Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
PRESEPSI PENGHUNI TERHADAP PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEWA KOMARUDIN, CAKUNG, JAKARTA TIMUR Herlin Mukti1 dan Parino Rahardjo2 1
Jurusan Tenik Perencanaan Wilayah Kota, Universitas Tarumanagara, Jl. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email:
[email protected] 2 Jurusan Tenik Perencanaan Wilayah Kota, Universitas Tarumanagara, Jl. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email:
[email protected] ABSTRAK Rumah Susun Komarudin merupakan Rumah susun yang memiliki sistem sewa dan rata-rata dihuni oleh warga-warga relokasi atau masyarakat berpenghasilan rendah. Rusunawa Komarudin memiliki luas lahan 3,12 ha dan memiliki 6 blok yang terdiri dari 1 gedung setiap blok. Rusunawa Komarudin memiliki masalah dengan pengelolaan yang terlihat dari Kondisi Fisik yang kurang baik. Kondisi Fisik tersebut berada pada Fasad bangunan, unit hunian ruang bersama, sarana dan prasarana. Permasalahan tersebut menandakan bahwa kualitas pengelolaan Rusunawa Komarudin masih kurang optimal. Tujuan penelitian untuk mengetuhui persepsi penghuni terhadap kualitas pengelolaan Rusunawa Komarudin dan mengetahui peran atau adanya partisipasi penghuni terhadap pengelolaan Rusun. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitafif dengan Penelitian ini menggunakan metode deskriftif dan kuntitatif. Instrumen analisis yang digunakan berupa metode desriftif membandingkan kondisi eksisting dengan standar pengelolaan dan metode IPA untuk mengukur presepsi penghuni. Berdasarkan hasil analisis, Rusunawa Komarudin memiliki kualitas pengelolaan yang kurang baik adanya berberapa aspek yang perlu di tingkatkan terutama aspek fisik hasil analisa tersebut berdasarkan presepsi penghuni terhadap kondisi fisik pada unit hunian, ruang bersama, sarana dan prasarana. namun adanya partisipasi penghuni Rusunawa Komarudin berupa kegiatan kerja bakti yang membantu mengelola Lingkungan Rumah susun. Hasil dari penelitian ini berupa kesimpulan terhadap aspek fisik pengelolaan rusun yang dilihat dari presepsi penghuni dan adanya partisipasi penghuni dalam pengelolaan Rusunawa Komarudin. Kata Kunci : Rumah susun, Penghuni, Persepsi, Partisipasi, Pengelolaan
1. Pendahuluan Jakarta adalah Kota yang memiliki magnet yang paling tinggi untuk menarik para masyarakat untuk datang, menetap dan bekerja disana selain peran Jakarta yang merupakan ibu kota indonesia dan kota yang memiliki sistem pergerakan ekonomi yang paling besar di indonesia. Banyaknya orang yang datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan membuat tingkat urbanisasi di Jakarta semakin tinggi. Banyaknya masyarakat yang datang ke Jakarta terdiri dari berbagai macam daerah dengan latar belakang pendidikan berbeda sehingga masyarakat yang datang ke Jakarta sebagian besar adalah masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah atau masyarakat dengan berpenghasilan rendah (MBR). Tingginya urbanisasi menyebabkan tingginya permintaan akan hunian sehingga terjadi keterbatasan lahan di Jakarta. Banyaknya tingkat permintaan hunian dengan keterbatasan lahan membuat perkembangan propeti menjadi meningkat yang membuat banyaknya hunian vertikal yang dibangun di Jakarta baik seperti rumah susun sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Rumah Susun salah satu solusi dalam masalah keterbatasan lahan, kepadatan penduduk yang tinggi dan masyarakat berpenghasilan rendah. Rumah susun menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2011 Tentang Rumah Susun pasal 1 ayat 1 adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara PLG-14
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 fungsional,baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuansatuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Rumah susun terdiri dari 2 macam sistem yaitu Rusunami (rusun yang menggunakan sistem kepemilikan pribadi) dan Rusunawa (rusun yang menggunakan sistem sewa dan sepenuhnya dikelola oleh pemerintah). Pembangunan Rusunawa tersebar ke berbagai wilayah di Jakarta untuk memenuhi permintaan untuk hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan rusunawa pertama kali mulai tahun 1986 sampai tahun ini. Banyaknya Rusunawa yang mulai memiliki umur tua menyebabkan banyaknya permasalahan tentang pengelolaan rusunawa yang membuat para penghuni merasa kurang nyaman dan hunian terlihat kurang layak karena terjadi penurunan kualitas hunian. Pengelolaan terdapat aktivitas utama untuk bersama–sama bekerja sama menuju sasaran yang sama dengan suatu perencanaan yang tepat dan didukung oleh sumber daya yang baik. Penurunan kualitas secara terus menerus disebut dengan proses pengkumuhan atau berubah menjadi kumuh. Kekumuhan terkait dengan kemiskinan baik tempat atau sosial ekonomi penghuni . Skema atau tata cara pengelolaan yang baik dan adanya partisipasi penghuni dalam pengelolaan akan dapat menjaga fungsi fisik bangunan dan hunian tetap layak. Salah Satu Rusunawa yang memiliki masalah dalam pengelolaan adalah Rusunawa Komarudin yang berada di Jalan Komarudin, Cakung, Jakarta Timur. Rusunawa Komarudin dibangun pada tahun 2007 dan selesai tahun 2009 namun pada tahun 2009-2012 rusunawa ini tidak memiliki penghuni sehingga bangunan kurang terwat dan pada tahun 2014 mulai berberapa masyarakat tinggal di rusun tersebut penghuni tersebut rata-rata berasal dari relokasi dari pelebaran jalan atau normalisasi kali. Rusunawa Komarudin memiliki luas lahan 3,2 ha dan memiliki 6 blok rusun. Kualitas hunian rusun dapat diamati dari berberapa aspek-aspek yang diteliti dalam pengelolaan Rusunawa berdasarkan (PP No.4/1988) dan (Vincent Gruis, Sasha Tsenkova, N. Nieboer,2009:15) :Pemanfaatan Fisik (Pemanfaatan ruang hunian dan Lingkungan dari segi perawatan pemeliharaan dan peningkatan kualitas), Administrasi keuangan, Kemampuan Ekonomi Penghuni, Kondisi Sosial Penghuni, Sumber Biaya Pengelolaan, Peranan Badan Pengelola (struktur organisasi, rencana program pengawasan & pendampingan). Untuk menciptakan rumah susun yang layak huni selain kualitas pengelolaan yang baik perlunya presepsi penghuni pada pengelolaan agar pengelolaan lebih optimal dan sesuai dengan kebutuhan penghuni. Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005: 23), “persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian. Selain itu perlunya Partisipasi dari penghuni dalam pengelolaan rusun. Namun Rusunawa Komarudin lebih banyak memiliki masalah pengelolaan pada aspek fisik dibagian ruang bersama, sarana, prasarana dan unit hunian. Permasalahan pada fisik bangunan banyak terjadi pada ruang bersama rumah susun namun juga terdapat ruang pribadi rumah susun atau unit hunian atau kamar penghuni yang mengalami masalah pada bangunan kamarnya. Permasalahan pada pemanfaatan fisik dapat menurunkan kualitas bangunan dan lingkungan rumah susun tersebut. Penurunan kualitas secara terus menerus akan membuat lingkungan rumah susun berubah menjadi kumuh. Kekumuhan tersebut dapat berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi pada penghuni rumah susun tersebut. Untuk mengatasi permasalahan pada penurunan kualitas rumah susun adalah dengan menerapkan tata cara pengelolaan yang baik akan dapat menjaga fungsi fisik bangunan hunian tetap layak dan PLG-15
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Adanya kerjasama antara pengelola dengan partisipasi penghuni dalam pengelolaan rusun. Partisipasi adalah peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil hasil pembangunan (Sumaryadi, 2010: 46). Sehingga penting adanya partisipasi penghuni dalam pengelolaan rusun untuk menciptakan kualitas hunian yang layak. Maka dari itu Tujuan dari penulisan penelitian ini untuk mengetahui kualitas pengelolaan Rusunawa Komarudin pada aspek dan mengetahui adanya partisipasi penghuni dalam pengelolaan rusun sehingga dapat menciptakan kualitas hunian rusun yang layak huni. Dan dapat memberikan manfaat Untuk mendapatkan pola pengelolaan rumah susun dilingkungan perumahan DKI JAKARTA dan Untuk dapat mengukur partisipasi penghuni dalam pengelolaan rusun. Sehingga Penelitian ini akan hanya membahas tentang kualitas pengelolaan Rusunawa Komarudin pada aspek fisik rusun dan adanya partisipasi penghuni dalam pengelolaan Rusunawa Komarudin. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif mengunakan metode deskriftif dengan membandingkan kondisi eksisting dengan standar pengelolaan digunakan untuk menganalisis kualitas pengelolaan Rusunawa Komarudin dan Pendekatan kuantitatif mengunakan metode IPA yang digunakan untuk mengetahui presepsi penghuni terhadap kinerja pengelola. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Rusunawa Komarudin, Cakung, Jakarta Timur. Rusunawa Komarudin berlokasi di Jl. Raya Komarudin, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Pengambilan lokasi penelitian dilihat dari permasalahan pada kualitas pengelolaan kondisi fisik rusun yang cukup buruk.
Gambar 1. Lokasi Penelitian Rusunawa Komarudin Sumber: Sumber: Google maps
PLG-16
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bangunan dan penghuni Rumah Susun Komarudin. Penarikan sampel menggunakan metode sampling. Berikut ini adalah perhitungan untuk pengembilan sampel dari penelitian ini, menggunakan metode slovin : 600 𝑛 = 1+600(0,1)2 = 85,71 = 86 sampel (1) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara, dengan teknik klaster, pada klaster pada setiap tower rumah susun. wawancara terhadap penghuni dilakukan dengan cara acak (random), dengan sebaran responden pada tiap tower. Untuk mengetahui pandangan dan aktifitas warga di lingkungan Rumah Susun Komarudin penulis melakukan wawancara dengan menggunakan narasumber.dan wawancara terhadap penghuni secara acak. Untuk mengetahui proses pengembangan kota, penulis menggunakan narasumber dari pengembang. Tabel 1 Matriks Kesesuaian Tujuan Penelitian dengan Metode yang Digunakan No Tujuan Penelitian Metode yang Digunakan Pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif 1 Mengetahui Kualitas Pengelolaan untuk mengetahui kualitas pengelolaan rusun Rusunawa Komarudin berdasarkan kondisi eksisting Pendekatan kuantitatif dengan analisa IPA untuk 2 Mengetahui Kualitas Pengelolaan mengetahui kualitas pengelolaan rusun berdasarkan Rusunawa Komarudin persepsi penghuni melaluli presepsi penghuni berdasarkan persepsi mengenai kinerja dan tingkat kepentingan penghuni pengelolaan Pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif 3 Mengetahui adanya partisipasi penghuni untuk mengetahui adanya partisipasi penghuni terhadap pengelolaan terhadap pengelolaan Rusunawa Komarudin yang Rusunawa Komarudin dilihat dari kegiatan setiap minggu penghuni 3. Hasil dan Pembahasan Rusunawa komarudin memiliki luas lahan 3,2 ha, terdiri dari 6 blok untuk 6 tower. Setiap tower rusun memiliki 6 lantai dan 100 unit pada setiap tower. Jadi total unit Rusunawa Komarudin adalah 600 unit dengan ukuran unit 30m2. Rusunawa Komarudin memiliki sarana peribadatan yaitu masjid disekitar lingkungan rusun, sarana pendidikan yaitu TK, Sarana Olahraga yaitu lapangan basket, dan sarana kesehatan yang berlokasi dekat dengan lokasi Rusunawa Komarudin, namun Rusunawa Komarudin belum memiliki sarana taman bermain untuk digunakan penghuni dan hanya memanfaatkan lapangan olahraga sebagai taman bermain. Tabel 2 Kualitas Pengelolaan berdasarkan Zona Ruang rusun Zona Hasil Analisa Kualitas Fungsi Kondisi Eksisting Ruang Pengelolaan unit hunian memilki tipe luas 30m2, Kualitas Pengelolaan dalam Kondisi ventilasi udara cukup baik, Unit Hunian Rusunawa kondisi dinding bangunan dengan Komarudin kurang baik, Private Unit Hunian kondisi bangunan kurang baik karena walaupun tanggungjawab kondisi fisik hunian sudah rusak penghuni sebaiknya pengelola sebelum dihuni oleh penghuni dan memberikan solusi namun PLG-17
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Zona Ruang
Fungsi
Kondisi Eksisting pengelola tidak merespon masalah tersebut dari awal dihuni walaupun sekarang unit hunian tanggung jawab penghuni
Semi Publik
Kondisi tangga cukup baik, bersih dan terawat namun terdapat 2 blok rusun yang memiliki kondisi tangga Tangga dengan keramik yang pecah dan terlihat kurang bersih karena seminggu 1x baru dibersihkan Kondisi koridor kurang baik Koridor dan (terdapat berberapa fisik yang rusak), halaman lantai kurang bersih karena pengelola dasar jarang membersihkan. Rusunawa Komarudin memilki tolet umum pada lantai dasar dengan Toilet umum kondisi yang kurang baik karena kotor dan jarang dibersihkan oleh pengelola 1. Rusunawa Komarudin memiliki luas sekitar 30% dari luas total rusun digunakan sebagai ruang terbuka Ruang 2. Ruang terbuka terdiri dari Terbuka lapangan olahraga dan taman obat namun memiliki kondisi yang kurang baik (rusak dan kurang bersih) Sarana 1. Lokasi Rusunawa Komarudin Peribadatan dapat menjangkau fasilitas disekitarnya dalam radius 500m. Sarana 2. Rusunawa Komarudin juga Pendidikan tersedia berbagai sarana penunjang Sarana dengan luas 30% dari luas rusun Kesehatan seperti Sarana peribadatan,Sarana Sarana Pendidikan,Sarana Parkir, Sarana Ekonomi/niaga Niaga (niaga-niaga) 3. Sarana Peribadatatan (musholla) dan pendidikan di dalam rusun memiliki kondisi fisik yang baik dan bersih. Tempat Parkir 4. Sarana Niaga yaitu Toko 20 unit hanya berada di blok E dan kondisinya baik walaupun tidak digunakan oleh penghuni
PLG-18
Hasil Analisa Kualitas Pengelolaan pengelola tidak dapat memberikan solusi terhadap penghuni dalam masalah kerusakan unit hunian
Kualitas pengelolaan Tangga,Koridor dan Toilet umum masih kuang baik karena pengelola jarang melakukan tugasnya terlihat dari kondisi fisik yang kotor dan berberapa fisik sudah rusak
Kualtas Pengelolaan Ruang Terbuka seperti Lapangan masih kurang baik terlihat dari fisik lapangan yang sudah rusak dan kondisi yang kurang bersih
Kualitas pengelolaan pada sarana peribadatan,sarana pendidikan memiliki kondisi yang baik namun untuk kondisi parkir masih kurang baik terlihat dari kondisi parkir yang kotor dan kurang rapi sedangkan sarana niaga masih banyak yang tidak digunakan oleh penghuni walaupun kondisi masih baik
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Zona Ruang
Fungsi
Kantor Pengelola dan kantor RT Pedestrian
Publik
Jalan Lingkungan Rusun
Kondisi Eksisting 5. Sarana parkir memiliki kapasitas 300 unit motor dan mobil tidak ada yg menggunakan karena sebagian penghuni menggunakan kendaraan umum, kondisi parkir kurang rapi dan kurang bersih kantor pengelola dan kantor RT berada di lantai dasar rusun dengan kondisi yang cukup bersih Rusunawa Komarudin tidak memiliki pedestrian di setiap jalan lingkungan rusun Kondisi Jalan lingkungan rusun bersih namun berberapa jalan ada yang sudah rusak karena kurang terawat sehingga dapat mencelakai penghuni yang berjalan di sekitar lingkungan rusun
Hasil Analisa Kualitas Pengelolaan
Kualitas pengelolaan pada Kantor pengelola cukup baik terlihat berish
Kualitas Pengelolaan pada Jalanan Rusun Cukup baik walaupun berberapa jalan masih terdapat kerusakan namun masih dapat digunakan
Prasarana Kondisi air bersih Rusunawa Komarudin pada Sumber air bersih dari PDAM dengan kapasitas 5,500 meter kubik, pembuangan limbah cair melalui plumbing dan selokan dan sistem persampahan diangkut oleh petugas kebersihan setiap 3 hari sekali dan terdapat tempat sampah disetiap lantai rusun, selain itu Rusunawa Komarudn memiliki keamanan 24 jam. Rusunawa Komarudin dibangun pada tahun 2007 dan selesai tahun 2009 namun pada tahun 2009-2012 rusunawa ini tidak memiliki penghuni sehingga bangunan kurang terwat dan pada tahun 2014 mulai berberapa masyarakat tinggal di rusun. Pengelolaan dengan Kualitas yang baik dapat dilihat dari kondisi fisik bangunan disetiap ruang rusun, sarana dan prasarana memiliki kondisi yang baik tidak adanya kerusakan dan kondisi yang bersih. Namun pada kondisi eksisting Rusunawa Komarudin memiliki kondisi fisik yang kurang baik yang dapat dilihat dari kondisi fisik pada unit hunian, ruang bersama, sarana dan prasarana rusun yang kurang baik. Dalam mengukur kualitas pengelolaan rusun baik atau tidak pada aspek fisik dapat dilakukan dengan membandingkan tabel standar pengelolaan rusun dengan kondisi eksisting. Hasil Kualitas pengelolaan Rusunawa Komarudin berdasarkan Zona Ruang rusun dan Prasarana dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 3 Kualitas Pengelolaan berdasarkan Prasarana Rusun Kesimpulan Kualitas No Prasarana Kondisi Eksisting Rusunawa Pengelolaan Rusunawa Komarudin Ruasunawa Komarudin memilki sistem Kualitas pengelolaan dalam Pencahayaan pencahayaan alami yang optimal dengan pencahayaan dan sirkulasi 1 dan sirkulasi pencahayaan yang paling baik yang udara sudah baik karena udara terlihat dari banyaknya ventilasi bukaan di memiliki ventilasi udara yang setiap bangunan hunian cukup
PLG-19
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
No
2
3
4
Prasarana
Kondisi Air Bersih
Kondisi Eksisting Rusunawa 1.Kondisi air bersih Rusunawa Komarudin menggunakan air bersih dari PDAM yang dikeluarkan oleh penghuni tergantung jumlah pemakaiannya. 2.Rusun Komarudin memiliki kapasitas 5500 m/kubik/bulan sedangkan Kebutuhan air bersih penghuni 7.200 m/kubik/bulan sehingga untuk 600 unit kebutuhan 5.500 m/kubik/bulan masih kurang untuk kebutuhan perbulan penghuni Rusunawa Komarudin. 3.Kondisi air bersih tidak berbau dan jernih namun pipa penghubung air bersih berberapa memiliki kondisi yang rusak 1. Rusunawa Komarudin memilki sistem pembuangan limbah cair dengan sistem plumbing yang berada di setiap bangunan rusun yang disalurankan ke setiap selokan di rusun
Sistem Pembuangan Limbah Cair
2. Kondisi pipa-pipa plumbing yang berada di Rusunawa Komarudin kurang terawat yang dapat dilihat dari banyak pipa-pipa yang berlumut karena jarang dibersihkan oleh pengelola dan kondisi berberapa selokan terlihat berlumut karena Jarang dibersihkan oleh pengelola dan penghuni 1. Untuk sistem pembuangan sampah, setiap lantai rusun memilki tempat sampah dengan 2 jenis pemisah sampah yaitu sampah organic dan non organik namun kondisinya tempat sampah di Sistem berberapa lantai sudah tidak lengkap Pembuangan kondisinya. Limbah 2 Rusunawa Komarudin memiliki tempat Padat/ pembuangan sampah sementara/TPS Persampahan yang kondisinya sudah rusak dan sampah berserakan disekitarnya 4. Dinas kebersihan mengangkut sampah selama 3 hari sekali untuk dibuang ke tempat pembuangan terakhir selain itu
PLG-20
Kesimpulan Kualitas Pengelolaan Rusunawa Komarudin
Kualitas pengelolaan pada Kondisi air bersih dari segi kapasitas air masih kurang jika dihitung dari kebutuhan penghuni di Rusunawa Komarudin dan Kondisi pipapipa air bersih masih kurang baik karena berberapa pipa air bersih kondisinya sudah rusak
Kualitas pengelolaan pada sistem pembuangan Limbah cair masih kurang baik terlihat dari plumbing yang berlumut dan selokan yang kotor jarang dibersikan sehingga berlumut dan terkadang tersumbat atau tidak bisa mengalir
Kualitas pengelolaan pada persampahan masih kurang baik karena masih terdapat tempat sampah dan TPS yang rusak selain itu rusun ini belum memiliki sistem pengelolaan sampah daur ulang
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
No
Prasarana
Kondisi Eksisting Rusunawa
Kesimpulan Kualitas Pengelolaan Rusunawa Komarudin
Rusunawa Komarudin belum memiliki sistem pengelolaan sampah daur ulang
Kondisi Jaringan Listrik 5 Kondisi Jaringan Pemadam Kebakaran 6
Rusunawa Komarudin, pasokan listrik 450VA untuk penghuni yang tidak menggunakan AC dan 1300 VA bagi penghuni yang menggunakan AC. Rusunawa Komarudin juga memilki 4 Genset dengan daya 50 KVA. Rusun memilki Peralatan proteksi Kebakaran seperti hydrant system di setiap lantai rusun. Untuk tangga darurat rusun tidak perlu memiliki tangga darurat karena rusun tidak memilki lift pada bangunanya dan hanya menggunakan tangga.
Kualitas pengelolaan Jaringan Listrik sudah baik tidak adanya masalah pada jaringan listrik Kualitas pengelolaan pada Jaringan kebakaransudah cukup baik
Hasil dari analisis kualitas pengelolaan pada aspek fisik dapat diketahui bahwa Kondisi fisik pada bangunan dan lingkungan Rusunawa Komarudin masih memiliki berberapa masalah dalam pengelolaaan fisik baik pada unit hunian, Ruang bersama (tangga,koridor,toilet umum), Sarana Parkir, Sarana Niaga dan Ruang terbuka selain itu masih terdapat prasarana yang memiliki kualitas pengelolaan yang masih kurang baik seperti sistem air bersih, sistem pembuangan limbah cair dan sistem persampahan/limbah padat. Sehingga Rusunawa Komarudin masih perlu ditingkatkan dalam segi pengelolaan fisik bangunan, sarana dan prasarana. Kualitas Pengelolaan dapat dilihat melalui perbandingan kondisi eksisting dan standar yang harus diterapkan namun persepsi penghuni dapat berpengaruh dalam mengukur kinerja pengelolaan yang telah diterapkan oleh rusun sehingga akan lebih jelas dalam menilai kualitas pengelolaan rusun pada kondisi fisik. Selain itu dengan adanya persepsi penghuni pengelola dapat mengetahui hal-hal dalam pengelolaan apa saja yang perlu ditingkatkan dan dipertahankan untuk membuat kualitas hunian yang layak. berikut ini adalah hasil analisa Persepsi Penghuni Terhadap Kinerja dan Kepentingan dari Pengelolaan di Rusunawa Komarudin : Rusunawa Komarudin merupakan salah satu rusun sewa yang berada di Jakarta Timur dan sebagian besar atau sekitar 90% dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah yang berasal dari warga-warga relokasi. Penghuni Rusunawa Komarudin memiliki latar belakang kemampuan ekonomi yang masih rendah yang dilihat dari perbandingan pendapatan dan pengeluaran perbulan, kemampuan ekonomi penghuni rusun masih rendah karena pengeluaran penghuni lebih besar dari pendapatan penghuni perbulan selain itu masih banyak penghuni yang mengalami keterlambatan membayar sewa. Rata-rata penghuni rusun memiliki penghasilan sebesar Rp.1.000.000- Rp.2.000.000/bulan dan pengeluaran sebesar Rp.1.000.000- Rp.2.000.000/bulan. Dan rata-rata 41% penghuni Rusunawa Komarudin memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dan 32% penghuni memiliki pekerjaan sebagai buruh harian lepas. Untuk mengetahui kepuasan penghuni terhadap pengelolaan rusun dapat dilihat dari hasil analisa menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis) yang dilihat dari tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pengelola berdasarkan persepsi penghuni. Berikut ini adalah hasil kuisioner yang diolah menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis) : PLG-21
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Komponen pelayanan pengelolaan Rusun yang diperoleh berdasarkan persepsi penghuni melalui kusioner, maka didapat pembagian komponen-komponen pelayanan dari Pengelola Rusunawa Komarudin yang perlu diperhatikan atau mendapatkan prioritas penanganan. Dimana sumbu X yaitu tingkat kepentingan layanan sedang sumbu Y yaitu tingkat kinerja pelayanan Pengelola, sehingga diperoleh 4 kelompok komponen yang dapat diketahui prioritas penanganannya sebagai berikut:
Keterangan: No Komponen Perawatan dan perbaikan Fasad 1 Dinding Bangunan Perawatan dan perbaikan Langit2 Langit/plafon Ruang bersama Perawatan dan perbaikan lantai 3 koridor bangunan dan ruang bersama Perawatan dan perbaikan 4 Musholla/Masjid Perawatan dan perbaikan Tempat 5 Parkir Perawatan dan perbaikan Lapangan 6 Olahraga Perawatan dan perbaikan Taman 7 Bermain Perawatan dan perbaikan Toko8 Toko 9
No 10 11 12 13 14 15 16 17
Komponen Perawatan dan perbaikan prasarana Air Buangan/limbah Perawatan dan perbaikan prasarana Listrik Perawatan dan perbaikan prasarana Alat Pemadam Kebakaran Perawatan dan perbaikan Jalan Kebersihan tempat pembuangan sampah Keamanan lingkungan rumah susun Media yang digunakan,surat edaran,buku-buku petunjuk frekuensi diadakan penyuluhan
Pemberitahuan info pembayaran tarif sewa rusun dan 18 penyuluhan/pelatihan untuk penghuni Gambar 2 Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Pengelola Rusun Perawatan dan perbaikan prasarana Air Bersih
Dapat dilihat dari diagram kartesius diatas bahwa komponen pelayanan Pengelolaan Rusunawa Komarudin yang terbagi menjadi 4 kuadran, pembagian dari kuadran tersebut sesuai dengan PLG-22
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 (John A. Martilla dan John C. James, dalam buku Importance Performance Analysis Method, 1997: 77-79), berikut penjelasannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Dari diagram kartesius dan tabel diatas maka didapatkan 4 kuadran yang masing-masing terbagi atas pelayanan pengelola yang berada di Rusunawa Komarudin yang memiliki tingkat kinerja dan kepentingan yang berbeda sesuai persepsi penghuni. Berikut penjelasan dari masing-masing kuadran: a. Kuadran A Kuadran A merupakan kuadran yang perlu ditingkatkan karena memiliki Kepentingan yang tinggi namun tingkat Kinerja yang masih rendah sehingga perlu ditingkatkan lagi. Terdapat 6 pelayanan yang harus di tingkatkan oleh Rusunawa Komarudin yaitu Perawatan dan perbaikan fasad Dinding Bangunan, Perawatan dan perbaikan Langit-Langit/plafon Ruang bersama, Perawatan dan perbaikan lantai koridor bangunan dan ruang bersama, Perawatan dan perbaikan Tempat Parkir, Perawatan dan perbaikan Lapangan Olahraga, perawatan dan kebersihan tempat pembuangan sampah. Jika pelayanan tersebut di tingkatkan dari segi kinerjanya maka penghuni pun akan nyaman dan puas terhadap pelayanan pengelola di Rusunawa Komarudin b. Kuadran B Kuadran B merupakan kuadran yang perlu dipertahakan karena memiliki tingkat Kepentingan yang tinggi dan juga tingkat Kinerja yang tinggi. Kondisi pengelolaan yang sudah baik sehingga sudah cukup untuk pelayanan pengelolaan rusun terhadap penguhuni. Terdapat 6 layanan yang sudah baik yaitu Perawatan dan perbaikan Musholla/Masjid, Perawatan dan perbaikan Taman Bermain, Perawatan dan perbaikan Toko-Toko, Perawatan dan perbaikan prasarana Listrik, Perawatan dan perbaikan Jalan dan Keamanan lingkungan rumah susun. c. Kuadran C Kuadran C merupakan kuadran yang diabaikan atau tidak perlu di pertahankan atau pun ditingkatkan karena memiliki tingkat kepentingan yang rendah dan juga tingat kinerja yang rendah sehingga penghuni tidak terlalu memerlukan pelayanan lebih tersebut, terdapat 1 layanan pada kuadran ini yaitu Perawatan dan perbaikan prasarana Alat Pemadam Kebakaran. d. Kuadran D Kuadran D merupakan kuadran yang memiliki pelayanan yang berlebihan atau tidak terlalu penting untuk pelayanannya karena memiliki tingkat Kepentingan yang rendah namun tingkat Kinerjanya sudah tinggi atau baik sehingga pelayanan pada kuadran ini tidak perlu ditingkatkan lagi, terdapat 5 layanan yaitu Perawatan dan perbaikan prasarana Air Bersih, Perawatan dan perbaikan prasarana Air Buangan/limbah, frekuensi diadakan penyuluhan, Media yang digunakan,surat edaran,buku-buku petunjuk dan Pemberitahuan info pembayaran tarif sewa rusun dan penyuluhan/pelatihan untuk penghuni. Jadi Berdasarkan Analisa Persepsi Penghuni terhadap kualitas pengelolaan rusun, kualitas pengelolaan terdapat 6 pelayanan yang harus di tingkatkan oleh Rusunawa Komarudin yaitu Perawatan dan perbaikan fasad Dinding Bangunan, Perawatan dan perbaikan LangitLangit/plafon Ruang bersama, Perawatan dan perbaikan lantai koridor bangunan dan ruang bersama, Perawatan dan perbaikan Tempat Parkir, Perawatan dan perbaikan Lapangan Olahraga, PLG-23
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 perawatan dan kebersihan tempat pembuangan sampah. Jika pelayanan tersebut di tingkatkan dari segi kinerjanya maka penghuni pun akan nyaman dan puas terhadap pelayanan pengelola di Rusunawa Komarudin. Selain kualitas pengelolaan yang harus ditingkatkan juga perlu adanya partisipasi penghuni untuk membuat lingkungan rusun yang nyaman. Kegiatan partisipasi peghuni yang dilakukan di Rusunawa Komarudin yaitu Kerja bakti setiap minggu oleh seluruh penghuni berupa kegiatan bersih-bersih selokan, Ruang bersama, dan Jalanan lingkungan rusun. Namun para penghuni Rusunawa Komarudin masih belum memiliki kegiatan daur ulang sampah. Walaupun begitu Partisipasi dalm kerja bakti penghuni terhadap pengelolaan Rusunawa Komarudin sudah cukup baik. Dengan adanya partisipasi pengelolaan rusun akan lebih baik karena ada kerjasama antara pengelola dan penghuni rusun dalam menjaga kualitas hunian rusun yang layak. 5. Kesimpulan Kualitas Pengelolaan Rusunawa Komarudin berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dengan standar pengelolaan, rusun memiliki kualitas yang masih kurang baik karena terdapat berberapa fisik bangunan yang kurang terawat pada unit hunian, ruang bersama dan sarana yaitu sarana olahraga dan tempat parkir, selain itu masih juga terdapat kualitas pengelolaan sampah yang masih kurang baik karena tidak adanya sistem daur ulang, Kondisi pembuangan air limbah yang kurang baik karena terdapat berberapa selokan yang masih kotor dan tersumbat. Sedangkan berdasarkan presepsi penghuni mengenai kualitas pengelolaan fisik rusun terdapat berberapa Kinerja pengelolaan fisik yang sangat perlu ditingkatkan terlebih dahulu. Kinerja pengelola Rusunawa Komarudin yang harus ditingkatkan terlebih dahulu berdasarkan perbandingan analisis presepsi penghuni dan analisis kepuasan penghuni dalam hasil IPA yaitu : 1. perawatan, kebersihan dan perbaikan pada dinding fasad bangunan 2. perawatan, kebersihan dan perbaikan pada langit-lagit & lantai pada ruang bersama 3. perawatan, kebersihan dan perbaikan pada Lapangan Olahraga 4. perawatan, kebersihan dan perbaikan pada Tempat Parkir 5. perawatan dan kebersihan pada Sistem persampahan Dengan adanya presepsi penghuni pengelolaan rusun akan menjadi lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan/kepentingan para penghuni rusun. Selain itu adanya partisipasi penghuni Rusunawa Komarudin dalam pengelolaan rusun akan membuat pengelolaan rusun lebih mudah ditangani dan penghuni akan lebih mengetahui pentingnya menjaga lingkungan hunian sendiri untuk membuat lingkungan hunian menjadi nyaman dan layak huni sehingga Rusunawa Komarudin akan menjadi berkelanjutan. Ucapan Terima Kasih Terima kasih juga, Dinas Perumahan DKI Jakarta dan UPPRS Wilayah III Jakarta Timur yang menyediakan data sekunder, Seluruh Petugas Pengelola Lapangan di Rusunawa Komarudin yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini dan juga membantu dalam memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Gruis,Vincent, Sasha Tsenkova, dan N. Nieboe.(2009). “Management of Privatised Social Housing_ International Policies and Practice (Real Estate Issues)”. USA. Wiley Blackwell. Jalaludin, Rakhmat (2007). Presepsi dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. John A. Martilla and John C. James, “Importance-Performance Analysis” (Journal of Marketing, PLG-24
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 January, 1977) pp. 77 – 79 Suharman. (2005). Psikologi Kognitif, Srikandi, Surabaya. Sumaryadi, Nyoman. (2010). Sosiologi Pemerintahan. Penerbit: Ghalia Indonesia, Bogor. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun. Permenpera No.14/2007 tentang pengelolaan rumah susun sederhana sewa.
PLG-25