e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
PRINSIP KESANTUNAN PADA TALKSHOW RUMPI (NO SECRET) DI TRANS TV Ni Made Anggun Purwati1, I Wayan Rasna2, Ni Made Rai Wisudariani3 1,2,3Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pemenuhan prinsip kesantunan pada Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV; (2) pelanggaran prinsip kesantunan pada Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV; dan (3) dampak psikologis pemenuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan oleh penutur terhadap mitra tutur pada Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dengan menyasar tuturan pembawa acara dan bintang tamu sebagai objek penelitian. Subjek penelitian ini adalah pembawa acara dan bintang tamu Talkshow Rumpi (No Secret) yang disiarkan di Trans TV. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi dan observasi. Tahap analisis data meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan simpilan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 50 tuturan yang memenuhan prinsip kesantunan dan 21 tuturan yang melanggaran prinsip kesantunan Leech. Pemenuhan maksim Leech meliputi maksim penerimaan 34,54% (19 tuturan), maksim kecocokan 27,27% (15 tuturan), maksim kerendahan hati 16,36% (9 tuturan), maksim kebijaksanaan 12,72% (7 tuturan), maksim kesimpatian 7,27% (4 tuturan), dan maksim kemurahan hati 1,81% (1 tuturan). Pelanggaran maksim Leech meliputi, maksim kecocokan 52,38% (11 tuturan), maksim penerimaan 14,28% (3 tuturan), maksim kerendahan hati 14,28% (3 tuturan), maksim kesimpatian 9,52% (2 tuturan), maksim kebijaksanaan 4,76% (1 tuturan), dan maksim kemurahan hati 4,76% (1 tuturan). Pemenuhan dan pelanggaran maksim kesantunan menimbulkan dampak psikologis positif dan negatif. Kata kunci: prinsip kesantunan, dampak psikologis
Abstract This study aims to descrribe (1) the fulfillment of the principle of politeness on Talkshow Rumpi (No Secret) in Trans TV; (2) the violation of the principle of politeness on Talkshow Rumpi (No Secret) in Trans TV; and (3) the psychological impact of compliance and violation of the principle of politeness by the speaker of the hearer on Talkshow Rumpi (No Secret) on Trans TV. To achieve these objectives, researchers used a qualitative descriptive design. This research subject is the host and guest star Talkshow Rumpi (No Secret) which aired on Trans TV. The data collection method used in this study documentation and observation. Data were analyzed by stages (1) data reduction, (2) presentation of data, and (3) the withdrawal simpilan / verification. Researchers found 50 utterances that indicate compliance with the principles of politeness and 21 utterances that indicate violations of the principles of politeness Leech for delivery from September 3 to October 7, 2016. The six maxims which are filled with maxims wisdom 7 speech, generosity 1 narrative, reception 19 speech, humility 9 speech, speech 15 matches, and sympathy 4 speech. Maksim infringed includes maxims wisdom 1 speech, generosity 1 speech, 3 acceptance speech, modesty maxim 3 speech, suitability 11 speech, and sympathy 2 speech. As well as the psychological impact arising from compliance and violation of the principle of politeness to the hearer that positive and negative impacts. Keywords: politeness principle, psychological impact
1
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
PENDAHULUAN Setiap harinya manusia tidak pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi antarsesamanya. Bahasa memegang peran penting dalam kegiatan berkomunikasi manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain. Hal tersebut senada dengan pendapat Wardhaugh (dalam Chaer, 2015:33) yang mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat berkomunikasi bagi manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Seperti halnya aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam berbicara, penutur dan mitra tutur dalam penggunaan bahasanya sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya dalam menggunakan bahasa dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan serta ucapan mitra tuturnya. Hal ini senada dengan pendapat yang disampaikan oleh Alan (dalam Wijana, 1996:45) yaitu setiap peserta tindak tutur bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual. Aktivitas komunikasi secara konseptual memiliki tiga macam saluran, yaitu: saluran antarpribadi (inter-personal), media massa (mass media), dan forum media yang dimaksudkan untuk menggabungkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh saluran antarpribadi dan media massa. Kegiatan berbahasa pada era modern seperti sekarang ini berkembang pesat melalui saluran media massa. Media massa adalah alat penyaji informasi yang tidak pernah lekang oleh zaman. Saat ini beberapa media massa yang cukup berkembang dengan baik di Indonesia di antaranya adalah koran, majalah, radio, dan televisi. Skormis (Kuswandi, 1996 :8)
menyatakan dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi adalah media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena penyajian informasi serta hiburan yang menampilkan gambar visual dan juga suara sehingga menarik orang-orang untuk menikmatinya. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Hal inilah yang menjadikan hampir di setiap rumah di Indonesia memiliki setidaknya satu buah televisi. Keberadaan televisi memberikan pengaruh terhadap penikmatnya. Menurut Mar’at (dalam Effendy, 2004 :122) acara televisi pada umumnya memengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari televisi itu sendiri, di mana televisi seakan-akan menghipnotis pemirsa, sehingga mereka terhanyut dalam kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi. Sementara itu Kuswandi (1996:99) menyebutkan ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu (1) dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa; (2) dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi; (3) dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Ketiga dampak tersebut tentu bahasa adalah hal yang cukup banyak dipengaruhi oleh acara televisi, mengingat bahasa merupakan salah satu kebudayaan manusia. Jika kemampuan menyerap
2
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
informasi yang dimiliki oleh pemirsa sebuah acara tidak baik, potensi meniru kebudayaan yang ditanamkan dari sebuah acara di televisi akan memengaruhi pemirsanya. Berkenaan dengan pengaruh televisi bagi pemirsanya, perlu kiranya penikmat televisi mengetahui kualitas suatu tayangan. Di Indonesia, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah melakukan survei mengenai indeks kualitas program siaran televisi periode Maret-April 2015. Survei tersebut terealisasi berdasarkan kerjasama antara Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan Sembilan perguruan tinggi di Indonesia, yaitu (1) Universitas Islam Negeri Jakarta; (2) Universitas Islam Negeri Yogyakarta; (3) Universitas Diponogoro Semarang; (4) Universitas Airlangga Surabaya; (5) Universitas Hasanuddin Makasar; (6)Universita Sumatra Utara Medan; (7) Universitas Islam Negri Ambon; (8)Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin; (9) Universitas Udayana Bali. Dari hasil survei tersebut posisi pertama diisi oleh acara kebudayaan dan posisi kedua diisi oleh acara religi, yang notabenanya merupakan acara yang diminiati oleh kalangan usia lanjut. Sementar itu talkshow memiliki indeks yang cukup baik yaitu di posisi ke-3, dengan indeks 3,78 dari standar kualitas yang ditetapkan KPI 4,0. Acara talkshow, pembawa acara akan menyampaikan informasi dan berinteraksi langsung dengan bintang tamu yang diselingi sajian musik serta lawakan. Dilihat dari model acaranya, talkshow termasuk salah satu acara yang semakin banyak bermunculan dengan ciri khas masingmasing acara, bahkan menjadi tayangan atau program acara yang banyak diminati oleh khalayak. Ditambah lagi program ini kebanyakan disajikan pada waktu-waktu yang memang tidak mengganggu kegiatan masyarakat, sehingga memungkinkan banyak orang yang menonton televisi, dan cocok untuk memenuhi kepuasan
masyarakat akan hiburan setelah lelah bekerja seharian. Untuk memenuhi keinginan khalayak terhadap penayangan acara talkshow yang berbeda dan inovatif, Trans TV menghadirkan beberapa acara talkshow berbau komedi. Salah satu program acara talkshow yang dihadirkan oleh Trans TV adalah Rumpi (No Secret), yang menempatkan Feny Rose sebagai pembawa acaranya. Pembawa acara sering menjadi pedoman bagi pemirsa untuk memilih suatu tayangan karena citra yang ditimbulkan oleh pembawa acara tersebut. Daya tarik sang pembawa acara yang khas dan mampu mengulik informasi dari bintang tamu menjadi andalan bagi program talkshow ini. Kelebihan lain dari program talkshow ini adalah tema yang diangkat dalam setiap episodenya merupakan isu-isu yang sedang hangat di masyarakat, sehingga menarik pemirsa untuk menyaksikannya. Program talkshow yang mengangkat tema umum life style dan gossip ini tayang setiap hari Senin – Jumat dengan isu yang berbeda-beda. Ini merupakan salah satu program tayangan baru Trans TV yang mulai tayang pada minggu kedua bulan November 2014. Sebagaimana program variety show lainnya, program tayangan ini dipandu oleh pembawa acara yaitu Feny Rose. Dalam review yang tercantum dalam website Trans TV (www.transtv.co.id) bahwa program ini akan mengulik hal paling pribadi dari bintang tamu dan narasumber dengan cara santai melalui sebuah permainan yang menarik. Dari pernyataan tersebut tentu tidak semua orang ingin hal-hal pribadi yang ada pada diri mereka diungkap di depan khalayak, apalagi dipublikasikan dalam media massa seperti televisi. Begitu pula artis/selebritis yang diundang dalam acara Talkshow Rumpi (No Secret). Mereka tentu tidak menginginkan sesuatu yang dianggap rahasia pribadi digembor-gemborkan di depan publik. Hal inilah yang membuat pembawa acara seharusnya lebih selektif dalam mengajukan pertanyaan, karena
3
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
akan sulit untuk menggali informasi pribadi seseorang. Maka dari itu dalam tuturan yang digunakan tentu harus diimbangi dengan kesantunan bahasa tuturan, agar bintang tamu tidak tersinggung selama proses wawancara. Kesantunan berbahasa sendiri tercermin dalam tata cara berkomunikasi lewat tanda verbal atau tata cara berbahasa (Leech, dalam Nadar, 2009:7). Tata cara berbahasa harus sesuai dengan budaya yang ada dalam masyarakat dan dipergunakannya suatu bahasa dalam berkomunikasi. Apabila tata cara berbahasa seseorang tidak sesuai dengan norma dan budaya, akan mendapatkan nilai negatif dan penilaian buruk di masyarakat, dituduh sebagai orang yang sombong, angkuh, tak acuh, egois, tidak beradat, bahkan tidak berbudaya, misalnya. Prinsip kesantunan sendiri berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri, dan orang lain. Diri sendiri adalah penutur,orang lain adalah mitra tutur dan orang ketiga yang dibicarakan penutur dan mitra tutur. Prinsip kesantunan muncul karena adanya kelemahan pada prinsip kerjasama yang ditawarkan oleh Grice, yakni hanya berlaku untuk tuturan langsung. Artinya bahwa penggunaan bahasa itu hendaknya diarahkan kepada makna yang sebenarnya. Padahal pada kenyatannya dalam penggunaan bahasa secara riil dalam masyarakat penggunaan bahasa lebih banyak digunakan pada makna tidak sebenarnya atau dengan menggunakan tuturan tidak langsung dengan alasan kesantunan. Banyak ahli yang mengutarakan mengenai teori kesantunan dalam berbahasa, salah satunya adalah Leech. Leech (1983) mengembangkan prinsip kesantunan yang di dalamnya terdapat enam maksim yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim kemurahan (generosity maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendahan hati (modesty maxim), maksim kecocokan
(agreement maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy kaxim). Sementara itu kondisi riil yang ditemukan dari dokumentasi awal acara Rumpi (No Secret) yang disiarkan pada tanggal 3 Desember 2014, pembawa acara maupun bintang tamu dalam kegiatan tanya jawab tampak menyimpang dalam penggunaan prinsip kesantunan. Berikut ini adalah contoh percakapan dari bintang tamu pertama yaitu artis tahun 90-an, Mayangsari. Dalam acara bincang-bincang tersebut terdapat tindak tuturan sebagai berikut: Konteks: Dituturkan oleh Feni Rose dan Mayangsari. Di awal acara Mayangsari merasa mulai ada kejanggalan antara tema yang disepakati dengan pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara. Feni (1) : “Tapi kalau boleh kita tahu ya, penampilan Mayang Sari hari ini, sssttt…. Coba dari bawah… eeeee belt-nya apa ayo??? Mayangsari (2): “Eh tunggu, tunggu ya, sepertinya saya masuk jebakan Batmen ini ya?! Dibilangnya acara nineteis, tapi kok jadinya kupas tuntas gini ya? Feni (3) : “ Soalnya ada yang bilang begini, karena biasa kan artis itu dikelilingi oleh mitos-mitos, kalau Mayang Sari muncul, ih Mayangsari, penampilannya dari atas ke bawah itu dua milir.” Mayangsari(4): “ Woooooww… Kurang banyak” Dalam peristiwa tutur di atas, tuturan (2) oleh Mayangsari sesungguhnya merupakan implikatur bahwa ia merasa dibohongi mengenai tema acara Talkshow Rumpi (No Secret) saat itu. Namun, Feni Rose malah menanggapi yang berhubungan dengan penampilan Mayang Sari (3). Hal tersebut adalah contoh dari pelanggaran maksim kecocokan. Feni Rose sebagai pembawa acara justru memaksimalkan ketidaksetujuan akan tuturan Mayangsari dan terus melanjutkan
4
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
bincang-bincang mengenai fashion seperti pada kutifan “Soalnya ada yang bilang begini, karena biasa kan artis itu dikelilingi oleh mitos-mitos, kalau Mayang Sari muncul, ih Mayangsari, penampilannya dari atas ke bawah itu dua miliar.” Lalu terdapat pula pelanggaran prinsip kesantunan maksim kerendahan hati dari tuturan (4) “Woooooww… Kurang banyak” oleh Mayangsari yang sangat jelas memaksimalkan rasa hormat pada dirinya. Pernyataan itu mengenai penampilan Mayangsari yang diprediksi bernilai dua miliar dianggap kurang oleh Mayangsari sendiri. Data awal tersebut menunjukkan adanya pelanggaran prinsip kesantunan, yang memicu ketersinggungan Mayangsari, sehingga memutuskan meninggalkan panggung acara yang disiarkan secara langsung tersebut saat iklan diputar. Dari data tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji pemenuhan serta pelanggaran prinsip kesantunan yang dilakukan oleh pembawa acara maupun bintang tamu pada Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV yang ditayangkan pada minggu pertama bulan Oktober 2016. Seperti yang telah disajikan sebelumnya peneliti tertarik mengkaji kesantunan bahasa bintang tamu dan pembawa acara talkshow ini mengingat talkshow ini ditayangkan secara langsung, sehingga proses pengeditan siaran sangat sulit untuk dilakukan sehingga didapatlah tuturan yang sebenarnya. Kemudian dari segi pembawa acara, Feni Rose adalah salah satu pembawa acara yang memiliki citra luar biasa yang tentu dapat memengaruhi pemirsnya. Selain itu kemampuan Feni Rose dalam menggali informasi, melalui pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sudah tidak diragukan lagi, sehingga jawaban yang diperoleh akan memuaskan penikmat talkshow ini. Selain itu dipilihnya penayangan pada minggu pertama bulan Oktober 2016 dikarenakan bulan ini dekat dengan waktu penelitian, sehingga data yang didapat merupakan data yang baru. Isu-isu yang dibahas dalam talkshow juga
merupakan isu-isu yang tengah hangat diperbincangkan di masyarakat, sehingga hasil penelitian ini akan semakin menarik untuk di baca. Penelitian lain dalam studi kesantunan berbahasa sudah cukup banyak. Penelitian tersebut di antaranya, yang pernah dilakukan oleh Ni Nyoman Ayu Suciartini yang berjudul “Kesantunan Tuturan Guru dan Dampak Psikologisnya terhadap Siswa dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas XI SMA PGRI 1 Amlapura”. Penelitian ini mengambil subjek guru bahasa dan sastra Indonesia di kelas XI SMA PGRI 1 Amlapura. Kemudian penelitian oleh Dw.Gd Acharya Gowinda Putra pada tahun 2015, dengan judul penelitian “Bentuk dan Kesantunan Tindak Tutur Guru dan Siswa Pada Kegiatan Mengajar di Kelas X AK SMK Negeri 1 Singaraja”. Penelitian ini mengambil subjek guru Bahasa Indonesia kelas X AK SMK Negeri 1 Singaraja. Kemudian di tahun yang sama penelitian oleh Agus Sujianto berjudul “Kesantunan Bernahasa Hakim dan Terdakwa dalam Persidangan di Pengadilan Negeri Negara”. Penelitian ini mengambil subjek bahasa hakim dan terdakwa dalam persidangan di Pengadilan Negeri Negara. Keempat penelitian oleh Rika Astuti yang berjudul “Kesantunan Berbahasa dalam Talkshow Neo Democrazy di Metro TV” yang dilaksanakan pada tahun 2012. Penelitian ini mengambil subjek tuturan dalam Talkshow Neo Democrazy di Metro TV. Kelima penelitian di atas sama dengan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti, yaitu mengkaji kesantunan bahasa dalam subjek penelitian. Penelitian ini juga diharapkan dapat melengkapi rantai ilmu pengetahuan, sebagai pelengkap dalam studi pragmatik khususnya kesantunan berbahasa. Penelitian ini dilaksanakan tentu denangan harapan agar dapat mendeskripsikan bagaimana pemenuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan dalam Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV, mengingat dari data awal ditemukannya
5
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
pelanggaran prinsip kesantunan baik itu yang dilakukan oleh bintang tamu maupun pembawa acara.
Sesuai dengan karakteristik data, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua yaitu mengenai pemenuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan oleh pembawa acara maupun bintang tamu pada Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV. Sementara itu metode observasi digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga mengenai dampak psikologis yang ditimbulkan dari penerapan prinsip kesantunan pada Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV. Dokumentasi adalah proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan data-data atau informasi. Sesuai dengan karakteristik data, metode dokumentasi dan observasi dengan teknik perekaman dan pencatatan merupakan metode pengumpulan data yang tepat digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan data dari penelitian ini berupa video acara talkshow yang disiarkan di televisi. Dalam penelitian kualitatif, instrument penelitian adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri dengan bantuan pembimbing. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiyono, 2013:8). Demikian pula dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sendiri berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih sumber data, melakukan pengumpulan data, melakukan analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Selain memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, peneliti menggunakan beberapa instrumen penunjang untuk melancarkan penelitian yang dilakukannya. Berdasarkan metode pengumpulan data yang
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Rancangan deskriptif kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas, objektif, sistematis, dan cermat mengenai fakta-fakta dari setiap populasi (Margono, 2003:36). Rancangan ini juga digunakan sebagai prosedur dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan saat melakukan penelitian tanpa adanya manipulasi data. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan Teori kesantunan Leech yang diharapkan bisa membedah penerapan prinsip kesantunan yang dipergunakan atau dilanggar pada tuturan pembawa acara dan bintang tamu Talkshow Rumpi (No Secret). Rancangan ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan pemenuhann dan pelanggaran prinsip kesantunan pada Talkshow Rumpi (No Secret). Subjek penelitian merupakan istilah untuk menjawab pertanyaan siapa yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Arikunto (2005:116) mengemukakan bahwa subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable melekat. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pembawa acara dan bintang tamu Talkshow Rumpi (No Secret) yang disiarkan di Trans TV. Objek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian atau sasaran yang akan diteliti (Arikunto, 1997:118). Adapun objek penelitian atau hal yang akan dikaji dan menjadi titik perhatian penelitian ini adalah 1) pemenuhan prinsip kesantunan; 2) pelanggaran prinsip kesantunan; 3) dampak psikologis yang ditimbulkan dalam penerapan prinsip kesantunan dalam percakapan atau tuturan pembawa acara dan bintang tamu Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV.
6
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
disampaikan sebelumnya, instrumen yang tepat digunakan meliputi alat perekam, alat tulis, kartu data, dan lembar observasi. Alat perekam berguna untuk merekam percakapan-percakapan pada acara talkshow. Kartu data berguna untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua, yaitu menentukan pemenuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan yang dilakukan oleh pembawa acara maupun bintang tamu dalam Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah ketiga digunakan lembar observasi.
tersebut dicatat dalam kartu data dengan memberi tanda rumput (√) pada tuturan yang mengandung pemenuhan serta pelanggaran prinsip kesantunan. Berdasarkan reduksi data tahap kedua diperoleh 50 tuturan yang memenuhi prinsip kesantunan dan 21 tuturan yang melanggar prinsip kesantunan. Berikut contoh tuturan yang memenuhi dan melanggar prinsip kesantunan beserta dampak psikologisnya. PEMENUHAN PRINSIP KESANTUNAN P1: Ya sekarang kita ngerumpiin teman-teman dari Diah Permata Sari. Seeettt… ini teman-teman yang sudah berteman selama puluhan tahun ya? Ari Wibowo? Ari Wibowo pernah kesini loh ya. Masih suka, masih suka kontekkontekan sama Ari Wibowo? B1: Udah jarang. Udah jarang. P1: Tapi, Ari Wibowo ini kamu ingetnya seperti, sosok yang seperti apa sih? B1: Orangnya baik banget ya. Saya pertama kali syuting bersama dia di Si Manis Jembatan Ancol untuk persi layar lebarnya. Orangnya seru banget… nget… nget… nget… nget…
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini meliputi (1) pemenuhan prinsip kesantunan oleh pembawa acara dan bintang tamu pada Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV; (2) pelanggaran prinsip kesantunan oleh pembawa acara dan bintang tamu pada Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV, dan (3) dampak pisikologis pemenuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan oleh penutur terhadap mitra tutur pada acara Talkshow Rumpi (No Secret) di Trans TV. Langkah awal yang peneliti lakukan sebelum menganalisis data adalah merekam penayangan Talkshow Rumpi (No Secret) yang tayang di Trans TV pada tanggal 3 sampai 7 Oktober 2016. Setelah berhasil mengumpulkan rekaman yang ada, peneliti kembali mengunduh Talkshow Rumpi (No Secret) di YouTube untuk disesuaikan penayanganya. Hal tersebut karena rekaman yang dimiliki peneliti tidak jelas terdengar dan terlihat karena gangguan suara dari lingkungan sekitar. Dari rentang waktu penayangan tanggal 3 sampai dengan 7 Oktober 2016, diperoleh 1958 tuturan antara pembawa acara dan bintang tamu. Dari 1958 tuturan tersebut peneliti telah menemukan seluruh maksim yang disampaikan oleh Geofferey Leech telah dipenuhi sekaligus dilanggar baik oleh pembawa acara maupun bintang tamu Talkshow Rumpi (No Secret). Data yang terkumpul sebanyak 1958 tuturan
SD: Penayangan Talkshow Rumpi(No Secret) di TRANS TV tanggal 3 Oktober 2016
Dituturkan oleh B1, Diah Permata Sari untuk menanggapi pertanyaan Feni Rose mengenai sosok Ari Wibowo di mata Diah Permata Sari. Tuturan Diah menunjukkan pemenuhan prinsip kesantunan maksim penerimaan/pujian dengan memuji Ari Wibowo yang Diah nyatakan merupakan sosok yang baik. Selain itu Diah juga memaksimalkan pujiannya dengan menyatakan Ari Wibowo adalah sosok yang seru banget.
7
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN P1: Tapi, Ari Wibowo ini kamu ingetnya seperti, sosok yang seperti apa sih? B1: Orangnya baik banget ya. Saya pertama kali syuting bersama dia di Si Manis Jembatan Ancol untuk persi layar lebarnya. Orangnya seru banget… nget… nget… nget… nget… P1: Serunya kayak gimana? Kok perasaan disini pendiem aja gitu.
untuk prestasi Bang Tigor. Dalam tuturan tersebut Feni menerapkan prinsip kesantunan maksim penerimaan atau pujian. Tuturan ini memicu reaksi dari Bang Tigor. Bang Tigor menunjukkan kebanggaannya dan menjelaskan lebih banyak tentang film yang dibintanginya. 2. Ih, kamu bagus banget nyanyinya. SD: Talkshow Rumpi (No Secret) Tanggal 6 Oktober 2016
Dituturkan oleh B1, Inka Christie. Tuturan di atas menunjukkan pemenuhan prinsip kesantunan maksim pujian. Tuturan disampaikan oleh Inka Christie untuk memuji suara Irma Dharmawangsa yang diminta oleh Feni Rose menyanyikan lagu milik Inka Christie yang bernadakan rock. Irma Dharmawangsa diminta menyanyikan lagu Inka Christie yang bernada rock karena dulu ketika menyanyi di kafe ke kafe Irma Dharmawangsa kebanyakan menyanyikan lagu rock. Setelah Irma menyanyikan lagunya Inka menunjukkan kekagumannya dengan suara Irma dan memujinya. Tuturan di atas ditujukkan untuk memuji suara Irama Dharmawangsa, reaksi yang kemudian ditunjukkan oleh Irma adalah tersenyum.
SD: Penayangan Talkshow Rumpi(No Secret) di TRANS TV tanggal 3 Oktober 2016
Dituturkan oleh P1, Feni Rose yang menyangkal pernyataan Diah Permata Sari yang menyatakan Ari Wibowo adalah sosok yang seru banget. Feni Rose menunjukkan ketidaksepakatan dirinya atas pernyataan Diah dengan menyatakan “Seru gimana? Kok perasaan di sini diem aja gitu.” tuturan tersebut menyatakan ketika Ari Wibowo sempat menjadi bintang tamu acara Rumpi (No Secret) orangnya tidak seru, bahkan diam saja menurut pandangan Feni Rose. Jadi dari tuturan Feni Rose di atas jelas terdapat pelanggaran prinsip kesantunan maksim kecocokan karean Feni meragukan pandangan Diah. PEMENUHAN PRINSIP KESANTUNAN DAN DAMPAK PSIKOLOGISNYA 1. Owh, keren banget sih. SD: Talkshow Rumpi (No Secret) Tanggal 4 Oktober 2016
PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DAN DAMPAK PSIKOLOGISNYA 1. Seru kayak gimana? Kok perasaan di sini diem aja gitu.
Dituturkan oleh P1, Feni Rose untuk memaksimalkan pujiannya terhadap prestasi B3, Bang Tigor yang telah membintangi dua film sekaligus tahun 2016 ini. Tuturan Feni Rose di atas sangat jelas menunjukkan pujiannya untuk Bang Tigor dengan mengatakan “Owh keren banget sih.” Kata keren dalam tuturan itu merupakan bentuk pujian yang disampaikan oleh Feni Rose
SD: Talkshow Rumpi (No Secret) Tanggal 3 Oktober 2016
Dituturkan oleh P1, Feni Rose yang menyangkal pernyataan Diah Permata Sari yang menyatakan Ari Wibowo adalah sosok yang seru banget. Tuturan Feni Rose di atas jelas terdapat pelanggaran prinsip
8
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
kesantunan makasim kecocokan karean Feni meragukan pandangan Diah. Tuturan di atas mendapat reaksi dari Diah Permata Sari yaitu berupa senyuman sembari mengutarakan pembelaanya mengenai ketidaksepakatan antara dirinya dan Feni Rose sebelumnya.
hati 16,36% (9 tuturan), maksim kecocokan 27,27% (15 tuturan), dan maksim kesimpatian 7,27% (4 tuturan). Bila diuraikan pemenuhan prinsip kesantunan pada Talkshow Rumpi (No Secret) maksim penerimaan atau pujian lebih dominan diterapkan yaitu sebanyak 34,54% atau 19 tuturan. Kedua, dari 71 tuturan yang mengandung nilai pragmatis, terdapat 21 tuturan yang melanggar prinsip. Keenam maksim yang disampaikan Leech juga dilanggar oleh pembawa acara dan bintang tamu. Jumlah tuturan yang menunjukkan pelanggaran prinsip kesantunan yaitu maksim kebijaksanaan 4,76% (1 tuturan), maksim kemurahan hati 4,76% (1 tuturan), maksim penerimaan 14,28% (3 tuturan), maksim kerendahan hati 14,28% (3 tuturan), maksim kecocokan 52,38% (11 tuturan), dan maksim kesimpatian 9,52% (2 tuturan). Bila diuraikan pelanggaran prinsip kesantunan pada Talkshow Rumpi (No Secret) maksim kecocokan atau kesepakatan lebih dominan diteramkan yaitu sebanyak 52,38% atau 11 tuturan. Ketiga, dampak psikologis yang muncul akibat pemenuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan pada penayangan Talkshow Rumpi (No Secret) didasarkan pada dampak positif dan negatif yang ditunjukkan dengan perubahan raut wajah mitra tutur. Dampak positif ditunjukkan dengan senyuman, tawa, serta keseriusan menyimak tuturan, sedangkan dampak negatif ditunjukkan dengan ekspresi wajah cemberut dari mitra tutur. Selain itu penemuan dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa konteks pengetahuan penutur dan mitra tutur juga berpengaruh terhadap dampak psikologis yang muncul dalam sebuah tuturan.
2. Kurus banget, mukanya, waduh jelek banget mukanya. SD: Talkshow Rumpi (No Secret) Tanggal 4 Oktober 2016
Dituturkan oleh B3, Bang Tigor yang menceritakan tentang bagaimana Asri Welas dulu ketika mereka pertama kali bertemu. Tuturan di atas merupakan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan maksim penerimaan atau pujian. Dalam tuturan tersebut sangat jelas Bang Tigor meminimalkan pujiannya dengan mengejek Asri Welas yang dulu, dengan menyatakan Asri dulu kurus banget dan jelek banget mukanya. Tuturan ini memicu reaksi dari kedua mitra tutur Bang Tigor saat itu Feni Rose dan Asri Welas. Asri Welas yang diledek oleh Bang Tigor saat itu justru tersenyum. Sementara, Feni Rose menunjukkan wajah heran terhadap pernyataan Bang Tigor. Penutup Ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, dari 71 tuturan yang mengandung nilai pragmatis, terdapat 50 tuturan yang menunjukkan memenuhi prinsip kesantunan, dengan 5 tuturan yang memenuhi dua maksim sekaligus dalam 1 tuturan. Keenam maksim yang disampaikan Leech dipenuhi oleh pembawa acara dan bintang tamu. Jumlah tuturan yang menunjukkan pemenuhan prinsip kesantunan yaitu maksim kebijaksanaan 12,72% (7 tuturan), maksim kemurahan hati 1,81% (1 tuturan), maksim penerimaan 34,54% (19 tuturan), maksim kerendahan
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta. -------. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
9
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
Chaer, Abdul. 2015. Psikolinguistik (Kajian Teoritik). Jakarta: Rineka Cipta. Effendy, Uchjana Onong. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Gunarwan, A. 2007. Pragmatik: Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Universitas Atma Jaya. Kuswandi, Wawan.1996. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). Jakarta: Rineka Cipta. Leech, Geoffry.1983. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Rahardi, Kunjana. 2008. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Bandung: Erlangga. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumarsono. 2010. Pragmatik. Singaraja: Undiksha. Wardhaugh, R. 1987. Introduce to Sociolinguistics. Oxford: Basil Blackwell. Wijana, Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta : Andi Offset. Wijana, I D. P. dan Muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
10