PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI UTARA
Oleh Laurencia Nagara Femmy Tulusan Jericho Pombengi
Abstract :leader plays a very strategic. Success or failure of the public bureaucracy carrying out his duties very determined quality leaders. Therefore, the position of the leader dominates all activities undertaken. For the purpose of this study determine Leadership Role in improving Discipline Work at Institute for Agricultural Technology (BPTP) North Sulawesi. This research uses qualitative research is research that is used to examine the condition of natural objects in which the researcher is a key instrument. Data collection techniques triangulation done. The population in this study is the one on the overall employee is an employee at the Institute for Agricultural Technology (BPTP) North Sulawesi numbered 97 people. The results showed leadership role which is run by the head of the Ministry of Agriculture as a whole can say, not maximum, at first review the terms of influence. In terms of regulatory discipline, time and the duties and responsibilities of the employees so far is far from good Keywords: Leadership, Discipline Work
birokrasi publik diberbagai tingkatan (level)
PENDAHULUAN Dalam organisasi manapun termasuk birokrasi
publik,
pemimpin
yang tidak memiliki kemampuan untuk
memegang
menjadi pemimpin yang balk. (Sartono,
peranan yang sangat strategis. Berhasil
2004:90)
tidaknya birokrasi publik menjalankan tugastugasnya
sangat
pemimpinnya. pemimpin
Oleh
sangat
ditentukan karena
Lebih Lanjut Sartono (2004 : 90-92)
kualitas
mengatakan Berbagai kajian kepemimpinan
kedudukan
pada birokrasi publik, menunjukkan masih
mendominasi
semua
lemahnya kepemimpinan dalam berbagai
aktivitas yang dilakukan. Pada konteks
level atau tingkatan. Tingkat penguasaan
birokrasi publik kita yang sangat paternalistik,
kepemimpinan manajerial pada umumnya
dl mana para staf (bawahan) bekerja selalu
masih rendah. Selain itu kapasitas dan
tergantung pimpinan. Apabila pimpinan tidak
kesadaran
memiliki
kepemimpinan
kewajiban untuk melayani, sangat terbatas
manajerial, maka tugas-tugas yang sangat
bahkan tidak sedikit mereka sebaliknya minta
kompleks tidak dapat dikerjakan dengan balk.
dilayani.
Dalam kenyataannya tidak sedikit pemimpin
senjata
kemampuan
1
pemimpin
Kewenangan ampuh
dalam
yang
formal
memiliki
menjadi
menggerakkan
bawahan. Akibatnya bawahan bekerja bukan
kepemimpinan birokrasi masih jauh dari
atas kesadaran sendiri, tetapi karena tekanan
harapan good governance. Kepemimpinan
atasan, sehingga hubungan yang harmonis
yang
antara atasan dengan bawahan tidak lagi
memunculkan perilaku kepemimpinan yang
terjalin. Padahal keduanya merupakan satu
bias, dan mengikuti selera pribadi pemimpin.
kesatuan tim kerja yang harus dipelihara
Untuk menuju good governance diperlukan
dalam
sosok pemimpin yang memiliki pemikiran
menjalankan
organisasi.
Kalau
misi
dan
diidentifikasi
tujuan terdapat
sangat
visioner,
stereotype
bersikap
tersebut
terbuka,
memiliki
beberapa fenomena kepemimpinan pada
komitmen yang tinggi terhadap produktivitas
birokrasi publik pada umumnya, antara lain :
kerja, memupuk kompetensi dan akuntabel di
1.
dalam semua kebijakan, tindakan
pemimpin
birokrasi
publik
dalam
menjalankan roda birokrasi umumnya
langkah-langkahnya.
belum digerakkan oleh visi dan misi,
2.
3.
Pada sebuah organisasi pemerintahan,
tetapi masih senantiasa digerakkan oleh
kesuksesan
atau
peraturan yang sangat kaku.
pelaksanaan
tugas
pemimpin birokrasi publik senantiasa
pemerintahan,
mengandalkan kewenangan formal yang
kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan
dimilikinya.
didukung
rendahnya
kompetensi
pemimpin
5.
rendahnya
kegagalan dan
dalam
penyelenggaraan
dipengaruhi
oleh
pemerintahan
birokrasi publik. 4.
maupun
kapasitas
yang
oleh
organisasi
memadai,
maka
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik
kemampuan
manajerial
(Good
Governance)
akan
dalam mengolah sumber daya organisasi
sebaliknya
yang dipimpinnya.
merupakan salah satu sebab keruntuhan
lemahnya
akuntabilitas
pemimpin
kelemahan
terwujud,
kepemimpinan
kinerja birokrasi di Indonesia.(Istianto, 2009:
birokrasi.
2).
Masih banyak fenomena lain dari
Kepemimpinan yang ada di Balai
kepemimpinan birokrasi publik kita yang
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
mengakibatkan birokrasi belum berfungsi
Utara (BPTP) dipimpin oleh seorang Kepala
sebagaimana
Balai yang membawahi 2 Koordinator, dan
mestinya.
Tentunya
kepemimpinan bukan satu-satunya penyebab,
94
akan
kepemimpinan
kepemimpinan yang baik sehingga Balai
birokrasi publik telah menambah daftar
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
ketidakberdayaan
Utara (BPTP) dapat menciptakan pelayanan
tetapi
mandulnya
birokrasi
dalam
mengemban tugas-tugasnya.
orang
yang
Diamati dari fenomena-fenomena di
pegawai
maksimal
kepada
membutuhkan
masyarakat
Khususnya petani yang ada di Sulawesi Utara
atas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa
tersebut.
2
BPTP
mempunyai
tugas
tanggung jawab, Penyelesaian pekerjaan
melaksanakan pengkajian, perakitan dan
yang
pengembangan teknologi pertanian tepat
mengobrol dari pada bekerja.
guna spesifik lokasi. Fungsi dari BPTP yaitu :
lambat,
pegawai
faktor
kerja,
menjalankan roda
evaluasi,
dan
senang
Hal tersebut diatas ditengarai oleh
pelaksanaan penyusunan program, rencana anggaran,
lebih
laporan
ketegasan
pimpinan
dalam
organisasi. Pemimpin
pengkajian, perakitan dan pengembangan
sebagai leader dalam organisasi merupakan
teknologi pertanian tepat guna spesifik
mesin utama dalam menjalankan organisasi.
lokasi;
dan
Pemimpin harus berani dan tegas bertindak,
identifikasi kebutuhan teknologi pertanian
harapannya ketegasan dapat membentuk
tepat guna spesifik lokasi; pelaksanaan
tingkah laku pegawai yang sesuai dengan
penelitian,
aturan dan menjadikan pegawai menjadi
pelaksanaan
inventarisasi
pengkajian
dan
perakitan
teknologi pertanian tepat guna spesifik
lebih disiplin terhadap pekerjaannya.
lokasi; pelaksanaan pengembangan teknologi dan
diseminasi
hasil
sumber
(pegawai)
serta
responden di BPTP, Kepala BPTP kurang
perakitan materi penyuluhan; penyiapan kerja
tegas dalam kepemimpinannya karena tidak
sama,
serta
pernah menegur pegawai-pegawai yang tidak
penyebarluasan dan pendayagunaan hasil
disiplin atau mentolerir kesalahan indisipliner
pengkajian, perakitan, dan pengembangan
pegawai. Adanya budaya rasa takut dibenci
teknologi pertanian tepat guna spesifik
pegawai sehingga pemimpin kurang tegas
lokasi;
dalam memimpin
informasi,
pengkajian
Menurut
dokumentasi,
pemberian
pelayanan
teknik
pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi
tepat
guna
spesifik
Hal ini senada dengan penelitian dari
lokasi;
Titin Nur Haydah, , 2012
dalam jurnal
pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan,
hukum
rumah tangga dan perlengkapan BPTP.
indikasi rendahnya kualitas Pegawai Negeri
Berdasarkan pra-survey penelitian,
Sipil
universitas brawijaya
Daerah
tersebut
Salah satu
adalah
adanya
peneliti melihat Permasalahan yang terjadi di
pelanggaran disiplin yang banyak dilakukan
Balai
Pertanian
oleh Pegawai Negeri Sipil Daerah. Kendala
Sulawesi Utara (BPTP) kurangnya disiplin
yang dihadapi oleh seorang Pegawai Negeri
dari pegawai, ini terlihat masih buruknya
Sipil dalam Peningkatan Disiplin Pegawai
kinerja pegawai
diketahui dari masih
Negeri Sipil adalah Kurang tegasnya Sanksi
tingginya keterlambatan masuk kerja dan
yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang
pelaksanaan
serta lunturnya Kedisiplinan Pegawai Negeri
Pengkajian
tugas
Teknologi
yang
tidak
sesuai
standar(SOP), pulang lebih cepat dari waktu
Sipil
yang sudah ditentukan dan tidak berusaha
Pegawai Negeri Sipil merupakan
memaksimalkan jam kerja, saling melempar
sumber daya aparatur Negara yang bertugas
3
memberikan pelayanan kepada masyarakat
juga mengatur tata pemeriksaan, tata cara
secara profesional. Jujur, adil dan merata
pengajuan
dalam
Negara,
disiplin serta tata cara pengajuan keberatan
Pemerintahan dan Pembangunan dengan
apabila pegawai negeri sipil yang dijatuhi
dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada
hukuman kedisiplinan merasa keberatan atas
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya.
penyelenggaraan
tugas
Kedudukan dan peranan pegawai negeri sipil dirasakan
semakin
menyelenggarakan
penting pemerintahan
dan
Jadi
penyampaian
pada
dasarnya
kepemimpinan sangat berpengaruh dalam
dan
penerapan disiplin kerja dalam organisasi. Menurut penelitian dari
nasional
Noorjanah
mewujudkan
factor
untuk
pembangunan dalam usaha mencapai tujuan yaitu
hukuman
masyarakat
yang
Nina
berjudul
Liestiani “Pengaruh
madani yang taat hukum, berperadaban
Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja
modern, demokratis, makmur, adil dan
Pegawai Pada Dinas Pertanian Lebak Banten”
bermoral tinggi. Kedudukan dan peranannya
Berhasil tidaknya organisasi atau organisasi
yang penting menyebabkan pegawai negeri
dalam mencapai tujuan selain bergantung
sipil senantiasa di tuntut supaya memiliki
pada kepemimpinan dan gaya kepemimpinan
kesetiaan
juga bergantung pada kualitas sumber daya
dan
menjalankan
ketaatan
penuh
tugas-tugasnya
memusatkan
seluruh
dan
manusianya,
yang
Dinventaris
melalui
serta
tingkat kedisiplinan kerja, sebab kemampuan
mengerahkan segala daya dan tenaga secara
yang dimiliki oleh tenaga kerja atau pegawai
berdaya guna dan berhasil guna.
tanpa ditunjang dengan kedisiplinan kerja
Disiplin pada
perhatian
dalam
hakikatnya
adalah
yang tinggi, maka tugas atau pekerjaan yang
pencerminan nilai kemandirian yang dihayati
akan dilaksanakan tidak akan mencapai hasil
dan diamalkan oleh setiap individu dan
yang maksimal, bahkan mungkin akan
masyarakat suatu bangsa dalam kehidupan.
mengalami kegagalan yang dapat merugikan
Untuk membina pegawai negeri sipil yang
organisasi atau organisasi.
memiliki kesetiaan dan ketaatan penuh, telah dikeluarkan
peraturan
tentang
Melihat
disiplin
kenyataan
ini
penulis
tergugah untuk meneliti masalah Peran
pegawai negeri.
Kepemimpinan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
Dalam
Meningkatkan
Disiplin Di Balai Pengkajian Teknologi
53 Tahun 2010 telah diatur dengan jelas
Pertanian (Bptp) Sulawesi Utara
kewajiban yang harus ditaati dan larangan
METODE PENELITIAN
yang tidak boleh di langgar oleh setiap
A. Jenis Penelitian
pegawai negeri sipil. Peraturan disiplin
Penelitian ini menggunakan jenis
tersebut selain mengatur kewajiban dan
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
larangan bagi setiap pegawai negeri sipil,
digunakan untuk meneliti kondisi objek yang
4
alamiah dimana peneliti adalah sebagai
C. Populasi dan Sampel
instrument kunci. Teknik pengumpulan data
Menurut Sugiyono (2008), populasi
dilakukan secara triangulasi (gabungan),
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
analisis data bersifat induktif dan hasil
objek atau subjek yang mempunyai kualitas
penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
dari pada generalisasi. Dalam penelitian
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
kualitatif, data dituangkan secara deskriptif
ditarik
dalam bentuk laporan dan uraian (Nasution,
penelitian ini adalah keseluruhan Pegawai
2001).
Yang ada di adalah
B.
Dari populasi tersebut, sebagian akan
Fokus penelitian dalam penelitian ini
dijadikan
peran Kepemimpinan
dalam
penelitian
ini.
bagian dari objek penelitian yang dipilih dan
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
dianggap
Sulawesi Utara.
mewakili
atau
representatif
keseluruhan populasi yang menjadi sumber Kepemimpinan
dalam
data yang diteliti (Sumanto 1990). Sampel
penelitian ini didefinisikan sebagai sosok
dari penelitian ini adalah pegawai di Balai
yang memiliki pemikiran visioner, bersikap
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
terbuka, memiliki komitmen yang tinggi terhadap
sampel
Sampel secara sederhana diartikan sebagai
untuk meningkatkan disiplin kerja di Balai
Peran
pegawai di Balai
Sulawesi Utara berjumlah 97 orang
Konsepsionalisasi
bagaimana
Populasi dalam
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Fokus Penelitian dan
adalah
kesimpulannya.
produktivitas
kerja,
Sulawesi Utara, berjumlah 13 orang dengan
memupuk
rincian sebagai berikut:
kompetensi dan akuntabel didalam semua
Kepala BPTP :1 orang
kebijakan,
Sub Bagian Tata Usaha:
tindakan
maupun
langkah-
langkahnya. Adapun yang dimaksud dengan
2 orang
Seksi Kerjasama dan Pelayanan : 2
Disiplin kerja merupakan kesadaran dan
orang
kesediaan seseorang untuk menaati peraturan
Sub Bagian Tata Usaha : 2 orang
organisasi baik yang tertulis maupun yang
Koordinator Program : 2 orang
tidak tertulis dan tidak mengelak untuk
Tim Pembinaan & Pengembangan SDM
menerima sanksi apabila melanggar tugas
: 2 orang
dan dan melaksanakan dengan sungguhsungguh
pekerjaan
yang
Tim Kendali mutu : 2 orang
dibebankan
kepadanya
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
5
peneliti sendiri. Peneliti kualitatif sebagai
di mana pada tahap ini penulis memberikan
human instrumen, berfungsi menetapkan
tafsiran dan penjelasan-penjelasan.
focus penelitian, memilih informan sebagai PEMBAHASAN
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas
menafsirkan
data,
data
analisis dan
a. Peran Mempengaruhi
data,
Seorang
membuat
memberikan
kesimpulan.(Sugiyono, 2008)
pemimpin
harus
pengaruhnya
dapat kepada
Teknik Pengumpulan Data yang
bawahannya, sehingga bawahannya mau
digunakan dalam penelitian ini adalah :
bekerjasama dalam merealisasikan suatu
Wawancara semi struktur, Observasi
program
dan
kegiatan.
mengembangkan
Dokumentasi
Pemimpin berbagai
dapat teknik
mempengaruhi bawahan, dan ini sebenarnya E.
Teknik Analisis Data Dalam
penelitian
mudah bagi pemimpin birokrasi publik ini,
penulis
karena kewenangan atasan sangat tinggi.
menggunakan teknik analisa data yang
Tetapi
bcrsifat deskriptif kualitatif, di mana suatu
kewenangan semata-mata, juga tidak akan
jenis penelitian yang memberikan gambaran
memberikan efek yang berarti terhadap
atau uraian atas fakta-fakta berdasarkan data
bawahan.
yang terkumpul di lapangan yang berkaitan
kalau
hanya
Kepemimpinan
mengandalkan
adalah
hubungan
erat dengan objek penelitian, kemudian data
yang ada dari dalam diri seseorang atau
tersebut dipadukan dan dianalisa secara
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk
kualitatif dengan memberikan gambaran-
bekerjasama secara sadar dalam hubungan
gambaran, interpretasi atau penafsiran atas
tugas dan untuk mencapai yang di inginkan
fakta-fakta tersebut.
pemimpin. ( George Terry: 1977).
Adapun
langkah-langkah
yang
Dilihat dari teori di atas untuk peran
dilakukan dalam menganalisa data yang ada
mempengaruhi ini belum di jalankan dengan
adalah sebagai berikut : Kategorisasi, dalam
baik oleh kepala BPTP, hal ini di kuatkan
hal ini data-data yang diperoleh dari lapangan
oleh kondisi pegawainya yang masih tidak
di kategorisasikan berdasarkan data prioritas
disiplin dalam bekerja, dengan mereka tidak
yang dianalisa dan data yang tidak di
disiplin dalam bekerja otomatis tujuan dari
prioritaskan untuk dianalisa.; Reduksi, adalah
organisasi ini tidak dapat berjalan sesuai
sebuah langkah dengan menghilangkan atau
dengan target. Agar supaya pegawai dapat
menegasikan data tertentu yang dinilai tidak
berkerja dengan baik pemimpin haruslah
perlu untuk dianalisa secara lebih lanjut
mampu
untuk kepentingan penelitian; Interpretasi,
pengaruh yang dimaksudkan adalah pengaruh
adalah tahapan akhir dari proses analisa data,
dalam bentuk pendekatan persuasive kepada
6
untuk
mempengaruhi
mereka,
pegawainya, selain itu dalam mempengaruhi
produktivitas kerja meningkat. Sementara itu
juga perlu adanya motivasi dari seorang
manfaat yang diperoleh karena bekerja
pemimpin. Jadi dapat di simpulkan untuk
dengan orang-orang yang termotivasi adalah:
mempengaruhi bawahannya yang utama
pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat.
adalah kedekatan emosional antara semua
Artinya,
pegawai dan pimpinannya. Tapi masalah
standar yang benar dan dalam skala waktu
disini
kurang
yang sudah ditentukan, serta orang akan
pendekatan atau keakraban antara bawahan
senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu
dan atasan. Jadi solusi yang konkret dari
yang dikerjakan karena ada motivasi yng
penulis
seorang
mendorongnya akan membuat orang senang
pemimpin haruslah mampu untuk merangkul
mengerjakannya. Orang pun akan merasa
semua bawahannya dalam kerja- kerja yang
dihargai/diakui.
menurut
pegawai
tentang
dilakukannya
adalah
masalah
supaya
sesuai
Menurut rangkuman wawancara di
mempengaruhi bawahannya untuk bekerja
atas kepala BPTP dalam kinerjanya masih
dengan baik sesuai dengan tugas dan tujuan
sangat kurang dalam memberikan motivasi
dari organisasi itu sendiri, pendekatan, saling
kepada pegawainya. Kebanyakan motivasi
memotivasi dan komunikasi yang baik itu
yang di berikan hanya berbentuk perintah
yang sangat di perlukan dalam menjalankan
yang memang harus di jalankan oleh
organisasi.
bawahannya. Sementara di lihat dari kinerja
b. peran memotivasi
pegawai yang ada di kantor tersebut tidak
menuntut
dia
diselesaikan
dapat
Motivasi
agar
ini
pekerjaan
agar
pemimpin
sesuai
dengan
indikator
orang
yang
menyebutkan
informasi kepada staf, agar ia menyediakan
termotivasi, dalam kinerja dari pegawai di
waktu dan melakukan usaha yang diperlukan
kantor ini, banyak yang tidak disiplin baik
untuk
dan
dalam kinerja maupun ketepatan waktu yang
stafnya
diberikan. Banyak pegawai yang bersikap
menyangkut
acu tak acu pada kerja yang di lakukan
saran-saran
rekomendasi-rekomendasi mengenai
masalah
dari
yang
kepentingan bersama. Danim
(2004)
ciri
yang
mengetahui bagaimana harus selalu memberi
memperoleh
ciri-
diatas
mereka. Mereka lebih memiliki santai dari motivasi
sebagai
pada bekerja. Dalam masalah inilah perlu
kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,
adanya motivasi yang baik dari seorang
tekanan, atau mekanisme psikologi yang
pemimpin.
mendorong seseorang atau sekelompok orang
memotivasi pegawai untuk dapat bekerja
untuk mencapai prestasi tertentu sesuai
dengan baik, untuk sementara ini kepala
dengan yang dikehendakinya.
BPTP
gairah
kerja,
belum
di
lihat
dari
menjalankannya
peran
dengan
maksimal, sehingga masih banyak masalah –
Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan
Jadi
sehingga
7
masalah yang di temui dalam kinerja dan
mengingat dia adalah pemegang kunci,
kedisiplinan pegawai di kantor ini..
khususnya informasi tentang organisasi yang
a.
dipimpinnya.
Peran Antar Pribadi Peran pemimpin
pribadi
dalam
kedudukannya
Solusi dari penulis adalah perlu
dengan
adanya kedekatan antara bawahan dengan
sebagai pemimpin dalam
atasan maupun sebaliknya baik kedekatan
suatu organisasi, adalah sebagai figur atau
formal maupun kedekatan informal, selain itu
tokoh yang cukup dihargai. Pemimpin harus
perlu adanya hubungan timbal balik dalam
menampilkan perilaku yang baik dan benar,
informasi antara atasan dan bawahan. Supaya
seperti etos kerja yang tinggi .Sulistiyani
seorang pemimpin dapat memantau dan
(2004 : 95). Di lihat dari konsep peran antar
memonitor segala sesuatu yang berhubungan
pribadi di atas dan hasil wawancara dan observasi
di
atas,
dalam
komunikasi
sangatlah
pada peran antar
kaitannya
Kemampuan
dengan kinerja pegawainya.
menjalankan
perannya, kepala BPTP bisa di katakan tidak
e.
Peran Pengambilan Keputusan
di jalankan sesuai belum di jalankan dengan
Menurut
Siagian
pengambilan
maksimal oleh kepala BPTP, memang bicara
keputusan adalah suatu pendekatan terhadap
soal kinerja dari kepala BPTP itu sendiri
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-
sudah sangat baik dan figurnya sangat di
fakta dan data, penentuan yang matang dari
segani. Dalam menjalankan peran antar
alternatif yang dihadapi dan pengambilan
pribadi kepala BPTP belum di jalankan
tindakan
dengan baik. Yang menjadi tawaran solusi
merupakan tindakan yang paling tepat dalam
dari penulis dalam memecahkan masalah di
pengambilan keputusan juga harus di lakukan
atas adalah kiranya kepala BPTP bisa
dengan berani dan tegas, selain itu aspek
bersikap tegas dalam menjalankan aturan –
pengawasan dalam kebijakan juga perlu di
aturan yang sudah, sikap pilih kasih dari
perhatikan.
yang
menurut
perhitungan
pimpinan juga dalam menegakkan aturan
Hasil wawancara dapat di simpulkan
haruslah di hilangkan. Karena dalam hal ini
dalam menjalankan peran ini kepala BPTP
seorang pemimpin haruslah menampilkan
belum menjalankan peran ini dengan baik.
penampilan yang baik bagi bawahannya dari
Dalam mengambil kebijakan kepala BPTP
segi ketegasan disiplin dan lain sebagainya,
tidak mencermati latar belakang masalah
Hal
dalam
ini
perlu
dilakukan
agar
supaya
bawahannya bisa meneladani pemimpinnya. b.
mengambil
pengambilan terkesan
Peran Informasional
kebijakan.
kebijakannya
lambat,
plin
plan
pun dan
Dalam masih tidak
komitmen dengan apa yang di tetapkan,
Peran informasional yang dimiliki
misalnya ada suatu kebijakan yang di
oleh seorang pemimpin sangat strategis,
tetapkan untuk dijalankan bersama, tapi pada
8
tahap implementasinya tidak berjalan sama
bentuk aturan, dan kaidah dalam organisasi
sekali. Begitu halnya dengan
pengawasan
tersebut baik lisan maupun tulisan yang
implementasi keputusan yang sudah di ambil
sudah di sepakati pelaksanaannya. Di kaji
juga masih sangat kurang misalnya dalam
dari teori – teori di atas dapat di simpulkan
kebijakan dalam penegakan disiplin pegawai
bahwa, bicara soal kedisiplinan terhadap
yang masih dinilai kurang baik dimana dalam
peraturan – peraturan di kantor ini masih
penegakan sangsi dari aturan tersebut masih
sangat kurang, hal ini terjadi karena masih
sangat kurang dan ada indikasi pilih kasih,
banyak pegawai yang sering melanggar
sangsi yang dimaksud adalah pemotongan
aturan – aturan yang di buat di kantor dan di
TUKIN bagi pegawai yang terlambat masuk
sepakati bersama. Misalnya masih banyak
kantor . Yang menjadi tawaran solusi yang
pegawai yang sering datang kantor terlambat,
kongkret dari penulis dalam menyikapi
tidak menaati peraturan yang mengatur
masalah diatas, adalah dimana seorang
tentang pakaian instansi, dan masalah lainnya
pemimpin perlu menguasai permasalahan
dalam menjalankan kinerja mereka tidak
dalam instansinya sebelum mengambil dan
sesuai dengan SOP ( Standar Operasional
menentukan alternatif kebijakan, ketegasan,
Prosedur ).
cepat tanggap dalam mengambil keputusan,
masalah
dan perlu pengawasan yang konkret dalam
pengawasan yang intensif dari pimpinan
implementasi keputusan tersebut agar supaya
kepada pegawainya, yang paling utama
tidak ada lagi pegawai yang melanggar
adalah pemimpin harus memberikan sangsi
aturan yang telah di buat bersama.
yang jelas dan tegas di berikan kepada para
sangat
penting
memotivasi
a.
pegawai
agar
di
pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Berdasarkan penjelasan diatas maka
mendidik pegawai untuk mematuhi dan
dapat di simpulkan dalam unsur disipilin
menyenangi peraturan, prosedur, maupun sehingga
sebenarnya
dari disiplin kerja itu sendiri sehingga
kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat
ada,
kerja
maksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan
pekerjaan baik secara perorangan maupun
yang
adanya
Disiplin Waktu Disiplin
dapat
mendisplinkan diri dalam malaksanakan
kebijakan
perlu
pegawai yang masih tidak disiplin.
untuk
pertumbuhan organisasi, di gunakan terutama untuk
adalah
dapat menimbulkan efek jera kepada para
Disiplin terhadap Peraturan – peraturan Disiplin
diatas
pelanggar peraturan supaya dalam hal ini
b). Disiplin Kerja a.
Yang menjadi pemecahan
waktu di kantor ini masih sangat kurang
dapat
disiplin. Masih banyak pegawai yang sering
menghasilkan kinerja yang baik.
datang terlambat, itu semua di akui oleh
Menurut Alex S. Nitisemito(1984)
beberapa informan yang di temui oleh
Disiplin peraturan adalah sebuah kepatuhan
penulis, selain datang terlambat ada juga
dan ketaatan dari pegawai dengan segala
9
yang sering pulang kantor sebelum waktu
haruslah mengawasi kinerja dari pegawai
kantor habis. Di lihat dari segi kinerja, dalam
agar mereka dapat bekerja dengan baik selain
menyelesaikan tugas yang di berikan oleh
itu
atasan kepada bawahan, dalam hal ini masih
perlunya kesadaran dari masing – masing
sangat lambat dan memakan waktu yang
pegawai mengenai tanggung jawab mereka,
lama, sehingga membuat banyak pekerjaan
jika ada suatu kesadaran, pasti dalam
yang menumpuk dan belum mampu untuk
menjalanan kerja mereka dapat berjalan
dikerjakan. Dalam mengatasi masalah diatas
dengan baik dan sesuai.
dalam
penyelengaraan
kinerjanya
perlu adanya kesadaran moral dari para
Berdasarkan uraian diatas, Jelaslah
pegawai yang ada. Selain itu pengawasan
peran kepemimpinan itu sangat penting
dari pimpinan dan sangsi yang di berikan
dalam mengatasi disiplin kerja pegawai.
haruslah lebih berat dari sebelumnya, agar
Keberadaan disiplin kerja amat diperlukan
supaya mereka jera untuk melakukannya.
dalam suatu organisasi, karena
c.
Disiplin terhadap tugas dan tanggung
adanya displin kerja yang tinggi organisasi
jawab
akan dapat melaksanakan program-program
Siswanto dan Prijodarminto (dalam Hapsari,
1998)
mengemukakan
dengan
kerjanya dan mencapai sasaran yang telah
bahwa
ditetapkan.
Disiplin terhadap tugas dan tanggung jawab KESIMPULAN dan SARAN
adalah suatu kepatuhan dari pegawai untuk
A. Kesimpulan
menjalakan tugas yang sudah diberikan intansi kepada mereka, dengan tepat, cepat,
Berdasarkan hasil-hasil rangkuman
dan dengan hasil yang memuaskan. Mengacu
wawancara dan pembahasan sebagaimana
pada teori diatas, dapat di nilai untuk instasi
yang telah di kemukakan pada bagian
BPTP ini belum berjalan dengan baik dan
sebelumnya, maka dapat di simpulkan hasil
maksimal, karena dalam dalam menjalankan
penelitian ini sebagai berikut:
tugas dan tanggung jawab mereka belum
1.
peranan
kepemimpinan
yang
di
bekerja secara maksimal karena dalam
jalankan oleh kepala BPTP secara
penempatan bagian kerja dari mereka hanya
keseluruhan bisa di katakan, belum
di sesuikan dengan Tunjangan kinerja jadi
maksimal, di tinjau pertama dari segi
kadang kalah dalam menempatan pegawai
mempengaruhi, dalam poin ini dalam
sudah
dan
hal ini kepala BPTP belum dapat
keterampilan yang di miliki oleh pegawai
menjalankan dengan maksimal kepada
tersebut. Hal itu yang membuat mereka
bawahanya
bekerja kurang maksimal, karena mereka di
personal antara pimpinan dan bawahan
tempatkan di tempat yang mereka tidak
masih sangat kurang. Di lihat dari segi
kuasai. Bicara soal kedisiplinan pemimpin
memotivasi, dalam hal ini juga di
tidak
sesuai
dengan
skill
10
karena
pendekatan
katakan belum maksimal karena, dari
bekerja tidak sesuai dengan SOP, serta
pemimpin itu sendiri tidak pernah
tidak disiplin dalam berpakaian.
memberikan motivasi langsung kepada B.
pegawainya untuk bekerja lebih baik. Di tinjau dari aspek antar pribadi juga
Mengacu pada hasil temuan dalam
masih belum maksimal, ini semua
penelitian ini maka dapat diberikan beberapa
terjadi karena dari kepala BPTP sendiri
saran untuk di tindak lanjuti pihak terkait,
belum tegas dalam menegakan aturan
guna mengoptimalkan kinerja dari BPTP saat
yang berlaku di instansi tersebut.
ini :
peran informasional juga belum dapat
1.
Pemimpin haruslah bersikap tegas
di jalankan dengan baik kedekatan
dalam menegakkan aturan yang sudah
antara bawahan dan atasan itu belum
di sepakati bersama, dan jangan ada
terbina, jadi
lagi
untuk aspek ini belum
sistem
tebang
pilih
dalam
berjalan dengan baik. Itu terjadi karena
menindak para pelanggar peraturan
belum ada hubungan timbal balik yang
agar tidak menimbulkan kecemburuan
baik antara bawahan dan atasan. Di
sosial. 2.
lihat dari pengambilan keputusan juga
Pemimpin dalam hal ini kepala BPTP
belum maksimal, hal ini terjadi karena,
harus juga menjaga kesejaktraan dari
lambatnya seorang pimpinan dalam
pegawai, karena itu adalah sebagian
mengambil keputusan , selain itu
motavasi, selain itu pemimpin juga
dalam pengambilan keputusan tidak
harus memotivasi pegawainya untuk
sesuai dengan kondisi dan masalah
bekerja lebih baik
yang
2.
Saran
timbul
dalam
3.
organisasi.
Perlu adanya pengawasan yang prima
Pengawasan keputusan juga belum
dari pimpinan mengenai aturan –
maksimal di jalankan oleh pimpinan.
aturan yang ada. Selain itu pemimpin
Dari segi kedisiplinan peraturan, waktu
juga haruslah dekat dengan para
dan tugas dan tanggung jawab dari
pergawai agar antara pemimpin dan
para pegawai sejauh ini masih jauh
pegawai mampu untuk bekerja sama
dari kata baik, ini di buktikan dengan
untuk kemajuan organisasi 4.
masih banyaknya pegawai yang sering
Perlu adanya kesadaran yang sungguh
datang terlambat, selain itu juga
– sungguh dari para pegawai untuk
banyak yang tidak menjalankan tugas
menjalankan
dan tanggung jawab yang di berikan
dengan
tepat
mengutamakan waktu, karena waktu
waktu,
sehingga
membuat
tugas
baik,
adalah segalanya.
banyak pekerjaan yang menumpuk,
11
dan dengan
fungsinya selalu
DAFTAR PUSTAKA
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/in
Alex .S. Nitisemito, Drs, 1982, Manajemen
dex.php/hukum/article/view/296
Personalia, Ghalia Indonesia,. Jakarta Istianto,
Bambang.
Pemerintahan
Liestiani Noorjanah, Nina Pengaruh Gaya
2009.
Manajemen
Kepemimpinan
Terhadap
Disiplin
Dalam
Persepektif
Kerja Pegawai Pada Dinas Pertanian
Pelayanan Publik. Jakarta : Mitra
Lebak
Wacana Media
http://repository.widyatama.ac.id/xmlu
Danim
,
Sudarman.
Kepemimpinan
2004. dan
Motivasi
i/handle/123456789/1182
Efektivitas
Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta George R. Terry. 1977. Principles Of Management, seventh Edition, Richard D. Irwin, Inc, Homewood, Illionis Hapsari, 1998. Disiplin Kerja Pegawai ditinjau dari persepsi Iklim Kerja Organisasi.
Semarang:
Universitas
Katolik Soegijapranata. Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Jakarta : Ghalia Indonesia Sartono, Agus. 2004, Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasinya, Edisi Kedua,. BPFE UGM, Yogyakarta Sugiyono.
2003.
Statistika
Penelitian.
Bandung : Alfabeta Sulistiyani,
A.T.
2004. Kemitraan
Model-Model
dan
Pemberdayaan.
Jogjakarta : Gava Media Sumanto. (1990). Metodologi
penelitian
Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. TITIN NUR HAYDAH. 2012. Kendala Dan
Solusi
Dalam
Peningkatan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Daerah (Studi Di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang)
12
Banten