNBandung.
pun yang diwilayah
Daliyo.
kanonang dan sekitarnya mengalami
“kualitas
sumber OTDA
daya dan
Globalisasi” penerbit Pustaka Sinar
yang dilakukan baik dilokasi Bukit Kasih
Harapan Jakarta.
yaitu mereka-mereka yang berjualan
Hartono.
souvenir, jagung rebus, Fotografer dan
H.
pariwisata,
pemijat revleksi tradisional. Masyarakat
1947.”
perkembangan
kesempatan
permasalahanya”.
yang tinggal di kanonang dan sekitarnya peningkatan
2003,
pariwisataERA
peningkatan pendapatan melalui usaha
mengalami
“keparawisataan”.
Grasindo
Kabupaten Minahasa. 2.
Karyono.1997
PT
kerja
dan
Gramedia
Jakarta
pendapatan
Moleong, L. J 2001”metodologi penelitian
melalui usaha warung atau tokoh seperti
kualitatif”, Rosda.Rajawali Press
warung kopi, warung tempat penjualan
Nasution.2003.”MetodeReseach”.
bermacam-macam usaha wisata kuriner.
Bumi.Aksara,Bandung.
Secara keseluruhan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat karena akses 9
Kultural Bukit Kasih Toar Lumimu’ut
Nasution.1998 Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Taristo Bandung. Oka,
A.Yoeti.
Kanonang Kabupaten Minahasa
1997.”Perencanaan
dan
pengembangan pariwisata”.Pradnya Paramita.jakarta Pendit.N.S. 1999. “Ilmu Pariwisata sebuah pengantar
Pradnya
perdana”.
PT
Pradnya Paramita Jakarta. Susanto.Amisan 2014.”Perda pengembangan objek
wisata
kultural
bukit
kasih.TribunBandung Tony Murawas S. 1973.”Pajak daerah dan retribusi daerah Bandung”: Alfabeta Sugiono,
2010.“Memahami
kualitatif”.Penerbit
Penelitian
CV
Alfabeta
Bandung
Sumber Lain: Undang-Undang
No.
33
Tahun
2004
Pendapatan Asli daerah Undang-Undang No. 9 tahun 1990 tentang pariwisata Intstruksi
Presiden
Nomor
16
Republik tahun
Indonesia
2005
tentang
Kebijakan Pembangunan Kebudayaan Dan pariwisata Khairilan
Warsemi.
2014.
masyarakat”.wikpedia
“Pendapatan pendapatan
Khairilan Kamus Bahasa Indonesia “pengembangan’”, Warsemi.
2014.
“Pendapatan
masyarakat”.wikpedia pendapatan.Google Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No 5 Tahun 2005 tentang Badan Pengelola
Objek
Wisata
Religius
10