Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat Dwi Noviar ADITYA1, PREMONOWAT1, Hari Wiki UTAMA12 Teknik Geologi UPN Yogyakarta, Indonesia1 Pascasarjana Teknik Geologi UGM, Indonesia2 *
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitan adalah mengenali karakteristik ekosistem karst yang terganggu karena kegiatan tambang warga yang belum sadar akan pentingnya sumber daya alam yang belum tepat dalam pemanfaatanya. Banyaknya penambangan yang menyebabkan pembukaan lahan secara besar-besaran tanpa disadari akan merusak ekosistem kawasan karst, penambangan tanpa kesadaran yang mempunyai dampak jauh lebih merusak daerah sekitar kawasan penambangan. Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai kekayaan alam seperti kawasan karst yang dikenal dengan julukan seribu conical hills, hampir disemua wilayah indonesia mempunyai karakteristik khusus bentukan karst, seperti perbukitan ataupun goa yang menarik untuk dikembangkan menjadi warisan geowisata karst yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi geoheritage. Metode penelitain yang dilakukan seperti studi pustaka, hasil wawancara secara random mengenai kawasan karst yang telah dilakukan penambangan ataupun pembukaan lahan, pemetaan bentuklahan daerah karst.Hasli penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif dan negatif ekosistem karst, identifikasi kawasan karst dalam suatu sistem endokarst dan eksokarst, observasi morfologi yang sudah terkena dampak penambangan dan pembukaan lahan di kawasan karst serta memberikan rekomendasi untuk pemerintah dan stakeholder company sebagai perusahaan bisa ikut mengelolah dan menjaga kawasan karst yang ada di Indonesia. Kata kunci : Ekosistem karst, Kegiatan masyarakan kawasan karst, morfologi karst, pengelolaan dan pemanfaatan kawasan karst.
I.
Pendahuluan
Latar Belakang Topografi karst adalah pembentukan rupa bumi yang unik dengan kenampakan atau fenomena khas akibat proses pelarutan dan pengendapan kembali CaCO3 diatas dan dibawah permukaan bumi, selain itu, bentang alam karst seperti karst juga dapat terjadi dari proses pelapukan, hasil kerja hidrolik misalnya pengikisan, pergerakan tektonik, pencairan es, dan evakuasi dari batuan beku (lava).
Karena proses utama pembentukanya bukan pelarutan, maka bentang alam demikian disebut pseudokarst (Milanovic, 1996). Sementara itu karst yang berbentuk oleh pelarutan disebut treukarst (Sari Bahagiarti, 2004). Salah satu potensi yang ada di daerah karst adalah air bawah tanah yang tersimpan dalam bentuk morfologi karst dimana batuan karbonat bertindak sebagai akuifer dengan jumlah penyimpanan air tanah yang melebihi akuifer jenis lain. Air
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
tanah merupakan salah satu unsur sumber daya alam (“Natural Resoursces”) yang sangat penting keberadanya untuk kehidupan makhluk hidup ( Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan) karena menunjang berbagai aktifitas kehidupan. Metodelogi Pengumpulan data-data sekunder yaitu sekumpulan peta-peta tematik yang berhubungan dengan potensi karst dan ekosistem. Melakukan interpretasi peta
dasar (basic map) skala 1 : 25.000 untuk menentukan batas kawasan karst, mengintervarisir potensi karst dan morfologinya yang mempunyai peranan penting bagi ekosistem kawasan karst. Melakukan surfei lapangan untuk mengetahui keadaan geologi dan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan ekosistem karst dan wawancara kepada penambang dan warga sekitar lingkungan karst. Analisis bentuklahan, pola pengaliran dan bentuk-bentuk geometri karst di eksokarst dan endokarst.
II. Tujuan Penelitian
Geology Regional Karst
Maksud dan Tujuan
Karst adalah proses alam yang menyebabkan terbentuknya karst akibat peresapan dan pelarutan air (hujan) pada lapisan batugamping yang terjadi secara alami selama ruang dan waktu geologi. Bentang alam karst yang sangat spesifik secara morfologi, geologi, maupun hidrologi. Dapat menghasilkan bentuklahan yang berkembang di permukaan (eksokarst) fenomena yang dijumpai berupa bentukan negatif atau cekungan seperti dolone, uvala, polje, dan bentuk positif atau bukit seperti conical hill dan di bawah permukaan ( endokarst) yang dijumpai seperti gua, sungai bawah tanah, saluran dan terowongan. ekosistem karst yang rusak karena akibat kegiatan di permukaan dan dibawah permukaan. Banyaknya pembukaan lahan untuk pemukiman dan penambangan batugamping dan marmer di kawasan karst sangat merusak dan tidak tepat pemanfaatanya, dimana belum ada standar penambangan yang baik dengan cara menjaga ekosistem karst tanpa terganggu
Untuk mengetahui seberapa besar dampak lingkungan yang dihasilkan oleh kerusakan ekosistem kars berdampak negatif terhadap daerah sekitar kawasan kars. Banyaknya aktifitas manusia yang berdampak besar seperti penambangan batugamping, pembukaan lahan pemukiman dan pemanfaatan yang belum tepat seperti dibangunya tempat pembuangan sampah di daerah karst. Ada beberapa lokasi pengamatan yaitu didaerah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Padalarang Kab.Bandung, Tuban Jawa Timur dan Pulau Yapen Papua.
Analisa dan Pembahasan Karakteristik ekosistem karst meliputi bentuklahan, pola pengaliran, sungai bawah tanah (groundwater) dan bentukan geometri karst. Pemanfaatan daerah karst belum memenuhi standar lingkungan yang baik sehingga banyak
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
akibat kegiatan penambangan dan pembukaan lahan secara besar-besaran.
Gambar1. Model kawasan Karst
Ekosistem karst sangat penting bagi kehidupan hayati dan hewani, dimana karst mempunyai manfaat seperti air yang sangat melimpah pada sistem sungai bawah tanah, dimana sungai bawah tanah tidak akan kering dan berkurang ketika musim kemarau melanda, karena sistem sungai bawah tanah merupakan hasil dari larutan air permukaan yang masuk melalui rekahan ataupun pori pada batugamping, sehingga bisa membuat jalur sungai bawah tanah yang besar dan sumber airnya berasal dari vodose zone. Rusaknya sistem air tanah dan berkurangnya debit air diakibatkan banyaknya penambangan yang secara besar-besaran tanpa memeperhatikan aspek geohidrologinya, seperti litologi, struktur geologi serta zona vadose sebagai wadah airtanah (groundwater). Sehingga semakin banyak penambangan dan pembukaan lahan secara dengan skala besar dapat mengakibatkan rusaknya sistem air tanah dan dampak terburuknya bisa membuat sistem air tanah tidak berfungsi. Hasil surfei lapangan didapatkan gambaran geomorfologi daerah karst, dimana pembagianya dari perbukitan karst yang dikontrol oleh erosional dan
struktural morfologi yang dihasilkan berupa tebing landai sampai terjal, mata air, lembah karst, dolina, uvala dan polje (Eksokarst). Geomorfologi bawah permukaan dimana yang berkembang adalah goa-goa sungai bawah permukaan yang menjadi prioritas utama dilindungi dan perlu pengawasan karena sangat penting bagi keseimbangan dan keberlanjutan kehidupan mahluk hidup didaerah sekitarnya. Struktur geologi dan litologi sebagai pengontrol memiliki implikasi terhadap air terjun bawah permukaan. Pelarutan dari batugamping pada kawasan karst membentuk struktur karst yang begitu menarik, seperti stalaktit dan stalakmit (Endokarst). Peraturan terbaru yang memuat tentang perlindungan kawasan karst adalah PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Peraturan ini cukup ketat dan membawa angin segar bagi kelestarian kawasan karst. Peraturan pemerintah ini tidak lagi dikenal sebagai Kawasan Karst Kelas I, Kelas II atau Kelas III. Peraturan ini berisikan tentang semua bentang alam karst dan goa yang termasuk dalam “Cagar Alam Geologi” (Pasal 60 ayat 2 poin C dan F). Penambangan kawasan karst sangat berpengaruh besar terhadap ekosistem. Kenampakan karst akibat penambangan yaitu berubahnya topografi karst yang khas dan indah, tidak stabilnya lereng karst, rusaknya tanah daerah karst, berubahnya ekosistem air permukaan dan air tanah, hilangnya vegetasi karst, berubahnya ekosistem flora dan fauna dan meningkatnya polusi udara di area kawasan penambangan.
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Kurangnya koordinasi antara pembangunan wilayah pemerintahaan dan ilmu pengetahuan tentang kawasan karst bisa menjadi dampak negatif, hal ini diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai hal tersebut. Maka dari itu perlunya penelitian tentang pelestarian kawasan karst yang berguna untuk kesetimbangaan kawasan karst kedepannya. Minimnya pengetahuan dan kesadaran tentang pelestarian kawasan karst, seperti “Tempat Pembuangan Sampah(TPS)” di area kawasan karst yang sangat berbahaya dan merugikan ekosistem disekitarnya. Penelitian didaerah Pulau Yapen Papua menunjukan kurangnya kesadaran pemerintah akan dampak negatif pembangunan TPS di daerah karst yang akan mencemarkan airtanah karena keberadaanya tepat pada daerah resapan (recharge area) air tanah sehingga air pada daerah sekitar TPS tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk lingkungan sekitar dikarenakan keberadaannya yang sudah tercemar. Peran penting ahli geologi sangat penting untuk berkerjasama dalam membangun dan merencanakan tata kota dan pembangunan sehingga menjadi daya dukung lingkungan yang lebih baik. Kawasan karst bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan secara keseluruhanya, tetapi harus didasari atas rekomendasi tenaga ahli seperti geologi yang lebih mengetahui tentang kondisi dari suatu sistem ekosistem karst, sehingga pemanfaatan dan keekonomiannya bisa saling mendukung. Sumberdaya karst adalah bahan yang tak tergantikan, karena proses pembentukan dari suatu sistem karst sangatlah lama dalam skala waktu geologi.
Kawasan karst bisa dimanfaatkan untuk wisata alam, diantaranya danau, goa, bukit-bukit karst, airtanah, mata air. Beberapa wisata karst yang sudah maju dan berkembang contohnya didaerah wonosari banyak obyek wisata kawasan karst.
Kesimpulan Prioritas kawasan karst untuk kepentingan masyarakat luas sangatlah penting, pemanfaatan, keekonomian ataupun dampak negatif yang akan ditimbulkan akibat aktifitas masyarakat didaerah karst. Peran ahli lingkuangan seperti geologi sebagai fasilitator keilmuwan berwawasan lingkungan merupakan solusi untuk menangulangi kerusakan akibat penambangan, pembukaan lahan dan lokasi tempat pembuangan sampah. Kerjasama yang baik antara ahli geologi lingkungan dengan pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana suatu daerah. Pemanfaatan kawasan karst sebagai obyek wisata yang sangat berpotensi untuk mendatangkan wisatawan asing maupun domestik sehingga tersedianya lapangan kerja yang baru dan dengan hal ini bisa menambah pendapatan suatu daerah.
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Referensi
Hadi Purnomo, Sugeng. 2005. Prosiding Mapping dalam Seminar Nasional di ITS Surabaya. Klasifikasi Kawasan Karst Menggunakan Landsat TM7 Daerah Wonosari, Yogyakarta. Lokbeck, A.K., 1939, Geomorfology, McGraw Hill Book & Co Inck, New York Monroe, W.H., 1976, The Karst Landfroms of Puerto Rico, U.S Gambar 2. Wisata Daerah Karst
Grovermment Printing Office, 69 hal. Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, Vol IA, Martinus Nijhoff, The Hague, 792 hal. Zuidam,van, 1983. Guide to Geomorphologic Aerial Photography interpretation and Mapping, ITC, Enschede The Netherlands
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Gambar 3. Lokasi penambangan batugamping didaerah Padelarang Bandung
Gambar 4. Lokasi penambangan batugamping didaerah Padelarang Bandung
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Gambar 5. Lokasi penambangan batugamping didaerah Ciampea Kab. Bogor
Gambar 6. Lokasi penambangan batugamping didaerah Tuban Jawa Timur
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Gambar 7. Lokasi penambangan batugamping didaerah Wonosari Yogyakarta
Gambar 8. Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Pulau Yapen Papua