PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umum PT Panasia Filament Inti Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Panasia Cotton Alam Mills berdasarkan akta No. 85 tanggal 31 Desember 1987 dibuat dihadapan Winarti Sukarjadi, S.H., sebagai pengganti dari Nanny Sukarja, S.H., notaris di Bandung. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C211088.HT.01.01.TH’88 tanggal 1 Desember 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 21 Juni 1991, Tambahan No. 1739. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 78 tanggal 19 Juni 2009 dibuat dihadapan R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, sehubungan dengan perubahan sus unan pemegang saham dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.AHU-60349.AH.01. 02.Tahun 2009 tanggal 10 Desember 2009. Perusahaan berdomisili di Bandung dengan kantor beralamat di Jl. Garuda Dalam No. 153/74, Bandung. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di beberapa unit operasional yaitu terletak di Jl. Moh. Toha Km. 6,8 Bandung dan Jl. Cisirung No. 101 dan 95 Bandung. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan antara lain meliputi menjalankan usaha dalam industri pemintalan benang tekstil, pertenunan, prosesing dan perdagangan umum. Proses produksi komersial untuk industri tenun mulai tahun 1989 dan kegiatan prosesing mulai tahun 1993. Sesuai Akte Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 98, tanggal 25 Juni 2010 yang dibuat oleh Notaris R. Tendy Suwarman, SH di Bandung, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 berubah menjadi sebagai berikut:
2010
2009
Presiden komisaris Komisaris Komisaris Idependen
: : :
Awong Hidjaja Henry Hidjaja Soebianto B. Soegiarto
Awong Hidjaja Henry Hidjaja Soebianto B. Soegiarto
Presiden Direktur Direktur
: :
Aang Hidjaja Dian Nathalia Tedja
Lim Seng Bouw Joshua Janto Hidjaja Aang Hidjaja Dian Nathalia Tedja
Jumlah gaji dan remunerasi dewan komisaris dan direksi Rp. 512.771.000 tahun 20 10 dan Rp 632.341.000 tahun 2009.
Perusahaan
adalah
sebesar
Perusahaan memiliki karyawan sebanyak 241 orang pada tahun 2010 dan 2.526 orang tahun 2009. Penurunan jumlah karyawan karena tanggal 31 Desember 2009 Perusahaan telah menghentikan kegiatan operasional tenun, sebagai tindak lanjut restrukturisasi usaha.
7
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 17 Juni 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1335/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 50.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 Juni 1997, seluruh saham Perusahaan sebanyak 250.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, Perusahaan menerbitkan saham Seri B sebanyak 1.361. 067.000 saham yang merupakan saham hasil konversi hutang Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebagaimana tercantum dalam akta No. 20 tanggal 17 September 2007 dari R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, para pemegang saham menyetujui rencana perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Terbuka menjadi Perusahaan Tertutup. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan juga diberi kuasa untuk melakukan perubahan anggaran dasar Perusahaan dan melakukan delisting atas saham Perusah aan tersebut. Sesuai dengan surat Bapepam-LK No. S-438/BL/2008 tanggal 23 Januari 2008 kepada Perusahaan disebutkan antara lain jumlah pemegang saham Perusahaan setelah penawaran tender adalah sebanyak 129 pemegang saham dimana jumlah tersebut belum sesuai dengan jumlah yang dipersyaratkan yaitu masih melebihi dari 50 pemegang saham sehingga Perusahaan masih merupakan emiten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang pasar modal. Pada tanggal 10 April 2008 yang kemudian dilakukan kembali pada tanggal 21 April 2008 telah dilakukan RUPSLB, yang kedua-duanya telah dibuat dalam akta notaris untuk meminta persetujuan Go P rivate Perusahaan sebagai tindak lanjut keputusan RUPSLB yang telah dilaksanakan tanggal 17 September 2007. Sesuai surat Perusahaan kepada PT Bursa Efek Indonesia tanggal 14 Desember 2009 tentang rencana Go Private, saat ini masih dalam proses investigasi para pemegang saham yang tidak jelas keberadaannya. Oleh sebab itu, Perusahaan telah menunjuk konsultan independen untuk melakukan investigasi atas domisili pemegang saham tersebut. Berdasarkan laporan sementara konsultan independen, Perusahaan telah melakukan proses pengalihan kepemilikan saham dari pemegang saham yang telah menyatakan kesediaan untuk menjual sahamnya tersebut sebanyak 88.500 saham. Sedangkan sisa saham pemegang saham yang belum jelas keberadaannya masih dalam poses investigasi lebih lanjut. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, saham Perusahaan sejumlah 1.611.067.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam -LK) bagi Perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya kepada masyarakat. 8
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adala h dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. b.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan sebagai berikut: 2010 2009 Rp Rp Mata uang asing 1 EURO 12.138,88 14.158,47 1 US$ 8.924,00 9.681,00 1 CHF 9.129,43 9.364,95 1 SIN$ 6.774,48 6.841,23 1 JPY 10.676,57 107,79
c.
Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.
d.
Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.
e.
Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu -ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
9
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah f.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
g.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
h.
Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Perusahaan diberikan pilihan antara model biaya atau model penilaian kembali (revaluasi) sebagai kebijakan akuntansinya serta wajib menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset yang dimilikinya. Jika Perusahaan memiliki aset tetap yang telah direvaluasi sebelum penerapan PSAK baru ini dan memilih model biaya, maka nilai yang telah direvaluasi atas aset tersebut diperlakukan sebagai biaya perolehan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan memilih kebijakan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan akan disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomik aset tetap sebagai berikut: Tahun 20-30 10-25 5-8 5-8
Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih dahulu. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang, seperti dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja, dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya.
10
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. i.
Penurunan Nilai Aset Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated,
recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai. j.
Hutang Usaha Hutang usaha dinyatakan sebesar nilai nominal.
k.
Penyisihan Beban Imbalan Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 mengenai penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di Perusahaan. Tidak ada pendanaan yang disisihkan oleh Bank sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum di akui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
i.
Pengakuan Penghasilan dan Beban Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikkan berpindah ke pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
m.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua 11
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam
laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini n.
Laba (Rugi) Per Saham Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar dengan mengabaikan nilai nominal per saham adalah sebesar 1.611.067.000 saham masing -masing pada tahun 2010 dan 2009.
o.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen geografis sedangkan segmen sekunder adalah segmen usaha. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
p.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
12
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 3.
KAS DAN BANK 2010 Rp Kas Bank Mandiri Standard Chartered Bank Bank Central Asia Hongkong Shanghai Bank Corporate Bank Mayapada Lain -lain
2009 Rp
19.626.604
138.200.823
39.048.704 28.752.012 75.393.486 9.571.981 97.630.845 26.344.164
50.444.791 322.700.873 176.897.407 1.493.002.029 156.610.644 221.408.803
296.367.796
2.559.265.370
Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro Eropa
203.876.515 92.491.281 -
567.369.619 1.986.940.286 4.955.465
Jumlah
296.367.796
2.559.265.370
Jumlah
Tingkat bunga setara kas
8,00%
8,70%
Tidak terdapat saldo setara kas pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
4.
PIUTANG USAHA
2010 Rp Pihak hubungan istimewa (Catatan 20) PT Tritama Texindoraya Jumlah Pihak ketiga Luar negeri Dalam negeri Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih Jumlah piutang usaha Persentase piutang usaha kepada hutang istimewa terhadap jumlah aset
13
2009 Rp
746.173.299 746.173.299
809.469.264 809.469.264
3.076.795.479 964.572.151 4.041.367.630 (891.502.250) 3.149.865.380 3.896.038.679
15.504.008.309 1.799.659.230 17.303.667.539 (891.502.250) 16.412.165.289 17.221.634.553
0,19
0,16
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2010 Rp Berdasarkan mata uang : Dolar Amerika Serikat Rupiah Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih Berdasarkan umur piutang (hari) Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari > 60 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
2009 Rp
3.935.567.437 851.973.492 4.787.540.929 (891.502.250) 3.896.038.679
17.939.652.455 173.484.348 18.113.136.803 (891.502.250) 17.221.634.553
1.694.349.210
8.570.411.614
1.450.449.489 1.642.742.230 4.787.540.929 (891.502.250) 3.896.038.679
5.732.502.228 1.802.454.750 2.007.768.211 18.113.136.803 (891.502.250) 17.221.634.553
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
5. PERSEDIAAN 2010 Rp
2009 Rp
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu Suku cadang
9.540.278.167 10.899.151.077 4.063.048.357 908.636.666 9.070.150.834
47.329.982.854 43.517.523.474 8.063.968.191 3.586.079.381 10.090.104.932
Jumlah
34.481.265.101
112.587.658.832
Pada tanggal 30 September 2010 dan 200 9, seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 35.250.000.000 dan Rp 77.250.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul Perusahaan. Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan masih dapat digunakan sehingga tidak diadakan penyisihan penurunan nilai persediaan. 14
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 6.
ASET TETAP 2010 Saldo awal 01/01/2010 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
Penambahan
Pengurangan
Rp
Rp
Saldo akhir 30/09/2010 Rp
87.134.425.005 21.766.621.864 139.929.869.022 2.818.583.000 60.042.210.826
200.000.000 -
26.724.866.155 101.007.200 -
87.134.425.005 21.766.621.864 113.405.002.866 2.717.575.800 60.042.210.826
311.691.709.717
200.000.000
26.825.873.355
285.065.836.362
6.766.815.948 79.305.079.518 2.423.124.975 57.939.310.036
568.521.736 3.542.465.188 98.358.759 1.468.850.882
17.832.867.414 101.007.200 -
7.335.337.684 65.014.677.292 2.420.476.534 59.408.160.918
Jumlah
146.434.330.477
5.678.196.565
17.933.874.614
134.178.652.428
Jumlah Tercatat
165.257.379.240
Jumlah Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
150.887.183.934
2009 Saldo awal 01/01/2009 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
Penambahan
Pengurangan
Rp
Rp
Saldo akhir 31/09/2009 Rp
87.134.425.005 80.731.371.945 521.529.087.135 2.945.333.000 59.459.250.256
71.319.816
25.710.384.785 126.750.000 667.260.880
87.134.425.005 80.731.371.945 495.818.702.350 2.818.583.000 58.863.309.192
751.799.467.341
71.319.816
26.504.395.665
725.366.391.493
15.311.031.972 291.147.552.622 2.432.208.749 56.967.732.652
2.090.078.838 12.008.107.481 88.809.566 1.837.025.687
13.710.357.998 126.750.000 548.638.412
17.401.110.810 289.445.302.105 2.394.268.315 58.256.119.927
Jumlah
365.858.525.995
16.024.021.572
14.385.746.410
367.496.801.157
Jumlah Tercatat
385.940.941.346
Jumlah Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
15
357.869.590.336
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 2010 Rp
2009 Rp
Biaya pabrikasi - catatan 17 Beban usaha - catatan 18
5.309.000.207 369.196.358
15.531.214.614 492.806.958
Jumlah
5.678.196.565
16.024.021.572
Berikut adalah perhitungan kerugian penjualan asset tetap: 2010 Rp Hasil penjualan aset tetap Jumlah tercatat aset tetap
4.220.000.000 8.891.998.741
Kerugian penjualan set tetap
(4.671.998.741)
2009 Rp 10.810.701.525 12.118.649.256 (1.307.947.731)
Perusahaan memiliki tanah yang terletak di Cisirung dengan luas 23,18 hektar (ha) dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan seluas 22,66 ha atas nama Perusahaan dan sisanya sebesar 0,52 ha masih dalam proses balik nama di Kantor Badan Pertanahan Nasional. Hak legal atas nama Perusahaan tersebut berjangka waktu 20-30 tahun yang akan jatuh tempo tahun 2016-2030. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Sebagaimana diatur dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007),”Aset Tetap”, Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya efektif mulai tanggal 1 Januari 2008 sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Sesuai dengan standar tersebut, pada tahun 2008, saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 198.178.903.322 direklasifikasi ke saldo laba (defisit). Aset tetap berupa tanah dan bangunan dengan hak legal berupa HGB No. 4, 6, 16 dan 34 seluas 73.865 meter persegi yang terletak di Jl. Moh Toha Km. 6,8 beserta mesin dan peralatan yang berada di lokasi tersebut digunakan sebagai jaminan atas hutang bank oleh PT Panasia Indosyntec Tbk, pihak hubungan istimewa dengan nilai jaminan dan fiducia masing-masing sebesar Rp. 34.107.659.000 dan Rp. 63.014.909.000. (Catatan 20). Sebagai tindak lanjut restrukturisasi usaha, aset berupa mesin tenun berikut perlengkapannya pada unit PAFI III tidak digunakan dalam usaha Perusahaan. Penghentian kegiatan operasional tenun sebagai akibat tekanan margin usaha dan rencana restrukturisasi usaha. Aset tersebut disajikan sebagai aset tidak digunakan dalam operasi di neraca dengan jumlah Rp 187.951.547.058. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 157.550. 000.000 dan Rp 445.800.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan 16
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset yang dimiliki oleh Perusahaan
7.
HUTANG USAHA 2010 Rp Pihak hubungan istimewa - catatan 20 PT Panasia Indosyntec Tbk
2009 Rp
18.163.571.742 -
15.981.766.162 138.411.900
18.163.571.742
16.120.178.062
Pihak ketiga Dalam negeri Luar negeri
33.782.304.578 74.296.238
71.907.024.771 287.376.850
Jumlah
33.856.600.816
72.194.401.621
Jumlah hutang usaha
52.020.172.558
88.314.579.683
Jumlah
Persentase hutang usaha kepada pihak hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban
3,81%
3,00%
Berdasarkan mata uang : Rupiah Dollar Amerika Serikat Yen Jepang Dollar Singapura Euro
43.081.511.898 8.812.482.443 126.087.032 91.185
66.710.777.142 21.194.258.782 135.141.714 153.290.209 121.111.836
Jumlah
52.020.172.558
88.314.579.683
23.541.737.683
54.217.029.611
28.478.434.875 52.020.172.558
12.216.534.869 6.599.423.935 15.281.591.268 88.314.579.683
Berdasarkan umur (hari): Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari > 60 hari Jumlah
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku dan pembantu, baik berasal dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 30 sampai 150 hari. Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Perusahaan.
17
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 8.
BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2010 Rp Listrik Gaji dan tunjangan Jamsotek Biaya penjualan Lain-lain
9.
2009 Rp
17.148.689.483 631.669.290 720.679.890 657.716.532 872.231.527
15.626.944.718 1.233.739.803 4.156.503.325 1.121.054.074 843.983.361
20.030.986.722
22.982.225.281
HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA 2010 Rp
2009 Rp
Novatex International Limited Abernova Overseas Limited
210.980.842.140 -
119.680.357.860 72.754.097.361
Jumlah
210.980.842.140
192.434.455.221
Persentase hutang hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban
44,26%
35,83%
Berdasarkan mata uang:
Rupiah Dolar Amerika Serikat
126.202.842.140 84.778.000.000
100.464.955.221 91.969.500.000
Jumlah
210.980.842.140
192.434.455.221
Berikut ringkasan pinjaman dari pihak-pihak hubungan istimewa: Pinjaman dari Novatex International Limited (Novatex) Pinjaman ini timbul dari pengalihan hutang pembelian mesin yang semula merupakan hutang Perusahaan kepada Picanol N. V., Belgia dan Tomen Corporation masing-masing sebesar US$ 5.000.000 dan US$ 4.500.000. Pada tanggal 3 Agustus 2009, Novatex mengambil alih hutang yang semula merupakan hutang Perusahaan kepada Lexus sebesar US$ 2.784.675 atau setara dengan Rp 27.710.857.860 (dengan kurs 1 US$ sama dengan Rp 9.951,20) (Catatan 11). Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, pinjaman ini tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan tanpa jadual pengembalian yang pasti. 18
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Pada tahun 2009 Perusahaan memperoleh pinjaman dari Abernova berdasarkan Current Account Facility Agreement (CAFA), tanggal 30 Juni 2005; Addendum 1 CAFA tanggal 3 Oktober 2006, dan Adendum II CAFA tanggal 28 Desember 2007. Pada tanggal 30 Juni 2009 hutang Abernova juga meliputi hutang dalam US dollar sebesar US$ 1.914.225. Pada tanggal 2 Agustus 2009 hutang ini telah dialihkan kepada Lexus Overseas trading Corp. (Catatan 11) Sesuai surat dari Abernova tertanggal 28 Juni 2010, dan berdasarkan perjanjian masing-masing tanggal 30 Juni 2005, 3 Oktober 2006, 28 Desember 2007, hutang Perseroan kepada Abernova dalam mata uang rupiah sejumlah Rp 75.970.000.000 telah dialihkan ke Novatex. Pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan dengan Novatex telah menandatangani Restruturisasi hutang atas seluruh hutang dalam mata uang rupiah sehingga seluruh hutang dalam mata uang rupiah dan Perseroan kepada Novatex menjadi Rp 111.527.842.140.-
10.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG 2009 Rp Credit Suisse, Singapura Fasilitas kredit tetap Bunga terhutang
174.258.000.000 4.931.276.123
Jumlah
179.189.276.123
Pada tanggal 26 September 2002, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit tetap dari Credit Suisse, Singapura, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 19.000.000. Pada tanggal 27 Pebruari 2007, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas kredit sebesar US$ 1.000.000 menjadi US$ 20.000.000. Pinjaman ini dapat digunakan untuk rekening koran (overdraft), pinjaman tetap (fixed advances) dan penerbitan bank garansi. Pinjaman ini dikenakan bunga per tahun sebesar 0,25% di atas SIBOR untuk fasilitas rekening Koran dan pinjaman tetap, sedangkan untuk penerbitan bank garansi akan dikenakan komisi sebesar 1% per tahun. Sesuai dengan ketentuan dan fasilitas kredit tersebut, Perusahaan akan menyediakan jaminan yang akan disyaratkan dan diterima oleh kreditur. Pada tanggal 10 Maret 2010, Perusahaan menerima pemberitahuan bahwa hutang kepada Credit Suisse sebesar US$ 18.000.000 tersebut telah dilunasi dan diambil alih oleh Lexus Overseas Trading (Lexus). Selanjutnya antara Lexus dan Perusahaan telah menandatangani perjanjian restrukturisasi hutang pada tanggal 10 Maret 2010. (Catatan 11)
11.
HUTANG JANGKA PANJANG LAINNYA 2010 Rp
2009 Rp
Lexus Overseas Trading Corporation (Lexus) USD 20,549,882 USD 1,914,675
183.387.144.559 -
18.531.608.062
Jumlah
183.387.144.559
18.531.608.062
19
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Pada tahun 2009 hutang kepada Lexus merupakan fasilitas Bridging Finance Sesuai Transfer of Notice dari Lexus tanggal 3 Agustus 2009, pinjaman sebesar US$ 2.784.675 telah dialihkan kepada Novatex International Limited (Novatex). Pinjaman sebesar US$ 2.784.675 Selanjutnya dikonversi menjadi rupiah atau setara dengan Rp 27.710.857.860 (dengan kurs 1 US$ sama dengan Rp 9.951,20). (Catatan 9) Sesuai pemberitahuan Anbernova tanggal 2 Agustus 2009, hutang US$ 1.914.225 dialihkan kepada Lexus (Catatan 9). Selanjutnya hutang ini direstrukturisasi berdasarkan Facility Agreement Tanggal 5 Desember 2009 dalam US Dolar sebesar US$ 2.000.000 Pada tanggal 10 Maret 2010, Perusahaan menerima pemberitahuan bahwa hutang kepada Credit Suisse sebesar US$ 18.000.000 telah dilunasi dan diambil alih oleh Lexus Overseas Trading (Lexus).
Selanjutnya antara Lexus dan Perusahaan atas hutang US$ 18.000.000 telah menandatangani perjanjian restrukturisasi hutang pada tanggal 10 Maret 2010 (lihat Catatan 10).
12. KEWAJIBAN PENYISIHAN ATAS IMBALAN KERJA Perusahaan menghitung dan membukukan estimasi manfaat karyawan untuk seluruh karyawannya yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan Undang -Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tentang “Penyelesaian Pemutusan Tenaga Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan”.
Tingkat kemungkinan meninggal Umur pensiun Tingkat bunga teknis Tingkat kenaikan gaji Perhitungan manfaat karyawan
: : : : :
Commissioners Standard Ordinary Mortality Table (CSO) 1980 55 tahun 10% (2008: 12%) 6% (2008: 6%) Project Unit Credit
Rekonsiliasi perubahan kewajiban penyisihan atas imbalan kerja yang diakui tahun berjalan adalah sebagai berikut: 2010 2009 Rp Rp Saldo Awal Beban (penghasilan) imbalan kerja karyawan tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan Jumlah
20
1.530.289.988 250.000.000 (1.780.289.988)
6.412.981.550 2.212.121.246 (755.348.251)
-
7.869.754.545
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
13.
PERPAJAKAN Pajak Dibayar Dimuka 2010 Rp
2009 Rp
Pajak penghasilan pasal 28a
25.992.041
187.229.875
Jumlah
25.992.041
187.229.875
Hutang Pajak 2010 Rp
2009 Rp
Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pajak Pertambahan Nilai - bersih Pajak Bumi dan Bangunan
85.696.165 13.931.024 167.912.681 -
28.274.137 24.366.570 803.789.792 997.581.999 967.223.708
Jumlah
267.539.870
2.821.236.206
Manfaat (Beban) Pajak Manfaat (Beban) pajak Perusahaan terdiri dari:
Pajak Kini Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut: 2010 Rp Rugi sebelum pajak Perbedaan temporer: Beban (penghasilan) imbalan kerja karyawan Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Keuntungan penjualan aset tetap Jumlah
21
2009 Rp
(60.780.085.109)
(17.600.188.647)
(1.530.289.988) (6.296.594.686) 4.938.840.379
1.456.772.995 1.181.916.855 5.025.909.957
(2.888.044.295)
7.664.599.807
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2010 Rp Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Kenikmatan karyawan Sumbangan dan representasi Penghasilan bunga Beban penyusutan yang tidak diakui fiskal Jumlah
2009 Rp
10.496.175 27.184.400 (4.639.462) 33.041.113
38.134.362 59.763.097 (10.899.878) 9.267.600.224 9.354.597.805
Rugi fiskal tahun berjalan Rugi fiskal tahun: 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(63.635.088.291)
(580.991.035)
(35.335.234.522) (45.947.998.703) (68.137.173.325) (143.155.812.144) (11.881.516.003)
(17.253.422.293) (35.335.234.522) (45.947.998.703) (68.137.173.325) (143.155.812.144) -
Akumulasi Rugi Fiskal
(368.092.822.988)
(310.410.632.022)
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan penerbitan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat sampai tarif maksimum 30% menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Rincian dari aset (kewajiban) pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2010 Rp Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Rugi fiskal Imbalan pasca kerja Aset tetap Kewajiban pajak tangguhan
33.365.021.129 382.572.497 (33.747.593.626) -
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
722.011.074 (382.572.497) (339.438.577) -
22
30 September 2010 Rp
34.087.032.203 (34.087.032.203) -
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
1 Januari 2009 Rp Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Rugi fiskal Imbalan pasca kerja Aset tetap
30.515.085.130 1.603.245.387 (32.118.330.517)
Kewajiban pajak tangguhan
-
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
1.916.149.952 364.193.249 1.551.956.703 -
30 September 2009 Rp
32.431.235.082 1.967.438.636 (30.566.373.814) -
Sampai dengan 30 September 2010 dan 2009, Perusah aan mengalami akumulasi kerugian fiskal masing-masing sebesar Rp 368.092.822.988 dan Rp 310. 410. 642.022. Sesuai dengan peraturan pajak, kerugian fiskal tersebut dapat dikompensasikan dengan laba kena pajak pada masa lima tahun mendatang sejak kerugian fiskal terjadi. Perusahaan beranggapan bahwa kerugian fiskal sebesar Rp 136.348.128.812 dan Rp 129.724. 940. 328 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 tidak dapat dikompensasi selama lima tahun mendatang, sehingga aset pajak tangguhan yang diakui dari sisa rugi fiskal yang ada masing-masing sebesar Rp 34.087.032.203 dan Rp 32.431.235.082 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
14.
MODAL SAHAM
2010 Persentase Pemilikan
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
Saham Seri A Nominal Rp 500 per saham Novatex International Limited PT Panasia Indosyntec Tbk Highfila Limited Dian Nathalia Teja Masyarakat
199.820.500 38.771.500 10.000.000 50.000 1.358.000
12,40% 2,41% 0,62% 0,00% 0,08%
99.910.250.000 19.385.750.000 5.000.000.000 25.000.000 679.000.000
Jumlah saham Seri A
250.000.000
15,51%
125.000.000.000
Saham Seri B Nominal Rp 100 per saham Prime Invesco Ltd Highfila Ltd Mercury Capital International Inc. Novatex International Limited
154.640.500 320.000.000 305.357.000 581.069.500
9,60% 19,86% 18,95% 36,07%
15.464.050.000 32.000.000.000 30.535.700.000 58.106.950.000
Jumlah saham Seri B
1.361.067.000
84,48%
136.106.700.000
Jumlah
1.611.067.000
100,00%
261.106.700.000
23
Jumlah Modal Disetor
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
2009 Persentase Pemilikan
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
Jumlah Modal Disetor
Saham Seri A Nominal Rp 500 per saham Novatex International Limited PT Panasia Indosyntec Tbk Dian Nathalia Teja Masyarakat
199.820.500 38.771.500 50.000 11.358.000
12,40% 2,41% 0,00% 0,70%
99.910.250.000 19.385.750.000 25.000.000 5.679.000.000
Jumlah saham Seri A
250.000.000
15,51%
125.000.000.000
Saham Seri B Nominal Rp 100 per saham Abernova Overseas Limited Novatex International Limited
779.997.500 581.069.500
48,42% 36,07%
77.999.750.000 58.106.950.000
Jumlah saham Seri B
1.361.067.000
84,49%
136.106.700.000
Jumlah
1.611.067.000
100,00%
261.106.700.000
Pada tahun 2010, Abernova Overseas Ltd telah mengalihkan keseluruhan kepemilikan saham seri B di PT Panasia Filament Inti sebanyak 779.997.500 lembar saham kepada PT Prime Invesco Ltd. sebanyak 154.640.500 lembar saham, dan kepada Highfila Ltd. sebanyak 320.000.000 lembar saham, serta kepada Mercury Capital International Inc. sebanyak 305.357.000 lembar saham.
15.
AGIO SAHAM Rp Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat tahun 1997 Jumlah yang diterima untuk pengeluaran saham Biaya emisi saham Saldo agio saham pada saat penawaran umum
7.500.000.000 (1.284.064.404) 6.215.935.596
Hutang Abernova yang dikonversi menjadi modal Hutang Abernova yang dikonversi Saham Seri B yang diterbitkan Biaya emisi saham
78.795.000.000 (62.535.700.000) (63.000.000)
Agio saham atas konversi hutang Abernova menjadi modal
24
16.196.300.000
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Rp Hutang Evercon dan Highfila yang dikonversi menjadi modal Jumlah hutang yang dikonversi Saham Seri B yang diterbitkan Biaya emisi saham
16.
92.700.000.000 (73.571.000.000) (48.000.000)
Agio saham atas konversi hutang Evercon dan Highfila menjadi modal
19.081.000.000
Saldo akhir
41.493.235.596
PENJUALAN BERSIH 2010 Rp
Ekspor Lokal Potongan dan retur prnjualan Jumlah penjualan bersih
9.477.456.345 15.066.090.606 (498.902.923) 24.044.644.028
2009 Rp
110.015.450.077 97.764.347.987 (2.854.338.622) 204.925.459.442
33,65% dan 40,96% dari penjualan bersih masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 20)
Berdasarkan Segmen pasar: 2010 Rp
2009 Rp
Indonesia Eropa Asia Amerika Timur Tengah Afrika Australia
14.603.198.735 3.846.409.150 1.287.830.707 1.359.072.646 1.348.050.059 1.600.082.731 -
95.316.109.202 58.510.993.679 22.506.534.197 15.905.545.908 8.334.605.441 4.309.468.866 42.202.149
Jumlah
24.044.644.028
204.925.459.442
Rincian penjualan kepada pihak hubungan istimewa dan kepada pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih adalah sebagai berikut:
25
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2010 Rp
2009 Rp
Pihak hubungan istimewa: PT Panasia Indosyntec Tbk PT Panasia Intertraco
5.860.715.183 2.229.452.568
64.725.241.914 19.218.880.228
Jumlah
8.090.167.751
83.944.122.142
Persentase penjualan kepada pihak hubungan istimewa terhadap jumlah penjualan bersih
33,65%
40,96%
Tidak ada penjualan kepada pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih
17.
BEBAN POKOK PENJUALAN 2010 Rp Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
2009 Rp
125.019.798 2.914.685.505 9.597.910.559
43.852.331.971 30.296.169.041 99.408.450.629
12.637.615.862
173.556.951.641
37.171.511.193 (10.899.151.077)
48.842.128.379 956.406.920 (43.517.523.474)
Beban Pokok Produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun
38.909.975.978
179.837.963.466
37.734.051.407 488.269.328 (9.540.278.167)
92.357.099.916 1.147.392.407 (47.329.982.854)
Beban Pokok Penjualan
67.592.018.546
226.012.472.935
Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Pembelian Akhir tahun
Tidak ada pembelian kepada pihak hubungan istimewa pada tahun 2010, 62,61% dari seluruh pembelian tahun 2009 dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 20) Rincian pembelian dari pihak hubungan istimewa dan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebai berikut:
26
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2009 Rp Pihak hubungan istimewa: PT Panasia Indosyntec Tbk PT Sunkyong Keris Indonesia
29.915.603.924 11.957.103.561
Jumlah
41.872.707.485
Pihak ketiga - masing-masing dengan jumlah pembelian dalam setahun yang melebihi 10% dari pembelian bersih
-
Jumlah pembelian
41.872.707.485
Persentase pembelian kepada pihak hubungan istimewa terhadap jumlah pembelian bersih
62,61%
Tidak ada pembelian kepada pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian 18.
BEBAN USAHA 2010 Rp
2009 Rp
Beban Penjualan Pengangkutan Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Klaim Keperluan kantor Lain-lain
1.704.625.704 605.427.602 57.367.525 1.153.286.763 10.794.040 36.604.972
7.710.602.668 1.570.754.274 809.236.720 1.058.074.817 75.890.545 197.808.855
Jumlah
3.568.106.606
11.422.367.879
3.262.459.882 414.759.165 250.000.000 58.220.859 369.196.358 355.898.507 248.943.311 45.485.000 53.736.918 73.596.045 263.399.884 5.395.695.929
4.027.176.651 1.589.633.490 2.212.121.246 367.665.466 492.806.958 368.059.751 329.556.979 90.848.000 438.321.803 117.054.779 634.512.972 10.667.758.095
8.963.802.535
22.090.125.974
Beban Umum dan Administrasi Gaji dan tunjangan Makanan dan minuman Imbalan pasca kerja Alat tulis dan cetakan Penyusutan - catatan 6 Asuransi dan perijinan Administrasi kantor Jasa profesional Perjalanan dinas Telepon dan listrik Lain-lain Jumlah Total biaya operasi
27
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 19.
BEBAN LAIN-LAIN 2010 Rp
20.
2009 Rp
Pendapatan sewa Beban Pesangon Biaya produksi tenun yang tidak dialokasikan ke produk Lain-lain
(324.000.000) 16.713.027.572 2.290.402.955 (804.820.084)
9.267.600.224 440.183.493
Jumlah
17.874.610.443
9.707.783.717
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Sifat Hubungan Istimewa - Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan adalah PT Sinar Pantja Djaja, PT Panasia Intertraco, PT Tritama Texindoraya dan PT Novawool. -
PT Panasia Indosyntec Tbk, Abernova Overseas Limited dan Novatex International Limited adalah pemegang saham Perusahaan.
Transaksi -Transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi antara lain: a.
33,65% dan 40,96% dari jumlah penjualan masing-masing pada tahun 2010 dan 200 9, merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 0,19% dan 0,16% dari jumlah aset masingmasing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
b.
62,61% dari jumlah pembelian 2009, merupakan pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut pendapat manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, hutang atas pembelian tersebut dicatat sebagai bagian dari hutang usaha, yang meliputi 7,10% dan 3,00% dari jumlah kewajiban masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
c.
Tanah dan bangunan Perusahaan digunakan sebagai jaminan oleh PT Panasia Indosyntec Tbk untuk pinjaman yang diperoleh dari Bank Rakyat Indonesia (Catatan 6).
d.
Beban Perusahaan yang dibayar terlebih dahulu oleh PT Panasia Indosyntec Tbk sebesar Rp 17.148.689.483 dan Rp 15.626.944.718 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. Pada tanggal neraca, hutang tersebut dicatat sebagai biaya yang masih harus dibayar, yang meliputi 3,.59% dan 2,90% dari jumlah kewajiban.
28
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah e.
21.
Perusahaan juga mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 9.
ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut: 2010 US$
EUR
Ekuivalen dalam Rp
SG$
Aset Kas dan bank Piutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
10.364
-
-
92.491.281
83.614 357.395
-
-
746.173.299 3.189.394.138
Jumlah aset
451.374
-
-
4.028.058.718
987.504
10.387
13
8.938.660.660
20.549.882
-
-
183.387.144.559
9.500.000
-
-
84.778.000.000
31.037.386
10.387
13
277.103.805.219
30.586.012
10.387
13
273.075.746.501
Kewajiban Hutang usaha Hutang bank Hutang lain-lain Hutang pihak hubungan istimewa Jumlah kewajiban Jumlah kewajiban bersih
2009 US$ Aset Kas dan bank Piutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah aset Kewajiban Hutang usaha Hutang bank Hutang lain-lain Hutang pihak hubungan istimewa Jumlah kewajiban Jumlah kewajiban bersih
EUR
205.241
JPY
Ekuivalen dalam Rp
SG$
350 -
-
-
1.853.078
-
-
-
17.939.652.455
2.058.319
350
-
-
19.931.548.206
2.189.263 18.509.377 1.914.225
8.554 -
1.253.700 -
22.407 -
21.603.802.541 ############# 18.531.608.062
9.500.000
-
-
-
91.969.500.000
32.112.865
8.554
1.253.700
22.407
#############
30.054.546
8.204
1.253.700
22.407
#############
29
1.991.895.751
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 22.
RENCANA PERUSAHAAN Pasar uang dan pasar modal global telah mengalami ketidakstabilan sejak bulan September 2008 sampai dengan kwartal pertama 2009 dan sampai saat ini belum sepenuhnya pulih. Hal ini berdampak pada kemampuan pelanggan dalam pengembalian hutangnya pada saat jatuh tempo. Ketidastabilan kondisi ekonomi diperkirakan akan berdampak jauh, baik dalam sector industri maupun dalam sektor riil. Kebijakan pemerintah baikdalam kebijakan fiscal,moneter dan kebijakan lainnya berada diluar kendali perusahaan. Manajemen tetap berhati-hati (prudent) dalam mengelola dan menjalankan operasi Perusahaan dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut: - Restrukturisasi usaha dengan penghentian kegiatan operasional yang biaya ekonomi lebih tinggi, khususnya unit tenun - Mengendalikan operasional unit pemrosesan kain secara bertahap agar dapat mencapai batas optimum titik impas - Mengendalikan operasional unit pemrosesan kain secara bertahap agar dapat mencapai batas optimum titik impas - Rencana diversifikasi agar dapat mencapai keseimbangan untuk memperbaiki kinerja usaha. Pemulihan perekonomian ke kondisi yang sehat dan stabil sangat tergantung pada kebijakan fiskal dan moneter yang terus menerus diupayakan oleh Pemerintah untuk menyehatkan ekonomi - suatu tindakan yang berada diluar kendali Perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak dari masa depan kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan, termasuk dampak mengalirnya dana investor, pelanggan dan pemasok ke dan dari Perusahaan.
23.
PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 28 Oktober 2010.
***** *****
30