TlNJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Prinsip Koperasi Koperasi adalah satu bentuk Organisasi idaman yang dianggap ideal oleh para pemikir dan pencetusnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bentuk ideal dari Koperasi tercermin dan asal kata Koperasi itu sendiri yaitu kejasama atau bekerjasarna (dalam bahasa Latin disebut : "cooperatio" artinya kerjasarna dan bahasa Inggris : "cooperation" berasal dari kata "co" artinya bersama "operation" artinya bekej a atau berusaha). Definisi Koperasi berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.25 tahun 1992 (UU RI No.2511992) Bab I, adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. The International Cooperative Alliance (ICA) dalam Kongres Seratus Tahun ICA di Manchester lnggeris tahun 1995 mendefinisikan Koperasi sebagai : perkurnpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi sosial dan budaya mereka ying sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Adapun definisi Koperasi "yang sebenamya" menurut Roy (1969) adalah satu usaha Organisasi sukarela, yang kegiatannya adalah berdasarkan biaya, modal dan pengawasan yang dilaksanakan oleh Anggota dan resiko ditanggung secara proporsional berdasarkan partisipasi Anggota. Asal dari gerakan Koperasi adalah dari Eropah, gerakan yang berkembang pada waktu revolusi industri yaitu satu kurun waktu yang dapat digambarkan sebagai periode dimana terdapat perubahan yang sangat cepat dalam ha1 p e ~ b a h a nsosial dan teknologi (Miinker, 1989). Banyak
ide-ide yang rnenjadi
latar belakang
yang
inendorong
pembentukan Koperasi di Eropah pada tahun 1700-an (Suwandi, 1995) : " ...(1) "Friendly societies" di lnggris perkurnpulan dengan solidaritas tinggi untuk tolong menolong. (2) "Penny capitalist" di Inggis yaitu kesepakatan dari para pekerja atau kuli pelabuhan untuk mendirikan pabrik pengolahan tepung terigu dan pada waktu yang bersamaan yaitu tahun 1696 sekelompok penganyam di Skotlandia rnengumpulkan uang untuk
membeli bahan baku dari barang-barang,yang akan mereka kejakan. (3) Kelompok Robert Owen penganut sosialisme di Inggris pada tahun 1817 membuat rencana Koperasi yang mau diperjuangkan di parlemen, walaupun gaga1 tetapi tents giat mengorganisir masyarakat dalam perkumpulan-perkumpulan di lnggris dan di Amerika Serikat. (4) Aliran "Chartist" di Inggris tahun 1830, yaitu kelompok-kelompok yang bejuang untuk mengubah anggaran dasar (charter) yang ada demi perbaikan nasib dan terbitnya People's Charter pada tahun 1838. (5) Gerakan Dr. Wiliam King di Inggris yang bersamaan dengan kaum "Chartist". Gerakan Dr. King berbeda dengan "Chartist" yang m e ~ p a k a ngerakan politik,@dalah gerakan kehidupan berkoperasi, mengorganisir buruh pabrik dalam rangka memenulu kebutuhan hidup (6) Bank Rakyat yang muncul dengan dikenalkannya Pinjaman oleh Bank of Scotland, tanpa agunan seperti biasanya, tetapi berdasarkan kepada watak dan karakter dari sipeminjam yaitu pemilik toko, pengrajin dan petani. Pendekatan yang terbatas ini menjadi dasar perkembangan Koperasi Simpan Pinjam dan (7) Pelopor dari Rochdale lnggris yang yang disebut sebagai Koperasi yang pertama sekali yang sukses, yang berdiri pada tahun 1844, dengan pelopor 28 orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda : politikus, buruh, pemuka agama dan pengikut dari berbagai kelompok yang dikemukakan diatas. Para pelopor ini berhasil menyatukan ide dalam pemikiran yang utuh dalarn prinsip-prinsip dasar atau sendi dasar Koperasi." Prinsip Koperasi Rochdale yang terkenal itu adalah : (1) Pengendalian secara demokrasi. (2) Keanggotaan yang terbuka. (3) Bunga terbatas atas modal. (4) Pembagian Sisa Hasil Usaha kepada Anggota secara proporsional dengan
pembeliannya. ( 5 ) Pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan. (6) Tidak boleh menjual barang-barang palsu. (7) Mengadakan pendidikan bagi Anggotaangotanya tentang asas Koperasi dan perdagangan yang saling membantu dan (8) Netral dalam aliran agama dan politik. Adapun prinsip dasar Koperasi yang diputuskan pada Kongres Seratus Tahun ICA di Manchester tahun 1995 adalah (1) Keanggotaan yang sukarela dan terbuka. (2) Pengawasan demokratis oleh Anggota. (3) Partisipasi Anggota dalarn kegiatan ekonomi. (4) Otonom dalam kemandirian (Independence). ( 5 ) Pendidikan, Pelat~handan Penerangan. ( 6 ) Kejasama antar Koperasi dan (7) Kepedulian terhadap masyarakat.
Prinsip
dasar
Koperasi
berdasarkan UU RI No.2511992 (Bab I11 pasal 5) adalah
di
Indonesia
bahwa, P -
:
Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi (1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. (2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis. (3) Pembagian hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besamya jasa usaha masing-masing
Anggota. (4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal dan (5) Kemandirian.
m,dalam pengembangan Koperasi, Koperasi rnelaksanakan
pula prinsip Koperasi. (1) Pendidikan perkoperasian dan (2) Kejasama antar Koperasi. Prinsip yang diputuskan di Manchester begtu juga prinsip dasar Koperasi di Indonesia kiranya mengacu kepada prinsip Koperasi Rochdale, namun prinsip i)
Koperasi Rochdale yang merupakan ide dasar dari Koperasi seiara umum tersebut telah berkembang sehingga mencakup : (1) Solidaritas untuk membantu diri sendiri (self help solidarity). (2) Demokrasi. ( 3 ) Ekonomi. (4) Kebebasan. (5) Keadilan. (6) "Altruisme" atau sifat mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri dan (7) Peningkatan kesejahteraan sosial (Miinker, Gachanya, 1989). Perkembangan ini merupakan perkembangan ide
1974
umum yang berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi
akan tetapi dalam praktek
pelaksanaannya terlaksana dengan berbagai variasi seperti yang tertera dalam Gambar- I. Berdasarkan definisi, pengertian, latar belakang terjadinya gerakan Koperasi dan prinsip Koperasi dapat dikemukakan bahwa Koperasi merupakan Organisasi ekonomi yang benvatak sosial dengan tujuan bukan hanya sematamata bisnis mencari keuntungan tetapi memherikan pelayanan, memberikan kepuasan kepada Anggotanya, Koperasi adalah Organisasi yang aktivitasnya : dari, oleh dan untuk Anggotanya. Dan segi Organisasi, Koperasi mempunyai ciriciri khas yaitu merupakan : 1. Kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Bertujuan untuk memperkuat kedudukan ekonomi dari Anggotanya. 3 . Ada kewajiban Anggota menyumbang untuk permodalan.
4. Risiko dan keuntungan
yang timbul akibat usaha Koperasi dipikul dan
dinikmati bersama secara proporsional. 5. Usaha utama Koperasi adalah pada bidang ekonomi walaupun Koperasi dapat
mengejakan yang menyangkut bidang sosial.
6. Kepemirnpinan dan juga manajemen Kope~asitercermin dalam pengeiolaan secara demokratis dan ketatalaksanaan secara terbuka.
3)
Ideotltasseba~aim l ~ # k p i a r g g a a
-{+
-
Pembstasn bamakw dsyan yaw b k a n a"gQ~
81 ~isbhuvhaul yam w m i k a n recara mniamuocul~I&newmzw.a&k-
.
Garnbar-1 : Ide, Prinsip dan Pelaksanaan Koperasi Sumber : Miinker, 1974
Gachanja (1989)
Perkembangan Koperasi Pada dasawarsa terakhir ini, Koperasi telah terbentuk disebagian besar bagian dunia (sekitar 700 juta orang di dunia telah rnenjadi Anggota Koperasi), di bawah iklim yang berbeda-beda untuk melayani kebutuhan yang berbeda-beda pula. Pemyataan tersebut dikernukakan oleh Book (1994) yang juga rnenyatakaa bahwasanya :
1
~ ~ n t a b a $ a s e s u a ~ m a ~ a ~ ~ n g ~ m ~ ~ n
"...(I) Di negara-negara industri maju, Organisasi-Organisasi Koperasi yang telah mapan biasanya memperluas usahanya dan menjadi p e ~ s a h m nbesar. Kegiatan-kegiatannya menjadi semakin khusus melalui kegiatan Organisasi tingkat sekunder dan tersier. Banyak diantaranya telah n~elaksanakan praktek-praktek yang bersifat menantang nilai-nilai tradisional, misalnya dalam pemupukan modal serta penggunaan bentuk-bentuk usaha perseroan (joint stock company). (2) Di negara-negara sedang berkembang, pada dasawarsa 60-an dan 70-an banyak yang telah memilih Koperasi sebagai sarana pejuangan ekonomi sosial dan memberi tugas yang cukupDberat kepada Koperasi dalam rangka strategi pembangunannya. Dalam hubungan ini, dapat dikatakan Organisasi Koperasi masih pada tingkat awal yang sedang mencari bentuk yang tepat, khususnya dalam menentukan hubungan dengan pemerintah agar sebagai Koperasi dapat bekej a secara efektif. (3) Di negara-negara dengan sistem ekonomi terpusat yaitu Eropah Timur dan bekas Uni Sovyet, Koperasi sedang dalam proses mencari jati diri yang barn sebagai bagian dari masa transfonnasi yang sedang berjalan." Perkembangan Koperasi di negara bcrkembang yang direview Enriquez (1986), memperlihatkan bahwa segera setelah Perang Dunia 11, Koperasi menjadi populer sebagai alat untuk meningkatkan pembangunan nasional terutama bagi negara yang barn merdeka. Berdasarkan laporan badan-badan Intemasional : Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), International Labor Organisation (ILO) dan laporan dari negara-negara berkembang memperlihatkan bahwa dukungan (support) secara politis terhadap Koperasi di negara berkembang cukup besor. Perkembangan Koperasi secara global yang diperlihatkan oleh Statistik Koperasi ICA (Tabel-1) adalah pesat dan Koperasi Kredit merupakan ICoperasi yang paling berhasil. Pada tahun 1960 Anggota Koperasi Kredit 26 % dari total Anggota Koperasi dunia dan merupakan urutan kedua setelah Koperasi Konsumen. Pada tahun 1986 menjadi 32% (yaitu 170 juta Anggota Koperasi Kredit dari 540 juta Anggota Koperasi dunia) dan menempati urutan yang tertinggi Di Indonesia, awal mula perkoperasian adalah berdirinya Bank Bantuan dan Tabungan Pegawai bangsa Indonesia oleh R.Aria Wiria Atmadja seorang patih dari Punvokerto pada tahun I895 (Suwandi.1985) yang bertujuan rncmbantu pegawai negeri bumi putera, petani dan tukang. Walaupun Bank tersebut tidak pcrnah disebut sebagai Koperasi akan tetapi prinsip dasar yang dianut oleh Bank tersebut dikenal sebagai prinsip swadaya (self help) yang merupakan prinsip dari >
Koperasi (Nasution, 1990, Krisnamurthi,l998).
Tabel-1 . Indikator perkembangan Koperasi dunia : jumlah Anggota Cjuta Orang) Jenis Koperasi
No. I. 2. 3.
4. 5. 6.
7. 8.
Konsun~en Pertanian Pekerja Perikanan Kredit Perurnahan Serba usaha Lain-lain
1960
1970
1980
1986
88 31 4 2 48 3
120 48 6
133 6
122 60 6
2
2 123
170
65
83 7
15
-
~
Jumlah
2 u
15 133
8
17
16
32
184
283
360
5pO
Sumber : Statistik ICA (Btiok, 1994)
Berdasarkan sejarah perkembangan Koperasi di Indonesia, Koperasi (sebagai Organisasi) menurut Krisnamurthi (1998) telah melewati 4 periode : "...Penode-I, masa sebelum kemerdekaan, Koperasi telah menjadi alat pejuangan politik dan pejuangan sosial-ekonomi melawan penjajah. Aspek kemandirian dan membangun kekuatan bersama sangat mewarnai perilaku Organisasi dan pengembangan kegiatan Koperasi. Periode-11, setelah kemerdekaan hingga UU RI No.1211967, Koperasi banyak menjadi ajang mencari dukungan dan memberi pengaruh kepada rakyat oleh kekuatankekuatan politik yang ada. Aspek sosial dalam Organisasi .Koperasi ditonjolkan, guna memberi legitimasi bagi aspek politik, dan kedua aspek tersebut dijadikan prasyarat bagi pencapaian fungsi ekonomi Koperasi. Periode-111, sejak UU RI No.1211967 hingga UU RI No.2511992, Koperasi menjadi bagian dari usaha memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, khususnya pangan. KUD dibentuk dan mendapat tugas untuk rnendukung usaha pencapaian swasembada pangan (beras) sekaligus sebagai wahana untuk menumbuhkan kegiatan ekonorni rakyat di pedesaan. Pada periode ini pendekatan-pendekatan program yang terencana secara terpusat dan peran pemerintah yang besar banyak mewarnai kegiatan KUD. Periode-IV, mulai UU RI No.2511992 sampai sekarang. Pada periode ini Koperasi termasuk KUD berada dalam lingkungan yang berubah dinamis. Pembangunan nasional Indonesia memasuki PJP 11, pendapatan dan kesadaran masyarakat (Anggota Koperasi) meningkat, dunia memasuki era kesejagatan dan keunggulan menjadi keharusan untuk bertahan dan berkembang." Koperasi yang berkembang di Indonesia semenjak tahun 1973 adalah Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai penjabaran UU R1 No.12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian
khususnya yang menyangkut pembangunan
pedesaan yang dinyatakan dalam kebijaksanaan pemerintah melalui Instruksi Presiden No.4 tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pemeliharaan Badan Usaha Unit Desa (BUUD) yang merupakan cikal bakal atau bibit dari KUD.
Departemen Koperasi dan Pemeliharaan ~engusahaKecil dan Menengah (Depkop PK & M) Republik Indonesia membedakan Koperasi atas Koperasi Unit Desa (KUD) yang merupakan Koperasi Pedesaan dengan Koperasi Perkotaan (KOPTA). Berdasarkan Statistik Koperasi dan Pengusaha Kecil (Depkop PK & M, 1993 dan 1997) perkembangan KUD dan KOPTA adalah sebagai berikut : I.
Jumlah Unit Koperasi KUD dan KOPTA diseluruh Indonesia, tahun 1969 sebanyak 14.949 unit, pada tahun 1996, KUD dan KOPTA menjadi 98.143 unit, yang terdiri dari KUD 9.226 unit (16%) dan KOPTA 48.917 unit (84%).
2. Jumlah Anggota Koperasi pada tahun 1969 seluruh Indonesia adalah sebanyak 2.723.056 orang yang terdiri dari jumlah Anggota KUD sebanyak 1.038.088 orang (38%) dan jumlah Anggota KOPTA sebanyak 1.684.968 orang(62%). Pada tahun 1966 jumlah Anggota KUD dan KOPTA menjadi 26.978.682 orang yang terdiri dari Anggota KUD sebanyak 13.513.434 orang (50.1%) dan Anggota KOPTA sebanyak 13.465.248 orang (49.9%). 3. Volume usaha Koperasi pada Pelita I sebesar 615 milyar rupiah sedangkan pada Pelita V (Desember 1993) volume usaha telah meningkat menjadi 8.468 triliyun rupiah. Pada tahun 1966 volume usaha 11.5 13 triliyun rupiah yaitu KUD 5.967 trilyun (52%), KOPTA 5.546 trilyun rupia (48%). 4.
Jumlah Simpanan Koperasi pada Pelita I adalah sebesar 6,s milyar rupiah dan pada akhir Pelita V (Desember 1993)jumlah Simpanan menjadi 1.122,5 milyar rupiah.
5.
Sisa Hasil Usaha ( S W ) pada awal Pelita I (197311974) sebesar 1,2 milyar rupiah, sedangkan pada tahun ke-111 Pelita V (1991/1992) jumlah SHU sebesar 133,6 milyar rupiah. Pada tahun 1996 SKU.; 451 miiiar rupiah yaitu KUD 146 miliar rupiah (32%) dan KOPTA 305 miliar rupiah (68%). Data statistik Koperasi KUD dan KOPTA yang dikemukakan diatas belum
termasuk Credit Union (CU) yang didirikan pada awal tahun 1970 di Indonesia. Pada waktu pendirian CU berhasil mendapat dukungan politik meskipun tarnpil diluar kerangka kebijaksanaan pemerintah, yang pada waktu itu mengutamakan jxmbentukan Koperasi Pedesaan dalam satuan wilayah kecamatan mulanya bemama BUUD dan kemudian KUD. Hal ini terjadi karena Dewan Kurator BWI merupakan tokoh-tokoh dari berbagai bidang (Raharjo,1995). Sebagaimana
perkembangan CU secara global, CU di Idonesia juga berkembang secara pesat meliputi : jumlah Simpanan, jumlah Kekayaan per CU dan per Anggota adalah rendah pada awalnya (tahun 1970), tetapi 24 tahun kemudian (tahun 1994) keadaan telah berubah seperti yang terlihat dalam Tabel-2. Pada tahun 1994 Simpanan CU 41,5 miliar rupiah lebih atau rata-rata Rp.192.0001Anggota dan Kekayaan CU hampir 64 miliar rupiah yaitu rata-rata D
Rp.294.000lAnggota. Pertambahan rata-rata per tahun dari tahun 1970-1994 ~
cukup pesat seperti yang tertera dalam kolom akhir Tabel-2. Tabel-2. Perkembangan CU di Indonesia : 1970-1994 No. 1. 2. 3. 4.
Jumlah CU
Anggota Simpanan Kekayaan
Satuan
1970
Unit Orang Ribuan Rp. Ribuan Rp.
1994
Perkembangan Pertahun (%)
1.512 16.799 41.525.808 63668,685
9 733 1.259 1.343
700 1.210 137.430 197.230
Sumber : BP31, 1995 (diolah)
Tabel-3. Keadaan KUD dan CU di Indonesia tahun 1973-1992 -
1973 No. Uraian 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Jumlah Simpanan AnggotaKoperasi SirnpananlKoperasi SimpananIAnggota
~
-
-
~~p
~
1992
Satuan Unit Ribuan Orang Jutaan Rp. Orang Ribuan Rp. Rupiah
KUD
CU
2.361 1.264 6.788 535 2.875 5.370
72 5 14 69 190 2.800
KUD 8.749 20.506 1.122.500 2.344 128.300 54.740
CU 1.352 197 28.951 146 21 4 1 0 146.960
Sumber : Statistik Koperasi dan Pengusaha Kecil, 1993 dan BP31, 1995 (diolah).
Tabel-3 dan Gambar-2 menjelaskan bahwa walaupun KUD berkembang dengan laju yang pesat dalam pertambahan jumlah unit KUD, jumlah Anggota dan Simpanan, akan tetapi jika dibandingkan dengan perkembangan CU, maka terlihat bahwa perkembangan CU jauh lebih pesat yang dapat dilihat pada histogam (Gambar-2). Kecepatan pertambahan rata-rata pertahun dari CU dibanding KUD pada tahun 1973-1992 lebih rendah dalam hat peningkatan
jumlah Anggota per unit Koperasi, tetapi keragaan lainnya baik per Anggota dan per unit dari CU lebih tinggi dibanding KUD, seperti yang tertera pada histogram Gambar-2.
-
--
-
-
Keterangan A = Jumlah Koperasi, B = Jumlah Anggota, C = Jumlah Simpanan, D = AnggotalKoperasi, E = SimpananfKoperasi,F = SimpananlAnggota
Gambar 2. Histogram perbandingan perkembangan KUD dan CU di Indonesia tahun 1973 - 1992 Organisasi KUD dan CU Berdasarkan Inpres No.4 tahun 1994, KUD adalah satu Qrganisasi ekonomi yang benvatak sosial dan merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri guna meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan Anggota khususnya dan masyarakat pada umunlnya. Wilayah kerja KUD mencakup daerah dimana para Anggota bertempat tinggal sebagai. wilayah keanggotaannya, meliputi satu atau sekelompok desa yang saling berdekatan yang luasnya didasarkan pada pertimbangan ekonomis dan kemampuan pelayanan sehingga memungkinkan perkembangan satu KUD yang kuat. Pengurus KUD dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang merupakan kekuasaan tertinggi KUD, dimana Pengurus adalah pemegang kuasa rapat Anggota. Pengurus beriugas (1) Mengelola KUD dan usahanya, (2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan anggaran belanja Koperasi, (3) Menyelenggarakan RAT, (4) Mengajukan laporan keuangan dan pertangbwng jawaban pelaksanaan
tugas, (5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib,
( 6 ) Memelihara daftar buku Anggota dan Pengums serta (7) Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada RAT atau Rapat Anggota Luar Biasa. Pengurus Koperasi adalah mereka yang dipilih oleh Anggota melalui RAT untuk menjabat sebagai Pengurus
yang
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Manajer dan karyawan adalah mereka yang bekeja pada Koperasi dan diangkat serta diberhentikan oleh Pengurus m
Koperasi (UU RI No.2511992)
Stmktur Organisasi KUD berdasarkan tingkatannya adalah Koperasi Primer (KUD), Koperasi Pusat (Tingkat Daerah Tingkat II), Koperasi Gabungan (Tingkat Daerah Tingkat 1) dan Induk Koperasi (Tingkat Pusat), sedangkan pada tingkat unit KUD Struktur Organisasi adalah seperti yang digambarkan dalam Gambar-3. Dari Struktur Organisasi KUD terlihat bahwa usaha Simpan Pinjam (Kredit) merupakan sebahagian dari usaha KUD. Yang melaksanakan Koperasi Simpan Pinjam sepenuhnya adalah Koperasi Simpan Pinjam sendiri dan Koperasi Pasar merupakan Koperasi Perkotaan (KOPTA). Sebagai Koperasi, C U diorganisir oleh sekelompok orang untuk melayani Anggotanya dengan pclayanan utama : ( 1 ) Akumulasi modal dari a&umulasi Simpanan yang mudah dan menyenangkan. (2) Sumber Pinjaman dengan bunga normal dan (3) Kegiatan pendidikan dimana Anggota dididik mengatur dan mengontrol uangnya. (BK31, 1994). CU sebagai
Koperasi yang terorganisir
diantara sekelompok orang dengan satu ikatan pemersatu (common bond of interest) dan beroperasi berdasarkan peraturan tertentu, meningkatkan sifat hemat dari Anggotanya,
menciptakan sumber kredit untuk kegunaan usaha yang
produktif dan cermat, rnendidik Anggotanya menggunakan uang secara bijaksana dan melaksanakan training teknik Koperasi (Mutis,1983). Pada awalnya, Struktur Organisasi CU secara nasional adalah COCU (Credit Union Council Ofice) didampingi oleh Dewan Penyantun dan berkembang dengan terbentuknya Badan Koordinasi Nasional Koperasi Kredit (BKNKK) pada tahun 1980. Terakhir, Organisasi CU berdasarkan tingkatannya terdiri dari Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) di tingkat
nasional mengkordini~Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D) di daerah tingkat I (ada 26 BK3D seluruh Indonesia) yang dikembangkan menjadi
Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) pelaksana Pinjaman antar CU (inter lending) membawahj Wilayah Koordinator di daerah tingkat I1 yang mengkordinir kegiatan CU. Di tingkat unit CU Organisasi terdiri dari : (1) Dewan PimpinanIPengurus meliputi Ketua, Sehetaris dan Bendahara (adakalanya dilengkapi dengan Walal Ketua dan Wakll Sekretaris), (2) Badan Pemeriksa terdiri dari : Ketua, Penulis dan Anggota dan (3) Panitia-panitia (Panitia Kredit, Panitia Pendidikan, dll) terdiri U
dari atas : Ketua, Penulis dan Anggota dan Penasehat atau pelindung (Gambar-4).
I
CzIZl
Rapat Umum Anggota
I
Pengawas
e Manajw Utama
I
Manajer Waserda
Manajer
Garnbar 3 : Struktur Organisasi KUD Sumber: Depkop PK & M, 1995
I
Rapat Umum Anggota
I I
I
-
Manajer / Staff
Gambar 4: Struktur Organisasi CU Sumber: Liman, 1991; Turnip, 1995.
~. ,;~,.
' I
6
\
3
......... ,,
__,;-;,I!:,$$-.% $
(?, r.
I-.
:y,;
'1
',I
_~ >
~h,
Dari Struktur Organisasi CU terlihat bahwa pengelolaan CU dilaksanakan oleh panitia-panitia. Panitia Kredit benvewenang dalam bidang Pinjaman, panitia Pendidikan bertugas dalam pendidikan, penyuluhan Anggota d q melakukan interaksi antar Organisasi dan Anggota. Bendahara CU sebagai pelaksana administrasi keuangan sedangkan Badan Pemeriksa yang kedudukannya setara dengan Dewan Pimpinan bertugas mengawasi jalannya Organisasi.
i)
Keberhasilan Koperasi Keberhasilan Koperasi dalam bisnis dengan lingkungan yang dinamis tergantung kepada (I) Daya saing dari pasar
yang tercermin dari kepuasan
pelanggan, kualitas produksi maupun pelayanan dan tingkat harga. (2) Efisiensi bisnis dalam ha1 pemanfaatan teknik produksi, metoda Kepemimpinan dan situasi pasar dan (3) Perkembangan operasi bisnis adalah program perluasan (expansion program), kebutuhan pasar dan pengembangan dari tujuan (Enriquez, 1986). Ukuran untuk menentukan keberhasilan satu Organisasi yang direview oleh Campbell, 1973 & Sters (1985) menghasilkan 19 peubah (variabel) yang digunakan secara has, namm dikemukakan bahwa yang paling menonjol adalah penggunaan : (1) Keselumhan prestasi. (2) Produktivitas. (3) Kepuasan kerja pegawai. (4) Laba atau tingkat penghasilan dari penanaman modal dan ( 5 ) Keluarnya (exit) karyawan. Salah satu ukuran dari keberhasilan suatu Organisasi adalah Efektivitas Organisasi yaitu sampai dimana tercapainya tujuan Organisasi
dan besamya
kepuasan para Anggota dalam mencapai tujuan. Semakin sempuma tujuan Organisasi atau semakin puas para Anggota dalam mencapai
tujuan dapat
dikatakan Organisasi itu semakin efektif dan dinamikanya semakin tinggi. Yang penting keberhasilan Organisasi dari tinjauan Efektivitas Organisasi harus dilihat dari segi Produktivitas, Moral & Kepuasan Anggota (Slamet,1987). Produktivitas diukur dari keberhasilan mencapai tujuan-tujuan Organisasi, Moral dilihat dari semangat dan sikap para Anggotanya, misalnya apakah para Anggota merasa bangga dan bahagia bila berasosiasi dengan Organisasinya dan Kepuasan Anggota adalah diiihat dari pandangan keberhasilan Anggota mencapai tujuan-tujuan pribadinya.
24
Metoda pengukuran Keberhasilan Koperasi yang diajukan oleh Bliimle (1985) adalah dengan 2 pendekatan yakni pendekatan dengan performa Koperasi yaitu pendekatan langsung dan pendekatan hubungan manusia yaitu pendekatan tidak langsung (Tabel-4). Tabel-4. Indikator Keberhasilan Koperasi
-
iP
Indikator Keberhasilan Indikator
Orientasi Performa
Lungsung
-
fl,~rr~.~:srrnn~
-
Indikator Tidak Lungsung
-
-
Keuntungan I'cnjualan "'Turnover" Diaya I'angsa pasar .Produktivitas I'c'rse~asi P e r s e ~ a s Asset i jangka I'anlang I'cnyesuaian terhadap .. E;c>pxasi . ~
-
~-~~
-
Orientasi Hubungan Manusia (riduk I,angsun& - Kepuasan - Persetujuan - Sikap - Kebutuhan
-
Pengumpulan Jasa Kemauan berperan serta - Persaingan - Hubungan komunikasi
Sumber : Bliimle dalam Diilfer dan Hamm, 1985 (diolah)
Bermacam unsur Organisasi rnempunyai keinginan yang berbeda-beda, rnisalnya para karyawan C)rganirasi ingin upah yang lebih banyakllebih tinggi, pernodal ingin peningkatan laba, sedan~kankonsumen menginginkan harga yang lebih murah yang mengarahkan fungsi manajemen. Salah satu fungsi pokok managemen masa kini adalah sekuat tenaga mencapai perpaduan yang dapat diterima yang (sekurang-kuran~mya) dapat memberi kepuasan minimum pada semua pihak (Steers, 1977). Secara teoritis, uraian diatas menunjukkan adanya perbedaan pendapat dan kepentingan diantara Pengurus dan Anggota Koperasi sesuatu ha1 yang wajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Bliimle (dalam Dulfer dan Hamm, 1985), seperti yang ditunjukkan oleh "Daerah konflik (Gambar-5). Apabila tidak terdapat perbedaan pendapat diantara Pengurus dan Anggota terhadap Keberhasilan Koperasi berarti Keherhasilan Koperasi atau Ketidakberhasilan Koperasi disadari secara bersamaan oleh Pengums dan Anggva. Sebaliknya apabila ada perbedaan pendapat mengenai Keberhasilan Koperasi berarti dalam Pemeliharaan Organisasi lebih banyak dilaksanakan secara sepihak oleh Pengurus.
Tujuan umum Koperasi
m I Tujuan Pengurus Koperasi 1
I
Maksimum Keuntungan, Finansial sendiri
(
Turnover
-
,
Tujuan Anggota Koperasi I
i
Langsung, ex Tidak langsung, ex Distribusi keuntunean
Mempengaruhi Ekonomi Anaaota
Layanan llavanan extra) Partisipasi dalam Penearnbilan
I Pengaruh terhadap Anggota
Gambar-5 : Tujuan Koperasi : Daerah Konflik Pengurus dan Anggota : Bliimle dalam Diilfer dan Hamm, 1985 (diolah) Sumber -~ -. Beberapa Studi Koperasi
Pasang surut Koperasi telah terjadi semenjak mula berdirinya Koperasi di Indonesia akan tetapi pada masa depresi tahun 1940-an, ternyata Koperasi yang paling berkembang di Indonesia adalah Koperasi Simpan Pinjam [Koperasi Kredit). Hal ini dikemukakan oleh Djojohadikusumo (1943) dalam disertasi beliau yang berjudul : Kredit Rakyat Dimasa Depresi : (Het Volkscredietwezen in de Depression). Berdasarkan studi yang dilaksanakan Nasution (1990) mengenai KUD sebagai Organisasi ekonomi pedesaan dengan melihat faktor-faktor penciri keberhasilan yang dikaitkan dengan pembangunan wilayah, menyimpulkan bahwa : (1) Secara kuantitas jumlah Anggota, Modal, Volume usaha dan Sisa Hasil
Usaha (SHU) dari KUD mengalami peningkatan. (2) KUD telah berhasil sebagai instrumen pemerintah &lam pembangunan pedesaan dan telah berhasit
memasyarakatkan Koperasi di pedesaan. Keadaan ini diperlihatkan oleh penciri utama yang dominan bagi KUD adalah Pembinaan pemerintah yang unsurunsumya terdiri dari kunjungan pembina dan potensi pengembangan usaha dengan komponen utamanya adalah bantuan program dan (3) KUDbelum dapat dinyatakan jatidirinya sebagai Koperasi. Dengan strategi serta kualitas Pembinaan yang ada, KUD belum mampu menjadi Organisasi ekonomi yang berfungsi m
sebagai pusat pelayanan perekoriomian pedesaan yang beirorientasi kepada peningkatan usaha ekonomi individu Anggotanya. Peranan KUD dalam perubahan sosial masyarakat terutama masyarakat tani di Kabupaten Subang dan Kabupaten Ciamis, propinsi Jawa Barat yang diteliti oleh
Sugarda (1991) memberikan kesimpulan umum bahwa : (1)
Keberadaan KUD teiah ikut andil dalam perubahan sosial masyarakat desa (khususnya petani) walaupun secara kuantitas baru menjangkau sebagian kecil petani clan secara kualitas partisipasi petani dalam keoatan KUD masih rendah. Perubahan yang jelas terlihat adalah dalam penggunaan teknologi baru pertanian khususnya penerapan Panca Usahatani padi sawah dan peningkatan pendapatan petani. Selain itu, bagi Anggota yang senng berinteraksi dengan Anggota lain atau dengan Pengurus, terjadi peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap (kearah yang lebih positif) terhadap lemhaga Koperasi dan (2) Rendahnya partisipasi masyarakat desa (khususnya petani) dalam kegiatan KUD, banyak dipengaruhi oleh kelemahan Pengurus beserta perangkatnya dalam mengelola KUD sebagai perusahaan dan sebagai Organisasi. Intensitas dan efektivitas pendekatan Pengum dan perangkatnya kepada Anggota atau pelanggan belum seperti perusahaan swash.
Sebagai Organisasi,
kegiatan KUD
masih
kurang
mencerminkan swadaya masyarakat. Penelitian yang dilaksanakan Panggabean (1992) sehubungan dengan Efektivitas Kelompok Simpan Pinjam studi Kasus di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang membandingkan tingkat efektivitas Koperasi Simpan Pinjam yang dibina dan yang tidak dibina pemerintah menyimpulkan bahwa Koperasi Simpan Pinjam yang tidak dibina oleh pemerintah lebih dinamis dari Koperasi Simpan Pinjam yang &bina oleh pemerintah, disebabkan :(1) Koperasi
Simpan Pinjam yang tidak dibina pemerintah mengutamakan Pemeliharaan Anggota daripada usaha Simpan Pinjam sendiri dan (2) Para pernimpinnya (para pengelola) Koperasi Simpan Pinjam KUD berorientasi kepada penyelesaian tugas yang menjadi kewajiban daripada tugas membina Anggota. Studi kasus mengenai Penghimpunan modal KUD dari Anggota di Kabupaten Bogor oleh Mardijanto' (1993) menyirnpulkan bahwa
6
(1)
Penghimpunan modal dari Anggota berupa Simpanan wajib pada KUD yang aktivitas usahanya bertumpu pada kegiatan program pemerintah, kurang efektif, yakni terbatas pada Anggota yang tengah m e n i h a t i pelayanan KUD sesuai kebutuhannya, mudah diperoleh dan kompetitif, disertai persepsi yang baik terhadap nilai tambah Simpanan dan adanya kemudahan dalam menyimpan. Bagi Anggota yang pasif, KUD hanya dapat memutasikan baaan perolehan dari SHU pada Simpanan wajib. (2) Kesesuaian pelayanan KUD dengan kebutuhan Anggota berhubungan erat dengan aktivitas Anggota dalam kewajiban mcnyimpan. Kesesuaian pelayanan KLJD ini berdimensi jenis, kemudahan memperoleh dan tingkat kompetitihya. Kepuasan Anggota menikmati pelayanan KUD mendorong mereka bersedia memenuhi kewajiban sebagai Anggota, antara iain nienyimpan Simpanan wajib. (3) Persepsi yang baik terhadap nilai tambah Simpanan bempa SKU menjadi dorongan Anggota untuk melaksanakan kewajiban mereka. (4) Persepsi Anggota tentang kemudahan menyimpan di KUD rnemperlancar Anggota mememenuhi kewajiban Simpanan wajib. ( 5 ) Umur, jcnis kelamin, pendidikan formal, jenis peke jaan, pendapatan, pengetahuan tentang Koperasi, aktivitas menabung, kepercayaan kepada KUD dan alasan menjadi Anggota KUD tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan aktivitas kewajiban menyimpan. (6) Program-program pemerintah yang dijadikan tumpuan KUD merubah prinsip
Koperasi (dari-oleh-untuk Anggota) menjadi "program ditetapkan pcmerintab, modal dari pemerintah, dan program diberikan kepada KUD" sehingga memberi dampak : Anggota KUD pasif, Pengums KUD kurang mempunyai inisiatif untuk mengembangkan program-program berdasarkan potensi clan kebutuhan Anggota, pendidikan Anggota, pendidikan Anggota tentang dasar-dasar Koperasi dianggap kurang efektif (lebih efektif melalui pelayanan kebutuhan Anggota). Disamping itu, jumlah Anggota KUD yang bisa dilibatkan dalarn satu jenis program
pemerintah terbatas, juga jenis-jenis programnya, sehingga secara keseluruhan, jumlah Anggota KUD yang mendapatkan kemanfaatan program pemerintah juga terbatas. Penelitian oleh Suarta (1997) mengenai pengaruh faktor-faktor Anggota terhadap kemampuan berkembang KUD di Bali menyimpulkan bahwa (1) Hubungan antara faktor Anggota yakdi faktor partisipasi Anggota, pengetghuan Anggota, rasa kebersamaan, rasa kekeluargaan dan jumlah Anggota dengan kemampuan berkembang KUD adalah sangat nyata. (2) Terdapat hubungan anpengetahuan, rasa kebersamaan, rasa kekeluargaan dan jumlah Anggota dengan frekuensi transaksi Anggota di KUD. (3) Terdapat hubungan yang negatif antara rasa kebersamaan dengan Simpanan Anggota. (4) Hubungan antara partisipasi Anggota dengan SHU adalah negatif tetapi (5) Hubungan antara pengetahuan, rasa kebersamaan dan jumlah Anggota dengan SHU adalah positif. Perkembangan kelembagaan dan perilaku KUD di Jawa Barat, suatu kajian "cross-section" oleh Krisnamurthi (1998) menyimpulkan bahwa tingkat perkembangan Koperasi sangat ditentukan oleh orientasi usaha, pengembangan usaha utama yang berbasis agribisnis pada sub-sistem produksi dan pemasaran terutama yang non-program dan mampu menciptakan integrasi usaha, serta dengan tingkat jumlah Anggota yang optimal. Dengan membuat klasifikasi KUD Yang Menurun, KUD Transisi, KUD Koalisi, KUD Program, KUD Perusahaan dan KUD Berkelanjutan, menyimpulkan bahwa arah perkembangan dari masingmasing KUD adalah dari KUD Menurun ke KUD Transisi, dari KUD Transisi ke KUD Koalisi, dari KUD Program ke KUD Koalisi, dari KUD Perusahaan ke KUD Koalisi dan kemudian dari KUD Koalisi ke KUD Berkelanjutan. Penelitian mengenai Kompetensi Organisasi dan Efektivitas Organisasi CIJ Jakarta yang dilaksanakan oleh Mutis (1984). menyimpulkan mengenai profil
CU : (1) Kompetensi Organisasi dapat dilihat dari kebersamaan dalarn perencanaan dan pengawasan, motivasi dan koordinasi dalam pengambilan keputusan dan ikatan (bond) bersama dan (2) Peubah-peubah Efektivitas Organisasi memperlihatkan bahwa : tingkat
produktivitas, kepercayaan,
pelayanan sosial dan keuntungan adalah cukup tinggi, tingkat kepuasan hanyalah "moderate" dan pelatihan adalah penting
untuk masa mendatang. Mengenai
perbedaan (variance) disimpulkan : (1) Terdapat persamaan dan perbedaan pendapat dalam faktor "variance" dari Kompetensi Organisasi dan Efektivitas Organisasi diantara kelompok-kelompok responden : Panitia Manajemen dan Panitia Pengawas sependapat tentang derajat persepsi umum dari Kompetensi Organisasi, Efektivitas Organisasi dan mengenai pola kebutuhan Organisasi. Perbedaan pendapat antara Panitia Pembimbing dan Anggota Biasa lebih sfring tejadi dibandingkan perbedaan pendapat antara Panitia ~ e m b i m b i ndan ~ Panitia Manajemen. (2) Terdapat persamaan dalam faktor-faktor : kesediaan dan keinginan melaksanakan fungsi keIompok dan konsensus yang telah diputuskan, persaudaraan dan keterbukaan dalam mengajukan pendapat, perasaan, keingnan dan penilaian, keterkaitan dialog diantara Anggota : Anggota Biasa, Panitia Manajemen &an Panitia Pembimbing
sesamanya dan kepada CU dan
pembentukan kclompok sehubungan dengan konteks kebutuhan clan prinsip menolong diri scndiri dan (3) Terdapat perbedaan dalam faktor-faktor : hubungan sub sistem densan elemen lingkungan oleh karena spesifikasi tugas, perbedaan alami
dari tuntutan dan respon dari Anggota Biasa, Panitia Manajemen dan
Panitia Pembimbing berdasarkan
undang-undang, peratwan dan budaya
Organisasi. Studi yang dilaksanakan Turnip (1995) mengenai Kompetisi dan Kinerja Lembaga Keuangan Pedesaan di Tapanuli Utara yang meneliti mengcnai Bank Rakyat (Unit Dcsa), CU, Bank Perkreditan Rakyat dan Pelepas Uang, menyimpulkan mengenai CU bahwa walaupun tidak ada pengaruh derajat kompetisi terhadap kineja lembaga keuangan, tetapi derajat kompetisi yang semakin besar, cendemng membuat pemakaian input khususnya di kelompok CU semakin efisien dan penciptaaan produk-produk barn yang dapat meningkatkan daya saing. Dalam ha1 penggunaan Pinjaman oleh Anggota CU rnenunjukkan bahwa Pinjaman belumlah ditujukan untuk kegiatan-kegiatan yang dapat membangkitkan pendapatan Anggota. Penggunaan Pinjaman oleh Anggota CU adalah untuk : pendidikan anak (38.7%), perdagangan (31.1%), kesejahteraan (pengobatan, adat, dll) 14,7%, keperluan pertanian 9,0%, penunahan dan tanah sebesar 6,0?/0. Dan angket yang diselenggarakan oleh BK3I pada pertengahan tahun 1995
(Soedjono,l995),
untuk mengetahui manfaat CU bagi Anggotanya, dari
keterangan 797 responden (Anggota) yang tersebar di 20 BK3D diseluruh Indonesia, diperoieh fakta bahwa :
-
Sebanyak 735 orang (92,2%) menyatakan masuk menjadi Anggota atas kemauan sendiri.
-
Seluruhnya Anggota memiliki Simpanan diantaranya 60,3% mer~liliki Simpanan dibawah Rp.500.000 dan sisanya diatasnya 36% pemah menerima Pinjaman kurang dari 5 kali dan sisanya lebih dari itu.
-
Pinjaman terbanyak adalah untuk membiayai sekolah anaknya (493 orang), untuk perbaikan atau pembangunan ~ m a (421 h orang) usaha produktif (375 orang), modal dagang (248 Orang), sakit (201 orang),
(219 orang), bibitlalat pertanian
petemakan (1 90 orang), membeli kendaraan bermotor (1 13
orang), yang terkecil untuk kematian keluarga (68 orang) dan membcli rumah (55 orang).
-
Bagian terbesar
peminjam nengakui bahwa memperoleh
bimbingan
penggunaan uang dari Koperzsinya sebanyak 767 orang f96,2%).
-
Dilihat dari segi perkurnpulan partisipasi Anggota cukup berarti, 97Y0selalu hadir dalam rapat Anggota, yang merasa ikut memiliki Koperasinya 99%.
-
Sebanyak 94% merasa paham mengenai ketentuan Koperasi maupun Pinjaman dan lebih dari 87,8% mengetahui adanya program -program Organisasi tingkat atasnya (Silang-Pinjam oleh PusatiBK3D dan BK31). Organisasi dan Kornponen Organisasi
.
Organisasi Organisasi adaiah satu Struktur, atau pengelompokan yang terdiri dzri unit-unit yang berfungsi secara berkaitan, sedemikian rupa sehingga tersusun satn kesatuan terpadu (Chaplin,1989). Menurut Hicks (1972) Organisasi adalah suatu proses interaksi dari orang-orang yang mengikuti suatu Struktur tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pribadi dan tujuan-tujuan bersama, sedangkan menurut Robbins (1995) Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai
31
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Dikordinasikan dengan sadar mengandung pengertian manajemen, kesatuan sosial berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi, batasan yang relatif dapat diidentifikasi dicapai melalui perjanjian antara Anggota dan Organisasinya dan mencapai sesuatu adalah tujuan yang dicapai secara lebih efisien melalui usaha kelompok.
D
Hal yang mendasar daiam Organisasi adalah adanya orang-orang yang bennteraksi mencapai tujuan dalam Struktur dan dalam proses tertentu. Dalam Hal ini ada lima kenyataan yang selalu terdapat dalam setiap Organisasi yaitu : (1) Organisasi selalu terdiri dari orang-orang. (2) Orang-orang tersebut berinteraksi satu sama lain. (3) Interaksi tersebut selalu dapat diukur atau diterangkan menurut satu Struktur tertentu. (4) Setiap orang dalam Organisasi mempunyai tujuantujuan pribadi dan berharap Organisasi itu akan dapat menolongnya mencapai tujuan-tujuan tersebut dan (5) Interaksi tersebut juga dapat rnencapai tujuan-tujuan bersama, yang mungkin berbeda tetapi berkaitan dengan tujuan-tujuan peribadi (Slamet,1975). Apa yang diharapkan dari satu Organisasi adalah terjadinya kerjasama melalui
interaksi dari Anggotanya termasuk interaksi dari Anggota dengan
Pengums Organisasi untuk menghadapi dan memecahkan masalah dan gejala kerjasama inilah yang merupakan hasil penelitian yang diperoleh peneliti SimonMarch-Cyert
(Thompson,1990)
dalam
penelitian
Organisasi.
Pengertian
Organisasi dalarn literarur memang banyak mengacu kepada pola kejasama (Sofer,l972, Wexley & Yuk1,1984) yang mengemukakan bahwa
Organisasi
adalah perserikatan manusia atau orang-orang yang terlibat dalam kegiatankegiatan yang saling berhubungan, bekeja sama untuk mencapai tujuan tertentu tujuan bersama. Organisasi dapat mempunyai aneka ragam pengertian akan tetapi yang jelas Organisasi dapat dibedakan dari kumpulan lain dari orang-orang yaitu dari segi perilaku Organisasi yang diarahkan kepada tujuan, yaitu Anggota dan Pengurus Organisasi mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efektip dengan tindakan yang disetujui bersama (Gibson 4 &1993). Manusia dalarn kehidupamya tidak dapat dipisahkan dari Organisasi dan
memang masyarakat adalah te~&ridari Organisasi-Organisasi (Etzioni,l985, Gibson g 4,1993). Manusia, dalam hidupnya memang terpaksa berinteraksi, mengikuti Struktur tertentu dalam rangka mencapai tujuannya, itulah sebabnya Organisasi adalah bahagian yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Organisasi pada dasamya memang dibentuk untuk melayani orang-orang agar dapat memenuhi kebutuhanya dengan lebih mudah. Organisasi dalam kehidupan a
manusia adalah memang penting, Organisasi meresap ke dalam masyarakat dan t &1993), dalam ha1 ini Etzioni juga kedalam kehidupan manusia (Gibson g
(1985) menyatakan bahwa masyarakat terdiri dari Organisasi-Organisasi, manusia dilahirkan didalam Organisasi, dididik melalui Organisasi dan hampir semua dari manusia melewati hidup dengan bekerja untuk kepentingan Organisasi. Hakekat Organisasi adalah bahwasanya manusia, individu-individu, tidak dapat menghindar dari Organisasi, dia mesti menjadi Anggota dari Organisasi tertentu; dan mempunyai kemungkinan untuk memanfaatkan Organisasi untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Koperasi sehagaimana Organisasi pada umumnya adalah merupakan kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai individl; secara perorangan. Organisasi dicirikan oleh adanya tujuan dan "perilakunya yang terarah kepada tujuan" (Gibson
a gl,1993).
Akan
tetapi Organisasi sepcrti Koperasi bukan hanya alat untuk menyediakan barang dan jasa akan tetapi juga menciptakan lingkungan tempat kehidupan, artinya Organisasi Koperasi berpengaruh terhadap perilaku Anggotanya. Sehubungan dengan analisis perilaku Organisasi dalam studi persoalan produktivitas menurut Szilzgyi & Wallace (1990) perlu diketahui tingkatan keragaan yang berbeda yaitu tingkatan individu, kelompok dan Organisasi. Walaupun Organisasi terdiri dari individu dan kelompok, Organisasi adalah unik dan disepakati bahwa Organisasi formal dapat dibandingkan berdasarkan karakteristik yang umum berlaku untuk Organisasi yaitu komponen Organisasi. Komponeo Organisasi Organisasi dibentuk oleh empat komponen yang saling terkait yakni : Taksonomi Organisasi, Struktur Organisasi, Proses Organisasi dan Individu-
individu dalam Organisasi dengan peubah-peubah seperti tertera dalam Tabel-5. Tabel-5. Komponen Organisasi dan Peubah-peubahnya ~~
Peubah-peubah
No. Kornponen Organisasi 1.
Taksonorni Organisasi
,
. 1.1 Tujuan Organisasi 1.2 S t ~ k t uOrganisasi r 1.3 Filosofi dan Tata Nilai 1.4 Komposisi Anggota 1.5Teknologi Organisasi 1.6Lingkungan Fisik 1.7 L~ngkunganSosial Budaya 1.8Dimensi Waktu
2.
Struktur Organisasi
2.1 Besamya Organisasi 2.2 Rentang Kendali 2.3 Tingkat Hirarki 2.4 Stmktur Kewenangan 2.5 Struktur Komunikasi 2.6 Struktur Tugas 2.7 Jarak Psikotoyis
X
Proses Organisasi
3.1 Hubungan Peranan 3.2 Komunikasi 3.3 Pengawasan 3.4 Koordinasi 3.5 Sosialisasi 3.6 Supe~silPembinaan 3.7 Penyesuaian Perubahan 3.8 Pemecahan Konflik
4.
lndividu dalam Organisasi
4.1 Penentu Sifat ldividu 4.2 Tipe lndividu 4.3 Kepribadian
Sumber : Indik*
m
Soedijanto (1980)
Taksonomi Organisasi adalah bagaimana Organisasi berfungsi sebagai sistem mempengaruhi Struktur Organisasi yaitu sistem berstruktur, ada komponen-komponennya clan mempengaruhi Proses Organisasi yaitu sistem berperan melahirkan banyak proses. Taksonomi Organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi kedinamisan suatu Organisasi, makin baik keadaan Taksonomi suatu Organisasi, akan menyebabkan semakin meningkatnya kedinamisan Organisasi. Ada delapan macam peubah dari Taksonomi Organisasi (Tabel-5) yang terdapat di dalam semua Organisasi, hanya perinciannya untuk setiap Organisasi berlainan tergantung dari Organisasinya dan kebutuhan analisis.
Pengertian Struktur Organisasi menurut Gibson @
(1983) adalah pola
yang sudah tetap mengenai interaksi dan koordinasi dwi t e k n o l o ~dan tenaga kerja dalam satu Organisasi. Scott (1981) memberikan pengertian Struktur Organisasi sebagai kapasitas Organisasi untuk bertindak secara- efektif yang dicirikan oleh adanya jenjang-jenjang yang diberlakukan dalarn Organisasi. Struktur Organisasi menurut Etzioni (1985) adalah berbagai distribusi kekuasaan antara berbagai posisi yang terdapat dalam satu Organisasi, stiuktur suatu Organisasi ~nenggarnbarkanbagaimana Organisasi itu mengatur dirinya sendiri (membagi tugas), bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur satu Organisasi ada kaitannya dengan tujuan sebab Struktur Organisasi itu adalah cara Organisasi itu mengatur dirinya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Struktur Organisasi adalah unik untuk setiap Organisasi dan ada tujuh (7) macam peubah Struktur Organisasi seperti yang tertera dalam Tabel-5. Proses Organisasi adalah yang menunjukkan dengan jelas tentang kehidupan Organisasi, bagaimana Taksonomi Organisasi, Struktur Organisasi dan Individu-individu dalam Organisasi saling berinteraksi dan ada deliipan (8) peubah (Tabel-5) dari Proses Organisasi yang dapat menggambarkan kehidupan Organisasi. Keberhasilan Organisasi dalam mencapai tujuannya adalah sangat ditentukan oleh Individu-individu dalam Organisasi tersebut. Individu-individu dalam Organisasi adalah sebagai pelaku semua aktivitas yang dilaksanakan oleh Organisasi, program-program yang telah disusun tidak akan mempunyai arti kalau tidak ada individu-individu yang melaksanakannya. Dalam satu Organisasi komponen yang penting lainnya adalah komponen Kepemimpinan, apabila Organisasi menjadi lebih formal maka Kepemimpina~i mempunyai peranan yang lebih spesifik dan rnenjadi lebih kompleks. Kesemuanya komponen Organisasi tersebut yaitu Kepemimpinan dan komponen Organisasi lainnya : Taksonomi Organisasi, Struktur Organisasi, Proses Organisasi dan Individu-lndividu dalam sistem Organisasi adalah saling pengaruh mempengaruhi dalam mencapai tujuan Organisasi seperti tertera dalam Gambar-6.
Struktur Organisasi
1
Taksonorni Organisasi
Proses Organisasi
'
Kepernimpinan Organisasi
Gambar-6. Komponen Lengkap Organisasi Sebagai Sistem Kepemimpinan, ditinjau dari berbagai segi menurut Stogdill dalaln Bass (1981), mempunyai persamaan pengertian dengan klasifikasi umum : satu titik
sentral dan proses kelompok, kepribadian dan pengaruhnya, seni mempengaruhi kerelaan, latihan untuk mempengaruhi, tindakan atau perilaku, bentuk persuasi, hubungan kekuasaan, sarana untuk pencapaian tujuan, sebagai hasirdari interaksi, pembagian peranan dan inisiasi dari Struktur (the initiation of structure). Klasifikasi umum yang membuat pengelompokan pengertian Kepemimpinan menurut Mar'at (1985) penting dalanl menjelaskan sasaran dan tujuan dari l'eori Kepemimpinan yaitu : identifikasi objek yang diobservast, bentuk kegunaan praktis,
pemenuhan
orientasi
nilai
spesifik,
implementasi
praktis
dan
mempersiapkan pengembangan Teori. Dalam mendiskripsikan Kepemimpinan senantiasa terdiri dari peubahpeubah tentang adanya : seorang pemimpin (posisi), kelompok yang dipimpin
(objek), tujuan (arah), aktivitas (pewnan), interaksi (hubungan) dan adanya kekuatan (power) dan peubah-peubah Kepemimpinan yakni : kematangan Anggota, hubungan pemimpin dan pengikut, Struktur tugas, kekuasaan kedudukan, gaya kepemimpin dan Struktur kekuasaan (Gibson @ & 1993) Makna Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang lain dan Pemimpin adalah orang
yang mempengaruhi orang lain tersebut, merupakan U
kedudukan atau wewenang untuk memirnpin, seseorang yang diakui oleh Anggota sebagai orang yang ~r~ernilikikekuasaan untuk menggerakkan orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Pemimpin tidak selalu mempunyai Kepemimpinan sebab pernirnpin dapat saja hanya merupakan orang yang mempunyai kewenangan saja. Jenis
Kepemimpinan terdiri
dari
(1)
Kepemimpinan kharismatik
(attainment Leadership) yaitu pemimpin yang mendapat status sebagai pemimpin oleh karena telah dapat menunjukkan keunggulan dengan prestasinya yang unik.
(2) Kepemimpinan situasional (chairmanship) adalah Kepemimpinan yang muncul dalam situasi tertentu sebagai orang yang mampu menolong untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan Organisasi dadatau mempertahankan serta rnernperkuat Organisasi itu sendiri dan (3) Kepemimpinan kepala (headship) adalah status (kedudukan) yang diberikan kepada omng/orang-orang yang menjadi pemimpin untuk memiliki wewenang resmi. Berdasarkitn gaya hidup sehari-hari yang mewamai perilaku dapat dibedakan tipe : paternalistik (kebapaan), militer (otokratis), populis (mampu membangunkan rasa solidaritas), kharismatik dan tipe demokratis. Gaya Kepemirnpinan yaitu cara-cam atau perilah dari pemimpin untuk mempengaruhi orang lain yang dipimpinnya, merupakan alat bagi pemimpin untuk mengendalikan Dinamika Organisasi untuk mencapai Tujuan Organisasi dan dalam ha1 ini aspek penting menurut Stogdill
Baas (1981) sdalah
orientasi Kepemimpinan yaitu apakah orientasi tugas (task oriented) atau orientasi hubungan (relation oriented). Dalam UU RI No.2511992 (pasal 5 ) mengenai prinsip Koperasi, tuntutan Kepemimpinan yang diharapkan adalah tipe demokratis yaitu dengan pimpinan yang senang membimbing Anggotanya, menginginkan partisipasi aktif Anggota,
mendengarkan saran Anggota, melaksanakan kordinasi dan kejasama yang berlangsung baik. Dalam pasal 19 (ayat 4) UU RI No.25/1992 tercantum bahwa setiap Anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap Koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Hal ini merupakan penegasan mengenai Kepemimpinan demohatis yang secara tegas diatur dalam pasal 24 (ayat 1) UU RI No.25/1992 tentang keputusan rapat Anggota diambil berdashrkan musyawarah untuk mencapai mufakat. U
Teori Organisasi Teori Organisasi adalah displin ilmu yang mempelajari Stiuktur Organisasi dan Desain Organisasi. Struktur Organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi dalam Organisasi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti, sedngkan Desain Organisasi dari
.
sisi
manajemen
dari
Teori
Organisasi,
adalah
yang
mempertimbangkan konstruksi dan mengubah Struktur Organisasi untuk mencapai tujuan akhir (Robbins,] 995). Dalam perkembangannya, Teori Organisasi terdiri dari Teori Organisasi : Klassik, Neoklassik dan Modem (Scott,l961 & d
Hicks,1972;
Hicks &
Gullet,I 987) yang dijelaskan berikut ini. Teori Organisasi Klassik. Teori Organisasi Klassik atau juga disebut doktrin Klassik adalah berkaitan dengan anatomi dari Organisasi formal Asal mula doktrin ini dapat ditelusuri kembali dari gagasan Adam Smith tahun 1776 dalam karya ilmiahnya "Wealth of Nations" yang telah mengemukakan pembahasan mengenai penyesuaian tenaga kerja daiam bagian yang dapat rnernberikan produktivitas seratus kali lebih besar (Hicks & Gullet,1987) atau terhadap apa yang menarik perhatian Fredrick Taylor dalam fungsi pekerja dan perencanaan staf. Teori Organisasi Klassik dibangun 4 piIar yaitu ( 1 ) Pembagian kerja. (2) Skala dan proses fungsional. (3) Struktur dan (4) Rentang kendali (span of control). Akan tetapi interaksi dari individu, kelompok informal, konflik dalam Organisasi dan proses pengarnbilan keputusan dalarn Stmktur formal tidak
38
menjadi
perhatian Teori
Organisasi Klassik.
Teori
Organisasi Klassik
memandang mendalam sumbangan ilmu perilaku (behavioral sciences) dengan selalu mengikut sertakannya secara sistematis dengan segala cara &lam doktin Klassik ini. Teori Organisasi Klassik adalah relevan untuk mendalaini Organisasi secara alami, tetapi nilai Teori ini hanya terbatas terhadap pandangan yang sempit mengenai konsentrasi tentang anato.mi Organisasi.
m
Teori Organisasi Neoklassik. Teori Organisasi Neoklassik secara umum pendekatannya adalah mengakui postulat Teori Klassik, menerima pilar Organisasi sebagai sesuatu yang telah ada (given). Akan tetapi postulat ini adalah sesuatu yang dirubah oleh orangorang atau individu-individu, yang terlaksana bebas dari atau dalam konteks Organisasi informal. Salah
satu
sumbangan
Teori
Organisasi
Neoklassik
adalah
memperkenalkan satu cara integrasi dari ilmu perilaku (behavioral sciences) dalam Teori Organisasi. Melalui penggunaan ilmu-ilmu tersebut, dapat didemonstrasikan bagaimana pilar-pilar
doktrin Klassik dipengaruhi oleh
kegiatan manusia. Selengkapnya pendekatan Teori Organisasi Neoklassik termasuk perlakuan yang sistematis dari Organisasi informal, memperlihatkan pengaruhnya kepada Struktur formal. Akan tetapi sebagaimana Doktrin Klassik Organisasi, Teori Organisasi Neoklassik juga mempunyai kekurangan yaitu perspektip jangka pendek, keterbatasan integrasi dan perilaku rnanusia yang dipelajarinya dan hanya dapat dipecahkan oleh Teori Organisasi Modem. Teori Organisasi Modern. Teori Organisasi Modem d e n b ~ nkeistemewaannya adalah dasar analitis konseptualnya, kepercayaan (reliance) terhadap data nset empiris, dan yanj terpenting integrasinya secara alami. Kualitas ini dibentuk dalam satu filsafat yang menerima premis bahwa satu-satunya studi Organisasi yang berarti adalah studi mengenai sistemnya. Sebagaimana dikatakan Henderson, 1935 dalam bukunya Pareto's General Sociology (Scott & Hicks,1972), studi dari satu sistem mestilah berdasarkan metode analisis yang memperhatikan variasi simultan dari
peubah - peubah yang diterangkan (dependent variabel) yang saling berhubungan. Sistem kemanusiaan tentu saja berisikan sejumlah peubah dependen dari persamaan simultan yang menantang untuk dipecahkan. Teori Organisasi Modern menanyakan beberapa pertanyaan yang saling berhubungan
yang kurang mendapat perhatian Teori Organisasi Klassik dan
Teori Organisasi Neoklassik. Beberapa pertanyaan kunci adalah : (1) B@an manakah yang strategis dari sistem?. (2) Bagaimana dasar alarni (nature) dari saling ketergantungan?. (3) Apakah
proses utama dalam
sistem yadg
menghubungkan bagian-bagian yang ada dan bagaimana mernfasilitasikan penyesuaian satu sama lainnya'!. (4) Apakah tujuan yang dicari oleh sistern?. Teori Organisasi Modern yang dikembangkan semenjak tahun 1950-an merupakan klasifikasi yang besar dari Teen Organisasi dan manajemen. Karena analisis sistem menggambarkan segi pandangan yang dominan mengenai Teori Organisasi Modem disebut analisa sistem Organisasi, memiliki sejunlah sifat yang memanfaatkan segi pandangan sistern dan dinamis. Teori Organisasi Modem cocok untuk penelitian Koperasi oleh karena Teori ekonomi modem membenkan kemungkinan untuk banyak displin ilmu, uraian dan banyak peubah-peubah, dalam memandang Organisasi sebagai satu sistem penyesuaian ekologi dalam lingkungamya. Teori Organisasi Modem mungkin memberikan keseimbangan dari satu Teori umum Organisasi dan manajemen, keseimbangan hal-ha1 yang Klassik dan Neoklassik dan dengan konsep yang kontemporer. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan satu Organisasi sebagai satu proses yang dinamis yang terjadi kedalam dan secara umurn dikendalikan dengan Struktur. Model Studi Organisasi Dalam studi Organisasi Koperasi dibutuhkan model pemahaman clan kerangka studi Organisasi yang dapat memantapkan Kerangka Pikiran penelitian. Model yang tertera dalam Gambar-7, mengandung muatan faktor-faktor Dinarnika dan tidak lepas dari inti unsur Organisasi yang ada dalam Koperasi yaitu Anggota, Pengurus dan manajemen yang diuraikan berdasarkan stud tentang Organisasi dalam ha1 Strumr Organisasi, Individu-individu dalam Organisa~idan Proses
Organisasi.
Studi icntang Organisasi
Perilaku dalam Organisasi Individu
ip
+
Perilah dalam Organinasi Kclompok dan Pengaruh antar Pribadi
+--
:
Struktur Oreanisasi A
Pengembangan
t
Proses Oreanisasi
CI Pengelolaan Keefektipan Individu, Kelomook dan O r ~ a n i s a s ~
'
Gambar-7 : Model Studi Pemahaman Organisasi t al, 1993 Sumber : Gibson g
Model Studi pemahaman Organisasi yang dikemukakan dalam Gambar-7, adalah berdasar pernikiran tentang pentingnya untuk rnengkaji penlaku Organisasi yaitu penelahaan tentang individu dan kelompok dalam lingkungan Organisasi. Perilaku Organisasi mengikuti prinsip-prinsip perilaku manusia dan melihat Organisasi sebagai satu sistern sosial dan banyak faktor yang membentuk perilaku Organisasi. Pengertian yang dibenkan terhadap faktor-faktor yang membentuk model Studi pemahaman Organisasi secara ringkas adalah berikut
:
1.
Lingkungan. Lingkungan adalah tingkungan Organisasi yakni masyarakat
yang menciptakan dan menyokong Organisasi, yang mesti diperhatikan Pengurus Organisasi seperti perubahan ekonomi, teknologi dan pembangunan umumnya.
2. Perilaku dulurn Organisusi : Individu. Perilaku Organisasi mengenai Individu adalah mencakup pengaruh penting atas perilaku dan motivasi individu galam Organisasi yaitu : karakteristik individu, motivasi individu, irnbalan dan stress. 3.
Perilcrku Orgonisasi : Kelompok. Perilaku Organisasi rnengenai Kelompok
dan pengamh antar pribadi juga mencakup aspek-aspek kelompok yaitu : perilaku kelompok, perilaku dan konflik antar kelompok, kekuasaan dan politik beserta Kepemimpinan.
4.
Strukfzrr Orgunisusi. Struktur Organisasi adalah merupakan pola formal
kegiatan dan hubungan antara berbagai sub unit dalam Organisasi yaitu Desain pekerjaan dan Desain Organisasi. 5.
Proses Organisasi. Proses Organisasi mencakup proses perilaku yang
menyumbang pada prestasi Organisasi yang efektif yaitu : komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi dan karier.
6.
Pengelolaan ket.fekfivipun Individu, Kelompok dun Orgunisasi. Pengelolaan
keefehpan Individu, Kelompok dan Organisasi adalah perihal pengelotaan keefektipan Individu, Kelompok dan Organisasi yang secara Iangsung berkaitan dengan Proses Organisasi dan Pengembanbmn Organisasi. Model yang dikemukakan dikembangkan Gibson 94 (1 993) dalam Gambar7 adalah berdasar ciri umum Organisasi yaitu Perilaku Organisasi, Struktur
Organisasi dan Proses Organisasi yang didasari oleh kerangka kerja studi Organisasi yang merupakan kaitan antara pertanyaan dan penjelasan mengenai : (1) Apakah Organisasi itu?. Organisasi adalah adanya orang yang melaks~nakan suatu kegiatan. (2) Apa yang dimiliki Organisasi?. Yang dimiliki Organisasi adalah perilaku manusia, Struktur dan Proses dan (3) Apa yang dikerjakan Organisasi?. Yang dikerjakan Organisasi, sehubungan dengan perilaku manusia adalah memenuhi kebutuhan, mengembangkan sikap, memotivasi, memimpin dan
mengembangkan kelompok. Dalam ha1 Stmktur Organisasi adalah mengenai pertumbuhan, sedangkan
perkembangan,
dalarn
ha1
perubahan,
Proses
penggabungan
Organisasi
adalah
atau
pemberian
pembagian imbalan,
berkomunikasi, pengambilan keputusan dan penilaian. Kerangka k e j a Studi Organisasi sehubungan dengan ketiga pertanyaan dan penjelasan tersebut, merupakan dasar yang dapat digunakan dalana ha1 mempertanyakan perihal Organisasi tertentu yakni : (1) Karyawan (dan Anggota) berperilaku seperti yang dilakukan dalam Organisasi? ( I ) Satu Organisasi lebih efektif dari organisasai yang lain? (3) Manager satu Organisasi selalu mencari cara-cara tertentu untuk memahami dan mempengaruhi perilaku bawahannya? Dinamika Organisasi Organisasi terdiri dari individu dan kelompok. Sebagaimana Organisasi, kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersarna sehingga terdapat hubungan timbal balik yang saling pengaruh mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk tolong-menolong. Kelompok merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih orang-orang yang mengadakan mteraksi secara intensif dan teratur, diantara mereka terdapat pembagian tugas, berada dalam Struktur dan norma-norma tertentu yang ditetapkan kesatuan sosiai tersebut. Apa yang diharapkan dari satu kelompok atau Organisasi seperti Koperasi adalah tingkat kedinamisan yang tinggi, efektif mencapai tujuan dan dapat rnemanfaatkan potensi yang ada dalam Organisasi dan potensi lingkungannya untuk mencapai tujuan. Dinamika Kelompok ingin mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan satu kelompok dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, efektif dalam mencapai tujuan dan produktip (Bonner,1953 Soedijanto,l980
dalam
Cartwright & Zender,l960; Bea1,1963) dengan me~nberikan
pengertian terhadap Dinamika Kelompok sebagai (1) lJpaya bagaimana caranya mengorganisir dan mengelola satu kelompok. (2) Teknik atau cara-cara pengambilan keputusan dari kelompok dan (3) Suatu bidang ilmu pengetahuan yang bertanggung jawab mernajukan pengetahuan tentang kehidupan kelompok. Terdapat ancka ragam pengertian dan definisi mengenai Dinamika
Kelompok oleh karena yang mendefinisikannya mendasarkan kepada aspek tertentu misalnya : yang mendasarkan kepada tingkah laku, mendasarkan kepada perubahan-perubahan kelompok dan yang mendasarkan kepada analisis-analisis dari relasi-relasi kelompok (Syamsu,
$,1991).
Perbedaan diantara kelompok dengan Organisasi, terutama adalah dalam ha1 kompleksitasnya, Organisasi lebih' kompleks dari kelompok seperti j p l a h Anggota Organisasi lebih banyak dari Anggota Kelompk, struktur dan interaksi Organisasi lebih kompleks daripada Kelompok. Ditinjau dari pelaksanain opcrasional, Koperasi kelompok
diskusi
melalui kegiatan kelompok lebih mengarah kepada
dalam
rapat-rapatnya
untuk
memantapkan
kegiatan
operasionalisasi tetapi secara administrasi adalah mengarah kepada Organisasi yang mengkordiner aktivitasnya.
Kajian terhadap Dinamika Organisasi adalah kajian terhadap kekuatanMuatan yang terdapat di dalam maupun di lingkungan Organisasi yang akan menentukan perilaku Anggota-Anggota Organisasi dan perilaku Organisasi yang hcrsangkutan, untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan bersama yang merupakan tujuan Organisasi (Jetl(ins,l950
&Mardikanto,l993). Untuk melaksanakan analisis terhadap Dinamika Organisasi dapat dilaksanakan dengan
pendekatan Sosiologis dan pendekatan Psiko-Sosial.
Analisis pendekatan Sosiologis dari Dinamika Organisasi adalah melalui analisis terhadap kompnen Organisasi dan analisis terhadap sistem sosial. Pendekatan analisis terhadap komponen dari Organisasi mencakup analisis mengenai : tujuar., kepercayaan, perasaan (sentiment), norma, posisi, jenjang, kewenangan, sanksi, fasilitas, tekanan dan tegangan (Loomis,1967) yang secara ringkas dapat dikr~nukakanbahwa : 1.
7'ujuun Orgunisusi adalah perubahan yang diharapkan oleh Organisasi atau
sistem sosial yang dapat dicapai melalui interaksi yang bermanfaat. Tujuan Organisasi me~pztkanpatokan klasifikasi gerak Organisasi, tujuan yang tidak jelas mengakibatkan kepatan Organisasi berkurang karena Anggota tidak tahu arah kegiatan, akibatnya dinamika Organisasi rendah. Tujuan Organisasi yang baik adalah tujuan yang relevan dengan tujuan Anggota yang akan
44
mampu rnemotivasi Aaggota berinteraksi.
2. Kepercayaan (helied adalah segala sesuatu anggapan dari Anggota terhadap aspek tertentu dari alam yang dapat diterima dan dianggap benar oleh Anggota sistem sosial. Suatu Organisasi akan kornpak dan dinarnis apabila Anggota-Anggotanya mempunyai sistem, sumber dan jenis kepercayaan yang sama. 3.
V
Perasaan (sentirnenr) sdalah sesuatu yang dirasakan atas kejadian yang ada di
alam. Individu daiam sistem sosial dapat rnempunyai perasaan (sentimen) yang sama atau berbeda tentang sesuatu hal. Kepercayaan dan sentimen mempunyai kaitan yang sangat erat, norma dalam satu sistern sosial sangat menentukan sentimen seseomng terhadap sesuatu. Bila &lam Organisasi timbul sentimen yang berbeda akan tejadi perpecahan dan interaksi tidak produktif yang mengakibatkan rendahnya Dinamika Organisasi. 4. Norma a r m oturan adalab sesuatu yang mengatur setiap Anggota sistem
sosial tentang sesuatu ha1 yang dapat atau tidak dapat dtlakukan, sesuatu yang lebih luas daripada peraturan ataupun hukum yang tertulis. Norma mengatur tingkah laku individu dalarn Organisasi, nonna yang baik yang dirnengerti, dihayati dan ditaati Anggota meninggikan Dinamika Organisasi. 5.
Sunhi adalah imbalan atau hukuman yang diperlukan oleh satu sistem sosial dalam melaksanakan pencapaian tujuan dan pelaksanaan norma dari sistem sosial. Sanksi dapat berarti positif (rnenumbuhkan perasaan puas) dan dapat berarti negatif (menghalangi perbuatan Anggota). Kedinarnisan Organisasi sangat ditentukan oleh pengaturan sanksi secara jelas. Norma-norma yang berlaku dalam Organisasi disertai dengan pelaksanaan sanksi yang tegas.
6 . Peranan Sfulu.~adalah segala sesuatu yang diharapkan dari jabatan atau kedudukan dalam Organisasi dan cara berperanan yang sesuai dengan jabatan tersebut. Peranan status rnerupakan kombinasi pengertian antara elemen dan proses, status menunjukkan elemennya dan peranan menunjukkan prosesnya. Peranan status yang dapat menurunkan Dinamika Organisasi adalah : status dan peranan yang saling bertentangan, ketidak mampuan menjalankan peranan, peranan dan status tidak sesuai &n peranan yang membingungkan. 7 . Kekuusaon adalah kckuasaan untuk mengontrol dan mengambil keputusan,
mempunyai hubungan dengan norma dan sanksi. Walaupun sudah ada norma dan sanksi bila dikehendaki interaksi antar Anggota berjalan baik, dibutuhkan adanya pengambilan keputusan dan pengontrolan. Apabila pengambilan keputusan dan pengontrolan tidak ada Dinamika Organisasi akan menurun.
8. Jenjang sosial adalah tingkatan-tingkatan yang terdapat dalam satu . Organisasi atau sistem sosial, yang mengarahkan setiap Anggota +lam
melakukan perbuatan-perbuatan atau aktivitas tertentu yang dianggap baik, sehingga dapat meningkatkan derajat atau tingkat sosialnya. Satu Organisasi akan menjadi dinamis jika didalamnya terdapat sistem penjenjangan karir. 9. Fasilitas adalah segala sesuatu peralatan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Organisasi. Fasilitas meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang penggunaanya mempermudah pencapaian tujuan Organisasi. 10. Tekanan don tegangan adalah sesuatu yang dapat menimbulkan tegangan pada Organisasi yang akan dirasakan oleh Anggota Organisasi sehingga timbul
perasaan bersatu atau bertanggung jawab untuk memelihara
kelangsungan hidup dari Organisasi. Yendekatan analisis Sosiologis dari Dinamika Organisasi terhadap proses yang terjadi dalam Organisasi adalah komunikasi, pengelolaan batas (boundary maintenance), kaitan sistematis, institusionalisasi, sosialisasi dan kontrol sosial. Analisis ini juga terkait dengan kondisi aksi sosial dalam ha1 kewilayahan (territoriality), ukuran keaggotaan, ukuran wilayah dan kurun waktu. Analisis dengan pendekatan Psiko-Sosial adalah dengan rnemperhatikan Faktor-faktor yang menentukan Keberhasilan Organisasi dengan memperhatikan Faktor-faktor Dinamika Organisasi yang akan diuraikan berikut ini. Faktor-faktor Dinamika Organisasi Faktor-faktor Dinamika Organisasi atau Dinamika Kelornpok dalam literatur (Camnight & Zander,l960; Beal
d,1963; Slamet.1978) adalah
mencakup : Tujuan Organisasi, (Organization goals), Struktur Organisasi (Organization Structure), Fungsi tugas Organisasi (Organization Task Function), Pembangunan dan Pemeliharaan Organisasi (Organization Building and maintenance) atau seterusnya disebut Pemeliharaan Organisasi saja, Kekompakan
Organisasi
(Organization
Cohesivness),
Iklim
atau
Suasana Organisasi
(Organization Atmosphere), Tekanan pada Organisasi (Organization Pressure), Efektivitas Organisasi (Organization Effectiveness) dan Agenda terselubung Organisasi (Organization Hidden Agenda). Tujuan Organisasi Tujuan Organisasi adalah suatu keadaan akhir yang ingin dicapai, oleh Organisasi, semua kegiatan
Organisasi
diarahkan untuk mencapainya
(Sisk,1,977). Tujuan Organisasi ini merupakan unsur dinamika yang pentihg karena ada kaitamya dengan rnotivasi Anggota-Anggotanya. Tujuan yang jelas yang mencerminkan kebutuhan para Anggota akan meningkatkan motivasi para Anggota dalam interaksinya, dengan dernikian
meningkatkan
Efektivitas
Organisasi. Tujuan yang tidak jelas senng menyebabkan kekaburan bagi Anggota dan tidak memotivasi kegiatan An~gotadalam berpartisipasi dalam kegiatan Organisasi. Dalam analisis Tujuan Organisasi perlu diketahui mengenai bagaimanakah keadaan tujuan yang mempengaruhi Dinamika Organisasi : apakah tujuan cukup jelas, relevan dengan tujuan Anggota dan formil atau tidak dan aspek lainnya mencakup :
1.
Kesesuaian Tujuan. Tujuan Organisasi clan Tujuan Individu bisa sama bisa berbeda, berada dalam satu kontinuum "konkruen" dan "conflicting". Sebaiknya untuk Dinamika Organisasi adalah mengarah kepada "konkruen" atau kesesuaian Tujuan Organisasi dan Tujuan Individu.
2. Formalitas tujuan. Tujuan Organisasi dapat formal dan informal, tujuan formal dirumuskan secara jelas, dihasilkan secara terbuka, diketahui semua orang dan menjadi panduan daripada kegiatan yang dilaksanakan Organisasi sedangkan tujuan informal tidak pernah dibicarakan, tidak tertulis dan tidzk diumumkan akan tetapi dapat dirasakan oleh Anggota Organisasi.
3.
lirJuan wajih utuu tumhohan. Tujuan dapat bersifat wajib (mandatory) dan tujuan tambahan (valuntary, optional). Tujuan wajib adalah merupakan hal yang hams dan bisa vital bagi Organisasi sedangkan tujuan tambahan dapat merupakan kesenangan dan menambah semangat Anggota Organisasi.
4.
Keterpencifan atau jauhnya fujuan (remoteness). Sifat tujuan adalah bisa ."
dibayangkan, sulit atau mudah dibayangkan, jauh atau dekat. Sifat tujuan ini adalah masalah persepsi. Anggota Organisasi mudah membayangkan tujuan yang dekat yang mungkin dicapai, sulit mempersepsikan tujuan jauh terlalu abst~aksehingga sulit mencapainya. Tujuan Organisasi hendakfah diimbangi dengan yang konkret dan yang mudah dibayangkan, kalau terlalu sulit/jauh tidak menimbulkan motivasi. 5.
U
Polmisasi tujuan. Apakah ada pertentangan diantara tujuan-tujuan yang ada?
Bagaimana hubungan tujuan yang satu dengan yang lain : searah akiu bertentangan? Kalau tidak ada pertentangan atau tujuan saling mendukung adalah baik. Walaupun masing-masing tujuan baik katau bertentangan adalah merupakan ha1 yang tidak baik. 6 . Jumlah tujuan. Tujuan dapat terlalu banyak atau terlalu sedikit, apabila tujuan terlalu sedikit atau terlalu banyak ditinjau dari jumlah Anggota, kalau terlalu banyak mungkin saja tidak cukup waktu dan tenaga untuk mencapainya. 7 . Keterkaifan sisternutis. Apakah tujuan Organisasi konflik, searah atau
bertentangan dengan tujuan Organisasi lain? Melihat keluar Organisasi apakah sama atau berbeda tujuan dengan Organisasi lain. Kalau sama bisa tidak beruntung, kalau bertentangan tidak baik. Yang baik searah tetapi tidak ada persaingan dalam penggunaan sumberdaya.
8
Jungka wakru. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Ada tujuan jarlgka
panjang dan tujuan jangka pendek. Yang baik adalah tujuan jangka panjang yang jelas yang dipecah-pecah menjadi tujuan jangka pendek Struktur Organisasi Struktur Organisasi adalah pola yang sudah tetap mengenai interaksi dan koordinasi dari teknologi dan tenaga kerja dalam satu Organisasi mengacu kepada standar perilaku yang diterapkan oleh Organisasi, sistem komunikasi, dan mekanisme imbalan dan sanksi dari Organisasi. Struktur Organisasi dicirikan oleh adanya jenjang-jenjang yang diberlakukan ddam Organisasi, menggamharkan bagaimana Organisasi itu mengatur dirinya sendiri (membagi tugas), mengatur hubungan antar orang dan antar Kelompok. Struktur satu Organisasi
ada
kaitannya dengan tujuan, oleh karena Struktur Organisasi itu adalah cara Organisasi itu mengatur dirinya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya (Scott, 1981; Gibson @ 4,1993). Struktur Organisasi adalah unik untuk setiap Organisasi ditetapkan oleh Organisasi berdasarkan situasi, kondisi dan kebutuhan Organisasi, menyangkut otoritas atau kekuasaan dan pengaruhnya didalam Organisasi dan komuqikasi didalam Organisasi. Menurut Indik
Soedijanto (1980) ada delapan macam
peubah Struktur Organisasi : 1.
Ukuron Organisasi. Ukuran yang optimal dan yang paling tepat untuk suatu Organisasi belum dapat dimmuskan, tergantung tujuan yang ingin dicapai, tetapi ukuran Organisasi menciptakan dilema. Pada dasarnya makin besar ukuran Organisasi, makin komplek Organisasi tersebut dan Struktur (pengaturan ke dalam) semakin bersifat impersonal, semakin lugas, semakin sulit diarahkan dan dipadukan.
2.
Rentung Kenduli. Perilaku setiap orang dalam berorganisasi harus dikontrol dan dikendalikan, oleh sebab itu diperlukan adanya pengawas-pengawas. Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang menjadi tangseorang manajer untuk diawasi (Wekley
a
jawab
4,1992). Jumlah orang yang
dapat diawasi oleh seseorang manajer, tidak dapat dipastikan oleh karena tergantung pada besar kecilnya tugas yang hams dike jakan. Kalau terlalu banyak tidak akan bisa diawasi dan disupervisi (dibimbing, dibina, diarahkan) secara optimal. 3.
T~ngkufunhierorkis. Tingkatan hierarkis adalah tingkat-tingkat satuan Organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menumt kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu. Para pejabat yang berkedudukan pada tingkat yang lebih atas mengawasi para pejabat yang berkedudukan pada tingkat dibawahnya sehingga hubunganhubungan yang dilakukan antara para pejabat sejauh mungkin melewati tingkat-tingkat yang telah ditentukan. Semakin banyak jenjang hierarkis suatu Organisasi berarti semakin jauh jarak antam jenjang yang tertinggi dengan jenjang yang terbawah. Hal ini menuntut kemampuan dan kemudahan komunikasi agar tidak terjadi bias dalam komunikasi antar jenjang dan
jumlah tingkatan hierarki perlu memperhatikan efektivitas komunikasi. 4.
Struktur kewenangan. Struktw kewenangan adalah prinsipprinsip atau pola pembagian wewenang oleh seorang pemimpin kepada bawahan di dalarn suatu Organisasi. Tiap jenjang yang ada harus ada orang yang memiliki kewenangan tertentu untuk mengambil keputusan. Kewenangan yang terpusat pada suatu orang sering menimbulkan masalah yaitu terlalu b3nyak yang harus dikejakan yang memakan waktu dan memang tidaklah mungkin seseorang tahu akan semua hal. Kewenangan memang perlu didelegasikin sampai kepada tingkat yang paling rendah dalam jenjang hierarkis, sepanjang kewenangan bisa didelegasikan kepada orang yang dibawahnya.
5.
Sfruktur komunikasi. Struktur komunikasi adalah hubungan (vertikal maupun horizontal) antar individu dalam Organisasi yang mempengaruhi keeratan, kecepatan dan ketepatan dalam menerima infonnasi (Indrawidjaja, 1983). Struktur komunikasi merupakan peubah yang penting oleh karena lancarnya komunikasi baik komunikasi vertikal dari puncak hierarWli sarnpai paling bawah, maupun komunikasi horizontal akan menjamin kehidupan Organisasi.
6.
Srrukzur tugas. Struktur tugas adalah jaringan tugas yang terdapat dalam Organisasi yang memungkinkan tugas-tugas dapat ditejemahkan dengan jelas dan dapat dikejakan sesuai dengan pentahapannya s e a tujuan yang ingin dicapai oleh Organisasi. Struktur tugas ini penting karena biasanya suatu Organisasi mempunyai tugas yang besar, sehingga perlu dibagi ke dalam bagian-bagian kecil sesuai dengan kelnarnprlan nyata yang ada dalam Organisasi agar &pat dilaksanakan secara baik.
7 . Struktur sratus dun prestise. Struktur
status dan
prestise adalah pola
pengatwan atau penempatan orang-orang di dalam Organisasi yang disesuaikan dengan keahliannya serta yang menentukan status dan prestisenya (Indrawidjaja,l983). Status dan prestise hams diatur dalarn Organisasi agar para Anggota dapat berperan sesuai dengan statusnya, serta meningkatkan prestisenya. 8.
Jarak psikologis. Jarak psikologis adalah suatu perbedaan atau kesenjangan antara individu-individu yang saling berinteraksi di dalam Organisasi, baik antara atasan dengan bawahan, maupun antara karyawan yang sejajar. Jika
jarak psikologis dalam Organisasi jauh komunikasi tidak efektif, sebaliknya jika jarak psikologis dekat maka komunikasi mudah dan efektif, sehingga menguntungkan kehidupan Organisasi. Dalam Organisasi yang baik Strukturnya akan terdapat jarak psikologis bawahan dan atas,an yang tidak te~lalujauh dan tidak pula terlalu dekat (Soedijanto,1980). Yang penting dalam Dinamika Organisasi adalah bagiamana Organisasi mengatur dirinya
dan diatur dalam mencapai tujuan Organisasi yang akan
mempengaruhi Dinamika Organisasi. Dari hanyak ha1 yang menyangkut Struktur Organisasi yang terpenting menumt Slamet (1978) adalah yang menyangkut : Struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan, Struktur tugas atau pembagian pekerjaan dan Struktur komunikasi yaitu bagaimana aliran-aliran komunikasi terjadi.
.
Fungsi Tugas Organisasi Fungsi Tugas Organisasi adalah apa yang sehamsnya dilakukan dalam Organisasi sehingga tujuan Organisasi dapat tercapai. Pada dasarnya setiap Organisasi perlu melakukan usaha-usaha tertentu untuk mencapai keadaan tertentu (Slamet,1978) yaitu : 1.
Kepuasan Anggolu. Memberi kepuasan kepada Anggota karena tercapainya tujuan Organisasi maupun tujuan pribadi akan membuat Anggota memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan.
2.
lnformasi bum. Pencarian dan pemberian informasi barn sebanyak mungkin kepada Anggota mengenai apa yang sedang dan yang akan dilakukakan untuk mencapai tujuan. Anggota-Anggota yang selalu mendapat informasi
baru akan dapat meningkatkan cara untuk mencapai tujuan. 3.
Koordinusi. Koordinasi yang baik adalah mencegah kesimpang siuran, yaitu adanya pengatucan tugas yang jelas &lam mewapai tujuan.
4.
Inisiasi. Inisiasi (Initiation) adalah yang memulai timbulnya inisiatip didalam Organisasi baik yang berasal dari pimpinan formal, informal atau Anggota untuk mencapai tujuan Organisasi.
5.
Deseminasi. Deseminasi adalah penyebaran ide atau gagasan yang merupakan upaya untuk mencapai tujuan Organisasi yang disebarkan kepada
seluruh Anggota. 6.
Penjelasan. Penjelasan (clearification) adalah kemampuan menjelaskan sernua persoalan apabila Anggota menemukan situasi yang mernbingungkan yang timbul sehubungan dengan upaya untuk mencapai tujuan kepada seluruh Anggota, sehingga persoalan menjadi jelas.
Pemeliharaan Organisasi Pemeliharaan Organisasi yang merupakan salah satu faktor penentu kedinamisan Organisasi adalah upaya menjaga agar Organisasi tetap hidup atau orientasi kepada kehidupan Organisasi meliputi : 1. Purtisipasi. Upaya agar setiap Anggota berpartisipasi dengan baik, mempunyai peranan tertentu dan merasa memiliki Organisasi, tumbuh perasaan sebagai bagian dari Organisasi. Nilai merasa berharga dari banyak orang sebagai Anggota satu Organisasi adalah perasaan rnerniliki dan merupakan bagian Organisasi tersebut (Wald & Doty, 1954
dalam
Bass,1981). 2.
h i l i t a . ~ .Penyediaan input dan peralatan yang diperlukan oleh kegiatan Organisasi untuk mencapai tujuan agar Organisasi dapat hidup dar. berkembang dengan baik.
3. Akliviras. Adanya aktivitas adalah merupakan tanda kehidupan Organisasi, dengan demikian diperlukan kemampuan rnengadakan aktivitas sebanyakbanyaknya dalarn upaya untuk mengernbangkan diri dan kehidupan Organisasi. 4. Koordinasi. Adanya koordinasi akan rnemperlancar kegiatan Organisasi untuk menghindarkan din dari konflik yang dapat mernbahayakan kelangsungan hidup dari Organisasi sehingga perlu adanya koordinasi yang baikdalam upaya rnembina dan mengembangkan Organisasi.
5. Komuniku.si. Komunikasi
adalah proses vital dalam Organisasi, penting
sekali bagi semua proses Organisasi. Jaringan-jaringan komunikasi dalam Organisasi mendapatkan dan membagikan informasi untuk pusat-pusat pemerosesan informasi dan pembuatan keputusan (Wexley & Yukl, 1992). Kemampuan menyelenggarakan komunikasi yang baik diantara para Anggota
adalah penting dalam mengembangkan dan membina kehidupan Organisasi. 6 . Norma atau Bandar. Nonna atau Standar bagi Organisasi adalah perlu
diciptakan oleh Organisasi sendiri yang diperlukan untuk mengatur kehidupan Organisasi. 7.
n
Sosialisasi. Sosialisasi adalah kemampuan Organisasi melaksanakan proses sosialisasi dengan lancar, agar para. Anggota yang baru dapat menyesu2ikan diri dengan norma yang berlaku dan kehidupan Organisasi dapat berkembang
dan terbina dengan baik. 8. Mendapatkan Anggota bnru. Mendapatkan Anggota baru bagi Organisasi adalah penting oleh karena Anggota ada yang pergi (pindah, meninggal, mengundurkan din atau alasan lain) tidaklah dapat dicegah, perlu upaya mencari Anggota baru dalam rangka mengembangkan dan mempertahankan kehidupn Organisasi.
Kekompakan Organisasi Kekompakan Organisasi atau Kesatuan Organisasi adalah dipengaruhi oleh besamya tanggung jawab (commitment) para Anggotanya. Kekompakan Organisasi tercipta dengan adanya rasa keterikatan yang kuat diantara para Anggotanya terhadap Organisasi. Kekompakan Organisasi ditentukan atau dipengaruhi oleh beberap faktor yaitu :
1. Kepemimpinan. Kepemimpinan yang penting adalah mengenai apakah pemimpin Organisasi memahami tujuan Organisasi dengan baik, apakah menjalankan kewajibannya dengan baik dan apakah memberikan penjelasan tentang tujuan Organisasi dengan baik kepada angotanya.
2 . Keanggotaan. Keanggotaan adalah mengenai sikap para Anggota terhadap Organisasinya : apakah mereka merasa terikat, merasa merupkan bagian dari Organisasi atau acuh tak acuh terhadap Organisasi. Para Anggota ( b e ~ t juga u pemimpin) perlu menunjukkan kemauannya yan? tulus untuk saling isi mengisi dan saling memiliki, sehingga jelas terasa dan terlihat bahwa Orga~sasiitu adalah milik mereka semua, milik bersama. 3. Nilai twuan. Nilai tujuan adalah pandangan atau penilaian terhadap tujuan Organisasi oleh para Anggota, apakah bangga atau tidak dengan tujuan.
Kekompakan dipengaruhi oleh pandangan terhadap nilai yang melekat pada tujuan Organisasi (nilai sosial, spiritual dan ekonomi). Kalau tujuan Organisasi itu dianggap bemilai tinggi oleh para Anggota dalam arti material, luhur, mulia atau terhormat, akan diberikan dukungan yang besar yang menyebabkam adanya kekompakan dalam Organisasi. 4 . Ilomogenilus. I-Iornogenitas adalah keadaan Organisasi apakah memiliki
Anggota yang homogen atau .heterogen, baik mengenai pandangan, U
pendidikan, pekerjaan, umur clan lain lain. 5. -- Integrasi. Integrasi ada\ah sehubungan dengan bagaimana tingkat integrasi
para
Anggota Organisasi,
apakah
masing-masing bertindak
secara
organisatoris atau secara individu. Organisasi yang memiliki tingkat integrasi yang tinggi akan
rnernpunyai
Kesatuan Organisasi dan Dinamika
Organisasinya juga tinggi. 6. Kerjasuma. Ke rjasarna adalah apakah para Anggota Organisasi memiliki sifat
untuk saling bekej a sama, saling tolong menolong atau tidak.
7. Besurnya Organisasi. Bcsarnya Organisasi adalah mengenai besar kecilnya Organisasi : terlalu besar atau terlalu kecil. Organisasi yang terlalu besar solidaritasnya lebih sukar tercapai dan sebalihya. Solidaritas adalah gabungan dari faktor-faktor Kepemimpinan, keanggotaan, nilai tujuan, integrasi dan kejasama. Iklim Organisasi Iklim Organisasi atau atmosfer Organisasi adalah keadaan moral, sikap dan perasaan-perasaan yang urnum terdapat dalam Organisasi. Hal ini terlihat pada Anggota-Anggotanya apakah mereka bersemangat atau apatis terhadap kegiatan dan kehidupan Organisasinya. Hanyalah apabila para Anggota bersemangat, Organisasi akan rnenjadi dinamis. lklim Organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni : 1. Tegungan. Tegangan (tension) adalah mengenai keadaan ketegangan
Organisasi apakah Organisasi itu dalam keadaan santai (tegangan rendah) atau dalam keadaan yang terlalu senus (tegangan tinggi). Organisasi yang tegangannya tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah akan memiliki
dinamika yang tinggi. 2 . Keramah tamahan. Keramah tamahan adalah keramah tamahan Anggota yaitu
apakah tejadi suasana yang ramah tamah diantara Anggota sehingga terjalin persahabatan atau sebaliknya, yang menimbulkan pertentangan. ' 3. Kelonggaran. Kelonggaran (permissiveness) adalah mengenai apakah
Organisasi tersebut dalam keadaan terlalu longgar (permissive) atau ierlalu dikontrol ketat. Organisasi akan memiliki Dinamika Organisasi yang tinggi kalau kelonggaran tidak terlalu longgar dan tidak pula tedalu ketat.
4. Linglnrngan frsrk. Keadaan lingkungan fisik (physical enviroment) adalah apakah kedaan lingkungan fisik dari Organisasi dalam kedaan baik atau tidak yaitu meliputi : fasilitas, sarana dan keadaan fisik lainnya yang akan mempengaruhi suasana Organisasi. Tekanan pada Organisasi Tekanan (pressure) pada Organisasi adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam Organisasi. Adanya ketegangan perlu untuk menumbuhkan kedinamisan Organisasi, tetapi ketegangan yang terlalu tmgg atau terlalu besar dapat mematikan kedinamisan Organisasi. Oleh karena itu tingkat ketegangan penting sedemikian mpa meningkatkan motivasi &lam melakukan aktivitas sehingga aktivitas naik dan Dinamika Organisasi juga naik. Tekanan kepada Organisasi dapat berasal dari Organisasi sendiri dan berasal dari luar Organisasi. 1. Tekanan dari datum Organisa~i.Tekanan dari dalam (intern) Organisasi
adalah adanya tuntutan-tuntutan ataupun keinginan-keinginan dari para Anggota. Tuntutan-tuntutan dari Anggota ini dapat meningkatkan atau mengurangi kedinamisan Organisasi. Apabila tidak ada tuntutan-tuntutan dari AnggotiOrganisasi akan dapat menu~nkankedinamisan Organisasi. Sumber dari tekanan yang mengakibatkan ketegangan Organisasi dari dalam adalah : konflik, otoriter, persaingan dan lain-lain. Adanya sistem penghargaan dan hukuman terhadap Anggota dapat juga menimbulkan ketegangan psikologis yang mempunyai pengaruh pada kedinamisan Organisasi.
2.
Tekunan dari luar Organisasi. Tekanan dari luar (ekstem) Organisasi dapat
55
berupa tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan dari pihak luar. Apabiia tuntutan dan harapan pihak luar itu mempunyai pengaruh terhadap kehidupan danlatau nama Organisasi, maka tirnbullah ketegangan yang akan mempengaruhi kedinamisan Organisasi. Sumber tekanan dari luar Organisasi adalah b e ~ p a: tantangan, laitikan, sanksi, penghargaan, hukuman dan lain lain. Efektivitas Organisasi Efektivitas Organisasi adalah efektivitas yang dapat diukurV dari tercapainya tujuan Organisasi dan besarnya kepuasan para Anggota setelah tujuan tercapai. Semakin sempurna tujuan Organisasi tercapai atau semakin puas para Anggota setelah tujuan tercapai dapat dikatakan Organisasi itu semakin efektif dan dinamikanya semakin tinggi. Efektivitas Organisasi menurut Slamet (1987) hams dilihat dan segi Produktivitas, Moral & Kepuasan Anggota.
1. Produktivitas Organisasi. Produktivitas Organisasi diukur dari keberhasilan Organisasi mencapai tujuan-tujuan Organisasi
2. Moral. Moral dilihat dari semangat dan sikap para Anggotanya apakah mereka merasa bangga dan bahagia (atau tidak bangga dan tidak bahagia) bila berasosiasi dengan Organisasinya. 3. Kepuasan Anggota. Kepuasan Anggota adalah dilihat dari pandangan keberhasilan Anggota rnencapai tujuan-tuj uan pribadinya. Agenda Tenelubung Agenda Terselubung atau maksud terselubung adalah tujuan yang dirumuskan Anggota namun tidak tertulis
tetapi diharapkan akan tercapai
(Camvright a &, 1960). 1 . Agenda Terselubung bag, Anggota. Agenda Terselubung bagi Anggota adalah
program tugas atau tujuan yang tersirat yang ingin dicapai oleh Koperasi tetapi tidak tertulis sebagaimana tujuan terbuka yang dituliskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, namun diketahui Anggota.
2 . Agenda Terselubung bagi Pengurus. Agenda Terselubung bagi Pengurus adalah program tugas atau tujuan yang tersirat yang ingin dicapai oleh Koperasi tetapi tidak tertulis sebagaimana tujuan terbuka dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, tetapi hanya diketahui oleh Pengurus. Agenda terselubung ini penting artinya bagi kehidupan Organisasi dan Dinamika Organisasi, dengan mengabaikannya tidak akan menolong jadi harus dipecahkan. Organisasi dapat bekeja untuk rnaksud-maksud terbuka dan maksudmaksud terselubung pada waktu yang sama. Studi Dinamika Organisasi
Studi Dinamika Organisasi dilaksanakan oleh Ruwiyanto (1988) untuk D
meneliti mengenai Pengaruh Faktor-faktor Dinamika Orjpnisasi Lembaga Pendidikan Karya (LPK) terhadap manfaat Sosioekonomi Warga Belajar .di daerah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten dan Kotamadya Bogor. Kesimpulan yang diperoleh adalah : (I) LPK cenderung dapat digunakan sebagai salah satu langkah terobosan untuk menekan angka pengangguran dan ants urbanisasi. (2) Dinamika Organisasi LPK mempunyai pengaruh langsung
yang berarti atas
manfaat sosioekonomi warga belajarnya dan ada perbedaan antara paradigma pengorganisasian LPK di daerah perkotaan dengan di daerah pedesaan dan (3) Kemampuan mengorganisasikan LPK bagi pernimpin LPK temyata merupakan faktor penentu dalam keberhasilan LPK. Dinamika clan Partisipasi Anggota Koperasi yang bergerak & bidang pengelolaan temak sapi perah dan pemasaran produksi air susu segar (Koperasi Supraba) di Kabupaten Banyumas
yang diteliti
oleh
Hartanto (1990)
menyimpulkan bahwa : (1) Dinamika Koperasi Supraba termasuk kategori Cukup Dinamis, yang ditunjukkan oleh respon Anggota bahwa : Fungsi tugas Koperasi, Tujuan Koperasi, Pengadaan fasilitas, Tekanan dan tegangan, Pembinaan dan pengembangan Organisasi dan Pnentuan peraturan dan sanksi dalam kehidupan Koperasi adalah Cukup. (2) Partisipasi Anggota Koperasi Supraba termasuk kategori Cukup yang ditunjukkan oleh : Partisipasi Anggota dibidang perencanaan dan kegiatan Koperasi adalah cukup sedangkan partisipasi Anggota Koperasi dibidang pelaksanaan kegiatan Koperasi adalah jelek dan (3) Dinamika Koperasi dan partisipasi Anggota Koperasi tidak mempunyai hubungan nyata. Penelitian Dinamika Oganisasi dan aktualisasi fungsi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di Kalimantan Barat
dilaksanakan oleh Surnastro
(1996) yang menjadikan komponen Organisasi yaitu Taksonomi Organisasi,
Shuktur Organisasi, Proses Organisasi, Individu dalam Organisasi dan Kepemimpinan sebagai Faktor-faktor Dinamika Organisasi LKMD. Desa yang diteliti terdiri dari desa definitif (desa tanpa gabungan dengan desa-lain) dan desa hasil penyatuan (penggabungan beberapa desa, hasil pengelompokan desa dari pemerintah). Kesimpulan yang diperoleh (1) Hubungan antara Dinamika m
Organisasi dengan aktualisasi fungsi LKMD adalah hubhgan yang nyata. Hubungan yang nyata juga
diperlihatkan oleh hubungan antara aspek
Pemeliharaan pemerintah dengan tingkat aktualisasi dan tingkat kedinamisan
LKMD. (2) Hasil Analisis jalur (Analisis Lintas) dari 18 hubungan jalur, hanya terdapat 9 hubungan lintasan antar peubah di desa definitif dan 7 hubungan lintasan di desa penyatuan yang berpengaruh nyata dan (3) Dan Analisis Iintas diketahui bahwa aktualisasi fungsi LKMD di desa definitif dipengaruhi secara langsung oleh aspek Taksonomi Organisasi, Proses Organisasi dan Struktur Organisasi, sedangkan aktualisasi fungsi LKMD di desa hasil penyatuan dipengaruhi secara langsung oleh aspek Proses Organisasi, Individu dalam Organisasi dan Pemeliharaan dari pemerintah.
Keeratan hubungan linier antar peubah dapat digambarkan oleh koefisien korelasi, tetapi koefisien korelasi tidak dapat menggambarkan mekanisme hubungan tersebut. Dalam penelitian ini dipergunakan Analisis koefisien Lintas (Path coefficient Analysi.~)atau Analisis Lintas yang mempakan pengembangan dari analisis korelasi. Melalui Lintasan-Lintasan yang dibangun dakam diagram Lintas, metode Analisis Lintas dapat menjelaskan mekanisme hubungan kausal antar peubah dengan cara menguraikan koefisien korelasi menjadi pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung, bukan hanya keeratannya saja seperti koefisien korelasi (Gravois & Helms,] 992). Menurut Sudjana (1992), metode ini bukan untuk menemukan penyebabpenyebab, melainkan suatu metode yang digunakan pada model kausal yang dirumuskan
peneliti
pengetahuan tertentu.
atas
dasar
pertimbangan-pertimbangan teoritis
dan
58
Analisis Lintas menggabungkan keterangan kuantitatif yang dipe~olehdari koefisien korelasi dengan keterangan kualitatif melalui hubungan kausal yang telah diformulasikan, sehingga dapat menghasilkan suatu interpretasi yang kuantitatif (Dillon & Goldstein, 1984). Koefisien Lintas dalam suatu sistem kausal identik dengan koefisien regresi parsial baku dan dapat ditafsirkan sebagai nisbah dari d w simpangan m
baku. Pembandingan dua koefisien Lintas memberikan ukur& pentingnya secara relatif dua peubah bebas yang terlibat dalam menduga peubah tidak bebas (Steel & Tome,1960).
Apabila misalnya dalam suatu persamaan regresi linear, X , mempakan peubah terikat dan Xi (I=1,2, ...,k) mempakan peubah bebas.
Jika So adalah
simpangan baku X,,, Si adalah simpangan baku Xi serta :
maka diperoleh persamaan regresi baku sebagai berikut : Dimana : Zo : peubah tidak bebas yang dibakukan Zi : pubah bebas yang dibakukan : koefisien Lintas U : peubah sisaan yang dibakukan po,l: koefisien Lintas sisaan
Koefisien Lintas dapat pula dihitung dari persanlaan-persamaan korelasi, dalam ha1 ini antara peubah bebas dengan peubah sisa dianggap tidak berkorelasi.
Dari persamaan ro,
=
polrl,+mzrz,+ ...+pokr ~ ,
menurut Namboodiri
"
A(l975) untuk semua nilai i dapat dibuat k buah persamaan yang apabila dikemukakan dalam bentuk persarnaan vektor dan
matriks adalah sebagai berikut :
Nilai koefisien Lintas dapat dihitung melalui persamaan
Pengaruh tidak langsung peubah bebas Xi terhadap peubah tidak bebas & melalui peubah bebas X, diperoleh dari pojrji atau jumlah hasil kali koefisienkoefisien Lintas dari semua Lintasan yang menghubungkan peubah X, dengan peubah & dan pengaruh langsungnya dinyatakan dengan poi. Koefisien Lintas peubah sisa dihitung berdasarkan persamaan : rOO
= POIr
~+ l P0zr02 +
...+ POkrOk
+P O I ~ ~ O U
sehingga diperoleh nilai koefisien Lintas peubah sisa
Koefisien ini menunjukkan pengaruh langsung dari peubah-peubah diluar persamaan. Khusus untuk regresi linear sederhana, koefisien Lintasnya sama dengan koefisien korelasinya, jika koefisien korelasinya kecil, maka koefisien Lintas peubah sisanya menjadi besar dan maksimum nilainya adalah satu. Koefisien tintas yang kurang dari 0.05 dapat diabaikan (Sudjana,l992) dan apabila nilai korelasi antara faktor penyebab dan akibat hampir sama besarnya dengan koefisien pengaruh langsungnya (perbedaannya tidak lebih dari 0.05), maka koefisien tersebut menjelaskan hubungan yang sebenarnya dan pemilihan secara langsung terhadap semua peubah tersebut dan akan sangat efektif (Sin&
& Kakar
Runhayat & Hermanto,l995;
Sing & C h a u d q
Astika,l991). Adapun asumsi yang diperlukan dalam Analisis Lintas adalah : I. Didalam sistem sebab akibat peubah-peubah dibedakan atas peubah behas, peubah tidak bebas dan peubah sisa. 2.
Hubungan dixntara peubah-peubah didalam model bersifat linear dan kmsal.
3. Antara peubah bebas dengan peubah sisa dianggap tidak berkorelasi.
4. Peubah tidak bebas diartikan sebagai kombinasi linear dari peubah hebas sku dari peubah tidak bebas lainnya dalam sistem, dengan satu peubah sisa (Tata
dalam Apsari,1993). Langkah awal penggunaan metode Analisis Lintas adalah penyusunan Diagram Lintas yang menggamharkan hubungan kausal antar peubah. Diagram ini disusun berdasarkan pengetahuan yang mendasari tentang hubungan kausal atau berdasarkan hipotesis yang dibuat dan dapat juga berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya (Li,1955; Dewey & Lu,1959). Diagram Lintas
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seperti tertera dalam Gambar-9 yang akan dikemukakan dan dijelaskan lebih lanjut dalarn uraian ~ e r a n ~ k Pikiran a' Penelitian.