KAJIAN PEMBERIAN MINERAL KALSIUM (Ca) PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS RENDAH
Skripsi
Oleh GITA RAHAYU
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 1
ABSTRACT
STUDY OF GIVING CALCIUM (Ca) MINERAL IN FEED ON VANAME SHRIMP (Litopenaeus vannamei) GROWTH AND SURVIVAL RATE MAINTAINED IN LOW SALINITY By
Gita Rahayu
Vaname shrimp (Litopenaeus vannamei) is globally cultured shrimp. Vaname shrimp has euryhalin nature or able to live in widely salinity range. Vaname shrimp cultures with low salinity also have some drawbacks, such as water as media culture was experiencing a shortage of some minerals. The aim of this study was to determine the growth and survival rate of Vaname shrimp by giving a different calcium (Ca) mineral in feed. The study was conducted in April – May 2016 in Fishery Laboratory, Department Aquaculture, Agriculture Faculty, University Lampung. The used experimental design in the study was Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments (without mineral calcium, mineral calcium 2% and mineral calcium 4%) with 4 replicates. The result was analyzed by using Least Significant Difference. The result showed that giving calcium 4% in feed gave effect on growth and had no effect on survival rate of Vaname shrimp. The best treatment was treatment C (mineral calcium 4%) with absolute growth weight 0,7299 g, daily growth rate 0,0243 g and survival rate 85%.
Keywords: Vaname shrimp, mineral calcium, growth, survival rate, low salinity.
1
ABSTRAK
KAJIAN PEMBERIAN MINERAL KALSIUM (Ca) PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS RENDAH Oleh
Gita Rahayu
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan udang yang dibudidayakan secara global. Udang vaname memiliki sifat euryhalin atau mampu hidup pada kisaran salinitas yang lebar. Budidaya udang vaname dengan salinitas rendah juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain air sebagai media budidaya mengalami kekurangan beberapa mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname dengan pemberian mineral kalsium (Ca) yang berbeda pada pakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016 di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan (tanpa pemberian mineral kalsium, pemberian mineral kalsium 2% dan pemberian mineral kalsium 4%) dengan 4 kali ulangan. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian kalsium 4% pada pakan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan tidak berpengaruh terhadap kalengsungan hidup udang vaname. Perlakuan terbaik adalah perlakuan C (pemberian mineral kalsium 4%) dengan pertumbuhan berat mutlak sebesar 0,7299 g, laju pertumbuhan harian sebesar 0,0243 g dan kelangsungan hidup sebesar 85%.
Kata kunci: Udang vaname, mineral kalsium, pertumbuhan, kelangsungan hidup, salinitas rendah.
2
KAJIAN PEMBERIAN MINERAL KALSIUM (Ca) PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS RENDAH
Oleh
GITA RAHAYU
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN Pada Jurusan Perikanan dan Kelautan Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
3
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pasar Madang, pada tanggal 23 Agustus 1993 sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Salianto dan Ibu Yulina.
Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pasar Madang diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Agung diselesaikan pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Agung diselesaikan pada tahun 2012. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung pada tahun 2012 dan telah menyelesaikan studinya pada tahun 2016.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) Fakultas Pertanian sebagai anggota bidang Penelitian dan Pengembangan pada periode 2013/2014, sebagai anggota bidang Kerohanian pada periode 2014/2015. Selain itu penulis juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Studi Islam (UKM FOSI) Fakultas Pertanian sebagai anggota Biro Baca Quran (BBQ) pada periode 2013/2014, sebagai anggota bidang Studi Syiar Islam (SSI) pada periode 2014/2015. Penulis juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Lampung sebagai anggota Departemen Penelitian dan Pengembangan pada periode 2015/2016.
Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Punjul Agung, Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan pada tahun 2015. Penulis melaksanakan Praktik Umum di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan
7
dan Lingkungan, Serang dengan judul “Gambaran Histopatologi Hati dan Ginjal Ikan Lele (Clarias sp.) yang Terpapar Oksitetrasiklin di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang” pada tahun 2015.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Biologi Perikanan pada tahun 2013/2014, mata kuliah Genetika Ikan pada tahun 2014/2015, mata kuliah Manajemen Kesehatan Ikan pada tahun 2015/2016. Penulis melaksanakan penelitian akhir di Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan judul “Kajian Pemberian Mineral Kalsium (Ca) pada Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Dipelihara pada Salinitas Rendah” pada tahun 2016.
8
Dengan penuh tasa syukur kepada Allah SWT, yang telah mengabulkan doa dan harapan kedua orang tuaku. Kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku tersayang yang selalu mendoakan dan menyemangatiku. Untuk adikku, bibiku dan keluargaku yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan doa-doanya. Untuk sahabat-sahabatku dan semua pihak yang ikut membantu menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak lupa untuk almamater tercinta.
ii
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu selesai (dari satu pekerjaan), lakukanlah dengan sungguh-sungguh (pekerjaan) yang lain” (Q.S Al Insyirah : 6-7) Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran yang kau jalani yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit (Imam Ali bin Abi Thalib )
Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan (Imam Syafie’i)
iii
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Pemberian Mineral
Kalsium
(Ca)
pada
Pakan
Terhadap
Pertumbuhan
dan
Kelangsungan Hidup Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Dipelihara pada Salinitas Rendah” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Sarjana Perikanan (S.Pi.) pada Jurusan Perikanan dan Kelautan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua dan adikku yang telah mencurahkan kasih sayang, doa, dukungan, dan perhatian kepada penulis sehingga dapat tetap berjuang sampai detik ini. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 4. Bapak Dr. Supono, S.Pi., M.Si. dan Bapak Qadar Hasani, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing II atas kesediaan meluangkan waktu dan kesabarannya memberikan bimbingan, dukungan, masukan berupa kritik dan saran selama penelitian hingga penyelesaian skripsi. 5. Bapak Ir. Suparmono, M.T.A., selaku penguji yang telah memberikan masukan berupa kritik dan saran dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi. 6. Bapak Yudha T. Adiputra, S.Pi., M.Si dan Bapak Limin Santoso, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
iv
7. Seluruh dosen dan staf jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman selama penulis menuntut ilmu. 8. Sahabat-sahabatku, Azlina Yolanda (ngah yola), Selvia (wo via) dan Sri Wahyuni (teh yuni) atas perhatian, bantuan, dukungan, saran dan motivasi yang diberikan kepada penulis. 9. Teman-teman terbaik, Atika Yulianti, Lisa Susila, Ajeng Wulandari, Suyanti, Haryanti, Ira Septiana, Doni Nurlisa, Septi Diah Palupi, Puji Lestari, Ayu Novy Yanti, Syohibhatul Islamiyah Bahar, Anggita Putri Pertiwi atas perhatian, dukungan, semangat dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis. 10. Teman-teman kossan, Heni Pratiwi, Nur Pitriani, Mearlyn Anggraini, Saidatul Hasanah dan Indah Pertiwi Anggraini atas perhatian, dukungan, semangat dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis. 11. Teman-teman KKN, mbak Arum Dwi Astuti, kak Abdul Rohman (kordes), kak Devin Yusef, Listari, Brina Wanda Pratiwi dan Rizky Ananda atas dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis. 12. Teman-Teman satu angkatan 2012, Senior-senior angkatan 2011, 2010, 2009 serta adik-adik Budidaya Perairan angkatan 2013, 2014 yang tak terlupakan kebersamaannya. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan dukungannya.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Oktober 2016
Gita Rahayu
ii
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ...................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
i ii iii iv
I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2 1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................... 2 1.4 Kerangka Pikir ......................................................................................... 2 1.5 Hipotesis .................................................................................................. 3 II. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat .................................................................................. 5 2.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 5 2.3 Rancangan Penelitian ............................................................................... 5 2.4 Prosedur Penelitian .................................................................................. 6 2.4.1 Persiapan Wadah .......................................................................... 6 2.4.2 Pakan Uji ...................................................................................... 6 2.4.3 Pengenceran Salinitas.................................................................... 7 2.4.4 Pencampuran Pakan Komersil dan Mineral ................................. 8 2.4.5 Penebaran Udang ......................................................................... 8 2.5 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 8 2.6 Parameter Pengamatan ............................................................................ 9 2.6.1 Pertumbuhan Berat Mutlak ......................................................... 9 2.6.2 Laju Pertumbuhan Harian ........................................................... 9 2.6.3 Kelangsungan Hidup ................................................................... 10 2.6.4 Feed Conversion Ratio (FCR) .................................................... 10 2.6.5 Kualitas Air ................................................................................. 10 2.7 Analisis Data ........................................................................................... 11 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pertumbuhan ........................................................................................... 12 3.1.1 Pertumbuhan Berat Mutlak ......................................................... 12 3.1.2 Laju Pertumbuhan Harian ........................................................... 13 3.2 Kelangsungan Hidup ................................................................................ 16 3.3 Feed Conversion Ratio (FCR) ................................................................ 18 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 21 4.2 Saran ........................................................................................................ 21 DAFTAR PUTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 2. 3. 4. 5.
Halaman
Desain penempatan satuan perlakuan ........................................................ Pertumbuhan berat mutlak udang vaname .................................................. Laju pertumbuhan harian udang vaname .................................................... Kelangsungan hidup udang vaname ........................................................... Feed Conversion Ratio (FCR) udang vaname ............................................
6 12 13 17 19
v
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ........................................ 5 2. Kualitas air pada wadah pemeliharaan udang vaname ................................ 15
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Uji Anova pertumbuhan berat mutlak udang vaname ..................................... 26 2. Uji Anova laju pertumbuhan harian udang vaname ........................................ 27 3. Uji Anova kelangsungan hidup udang vaname ............................................... 28 4. Uji Anova feed conversion ratio udang vaname ............................................. 29 5. Data kualitas air pemeliharaan udang vaname ................................................ 30 6. Dokumentasi Penelitian ................................................................................... 31
vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan udang yang dibudidayakan secara global. Lebih dari 90% produksi udang di Amerika Latin adalah udang vaname (Wurmann et al., 2004). Negara produsen udang di Asia juga beralih membudidayakan
udang
vaname.
Budidaya
vaname
intensif
di
Asia
menggantikan Penaeus monodon dilakukan sejak tahun 2002 dan pada tahun 2004 mayoritas sudah membudidayakan udang vaname (Flegel, 2006). Udang vaname memiliki berbagai keunggulan yaitu mudah dibudidayakan, produksi yang stabil, toleran terhadap serangan infeksi viral seperti WSSV (White Spot Syndrome Virus), TSV (Taura Syndrome Virus) dan IHHNV (Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus) (Taukhid et al., 2006). Selain itu, udang vaname memiliki sifat euryhalin atau mampu hidup pada kisaran salinitas yang lebar. Di habitat aslinya, udang ini ditemukan pada perairan dengan kisaran salinitas 0,5-40 ppt (Bray et al., 1994). Udang vaname dapat tumbuh baik atau optimal pada salinitas 15-25 ppt, bahkan masih layak untuk pertumbuhan pada salinitas 5 ppt (Soermadjati dan Suriawan, 2007). Kemampuan ini memberi peluang dalam pengembangan komoditas ini di perairan daratan (inland water).
Budidaya udang vaname di lingkungan bersalinitas rendah merupakan pilihan budidaya alternatif, mengingat mulai munculnya penyakit infeksi pada udang yang dipelihara di tambak air asin. Selain itu, permasalahan utama yang dihadapi saat ini yaitu masih rendahnya tingkat sintasan postlarva udang vaname, walaupun telah berkembang berbagai metode aklimasi ke salinitas rendah (McGraw et al., 2002; Davis et al., 2002; Saoud et al., 2003), oleh karena itu, vitalitas postlarva perlu
ditingkatkan
pada
saat
dilakukan
aklimasi
ke
salinitas
rendah.
1
Budidaya udang vaname dengan salinitas rendah mempunyai beberapa kelebihan, anatara lain dapat dilakukan menggunakan air tanah yang bebas penyakit. Namun, budidaya udang vaname dengan salinitas rendah juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain air sebagai media budidaya mengalami kekurangan beberapa mineral. Rendahnya mineral dalam air dapat menyebabkan udang vaname kesulitan menyerap mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Ketersediaan mineral yang rendah dan ketidakmampuan udang menyerap mineral tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan udang menjadi lambat. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai penambahan mineral kalsium (Ca) dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname yang dipelihara pada salinitas rendah.
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mempelajari pertumbuhan udang vaname dengan pemberian mineral kalsium (Ca) yang berbeda pada pakan. 2. Mempelajari kelangsungan hidup udang vaname dengan pemberian mineral kalsium (Ca) yang berbeda pada pakan.
1.3 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah kepada mahasiswa dan pembudidaya tentang manfaat pemberian mineral kalsium (Ca) melalui pakan pada budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara pada salinitas rendah.
1.4 Kerangka Pikir Permasalahan yang dihadapi pada budidaya udang vaname yang dipelihara di media salinitas rendah mengalami kekurangan komposisi mineral dibandingkan dengan di perairan salinitas normal. Sehingga tekanan osmotik dalam tubuh udang lebih tinggi dibanding lingkungannya. Hal ini menyebabkan udang vaname
2
mengalami kesulitan dalam menyerap mineral melalui insang dan saluran pencernaan (Muylder, 2010).
Kekurangan mineral dapat menyebabkan pertumbuhan udang lambat. Salah satu mineral yang sangat dibutuhkan oleh udang yaitu kalsium. Kalsium merupakan unsur yang penting dalam perkembangan serta pertumbuhan tulang pada ikan, eksoskeleton (karapas) pada krustase (Millamena et al., 2002), menjaga keseimbangan osmotik, proses pembekuan darah, sekresi hormon dan sistem saraf (Guillaume et al., 2001). Pada perairan salinitas tinggi, kebutuhan mineral kalsium udang dapat terpenuhi melalui proses difusi dari lingkungan. Namun, pada media budidaya dengan salinitas rendah, ketersediaan mineral kalsium sangat sedikit. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan mineral kalsium tersebut adalah dengan melalui penambahan kalsium tersebut ke dalam pakan. Penambahan mineral kalsium dalam pakan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup postlarva udang vaname yang dipelihara pada salinitas rendah.
1.5 Hipotesis Hipotesis Pertumbuhan Ho : µo = 0 ; Pemberian mineral kalsium (Ca) pada pakan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara pada salinitas rendah pada tingkat kepercayaan 95%. H1 : µo ≠ 1 ; Pemberian mineral kalsium (Ca) pada pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara pada salinitas rendah pada tingkat kepercayaan 95%.
Hipotesis Kelangsungan Hidup Ho : µo = 0 ; Pemberian mineral kalsium (Ca) pada pakan tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara pada salinitas rendah pada tingkat kepercayaan 95%.
3
H1 : µo ≠ 1 ; Pemberian mineral kalsium (Ca) pada pakan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara pada salinitas rendah pada tingkat kepercayaan 95%.
4
II. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016 di Laboratorium Jurusan Perikanan dan Kelautan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
2.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Alat Akuarium ukuran 30x30x40 cm3 Selang aerasi Termometer DO meter Kertas Ph Refraktometer Scope net Blower Timbangan digital Alat tulis Plastik hitam
Bahan Udang vaname Pakan komersil Mineral kalsium dari CaCO3 Air laut Air tawar
2.3 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan empat kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu dengan pemberian mineral kalsium pada pakan udang vaname, kadar kalsium yang digunakan yaitu 0%, 2% dan 4% dari berat pakan (Kaligis, 2015). 1. Perlakuan A = tanpa pemberian mineral kalsium (0%) 2. Perlakuan B = pemberian mineral kalsium 2% 3. Perlakuan C = pemberian mineral kalsium 4%
5
Penempatan setiap satuan percobaan dilakukan secara acak. Desain penempatan satuan perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1. C2
C1
A4
C4
A2
A1
B1
B4
A3
C3
B3
B2
Keterangan : A : Perlakuan tanpa penambahan mineral kalsium (0%) B : Perlakuan dengan penambahan 2% mineral kalsium C : Perlakuan dengan penambahan 4% mineral kalsium Gambar 1. Desain penempatan satuan perlakuan
2.4 Prosedur Penelitian 2.4.1 Persiapan Wadah Hal-hal yang dilakukan saat persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Wadah pemeliharaan dan perlengkapan aerasi disiapkan. 2. Semua wadah dicuci dan dikeringkan. 3. Wadah berupa akuarium ukuran 30x30x40 cm3 diletakkan dengan susunan yang telah ditentukan, akuarium diisi dengan air sebanyak 25 liter yang telah disiapkan melalui pengenceran, kemudian dilakukan pemasangan aerasi. 4. Bagian depan akuarium dilapisi dengan plastik hitam untuk menghindari kontak langsung dengan lingkungan dan untuk menjaga suhu agar tetap stabil serta dipasang lampu pada bagian atas.
2.4.2 Pakan Uji Pakan yang digunakan berupa pakan komersil (pelet) yang ditambahkan dengan mineral kalsium, penambahan mineral kalsium dari CaCO3. Berikut merupakan perhitungan jumlah CaCO3 dan jumlah pakan yang diberikan dalam setiap perlakuan:
6
1 % Ca (1 g CaCO3 / 100 g pakan) Mr CaCO3= Ar Ca + Ar C + 3 Ar O = 40 + 12 + (3x16) = 40 + 12 + 48 = 100 Perlakuan A : Tanpa penambahan mineral kalsium. Perlakuan B : Penambahan mineral kalsium 2 % CaCO3 = 100/40 x 2% = 5% CaCO3 = 5% x 100 g pakan = 5 g Pakan = 100 g – 5 g = 95 g
Perlakuan C : Penambahan mineral kalsium 4 % CaCO3 = 100/40 x 4% = 10% CaCO3 = 10% x 100 g pakan = 10 g Pakan = 100 g – 10 g = 90 g
Dari perhitungan tersebut, formulasi pakan dibuat sebagai berikut : Perlakuan A = 100 gram pakan tanpa penambahan mineral kalsium (CaCO3). Perlakuan B = 95 gram pakan + 5 gram CaCO3. Perlakuan C = 90 gram pakan + 10 gram CaCO3.
2.4.3 Pegenceran Salinitas Pengenceran salinitas dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumeru dan Anna, 1992) :
Sn =
(
) ( (
) )
7
Keterangan:
Sn = Salinitas yang dikehendaki (‰) S1 = Salinitas air kolam (‰) S2 = Salinitas air yang ditambahkan (‰) V1= Volume air kolam (m3) V2= Volume air yang ditambahkan (m3)
2.4.4 Pencampuran Pakan Komersil dan Mineral Pencampuran pakan komersil dan mineral dilakukan dengan cara mineral kalsium ditambahkan dengan air sebanyak 10 ml kemudian diaduk sampai rata, setelah rata mineral yang sudah ditambah air tersebut dicampurkan ke dalam pakan komersil. Selanjutkan pakan diberikan ke udang vaname. Pemberian pakan dilakukan secara blind feeding. Metode blind feeding adalah metode menentukan dosis pakan udang dengan memperkirakan dosis yang diperlukan tanpa melakukan sampling berat udang.
2.4.5 Penebaran Udang Udang vaname yang digunakan berasal dari hatchery ESP (Eka Sari Perkasa), Desa Canti, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan, udang vaname stadia PL 7 diaklimatisasi terlebih dahulu terhadap lingkungan pemeliharaan selama lima hari. Tujuan dari aklimatisasi yaitu meminimalisis tingkat stres pada udang terhadap perubahan lingkungan, sehingga kualitas dan kondisi udang dapat dipertahankan secara optimal. Setiap wadah pemeliharaan diisi 30 ekor udang vaname, setelah itu udang vaname tersebut dipelihara selama 30 hari.
2.5 Pelaksanaan Penelitian Udang vaname dipelihara selama 30 hari. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan pukul 17.00 WIB. Selama penelitian upaya menjaga kualitas air dilakukan dengan cara penyiponan setiap 5 hari sekali sebelum pemberian pakan agar kualitas air tetap terjaga dan ditambahkan air sesuai dengan air yang berkurang selama penyiponan.
8
2.6 Parameter Pengamatan Parameter pengamatan yang dilakukan selama penelitian ini yaitu pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, feed conversion ratio (FCR) dan parameter kualitas air pada media pemeliharaan.
2.6.1 Pertumbuhan Berat Mutlak Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh udang pada akhir dan awal pemeliharaan. Pertumbuhan berat mutlak dapat dihitung menggunakan rumus Effendie (1997). Wm = Wt – Wo
Keterangan : Wm = Pertumbuhan mutlak (g) Wt = Biomassa udang pada akhir penelitian (g) Wo = Biomassa udang pada awal penelitian (g)
2.6.2 Laju Pertumbuhan Harian Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Purnomo, 2012) :
GR =
Keterangan : GR = Laju pertumbuhan harian (g/hari) Wt = Berat rata-rata udang pada akhir penelitian (g) Wo = Berat rata-rata udang pada awal penelitian (g) T
= Waktu pemeliharaan (hari)
9
2.6.3 Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup diperoleh berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991) yaitu :
SR
=
Keterangan : SR = Tingkat kelangsungan hidup (%) Nt = Jumlah udang pada akhir penelitian (ekor) No = Jumlah udang pada awal penelitian (ekor)
2.6.4 Feed Conversion Ratio (FCR) Feed Conversion Ratio (FCR) adalah perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan daging ikan yang dihasilkan. FCR dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991) yaitu :
Keterangan : FCR = Feed Conversion Ratio F
= Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (g)
Wt = Biomassa akhir (g) Wo = Biomassa awal (g)
2.6.5 Kualitas Air Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian yaitu: suhu, pH, DO dan amoniak. Pengukuran suhu, pH dan DO dilakukan pada setiap unit percobaan dengan frekuensi setiap tiga hari sekali selama penelitian, sedangkan pengukuran amoniak dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir pemeliharaan. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah termometer, pH meter dan DO meter.
10
2.7 Analisis Data Pengaruh
pelakuan
terhadap
parameter
pengamatan
dianalisis
dengan
menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata maka akan dikakukan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 2001).
11
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemberian mineral kalsium (Ca) yang berbeda pada pakan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan udang vaname yang dipelihara pada salinitas rendah. Pemberian mineral sebanyak 4% pada pakan menunjukkan hasil pertumbuhan yang paling baik. 2. Pemberian mineral kalsium (Ca) yang berbeda pada pakan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup udang vaname yang dipelihara pada salinitas rendah.
4.2 Saran Perlu penelitian lanjutan dengan meningkatkannya pemberian mineral kalsium pada pakan di atas 4%, untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname.
21
DAFTAR PUSTAKA
Adegboye, JD. 1981. Calcium Homeostatic in The Crayfish. In: Goldmann RC (Editor). PaPer From The 5th International Symposium on Freswater Crayfish. Davis, California, U.S.A. 115-123 hlm. Anggoro, S. 1992. Efek Osmotik Berbagai Tingkat Salinitas Media Terhadap Daya Tetas Telur dan Vitalitas Larva Udang Windu, Penaeus monodon Fabricius. Disertasi. Fakultas Pascasarjana, IPB. Bogor. 127 hlm. Boyd, C.E. 1990.Water quality in ponds for aquaculture. Alabama Agricultural Experiment Station, Auburn University, Alabama. 482 p. Bray, W.A., A.L. Lawrence and J.R. Leung Trujillo. 1994. The effect of salinity on growth and survival of Penaeus vannamei, with observations on the interaction of IHHN virus and salinity. Aquaculture. (122): 133-146. Davis, D.A., I.P. Sound., W.J. McGraw and D.B. Rouse, 2002. Consideration for Litopenaeus vannamei reared in inland low salinity waters. In: CruzSuarez, I.E., Rieque-Marie, D., Tapia-Salazar, M., Gaxiola-Cortes, M.G. and Simoes, N. (Eds). Avances en nutricion acuicola VI memories del VI Simposium Internacional de Nutricion Acuicola 3 al 6 de September del 2002. Cancun, Quantana Roo. 73-90 pp. Durborow, R.M., D.M. Crosby, and M.W. Brunson. 1997. Nitrite in Fish Pond. SRAC Publication. (462): 4 p. Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.Yogyakarta: 163 hal. Flegel, T.W. 2006. Detection of major penaeid shrimp viruses in Asia, a historical perspective with emphasis on Thailand. Aquaculture.(258): 1-33. Fujaya Y., E Suryati, E Nurcahyono, N Alam. 2008. Titer ekdisteroid hemolimph dan ciri morfologi rajungan selama fase molting dan reproduksi. Jurnal Torani. 18 (3): 266-274. Guillaume, J., Kaushik, S., Bergot, P. and Metailler, R. 2001. Nutrition and feeding of fish and crustaceans. Chichester, United Kingdom, SpringerPraxis Publishing. 408 pp. Haliman dan Adijaya. 2005. Pembudidayaan dan Prospek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit. Udang Vannamei. Penebar Swadaya. Jakarta: 75 hal.
22
Huet, M. 1971. Textbook of Fish Culture, Cyre and Sportis Woode Ltd. London. 436 pp. Kaligis. 2015. Respon Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeusvannamei) di Media Bersalinitas Rendah dengan Pemberian Pakan Protein dan Kalsium Berbeda. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 7(1): 225-234. Manoppo, H. 2011. Peran Nukleotida sebagai Imunostimulan terhadap Respon Imun Nonspesifik dan Resistensi Udang Vaname (Litopenaeusvannamei). Disertasi . Bogor: IPB. 137 p. McGraw, W. J.; Davis, D. A.; Teichert-Coddington, D. and Rouse, D. B. 2002. Acclimation of Litopenaeus vannamei postlarvae to low salinity: Influence of age, salinity endpoint and rate of salinity reduction. Journal of the World Aquaculture Society. 33: 78-84 pp. Millamena, O. M., R.M. Coloso. and F.P. Pascual. 2002. Nutrition in Tropical Aquaculture. Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAEDEC). Tagibauan, Iloilo, Philippines.57-66 pp. Pratiwi, N.A.I. 2014. Pertumbuhan Post Larva 2-13 Udang Windu (Peneaus monodon) Dengan Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda. Skirpsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung. Saoud, L P, D. A. Davis and D. B. Rouse. 2003 . Suitability studies of inland well waters for Litopenaeus vannamei culture. Aquaculture, (217):373- 383. Steel, R.G.D. and J. H. Torrie. 1991. Principles and Procedures of Statistics. McGraw-Hill, Book Company, Inc. London. 487 p. Serang, Abd. M. 2006. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Rajungan (Portunus pelagicus). Sekolah Pascasarjana Insitut Pertanian Bogor. Bogor. 59 hal. Soemardjati, W., dan Suriawan, A., 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai Budidaya Air Payau Situbondo. 30 p. Standar Nasional Indonesia (SNI). 2006. Produksi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak dengan Teknologi Intensif. Badan Standardisasi Nasional.Jakarta: 13 hal. Sumeru, SU dan Suzy Anna. 1991. Pakan Udang Windu. Penerbit Kanisius. Jakarta. Taukhid, Partasasmita, S., Haryadi, J. dan Sudradjat, A. 2006. Permasalahan umum dan rekomendasi solusi budidaya udang vaname (Litopenaeus 23
vannamei) di Jawa Timur. Dalam: Sudradjad, A., Rusastra, I. W., Heruwati, E. S. Dan Priono, B., editor. Analisis Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta: 15-22 p. Van Wyk P, Scarpa J. 1999. Water Quality Requirements and Management. Di dalam: Van Wyk P, Davis-Hodgkins R, Laramore KL, Main J, Mountain, Scarpa J. Farming Marine Shrimp in Recirculating freshwater systems. 128138 p. Watanabe, T., 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Departement of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries. JICA. 233 p. Widanarni., Widagdo dan Wahjuningrum. 2012. Aplikasi probiotik, prebiotik, dan sinbiotik melalui pakan udang vaname (Litopenaeus Vannamei) yang diinfeksi bakteri Vibrio harveyi. Jurnal Akuakultur Indonesia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 11 (1): 54-63. Widanarni, W. Dinamella dan P. Fiska. 2012. Aplikasi Bakteri Probiotik Melalui Pakan Buatan untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Udang Windu Penaeus monodon. Jurnal Sains Terapan. 2(1): 32-49. Wurmann C., R.M. Madrid and A.M. Brugger. 2004. Shrimp farming in Latin America: currents status, opportunities, challenges and strategies for sustainable development. Aquac. Econ. Manag. (8): 117–141. Zainy, Azam B., A. Ridwan, K. Bambang, P. Kardiyo dan M. Wasmen. 2008. Penyalahgunaan Kalsium Media Perairan dalam Proses Ganti Kulit dan Konsekuensinya Bagi Pertumbuhan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. (2): 117-125. Zonneveld, N., E. A. Huinsman dan J.H. Boon. 1991. Prinsip-Prinsip Budaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta: 318 hal.
24