Bahan Diskusi Kelas AIK III
PRESEPSI KARYAWAN UMM PADA GERAKAN MUHAMMADIYAH Oleh Kelompok II: Dhea Apsari(201410070311093), Osi Herlina (201410070311099), Hesty Nur Wijayati (201410070311100), Diko Pristiwanto (201410070311104) 5) dan Wiwik Pratiwi (2014100703092)
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan oleh K.H.A Dahlan pada tanggal 8 dzulhijah 1330 atau 18 November 1912 di Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama oleh pedirinya karena dengan nama itu berharap bisa meniru segala jejak perjuangan dan pengabdian nabi Muhammad SAW. Faktor-faktor yang turut melahirkan gerakan Muhammadiyah kala itu memang sangat komplek. Sedikitnya ada dua faktor yang ikut berpengaruh dalam menjelaskan lahirnya Muhammadiyah. Pertama, faktor internal bahwa kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah respons terhadap tantangan ideologis yang telah berlangsung lama dalam masyarakat jawa. Dalam masyarakat Jawa, kondisi kehidupan keagamaan umat Islam secara historis dipengaruhi oleh budaya keagamaan sebelumnya. Agama Hindu dan Budha adalah warisan budaya yang sangat kuat di masyarakat jawa. Prilaku keagamaan jawa, khususnya di daerah pedalaman masih kental dengan budaya sinkritisme, yakni pencampur adukan dari berbagai unsur nilai agama. Lebih-lebih, ada sebagian masyarakat jawa masih memistikkan sesuatu (tahayyul dan khurafat) yang dianggap memiliki kekuatan supranatual. Di samping itu, sebagain umat Islam juga sering menambahnambahi dalam masalah ibadah atau yang disebut bid’ah, yakni praktek 1
keagamaan yang tidak ada dasarnya yang jelas baik dari alquran maupun as-sunnah. Keyakinan inilah yang membuat Muhammadiyah benar-benar tertantang untuk melakukan pemahaman keagamaan yang lurus dan benar sesuai doktrin Islam yang sesungguhnya. Kedua,
faktor
eksternal
bahwa
kelahiran
Muhammadiyah
didorong oleh tersebarnya pembaharuan Timur Tengah ke Indonesia pada tahun-tahun pertama abad 20. Seperti kita ketahui, bahwa Islam pasca jatuhnya Bagdad pada abad 13 Umat Islam mengalami kemunduran dalam berbagai persoalan. Sehingga baru pada abad 19 umat Islam mulai ada gagasan baru yang agak menggembirakan. Meskipun abad 13, ada seorang tokoh Ibnu Taimiyah dan Ibnu Jauziyah sebagai tokoh peletak dasar ide pembaharuan, tetapi hasilnya pun juga belum signifikan. Baru mulai abad 19 tokoh-tokoh pembaharu mulai melakukan pembenahan dibidang keagamaan dan pemikiran. Seperti Muhamad ibn Abd al-wahab, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh yang kemudian dilanjutkan oleh murid-murid mereka. Semua gagasan dan ide yang dicetuskan para tokoh
pembaharu
tersebut
lambat
laum
ikut
mempengaruhi
perkembangaan keagamaan dipenjuru dunia, termasuk wilayah Indonesia. Sementara itu ada faktor lain yang juga lebih penting yang ikut memainkan peran dalam mendukung kelahiran Muhammadiyah, faktor ini tidak sering disebut oleh para sarjana, yaitu penetrasi dalam misi Kristen di negara ini serta pengaruh besar yang telah ditimbulkannya. Meskipun oleh para sarjana dianggap tidak penting, harus tetap diakui bahwa faktor ini merupakan yang terpenting dari semua faktor yang telah mendorong KH. A. Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912 M. Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan 2
wahana dakwah Islamiyah. Dakwah dalam pengertian ini juga merupakan hasil dari telaah dan pendalaman KHA. Dahlan terhadap firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 104. Bahkan ayat ini merupakan khittah dan langkah strategis dasar perjuangannya, yaitu mengajak, menyeru kepada Islam dan mengajak kepada yang makruf dan mencegah perbuatan yang mungkar. A. Mukti Ali mengungkapkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi
dzuwujuh
(multi
dimensi),
karena
kegiatan-kegiatan
Muhammadiyah hampir meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Di samping itu, Muhammadiyah Muhammadiyah sampai saat sekarang masih tetap eksis dan tetap berkembang. Selama ini Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan modern yang telah melakukan perubahan dalam kehidupan keagamaan, sosial, budaya, dan politik. Selain itu, tajdid dalam pandangan Muhammadiyah merupakan salah satu bentuk implementasi nilai ajaran Islam setelah meninggalnya Nabi. Munculnya Gerakan tajdid sebagai jawaban terhadap tantangan kemunduran yang dialami dan atau tantangan terhadap kemajuan oleh kaum muslimin. Juga didasarkan pada landasan teologis yang menyebutkan perlunya pembaruan setiap seratus tahun. Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan, cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat Id dan pelaksanaan kurba dan sebagainya. Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi (purification) dan tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation). Dalam hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, maka
3
Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan Gerakan Reformasi. Dalam Muhammadiyah, purifikasi adalah gerakan pembaruan untuk memurnikan agama dari syirk yang pada dasarnya merupakan rasionalisasi yang berhubungan dengan ide mengenai transformasi sosial dari masyarakat agraris ke masyarakat industrial, atau masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Pemberantasan TBC (Takhayul, Bid’ah dan Churafat) merupakan respon konkrit Muhammadiyah terhadap Budaya setempat yang dianggap menyimpang dari aturan aqidah Islamiyah. Muhammadiyah juga melakukan pembaharuan, yaitu pembaharuan dalam pemahaman dan pengamalan Al-Qur an dan As-Sunnah. Pembaharuan yang dimaksud di sini bukan bukan memperbaharui substansi, tetapi memperbaharui metode pemahaman dan pengamalan. Indonesia banyak dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam yang hampir merata di setiap wilayah dari sabang sampai Merauke. Penyebaran Islam di Indonesia sempat terkendala atau terusik oleh penjajahan yang berniat pula untuk penetrasi agama selain untuk menguasai SDA, SDM Indonesia. Penetrasi agama yang dibawah oleh penjaja khususnya Belanda yaitu keagamaan Kristen yang biasa di sebut dalam upayanya, kristenisasi, hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari yang mengatakan bahwa penjajahan Indonesia yidak hanya eksploitasi SDA namun juga SDM yang bermula dari pengkristenisasi dengn penetrasi menyebar oleh para missionaris yang mempelajari kebudayaan dan adat istiadat Indonesia. Namun pada akhirnya meskipun terdapat suatu permasalahan penghalang Islam menyebar, tetap saja Islam menjadi agama paling pengaruh di masyarakat sehingga sampai sekarang ini (abad..) Islam berkembang di Indonesia. Tentunya tidak terlepas dari adanya peran serta masyarakat dalam mendalami dan menyebar luaskan Islam agar benarbenar tertanam di sanubari masyarakat yang salah satunya dengan adanya keaktifan gerakan-gerakan Islam.
4
Gerakan-gerakan Islam di Indonesia banyak sekali ragam seiring berkembangnya jaman. Salah satu gerakan Islam yang banyak dikenal sebagai gerakan dakwah Islam pemurnian yang memiliki eksistensi modern yaitu gerakan Muhammadiyah. Salah satu gerakan besar di Indonesia yang banyak dikenal dan diketahui karena peran serta di masyarakat yang juga tinggi serta nampak oleh mata. Banayak sekali instansi-instansi yang dibuat oleh Muhammadiyah salah satunya yaitu instansi belajar, berupa universitas. Salah satu Universitas Muhammadiyah yang banyak diketahui yaitu UMM (Universitas Muhammadiyah Malang). Di tinjau dari segi karyawan yang bekerja di instansi tersebut, telah merata pengetahuan mngenai
apa
itu
gerakan
Muhammadiyah,
baik
dari
anggota
Muhammadiyah asli atau pun bukan. Mereka memiliki presepsi yang tidak jauh berbeda namun benar-benar mengerti bahwasannya gerakan Muhammadiyah merupakan gerakan asli Islam yang outentik. Ditinjau dari presepsi karyawan mengenai gerakan Muhammadiyah bahwa gerakan Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang murni, sebuah gerakan untuk pemurnian Islam dengan berkendara menggunakan seni budaya, dakwah dan organisasi. Hal tersebut dapat dijadikan oleh mereka sebagai presepsi karena keberhasilan reformasi Islam secara fisik berdasar pada pembaharuan Islam dari masa ke masa, meliputi layanan pendidikan, fasilitas pelayanan sosial, serta sarana prasarana fisik lain yang sudah terwujud. Pembaharuan Islam disini bukan merubah namun mengembalikan lagi Islam yang murni dan outentik. Dasar adanya gerakan Muhammadiyah tidak terlepas dari para pendahulu sebelum Islam memasuki Indonesia dan saat Islam memasuki Indonesia. Bahwasannya keberadaan agama lain yang masih menganut animisme dan dinamisme turut larut dalam Islamisasi ke Indonesia, sehingga hal tersebut membuat adanya campur adat istiadat pendahulu ke Islam. Sehubungan hal tersebtu tahun 1912 dibuatlah gerakan pemurnian Islam dengan meniadakan adat istiadat daerah dan mengganti menggunakan kebudayaan yang dapat mengembalikan Islam yang murni. Adat merupakan hal yang di anggap tabu karena berasal dari warga 5
masyarakay sendiri yang memang di ada kan tanpa adanya bukti ilmiah sedangkan budaya merupakan hal-hal baik yang berdasar pada norma dan etika serta rasa yang memang sudah terbukti ilmiah. Diperkuat pula oleh bebrapa pendapat para ilmuan, Pasha dan Durban (2002) dalam Padmo (2007), gerakan Muhammadiyah merupakan fenomena suatu lingkungan kultural sosial yang mendorong untuk berbuat dan bertindak didalammnya pada suatu zaman. Hal tersebut membuktikan bahwa memang suatu pembaharuan yang nyata adanya pengaruh besar di lingkungan, berupa bukti fisik nyata yang bisa dilihat dan dirasakan. Adapun cara gerakan Muhammadiyah menyebarkan gerakannya yaitu melaui seni, dakwah, dan organisasi. Muhammadiyah terkenal dengan gerakan yang tanpa banyak keramaian didalamnya, dalam artian tidak banyak bentuk kegiatan yang mengundang keramaian seperti yang sudah ada contohnya di gerakan Islam lain, sehingga cenderung sepi. Hal tersebut dibuat sedemikian rupa dikarenakan takut bahwasannya hal-hal yang dilakukan bukan asli Islam sehingga lebih untuk membatasi diri dengan tidak melakukan hal yang di anggap berlebihan. Islam yang murni memasuki Indonesia saat telah terjadi suatu penyatuan kultur adat dari negara lain yaitu negara penganut hindu buddha dengan cara berdagang, singgah, mendirikan kerajaan-kerajaan dan lain sebagainya. Sehingga sempat terjadi kelarutan kultur adat yang menyertai Islamisasi. Islamisasi pun
diperbaharui
untuk
memurnikan
kembali
dengan
gerakan
Muhammadyah sehingga terkesan terjadi perubahan dalam islam. Nemun yang sebenarnya merupakan pengembalian jati diri Islam agar islam tidak berubah dan tetap otentik dengan membuang hal-hal yang tidak Islam. Dari yang murni Islam namun dengan diiringi kelarutan adat hingga menjadi Islam murni outentik, hal tersebutlah banyak yang beranggapan terjadinya perubahan dari pembaharuan. Sebuah perubahan yang dirasa indah, sebuah penciptaan yang baik, bernilai indah sehingga disebut dengan seni budaya Muhammadiyah. Dimana seni merupakan suatu hal yang memiliki nilai indah, estetika atau hal dari yang tidak bernilai, berdaya tarik menjadi
6
meiliki daya tarik, jika di Muhammadiyah yaitu daya tarik minat utnuk didalami lebih dalam untuk mendapatkan Islam murni. Seni Muhammadiyah bukan daam hal yang tersurat namun tersirat dengan kenapakan fisik nyata berupa dakwah. Dakwah terhadap masyarakat meliputi sektor pendidikan dengan didirikannya sekolahsekolah berbasis Islam, didirikan taman pendidikan Al-Qur’an dan pengajian rutin serta tabligh akbar. Disektor
kesehatan dengan
didirikannya balai pengobatan, serta diwujudkannya dalam fasilitas umum di berbagai bidang lainnya. Semua sektor di berbagai bidang telah diwujudkan di berbagai wilayah, baik wilayah yang maju sampai tang terpelosok. Diantaranya seperti di daerah Eromoko, Wonogiri, telah didirikan berbagai fasilitas umum seperti sekolah-sekolah, balai kesehatan, taman belajar Al-Qur’an dan diadakan olahraga tapak suci dihalaman setempat oleh PCM daerah (Atmaja, 2016). Muhammadiyah bukanlah sebagai gerakan sosial-keagamaan yang biasa, tetapi sebagai gerakan islam. Selain terkena hukum pergerakan, Muhammadiyah dalam gerakannya terkait dengan islam. Bergerak bukan asal bergerak, harus selalu dilandasi, dibingkai, dan diarahkan dengan islam. Islam bukan sekedar asas formal, tetapi menjiwai, melandasi, mendasari, mengkerangkai, memengaruhi, menggerakkan, dan menjadi pusat orientasi dan tujuan. Melalui pergerakan inilah, Muhammadiyah membawa sebuah perubahan atau pembaharuan dalam Islam serta memberikan warna baru dalam Islam. Gerakan inilah yang menjadikan Muhammadiyah sebagai salah satu badan dakwah yang berpengaruh cukup besar dalam Islam. Sebagai gerakan yang mampu merubah aspek ekonomi, sosial, bahkan pendidikan. Tidak jarang, persepsi beberapa karyawan yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang berperan dan ikut memajukan Islam terutama di Indonesia. Melalui Pendidikan bahkan sosial dalam lingkup masyarakat. Berdasarkan hasil informasi mengenai persepsi Muhammadiyah menurut karyawan yaitu kebanyakan mengakatan bahwa mereka lahir dari
7
keluarga muhammadiyah dimana kebanyakan mereka sendiri termasuk Muhammadiyah, Muhammadiyah menurut mereka merupkan suatu organisasi yang mengajarkan agama islam melalui dengan berbagai aspek untuk menyampaikan ajarannya sesuai apa yang diajarkan didalam alQur’an dan hadis. Khususnya tentang hajinya K.H Ahmad Dahlan ketanah suci dan tinggal disana untuk studi Islam beberapa tahun, menjadikan beliau terbiasa dengan ide pembaharuan. Pengamatan langsung terhadap daerah pusat Islam, yaitu Mekah, akhirnya mendorong K.H Ahmad Dahlan untuk mendirikan gerakan pembaharuan Islam Indonesia, yaitu Muhammadiyah. Secara umum ciri suatu gerakan keagamaan terletak motivasi utama yang mendorong munculnya pergerakan melaluidiripemimpinnya. Gerakan Islam yang bercorak pembaharuan pada umumnya akan selalu menyatakan bahwa sumber utama motivasi adalah pemahaman. Muhammadiyah, jika dilihat dari upaya penyebaran dakwahnya, mengalami berbagai bentuk hambatan yang mungkin terjadi bahkan sulit untuk ditanggulangi. Seperti prinsip-prinsip kultural yang ada pada masyarakat, pendidikan,
pandangan
politik,
hingga
perbedaan madzhab dalam beragamaakan menjadi sebuah hambatan yang sulit untuk segera cepat diatasi karena batas-batas geografis dan global media, yang menurut sebagian pengikut Muhammadiyah dianggap sebagai membuat khurafat sosial,
zalim,
dan
menyuburkan
budaya-budaya
kekerasan. Muhammadiyah, dalam kehidupan beragama, tetap konsisten dalam gerakan Islam moderat yaitu dengan memperkenalkan Islam sebagai agama yang indah dan cinta damai. Pada bidang sosial, Muhammadiyah tetap mempertahankan tradisi pantia suhan, dengan harapan anak-anak yang dibina di panti asuhan akan menjadi kader-kader potensial selanjutnya. Bidang ekonomi, Muhammadiyah memiliki cukup banyak amal usaha dalam berbagai bidang. Begitu pula dalam bidang pendidikan, sejarah
telah
membuktikanbahwaMuhammadiyah
telahmendirikan
lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. 8
Saat ini Muhammadiyah makin dewasa dan arif dalam menyikapi tuntutan umat. Itulah sebabnya mengapa setiap lima tahun sekali diadakan muktamar
Muhammadiyah
sebagai
wahana
mempertemukan
dan
mempersatukan pemikiran-pemikiran yang berkembang di masyarakat terutama warga Muhammadiyah. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan, oleh M. Syamsuddin dikatakan sebagai organisasi yang demikian
hidmat
dalam
masalah
amal
(perbuatannyata)
seperti
membangun sekolah, rumah sakit, panti asuhan, sehinggaagak kurang memberikan perhatian serius pada pembaruan pemikiran (tajdid), sebagai sebuah konsekuensi dari organisasi yang berusaha menterjemahkan tesistesis pembaruan pemikiran yang telah mendahuluinya. Dari sana Muhammadiyah akhirnya (a)Terpusat perhatiannya pada amal dakwah, sehingga kurang perhatiannya pada perkembangan pemikiran, (b) Kegersangan intelektual, sebagai refleksi atas tesis-tesis pembaruan pemikiran yang pernah muncul atau sebagai evaluasi terhadap amal dakwah yang diselenggarakan, (c) Membawa amal dakwah Muhammadiyah berlangsung dalam rutinitas danberada di luar ide dasar penyelenggaraan, (d) Kurang efektifnya Muhammadiyah sebagai gerakan reformasi (pembaru) Islam. (Humaidi, 2000).
9
DAFTAR PUSTAKA Amien, Saiful. 2015. Al –Islam –Kemuhammadiyahan III. Malang. UMM Press Fachrudin, fuad. 2006. Agama dan Pendidikan Demokrasi. Jakarta: Pustaka Alvabet Rosyadi, imron. 2013. Corak Pembaharuan Muhammadiyah Purifikasi dan Dinamisasi. Tajdida, Vl 11 (2) Tatapangarsa, Humaidi, H, Drs. 2000. Pembaharuan Islam Konsep, Pemikiran, dan Gerakan. Malang: Bagian Pengajaran AIK UMM.
10