PILIHAN PEKERJAAN SETELAH MENJADI SARJANA TEKNIK INFORMATIKA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA : STUDI KASUS PADA MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PARAMADINA Prima Naomi Diki Gita Purnama Abstract The objective of the research is to identify the professional choices of Information Technology department graduates. The study also investigates the factors that might influence their choices, either to be professionals or to be entrepreneur. The research subject were Information Technology Department Universitas Paramadina students; using questionnaire as the research instrument. The result showed that 58% of students chose to become entrepreneur, 37% chose to become professional, and 5% chose to become professional outside the information technology industry. The Student intention to become the entrepreneur (8.47%) is higher than to become the professional (7.79%). The most desired profession is Internet/Web designer and Networking Specialist. The main reason to choose this profession was because it fitted their competency; the competency can also be used as the base capital to work as an entrepreneur. The causal factor which significantly influenced the choice as an entrepreneur was Attitude Toward Behavior, while other variables in this research were not significant. Keyword : Entrepreneur, professional, informatics, information technology, human resources, college graduates
Pendahuluan Teknik Informatika Univesitas Paramadina mempunyai visi untuk menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang Internet Technology yang memiliki etika religius dan berjiwa kewirausahaan. Dengan demikian, diharapkan seorang lulusan TI UPM dapat memilih untuk berkecimpung dalam profesi dibidang teknik informatika, terutama teknologi internet, atau memilih berwirausaha. Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan keterampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai keterampilan tersebut, dan terus memperbaharui keterampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi. Bulle seperti dikutip Gilley Dan Eggland (1998) mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya diperlukan oleh masyarakat.
Prima Naomi & Diki Gita Purnama Pilihan Pekerjaan Setelah Menjadi Sarjana TI dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Definisi ini meliputi tiga aspek yaitu ilmu pengetahuan tertentu, aplikasi kemampuan/kecakapan, dan berkaitan dengan kepentingan umum. Dari beberapa uraian mengenai profesi seperti diatas , dapat disimpulkan beberapa catatan tentang profesi sebagai berikut : a. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan pada umumnya; b. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sebagai sumber utama nafkah hidup dengan keterlibatan pribadi yang mendalam dan menekuninya; c. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi. Pekerjaan di bidang teknologi informasi sangat bervariasi , sesuai dengan besar kecilnya suatu industri. Cukup sulit mencari dan menentukan standar pekerjaan di bidang teknologi informasi ini. Tetapi pekerjaan di bidang teknologi informasi secara umum dapat dibagi menjadi empat kelompok sesuai bidangnya yaitu : 1. Bidang Perangkat Lunak a. System Analist; b. Programer; c. Web Designer; d. Web Programer. 2. Bidang Perangkat Keras a. Technical Engineer; b. Networking Engineer; 3. Operasional Sistem Informasi a. EDP Operator; b. System Administrator; c. MIS Director. 4. Pengembangan Bisnis Informasi. Selain menjadi profesional di bidangnya, lulusan TI juga dapat memilih untuk berwirausaha dalam arti mendirikan usaha sendiri baik secara individu ataupun kolektif bersama orang lain. Di luar kedua pilihan pekerjaan diatas, masih ada kemungkinan juga, bahwa lulusan TI bekerja di luar bidang profesinya. Tujuan pertama penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pilihan mahasiswa PS TI terhadap pekerjaan yang akan ditekuni setelah menyelesaikan studi di TI UPM. Untuk menumbuhkan dan membangkitkan semangat serta jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa Universitas Paramadina, maka Universitas mewujudkannya dengan mewajibkan mahasiswa pada semua jurusan mengikuti matakuliah kewirausahaan. Lebih jauh, untuk menumbuh-kembangkan semangat berwirausaha dikalangan mahasiswa, 201
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juli 2009: 200-215
maka hal pertama yang harus diketahui adalah intensi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur. Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk mengetahui l Entrepreneural Intention (EI) mahasiswa UPM. Karena intensi selalu memiliki korelasi yang kuat dengan perilaku (Ajzen, 1988). Intensitas tidak muncul secara tiba-tiba, oleh karena itu penting juga untuk diketahui faktor-faktor pembentuk intensitas. Intensi (intention) menurut Chaplin (2004) didefinisikan sebagai maksud atau perjuangan guna mencapai tujuan, ciri-ciri yang dapat dibedakan dari proses psikologis, yang mencakup referensi atau kaitannya dengan satu objek. Intensi ini merupakan sebuah proses mental yang disadari timbul atas kemauan manusia itu sendiri, yang tercakup dalam kognisi (merasa dan menerima), konasi (usaha, kemauan, hasrat, keinginan) dan perasaan (mencintai, membenci). Dalam teori planed behavior, terdapat tiga faktor utama yang saling berhubungan dan dapat menentukan intensi, yakni : Attitude Toward Behavior (ATB), Subjective Norm (SN), dan Perceived Bebavior Control (PBC) (Ajzen, I & Fishbein (1991). Attitude Toward Behavior (ATB) menjelaskan adanya aspek penilaian individu (bisa positif atau negative) terhadap ketertarikannya terhadap obyek tertentu. Subjective Norm (SN) berkaitan dengan persepsi individu terhadap tuntutan dari lingkungan sosialnya untuk mewujudkan perilaku tertentu atau tidak. Perceived Bebavior Control (PBC) merupakan aspek terakhir dari pengembangan teori ini. Aspek PBC berkaitan dengan keyakinan individu dalam mengkontrol perilaku tertentu. Intensi selain dipengaruhi oleh tiga aspek yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, juga tidak terlepas dari aspek personal lainnya. Aspek personal yang diduga ikut berperan pada intensi, khususnya intensi untuk mengembangkan Entrepreneural (Entrepreneural Intention) adalah self efficacy dan proactive personality (PP). Self efficacy merupakan suatu keyakinan individu akan kemampuannya untuk melakukan sesuatu (Bandura, 1986). Dengan mengembangkan self efficacy ini individu akan dapat menyelesaikan tugasnya dengan lebih teratur dan terencana. Selain itu dengan memiliki self efficacy, individu akan memiliki keyakinan bahwa akan mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. Boyd & Vozikis (1994) mengembangkan model teoritis yang mengusulkan bahwa Self Efficacy sebagai variabel anteseden yang utama dari Entrepreneural Intention (EI). Hal ini didukung oleh C.C.Chen et al (1998) yang memberikan bukti empiris hubungan yang positif antara Entrepreneurial Self Efficacy (ESE) dengan (EI). Hao Zao & Seibert, E.scot (2005) juga memberikan bukti empiris adanya hubungan positif ESE dan EI, dengan kata lain jika individu memiliki ESE yang bagus, maka EI juga akan bagus. Penelitian-penelitian tersebut dapat dijadikan landasan mengapa SE dijadikan salah satu variabel yang akan diuji pengaruhnya terhadap EI. Berkaitan dengan Intensi entrepreneurial, Gartner (1990) mengidentifikasikan adanya delapan tema yang berkaitan dengan enterpreuneurship. Salah satu tema yang muncul adalah enterpreuneur 202
Prima Naomi & Diki Gita Purnama Pilihan Pekerjaan Setelah Menjadi Sarjana TI dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
berfokus pada individu dan melibatkan adanya karakteristik unik pada setiap individu yaitu kepribadian dan kemampuan. Salah satu pendekatan kepribadian yang memiliki keterkaitan dengan pola entrepreneurial adalah proactive personality (PP) (Crant, 1996). Lebih rinci Crant menjelaskan bahwa individu yang memiliki PP akan lebih mudah untuk berkembang dan tidak terhambat oleh situasi atau tuntutan lingkungan disekitarnya; dijelaskan bahwa individu yang memiliki EI akan memerlukan karakteristik yang dimiliki oleh individu dengan kepribadian proaktif. Hal ini terbukti oleh penelitian Crant (1996) bahwa PP merupakan salah satu aspek personal yang layak untuk dipertimbangkan pengaruhnya terhadap munculnya EI. Dari uraian diatas, selanjutnya penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Attitude Toward Behavior (ATB) ,Subjective Norm (SN), Perceived Bebavior Control (PBC), Proactive Personality (PP) serta Entrepreneurial Self Efficacy (ESE), terhadap Entrepreneural Intention (EI) mahasiswa TI UPM.
Metode Penelitian A. Model Penelitian Berangkat dari kerangka pemikiran diatas maka dikembangkan model penelitian seperti tampak pada gambar 1. Model penelitan ini menerangkan tujan penelitian selain tujuan penelitan pertama dan kedua.
203
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juli 2009: 200-215
B. Hipotesis Dari model penelitian diatas diturunkan lima hipotesis yang akan diuji. Tujuan penelitian pertama dan kedua tidak membutuhkan hipotesis, karena jawaban yang diberikan bersifat deskriptif. Hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 5 ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian selanjutnya. H01 : Tidak ada pengaruh attitude toward behavior pada entrepreneurial intention; H02 : Tidak ada pengaruh subjective norm pada entrepreneurial intention; H03 : Tidak ada pengaruh perceived behavior control pada entrepreneurial intention; H04 : Tidak ada pengaruh positif entrepreneurial self efficacy pada entrepreneurial intention H05 : Tidak ada pengaruh positif proactive personality pada entrepreneurial intention
C.
Identifikasi Variabel Penelitian Untuk menjawab pertanyaan pertama yang tidak tertuang dalam model, terdapat dua variabel yang harus dijelaskan. Berdasarkan model penelitian di atas, di identifikasi ada enam variabel. Berikut ini akan diuraikan secara ringkas definisi secara teoritis dari setiap variabel penelitian. 1. Profesional adalah bekerja pada institusi lain yang sesuai dengan kompetensi. dibidang TI; 2. Entrepreneur adalah : mendirikan usaha sendiri baik secara individu ataupun kolektif bersama orang lain; 3. Entrepreneurial intention dijelaskan sebagai motivasi yang berdampak pada timbulnya perencanaan dalam mewujudkan aktifitas yang mencerminkan wira usaha, berupa skor yang diperoleh dari kuesioner yang dikembangkan berdasarkan teori dari Fishbein dan Ajzen, (1988); 4. Attitude toward behavior dijelaskan sebagai sikap individu yang bersangkutan terhadap perilaku, sikap ini meruipakan penilaian positif dan negatif seseorang terhadap ketertarikannya pada obyek tertentu. Sikap ini tercermin pada skor individu pada kuesioner yang dikembangkan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen, (1988). 5. Subjective norm adalah persepsi seseorang terhadap tuntutan dari lingkungan sosialnya untuk mewujudkan atau tidak mewujudkan perilaku tertentu. Subjective norm ditentukan oleh keyakinan (beliefs), namun keyakinan disini berbeda dengan keyakinan pada ATB,. Keyakinan pada SN adalah keyakinan seorang pada akan individu atau kelompok dekatnya terhadap persetujuan atau tidak persetujuan diwujudkannya suatu perilaku. SN tercermin pada skor 204
Prima Naomi & Diki Gita Purnama Pilihan Pekerjaan Setelah Menjadi Sarjana TI dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
individu pada kuesioner yang dikembangkan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen, (1988). 6. Perceived behavioral control merupakan kekuatan individu untuk mengendalikan perilakunya, terwujudnya sebuah perilaku tidak hanya tidak hanya tergantung motivasi untuk melakukannya , tetapi kekuatan kontrol perilaku. yang tercermin pada skor individu pada kuesioner yang dikembangkan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen, (1988). 7. Proactive personality atau kepribadian proaktif adalah kekhasan dalam diri individu yang tidak mengalami hambatan dari lingkungan dan tidak mudah terpengaruh perubahan lingkungan. Kepribadian proaktif tercermin dalam skor yang diperoleh berdasarkan kuesioner yang dikembangkan oleh Bateman dan Crant (1993); 8. Entrepreneurial self efficacy merupakan keyakinan individu atas kemampuannya untuk mengembangkan potensi wira usaha, yaitu berupa skor atau nilai yang diperoleh dari kuesioner yang dikembangkan berdasarkan teori Bandura (1986).
D. Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioer yang digunakan dalam penelitian yang bersifat eksplorasi terhadap pilihan pekerjaan dikembangkan sendiri oleh peneliti, sebagian kuesioner yang ada dalam model merupakan kuisioner baku yang telah diuji validitasnya, dan sebagian yang lain merupakan kuesioner yang dirancang oleh Prima & Ayu (2007), sehingga harus dilakukan uji ulang validitas dan reliabilitas nya. E. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Paramadina. Waktu penelitian 20 Januari 2009 sampai dengan 15 Maret 2009 pada hari kerja pada jam-jam perkuliahan mahasiswa TI. F. Subyek Penelitian dan Metode Sampling Subyek dalam penelitian ini mahasiswa UPM proram studi TI. Peneltian ini mengunakan sampel jenuh, karena berharap menggunakan seluruh populasi. Subyek pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi TI Universitas Paramadina (UPM). Jumlah mahasiswa tercatat aktif pada sistem akademik sebanyak 61 orang, jumlah kuesioner yang bisa dibagikan sebanyak 50 karena sejumlah mahasiswa yang tercatat aktif sudah tidak aktif lagi dalam perkuliahan. Semua kuesioner yang disebarkan kembali, namun jumlah kuesioner yang kembali dan sah untuk diolah 38 orang. Terdapat 12 kuesioner yang tidak sah diolah, karena responden tidak mengisi dengan lengkap. Kuesioner tersebut tidak dapat
205
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juli 2009: 200-215
dimintakan kembali untuk dilengkapi, karena tidak disertai dengan identitas dari responden. G. Metode Analisa Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik diskriptif dan statististik inferensial. Statistik diskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian pertama dan kedua, yaitu memberikan untuk mengetahui profil pilihan mahasiswa PS TI terhadap pekerjaan yang akan ditekuni setelah menyelesaikan studi di TI UPM, serta untuk mengetahui l Entrepreneural Intention (EI) mahasiswa UPM. Sedang statistik statistik inferensial (terutama regresi dan korelasi) digunakan untuk menjawab tujuan penelitian selanjutnya yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel Attitude Toward Behavior (ATB) ,Subjective Norm (SN), Perceived Bebavior Control (PBC), Proactive Personality (PP) serta Entrepreneurial Self Efficacy (ESE), terhadap Entrepreneural Intention (EI) mahasiswa TI UPM.
Hasil dan Diskusi A. Hasil Analisa Pernyataan Kuesioner Alat pengambilan data penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji coba pada pilot study yang dilakukan oleh Prima & Ayu (2007) Sebelum melakukan analisa data maka setiap kuesioner yang sudah diuji coba tetap diukur kembali validitas dan reliabilitasnya. Pada tabel. 1 dapat diperoleh informasi tentang validitas dan reliabilitas setiap alat ukur yang digunakan untuk mengambil data. Tabel 1. tersebut di bawah menjelaskan bahwa 60 % lebih dari alat ukur yang digunakan menunjukkan koefisien reliabilitas (alpha cronbach) yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam alat ukur lebih dari 0,700, kecuali untuk variabel attitude toward behavior dan perceived behavioral control yang memiliki koefisien reliabilitas kurang dari 0,700 yaitu sebesar 0,168 untuk behavioral beliefs, 0,69 untuk control beliefs dan 0,441 untuk influence behavior. Secara menyeluruh, koefisien reliabilitas yang dimiliki semua alat ukur untuk kepentingan penelitian, menurut Kaplan dan Sakuzo (2005) dan Anastasi (1997) berada dalam taraf yang cukup reliabel, artinya memiliki konsistensi dan tetap mampu mengukur walaupun berbeda waktu, tempat dan individu yang melakukan pengukuran maupun yang diukur, cukup konsisten. Tabel 1. juga memberikan informasi tentang validitas dari setiap pernyataan dalam alat ukur yang digunakan. Koefisien validitas setiap butir pernyataan dalam alat ukur penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan analisis product moment yang dijalankan menggunakan program SPSS for windows seri 14.
206
Prima Naomi & Diki Gita Purnama Pilihan Pekerjaan Setelah Menjadi Sarjana TI dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Tabel 1. Hasil validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian Variabel Koefisien Korelasi skor Jumlah Penelitian Reliabilitas item-total item Attitude toward behavior: 0,168 -0,299 – 0,492 4 • Behavioral -0,98 0,246 – 0,14 beliefs • Outcome evaluations Subjective norm 0,702 0,124 – 0,672 5 • Normative 0,704 0,174 – 0,766 beliefs • Motivation to comply Perceived behavior 0,690 0,222 – 0,638 control 0,441 0,07 – 0,314 5 • Control beliefs • Influence to behavior Entrepreneur Intention Proactive 0,730 -1,83 – 0,625 Personality Entrepreneur 0,739 0,11 – 0,785 Self Efficacy
Keterangan
1 item tidak valid 2 item tidak valid
1 item tidak valid 2 item tidak valid 1 item tidak valid 2 item tidak valid
5 item valid 3 item tidak valid
Di antara alat ukur yang digunakan semua alat ukur yang memiliki item pertanyaan yang berada dalam kategori valid dengan standard validitas 0,25 (Azwar, 2000). Hasil uji validitas ini jauh lebih buruk dari hasil penelitian Prima & Ayu (2007) yang menggunakan alat ukur yang sama. Hal ini dengan mudah bisa dimengerti karena jumah sampel dalam penelitian ini sangat terbatas, dibanding degan jumlah yang dilakukan Prima & Ayu (2007) dalam penelitiannya. Bila disimak lebih dalam, pernyataan yang tidak valid tersebut tidak terlepas dari adanya budaya Indonesia pada umumnya yang cenderung untuk tidak berani menyatakan kemampuannya secara tegas karena takut adanya anggapan sombong oleh masyarakat atau orang lain. Selain itu juga adanya dugaan karena tidak dapat terlepas dari pengaruh social desirability. Hal ini terlihat pada sebaran data yang cenderung untuk menyetujui butir pernyataan tersebut. Alasan lainnya adalah berkaitan dengan budaya yang sangat terasa di Universitas Paramadina sebagai budaya collective. Dengan budaya ini maka aspek yang berkaitan dengan pola kebersamaan akan sangat menonjol.
207
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juli 2009: 200-215
B. Deskripsi Dari hasil pengolahan data, didapatkan gambaran bahwa 58 % dari mahasiswa TI UPM lebih memilih untuk menjadi entrepreneur, 37 % lebih memilih untuk menjadi menjadi profesional yang bergerak di bidang TI dan sisanya, sebanyak 5 % memilih untuk tidak menggeluti bidang TI dan tidak menjadi enterpreneur dan bekerja dibidang lain. Intensi untuk menjadi entrepreneur pun lebih besar dibanding intensi untuk menjadi profesional, ini terlihat dengan intensi untuk menjadi entrepreneur sebesar 8,47 dan intensi untuk menjadi profesional hanya 7,79 (dengan menggunakan skala 1 – 10). Tentang pilihan menjadi profesional, bila digali lebih jauh minat sub bidang yang akan digeluti, maka secara berurutan pilihannya sebagai berikut : 1. Internet/ Web designer; 2. Net work specialist; 3. Software analiyst; 4. Project manajer; 5. System Developer; 6. Programmer; 7. Database administrator. Hal ini menunjukan mahasiswa yakin dengan masih terbuka lebar kebutuhan di bidang Internetworking sesuai dengan perkembangan global dalam era informasi. Mahasiswa memiliki keyakinan dengan kompetensi di bidang Internet sesuai dengan kurikulum program studi teknik informatika yang fokus pada bidang Internetworking. Perhatian juga harus diarahkan ke bidang perangkat lunak (software engineering) agar mahasiswa dapat meningkatkan minat ke bidang-bidang tersebut. Lebih jauh, alasan pemilihan masing-masing bidang tersebut sangat bervariasi. Pilihan menjadi internet web/designer lebih disebabkan oleh alasan sesuai dengan keahlian yang mereka miliki serta secara finansial menguntungkan. Pilihan menjadi network specialist, lebih disebabkan oleh alasan bisa menjadi bekal usaha mandiri di kemudian hari, dan karir di bidang tersebut terbuka luas. Profesi di bidang perangkat lunak seperti sofyware analyst, software developer, programer belum menjadi pilihan utama mahasiswa teknik informatika universitas paramadina. Pilihan menjadi seorang software analyst disebabkan yang utama adalah menjadi bekal usaha mandiri dikemudian hari serta secara finansial menguntungkan, pilihan menjadi profesional di bidang system developer dan programer disebabkan karir dibidang ini masih terbuka luas. Pilihan profesi sebagai Data base Administrator lebih disebabkan mahasiswa meyakini bahwa karir di bidang ini terbuka luas, sedang profesi sebagai project manager dipilih karena diyakini profesi ini secara finansial menguntungkan dan bisa menjadi bekal usaha mandiri dikemudian hari. 208
Prima Naomi & Diki Gita Purnama Pilihan Pekerjaan Setelah Menjadi Sarjana TI dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
C. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis multi regresi untuk membuktikan adanya pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Selanjutnya digunakan metode Backward, yaitu dengan memasukkan seluruh variabel bebas pada persamaan, dan kemudian mengeluarkan satu demi satu variabel bebas dimulai dari yang paling tidak signifikan hingga hanya tertinggal variabel yang signifikan berpengaruh saja yang masuk di dalam model akhir. Analisis data diolah dengan menggunakan SPSS 15 for windows. Hasil analisis statistik yang dilakukan dapat dilihat pada tabel Tabel 2. Analisis multiregresi dengan metode backward Coefficients(a) Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients t Std. B Error Beta B 1 (Constant) 6.145 1.855 3.312 ATB .228 .093 .521 2.454
2
SN
.006
.048
.021
PBC
.005
.034
PA
.446
.368
-.204
3
4
5
.901
.026
.147
.884
.207
1.211
.235
-.371
.386
(Constant)
6.125
1.820
ATB
.229 .004 .451
.091 .033 .360
.523 .022 .209 -.200
SE
-.364
.377
(Constant)
6.116
1.791
ATB
.234
.084
PA SE (Constant)
.449 -.364
.355 .371
5.333
1.602
ATB
.185
.067
PA
.325
.331
(Constant)
6.789
.602
ATB
.198
.066
.020
.125
SE
PBC PA
Sig. Std. Error .002
-.960
.345
3.366
.002
2.515 .130 1.250
.017 .898 .220
-.967
.341
3.414
.002
.533
2.785
.009
.208 -.200
1.265 -.981
.215 .334
3.328
.002
.421
2.738
.010
.151
.980
.334
11.274
.000
2.990
.005
.451
Ket: a Dependent Variable: Niat Entrepreneur Dari tabel diatas, dapat diketahui proses yang dilakukan dalam mengeluarkan variabel-variabel yang tidak signifikan secara bertahap hingga didapatnya model akhir. Pada model akhir, hanya terlihat satu variabel yang signifikan yaitu variabel Attitude toward behavior.
209
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juli 2009: 200-215
Tabel 2. merupakan hasil analisis multi regresi yang akan digunakan sebagai dasar untuk memutuskan apakah akan menolak atau menerima hipotesis yang diajukan. Dari lima hipotesis yang diajukan menunjukkan bahwa hanya satu hipotesis diterima. Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada tabel 3. berikut ini. Tabel 3. Ringkasan Analisis Regresi Variabel Penelitian Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.498(a)
.248
.127
1.258
2
.498(b)
.248
.154
1.238
3
.497(c)
.247
.179
1.220
4
.475(d)
.225
.180
1.219
.451(e)
.203
.181
1.219
5 Ket: a b c d e
Predictors: (Constant), SE, SN, PBC, PA, AT; Predictors: (Constant), SE, PBC, PA, ATB ; Predictors: (Constant), SE, PA, ATB ; Predictors: (Constant), PA, ATB ; Predictors: (Constant), ATB.
Hipotesis satu yang menyatakan bahwa attitude toward behavior, berpengaruh pada entrepreneurial intention menjelaskan bahwa penelitian ini menerima hipotesis tersebut, dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). Harga R2 untuk attitude toward behavior 0,181 dapat dipahami bahwa keberadaan attitude toward behavior menjelaskan entrepreneurial intention sebesar 18,1 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian ini memperkuat hasil-hasil penelitian sebelumnya, bahwa attitude toward behavior berpengaruh dalam intensi individu, terutama dalam penelitian ini adalah intensi untuk menjadi seorang entrepreuner. Namun hasil yang menolak hipotesis kedua dan ketiga, yakni adanya pengaruh subjective norm dan perceived behavior control berbeda dengan penelitian yang menjadi dasar penelitian ini (Fishben & Ajzen, 1975), dan hasil penelitian Prima & Ayu (2007) yang alat ukurnya dgunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan subyek penelitian mahasiswa UPM pada semua Program Studi. Pada penelitian Prima & Ayu (2007) diperoleh informasi, bahwa aspek terbesar yang mempengaruhi entrepreneurial intention adalah aspek subjective norm. Hal ini menjelaskan bahwa intensi mahasiswa UPM untuk menjadi seorang entrepreuner lebih dikarenakan adanya pengaruh dari luar dirinya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa subjective norm dijelaskan sebagai persepsi seseorang terhadap tuntutan dari lingkungan sosialnya untuk mewujudkan atau tidak mewujudkan perilaku tertentu. Subjective norm ditentukan oleh keyakinan (beliefs), seseorang akan 210
Prima Naomi & Diki Gita Purnama Pilihan Pekerjaan Setelah Menjadi Sarjana TI dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
kelompok dekatnya terhadap persetujuan atau tidak persetujuan diwujudkannya suatu perilaku. Kelompok yang sangat mempengaruhi itu disebut group references yaitu orangtua, keluarga dekat selain orangtua, teman-teman pasangan/pacar dan entrepreuner sukses. Dengan kata lain mahasiswa UPM akan memiliki intensi menjadi entrepreuner jika mendapatkan dukungan dan persetujuan dari group references yang diacunya. Hasil penelitian yang dilakukan khusus pada mahasiswa TI mendapatkan hasil yang berbeda, dengan demikian didapatkan bahwa karakteristik mahasiswa TI cukup unik, agak berbeda dengan karakteristik mahasiswa UPM secara keseluruhan. Pada mahasiswa TI tidak terlihat pengaruh subjective norm. Pada mahasiswa TI minat untuk menjadi entrepreneur betul-betul hanya mucul dari sikap individu yang bersangkutan terhadap perilaku (attitude toward behavior). Sikap ini merupakan penilaian positif dan negatif seseorang terhadap ketertarikannya pada obyek tertentu. Hal hal yang mendasari ATB adalah evaluasi hasil (outcome evaluation) dan keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs) pada obyek yang dimaksud. Secara umum dapat kita lihat bahwa seseorang yang yakin dirinya akan mendapatkan outcome yang positif dengan menampilkan perilaku tertentu, bersikap mendukung terhadap perilaku tersebut. Sedangkan seseorang yang yakin bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan outcome yang negative, akan bersikap tidak mendukung terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 1988). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa minat mahasiswa TI terhadap entrepreneur tidak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap tuntunan dari lingkungan sosialnya serta keyakinannya untuk mampu mewujudkan atau tidak perilaku tersebut, tetapi hanya oleh ketertarikan terhadap entrepreneur itu sendiri atau tidak. Variabel keempat yang diuji pengaruhnya terhadap entrepreneurial intention adalah entrepreneurial self efficacy. Dari hasil analisis diperoleh informasi bahwa entrepreneurial self efficacy terbukti tidak berpengaruh pada intense menjadi entrepreneur. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat ditolak, dan hasil penelitian ini tidak mendukung asumsi yang diajukan peneliti dalam proses merumuskan hipotesa penelitian yang diajukan. Keyakinan individu akan kemampuannya untuk menjadi entrepreuner tidak terbukti mampu mempengaruhi intensi individu untuk menjadi seorang entrepreuner. Seharusnya semakin tinggi entrepreneurial self efficacy individu maka akan semakin tinggi intensinya untuk menjadi seorang entrepreuner. Namun hal ini tidak ditunjukkan oleh hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini memberikan penguatan pada hasil hasil pengujian hipotesis penelitian sebelumnya, bahwa mahasiswa TI tidak dipengaruhi oleh fakotr keyakinan mampu mewujudkan sesuatu atau tidak, tetapi lebih pada ketertarikannya terhadap entrepreneur itu sendiri. Bagi mahasiswa yang tidak tertarik terhadap entrepreneur itu sendiri, walaupun dia mempunyai keyakinan yang tinggi untuk mampu menjadi entrepreneur, tidak serta merta 211
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juli 2009: 200-215
menjadikannya berminat untuk menjadi entrepreneur. Demikian pula sebaliknya, walaupun mungkin dia tidak memiliki self-efficacy untuk menjadi entrepreneur, namun dia memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap entrepreneur, akan membuat dia minat untuk menjadi entrepreneur. Variabel kelima yang dianalisis pengaruhnya terhadap entrepreneurial intention adalah proactive personality. Pengaruh proactive personality terhadap entrepreneurial intention juga terbukti tidak signifikan. Pada penelitian yang dilakukan Prima & Ayu (2007) variabel proactive personality menunjukkan pengaruh yang paling kecil bila dibandingkan dengan keempat variabel lainnya,. Hal ini menjelaskan bahwa aspek personal yang terdapat dalam diri individu kurang dapat menunjukkan perannya secara langsung tanpa melibatkan adanya aspek lingkungan yang ikut berperan. Seperti halnya entrepreneurial self efficacy yang terbentuk karena adanya aspek lingkungan, tercermin dalam pengalaman yang berkesan. Walaupun sedikit peran yang diperlihatkan, kepribadian merupakan salah satu aspek yang membuat khas dari perilaku individu tersebut. Walaupun hasil penelitian yang dilakukan Prima & Ayu (2007) dan hasil penelitian ini berbeda, namun keduanya mendukung uraian Robinson (1991) yang menjelankan bahwa sikap merupakan aspek yang lebih bagus dalam menjelaskan perilaku entrepreneur dibandingkan dengan aspek kepribadian. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Sesuai dengan tujuan penelitian pertama, hasil Penelitian ini memberikan informasi tentang profil pilihan mahasiswa TI UPM setelah lulus. Dari penelitian terlihat bahwa jumlah yang berminat untuk menjadi entrepreneur cukup tinggi, yakni sebanyak 58% dibanding yang berminat untuk bekerja sebagai profesional dibidang TI sebesar 37% dan bekerja diluar bidang TI 5%. Hasil penelitian lain yang menjawab tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensi mahasiswa menjadi entrepreneur. Bila diukur intensinya menjadi entrepreneur juga cukup tinggi, yakni sebesar 8,47 dengan menggunakan skala 1 – 10. Sub minat profesi yang ingin digeluti juga terungkap dalam penelitian ini, tiga terbesar berturut-turut : internat/web designer, netowork specialits, dan software analist. Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi entrepreuner intention pada mahasiswa Universitas Paramadina, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:. 1. Attitude toward behavior (ATB) berengaruh secara positif terhadap entrepreuner intention mahasiswa Universitas Paramadina. 2. Subjective norm (SN), perceived behavior control (PBC), entrepreuner self efficacy (ESE) dan proactive personality (PP) tidak berpengaruh terhadap entrepreuner intention mahasiswa Universitas Paramadina. 212
Prima Naomi & Diki Gita Purnama Pilihan Pekerjaan Setelah Menjadi Sarjana TI dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada bagian-bagian sebelumnya, maka penelitian ini dapat bermanfaat pada dua kategori. Kategori pertama adalah manfaat teoritis yang terkait dengan sumbangan hasil penelitian ini pada pengembangan keilmuan yang sudah ada. Kategori kedua adalah manfaat praktis yang akan memberikan sumbangan pada pembentukan atau pembuatan intervensi pada program terkait. Uraian tentang keterbatasan disatukan dengan saran yang hendak disampaikan. Berkaitan dengan manfaat teoritis yang ada kami memberikan saransaran sebagai berikut: a. Adalah menarik untuk melihat aspek-aspek yang mempengaruhi intensi mahasiswa TI UPM lebih mendalam, karena terbukti berbeda dengan aspek yang mempengaruhi mahasiswa UPM secara keseluruhan, yakni dengan cara meneliti intensi untuk melakukan hal lain dan aspek-aspek yang mempengerahuinya. Kemudian mengukur serta membandingkan setiap aspek tersebut dengan PS lain. Dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan tentang karakteristik mahasiswa pada PS TI dengan lebih meyakinkan. Dan menarik pula untuk melakukan penelitian ini pada tiap PS studi, dengan demikian kita memiliki kluster-kluster karakteristik mahasiswa berdasarkan PS. b. Karena studi ini baru sekali dilakukan, maka perlu di lakukan penelitian secara longitudinal. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi mahasiswa PS TI dari waktu ke waktu, serta agar dapat mengambil kesimpulan dan mengeneralisasi karakteristik mahasiswa PS TI, sehingga mampu merekomendasikan pola pembelajaran dan stimulus-stimulus yang tepat dalam pembentukan intensi menjadi entrepreneur. Berkaitan dengan manfaat praktis kami memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian ini aspek yang paling berpengaruh pada intensi (dengan pendekatan teori planned behavior) mahasiswa TI UPM hanya aspek Attitude Toward Behavior (ATB). Hal ini menandakan bahwa mahasiswa TI Universitas Paramadina memiliki intensi untuk menjadi wirausaha hanya karena ketertarikannya terhadap entrepreneur itu sendiri atau bukan, sama sekali tidak dipengaruhi oleh orang-orang lain disekitarnya atau keyakinannnya untuk bisa melakukannya atau tidak. Dengan demikian untuk memupuk semangat menjadi seorang kewirausahaan pada mahasiswa TI adalah dengan menimbulkan ketertarikan dari dalam dengan cara menumbuhkan sikap yang positif terhadap entrepreneur, dengan tujuan agar mahasiswa mendapatkan gambaran yang jelas dan nyata bagaimana memupuk intensi yang sudah ada menjadi perilaku nyata (memulai aktifitas menjadi wirausaha), dengan cara sebagai barikut : 213
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juli 2009: 200-215
a. Memberikan pengalaman sebagai entrepreuner pada mahasiswa baik melalui praktek nyata, simulasi maupun pembahasan studi kasus melalui kelompok-kelompok kecil yang dipandu oleh seorang pakar. b. Mengingat pentingnya role model, maka tidak ada salahnya mendatangkan para entrepreneur yang sudah sukses untuk berbagi pengalaman dengan mahasiswa. Setidaknya mahasiswa mendapatkan informasi yang bersumber dari pelakunya secara langsung sehingga mendapatkan gambaran bagaimana tantangan dalam memulai untuk usahanya menjadi seorang entrepreuner.
Daftar Pustaka Ajzen, I.& Fishbein (1991) The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behavior and Human Decision Processes. Anastasi, A. (1997) Psychological Testing Fifth Edition. New York: MacMillan Publishing Co., Inc. Azwar, S. (1998). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2000). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. ed. ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, M.R. & Kenny, D.A. (1986). The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Consideration, Journal of Personality and Social Psychology, 51, 1173 – 1182 Chan, D. (2006). Interactive Effects of Situational Judgement Effectiveness and Proactive Personality on Work Perception and Work Outcomes. Journal of Applied Psychology. Vol. 91, No. 2 Cresswell, J.,W. (2005). Educational research: planning, conducting and evaluating, quantitative and qualitative research. New Jersey: Pearson Education. Inc. Crant, M.J. (1996). The proactive personality scale as a predictor of entrepreneurial intentions. Journal of Small Business Management, 34: 42–49. Feist, J. dan Feist, J. G. (2002) Theories of Personality, Fifth Edition. New York: McGraw Hill Companies 214
Prima Naomi & Diki Gita Purnama Pilihan Pekerjaan Setelah Menjadi Sarjana TI dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Gilley, Jerry W & Eggland, Steven A.Principles of human resource development 1989,.USA : Addison-Wesley. Goodwin, C. J. 2005. Research in Psychology, fourth edition. USA: John Wiley & Sons. Kaplan,R.M & Saccuzo, D.P, 2005. Psychological Testing: Principles, Applications and Issues. USA: Thomson Learning Inc. Kerlinger, F.,N., 1992, Asas-Asas Penelitian Behavioral, Jogjakarta: Gadjah Mada University Press Kolvereid, L. (1996). Organizational employment versus self-employment: Reasons for career choice intentions. Entrepreneurship Theory and Practice, 20: 23– 31. McKenna, F.F. (2000) Business Psychology and Organizational Behavior: a Student’s handbook. Hove: Psychology Press. Metselaar, E.E. (1997) Assessing the willingness to change: construction and validation of the Dinamo. Amsterdam: Free University of Amsterdam. Miliken, F., & Martin, L. (1996) Searching for common threads: Understanding the multiple effects of diversity in organizational groups. Academy of Management Review, 21, 402 - 433 Muchinsky, P. M. (2003) Psychology Applied to Work. United States: Thomson Wadsworth. Neuman, W.L., 2000, Social Research Methods : Quantitative and Qualitatif Approach, fourth edition, United States of America : Allyn & Bacon Prima Naomi & Ayu Dwi Nindyati (2007), Aspek-aspek Pembentuk Entrepreneur Intention pada mahasiswa UPM, Universitas PAramadina, Jakarta. Robinson, P.B., Simpson, D.V., Huefner, J.C., & Hunt, H.K. (1991). An attitude approach to the prediction of entrepreneurship. Entrepreneurship Theory and Practice Spector, P. E., 1996, Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice, Canada : John Willey & Sons Teguh Wahyono, S.Kom (2006). Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi.Yogyakarta: Penerbit Andi
215