PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA MAHASISWA KOMUNITAS MARCHING BAND UNIVERSITAS MATARAM
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh
ADEN FITRIANI E1C012003 PROGRAM STUDI BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017
1
2
PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA MAHASISWA KOMUNITAS MARCHING BAND UNIVERSITAS MATARAM Aden Fitriani, Syamsinas Jafar, Mochammad Asyhar. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP UNIVERSITAS MATARAM e-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) bagaimanakah bentuk pematuhan prinsip kesantunan berbahasa pada mahasiswa Komunitas Marching Band Universitas Mataram? dan 2) bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa pada mahasiswa Komunitas Marching Band Universitas Mataram? Tujuan dilakukan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan bentuk pematuhan prinsip kesantunan berbahasa pada mahasiswa komunitas Marching Band Universitas Mataram dan 2) mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip keantunan berbahasa pada mahasiswa komunitas Marching Band Univeritas Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dan sumber data dalam penelitian ini berasal dari tuturan lisan maupun tulis dari mahasiswa Komunitas Marching Band Universitas Mataram yang di dalamnya mengandung pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa. Data yang dituturkan secara lisan diperoleh dengan metode simak dengan teknik dasar sadap yang melibatkan teknik lanjutan yakni teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Data yang dituturkan secara tertulis diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi dengan teknik lanjutan yaitu teknik catat. Data dianalisis menggunakan metode padan. Langkah-langkah dalam menjalankan metode tersebut yaitu data diselaraskan, dipadankan, dan disejajarkan dengan referen yang digunakan yaitu prinsip kesantunan Leech. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh temuan seperti 1) beberapa mahasiswa Komunitas Marching Band Universitas Mataram mematuhi keenam maksim kesantunan yang meliputi maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan/kemurahan, maksim pujian/penghargaan, maksim kerendahan hati/kesederhanaan, maksim kecocokan/kesetujuan, dan maksim kesimpatian dan 2) beberapa mahasiswa komunitas Marching Band Universitas Mataram melanggar prinsip kesantunan berbahasa. Pelanggaran tersebut terdapat pada maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan/kemurahan, maksim pujian/penghargaan, maksim kecocokan/kesetujuan, dan maksim kesimpatian. Kata kunci : prinsip kesantunan, pelanggaran maksim, dan konteks.
ii 3
LANGUAGE POLITENESS PRINCIPLE OF STUDENT MARCHING BAND COMMUNITY OF MATARAM UNIVERSITY Aden Fitriani, Syamsinas Jafar, Mochammad Asyhar. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP UNIVERSITAS MATARAM e-mail:
[email protected] ABSTRACT The problem in this research are 1) how compliance with the principle form of politeness on the student community Mataram University Marching Band? and 2) how a violation of the principle of politeness on the student community Mataram University Marching Band? The purpose of this study were 1) to describe the form of adherence to principles of politeness on the student community Mataram University Marching Band and 2) to describe a violation of the principle of speaking to the student community kesantunan Marching Band Univeritas Mataram. This research is a qualitative descriptive study. Data and data sources in this study originated from spoken and written speech of students of Community Marching Band, University of Mataram which contains compliance and violation of the principles of politeness. Data spoken verbally obtained by the method of tapping refer to the basic techniques involving advanced techniques refer to techniques that involved free conversation, recording technique, and technical notes. Data were told in writing is obtained by using the method of documentation with advanced technique which is a technique noted. Data were analyzed using a unified method. The steps in carrying out the method that is data sync, paired, and aligned with referents used that Leech politeness principle. Based on the analysis of data, obtained findings such as 1) some students Community Marching Band, University of Mataram comply with the six maxims of politeness which includes tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim and 2) some community college students Marching Band, University of Mataram violates the principle of politeness. The violations found in the wisdom of maxims, generosity maxim, approbation maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Key words: politeness principle, violation of maxims, and context.
iii 4
atau “Dapatkah anda membawakan
1. PENDAHULUAN berjalan
alat saya?” Kalimat-kalimat tersebut
dengan baik tidak terlepas dari usaha
lebih santun bila dibandingkan dengan
penutur dan lawan tutur untuk bersikap
kalimat
santun antar satu dengan yang lain.
langsung, misalnya kalimat “Bawakan
Apabila penutur berbicara kepada
alat
lawan
menggunakan
kalimat berita atau kalimat tanya
kesantunan, konflik akan timbul dalam
dipandang lebih santun dibandingkan
proses komunikasi, misalnya lawan
dengan kalimat perintah.
tutur merasa tersinggung atau marah
Penggunaan
Komunikasi
tutur
yang
tanpa
yang
diungkapkan
saya!”.
Memerintah
secara dengan
bahasa
seperti
ketika menerima tuturan yang tidak
contoh data di atas menjadi salah satu
menggunakan kesantunan.
alasan dilakukannya penelitian ini
Sehubungan dengan kesantunan
dengan judul “Prinsip Kesantunan
seperti yang dipaparkan pada paragraf
Berbahasa pada Mahasiswa Komunitas
di atas, kesantunan dalam berbahasa
Marching Band Universitas Mataram”.
memiliki beberapa ciri, yaitu bersifat
Banyaknya
tidak langsung, tidak menggunakan
bermunculan seiring dengan kemajuan
kata-kata kasar atau umpatan, dan
zaman
tidak meninggikan suara atau nada
penelitian
berbicara. Tuturan yang bersifat tidak
menggambarkan bagaimana bentuk-
langsung
yang
bentuk bahasa yang santun dan tidak
menggunakan kata-kata atau kalimat
santun khususnya pada mahasiswa
basa-basi dalam menyampaikan tujuan
Komunitas
atau maksud dari tuturan karena
Universitas Mataram.
adalah
tuturan
semakin panjang tuturan seseorang
bahasa
yang
baru
pesat, ini
yang
diperlukan
yang
Marching
dapat
Band
Alasan lain peneliti memilih
maka semakin besar pula keinginan
judul
ini
adalah
anggota
dari
orang itu untuk bersikap santun kepada
Komunitas ini berasal dari berbagai
lawan bicaranya. Contoh kalimat yang
suku, tidak hanya berasal dari suku
diungkapkan secara tidak langsung
Sasak, tetapi juga dari suku Bajo,
adalah “Tolong bawakan alat saya”
Mbojo, Samawa, Bali, Jawa, dan Arab,
1
dan berbagai keyakinan yang berbeda pula,
ada
yang
beragama
Manfaat penelitian ini adalah
Islam,
pembaca diharapkan dapat mengurangi
Kristen, dan Hindu sehingga dengan
penggunaan bahasa tidak santun dan
keberagaman
menerapkan
suku
atau
budaya,
prinsip
kesantunan
bahasa, dan agama tersebut juga
berbahasa di kehidupannya sehari-hari,
berpengaruh
Hasil
pada
corak
Alasan
selanjutnya
dimanfaatkan sebagai referensi bagi
adalah sepengetahuan peneliti, belum
peneliti-peneliti berikutnya, dan bagi
pernah
guru,
kesantunannya. ada
peneliti
menjadikan
lain
Komunitas
yang (UKM)
penelitian
hasil
ini
penelitian
dapat
ini
menambah referensi dan bahan ajar
Universitas Mataram sebagai objek
untuk
penelitian,
mengenai kesantunan berbahasa.
khususnya
Komunitas
siswa-siswanya
khususnya
Marching Band Universitas Mataram
2. LANDASAN TEORI
dan peneliti juga merupakan salah satu
Berdasarkan
anggota
dari
Komunitas
dapat
permasalahan
tersebut,
yang muncul dalam penelitian ini, ada
sehingga memudahkan peneliti untuk
beberapa teori yang digunakan sebagai
mencari data. Permasalahan dalam
dasar untuk memperkuat penelitian
penelitian ini adalah bagaimanakah
yang akan dilakukan. Beberapa teori
kesantunan berbahasa pada mahasiswa
tersebut akan dijelaskan berikut ini.
Komunitas
A. Pragmatik
Marching
Band
Universitas Mataram. Bagaimanakah
Pragmatik adalah cabang ilmu
bentuk pematuhan dan pelanggaran
bahasa yang mempelajari struktur
prinsip kesantunan berbahasa pada
bahasa
mahasiswa Komunitas Marching Band
bagaimana
satuan
Universitas
Mataram.
digunakan
di
penelitian
ini
Selanjutnya,
bertujuan
untuk
secara
eksternal,
yaitu
kebahasaan
dalam
itu
komunikasi
(Wijana dan Rohmadi, 2009:4). Ilmu
mendeskripsikan bentuk pematuhan
ini
dan pelanggaran prinsip kesantunan
penyampaian
makna,
berbahasa pada mahasiswa komunitas
bergantung
pada
Marching Band Universitas Mataram.
linguistik
mempelajari
dari
bagaimana tidak
hanya
pengetahuan pembicara
dan
2
pendengar, tapi juga dari konteks
E. Prinsip Kesantunan Berbahasa
penuturan, pengetahuan tentang status para
pihak
yang
terlibat
dalam
Prinsip kesantunan berbahasa dijabarkan Leech ke dalam enam
pembicaraan, dan maksud tersirat dari
maksim.
pembicara.
yaitu Maksim Kebijaksanaan, Maksim
B. Konteks
Kedermawanan/Kemurahan, Maksim
Konteks memiliki peranan kuat
Maksim-maksim
tersebut
Pujian/Penghargaan,
Maksim
dalam menentukan maksud penutur
Kerendahan
dalam berinteraksi dengan lawan tutur
Maksim Kecocokan/Kesetujuan, dan
(Rohmadi, 2010:2). Konteks adalah
Maksim Kesimpatian.
sesuatu yang diciptakan secara dinamis
3. METODE PENELITIAN Jenis
dan bersama-sama oleh para peran dari
Hati/Kesederhanaan,
penelitian
ini
wacana, Werth (1999 dalam Black,
penelitian
2011:4).
Penelitian deskriptif kualitatif. Data
C. Wacana
dalam penelitian ini adalah tuturan
Tarigan
deskriptif
adalah kualitatif
(1986:27)
yang mematuhi dan melanggar prinsip
mengemukakan bahwa wacana adalah
kesantunan berbahasa yang dituturkan
satuan bahasa terlengkap dan tertinggi
oleh mahasiswa Komunitas Marching
atau terbesar di atas kalimat atau
Band
klausa dengan kohesi dan koherensi
berupa tuturan lisan dan tulis (tuturan
yang tinggi yang berkesinambungan
dari media sosial LINE dan Facebook)
yang mempunyai awal dan akhir yang
yang bentuk lingualnya dapat berupa
nyata,
kata,
disampaikan
secara
lisan
Universitas
frasa,
klausa,
Mataram
kalimat,
yang
dan
maupun tulisan.
wacana. Data dalam penelitian ini
D. Kesantunan Berbahasa
didapat dari informan dan tuturan.
Kesantunan
berbahasa
Metode
yang
digunakan
dalam
bersentral pada jarak sosial, yang mana
pengumpulan data penelitian yaitu
sekaligus mengatur tata krama atau
metode simak untuk mendapatkan data
cara berbahasa, yaitu cara berbahasa
yang dituturkan secara langsung (lisan)
yang baik dan benar.
dan
metode
dokumentasi
untuk
3
mendapatkan data yang dituturkan
dalam kartu data. Teknik yang kedua
secara tidak langsung (tulisan) yang
yaitu teknik simak bebas libat cakap.
dijelaskan sebagai berikut.
Dalam penggunaan teknik simak bebas
Untuk
mendapatkan
dan
libat
cakap
ini,
peneliti
hanya
mengumpulkan data yang dituturkan
mendengarkan dan mengamati tuturan
secara langsung (lisan) yang relevan,
yang dituturkan oleh informan tanpa
digunakan metode simak. Peneliti
terlibat langsung dalam percakapan.
menyimak
langsung
mematuhi
dan
tuturan
yang
Untuk mendapatkan data dari
prinsip
bahasa yang dituturkan secara tidak
kesantunan. Secara khusus, peneliti
langsung (tulisan) dari grup media
menggunakan metode simak dengan
sosial
beberapa teknik lanjutan yaitu teknik
Universitas
sadap dan teknik bebas libat cakap.
metode dokumentasi (lihat Sugiyono,
Teknik sadap dilakukan dengan cara
2013:240). Teknik yang digunakan
menyadap dan menyaksikan langsung
yaitu teknik catat dan bebas libat
penggunaan bahasa yang mematuhi
cakap.
dan melanggar prinsip kesantunan
dilakukan
berbahasa
oleh
mengamati, mendownload, dan setelah
mahasiswa komunitas Marching Band
itu mencatatnya dalam kartu data. Isi
Universitas
penyadapan
dari kartu data yaitu tanggal terbit,
dilakukan dengan cara mencatat hal-
topik pembicaraan, dan komentar-
hal yang relevan pada kartu data, isi
komentar atau tuturan.
dari kartu data yang dimaksud memuat
Dalam
melanggar
yang
dituturkan
Mataram,
komunitas
Marching
Mataram,
digunakan
Langkah-langkah adalah
Band
yang
membaca,
menganalisis
data,
antara lain tanggal penyimakan, lokasi
peneliti menggunakan metode padan.
penelitian,
topik
Metode padan dibagi menjadi dua
partisipan,
konteks
pembicaraan, tuturan,
dan
yaitu metode padan intralingual dan
tuturan. Selain mencatat hal-hal yang
padan ekstralingual (lihat Mahsun,
relevan, peneliti juga merekam dengan
2014:117-120).
menggunakan telepon genggam dan
dalam menjalankan metode tersebut
kemudian mencatat hasil rekaman ke
dalam
penelitian
Langkah-langkah ini
yaitu
data
4
diselaraskan,
dipadankan,
disejajarkan
dengan
referen
dan yang
pembahasan tersebut akan dipaparkan secara berturut-turut berikut ini.
digunakan yaitu prinsip kesantunan Leech yang dijabarkan dalam maksimTeknik yang digunakan peneliti yaitu teknik dasar pilah unsur penentu. Kemudian
teknik
lanjutan
digunakan
adalah
teknik
menyamakan
dan
yang hubung
Mahsun, 2014:119). Langkah-langkah digunakan
menganalisis
dalam data
rangka yaitu
mengidentifikasi data, mengklasifikasi data, menganalsis data, dan menarik kesimpulan.Hasil
analisis
data
disajikan menggunakan metode formal
Prinsip
Berbahasa
pada
Mahasiswa Komunitas Marching Band Universitas Mataram A. Bentuk
Pematuhan
Maksim
Kebijaksanaan Gagasan
teknik
hubung banding membedakan (lihat yang
Pematuhan
Kesantunan
maksim kesantunan.
banding
1. Bentuk
kebijaksanaan
dasar
maksim
dalam
prinsip
kesantunan adalah bahwa para peserta pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi atau meminimalkan kerugian bagi pihak lain (mitra tutur) dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur.
Orang
bertutur
yang
berpegang dan melaksanakan maksim
dan informal.
kebijaksanaan akan dapat dikatakan
4. PEMBAHASAN
sebagai orang santun. Pada membahas pematuhan
bab tentang
ini, (1)
prinsip
peneliti
Teks 1
bentuk
Arin : “Warna hitam dah pake.” Ocha : “Iya, yang warna hitam dah. Kamu punya dua kan yang warna hitam, In?” I’in : “Iya, dua.” Ocha : “Saya pinjem punyamu satu yah? Soalnya saya gak bawa ini.” I’in : (Mengangguk) “Iya, nanti ambil di kos.”
kesantunan
berbahasa pada mahasiswa Komunitas Marching Band Universitas Mataram dan (2) bentuk pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa pada mahasiswa Komunitas
Marching
Band
Universitas Mataram. Masing-masing
5
(Tuturan mahasiswa Komunitas MBUM, Sabtu, 13 Agustus 2016)
Teks 2 Mardiah Diul
Konteks : Kutipan dialog pada teks 1 terjadi saat rapat yang diadakan setelah kegiatan gladi resik telah selesai.
Mardiah
Tuturan yang mengandung kesantunan dalam teks tersebut adalah I’in yang
(Line, Grup MB Unram, Jumat, 26 Agustus 2016)
mengangguk dan mengatakan “iya, nanti ambil di kos” kepada Ocha. Sikap I’in yang mau meminjamkan Ocha salah satu jilbab berwarna hitam miliknyalah
yang
memaksimalkan
berarti
I’in
keuntungan
Ocha
yang merupakan suatu yang dianggap mematuhi prinsip kesantunan yaitu
maksim para
peserta pertuturan diharapkan dapat orang
lain.
Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri
dan
memaksimalkan
keuntungan bagi pihak lain.
pada teks 2 terjadi saat komunitas MBUM akan mengadakan promosi UKM Marching Band. Pada acara yang akan berlangsung esok hari tersebut, dua orang anggota yaitu
atau stand pendaftaran. Dalam diskusi
Kemurahan/Kedermawanan
menghormati
Kalimat-kalimat yang terdapat
yang akan menjaga tempat pendaftaran
B. Bentuk Pematuhan Maksim
kemurahan/kedermawanan,
Konteks :
Mardiah dan Diul mendiskusikan siapa
pada maksim kebijaksanaan.
Dengan
: “Sama siapa jaga stand, Diul?” : “Gak tau, yang datang aja ke sekret, si Adnan disms gak dibales.” : “Besok dah saya ke sekret, saya temenin jaga stand.”
tersebut, Mardiah menuturkan “Besok dah saya ke sekret, saya temenin jaga stand.” Jika dikaji menurut prinsip kesantunan
berbahasa,
tuturan
ini
merupakan bentuk pelaksanaan atau pematuhan
maksim
kedermawanan/kemurahan
karena
tanpa diminta oleh siapapun Mardiah mau berbaik hati menunjuk dirinya menemani
Diul
menjaga
stand
pendaftaran. Hal ini berarti Mardiah
6
mengurangi
dirinya
merasa kagum terhadap brosur yang
sendiri dan menguntungkan lawan
didesign oleh Teguh sehingga mereka
tuturnya yaitu Diul.
berdua
menyatakan
“bagus”
terhadap
tersebut.
Jika
C. Bentuk
keuntungan
Pematuhan
Maksim
Pujian/Penghargaan Dalam
“keren” karya
dikaji
dan Teguh
berdasarkan
maksim
prinsip kesantunan, dapat dikatakan
pujian/penghargaan dijelaskan bahwa
Rahmat dan Mia mematuhi maksim
seseorang akan dapat dianggap santun
pujian/penghargaan,
apabila dalam bertutur selalu berusaha
dengan
memberikan
penghargaan
seseorang atau penutur akan dapat
pihak
Para
lain.
kepada
peserta
tutur
karena
pengertian
dianggap
santun
sesuai
maksim apabila
ini, dalam
diharapkan tidak saling mengejek,
bertutur selalu berusaha memberikan
mencaci, atau saling merendahkan
penghargaan kepada pihak lain.
pihak lain dan mengharuskan peserta
D. Bentuk
tutur
memaksimalkan
pujian
atau
Pematuhan
Maksim
Kerendahan
penghargaan kepada orang lain.
Hati/Kesederhanaan Pada maksim kerendahan hati
Teks 3 Teguh mengirimkan dua gambar
atau maksim kesederhanaan, peserta
design brosur
tutur diharapkan dapat bersikap rendah
Komentar:
hati dengan cara mengurangi pujian
Rahmat Mia
: “Keren, Teguh.” : “Bagusan yang awal jadinya. Wkwk.” (Line, Grup MB Unram, Jumat, 26 Agustus 2016)
Konteks :
terhadap dirinya sendiri. Teks 4 Ocha Kak An
Konteks tuturan teks 3 terjadi saat Teguh mengirimkan dua design brosur untuk sebuah acara yang akan
I’in Ocha
: “Cie, Kak An, lagi banyak uang ya?” : “Eh, gak juga sih, Cuma lagi ada rezeki aja dikit.” : “Ye, kita ditraktir Kak An.” (bersorak) : “Yeee.” (bersorak)
diadakan oleh komunitas ini. Kalimat yang dituturkan Rahmat dan Mia adalah menunjukkan bahwa mereka
(Tuturan mahasiswa Komunitas MBUM, Jumat, 26 Agustus 2016)
7
Konteks :
Teks 5
Konteks tuturan teks 4 adalah
I’in
: “Tapi semuanya setuju kan kita pake jilbab warna hitam?” : “Setuju.”
Ocha yang mengatakan bahwa Kak An mempunyai banyak uang dan Kak An menanggapi tuturan tersebut dengan mengatakan “eh, gak juga sih, Cuma
Anggota
(Tuturan mahasiswa Komunitas MBUM. Sabtu, 13 Agustus 2016)
lagi ada rezeki aja dikit.” Dengan kalimat minor yang dituturkan Kak An
Konteks : Tuturan pada teks 5 dituturkan
ini, dapat dilihat bahwa Kak An merendahkan dirinya dan mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa dirinya “tidak memiliki
uang
banyak”
dan
“mendapatkan sedikit rezeki.” Dengan ini berarti Kak An dapat dikatakan mematuhi prinsip kesantunan yaitu pada
maksim
kerendahan
Pematuhan
Maksim
Dalam para
peserta
maksim tutur
diharapkan dapat
saling
membina kecocokan atau kesetujuan di dalam
kegiatan
bertutur.
Apabila
terdapat kecocokan atau kesetujuan antara diri penutur dan lawan tutur dalam
kegiatan
bertutur,
sedang
kostum yang akan dipakai untuk penampilan esok hari dalam acara menyambut hari kemerdekaan RI. Tuturan
yang
mematuhi
maksim
kecocokan/kesetujuan dalam dialog di atas adalah jawaban anggota atas dikaji menurut prinsip kesantunan tuturan
dalam
“setuju”
seperti
termasuk
pematuhan
maksim
kecocokan/kesetujuan. itu
mengatakan
karena
Dikatakan anggota
yang
dipandang
“setuju”
sebagai sebuah kesantunan. F. Bentuk
Pematuhan
Maksim
Kesimpatian Pada maksim ini, diharapkan
masing-
masing dari mereka dapat dikatakan bersikap santun.
MBUM
melakukan rapat untuk membahas
Leech,
Kecocokan/Kesetujuan kecocokan/kesetujuan,
komunitas
pertanyaan I’in yaitu “setuju”. Jika
hati/kesederhanaan. E. Bentuk
saat
agar
para
peserta
tutur
dapat
memaksimalkan sikap simpati antara
8
pihak yang satu dengan pihak lainnya.
tampil untuk esok hari. Dan dari
Jika
tuturan ini pula dapat dikatakan bahwa
lawan
tutur
mendapatkan
kesuksesan atau kebahagiaan, penutur
I’in
wajib memberikan ucapan selamat.
kesantunan pada maksim kesimpatian.
Bila lawan tutur mendapat kesusahan
Dikatakakan seperti itu karena dari
atau musibah penutur layak berduka,
kalimat
atau
simpati I’in terhadap para anggota
mengutarakan
belasungkawa
telah
mematuhi
ini
prinsip
menggambarkan
rasa
sebagai tanda kesimpatian.
dengan
Teks 6
kesehatannya” dan larangan-larangan
I’in:”Ok, jaga kesehatannya, jangan begadang, jangan ngobrol, dan jangan main hp untuk malam ini. Wassalamualaikum.” Anggota: “Waalaikum salam.”
berupa kegiatan yang akan menyita waktu istirahat. 2. Bentuk
Pelanggaran
Kesantunan
(Tuturan mahasiswa Komunitas MBUM. Jumat, 13 Agustus 2016) Konteks :
”jaga
menuturkan
Prinsip
Berbahasa
pada
Mahasiswa Komunitas Marching Band Universitas Mataram A. Bentuk
Pelanggaran
Kutipan dialog pada teks 6
Kebijaksanaan
terjadi saat rapat yang membahas
Pelanggaran
Maksim maksim
tentang segala sesuatu yang harus
kebijaksanaan dapat terjadi apabila
dipersiapkan untuk penampilan yang
penutur memaksimalkan kerugian bagi
akan dilakukan keesokan harinya. Di
pihak lain dan mengurangi keuntungan
akhir pembahasan dalam rapat tersebut
bagi
I’in menuturkan kalimat mayor ”ok,
bertutur.
jaga kesehatannya, jangan begadang,
Teks 7
jangan ngobrol, dan jangan main hp
I’in
untuk
malam
ini.”
Tujuan
dituturkannya kalimat ini agar para anggota tidak begadang dan tidak
Arin I’in Arin
melakukan hal-hal yang mengganggu kesehatan karena para anggota akan
I’in Arin
pihak
lain
dalam
kegiatan
: “Kak Arin, gak apa-apa pake ini?” : ”Pake apa?” : “Pake Cling” : ”Astaga. Kamu kira itu jendela apa kamu pakein Cling?” : “Maaf, Kak, kita gak tau.” : ”Makanya tanya dulu.”
9
I’in
: “Iya, Kak. Maaf.”
kebijaksanaan. Jawaban Arin yang
(Tuturan Mahasiswa Komunitas MBUM. Sabtu, 27 Agustus 2016)
secara
tidak
langsung
menolak
penggunaan Cling sebagai pembersih alat musik bass sehingga membuat I’in
Konteks : Konteks percakapan pada teks
menampakkan
muka
negatif
di atas yaitu I’in dan para anggota
merupakan suatu sikap yang tidak
sedang
bijaksana.
membersihkan
alat
musik
Marching Band. Begitu I’in melihat
B. Bentuk Pelanggaran Maksim
Arin yang datang mendekati tempat
Kedermawanan/Kemurahan
langsung
Apabila penutur mengurangi
menanyakan apakah alat musik bass
penghormatan kepada lawan tutur
bisa dibersihkan dengan menggunakan
dengan memaksimalkan keuntungan
Cling (pembersih kaca) atau tidak.
diri
Arin menjawab ”Astaga. Kamu kira itu
kerugian
bagi
jendela apa kamu pakein Cling?”
penutur
tersebut
Tujuan dituturkannya kalimat ini agar
santun.
I’in tau bahwa apa yang dilakukannya
Teks 8
adalah salah. Menurut Arin, Cling
Rian
pembersihan
alat,
I’in
hanya digunakan untuk membersihkan kaca, bukan untuk membersihkan alat musik bass. Meskipun apa yang
sendiri
dapat
dikatakan
santun.
lawan
tutur
maka
dikatakan
tidak
(Line, Grup MB Unram, Jumat, 26 Agustus 2016) Konteks :
seperti itu merupakan sesuatu yang tidak
memaksimalkan
: “Please stop. Lagi main game. Ganggu.” Elsa : “Siap, komandan.” Azizah : “Gangguin Kak Rian we. Lanjuuuuuuut.”
dikatakan Arin adalah benar, tetapi dengan cara Arin memberi tau I’in
dan
Konteks tuturan teks 8 yaitu Rian yang sedang bermain game
Ketidaksantunan yang terdapat pada
merasa
teks tersebut juga terlihat pada kalimat
pemberitahuan dari Line yang sering
Arin
masuk ke handphonenya. Azizah,
“Makanya,
Ketidaksantunan dalam
tanya
tersebut
pelanggaran
dulu.” termasuk maksim
salah
terganggu
satu
dengan
anggota
grup
suara
Line
mengatakan “Gangguin Kak Rian, we.
10
Lanjuuuuuuut.” Dari tuturan Azizah tersebut dikatakan Azizah melanggar maksim
kedermawanan/kemurahan
karena
tuturan
tersebut
menggambarkan bahwa Azizah tidak menghormati
Rian
Adnan : “Udah besar (suaranya), salah lagi.” Ajit : “Iya ini, ye!” (Tuturan Mahasiswa Komunitas MBUM. Sabtu, 27 Agustus 2016) Konteks: Konteks tuturan teks 9 adalah
yang meminta
mereka untuk berhenti mengirimkan
Hendri
pesan yang tidak penting di grup Line
mengikuti lagu yang diputarkan oleh
karena akan mengganggu aktifitas
salah satu anggota komunitas ini.
anggota grup yang lain, salah satunya
Karena lagu yang dinyanyikannya
adalah Rian.
tidak sesuai dengan lagu yang diputar,
C. Bentuk
Pelanggaran
Maksim
akan
melanggar pujian/penghargaan
mencoba
apabila
Adnan langsung menuturkan kalimat
dianggap
lagi”. Jika dikaji menurut prinsip
maksim
kesantunan berbahasa, dapat dikatakan
dalam
bahwa Adnan telah melanggar maksim
kegiatan bertutur saling mengejek,
pujian/penghargaan.
saling
maksim
mencaci,
bernyanyi
minor “Udah besar (suaranya), salah
Pujian/Penghargaan Seseorang
yang
atau
saling
Pelanggaran
pujian/penghargaan
merendahkan pihak lain. Peserta tutur
selanjutnya juga dituturkan oleh Ajit
yang sering mengejek peserta tutur
“Iya ini. Ye!”. Kalimat ini merupakan
lain di dalam kegiatan bertutur akan
kalimat minor yang dituturkan dengan
dikatakan sebagai orang yang tidak
maksud bahwa Ajit setuju dengan
santun. Dikatakan demikian karena
kecaman
tindakan
terhadap Hendri sehingga dikatakan
mengejek
merupakan
yang
dituturkan
Adnan
tindakan tidak menghargai orang lain.
Adnan dan Ajit telah melanggar
Teks 9
maksim pujian/penghargaan.
Hendri : (menyanyi mengikuti lagu) “separuh nafasku…” (langsung terdiam begitu menyadari lagu yang dinyanyikannya tidak sesuai dengan lagu yang diputar)
D. Bentuk
Pelanggaran
Maksim
Kecocokan/Kesetujuan Dalam kecocokan/kesetujuan,
maksim diharapkan
11
para
peserta
tutur
saling
kecocokan/kesetujuan terhadap tuturan
membina kecocokan atau kesetujuan di
I’in pada teks 10 terdapat pada kalimat
dalam
minor yang dituturkan Ajit “Ee jangan
kegiatan
dapat
bertutur.
Apabila
terdapat kecocokan atau kesetujuan
sih
antara diri penutur dan lawan tutur
Menurut Ajit, apabila pemain-pemain
dalam
wanita memakai jilbab dengan warna
kegiatan
bertutur,
masing-
bebas,
jelek
kelihatannya.”
masing dari mereka dapat dikatakan
bebas
bersikap santun. Sebaliknya, apabila
Ketidaksetujuan
penutur dan lawan tutur tidak saling
terlihat
memelihara kecocokan atau kesetujuan
mengatakan “Warna hitam dah pake.”
maka
akan
pada
terlihat
jelek.
selanjutnya
juga
tuturan
Arin
yang
dalam kegiatan bertutur, maka masing-
Dari penjelasan pada paragraf
masing dari mereka dikatakan tidak
sebelum ini, dapat dikatakan bahwa
bersikap santun.
kalimat yang dituturkan Ajit dan Arin
Teks 10
telah
I’in
kecocokan/kesetujuan.
: “Jadi, besok kita pakai baju GMP, bawahan warna gelap dan Jilbab merah.” Ocha : “Saya gak bawa jilbab merah, In.” I’in : “Trus warna apa dong? Bebas dah kalo gitu.” Ajit : “Ee jangan sih bebas, jelek kelihatannya.” Arin : “Warna hitam dah pake.” (Tuturan Mahasiswa Komunitas MBUM. Sabtu, 13 Agustus 2016)
melanggar
maksim Hal
ini
dikarenakan I’in yang meminta para Marching
pemain memakai ditolak
jilbab oleh
Band
untuk
berwarna-warni mereka
dengan
mengatakan apabila pemain wanita memakai jilbab yang berwarna-warni akan terlihat jelek dan lebih baik memakai jilbab yang berwarna hitam. E. Bentuk
Pelanggaran
Maksim
Kesimpatian
Konteks : Konteks dialog teks 10 terjadi
Pelanggaran
maksim
utnuk
kesimpatian terjadi apabila penutur
membahas masalah kostum yang akan
masabodoh atau tidak mau perduli
dipakai dalam sebuah acara. Tuturan
terhadap kesusahan atau musibah yang
yang
menimpa lawan tuturnya.
saat
rapat
yang
diadakan
melanggar
maksim
12
Teks 11
bisa meminum air dengan langsung
Ajit
menggunakan botolnya.
: (minum air langsung menggunakan botol dan keselek) Adnan : “Minum gitu aja gak bisa. Hem!” (ekspresi acuh tak acuh) Ajit : (diam dan tidak menanggapi) (Tuturan Mahasiswa Komunitas MBUM. Senin, 29 Agustus 2016) Konteks: terjadi saat Ajit yang baru saja selesai gorengan
langsung
meminum air dengan menggunakan botol. Karena Ajit salah meneguk air dari botol tersebut Ajit langsung “keselek” dan akhirnya Ajit batukbatuk. Melihat Ajit yang batuk-batuk tersebut, Adnan langsung menuturkan kalimat “Minum gitu aja gak bisa. Hem!” Kalimat ini merupakan kalimat minor yang dtuturkan dengan intonasi mengejek
Sesuai
dengan
data
yang
ditemukan, terdapat bukti-bukti bahwa beberapa
mahasiswa
komunitas
MBUM mematuhi prinsip kesantunan dalam
berkomunikasi.
Pematuhan
prinsip kesantunan tersebut terjadi
Tuturan singkat pada teks 11 memakan
5. SIMPULAN dan SARAN
atau
suprasegmental
yang
disebut
sehingga
terdengar
tidak santun bagi lawan tuturnya. Jika dikaji menurut prinsip kesantunan Leech, tuturan Adnan tersebut dapat dikatakan
melanggar
kesimpatian.
Hal
ini
maksim dikarenakan
tuturan Adnan terkesan mengejek dan
pada maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan/kemurahan,
maksim
pujian/penghargaan,
maksim
kesederhanaan/kerendahan
hati,
maksim
dan
kecocokan/kesetujuan,
maksim kesimpatian yang dianalisis berdasarkan bentuk kalimat dan wujud pelaksanaan
tindak
ujaran
yang
terdapat dalam data. Tindak ujaran yang dimaksud yaitu tindak ujaran direktif, komisif, dan ekspresif. Bentuk pematuhan prinsip kesantunan tersebut ditandai dengan adanya tuturan yang memberikan pengertian kepada lawan tutur,
menghormati
lawan
tutur,
membantu lawan tutur, menghargai lawan
tutur,
merendahkan
diri,
memelihara kesepekatan dengan lawan tutur, dan memberikan rasa simpati kepada lawan tutur.
bukannya mengasihani Ajit yang tidak
13
Tidak
hanya
tuturan
yang
mematuhi prinsip kesantunan saja
sesuatu
yang
diperintahkan
oleh
penutur.
mahasiswa
Mengingat masih banyak hal
komunitas ini, tetapi adapula tuturan
yang perlu diteliti mengenai fenomena
yang melanggar prinsip kesantunan.
kebahasaan yang terjadi di lingkungan
Pelanggaran
kesantunan
mahasiswa
Universitas
Mataram,
tersebut terjadi pada lima maksim saja,
khususnya
mahasiswa
komunitas
yaitu pada maksim kebijaksanaan,
Marching Band, peneliti berharap ada
maksim
peneliti
yang
terjadi
pada
prinsip
kedermawanan/kemurahan,
berikutnya
maksim pujian/penghargaan, maksim
menggali
kecocokan/kesetujuan,
penggunaan
dan
maksim
lebih
yang
rinci
prinsip
dapat
mengenai kesantunaan
kesimpatian. Kelima maksim tersebut
berbahasa dalam komunikasi yang
dianalisis berdasarkan bentuk kalimat
terjadi
dan wujud pelaksanaan tindak ujaran
tersebut, sebagai mahasiswa (orang-
yang teradapat dalam data. Tindak
orang terpelajar) yang menjunjung
ujaran yang terdapat dalam data yang
tinggi
melanggar prinsip kesantunan yaitu
hendaknya hasil penelitian ini dapat
tindak ujaran direktif dan tindak ujaran
meningkatkan adat kesantunan dalam
ekspresif. Bentuk pelanggaran pada
berkomunikasi, dan hasil penenlitian
maksim-maksim kesantunan tersebut
ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ditandai dalam bentuk tuturan yang
informasi penelitian, referensi, dan
merugikan lawan tutur, kerugian yang
sebagai bahan perbandingan peneliti-
dimaksud berupa kerugian mental dan
peneliti berikutnya.
di
lingkungan
nilai-nilai
mahasiswa
kesopanan,
kerugian fisik. Kerugian mental yang dimaksud antara lain lawan tutur menjadi malu, tidak enak hati, dan bahkan mungkin marah. Di pihak lain, kerugian fisik yang dimaksud adalah lawan tutur merasa capek melakukan
14
DAFTAR PUSTAKA Agustina, Nurul. 2007. “Realisasi Kesantunan Berbahasa di Lingkungan Terminal (Sebuah Kajian Sosiopragmatik)”. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Ashari, Muhammad. 2014. “Pelanggaran dan Pematuhan Prinsip Kesantunan pada Komentarkomentar Pemberitaan di kapanlagi.com dan Kaitannya dengan Pembelajaran Berbicara di SMA Kelas X”. Skripsi: Universitas Mataram. Mataram. Black, Elizabeth. 2011. Stilistika Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaer, Abdul dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Yayasan Obor Indonesia. Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Reflika Aditama. Jayanti, Baiq Trisna. 2011. “Relasi Penggunaan Prinsip Kerja Sama dengan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Transaksi Jual-Beli di Pasar Tradisional Pagutan Presak Timur (Sebuah Kajian Sosio-Pragmatik)”. Skripsi: Universitas Mataram. Kridalaksana. Harimurti. 1990. Kelas Kata dalam Bahasa Indoensia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: UI-Press. Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Pers. Muhammad. 2012. Metode dan Teknik Analisis Data Lingusitik. Yogyakarta: Libe Book Press. Nazlah, Siti. 2013. “Penggunaan Prinsip Kesantunan Berbahasa dakam Kegiatan Jual-Beli di Pasar Mandalika”. Skripsi: Universitas Mataram. Mataram. Pranowo. 2012. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Rohmadi, Muhammad. 2012. Pragmatik: Teori dan Analisis. Surakarta. Yumma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Duta Wacana University Press. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.
15
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta. Yumma Pustaka. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
16